penerapan haccp pada perusahaan susu indolakto

28
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2014 LAPORAN MANAJEMEN MUTU PANGAN DAN HASIL PERTANIAN KUNJUNGAN INDUSTRI PT. Indolakto Purwosari, Pasuruan. NAMA : PRIMA BAGUS S NIM : 121710101076 KELAS : THP-B TGL. KUNJUNGAN : 9 JANUARI 2014 TGL. LAPORAN : 13 JANUARI 2014 ASISTEN : 1. Pradiska Gita Vindy Ganesa 2. Nuril Puspita Rahayu 3. Nurita Fidiana

Upload: paul-coleman

Post on 29-Dec-2015

1.702 views

Category:

Documents


68 download

DESCRIPTION

PENERAPAN HACCP PADA PERUSAHAAN SUSU INDOLAKTO

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN HACCP PADA PERUSAHAAN SUSU INDOLAKTO

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014

LAPORANMANAJEMEN MUTU PANGAN DAN HASIL PERTANIAN

KUNJUNGAN INDUSTRIPT. Indolakto Purwosari, Pasuruan.

NAMA : PRIMA BAGUS S

NIM : 121710101076

KELAS : THP-B

TGL. KUNJUNGAN : 9 JANUARI 2014

TGL. LAPORAN : 13 JANUARI 2014

ASISTEN : 1. Pradiska Gita Vindy Ganesa

2. Nuril Puspita Rahayu

3. Nurita Fidiana

4. Hamidah

 

Page 2: PENERAPAN HACCP PADA PERUSAHAAN SUSU INDOLAKTO

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perhatian konsumen terhadap nilai gizi dan keamanan pangan yang

dikonsumsinya terus meningkat. Konsumen akan selalu menuntut suatu  produk yang

aman, berkualitas, praktis untuk disiapkan dan disajikan, serta enak rasanya dengan

harga yang terjangkau.Titik tolak kegiatan suatu usaha industri pangan harus

berdasarkan pada permintaan konsumenakan suatu  produk pangan. Pertumbuhan

industri pangan yang pesat akan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap

produk produk pangan dengan mutu terjamin dan harga yang bersaing.

Pangan yang aman dan bermutu baik dapat dihasilkan jika dalam proses

pengolahannya dilakukan secara benar, yaitu benar dalam proses penerimaan bahan

baku, proses pengolahan,  penanganan dan penyimpanan produk .Kegiatan kunjungan

industri dilaksanakan di PT. Indolakto Purwosari, Pasuruan yang merupakan pabrik

pengolahan susu. Dari pabrik ini dilakukan pengamatan mengenai bagaimana kondisi

ataupun keadaan dari lingkungan dan kondisi dari sanitasi juga alat-alat yang

digunakan dalam setiap proses pembuatan produk hingga menjadi produk.maka

daripada itu diperlukan penerapan standar GMP dan SSOP yang baik. Kajian

terhadap aspek GMP antara lain lokasi dan lingkungan pabrik,  bangunan dan

ruangan pengolahan, fasilitas sanitasi, peralatan produksi,  produk akhir dan

pemeriksaan, kesehatan dan kebersihan karyawan, wadah kemasan, penyimpanan,dan

transportasi.

Kajian terhadap aspek SSOP meliputi delapan kunci persyaratan sanitasi yaitu

keamanan air; kondisi dan kebersihan permukaan yang kontak dengan bahan pangan;

pencegahan kontaminasi silang; menjaga fasilitas pencuci tangan, sanitasi dan toilet;

proteksi dari bahan-bahan kontaminan; pelabelan, penyimpanan, dan  penggunaan

bahan toksin yang benar; pengawasan kondisi kesehatan  personil; menghilangkan

pest dari unit pengolahan

Page 3: PENERAPAN HACCP PADA PERUSAHAAN SUSU INDOLAKTO

Maka dengan diadakannya kunjunagn industry ini diharapkan mahasiswa

dapat mengetahui secara langsung penerapan GMP, SSOP, dan SOP pada perusahaan

besar.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan kunjungan industry ini adalah untuk mengetahui scara

langsubg penerapan GMP, SSOP dan SOP pada PT. Indolakto Purwosari,

Pasuruan.

1.3 Manfaat

- Mahasiswa lebih mengerti tentang penerapan GMP pada perusahaan besar

- Mahasiswa lebih mengerti tentang penerapan SSOP dan SOP pada

perusahaa besar

Page 4: PENERAPAN HACCP PADA PERUSAHAAN SUSU INDOLAKTO

BAB 2. METODOLOOGI

2.1 Waktu Pelaksanaan Kunjungan Lapang

Kunjungan industri ke PT. Indolakto Purwosari, Pasuruan dilakukan

pada hari Kamis, tanggal 9 Januari 2014. Berangkat dari Jember pukul 03.00

WIB dan sampai ke tempat tujuan kurang lebih pukul 09.00 WIB dengan

menyewa bus IND’S 88. Peserta kunjungan industri terdiri dari mahasiswa

beserta dosen pengajar dan asisten dosen.

2.2 Tempat Pelaksanaan Kunjungan Lapang

Tempat kunjungan lapang yang dilakukan adalah di PT. Indolakto

Purwosari, Pasuruan. Alamat lengkapnya adalah di Jl. Raya Purwosari KM

62, Desa Tejowangi , Purwosari – Pasuruan, Jawa Timur. Dengan nomor

telepon yaitu 0343-611466.

Page 5: PENERAPAN HACCP PADA PERUSAHAAN SUSU INDOLAKTO

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Profil Perusahaan

PT. Australia Indonesian Milk Industries (PT. INDOMILK) didirikan pada

tahun 1967 sebagai perwujudan penanaman modal asing dan pelopor dalam

pembuatan susu yaitu susu kental manis secara modern di Indonesia. Bersama

dengan 200 karyawan, pengembangan produk dan usaha terus dilakukan hingga

diluncurkan produk lainnya seperti susu pasteurisasi merk INDOMILK pada tahun

1970 , produk mentega dengan merk ORCHID BUTTER dan untuk merk Golden

Churn pada tahun 1971, produk es krim untuk merk Peter Ice Cream pada tahun

1972, serta susu bubuk INDOMILK yang diproduksi dengan sistem toll

manufacturing pada tahun 1985.

Pada tahun 1986 PT. INDOMILK memperoleh status PMDN (Penanaman

Modal Dalam Negeri) setelah terjadinya alih teknologi dan permodalan. Produk

berikutnya yang diluncurkan setelah perubahan status ini adalah susu kental manis

CAP ENAAK.

Sejalan dengan perkembangan usaha, INDOMILK Dairy Group telah

melahirkan beberapa perusahaan dengan produknya masing-masing bersama dengan

2.651 karyawan. Hingga tahun 2008, INDOMILK Dairy Group telah menaungi

beberapa anak perusahaan dan berbagai produk susu sebagai berikut:

1. PT. Australia Indonesian Milk Industries ( PT. INDOMILK )

a. Susu Kental Manis

b. Susu Pasteurisasi

c. Mentega

d. Susu Cair Steril

2. PT. Indomurni Dairy Industries

a. Susu Pasteurisasi

b. Set Yoghurt dan Yoghurt Drink

Page 6: PENERAPAN HACCP PADA PERUSAHAAN SUSU INDOLAKTO

c. Susu Cair Steril

3. PT. Ultrindo

a. Susu Bubuk

4. PT. Indolakto

a. Susu Kental Manis

b. Susu Ultra High Temperature

5. PT. Indoeskrim

a. Es krim

6. PT. Alam Sumbervita

a. Distributor untuk Produk yang memerlukan pendingin

Saat ini produk-produk tersebut sudah diekspor ke: Singapura, Kamboja,

Brunei Darussalam, Philipina, Hongkong, Taiwan, Jepang, Korea, Fiji, Nauru, Tonga,

Solomon, Samoa, Vanuatu, Papua Nugini, New Zealand, Timor Leste, Cameroon,

Malawi, Moroni, Maladewa. Untuk memperkuat sinergi dalam badan perusahaan,

maka pada bulan April 2008 dilakukan merger terhadap PT. Australia Indonesian

Milk Industries (PT. INDOMILK), PT. Indomurni Dairy Industries, PT. Ultrindo, PT.

INDOLAKTO dan PT. Indoeskrim ke dalam satu payung usaha, yaitu PT.

INDOLAKTO.

Adapun visi dan misi PT INDOLAKTO yaitu :

VISI

“Menjadi pemimpin pasar susu di Indonesia dan membangun citra terkemuka

di negara lain melalui produk-produk berkualitas”

Page 7: PENERAPAN HACCP PADA PERUSAHAAN SUSU INDOLAKTO

MISI

“Menciptakan nilai tambah perusahaan yang berkelanjutan dengan

menghadirkan produk PT. INDOLAKTO yang berkualitas di seluruh dunia melalui

manajemen usaha yang baik dan pemanfaatan peluang kerjasama dengan pihak asing

maupun dalam negeri dengan sebaik-baiknya.”

Pada awal 1994, PT. INDOMILK adalah perusahaan susu pertama di

Indonesia yang memperoleh rekomendasi untuk mencantumkan label 'HALAL' pada

semua produknya setelah memenuhi persyaratan ketat yang diterapkan oleh

Departemen Kesehatan, Departemen Agama dan Majelis Ulama Indonesia ( MUI )

dalam hal:

a. Bahan baku

b. Formula

c. Pengolahan

d. Peralatan

e. Kebersihan Sarana Kerja

f. Kontrol Mutu

g. Kemasan

h. Limbah

PT. Indolakto Purwosari beralamat lengkap di Jl. Raya Purwosari KM 62,

Desa Tejowangi , Purwosari – Pasuruan, Jawa Timur. Dengan nomor telepon yaitu

0343-611466.

Pada Maret 2007, PT. INDOLAKTO mendapatkan Piagam Bintang Tiga

Keamanan Pangan (Food Star Award) dari Badan POM Republik Indonesia atas

prestasinya dalam menerapkan Manajemen Keamanan Pangan berdasarkan Sistem

HACCP, ISO 22000 secara konsisten.

Perusahaan menetapkan panduan Sistem Jaminan Halal dalam rangka

menjamin kehalalan produk. Sistem Jaminan Halal merupakan sistem terpadu sebagai

bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan mutu perusahaan, ISO 9001:2008, ISO

Page 8: PENERAPAN HACCP PADA PERUSAHAAN SUSU INDOLAKTO

22000:2005, GMP, Internal Halal Audit yang berlaku di perusahaan sehingga dapat

memberikan jaminan halal kepada konsumen atau pengguna produk. Panduan Sistem

Jaminan Halal ditetapkan untuk dipahami oleh seluruh jajaran manajemen dan

karyawan.

Pada tahun 2008 dan 2009 perusahaan mendapatkan Status Sistem Jaminan

Halal (SJH) dari LPPOM-MUI dengan kategori A (Baik). Perusahaan sangat peduli

terhadap mutu produk yang dihasilkan dan karena itu menerapkan sistem manajemen

mutu dan keamanan pangan serta sistem jaminan halal dalam rangka menghasilkan

produk yang bermutu, aman, dan halal untuk memenuhi kepuasan pelanggan. PT.

INDOLAKTO telah mendapatkan sertifikat ISO sejak tahun 2000 hingga sekarang.

Pada November 2008 perusahaan mendapatkan sertifikat ISO 22000:2005

untuk sistem manajemen keamanan pangan meliputi proses penerimaan raw material,

proses produksi, pengendalian mutu dan penyimpanan barang jadi. Pada Oktober

2009 perusahaan mendapatkan ISO 9001:2008 untuk sistem manajemen mutu yang

diterapkan untuk seluruh pabriknya. (Anonim, 2013).

2.2 GMP, SSOP dan SOP Menurut Teori

3.2.1 GMP ( Good Manafacturing Practice)

Good Manufacturing Practice (GMP) Good Manufacturing Practice (GMP)

adalah cara berproduksi yang  baik dan benar untuk menghasilkan produk yang

memenuhi persyaratan mutu dan keamanan(Adam dan Moss,1995). FDA (1995)

menyatakan, GMP merupakan pedoman cara memproduksi makanan yang baik pada

seluruh rantai makanan, dimulai dari  produksi primer hingga ke konsumen akhir

dengan menekankan higiene pada setiap proses.

Secara umum perbedaan GMP dan SSOP yaitu GMP berakibat  pada banyak

aspek, baik aspek operasi pelaksanaan tugas yang terjadi di dalam pabrik maupun

operasi personel. SSOP merupakan prosedur atau data yang digunakan oleh unit

pengolahan untuk membantu mencapai tujuan atau sasaran keseluruhan yang

Page 9: PENERAPAN HACCP PADA PERUSAHAAN SUSU INDOLAKTO

diharapkan GMP dalam memproduksi makanan yang bermutu tinggi, aman dan

tertib. Good Manufacturing Practices (GMP) adalah persyaratan minimum sanitasi

dan pengolahannya yang diperlukan untuk memastikan diproduksinya pangan yang

aman dan sehat. GMP juga menjadi salah satu  pre-requisite program atau program

persyaratan dasar dalam penerapan sistem HACCP, yang menjamin praktek

pencegahan terhadap kontaminasi yang menyebabkan produk menjadi tidak aman. Di

Indonesia GMP bukanlah sistem mutu yang baru dikenal, karena Departemen

Kesehatan RI sejak tahun 1978 telah memperkenalkan GMP melalui Surat Keputusan

Menteri RI No. 23/MenKes/SK/1978 tanggal 24 Januari 1978 tentang Pedoman Cara

Produksi yang Baik untuk Makanan. (Badan Pengawasan Obat dan Makanan, 2003).

Pedoman GMP menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan.

2003.Mengenai Peraturan Pemerintah RI No. 23/MEN. Kes/1978 sebagai  berikut:

1. Higiene dan Kesehatan Karyawan Higien dan kesehatan karyawan yang

baik dapat memberikan jaminan bahwa  pekerja yang mengalami kontak secara

langsung maupun tidak langsung dengan makanan tidak akan mencemari produk

yang diolah. Karyawan yang  bekerja dalam proses produksi harus dalam keadaan

sehat serta diperiksa dan diamati kesehatan secara berkala.

2. Pelatihan dan Pembinaan Program pelatihan dan pembinaan yang

diberikan meliputi pelatihan dasar tentang higien pribadi dan makanan, prinsip dasar

faktor-faktor penyebab  penurunan mutu, pelatihan cara produksi pangan yang baik,

teknik  penggunaan bahan kimia berbahaya bagi petugas pembersih, serta prinsip

dasar pembersihan dan sanitasi perusahaan dan fasilitas.

3. Lokasi dan Lingkungan Pabrik Pabrik makanan berada di lokasi yang bebas

dari pencemaran dan jauh dari daerah yang membahayakan kesehatan, memiliki

kemudahan akses jalan dan  prasarana jalan yang memadai. Lingkungan pabrik harus

bersih dan tidak menimbulkan cemaran pada makanan yang diproduksi.

4. Bangunan dan Ruangan Bangunan dan ruangan dibuat berdasarkan

perancangan yang memenuhi  persyaratan teknis dan higien sesuai dengan jenis

makan yang diproduksi serta urutan proses produksi pangan sehingga mudah

Page 10: PENERAPAN HACCP PADA PERUSAHAAN SUSU INDOLAKTO

dibersihkan. Bahan baku berasal dari bahan yang mudah dibersihkan, dipelihara dan

disanitasi serta tidak bersifat toksik.

5. Pemeliharan dan Program Sanitasi Pabrik, fasilitas dan peralatan selalu

dijaga dalam keadaan terawat dengan  baik. Peralatan yang berhubungan langsung

dengan makanan dibersihkan dan dikenakan tindakan sanitasi secara teratur,

sedangkan peralatan yang tidak  berhubungan dengan makanan harus selalu dalam

keadaan bersih.

6. Fasilitas dan Kegiatan Sanitasi Bangunan pabrik dilengkapi dengan

fasilitas sanitasi yang dibuat berdasarkan  perencanaan yang memenuhi persyaratan

teknik dan higien. Fasilitas sanitasi yang perlu ada antara lain sarana penyediaan air,

sarana pembuangan air dan limbah, sarana pembersihan dan pencucian, sarana toilet

dan sarana higien karyawan.

7. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam proses produksi harus sesuai

dengan proses  produksi, terbuat dari bahan yang tahan lama, tidak beracun, mudah

dipindahkan, permukaan yang kontak dengan makanan halus, tidak berlubang atau

bercelah, tidak mengelupas, tidak menyerap air, dan tidak berkarat, tidak mencemari,

mudah dibersihkan, didesinfeksi, serta dipelihara.

8. Bahan Bahan baku yang digunakan harus memiliki mutu yang baik untuk

menjamin  produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu dan keamanan

pangan dan diizinkan oleh perundangan. Penggunaan dari gudang penyimpanan harus

mengikuti sistem First In First Out (FIFO).

9. Proses Pengolahan Pengawasan proses pengolahan dilakukan dengan cara

menetapkan  persyaratan yang harus dipenuhi perusahaan mengenai bahan yang

digunakan, komposisi, pengolahan, ditribusi penyimpanan, dan penggunaan oleh

konsumen. Tiap jenis makan yang diproduksi harus ada petunjuk mengenai jenis dan

jumlah bahan, tahap proses pengolahan yang terperinci, dan faktor yang penting

(suhu, waktu, kelembapan, tekanan dan lain-lain).

Page 11: PENERAPAN HACCP PADA PERUSAHAAN SUSU INDOLAKTO

10. Bahan Pengemas Bahan pengemas yang digunakan tidak boleh beracun,

serta tidak menimbulkan reaksi terhadap produk didalamnya. Bahan harus tahan

terhadap perlakuan dan jenis produk, pengangkutan dan peredaran.

11. Mutu Produk Akhir Produk akhir yang dihasilkan harus memenuhi

persyaratan yang ditetapkan diantaranya mutu mikribiologi, kimia dan fisik, serta

tidak boleh membahayakan konsumen.

12. Keterangan Produk Keterangan produk dapat berupa label dan lot atau

batch produksi yang mencantumkan informasi mengenai isi produk sehingga

konsumen dapat menangani, menyimpan, mengkonsumsi, atau mengolah produk

dengan cara yang benar.

3.2.2 Sanitation Operationing Procedure (SSOP)

Sanitation Operationing Procedure (SSOP) adalah prosedur baku sanitasi

tertulis atau dokumen serupa yang spesifik untuk setiap lokasi tempat makanan

diproduksi sehingga harus dimiliki setiap perusahaan (Lukman, 2002). SSOP atau

SOP sanitasi mengandung uraian prosedur yang akan dilakukan dalam unit

pengolahan berkaitan dengan kegiatan pre-operasi dan operasi sanitasi untuk

mencegah kontaminasi produk secara langsung.

SSOP dapat menunjang keberhasilan dan efektifitas HACCP,

menggambarkan  prosedur pabrik yang terkait dengan pengamanan makanan secara

saniter dan keberhasilan lingkungan pabrik serta kegiatan yang dilakukan agar

tercapai. SSOP setiap pabrik akan berbeda, dan SSOP harus disusun secara tertulis

dan setidaknya mengandung prosedur untuk mencegah terjadinya kontaminasi

sebelum dan selama proses.

Menurut Winarno dan Surono (2004), berdasarkan asal usul, SSOP dibagi

menjadi dua yaitu:

(1) berasal dari US FDA dan

(2) berasal dari US Departement of Agriculture Food Safety and Inspection

Service (FIS).

Page 12: PENERAPAN HACCP PADA PERUSAHAAN SUSU INDOLAKTO

SSOP yang berasal dari FDA meliputi beberapa hal berikut:

1) Pemeliharaan umum berupa bangunan atau fasilitas fisik harus dijaga

dengan cara-cara perbaikan, pembersihan dan sanitasi yang memadai;

2) Bahan yang digunakan untuk pembersihan/sanitasi, penyimpanan dan

penyimpanan bahan berbahaya dan toksik secara tertib. Komponen  pembersih atau

bahan sanitasi yang digunakan dalam pembersihan dan  prosedur sanitasi harus bebas

dari mikroorganisme yang tidak diinginkan, harus aman dan cukup dalam kondisi

penyimpanannya;

3) Pest Control (pengendalian hama) merupakan cara pengendalian hama

yang efektif. Penggunaan insektisida dan rodentisida yang diijinkan dilakukan dengan

cara yang sangat hati-hati agar tidak mengkontaminasi makanan, permukaan yang

kontak dan bahan pengemas;

4) Sanitasi permukaan dan peralatan yang berkontak langsung dengan

makanan harus dalam keadaan bersih dan secara regular dibersihkan, disanitasi dan

dikeringkan sesudahnya. Barang-barang untuk sekali pakai (cup atau gelas kertas, tisu

toilet) harus disimpan di tempat yang sesuai dan ditangani, disimpan, digunakan dan

dibuang dengan cara yang baik;

5) Bahan sanitasi harus cukup dan aman dibawah kondisi penggunaannya.

Beberapa fasilitas atau prosedur yang cocok untuk pembersihan dan sanitasi

peralatan dan perlengkapan jika sudah ditentukan harus rutin dilakukan untuk

pembersihan; dan

6) Penyimpanan dan penanganan peralatan harus disimpan dalam lokasi dan

bebas dari rekontaminasi ulang atau kontaminasi silang. Setiap pabrik harus

dilengkapi dengan peralatan sanitasi meliputi:

Sumber air

 

Pembuangan sampah harus terbuat dari sistem pembuangan yang cukup untuk

membuang kotoran melalui alat-alat lain yang cukup.

Page 13: PENERAPAN HACCP PADA PERUSAHAAN SUSU INDOLAKTO

Fasilitas toilet dan fasilitas pencuci tangan yang disediakan industri harus cukup

untuk pekerja dengan pemenuhan kebutuhan memelihara fasilitas saniter dan

menyediakan pintu otomatis. Penyediaan bahan  pembersih dan alat sanitasi yang

efektif, penyediaan alat pengering, dan memasang tanda yang dapat dimengerti

pekerja.

Tempat pembuangan harus dilakukan secara tertutup agar tidak menghasilkan bau yang

busuk, yang mengkontaminasi udara dan kamar kerja. Sampah dan kotoran/limbah harus

dialirkan, disimpan, dan dibuang untuk mengurangi bau, potensi menjadi bahan pencemar

dan tempat berkembang biaknya hama (FDA, 1995).

3.2.3 SOP (Standard Operating Procedures)

SOP (Standard Operating Procedures) adalah panduan hasil kerja yang

diinginkan serta proses kerja yang harus dilaksanakan. SOP dibuat dan di

dokumentasikan secara tertulis yang memuat prosedur (alur proses) kerja secara rinci

dan sistematis. Alur kerja (prosedur) tersebut haruslah mudah dipahami dan dapat di

implementasikan dengan baik dan konsisten oleh pelaku. Implementasi SOP yang

baik akan menunjukkan konsistensi hasil kerja, hasil produk dan proses pelayanan

seluruhnya dengan mengacu kepada kemudahan, pelayanan dan pengaturan yang

seimbang.

-Tujuan dan manfaat SOP

SOP yang baik haruslah mendasarkan pada tujuan dan manfaat sebagaimana poin-

poin berikut dibawah ini:

Memudahkan proses pemberian tugas serta tanggung jawab kepada pegawai

yang menjalankannya.

Memudahkan proses pemahaman (penguasaan tugas) staff secara sistematis

dan general.

Menghindari “error” dalam proses kerja.

Page 14: PENERAPAN HACCP PADA PERUSAHAAN SUSU INDOLAKTO

Mempermudah dan mengetahui terjadinya kegagalan, inefisiensi proses dalam

prosedur kerja, serta kemungkinan-kemungkinan terjadinya penyalahgunaan

kewenangan oleh pegawai yang menjalankan.

Memudahkan dalam hal monitoring dan menjalankan fungsi kontrol dari

setiap proses kerja.

Menghemat waktu dalam program training, karena dalam SOP tersusun secara

sistematis.

-Fungsi :

1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.

2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.

3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.

4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.

5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

3.3 Proses Pengolahan Susu di PT. Indolakto Purwosari - Pasuruan

Pada PT. Indolakto Purwosari-Pasuruan memproduksi produk olahan susu.

Susu yang diproduksi adalah susu kental manis dan susu UHT ( Ultra High

temperature). Pada saat kunjungan industri , kepala perusahaan hanya menjelaskan

bagaimana memproduksi susu kental manis secara garis besar karena penjelasan yang

secara detail merupakan rahasia perusahaan . Proses produksi susu kental manis

adalah sebagai berikut :

Page 15: PENERAPAN HACCP PADA PERUSAHAAN SUSU INDOLAKTO

Tipping Raw Materials

Silo

Mixer

Homogenizer

Pateurizer

Flash cooler Lactose seeding

Crystalization tank

Filling can and sachet

Packing and palletizing

Warehouse finish good

Tahap pertama pengolahan susu kental manis adalah memasukan

dalam tipping raw materials kemudian ditampung di silo. Bahan – bahan yang

digunakan tidak diberitahukan karena merupakan rahasia perusahaan. Tahap

berikutnya adalah bahan ditimbang di silo timbangan dan kemudian dimasukkan pada

mixer. Bahan lalu dimasukkan berupa minor ingredients yang kemudian di salurkan

ke homogenizer. Fungsi homogenizer yaitu menyatukan gula dengan bahan-bahan

lainnya. Lalu dimasukkan dalam pasteurizer untuk dipasteurisasi. Perlakuan ini

berfungsi untuk membunuh mikroba patogen. Kemudian dimasukkan dalam flash

cooler yang berfungsi untuk menguapkan air hingga 2 – 3 %. Setelah produk

Page 16: PENERAPAN HACCP PADA PERUSAHAAN SUSU INDOLAKTO

memenuhi kadar air yang ditentukan perusahaan, dimasukkan dalam cryztalization

tank untuk memicu terjadinya kristalisasi. Agar kristalisasi berlangsung maksimal,

ditambahkan lactose seeding . Setelah itu produk dikemas dalam kaleng dan sachet

serta diberi label dan tahap selanjutnya produk dipacking dengan menggunakan

karton untuk menjaga produk dari pengaruh luar. Karton dipalletizing agar produk

tidak tersentuh atau dipalsukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Produk

yang telah dipacking dan dipalletizing dibawa ke warehouse dan didistribusi. PT.

Indolakto menggunakan konsep FEFO yaitu first expired, first out yang berarti

produk dengan tanggal kadaluarsa yang semakin dekat akan didistribusi terlebih

dahulu.

3.4 Penerapan Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan pangan di PT. Indolakto

Purwosari – Pasuruan

PT. Indolakto Purwosari – Pasuruan sangat peduli terhadap mutu produk yang

dihasilkan dan karena itu menerapkan sistem manajemen mutu dan keamanan pangan

serta sistem jaminan halal dalam rangka menghasilkan produk yang bermutu, aman,

dan halal untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Indutri ini juga menerapkan ISO

22000 dan ISO 9001. Pada November 2008 perusahaan mendapatkan sertifikat ISO

22000:2005 dan pada Oktober 2009 mendapatkan ISO 9001:2008. Pada tahun 2008

dan 2009 perusahaan mendapatkan Status Sistem Jaminan Halal (SJH) dari LPPOM-

MUI dengan kategori A (Baik). Internal Halal Audit yang berlaku di perusahaan

sehingga dapat memberikan jaminan halal kepada konsumen atau pengguna produk.

Panduan Sistem Jaminan Halal ditetapkan untuk dipahami oleh seluruh jajaran

manajemen dan karyawan.

Berdasarkan kunjungan lapang yang dilakukan dapat dilihat bahwa kondisi

sanitasi PT. Indolakto sangat baik baik dari segi sanitasi ruang, udara, mesin dan

pekerja. Untuk menjaga sanitasi udara dilakukan dengan membuat tekanan didalam

pabrik lebih besar daripada diluar pabrik sehingga udara luar tidaak dapat masuk

Page 17: PENERAPAN HACCP PADA PERUSAHAAN SUSU INDOLAKTO

kedalam pabrik. Dan untuk sirkulasi udara diperoleh dari cerobong. Pada PT.

Indolakto terdapat 3 zona yaitu zona clean, zona medium area dan zona high clean.

Setiap zona dilengkapi cerobong tetapi terdapat perbedaannya. Pada zona clean,

cerobong tidak dilengkapi filter. Zona medium area, cerobong dilengkapi 1 filter yang

berfungsi mendeteksi adanya kontaminan. Dan pada zona high clean, cerobng

dilengkapi 3 filter untuk mendeteksi kontaminan, menyaring kotoran dan menyaring

mikroba.

Secara keseluruhan, PT. Indolakto telah menerapkan sistem manajemen mutu

dan keamanan pangan serta sistem jaminan halal dalam rangka menghasilkan produk

yang bermutu, aman, dan halal untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

Page 18: PENERAPAN HACCP PADA PERUSAHAAN SUSU INDOLAKTO

BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari kunjungan lapang yang dilakukan ke PT. Indolakto Purwosari –

Pasuruan, dapat diperoleh kesimpulan yaitu :

1. PT. Indolakto Purwosari beralamat di Jl. Raya Purwosari KM 62, Desa

Tejowangi , Purwosari – Pasuruan, Jawa Timur.

2. PT. Indolakto Purwosari – Pasuruan memproduksi susu kental manis dan

susu UHT (Ultra High Temperature).

3. PT. Indolakto Purwosari – Pasuruan mendapatkan sertifikat ISO 22000:2005

pada November 2008 dan pada Oktober 2009 mendapatkan ISO 9001:2008.

4. PT. Indolakto Purwosari – Pasuruan telah menerapkan sistem HACCP, ISO

22000:2005, ISO 9001:2008, GMP, Internal Halal Audit .

5. PT. Indolakto Purwosari – Pasuruan menggunakan konsep distribusi FEFO

(First Expired First Out).

6. PT. Indolakto telah menerapkan sistem manajemen mutu dan keamanan

pangan serta sistem jaminan halal

4.2 Saran

Kunjungan lapang kemarin sangatlah tidak efektif, karena mahasiswa

tidak diperbolehkan masuk ke dalam ruang produksi. Maka untuk kedepnnya agar

mencari perusahaan yang mau menerima mahasiswa masuk ke dalam ruang

produksi agar mahasiswa lebih mampu memahami teori yang diajarkan di kuliah

dengan penerapan yang ada di perusahaan .

Page 19: PENERAPAN HACCP PADA PERUSAHAAN SUSU INDOLAKTO

DAFTAR PUSTAKA

Adam MR dan Moss MO. 1995.  Food Microbiology. The Royal society of Chemistry, Cambridge.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2003. SK Menkes Nomor 23/Men-kes/SK/I/1978 tentang Pedoman Cara Produksi yang Baik untuk Makanan. Jakarta :BPOM.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1998.  Peraturan Perundang-undangan diBidang  Keamanan Pangan. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.

 FDA. 1995. Sanitation, sanitary regulation and voluntary programs. In: G Mariot,

Norman (Editors).  Principles of Food Sanitation, Hal 7, 3 rd Edition. Chapman and Hall, New York.

Lukman, D.W. 2001. Good Manufacturing Practicess (GMP). Pelatihan untuk Pelatih (Training of Trainers/TQT). Penerapan Hazard Analysis Critical Control Point . Kerjasama Fakultas Kedokteran Hewan IPB dengan Dirjen Bina Produksi Peternakan Departemen Pertanian. Bogor.

Winarno, F. G. dan Surono. 2004. GMP. Cara Pengolahan Pangan yang Baik. M- Brio, Bogor.