penetapan area (permukiman) beresiko sanitasi
DESCRIPTION
Proses penilaian dan penetapan area-area yang mempunyai resiko sanitasiTRANSCRIPT
Oleh: Fasilitator
Judul Pelatihan:Tempat dan Tanggal:
Penetapan Area Berisiko
Definisi
Resiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat
Tujuan Memetakan area-area yang memiliki risiko
sanitasi. Mengklasifikasi area berdasarkan tingkat
resiko kesehatan lingkungan Unit area: kelurahan/desa
Outline Buku Putih Sanitasi (1)
Bab 2: Gambaran Umum Kota/Kabupaten
Bab 3: Profil Sanitasi Kota/Kabupaten
Bab 4: Program Pengembangan Sanitasi Yang Sedang Berjalan
Bab 5: Indikasi Permasalahan dan Opsi Pengembangan Sanitasi
Bab 6: Kesimpulan dan Rekomendasi
Bab 1: Pendahuluan
Uraian Bab 5:5.1 Area berisiko Tinggi dan Permasalahan
Utamanya5.2 Media dan Peningkatan Kepedulian Sanitasi5.3 Keterlibatan Sektor Swasta Dalam Layanan Sanitasi
Outline Buku Putih Sanitasi (2)
Proses Penetapan Area Berisiko • DataSekunder• Data Primer Pengumpulan Data
Analisa data
Penentuan Area Berisiko
Indikator sebagai variabel Skoring dan pembobotan Analisa frekuensi, mean
weighted, diskusi kelompok Alternatif skenario
Skor dan Pembobotan
Skor/nilai:4 = resiko sangat tinggi3 = resiko tinggi2 = resiko rendah1 = resiko sangat rendah
Pembobotan (data sekunder):- sama - berbeda-beda tergantung kesepakatan
Asumsi yang digunakan :
Skenario 1 seluruh variabel data sekunder sama pentingnya (pembobotan sama besar)
Skenario 2 bobot variabel bisa berbeda-beda sesuai pertimbangan dan kesepakatan pokja(misalnya kepadatan penduduk dan angka kemiskinan memiliki bobot yang lebih besar)
Analisa Area Berisiko
Data Sekunder Kepadatan penduduk (populasi, luas area) Cakupan pelayanan air minum Jumlah KK miskin Jumlah jambanBila tersedia: Jumlah sampah yang terangkut Luas Genangan % wilayah terbangun
Data Primer – Persepsi SKPD (1)
Persepsi SKPD termasuk didalamnya mempertimbangkan fungsi tata ruang (urban function) dimasa mendatang
SKPD yang terlibat dalam memberikan skor harus disepakati bersama
Berikan waktu 1 minggu untuk mengisi tabel yang disediakan
Data Primer - Hasil Studi EHRAFaktor risiko (per kelurahan/desa)1. Air tercemar2. Kelangkaan air3. Pencemaran oleh tangki septik > 5thn atau tak pernah
disedot4. Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik5. Pencemaran sampah6. Rendahnya perilaku ‘cuci tangan pakai sabun (CTPS)’ di
saat 5 waktu penting7. Rendahnya perilaku menjaga kebersihan toilet
Penyajian Hasil EHRA
Variabel Perinci Kondisi Sanitasi (per kelurahan/desa)1. Sumber air minum 2. Kondisi jamban & tangki septik & praktik BABS3. Praktik pemilahan4. Saluran air dan kebanjiran 5. Cuci tangan pakai sabun (CTPS)6. Biaya layanan sanitasi (pengangkutan sampah,
pembangunan jamban, penyedotan tinja)
Langkah-langkah Analisa Data EHRA
Interpretasi data EHRA
Siapkan tabel matriks
Sepakati parameter dan nilai persentasenya
Isi tabel matriks
Menyiapkan format analisa area berisiko
Rekam data EHRA ke dalam format rekaman data sekunder
Bahan untuk penetapan area berisiko
Lakukan interpretasi
Tabel kelangkaan air (kalau ada) per kelurahan Dalam dua minggu terakhir, pernahkah sumber air untuk minum itu (P01) tak bisa menghasilkan air atau tak bisa dipakai selama satu hari satu malam atau lebih?
Kalinyamat
Wetan
Ban-dung
Debong Kidul
Tunon Keturen Debong Kulon
Debong Tengah
Randugunting
Ya 17,4% 15,4% 4,2% 39,3% 4,8% 5,3% 19,2% 32,6% Tidak pernah 78,3% 84,6% 95,8% 57,1% 95,2% 21,1% 80,8% 67,4%
Tidak tahu 4,3% 3,6% 73,7% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
a Nama kecamatan = Tegal Selatan
Penetapan Area Berisiko Sandingkan seluruh hasil pemberian skor
(data sekunder, EHRA, persepsi SKPD) Diskusi dan sepakati cara menetapkan skor
akhir Lakukan observasi lapangan untuk
mengecheck hasil kesepakatan Sepakati hasil akhir Gambarkan dalam peta dan deskripsikan
alasan pemilihan area-area berisiko tsb
Peta Area Berisiko (Contoh: Kota Tegal)
Terima kasih