penetapan kadar metil paraben, propil paraben dan

52
PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN FENOKSIETANOL PADA SEDIAAN HANDBODY LOTION SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI TUGAS AKHIR Oleh: LENNY KARONICA BUKIT NIM 142410053 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN

DAN FENOKSIETANOL PADA SEDIAAN HANDBODY

LOTION SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA

TINGGI

TUGAS AKHIR

Oleh:

LENNY KARONICA BUKIT

NIM 142410053

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

PENGESAHAN TUGAS AKHIR

PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN,

DAN FENOKSIETANOL PADA SEDIAAN HANDBODY

LOTION SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA

TINGGI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Ahli Madya

pada Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Oleh:

LENNY KARONICA BUKIT

NIM 142410053

Medan, Agustus 2017

Disetujui Oleh:

Pembimbing,

Mariadi, S.Farm., M.Si., Apt

NIK 84030510011001

Disahkan Oleh:

Dekan,

Prof. Dr. Masfria, MS., Apt

NIP 195707231986012001

Universitas Sumatera Utara

Page 3: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Lenny Karonica Bukit

Nomor Induk Mahasiswa : 142410053

Program Studi : D III Analis Farmasi dan Makanan

Judul Tugas Akhir : Penetapan Kadar Metil Paraben, Propil Paraben, dan

Fenoksietanol Pada Sediaan Handbody Lotion Secara

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir ini ditulis berdasarkan data dari hasil

pekerjaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan oleh orang lain

untuk memperoleh gelar ahli madya di perguruan tinggi lain, dan bukan plagiat

karena kutipan yang ditulis telah menyebutkan atau mencantumkan sumbernya di

dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena di dalam tugas

akhir ini ditemukan plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia

menerima sanksi apapun oleh Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan

Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dan bukan menjadi

tanggung jawab pembimbing.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat

digunakan jika diperlukan sebagaimana mestinya.

Medan, Agustus 2017

Yang Menyatakan,

Lenny Karonica Bukit

NIM 142410053

Materai

Rp 6.000

Universitas Sumatera Utara

Page 4: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi

berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang

berjudul Penetapan Kadar Metil Paraben, Propil Paraben, dan Fenoksietanol

pada Sediaan Handbody Lotion Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.

Penulisan Tugas Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar ahlimadya pada program studi Diploma III Analis Farmasi dan

Makanan pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Tugas akhir ini

disusun berdasarkan apa yang telah dilakukan oleh penulis selama melakukan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Balai Besar pengawas Obat dan Makanan

(BBPOM) di Medan.

Selama penulisan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Masfria, MS., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Popi Patilaya, S.Si., M.Sc., Apt, selaku Ketua Program Studi

Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi USU.

3. Bapak Mariadi, S.Farm., M.Si.,Apt., selaku Dosen Pembimbing Praktek

Kerja Lapangan yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya

untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

v

4. Ibu Dra. Nazliniwaty, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing Akademik

penulis selama melaksanakan pendidikan pada Program Diploma III

Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi USU.

5. Bapak Drs. Alibata Harahap, M.Kes., Apt., selaku Kepala Balai Besar

Pengawas Obat dan Makanan di Medan yang telah memberikan izin

pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

6. Ibu Lambok Oktavia SR, S.Si., M.Kes., Apt., selaku kordinator

pembimbing Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Balai Besar Pengawas

Obat dan Makanan di Medan.

7. Seluruh Staf dan Pegawai Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan

Medan yang telah membantu penulis selama melaksanakan Praktek Kerja

Lapangan (PKL).

8. Bapak dan Ibu dosen pengajar beserta seluruh Staf Pegawai Fakultas

Farmasi Universitas Sumatera Utara.

9. Kedua Orangtua yang di Surga, Abang, Kakak, Adik dan seluruh Keluarga

yang telah memberikan doa, didikan, motivasi dan biaya perkuliahan

sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.

10. God’s Daughter (Elisabeth, Friliyana, Lena, Naomi, Ramasinta dan Kak

Winda) yang telah memberikan doa dan motivasi serta selalu menghibur

penulis setiap saat.

11. Seluruh teman- teman Analis Farmasi dan Makanan stambuk 2014

terkhusus Devi.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan ini maka diharapkan

kritik dan saran yanG bersifat membangun bermanfaat bagi semua kalangan

Universitas Sumatera Utara

Page 6: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

vi

masyarakat dan semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkat-Nya kepada

kita semua.

Medan, Agustus 2017

Penulis,

Lenny Karonica Bukit

NIM 142410053

Universitas Sumatera Utara

Page 7: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

vii

PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

FENOKSIETANOL PADA SEDIAAN HANDBODY LOTION SECARA

KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

ABSTRAK

Penggunaan bahan Metil Paraben, Propil Paraben dan Fenoksietanol

dimaksudkan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme pada sediaan

Handbody Lotion. Namun kadar bahan pengawet yang digunakan harus

memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Tujuan dilakukan pengujian ini adalah

untuk menentukan kadar dari metil paraben, propil paraben dan fenoksietanol

apakah sesuai dengan persyaratan Peraturan BPOM RI No : HK.00.05.42.1018

Tahun 2008 dan Asean Cosmetic Method No 04.

Metode penetapan kadar yang dipakai adalah secara Kromatografi Cair

Kinerja Tinggi pada panjang gelombang 280 nm dengan fase diam

Oktadesilsilana (C18) dan fase gerak yaitu Tetrahidrofuran : Aquadest : Metanol :

Asetonitril dengan perbandingan 5 : 60 : 10: 25, sampel uji adalah Handbody

Lotion

Hasil pengujian penetapan kadar diperoleh bahwa kadar Metil Paraben

sebanyak 0,1672%, kadar Propil Paraben sebanyak 0,0833% dan kadar

Fenoksietanol sebanyak 0,364%. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa bahan

pengawet yang digunakan pada sediaan Handbody Lotion (kode sampel : 18)

memenuhi persyaratan sesuai dengan Peraturan BPOM RI No : HK.00.05.42.1018

Tahun 2008 dan Asean Cosmetic Method No 04.

Kata kunci : Handbody Lotion, Metil Paraben, Propil Paraben, Fenoksietanol,

KCKT

Universitas Sumatera Utara

Page 8: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................. iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL........................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Tujuan ............................................................................................... 3

1.3 Manfaat ............................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4

2.1 Lotion ................................................................................................ 4

2.2 Bahan Pengawet ............................................................................... 5

2.3 Dampak/ Bahaya Bahan Pengawet ................................................... 6

2.3 Uraian Bahan .................................................................................... 8

2.3.1 Metil Paraben .......................................................................... 8

2.3.2 Propil Paraben......................................................................... 10

2.3.3 Fenoksietanol .......................................................................... 11

Universitas Sumatera Utara

Page 9: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

ix

2.4 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ................................................... 12

2.4.1 Teori ....................................................................................... 12

2.4.2 Instrumentasi KCKT .............................................................. 13

2.4.3 Klasifikasi Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ....................... 18

BAB III METODE PERCOBAAN ............................................................... 22

3.1 Tempat Pengujian ............................................................................. 22

3.2 Alat ................................................................................................... 22

3.3 Bahan ................................................................................................ 22

3.4 Pembuatan Pereaksi .......................................................................... 23

3.5 Prosedur ............................................................................................ 23

3.5.1 Pembuatan Larutan Baku ........................................................ 23

3.5.2 Persiapan Larutan Uji ............................................................. 24

3.6 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi .................................................... 24

3.6.1 Pengaturan Kondisi Sistem ..................................................... 24

3.6.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi .................................................... 24

3.7 Cara Penetapan Kadar...................................................................... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 27

4.1 Hasil Kadar Metil Paraben, Propil Paraben, dan Fenoksietanol ....... 27

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 30

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 30

5.2 Saran ................................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 31

Universitas Sumatera Utara

Page 10: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

x

DAFTAR TABEL

Tabel

4.1.1 Data Hasil Identifikasi Metil Paraben pada Sediaan Hanbody Lotion ... ...27

4.1.2 Data Hasil Identifikasi Propil Paraben pada Sediaan Handbody Lotion.27

4.1.3 Data Hasil Identifikasi Fenoksitanol pada Sediaan Handbody Lotion....28

Universitas Sumatera Utara

Page 11: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Strukur Molekul Metil Paraben, Propil Paraben dan Fenoksietanol.... 8

1.1 Struktur Molekul Metil Paraben ..................................................... 8

1.2 Struktur Molekul Propil Paraben .................................................... 10

1.3 Struktur Molekul Fenoksietanol ..................................................... 11

2. Identifikasi Pewarna Orto dan Meta-Fenilendiamin Pada Sediaan Pewarna

Rambut ................................................................................................. 33

a. Kolom .......................................................................................... 33

b. KCKT ........................................................................................... 33

c. Penyaring Membran ..................................................................... 33

d. Penyaring Vakum......................................................................... 33

e. Sonikator ...................................................................................... 33

f. Neraca Analitik ............................................................................ 33

Universitas Sumatera Utara

Page 12: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Penetapan Kadar Metil Paraben, Propil Paraben, dan Fenoksietanol pada

Sediaan Handbody Lotion (Baku Seri Pengawet) ................................ 34

2. Penetapan Kadar Metil Paraben, Propil Paraben, dan Fenoksietanol pada

Sediaan Handbody Lotion (Sampel Pengawet).................................... 35

3. Penetapan Kadar Metil Paraben, Propil Paraben, dan Fenoksietanol pada

Sediaan Handbody Lotion (Persamaan Regresi Metil Paraben) .......... 36

4. Penetapan Kadar Metil Paraben, Propil Paraben, dan Fenoksietanol pada

Sediaan Handbody Lotion ( Persamaan Regresi Propil Paraben)........ 37

5. Penetapan Kadar Metil Paraben, Propil Paraben, dan Fenoksietanol pada

Sediaan Handbody Lotion ( Persamaan Regresi Fenoksietanol)......... 38

6. Contoh Perhitungan Kadar Pengawet Pada Sediaan Handbody Lotion.39

Universitas Sumatera Utara

Page 13: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Surat Keputusan Kepala Badan POM RI Nomor: HK.00.05.4.1745 tentang

Kosmetik, yang dimaksud kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan

untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir,

dan organ genital bagian luar) atau gigi atau mukosa mulut terutama

membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau

badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (Peraturan

Kepala Badan POM RI, 2011).

Lotion adalah produk kosmetik yang umumnya berupa emulsi, terdiri dari

sedikitnya dua cairan yang tidak tercampur dan mempunyai viskositas rendah

serta dapat mengalir dibawah pengaruh gravitasi. Lotion ditujukan untuk

pemakaian pada kulit yang sehat. Jadi, lotion adalah emulsi cair yang terdiri dari

fase minyak dan fase air yang distabilkan oleh emulgator, mengandung satu atau

lebih bahan aktif di dalamnya. Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit

sebagai pelindung. Konsistensi yang berbentuk cair memungkinkan pemakaian

yang cepat dan merata pada permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan

dapat segera kering setelah pengolesan serta meninggalkan lapisan tipis pada

permukaan kulit (Lachman , dkk., 1994).

Kulit manusia adalah lapisan luar dari tubuh. Pada manusia, itu adalah

organ terbesar dari sistem yg menutupi. Kulit memiliki beberapa lapisan jaringan

Universitas Sumatera Utara

Page 14: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

2

ectodermal dan penjaga otot-otot yang mendasarinya, tulang, ligamen dan organ

internal. Kulit adalah organ tubuh yang pertama kali terkena polusi oleh zat- zat

yang terdapat di lingkungan hidup kita, termasuk jasad renik (mikroba) yang

tumbuh dan hidup di alam dunia ini (Sjarif, 1997).

Definisi zat pengawet menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No.445/MENKES/PER/V/1998 adalah zat yang dapat mencegah

kerusakan kosmetika yang disebabkan oleh mikroorganisme. Istilah “agen

antimikroba” secara umum digunakan untuk agen kimia yang terdapat dalam

kosmetika atau produk rumah tangga baik yang memiliki aktivitas bakterisidal

ataupun bakteriostatik selama penggunaannya.

Dalam satu jenis kosmetika biasanya terdapat banyak macam zat kimia

yang diperlukan untuk pembuatan, penyimpanan dan kelestarian kosmetika.

Seringkali komponen tertentu misalnya bahan pengawet, terdiri atas lebih dari

satu macam bahan pengawet seperti Metil Paraben, Propil Paraben dan

Fenoksietanol. Adapun kadar dari tiap pengawet yang digunakan pada sediaaan

kosmetik harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

Republik Indonesia No: HK.00.05.42.1018 Tahun 2008 dan Asean Cosmetic

Method (ACM) No 01 tentang Bahan Kosmetik menyantumkan daftar bahan

yanng diizinkan digunakan dalam kosmetik dengan pembatasan dan persyaratan

penggunaan. Diantaranya penggunaan bahan Metil Paraben dan Propil Paraben

yang diperbolehkan dengan kadar maksimal 0,4% sedangkan bahan Fenoksietanol

yang diperbolehkan dengan kadar maksimal 0,1 % dan kadar pengawet campuran

yang diperbolehkan adalah maksimal 0,8%.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

3

Pengujian kadar pengawet pada sediaan Handbody Lotion penting

dilakukan untuk memastikan dan menjamin agar pengawet yang digunakan sesuai

persyaratan yang telah ditetapkan. Metode analisis yang dapat dipakai untuk

penetapan kadar campuran bahan pengawet adalah dengan metode kromatografi

cair kinerja tinggi (KCKT) yang memiliki daya pisah, ketepatan dan ketelitian

yang tinggi untuk menetapkan kadar masing- masing senyawa dalam campuran

tersebut (Gritter, 1991).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penetapan kadar Metil Paraben, Propil Paraben dan

Fenoksitanol dalam sediaan Handbody Lotion adalah untuk mengetahui apakah

kadar Metil Paraben, Propil Paraben dan Fenoksitanol dalam sediaan Handbody

Lotion memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

1.3 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penetapan kadar Metil Paraben, Propil

Paraben dan Fenoksitanol dalam sediaan Handbody Lotion adalah agar dapat

mengetahui bahwa sediaan tersebut memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan

sehingga baik untuk digunakan.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lotion

Lotion merupakan preparat cair yang dimaksudkan untuk pemakaian luar

pada kulit tubuh dan tangan. Lotion merupakan produk kosmetik yang umumnya

berupa emulsi tipe minyak dalam air. Emulsi adalah sediaan yang mengandung

bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan

dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok (Hanifah, 2016).

Lotion sebagai bahan cair fase terdispersi yang tidak bercampur dengan

bahan pembawa dan biasanya menyebar dengan bantuan zat pengemulsi atau

bahan penstabil lain yang sesuai. Pada umumnya pembawa dari lotion adalah air.

Lotion dimaksudkan untuk digunakan pada kulit sebagai pelindung atau untuk

obat karena sifat bahan-bahannya. Kecairannya memungkinkan pemakaian yang

merata dan cepat pada permukaan kulit yang luas (Ansel, 2005).

Lotion merupakan sediaan setengah padat hampir sama dengan krim tetapi

memiliki konsistensi yang lebih rendah. Sifat lotion umumnya berwarna putih,

mudah dicuci dengan air, tidak tembus cahaya dan tidak mudah kering

(Faramayuda dkk., 2010).

Salah satu sediaan kosmetik untuk perawatan kulit adalah Handbody

lotion. Handbody lotion terdiri dari beberapa bahan penyusun, salah satunya

adalah bahan pengawet. Bahan pengawet digunakan untuk mencegah

pertumbuhan mikroorganisme dan melindungi Handbody lotion dari kontaminasi

sehingga menghasilkan produk tanpa cacat. Berdasarkan penelitian yang pernah

Universitas Sumatera Utara

Page 17: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

5

dilakukan menunjukkan bahwa golongan ester paraben (metil, etil, propil dan

butyl paraben) sebagai bahan pengawet yang paling umum dan sering digunakan

(Mandasari, 2016).

2.2 Bahan Pengawet

Bahan untuk pengawetan adalah untuk melindungi produk terhadap

pengaruh yang merugikan, terutama terhadap kerusakan mikroba. Dalam farmasi

digunakan untuk melindungi senyawa obat terhadap penguraian yang disebabkan

oleh mikroorganisme. Metil Paraben dan Propil Paraben digunakan untuk

pengawetan sediaan farmasi (Haake, 1990).

Semua emulsi memerlukan bahan antimikroba karena fase air

mempermudah pertumbuhan mikroorganisme. Adanya pengawet sangat penting

dalam emulsi minyak dalam air karena kontaminasi fase eksternal mudah terjadi.

Karena jamur dan ragi lebih sering ditemukan daripada bakteri, lebih diperlukan

yang bersifat fungistatik dan bakteriostatik.Bakteri ternyata dapat menguraikan

bahan pengemulsi nonionik dan anionik, gliserin dan sejumlah bahan penstabil

alam seperti tragakan dan gom guar. Pengawet yang biasa digunakan dalam

emulsi adalah metil paraben, propil paraben dan fenoksietanol (Hanifah, 2013).

Pengawet ditambahkan ke produk makanan, kosmetik, dan farmasi

mencegah dekomposisi akibat tindakan bakteri. Di antara bahan pengawet,

Paraben adalah yang paling umum digunakan. Karena toksisitas rendah mereka

terhadap manusia dan aktivitas antimikroba efektif mereka, terutama terhadap

jamur dan ragi . Paraben digunakan dalam sayuran olahan, makanan panggang,

lemak dan minyak, bumbu, pengganti gula, dan produk susu beku di Indonesia

konsentrasi sampai 0,1% (Elder, 1984).

Universitas Sumatera Utara

Page 18: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

6

Fenoksietanol adalah zat kimia yang juga digunakan sebagai pengawet

pada beberapa vaksin, kadang-kadang digunakan bersamaan dengan paraben.

Phenonip, produk campuran Clariant paraben dalam larutan fenoksietanol. Produk

ini mungkin yang paling terkenal dari campuran paraben dan sering disalin.

Analisis zat ini pada formulasi dan level pada makanan dan kosmetik sangat

diminati. HPLC adalah metode ideal untuk pemisahan dan analisisnya (Majors,

2005).

2.3 Dampak / Bahaya Bahan Pengawet

Paraben termasuk bahan pengawet yang mempunyai sifat seperti hormon

estrogen. Paraben berbahaya jika digunakan berlebihan pada suatu produkk baik

makanan, kosmetik atau produk lainnya. berikut ini bahaya paraben pada

kosmetik :

1. Tingkat estrogen tinggi

Estrogen merupakan hormon yang penting dalam tubuh manusia, terutama

dalam tubuh seorang wanita. Dalam tubuh pria hanya terdapat sedikit estrogen.

Estrogen dalam tubuh wanita berperan penting dalam pengaturan siklus

menstruasi dan pematangan organ reproduksi wanita. Paraben mengakibatkan

tingkat estrogen dalam tubuh seorang wanita menjadi tinggi. Estrogen tersebut

akan meningkat ketika zat paraben merembes kedalam melalu kulit. Tubuh wanita

akan menganggap bahwa paraben tersebut seperti halnya estrogen. Namun

sebenarnya yang diserap tubuh adalah zat paraben. Tingkat estrogen yang tinggi

akan dapat memicu berbagai masalah kesehatan, seperti kembung, kista ovarium,

serta perubahab suasana hati (depresi) (Astuti, 2016).

Universitas Sumatera Utara

Page 19: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

7

2. Kanker payudara

Zat paraben merupakan salah satu penyebab terjangkit penyakit kanker

payudara. Masuknya zat paraben kedalam tubuh akan meningkatkan kadar

estrogen dalam tubuh kita. Meningkatnya kadar estrogen dalam waktu yang lama

karena diakibatkan pemakaian kosmetik yang mengandung zat paraben resiko

terkena kanker payudara semakin meningkat (Astuti, 2016).

3. Kenaikan berat badan

Didalam tubuh kita terdapat kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid merupakan

kelenjar yang bertempat dibagian bawah leher dan berbentuk seperti kupu-kupu.

Kelenjar tiroid ini mempunyai peran penting dalam metabolisme tubuh.

Penggunaan zat paraben dalam kosmetik dalam jangka waktu panjang akan

memicu timbulnya kerusakan yang terjadi di kelenjar tiroid (Astuti, 2016).

Jika kelenjar tiroid bermasalah mengakibatkan berat badan naik. Mungkin

bagi orang yang tubuhnya kurus tidak bermasalah, tetapi jika bagi orang yang

sudah bertubuh gemuk akan berakibat obesitas. Obesitas sangat tidak baik bagi

kesehatan tubuh. Tingkat estrogen yang tinggi akibat tingginya zat paraben juga

dapat memicu kenaikan berat badan (Astuti, 2016).

4. Pengaruh negatif pada kesehatan reproduksi

Kesehatan reproduksi bagi wanita merupakan hal yang sangat penting

sebab ini merupakan salah satu modal untuk mendapatkan keturunan. Kandungan

paraben dalam kosmetik berpengaruh negatif pada kesehatan reproduksi seorang

wanita. Pengaruh negatif yang terjadi yaitu menurunkan kemampuan berproduksi

dan mengakibatkan infertilitas. Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk

menghasilkan keturunan (Astuti, 2016).

Universitas Sumatera Utara

Page 20: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

8

5. Penuaan dini

Produk kosmetik yang banyak mengandung paraben lebih banyak

terkandung dalam produk kecantikan yang ditujukan untuk meningkatkan

kesehatan kulit, seperti pelembab dan lotion. Tetapi faktanya malah merusaknya

kulit. Penelitian yang dilakukan di Jepang membuktikan bahwa zat paraben yang

terkandung dalam kosmetik mempercepat proses penuaan kulit (Astuti, 2016).

Zat paraben yang terkandung dalam kosmetik akan meningkatkan

kepekaan kulit jika terkena sinar matahari. Jadi bukan melindungi kulit dari sinar

matahari tetapi sebaliknya yaitu menimbulkan kerusakan kulit. Anda tidak mau

kan masih muda tapi sudah seperti kelihatan tua karena penuaan dini (Astuti,

2016).

Sedangkan bahaya penggunaan Fenoksietanol berlebihan dalam tubuh

adalah mempengaruhi terhadap sistem saraf pusat seperti gejala sistem saraf

tertekan meliputi penurunan nafsu makan , sulitnya bangun tidur, lemahnya

tulang., kelesuan, iritasi mata, dan perubahan warna kulit misalnya kulit

bewarna kemerahan (eritema) (Liebert, 1990).

2.4 Uraian Bahan

2.4.1 Metil Paraben

Struktur molekul metil paraben dapat dilihat pada gambar 1.1.

Gambar 1.1 Strukur Molekul Metil Paraben

Rumus kimia : C8H8O3

Universitas Sumatera Utara

Page 21: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

9

Massa molar : 152.15 g/mol

Titik didih : 125-1280C

Pemerian : Serbuk, tidak berwarna, putih; tidak berbau; rasa terbakar.

Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol

dan eter (Depkes RI, 1995).

Metil paraben, juga metil paraben, salah satu paraben, adalah pengawet

dengan rumus kimia CH3 (C6H4 (OH) COO). Ini adalah metil ester asam p-

hidroksibenzoat. Metil paraben adalah agen anti jamur yang sering digunakan

dalam berbagai kosmetik dan produk perawatan pribadi. Ini juga digunakan

sebagai pengawet makanan. Metil paraben umumnya digunakan sebagai

fungisida. Metil paraben beracun pada konsentrasi yang lebih tinggi, memiliki

efek estrogenik, dan memperlambat laju pertumbuhan pada tahap larva dan pupus

pada konsentrasi yang lebih rendah (Anonim, 2016).

Metil paraben dan propil paraben dianggap secara umum diakui sebagai

aman untuk pelestarian antibakteri makanan dan kosmetik. Metil paraben mudah

dimetabolisme oleh bakteri tanah biasa. Metil paraben mudah diserap dari saluran

gastrointestinal atau melalui kulit. Ini dihidrolisis menjadi asam p-hidroksibenzoat

dan diekskresikan dengan cepat dalam urin tanpa terakumulasi dalam tubuh. Studi

toksisitas akut telah menunjukkan bahwa metil paraben praktis tidak beracun oleh

pemberian oral dan parenteral pada hewan (Anonim, 2016).

Metil paraben digunakan secara luas sebagai pengawet dalam kosmetik,

produk makanan, dan formulasi farmasetikal lainnya. Dapat digunakan secara

kombinasi dengan senyawa paraben lainnya atau dengan zat antimikroba lainnya

(Hanifah, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Page 22: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

10

2.4.2 Propil Paraben

Struktur Propil Paraben dapat dilihat pada gambar 1.2.

Gambar 1.2 Struktur Molekul Propil Paraben

Rumus kimia : C10H12O3

Massa molar : 180.2 g/mol

Pemerian : bubuk kristal putih atau kristal yang tidak berwarna dan

tidak berwarna, hampir tidak berbau

Titik didih : 1300C

Kelarutan : Dapat larut dalam etanol, etil eter, aseton dan pelarut

organik lainnya, sedikit larut dalam air (Depkes RI, 1995).

Propil paraben, n-propil ester asam p-hidroksibenzoat, terjadi sebagai zat

alami yang ditemukan di banyak tumbuhan dan beberapa serangga, walaupun

diproduksi secara sintetis untuk penggunaan kosmetik, obat-obatan dan makanan.

Ini adalah pengawet yang biasanya ditemukan di banyak kosmetik berbasis air,

seperti krim, lotion, shampo dan produk mandi. Sodium propyl p-

hydroxybenzoate, garam natrium propilparaben, senyawa dengan formula Na

(C3H7 (C6H4COO) O), juga digunakan sebagai aditif makanan dan sebagai agen

pelestarian anti jamur (Anonim, 2016).

Propil paraben digunakan sebagai bahan pengawet dan antioksidan, dan

juga digunakan di industri farmasi; digunakan sebagai pengawet antimikroba

Universitas Sumatera Utara

Page 23: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

11

dalam farmasi dan kosmetik; dan digunakan sebagai antiseptik dan antimikroba

(Elder, 1984).

2.4.3 Fenoksietanol

Struktur molekul fenoksietanol dapat dilihat pada gambar 1.3.

Gambar 1.3 Stuktur Molekul Fenoksietanol

Rumus kimia : C8H10O2

Massa molar : 138.17 g/mol

Pemerian : Cairan berminyak tak berwarna, bau seperti mawar

Titik didih : 247 °C (477 °F; 520 K)

Kelarutan : Larut dalam Kloroform, Dietil Eter, dan

Alkali (Anonim, 2016).

Fenoksietanol digunakan sebagai fiksasi parfum; Penolak serangga;

Antiseptik; Pelarut untuk selulosa asetat, pewarna, tinta, dan resin; Pengawet

untuk obat-obatan, kosmetik dan pelumas; Sebuah anestesi dalam akuakultur ikan;

Dan dalam sintesis organik. Fenoksietanol adalah alternatif pengawet pelepasan

formaldehid konsentrasinya dalam kosmetik dibatasi hingga 1% (Anonim, 2016).

Fenoksietanol efektif melawan bakteri gram negatif dan gram positif, dan

ragi Candida albicans. Fenoksietanol adalah pengawet vaksin dan alergen

potensial, yang dapat menyebabkan reaksi nodular di tempat injeksi. Tertelan

dapat menyebabkan depresi pernafasan, muntah dan diare pada bayi (Anonim,

2016).

Universitas Sumatera Utara

Page 24: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

12

2.5 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

2.5.1 Teori

Kromatografi merupakan suatu proses pemisahan yang mana analit- analit

dalam sampel terdistribusi antara 2 fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam

dapat berupa bahan padat dalam bentuk molekul kecil, atau dalam bentuk cairan

yang dialiskan pada pendukung padat atau dilapiskan pada dinding kolom. Fase

gerak dapat berupa gas atau cairan. Jika gas digunakan sebagai fase gerak, maka

prosesnya dikenal sebagai kromatografi gas. Dalam kromatografi cair dan juga

kromatografi lapis tipis, fase gerak yang digunakan selalu cair (Rohman, 2009).

Kromatografi merupakan teknik analisis yang paling sering digunakan

dalam analisis sediaan farmasetik. Suatu pemahaman terhadap parameter-

parameter yang berpengaruh terhadap kinerja kromatografi akan meningkatkan

sistem kromatografi sehingga akan dicapai suatu pemisahan yang baik (Rohman,

2009).

Kelebihan metode kromatografi cair kinerja tinggi dibandingkan dengan

metode lainnya. Beberapa kelebihan kromatografi cair kinerja tinggi antara lain:

1. Mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran

2. Mudah melaksanakannya

3. Kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi

4. Dapat dihindari terjadinya dekomposisi/ kerusakan bahan yang

dianalisis

5. Resolusi yang baik

6. Dapat digunakan bermacam-macam detektor

7. Kolom dapat dipergunakan kembali (Rohman, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Page 25: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

13

2.5.2 Instrumentasi KCKT

Instrumentasi KCKT pada dasarnya terdiri atas : wadah fase gerak, fase

gerak, alat untuk memasukkan sampel ( tempat injeksi), kolom, detektor, wadah

penampung buangan fase gerak, dan suatu komputer atau perekam.

1. Wadah Fase Gerak pada KCKT

Wadah fase gerak harus bersih dan lembam (inert). Wadah pelarut kosong

ataupun labu laboratorium dapat digunakan sebagai wadah fase gerak. Wadah ini

biasanya dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut. Fase gerak

sebelum digunakan harus dilakukann penghilangan gas yang ada pada fase gerak,

sebab adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain terutama di pompa dan

detektor sehingga akan mangacaukan analisis (Rohman, 2009).

Pada saat membuat fase gerak sangant dianjurkan untuk menggunakan

pelarut, bufer, dan reagen dengan kemurnian tinggi, dan lebih terpilih lagi jika

pelarut- pelarut yang akan digunakan untuk KCKT berderajat KCKT (HPLC

grade). Adanya pengotor dalam reagen dapat menyebabkan gangguan pada

sisitem kromatografi. Adanya partikel yang kecil dapat terkumpul dalam kolom

sehingga dapat mengakibatkan suatu kekosongan pada kolom. Karenanya, fase

gerak sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu untuk menghindari

partikel- partikel kecil (Rohman, 2009).

2. Fase Gerak pada KCKT

Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat

bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya

elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase

diam, dan sifat komponen- komponen sampel. Untuk fase normal (fase diam lebih

Universitas Sumatera Utara

Page 26: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

14

polar daripada fase gerak), kemampuan elusi meningkat dengan meningkatnya

polaritas pelarut. Sementara untuk fase terbalik (fase diam kurang polar daripada

fase gerak), kemampuan elusi menurun dengan meningkatnya polaritas pelarut

(Gandjar, 2007).

Fase gerak yang paling sering digunakan untuk pemisahan dengan fase

terbalik adalah campuran larutan bufer dengan metanol atau campuran air dengan

asetonitril. Untuk pemisahan dengan fase normal, fase gerak yang paling sering

digunakan adalah campuran pelarut- pelarut hidrokarbon dengan pelarut yang

terklorisasi atau menggunakan pelarut- pelarut jenis alkohol. Pemisahan dengan

fase normal ini kurang umum dibanding dengan fase terbalik (Gandjar, 2007).

3. Pompa pada KCKT

Pompa yang cocok digunakan untuk KCKT adalah pompa yang

mempunyai syarat sebagaimana syarat wadah pelarut yakni: pompa harus inert

terhadap fase gerak. Bahan yang unum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja

tahan karat, dan batu nilam. Pompa yang digunakan sebaiknya mampu

memberikan tekanan sampai 500 psi dan mampu mengalirkan fase gerak dengan

kecepatan 3 mL/ menit (Griter, 1991).

Tujuan penggunaan pompa atau sistem penghantaran fase gerak adalah

untuk menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat, konstan

dan bebas dari gangguan. Ada 2 jenis pompa dalam KCKT yaitu: pompa dengan

tekanan konstan, dan pompa dengan aliran fase gerak yang konstan (Griter, 1991).

Universitas Sumatera Utara

Page 27: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

15

4. Penyuntikan Sampel pada KCKT

Sampel- sampel cair dan larutan disuntikkan secara langsung ke dalam fase

gerak yang mengalir dibawah tekanan menuju kolom menggunakan alat penyuntik

(injektor). Ada tiga macam sistem injektor pada KCKT yaitu:

Injektor dengan memakai diagfragma (septum)

Injektor tanpa septum

Injektor dengan pipa dosis (Mulja, 1995).

5. Kolom pada KCKT

Ada 2 jenis kolom pada KCKT yaitu kolom konvensional dan kolom

mikrobor. Kolom mikrobor mempunyai 3 keuntungan yang utama dibandingkan

dengan kolom konvensional, yakni:

Konsumsi fase gerak kolom mikrobor hanya 80% atau lebih kecil

dibanding dengan kolom konvensional karena pada kolom mikrobor

kecepatan alir fase gerak lebih lambat (10-100 µl/menit)

Adanya aliran fase gerak yang lebih lambat membuat kolom mikrobor

lebih ideal jika digabung dengan spektrometer massa.

Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solut lebih pekat,

karenanya jenis kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas

misal sampel klinis

Meskipun demikian, dalm prakteknya, kolom mikrobor ini tidak setahan kolom

konvensional dan kurang bermanfaat untuk analisis rutin (Gandjar, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 28: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

16

6. Fase Diam pada KCKT

Kebanyakan fase diam pada KCKT berupa silika yang dimodifikasi secara

kimiawi, silika yang tidak dimodifikasi, atau polimer-polimer stiren dan divinil

benzen. Permukaan silika adalah polar dan sedikit asam karena adanya residu

gugus silanol (Si-OH) (Gandjar, 2007).

Silika dapat dimodifikasi secara kimiawi dengan menggunakan reagen-

reagen seperti klorosilan. Reagen- reagen ini akan bereaksi dengan gugus silanol

dan menggantinya dengan gugus- gugus fungsional yang lain. Hasil reaksi yang

diperoleh disebut dengan silika fase terikat yang stabil terhadap hidrolisis karena

terbentuk ikatan-ikatan siloksan (Si-O-O-Si). Silika yang dimodifikasi ini

mempunyai karakteristik kromatografik dan selektifitas yang berbeda jika

dibandingkan dengan silika yang dimodifikasi (Gandjar, 2007).

Oktadesil silika (ODS atau C18) merupakan fase diam yang paling banyak

digunakan karena mampu memisahkan senyawa- senyawa dengan kepolaran

rendah, sedang, maupun tinggi. Oktil atau rantai kalkil yang lebih pendek lagi

lebih sesuai untuk solut yang polar. Silika-silika aminopropil dan sianopropil

(nitril) lebih cocok sebagai pengganti silika yang tidak dimodifikasi akan

memberikan waktu retensi yang bervariasi disebabkan karena adanya kandungan

air yang digunakan (Gandjar, 2007).

7. Detektor KCKT

Detektor pada KCKT dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu: detektor

universal ( yang mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat spesifik, dan

tidak bersifat selektif) seperti detektor indeks bias dan detektor spektrometri

Universitas Sumatera Utara

Page 29: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

17

massa; dan golongan detektor yang spesifik yang hanya akan mendeteksi analit

secara spesifik, seperti detektor UV-Vis, detektor fluoresensi, dan elektrokimia.

Idealnya, suatu detektor harus mempunyai karakteristik sebagai berikut:

Mempunyai respon terhadap solut yang cepat dan reprodusibel

Mempunyai sensitifitas yang tinggi, yakni mampu mendeteksi solut pada

kadar yang sangat kecil

Stabil dalam pengoperasiannya

Mempunyai sel volume yang kecil sehingga mampu meminimalkan

pelebaran pita. Untuk kolom konvensioanl, selnya bervolume 8 µl atau

lebih kecil, sementara kolom mikrobor selnya bervolume 1 µl atau lebih

kecil lagi

Signal yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi solut pada

kisaran yang luas

Tidak peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan alir fase gerak

(Gandjar dan Rohman, 2007).

8. Komputer atau Recorder

Alat pengumpul dta seperti komputer atau recorder dihubungkan dengan

detektor. Alat ini akan mengukur sinyal elektronik yang dihasilkan oleh detektor

lalu memplotkannya sebagai suatu kromatogram yang selanjutnya dapat

dievaluasi oleh seorang analis (Gandjar, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 30: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

18

2.5.3 Klasifikasi Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Klasifikais kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) berdasarkan pada sifat

fase diam yaitu:

a. Kromatografi Adsorbsi

Pemisahan kromatografi adsorbsi biasanya menggunakan fase normal

dengan menggunakan fase diam silika gel dan alumina, meskipun demikian

sekitar 90% kromatografi ini memakai silika sebagai fase diamnya. Pada silika

dan alumina terdapat gugus hidroksi yang akan berinteraksi dengan solut. Gugus

silanol pada silika mempunyai reaktifitas yang berbeda, karenanya solut dapat

terikat secara kuat menyebabkan puncak yang berekor (Gandjar, 2007).

Fase gerak yang digunakan untuk fase diam silika atau alumina beupa

pelarut non polar yang ditambah dengan pelarut polar seperti air atau alkohol

rantai pendek untuk meningkatkan kemampuan elusinya sehingga tidak timbul

pengekoran puncak, misalnya heksana ditambah dengan metanol. Jenis KCKT ini

sesuai untuk pemisahan-pemisahan campuran isomer struktur dan untuk

pemisahan solut dengan gugus fungsional yang berbeda (Gandjar, 2007).

b. Kromatografi Partisi

Kromatografi jenis ini disebut juga dengan kromatografi fase terikat.

Kebanyakan fase diamnya adalah silika yang dimodifikasi secara kimiawi atau

fase terikat. Sejauh ini yang digunakan untuk memodifikasi silika adalah

hidrokarbon-hidrokarbon non polar seperti oktadesisilana, oktilsilana, atau dengan

fenil. Fase diam yang paling populer digunakan adalah oktadesisilana (ODS atau

C18) dan kebanyakan pemisahannya adalah dengan fase terbalik. Sedangkan fase

Universitas Sumatera Utara

Page 31: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

19

geraknya adalah campuran asetonitril atau metanol dengan air atau dengan larutan

buffer (Gandjar, 2007).

Ditinjau dari jenis fase diam dan fase geraknya, maka kromatografi partisi

dapat dibedakan atas:

1. Kromatografi Fase Normal

Kromatografi fase normal (fase diam lebih polar daripada fase gerak),

kemampuan elusi meningkat dengan meningkatnya polaritas pelarut. Fase gerak

ini biasanya tidak polar. Dietil eter, benzen, hidrokarbon lurus seperti pentana,

heksana, heptana maupun iso-oktana sering digunakan. Halida alifatis seperti

diklorometana, dikloroetana, butilklorida dan klorofom juga digunakan.

Umumnya gas terlarut tidak menimbulkan masalah pada fase normal (Gandjar,

2007).

2. Kromatografi Fase Terbalik

Kromatografi fase terbalik (fase diam kurang polar daripada fase gerak),

kemampuan elusi menurun dengan meningkatanya polaritas pelarut. Kandungan

utama fase gerak fase terbalik adalah air. Pelarut yang dapat campur dengan air

seperti metanol, etanol, asetonitril, dioksan, dan tetrahidofuran dan

dimetilformamida ditambahkan untuk mengatur kepolaran fase gerak. Dapat

ditambahkan pula asam, basa, dapar atau surfaktan. Mutu air harus tinggi baik air

destilasi maupun air mineral (Gandjar, 2007).

c. Kromatografi Penukar Ion

KCKT penukar ion menggunakan fase diam yang dapat menukar kation

atau anion dengan suatu fase gerak. Ada banyak penukar ion yang beredar di

Universitas Sumatera Utara

Page 32: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

20

pasaran, meskipun demikian yang paling luas penggunaanya adalah polistiren

resin (Gandjar, 2007).

Teknik ini tergantung pada penukaran (adsorpsi) ion-ion antara fase gerak

dan tempat-tempat berion dari kemasan. Kebanyakan resin-resin berasal dari

polimer stiren divinilbenzen dimana gugus-gugus fungsinya telah ditambah.

Resin-resin tipe asam sulfonat dan amin kuartener merupakan jenis resin

pilihan yang paling baik dan banyak digunakan. Keduanya, fase terikat dan resin

telah digunakan. Teknik ini dipakai secara luas dalam life sciences dan dikenal

secara khas untuk pemisahan asam-asam amino. Teknik ini dapat dipakai untuk

keduanya, kation-kation dan anion-anion (Gandjar, 2007).

Kebanyakan pemisahan kromatografi ion dilakukan dengan menggunakan

media air karena sifat ionisasinya. Dalam beberapa hal digunakan pelarut

campuran misalnya air-alkohol dan juga pelarut organik. Kromatografi penukar

ion dengan fase gerak air, retensi puncak dipengaruhi oleh kadar garam total atau

kekuatan ionik serta oleh pH fase gerak. Kenaikan kadar garam dalam fase gerak

menurunkan retensi solut. Hal ini disebabkan oleh penurunan kemampuan ion

sampel bersaing dengan ion fase gerak untuk gugus penukar ion pada resin

(Gandjar, 2007).

d. Kromatografi Eksklusi

Kromatografi ini disebut juga dengan kromatografi permiasi gel dan dapat

digunakan untuk memisahkan atau menganalisis senyawa dengan berat molekul

lebih besar dari 2000 Dalton. Fase diam yang digunakan dapat berupa silika atau

polimer yang bersifat porus sehingga solut dapat melewati porus atau berdifusi

melewati fase diam (Gandjar, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 33: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

21

Teknik ini unik karena dalam pemisahan didasarkan pada ukuran molekul

dari solut. Kemasan adalah suatu gel dengan suatu permukaan berlubang-lubang

sangat kecil yang inert. Molekul-molekul kecil dapat masuk ke dalam jaringan

dan ditahan dalam fase gerak yang menggenang. Molekul-molekul yang lebih

besar tidak dapat masuk ke dalam jaringan dan lewat melalui kolom tanpa ditahan

(Gandjar, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 34: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

22

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Tempat Pengujian

Pengujian penetapan kadar Metil Paraben, Propil Paraben dan

Fenoksietanol dalam sediaan Handbody Lotion dengan metode Kromatografi Cair

Kinerja Tinggi (KCKT) dilakukan di Laboratorium kosmetik, Balai Besar

Pengawas Obat dan Makanan di Medan yang berada di Jalan Willem Iskandar

Pasar V Barat I No. 2 Medan.

3.2 Alat

Alat yang digunakan adalah seperangkat alat KCKT (shimadzu) dengan

kolom baja tahan karat berisi Oktadesilsilana (C18); sonikator (sonica);

penyaring membran PVDF 0,45 πm; penangas air; penyaring vakum; timbangan

analitik (shimadzu); dan alat-alat gelas.

3.3 Bahan

Bahan yang digunakan adalah Acetonitril grade for HPLC; Aquabidest;

Asam Sulfat pekat; Baku Fenoksietanol; Baku Metil Paraben; Baku Propil

Paraben; Etanol 96%; Metanol grade for HPLC; Sediaan Handbody Lotion No.

19 dan Tetrahidrofuran.

Sampel uji (Handbody Lotion) yang digunakan terdapat dalam kemasan

wadah botol plastik dan masa kadaluarsa sampai Agustus 2018 dengan komposisi

yaitu Water; Glycerin; Stearic Acid; Dimethicone Ethanol; Pachyrrhizus Erosu;

Glyceryl Stearate; Titanium Dioxide; Methylparaben; Propylparaben;

Phenoxyethanol; Retinyl; dan Citrus Unshiu Peel Extract (Jeju Orange Extract).

Universitas Sumatera Utara

Page 35: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

23

3.4 Pembuatan Pereaksi

Pembuatan Pelarut Campur Etanol : Aquabidest ( 9 : 1 )

Dimasukkan Etanol sebanyak 900 ml ke dalam labu tentukur 1000

ml kemudian ditambahkan Aquabidest sebanyak 100 ml lalu dikocok

sampai homogen.

Pembuatan Fase Gerak Tetrahidrofuran : Aquabidest : Metanol :

Asetonitril ( 5 : 60 : 10 : 25 )

Dimasukkan Tetrahidrofuran sebanyak 50 ml dalam labu tentukur

1000 ml kemudian Aquabidest sebanyak 600 ml; Metanol sebanyak 100

ml dan Asetonitril sebanyak 250 ml lalu dikocok sampai homogen.

3.5 Prosedur

3.5.1 Pembuatan Larutan Baku

Ditimbang masing- masing Metil Paraben dan Propil Paraben sebanyak 25

mg masukkan ke dalam labu tentukur 50 ml (500 ppm).

Ditimbang juga Fenoksietanol sebanyak 100 mg masukkan ke dalam labu

tentukur 50 ml (2000 ppm).

Kemudian masing-masing labu tersebut ditambahkan 25 ml pelarut

campur

Dikocok hingga homogen dan dicukupkan sampai garis tanda.

Kemudian dari masing- masing larutan tersebut dipipet sebanyak 20 ml,

10 ml, 5 ml, 2 ml, dan 1 ml dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml

dan larutan tersebut merupakan larutan baku seri I, II, III , IV dan V.

Ditambahkan 1 ml H2SO4 2M pada masing- masing labu tentukur

Dicukupkan dengan pelarut campur sampai garis tanda

Universitas Sumatera Utara

Page 36: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

24

Dikocok hingga homogen

Disaring dengan penyaring membran dan larutan ini sebagai larutan A.

3.5.2 Persiapan Larutan Uji

Ditimbang sebanyak 1 g sampel ke dalam erlenmeyer 250 ml

Ditambahkan 1 ml H2SO4 2M dan 50 ml pelarut campur

Dikocok sampai homogen

Dipanaskan diatas penangas air pada suhu (60±1)0C selama 5 menit

Didinginkan sebentar pada temperature kamar

Dimasukkan ke kulkas selama 1 jam

Disaring dengan penyaring membran dan larutan ini sebagai larutan B.

3.6 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

3.6.1 Pengaturan Kondisi Sistem

Diperiksa sistem untuk meyakinkan apakah sistem pengalir pelarut telah

disambungkan dengan baik, kolom telah dipasang, tersedia cukup pelarut

di dalam botol, penyaring pelarut dipasang dan detektor yang sesuai

dipasang dengan benar.

3.6.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi

Disuntikkan setiap larutan baku ke dalam kromatograf dan rekam

kromatogram

Dicatat dan dihitung rasio luas puncak larutan baku dengan larutan baku

dari kromatogram

Dibuat kurva antara rasio luas puncak dengan konsentrasi larutan baku

masing- masing pengawet

Ditentukan linieritas kurva kalibrasi masing- masing pengawet

Universitas Sumatera Utara

Page 37: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

25

3.7 Cara Penetapan Kadar

Disuntikkan masing- masing larutan A dan B secara terpisah dan lakukan

penetapan secara kromatografi cair kinerja tinggi dengan kondisi sebagai

berikut:

Fase Gerak : Tetrahidrofuran : Aquabidest: Metanol: Asetonitril

(5:60:10:25)

Kolom : Panjang 250 mm, diameter dalam 4,6 mm berisi oktadesi-

Silana (C18) dengan ukuran partikel 5 µm

Laju Alir : 1,5 ml/ menit

Suhu Kolom : 400C

Perhitungan kadar Metil Paraben dan Propil Paraben ditentukan dengan

rumus :

Kadar zat uji =

x

x

x

x

x 100 %

Ket:

Area1 = Area yang pertama

a = nilai a persamaan garis

b = nilai b persamaan garis

Bu = Bobot Uji

Fu = Pengenceran Uji

Kb = Kadar baku

BM 1 = BM Hidroksibenzoat

BM 2 = BM Metil Paraben

Perhitungan kadar Fenoksietanol dapat ditentukan dengan rumus :

Kadar zat uji =

x

x

x

x 100 %

Ket:

Area1 = Area yang pertama

a = nilai a persamaan garis

b = nilai b persamaan garis

Bu = Bobot Uji

Fu = Faktor Pengenceran Uji

Kb = Kadar baku

Universitas Sumatera Utara

Page 38: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

26

Persyaratan Metil Paraben, Propil Paraben dan Fenoksietanol yang

diizinkan menurut Peraturan BPOM RI No: HK.00.05.42.1018 dan Asean

Cosmetic Method No 01 yaitu kadar Metil Paraben dan Propil Paraben

maksimal 0,4%, kadar Fenoksietanol maksimal 0,1 % dan kadar pengawet

campuran maksimal 0,8%.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penetapan Kadar Metil Paraben, Propil Paraben dan

Fenoksietanol

Data hasil penetapan kadar pengawet pada sediaan Handbody Lotion dapat

dilihat pada tabel 4.1.1; 4.1.2; dan 4.1.3.

Tabel 4.1.1 Data Hasil Identifikasi Metil Paraben pada Sediaan Hanbody Lotion

Nama Zat

Bobot Faktor

Pengenceran

Volume

Penyuntikan

Respon

Ret.Time Wadah +

Zat

Wadah +

Sisa

Baku

Pembanding

Metil Paraben

35.436

mg

10.328

mg

50 x 50 / 20

50 x 50 / 10

50 x 50 / 5

50 x 50 / 2

50 x 50 / 1

20

20

20

20

20

1) 3413803

2) 1725408

3) 864040

4) 345400

5) 171705

1) 3.963

2) 3.963

3) 3.975

4) 3.976

5) 3.979

Zat Uji 113.4001

g

112.7397

g

112.2123

g

111.5435

g

51

51

20

20

1) 737743

2) 740004

1) 3.931

2) 3.926

Tabel 4.1.2 Data Hasil Identifikasi Propil Paraben pada Sediaan Handbody Lotion

Nama Zat

Bobot Faktor

Pengenceran

Volume

Penyuntika

n

Respon

Ret.Time Wadah +

Zat

Wadah +

Sisa

Baku

Pembanding

Propil

Paraben

35.31 mg

10.269

mg

50 x 50 / 20

50 x 50 / 10

50 x 50 / 5

50 x 50 / 2

50 x 50 / 1

20

20

20

20

20

1) 3036010

2) 1522485

3) 758028

4) 301133

5) 148767

1) 10.291

2) 10.305

3) 10.329

4) 10.341

5) 10.355

Zat Uji 113.4001

g

112.7397

g

112.2123

g

111.5435

g

51

51

20

20

1) 385658

2) 383400

1) 10.171

2) 10.159

Universitas Sumatera Utara

Page 40: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

28

Tabel 4.1.3 Data Hasil Identifikasi Fenoksitanol pada Sediaan Handbody Lotion

Nama Zat

Bobot Faktor

Pengenceran

Volume

Penyuntikan

Respon

Ret.

Time Wadah

+ Zat

Wadah +

Sisa

Baku

Pembanding

Fenoksietanol

35370.65

mg

35269.15

mg

50 x 50 / 20

50 x 50 / 10

50 x 50 / 5

50 x 50 / 2

50 x 50 / 1

20

20

20

20

20

1) 2606008

2) 1324038

3) 663832

4) 265481

5) 131791

1) 3.522

2) 3.522

3) 3.533

4) 3.533

5) 3.535

Zat Uji 113.4001

g

112.7397

g

112.2123

g

111.5435

g

51

51

20

20

1) 281706

2) 280462

1) 3.501

2) 3.496

Kromatogram hasil pengujian dari kromatografi cair kinerja tinggi

(KCKT) dapat dilihat pada lampiran 2 dan 3 sedangkan perhitungan kadar

fenoksietanol, metil paraben dan propil paraben dengan metode kromatografi cair

kinerja tinggi (KCKT) dapat dilihat pada lampiran 7.

Berdasarkan hasil penetapan kadar Metil Paraben, Propil Paraben dan

Fenoksietanol dalam sediaan Handbody Lotion dengan metode Kromatografi Cair

Kinerja Tinggi (KCKT), diperoleh hasil sebagai berikut yaitu kadar Metil Paraben

sebanyak 0,1672%, kadar Propil Paraben sebanyak 0,0833% dan kadar

Fenoksietanol sebanyak 0,364% hasil ini telah memenuhi persyaratan yang

ditetapkan oleh Peraturan BPOM RI No: HK.00.05.42.1018 Tahun 2008 dan

Asean Cosmetic Method No 04 yaitu kadar Metil Paraben dan Propil Paraben

diizinkan maksimal 0,4%, kadar Fenoksietanol diizinkan maksimal 0,1 % dan

kadar pengawet campuran diizinkan maksimal 0,8%.

Pengawet pada dasarnya diperbolehkan terdapat pada sediaan kosmetik

tetapi memiliki persyaratan kadar untuk dipakai pada sediaan kosmetik. Adapun

tujuan dari penggunaan pengawet pada sediaan kosmetik adalah untuk mencegah

Universitas Sumatera Utara

Page 41: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

29

pertumbuhan mikroorganisme pada sediaan kosmetik. Dan komposisi pengawet

yang digunakan pada sampel adalah Metil Paraben, Propil Paraben dan

Fenoksietanol sehingga sampel memenuhi persyaratan bahan pengawet (Hanifah,

2013).

Bahan pengawet tersebut ditetapkan kadarnya dengan metode

kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) karena analisis dengan KCKT

keuntungannya adalah cepat, memiliki daya pisah yang baik, penyiapan sampel

yang mudah dan dapat dihubungkan dengan detektor yang sesuai. Panjang

gelombang yang dipakai untuk analisis adalah 280 nm, karena pada panjang

gelombang tersebut Metil Paraben, Propil Paraben dan Fenoksietanol akan

memberikan respon puncak yang baik. Dan untuk melihat ada atau tidaknya

pengawet dalam sediaan kosmetik dilihat dari kromatogram dan waktu retensi dari

sampel yang dibandingkan dengan kromatogram dan waktu retensi baku pengawet

(Munson,1991 dan Rohman,2007).

Metode KCKT yang digunakan pada penetapan kadar pengawet adalah

kromatografi partisi metode kolom fase terbalik yakni fase diam yang dipakai

bersifat non polar berupa Oktadesilsilana (C18) dan fase gerak yang dipakai

merupakan campuran air atau larutan penyangga dalam air dan pelarut organik

digunakan untuk mengelusi analit dari kolom fasa terbalik. Pelarut harus dapat

campur dengan air, dan pelarut organik yang umum digunakan adalah asetonitril,

metanol, dan tetrahidrofuran (THF) ( Rohman, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 42: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

30

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Dari hasil pengujian kadar pengawet pada sediaan Handbody Lotion

dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) diperoleh kadar

Metil Paraben sebanyak 0,1672%; kadar Propil Paraben sebanyak

0,0833% dan kadar Fenoksietanol sebanyak 0,364%.

2. Hail pengujian ini telah memenuhi persyaratan kadar maksimum yang

diizinkan sesuai Peraturan BPOM RI No: HK.00.05.42.1018 Tahun 2008

dan Asean Cosmetic Method No 01 yaitu Metil Paraben dan Propil

Paraben 0,4%; kadar Fenoksietanol 0,1 % dan kadar pengawet campuran

0,8%.

5.2 Saran

Sebaiknya dilakukan pengujian terhadap parameter mutu lainnya seperti

pengujian bahan kimia pemutih yang terdapat pada sediaan Handbody Lotion.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

31

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G. (2008). Pengembangan Sediaan Farmasi. Bandung. Penerbit ITB. Hal

69-74.

Ansel, H. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI-PRESS. Hal:

519.

Depkes RI. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pengawas Obat dan Makanan. Hal 774.

Elder, R.L. (1984). Journal of The American College of Toxicology. Final Report

on the Safety Assessment of Methylparaben, Ethylparaben, Propylparaben,

and Butylparaben. 3(5): 147-209

Faramayuda, F., Alatas, F., dan Desmiaty, Y. (2010). Majalah Obat Tradisional.

Formulasi Sediaan Lotion Antioksidan Ekstrak Daun Teh Hijau. 15(3):

105-111.

Gritter, Roy, J, dkk. (1991). Pengantar Kromatografi. Bandung : Penerbit ITB

Press. Hal 22

Hanifah, I., dan Ekawati, D. (2016). Jurnal Ilmiah Manuntung. Potensi Tongkol

Jagung Sebagai Sunscreen dalam Sediaan Handbody Lotion. 2(2) : 198-

207

http://www.chemicalbook.com/Chemical Product Property EN CB9852958.htm.

Diakses tanggal 14 Juli 2017.

Lachman, L., Liberman, A.H., dan Kaning, J.L. (1994). Teori dan Praktek

Farmasi Industri II. Penerjemah : Siti Suyatmi. Jakarta : Penerbit

Universitas Indonesia. Hal 1117-1118

Mandasari, V., Anam, S., dan Yuyun, Y. (2016). Kovalen Jurnal Riset Kimia.

Analisis Penetapan Kadar Nipagin Dalam Sediaan Body Lotion Tanpa

Izin Edar Yang Beredar Di Pasar Tradisional Kota Palu. 2(3) : 73-79.

Mulja dan Suharman. (1995). Analisis Instrumental. Surabaya: Universitas

Airlangga. Hal 248

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2011.

Metode Analisis Kosmetika. Jakarta

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 1998. Bahan, Zat Warna,

Substratum, Zat Pengawet, dan Tabir Surya pada Kosmetika. Jakarta

Universitas Sumatera Utara

Page 44: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

32

Rohman, A dan Sudjadi. (2007). Analisis Kuantitatif Obat. Yogyakarta: Penerbit

UGM.Hal 27-29

Rohman dan Gandjar. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Penerbit

UGM. Hal 378-394

Soebioto, S. (1990). Senyawa Obat. Yogyakarta: Penerbit UGM. Hal 752-753.

Wasitaatmadja, S. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Penerbit UI.

Hal 27-36

Watson,D. (2005). Pharmaceutical Analysis: a Textbook for Pharmacy Students

and Pharmaceutical Chemists.. Dalam: Amalia Hadinata.. Analisis

Farmasi Edisi 2.Oxford : United Kingdom. Hal: 248

Universitas Sumatera Utara

Page 45: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

33

LAMPIRAN GAMBAR

Lampiran 1. Penetapan Kadar Metil Paraben, Propil Paraben, dan

Fenoksietanol pada Sediaan Handbody Lotion

a. KCKT b. Kolom

c. Penyaring Membran d. Penyaring Vakum

e. Sonikator f. Neraca Analitik

Universitas Sumatera Utara

Page 46: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

34

Lampiran 2. Penetapan Kadar Metil Paraben, Propil Paraben, dan

Fenoksietanol pada Sediaan Handbody Lotion (Baku Seri

Pengawet)

Universitas Sumatera Utara

Page 47: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

35

Lampiran 3. Penetapan Kadar Metil Paraben, Propil Paraben, dan

Fenoksietanol pada Sediaan Handbody Lotion (Sampel

Pengawet)

Universitas Sumatera Utara

Page 48: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

36

Lampiran 4. Penetapan Kadar Metil Paraben, Propil Paraben, dan

Fenoksietanol pada Sediaan Handbody Lotion (Persamaan

Regresi Metil Paraben)

Universitas Sumatera Utara

Page 49: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

37

Lampiran 5. Penetapan Kadar Metil Paraben, Propil Paraben, dan

Fenoksietanol pada Sediaan Handbody Lotion ( Persamaan

Regresi Propil Paraben)

Universitas Sumatera Utara

Page 50: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

38

Lampiran 6. Penetapan Kadar Metil Paraben, Propil Paraben, dan

Fenoksietanol pada Sediaan Handbody Lotion ( Persamaan

Regresi Fenoksietanol)

Universitas Sumatera Utara

Page 51: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

39

Lampiran 7. Contoh Perhitungan Kadar Pengawet Pada Sediaan Handbody

Lotion

a. Perhitungan Kadar Pengawet Metil Paraben

Diketahui : Persamaan Garis : y = 16990,506 x + 7214,40

% Metil Paraben = –

x

x

x

x

= 1,676 mg/gr

% Metil Paraben = –

x

x

x

x

= 1,669 mg/gr

Kadar rata-rata =

= 0,1672 %

b. Perhitungan Kadar Pengawet Propil Paraben

Diketahui : Persamaan Garis : y = 15176,22 x + -1884,15

% Propil Paraben =

x

x

x

x

= 0,838 mg/gr

% Propil Paraben =

x

x

x

x

= 0,827 mg/gr

Kadar rata-rata =

= 0,0833 %

Universitas Sumatera Utara

Page 52: PENETAPAN KADAR METIL PARABEN, PROPIL PARABEN DAN

40

c. Perhitungan Kadar Pengawet Fenoksietanol

Diketahui : Persamaan Garis : y = 3207,4554 x + 8537,5508

% Fenoksietanol USP = –

x

x

x

= 3,657 mg/gr

% Fenoksietanol USP = –

x

x

x

= 3,615 mg/gr

Kadar rata-rata =

= 0,364 %

d. Perhitungan Kadar Pengawet campuran Metil Paraben, Propil Paraben dan

Fenoksietanol

Kadar = 0,1672% + 0,0833% + 0,364%

= 0,6145%

Universitas Sumatera Utara