pengaruh arus kas operasi terhadap likuiditas pada pt aneka tambang tbk
TRANSCRIPT
PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP LIKUIDITAS PADA PT.ANEKA TAMBANG Tbk
Oleh
Rifka Adelia 1111082000010 08569977783
Arif Widodo 1111082000037 083869742186
TEORI EKONOMI MIKRO
Dosen Pembimbing
Tony S. Chendrawan , ST , SE , M.Si
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influence of operating cash flow to liquidity at PT.ANEKA TAMBANG Tbk. In
general, the first concern of the analysis is the liquidity of the company's financial performance. This analysis illustrates the ability of
companies to paid short term liabilities of the company. Low liquidity may cause the company suffered many losses.Operating cash flow
could offer information about financial sctructure in the company such as liquidity. Operating cash flow is useful for evaluated the
liquidity of the company in the future.
. The research method using technique of statistic is Linier Regression Analysis and Hypothesis Test, which helped by SPSS 19.00
for Windows program. According to research result, indicate that influence between operating cash flow and liquidity level its so low .
The influence degree is just 35,6% and the rest is influenced by other factors on 64,4%. The result from t test hypothesis shows
tcalculations=1,228 while ttable= 2,776 According to the result of t test, tcalculations<ttable which mean H0 Aceppted. Operating cah flow is not
significant with liquidity but this variable have affected each other although is low level.
Key words : Operating Cash flow , Liquidity
I. PENDAHULUAN
Tujuan utama dari manajemen perusahaan adalah
memaksimalkan nilai perusahaan. Untuk mencapai tujuan ini,
perusahaan harus memanfaatkan keunggulan dari kekuatan
perusahaan dan secara terus menerus memperbaiki kelemahan –
kelemahan yang ada. Analisis laporan keuangan mencakup
perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam
industri yang sama. Kinerja merupakan salah satu faktor penting
yang menunjukkan faktor efektifitas dan efisiensi suatu
perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya. Penilaian kinerja
dimaksudkan untuk menilai keberhasilan suatu organisasi.
Penurunan kinerja secara terus menerus dapat menyebabkan
terjadi nya financial distress yaitu keadaan yang sangat sulit
bahkan dapat dikatakan mendekati kebangkrutan. Ada berbagai
macam indikator untuk melihat bagaimana kinerja keuangan
dari suatu perusahaan. Sehingga perusahaan dapat di katakan
sehat dan investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan tersebut. Salah satu indikator tersebut adalah dengan
melihat tingkat likuiditas perusahaan.
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknyasebelum masa jatuh temponya tiba.
Untuk melihat tingkat likuiditas perusahaan dapat dilakukan
dengan cara Quick Ratio yaitu perbandingan antara (aktiva
lancar – persediaan) dengan hutang lancar.. Pada PT. Aneka
Tambang Tbk tingkat likuidasi tahun pada 2007-2011 dapat
dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1.1
Tingkat Likuiditas PT.Aneka Tambang Tbk 2007-2011
Sumber: www.IDX.co.id
Pada tabel 1.1 terlihat tingkat likuiditas PT. Aneka
Tambang Tbk mengalami fluktuasi yang cenderung menurun
yaitu pada tahun 2009 dan 2010. Pada tahun 2011 terlihat
peningkatan yang tajam dari 324,18% menjadi 867% atau naik
67,44%. Sehingga Tingkat likuiditas tertinggi pada tahun 2011
sedangkan titik terendah berada di tahun 2010. Sejauh ini PT
Aneka tambang masih mampu untuk membayar kewajibannya
kepada kreditor. Dalam melihat tingkat likuiditas perusahaan
Tahun Tingkat
Likuiditas (%)
2007 370,11
2008 609,97
2009 551,02
2010 324,18
2011 867
juga memerlukan informasi tentang arus kas. Khususnya arus
kas yang berasal dari operasi perusahaan. Karena dari aliran kas
ini dapat diketahui kebutuhan untuk operasi perusahaan dari
sumber penerimanya. Arus kasberguna bagi manajer keuangan
investor dan kreditor. Bagi manajer perusahaan arus kas berguna
untuk memprediksikan kebutuhan di masa yang akan datang
atau mengalokasikan dana untuk` investasi sedangkan bagi
investor dan kreditor keberadaan laporan arus kas berguna untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau
mengembalikannya. Adapun arus kas operasi pada PT. Aneka
Tambang Tbk periode 2007-2011 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini
Tabel 1.2
Arus Kas Operasi PT.Aneka Tambang Tbk 2007-2011
Sumber: www.IDX.co.id
Pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa arus kas operasi
PT.Aneka Tambang Tbk tidak dalam kondisi yang baik karena
cenderung menurun pada tahun 2008 dan 2009 dan kembali
mengalami penurunan pada tahun 2011. Titik tertinggi berada
pada tahun 2007 sedangkan titik terendah berada pada tahun
2009 . penurunan yang terjadi pada arus kas operasi PT.Aneka
Tambang Tbk disebabkan oleh penerimaan kas mengalami
penurunan dari tahun ke tahun sedangkan pengeluaran kas
mengalami kenaikan salah satunya adalah pembayaran ke
pemasok. Pada tahun 2010 arus kas mengalami peningkatan
tetapi tingkat likuiditas menurun hal ini terjadi karena
perusahaan kurang mampu mengelola aktiva lancar menjadi kas
yang dapat membayar kewajiban jangka pendek perusahaan. Ini
akan menjadi catatan bagi PT.Antam Tbk agar penurunan
seperti ini tidak terjadi di kemudian hari. Arus kas operasi
merupakan aktiva yang paling likuid serta menawarkan
likuiditas bagi perusahaan, sebab arus kas operasi dapat
membantu para pengguna laporan keuangan menilai likuiditas,
dimana likuiditas merupakan kedekatan aktiva dan kewajiban
pada arus kas operasi. Arus kas operasi dapat memberikan
informasi tentang perubahan struktur keuangan salah satunya
likuiditas. Likuiditas yang rendah dapat menyebabkan
perusahaan mengalami kerugian karena perusahaan kurang
mampu untuk membayar kewajiban kepada kreditor. Sehingga
di khawatirkan kreditor tidak meminjamkan dananya lagi pada
perusahaan yang mengakibatkan kegiatan perusahaan dapat
terhambat. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik
untuk membahas tentang “Pengaruh Arus Kas operasi Terhadap
Likuiditas PT.Aneka Tambang Tbk”
II. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Hubungan Arus Kas operasi terhadap Likuiditas
Tingkat likuiditas dijadikan sebagai salah satu ukuran
mengenai kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan yang
tingkat likuiditas tinggi berarti perusahaan tersebut mempunyai
kemampuan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya
kepada kreditor. Untuk menilai tingkat likuiditas suatu
perusahaan dapat dilihat pada laporan arus kas khusunya arus
kas operasi. Menurut (Darsono dan Ashari,2005;89). Kas
merupakan aktiva paling likuid Sehingga semakin besar jumlah
kas dimiliki oleh suatu perusahaan maka akan tinggi pula
tingkat likuiditasnya. (Munawir, 2007;158). Hubungan Arus
Kas Operasi dan Likuiditas menurut John J. Wild dalam
bukunya ”Financial Statement Analysis” (2005:17) sebagai
berikut: ”Arus kas dari operasi meliputi elemen pendanaan serta
bermanfaat untuk evaluasi dan proyeksi likuiditas jangka pendek
maupun solvabilitas jangka panjang”. Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kas dapat memberikan informasi tentang
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan kondisi likuiditas
perusahaan di masa yang akan datang. Besar kecilnya arus kas
suatu perusahaan dapat mempengaruhi kemampuan untuk
membayar hutang-hutang yang harus segera dipenuhi. Untuk
menjaga tingkat likuiditas suatu perusahaan maka perlu dibuat
perkiraan atau estimasi mangenai aliran kas atau arus kas di
dalam perusahaan.
2.2 Arus Kas Operasi
Menurut Sofyan Safri Harahap (2001;257) Arus kas
adalah suatu laporan yang memberikan informasi yang relevan
tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada
periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi pada
kegiatan operasional, pembiayaan, dan pendanaan. Informasi
yang berada dalam laporan arus kas dapat memberikan
gambaran untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam
mengahasilkan laba dan arus kas di masa depan. Aktivitas
Dalam Laporan Arus Kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia
dalam bukunya ”Standar Akuntansi Keuangan” (2007:2.2)
sebagai berikut:
1. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama
pendapatan perusahaan (principal revenue-producing
activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
2. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva
jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk
setara kas.
3.Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan
pinjaman perusahaan”.
Sedangkan Aktivitas Dalam Laporan Arus Kas menurut John J.
Wild dalam bukunya ”Financial Statement Analysis” (2005:5)
sebagai berikut:
1. Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan yang
terkait dengan laba.
2. Aktivitas investasi merupakan cara untuk memperoleh
dan menghentikan aktiva nonkas (dan aktiva setara nonkas).
3. Aktivitas pendanaan merupakan cara untuk
mendistribusikan, menarik, dan mendapatkan dana untuk
mendukung aktivitas bisnis”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas operasi adalah
kas yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan yang meliputi
transaksi pendapatan dan pengeluaran dari penjualan produk
atau pemberian jasa layanan. Arus kas yang berasal dari
kegiatan operasi merupakan indikator utama dari hasil yang
diperoleh perusahaan dari kegiataan utamanya apakah
perusahaan dapat menghasilkan arus kas bersih dari aktivitas
operasinya selama periode tertentu Laporan arus kas berguna
Tahun Arus Kas Operasi
(Rp)
Perkembangan
(Rp) %
2007 6.182.805.905 - -
2008 3.059.017.263 -3.123.788.642 -50,52
2009 995.409.694 -2.063.607.569 -67,4
2010 1.953.097.857 957.688.163 96,2
2011 1.567.957.001 -385.140.856 -19,7
bagi investor dan kreditor yang akan menanamkan modalnya
atau meminjamkan dana ke perusahaan tersebut.
2.3 Likuiditas
Lukman Syamsudin (2007:41) menjelaskan bahwa
Likuiditas merupakan indikator mengenai kemampuan
perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka
pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva
lancar yang tersedia.Likuiditas tidak hanya berkaitan dengan
keadan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan
dengan kemampuannya untuk mengubah aktiva lancar tertentu
menjadi uang kas. Sedangkan Likuiditas menurut Sofyan Syafri
Harahap dalam bukunya “Analisis Kritis Atas Laporan
Keuangan” (2007:27) sebagai berikut Likuiditas
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban jangka pendeknya. Dalam mengukur tingkat
likuiditas suatu perusahaan ada tiga cara yang dapat dilakukan
yaitu melalui yaitu rasio kas (cash ratio), rasio lancar (current
ratio) dan acid test ratio atau quick ratio.
a. cash Ratio ,Cash ratio dirancang untuk mengukur
seberapa baik perusahaan dapat memenuhi kewajibannya, tanpa
tergantung pada piutang dan persediaannya. Cara
menghitungnya adalah cash ditambah dengan marketable
securities dibagi current liabilities. Dalam cash ratio tidak semua
elemen modal aktiva lancar dibandingkan dengan hutang lancar,
melainkan hanya mengambil beberapa elemen saja dari aktiva
lancar yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi, yaitu kas
dan surat berharga
b. Current Ratio, dapat ditentukan dengan jalan
membandingkan antara current assets (aktiva lancar) dengan
current liabilities (hutang lancar).Current ratio ini menunjukkan
tingkat keamanan kreditor jangka pendek atau kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya. Semakin tinggi
current ratio akan semakin baik.
c. Acid test Ratio , Rasio ini juga sering disebut sebagai
Quick Ratio yaitu perbandingan antara (aktiva lancar –
persediaan) dengan hutang lancar. Ratio ini hampir sama dengan
current ratio hanya saja jumlah persediaan (inventory) sebagai
salah satu komponen aktiva lancar harus dikeluarkan. Alasan
yang melatarbelakangi hal tersebut karena persediaan
merupakan komponen aktiva lancar yang paling tidak likuid
atau sulit untuk diuangkan dengan segera tanpa menurunkan
nilainya, sememtara dengan acid test ratio dimaksudkan untuk
membandingkan aktiva yang lebih lancar (Quick Asset) dengan
utang lancar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa likuiditas
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi dan
berkaitan dengan masalah kepercayaan kreditor jangka pendek
terhadap perusahaan. Artinya semakin tinggi likuiditas semakin
percaya para kreditor terhadap perusahaan. Sehingga kreditor
akan meminjamkan dananya pada perusahaan tersebut. Suatu
perusahaan dikatakan likuid jika perusahaan tersebut
mempunyai kekuatan membayar yang besar sehingga mampu
memenuhi segala kewajiban finansialnya yang harus segera
dipenuhi.
2.4 Teori Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan mengenai satu
atau lebih populasi. Benar atau salah suatu hipotesis tidak
pernah diketahui dengan pasti, kecuali jika seluruh populasi
diperiksa. hipotesis yang paling sering dipakai adalah
“menerima” dan “menolak”. Kalimat menolak dalam hipotesis
dapat bermakna bahwa hipotesis yang diberikan adalah salah,
sebaliknya kalimat menerima hanya semata-mata
mengimplikasikan bahwa kita tidak mempercayai penolakan
hipotesis tanpa ada bukti-bukti lebih lanjut. Hipotesis
merupakan ungkapan berupa jawaban sementara atas masalah
penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran, jawaban
sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus
di uji secara empiris melalui suatu analisis (berdasarkan data di
lapangan), dan kesimpulan yang sifatnya masih sementara dan
perlu diuji secara empiris melalui suatu analisis (berdasarkan
data di lapangan). (Umi Narimawati, 2008:20)
Hipotesis yang dirumuskan dengan harapan akan ditolak
membawa penggunaan istilah hipotesis nol yang dilambangkan
dengan H0, Penolakan H0 akan mengakibatkan penerimaan suatu
hipotesis alternatif yang biasa dinyatakan dengan H1. Hipotesis
nol (H0) harus menyatakan sebuah nilai atau pernyataan pasti,
sedangkan hipotesis alternatif (H1) menyatakan sebaliknya.
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang digunakan
untuk menguji pengaruh arus terhadap likuiditas PT.Aneka
Tambang Tbk adalah:
H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan pada Arus kas operasi
terhadap likuiditas
H1 : Ada pengaruh signifikan pada arus kas operasi terhadap
likuiditas
III. METODE PENELITIAN
3.1. Sample dan Prosedure
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
PT.Aneka Tambang Tbk. Adapun Sampel yang diambil adalah
laporan arus kas PT.Aneka Tambang Tbk selama 5 tahun
(2007-2011) dan laporan analisa keuangan PT.Aneka Tambang
Tbk selama 5 tahun (2007-2011). Hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan peneliti melakukan penelitian dan pengambilan
data.Data yang diambil adalah data sekunder yang telah
dipublikasikan di www.IDX.co.id.
3.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan
menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan dalam
menerima atau menolak hipotesis ini (Hasan, 2006: 34) Uji
hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji T
dengan regresi linear sederhana untuk memperlihatkan
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan
penghitungan komputasi program SPSS Versi 19 (Statistical
Product and Service Solution) karena program ini memiliki
kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem
manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-
menu dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga
mudah dipahami dalam kegiatan pengoperasiannya (Sugianto,
2007:1). Variabel independen dalam penelitian ini adalah arus
kas operasi sedangkan variabel dependen dalam penelitain ini
adalah likuiditas.
3.3 Model penelitian
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model penelitian eksperimental yaitu sebuah model yang
menguji hubungan antara variable independen dengan variabel
dependen. Hubungan jalur antar variable dapat digambarkan
sebagai berikut :
X= arus kas operasi
Y= Likuiditas
Jika dinyatakan dalam hubungan fungsional dapat
dituliskan seperti ini : Y = f(X1) atau dalam bentuk persamaan
regresi yaitu Y = a + bx1
IV. HASIL PENELITIAN
4.1 Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Likuiditas
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode
analisis regresi sederhana. Adapun persamaan yang diperoleh
dari proses analisis adalah sebagai berikut :
Y = 3,989 + 0,556X
Errorvar = 0,644 , R2 = 0,356
Nilai R2 atau koefisien determinasi sebesar 0,356
memperlihatkan besarnya pengaruh Arus kas operasi (X) secara
keseluruhan terhadap Likuiditas (Y) yaitu sebesar 0,644. Nilai a
atau konstanta sebesar 3,984 yang mempunyai arti yaitu jika
tidak ada kenaikan arus kas maka tingkat likuiditas sebesar
3,984 dan nilai b sebesar 0,556 karena nilai b positif maka
menunjukkan hubungan yang searah, artinya setiap kenaikan
arus kas maka tingkat likuiditas akan mengalami kenaikan.
4.2 Uji Hipotesis
Dari persamaan yang didapat kita dapat mengetahui hasil
pengujian secara parsial antara likuiditas (Y) dengan arus kas
operasi (X), dengan cara membandingkan T hitung dengan T
tabel. Jika T hitung nilainya lebih besar dibanding dengan nilai
T tabel, maka Hipotesis yang diajukan adalah signifikan.
Artinya arus kas operasi memiliki singnifikan terhadap
likuiditas . Sebaliknya apabila nilai T hitung nilainya lebih kecil
dibanding dengan nilai T tabel, maka Hipotesis yang diajukan
tidak signifikan .
Tabel 1.3
Tabel diatas menunjukkan bahwa T hitung < T tabel
artinya tidak signifikan sehingga Ho di terima dan H1 di tolak.
Sehingga dpat disimpulkan bahwa Arus Kas Operasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap Likuiditas pada PT.
Aneka Tambang Tbk
V. KESIMPULAN
a. Arus kas operasi pada PT Aneka Tambang Tbk pada
tahun 2007-2009 mengalami penurunan yang drastis, penurunan
ini disebabkan karena kurangnya penerimaan kas dari tahun
2007-2009. Sedangkan pengeluaran kas untuk aktivitas operasi
mengalami peningkatan dari tahun 2007-2009. Pada tahun 2010
kas mengalami peningkatan dan kembali mengalami penurunan
pada tahun 2011 .
b. Likuiditas pada PT Aneka Tambang Tbk mengalami
fluktuasi yang cenderung menurun yaitu pada tahun 2009 dan
2010. Pada tahun 2011 terlihat peningkatan yang tajam dari
324,18% menjadi 867% atau naik 67,44%. Sehingga Tingkat
likuiditas tertinggi pada tahun 2011 sedangkan titik likuiditas
terendah berada di tahun 2010.
c. Berdasarkan hasil penelitaian yang telah dilakukan. Arus
kas operasi tidak signifikan dan tidak berpengaruh terlalu besar
terhadap likuiditas. Pengaruh arus kas operasi terhadap
likuiditas 35,6% sedangkan sisanya 64,4% dipengaruhi oleh
faktor lain.
VI. Daftar Pustaka
Hasan, Iqbal, 2004, Analisis data penelitian. Jakarta : PT
Bumi Aksara
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. “Standar Akuntansi
Keuangan”. Jakarta: Salemba Empat.
John J. Wild. 2005. “Financial Statement Analysis”. Edisi
8 Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat
Sofyan Syafri Harahap. 2007. “Analisis Kritis Atas
Laporan Keuangan”. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Soemarso S. R. 2005. “Akuntansi Suatu Pengantar”.
Buku Dua Edisi Lima (Revisi). Jakarta: Salemba Empat.
www.IDX.co.id
Nilai t hitung Nilai t tabel Keterangan
1,228 2,776 Tidak signifikan
X Y