penerapan media boneka tangan untuk meningkatkan...
TRANSCRIPT
PENERAPAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERCERITA ANAK DI RAUDHATUL ATFAL
NURUL YAQIN SIMPANG SUNGAI DUREN
SKRIPSI
OLEH
RISALATUL JANNAH
TRA 151770
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN TAHAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
PENERAPAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERCERITA ANAK DI RAUDHATUL ATFAL
NURUL YAQIN SIMPANG SUNGAI DUREN
SKRIPSI
Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan
OLEH
RISALATUL JANNAH
TRA 151770
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN TAHAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
PERSEMBAHAN
Sujud syukur kusembahkan kepadamu ya allah, tuhan yang maha
agung dan maha tinggi atas takdirmu saya bisa menjadi pribadi yang
berfikir berilmu beriman dan bersabar semoga keberhasilan ini menjadi
satu langkah awal untuk masa depanku, dalam meraih cita-cita saya.
Untuk bapak dan ibu Dengan ini saya persembahkan karya ini
untuk kedua orang tua saya, bapak muhajir dan ibu siti Fatimah, Terma
kasih atas kasih sayang yang berlimpah dari mulai saya lahir hingga saya
sudah sebesar ini, sebagai tanda bakti, hormat dan terima kasih yang tiada
terhingga ku persembahkan karya kecil ini kepada bapak dan ibu yang
telah memberikan kasih sayang, segala dukugan dan cinta kasih yang tak
terhingga yang tiada mungkin dapat ku balas hanya dengan selembar
kertas dan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal
untuk membuat ayah dan ibu bahagia karna ku sadar, selama ini belum
bisa berbuat lebih. Untuk bapak dan ibu yang selalu membuatku
termotivasi, dan selalu menyirami kasih sayang, selalu memdoakanku dan
menasehatiku menjadi lebih baik.
My lovely brother dan sisters Untuk abang saya sopyan hasim dan
adik saya mutohharoh dan alviaturrahmah tiada yang mengharukan saat
kumpul bersama kalian, walau sering bertengkar tapi hal itu selalu menjad
warna yang tak akan tergantikan, terima kash atas do‟a dan bantuan kalian
selama ini, hanya karya kecil ini yang dapat ku persembahkan,maaf beum
bisa menjadi panutan seutuhnya buat kalian. Dan buat My sweet heart
“Rahmat Sidik”Sebagai tanda cinta kasihku, terima kasih atas kasih
sayang, perhatian dan kesabaranmu yang telah memberiku semangat dan
insprasi dalam menyelesaikan tugas ahir ini, semoga engkau menjadi
pilihan yang terbaik ku dan masa depanku kelak.
ix
MOTTO
آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍيَزْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ …..
“ niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
x
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr.Wb.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang.Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah
SWT. Atas segalalimpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
Rasulullah
SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikut setianya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh
gelarkesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd. selaku Dekan FTK.
3. Ibu Dra. Umil Muhsinin, M.Pd selaku ketua jurusan PIAUD.
4. Ibu Dra. Hj. Huda, M.Pd.I selaku dosen pembimbing akademik.
5. Ibu Mariah ulfah, SAg., MPd.I selaku dosen pembimbing skripsi yang
telahdengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta
pengorbananwaktunya dalam upaya membimbing penulis skripsi ini.
6. Bapak Ibu Dosen serta karyawan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambiyang
telah banyak membantudalam penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Drs. Djunaidi, MPd,I selaku Kepala yayasan Nurul Yaqin Simpang
Sungai Duren, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muara Jambi. yang telah
memberikan dukungan dan kesempatan penulis.
8. Ibu Dra. Jamilah, M. Pd.I selaku pengelola Yayasan Nurul Yaqin Simpang
Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muara Jambi yang telah
memberikan izin dan dukungan untuk meneliti di sana.
xi
9. Ibu Suriyati, S.Pd.i selaku kepala sekolah Yayasan Nurul Yaqin Simpang Sungai
Duren Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muara Jambi yang telah
memberikan dukungan penuh kepada saya selama meneliti
10. IbuFatmawati, S.Sos dan Ibu megawati, SH selaku guru kelas kelompok A yang telah
membantu peneliti untuk mengelesaikan skripsi ini.
11. Bapak dan Ibu serta saudara-saudariku di rumah yangtelah mendoakan dan
memberikan dukungan dalam menyelesaikan studi diUIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi dan penyusunan skripsi dengan penuh kasih sayang
dankesabaran.
12. Teman-teman Jurusan PIAUD angkatan 2015 di UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi yang telahmemberikan banyak cerita selama menempuh pendidikan di UIN
Sts Jambi
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan
apapun.Hanya untaian kata terima kasih yang bisa penulis sampaikan, semoga
Allah SWTsenantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah
membantupenulis.Penulis berharap apabila dalam penulisan dan penyusunan
skripsi inikurang memenuhi syarat, pembaca hendaknya memberikan saran
maupun kritik yangmembangun ke arah perbaikan dan penyempurnaan.Semoga
hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya danpembaca pada
umumnya. Amin.
xii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan media boneka tangan untuk
meningkatkan keterampilan bercerita anak kelompok A Simpang sungai duren,
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang di lakukan dalam dua
siklus. Subjek penelitian ini sebanyak 20 anak , yang terdiri dari 14 anak laki-laki
dan 6 anak perempuan. objek penelitian ini adalah penerapan media boneka
tangan. Tehnik pengumpulan data yang di gunakan adalah, observasi, lembar
obserpasi , wawancara dan dokumentasi . tehnik analisis data di lakukan secara
deskriptis kualitatif dan kuantitatif. Kereteria keberhasilan dalam penelitian ini
apabila penerapan media boneka tangan untuk meningkatkan keteramplan
bercerita anak telah mencapai 85% dengan kreteria berhasil sangat baik.
Langkah-langkah yang di tempuh untuk meningkatkan keterampilan bercerita
yaitu sebagai berikut: 1) guru bercerita menggunakan media boneka tangan, 2)
guru mengelompokkan anak , setiap klompok terdiri dari lima anak, 3) anak-anak
mengulang kembali cerita yang telah di sampaikan guru, 4) guru memberikan
motivasi dan reward berupa tanda bintang.
Kata kunci: boneka tangan, bercerita
xiii
ABSTRACT
This study aims to implement hand puppet media to improve the storytelling skills
of children in group A Duren River Junction, this type of research is classroom
action research conducted in two cycles. The subjects of this study were 20
children, consisting of 14 boys and 6 girls. The object of this research is the
application of hand puppet media. The techniques of data collection used are
observation, observation sheets, interviews and documentation. Data analysis
techniques are carried out descriptively qualitatively and quantitatively. The
success of the cafeteria in this study if the application of hand puppet media to
improve the ability of children to tell stories has reached 85% and the criteria have
been very good. The steps taken to improve storytelling skills are as follows: 1)
the teacher tells stories using hand puppet media, 2) the teacher groups the
children, each group consists of five children, 3) the children repeat the story that
the teacher has conveyed, 4) the teacher provides motivation and rewards in the
form of asterisks.
Keywords: hand puppets, storytelling
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
ABSTRACT ......................................................................................................... iii
NOTA DINAS PEMBMBING I ......................................................................... iv
NOTA DINAS PEMBIMBING II ..................................................................... v
KONSULTASI PEMBIMBING I ...................................................................... vi
KONSULTASI PEMBIMBING II .................................................................... vii
PENGESAHAN………………………………………………………………...viii
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................... ix
PERSEMBAHAN……………………………………………………………...x
MOTTO ............................................................................................................ xi
KATA PENGANTAR…………………………………………………………xii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..xiii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. xiv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifkasi Masalah ................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................................. 4
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penerapan Media BonekaTangan
xv
1. Pengertian Media ......................................................................... 6
2. Tujuan Penggunaan Media ........................................................... 7
3. Prinsip Pembuatan Media ............................................................ 8
B. Metde Bercerita Dengan Media Boneka Tangan
1. Jenis-Jenis Boneka ...................................................................... 9
2. Langkah Pelaksanaan Kegatan Bercerita Melalui Media Boneka
Tangan .......................................................................................... 11
3. Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Bercerita ................. 12
C. Keterampilan Bercerita Anak
1. Pengertian Meted Bercerita .......................................................... 14
2. Aspek-Aspek Pengembangan Keterampilan Bercerita ................. 16
3. Pengertian Metode Bercerita ......................................................... 17
4. Tehnik Bercerita ........................................................................... 18
5. Manfaat Metode Bercerita............................................................. 19
6. Tujuan Kegiatan Bercerta ............................................................. 21
7. Rancangan Kegiatan Bercerta ...................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan desain Penelitian ............................................................ 25
B. Setting dan Subjek Penelitan ..................................................................... 26
C. Prosedur Tindakan Penelitian ................................................................... 27
D. Sumber Data ............................................................................................ 32
E. Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................... 32
1. Obserpasi ...................................................................................... 32
2. Dokumentasi ................................................................................. 33
3. Wawancara .................................................................................... 33
4. Catatan Lapangan ......................................................................... 34
F. Tehnik Analaisis Data .............................................................................. 34
G. Indikator Keberhasilan .............................................................................. 36
xvi
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Sekolah .............................................................................. 39
2. Data Umum Sekolah ....................................................................... 39
3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ...................................................... 40
4. Denah Lokasi Sekolah ..................................................................... 41
5. Keadaan Guru dan Siswa ................................................................ 44
6. Sarana Dan Prasarana Sekolah ......................................................... 45
B. Pembahasan
1. Siklus I ............................................................................................ 41
2. Siklus II ................................................................................................. 53
C. Interpretasi Hasil Analisis Data .................................................................. 58
BAB V PENUTUP
A. kesimpulan ......................................................................................... 61
B. Saran .................................................................................................... 62
C. Penutup ................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.01 Kisi- Kisi Lembar Observasi Peningkatan Bercerita Anak .... 33
Tabel 3.02 Wawancara Untuk Guru Kelompk A ..................................... 34
Tabel 3.03 Skala Penilaian Keaktifan Siswa ............................................ 36
Tabel 3.04 Kreteria Keaktifan Siswa ........................................................ 36
Tabel 3.05 Jadwal Peneltian ...................................................................... 38
Tabel 4.01 Data Nama Anak Kelas A Nurul Yaqin ................................. 44
Tabel 4.02 Sarana Prasarana Sekolah ....................................................... 45
TABEL 4.03 Keadaan Prasarana Nurul Yaqin ....................................... 45
Tabel 4.04 Data Penilaian Prasklus .......................................................... 46
Tabel 4.05 Perencanaan Pembelajaran Siklus Satu .................................. 48
Tabel 4.06 Hasil Refleksi Siklus Satu ...................................................... 51
Tabel 4. 07 Perencanaan Siklus Dua ....................................................... 53
Tabel 4.08 Hasil Refleksi DarI Siklus Dua .............................................. 57
Tabel 4. 09 Perbandingan Persentase Perkembangan Peserta Didik ........ 59
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 01 Model Kemmis Dan Taggart ............................................. 26
Gamabar 4.01 Denah Lokasi .................................................................... 41
Gambar 4.02 Struktur Rganisas Sekolah ................................................ 43
Gambar 4. 03 Hasil Persentase Prasiklus, Siklus I, Siklus II.................... 60
1
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang baik hendaknya dimulai sejak masa kanak-kanak (0-6
thn)merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat
menentukan bagi anak di masa depannya atau di sebut juga masa keemasan
(the golden age) pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.Masa ini
adalah masa paling tepat untuk mengungkit dan mengembangkan semua
potensi yang ada pada diri anak.Periode ini menentukan perkembangan
seseorang di masa dewasa, oleh karena itu pada masa ini anak harus diberikan
rangsangan agar otak anak berkembang dengan optimal.(Suryadi, 2013:2).
Menurut UUD No. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional Bab 1,
pasal 1, butir 14 di nyatakan bahwa pendidikan anak usia diniadalah suatu
upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang di lakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sedangkan
pasal 28 tentang pendidikan anak usia dini di nyatakan bahwapendidikan
anakusia dini di selenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, dapat di
selengarakan melalui jalur pendidikasan formal, nonformal, atau informal.
Pendidikan anakusia dini merupakan salah satu bentuk penyelanggaraan
pendidikan yang menitik beratkan kepada peletakan dasar kearah
pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),
kecerdasan (daya pikir,daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual),
sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi,
2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sesuaidengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang di lalui oleh anak
usia dini. (sabil risaldy: 5-6)
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2009
dijelaskan bahwa standar pendidikananakusia dini, di kemukakan bahwa
PAUD di selenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, melalui jalur
pendidikan formal, non formal, dan informal.pada jalur pendidikan formal
berbentuk taman kanak-kanak (TK), Raudhatul Atfal (RA), dan bentuk lain
yang sederajat ; pada jalur non formal berbentuk kelompok bermain
(KOBER), taman penitipan anak (TPA) dan bentuk lain yang sederajat;
sedang dari jalu informal berbentuk pendidikan keluarga dan pendidikan yang
di selenggarakan oleh lingkungan.Apa yang di temukan di atas sejalan dengan
pengelompokan yang di lakukan UNESCO (2005), sebagai berikut:(1) Taman
Kanak-Kanak (TK) atau Raudhtul Atfal (RA) (2) kelompok bermain
(KOBER) (3) Taman Penitipan Anak (TPA) (4) pos pelayanan terpadu (5)
bina keluarga balita (BKB). (Mulyasa2014 :5)
Bahasa menurut Santrock (2007: 353) adalah bentuk komunikasi yang
diucapkan, ditulis, atau dilambangkan berdasarkan sistem simbol.Bahasa
digunakan untuk berkomunikasi.Senada dengan hal tersebut, program
pengembangan bahasa di Taman Kanak-kanak bertujuan agar anak mampu
mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu
berkomunikasi secara efektif, serta membangkitkan minat untuk dapat
berbahasa dengan baik dan benar. Aspek pengembangan bahasa anak usia
dini meliputi mendengarkan, bercerita, membaca, dan menulis.
Bercerita merupakan alat yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan
atau maksud kepada orang lain. Dalam jurnal berjudul “Dampak Penerapan
Bermain dengan Media Gambar Seri dalam Mengembangkan Keterampilan
Bercerita dan Penguasaan Kosakata Anak Usia Dini” (Salimah, 2011: 187)
dituliskan bahwa keterampilan bercerita merupakan kemampuan yang sangat
3
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mendasar untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan, dengan
memiliki kosakata yang banyak maka anak dapat bercerita lancar.
Hurlock (1978: 185), mengemukakan bahwa bercerita mencakup tiga
proses terpisah tetapi saling berkaitan satu sama lain, yaitu belajar pengucapan
kata, membangun kosakata, dan membentuk kalimat. Mengembangkan
keterampilan bercerita tidak bisa hanya dengan mengandalkan keaktifan guru
atau teacher centered saja tetapi anak harus terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran tersebut. Keterampilan bercerita belum akan meningkat jika
anak belum mengalami bercerita itu sendiri. Keterampilan berceritaakan
meningkat jika anak mengalami bercerita itu sendiri, dengan kata lain anak
belajar saat mengalami. Maka untuk mengembangkan keterampilan bercerita
dibutuhkan metode yang menuntut anak untuk terlibat aktif di dalamya.Dalam
hal ini penulis menggunakan metode Bercerita.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 26 Oktober 2018
di RA Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren, pembelajaran di sana hanya
mengenalkan pembelajaran dengan nyanyi-nyanyian, menulis dan membaca
saja. guru di sana sangat jarang dan bisa di katakan tidak pernah menggunakan
metode bercerita, maka dari itu anak di sana saat di mintauntuk menceritakan
pengalaman atau kejadian di depan kelas kurang berani.Anak tidak mampu
menceritakan pengalaman/kejadian itu secara urut dan runtut. Anak akan
menunggu stimulasi berupa pertanyaan dari guru. Selain itu anak juga belum
mampu untuk menjawab dan menceritakan kembali isi cerita yang telah
disampaikan guru.
Kemampuan anak dalam menjawab ataupun menceritakan kembali isi
cerita yang dibawakan guru, sebagian besar belum mampu menjabarkannya
dengan benar. Anak hanya akan mengucapkan satu atau dua kata saja, bukan
berupa kalimat. Hal itu disebabkan karena pada saat menceritakan kembali isi
cerita, anak kekurangan bahan yang akan diceritakannya. Selain itu, anak
4
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sering lupa dengan kalimat apa yang diucapkan guru saat Bercerita. Hal ini
menunjukkan bahwa keterampilan bercerita anak Kelompok A Di TK Nurul
Yaqin Simpang Sungai Duren belum berkembang secara optimal.
Permasalahan tersebut di atas tidak terlepas dari penggunaan metode dan
media yang kurang tepat dalam mengembangkan keterampilan
bercerita.Media yang digunakan biasanya kurang menarik bagi anak.Kegiatan
pelaksanaan merupakan hal yang sangat penting dalam hal pembuatan dan
penggunaan media pembelajaran TK/PAUD, sebab perencanaan yang tepat
akan berpengaruh terhadap kualitas media pembelajaran yang di hasilkan yang
selanjutnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang di capai anak
(Hasnida:53) Dengan media yang tepat keterampilan bercerita anak akan
berkembang dengan baik. Selain itu dibutuhkan media yang dapat merangsang
dan mengingat kembali cerita yang dibawakan guru. Dengan begitu anak
mempunyai bahan yang akan diceritakan kembali. Sebenarnya ada banyak
media yang dapat digunakan dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak di
antaranya dengan media boneka tangan.
Media merupakan alat yang dapat di gunakan sebagai perantara dalam
stimulasi semua aspek dalam perkembangan anak usia dini baik aspek nilai,
moral, dan agama, aspek fisik motorik, aspek bahasa, aspek moral emosional,
aspek koknitif maupaun aspek seni. Dalam menstimulasi aspek perkembangan
anak usia dini yang harus di sesuaikan dengan usia dan tahapan
perkembangannya. (Vol 1 No 1(2017):raudhatul atfal:jurnal pendidikan anak
usia dini)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah datas, masalah-masalah yang
ditemukan peneliti yaitu :
1. Tingkat keterampilan anak masih rendah.
5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Anak kurang memperhatikan cerita yang diberikan oleh guru.
3. Penggunaan metode bercerita yang kurang tepat.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, rumusan masalah
yang akan diteliti adalah:Apakah penerapan media boneka tangan dapat
menngkatkan keterampilan bercerita anak di Raudhatul AtfalNurul Yaqin
Simpang Sungai Duren?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan atas uraian permasalahan, dapat dirumuskan bahwa penelitian
ini bertujuan:Agar keterampilan Berceritamenggunakan metode media boneka
tangan pada anak Raudhatul Atfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren dapat
meningkat.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini tentunya diharapkan dapat memberikan banyak manfaat
di antaranya:
1. Manfaat Teoritis
a. Menemukan pengetahuan baru tentang keterampilan bercerita melalui
media boneka tangan.
b. Menambah perbendaharaan penelitian dalam dunia pendidikan,
khususnya dalam karya tulis ilmiah.
c. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengadakan
penelitian selanjutnya yang lebih mendalam.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
6
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti
tentangketerampilan bercerita pada anak melalui media boneka tangan.
b. Bagi anak
Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi anak
berupa:
1) Meningkatkan keterampilan bercerita pada anak.
2) Menumbuhkan minat dan motivasi anak dalam pembelajaran.
c. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi guru
berupa:
1) Meningkatkan hasil pembelajaran.
2) Memperkaya teknik dan strategi dalam pembelajaran
ketrampilanbercerita.
3) Menciptakan kegiatan belajar mengajar yang tidak membosankan.
7
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penerapan Media Boneka Tangan
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiyah
berarti “tengah perantara atau pengantar”. Media apabila di pahami secara
garis besar adalah, manusia, materi, kejadian yangmembangun suatu
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan atau sikap.Dalampengertian ini, guru, buku, teks, dan
lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus pengertian
media dalam proses belajar mengajar cendrung memperhatikan sebagai
alat-alat grafis, fotografis, danelektronisuntuk menangkap, memproses dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.
AECT (Assosiation Off Education And Communication
Technology,1977) member batasan tentang media sebagai segala bentuk
dan saluran yang di gunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Di samping sebagai system penyampaian atau pengantar, media yang
seringdi ganti dengan kata mediator menurut Flemming (1987-234)
adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan
mendamai kannya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa media dapat di artikan dengan beberapa jenis
peralatan atau sarana untuk menyajikan pesan. Namun dalam hal ini yang
terpenting bukan peralatannya, melainkan pesan, belajar yang di bawakan
oleh, media atau guru yang telah memanfaatkannya. Menurut Dewi Salma
Prawiradilaga, pembelajaran diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar
8
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
konversional, di mana guru dan peserta didik langsung
berinteraksi.Hasnida (2014 33:34)
Kreatif adalah suatu usaha yang melahirkan susuatu yang baru atau
sesuatu yang tidak biasa atau di luar biasa. Dengan demikian penulis dapat
menyimpulkan bahwa media pembelajaran yang kreatif adalah sarana
pembawa pesan atau wahana dari pesan yang mengundang minat anak
untuk belajar yang bersumber dari (guru) dan di teruskan kepadapenerima
pesan(peserta didik) supaya komunikasi lebih objektif dan tujuan
pembelajaran yang telah di tetapkan dapat tercapai.
Setelah mencermati pengertian di atas maka media pembelajaran itu
tediri atas duaunsur penting:
a. Unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) yaitu sarana atau
peralatan yang dii gunakan untuk menyajikan pesan.
b. Unsurpesan yang di bawakannya (messagel software) yaitu
informasi atau bahan ajar dalam tema atau topik tertentu yang akan
di sampaikan atau dipelajari anak.
2. Tujuan Penggunaan Media
Pendidikan merupakan suatu proses yang di arahkan kepada
pembentukan manusia yang di harapkan oleh masyarakat. Secara praktis,
pencapaian tujuan melalui proses pembelajaran di rencanakan oleh guru.
Dengan perkataan lain guru hendaknya menyediakan lingkungan
pembelajaran yang serasi dengan usaha pencapaian tujuan pendidikan.
Dari lingkungan inilah guru dapat mengoptimalkan penyediaan berbagai
media, sehingga membantu proses pembelajaran. Hasnida(2014:35)
Media pembelajaran menjadi jembatan antara guru dan siswa dalam
pembelajaran, maka dapat dipahami bahwa tujuan pembelajaran sangat
penting bagi media pembelajaran dalam hal-hal berikut:
9
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a. Tujuan pembelajaran menentukan arah yang hendak dicapai oleh
pembelajaran.
b. Tujuan bembelajaran menentukan alat atau media pembelajaran
yang akan di gunakan.
c. Tujuan pembelajaran menentukan tehnik penilaian terhadap
penggunaan media pembelajaran
Dapat di simpulkan bahwa tujuan pembelajaran terus di rumuskan
secara jelas, terarah, sistematis, dan terperinci. Dengan demikian dapat
diharapkan manfaat yang maksimal dari media pembelajaran yang hendak
dicapai dengan lain perkataan, ada kaitan erat antara keduanya.
Media banyak memberikan dampak positif bagi anak baik yang
berkenaan dengan proses perkembangannya otak maupun dengan
berkenaan dengan aktifitas anak. Hal ini juga akan memberikan
kemudahan bagi guru untuk membawa anak menikmati materi yang di
berikan atau kegiatan belajar yang sedang di lakukan.
3. Prinsip pembuatan media
Pembuatan media pembelajaran memerlukan beberapa prinsip yang
perlu di perhatiakn:
a. Media pembelajaran hendaknya di buat multiguna. Maksudnya adalah
bahwa media tersebut dapat digunakan untuk pengembangan
berbagaiaspek pengembangan anak.
b. Bahan mudah didapat di lingkungan sekitar lembaga PAUD dan murah
atau bisa di buat dari bahan bekas atau sisa.
c. Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak.
d. Dapat menimbulkan kreatifitas, dapat dimainkan sehingga menambah
kesenangan bagi anak, menimbulkan daya khayal dan daya imajinasi,
serta dapat digunakan untuk bereksperimendan bereksplorasi.
10
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
e. Sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana.
f. Dapat di gunakan secara indifidual, kelopok, dan klasikal.
g. Dibuat dengan tingkat perkembangan anak. Hasnida (2014:39-40)
B. Metode Bercerita dengan media boneka tangan
Metode bercerita adalah salah satu pemberian pengalamn belajar
bagi anak tk/ra dengan memberikan cerita kepada anak secara lisan.Cerita
yang di bawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anakdan
tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak tk/ra. Bila isi cerita itu di
kaitkan dengandunia kehidupan anak, maka merekaakan dapat memahami
isi cerita itu,mereka aakn mendengarkannya denganpenuh perhatian dan
denganmudah dapat menangkap isi cerita.
Boneka dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dengan cara
dimainkan dalam sandiwara boneka. Boneka merupakan model manusia
atau yang menyerupai manusia atau hewan. Boneka merupakan alat peraga
yang sesuai dengan karakteristik anak usia 4- 5 tahun. Dunia kehidupan
anak itu penuh suka cita, maka kegiatan bercerita harus di usahakan dapat
memberikan perasaan, gembira, lucu dan mengasikkan.Dunia kehidupan
anak itu dapat di kaitkan dengan lingkungan, keluarga, sekolah, dan luar
sekolah.Kegiatan bercerita harus di usahakan menjadi pengalaman bagi
anak tk/ra yang bersifat unik dan menarik, yang mengantarkan perasaan
anak, dan motifasi anak untuk mengikuti cerita itu sampai tuntas.
Moeslichatoen R. (2004: 157) anak usia di dini memiliki banyak informasi
dan merasa yakin dengan kemampuannya berbagi denganorang lain.
Pengalamanmampu menegaskan dunianya dan mengajarkannya lebih dari
buku apapun.Jadi berikan anak luang untuk menjelajah apapun.Carol
Cooper (2009:85)
11
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Hal ini selaras dengan pendapat Gunarti (2010: 5-20) tentang
definisi dan gambaran bonekatangan. Menurut pendapatnya, boneka
tangan adalah boneka yang ukurannya lebih besar dariboneka jari dan bisa
dimasukkan ke tangan. Jari tangan bisa dijadikan pendukung gerakan
tangandan kepala boneka. Jadi pengertian media boneka tangan adalah
boneka dijadikan sebagai mediaatau alat bantu yang digunakan guru dalam
kegiatan pembelajaran, yang ukurannya lebih besar dariboneka jari dan
bisa dimasukkan ke tangan.
1. Jenis-jenis Boneka
Tadzkirotun Musfiroh (2005: 147-148) mengemukakan bahwa
ada beberapa jenis boneka yang dapat digunakan sebagai alat peraga
Bercerita yakni boneka gagang (termasuk di dalamnya wayang),
boneka gantung, boneka tangan, dan boneka tempel. Setiap boneka
memerlukan tumpuan keterampilan tangan sendirisendiri.
a. Boneka gagang mengandalkan keterampilan mensinkronkan gerak
gagang dengan tangan kanan dan kiri. Satu tangan dituntut untuk
dapat mengatasi tiga gerakan sekaligus sehingga satu adegan guru
dapat memainkan dua tokoh sekaligus.
b. Boneka gantung mengandalkan keterampilan menggerakkan
boneka dan benang yang diikatkan pada materi tertentu seperti
kayu, lidi, atau atap panggung boneka. Sepintas terlihat mudah,
namun sebenarnya cukup sulit untuk membuat gerakan yang pas
sesuai dengan kadar gerak yang dituntut cerita. Pencerita kadang
membuat gerakan yang berlebihan, sehingga terlihat dibuat-buat
dan hal semacam itu cenderung membosankan.
c. Boneka tempel mengandalkan keterampilan memainkan gerakan
tangan. Kebanyakan boneka tempel tidak leluasa bergerak karena
ditempelkan pada panggung dua dimensi.
12
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
d. Boneka tangan mengandalkan keterampilan guru dalam
menggerakkan ibu jari dan telunjuk yeng berfungsi sebagai tulang
tangan. Boneka tangan biasanya kecil dan bisa digunakan tanpa alat
bantu yang lain. Boneka ini dapat dibuat sendiri oleh guru, dan
dapat juga dibeli di toko-toko.
Dalam penelitian ini penulis memilih boneka tangan sebagai
media bercerita untuk meningkatkan keterampilan Bercerita anak.
Boneka tangan dipilih oleh peneliti karena menggunakan boneka
tangan tidak membutuhkan banyak tempat dan waktu. Boneka tangan
juga mudah didapatkan, bahkan boneka tangan dapat dibuat sendiri
oleh peneliti. Jika dibandingkan dengan jenis boneka yang lain,
boneka tangan lebih leluasa bergerak sehingga anak bisa berinteraksi
dengan boneka, misalnya anak menyentuh boneka. Selain itu boneka
tangan dipilih karena dirasa lebih mudah dalam memainkannya dan
tidak memerlukan alat bantu yang lain dalam memainkannya, boneka
tangan juga membantu anak untuk lebih perhatian terhadap isi cerita.
2. Langkah Pelaksanaan KegiatanBercerita Melalui Media
Boneka Tangan
Soeparno (1980: 144) memaparkan langkah Bercerita dengan
menggunakan boneka tangan sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan boneka tangan sesuai dengan karakter yang
dikehendaki. Misalnya guru akan Bercerita tentang keluarga, maka
guru menyiapkan boneka tangan ayah, ibu, kakak, adik, dan lain-
lain.
b. Guru menggunakan boneka tangan, kemudian menerangkan cara
menggunakan boneka tangan dan contoh cara menggerakkannya
sambil bercerita.
13
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
c. Kemudian guru memotivasi anak supaya mau mau mencoba
memakai boneka tangan, anak yang paling berani diajak
memotivasi teman-teman yang lain.
d. Guru mulai Bercerita dengan boneka tangan tersebut.
e. Guru melakukan tanya jawab tentang isi cerita yang baru saja
dibawakan.
f. Guru meminta anak menceritakan kembali cerita yang dibawakan
secara bersama-sama.
g. Guru memilih dua atau tiga anak untuk maju menceritakan kembali
cerita yang baru saja dibawakan di depan kelas. Anak yang dipilih
dapat anak yang paling berani, baru setelah itu dipilih anak yang
pemalu.
h. Setelah itu guru bisa memberi kesempatan kepada anak untuk
Bercerita sesuai imajinasi atau pengalaman pribadi anak dengan
menggunakan boneka tangan. Guru mengarahkan saja, jika perlu
guru turut serta agar ceritanya dapat terarah.
3. Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Bercerita
Keterampilan bahasa termasuk bercerita tentunya dipengaruhi
oleh banyak faktor.Santrock (2007: 369) menyebutkan bahwa bahasa
dipengaruhi oleh faktor biologis dan lingkungan. Chomsky (dalam
Santrock, 2007: 369-370) berpendapat bahwa manusia secara biologis
telah terprogram untuk belajar bahasa pada suatu tertentu dan dengan
cara tertentu. Anak-anak dilahirkan ke dunia dengan perangkat
perolehan bahasa (language acquisition device atau LAD) yakni suatu
warisan biologis yang memampukan anak mendeteksi gambaran dan
aturan bahasa, termasuk fonologi, sintaksis, dan sematik.
14
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Senada dengan hal tersebut, Tarmansyah (dalam Enny
Zubaidah, 2005: 23-27) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan bahasa dan bercerita pada anak yaitu:
a. Kondisi Jasmani dan kemampuan motorik. Seorang anak yang
mempunyai kondisi fisik sehat, tentunya mempunyai kemampuan
gerakan yang lincah dan penuh energi. Anak yang demikian akan
selalu bergairah dan lincah dalam bergerak, dan selalu ingin tahu
benda-benda yang ada di sekitarnya. Benda-benda tersebut dapat
diasosiasikan anak menjadi sebuah pengertian. Selanjutnya
pengertian tersebut dilahirkan dalam bentuk bahasa. Anak yang
mempunyai kondisi jasmani dan motorik sehat tentunya berbeda
dengan anak yang mempunyai kondisi fisik motorik yang
terganggu.
b. Kesehatan umum. Kesehatan yang baik dapat menunjang
perkembangan anak, termasuk perkembangan bahasa dan bercerita.
Gangguan pada kesehatan anak akan mempengaruhi kemampuan
bercerita. Hal itu dikarenakan berkurangnya kesempatan
memperoleh pengalaman dari lingkungannya. Anak yang
kesehatannya kurang baik menjadi berkurang minatnya untuk aktif,
sehingga kurangnya input untuk membentuk konsep bahasa dan
bercerita.
c. Kecerdasan. Faktor kecerdasan sangat mempengaruhi
perkembangan bahasa dan bercerita anak. Kecerdasan pada anak
ini meliputi fungsi mental intelektual. Semakin cerdas (pintar)
anak, semakin cepat anak menguasai keterampilan bercerita.
d. Sikap Lingkungan. Anak mampu berbahasa dan bercerita jika anak
diberikan stimulasi oleh orang-orang yang berada di lingkunganya.
Lingkungan keluarga menjadi faktor utama dan pertama dalam
15
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mengembangkan kemampuan bahasa dan bercerita anak.
Lingkungan yang kedua adalah lingkungan bermain baik dari
tetangga ataupun sekolah.
e. Faktor Sosial Ekonomi. Faktor sosial ekonomi mempengaruhi
perkembangan bahasa termasuk bercerita berkenaan dengan
pendidikan orangtua, fasilitas yang diberikan, pengetahuan,
pergaulan, makanan, dan sebagainya.
f. Kedwibahasaan adalah kondisi dimana seseorang berada di
lingkungan orang yang menggunakan dua bahasa atau lebih. Anak
yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih
dari satu, akan lebih bagus dan lebih cepat perkembangan
bahasanya ketimbang yang hanya menggunakan satu bahasa saja
karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara bervariasi.
Misalnya, di dalam rumah anak menggunakan bahasa sunda dan di
luar rumah anak menggunakan bahasa Indonesia.
g. Neurologis. Faktor neurologis yang mempengaruhi kemampuan
bercerita yaitu struktur susunan syaraf, fungsi susunan syaraf,
peranan susunan syaraf, dan syaraf yang berhubungan dengan
organ untuk bercerita. Struktur susunan syaraf berfungsi
mempersiapkan anak dalam melakukan kegiatan. Fungsi susunan
syaraf apabila tidak berfungsi maka mempengaruhi kemampuan
bercerita. Begitu pula dengan peranan susunan syaraf berperan
terhadap kemampuan bercerita karena berhubungan dengan otot
yang berada di sekitar organ untuk bercerita.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi keterampilan bercerita meliputi faktor biologis dan faktor
lingkungan.Faktor biologis meliputi kondisi jasmani, kemampuan,
16
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
motorik, neurologis, serta faktor lingkungan yang meliputi kesehatan
umum, kecerdasan, sikap lingkungan, ekonomi, dan kedwibahasaan.
C. Keterampilan Bercerita Anak Usia Dini
1. Pengertian Metode Bercerita
Moeslichatoen R. (2004: 157) menyatakan bahwa metode Bercerita
merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak Taman
Kanakkanak dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita
yang dibawakan guru harus menarik dan mengundang perhatian anak dan
tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak Taman Kanak-kanak.
Bachtiar S. Bachri (2005: 10) menyatakan bahwa kegiatan Bercerita dalam
konteks pembelajaran anak usia dini dapat dikatakan sebagai upaya untuk
mengembangkan potensi kemampuan berbahasa anak melalui
pendengaran dan kemudian menuturkannya kembali dengan tujuan melatih
keterampilan anak dalam bercakap-cakap untuk menyampaikan ide dalam
bentuk lisan. Metode Bercerita merupakan metode yang sesuai dengan
karakteristik anak Taman Kanak-kanak. Sanders (dalam Tadzkirotun
Musfiroh, 2005: 26) mengemukakan bahwa ada beberapa alasan penting
mengapa anak perlu mendengarkan cerita. Salah satunya karena
mendengarkan cerita merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi anak.
Anak dapat lebih bergairah untuk belajar karena pada dasarnya anak
senang mendengarkan cerita.
Bercerita secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud
(ide, pikiran, gagasan, atau isi hati) seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami
orang lain (Depdikbud dalam Suhartono, 2005: 20). Tarigan (dalam
Suhartono, 2005: 20) menyatakan bahwa Bercerita adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau katakata untuk
17
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan. Selanjutnya Hariyadi dan Zamzami (dalam Suhartono, 2005: 20)
juga mengungkapkan bahwa bercerita pada hakikatnya merupakan suatu
proses berkomunikasi, sebab di dalamnya terjadi pesan dari suatu sumber
ke tempat lain.
Hurlock (1978: 176) menyatakan bahwa bercerita tidak hanya
melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda,
tetapi juga mempunyai aspek mental yakni kemampuan mengkaitkan arti
dengan bunyi yang dihasilkan. Meskipun demikian tidak semua bunyi
yang dihasilkan anak dapat dipandang sebagai bercerita. Ada dua kriteria
yang dapat digunakan untuk memutuskan apakah anak bercerita dalam
artian yang benar atau hanya “membeo”.Kriteria itu adalah pertama, anak
harus mengetahui arti kata yang digunakannya dan mengkaitkannya
dengan objek yang diwakilinya. Kedua, anak harus melafalkan kata-
katanya sehingga orang lain memahaminya dengan mudah. Anak belum
dikatakan bercerita apabila anak tidak mengetahui arti kata yang
digunakannya.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
keterampilan bercerita adalah proses berkomunikasi dengan mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi untuk menyampaikan maksud sehingga maksud
tersebut dapat dipahami oleh orang lain. Proses berkomunikasi agar mudah
dipahami maka kata yang diucapkan tentunya harus jelas dan lancar. Anak
dikatakan keterampilan berceritanya meningkat apabila anak dapat
melafalkan bunyi bahasa yang digunakan secara tepat, pengucapan suku
kata yang berbedas-beda dan diucapkan secara jelas, anak mempunyai
perbendaharaan kata yang memadai untuk keperluan berkomunikasi, serta
mampu menggunakan kalimat secara baik untuk berkomunikasi secara
lisan.
18
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Aspek-aspek Pengembangan Keterampilan Bercerita
Suhartono (2005: 138) menyatakan bahwa aspek-aspek yang dapat
dilakukan guru untuk mengembangkan keterampilan bercerita yaitu
merangsang minat untuk bercerita, latihan menggabungkan bunyi bahasa,
memperkaya perbendaharaan kosakata, pengenalan kalimat sederhana, dan
mengenalkan lambang tulisan.Merangsang minat anak untuk bercerita
dimaksudkan supaya anak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan
apa-apa yang ada dalam pikirannya sesuai dengan kegiatannya sehari-hari.
Jadi anak dimotivasi agar anak mau dan berani mengungkapkan apa yang
ada dalam pikirannya. Latihan menggabungkan bunyi bahasa
dimaksudkan supaya anak mengenal bunyi bahasa Indonesia dan mampu
mengucapkan bunyi-bunyi bahasa yang dipakai di Taman Kanak-kanak.
Suhartono (2005: 138) menyatakan bahwa kegiatan memperkaya
perbendaharaan kata bagi anak agar memiliki perbendaharaan kata yang
cukup untuk berkomunikasi sehari-hari.Kegiatan ini terutama dilakukan
untuk membimbing anak menyebut benda-benda di sekitarnya,
menyebutkan namanama binatang atau dengan memperkenalkan gambar-
gambar binatang, dan menceritakan beberapa cerita yang berkaitan dengan
binatang.Makin banyak perbendaharaan kata anak, maka anak makin
lancar dalam berbahasa.
Aspek kegiatan yang lain adalah pengenalan lambang tulisan yang
berguna untuk anak yang akan menghadapi sekolah ke sekolah dasar.
Aspek kegiatan yang terakhir adalah pengenalan bentuk kalimat dalam
bahasa Indonesia.Kegiatan ini sangat diperlukan dalam pengembangan
bercerita anak. Pengenalan kalimat dapat dilakukan dengan cara bercerita
dan bernyanyi. Kegiatan bernyanyi dapat dimanfaatkan untuk pengenalan
kalimat.Baris-baris atau penggalan lagu dapat diumpamakan sebagai
19
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kalimat.Begitu pula dalam kegiatan bercerita. Dalam kegiatan bercerita
ditemukan kalimat-kalimat sederhana yang diperkenalkan pada anak
sehingga anak akan mampu menangkap dan menyesuaikan diri dalam
berkalimat. Suhartono (2005: 123) menyatakan bahwa tujuan umum
pengembangan bercerita ialah agar anak dapat melafalkan bunyi bahasa
yang digunakan secara tepat, agar anak mempunyai perbendaharaan kata
yang memadai untuk keperluan berkomunikasi dan agar anak mampu
menggunakan kalimat secara baik untuk berkomunikasi secara lisan.
Senada dengan hal tersebut menurut Hurlock (1978: 185),
mengemukakan bahwa bercerita mencakup tiga proses terpisah tetapi
saling berkaitan satu sama lain, yaitu: belajar pengucapan kata,
membangun kosakata, serta membentuk kalimat. Keterampilan bercerita
akan meningkat melalui pengucapan suku kata yang berbeda-beda dan
diucapkan secara jelas. Pengucapan merupakan faktor penting dalam
bercerita dan pemahaman.Keterampilan bercerita akan lebih meningkat
apabila anak diberi arti kata baru, menggabungkan kata-kata baru serta
diberikan pertanyaan dan pernyataan. Semua ini merupakan penggabungan
proses bercerita, kreativitas dan berpikir. Anak juga akan
memgembangkan keterampilan bercerita jika anak mempelajari kosakata
yaitu menguasai nama benda, mempunyai ide, melaksanakan tindakan dan
mengikuti berbagai petunjuk, serta menggunakan kaidah baku tata bahasa.
3. Pengertian Metode Bercerita
Metode bercerita adalah salah satu pemberian pengalamn belajar
bagi anak tk/ra dengan memberikan cerita kepada anak secara lisan.Cerita
yang di bawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anakdan
tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak tk/ra. Bila isi cerita itu di
kaitkan dengandunia kehidupan anak, maka merekaakan dapat memahami
20
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
isi cerita itu,mereka aakn mendengarkannya denganpenuh perhatian dan
denganmudah dapat menangkap isi cerita.
Dunia kehidupan anak itu penuh suka cita, maka kegiatan bercerita
harus di usahakan dapat memberikan perasaan, gembira, lucu dan
mengasikkan.Dunia kehidupan anak itu dapat dikaitkan dengan
lingkungan, keluarga, sekolah, dan luar sekolah.Kegiatan bercerita harus
diusahakan menjadi pengalaman bagi anak tk/ra yang bersifat unik dan
menarik, yang mengantarkan perasaan anak, dan motifasi anak untuk
mengikuti cerita itu sampai tuntas. Moeslichatoen R. (2004: 157) anak usia
di dini memiliki banyak informasi dan merasa yakin dengan
kemampuannya berbagi denganorang lain. Pengalamanmampu
menegaskan dunianya dan mengajarkannya lebih dari buku apapun.Jadi
berikan anak luang untuk menjelajah apapun. (Carol Cooper:85)
4. Teknik Bercerita
Moeslichatoen R. (2004: 157) menjelaskan bahwa ada beberapa
macam teknik Bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru dapat
membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar,
menggunakan papan flanel, menggunakan boneka, serta bermain peran
dalam satu cerita. Di bawah ini merupakan penjelasan singkat tentang
beberapa teknik bercerita:
a. Membaca Langsung dari buku cerita. Teknik bercerita dengan
membaca langsung dari buku itu sangat bagus bila guru mempunyai
puisi dan prosa yang baik untuk dibacakan kepada anak.
b. Bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku. Bila cerita
yang disampaikan kepada anak terlalu panjang dan terinci dengan
menambahkan ilustrasi gambar dari buku yang dapat menarik perhatian
anak, maka teknik bercerita ini dapat berfungsi dengan baik.
21
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
c. Menceritakan dongeng. Cerita dongeng merupakan bentuk kesenian
yang paling lama. Mendongeng merupakan cara meneruskan warisan
budaya dari satu generasi ke generasi yang berikutnya. Dongeng dapat
dipergunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kebajikan kepada
anak.
d. Bercerita dengan menggunakan papan flanel. Guru dapat membuat
papan flanel dengan melapisi seluas papan dengan kain flanel yang
berwarna netral. Gambar tokoh-tokoh yang mewakili perwatakan dalam
ceritanya digunting polanya pada kertas yang di belakangnya dilapis
dengan kertas goso yang paling halus untuk menempelkan pada papan
flanel.
e. Bercerita dengan media boneka. Boneka yang dibuat itu masing-masing
menunjukkan perwatakan pemegang peran tertentu. Misalnya ayah
yang penyabar, ibu yang cerewet, anak laki-laki yang pemberani, anak
perempuan yang manja, dan sebagainya.
Moeslichatoen R. (2004: 166) mengemukakan bahwa untuk
menjadi guru Taman Kanak-kanak yang pandai bercerita memang
diperlukan persiapan dan latihan. Persiapan yang penting antara lain
penguasaan isi cerita secara tuntas serta keterampilan menceritakan
cukup baik dan lancar.Agar dapat menarik anak dalam bercerita, guru
dapat menggunakan bermacam-macam perlengkapan panggung yang
mengundang perhatian anak.Selain itu cerita yang dibawakan juga
harus menarik.Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
pemilihan cerita yang baik.Pertama, cerita harus menarik dan memikat
perhatian guru itu sendiri. Kedua, cerita itu harus sesuai dengan
kepribadian anak, gaya, dan bakat anak, supaya memiliki daya tarik
terhadap perhatian anak dan keterlibatan aktif dalam kegiatan bercerita.
22
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Ketiga, cerita itu harus sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan
mencerna isi cerita anak usia taman kanak-kanak.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik bercerita
dibagi menjadi dua yaitu bercerita dengan alat peraga dan bercerita
tanpa alat peraga. Alat peraga dapat mempercepat proses pemahaman
isi cerita dan akan menarik perhatian anak sehingga mendorong anak
dalam mendengarkan cerita. Bercerita dengan alat peraga meliputi
bercerita dengan alat peraga buku, bercerita dengan alat peraga gambar,
bercerita dengan alat peraga boneka, dan bercerita dengan media
gambar cetak.
5. Manfaat Metode Bercerita
Sementara itu Tadzkirotun Musfiroh (2005: 95-115), menjabarkan
manfaat metode bercerita adalah:
a. Membantu pembentukan pribadi dan moral anak. Cerita sangat efektif
untuk mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku anak karena mereka
senang mendengarkan cerita walaupun dibacakan secara berulang-
ulang.
b. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi. Pada saat menyimak
cerita, imajinasi anak mulai dirangsang. Anak dapat melihat hutan,
melihat sang tokoh berjalan, menemui rintangan, dan berusaha
mengatasi rintangan itu.
c. Memacu kemampuan verbal anak. Cerita mendorong anak belajar tata
cara berdialog dan bernarasi dan terangsang untuk menirukannya.
Kemampuan verbal anak lebih terstimulasi secara efektif pada saat guru
melakukan semacam tes pada anak untuk menceritakan kembali isi
cerita.Dari sini anak belajar bercerita, menuangkan kembali gagasan
yang didengarnya dengan gayanya sendiri.Anak menyusun kata-kata
23
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
menjadi kalimat dan menyampaikannya dengan segenap
kemampuan.Anak memiliki pengalaman mengucapkan kata dan
menceritakan isi cerita dengan bahasanya sendiri.Anak menyadari
kekuatan kata-kata, berusaha memperbaiki apabila kurang tepat dan
meningkatkannya apabila memperoleh penguatan. Setelah memperoleh
pengalaman bercerita, anak akan berpikir bahwa bercerita dapat
menjadi salah satu cara efektif untuk menunjukkan eksistensi dirinya.
d. Merangsang minat menulis anak. Cerita memancing rasa kebahasaan
anak. Anak yang gemar mendengar dan membaca cerita akan memiliki
kemampuan bercerita, menulis, dan memahami gagasan rumit secara
lebih baik.
e. Merangsang minat baca anak. Bercerita dengan media buku menjadi
stimulasi yang efektif bagi anak Taman Kanak-kanak, karena pada
waktu itu minat baca pada anak mulai tumbuh. Minat itulah yang harus
diberi lahan yang tepat, antara lain melalui kegiatan Bercerita.
f. Membuka cakrawala pengetahuan anak. Cerita seorang guru dapat
menstimulasi anak untuk belajar lebih jauh.Cerita guru yang menarik
tentang ilmu pengetahuan menggerakkan anak untuk mencari tahu lebih
banyak tentang ilmu tersebut.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manfaat metode
bercerita ada banyak, di antaranya adalah meningkatkan keterampilan anak
dalam bercerita.Metode bercerita memberi kesempatan anak untuk
mempunyai banyak bahan sebagai bekal anak untuk bercerita.Bahan itu
didapat anak dari mendengar cerita yang dibawakan guru.Setelah anak
mempunyai bahan, anak diminta untuk menceritakan kembali isi cerita, hal
itu memberi kesempatan anak untuk dapat menyusun kata-kata menjadi
kalimat dan menyampaikannya dengan segenap kemampuan. Pada saat
24
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
anak menceritakan kembali isi cerita, anak juga mendapat kesempatan
untuk bisa berani menuangkan gagasannya di depan teman-temannya.
Aktifitas bercerita atau membcakan cerita sangat merangsang
kecerdasan maupun aktifitas anak.Melalui dongeng, anak juga dapat di
ajak berkomunikasi serta mencoba untuk melontarkan suatu gagasan
terhadap pemecahan suatu masalah. Dan melalui diolog batin sikecil
dengan dongeng-dongeng yang didengarnya itu, tanpasadar mereka telah
menyerap beberapa sifat positif, seperti keberanian, kejujuran, kehormatan
diri, memiliki cita-cita, menyayangi binatang, dapat membedakan hal-hal
yang baik dan yang buruk, dan masih banyak lagi sifatpositif yang dapat di
serap oleh anak. (meaty H. idris:55).
6. Tujuan Kegiatan Bercerita
Sesuai dengan manfaat penggunaan metode bercerita bagi anak tk
yang telah di kemukakan, kegiatan bercerita merupakan salah satu cara
yang di tempuh guru untuk member pengalaman belajar agar anak
memperoleh penguasaan isi cerita yangdi sampaikan lebih baik. Melalui
bercerita anak menyerap pesan-pesan yang dituturkan melalui kegiatan
bercerita.Penuturan cerita yang sarat informasi atau nilai-nilai itu di hayati
anak dan di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kegiatan bercerita anak di bimbiing mengembangkan
kemampuan untuk mendengarkan cerita guru yang bertujuan untuk
memberikn informasi atau menanamkan nilai-nilai social, moral, dan
keagamaan, pemberian informasi tentang lingkungan fisik dan lingkungan
social. Lingkungan fisik itu meliputi segala sesuatu yang ada di sekitar
anak yang non-manusia. Dalam kaitan lingkungan fisik melalui cerita
anak memperoleh informasi tentang binatang, pristiwa yang terjadi di
lingkungan anak, bermacam makanan,pakaian perumahan, tanaman yang
25
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
terdapat di halaman rumah, sekolah, kejadian dirumah dan dijalan.
Bermacam nilai social, moral, dan agama dapat di tanamkan melalui
kegiatan bercerita. Nilai-nilai social yang dapat di tanamkan kepada anak
tk yakni bagaimana sikap seseorang dalam hidup bersama dengan orang
lain. Dalam hidup bersama oranglain harus ditanamkan sikap saling
menghormati, menghargai hak orang lain, saling membutuhkan,
menyadari tanggungjawab bersama, saling menolong, dan sebagainya.
Moeslichatoen R. (2004 : 170-171)
7. Rancangan Kegiatan Bercerita
Secara umum persiapan guru untuk merancang kegiatan bercerita
yaitu:
a. Menetapkan tujuan dan tema yang di pilih
Tujuan penggunaan metode bercerita terutama dalam
rangkaa memberikan pengalaman belajarmelalui cerita guru untuk
mencapai tujuan pengajaran.Tujuan pengajaran melalui bercerita
ada dua macam yakni memberikan informasi atau menanamkan
nilai-nilai social, moral, atau keagamaan.misal, kita menetapkan
rancangan tujuan menetapkan nilai-nilai. Dalam menetapkan tujuan
pengajaran itu harus di kaitkan dengan tema yang kita pilih .tema
itu harus ada kedekatan hubungan dengan kehidupan anak di dalam
keluarga, sekolah, atau di luar sekolah. Tema itu harus menarik,
memikat perhatian anak dan menantang anak untuk menanggapi,
menggetarkan perasaan, serta menyentuh nuraninya.
b. Menetapkan rancangan bercerita yang di pilih
Bilakita telah menetapkan rancangan tujuan dan tema yakni
peka dan tanggap penderitaan orang lain suka menolong dan cinta
26
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
terhadap orang lain dengan tama bencana banjir. Maka guru harus
memilihsalah satu di antara bentuk-bentuk bercerita
c. Menetapkan bahan, dan alat yang di perlukan untuk kegiatan
bercerita.
Sesuai dengan bentuk cerita yang akan di tuturkan guru itu,
bila guru menggunakan bentuk bercerita dengan menggunakan
media boneka tangan maka guru harus menyediakan boneka sesuai
cerita yang akan di sajikan. . Moeslichatoen R. (2004: 176-177)
d. Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita.
Dalam memberikan pengalaman belajar melaluipenuturan
cerita, guru lebih dahulu menetapkan rancangan langkah-langkah
yng harus di lalui dalaam bercerita, bentuk cerita mana yang di
pilih, pada dasarnya langkah-langkah kegiatannya sama. Sesuai
dengan rancangan dan tujuan maka di tetapkan langkah-langkah
sebagai berikut:
Langkah pertama, mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam
kegiatanbercerita kepada anak.
Langkah kedua, mengatur tampat duduk anak.kemudian mengatur
bahan dan alat yang di pergunakan sebagaialat bantu bercerita
sesuai dengan bentuk bercerita yang di pilih.
Langkah ketiga, merupakan pembukaan pembukaan kegiatan
bercerita, guru menggali pengalaman-pengalaman anak dengan
kaitan pristiwa yangakan di ceritakan guru.
Langkah keemmpat,pengembangan berceritayang di tuturkan guru.
Guru menyajikan fakta-fakta di sekitar kehidupan sesuai cerita
guru.
27
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Langakah ke lima, merupakan langkah-langkah penutup kegiatan
bercerita dengan menunjukkan pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan isi cerita.
e. menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita
Keberhasilan dengan menggunakan cerita banyak di
pengaruhi oleh perancangan pelaksanaan kegiatan bercerita yang
telah di tetepkan. Dalam rancangan kegiatan bercerita telah di
tetapkan tujuan bercerita:
1) Menanamkan kepekaan dan ketanggapan terhadap
perderitaan orang lain
2) Menanamkan kesukaan menolong orang lain
3) Menanamkan kecintaan kepada orang lain
Sesuai dengan cerita yang di pilih, maka dapat di rancang
penilaian kegiatan bercerita dengan menggunakan tehnik bertanya
pada akhir kegiatan bercerita yang memberi petunjuk beberapa
besar perhatian dan tanggapan anak terhadap isi cerita.
Moeslichatoen R. (2004: 179-180).
28
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
tindakan kelas yang dilakukan di RA Nurul Yaqin simpang sungai duren, yang
menjadi objek penelitian ini yaitu siswa kelas A Nurul Yaqin Simpang Sungai
Duren .Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian tindakan untuk
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Peneliti bermaksud
memecahkan masalah berupa penerapan media boneka tangan untuk
meningkatkan keterampilan bercerita anak Kelompok A RANurul Yaqin
simpang sungai duren dalam mengucapkan kalimat saat menjawab dan
menceritakan pengalaman atau kejadian yang belum berkembang dengan
optimal dan terbatasnya kemampuan sebagian besar guru dalam menggunakan
media untuk mengembangkan keterampilan bercerita anak.
Desain Penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model Kemmis dan Mc Taggart. Model Kemmis dan Mc Taggart
merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt
Lewin, hanya saja komponen acting (tindakan) dengan observing
(pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan (Uno, 2011, hal. 87).
Tindakan penelitian ini dilakukan melalui empat tahap
yaituperencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (action), observasi
(observation), dan refleksi (reflection). Desain model Kemmis dan Taggart
dapat dilihat pada gambar 3. 2 (Sumadoyo, 2013, hal. 41).
29
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 3.01 Model Kemmis dan Taggart
Sumber: Jasman Jalil 2014: 15
Dalam model kemmis dan Mc.Tagart tindakan dan pengamatan dijadikan
satu kesatuan karena tindakan dan Observasi merupakan dua kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan. Dalam melaksanakan model ini peneliti berkolaborasi
dengan Guru Tk.
B. Seting dan Subjek Penelitian
a. Setiing penelitian
Penelitian ini dilakukan di RA Nurul Yaqin Simpang sungai duren yang
terletak di Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi..
Pemilihan tersebut sebagai tempat penelitian didasarkan atas pemikiran bahwa
fokus permasalahan penelitian yang akan menjadi objek ini relevan dengan
pokok permasalahan penelitian ini.Alasan praktis pemilihan lokasi tersebut
juga didasarkan beberapa pertimbangan, yaitu: a) keterjangkauan lokasi
penelitian oleh peneliti, baik dari segi tenaga maupun efesien waktu. b) situasi
sosialsebelum mendapatkan izin formal untuk memasuki lokasi tersebut
30
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
peneliti telah mengadakan komunikasi informal dengan pihak sekoalah hingga
mendapatkan izin secara informal.
b. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak RA Nurul Yaqin subjek penelitian
lainnya adalah guru dan peneliti sendiri adapun anak yang akan menjadi subjek
penelitian adalah 20 yang terdiri dari 14 laki-laki dan 6 perempuan berusia 5-6
tahun dikelompok belajar kelasA.
C. Prosedur Tindakan Penelitan
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian tindakan
kelas yang dilakukan di RA Nurul Yaqin simpang sungai duren, yang menjadi
objek penelitian ini yaitu siswa kelas A Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren
Dalam pelaksanaannya penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan bantuan
guru. Pihak yang melakukan tindakan adalah peneliti, sedangkan yang
melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah guru.
Desain Penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model Kemmis dan Mc Taggart. Model Kemmis dan Mc Taggart
merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt
Lewin, hanya saja komponen acting (tindakan) dengan observing
(pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan (Uno, 2011, hal. 87).
Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) langkah-
langkah atau prosedur umum yang dilakukan meliputi:
Pra Tindakan
1. Identifikasi masalah, langkah ini diawali dengan menganalisis hasil
belajar siswa berdasarkan hasil belajar harian dan keaktifan belajar
siswa pada materi sistem ekskresi dari tahun sebelumnya.
31
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Observasi, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal
tentang kegiatan belajar mengajar bercerita pada anak kelompok A
Simpang su ngai duren.
3. Analisis studi pustaka sesuai dengan permasalahan dan judul peneliti.
4. Menyelesaikan rancangan penelitian dengan bimbingan dosen hingga
memperoleh persetujuan untuk melakukan penelitian dari dosen yang
bersangkutan.
5. Permintaan izin untuk melakukan penelitian kepada bagian akademik
dan jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Menghubungi pihak RA Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren, dengan
menemui kepala sekolah, dengan menyerahkan surat izin penelitian
dari Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddi Jambi.
Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan yang telah disusun oleh peneliti yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut:
a. Guru dan peneliti menentukan kelas yang akan dijadikan tempat
penelitian yaitu pada kelas A RA Simpang Sungai Duren.
b. Guru dan peneliti menentukan materi yang akan diajarkan kepada
siswa.
c. Guru dan peneliti membuat program pembelajaran berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
d. Guru dan peneliti menyusun instrumen penelitian yang meliputi
lembar observasi keaktifan siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
32
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pelaksanaan penelitian berlangsung bersamaan dengan
pelaksanaan pembelajaran seperti biasa. Dalam melaksankan penelitian
ini, peneliti yang akan mengajar dan guru sebagai observer. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada skenario pembelajaran yang telah
disiapkan. Adapun tindakan dalam pembelajaran dengan skenario
pembelajaran sebagai berikut:
a) Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan siswa sebelum pembelajaran dimulai.
2. Guru mengucapkapkan salam, dan berdoa.
3. Guru melakukan apersepsi, menyampaikan motivasi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan inti
1. Guru menjelaskan tentang metode bercerita.
2. Guru menyimpulkan poin-poin penting dari materi bercerita.
3. Guru meminta siswa duduk rapid an mendengarkan apa yang
di sampaikan.
4. Guru meminta siswa merhatiakan saat guru menyampaikan
materi dengan metode bercerita tersebut.
5. Setelah guru selesai menyampaikan materi, guru meminta
siswa untuk menyampaikan alur cerita di depan kelas.
c) Penutup
1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
2. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan
salam.
3. Pengamatan
Pengamatan atau observasi dilakukan pada semua kegiatan
yang ditujukan untuk mengenali, merekam dan mendokumentasikan
33
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
setiap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Pengamaatan yang
dilakukan oleh peneliti yaitu pengamatan terhadap aktivitas atau
keaktifan siswa yang meliputi,keterampilan bercerita, keantusiasan
siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, kemampuan siswa dalam
diskusi, keberanian siswa dalam bertanya, kemampuan siswa dalam
menjawab pertanyaan dan memberikan pendapat atau sanggahan serta
pengamatan terhadap hasil belajar siswa sebelum dan sesudah tindakan.
4. Refleksi
Setelah observasi dilakukan maka kemudian akan dianalisis
seluruh data yang diperoleh. Setelah selesai dianalisis kemudian
direfleksikan sehingga diketahui tindakan, masalah, serta hasil yang
terjadi selama penelitian.Refleksi ini Sdigunakan untuk mengetahui
kekurangan-kekurangan yang terjadi sebagai acuan perencanaan
tindakan pada siklus berikutnya
.
Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan diawali dengan penetapan tindakan dari
perbaikan siklus I. Kemudian menyiapkan RPP yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran siklus II. Adapun skenario tindakan pada siklus
II dalam pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Guru dan peneliti menentukan tindakan perbaikan atau revisi
dalam tindakan siklus I.
b. Guru dan peneliti melakukan identifikasi masalah yang ada pada
siklus I dan akan diperbaiki pada siklus II.
c. Guru dan peneliti membuat RPP yang sudah disesuaikan dengan
materi pelajaran dengan menerapkan madia boneka tangan.
34
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
d. Guru dan peneliti menyusun instrumen penelitian yang meliputi
lembar observasi keaktifan belajar siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan penelitian berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan
pembelajaran seperti biasa.Dalam melaksankan penelitian ini, penulis dan
guru berkolaborasi dalam mengajar. Adapun proses belajar mengajar
mengacu pada skenario pembelajaran yang telah disiapkan. Adapun
tindakan dalam pembelajaran dengan skenario pembelajaran sebagai
berikut:
a. Pendahuluan
1) Guru mengkondisikan siswa sebelum pembelajaran
dimulai.
2) Guru mengucapkapkan salam, dan dilanjutkan berdoa
bersama.
3) Guru melakukan apersepsi, menyampaikan motivasi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan inti
1) Guru menjelaskan tentang materi cerita yang akan di
bawakan
2) Guru menunjukkan gambar dan boneka tangan sesuai
dengan alur cerita yang akan di bawakan.
3) Guru menjelaskan menjelaskan kembali cerita yang telah
di bawakan dan bertanya kepada anak.
4) Guru memberi kesempatan kepada anak untuk bertanya.
c. Penutup
35
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1) Guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan menjelaskan
manfaat dari pembelajaran cerita tersebut.
2) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan
salam.
3. Pengamatan
Pengamatan atau observasi dilakukan pada semua kegiatan yang
ditujukan untuk mengenali, merekam dan mendokumentasikan setiap
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Pengamaatan yang dilakukan
oleh peneliti yaitu pengamatan terhadap aktivitas atau kektifan siswa.
4. Refleksi
Setelah observasi dilakukan maka kemudian akan dianalisis
seluruh data yang diperoleh. Setelah selesai dianalisis kemudian
direfleksikan sehingga diketahui tindakan, masalah, serta hasil yang terjadi
selama penelitian.Refleksi ini digunakan untuk mengetahui kekurangan-
kekurangan yang terjadi sebagai acuan perencanaan tindakan pada siklus
berikutnya.
D. Sumber Data
1) Primer
Data primer yang peneliti ambildidapatkan dari informan atau orang
yang dapat memberikan informasi tentang data penelitian. Yakni
kepala sekolah ,guru dan siswa Data tersebut diambil dari kegiatan
penerapan media boneka tangan dan sumber Buku primer tentang
keterampilan bercerita anak.
2) Sekunder
Data sekunder yang peneliti ambil berdasarkan buku-buku pendukung
yakni bercerita untuk anak usia dini, keterampilan bicara anak,
pembelajaran kreatif, manajenan pengolahan sekolah anak usia dini,
36
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
metode pengajaran di taman kanak-kanak, media pembelajaran kreatif,
konsep dasar paud ,penelitian tindakan kelas, dan melalui beberapa
teknik pengumpulan data baik melalui data siswa sumber dokumentasi
ataupun arsip.
E. Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data
Tehnik dan Intrumen pengumpul data amerupakan langkah yang
paling utama dalam penelitian. cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data.Teknik pengumpulan data dalam
penelitian tindakan kelas adalah catatan lapangan (observasi) dan
dokumentasi.
1. Observasi
Observasi merupakan pengambilan data untuk menilai sejauh mana
efek tindakan mencapai sasaran. Kegiatan observasi dilakukan untuk
mengamati semua yang terjadi dalam kelas saat terjadi tindakan dengan
mencatat hal-hal yang terjadi secara detail mulai dari yang terkecil.
Mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran, perabaan, dan pengecap.
Tabel 3.01
Kisi-Kisi Lembar Observasi Peningkatan Keterampilan Bercerita Anak Melalui
Boneka Tangan
Variable Sub variable Indicator
Keterampilan bercerita
Keterampilan dalam
menyampaikan ide, fikiran,
gagasan dan prasaan kepada
orang lain menggunakan
Anak dapat menyampaikan
ide,fikiran, gagasan dan
prasaan dengan lancar dan
jelas
37
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
bahasa lisan dengan lancar
dan jelas sehingga maksud
tersebut dapat di pahami
orang lain
Anak dapat membuat
kalimat sederhana dalam
bahasa lisan dan struktur
lengkap
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu.Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, atau kebijakan.Dokumen yang
berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, atau sketsa.Dokumen
yang berbentuk karya misalnya karya seni yang dapat berbentuk gambar,
patung, atau film.Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan berupa
foto saat guru dan anak melakukan kegiatan pembelajaran peningkatan
keterampilan Bercerita menggunakan media boneka tangan itu
berlangsung.
3. Wawancara
Dalampenelitian ini di gunakan jenis wawancara bebas terpimpin
yaitu saatwawancara hanya berpedoman pada garis besar tentang hal-hal
yang akan di tanyakan.hasil dari wawancara ini adalah untuk
mengetahuiinformasi mengenai media yang di gunakan guru, hasil belajar
siswa, kendala-kendala yang di hadapi guru dalam pembelajaran.
Tabel 3.02
Kisi-Kisi Wawancara Untuk Guru Kelompok A
No Komponen Aspek yang di tanyakan
38
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1.
Latar belakang
a) indikator keterampilan bercerita yang telah di capai
anak
b) beberapa anak yang belum mampu tampil dalam
bercerita
2. Evaluasi a) kendala dalam pembelajaran bercerita
b) faktor pendukung dalam pembelajaran bercerita
4. Catatan Lapangan
Tehnikini untuk mendapatkan informasi berupa kegiatan-kegiatan
yang tidak terangkum dalam pedoman obserpasi yang telah di buat oleh
peneliti.dalam penelitian ini yang menulis catatan lapangan adalah peneliti
sebagai pelaksana tindakan.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dari penelitian ini adalah dengan cara deskriptif kualitatif dan
deskriptif kuantitatif yaitu dengan cara menganalisis data keaktifan belajar siswa
dari hasil penerapan media boneka tangan untuk meningkatkan keterampilan
bercerita , dan angket pada siklus I sampai dengan siklus II atau tahap selanjutnya.
Model analisis data yang digunakan adalah model Miles dan Hubberman.
Menurut Miles dan Hubberman mengemukakan bahwa aktifitas dalam
menganalisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya tidak jenuh (Sugiono, 2016, hal.
333). Menurut Milles and Huberman, analisis data tertata dalam situs ditegaskan
bahwa kolom pada sebuah matriks tata waktu disusun dengan jangka waktu,
dalam susunan tahapan, sehingga dapat dilihat kapan gejala tertentu terjadi.
Model dari Miles dan Huberman, yang membagi langkah-langkah dalam
kegiatan analisis data dengan beberapa bagian yaitu pengumpulan data (data
collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan
penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclutions).
39
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1. Reduksi data
Pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan tramsformasi data kasar yang muncul dari catatan-
catatan terttulis dilapangan. Proses pengumpulan data dilapangan, mellaui
observasi, wawancara dan dokumentasi merupakandata yang penulis
ambil dilapangan, untuk memberikan gambaran dalam mencari jawaban
pertanyaaan penelitian. Kegiatan reduksi ini bertujuan untuk memperkuat
data yang ada.
2.Penyajian data
Penyajian data dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk teks
naratif, yaitu berupa catatan-catatan lapangan terkumpul yang kemudian
penulis sederhanakan sesuai dengan sub fokus pembahasan .
3. Kesimpulan/verfikasi
Kegiatan selanjutnya adalah menarik kesimpulan dan verifikasi
yang tersusun dalam satu kesatuan yang utuh dan mudah
dipahami.Kegiatan verifikasi ini digunakan untuk membuat kesimpulan
menjadi kredibel, artinya terpercaya serta dapat teruji dengan bukti catatan
lapangan, demikian kesimpulan ini dikemukakan menjadi kuat dan valid
dalam prosesnya.
Teknik analisis data yang berupa data yang disajikan berdasarkan
angka-angka, maka menggunkan analisis deskriptif presentase dengan
menggunakan rumus sebagai berikut: % = n x 100
N
Dengan demikian akan diketahui sejauh mana peningkatan yang
dicapai dalam proses pembelajaran. Hasil analisis data observasi
kemudian disajikan secara deskriptif kualitatif.
Tabel 3.03
40
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Skala Penilaian Keaktifan Siswa
Skor Kriteria
0 Berkembang sangat baik
1 Berkembang sesuai harapan
2 Mulai berkembang
3 Belum berkembang
Rumus yang digunakan dalam lembar observasi sebagai berikut :
% = n x 100
N
Keterangan : n = Skor yang diperoleh
N = Jumlah skor keseluruhan
Kemudian hasil persentase tersebut ditafsirkan dengan 5 kategori
interpretasi menurut Sugiono (2009) sebagai berikut:
Tabel 3.04
Kriteria Keaktifan Siswa
Persentase Kriteria
80 % – 100% Berkemban sangat baik
70 % – 80% Berkembang sesuai harapan
60 % – 70 % Mulai berkembang
50 % – 70 % Belum berkembang
41
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
F. Indikator Keberhasilan
Perumusan indikator di gunakan sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian
yang di lakukan. Indikator yang di gunakan dalam peneltian ini mengenai
penerapan media boneka tangan untuk meningkatkan keterampilan bercerita anak
pada kelompok A akan terlihat dari proses pembelajaran yang sesuai dengan
indikator keberhasilan yang telah di tetapkan.
Indikator keberhasilan dalam penelitian ni adalah di tandai dengan adanya
perubahan menuju arah perbaikan. Indikator keberhasilan dapat di katakana
berhasil apabila penerapan media boneka tangan mengalami peningkatan sebesar
85% dari 20 jumlah anak di RA Nurul Yaqin smpang sungai duren, yaitu 19 anak
mencapai ndkator keberhasilan dengan kreteria baik.
42
H. Jadwal Penelitian
Tabel 3.05
Jadwal penelitian
No
Kegiatan
Bulan
September
Oktober
November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Dan
Pengesahan Judul
√
2 Pembuatan
Proposal
√ √ √ √
3 Perbaikan Proposal
Dan Seminar
√ √ √
4 Surat Izin Riset √
5 Pengumpulan Data √ √
6 Pengolahan Dan
Analisis Data
√ √ √
7 Pembuatan
Laporan
√
8 Bimbingan Dan
Perbaikan
√
9 Agenda Dan Ujian
Skripsi
10 Perbaikan Dan
Penyerahan
43
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Sekolah
` RA Nurul Yaqin simpang sungai duren yang terletak di JL. Jambi-Ma bulian,
Desa simpang sungai duren, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi
dengan jarak ke pusat kecamatan 10 KM dan jarak berpusat Kota Jambi 5
KM.Yayasan RA Nurul Yaqin berdiri pada 1 september 2014.Setatus kepemlikan
tanah Yayasan Nurul Yaqih masih menumpang, berdiri di atas tanah seluas 2371145
dengan perincian luas bangunanSekolah 10 M, dan luas lapangan olahraga 162 M.
Sejak berdiri RA Nurul Yaqin belum pernah mengalami pergantian pemimpin.
Yayasan RA Nurul Yaqin dipimpin oleh Dra. Jamilah, M.Pd.i, dan memiliki 6
tenaga pendidik, yatu Suriyanti, S.Pd.I, Patmawati,S.Sos, Siti Maisaroh, S.Pd, Juni
Wati, S.Pd.I, Megawati, SH, dan mirliani, perkelasnya mempunyai 2 orang guru.
Adapun jumlah siswa RA Nurul Yaqin pada saat ini adalah 20 siswa yang terdiri dari
3 kelas, dan setiap kelasnya terdiri dari 20 siswa.
2. Data Umum Sekolah
IDENTITAS LEMBAGA
1. Nama Yayasan : NURUL YAQIN
2. Nama Lembaga : Raudhatul Athfal NURUL YAQIN
3. Jenis Layanan : Raudhatul athfal (RA)
4. Tahun Berdiri : 2007
5. No. Tanggal Berdri Akta : 01 September 2014
6. No. Tgl Izin Operasional : KD.05.05/4/HK.00.8/115/20 juli 2010
7. NPWP Yayasan : 71.283.174.2-331.000
8. No. Rek Lembaga : 7092066872
9. Bank Unit : Mandiri Syariah/KKIAIN STS
Jambi/1012150550009
10. No. NPSN/NSMRA : 69731190/101215050009
11. Akreditasi :
44
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
12. Alamat Desa : Jln. Jambi - Ma.Bulian Desa Simpang
Sungai Duren Rt. Rw. No.
Kecamatan :Jambi Luar Kota
Kabupaten : Muaro Jambi
Provinsi: Jambi
Kode Pos : 36363
Hp : 085368999033
13. Kepemilikan tanah : Menumpang
- No Sertifikasi : a. Status Tanah: Pinjam Pakai
b. Luas Tanah : 2371145
14. Email : [email protected]
3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
a. Visi
Terwujudnya Generasi Qur‟ani, Sehat, Cerdas, dan Mandiri
b. Misi
1. Gemar mengaji setiap hari
2. Menanamkan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya sejak dini
3. Membiasakan pelaksanaan ibadah sesuai aturan Al Qur‟an dan tuntunan
Rasululloh SAW
4. Menanamkan semangat untuk belajar dan menuntut ilmu
5. Memberikan stimulasi seluruh aspek perkembangan anak sehingga anak
terbiasa kemandiriannya dan siap menuju jenjang pendidikan berikutnya
6. Membiasakan perilaku hidup sehat
7. Menanamkan sikap peduli kepada sesama manusia dan lingkungan
sekitar.
c. tujuan
1. Mewujudkan Generasi cinta Al Qur‟an
2. Mewujudkan generasi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
3. Membentuk generasi yang berakhlaqul karimah seperti yang diteladani
Nabi Muhammad SAW.
45
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
4. Rajin belajar taat ibadah
5. Peduli terhadap lingkungan yang bersih dan sehat.
4. Denah Lokasi Sekolah
DENAH LOKASI
Yayasan Nurul Yaqin
Masjid lapangan pom bensin
jl. Jambi-Ma. Bulian Dari kota jambi
Jalan nes
muara
bulian
Gambar 4. 01
Denah lokasi sekolah
46
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
4. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru dan anak
Tenaga Pengajar di Taman Kanak-kanak Nurul Yaqin mempunyai tugas
penting, yakni mengolah pelajaran untuk dapat disampaikan kepada anak didik.
Seorang guru memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membina dan
mengembangkan anak didiknya. Tenaga pengajar di TK Nurul Yaqin terdiri dari
6 orang yaitu, Suriyanti, S.Pd.I, Patmawati,S.Sos, Siti Maisaroh, S.Pd, Juni Wati,
SPd.I, Megawati, SH, dan mirliani, dengan latar belakang 5 guru berpendidikan
SI dan 1 orang guru dalam proses SI. dengan kualifikasi tersebut sangat
mendukung kemajuan dari segi sumber daya mengajar telah terpenuhi dengan
baik. Yayasan RA Nurul Yaqin dipimpin oleh Dra. Jamilah, M.Pd. Adapun
jumlah siswa RA Nurul Yaqin pada saat ini adalah 20 siswa yang terdiri dari 3
kelas, dan setiap kelasnya terdiri dari 20 siswa.
b. Struktur Organisasi sekolah
Lembaga pendidikan formal sebagai penyelenggara organisasi kerja, di
selenggarakan secara sistematis, terpimpin dan terarah pada tujuan yang di
harapkan. Untuk itu RA Nurul Yaqin telah menata suatu struktur organisasi
sekolah. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar berikut:
47
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Struktur Organisasi Raudhatul Athfal (RA) NURUL YAQIN
Desa Simpang Sungai Duren
Kec. Jambi Luar KotaKab. Muaro Jambi
KEPALA YAYASAN
NURUL YAQIN
Drs. Djunaidi M.Pd.I
c.
s
Gambar 4.02
Struktur organisasi sekolah
PENGELOLA
Dra. Jamilah, M. Pd.I
KEPALA SEKOLAH
SURIYATI, S.Pd.I
SEKRETARIS
SITI MAISAROH
MAJLIS GURU
FATMAWATI, S.Sos
BENDAHARA
FATMAWATI, S.Sos MEGAWATI, SH
TATA USAHA
MEGAWATI, SH
SITI MAISAROH, SPd.I
JUNIWATI, S.Pd.I
OPERATOR
JUNIWATI, S.Pd.I MUSTANIRAH
KOMITE SEKOLAH
48
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
5. Keadaan Siswa
Siswa adalah objek pendidikan, dididik, diarahkan, diberikan bermacam-
macam ilmu pengetahuan serta keterampilan. Siswa merupakan unsur esensial
yang harus ada dalam proses belajar mengajar, tanpa adanya siswa tentunya tujuan
pembelajaran tidak akan terlaksana. Siswa RA Nurul Yaqin simpang suangi duren
Tahun Ajaran 2018/2019 berjumlah 63 orang siswa yang telah terbagi menjadi 3
kelas dan satu kelasnya terdiri atas 20 anak. Berikut data anak yang di teliti:
Tabel 4.01
Data nama anak kelas kelas A Nurul Yaqin
No Inisial Siswa Jenis Kelamin
Ahmat Syabil Assytar Laki-Laki
Alya Humairoh Perempuan
Andika Mustafa Laki-Laki
Badi Aufa Al-Azam Perempuan
Cinta Annaila Perempuan
Della Febriyansyah Effendi Perempuan
Hiban Syahwan Laki-Laki
Indira Salsabilah Perempuan
Irfan Syafaruddin Laki-Laki
M. Keynan Laki-Laki
M. Nur-Ilham Laki-Laki
M. Ikbal Laki-Laki
M. Rifki Laki-Laki
M. Daffa Laki-Laki
M. Al-Arif Laki-Laki
Rahmi Fadllah Utami Perempuan
Refandi Pratama Laki-Laki
Refandi Ramadhan Laki-Laki
Rifki Dwi Panggi Laki-Laki
Syafirah Anandita Perempuan
6. Sarana dan Prasarana Madrasah
Ada tiga factor yang harus ada dalam proses pembelajaran, yaitu, guru,siswa dan
instrument belajar, ketiadaan salah satu factor tersebut maka tidak berlangsung suatu
proses pembelajaran. Salah satu bentuk dari instrument belajar yaitu sarana dan
prasarana yang merupakan factor vital dalam penyelenggraan pendidikan.Sarana
49
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
merupakan tempat berlangssungnya pembelajaran agar berjalan dengan baik dan juga
memberika motivasi kepada siswa untuk belajar dengan baik.
Adapun sarana dan prasarana yang dapat menunjang berlangsungnya proses
pembelajaran di Taman Kanak-kanak Nurul Yaqin dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4. 02
sarana prasarana perlengkapan sekolah
No Jenis Jumlah Kondisi
1 Meja ketua yayasan 1 unit Baik
2 Meja kepala sekolah 1 unit Baik
3 Kursi kepala sekolah 1 unit Baik
4 Meja administrai 3 unit Baik
5 Kursi administrasi 2 unit Baik
6 Kursi guru kelas 2 unit Baik
7 Meja siswa 65 unit Baik
8 Kursi siswa 65 unit Baik
9 Papan tulis kelas 3 unit Baik
10 Lemari buku 3 unit Baik
11 Lemari alat peraga 2 unit Baik
12 Printer 1 unit Baik
13 Alat peraga Outdoor
Ayunan
Jungkat-jungkit
Pelosotan
jembatan
gantungan
5 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
14 Tempat Sampah
4 unit
Baik
Tabel 4.03
Keadaan prasarana Taman Kanak-kanak Nurul Yaqin
No Jenis Jumlah Kondisi
1 Ruang kantor sekolah 1 Baik
2 Ruang Kelas 3 Baik
3 Toilet 1 Baik
4 Lapangan 1 Baik
50
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan di TK Nurul Yaqin simpang sungai duren .Tujuanya
adalah untuk mengembangkan keerampilan bercerita melalui media boneka tangan..
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi yang telah
disusun oleh peneliti berdasarkan landasan teori dan telah divalidasi sebanyak 5 item.
Langkah pertama dalam pengambilan data adalah dengan melakukan tes awal (pra
siklus).Tes ini dilakukan untuk mengetahui skor anak sebelum diberi perlakuan
(treatment). Setelah dilakukan tes awal langkah selanjutnya yaitu memberi perlakuan
kepada anak, dalam hal ini bentuk perlakuanya adalah bercerita menggunakan media
bonneka tangan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH). Setelah
perlakuan selesai selanjutnya dilakukan tes akhir( posttest).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap anak kelas A RA Nurul Yaqin didapat skor
akhir pada pra siklus, siklus 1 dan siklus II dari hasil kegiatan anak, yang diperoleh dari 5
pernyataan. Dengan kriteria penilaian sebagai berikut: 1 jika pertanyaan dijawab belum
berkembang (BB). Skor 2 jika pertanyaan dijaawab mulai berkembang (MB), skor 3 jika
pertanyaan dijaawab berkembang sesuai harapan (BSH), skor 4 jika pertanyaan dijaawab
berkembang sangat baik (BSB).
Kondisi awal pemahaman siswa lokal A di RA Nurul Yaqin masih terlihat Rendah
,hal ini dapat dilihat dari hasil Observasi Awal Peneliti.
Tabel 4. 04
Data penilaian prasiklus
No Nama
Indkator
Nilai
Siswa
Tingkat
Capaian Ide Fikiran gagasan
Prasaan
lancar dan
jelas
1 A1 50 60 60 60 58 BB
2 A2 50 50 58 79 59 BB
3 A3 50 50 58 79 59 BB
4 A4 70 67 62 70 67 MB
5 A5 58 60 60 59 59 BB
6 A6 70 60 75 70 69 MB
7 A7 60 58 58 60 59 BB
8 A8 70 70 79 89 77 BSH
9 A9 54 54 51 60 55 BB
10 A10 50 60 81 50 60 MB
11 A11 62 62 53 57 59 BB
12 A12 74 73 60 70 69 MB
51
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
13 A13 50 58 65 60 58 BB
14 A14 56 57 60 60 58 BB
15 A15 73 79 79 80 78 BSH
16 A16 54 60 53 56 56 BB
17 A17 75 78 79 85 79 BSH
18 A18 50 58 57 60 56 BB
19 A19 58 58 62 50 57 BB
20 A20 80 78 71 80 77 BSH
Jumlah Nila Siswa
1,270
Dari data yang diperoleh peneliti pada penelitian meningkatkan keterampilan
bercerita menggunakan media boneka tangan di RA Nurul Yaqin simpang suangai duren
sebelum diberikan perlakuan menggambarkan bahwa rata-rata TCP kemampuan anak
pada pra siklus berada pada kategori belum berkembang sebanyak 12 anak, ini berarti ada
60% dan mendapat TCP anak terendah yaitu 26 sedangkan TCP anak Berkembang sesuai
Harapan sebanyak 4 anak berarti ada 20% serta TCP mulai berkembang terdapat 4 anak
berarti ada 20%.
Setelah diperoleh skor pretest anak, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
pemberian perlakuan (treatment) yaitu meningkatkan melalui bercerita boneka tangan.
Perlakuan yang diberikan dilakukan secara bertahap terlebih dahulu dalam siklus I, yang
dilakukan tanpa menggunakan alat peraga edukatif dan pada siklus II dilakukan dengan
menggunakan alat peraga edukatif, dimana setiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali
pertemuan serta dilakukan sesuai dengan tema pembelajaran.
1. SIKLUS 1
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru. siklus I dilaksanakan dalam
tiga kali pertemuan. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I, adalah sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan di lakukan sebelum pelaksanaan tindakan yaitu pada hari rabu 13
februari 2019. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan silabus pembelajaran, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menentukan tema dan sub tema pembelajaran yang
akan di laksanakan yaitu:
52
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 4.05
Perencanaan pembelajaran siklus satu
No Hari/Tanggal Pertemuan Materi
1 Selasa,
12 Februari 2019
Pertemuan I Tema: Profesi dengan
subtema : Polisi
2 Senin,
18 Februari 2019
Pertemua II Tema: Profesi dengan
subtema: Guru
kemudian setelah menentukan tama dan sub tema di lanjutkan memilih
indikator dan merumuskannya ke dalam rencana kegiatan harian (RPPH).Kegiatan
siklus I pertemuan pertama pada proses penerapan media boneka tangan adalah
metode Tanya jawab, di mana cerita yang telah di sampaikan guru akan di tanyakan
kembali sesuai dengan daftar pertanyaan yang telah di buat peneliti. Kegiatan siklus
satu pertemuan kedua adalah dengan menggunakan metode bercerita yakni
menceritakan kembali cerita yang telah di sampaikan guru dengan media boneka
tangan, setiap anak di panggil satu persatu untuk maju kedepan dan menceritakan
kembal cerita yang telah di sampaikan guru.
b. Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus satu terdiri dari 2
pertemuan.Berikut deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran.
1) Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 februari
2018, yaitu pada pukul 07. 30 – 09. 00 WIB. Jumlah siswa yang mengikuti
pembelajaran ini adalah 20 siswa. Pelaksanaan penelitian ini disertai dengan
kegiatan observasi yang di bantu oleh satu observer yaitu guru kelas A dan
satu rekan mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin
Jambi. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.
a) Kegiatan awal
Pada kegiatan awal, siswa dikondisikan agar siap mengikuti
pembelajaran. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan
53
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mengajak siswa berdoa bersama sebelum memulai pelajaran,
bernyanyi, bertepuk tangan,dan memperkenalkan diri, mengecek
kehadiran siswa, pada jam pertama. anak melakuakan praktek sholat
berjamaah. setelah selesai anak memasuki kelas, ketika sudah di kelas
anak mengikuti intruksi dari guru dan siap untuk belajar. Sebelum
kegiatan inti di mulai guru menjelaskan metode yang akan digunakan
yaitu metode bercerita menggunakan media boneka tangan dengan
tema yang sudah di buat oleh peneliti dan merumuskan tujuan
pembelajaran yang akan di capai dalam proses pembelajaran tersebut.
b) Kegiatan inti
Kegiatan pada tahap ini diawali dengan menggunakan metode
bercerita dengan menggunakan boneka tanganyang sudah di
persiapkan . Setelah itu guru memberikan penjelasan materi dengan
dibantu alat pembelajaran yang telah disediakan, sedangkan siswa
memperhatikan penjelasan guru. Jika siswa tidak memperhatikan guru
maka siswa tidak akan mampu menjawab pertanyaan guru yang telah
disiapkan oleh guru. Setelah guru selesai menjelaskan materi dan
bertanya kepada siswa guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan kembali materi yang belum dipahami selama proses
belajar mengajar.
c) Penutup
Siswa diminta menyampaikan pendapatnya tentang cerita yang
telah di sampakan guru. Sebagian kecil siswa berani menyimpulkan
materi meskipun beberapa siswa yang lain ramai sendiri. Guru
kemudian memberikan nilai untuk mengetahui keaktifan belajar siswa
setelah tindakan. Sebelum proses pembelajaran selesai, guru memberi
motivasi kepada siswa untuk selalu rajin belajar dan selalu percaya diri
dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru tanpa harus
disurSSuh guru terlebih dahulu dan guru menutup pembelajaran
dengan salam.
1. Pertemuan II
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu 21 februari 2018 jam
pelajaran pertama yaitu pada pukul 07. 30 – 09.00 WIB. Jumlah siswa yang
54
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
hadir adalah 20 siswa. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan
kedua adalah sebagai berikut:.
a) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal, siswa dikondisikan agar siap mengikuti
pembelajaran. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan
mengajak siswa berdoa bersama sebelum memulai pelajaran, mengecek
kehadiran siswa, guru memberikan apersepsi dengan menanyakan apa saja
tahap-tahap dalam pembentukan urine dan merumuskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dalam proses pembelajaran tersebut.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan pada tahap ini diawali dengan memberikan penjelasan
mengenai kegiatan menggunakan boneka tangan yang akan di sampaikan
oleh guru. Guru juga menjelaskan peraturan kegiatan hari ini. ketika anak
sudah dapat di koordisikan maka guru akan memulai bercerta dengan
menggunakan boneka tangan yang telah di sediakan dengan alur cerita
yang telah di buat. Yaitu cerita „‟si kelinci dan si monyet‟‟ anak-anak di
minta untuk mendengarkan cerita yang akan di sampaikan guru. Kemudian
setelah ibu guru selesai bercerita, guru melakukan Tanya jawab sesua
dengan isi alur cerita yang telah di sampakan tadi.
c) Penutup
Guru mengajak anak-anak untuk berdiri membuat dua baris setelah itu
guru menjelaskan kuku yang sehatdan bersih. Kemudan setelah kegiatan
berahir anak-anak di minta untuk membuat bentuk lingkaran untuk
bersama-sama mengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran dengan Tanya
jawab dan diskusi tentang kegiatan apa saja yang di lakukan pada hari ini.
Anak-anak menjawab pertanyaan guru dengan baik. Kegiatan Tanya
jawab antara anak dan guru bertujuan anak menggali tentang keteramplan
bercerita anak. Dan di berkan kesempatan untuk bercerita tentang kegiatan
yang telah di lakukannya pada hari ini. setelah melakukan sesi Tanya
jawab pada kegiatan ahir guru memberikan beberapa nasehat padaa anak
mengenai perilaku yang kurang bak terhadap orang tua. Kegiatan
selanjutnya yaitu bernyanyi dan melakukan tepuk tangan dan selanjutnya
doa.
55
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Peneliti mengamati perkembangan bercerita anak dengan aspek
penilaan yang ada di dalam nstrumen penelitian yaitu menyampaikan
maksud, (ide, fikiran, gagasan, dan prasaan) dngan lancar dan jelas
membuat kalimat dalam bahasa lisan dan struktur lengkap.
d) pengamatan /Observasi
Observasi keaktifan siswa dilakukan selama proses pembelajaran
pertemuan pertama, kedua dan ketiga. Setelah melakukan perencanaan dan
pelaksanaan tahab selanjutnya dari penelitian tindakan kelas ini adalah
observasi dan refleksi. Observas di lakukan bersamaan dengan
berlangsungnya tindakan yaitu ketika bercerita menggunakan boneka tangan.
Dalam kegiatan observasi peneliti dibantu oleh guru kelas dan satu rekan
mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Hasil observasi yang
diperoleh selama penelitian siklus I hasilnya dapat dilihat pada table berikut
ini.Hasilnya dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 4.06
Hasil refleksi siklus satu
No Nama
Indkator
Nilai
Siswa
Tingkat
Capaian Ide Fikiran Gagasan
Prasaan
lancar dan
jelas
1 A1 68 65 70 67 68 MB
2 A2 79 76 69 80 80 BSB
3 A3 65 73 69 71 70 BSH
4 A4 69 74 65 68 69 MB
5 A5 69 74 72 70 71 BSH
6 A6 69 69 68 73 70 BSH
7 A7 69 66 64 67 67 MB
8 A8 70 69 65 67 68 MB
9 A9 70 79 78 80 80 BSB
10 A10 80 70 79 79 80 BSB
11 A11 68 74 67 70 70 BSH
12 A12 69 71 67 70 69 MB
13 A13 70 80 80 79 80 BSB
14 A14 69 70 68 64 68 MB
15 A15 69 74 70 66 70 BSH
16 A16 80 83 70 64 80 BSB
17 A17 71 72 70 68 70 BSH
18 A18 70 73 80 79 80 BSB
19 A19 71 72 70 68 70 BSH
56
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
20 A20 72 70 67 67 69 MB
Jumlah Nila Siswa 1,381
Keterangan :
Jumlah anak :20
Anak yang belum berkembang tidak ada yaitu 0%
Anak yang mulai berkembang ada 6 yaitu 30%
Anak yang berkembang sesuai harapan ada 8 yaitu 40%
Anak yang berkembang sangat baik ada 6 yaitu 30%
Skor penilaian :
BB: Belum berkembang skor 1
MB:Mulai berkembang skor 2
BSH:Berkembang sesuai harapan skor 3
BSB:Berkembang sangat Baik skor 4
e) Refleksi
Berdasarkan analisis tindakan siklus I menunjukkan bahwa tahapan-
tahapan yg dibahas mengenai meningkatkan keterampilan bercerita
menggunakan boneka tangan anak sudah berjalan cukup baik walaupun masih
terdapat kekurangan dan kendala. adapun kendala dan kekurangan pada siklus
I yang di hadapi oleh guru dan penelti yaitu sebagai berikut.
1) lokasi waktu saat penjelasan materi kelebihan diakibatkan oleh
sebagian anak yang masih belum fokus terhadap pembelajaran.
2) Masih ada siswa yang sibuk berbicara dengan temannya saat proses
pembelajaran.
3) Ketika Tanya jawab guru mengalami kesulitan saat mengatur anak
untuk tidak ramai di kelas, karena di kelas lebih banyak anak laki-laki
di banding perempuan.
4) Pada saat anak di minta maju satu persatu sebagian anak mash malu
dan belum peaya diri.
Berdasarkan hasil refleksi, hal-hal yang perlu diperbaiki untuk
meningkatkan keaktifan belajar siswa pada siklus II yaitu:
1) Guru harus bisa mengondisikan siswa dengan baik dan mengatur waktu
saat pembelajaran, agar waktu yang digunakan tidak kelebihan.
57
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2) Guru harus bisa menciptakan pembelajaran yang menarik sehingga
anak fokus pada pembelajaran.
3) Guru harus bisa memberikan penguatan atau memberi motivasi kepada
siswa agar aktif dalam pembelajaran dan diskusi.
4) Guru membuat boneka tangan yang lebih besar dan berwarna yang
lebih cerah, sehingga membuat perhatian anak.
Sedangkan hal-hal yang harus dipertahankan dan ditingkatkan yaitu
antusias anak terhadap pembelajaran, mengingat keterlaksanaan pembelajaran
telah ada peningkatan keterampilan bercerta kea rah yang di harapkan. tetapi
masih kurang maksimal. Oleh karena itu penelitian ini di lanjutkan pada siklus
II agar mencapai hasil yang di harapkan.
2. SIKLUS II
Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1 ternyata hasilnya masih menunukkan
banyak anak yang kurang mampu mencapai standar penilaian berkembang sangat baik,
hal tersebut membuat peneliti berusaha melakukan perbaikan melalui kegiatan pada siklus
II.Adapun kegiatan pada siklus II adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan RKH dan instrument yang akan di
gunakan dalam pelaksanaan siklus II yang selanjutkan di diskusikan bersama guru
kelas kelompok A untuk menyepakati bersama pelaksanaan yang akan di laksanakan.
Tabel 4.07
Perencanaan siklus dua
No Hari/Tanggal Pertemuan Materi
1 Senin , 4 Maret
2019
Pertemuan I Tema : Binatang
subtema : binatang berkaki empat
2 Senin, 11 Maret
2019
Pertemuan II Tema : tanaman
Subtema : jenis pohon berkayu
b. Tindakan dan Observasi
Tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu pada tangga 12
April 2019 dan 8 april 2019. Pertemuan pertama berlangsung selama 3 jam pelajaran
58
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
yaitu 3 x 40 menit dan pada pertemuan kedua berlangsung selama 2 jam pelajaran
yaitu 2 x 40 menit.
1) Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 4 maret 2019 yaitu
pada pukul 07. 30 – 09. 30 WIB. Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran ini
adalah 19 siswa. Pelaksanaan penelitian ini disertai dengan kegiatan observasi
yang di bantu oleh satu observer yaitu guru kelas A dan satu rekan mahasiswa dari
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Kegiatan pembelajaran
ini dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
telah dibuat.
a) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal, siswa dikondisikan agar siap mengikuti
pembelajaran. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan
mengajak siswa berdoa bersama sebelum memulai pelajaruan, mengecek
kehadiran siswa, guru mengadakan apersepsi mengenai tema yang akan di
bahas dan di lanjutkan dengan menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan
di laksanakan pada hari itu yang salh satunya adalah bercerita menggunakan
media boneka tangan.
b) Kegiatan Inti
Di mulai dengan penjelasan yang di berikan oleh guru, mengenai apa
saja yang akan di lakukan. Gurumenberikan penjelasan kembal kepada anak
mengenai tata cara bercerta menggunakan media boneka tangan secara
berlahan-lahan. Setelah itu guru membagi menjadi kelompok yang terdiri dari
5 anak. Pembagian kelompok di tunjukkan agar anak dapat berinteraksi
dengan teman-temannya, melatih lebih efektif lagi keterampilan bercerita
anak.
Pada kegiatan inti guru menyampaikan materi yang akan di ajarkan
pada hari itu sesuai dengan RKH yang telah di buat sebelumnya menggunakan
media moneka tangan. Pada pertemuan ini kegiatan bercerita menggunakan
boneka tangan dengan judul cerita „‟ si kelinci mencuri wortel‟‟. Langkah-
langkah kegiatannya yaitu bercerita menggunakan boneka tangan. Tahap
pertama guru menjelaskan kepada anak bagaimana menjelaskan dengan boeka
tangan. Tahap kedua ketika guru telah mencontohkan cerita yang akan di
ceritakan kembali oleh anak. Setiap kelompok yaitu maju 5 anak untuk
59
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan di depan kelas. Dengan seperti
ini anak lebh mudah dalam keterampilan bercerita, karena anak mula antusias
menggunakan media boneka tangan tersebut
a) Penutup
Guru menjelaskan tentang cara memegang pengsil yang baik seperti
apa, setiap anak di bagikan pengsil kemudian guru mencontohkan cara
memegang pensil yang benar dan tepat seperti apa. Kemudian setelah kegiatan
anak berakhir anak di mnta membuat lingkaran untuk bersama-sama
mengefaluasi hasil kegiatan pembelajaran dengan Tanya jawab dan diskus
tentang kegiatan apa saja yang sudah di lakukan pada hari itu. Anak menjawab
pertanyaan guru dengan cukup baik. Kegiatan Tanya jawab antara guru dan
anak bertujuan untuk menggali keterampulan bercerita anak. Anak di beri
kesempatan untuk bercerita mengena apa saja yang telah d lakukan pada hari
itu. Setelah selesai sesi Tanya jawab guu memberikan nasehat pada anak
mengena prlaku yang kurang baikterhadap orang tua. Kegiatan selanjutnya
yaitu bernyanyi dan melakukan tepuk tangan dan di lanjutkan doa sebelum
makan.
2) Pertemuan II
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari senin 11 Maret 2019.Pertemuan
kedua berlangsung selama 3 jam pelajaran yaitu 3 x 40 menit dan pada pertemuan
kedua berlangsung selama 2 jam pelajaran yaitu 2 x 40 menit. Jumlah anak yang
hadir adalah 20 anak. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan kedua
adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal, siswa dikondisikan agar siap mengikuti pembelajaran.
Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan mengajak siswa berdoa
bersama sebelum memulai pelajaran, mengecek kehadiran siswa, guru
melakukan apersepsi dengan menanyakan apa saja yang di pelajari
sebelumnya dan merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam
proses pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Di mulai dari penjelasan yang di berikan oleh peneliti mengenai
kegiatan apa saja yang akan di lakuakan. Guru memberikan penjelasan
kembali kepada anak tentang materi-materi yang di ajarkan pada hari itu
60
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sesuai dengan rencana kegiatan harian RKH yang telah di buat sebelumnya
dengan menggunakan media boneka tangan. Pada kegiatan kedua kegiatan
bercerita yang di lakukan yaitu mengenai cerita dengan tema‟‟ tanaman„‟ guru
meminta anak kembali membentuk kelompok dengan anggota yang berbeda.
Hal in bertujuan agar anak tdak hanya tampil bercerta dengan temannya
dengan satu temannya saja namun seluruhnya yang ada di kelas. Guru kembali
menconntohkan gerakan serta cerita kepada anak-anak. Setelah guru selesai
bercerita tap kelompok di minta maju kedepan cinta, ikbal, dan irfan.
Kelompok pertama ni telah mampu berbicara dengan baik. Anak sudah dapat
mengungkaapkan ide fikiran, gagasan dan prasaan serta sudah mampu
menyusun kalimat sederhana secara terstruktur. Namun ada juga beberapa
anak yang kurang mampu dan masih minta bimbingan guru hanya saja tidak
sebanyak pertemuan sebelumnya.
c) Penutup
Kegiatan ahir pembelajaran, guru menjelaskan tentang cara
menghormati orang yang lebih tua dari pada kita. Kemudian setelah kegiatan
berakhir anak-anak di minta membuat bentuk lingkaran untuk bersama-sama
mengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran yang telah di lakukan. Selanjutnya
diskusi tentang kegiatan apa saja yang sudah di lakukan pada hari itu. Anak
menjawab pertanyaan guru dengan cukup baik. Tanya jawab antara guru dan
anak bertujuan untuk menggal keterampilan bercerita anak. Anak di beri
banyak kesempatan untuk bercerita mengena kegiatan yang telah di
lakukannya pada hari itu. Setelah melakukan sesi Tanya jawab, pada kegiatan
ahir guru memberikan beberapa nasehat mengenai perilaku yang kurang baik
terhadap orang tua. Kegiatan selanjutnya yaitu, bernyanyi, tepuk tangan,
berdoa sebelum makan dan setelah makan.
d) Pengamatan /observasi
Observasi keaktifan anak dilaksanakan selama proses pembelajaran
pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Observasi dilaksanakan dengan cara
mengisi lembar observasi yang telah dibuat. Dalam kegiatan observasi peneliti
dibantu oleh guru kelas A dan satu rekan mahasiswa UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. Dalam kegiatan observasi yang di amati adalah keterampilan
bercerita tentang menyampaikan maksud (ide, gagasan, fikiran dan prasaan)
61
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dengan lancar dan membuat kalimat sederhana dalam bahasa lisan dan struktur
lengkap. Selama pelaksanaan pada siklus II ini telah terjadi peningkatan yaitu
sebagian besar anak sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran maupundalam
diskusi kelompok, terjadi peningkatan anak yang bertanya atau menjawab
pertanyaan dari guru, berani untuk maju ke dapan kelas untuk bercerita
menggunakan boneka tangan. Hal ini menunjukkan bahwa anak lebih aktif
dalam mengikuti pelajaran. Hasil observasi yang diperoleh selama penelitian
siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 08
Hasil refleksi dari siklus dua
No Nama
Indkator
Nilai
Siswa
Tingkat
Capaian Ide Fikiran Gagasan
Prasaan
lancar dan
jelas
1 A1 70 70 73 80 73 BSH
2 A2 81 89 80 79 82 BSB
3 A3 69 80 89 89 89 BSB
4 A4 69 69 66 69 69 MB
5 A5 84 80 80 89 83 BSB
6 A6 70 80 87 87 81 BSB
7 A7 87 85 86 87 86 BSB
8 A8 70 70 79 89 77 BSH
9 A9 80 76 80 86 81 BSB
10 A10 80 75 81 86 81 BSB
11 A11 89 79 87 80 84 BSB
12 A12 74 78 88 80 80 BSB
13 A13 76 79 79 89 81 BSB
14 A14 80 86 80 80 82 BSB
15 A15 80 79 80 80 80 BSB
16 A16 89 78 80 80 82 BSB
17 A17 75 78 80 80 80 BSB
18 A18 77 79 80 86 81 BSB
19 A19 77 79 80 86 81 BSB
20 A20 80 78 71 80 80 BSB
Jumlah Nila Siswa 1,607
62
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Keterangan :
Jumlah anak :20
Anak yang belum berkembang tidak ada yaitu0%
Anak yang mulai berkembang ada 1 yaitu 5%
Anak yang berkembang sesuai harapan ada 2 yaitu 10%
Anak yang berkembang sangat baik ada 17 yaitu 85%
Skor penilaian :
BB: Belum berkembang skor 1
MB:Mulai berkembang skor 2
BSH:Berkembang sesuai harapan skor 3
BSB:Berkembang sangat Baik skor 4
e) Refleksi
Refleksi pada siklus II di lakukan oleh peneliti dan kolaborator pada
ahir siklus II dalam refleksi ini di bahas mengenai data yang di peroleh pada
pelaksanaan siklus II. Anak begitu antusias mengikut pembelajaran karena
pembelaaran dari guru membuat anak senang dan tertarik mengikutinya,
sehingga kelompok kelas A sudah mengalami peningkatan lebih dari 80%
dengan indikator penyampaian maksud ( ide, fikiran, gagasan, dan prasaan)
dengan lancar dan jelas mencapai 89,80% , membuat kalimat sederhana
dengan bahasa lisan dan terstruktur lengkap mencapai 89, 78% dan telah
memenuhi indkator keberhasilan sehingga penelitian di rasa cukup dan di
hentikan sampai siklus II.
C. Interpretasi Hasil Analisis Data
Berdasasarkan hasil penelitian dari kedua siklus tersebut dapat terlihat adanya
perkembangan cukup berarti. Hasil pengukuran melalui penilaian tertulis
menunjukkan adanya peningkatan minat dan semangat anak dalam melakukan
kegiatan pembelajaran sehingga penelitiaan ini diakhiri pada siklus kedua dengan
empat kali pertemuan di kelas A RA Nurul Yaqin Muaro Jambi yang terletak di JL.
Jambi-Ma bulian, Desa simpang sungai duren, Kecamatan Jambi Luar Kota,
Kabupaten Muaro Jambi dengan jarak ke pusat kecamatan 10 KM dan jarak berpusat
Kota Jambi 5 KM. dijumpai peningkatan presentase perkembangan yang cukup
berarti. Hal ini dapat terungkap dalam table.
63
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 4. 09
Perbandingan Presentase Perkembangan Peserta Didik
Siklus Pertemuan
rpph ke
Bb Mb Bsh Bsb Jumlah
anak
Pra siklus 12 60% 4 20% 4 20% 0 0 20
Siklus 1 2 6 30% 3 15% 5 25% 6 30% 20
Siklus 2 4 0 0% 1 5% 2 100% 17 85% 20
Jumlah
presentase
100% 100% 100% 100%
Gambar 4. 03 hasil Presentase Prasiklus,Siklus 1, Siklus II
Pada siklus II Pun mengalami peningkatan yang sangat baik , dari 20 anak
didik yang menunjukkan berkembang sangat Baik (BSB) pada siklus satu tidak ada
menjadi drastis 85%, berkembang sesuai harapan BSH 20% Menjadi 10% dan Mulai
berkembang (MB) dari 20% menjadi 5%, sedangkan Belum berkembang dari 60%
menjadi 0%.
Berdasarkan analisis pada siklus 1 dan siklus II Maka dapat penulis simpulkan
bahwa bercerita dapat meningkatkan keterampilan anak. Dengan melalui bercerita
menggunakan media boneka tangan anak dapat percaya diri ketika maju kedepan
kelas.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
BB MB BSH BSB
PRA SIKLUS
SIKLUS 1
SIKLUS 2
64
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan media boneka tangan dapat meningkatkan keterampilan
bercerita anak. Penerapan menggunakan media boneka tangandapat mencakup tiga proses
terpisah tapi saling berkaitan satu sama lain, yaitu belajar mengucap kata, membangun
kosa kata dan membentuk kalimat. Maka dari itu belajar melalui bercrita sangat
mendukung peserta didik diRA Nurul Yaqin simpang sungai duren. Dapat dilihat dari
penelitian yang menunjukkan bahwa perkembangan kreativitas peserta didik yang
mengalami peningkatan. Pada siklus I peserta didik yang Belum Berkembang mempunyai
nilai persentase 30% sebanyak 6 anak, peserta didik yang Mulai Berkembang 15%
sebanyak 3 anak, peserta didik yang Berkembang Sesuai Harapan 25% sebanyak 5 anak
peserta didik yang Berkembang Sangat Baik mempunyai nilai persentase 30% sebanyak 6
anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya siswa kurang aktif dan kurang
fokus dalam menerima pembelajaran.
Bedasarkan siklus II, peserta didik yang Belum Berkembang mengalami jumlah yang
sangat rendah dibanding pertemuan sebelumnya 0% artinya tidak ada anak yang Belum
Berkembang, Mulai Berkembang 5% sebanyak 1 anak, Berkembang Sesuai Harapan 10%
sebanyak 2 anak, dan peserta didik yang Berkembang Sangat Baik mengalami
peningkatan yang bertambah dan dapat dikatakan berhasil karena telah sesuai dengan
indikator tingkat pencapaian yakni 85%.sebanyak 17 anak. Maka dapat penulis simpulkan
bahwa melalui bercerita menggunakan media boneka tangan di RA Nurul Yaqin simpang
sungai duren yang terletak di JL. Jambi-Ma bulian, Desa simpang sungai duren,
Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro jambi dapat meningkat sangat baik.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan, maka peneliti
menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Untuk Guru
65
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a. di harapkan guru dapat menggunakan metode pembelajaran bercerta
menggunakan media boneka tangan sebagai salah satu alernatif metode
pembelajaran di kelas.
b. penerapan metode pembelajaran bercerita menggunakan media boneka tangan
memerlukan waktu yang cukup banyak, sehingga guru harus mampu
mengorganisaskan waktu dengan baik.
c. dalam pembelajaran bercerita menggunakan media boneka tangan guru harus
dapat memberikan motivas kepada anak agar anak lebih aktif terlibat dalam
roses pembelajaran
2. Untuk Siswa
a. anak sebaiknya sering berlatih untuk belajar berbicara di depan kelas, belajar
menulis dengan rapi dan belajar fokus dalam kegiatan belajar mengajar.
b. anak sebaiknya fokus terhadap materi yang di sampaikan leh guru agar dapat
memahami mater pembelajaran dengan baik agar mudah menjawab
pertanyaan dari guru dan mengemukan kembali isi dalam pembelajaran
bercerta yang telah di sampakan oleh guru.
C. PENUTUP
Dengan mengucap syukur Alhamdulilahiroobil‟alamin kepada Allah SWT
yang telah memberikan segala rahmat-NYA, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Walaupun demikian, peneliti menyadari
skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini dimasa yang
akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya
pembaca bagi umumnya. Atas segala kekhilafan pefneliti mohon maaf kepada Allah
SWT mohon ampun.Amiin Ya Robbal „alamiin.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR PUSTAKA
Carol cooper,Clairehalsey,
sulaurent,Karensullifan,(2009).EnsiklopediaPengembanganAnak.erlangga all rights
reserved,
Herman zainidkk (2017).RaudhatulAtfal (Jurnalpendidikanislamanakusiadini)Vol 1 No1)
Hasnida, (2014).MediaPembelajaranKreatif.Ptluxima metro media.Cetpetama
Joko Sulianto, MeiFitaAsriUntari, FitriYuliantiPendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
PGRI [email protected]
Moeslichatoen R.(2OO4)MetodePengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Pt RenikaCipta
,Jakarta,.
Mulyasa.(2014)Manajemen PAUD. Oleh ptremajarosdakarya.
Meity H. Idris, (2014). MeningkatkanKecerdasanAnakUsia Dini MelaluiMendongen. Pt
luxima metro media.
Milles, B. Mathew dan MichaelHuberman. 1992. Analsis Data KualitatifbukuSumberTentang
Metode-MetodeBaru. Jakarta:UIP.
Pedomanpenulisanskripsi (2017) Universitas Islam Negri SulthanTahaha Saifuddin
FakultasTarbiyah Dan Keguruan.
Suyadi, (2013).Konsep Dasar Paud. Bandung Pt RemajaRosdakarya Offset.
Sabilrisaldy.(2014). ManajemenPengelolaanSekolahUsiaDini.Ptluxima metro media.
Santerock, J.W. (2007) PerkembanganAnak (Alihbahasa: Mila rahmawati dan Anna
kuswanti). Jakarta: erlangga.
Suhartono. (2015) PengembanganKeterampilanBicaraAnakUsia Dini. Depertemen
Pendidikan Dan Kebudayaan, DirektoratJendral Pendidikan Tinggi,
DirektoratPembinaan Pendidikan Tenaga Pendidikan Dan
KetenanganPerguruanTinggi.s
TadzkiroatunMusfiroh. (2005). BerceritaUntukAnakUsia Dini. Jakarta:
DepertemenPendididikan Nasional, DirektoratJendral Pendidikan
Tinggi,DirektoratPembinaan Tenaga Kependidikan Dan KetenagaanPerguruan
Tinggi.
Zainal Aqib,dkk. (2017) PenelitianTindakan Kelas (PTK) TK/RA,SLB/SDLB.
Ar-ruzz media.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Risalatul Jannah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal
Lahir
: Kediri, 29 maret 1996
Alamat : Simpang rimbo Kenali
besar rt 15 lorong tarbiyah
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat Email : RisalatulJannah@gmail.
Com
No. Kontak : 082307744637
Pengalaman-Pengalaman Pendidikan Formal
1. SD 122X Sungai Beras Lulus Tahun 2008
2. MTs Nurul Khoiriyah Lulus Tahun 2011
3. MA Irsyadul ibad Pemayung Lulus Tahun 2014
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Semester/Minggu/Hari ke :1 / 1 / 1 Hari, tanggal : selasa, 12 Februri 2019 Kelompok usia :5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : profesi/polisi/ Kompetensi Dasar (KD) : 1.1 – 2.3 – 2.9 – 3.2 – 4.2 – 3.3 – 4.3 – 3.11 – 4.11 – 3.15 – 4.15 Materi Kegiatan : -Macam–macam gambar lalu lintas
- gambar polisi - lampu lalu lintas - gerak lagu - tugas polisi - tolong menlong
Materi Pembiasaan:-Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah makan.
Alat dan bahan : kertas hps, lem, gambar plisi dan lalu lintas , dan pengsil. A. KEGIATAN PEMBUKA
1. Penerapan SOP pembukaan 2. Berdiskusi tentang apa saja yang di lakukan oleh polsi 3. Berdiskusi tentang menyayangi sesama 4. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. KEGIATAN INTI 1. Menyebutkan apa saja makna dari gambar lalu lintas 2. Menyebutkan kegunaan lampu lalu lintas 3. Bercerita
C. RECALLING
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan 2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain 3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama 4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya 5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. KEGIATAN PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini 2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai 3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 4. Menginformasikan kegiatan untuk besok 5. Penerapan SOP penutupan
E. RENCANA PENILAIAN
1. Sikap a. Dapat mensyukuri atas nikmat tuhan b. Mengggunakann kata sopan pada saat bertanya
2. Pengetahuan dan keterampilan a. Dapat menyebutkan arti dari gambar lalu lintas b. Dapat memahami perbedaan lampu lalu lintas
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Semester/Minggu/Hari ke :1 / 1 / 1 Hari, tanggal : senin, 18 Februri 2019 Kelompok usia :5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : profesi/ bidang penddikan/ guru /binatang berkaki empat/domba Kompetensi Dasar (KD) : 1.1 – 2.3 – 2.9 – 3.2 – 4.2 – 3.3 – 4.3 – 3.11 – 4.11 – 3.15 – 4.15 Materi Kegiatan : -Memanfaatkan ciptaan tuhan
- menaati tata tertip dalam bekerja - memerhatikan rang tua berbicara - tenaga pendidik - alat- alat untuk bekerja - tertarik aktifitas seni
Materi Pembiasaan:-Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah makan.
Alat dan bahan :kertas hps, gambar guru, dan pengsil. A. KEGIATAN PEMBUKA
5. Penerapan SOP pembukaan 6. Berdiskusi tentang apa saja yang di lakukan oleh polsi 7. Berdiskusi tentang menyayangi sesama 8. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. KEGIATAN INTI 4. Menyebutkan apa saja tugas guru 5. Menyebutkan keguanaan alat yang di bawa leh guru 6. Bercerita
C. RECALLING
6. Merapikan alat-alat yang telah digunakan 7. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain 8. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama 9. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya 10. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. KEGIATAN PENUTUP
6. Menanyakan perasaannya selama hari ini 7. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai 8. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 9. Menginformasikan kegiatan untuk besok 10. Penerapan SOP penutupan
E. RENCANA PENILAIAN
3. Sikap c. Dapat mensyukuri atas nikmat tuhan d. Mengggunakann kata sopan pada saat bertanya
4. Pengetahuan dan keterampilan c. Dapat menyebutkan arti dari serang guru d. Dapat memahami perbedaan alat –alat sekolah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Semester/Minggu/Hari ke :1 / 1 / 1 Hari, tanggal : senin, 4 Maret 2019 Kelompok usia :5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : Binatang/ binatang bekaki empat/ kancil dan buaya /binatang berkaki empat/domba Kompetensi Dasar (KD) : 1.1 – 2.3 – 2.9 – 3.2 – 4.2 – 3.3 – 4.3 – 3.11 – 4.11 – 3.15 – 4.15 Materi Kegiatan : -Macam–macam binatanghidup di darat
- gambar binatang hidup di darat - suara kancil - perkembang biakan binatang - bercerita tentang kancil dan buaya
Materi Pembiasaan:-Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah makan.
Alat dan bahan : boneka tangan dan foto binatang kancil dan buaya A. KEGIATAN PEMBUKA
9. Penerapan SOP pembukaan 10. Berdiskusi tentang binatang hidup di darat (berkaki empat) 11. Berdiskusi tentang menyayangi binatang 12. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. KEGIATAN INTI 7. Menyebutkan suara-suara binatang kancil 8. bercerita tentang kancil dan buaya 9. Tanya jawab tentang cerita kancil dan buaya
C. RECALLING
11. Merapikan alat-alat yang telah digunakan 12. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bercerita 13. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama 14. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. KEGIATAN PENUTUP
11. Menanyakan perasaannya selama hari ini 12. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai 13. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 14. Menginformasikan kegiatan untuk besok 15. Penerapan SOP penutupan
E. RENCANA PENILAIAN
5. Sikap e. Dapat mensyukuri atas nikmat tuhan f. Mengggunakann kata sopan pada saat bertanya
6. Pengetahuan dan ketrampilan e. Dapat menyebutkan binatang hidup di darat f. Dapat memahami perbedaan antara telur bebek dan telur ayam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Semester/Minggu/Hari ke :1 / 1 / 1 Hari, tanggal : senin, 11 Maret 2019 Kelompok usia :5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : tanaman/jenis phn berkayu / phn mangga /binatang berkaki empat/domba Kompetensi Dasar (KD) : 1.1 – 2.3 – 2.9 – 3.2 – 4.2 – 3.3 – 4.3 – 3.11 – 4.11 – 3.15 – 4.15 Materi Kegiatan : -Macam-macam pohon
- Melestarikan tanaman
- Tenggang rasa
- Koordinasi motorik halus
- pengenalan bentuk-bentuk phn
- pertumbuhan tanaman
- mengulang kalimat
Materi Pembiasaan: -Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
- Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan
- Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan
- Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah
makan.
Alat dan bahan : - phn mangga,
A. KEGIATAN PEMBUKA 1. Penerapan SOP pembukaan
2. Berdiskusi tentang macam-macam phn
3. Berdiskusi tentang manfaat phn mangga
4. Menanam phn mangga
5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. KEGIATAN INTI
1. Menceritakan cara menanam phn mangga
2. Menceritakan apa manfaat phn mangga
3. Mengulang kalimat ( ayo menanam phn di lingkungan kita)
4. bercerita
C. RECALLING
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya
5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. KEGIATAN PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk besok
5. Penerapan SOP penutupan
E. RENCANA PENILAIAN
1. Sikap
a. Dapat mensyukuri tanaman sebagai makluk ciptaan Tuhan
b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya
2. Pengetahuan dan ketrampilan
a. Dapat menyebutkan manfaat tanaman mangga
b. Dapat menceritakan cara menanam phn mangga
c. Dapat mengulang kalimat sederhana
d. Dapat mengenal konsep waktu
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
FORMAT LAPORAN PPDB (PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU)
PADA LINGKUNGAN KANKEMENAG KAB. MUARO JAMBI
TAHUN AJARAN 2018/2019
No No.
Induk Nama Murid
Jenis
Kelamin Tempat/Tgl Lahir Nama Orang Tua
Wali Murid Alamat
LK PR
1 0358 Septian Muhammad
Akbar L Jambi, 05 September 2012 Ahmad Firdaus Leni Lestari Jl. KMS. Abdusomad
2 0359 Ibrahim Ovic L Jambi, 09 September 2012 Ibrahim. S Turina Jln. Kejayaan
3 0360 MHD. Abbiyyu
Shofwan L
Tebing Tinggi, 26 September
2012 Suherwan Nini Sulistiantuti Perumnas Griya Sungai Duren
4 0346 Naufal Abdillah Danish L Muaro Jambi, 19 November
2012 Supriyatmoko Nurmi Novidianty Simpang Sungai duren
5 0369 Aska Gusti Asetho L Muaro Jambi, 25 November
2012 Kasmijan Winarsih Simpang Setiti
6 0363 Subhan Prasetyo L Muaro Jambi, 14 Desember
2012 M. Nasir Nurmalasari Talang Batu
7 0348 Naufa Arzilia P Muara Bungo, 21 Desember
2012 Arisman Siti Aziza Hamdan Simpang Setiti
8 0365 Hervan Rizky Pratama L Muaro Jambi, 01 Januari 2013 Herdan Herlina Sungai Duren
9 0366 Natasya Dwi Putri P Muaro Jambi, 08 Januari 2013 Taufik Umar Munta Fiah Pematang Jering
10 0364 Al Sabil L Rao, 11 Januari 2013 Timbul Farida Hanum Perum Villa Bukit Mas
11 0362 Nurin Hafiza P Muaro Jambi, 23 Januari 2013 Ismail Iis Rohayati Talang Batu
12 0361 Ziva Zainuri Mariz P Muaro Jambi, 31 Januari 2013 Rizki Yawan Maria Vivi Dusun Baru
13 0373 Nabila Nurhalijah P Muaro Jambi, 19 Januari 2013 Sulaiman Nuriya Dusun Baru
14 0318 Alif Budiman L Serang, 02 Februari 2013 Dedi Susanto Een Sulaesih Dusun Baru
15 0371 Nafisyah Febriyanti P Jambi, 19 Februari 2013 Heriyanto Mulyati Perumahan Griya Duren Indah
16 0368 Gofal Sutananda Putra L Muaro Pijoan, 21 Februari
2013 Sutono Widiya Ningsih Suak Medang
17 0367 M. Fadil Azzamy L Muaro Jambi, 24 Februari
2013 Komarudin Muntamah Pematang Jering
18 0370 Khoiril Amri L Simp.Sei Duren, 04 Februari
2013 Purnawan Susiana Simpang Sungai duren
19 0409 Akhyarudin.S L Muaro Jambi, 27 September
2012 Supriadin.S Istikomah Pematang Jering
20 0372 Marissa Olivia P Muaro Jambi, 12 Maret 2013 Musmulyadi Zaitun Simpang Sungai Duren
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
21 0391 Muhammad Rendy
Arkhan L Jambi, 18 September 2012 Zainal Arifin Siti Suaibah Mendalo Darat
22 0375 Mahmud Reza L Pematang Jering, 13 Maret
2013 Tugiman Sugiyati Pematang Jering
23 0376 M. Anugrah L Muaro Pijoan, 22 Maret 2013 Darmawan Masni Muaro Pijoan
24 0377 Kara Athalla
Muntazhar L Muaro Jambi, 31 Maret 2013 Izwan Sholimin Dewi Ariani Dusun Kota Kampus III
25 0378 Jhonatan Afni Zali
Wijaya L Bajaki, 10 April 2013 Apik Zali Putra Yunita Darti Perumahan Bambu Apung
26 0379 Mayliza Fadila
Tanjung P Batang Hari, 11 April 2013 Afrizal Tanjung Nurmaida Siregar Dusun Talang Batu
27 0380 M. Gilang Pratama L Muaro Jambi, 16 April 2013 Tap Dani Meri Widiyawati Simpang Sungai Duren
28 0381 Muhammad Rendy
Saputra L Jambi, 03 Mei 2013 Kholidi Sarmauli Harahap Simpang Sungai Duren
29 0382 Rohman Irvadhi L Muaro Jambi, 09 Mei 2013 Panut Wijaya Tusrimah Talang Batu
30 0383 Rohim Irvadha L Muaro Jambi, 09 Mei 2013 Panut Wijaya Tusrimah Talang Batu
31 0396 Dzakira Talita Zahra P Muaro Jambi, 29 Oktober
2013 Ngadiman Hesti Maradona Sungai duren
32 0385 Azka Alifiandra L Muaro Jambi, 17 Mei 2013 Risca Abun Jani Anjani Simpang Sungai Duren
33 0386 Bima Setiawan Pradisti L Muaro Jambi, 22 Mei 2013 Adi Sucipto Yulianti Perumahan Hello Conia
34 0357 Mumtaz Nur Kholilah
Al Faruq Pohan P
Bantul Yogyakarta, 22 Mei
2013 Sumarto
Emmi Kholilah
Harahap Jl. Yulius Usman
35 0406 Meila Putri Ananta P Muaro Jambi, 27 Mei 2013 Ambo Angka Lastri Sungai Duren
36 0405 Akhila Dwi Aditya P Jambi, 06 Juni 2013 Dian Syahputra Yendra Meni Simpang Limo
37 0404 Ahmad Fahimsyah L Muaro Jambi, 25 Juni 2013 A. Johan Novalisa Sungai Duren
38 0374 Diki Ardiansah L Muaro Jambi, 04 Maret 2013 Saipul Anwar Fitria Simpang Sungai Duren
39 0402 Aqila Khairun Nisa P Jambi, 03 Juli 2013 Ahmad Fadli Eka Sartika Simpang Sungai Duren
40 0401 Alifah Gendis Anggara P Jambi, 03 Juli 2013 Yantonio Depra
Anggara Dewi Sartika Simpang Sungai Duren
41 0410 Faizan Danis L Muaro Jambi, 10 Maret 2013 M. Yani Yanti Talang Batu
42 0319 Zidane Alfatan Sitorus L Muaro Jambi, 13 Agustus
2013 Jetendra Sitorus Ratna Ekawati Simpang Sungai Duren
43 0399 Rahmi Fadila Utami P Muaro Jambi, 10 Mei 2014 M.Darwanto Aini Sa‟diah Dusun Baru
44 0407 Irfan Syahprudin L Jambi, 12 Juni 2013 Marudin Kofsah Simpang Patin Sunajaya
45 0354 Rizky Fanggy L Palembang, 24 Oktober 2013 Hadi Panggi Ayu Piskarini Perum Korem
46 0330 Aryadika Mustafa L Muaro Jambi, 29 Juli 2013 Ismail Yuslinar Simpang Setiti
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
47 0398 Badi Aufa El Azam L Sungai Bengkal, 19 Oktober
2013 Azwir Nurdaini Perumnas Griya Sungai Duren
48 0397 Refandi Pratama L Jambi, 23 Oktober 2013 Ading Saputra Wahyuni Jl. Depati Parbo
49 0412 Della Febrischa Efendi P Muaro Jambi, 11 Februari
2014 Efendi Jeni Simare Mare Talang Batu
50 0395 Safira Anindita P Jambi, 20 Oktober 2013 Benni Murdani Yanti Jl. Sersan Anwar Bay
51 0394 M. Keeynan Aqila Al-
Rasya L Jambi, 21 Agustus 2013
Ramon Lulus Hari
Santoso Nurmala Sari Jl. Jambi Nes
52 0393 M. Nur Ilham L Muaro Jambi, 28 Agustus
2013 Karno Rosita Simpang Sungai Duren
53 0392 Cinta Annaila P Muaro Jambi, 30 Agustus
2013 Sukardiono Murni Simpang Sungai duren
54 0411 Alya Humairah P Jambi, 17 November 2013 Asroni Siti Fatimah
Zahara Sungai Duren
55 0400 Ahmad Syabil Asytar L Muaro Jambi, 04 Juli 2013 Yusti Waluyo Jati Wenny Novira Simpang Sungai Duren
56 0390 Muhammad Iqbal L Muaro Jambi, 06 November
2013 Elman Rusdi Asniarti Simpang Sungai Duren
57 0389 Muhammad Rifky L Jambi, 02 September 2013 Romi Darsono Helni Martiah Komp.Bumi Duren Permai
58 0388 Rendy Dwi Ramadan L Muaro Jambi, 15 Juli 2013 Imam Muhadi Rina Simpang Sungai Duren
59 0387 Muhammad Daffa
Ghoffari L Jambi, 07 Juli 2013 Aji Suhri Sulaimah Sungai Duren
60 0384 Muhammad Al Arif L Jambi, 08 September 2013 Baihaki Novita Sari Perumahan Duren Mas
61 0403 Hiban Shafwaan L Sungai Duren, 29 Juni 2013 Rano Saputra Herlina Sungai Duren
62 0408 Indira Sallsabilah
Sandra P Jambi, 15 September 2013 Doddy Sandra Harwanawati Jl. Pattimura
63 0413 Fadhilah Mutiah Hakim
Nasution p Kalimantan, 22 Januari 2013
Edi Harianto
Nasution Khairani Daulay Simpang Sungai Duren
S
i
m
p
a
n
g
S
u
n
g
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a
i
D
u
r
e
n
,
2
3
J
u
l
i
2
0
1
8
K
a
.
R
A
N
u
r
u
l
Y
a
q
i
n
S
u
r
i
y
a
n
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
t
i
,
S
.
P
d
.
I
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Foto wawancara bersama ketua yayasan
Foto wawancara bersama kepala sekolah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Foto saat berlangsungnya pembelajaran
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Foto saat berdiskusi saat ahir pembelajaran
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi