penertiban pemakaian tenaga listrik
TRANSCRIPT
PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK
( P2TL)
DiajukanOleh:
I WAYAN HADY ARYAWAN
NO. TEST. MDO/IPA/1300045
JUNIOR ENGINEERING OPERATOR DISTRIBUSI
AREA MANADO
BAGIAN APP
PROGRAM ON THE JOB TRAINING DIKLAT PRAJABATAN
TAHUN – 2011
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN OJT
Nama / No. Test : I Wayan Hady Aryawan/ MDO/IPA/1300045
Jabatan : Junior Engineering Operator Distribusi
Menyetujui Manado, Mei 2012
Mentor Peserta OJT
Asisten Manajer APP
Moses Allo I Wayan Hady Aryawan NIP.7704009E NO.TEST.MDO/IPA/1300045
Mengetahui,
Manajer PT. PLN (Persero) PH Asisten Manajer SDM & ADM
Area Manado Area Manado
Frans Lisi Joko Susanto NIP.6585031E NIP.7292008E
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan bagi Tuhan yang Maha Esa atas perkenaanNya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tidak kurang suatu apapun.
Makalah ini disusun guna keperluan sebagai bahan presentasi kami sebagai siswa ‘On
the Job Training” pada sebuah perusahaan yang sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan
masyarakat dan kemajuan negara yaitu PT.PLN (persero), Makalah ini di susun oleh kami
dengan berbagai rintangan, Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Penertiban Pemakaian Tenaga listrik (P2TL)” dan sengaja
saya pilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari
semua pihak yang peduli terhadap pentingnya P2TL guna penurunan Susut pada PLN.
Selama mengikuti OJT, banyak sekali bimbingan dan bantuan yang diberikan kepada
penulis. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. TUHAN YANG MAHA ESA yang telah memberikan limpahan karunia berupa nikmat
kesehatan sampai saat ini.
2. Kedua orang tua dan keluarga besar yang selalu mendukung dan mendoakan saya.
3. Bpk. Ir.Janu Warsono selaku General Manajer PT PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo.
4. Bpk. Ir. Franky W. Mewengkang, MA, selaku Manajer Bidang SDM & KHA PT PLN (Persero)
Wilayah Suluttenggo.
5. Bpk. Frans Lisi. ST selaku manajer PT. PLN (Persero) Area Manado.
6. Bpk. Joko Susanto selaku PH asisten manajer SDM & ADM PT. PLN (Persero) Area Manado.
7. Bapak Moses Allo .ST selaku Mentor dan Asman APP PT. PLN (Persero) Area Manado.
8. Ibu Warta Tapadongko selaku Supervisor Catat Meter PT. PLN (Persero) Area Manado.
9. Seluruh staf karyawan APP PT. PLN (Persero) Area Manado.
10. Karyawan Koperasi dan Oursourching PT PLN (Persero) Area Manado.
11. Rekan-rekan OJT angkatan 3 tahun 2011.
12. Semua pihak yang sudah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki banyak kekurangan. kami mohon untuk saran dan kritiknya
Terima kasih.
Manado, Mei 2012
Penulis
I Wayan Hady Aryawan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Dasar Pelaksanaan OJT.................................................................... 2
1.3 Maksud Pelaksanaan OJT................................................................ 2
BAB II PROFIL PERUSAHAAN................................................................ 3
2.1 Struktur Organisasi........................................................................... 3
2.2 Proses Bisnis Unit............................................................................ 4
BAB III PELAKSANAAN OJT................................................................... 7
3.1 Maksud dan Tujuan Aspek Hukum Pelaksanaan P2TL................... 7
3.2 Tata Cara (SOP) dan Ketentuan Pelaksana...................................... 8
3.3 Jenis dan Penggolongan Pelanggaran............................................... 10
3.4 Prioritas Sasaran Operasi.................................................................. 11
3.5 Mekanisme Pelaksanaan P2TL......................................................... 12
BAB IV HASIL PELAKSANAAN.............................................................. 13
4.1 Permasalahan/Persoalan.................................................................... 13
4.2 Saran-Saran...................................................................................... 14
Lampiran-Lampiran.......................................................................................... 15
Data Pendukung Dan Foto............................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT PLN (Persero) Pusdiklat sebagai penyelenggara diklat di perusahaaan,
menyelenggarakan berbagai jenis diklat yang dibutuhkan perusahaan sesuai dengan kebutuhan
kompetensi jabatan dan kebutuhan kompetensi perusahaan.Jenis diklat yang diselenggarakan
terdiri dari jenis diklat :
a. Diklat seleksi pegawai baru
b. Diklat profesi
c. Diklat perjenjangan
d. Diklat penunjang
e. Diklat pembekalan masa purnabakti
Diklat seleksi pegawai baru diberikan kepada seseorang sebagai proses rekrutmen untuk
dapat diangkat menjadi pegawai baru. Diklat tersebut terdiri dari diklat prajabatan, program Co-
Operative Education, Program kerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi.
On the Job Training (OJT) merupakansalahsatu program diklatprajabatan yang harus
diikuti oleh siswa prajabatan SMK dan Sederajat. Program diklat ini merupakan implementasi
dari kebijakan direksi PT PLN (persero) yang tercantum dalam surat keputusan Direksi PT PLN
(Persero) No. 412.K/DIR/2008 tentang SISDIKAT. Dalam keputusan tersebut disebutkan bahwa
program diklat prajabatan meliputi program diklat sebagai berikut :
a. Pembinaan Fisik dan Mental (Kesamaptaan).
b. Pengenalan Perusahaan.
c. Pembidangan sesuai proyeksi jabatan pertama di Perseroan.
d. Pemagangan ( On the Job Training ) sesuai proyeksi jabatan pertama di Perseroan.
Salah satu Program yang dapat memenuhi kebutuhan kompetensi jabatan, khususnya
keterampilan dan sikap kerja, maka kepada Siswa Prajabatan SMK diwajibkan untuk mengikuti
On the Job Training (OJT). Dengan demikian yang bersangkutan diharapkan dapat memenuhi
persyaratan kebutuhan kompetensi jabatan sesuai dengan proyeksi jabatan pertama di Perseroan.
Dalam pelaksanaan on the job training (OJT) siswa OJT diberikan bimbingan oleh
Mentor. Metode pembimbingan yang dilakukan oleh Mentor melalui Coaching, Mentoring dan
Counseling (CMC). Oleh karena itu untuk dapat menyelenggarakan program on the job training
(OJT) dengan efektif perlu disusun Panduan On the Job Training (OJT).
1.2 Dasar dan Tujuan Pelaksanaan OJT
Tujuan program on the job training (OJT) adalah diharapkan siswa OJT mampu
menunjukkan dan memiliki kompetensi sesuai dengan persyaratan kebutuhan kompetensi jabatan
pada proyeksi jabatan pertama di Perseroan / perusahaan.
1.3 Maksud Pelaksanan OJT
Maksud program on the job training (OJT) adalah member kesempatan kepada siswa OJT
untuk membangun kompetensi sesuai dengan kebutuhan kompetensi jabatan pada proyeksi
jabatan pertama di Perseroan / Perusahaan.
BAB II
PROFIL UNIT
2.1 Struktur Organisasi
2.2 Proses Bisnis Unit
2.2.1 Misi dan Visi
Misi :
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan
pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Visi :
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan
Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.
2.2.2 Istilah dalam Proses Bisnis
a. Alat Pembatas dan alat Pengukur (APP) adalah Alat milik PT. PLN (Persero) yang berfungsi
untuk, membatasi daya listrik yang dipakai dan mengukur pemakaian energi listrik.
b. Daya Tersambung adalah besarnya daya yang disepakati oleh PLN dan Pelanggan dala
mPerjanjian Jual Beli Tenaga Listrik yang menjadi dasar perhitungan biaya beban.
c. Kilo Watt Hour (KWh) adalah Satuan energi listrik nyata (aktif).
d. KWh Meter adalah Alat ukur pemakaian energi listrik.
e. Kilo Volt Ampere Reactive Hour (KVARh) adalah satuan energi listrik semu (reaktif).
f. KVARh Meter adalah Alat ukur pemakaian energi listrik semu (reaktif).
g. LWBP adalah Luar Waktu Beban Puncak (Jam 22.00-18.00).
h. WBP adalah Waktu Beban Puncak (Jam 18.00- 22.00).
i. Tarif Dasar Listrik (TDL) adalah ketentuan Pemerintah yang berlaku mengenai golongan tarif
dan harga jual tenaga listrik yang disediakan oleh PLN.
j. Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) adalah pemeriksaan oleh PLN terhadap instalasi
PLN dan instalasi Pelanggan dalam rangka penerbitan pemakaian/pemanfaatan Tenaga Listrik.
k. SAIDI (System Average Interuption Duration Index) adalah lamanya pelanggan padam.
l. SAIFI (System Average Interuption Frequency Index) adalah seringnya pelanggan padam.
2.2.3 Nilai –Nilai Perusahaan
“Saling percaya, Integritas, Peduli dan Pembelajar”
1. Peka
Tanggap terhadap kebutuhan pelanggan serta senantiasa berusaha untuk tetap memberikan
pelayanan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan secara cepat, tepat dan sesuai.
2. Penghargaan pada harkat dan martabat manusia
Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya
serta mengakui dan melindungi hak-hak asasi dalam menjalankan bisnis.
3. Integritas
Menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas, dan obyektifitas dalam pengelolaan bisnis.
4. Kualitas produk
Meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terus-menerus dan terukur serta menjaga
kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan.
5. Peluang untuk maju
Memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya kepada setiap anggota perusahaan untuk
berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.
6. Inovatif
Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama anggota perusahaan,
menumbuhkan rasa ingin tahu serta menghargai ide dan karya inovatif.
7. Mengutamakan kepentingan perusahaan
Konsisten untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dan menjamin di dalam setiap
keputusan yang diambil ditujukan demi kepentingan perusahaan.
8. Pemegang saham
Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya meningkatkan nilai investasi
pemegang saham.
BAB III
PELAKSANAAN OJT
3.1 Maksud dan Tujuan Aspek Hukum Pelaksanaan P2TL
Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) adalah penertiban pengguna tenaga listrik
yang tidak sesuai dengan standar pemasangan dan SPJBTL. Sedangkan tujuannya adalah untuk
menurunkan susut secara non teknis adalah susut yang bukan berasal dari material PLN,
sehingga mampu diatasi dengan dilakukannya penertiban. Dengan diadakannya P2TL, seluruh
kerugian dapat diminimalisir sekecil mungkin. Sehingga yang tersisa hanya susut teknis yang
secara alami tidak dapat dihilangkan, namun bisa diminimalisir.
Selain itu juga tujuan P2TL lainnya yaitu :
a. Menekan susut kWh.
b. Menertibkan para pemakai tenaga listrik baik pelanggan maupun non pelanggan.
c. Meningkatkan mutu dan keandalan jaringan.
d. Terciptanya keselamatan umum.
e. Menyelamatkan pemakaian kWh dan daya yang tidak tertagih.
f. Meningkatkan citra PLN.
Adapun aspek hukum dari pelaksana P2TL tersebut terdapat pada
SK DIR No. 1486/2011 tentang P2TL.
Segala sesuatunya harus dipersiapkan dengan baik. Begitupun dengan target pelaksanaan
P2TL. Daftar Target Operasi P2TL didapat dari :
1. Pemakaian tidak wajar selama 3 bulan berturut-turut / Daftar Langganan Perlu Diperhatikan
(DLPD).
2. Informasi cater serta masyarakat.
3. Kegiatan rutin P2TL.
3.2 Tata Cara (SOP) dan Ketentuan Pelaksanaan P2TL
Perlengkapan yang dibawa :
Kelengkapan administrasi, meliputi kartu pengenal, surat tugas, formulir-formulir seperti BA,
serta berseragam resmi PLN.
Peralatan kerja, meliputi tang ampere, AVO meter, stop watch, tang kW, tang segel timah atau
plastic, medan putar, phasa detector, kaca pembesar, kamera Polaroid, kalkulator, tool kit (tang
obeng, tespen dan lain-lain) dan lakban.
Kewajiban Petugas P2TL :
Sopan, tertib dalam memasuki persil dan ungkapkan maksud dan tujuan kedatangan.
Menanyakan identitas/kapasitas yang menyaksikan P2TL.
Memperhatikan keamanan instalasi dan keselamatan umum dalam mengambil APP yang rusak
atau diduga tidak semestinya.
Pemeriksaan Teknis (dengan disaksikan pelanggan atau penghuni) :
Meminjam rekening terakhir.
Mencatat data administrasi.
Periksa secara visual APP pelanggan, SMP, dan SLP, serta raba secara merata APP pelanggan.
Mencatat data APP.
Periksa penyadapan di SMP dengan cara menurunkan alat pembatas, kemudian cek stop kontak
dan saklar apakah masih ada tegangan atau tidak.
Periksa kapasitas pembatas dengan cara menyalakan seluruh lampu dan alat elektronik lainnya
hingga trip.
Hasil temuan harus dibuat dalam Berita Acara (BA), Terdiri dari :
BA ditandatangani PLN, pelanggan/penghuni dan 2 orang saksi (Bila diperlukan ).
BA dibuat dalam 2 rangkap ( Pelanggan PLN).
Bila pelanggan keberatan, ditanda-tangani oleh 2 orang saksi dan petugas.
Barang bukti dimasukan dalam kotak/kantong yang tertutup rapat (dikunci/disimpan) ditempat
yang aman dan tertib dan dibuat BA.
Bukti pelaksanaan P2TL :
BA jelas dan tidak meragukan.
Semua dokumen pemasangan APP (barang bukti) disimpan Baik.
Mencatat setiap kejadian dilapangan.
Petugas PLN siap menjadi saksi.
3.3 Jenis dan Penggolongan Pelanggaran dan kelainan pada P2TL.
3.3.1 jenis pelanggaran.
Pelanggaran 1 (P1)
Pelanggaran (P1) adalah pelanggaran yang mempengaruhi batas daya tetapi tidak
mempengaruhi pengukuran energy. Berada disisi pembatas APP. Contohnya kWh tanpa
pembatas (MCB), MCB di loss watt, Menghapus tulisan daya MCB.
Pelanggaran 2 (P2)
Pelanggaran yang mempengaruhi pengukuran energi tetapi tidak mempengaruhi batas
daya. Berada disisi pengukuran APP. Contohnya membalikan pengawatan fasa dan netral PLN,
menyatukan phasa PLN dan instalasi, klem tegangan dilepas, mengotak-atik piringan, jumper,
melubangkan body terminal dan kWh sehingga terjadi hal tersebut diatas.
Pelanggaran 3 (P3)
Gabungan dari P1 dan P2, mempengaruhi batas daya serta pengukuran energy. Contohnya
sadapan langsung dari HL, netral PLN tidak difungsikan.
Pelanggaran 4 (P4)
Pelanggaran yang dilakukan oleh non konsumen PLN (NK).
3.3.2 jenis kelainan
Kelainan 1 (K1)
Kelainan adalah bukan kesalahan pelanggan. Terjadi apabila pemakaian tenaga listrik tidak
sesuai dengan peruntukan sesuai SPJBTL pelanggan tersebut. Contohnya kekurangan daya pada
MCB, tarif rumah namun dipakai untuk industry.
Kelainan 2 (K2)
Terjadi kelainan APP dan perlengkapannya akibat kondisi alam diluar wewenang
pelanggan maupun PLN. Contohnya kWh rusak, salah pengawatan bukan dari pelanggan,
kesalahan faktor kali kWh, dan kelebihan daya pembatas.
Kelainan 3 (K3)
Terjadi kelainan APP dan perlengkapannya akibat kondisi alam diluar wewenang
pelanggan maupun PLN. Contohnya APP/kelengkapan APP serta segel tera APP belum
terpasang atau rusak karena korosi, serta sambungan levering.
Selain itu juga pengawasan terhadap PJU legal serta illegal. Dilakukan dengan cara
checklist PJU.
3.4 Prioritas Sasaran Operasi
Pelanggan Industri TM hasil analisa AMR.
Pelanggan Industri (sisi TR).
Hotel,Diskotik,kafe dan tarif bisnis lainnya.
Pelanggan Rumah Tangga.
Pelanggan Liar (non konsumen).
PJU Liar.
3.5 Mekanisme Pelaksanaan P2TL
Pelaksanaan P2TL
Penyelesaian Tagihan Susulan
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN
Dalam hasil pelaksanaan P2TL tersebut, dibuatlah berita acara serta daftar kunjungan untuk
kemudian dientry ke AP2T serta untuk perlengkapan laporan bulanan yang dibuat perhari. Dari
hal tersebut, kita mampu menghitung berapa kWh yang telah terselamatkan dengan adanya P2TL
tersebut.
Permasalahan/persoalan dalam melaksanakan P2TL, yaitu :
1. Biaya operasi terbatas.
2. Kendaraan operasi terbatas.
3. Penulisan BA yang kurang jelas.
4. Terkadang peralatan kerja yang dibawa kurang lengkap.
5. Kurangnya ketelitian dari petugas.
6. Mental masyarakat yang makin beraninya melakukan penyambungan tenaga listrik secara
illegal.
7. Masyarakat mudah emosi.
8. Pemahaman hukum bagi petugas lapangan masih terbatas.
9. Apabila kasus P2TL masuk pengadilan, petugas lapangan belum terbiasa untuk menjadi saksi.
10. Segel yang terpasang pada APP identitasnya susah dibaca, akibat pembuatan tanda pada matris
tidak jelas dan pengepresan matris terhadap timah kurang kuat.
11. Kurangnya pemahaman petugas pelaksana terhadap SPJBTL, sehingga kotak APP yang menjadi
wewenang pengawasan pelanggan, disegel oleh petugas pelaksana.
12. Fenomena pencurian listrik sangat spesifik, karena tidak ada barang dan material yang hilang
secara kasat mata dan sulit pembuktiannya.
13. Pencurian selalu berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dari cara sederhana
sampai dengan yang canggih baik secara teknis maupun administras.
14. Terlambatnya regenerasi.
Saran-saran pelaksanaan P2TL :
1. Adanya tambahan biaya operasional untuk biaya konsumsi dan bahan bakar minyak untuk
kendaraan transportasi.
2. Dengan cuaca seperti ini, petugas harus dilengkapi sepatu yang sejenis boot.
3. Ketelitian dan kebenaran dalam penulisan BA agar apabila terjadi sesuatu hingga ke pengadilan
BA bisa dijadikan bukti yang kuat.
4. Perlu adanya pemantapan atas kepribadian petugas dalam menghadapi masyarakat yang kadang
mudah terpancing emosinya. Selain itu juga menumbuhkan kepercayaan diri dan apabila perkara
P2TL masuk pengadilan, petugas akan merasa percaya diri.
5. Perlu adanya diklat tambahan baik dari segi pengetahuan hukum maupun pelaksanaan P2TL
tersebut.
6. Perlu adanya regenerasi pegawai PLN sendiri, Serta penambahan staf P2TL agar kinerja
semakin maksimal.
7. Sangat memperhatikan perlengkapan kerja yang dibawa, jangan terlalu menyepelekan.
8. Meningkatkan ketelitian petugas P2TL sehingga mampu mengidentifikasi pelanggaran atau
kelaianan yang ditemukan di lapangan, serta meningkatkan kinerja PLN.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Contoh 1. Berita Acara P2TL yang terbaru page 1 :
Contoh 2. Berita Acara P2TL yang terbaru page 2 :
Contoh 3. Berita Acara P2TL yang terbaru page 3 :
Contoh 4. Berita Acara Tagihan susulan :