penetapan kadar simultan parasetamol, gliseril …

106
PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL GUAIAKOLAT, DAN KLORFENIRAMIN MALEAT DALAM SEDIAAN SIRUP SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV DENGAN METODE AREA UNDER CURVE (AUC) SKRIPSI OLEH: CHRISTINA YANTI SIBURIAN NIM 151501153 PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL,

GLISERIL GUAIAKOLAT, DAN KLORFENIRAMIN

MALEAT DALAM SEDIAAN SIRUP SECARA

SPEKTROFOTOMETRI UV DENGAN METODE

AREA UNDER CURVE (AUC)

SKRIPSI

OLEH:

CHRISTINA YANTI SIBURIAN

NIM 151501153

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Universitas Sumatera Utara

Page 2: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL,

GLISERIL GUAIAKOLAT, DAN KLORFENIRAMIN

MALEAT DALAM SEDIAAN SIRUP SECARA

SPEKTROFOTOMETRI UV DENGAN METODE

AREA UNDER CURVE (AUC)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

OLEH:

CHRISTINA YANTI SIBURIAN

NIM 151501153

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Universitas Sumatera Utara

Page 3: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

PENGESAHAN SKRIPSI

PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL,

GLISERIL GUAIAKOLAT, DAN KLORFENIRAMIN

MALEAT DALAM SEDIAAN SIRUP SECARA

SPEKTROFOTOMETRI UV DENGAN METODE

AREA UNDER CURVE (AUC)

OLEH

CHRISTINA YANTI SIBURIAN

NIM 151501153

Dipertahankan di Hadapan Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera

Utara pada Tanggal: 27 Mei 2019

Disetujui oleh:

Pembimbing, Panitia Penguji,

Prof. Dr. Muchlisyam, M.Si., Apt. Prof. Dr. Ginda Haro, M.Sc., Apt.

NIP 195006221980021001 NIP 195108161980031002

Prof. Dr. Muchlisyam, M.Si., Apt.

Ketua Program Studi Sarjana Farmasi, NIP 195006221980021001

Dr. Sumaiyah, M.Si., Apt. Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt.

NIP 197712262008122002 NIP 195707231986012001

Medan, 27 Mei 2019

Diketahui oleh:

Dekan,

Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt.

NIP 195707231986012001

Universitas Sumatera Utara

Page 4: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Allah Bapa yang telah melimpahkan kasih

setia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Penetapan Kadar Simultan Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin

Maleat dalam Sediaan Sirup secara Spektrofotometri UV dengan Metode Area

Under Curve (AUC)”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera

Utara.

Dalam industri farmasi, proses penetapan kadar sediaan yang cepat dan

handal sangat diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk uji validasi dan

membandingkan kadar hasil yang diperoleh pada penetapan kadar simultan

parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin maleat dalam sediaan sirup

menggunakan spektrofotometri UV secara AUC dengan persyaratan pada USP

XXII NF XVII. Ternyata metode AUC valid digunakan dan memenuhi persyaratan

kadar parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin maleat dalam sediaan sirup

menurut USP XXII NF XVII. Hendaknya peneliti selanjutnya melakukan

penetapan kadar multikomponen dengan sediaan lain menggunakan metode AUC.

Penulis mengucapk syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, yang senantiasa

melindungi dan melimpahkan berkat-Nya. Penulis juga menyampaikan terima

kasih kepada kepada Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr.

Masfria, M.S., Apt., yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama masa

pendidikan. Bapak Prof. Dr. Muchlisyam, M.Si., Apt., yang telah membimbing

dengan penuh kesabaran, tulus, dan ikhlas selama penelitian dan penulisan skripsi

Universitas Sumatera Utara

Page 5: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

v

ini berlangsung. Bapak Prof. Dr. Ginda Haro, M.Sc., Apt. yang telah membimbing

saya selama penelitian di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU. Ibu

Ganda Simorangkir yang telah memfasilitasi penyediaan bahan baku yang

dibutuhkan pada penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang tulus kepada kedua orang tua tercinta, bang Moan, bang Junis,

kak Sely, dan kak Tio, yang selalu mendoakan dan menyemangati baik moril

maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini. Dan juga kepada Dian Silalahi,

Esterina Sinamo, Eva Marpaung, dan Inna Sinurat “Sister from another mother”,

Datitharina, Lorena Damanik, Rut Pasaribu, dan Sutra Sinaga teman terkasih,

Fransisca Arvianty, Lea Amanda, Satria Surbakti, Bang Raymond, Kak Mega,

Bang Posman, Kezia, Evi, dan Ias rekan asisten Laboratorium Kimia Organik, serta

Agus Widyawati, Fatma, Febryanto, dan Retno, teman seperjuangan

seperdopingan.

Medan, 24 Mei 2019

Penulis,

Christina Yanti Siburian

NIM 151501153

Universitas Sumatera Utara

Page 6: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

vi

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Christina Yanti Siburian

Nomor Induk Mahasiswa : 151501153

Program Studi : Sarjana Farmasi

Judul Skripsi : Penetapan Kadar Simultan Parasetamol, Gliseril

………………………………...Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat dalam

………………………………...Sediaan Sirup secara Spektrofotometri UV dengan

………………………………...Metode Area Under Curve (AUC)

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah asli karya sendiri dan

bukan plagiat. Apabila di kemudian hari diketahui skripsi saya tersebut terbukti

plagiat karena kesalahan sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh

Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Saya

tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.

Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya dan dalam keadaan

sehat.

Medan, 24 Mei 2019

Christina Yanti Siburian

NIM 151501153

Universitas Sumatera Utara

Page 7: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

vii

PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL

GUAIAKOLAT, DAN KLORFENIRAMIN MALEAT DALAM SEDIAAN

SIRUP SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV DENGAN

METODE AREA UNDER CURVE (AUC)

ABSTRAK

Latar Belakang: Obat batuk merupakan salah satu obat swamedikasi yang tersedia

dalam beragam merek di pasaran. Kombinasi parasetamol, gliseril guaiakolat, dan

klorfeniramin maleat sering digunakan sebagai zak aktif dalam sediaan obat batuk.

Perlu dilakukan pengawasan mutu agar keamanan dan khasiat sediaan terjaga.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengembangkan metode Area Under Curve

(AUC) secara spektrofotometri ultraviolet (UV) dalam penetapan kadar

parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat secara simultan pada

sediaan sirup tanpa proses pemisahan.

Metode: Penentuan kadar parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin

maleat secara spektrofotometriUV dengan menghitung luas area dibawah spektrum

serapan pada panjang gelombang 249,4-259,4 nm dengan konsentrasi 6 µg/ml

untuk parasetamol, panjang gelombang 262,4-272,4 nm dengan konsentrasi 36,4

µg/ml untuk gliseril guaiakolat, dan panjang gelombang 274,2-284,2 nm dengan

konsentrasi 31,3 µg/ml untuk klorfeniramin maleat.

Hasil: Metode AUC secara spektrofotometri UV menunjukkan bahwa kadar

parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat adalah

(99,89 ± 0,98)%; (100,52 ± 3,15)%; (100,49±1,52)%. Kadar yang diperoleh sesuai

dengan persyaratan sediaan sirup menurut USP XXII NF XVII yaitu 90,0%-110,0%

untuk parasetamol dan klorfeniramin maleat; 95,0%-105,0% untuk gliseril

guaiakolat. Dari validasi metode yang dilakukan didapat hasil uji perolehan kembali

dan simpangan baku relatif yang memenuhi persyaratan.

Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa metode AUC secara spektrofotometri UV dapat digunakan

untuk menetapkan kadar parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat

dalam sediaan sirup dan memenuhi syarat validasi.

Kata kunci: parasetamol, gliseril guaiakolat, klorfeniramin maleat, area under

curve (AUC) , validasi

Universitas Sumatera Utara

Page 8: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

viii

DETERMINATION OF SIMULTANEOUS LEVELS OF

PARASETAMOL, GLYCERYL GUAIACOLATE, AND

CHLORPHENIRAMIN MALEAT IN SYRUP DOSAGE FORM BY

UV SPECTROFOTOMETRY USING

AREA UNDER CURVE (AUC) METHOD

ABSTRACT

Background: Cough medicine is one of the self-medication that is available in

various brands on the market. The combination of paracetamol, glyceryl

guaiacolate, and chlorpheniramine maleat is often used as an active ingredient in

cough medicine. Quality control needs to be done so that the safety and efficacy of

the medicine are maintained.

Objective: The purpose of this study was to develop the Area Under Curve (AUC)

method by ultraviolet (UV) spectrophotometry to determine the levels of

paracetamol, glyceryl guaiacolate, and chlorpheniramine maleate simultaneously

on syrup preparations without the separation process.

Methods: Determination of paracetamol, glyceryl guaiacolate, and

chlorpheniramine maleate levels by spectrophotometry UV by calculating the area

under the absorption spectrum at wavelengths 249.4-259.4 nm with concentration

6 µg / ml for paracetamol, wavelength 262.4-272.4 nm with concentration 36.4 µg

/ ml for glyceryl guaiacolate, and wavelengths of 274.2-284.2 nm with

concentration 31.3 µg / ml for chlorpheniramine maleat.

Results: AUC method by UV spectrophotometry showed that the levels of

paracetamol, glyceryl guaiacolate, and chlorpheniramine maleate were (99.89 ±

0.98)%; (100.52 ± 3.15)%; (100.49 ± 1.52)%. The levels obtained in accordance

with the requirements of syrup preparations according to USP XXII NF XVII are

90.0%-110.0% for paracetamol and chlorpheniramine maleate; 95.0%-105.0% for

glyceryl guaiacolate. From the method validation, we obtain that the results of

recovery test and the relative standard deviation fulfill the requirements.

Conclusion: Based on the results of the research conducted, it can be concluded

that the AUC method by UV spectrophotometry can be used to determine the levels

of paracetamol, glyceryl guaiakolate, and chlorpheniramine maleate in syrup

preparations and fulfill the validation requirements.

Keywords: paracetamol, glyceryl guaiacolate, chlorpheniramine maleat, area

under curve (AUC), validation

Universitas Sumatera Utara

Page 9: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT ........................................................................................................... viii DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR DALAM LAMPIRAN ....................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah .......................................................................................... 4 1.3 Hipotesis ............................................................................................................ 4 1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4 1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5 1.6 Kerangka Penelitian .......................................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 6 2.1 Uraian Bahan ..................................................................................................... 6 2.1.1 Parasetamol .................................................................................................... 6 2.1.2 Gliseril Guaiakolat ......................................................................................... 6 2.1.3. Klorfeniramin Maleat .................................................................................... 7 2.2 Spektrofotometri Ultraviolet-Visible (UV-Vis) ................................................ 7 2.2.1 Pengertian Spektrofotometri UV-Vis ............................................................. 7 2.2.2 Hukum Lambert-Beer .................................................................................... 9 2.2.3 Kegunaan Spektrofotometer UV-Vis ........................................................... 10 2.2.4 Instrumentasi Spektrofotometri UV-Vis ...................................................... 11

2.3 Metode AUC dengan Spektrofotometri UV ................................................... 12

2.4 Validasi Metode .............................................................................................. 13 2.4.1 Akurasi ......................................................................................................... 13 2.4.2 Presisi ........................................................................................................... 13 2.4.3 Batas Deteksi ................................................................................................ 13 2.4.4 Batas Kuantitasi ........................................................................................... 14 BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 15 3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................ 15 3.2 Alat-Alat .......................................................................................................... 15 3.3 Bahan-Bahan ................................................................................................... 15 3.4 Pengambilan Sampel ....................................................................................... 15 3.5 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 15 3.6 Prosedur Penelitian.......................................................................................... 15

3.6.1 Pembuatan Larutan Induk Baku ................................................................... 15 3.6.1.1 Pembuatan Larutan Induk Baku Parasetamol ........................................... 15 3.6.1.2 Pembuatan Larutan Induk Baku Gliseril Guaiakolat ................................ 16 3.6.1.3 Pembuatan Larutan Induk Baku Klorfeniramin Maleat ............................ 16

Universitas Sumatera Utara

Page 10: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

x

3.6.2 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum .................................................. 17 3.6.2.1 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Parasetamol ........................... 17 3.6.2.2 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Gliseril Guaiakolat ................ 17 3.6.2.3 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Klorfeniramin Maleat ........... 17 3.6.3 Pembuatan Spektrum Serapan Baku ............................................................ 18 3.6.3.1 Pembuatan Spektrum Serapan Baku Parasetamol..................................... 18 3.6.3.2 Pembuatan Spektrum Serapan Baku Gliseril Guaiakolat.......................... 18 3.6.3.3 Pembuatan Spektrum Serapan Baku Klorfeniramin Maleat ..................... 18 3.6.4 Pembuatan Spektrum Serapan Campuran Baku Parasetamol, Gliseril

……iGuaiakolat dan Klorfeniramin Maleat ......................................................... 18 3.6.5 Pembuatan Spektrum Serapan Secara AUC ................................................ 19 3.6.5.1 Pembuatan Spektrum Serapan Parasetamol Secara AUC ......................... 19 3.6.5.2 Pembuatan Spektrum Serapan Gliseril Guaiakolat Secara AUC .............. 19 3.6.5.3 Pembuatan Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat Secara AUC ......... 19 3.6.6 Pembuatan Kurva Kalibrasi Secara AUC .................................................... 19 3.6.6.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Parasetamol Secara AUC ............................. 19 3.6.6.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Gliseril Guaiakolat Secara AUC .................. 19 3.6.6.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi Klorfeniramin Maleat Secara AUC ............. 20 3.7 Validasi Metode .............................................................................................. 20 3.7.1 Uji Akurasi ................................................................................................... 20 3.7.2 Presisi ........................................................................................................... 20 3.7.3 Lineritas........................................................................................................ 20 3.7.4 Batas Deteksi dan Batas Kuantitatif ............................................................. 21 3.7.5 Analisis Data Penetapan Kadar Secara Statistik .......................................... 21 3.7.6 Penetapan Kadar Parasetamol, Gliseril Guaikolat, dan Klorfeniramin

…….Maleat dalam Sediaan Sirup......................................................................... 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 23 4.1 Hasil Penetapan Spektrum Serapan Maksimum Parasetamol, Gliseril

…...Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat ......................................................... 23 4.2 Hasil Pengukuran Spektrum Serapan Parasetamol, Gliseril Guaiakolat,

…..dan Klorfeniramin Maleat pada Berbagai Konsentrasi ................................... 25 4.3 Hasil Spektrum Serapan Campuran Baku Parasetamol, Gliseril Guaiakolat,

…..dan Klorfeniramin Maleat ............................................................................... 27 4.4 Hasil Pembuatan Kurva Kalibrasi secara Area Under Curve (AUC) ............ 28 4.5 Hasil Area Under Curve (AUC) Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan

…..Klorfeniramin Maleat pada Serapan Maksimum ............................................ 29 4.6 Hasil Penetapan Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin

…..Maleat dalam Sediaan Sirup ........................................................................... 31 4.7 Hasil Validasi Metode ..................................................................................... 34 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 36 5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 36 5.2 Saran ................................................................................................................ 36 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 37 LAMPIRAN .......................................................................................................... 39

Universitas Sumatera Utara

Page 11: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

xi

DAFTAR TABEL

4.1 Panjang gelombang analisis untuk parasetamol, glisseril guaiakolat, dan

…..klorfeniramin maleat ....................................................................................... 29 4.2 Nilai AUC parasetamol, gliseril guaikolat dan klorfeniramin maleat pada

…..Sirup U ............................................................................................................ 33 4.3 Kadar parasetamol pada sirup U ..................................................................... 34 4.4 Kadar gliseril guaiakolat pada sirup U ............................................................ 34 4.5 Kadar klorfeniramin maleat pada sirup U ....................................................... 34 4.6 Kadar parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin maleat dalam sirup

…..U secara statistik ............................................................................................. 34

Universitas Sumatera Utara

Page 12: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

xii

DAFTAR GAMBAR

1.1 Kerangka pikir penelitian .................................................................................. 5 2.1 Struktur parasetamol ......................................................................................... 6 2.2 Struktur gliseril guaiakolat ................................................................................ 7 2.3 Struktur klorfeniramin maleat ........................................................................... 7 2.4 Spektrum elektromagnetik ................................................................................ 8 4.1 Spektrum serapan maksimum parasetamol (6 µg/ml) ..................................... 24 4.2 Spektrum serapan maksimum gliseril guaiakolat (36,4 µg/ml) ...................... 24 4.3 Spektrum serapan maksimum klorfeniramin maleat (31,3 µg/ml) ................. 25 4.4 Spektrum tumpang tindih serapan maksimum parasetamol, gliseril

…..guaiakolat, dan klorfeniramin maleat .............................................................. 25 4.5 Spektrum serapan parasetamol pada berbagai konsentrasi ............................. 26 4.6 Spektrum serapan gliseril guaiakolat pada berbagai konsentrasi .................... 27 4.7 Spektrum klorfeniramin maleat pada berbagai konsentrasi ............................ 27 4.8 Spektrum tumpang tindih serapan campuran baku parasetamol, gliseril

…..guaiakolat,dan klorfeniramin maleat dengan masing-masing baku ................ 28 4.9 Nilai AUC pada panjang gelombang maksimum parasetamol ....................... 30 4.10 Nilai AUC pada panjang gelombang maksimumgliseril guaiakolat ............ 30 4.11 Nilai AUC pada panjang gelombang maksimum klorfeniramin maleat ...... 31 4.12 Spektrum Serapan Sirup U ............................................................................ 32

4.13 Spektrum AUC parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin

……maleat pada sirup U ....................................................................................... 33

Universitas Sumatera Utara

Page 13: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

xiii

DAFTAR GAMBAR DALAM LAMPIRAN

1. Pengulangan 1 ................................................................................................... 79

2. Pengulangan 2 ................................................................................................... 79

3. Pengulangan 3 ................................................................................................... 79

4. Pengulangan 4 ................................................................................................... 80

5. Pengulangan 5 ................................................................................................... 80

6. Pengulangan 6 ................................................................................................... 80

7. Rentang spesifik 80% pengulangan 1 ............................................................... 81

8. Rentang spesifik 80% pengulangan 2 ............................................................... 81

9. Rentang spesifik 80% pengulangan 3 ............................................................... 81

10. Rentang spesifik 100% pengulangan 1 ........................................................... 82

11. Rentang spesifik 100% pengulangan 2 ........................................................... 82

12. Rentang spesifik 100% pengulangan 3 ........................................................... 82

13. Rentang spesifik 120% pengulangan 1 ........................................................... 83

14. Rentang spesifik 120% pengulangan 2 ........................................................... 83

15. Rentang spesifik 120% pengulangan 3 ........................................................... 83

16. Rentang spesifik 80% pengulangan 1 ............................................................. 84

17. Rentang spesifik 80% pengulangan 2 ............................................................. 84

18. Rentang spesifik 80% pengulangan 3 ............................................................. 84

19. Rentang spesifik 100% pengulangan 1 ........................................................... 85

20. Rentang spesifik 100% pengulangan 2 ........................................................... 85

21. Rentang spesifik 100% pengulangan 3 ........................................................... 85

22. Rentang spesifik 120% pengulangan 1 ........................................................... 86

23. Rentang spesifik 120% pengulangan 2 ........................................................... 86

24. Rentang spesifik 120% pengulangan 3 ........................................................... 86

25. Kemasan sampel.............................................................................................. 87

26. Botol sampel ................................................................................................... 87

27. Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu 1800) dan seperangkat komputer

dilengkapi software UV Probe ........................................................................ 88

28. Sonicator (Branson) ........................................................................................ 88

29. Timbangan (Boeco) ......................................................................................... 88

Universitas Sumatera Utara

Page 14: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Bagan alir pembuatan LIB dan serapan maksimum parasetamol ..................... 39

2. Bagan alir pembuatan LIB dan serapan maksimum gliseril guaiakolat ............ 40

3. Bagan alir pembuatan LIB dan serapan.maksimum klorfeniramin maleat ....... 41

4. Bagan alir pembuatan dan pengukuran serapan larutan standar parasetamol ... 42

5. Bagan alir pembuatan dan pengukuran serapan larutan standar gliseril

…guaiakolat .......................................................................................................... 43

6. Bagan alir pembuatan dan pengukuran serapan larutan standar klorfeniramin

…maleat ................................................................................................................ 44

7. Bagan alir pembuatan larutan baku campuran parasetamol, gliseril guaiakolat,

…dan klorfeniramin maleat .................................................................................. 45

8. Bagan alir pembuatan spektrum AUC pada serapan maksimum parasetamol . 46

9. Bagan alir pembuatan spektrum AUC pada serapan maksimum gliseril

…..guaiakolat ........................................................................................................ 47

10. Bagan alir pembuatan spektrum AUC pada serapan maksimum klorfeniramin

…..maleat .............................................................................................................. 48

11. Bagan alir penentuan kadar parasetamol, gliseril guaiakolat, .dan

…..klorfeniramin maleat dalam sediaan sirup U .................................................. 49

12. Tabel perhitungan kalibrasi, persamaan regresi dan koefisien korelasi AUC

…..pada parasetamol ............................................................................................. 50

13. Data perhitungan kalibrasi, persamaan regresi dan koefisien korelasi AUC

…..pada gliseril guaiakolat ................................................................................... 51

14. Data perhitungan kalibrasi, persamaan regresi dan koefisien korelasi AUC

…..pada klorfeniramin maleat............................................................................... 52

15. Contoh perhitungan kadar teoritis parasetamol, gliseriliguaiakolat, dan

…..klorfeniramin maleat ....................................................................................... 53

16. Contoh modifikasi perhitungan konsentrasi dengan menggunakanimetode

…..AUC dari parasetamol, gliseril guaiakolat, dan.klorfeniramin maleat ............ 56

17. Perhitungan kadar parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat

…..secara statistik pada sirup U ............................................................................ 61

18. Contoh perhitungan persentase perolehan kembali (% recovery)................... 67

19. Data hasil persen perolehan kembali parasetamol dengan metode

…..penambahan baku dalam sediaan sirup U ....................................................... 70

20. Perhitungan simpangan baku, batas deteksi (LOD), dan batas kuantitasi

…..LOQ) parasetamol ........................................................................................... 72

21.Data hasil persen perolehan kembali gliseril guaiakolat dengan metode

…..penambahan baku dalam sediaan sirup U ....................................................... 73

22. Perhitungan simpangan baku, batas deteksi (LOD), dan batas kuantitasi

…..(LOQ) gliseril guaiakolat ................................................................................ 75

23. Data hasil persen perolehan kembali klorfeniramin maleat dengan metode

…..penambahan baku dalam sediaan sirup U ....................................................... 76

24. Perhitungan simpangan baku, batas deteksi (LOD), dan batas kuantitasi

…..(LOQ) klorfeniramin maleat ........................................................................... 78

25. Spektrum serapan AUC sampel sirup U yang dibuat 6 kali pengulangan ...... 79

26. Spektrum serapan uji perolehan kembali (% recovery) pada sirup U sebelum

…..penambahan baku ............................................................................................ 81

Universitas Sumatera Utara

Page 15: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

xv

27. Spektrum serapan uji perolehan kembali (% recovery) pada sirup U sesudah

…..penambahan baku ............................................................................................ 84

28. Gambar sampel................................................................................................ 87

29. Gambar alat ..................................................................................................... 88

30. Sertifikat analisis baku parasetamol ................................................................ 89

31. Sertifikat analisis baku gliseril guaiakolat ...................................................... 90

32. Sertifikat analisis baku klorfeniramin maleat ................................................. 91

Universitas Sumatera Utara

Page 16: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini obat merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Permenkes No. 73 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek

pasal 1 butir 6, menyebutkan: “Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk

produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem

fisiologi atau keadaan patofisiologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.”

Hal tersebut selaras dengan kecenderungan masyarakat untuk mengobati dirinya

sendiri atau disebut swamedikasi sebelum mendapat pertolongan tenaga medis,

khususnya pada penyakit yang tergolong ringan seperti batuk, pilek, sakit kepala,

diare, dan sebagainya (Khuluqiyah dkk., 2016).

Produksi obat saat ini sudah sangat berkembang. Kombinasi parasetamol,

gliseril guaiakolat dan klorfeniramin maleat digunakan sebagai zat aktif untuk

meringankan gejala batuk dan pilek. Meningkatnya ketersediaan berbagai sediaan

obat di pasaran perlu diimbangi dengan peningkatan dalam hal pengawasan mutu,

sehingga setiap produk yang beredar tersebut dapat dipertanggungjawabkan

keamanan dan khasiatnya. Salah satu parameter pengawasan mutu sediaan adalah

kandungan bahan aktif di dalam obat (Rustamaji dan Danu, 2005).

Dalam dunia industri farmasi, proses penjaminan mutu yang cepat dan

handal sangat diperlukan. Oleh karena itu, kebutuhan suatu metode analisis yang

cepat dan memenuhi persyaratan kesahihan suatu metode yang dapat menunjang

hal tersebut sangat tinggi. Spektrofotometri UV merupakan salah satu metode yang

Universitas Sumatera Utara

Page 17: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

2

sederhana, cepat dan lazim digunakan dalam laboratorium industri farmasi untuk

analisis suatu sediaan obat. Hanya saja, spektrofotometri UV hanya dapat

digunakan untuk analisis zat aktif tunggal. Penggunaan instrumen spektrofotometer

UV dalam analisis sediaan obat multikomponen sangat sulit dilakukan, dikarenakan

permasalahan spektrum yang tumpang tindih antar komponen yang akan

mengakibatkan absorbansi masing-masing obat saling mempengaruhi. Untuk

mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan pengolahan data secara statistik yakni

menggunakan metode Area Under Curve (AUC) yang dapat digunakan dalam

menganalisis senyawa multikomponen yang memiliki spektra UV overlapping

(Muchlisyam dan Pardede, 2017).

Penerapan metode AUC pada penetapan kadar multikomponen perlu

dilakukan sistem divisor. Dilakukan agar saat menetapkan kadar satu komponen,

komponen yang lain tidak akan mempengaruhi absorbansi dari komponen yang

ingin ditetapkan kadarnya. Dalam penelitian ini digunakan pelarut campuran

metanol dan air dengan perbandingan 1:4. Hal tersebut dikarenakan parasetamol,

gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat cukup mudah larut di dalam air, dan

penambahan metanol meningkatkan kelarutan zat aktif. Selain hal tersebut,

berdasarkan Suhartati (2017), metanol dan air juga memenuhi persyaratan pelarut

yang dipakai pada spektrofotometer UV, antara lain:

1. harus melarutkan sampel dengan sempurna

2. pelarut yang dipakai tidak mengabsorpsi sinar yang dipakai oleh sampel

3. tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisis

4. kemurniannya harus tinggi

Universitas Sumatera Utara

Page 18: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

3

Metode Area Under Curve (AUC) dilakukan dengan mengukur absorbansi

luas area yang berada dibawah kurva dari panjang gelombang sebelum dan sesudah

panjang gelombang maksimum dari suatu komponen obat (Muchlisyam, 2017).

Rentang panjang gelombang yang memiliki nilai koefisien korelasi yang paling

mendekati satu dipilih sebagai rentang panjang gelombang analisis. Area di bawah

kurva pada daerah panjang gelombang analisis dihitung untuk ketiga zat dan

dilakukan perhitungan kadar dengan menggunakan “Cramer’s Rule” dan “Metode

Matrix” (Chaudhary, dkk., 2011).

Beberapa penelitian sebelumnya telah menggunakan metode AUC pada

penetapan kadar campuran obat seperti penetapan kadar simultan lamivudin dan

tenofovir (Anees dan Baig, 2015), kadar simultan etilefrin HCl dan klorfeniramin

(Abdel, dkk., 2016), kadar simultan artemeter dan lumefantrin (Karajgi, dkk.,

2016), kadar simultan piperasilin dan tazobaktam (Sangeetha, dkk., 2017), dan

kadar simultan betametason valerat dan neomisin sulfat (Sibuea, 2018).

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menerapkan metode Area Under

Curve (AUC) secara spektrofotometri UV untuk menganalisis senyawa

multikomponen parasetamol, gliseril guaiakolat dan klorfeniramin maleat dalam

sediaan sirup farmasi, sehingga metode ini diharapkan dapat diaplikasikan secara

rutin oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

4

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

a. apakah metode AUC memenuhi persyaratan validasi pada penetapan kadar

simultan parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat dalam

sediaan sirup?

b. apakah kadar parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin maleat dalam

sediaan sirup yang diukur secara spektrofotometri UV dengan metode AUC

memenuhi persyaratan USP XXII NF XVII?

1.3 Hipotesis

a. Metode AUC memenuhi persyaratan validasi pada penetapan kadar simultan

parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin maleat dalam sediaan sirup

b. Kadar parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin maleat dalam sediaan

sirup yang diukur secara spektrofotometri UV dengan metode AUC memenuhi

persyaratan USP XXII NF XVII.

1.4 Tujuan Penelitian

a. Untuk melakukan uji validasi penetapan kadar simultan parasetamol, gliseril

guaiakolat dan klorfeniramin maleat dalam sediaan sirup menggunakan

spektrofotometri UV secara AUC.

b. Untuk membandingkan kadar hasil yang diperoleh pada penetapan kadar

simultan parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin maleat dalam

sediaan sirup menggunakan spektrofotometri UV secara AUC dengan

persyaratan pada USP XXII NF XVII.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

5

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dilakukan adalah untuk memberikan informasi bahwa

metode AUC secara spektrofotometri UV valid digunakan dalam penetapan kadar

campuran parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin maleat dalam sediaan

sirup.

1.6 Kerangka Pikir Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode AUC dan menggunakan sistem

divisor. Dibuat berbagai rentang panjang gelombang sebelum dan sesudah

absorbansi maksimum, kemudian dipilih rentang panjang gelombang yang

memiliki nilai koefisien korelasi yang paling mendekati satu. Lalu dihitung nilai

AUC sampel bendasarkan rentang panjang gelombang analisis dan ditetapkan

kadarnya dengan memnggunakan metode matriks. Selanjutnya dilakukan validasi

metode. Secara ringkasnya kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian

Nilai AUC

Rentang Panjang Gelombang Analisis

Divisor

Parasetamol,

Gliseril Guaiakolat

dan Klorfeniramin

Maleat (BPFI)

Penetapan Kadar

dengan Metode

Matriks

Validasi Metode

Akurasi (% recovery)

Presisi (RSD)

Linearitas (r)

LOD dan LOQ

Pembuatan spektum

panjang gelombang

maksimum dan kurva

kalibrasi

Pemilihan Pelarut:

Metanol:Air (1:4)

Universitas Sumatera Utara

Page 21: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Bahan

2.1.1 Parasetamol

Parasetamol dengan rumus kimia C8H9NO2 (BM 151,2) berbentuk kristal

atau serbuk berkristal, sedikit larut dalam air dingin, lebih larut dalam air panas;

larut dalam etanol, metanol, dimetil formamid, etilen diklorida, aseton, dan etil

asetat; sangat sedikit larut dalam kloroform; sedikit larut dalam eter; praktis tidak

larut dalam petroleum eter, pentena, dan benzen. Spektrum UV parasetamol pada

larutan asam mempunyai panjang gelombang maksimal di sekitar 245 nm dengan

nilai A 1% 1𝑐𝑚

= 688a, pada larutan alkali 257 nm A 1% 1𝑐𝑚

= 715a) (Moffat dkk., 2004).

2.1.2 Gliseril Guaiakolat

Gliseril Guaiakolat dengan rumus kimia C10H14O4 (BM 198,2) berbentuk

kristal putih atau sedikit kristal abu-abu atau agregrat yang berbentuk kristal.

Kelarutan gliseril guaiakolat adalah 1 g dalam 33 mL air, 1 g dalam 11 mL etanol,

1 g dalam 11 mL kloroform, 1 g dalam 100 mL eter, larut dalam gliserol dan

propilen glikol, sebagian larut dalam benzen, praktis tidak larut dalam petroleum

eter. Spektrum UV Gliseril Guaiakolat pada larutan asam mempunyai panjang

gelombang maksimal di sekitar 273 nm dengan nilai A 1% 1𝑐𝑚

= 125a (Moffat dkk.,

2004).

Gambar 2.1 Struktur parasetamol

Universitas Sumatera Utara

Page 22: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

7

2.1.3. Klorfeniramin Maleat

Klorfeniramin maleat dengan rumus kimia C16H19ClN2, C4H4O4 (BM

390,9) berbentuk serbuk kristal putih, larut 1 mg/mL dalam 300 mL ethanol, 1

mg/mL dalam 240 mL Kloroform, 1 mg/mL dalam 160 mL air, 1 mg/mL dalam

130 mL metanol, sukar larut dalam benzen dan eter. Klorfeniramin maleat memiliki

absorbansi pada panjang gelombang 265 nm dalam pelarut asam dengan nilai

A 1% 1𝑐𝑚

= 302a, dan pada panjang gelombang 262 nm pada pelarut basa dengan nilai

A 1% 1𝑐𝑚

= 205a (Moffat dkk., 2004).

2.2 Spektrofotometri Ultraviolet-Visible (UV-Vis)

2.2.1 Pengertian Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri merupakan salah satu teknik analisis yang menggunakan

sumber radiasi elektromagnetik sinar ultraviolet dan sinar tampak dengan memakai

instrumen spektrofotometer. Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat

yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari

spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur

Gambar 2.3 Struktur klorfeniramin maleat

Gambar 2.2 Struktur gliseril guaiakolat

Universitas Sumatera Utara

Page 23: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

8

intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Jadi spektrofotometer

digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan,

direfleksikan, dan diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.

Spektrofotometri UV-Vis mengamati interaksi atom atau molekul dengan radiasi

elektromagnetik pada daerah panjang gelombang 190-380 nm (UV) atau 380-780

nm (Gandjar dan Rohman, 2012).

Prinsip kerja spektrofotometri UV-Vis berdasarkan interaksi antara radiasi

elektromagnetik dengan atom, ion, atau molekul. Serapan atom menyebabkan

peralihan atau transisi elektronik, yaitu peningkatan energi elektron dari keadaan

dasar (ground state) ke satu atau lebih tingkat energi yang lebih tinggi atau

tereksitasi (excited state). Transisi terjadi jika energi yang dihasilkan oleh radiasi

sama dengan energi yang diperlukan untuk melakukan transisi (Gandjar dan

Rohman, 2012).

Absorbsi radiasi ultraviolet meningkatkan energi elektron sebuah molekul.

Artinya energi yang disumbangkan oleh foton-foton memungkinkan elektron untuk

mengatasi kekekangan inti dan energi pindah ke luar menuju orbital baru yang lebih

tinggi energinya. Interaksi radiasi elektromagnetik dengan bahan yaitu bila cahaya

Gambar 2.1 Spektrum elektromagnetik

Universitas Sumatera Utara

Page 24: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

9

jatuh pada senyawa maka sebagian dari cahaya diserap oleh molekul-molekul

sesuai struktur dari molekul. Setiap senyawa mempunyai tingkatan tenaga yang

spesifik. Semua molekul dapat menyerap radiasi elektromagnetik di daerah UV-Vis

karena memiliki elektron sekutu maupun menyendiri, yang dapat dieksitasikan ke

tingkat energi yang lebih tinggi. Sementara panjang gelombang yang menunjukkan

terjadinya serapan tergantung pada kuat lemahnya ikatan elektron dalam molekul

(Gandjar dan Rohman, 2012).

Pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi

dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Bila sinar

dikenakan pada prisma maka sinar akan mengalami pembiasan dan hasil yang

diperoleh merupakan sinar monokromatik (Sastrohamidjojo, 2013).

2.2.2 Hukum Lambert-Beer

Menurut hukum Lambert, serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel

yang disinari. Sedangkan menurut Beer, serapan berbanding lurus dengan

konsentrasi. Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu dalam hukum Lambert-

Beer, sehingga diperoleh bahwa serapan berbanding lurus terhadap konsentrasi dan

ketebalan sel, hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan

oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan

(Gandjar dan Rohman, 2012).

Hukum Lambert-Beer dikenal dengan persamaan sebagai berikut :

A = a b c (g / L)

Keterangan :

A = Absorbansi

A = absortivitas

b = tebal kuvel (cm)

c = konsentrasi

Universitas Sumatera Utara

Page 25: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

10

Hukum Lambert-Beer menjadi dasar aspek kuantitatif spektrofotometri

dimana konsentrasi dapat dihitung berdasarkan rumus diatas (Muchlisyam dan

Pardede, 2017). Absorptivitas spesifik juga sering digunakan untuk menggantikan

Hukum Lambert-Beer umumnya dikenal dengan persamaan sebagai berikut

A = A1 1

b c (g / 100 mL)

A = ε b c (mol / L) a

Keterangan :

A = Absorbansi

A 1% 1𝑐𝑚

= absortivitas spesifik

b = tebal kuvel (cm)

c = konsentrasi

ε = absorptivitas molar

2.2.3 Kegunaan Spektrofotometer UV-Vis

Penggunaan utama spektrofotometri ultraviolet-visible adalah dalam

analisis kuantitatif, yaitu menentukan kadar senyawa yang mengabsorpsi radiasi

ultraviolet-visible dengan membandingkan absorbansi sampel terhadap absorbansi

senyawa standar yang konsentrasinya diketahui, diukur pada kondisi larutan yang

sama (Satiadarma dkk., 2004).

Kegunaan spektrofotometri ultraviolet dalam analisis kualitatif sangat

terbatas karena rentang daerah radiasi yang relatif sempit hanya dapat

mengakomodasi sedikit sekali puncak absorpsi maksimum dan minimum, karena

itu identifikasi senyawa yang tidak diketahui tidak memungkinkan untuk dilakukan

(Satiadarma, dkk., 2004).

Metode spektrofotometri memiliki beberapa keuntungan antara lain analisis

yang cepat, sederhana, mudah dilakukan, dan membutuhkan sampel serta bahan

yang sedikit. Menurut Muchlisyam dan Pardede (2017), spektrofotometri

ultraviolet dan sinar tampak pada umumnya digunakan untuk:

Universitas Sumatera Utara

Page 26: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

11

1. menentukan jenis kromofor, ikatan rangkap yang terkonjugasi dan ausokrom

dari suatu senyawa organik

2. menjelaskan informasi dari struktur berdasarkan panjang gelombang

maksimum suatu senyawa

3. mampu menganalisis senyawa organik secara kuantitatif dengan menggunakan

hukum Lambert-Beer

2.2.4 Instrumentasi Spektrofotometer UV-Vis

Menurut Gandjar dan Rohman (2012) spektrofotometer UV-Vis terdiri dari

komponen-komponen meliputi:

1. sumber lampu; lampu deuterium digunakan untuk daerah UV pada panjang

gelombang 190–350 nm, sementara lampu halogen kuarsa atau tungsten

digunakan untuk daerah tampak (pada panjang gelombang antara 350–900 nm).

2. monokromator; digunakan untuk mendispersikan sinar ke dalam komponen

panjang gelombangnya yang selanjutnya akan dipilih oleh celah (slit).

Monokromator berputar sedemikian rupa sehingga kisaran panjang gelombang

dilewatkan pada sampel sebagai scan instrumen melewati spektrum.

3. optik; dapat didesain untuk memecah sumber sinar melewati 2 kompartemen,

dan sebagaimana dalam srektrofotometer berkas ganda (double beam), suatu

larutan blanko dapat digunakan dalam satu kompartemen untuk mengoreksi

pembacaan spektrum sampel. Yang paling sering digunakan sebagai blanko

dalam spektrofotometri adalah semua pelarut yang digunakan untuk melarutkan

sampel atau pereaksi.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

12

2.3 Metode AUC dengan Spektrofotometri UV

Spektrofotometri UV dengan metode luas area adalah suatu metode yang

melakukan penetapan kadar dengan mengukur dan menghitung luas area yang

berada dibawah kurva dari panjang gelombang sebelum dan sesudah absorpsi

maksimum dari komponen obat, dan metode ini disebut dengan metode pengukuran

pada luas area dibawah kurva atau Area Under Curve (AUC). Metode AUC dapat

digunakan apabila komponen mempunyai bentuk kurva yang tidak ada puncak yang

tajam atau spektrum yang diperoleh merupakan spektrum berbentuk parabola atau

spektrum yang luas (Muchlisyam dan Pardede, 2017).

Muchlisyam dan Pardede (2017) menyatakan bahwa titik absorbansi dari

panjang gelombang bukanlah titik panjang gelombang yang mempunyai absorbsi

maksimum, tetapi titik yang terikat dengan kurva yaitu titik panjang gelombang sisi

kiri dan sisi kanan dari daerah puncak area. Area perhitungan item pengolahan

menghitung area yang terikat oleh kurva dan sumbu horizontal. Sumbu dipilih

dengan memasuki rentang panjang gelombang dimana area harus dihitung. Rentang

panjang gelombang ini dipilih berdasarkan pengamatan berulang sehingga

mendapatkan linieritas antara area di bawah kurva dan konsentrasi.

Metode ini menggunakan rentang panjang gelombang dari komponen obat.

Dari spektrum yang tumpang tindih dari komponen obat, nilai area di bawah

kurvanya akan ditentukan dari rentang panjang gelombang analitik yang

ditentukan. Berdasarkan rentang panjang gelombang yang dipilih, nilai AUC akan

ditentukan untuk komponen obat dan analisis dilakukan dengan menggunakan

hukum Cramer dan metode matriks (Chaudhary, dkk., 2011).

Universitas Sumatera Utara

Page 28: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

13

2.4 Validasi Metode

Tujuan utama yang harus dicapai dari suatu kegiatan analisis kimia adalah

dihasilkan dari hasil uji yang absah (valid). Secara sederhana hasil uji yang absah

dapat digambarkan sebagai hasil uji yang mempunyai akurasi (accuracy) dan

presisi (precission) yang baik. Validasi adalah suatu tindakan penilaian terhadap

parameter tertentu pada prosedur penetapan yang dipakai untuk membuktikan

bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk pengunaannya (Harmita,

2004). Parameter analisis yang ditentukan pada validasi adalah akurasi, presisi,

limit deteksi, limit kuantitasi, kelinieran dan rentang (Gandjar dan Rohman, 2012).

2.4.1 Akurasi

Akurasi (kecermatan) adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan

hasil analisis dengan kadar analit sebenarnya. Rentang nilai % akurasi analit yang

dapat diterima adalah 98%-102%. Rentang ini bersifat fleksibel tergantung dari

analit yang diperiksa, jumlah sampel, dan kondisi laboratorium. Akurasi dinyatakan

sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan (Harmita,

2004).

2.4.2 Presisi

Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya

diekspresikan sebagai simpangan baku relatif dari sejumlah sampel yang berbeda

signifikan secara statistik. Presisi bisa dinyatakan dalam koefisien variasi (KV) dan

dinyatakan memiliki presisi yang baik apabila KV < 2% (Harmita, 2004).

2.4.3 Batas Deteksi

Batas deteksi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam

sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

14

LOD merupakan batas uji yang secara spesifik menyatakan apakah analit diatas

atau dibawah nilai tertentu. Definisi batas deteksi yang paling umum digunakan

dalam kimia analisis bahwa batas deteksi merupakan kadar analit yang memberikan

respon sebesar respon blanko ditambah dengan 3 simpangan baku blanko. LOD

juga dapat dihitung berdasarkan pada standar deviasi (SD) respon dan kemiringan

(slope) kurva baku pada level yang mendekati LOD (Harmita, 2004).

2.4.4 Batas Kuantitasi

Batas kuantifikasi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam

sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada

kondisi operasional metode yang digunakan. Sebagaimana LOD, LOQ juga

diekspresikan sebagai konsentrasi. Jika konsentrasi LOQ menurun maka presisi

juga menurun. Jika presisi tinggi dipersyaratkan maka konsentrasi LOQ yang lebih

tinggi harus dilaporkan (Harmita, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Page 30: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

15

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental secara

spektrofotometri UV dengan metode AUC terhadap analisis campuran parasetamol,

gliseril guaiakolat dan klorfeniramin maleat yang terkandung dalam sediaan obat

batuk sirup U produksi PT. Universal Pharmaceutical Medan-Indonesia.

3.2 Alat-Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometer

Ultraviolet-Visible (Shimadzu 1800) serta seperangkat Personal Computer (PC)

yang dilengkapi dengan software UV-Probe 2.42, kuvet 1 cm, alat-alat gelas, neraca

analitik (Boeco Germany), serta alat-alat lainya yang diperlukan dalam penyiapan

sampel.

3.3 Bahan-Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metanol, akuades,

baku parasetamol (BPFI), baku gliseril guaiakolat (BPFI), baku klorfeniramin

maleat (BPFI), dan sirup U produksi PT. Universal Pharmaceutical Medan-

Indonesia.

3.4 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan

antara satu tempat dengan tempat yang lain, karena sampel dianggap homogen.

Sampel yang digunakan yaitu sirup U produksi PT. Universal Pharmaceutical

Medan-Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

16

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-Maret 2019.

3.6 Prosedur Penelitian

3.6.1 Pebuatan Larutan Induk Baku

3.6.1.1 Pembuatan Larutan Induk Baku Parasetamol

Ditimbang dengan seksama 25 mg serbuk parasetamol BPFI kemudian

dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dengan pelarut

metanol:akuades (1:4) dan dicukupkan sampai garis tanda sehingga diperoleh

larutan induk baku I dengan konsentrasi 500 μg/ml (LIB I). Dari LIB I dipipet 5

ml dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml, diencerkan dengan pelarut

metanol:akuades (1:4) sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan induk baku II

dengan konsentrasi 100 μg/ml (LIB II).

3.6.1.2 Pembuatan Larutan Induk Baku Gliseril Guaiakolat

Ditimbang dengan seksama 25 mg serbuk gliseril guaiakolat BPFI

kemudian dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dengan pelarut

metanol:akuades (1:4) dan dicukupkan sampai garis tanda sehingga diperoleh

larutan dengan konsentrasi 500 μg/ml (LIB I). Dari LIB I dipipet 5 ml dimasukkan

kedalam labu tentukur 25 ml, diencerkan dengan pelarut pelarut metanol:akuades

(1:4) sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan gliseril guaiakolat dengan

konsentrasi 100 μg/ml (LIB II).

3.6.1.3 Pembuatan Larutan Induk Baku Klorfeniramin Maleat

Ditimbang dengan seksama 25 mg serbuk klorfeniramin maleat BPFI

kemudian dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dengan pelarut

Universitas Sumatera Utara

Page 32: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

17

metanol:akuades (1:4) dan dicukupkan sampai garis tanda sehingga diperoleh

larutan dengan konsentrasi 500 μg/ml (LIB I). Dari LIB I dipipet 5 ml dimasukkan

kedalam labu tentukur 25 ml, diencerkan dengan pelarut pelarut metanol:akuades

(1:4) sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan klorfeniramin maleat dengan

konsentrasi 100 μg / ml (LIB II).

3.6.2 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum

3.6.2.1 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Parasetamol

Dipipet 1,5 ml larutan induk baku II (LIB II) parasetamol lalu dimasukkan

ke dalam labu 25 ml dan diencerkan dengan pelarut metanol:akuades (1:4) hingga

garis tanda lalu dikocok hingga homogen sehingga diperoleh larutan dengan

konsentrasi 6 μg/ml dan diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm.

3.6.2.2 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Gliseril Guaiakolat

Dipipet 9 ml larutan induk baku II (LIB II) gliseril guaiakolat lalu

dimasukkan ke dalam labu 25 ml dan diencerkan dengan pelarut metanol:akuades

(1:4) hingga garis tanda lalu dikocok hingga homogen sehingga diperoleh larutan

dengan konsentrasi 36 μg/ml kemudian diukur serapan pada panjang gelombang

200-400 nm.

3.6.2.3 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Klorfeniramin Maleat

Dipipet 7,8 ml larutan induk baku II (LIB II) klorfeniramin maleat lalu

dimasukkan ke dalam labu 25 ml dan diencerkan dengan pelarut metanol:akuades

(1:4) hingga garis tanda lalu dikocok hingga homogen sehingga diperoleh larutan

dengan konsentrasi 31 μg/ml kemudian diukur serapan pada panjang gelombang

200-400 nm.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

18

3.6.3 Pembuatan Spektrum Serapan Baku

3.6.3.1 Pembuatan Spektrum Serapan Baku Parasetamol

Dipipet larutan induk baku II (LIB II) parasetamol sebanyak 0,7 ml; 1,1 ml;

1,5 ml; 1,8 ml; dan 2,2 ml. Masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 25

ml dan diencerkan dengan dengan pelarut metanol:akuades (1:4) hingga garis tanda.

Dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 3 μg/ml;

4,5 μg/ml; 6 μg/ml; 7,5 μg/ml;dan 9 μg/ml.

3.6.3.2 Pembuatan Spektrum Serapan Baku Gliseril Guaiakolat

Dipipet larutan induk baku II (LIB II) parasetamol sebanyak 5 ml; 7 ml; 9

ml; 11 ml; dan 13 ml. Masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml,

diencerkan dengan dengan pelarut metanol:akuades (1:4) hingga garis tanda.

Dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 20 µg/ml;

28 µg/ml; 36 µg/ml; 44 µg/ml; 52 µg/ml.

3.6.3.3 Pembuatan Spektrum Serapan Baku Klorfeniramin Maleat

Dipipet Larutan induk baku II (LIB II) parasetamol sebanyak 5,3 ml; 6,5

ml; 7,8 ml; 9 ml; dan 10,3 ml. Masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur

25 ml, diencerkan dengan dengan pelarut metanol:akuades (1:4) hingga garis tanda.

Dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 21 µg/ml;

26 µg/ml; 31 µg/ml; 36 µg/ml; 41 µg/ml.

3.6.4 Pembuatan Spektrum Serapan Campuran Baku Parasetamol, Gliseril

……iGuaiakolat dan Klorfeniramin Maleat

Dipipet LIB II parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin maleat

secara berurutan 1,5 ml; 9 ml; 7,8 ml. Dimasukkan ke dalam labu 25 ml, diencerkan

dengan pelarut metanol: akuades (1:4) sampai garis tanda dan dihomogenkan.

Diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

19

3.6.5 Pembuatan Spektrum Serapan Secara AUC

3.6.5.1 Pembuatan Spektrum Serapan Parasetamol Secara AUC

Dihitung luas area spektrum serapan parasetamol pada konsentrasi 6 μg/ml

dengan bantuan software UV probe 2.42 pada panjang gelombang 249,4-259,4 nm;

262,4-272,4; 274,2-284,2 nm.

3.6.5.2 Pembuatan Spektrum Serapan Gliseril Guaiakolat Secara AUC

Dihitung luas area spektrum serapan gliseril guaiakolat pada konsentrasi 35

𝜇g/ml dengan bantuan software UV probe 2.42 pada panjang gelombang 249,4-

259,4 nm; 262,4-272,4; 274,2-284,2 nm.

3.6.5.3 Pembuatan Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat Secara AUC

Dihitung luas area spektrum serapan gliseril guaiakolat pada konsentrasi 21

𝜇g/ml dengan bantuan software UV probe 2.42 pada panjang gelombang 249,4-

259,4 nm; 262,4-272,4; 274,2-284,2 nm.

3.6.6 Pembuatan Kurva Kalibrasi Secara AUC

3.6.6.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Parasetamol Secara AUC

Diplot nilai AUC dari spektrum parasetamol pada panjang gelombang

249,4-259,4 nm dengan konsentrasi untuk mendapatkan persamaan regresi.

3.6.6.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Gliseril Guaiakolat Secara AUC

Diplot nilai AUC dari spektrum gliseril guaiakolat pada panjang gelombang

262,4-272,4 nm dengan konsentrasi untuk mendapatkan persamaan regresi.

3.6.6.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi Klorfeniramin Maleat Secara AUC

Diplot nilai AUC dari spektrum klorfeniramin maleat pada panjang

gelombang 274,2-284,2 nm dengan konsentrasi untuk mendapatkan persamaan

regresi.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

20

3.7 Validasi Metode

3.7.1 Uji Akurasi

Uji akurasi dilakukan dengan metode penambahan baku (standard addition

method) yaitu dengan membuat tiga konsentrasi analit sampel dengan rentang

spesifik 80%, 100%, 120% dimana masing-masing dilakukan sebanyak tiga kali

perlakuan. Setiap rentang mengandung 70% analit dan 30% baku pembanding,

kemudian dianalisa dengan perlakuan yang sama seperti pada penetapan kadar

sampel (Harmita, 2004). Spektrum serapan yang dihasilkan kemudian dibuat

spektrum AUC untuk masing-masing parasetamol, gliseril guaikolat dan

klorfeniramin maleat, kemudian dilakukan penetapan kadar seperti pada sampel.

Berikut dibawah merupakan rumus persen perolehan kembali.

% Perolehan Kembali =CF−CA

CA∗ x 100%

Keterangan :

CF = Konsentrasi sampel setelah penambahan baku

CA = Konsentrasi sampel sebelum penambahan baku

CA* = Jumlah baku yang ditambahkan dikali persen kadar baku pada sertifikat

analisis

3.7.2 Presisi

Menurut Harmita (2004) presisi suatu analisis sering dinyatakan sebagai

simpangan baku relatif (relative standard deviation) dengan rumus:

RSD = SD

X x 100%

Keterangan: :

RSD = Relative standard deviation

SD = Standard deviation

X = Kadar perolehan kembali rata-rata

3.7.3 Lineritas

Linieritas menyatakan kemampuan metode analisis untuk mendapatkan

hasil pengujian yang sesuai dengan kisaran konsentrasi analit tertentu. Persamaan

Universitas Sumatera Utara

Page 36: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

21

garis yang digunakan pada kurva kalibrasi didapat dari persamaan y= ax + b.

Persamaan tersebut akan menghasilkan koefisen relasi (r). Koefisien relasi ini

digunakan untuk mengetahui linieritas suatu metode analisis yang digunakan

(Satiadarma, dkk., 2004).

3.7.4 Batas Deteksi dan Batas Kuantitatif

Menurut Harmita (2004), berdasarkan absorbansi pada panjang gelombang

analisis dilakukan pada perhitungan batas deteksi (low of detection/LOD) dan batas

kuantitasi (low of quantity/LOQ).

SB = √(Y−Yi)2

𝑛−2

LOD = 3 𝑥 𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

LOQ = 10 𝑥 𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

Keterangan :

SB = Simpangan baku

Slope = a dari persamaan y = ax+b

3.7.5 Analisis Data Penetapan Kadar Secara Statistik

Data perhitungan kadar parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin

maleat dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji tabel distribusi t dapat

dilihat pada Lampiran 23. Menurut Harmita (2004), rumus yang digunakan untuk

mencari thitung digunakan rumus :

t hitung = X −X

SD√6

Data diterima jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel pada interval kepercayaan 99%

dengan nilai α = 0,01.

Keterangan :

SD = Standard deviation/simpangan baku

X = Kadar rata-rata perolehan kembali

X = Kadar perolehan kembali

Universitas Sumatera Utara

Page 37: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

22

3.7.6 Penetapan Kadar Parasetamol, Gliseril Guaikolat, dan Klorfeniramin

…….Maleat dalam Sediaan Sirup U

Dipipet 1 ml sampel sirup U mengandung parasetamol, gliseril guaikolat,

dan klorfeniramin maleat (dilakukan sebanyak 6 kali) kemudian dimasukkan secara

kuantitatif ke dalam labu tentukur 50 ml. Dilarutkan dengan pelarut

metanol:akuades (1:4) kemudian dihomogenkan dengan sonikator selama 15 menit.

Dicukupkan dengan pelarut metanol:akuades (1:4) sampai garis tanda, dikocok

hingga homogen. Larutan tersebut kemudian disaring, lebih kurang 10 ml filtrat

pertama dibuang dan filtrat selanjutnya ditampung. Kemudian dari filtrat ini dipipet

5 ml dan dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml, dicukupkan dengan pelarut

metanol:akuades (1:4) sampai garis tanda. Dipipet 1,5 ml dan dimasukkan kedalam

labu tentukur 25 ml kemudian ditambahkan 8,7 ml LIB II gliseril guaiakolat dan

7.7 ml LIB II klorfeniramin maleat. Dicukupkan dengan pelarut metanol:akuades

(1:4) sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan yang mengandung 6

μg/ml parasetamol; 36,4 μg/ml gliseril guaikolat; 32 μg/ml klorfeniramin maleat.

Diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm kemudian dibuat spektrum

AUC pada panjang gelombang 249,4-259,4 nm; 262,4-272,4; 274,2-284,2 nm.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

23

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penetapan Spektrum Serapan Maksimum Parasetamol, Gliseril

…...Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat

Spektrum serapan maksimum parasetamol, gliseril guaiakolat, dan

klorfeniramin maleat masing-masing dapat dilihat pada Gambar 4.1, Gambar 4.2

dan Gambar 4.3 dibawah ini:

Gambar 4.1 Spektrum serapan maksimum parasetamol (6 µg/ml)

Gambar 4.2 Spektrum serapan maksimum gliseril guaiakolat (36,4 µg/ml)

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs

.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs

.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Universitas Sumatera Utara

Page 39: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

24

Gambar 4.3 Spektrum serapan maksimum klorfeniramin maleat (31,3 µg/ml)

Penetapan spektrum serapan maksimum parasetamol, gliseril guaiakolat,

dan klorfeniramin maleat dibuat pada rentang panjang gelombang 200-400 nm.

Berdasarkan hasil spektrum serapan secara kulitatif, diperoleh panjang gelombang

maksimum parasetamol (konsentrasi 6 µg/ml) pada 254,4 nm, gliseril guaiakolat

(konsentrasi 36,4 µg/ml) pada 273,2 nm, dan klorfeniramin maleat (konsentrasi

31,3 µg/ml) pada 261,4 nm.

Gambar 4.4 Spektrum tumpang tindih serapan maksimum parasetamol,

gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs

.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Universitas Sumatera Utara

Page 40: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

25

Pada Gambar 4.4 diatas terlihat bahwa spektrum serapan maksimal dari

parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat saling bertumpang tindih

satu sama lain, sehingga tidak dapat dilakukan penetapan kadarnya secara

spektrofotometri biasa karena absorbansi yang dihasilkan sudah merupakan hasil

campuran.

4.2 Hasil Pengukuran Spektrum Serapan Parasetamol, Gliseril Guaiakolat,

…..dan Klorfeniramin Maleat pada Berbagai Konsentrasi

Spektrum serapan parasetamol dibuat pada konsentrasi 3 μg/ml; 4,5 μg/ml;

6 μg/ml; 7,5 μg/ml; 9 μg/ml. Spektrum serapan gliseril guaiakolat dibuat pada

konsentrasi 20 μg/ml; 28 μg/ml; 36,4 μg/ml; 44 μg/ml; 52 μg/ml. Spektrum

serapan klorfeniramin maleat dibuat pada konsentrasi 21 μg/ml; 26 μg/ml; 31,3

μg/ml; 36,4 μg/ml; 41 μg/ml, lalu diukur pada panjang gelombang 200-400 nm.

Spektrum serapan parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin

maleat pada berbagai konsentrasi dapat dilihat pada Gambar 4.5, Gambar 4.6, dan

Gambar 4.7 dibawah ini:

Gambar 4.5 Spektrum serapan parasetamol pada berbagai konsentrasi

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Universitas Sumatera Utara

Page 41: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

26

Gambar 4.6 Spektrum serapan gliseril guaiakolat pada berbagai konsentrasi

Gambar 4.7 Spektrum klorfeniramin maleat pada berbagai konsentrasi

Pada Gambar 4.5 dihasilkan spektrum serapan parasetamol dengan

koefisien korelasi antara konsentrasi dengan absorbansi sebesar 0,9999. Pada

Gambar 4.6 dihasilkan spektrum serapan gliseril guaiakolat dengan koefisien

korelasi antara konsentrasi dengan absorbansi sebesar 0,9998. Pada Gambar 4.7

dihasilkan spektrum serapan klorfeniramin maleat dengan koefisien korelasi antara

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Universitas Sumatera Utara

Page 42: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

27

konsentrasi dengan absorbansi sebesar 0,9996. Nilai absorbansi dari spektrum

parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat yang diperoleh sesuai

dengan hukum Lambert-beer yaitu 0,2-0,6.

4.3 Hasil Spektrum Serapan Campuran Baku Parasetamol, Gliseril

……Guaiakolat, Dan Klorfeniramin Maleat

Spektrum serapan campuran baku parasetamol, gliseril guaiakolat, dan

klorfeniramin maleat dapat dilihat pada Gambar 4.8 dibawah ini :

Gambar 4.8 Spektrum tumpang tindih serapan campuran baku parasetamol,

gliseril guaiakolat,dan klorfeniramin maleat dengan masing-masing baku

Spektrum serapan campuran baku parasetamol, gliseril guaiakolat, dan

klorfeniramin maleat dibuat dengan konsentrasi 6 µg/ml untuk parasetamol, 36,4

µg/ml untuk gliseril guaiakolat, dan 17,2 µg/ml untuk

klorfeniramin maleat. Spektrum campuran menghasilkan bentuk yang berbeda

dengan spektrum parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat

masing-masing, karena spektrum serapan campuran adalah kombinasi dari

spektrum penyusunnya sehingga ketiga komponen saling mempengaruhi

absorbansinya.

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Universitas Sumatera Utara

Page 43: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

28

4.4 Hasil Pembuatan Kurva Kalibrasi dengan Metode AUC

Metode AUC adalah satu metode yang melakukan penetapan kadar dengan

mengukur dan menghitung absorbansi luas area yang berada dibawah kurva dari

dua buah panjang gelombang sebelum dan sesudah panjang gelombang maksimum

dari suatu komponen obat. Rentang panjang gelombang yang dipilih merupakan

rentang panjang gelombang yang memberikan hubungan lineritas yang terbaik

antara nilai AUC dan konsentrasi yang ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi

yang paling mendekati satu. Panjang gelombang analisis parasetamol, gliseril

guaiakolat, dan klorfeniramin maleat terlihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Panjang gelombang analisis untuk parasetamol,

gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat

Obat Panjang

Gelombang (nm) λ∆ Linearitas

Parasetamol

245,4-250,4 5 0,9895

246,4-251,4 5 0,9917

247,4-257,4 10 0,9916

249,4-259,4 10 0,9976

Gliseril

Guaiakolat

276,2-281,2 5 0,9980

277,2-282,2 5 0,9979

274,2-284,2 10 0,9991

287 – 297 10 0,9984

Klorfeniramin

Maleat

247,4-252,4 5 0,9945

248,4-253,4 5 0,9937

262,4-272,4 10 0,9982

263,4-273,4 10 0,9936,4

Pada Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa AUC yang dipilih pada masing-

masing rentang panjang gelombang yaitu untuk parasetamol (λ = 249,4-259,4),

gliseril guaiakolat (λ = 274,2-284,2), dan klorfeniramin maleat (λ = 262,4-272,4)

karena memiliki lineritas paling mendekati 1.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

29

4.5 Hasil Area Under Curve (AUC) Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan

…...Klorfeniramin Maleat pada Serapan Maksimum

Nilai AUC dari baku parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin

maleat pada serapan maksimum dapat dilihat pada Gambar 4.9, Gambar 4.10, dan

Gambar 4.11 dibawah ini :

Gambar 4.10 Nilai AUC pada panjang gelombang

maksimum gliseril guaiakolat

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Gambar 4.9 Nilai AUC pada panjang gelombang

maksimum parasetamol

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Universitas Sumatera Utara

Page 45: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

30

Pada spektrum serapan maksimum ketiga obat dilakukan divisor, sehingga

saat menetapkan kadar suatu komponen, maka dua komponen lainnya tidak akan

mempengaruhi absorbansi komponen yang dianalisis. Pada masing-masing

spektrum serapan digunakan rentang panjang gelombang analisis dari ketiga obat

yang telah ditetapkan untuk kemudian didapakan nilai AUC masing-masing

spektrum. Gambar 4.9 diperoleh dari data spektrum serapan maksimum

parasetamol dengan nilai area pada panjang gelombang 249,4-259,4 nm, 274,2-

284,2 nm, dan 262,4-272,4 nm; Gambar 4.10 diperoleh dari data spektrum serapan

maksimum gliseril guaiakolat dengan dari nilai area pada panjang gelombang

249,4-259,4 nm, 274,2-284,2 nm, dan 262,4-272,4 nm; Gambar 4.11 diperoleh dari

data spektrum serapan maksimum klorfeniramin maleat dengan nilai area pada

panjang gelombang 249,4-259,4 nm, 274,2-284,2 nm, dan 262,4-272,4 nm

menggunakan software UV Probe 2.42.

Gambar 4.11 Nilai AUC pada panjang gelombang

maksimum klorfeniramin maleat

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Universitas Sumatera Utara

Page 46: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

31

4.6 Hasil Penetapan Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan

…….Klorfeniramin Maleat dalam Sediaan Sirup

Spektrum Serapan Sirup U dapat dilihat pada Gambar 4.11 dibawah ini:

Pembuatan larutan sampel pada sirup dilakukan dengan metode adisi

standar sampai mencapai konsentrasi maksimum. Pengadisian gliseril guaiakolat

dan klorfeniramin maleat dilakukan dengan alasan bahwa hasil orientasi sampel

yang diukur mengandung parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin

maleat dengan perbandingan 120:25:1, dimana serapan gliseril guaiakolat dan

klorfeniramin maleat yang terukur tidak memenuhi hukum Lambert-beer (serapan

tidak memenuhi rentang 0,2-0,6), sehingga dilakukan adisi sampai mencapai

konsentrasi maksimum.

Menurut Harmita (2004), dalam metode adisi, sejumlah sampel yang

dianalisis ditambah analit dengan kadar yang diperlukan dari kadar analit yang

diperkirakan, dicampur, dan dianalisis kembali. Selisih kedua hasil dibandingkan

dengan kadar yang sebenarnya.

Gambar 4.12 Spektrum Serapan Sirup U nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Universitas Sumatera Utara

Page 47: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

32

Sampel yang telah dipreparasi kemudian diukur pada panjang gelombang

200-400 nm. Spektrum serapan sampel yang diperoleh merupakan campuran dari

spektrum parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat untuk

mendapatkan nilai Area Under Curve (AUC) pada area panjang gelombang 249,4-

259,4 nm untuk parasetamol, 274,2-284,2 nm untuk gliseril guaiakolat, dan 262,4-

272,4 nm untuk klorfeniramin maleat, kemudian dihitung konsentrasi dan kadarnya

menggunakan “Cramer’s rule” dan metode matriks.

Nilai AUC parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat pada

Sirup U dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini :

Tabel 4.2 NilaiAUC parasetamol, gliseril guaikolat dan

klorfeniramin maleat pada Sirup U

Nilai AUC

No Parasetamol

(249,4-259,4)

Gliseril Guaiakolat

(274,2-284,2)

Klorfeniramin Maleat

(262,4-272,4)

1 0,009 0,177 0,196

2 0,009 0,182 0,196

3 0,011 0,178 0,197

4 0,005 0,181 0,193

5 0,011 0,175 0,196

6 0,013 0,175 0,196

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Gambar 4.13 Spektrum AUC parasetamol, gliseril

guaiakolat, dan klorfeniramin maleat pada sirup U

Universitas Sumatera Utara

Page 48: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

33

Tabel 4.3 Kadar parasetamol pada sirup U

No Parasetamol

Bobot Praktek (mg) Bobot Teoritis (mg) Kadar (%)

1 24.7625 25 99,05

2 24,9225 25 99,69

3 25,0775 25 100,31

4 24,8575 25 99,43

5 25,0750 25 100,30

6 25,1450 25 100,58

Tabel 4.4 Kadar gliseril guaiakolat pada sirup U

No Gliseril Guaiakolat

Bobot Praktek (mg) Bobot Teoritis (mg) Kadar (%)

1 5,0215 5 100,43

2 5,0295 5 100,59

3 5,0290 5 100,58

4 5,0265 5 100,53

5 5,0245 5 100,49

6 5,0255 5 100,51

Tabel 4.5 Kadar klorfeniramin maleat pada sirup U

No Klorfeniramin Maleat

Bobot Praktek (mg) Bobot Teoritis (mg) Kadar (%)

1 0,2011 0,2 100.56

2 0,2007 0,2 100.37

3 0,2008 0,2 100.39

4 0,2010 0,2 100.51

5 0,2011 0,2 100.56

6 0,2011 0,2 100.56

Contoh perhitungan kadar parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin

maleat dapat dilihat pada Lampiran 21.

Hasil penetapan kadar secara statistik parasetamol, gliseril guaikolat, dan

klorfeniramin maleat dalam sediaan sirup U dapat dilihat pada Tabel 4.6 .

Tabel 4.6 Kadar parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin maleat

dalam sirup U secara statistik

No. Obat Kadar (%) Kandungan

dalam etiket

Persyaratan

Kadar (%)

1 Parasetamol 98,91– 100,87 120 mg/ 5 ml 90-110

2 Gliseril Guaikolat 100,42 – 100,62 25 mg/ 5 ml 95-105

3 Klorfeniramin Maleat 100,35 – 100,64 1 mg/ 5 ml 90-110

Universitas Sumatera Utara

Page 49: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

34

Rentang kadar parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin maleat

pada sirup U adalah 98,29-100,14; 101.08-101,75%; 99,71-103,01%. Kadar

tersebut telah memenuhi persyaratan kadar yang tertera pada USP XXII NF XVII

yaitu 90-110% untuk parasetamol dan klorfeniramin maleat serta 95-105% untuk

gliseril guaiakolat.

4.7 Hasil Validasi Metode

Parameter validasi yang diuji adalah akurasi, presisi, batas deteksi (LOD),

dan batas kuantitasi (LOQ). Akurasi dinyatakan dengan % recovery yang

ditentukan dengan metode adisi standar. Pada penelitian ini dilakukan uji validasi

menggunakan sampel sirup U.

Uji akurasi dilakukan dengan membuat tiga konsentrasi sampel dengan

rentang spesifik 80%, 100%, dan 120% dihitung dari kesetaraan penimbangan

pada penetapan kadar sampel, masing-masing rentang spesifik terdiri dari tiga kali

pengulangan yang mengandung 70% analit dan 30% baku. Spektrum AUC uji

perolehan kembali dari parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin maleat

dapat dilihat pada Lampiran 37 dan Lampiran 38.

Persyaratan kadar perolehan kembali (% recovery) ialah 98-102%. Kadar

rata-rata perolehan kembali pada sirup memenuhi persyaratan dimana kadar

perolehan kembali pada parasetamol adalah 100,94%, pada gliseril guaikolat

100,33%, dan pada klorfeniramin maleat 100,48%. Simpangan baku relatif (RSD)

memenuhi persyaratan nilai RSD kurang dari 2% yaitu 0,003% untuk parasetamol,

0,006%; untuk gliseril guaikolat; 0,007% untuk klorfeniramin maleat. Batas deteksi

dan batas kuantitasi parasetamol berturut-turut adalah 0,75 µg/ml dan 2,52 µg/ml,

untuk gliseril guaikolat adalah 0,98 µg/ml dan 3,27 µg/ml, dan untuk klorfeniramin

Universitas Sumatera Utara

Page 50: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

35

maleat adalah 5,28 µg/ml dan 17,59 µg/ml. Berdasarkan hasil tersebut diketahui

bahwa metode analisis campuran parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin

maleat secara spektrofotometri UV dengan metode AUC telah memenuhi

persyaratan validasi metode menurut Harmita (2004).

Universitas Sumatera Utara

Page 51: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

36

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa metode

Area Under Curve (AUC) secara spektrofotometri UV dapat digunakan dalam

penetapan kadar parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin maleat

dalam sediaan sirup

b. Kadar parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin maleat dalam sediaan

sirup U memenuhi persyaratan kadar USP XXII NF XVII untuk parasetamol

dan klorfeniramin maleat yaitu 90%-110% dan untuk gliseril guaiakolat 95%-

105%, dimana kadar yang diperoleh pada sirup U adalah 98,91 – 100,87% untuk

parasetamol, 100,42 – 100,62% untuk gliseril guaiakolat, dan 100,35 – 100,64%

untuk klorfeniramin maleat.

5.2 Saran

Disarankan pada penelitian selanjutnya agar dilakukan penetapan kadar

simultan menggunakan obat yang lain secara spektrofotometri UV dengan metode

AUC.

Universitas Sumatera Utara

Page 52: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

37

DAFTAR PUSTAKA

Anees, M. I., Baig, M. S. 2015. Original Research Article: Determination of

..Lamivudine and Tenofovir in Pharmaceutical dosage form by Area under

..Curve and Multicomponant UV Spectrophotometric method.

..Int.J.Curr.Microbiol.App.Sci. 4(2): 756-763.

Attia, K. A-S. M., El-Abasawy, N. M., Abdelraoof, A. M. (2016). FIVE

..SPECTROPHOTOMETRIC METHODS FOR DETERMINATION OF

..ETILEFRINE HCL IN BINARY ..MIXTURE WITH

..CHLORPHENIRAMINE. World Journal of Pharmacy and

..Pharmaceutical Sciences. 5(4): 214 – 229.

Chaudhary, J., Jain, A., Saini, V. 2011. SIMULTANEOUS ESTIMATION OF

..MULTICOMPONENT FORMULATIONS UV-VISIBLE

..SPECTROSCOPY: AN OVERVIEW. Jasmine Chaudary dkk. IRJP.

..2(12): 81-83.

Gandjar, I. G., Rohman, A., 2012. Kimia Farmasi Analisis. Cetakan X. Pustaka

..Pelajar: ..Yogyakarta. Halaman 228-234.

Harmita. 2004. PETUNJUK PELAKSANAAN VALIDASI METODE DAN

CARA PERHITUNGANNYA. Review Artikel. Majalah Ilmu

Kefarmasian. 1(3): 117-135.

Karajgi, S. R., Tanveer, A. R., Kalyane, N. V. 2016. Simultaneous Determination

of Arthemeter and Lumefantrine by Area Under Curve UV

Spectrophotometric Method. J. Pharm. Sci. & Res. 8(6): 506-511.

Khuluqiyah, I., Nurrahmah, M., Nourah, S., Fauziah, F., Shana, N., Aquila, F., dkk.

2016. TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT MENGENAI

PENGGUNAAN OBAT BATUK SECARA SWAMEDIKASI. Jurnal

Farmasi Komunitas. 3(2): 33; 34.

Moffat, A. C., Osselton, M. D., Widdop, B. 2004. Clarke’s Analysis of Drugs and

..Poisons in Pharmaceuticals, Body Fluids and Postmortem Material. 4th Ed.

..London: Pharmaceutical Press. Halaman 1087, 1468, ..dan 1856

Muchlisyam, Pardede, T.R. 2017. Spektrofotometri dan Analisis

Multikomponen Obat. Medan: USU Press. Halaman 89-92.

Permenkes No 73. 2016. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta:

..Kementerian Kesehatan R.I.

Rustamaji, Danu, S. S. 2005. EVALUASI KEBIJAKAN PENGENDALIAN

..MUTU OBAT DENGAN UJI ..KETERSEDIAAN HAYATI. Jurnal

..Manajemen Pelayanan Kesehatan. 8(4): 207.

Sangeetha, S., Kumar, M., Kumudhavalli, M.V., Aleksander, S., Jaykar, B. 2017.

..Development and Validation of UV Spectrophotometric Area Under Curve

..Method for Quantitative Estimation of Piperacilin and Tazobactam.

..International Journal of ChemTech Research. 4(3): 988-994.

Sastrohamidjojo, H. 2013. Dasar-Dasar Spektroskopi. Cetakan I. Gadjah Mada

..University ..Press: Yogyakarta. Halaman 1-3.

Satiadarma, K., Mulja, H. M., Tjahjono, D. H., Kartasasmita, R. E. 2004. Asas

..Pengembangan Prosedur Analisis. Edisi Pertama. Airlaga University

..Press: Jakarta. Halaman 87-94.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

38

Sibuea, F. M. 2018. Studi Analisis Betametason Valerat dan Neomisisn Sulfat

.Menggunakan Spektrofotometri dengan Mtode Luas Area Dibawah Kurva.

.Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Suhartati, T. 2017. Dasar-Dasar Spektrofotometri UV-Vis dan Spektrofotometri

.Massa untuk Penentuan Struktur Senyawa Organik. Anugrah Utama

.Raharja: Bandar Lampung. Halaman 4-5.

U.S. Pharmacopeia. 1989. The United States Pharmacopeia. USP XXII/ The

.National ..Formulary, NF XVII. Rockville, MD: U.S Pharmacopeial

.Convention, Inc. ..Halaman 1293.

Universitas Sumatera Utara

Page 54: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

39

Lampiran 1. Bagan alir pembuatan LIB dan serapan maksimum parasetamol

ditimbang sebanyak 25 mg

dimasukkan kedalam labu

tentukur 50 ml

dilarutkan dan dicukupkan

dengan pelarut metanol : air (1:4)

sampai garis tanda

dipipet 5 ml

dimasukkan kedalam labu

tentukur 25 ml

dicukupkan dengan pelarut

sampai garis tanda

dipipet 1,5 ml

dimasukan kedalam labu

tentukur 25 ml

dicukupkan dengan pelarut

sampai garis tanda

diukur serapan pada panjang

gelombang 200-400 nm

Baku Parasetamol

LIB I Parasetamol (500 µg/ml)

LIB II Parasetamol (100 µg/ml)

Parasetamol (6 µg/ml)

Panjang gelombang maksimum (λmaks)

Parasetamol = 244,4 nm

Universitas Sumatera Utara

Page 55: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

40

Lampiran 2. Bagan alir pembuatan LIB dan serapan maksimum gliseril guaiakolat

ditimbang sebanyak 25 mg

dimasukkan kedalam labu

tentukur 50 ml

dilarutkan dan dicukupkan

dengan pelarut metanol : air (1:4)

sampai garis tanda

dipipet 5 ml

dimasukkan kedalam labu

tentukur 25 ml

dicukupkan dengan pelarut

sampai garis tanda

dipipet 9 ml

dimasukan kedalam labu

tentukur 25 ml

dicukupkan dengan pelarut

sampai garis tanda

diukur serapan pada panjang

gelombang 200-400 nm

Baku Gliseril Guaiakolat

LIB I Gliseril Guaiakolat (500 µg/ml)

LIB II Gliseril Guaiakolat (100 µg/ml)

Gliseril Guaiakolat (36 µg/ml)

Panjang gelombang maksimum (λmaks)

Gliseril Guaiakolat = 273,2 nm

Universitas Sumatera Utara

Page 56: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

41

Lampiran 3. Bagan alir pembuatan LIB dan serapan maksimum klorfeniramin

maleat

ditimbang sebanyak 25 mg

dimasukkan kedalam labu

tentukur 50 ml

dilarutkan dan dicukupkan

dengan pelarut metanol : air (1:4)

sampai garis tanda

dipipet 5 ml

dimasukkan kedalam labu

tentukur 25 ml

dicukupkan dengan pelarut

sampai garis tanda

dipipet 7,8 ml

dimasukan kedalam labu

tentukur 25 ml

dicukupkan dengan pelarut

sampai garis tanda

diukur serapan pada panjang

gelombang 200-400 nm

Baku Klorfeniramin Maleat

LIB I Klorfeniramin Maleat (500 µg/ml)

LIB II Gliseril Guaiakolat (100 µg/ml)

Gliseril Guaiakolat (31 µg/ml)

Panjang gelombang maksimum (λmaks)

Gliseril Guaiakolat = 261,4 nm

Universitas Sumatera Utara

Page 57: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

42

Lampiran 4. Bagan alir pembuatan dan pengukuran serapan larutan standar

.parasetamol

dipipet masing-masing sebanyak

0,7 ml; 1,1 ml; 1,5 ml; 1,8

ml; 2,2 ml

dimasukkan kedalam labu

tentukur 25 ml

dilarutkan dan dicukupkan

dengan pelarut metanol : air (1:4)

sampai garis tanda

diukur serapan pada panjang

gelombang 200-400 nm

LIB II Parasetamol (100 µg/ml)

Larutan Standar Parasetamol

(3 µg/ml; 4,5 µg/ml; 6 µg/ml; 7,5 µg/ml; 9 µg/ml)

Spektrum Serapan Parasetamol

Universitas Sumatera Utara

Page 58: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

43

Lampiran 5. Bagan alir pembuatan dan pengukuran serapan larutan standar gliseril

……………..guaiakolat

dipipet masing-masing sebanyak

5 ml; 7 ml; 9 ml; 11

ml; 13 ml

dimasukkan kedalam labu

tentukur 25 ml

dilarutkan dan dicukupkan

dengan pelarut metanol : air (1:4)

sampai garis tanda

diukur serapan pada panjang

gelombang 200-400 nm

LIB II Gliseril Guaiakolat (100 µg/ml)

Larutan Standar Gliseril Guaiakolat

(20 µg/ml; 28 µg/ml; 36 µg/ml; 44 µg/ml; 52 µg/ml)

Spektrum Serapan Gliseril Guaiakolat

Universitas Sumatera Utara

Page 59: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

44

Lampiran 6. Bagan alir pembuatan dan pengukuran serapan larutan standar

.klorfeniramin maleat

dipipet masing-masing sebanyak

5,3 ml; 6,5 ml; 7,8 ml; 9

ml; 10,3 ml

dimasukkan kedalam labu

tentukur 25 ml

dilarutkan dan dicukupkan

dengan pelarut metanol : air (1:4)

sampai garis tanda

diukur serapan pada panjang

gelombang 200-400 nm

LIB II Klorfeniramin Maleat (100 µg/ml)

Larutan Standar Klorfeniramin Maleat

(21 µg/ml; 26 µg/ml; 31 µg/ml; 36 µg/ml; 41 µg/ml)

Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat

Universitas Sumatera Utara

Page 60: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

45

Lampiran 7. Bagan alir pembuatan larutan baku campuran parasetamol, gliseril

..guaiakolat, dan klorfeniramin maleat

dipipet 1,5 ml

dicampur ketiga larutan kedalam

labu tentukur 25 ml dicukupkan

dengan pelarut

diukur serapan pada panjang

gelombang 200-400 nm

dipipet 7,8 ml dipipet 9 ml

LIB I Parasetamol LIB I Klorfeniramin

Maleat

Parasetamol = 6 µg/ml

Gliseril Guaiakolat = 36 µg/ml

Klorfeniramin Maleat = 31 µg/ml

Spektrum Serapan Campuran Baku Parasetamol,

Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat

LIB I Gliseril

Guaiakolat

Universitas Sumatera Utara

Page 61: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

46

Lampiran 8. Bagan alir pembuatan spektrum AUC pada serapan maksimum

….parasetamol

diukur area pada

panjang gelombang

249,4-259,4 nm

diukur area

pada panjang

gelombang

262,4-284,4 nm

Spektrum serapan maksimum

parasetamol (6 µg/ml)

Spektrum serapan

AUC parasetamol

pada panjang

gelombang

249,4-259,4 nm

Spektrum serapan

AUC parasetamol

pada panjang

gelombang

274,2-284,2 nm

diukur area

pada panjang

gelombang

274,2-284,2 nm

Spektrum serapan

AUC parasetamol

pada panjang

gelombang

262,4-284,4 nm

Universitas Sumatera Utara

Page 62: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

47

Lampiran 9. Bagan alir pembuatan spektrum AUC pada serapan maksimum

..gliseril guaiakolat

diukur area

pada panjang

gelombang

249,4-259,4 nm

diukur area

pada panjang

gelombang

262,4-274,4 nm

Spektrum serapan maksimum

gliseril guaiakolat (36 µg/ml)

Spektrum serapan

AUC gliseril

guaiakolat pada

panjang gelombang

249,4-259,4 nm

diukur area

pada panjang

gelombang

274,2-284,2 nm

Spektrum serapan

AUC gliseril

guaiakolat pada

panjang gelombang

262,4-272,4 nm

Spektrum serapan

AUC gliseril

guaiakolat pada

panjang gelombang

274,2-284,2 nm

Universitas Sumatera Utara

Page 63: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

48

Lampiran 10. Bagan Alir Pembuatan Spektrum AUC pada serapan maksimum

im.iklorfeniramin maleat

diukur area

pada panjang

gelombang

249,4-259,4 nm

diukur area

pada panjang

gelombang

262,4-272,4 nm

Spektrum serapan maksimum

klorfeniramin maleat (31 µg/ml)

diukur area

pada panjang

gelombang

274,2-284,2 nm

Spektrum serapan

AUC klorfeniramin

maleat pada

249,4-259,4 nm

Spektrum serapan

AUC klorfeniramin

maleat pada

262,4-272,4 nm

Spektrum serapan

AUC klorfeniramin

maleat pada

274,2-284,2 nm

Universitas Sumatera Utara

Page 64: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

49

Lampiran 11. Bagan alir penentuan kadar parasetamol, gliseril guaiakolat, dan

..klorfeniramin maleat dalam sediaan sirup U

dipipet 1 ml sampel setara dengan 25 mg

parasetamol (dilakukan 6 kali pengulangan)

dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml

dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut

sampai garis tanda

dihomogenkan dengan sonikator selama 15

menit

dipipet 5 ml

dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml

dicukupkan dengan pelarut

dipipet 1,5 ml dimasukkan kedalam labu

tentukur 25 ml

ditambahkan 8,7 ml LIB II gliseril guaiakolat

dan 7,7 ml LIB II klorfeniramin maleat

dicukupkan dengan pelarut

diukur serapan pada 200-400 nm

dibuat spektrum serapan AUC dan dihitung

konsentrasinya masing-masing

Sirup U

Parasetamol = 500 µg/ml

Gliseril Guaiakolat = 100 µg/ml

Klorfeniramin Maleat = 4 µg/ml

Parasetamol = 100 µg/ml

Gliseril Guaiakolat = 20 µg/ml

Klorfeniramin Maleat = 0,8 µg/ml

Parasetamol = 6 µg/ml

Gliseril Guaiakolat = 36 µg/ml

Klorfeniramin Maleat = 31 µg/ml

Spektrum serapan sampel

Kadar

Universitas Sumatera Utara

Page 65: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

50

Lampiran 12. Tabel perhitungan kalibrasi, persamaan regresi dan koefisien

..korelasi AUC pada parasetamol

No Konsentrasi (µg/ml) (X) Absorbansi AUC 49,4-259,4 nm (Y)

1 0 0,0000 0,0000

2 3 0,2226 0,037

3 4,5 0,4536 0,048

4 6 0,6738 0,066

5 7,5 0,5649 0,078

6 9 0,3360 0,098

No X Y XY X2 Y2

1 0,0000 0,0000 0,00000 0,0000 0,000000

2 3 0.037 0.111 9 0.00136,49

3 4,5 0.048 0.396 36,4 0.004356

4 6 0.066 0.882 81 0.009604

5 7,5 0.078 0.585 56.25 0.006084

6 9 0.098 0.216 20.25 0.002304

∑ X = 30

X = 5

∑ Y = 0,327

Y = 0,0545 ∑ XY = 2,19 ∑ X2 = 202,5 ∑ Y 2 = 0,023717

a = 0,01057143 b = 0,00164286 r = 0,9975

Universitas Sumatera Utara

Page 66: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

51

Lampiran 13. Tabel perhitungan kalibrasi, persamaan regresi dan koefisien

...korelasi AUC pada gliseril guaiakolat

No Konsentrasi (g/ml) (X) Absorbansi AUC 283-293 nm (Y)

1 0 0,0000 0,000

2 20,2 0,2241 0,226

3 28,3 0,3135 0,313

4 36,4 0,4032 0,401

5 44,5 0,4911 0,481

6 52,6 0,5754 0,572

No X Y XY X2 Y2

1 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,000000

2 20,2 0,226 4,52 400 0,051076

3 28,3 0,313 8,764 784 0,097969

4 36,4 0,401 14,436 1296 0,160801

5 44,5 0,481 21,164 1936,4 0,231336

6 52,6 0,572 29,744 2704 0,327184

∑ X = 182

X = 30,3

∑ Y = 1,993

Y = 0,332 ∑ XY = 78,62 ∑ X2 = 7120 ∑ Y2 = 0,868

a = 0,01095233 b = 0,0035969 r = 0,9998

Universitas Sumatera Utara

Page 67: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

52

Lampiran 14. Tabel perhitungan kalibrasi, persamaan regresi dan koefisien

.iikorelasi AUC pada klorfeniramin maleat

No Konsentrasi (g/ml) (X) Absorbansi AUC 283-293 nm (Y)

1 0,0 0,0000 0,000

2 21,3 0,2996 0,081

3 26,1 0,3648 0,111

4 31,3 0,4381 0,134

5 36 0,5023 0,164

6 41,4 0,5848 0,193

No X Y XY X2 Y2

1 0,0 0,0000 0,00000 0,00 0,000000

2 21,3 0,081 1,701 441 0,006561

3 26,1 0,111 2,886 676 0,012321

4 31,3 0,134 4,154 961 0,017956

5 36 0,164 5,904 1296 0,026896

6 41,4 0,193 7,913 1681 0,037249

∑ X = 156

X = 26

∑ Y = 0,327

Y = 0,0545 ∑ XY = 2,19 ∑ X2 = 202,5 ∑ Y2 =

0,023717

a = 0,00467613 b = -0,0069667 r = 0,9995

Universitas Sumatera Utara

Page 68: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

53

Lampiran 15. Contoh perhitungan kadar teoritis parasetamol, gliseril

…………………..guaiakolat, dan klorfeniramin maleat

Dalam Sediaan Sirup

Tiap 5 ml mengandung :

Parasetamol = 120 mg

Gliseril guaikolat = 25 mg

Klorfeniramin maleat = 1 mg

Sampel yang dipipet adalah 1 ml sehingga mengandung:

Parasetamol = 24 mg

Gliseril guaikolat = 5 mg

Klorfeniramin maleat = 0,2 mg

Dilarutkan dengan pelarut metanol : air (1:4) di dalam labu tentukur 50 ml sampai

garis tanda. Larutan kemudian disonikasi selama 15 menit.

Konsentrasi parasetamol = 25 𝑚𝑔

50 𝑚𝑙 × 1000 = 500 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Konsentrasi gliseril guaikolat = 5 𝑚𝑔

50 𝑚𝑙 × 1000 = 100 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Konsentrasi klorfeniramin maleat = 0,2 𝑚𝑔

50 𝑚𝑙 × 1000 = 4 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Kemudian dipipet 5 ml dan dimasukkan kedalam labu 25 ml dan diencerkan dengan

pelarut hingga garis tanda.

Konsentrasi parasetamol = 500 𝜇𝑔/𝑚𝑙 𝑥 5 𝑚𝑙

25 𝑚𝑙 = 100 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Konsentrasi gliseril guaikolat = 100 𝜇𝑔/𝑚𝑙 𝑥 5 𝑚𝑙

25 𝑚𝑙 = 20 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Konsentrasi klorfeniramin maleat = 4 𝜇𝑔/𝑚𝑙 𝑥 5 𝑚𝑙

25 𝑚𝑙 = 0,8 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Universitas Sumatera Utara

Page 69: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

54

(lanjutan)

Kemudian dipipet lagi 1,5 ml kedalam labu tentukur 25 ml, lalu ditambahkan 8,7

ml LIB II gliseril guaiakolat dan 7,7 ml LIB II klorfeniramin maleat (metode adisi

standar) lalu diencerkan dengan pelarut sampai garis tanda.

Konsentrasi parasetamol = 100

𝜇𝑔

𝑚𝑙𝑥 1,5 𝑚𝑙

25 𝑚𝑙 = 6 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Konsentrasi gliseril guaikolat = 20

𝜇𝑔

𝑚𝑙𝑥 1,5

25 𝑚𝑙 = 1,2 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Konsentrasi gliseril guaikolat yang akan diadisikan ( metode adisi standar):

Konsentrasi gliseril guaikolat = 36,4 𝜇𝑔

𝑚𝑙 – 1,2

𝜇𝑔

𝑚𝑙

= 34,8 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Volume larutan LIB II gliseril guaikolat yang dipipet untuk mengadisi :

V1 x C1 = V1 x C1

V1 x 100 𝜇𝑔

𝑚𝑙 = 25 ml x 34,8

𝜇𝑔

𝑚𝑙

V1 = 8,7 ml

Volume yang dipipet 8,7 ml

8,7 x 100 𝜇𝑔

𝑚𝑙 = 25 ml x C2

C2 = 34,8 µg/ml

Konsentrasi larutan gliseril guaikolat yang diukur = 1,2 𝜇𝑔/𝑚𝑙 + 34,8 𝜇𝑔/𝑚𝑙

= 36,05 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Konsentrasi klorfeniramin maleat= 0,8

𝜇𝑔

𝑚𝑙𝑥 1,5

25 𝑚𝑙 = 0,048 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Konsentrasi klorfeniramin maleat yang akan diadisikan ( metode adisi standar):

Konsentrasi klorfeniramin maleat = 31,3 𝜇𝑔

𝑚𝑙 – 0,048

𝜇𝑔

𝑚𝑙

= 30,952 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Universitas Sumatera Utara

Page 70: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

55

(lanjutan)

Volume larutan LIB II klorfeniramin maleat yang dipipet untuk mengadisi :

V1 x C1 = V1 x C1

V1 x 100 𝜇𝑔

𝑚𝑙 = 25 ml x 30,952

𝜇𝑔

𝑚𝑙

V1 = 7,7 ml

Volume yang dipipet 7,7 ml

7,7 x 100 𝜇𝑔

𝑚𝑙 = 25 ml x C2

C2 = 30,8 µg/ml

Konsentrasi larutan klorfeniramin maleat yang diukur

= 0,048 𝜇𝑔/𝑚𝑙 + 30,8 𝜇𝑔/𝑚𝑙

= 30,85 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Universitas Sumatera Utara

Page 71: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

56

Lampiran 16. Contoh modifikasi perhitungan konsentrasi dengan menggunakan

metode AUC dari parasetamol, gliseril guaiakolat, dan

...klorfeniramin maleat

Parasetamol

aP (λ249,4 – λ259,4) = 0,06 /6 = 0,01

aP (λ262,4 – λ272,4) = -0,080 /6 = -0,0133

aP (λ274.4 – λ284.2) = -0,005 /6 = -0,0008

Gliseril Guaiakolat

aG (λ249,4 – λ259,4) = -0,094 /36,4 = -0,0026

aG (λ262,4 – λ272,4) = 0,105 /36,4 = 0,0026

aG (λ274.4 – λ284.2) = 0,409 /36,4 = 0,0113

Klorfeniramin Maleat

a (λ249,4 – λ259,4) = 0,052 /31,3 = 0,0016

a (λ262,4 – λ272,4) = 0,150 /31,3 = 0,0048

a (λ274.4 – λ284.2) = -0,153 /31,3 = -0,0049

Bentuk Persamaan :

A (λ1 – λ2) = a (λ1 – λ2) CP + a (λ1 – λ2) CG + a (λ1 – λ2) CC……………………...(1)

A (λ3 – λ4) = a (λ3 – λ4) CP + a (λ3 – λ4) CG + a (λ3 – λ4) CC………………………(2)

A (λ5 – λ6) = a (λ5 – λ6) CP + a (λ5 – λ6) CG + a (λ5 – λ6) CC……………………...(3)

A (λ1 – λ2) = a (λ1 – λ2) CP + a (λ1 – λ2) CGI + a (λ1 – λ2) CC……………………..(1)

A (λ5 – λ6) = a (λ5 – λ6) CP + a (λ5 – λ6) CG + a (λ5 – λ6) CC...................................(3)

A (λ1 – λ2), (λ5 – λ6) = a (λ1 – λ2), (λ5 – λ6) CP + a (λ1 – λ2), (λ5 – λ5) CG......................(4)

A (λ1 – λ2) = a (λ1 – λ2) CP + a (λ1 – λ2) CG + a (λ1 – λ2) CC........(1)

A (λ3 – λ4) = a (λ3 – λ4) CP + a (λ3 – λ4) CG + a (λ3 – λ4) CC........(2)

A (λ1 – λ2), (λ3 – λ4) = a (λ1 – λ2), (λ3 – λ4) CP + a (λ1 – λ2), (λ3 – λ4) CC......................(5)

A(λ249,4 – λ259,4) = 0.01CP + -0.0026CG + 0.0016Cc…………………………(1)

A(λ262,4 – λ272,4) = -0.0133CP + 0.0026CG + 0.0048Cc……………………..(2)

A(λ274.4 – λ284.2) = -0.0008CP + 0.0113CG + -0.0049Cc…………………….(3)

Menentukan konsentrasi Parasetamol menggunakan persamaan:

A (λ1 – λ2), (λ3 – λ4) = a (λ1 – λ2), (λ3 – λ4) CP + a (λ1 – λ2), (λ3 – λ4) CC.......................(6)

A (λ1 – λ2) = a (λ1 – λ2) CP + a (λ1 – λ2) CG + a (λ1 – λ2) CC……………...(1)

Menentukan konsentrasi Gliseril Guaiakolat menggunakan persamaan:

A (λ1 – λ2), (λ3 – λ4) = a (λ1 – λ2), (λ3 – λ4) CP + a (λ1 – λ2), (λ3 – λ4) CG......................(5)

A (λ3 – λ4) = a (λ3 – λ4) CP + a (λ3 – λ4) CG + a (λ3 – λ4) CC......................(2)

Menentukan konsentrasi Klorefeniramin Maleat menggunakan persamaan:

A (λ1 – λ2), (λ3 – λ4) = a (λ1 – λ2), (λ3 – λ4) CP + a (λ1 – λ2), (λ3 – λ4) CC......................(6)

A (λ5 – λ6) = a (λ5 – λ6) CP + a (λ5 – λ6) CG + a (λ5 – λ6) CC......................(3)

Dimana :

A (λ1 – λ2) = harga luas area dibawah kurva campuran pada λ (λ1 – λ2) = 249,4 – 259,4

A (λ3 – λ4) = harga luas area dibawah kurva campuran pada λ (λ3 – λ4) = 262,4 – 272,4

A (λ5 – λ6) = harga luas area dibawah kurva campuran pada λ (λ5 – λ6) = 274,2 – 284,4

CP = konsentrasi Parasetamol

Universitas Sumatera Utara

Page 72: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

57

(lanjutan)

CG = konsentrasi Gliseril Guaiakolat

CC = konsentrasi Klorfeniramin Maleat

Berikut hasil AUC dari sirup U:

A (λ249,4 – λ259,4) = 0,072

A (λ262,4 – λ272,4) = 0,338

A (λ274,2 – λ284,2) = 0,019

0,009 = 0,01Cp + (-0,0026) CG + 0,0016 Cc

0,177 = (-0,0133) Cp + 0,0026 CG + 0,0048 Cc

0,186 = (-0,0033) Cp + 0,0064 Cc………………………………………………...(1)

0,009 = 0,01 Cp + (-0,0026) CG + 0,0016 Cc

0,009 = 0,01 Cp + (-0,0026) (36) + 0,0016 Cc

0,009 = 0,01 Cp + (-0,0936) + 0,0016Cc

0,112 = 0,01 Cp + 0,0016 Cc...........................................................(2)

Sehingga:

0,186 = (-0,0033) Cp + 0,0064 Cc………………………………….....(1)

0,112 = 0,01 Cp + 0,0016 Cc………………………………………… (2)

0,186 = (-0,0033) Cp + 0,0064 Cc………………………………......(x 1)

0,436 = 0,01 Cp + 0,0016 Cc…………………………………...(x 3,875)

……………………………………………..+

0,410 = (-0,0033) Cp + 0,0064 Cc

0,659 = 0,0387 Cp – 0,0064 Cc …………... _

(-0,250) = (-0,0421) Cp

Cp = (-0,250)/ (-0,0421)

Cp = 5,954 µg/ml

0,009 = 0,01 Cp + (- 0,0026) CG + 0,0016 CC………………...(x 3,0625)

0,196 = (- 0,0008) Cp + 0,0113 CG + (-0,0049) Cc……………..…(x 1)

+

0,027 = 0,0306 Cp + (-0,0079) CG + 0,0049 Cc

0,196 = (- 0,0008) Cp + 0,0113 CG + (-0,0049) Cc

..........................................................................+

0,2235 = 0,0298 Cp+ 0,0033 CG…………………………………….....(1)

+

Universitas Sumatera Utara

Page 73: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

58

(lanjutan)

0,177 = (-0,0133) Cp + 0,0026 CG + 0,0048 Cc

0,177 = (-0,0133) Cp + 0,0026 CG + 0,0048 (31,3)

0,177 = (-0,0133) Cp + 0,0026 CG + 0,1285

0,0485 = (-0,0133) Cp + 0,0026

CG………………………………………………………………………………..(2)

Sehingga:

0,2235 = 0,0298 Cp+ 0,0033 CG…………………………………………………………..(1)

0,0485 = (-0,0133) Cp + 0,0026 CG……………………………………………………..(2)

0,2235 = 0,0298 Cp+ 0,0033 CG………………………………………………………..(x 1)

0,0485 = (-0,0133) Cp + 0,0026 CG……………………………………………(x -2,29)

+

0,2235 = 0,0298 Cp+ 0,0033 CG

(-0,1110) = 0,0304 Cp + (-0,0059) CG

0,3346 = 0,0092 CG

CG = 0,3346 / 0,0092

CG = 36,015 µg/ml

0,009 = 0,01Cp + (-0,0026) CG + 0,0016 Cc

0,177 = (-0,0133) Cp + 0,0026 CG + 0,0048 Cc

0,009 = 0,01Cp + 0,0016 Cc

0,177 = (-0,0033) Cp + 0,0048 Cc

0,196 = (- 0,0008) Cp + 0,0113 CG + (-0,0049) Cc

0,196 = (- 0,0008) Cp + 0,0113 (36,4) + (-0,0049) Cc

0,196 = (- 0,0008) Cp + 0,3493 + (-0,0049) Cc

(-0,1533) = (- 0,0008) Cp + (-0,0049) Cc……………………………..(2)

Sehingga:

0,338 = (-0,0033) Cp + 0,0064 Cc…………………………………….(1)

(-0,1134) = (- 0,0008) Cp + (-0,0049) Cc……………………………..(2)

0,338 = (-0,0033) Cp + 0,0064 Cc…………………………………..(x 1)

(-0,1134) = (-0,0008) Cp + (-0,0049) Cc………………………...(x 5,16)

0,338 = (-0,0033) Cp + 0,0064 Cc

(-0,5854) = (-0,0041) Cp + (-0,0252) Cc

0,9774 = 0,0316 Cc

Cc = 0,9774 / 0,0316

Cc = 30,8489 µg/ml

-

+

+

+

-

Universitas Sumatera Utara

Page 74: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

59

(lanjutan)

Penetapan kadar parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat

Parasetamol

Bobot Praktek = Konsentrasi Praktek x Faktor Pengeceran x Volume awal

= 5,93 µg/ml x 83,33 x 50 ml

= 24,74 mg

Bobot Teori = 25 mg

% Kadar = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 𝑥 99,8%

= 24,74 mg

25 𝑚𝑔 𝑥 99,8%

= 98,77%

Gliseril Guaiakolat

Konsentrasi Praktek = Konsentrasi Total – Konsentrasi Baku yang diadisi

= 36,05 µg/ml – 34,8 µg/ml

= 1,248 µg/ml

Bobot Praktek = Konsentrasi Praktek x Faktor Pengeceran x Volume awal

= 1,248 µg/ml x 83,33 x 50 ml

= 5,121 mg

Bobot Teori = 5 mg

% Kadar = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 𝑥 99,17%

= 5,121 mg

5 𝑚𝑔 𝑥 99,17%

= 101,6%

Universitas Sumatera Utara

Page 75: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

60

(lanjutan)

Klorfeniramin Maleat

Konsentrasi Praktek = Konsentrasi Total – Konsentrasi Baku yang diadisi

= 30,85 µg/ml – 30,8 µg/ml

= 0,05 µg/ml

Bobot Praktek = Konsentrasi Praktek x Faktor Pengeceran x Volume awal

= 0,05 µg/ml x 83,33 x 50 ml

= 0,204 mg

Bobot Teori = 5 mg

% Kadar = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 𝑥 99,72%

= 0,204 mg

0,2 𝑚𝑔 𝑥 99,72%

= 101,6 %

Universitas Sumatera Utara

Page 76: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

61

Lampiran 17. Perhitungan kadar parasetamol, gliseril guaiakolat, dan

………………......klorfeniramin maleat secara statistik pada sirup U

Kadar Parasetamol

No Kadar akurasi (%) (X1) (X1- X ) (X1- X )2

1 99,05 -0,8433 0,7112

2 99,69 -0,2033 0,0413

3 100,31 0,4166 0,1736

4 99,43 -0,4633 0,2146

5 100,30 0,4066 0,1653

6 100,58 0,6866 0,4715

X = 99,8933 ∑ =1,77

SD =√∑(X1− x )2

𝑛−1 = √

1,77

5 = 0,35

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai 𝛼 = 0,01, n = 6; dk = 5, dari tabel

distribusi diperoleh nilai t tabel = 4,03

Data diterima jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

t hitung = [(𝑥− x )

𝑆𝐷√𝑛

⁄]

t hitung 1 = [(𝑥1− x )

𝑆𝐷√𝑛

⁄] = [

0,71120,35

√6⁄

] = -3,4643 ( data diterima)

t hitung 2 = [(𝑥2− x )

𝑆𝐷√𝑛

⁄] = [

0,04130,35

√6⁄

] = -0,8352 (data diterima)

t hitung 3 = [(𝑥3− x )

𝑆𝐷√𝑛

⁄] = [

0,17360,35

√6⁄

] = 1,7116 (data diterima)

t hitung 4 = [(𝑥4− x )

𝑆𝐷√𝑛

⁄] = [

0,21460,35

√6⁄

] = -1,9033 (data diterima)

Universitas Sumatera Utara

Page 77: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

62

(lanjutan)

t hitung 5 = [(𝑥5− x )

𝑆𝐷√𝑛

⁄] = [

0,16530,35

√6⁄

] = 1,6705 (data diterima)

t hitung 6 = [(𝑥6− x )

𝑆𝐷√𝑛

⁄] = [

0,47150,35

√6⁄

] = 2,8208 (data diterima)

Semua data diterima maka kadar parasetamol sebenarnya adalah

𝜇 = X ± t tabel x 𝑆𝐷

√𝑛

𝜇 = 99,89 ± 4,03 x 0,35

√6

𝜇 = 99,89 ± 0,98

𝜇 = (98,91–100,87)%

Universitas Sumatera Utara

Page 78: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

63

(lanjutan)

Kadar Gliseril Guaiakolat

No Kadar akurasi (%)(X1) (X1- X ) (X1- X )2

1 100,43 -0,0917 0,0084

2 100,59 0,0683 0,0047

3 100,58 0,0583 0,0034

4 100,53 0,0083 0,0001

5 100,49 -0,0317 0,0010

6 100,51 -0,0117 0,0001

100,5217 ∑ = 0,02

SD = = √∑(X1− x )2

𝑛−1= √

0,02

5 = 0,06

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai 𝛼 = 0,01, n = 6; dk = 5, dari tabel

distribusi diperoleh nilai t tabel = 4,03

Data ditolak jika t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤-t table

t hitung = [(𝑥− x )

𝑆𝐷√𝑛

⁄]

t hitung 1 = [(𝑥1− x )

𝑆𝐷√𝑛

⁄] = [

0,00840,06

√6⁄

] = -3.7756 ( data diterima)

t hitung 2 = [(𝑥2− x )

𝑆𝐷√𝑛

⁄] = [

0,00470,06

√6⁄

] = -2.8146 (data diterima)

t hitung 3 = [(𝑥3− x )

𝑆𝐷√𝑛

⁄] = [

0,00340,06

√6⁄

] = 2.4027 (data diterima)

t hitung 4 = [(𝑥4− x )

𝑆𝐷√𝑛

⁄] = [

0,00010,06

√6⁄

] = 0.3432 (data diterima)

Universitas Sumatera Utara

Page 79: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

64

(lanjutan)

t hitung 5 = [(𝑥5− x )

𝑆𝐷√𝑛

⁄] = [

0,00100,06

√6⁄

] = -1.3043 (data diterima)

t hitung 6 = [(𝑥6− x )

𝑆𝐷√𝑛

⁄] = [

0,00010,06

√6⁄

] = -0.4805 (data diterima)

Semua data diterima maka kadar gliseril guaiakolat sebenarnya adalah

𝜇 = X ± t tabel x 𝑆𝐷

√𝑛

𝜇 = 100,52 ± 4,03 x 0,06

√6

𝜇 = 100,52 ± 3,15

𝜇 = (100,42–100,62)%

Universitas Sumatera Utara

Page 80: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

65

(lanjutan)

Kadar Klorfeniramin Maleat

No Kadar akurasi (%)(X1) (X1- X ) (X1- X )2

1 100.56 0.068333 0.0047

2 100.37 -0.12167 0.0148

3 100.39 -0.10167 0.0103

4 100.51 0.018333 0.0003

5 100.56 0.068333 0.0047

6 100.56 0.068333 0.0047

X = 100.49 ∑ = 0.04

SD = = √∑(X1− x )2

𝑛−1= √

0,04

5 = 0,09

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai 𝛼 = 0,01, n = 6; dk = 5, dari tabel

distribusi diperoleh nilai t tabel = 4,03

Data ditolak jika t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤-t table

t hitung = [(𝑥− x )

𝑆𝐷√𝑛

⁄]

t hitung 1 =[(𝑥1− x )

𝑆𝐷√𝑛

⁄] = [

0.33440,09

√6⁄

] = 1.8836 ( data diterima)

t hitung 2 =[(𝑥2− x )

𝑆𝐷√𝑛

⁄] = [

0.58660,09

√6⁄

] = -3.3537 (data diterima)

t hitung 3 =[(𝑥3− x )

𝑆𝐷√𝑛

⁄] = [

0.74920,09

√6⁄

] = -2.8024 (data diterima)

t hitung 4 =[(𝑥4− x )

𝑆𝐷√𝑛

⁄] = [

0.30300,09

√6⁄

] = 0.5054 (data diterima)

Universitas Sumatera Utara

Page 81: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

66

(lanjutan)

t hitung 5 = [(𝑥5− x )

𝑆𝐷√𝑛

⁄] = [

2.29350,09

√6⁄

] = 1.8836 (data diterima)

t hitung 6 = [(𝑥6− x )

𝑆𝐷√𝑛

⁄] = [

0.02090,09

√6⁄

] = 1.8836 (data diterima)

Semua data diterima maka kadar klorfeniramin maleat sebenarnya adalah

𝜇 = X ± t tabel x 𝑆𝐷

√𝑛

𝜇 = 100.49 ± 4,03 x 0,09

√6

𝜇 = 100.49 ± 1,52

𝜇 = (100,35–100,64)%

Universitas Sumatera Utara

Page 82: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

67

Lampiran 18. Contoh perhitungan persentase perolehan kembali (% recovery)

Sampel yang digunakan adalah UNIBEBI® Cough Syrup (Sirup U)

Tiap 5 mL sirup mengandung:

Parasetamol 120 mg

Gliseril Guaiakolat 25 mg

Klorfeniramin Maleat 1 mg

Berat kesetaraan sampel pada penetapan kadar = 25 mg

Perhitungan untuk penimbangan

1. Perolehan 80%

Parasetamol

=80

100x 25 = 20 mg

20 mg parasetamol tersebut berasal 70% dari sirup dan 30% berasal dari baku

parasetamol, maka sampel yang ditimbang setara dengan

=70

100x 20 mg = 14 mg

Oleh karena itu sampel yang dipipet adalah

=14 mg

120 mgx 5 ml = 0,58 ml

Baku parasetamol yang ditambahkan adalah

=30

100 x 20 mg = 6 mg

Gliseril Guaiakolat

Gliseril guaiakolat yang terdapat dalam 0,58 ml sampel

=0,58 ml

5 mlx (25 𝑚𝑔) = 2,9 mg

Baku gliseril guaiakolat yang ditambahkan adalah

=30

100x 25 mg x

20 mg

120 mg= 1,25 mg

Klorfeniramin Maleat

Klorfeniramin maleat yang terdapat dalam 0,58 ml sampel

=0,58 ml

5 mlx 1 mg = 0,116 mg

Universitas Sumatera Utara

Page 83: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

68

(lanjutan)

Baku klorfeniramin maleat yang ditambahkan adalah

=30

100x 1 mg x

20 mg

120 mg= 0,05 mg

2. Perolehan 100%

Parasetamol

=100

100x 25 mg = 25 mg

25 mg parasetamol tersebut berasal 70% dari sirup dan 30% berasal dari baku

parasetamol, maka sampel yang ditimbang setara dengan

=70

100x 25 mg = 17,5 mg

Oleh karena itu sampel yang dipipet adalah

=17,5 mg

120 mgx 5 ml = 0,73 ml

Baku parasetamol yang ditambahkan adalah

=30

100 x 25 mg = 7,5 mg

Gliseril Guaiakolat

Gliseril guaiakolat yang terdapat dalam 0,73 ml sampel

=0,73 ml

5 mlx 25 mg = 3,65 mg

Baku gliseril guaiakolat yang ditambahkan adalah

=30

100x 25 mg x

25 mg

120 mg= 1,5625 mg

Klorfeniramin Maleat

Klorfeniramin maleat yang terdapat dalam 0,73 ml sampel

=0,73 ml

5 mlx 1 mg = 0,146 mg

Baku klorfeniramin maleat yang ditambahkan adalah

=30

100x 1 mg x

25 mg

120 mg= 0,0625 mg

Universitas Sumatera Utara

Page 84: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

69

(lanjutan)

3. Perolehan 120%

Parasetamol

=120

100x 25 mg = 30 mg

30 mg parasetamol tersebut berasal 70% dari sirup dan 30% berasal dari baku

parasetamol, maka sampel yang ditimbang setara dengan

=70

100x 30 mg = 21 mg

Oleh karena itu sampel yang dipipet adalah

=21 mg

120 mgx 5 ml = 0,875 ml

Baku parasetamol yang ditambahkan adalah

=30

100 x 30 mg = 9 mg

Gliseril Guaiakolat

Gliseril guaiakolat yang terdapat dalam 0,875 ml sampel

=0,875 ml

5 mlx 25 mg = 4,375 mg

Baku gliseril guaiakolat yang ditambahkan adalah

=30

100x 25 mg x

30 mg

120 mg= 1,875 mg

Klorfeniramin Maleat

Klorfeniramin maleat yang terdapat dalam 0,875 ml sampel

=0,875 ml

5 mlx 1 mg = 0,175 mg

Baku klorfeniramin maleat yang ditambahkan adalah

=30

100x 1 mg x

30 mg

120 mg= 0,075 mg

Persentase perolehan kembali: % Recovery = 𝐶𝐹−𝐶𝐴

CA∗ x 100%

Keterangan:

CF = Konsentrasi sampel setelah penambahan bahan baku

CA = Konsentrasi sampel sebelum penambahan bahan baku

CA*= Jumlah baku yang ditambahkan dikali kadar baku yang terdapat pada

sertifikat analisis

Universitas Sumatera Utara

Page 85: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

70

Lampiran 19. Data hasil persen perolehan kembali parasetamol dengan metode

penambahan baku dalam sediaan sirup U

Nilai AUC

Sebelum

2549,4-259,4 262,4-272,4 274,2-284,2

80

0,011 0,155 0,195

0,009 0,157 0,200

0,009 0,157 0,200

100

0,012 0,185 0,203

0,010 0,184 0,200

0,010 0,188 0,202

120

0,024 0,176 0,226

0,016 0,175 0,235

0,021 0,179 0,228

Nilai AUC

Sesudah

2549,4-259,4 262,4-272,4 274,2-284,2

80

0,021 0,157 0,210

0,017 0,154 0,216

0,018 0,153 0,213

100

0,008 0,222 0,214

0,007 0,228 0,210

0,005 0,219 0,207

120

0,038 0,248 0,104

0,035 0,244 0,106

0,053 0,256 0,103

Bobot

% recovery

Sebelum

Sesudah

Baku yang ditambahkan

24.81148 30.96 6,14 100.93

25.44116 31.68 6,24 101.34

25.44116 31.39 5,94 100.96

25.01882 32.35 7,33 100.66

24.84765 32.59 7,74 101.43

24.95045 32.59 7,64 100.75

25.33589 34.57 9,23 100.56

25.15258 34.41 9,26 100.82

25.18231 34.46 9,27 100.99

Rata-rata% recovery 100,94

Standar Deviation (SD) 0,2917

Relative Standard Deviation (RSD) 0,0029

Universitas Sumatera Utara

Page 86: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

71

(lanjutan)

Contoh perhitungan :

Rentang Spesifik Parasetamol 80%-1

Faktor pengenceran = 25 𝑚𝑙

1,5 𝑚𝑙 𝑥

25 𝑚𝑙

5 𝑚𝑙 = 83,33

Diperoleh konsentrasi sebelum penambahan baku dalam labu akhir adalah 5,95

µg/ml, maka bobotnya adalah:

Bobot dalam labu awal = 5,95 µg/ml x 83,33 x 50 ml

= 24811 µg = 24,81 mg

Diperoleh konsentrasi setelah penambahan baku dalam labu akhir adalah 7,43

µg/ml, maka bobotnya adalah:

Bobot dalam labu awal = 7,43 µg/ml x 83,33 x 50 ml

= 30956 µg = 30,95 mg

% recovery = 𝐶𝐹−𝐶𝐴

𝐶𝐴∗ x 100%

= 30,95 mg−24,81 mg

6,0878 x 100%

= 100,93%

No Kadar Perolehan Kembali (%) (Xi) ( X -Xi) ( X -X i)2

1 100,93 0,0072 0.0001

2 101,34 -0,3969 0.1575

3 100,96 -0,0263 0.0007

4 100,66 0,2788 0.0777

5 101,43 -0,4960 0.2460

6 100,75 0,1920 0.0369

7 100,56 0,3818 0.1457

8 100,82 0,1147 0.0131

9 100,99 -0,0553 0.0031

X = 100,94 ∑ = 0,6808

SD = √

∑( Xi− x )2

𝑁−1

= √0.6808

8

= 0.2917

RSD = 𝑆𝐷

𝑋 𝑋 100%

= 0,436,416

99,338 X 100%

= 0.2890%

Universitas Sumatera Utara

Page 87: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

72

Lampiran 20. Perhitungan simpangan baku, batas deteksi (LOD), dan batas

.kuantitasi (LOQ) parasetamol

No X Y Yi Y-Yi (Y-Yi)2

1 0 0 0.0016 -0.00164 0.0000027

2 3 0,037 0.0334 0.00364 0.0000133

3 4,5 0,048 0.0492 -0.00121 0.0000015

4 6 0,066 0.0651 0.00093 0.0000009

5 7,5 0,078 0.0809 -0.00293 0.0000086

6 9 0,098 0.0968 0.00121 0.0000015

∑(Y − Yi) 2 0.0000284

S𝑌𝑋⁄ = SB =√

(Y−Yi)2

𝑛−2

= √0.0000284

4

= 0.0026

LOD = 3 𝑥 𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

= 3 𝑥 0.0026

0,01057143

= 0,75 µg/ml

LOQ = 10 𝑥 𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

= 10 𝑥 0.0026

0,01057143

= 2,52 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 88: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

73

Lampiran 21. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Gliseril Guaiakolat dengan

Metode Penambahan Baku dalam Sediaan Sirup U

Nilai AUC

Sebelum

2549,4-259,4 262,4-272,4 274,2-284,2

80

0,011 0,155 0,195

0,009 0,157 0,200

0,009 0,157 0,200

100

0,012 0,185 0,203

0,010 0,184 0,200

0,010 0,188 0,202

120

0,024 0,176 0,226

0,016 0,175 0,235

0,021 0,179 0,228

Nilai AUC

Sesudah

2549,4-259,4 262,4-272,4 274,2-284,2

80

0,021 0,157 0,210

0,017 0,154 0,216

0,018 0,153 0,213

100

0,008 0,222 0,214

0,007 0,228 0,210

0,005 0,219 0,207

120

0,038 0,248 0,104

0,035 0,244 0,106

0,053 0,256 0,103

Bobot % recovery

Sebelum

Sesudah

Baku yang ditambahkan

5,074 6,271 1,2 100,55

5,085 6,288 1,2 101,04

5,085 6,175 1,1 99,86

5,087 6,717 1,65 99,58

5,088 6,758 1,68 100,19

5,101 6,758 1,65 101,24

5,006 6,953 1,95 100,69

5,089 7,011 1,93 99,38

5,066 7,006 1,95 100,42

Rata-rata% recovery 100,33

Standar Deviation (SD) 0,6342

Relative Standard Deviation (RSD) 0,63

Universitas Sumatera Utara

Page 89: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

74

(lanjutan)

Contoh perhitungan :

Rentang Spesifik Gliseril Guaiakolat 80%-1

Faktor pengenceran = 25 𝑚𝑙

9 𝑚𝑙 𝑥

25 𝑚𝑙

5 𝑚𝑙 = 13,88

Diperoleh konsentrasi sebelum penambahan baku dalam labu akhir adalah 7,311

µg/ml, maka bobotnya adalah:

Bobot dalam labu awal = 7,311 µg/ml x 13,88 x 50 ml

= 5.074 µg = 5,074 mg

Diperoleh konsentrasi setelah penambahan baku dalam labu akhir adalah 9,035

µg/ml, maka bobotnya adalah:

Bobot dalam labu awal = 9,035 µg/ml x 13,88 x 50 ml

= 6.270 µg = 6,27 mg

% recovery = 𝐶𝐹−𝐶𝐴

𝐶𝐴∗ x 100%

= 6,27 mg−5,074 mg

1,19 x 100%

= 100,55%

No Kadar Perolehan Kembali (%) (Xi) ( X -Xi) ( X -Xi)2

1 100.55 -0.2200 0.0484

2 101.04 -0.7088 0.5025

3 99.86 0.4657 0.2169

4 99.58 0.7498 0.5621

5 100.19 0.1388 0.0193

6 101.24 -0.9160 0.8390

7 100.69 -0.3596 0.1293

8 99.38 0.9446 0.8922

9 100.42 -0.0943 0.0089

X = 100.33 ∑ = 3,2186

SD = √∑ X − Xi2

𝑁−1

= √3,2186

8

= 0.6342

RSD = 𝑆𝐷

𝑋 𝑋 100%

= 0,6342

100,33 X 100%

= 0,63%

Universitas Sumatera Utara

Page 90: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

75

Lampiran 22. Perhitungan simpangan baku, batas deteksi (LOD), dan batas

.kuantitasi (LOQ) gliseril guaiakolat

No X Y Yi Y-Yi (Y-Yi)2

1 0 0.0033 -0.0033 -0,00333 0,0000110797

2 20 0.2221 0.0039 0,00393 0,0000154614

3 28 0.3096 0.0034 0,00343 0,0000118088

4 36 0.4014 -0.0004 -0,00043 0,0000001884

5 44 0.4846 -0.0036 -0,00356 0,0000126382

6 52 0.5721 -0.0001 -0,00005 0,0000000025

∑(Y − Yi)2 0.000051179

S𝑌𝑋⁄ = SB =√

(Y−Yi)2

𝑛−2

= √0.000051179

4

= 0.0036

LOD = 3 𝑥 𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

= 3 𝑥 0.0036

0,010936

= 0,98 µg/ml

LOQ = 10 𝑥 𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

= 10 𝑥0,0036

0,010936

= 3,27µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 91: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

76

Lampiran 23..Data hasil persen perolehan kembali klorfeniramin maleat dengan

. metode penambahan baku dalam sediaan sirup U

Nilai AUC

Sebelum

2549,4-259,4 262,4-272,4 274,2-284,2

80

0,011 0,155 0,195

0,009 0,157 0,200

0,009 0,157 0,200

100

0,012 0,185 0,203

0,010 0,184 0,200

0,010 0,188 0,202

120

0,024 0,176 0,226

0,016 0,175 0,235

0,021 0,179 0,228

Nilai AUC

Sesudah

2549,4-259,4 262,4-272,4 274,2-284,2

80

0,021 0,157 0,210

0,017 0,154 0,216

0,018 0,153 0,213

100

0,008 0,222 0,214

0,007 0,228 0,210

0,005 0,219 0,207

120

0,038 0,248 0,104

0,035 0,244 0,106

0,053 0,256 0,103

Bobot

% recovery

Sebelum

Sesudah

Baku yang ditambahkan

24.81148 30.96 6,14 100,34

25.44116 31.68 6,24 100.57

25.44116 31.39 5,94 100.92

25.01882 32.35 7,33 100.81

24.84765 32.59 7,74 99.22

24.95045 32.59 7,64 101.07

25.33589 34.57 9,23 100.49

25.15258 34.41 9,26 100.98

25.18231 34.46 9,27 100.76

Rata-rata% recovery 100,57

Standar Deviation (SD) 0,5608

Relative Standard Deviation (RSD) 0,5576

Universitas Sumatera Utara

Page 92: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

77

(lanjutan)

Contoh perhitungan :

Rentang Spesifik Klorfeniramin Maleat 80%-1

Faktor pengenceran = 25 𝑚𝑙

17,8 𝑚𝑙 𝑥

25 𝑚𝑙

5 𝑚𝑙 = 16,02

Diperoleh konsentrasi sebelum penambahan baku dalam labu akhir adalah 0,252

µg/ml, maka bobotnya adalah:

Bobot dalam labu awal = 0,252 µg/ml x 16,02 x 50 ml

= 201,7 µg = 0,2017 mg

Diperoleh konsentrasi setelah penambahan baku dalam labu akhir adalah 0,327

µg/ml, maka bobotnya adalah:

Bobot dalam labu awal = 0,327 µg/ml x 16,02 x 50 ml

= 262,03 µg = 0,2620 mg

% recovery = 𝐶𝐹−𝐶𝐴

𝐶𝐴∗ x 100%

= 0,2620 mg−0,2017 mg

0,05893 x 100%

= 100,34%

No Kadar Perolehan Kembali (%) (Xi) ( X -Xi) ( X -Xi)2

1 100,34 0,2344 0,0549

2 100,57 0,0006 0,0000

3 100,92 -0,3474 0,1206

4 100,81 -0,2367 0,0560

5 99,22 1,3541 1,8336

6 101,07 -0,4995 0,2495

7 100,49 0,0807 0,0065

8 100,98 -0,4012 0,1609

9 100,76 -0,1849 0,0342

X = 100.57 ∑ = 2,5164

SD = √

∑( Xi− x )2

𝑁−1

= √2,516471

8

= 0.5608

RSD = 𝑆𝐷

𝑋 𝑋 100%

= 0,5608

100,57 X 100%

= 0.5576%

Universitas Sumatera Utara

Page 93: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

78

Lampiran 24. Perhitungan simpangan baku, batas deteksi (LOD), dan batas

.kuantitasi (LOQ) klorfeniramin maleat

No X Y Yi Y-Yi (Y-Yi)2

1 0 0 -0.0070 0.00698 0.00005

2 21 0,081 0.0910 -0.01004 0.00010

3 26 0,111 0.1144 -0.00338 0.00001

4 31 0,134 0.1391 -0.00512 0.00003

5 36 0,164 0.1611 0.00294 0.00001

6 41 0,193 0.1844 0.00861 0.00007

∑(Y − Yi)2 0.00026988

S𝑌𝑋⁄ = SB =√

(Y−Yi)2

𝑛−2

= √0.00026988

4

= 0.0082

LOD = 3 𝑥 𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

= 3 𝑥 0.0082

0,004667

= 5,28 µg/ml

LOQ = 10 𝑥 𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

= 10 𝑥 0.0082

0,004667

= 17,59 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 94: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

79

Lampiran 25. Spektrum Serapan AUC Sampel Sirup U Yang Dibuat 6 Kali

.Pengulangan

Gambar 1. Pengulangan 1

Gambar 2. Pengulangan 2

Gambar 3. Pengulangan 3

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Universitas Sumatera Utara

Page 95: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

80

Gambar 4. Pengulangan 4

Gambar 5. Pengulangan 5

Gambar 6. Pengulangan 6 nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Universitas Sumatera Utara

Page 96: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

81

Lampiran 26. Spektrum serapan uji perolehan kembali (% recovery) pada sirup

.U sebelum penambahan baku

Gambar 7. Rentang spesifik 80% pengulangan 1

Gambar 8. Rentang spesifik 80% pengulangan 2

Gambar 9. Rentang spesifik 80% pengulangan 3

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Universitas Sumatera Utara

Page 97: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

82

Gambar 10. Rentang spesifik 100% pengulangan 1

Gambar 11. Rentang spesifik 100% pengulangan 2

Gambar 12. Rentang spesifik 100% pengulangan 3

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Universitas Sumatera Utara

Page 98: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

83

Gambar 13. Rentang spesifik 120% pengulangan 1

Gambar 14. Rentang spesifik 120% pengulangan 2

Gambar 15. Rentang spesifik 120% pengulangan 3

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Universitas Sumatera Utara

Page 99: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

84

Lampiran 27. Spektrum serapan uji perolehan kembali (% recovery) pada sirup

U sesudah penambahan baku

Gambar 16. Rentang spesifik 80% pengulangan 1

Gambar 17. Rentang spesifik 80% pengulangan 2

Gambar 18. Rentang spesifik 80% pengulangan 3

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Universitas Sumatera Utara

Page 100: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

85

Gambar 19. Rentang spesifik 100% pengulangan 1

Gambar 20. Rentang spesifik 100% pengulangan 2

Gambar 21. Rentang spesifik 100% pengulangan 3

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Universitas Sumatera Utara

Page 101: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

86

Gambar 22. Rentang spesifik 120% pengulangan 1

Gambar 23. Rentang spesifik 120% pengulangan 2

Gambar 24. Rentang spesifik 120% pengulangan 3

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Universitas Sumatera Utara

Page 102: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

87

Lampiran 28. Gambar sampel

Gambar 25. Kemasan sampel Gambar 26. Botol sampel

Spesifikasi sampel

Nama : UNIBEBI Cough Syrup®

Nomor Bet : 310472

Tanggal Kadaluarsa : Desember 2021

Komposisi : Tiap 5 ml mengandung:

Parasetamol : 120 mg

Gliseril Guaiakolat : 25 mg

Klorfeniramin Maleat : 1 mg

Universitas Sumatera Utara

Page 103: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

88

Lampiran 29. Gambar alat

…...Gambar 27. Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu 1800) dan seperangkat

………………….komputer dilengkapi dengan Software UV Probe

Gambar 28. Sonicator (Branson) .Gambar 29. Timbangan (Boeco)

Universitas Sumatera Utara

Page 104: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

89

Lampiran 30. Sertifikat analisis baku parasetamol

Universitas Sumatera Utara

Page 105: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

90

Lampiran 31. Sertifikat analisis baku gliseril guaiakolat

Universitas Sumatera Utara

Page 106: PENETAPAN KADAR SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL …

91

Lampiran 32. Sertifikat analisis baku klorfeniramin maleat

Universitas Sumatera Utara