penertiban pemakaian tenaga listrik

27
PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK ( P2TL) DiajukanOleh: I WAYAN HADY ARYAWAN NO. TEST. MDO/IPA/1300045 JUNIOR ENGINEERING OPERATOR DISTRIBUSI AREA MANADO BAGIAN APP PROGRAM ON THE JOB TRAINING DIKLAT PRAJABATAN

Upload: ghazi-arslandi

Post on 08-Feb-2016

464 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK

( P2TL)

DiajukanOleh:

I WAYAN HADY ARYAWAN

NO. TEST. MDO/IPA/1300045

JUNIOR ENGINEERING OPERATOR DISTRIBUSI

AREA MANADO

BAGIAN APP

PROGRAM ON THE JOB TRAINING DIKLAT PRAJABATAN

TAHUN – 2011

Page 2: Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN OJT

                    Nama / No. Test                       : I Wayan Hady Aryawan/ MDO/IPA/1300045

                    Jabatan                                     : Junior Engineering Operator Distribusi

           Menyetujui                                                         Manado,    Mei 2012

             Mentor                                                                    Peserta OJT

                 Asisten Manajer APP

                       Moses Allo                                                       I Wayan Hady Aryawan                     NIP.7704009E                                               NO.TEST.MDO/IPA/1300045                                          

Mengetahui,

                  Manajer PT. PLN (Persero)                            PH Asisten Manajer SDM & ADM 

                        Area Manado                                                           Area Manado

                               Frans Lisi                                                            Joko Susanto                           NIP.6585031E                                                        NIP.7292008E

KATA PENGANTAR

Page 3: Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

Puji dan syukur kami panjatkan bagi Tuhan yang Maha Esa atas perkenaanNya sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tidak kurang suatu apapun.

Makalah ini disusun  guna keperluan  sebagai bahan presentasi kami sebagai siswa ‘On

the Job Training” pada sebuah perusahaan yang sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan

masyarakat dan kemajuan negara yaitu PT.PLN (persero), Makalah ini di susun oleh kami

dengan berbagai rintangan, Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari

luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini

dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Penertiban Pemakaian Tenaga listrik (P2TL)” dan sengaja

saya pilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari

semua pihak yang peduli terhadap pentingnya P2TL guna penurunan Susut pada PLN.

Selama mengikuti OJT, banyak sekali bimbingan dan bantuan yang diberikan kepada

penulis. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1.      TUHAN YANG MAHA ESA yang telah memberikan limpahan karunia berupa nikmat

kesehatan sampai saat ini.

2.      Kedua orang tua dan keluarga besar yang selalu mendukung dan mendoakan saya.

3.      Bpk. Ir.Janu Warsono selaku General Manajer PT PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo.

4.      Bpk. Ir. Franky W. Mewengkang, MA, selaku Manajer Bidang SDM & KHA PT PLN (Persero)

Wilayah Suluttenggo.

5.      Bpk. Frans Lisi. ST  selaku manajer PT. PLN (Persero) Area Manado.

6.      Bpk. Joko Susanto selaku PH asisten manajer SDM & ADM PT. PLN (Persero) Area Manado.

7.      Bapak Moses Allo .ST selaku Mentor dan Asman APP PT. PLN (Persero) Area Manado.

8.      Ibu Warta Tapadongko selaku Supervisor Catat Meter PT. PLN (Persero) Area Manado.

Page 4: Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

9.      Seluruh staf karyawan APP PT. PLN (Persero) Area Manado.

10.  Karyawan Koperasi dan Oursourching PT PLN (Persero) Area Manado.

11.  Rekan-rekan OJT angkatan 3 tahun 2011.

12.  Semua pihak yang sudah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Walaupun makalah ini memiliki banyak kekurangan. kami mohon untuk saran dan kritiknya

Terima kasih.

Manado,    Mei 2012              

Penulis                        

                                                                             I Wayan Hady Aryawan  

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................    i

KATA PENGANTAR.....................................................................................    ii

DAFTAR ISI....................................................................................................    iv

BAB I  PENDAHULUAN.............................................................................    1

Page 5: Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

1.1 Latar Belakang.................................................................................    1

1.2 Dasar Pelaksanaan OJT....................................................................    2

1.3 Maksud Pelaksanaan OJT................................................................    2

BAB II PROFIL PERUSAHAAN................................................................    3

2.1 Struktur Organisasi...........................................................................    3

2.2 Proses Bisnis Unit............................................................................    4

BAB III PELAKSANAAN OJT...................................................................    7

3.1 Maksud dan Tujuan Aspek Hukum Pelaksanaan P2TL...................    7

3.2 Tata Cara (SOP) dan Ketentuan Pelaksana......................................    8

3.3 Jenis dan Penggolongan Pelanggaran...............................................    10

3.4 Prioritas Sasaran Operasi..................................................................    11

3.5 Mekanisme Pelaksanaan P2TL.........................................................    12

BAB IV HASIL PELAKSANAAN..............................................................    13

4.1 Permasalahan/Persoalan....................................................................    13

4.2 Saran-Saran......................................................................................    14

Lampiran-Lampiran..........................................................................................    15

Data Pendukung Dan Foto...............................................................................    19

      

Page 6: Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

BAB  I

PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang

PT PLN (Persero) Pusdiklat sebagai penyelenggara diklat di perusahaaan,

menyelenggarakan berbagai jenis diklat yang dibutuhkan perusahaan sesuai dengan kebutuhan

kompetensi jabatan dan kebutuhan kompetensi perusahaan.Jenis diklat yang diselenggarakan

terdiri dari jenis diklat :

a.        Diklat seleksi pegawai baru

b.        Diklat profesi

c.        Diklat perjenjangan

d.       Diklat penunjang

e.        Diklat pembekalan masa purnabakti

Diklat seleksi pegawai baru diberikan kepada seseorang sebagai proses rekrutmen untuk

dapat diangkat menjadi pegawai baru. Diklat tersebut terdiri dari diklat prajabatan, program Co-

Operative Education, Program kerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi.

On the Job Training (OJT) merupakansalahsatu program diklatprajabatan yang harus

diikuti oleh siswa prajabatan SMK dan Sederajat. Program diklat ini merupakan implementasi

dari kebijakan direksi PT PLN (persero) yang tercantum dalam surat keputusan Direksi PT PLN

(Persero) No. 412.K/DIR/2008 tentang SISDIKAT. Dalam keputusan tersebut disebutkan bahwa

program diklat prajabatan meliputi program diklat sebagai berikut :

a.       Pembinaan Fisik dan Mental (Kesamaptaan).

b.      Pengenalan Perusahaan.

c.       Pembidangan sesuai proyeksi jabatan pertama di Perseroan.

d.      Pemagangan ( On the Job Training ) sesuai proyeksi jabatan pertama di Perseroan.

Salah satu Program yang dapat memenuhi kebutuhan kompetensi jabatan, khususnya

keterampilan dan sikap kerja, maka kepada Siswa Prajabatan SMK diwajibkan untuk mengikuti

On the Job Training (OJT). Dengan demikian yang bersangkutan diharapkan dapat memenuhi

persyaratan kebutuhan kompetensi jabatan sesuai dengan proyeksi jabatan pertama di Perseroan.

Page 7: Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

Dalam pelaksanaan on the job training (OJT) siswa OJT diberikan bimbingan oleh

Mentor. Metode pembimbingan yang dilakukan oleh Mentor melalui Coaching, Mentoring dan

Counseling (CMC). Oleh karena itu untuk dapat menyelenggarakan program on the job training

(OJT) dengan efektif perlu disusun Panduan On the Job Training (OJT).

1.2        Dasar dan Tujuan Pelaksanaan OJT

Tujuan program on the job training (OJT) adalah diharapkan siswa OJT mampu

menunjukkan dan memiliki kompetensi sesuai dengan persyaratan kebutuhan kompetensi jabatan

pada proyeksi jabatan pertama di Perseroan / perusahaan.

1.3        Maksud Pelaksanan OJT

Maksud program on the job training (OJT) adalah member kesempatan kepada siswa OJT

untuk membangun kompetensi sesuai dengan kebutuhan kompetensi jabatan pada proyeksi

jabatan pertama di Perseroan / Perusahaan.

BAB  II

PROFIL UNIT

Page 8: Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

2.1    Struktur Organisasi

2.2        Proses Bisnis Unit

2.2.1 Misi dan Visi

Misi :

a.       Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan

pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

b.      Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

c.       Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

Page 9: Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

d.      Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

Visi :

Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan

Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.

2.2.2  Istilah dalam Proses Bisnis

a.       Alat Pembatas dan alat Pengukur (APP) adalah Alat milik PT. PLN (Persero) yang berfungsi

untuk, membatasi daya listrik yang dipakai dan mengukur pemakaian energi listrik.

b.      Daya Tersambung adalah besarnya daya yang disepakati oleh PLN dan Pelanggan dala

mPerjanjian Jual Beli Tenaga Listrik yang menjadi dasar perhitungan biaya beban.

c.       Kilo Watt Hour (KWh) adalah Satuan energi listrik nyata (aktif).

d.      KWh Meter adalah Alat ukur pemakaian energi listrik.

e.       Kilo Volt Ampere Reactive Hour (KVARh) adalah satuan energi   listrik semu (reaktif).

f.       KVARh Meter adalah Alat ukur pemakaian energi listrik semu (reaktif).

g.      LWBP adalah Luar Waktu Beban Puncak (Jam 22.00-18.00).

h.      WBP adalah Waktu Beban Puncak (Jam 18.00- 22.00).

i.        Tarif Dasar Listrik (TDL) adalah ketentuan Pemerintah yang berlaku mengenai golongan tarif

dan harga jual tenaga listrik yang disediakan oleh PLN.

j.        Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) adalah pemeriksaan oleh PLN terhadap instalasi

PLN dan instalasi Pelanggan dalam rangka penerbitan pemakaian/pemanfaatan Tenaga Listrik.

k.      SAIDI (System Average Interuption Duration Index) adalah lamanya pelanggan padam.

l.        SAIFI  (System  Average  Interuption Frequency   Index) adalah seringnya pelanggan padam.

2.2.3  Nilai –Nilai Perusahaan

“Saling percaya, Integritas, Peduli dan Pembelajar”

1.      Peka

Tanggap terhadap kebutuhan pelanggan serta senantiasa berusaha untuk tetap memberikan

pelayanan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan secara cepat, tepat dan sesuai.

2.      Penghargaan pada harkat dan martabat manusia

Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya

serta mengakui dan melindungi hak-hak asasi dalam menjalankan bisnis.

Page 10: Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

3.      Integritas

Menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas, dan obyektifitas dalam pengelolaan bisnis.

4.      Kualitas produk

Meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terus-menerus dan terukur serta menjaga

kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan.

5.      Peluang untuk maju

Memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya kepada setiap anggota perusahaan untuk

berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.

6.      Inovatif

Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama anggota perusahaan,

menumbuhkan rasa ingin tahu serta menghargai ide dan karya inovatif.

7.      Mengutamakan kepentingan perusahaan

Konsisten untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dan menjamin di dalam setiap

keputusan yang diambil ditujukan demi kepentingan perusahaan.

8.      Pemegang saham

Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya meningkatkan nilai investasi

pemegang saham.

Page 11: Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

BAB  III

PELAKSANAAN OJT

3.1 Maksud dan Tujuan Aspek Hukum Pelaksanaan P2TL

Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) adalah penertiban pengguna tenaga listrik

yang tidak sesuai dengan standar pemasangan dan SPJBTL. Sedangkan tujuannya adalah untuk

menurunkan susut secara non teknis adalah susut yang bukan berasal dari material PLN,

sehingga mampu diatasi dengan dilakukannya penertiban. Dengan diadakannya P2TL, seluruh

kerugian dapat diminimalisir sekecil mungkin. Sehingga yang tersisa hanya susut teknis yang

secara alami tidak dapat dihilangkan, namun bisa diminimalisir.

Selain itu juga tujuan P2TL lainnya yaitu :

a.       Menekan susut kWh.

b.      Menertibkan para pemakai tenaga listrik baik pelanggan maupun non pelanggan.

c.       Meningkatkan mutu dan keandalan jaringan.

d.      Terciptanya keselamatan umum.

e.       Menyelamatkan pemakaian kWh dan daya yang tidak tertagih.

f.       Meningkatkan citra PLN.

Adapun aspek hukum dari pelaksana P2TL tersebut terdapat pada

SK DIR No. 1486/2011 tentang P2TL.

Segala sesuatunya harus dipersiapkan dengan baik. Begitupun  dengan target pelaksanaan

P2TL. Daftar Target Operasi P2TL didapat dari :

Page 12: Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

1.  Pemakaian tidak wajar selama 3 bulan berturut-turut / Daftar     Langganan Perlu Diperhatikan

(DLPD).

            2.   Informasi cater serta masyarakat.

            3.   Kegiatan rutin P2TL.

        

3.2   Tata Cara (SOP) dan Ketentuan Pelaksanaan P2TL

  Perlengkapan yang dibawa :

  Kelengkapan administrasi, meliputi kartu pengenal, surat tugas, formulir-formulir seperti BA,

serta berseragam resmi PLN.

  Peralatan kerja, meliputi tang ampere, AVO  meter, stop watch, tang  kW,  tang segel timah atau

plastic, medan putar, phasa detector, kaca pembesar, kamera Polaroid, kalkulator, tool kit (tang

obeng, tespen dan lain-lain) dan lakban.

Kewajiban Petugas P2TL :

  Sopan, tertib dalam memasuki persil dan ungkapkan maksud dan   tujuan  kedatangan.

  Menanyakan identitas/kapasitas yang menyaksikan P2TL.

  Memperhatikan keamanan instalasi dan keselamatan umum dalam mengambil APP yang rusak

atau diduga tidak semestinya.

Pemeriksaan Teknis (dengan disaksikan pelanggan atau penghuni) :

  Meminjam rekening terakhir.

  Mencatat data administrasi.

  Periksa secara visual APP pelanggan, SMP, dan SLP, serta raba     secara merata APP pelanggan.

  Mencatat data APP.

  Periksa penyadapan di SMP dengan cara menurunkan alat pembatas, kemudian cek stop kontak

dan saklar apakah masih ada tegangan atau tidak.

  Periksa kapasitas pembatas dengan cara menyalakan seluruh lampu dan alat elektronik lainnya

hingga trip.

Hasil temuan harus dibuat dalam Berita Acara (BA), Terdiri dari :

Page 13: Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

  BA ditandatangani PLN, pelanggan/penghuni dan 2 orang saksi (Bila diperlukan ).

  BA dibuat dalam 2 rangkap ( Pelanggan PLN).

  Bila pelanggan keberatan, ditanda-tangani oleh 2 orang saksi dan petugas.

  Barang bukti dimasukan dalam kotak/kantong yang tertutup rapat (dikunci/disimpan) ditempat

yang aman dan tertib dan dibuat BA.

Bukti pelaksanaan P2TL :

  BA jelas dan tidak meragukan.

  Semua dokumen pemasangan APP (barang bukti) disimpan Baik.

  Mencatat setiap kejadian dilapangan.

  Petugas PLN siap menjadi saksi.

3.3   Jenis dan Penggolongan Pelanggaran dan kelainan pada P2TL.

3.3.1 jenis pelanggaran.

Pelanggaran 1 (P1)

Pelanggaran (P1) adalah pelanggaran yang mempengaruhi batas daya tetapi tidak

mempengaruhi pengukuran energy. Berada disisi pembatas APP. Contohnya kWh tanpa

pembatas (MCB), MCB di loss watt, Menghapus tulisan daya MCB.

Pelanggaran 2 (P2)

Pelanggaran yang mempengaruhi pengukuran energi tetapi tidak mempengaruhi batas

daya. Berada disisi pengukuran APP. Contohnya membalikan pengawatan fasa dan netral PLN,

menyatukan phasa PLN dan instalasi, klem tegangan dilepas, mengotak-atik piringan, jumper,

melubangkan body terminal dan kWh sehingga terjadi hal tersebut diatas.

Pelanggaran 3 (P3)

Gabungan dari P1 dan P2, mempengaruhi batas daya serta pengukuran energy. Contohnya

sadapan langsung dari HL, netral PLN tidak difungsikan.

Pelanggaran 4 (P4)

Pelanggaran yang dilakukan oleh non konsumen PLN (NK).

3.3.2 jenis kelainan

Page 14: Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

Kelainan 1 (K1)

Kelainan adalah bukan kesalahan pelanggan. Terjadi apabila pemakaian tenaga listrik tidak

sesuai dengan peruntukan sesuai SPJBTL pelanggan tersebut. Contohnya kekurangan daya pada

MCB, tarif  rumah  namun dipakai untuk industry.

Kelainan 2 (K2)

Terjadi kelainan APP dan perlengkapannya akibat kondisi alam diluar wewenang

pelanggan maupun PLN. Contohnya kWh rusak, salah pengawatan bukan dari pelanggan,

kesalahan faktor kali kWh, dan kelebihan daya pembatas.

Kelainan 3 (K3)

Terjadi kelainan APP dan perlengkapannya akibat kondisi alam diluar wewenang

pelanggan maupun PLN. Contohnya APP/kelengkapan APP serta segel tera APP belum

terpasang atau rusak karena korosi, serta sambungan levering.

Selain itu juga pengawasan terhadap PJU legal serta illegal. Dilakukan dengan cara

checklist PJU.

3.4  Prioritas Sasaran Operasi

  Pelanggan Industri TM hasil analisa AMR.

  Pelanggan Industri (sisi TR).

  Hotel,Diskotik,kafe dan tarif bisnis lainnya.

  Pelanggan Rumah Tangga.

  Pelanggan Liar (non konsumen).

  PJU Liar.

3.5  Mekanisme Pelaksanaan P2TL

Page 15: Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

       Pelaksanaan P2TL

Penyelesaian Tagihan Susulan

BAB IV

HASIL PELAKSANAAN

Dalam hasil pelaksanaan P2TL tersebut, dibuatlah berita acara serta daftar kunjungan untuk

kemudian dientry ke AP2T serta untuk perlengkapan laporan bulanan yang dibuat perhari. Dari

hal tersebut, kita mampu menghitung berapa kWh yang telah terselamatkan dengan adanya P2TL

tersebut.

Permasalahan/persoalan dalam melaksanakan P2TL, yaitu :

1.      Biaya operasi terbatas.

2.      Kendaraan operasi terbatas.

3.      Penulisan BA yang kurang jelas.

4.      Terkadang peralatan kerja yang dibawa kurang lengkap.

5.      Kurangnya ketelitian dari petugas.

6.      Mental masyarakat yang makin beraninya melakukan penyambungan     tenaga listrik secara

illegal.

7.      Masyarakat mudah emosi.

8.      Pemahaman hukum bagi petugas lapangan masih terbatas.

9.      Apabila kasus P2TL masuk pengadilan, petugas lapangan belum  terbiasa untuk menjadi saksi.

10.  Segel yang terpasang pada APP identitasnya susah dibaca, akibat pembuatan tanda pada matris

tidak jelas dan pengepresan matris terhadap timah kurang kuat.

11.  Kurangnya pemahaman petugas pelaksana terhadap SPJBTL, sehingga kotak APP yang menjadi

wewenang pengawasan pelanggan, disegel oleh petugas pelaksana.

12.  Fenomena pencurian listrik sangat spesifik, karena tidak ada barang dan material yang hilang

secara kasat mata dan sulit pembuktiannya.

13.  Pencurian selalu berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dari cara sederhana

sampai dengan yang canggih baik secara teknis maupun administras.

14.  Terlambatnya regenerasi.

Page 16: Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

Saran-saran pelaksanaan P2TL :

1.      Adanya tambahan biaya operasional untuk biaya konsumsi dan bahan bakar minyak untuk

kendaraan transportasi.

2.      Dengan cuaca  seperti ini, petugas harus dilengkapi sepatu yang sejenis boot.

3.      Ketelitian dan kebenaran dalam penulisan BA agar apabila terjadi sesuatu hingga ke pengadilan

BA bisa dijadikan bukti yang kuat.

4.       Perlu adanya pemantapan atas kepribadian petugas dalam menghadapi masyarakat yang kadang

mudah terpancing emosinya. Selain itu juga menumbuhkan kepercayaan diri dan apabila perkara

P2TL masuk pengadilan, petugas akan merasa percaya diri.

5.      Perlu adanya diklat tambahan baik dari segi pengetahuan hukum maupun pelaksanaan P2TL

tersebut.

6.      Perlu adanya regenerasi pegawai PLN sendiri, Serta penambahan staf P2TL agar kinerja

semakin maksimal.

7.      Sangat memperhatikan perlengkapan kerja yang dibawa, jangan terlalu menyepelekan.

8.      Meningkatkan ketelitian petugas P2TL sehingga mampu mengidentifikasi pelanggaran atau

kelaianan yang ditemukan di lapangan, serta meningkatkan kinerja PLN.

  

                                   

                             

LAMPIRAN-LAMPIRAN

       Contoh 1. Berita Acara P2TL yang terbaru page 1 :

Page 17: Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

                                                                                                                                  Contoh 2. Berita Acara P2TL yang terbaru page 2 :

Page 18: Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

       Contoh 3. Berita Acara P2TL yang terbaru page 3 :

Page 19: Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

        Contoh 4. Berita Acara Tagihan susulan :