pengaruh akuntabilitas, transparansi, penerapan … · standar akuntansi pemerintah dan penerapan...

17
PENGARUH AKUNTABILITAS, TRANSPARANSI, PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAN PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada SKPD Kabupaten Sukoharjo) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: FINA RIYANTI B 200130246 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA 2017

Upload: buihanh

Post on 28-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PENGARUH AKUNTABILITAS, TRANSPARANSI, PENERAPAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAN PENERAPAN SISTEM

PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

(Studi Empiris pada SKPD Kabupaten Sukoharjo)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:

FINA RIYANTI

B 200130246

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA

2017

i

HALAMAN PERSTUJUAN

PENGARUH AKUNTABILITAS, TRANSPARANSI, PENERAPAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAN PENERAPAN SISTEM

PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

(Studi Empiris pada SKPD Kabupaten Sukoharjo)

PUBLIKASI ILMIAH

Yang ditulis oleh:

FINA RIYANTI

B 200130246

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

(Dr.Triyono, SE. M.Si)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

“PENGARUH AKUNTABILITAS, TRANSPARANSI, PENERAPAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAN PENERAPAN SISTEM

PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH”

Yang ditulis oleh :

FINA RIYANTI

B200 130 246

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada Hari : Sabtu, 8 April 2017

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji :

1. Dr. Triyono, SE, M.Si ( )

( Penguji 1 )

2. Dra. Mujiyati, M.Si ( )

( Penguji 2 )

3. Dra. Nursiam, MH, Akt. ( )

( Penguji 3 )

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

(Dr. Triyono, SE, M.Si)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 08 April 2017

Penulis

FINA RIYANTI

B200130388

1

PENGARUH AKUNTABILITAS, TRANSPARANSI, PENERAPAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAN PENERAPAN SISTEM

PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh akuntabilitas, transparansi,

penerapan standar akuntansi pemerintah, penerapan sistem pengendalian intern terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Sukoharjo. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah akuntabilitas, transparansi, penerapan standar akuntansi pemerintah,

penerapan sistem pengendalian intern

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Data yang

digunakan merupakan data primer. Responden dalam penelitian ini adalah kepala entitas,

bagian akuntansi dan bagian bendahara/penganggaran SKPD Sukoharjo. Data dianalisis

dengan menggunakan regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS versi

17.00. Metode pengumpulan data yaitu survey dengan menggunakan kuesioner yang

dibagikan responden.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) akuntabilitas berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, (2) transparansi tidak berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, (3) penerapan standar akuntansi

pemerintah berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, dan

penerapan sistem pengendalian intern tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah

Kata kunci: akuntabilitas, transparansi, standar akuntansi pemerintah,

pengendalian intern, kualitas laporan.

Abstract

This research aims to know the effect of accountability, transparency,

implementation of government accounting standards, the implementation of internal

control system of quality Sukoharjo local government financial reports. The independent

variables in this study are accountability, transparency, implementation of government

accounting standards, the implementation of internal control system.

This research included the quantitative research. The data is used primary data.

Respondents in this research is the chairman, and the treasurer's accounting / budgeting

SKPD Sukoharjo. The data analyzed by using multiple linier regression with SPSS

software 17 version.. Methods of collecting data using a survey questionnaire distributed

respondents.

The results of this study indicate that (1) accountability affects the quality of

financial reports of local government, (2) transparency does not affect the quality of the

financial reports of local government, (3) the implementation of government accounting

standards affect the quality of the financial reports of local government, and the

implementation of internal control systems does not affect the quality of the financial

reports of local government

Keywords: accountability, transparency, government accounting standards, internal

controls, financial reporting quality.

2

1. PENDAHULUAN

Reformasi keuangan pemerintah yang dilaksanakan pada awal tahun 2000

berdampak meningkatnya tuntutan masyarakat akan suatu pemerintahan yang

bersih dan berwibawa. Paradigma baru tersebut mewajibkan setiap satuan kerja

termasuk pemerintah daerah untuk mempertanggungjawabkan keuangan daerah

secara transparan kepada publik dalam bentuk laporan keuangan pemerintah

daerah (LKPD) yang berkualitas. Laporan keuangan yang berkualitas adalah laporan

keuangan yang memiliki karakteristik relevan, andal, dapat dibandingkan serta dapat

dipahami (PP No. 71, 2010), sehingga dapat memberikan informasi yang bermanfaat

bagi penggunannya.

Era globalisasi dunia, ditandai dengan munculnya kesepakatan ekonomi

regional diantaranya disetujuinya pembentukan masyarakat ekonomi Asean (Asean

Ecomony Community) yang dilaksanakan pada tahun 2015. Untuk itu, pemerintah

Indonesia perlu menyiapkan pengelolaan keuangan Negara dalam menghadapi

kondisi tersebut. Oleh karena itu pemerintah Indonesia menetapkan otonomi daerah

yang telah dicanangkan oleh pemerintah menuntut pemerintahan pusat ataupun

daerah untuk menghasilkan informasi yang transparan dan akuntabel. UU No. 33

tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah dan UU No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan serta

PP No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dengan adanya

aturan ini maka pemerintahan pusat/daerah dituntut untuk dapat mewujudkan dan

meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam mengelola keuangan daerah.

Mardiasmo (2002) dalam Wulandari (2014) menjelaskan, pemerintah berkewajiban

untuk memberikan informasi keuangan yang akan digunakan untuk pengambilan

keputusan ekonomi, sosial, dan politik oleh pihak-pihak berkepentingan. Informasi

keuangan digunakan untuk : (a) membandingkan kinerja keuangan aktual dengan

yang dianggarkan, (b) menilai kondisi keuangan dan hasil–hasil operasi, (c)

membantu menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang

terkait dengan masalah keuangan dan ketentuan lainnya, serta, (d) membantu dalam

mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.

Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah merupakan pertanggungjawaban

mengenai integritas keuangan, pengungkapan dan ketaatan terhadap peraturan

3

perundang–undangan. Menurut LAN (2000) dalam Wulandari (2014) sasarannya

adalah laporan keuangan yang mencakup penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran

keuangan instansi pemerintah daerah. Instrumen utama dari akuntabilitas pengelolaan

keuangan daerah adalah anggaran pemerintah daerah, data yang secara periodik

dipublikasikan, laporan tahunan dan hasil investigasi dan laporan umum lainnya yang

disiapkan oleh agent yang independen. Anggaran tahunan secara khusus mempunyai

otoritas legal untuk pengeluaran dana publik, sehingga proses penganggaran secara

keseluruhan menjadi relevan untuk manajemen fiskal dan untuk melaksanakan

akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pengendalian pada berbagai tingkat operasi.

Selain adanya akuntabilitas dalam siklus anggaran, transparansi anggaran juga

diperlukan untuk meningkatkan pengawasan. Transparansi merupakan salah satu

prinsip good governance . Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang

bebas, seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat

diakses oleh pihak–pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus

memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.

Standar Akuntansi Pemerintah merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang

diterapkan dalam menyusun dan menyajikan LKPD (PP Nomor 71 Tahun 2010)

yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas LKPD di

Indonesia. Menurut Riana (2013) dalam Sudiarianti, dkk (2015) standar Akuntansi

Pemerintah mewajibkan setiap entitas pelaporan termasuk pemerintah daerah untuk

melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam

pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode

pelaporan untuk kepentingan akuntabilitas, manajemen, transparansi, keseimbangan

antara generasi dan evaluasi kinerja. Menurut Zeyn (2011) dalam Sudiarianti, dkk

(2015) penerapan SAP oleh pemerintah daerah akan menghasilkan laporan

keuangan yang berkualitas dan mengandung informasi yang berguna.

Bodnar dan Hoopwod (2010) dalam Sudiarianti, dkk (2015) menjelaskan, sistem

Pengendalian Intern merupakan suatu sistem yang dirancang sedemikian rupa, baik

pada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk menciptakan keandalan

laporan keuangan, meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pemerintahan,

pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Pengendalian internal dibangun dari lima komponen diantaranya: (a) lingkungan

4

pengendalian; (b) penilaian risiko; (c) aktivitas pengendalian; (d) informasi dan

komunikasi; serta (e) monitoring (PP Nomor 60 tahun 2008. Menurut Arens (2012)

dalam Sudiarianti, dkk (2015) komponen pengendalian intern dirancang dan

diimplementasikan oleh manajemen untuk memastikan bahwa tujuan pengendalian

internal akan tercapai. Gubernur, Bupati dan Walikota selaku kepala daerah wajib

melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan (PP 60 tahun

2008) serta menyampaikan LKPD yang disusun dengan mengikuti SAP yang telah

diterima secara umum (Kawedar, 2010).

2. METODE PENELITIAN

2.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala entitas, bagian

akuntansi, dan bagian bendahara/penganggaran SKPD di Kabupaten Sukoharjo

yang berjumlah 38 entitas. Terdiri dari 38 kepala entitas, 38 bagian akuntansi, dan

38 bagian bendahara/penganggaran. Sehingga jumlah populasi dalam penelitian ini

adalah 114. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive

sampling, dengan kriteria kepala entitas, bagian akuntansi dan bagian

bendahara/penganggaran yang telah berstatus pegawai negeri sipil (PNS) dan yang

bersedia mengisi kuisioner.

2.2 Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data

penelitian yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari sumber asli (tanpa

perantara). Sedangkan sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari

jawaban atas kuesioner yang dibagikan kepada responden. Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang bersifat kuantitatif.

2.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka

variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan

Pemerintah daerah. Variabel independen dalam penelitian ini adalah akuntabilitas,

transparansi, penerapan standar akuntansi pemerintah,, dan penerapan sistem

pengendalian intern.

5

2.3.1 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, yaitu kemampuan

informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami, dan

memenuhi kebutuhan pemakainya dalam pengambilan keputusan. Variabel ini

akan diukur dengan menggunakan 5 pertanyaan, Dalam instrumen ini

pengukuran menggunakan skala Likert dengan skor 5 sampai 1. Indikator

variabel yaitu:

1) Relevan, pada item pertanyaan 1 dan 2.

2) Andal, pada item pertanyaan 3.

3) Dapat dibandingkan, pada item pertanyaan 4.

4) Dapat dipahami, pada item pertanyaan 5.

2.3.2 Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan kewajiban pihak pemegang amanah (agent)

untuk memberikan pertanggung jawaban, menyajikan, melaporkan, dan

mengungkapkan segala aktifitas dan kegiatan yang menjadi tanggung

jawabnya kepada pihak pemberi amanah ( prinscipal) yang memiliki hak dan

kewenangan untuk meminta pertanggung jawaban tersebut ( Mardiasmo

2004:20). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wulandari (2014). Dalam

instrumen ini pengukuran menggunakan skala Likert dengan skor 5 sampai 1.

Variabel ini akan diukur dengan menggunakan 4 pertanyaan dan 3 indikator,

yaitu:

1) Intregritas Keuangan pada item pertanyaan 1.

2) Pengungkapan pada item pertanyaan 2.

3) Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan pada item pertanyaan 3 dan

4.

2.3.3 Transparansi

Transparansi merupakan salah satu prinsip good governance. Transparansi

dibangun atas dasar arus informasi yang bebas, seluruh proses

pemerintahan, lembaga–lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh

pihak–pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus

memadai agar dapat dimengerti dan dipantau (Mardiasmo, 2006). Berdasarkan

penelitian yang dilakukan Wulandari (2014) dalam Sopanah dan Mardiasmo

6

(2003), Dalam instrumen ini pengukuran menggunakan skala Likert dengan skor

5 sampai 1. Variabel ini akan diukur dengan menggunakan 5 pertanyaan dan 5

indikator, yaitu:

1) Terdapat Pengumuman Kebijakan Anggaran pada item pertanyaan 1.

2) Tersedia dokumen anggaran dan mudah di akses pada item pertanyaan 2.

3) Tersedia laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu pada item pertanyaan

3.

4) Terakomodasinya suara/ usulan rakyat pada item pertanyaan 4.

5) Terdapat sistem pemberian informasi kepada publik pada item pertanyaan 5.

2.3.4 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah

Standar akuntansi pemerintahan merupakan pedoman di dalam menyusun

dan menyajikan laporan keuangan. Standar akuntansi pemerintahan adalah

syarat mutlak yang harus dijadikan pedoman agar kualitas laporan keuangan di

Indonesia dapat ditingkatkan. Penerapan standar akuntansi pemerintahan Dalam

instrumen ini diukur menggunakan skala Likert dengan skor 5 sampai 1.

Variabel ini akan diukur dengan menggunakan 11 pertanyaan dan 11 indikator,

yaitu:

1) PSAP No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan pada item pertanyaan 1.

2) PSAP No. 2 tentang Laporan Realisasi Anggaran pada item pertanyaan 2.

3) PSAP No. 3 tentang Laporan Arus Kas pada item pertanyaan 3.

4) PSAP No. 4 tentang Catatan atas Laporan Keuangan pada item pertanyaan

4.

5) PSAP No. 5 tentang Akuntansi Persediaan pada item pertanyaan 5.

6) PSAP No. 6 tentang Akuntansi Investasi pada item pertanyaan 6.

7) PSAP No. 7 tentang Akuntansi Aset Tetap pada item pertanyaan 7.

8) PSAP No. 8 tentang Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan pada item

pertanyaan 8.

9) PSAP No. 9 tentang Akuntansi Kewajiban pada item pertanyaan 9.

10) PSAP No. 10 tentang Koreksi Kesalahan pada item pertanyaan 10.

11) PSAP No.11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasi pada item pertanyaan

11.

7

2.3.5 Penerapan Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern merupakan hal yang paling penting dalam

suatu pemerintahan. Tanpa adanya sistem ini, maka akan sering terjadi

kecurangan yang akan merugikan pemerintahan itu sendiri. Penerapan sistem

pengendalian intern Dalam instrumen ini diukur menggunakan skala Likert

dengan skor 5 sampai 1. Variabel ini akan diukur dengan menggunakan 5

pertanyaan dan 5 indikator, yaitu:

1) Lingkungan pengendalian pada item pertanyaan 1.

2) Penilaian resiko pada item pertanyaan 2.

3) Aktivitas pengendalian pada item pertanyaan 3.

4) Informasi dan komunikasi pada item pertanyaan 4.

5) Pemantauan pada item pertanyaan 5.

2.4 Metode Analisa Data

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis Regresi

Linear Berganda untuk menghubungkan satu variabel terikat dengan beberapa

variabel bebas. Persamaan regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu: akuntabilitas, transparansi, penerapan

standar akuntansi pemerintah, penerapan sistem pengendalian intern terhadap

variabel terikat yaitu Kualitas laporan keuangan pemerintah kabupaten Sukoharjo.

Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

KLKPD = α + β1AKTB + β2TPRN + β3PSAP+ β4PSPI+ e

Keterangan:

KLKD = Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

α = Konstanta

β1 = Koefisien regresi akuntabilitas

β2 = Koefisien regresi transparansi

β3 = Koefisien regresi penerapan standar akuntansi pemerintah

β4 = Koefisien regresi penerapan sistem pengendalian intern

AKTB =Variabel akuntabilitas

TPRN = Variabel transparansi

PSAP = Variabel penerapan standar akuntansi pemerintah

8

PSPI = Variabel penerapan sistem pengendalian intern

Variabel e = Variabel pengganggu

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Uji Asumsi Klasik

Masalah yang umum terjadi dalam model regresi linier berganda yaitu uji

multikolineritas, uji normalitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas. Maka,

dilakukan uji asumsi klasik mengenai keberadaan masalah tersebut.

3.1.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogrov-

Smirnov. Dari hasil pengujian Kolmogorov Smirnov menunjukkan nilai

signifikansi untuk model regresi lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa model persamaan regresi dalam penelitian ini memiliki distribusi data

yang normal.

3.1.2 Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance dan VIF. Jika nilai

tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian

bebas dari multikolinearitas. Dari tabel menunjukkan bahwa masing-masing

nilai VIF berada < 10, demikian juga hasil nilai tolerance > 0,10 maka dapat

disimpulkan bahwa penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.

3.1.3 Uji Heterokedastisitas

Hasil uji heteroskedastista dengan uji Spearman nampak bahwa semua

variabel bebas menunjukkan nilai p-value lebih besar dari 0,05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa semua variabel bebas dari masalah heteroskedastisitas.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang pertama mendapatkan hasil

bahwa akuntabilitas mempunyai nilai thitung (3,896) lebih besar daripada ttabel

(1,988) atau dapat dilihat dari nilai sifnifikasi 0,000< 0,05. Oleh karena itu H1

diterima, sehingga akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah. Hasil ini dapat dijelaskan bahwa, akuntabilitas

9

merupakan bentuk pertanggung jawaban publik atas kinerja pemerintah daerah.

Kinerja pemerintah daerah bisa tercermin dari laporan keuangan pemerintah

daerah, apabila pemerintah daerah memiliki akuntabilitas yang tinggi, maka

laporan keuangan pemerintah daerah juga akan semakin berkualitas, karena

menyajikan semua informasi yang diharapkan masyarakat. Hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aswadi dan Ayu

(2014) dan Wahyu Setiyawan (2013) yang menunjukkan hasil penelitian

bahwa akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

laporan keuangan.

3.2.2 Pengaruh Transparasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang kedua mendapatkan hasil

bahwa variabel transparasi mempunyai nilai thitung (0,008) lebih kecil daripada

ttabel (1,988) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,994> 0,05. Oleh karena

itu, H2 ditolak, sehingga transparasi tidak berpengaruh terhadap kualitas

laporan keuangan pemerintah daerah. Hasil ini dapat dijelaskan bahwa,

transparansi memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur

kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki

hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas

pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang

dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang

undangan, namun hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa transparasi

tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah,

dikarenakan pemerintah daerah yang berkaitan belum memberikan semua

informasi atas pertanggungjawaban pemerintan dalam pengelolaan sumber

daya kepada publik, karena hal tertentu.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Aswadi dan Ayu (2014) dan Permana (2013) yang

menunjukkan hasil penelitian bahwa transparasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

10

3.2.3 Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Terhadap

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang ketiga mendapatkan hasil

bahwa variabel penerapan standar akuntansi pemerintah mempunyai nilai thitung

(4,650) lebih besar daripada ttabel (1,988) atau dapat dilihat dari nilai

signifikansi 0,000 < 0,05. Oleh karena itu, H3 diterima, sehingga penerapan

standar akuntansi pemerintah berpengaruh terhadap terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah.

Hasil ini dapat dijelaskan bahwa, semakin baik penerapan standar

akuntansi pemerintahan akan dapat menghasilkan laporan keuangan yang

berkualitas karena semua transaksi dilaporkan dalam laporan keuangan sesuai

dengan peraturan dan standar yang berlaku dan disajikan secara jujur dan

lengkap dalam laporan keuangan pemerintah daerah, selain itu standar

akuntansi diperlukan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan yaitu

meningkatkan konsistensi, daya banding, keterpahaman, relevansi, dan

keandalan laporan keuangan.

3.2.4 Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern Terhadap

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang kedua mendapatkan hasil

bahwa penerapan sistem pengendalian intern mempunyai nilai thitung (0,834)

lebih kecil daripada (1,988) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,407 >

0,05. Oleh karena itu, H4 ditolak, sehingga penerapan sistem pengendalian

intern tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah.

Hasil ini dapat dijelaskan bahwa, penerapan sistem pengendalian intern

tanpa adanya dukungan dari SDM yang memadai, tetap tidak ada pengaruhnya,

karena SDM akan tetap mencari celah bagaimana supaya tetap bisa

memanfaatkan penerapan SPI tersebut untuk kepentingan pribadi, sehingga

dalam penyusunan laporan keuangan, banyak terjadi ketidak sesuaian dengan

kondisi yang sebenarnya. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Sudiarianti, dkk (2015), Herawati (2014),

yang menunjukkan bahwa penerapan sistem pengendalian intern berpengaruh

11

terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Semakin tinggi

penerapan SPIP dan SAP dilaksanakan, maka kualitas laporan keuangan yang

dihasilkan PPK-SKPD cenderung semakin baik.

4. PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa

simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah. Hasil ini dibuktikan dengan nilai thitung (3,896) lebih besar daripada

ttabel (1,988) atau dapat dilihat dari nilai sifnifikasi 0,000 < 0,05. Oleh karena

itu H1 diterima.

2. Transparasi tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah, hasil ini dibuktikan dengan nilai thitung (0,008) lebih kecil daripada

ttabel (1,988) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,994 > 0,05. Oleh karena

itu, H2 ditolak.

3. Penerapan standar akuntansi pemerintah berpengaruh terhadap kualitas

laporan keuangan pemerintah daerah, hasil ini dibuktikan dengan nilai thitung

(4,650) lebih besar daripada ttabel (1,988) atau dapat dilihat dari nilai

signifikansi 0,000 < 0,05. Oleh karena itu, H3 diterima.

4. Penerapan sistem pengendalian intern tidak berpengaruh terhadap kualitas

laporan keuangan pemerintah daerah, hasil ini dibuktikan dengan nilai thitung

(0,834) lebih kecil daripada (1,986) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi

0,407 > 0,05. Oleh karena itu, H4 ditolak.

4.2 Keterbatasan

Penelitian ini mempunyai keterbatasan, sehingga perlu diperhatikan bagi

peneliti-peneliti selanjutnya. Adapun keterbatasan penelitian yang ada adalah

sebagai berikut:

1. Sampel yang digunakan hanya sebatas pada SKPD Kabupaten Sukoharjo,

sehingga hasil penelitian belum bisa diikangeneralisa seluruh Kabupaten di

Indonesia khususnya Jawa Tengah.

12

2. Sampel penelitian ini terbasatas pada karyawan SKPD Kabupaten Sukoharjo,

sehingga sampel tergolong sempit yang memungkinkan adanya biasa data

dalam penelitian.

3. Dalam penelitian ini data yang dihasilkan hanya dari instrumen kuesioner

yang didasarkan pada persepsi jawaban responden, sehingga kesimpulan yang

diambil hanya berdasarkan data yang dikumpulkan melalui penggunaan

instrumen kuesioner secara tertulis tanpa dilengkapi dengan wawancara atau

pertanyaan lisan.

4.3 Saran

Berdasarkan simpulan dan keterbatasan tersebut, maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan perbandingan antara Kabupaten,

sehingga hasil penelitian bisa menjelaskan bahwa Kabupaten yang mana yang

memiliki kualitas laporan keuangan daerah yang baik, dengan diterapkannya

variabel penelitian pada PEMDA tersebut.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya pada SKPD satu Kabupaten

saja, supaya sampel penelitian lebih besar sehingga tidak terjadi bias data.

3. Diperlukan pendekatan kualitatif untuk memperkuat kesimpulan karena

instrumen penelitian rentan terhadap persepsi responden yang tidak

menggambarkan keadaan yang sebenarnya dalam diri masing-masing

responden. Pendekatan ini bisa dilakukan dengan observasi atau pengamatan

langsung kedalam obyek dilengkapi dengan wawancara atau pertanyaan lisan

yang dijadikan lokasi penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, dkk. 2015. The Effect of Local Government Heads‟ Commitment and

Human Resource Competency on Local Government Accounting Information

System, Internal Control System, and Audit Opinion of Local Government

Financial Statements in Southeast Sulawesi Indonesia. International Journal of

Science and Research (IJSR). ISSN : 2319-7064.

Evi Nur. 2013. Faktor-faktor Penghambat Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah

dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Dinas Pekerjaan Umum di

Kabupatan Enrekang. Skripsi Universitas Sulawesi Selatan.

13

Herawati, Tuti. 2014. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas

Laporan Keuangan (Survei pada Organisasi Perangkat Daerah Pemda Cianjur).

Vol XI, No. 1. ISSN : 1693-4482.

Juwita, Rukmi. 2013. Pengaruh Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan dan

Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. ISSN 1411-

514X Vol 12, No. 2, Des 2013 Hal 201-214.

Nurani H, Heni dan Euis Eti Sumiyati. 2014. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Survey pada Pemerintah

Daerah di Jawa Barat). Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014.

Nuryanto, Muhammad, dan Nunuy Nur Afiah. 2013. The Impact of Apparatus

Competence, Information Technology Utilization and Internal Control on

Financial Statement Quality (Study on Local Government of Jakarta Province –

Indonesia. World Review of Business Research Vol. 3. No. 4. November 2013

Issue. Pp. 157 – 171.

Silviana, dan G. Zahara. 2015. The influence of Competence Local Government

Agencies and The Implementation Government of Internal Control System toward

the Quality of Local Government Financial Statement. Research Journal of

Finance and Accounting ISSN 2222-1697 (Paper) ISSN 2222-2847 (Online).

Vol.6, No.11, 2015.

Sri Megawati, Luh Kadek, dkk. 2015. Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi

Keuangan Pemerintah Daerah, Kompetensi Sumber Daya Manusia, dan

Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan keuangan

Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Tiga Dinas Kabupaten Buleneng). e-

journal S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Vol 3. No. 1 Tahun 2015.

Sudiarianti, Ni Made, Dkk. 2015. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Pada

Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Standar Akuntansi

Pemerintah Serta Implikasinya Pada Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah. SNA 18 Universitas Sumatera Utara, Medan 16-19 September 2015.

Susilawati, dan Sudarno. 2014. Effect of Government Accounting Standards of Quality

of Financial Statements and Implications on Local Government Accountability

Performance: A Case Study in the Department Pekanbaru. International Journal

of Empirical Finance. Vol. 3, No. 5, 2014, 243-254.

Suwanda, Dadang. 2015. Factors Affecting Quality of Local Government Financial

Statements to Get Unqualified Opinion (WTP) of Audit Board of the Republic of

Indonesia (BPK). ISSN 2222-1697 (Paper) ISSN 2222-2847 (Online), Vol. 6 No.

4, 2015.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Wulandari Aswadi, Sri Ayu. 2014. Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi Terhadap

Kualitas Laporan Keuangan ( Studi Kasus pada Pemerintah Kabupaten Pinrang).

Skripsi. Universitas Hasanuddin

www.sukoharjokab.go.id

Yendrawati, Reni. 2013. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Dan Kapasitas Sumber

Daya Manusia Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Dengan Faktor

Eksternal Sebagai Variabel Moderating. JAAI Volume 17, No. 2, Desember2013:

166-175.