penentuan kandungan logam -...

104
PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM (Hg, Pb dan Cd) DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENGAWET DAN WAKTU PERENDAMAN YANG BERBEDA PADA KERANG HIJAU (Perna viridis L.) DI PERAIRAN MUARA KAMAL, TELUK JAKARTA ALFIAN DWI PRASETYO PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 M / 1430 H

Upload: ngoanh

Post on 17-Feb-2018

255 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM (Hg, Pb dan Cd)

DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENGAWET

DAN WAKTU PERENDAMAN YANG BERBEDA

PADA KERANG HIJAU (Perna viridis L.)

DI PERAIRAN MUARA KAMAL, TELUK JAKARTA

ALFIAN DWI PRASETYO

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009 M / 1430 H

Page 2: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM (Hg, Pb dan Cd)

DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENGAWET

DAN WAKTU PERENDAMAN YANG BERBEDA

PADA KERANG HIJAU (Perna viridis L.)

DI PERAIRAN MUARA KAMAL, TELUK JAKARTA

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Pada Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

ALFIAN DWI PRASETYO

104095003046

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009 M / 1430 H

Page 3: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM (Hg, Pb dan Cd)

DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENGAWET

DAN WAKTU PERENDAMAN YANG BERBEDA

PADA KERANG HIJAU (Perna viridis L.)

DI PERAIRAN MUARA KAMAL, TELUK JAKARTA

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Pada Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

ALFIAN DWI PRASETYO 104095003046

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

DR. Lily Surayya Eka Putri, M.Env. Stud. Zainal Arifin, Ph.D NIP. 150 375 182 NIP. 320 005 012

Mengetahui:

Ketua Program Studi Biologi

DR. Lily Surayya Eka Putri, M.Env. Stud. NIP. 150 375 182

Page 4: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

LEMBAR PENGESAHAN

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM (Hg, Pb dan Cd) DENGAN

PENAMBAHAN BAHAN PENGAWET DAN WAKTU PERENDAMAN

YANG BERBEDA PADA KERANG HIJAU (Perna viridis L.)

DI PERAIRAN MUARA KAMAL, TELUK JAKARTA

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Pada Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

ALFIAN DWI PRASETYO 104095003046

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

DR. Lily Surayya Eka Putri, M.Env. Stud. Zainal Arifin, Ph.D NIP. 150 375 182 NIP. 320 005 012

Mengetahui,

Ketua Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DR. Lily Surayya Eka Putri, M.Env. Stud. NIP. 150 375 182

Page 5: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

PENGESAHAN UJIAN Skripsi Berjudul “Penentuan Kandungan Logam (Hg, Pb dan Cd) dengan Penambahan Bahan Pengawet dan Waktu Perendaman yang Berbeda pada Kerang Hijau (Perna viridis L.) di Perairan Muara Kamal, Teluk Jakarta” yang ditulis oleh Alfian Dwi Prasetyo, NIM 104095003046 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 19 Juni 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Biologi.

Menyetujui Penguji I, Penguji II, Dra. Nani Radiastuti, M.Si Fahma Wijayanti, M.Si NIP. 150 318 610 NIP. 150 326 910

Pembimbing I, Pembimbing II,

DR. Lily Surayya Eka Putri, M.Env. Stud. Zainal Arifin, Ph.D NIP. 150 375 182 NIP. 320 005 012

Mengetahui:

Dekan Ketua Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis. DR. Lily Surayya Eka Putri, M.Env. Stud. NIP. 150 317 956 NIP. 150 375 182

Page 6: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURURAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Juni 2009

Alfian Dwi Prasetyo 104095003046

Page 7: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

“Dengan

Bacalah

“Tel

kare

mer

mereka

“Tia

pula)

Sesun

Kupersem

A

nama Alla

h dengan m

lah nampak

ena perbua

reka sebah

a kembali

ada suatu

pada dir

kitab (la

ngguhnya y

mbahkan Un

Adikku yan

ah yang m

menyebut

k kerusak

atan manu

hagian da

(ke jala

bencanap

rimu send

auhul Mah

yang demi

ntuk Ayah

ng selalu

maha penga

nama tuha

tuhan

an di dar

sia, supa

ri (akiba

n yang be

un yang m

iri melai

fuzh) seb

kian itu

dan Ummi

menyayan

asih, lagi

anmu yang

nmulah yan

rat dan di

aya Allah

at) perbua

enar).” (Q

menimpa di

inkan tela

belum Kami

adalah mu

(Q.S

i Tercinta

ngi dan me

i Maha pe

mencipta

ng Maha p

i laut di

merasaka

atan mere

Q.S.Ar–Ru

i bumi da

ah tertul

i mencipt

udah bagi

S. Al-Had

a serta K

encintai

nyayang.

kan, dan

emurah”.

sebabkan

n kepada

ka, agar

um : 41)

n (tidak

is dalam

akannya.

Allah.”

id : 22)

akak dan

penulis.

Page 8: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

ABSTRAK

ALFIAN DWI PRASETYO. Penentuan Kandungan Logam (Hg, Pb dan Cd) dengan Penambahan Bahan Pengawet dan Waktu Perendaman yang Berbeda pada Kerang Hijau (Perna viridis L.) di Perairan Muara Kamal, Teluk Jakarta. Dibimbing oleh LILY SURAYYA EKA PUTRI dan ZAINAL ARIFIN.

Penelitian untuk mengetahui konsentrasi dan waktu perendaman formalin, rhodamin B dan metanil yellow yang dapat mempengaruhi kenaikan kandungan logam Hg, Pb dan Cd pada kerang hijau (Perna viridis L.) dan mengetahui konsentrasi dan waktu perendaman Na2CaEDTA yang dapat menurunkan kandungan logam Hg, Pb dan Cd pada kerang hijau (Perna viridis L.) telah dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dari bulan Februari sampai dengan April 2009. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 3 dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi beda pengawet yang terdiri atas tiga taraf yaitu: tanpa bahan pengawet (p0), konsentrasi 5 % (p1) dan konsentrasi 10 % (p2). Faktor kedua adalah waktu perendaman terdiri atas tiga taraf yaitu : 30 menit (t1), 45 menit (t2) dan 60 menit (t3). Pengamatan meliputi kandungan awal logam Hg, Pb dan Cd pada tubuh kerang hijau maupun di perairan dan penurunan kandungan Hg, Pb dan Cd setelah perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis AAS (Atomic Absorption Spectophotometry) menunjukkan bahwa rata-rata kandungan awal logam Hg pada tubuh kerang hijau sebesar 0,005 ppm, rata-rata kandungan awal logam Cd sebesar 0,6292 ppm dan rata-rata kandungan logam Pb sebesar 1,258 ppm. Kandungan logam Hg, Pb dan Cd tersebut masih di bawah baku mutu menurut WHO dan Dirjen POM No. 03725/B/SK/VII/1989 yaitu 0,5 ppm untuk Hg, 1 ppm untuk Cd dan 2 ppm untuk Pb. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman pada konsentrasi Na2CaEDTA 0,5 % selama 60 menit dapat menurunkan kadar Hg sebanyak 99,98 % dan konsentrasi Na2CaEDTA 1,0 % selama 60 menit menurunkan kadar Pb sebanyak 99,92 %. Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara konsentrasi Na2CaEDTA dengan waktu perendaman yang dapat menurunkan kadar Hg, Cd dan Pb secara bersamaan pada tubuh kerang hijau.

Kata kunci : Logam Berat Hg, Cd dan Pb – Formalin, Rhodamin B, Metanil

Yellow, Na2CaEDTA – Konsentrasi dan Waktu Perendaman

Page 9: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

ABSTRACT

ALFIAN DWI PRASETYO. Determination of Heavy Metals Contents (Hg, Pb and Cd) with Preservative Addition and Different Soaking Time at Green Mussel (Perna viridis L.) in Estuary Kamal Waters, Jakarta Bay. Advisor : LILY SURAYYA EKA PUTRI and ZAINAL ARIFIN.

The research was conducted to find out the concentration of Formalin,

Rhodamin B and Metanil Yellow and soaking time to increase the content of Hg, Pb and Cd in green mussel (Perna viridis L.) and to find out the concentration of Na2CaEDTA and soaking time to decrease the content of Hg, Pb and Cd in green mussel (Perna viridis L.). These research was carried out in Ecology and Environment Laboratory Center Inwrought Laboratory “State Islamic University Syarif Hidayatullah of Jakarta, from February to April 2009. The experimental design was 3 x 3 factorial Randomized Complete Block Design with three replications. The first factor was different preservative concentration with three levels i.e. without preservative (p0), concentration 0.5 % (p1) and concentration 1.0 % (p2). The second factor was soaking time with three levels i.e. 30 minutes (t1), 45 minutes (t2) and 60 minutes (t3). The observation included the initial content of Hg, Pb and Cd in green mussel and also in territorial water and decreasing of Hg, Pb and Cd after treatments. Atomic Absorption Spectophotometry (AAS) analysis indicated that the content of Hg in green mussel was 0.005 ppm, the content of Cd was 0.6292 ppm and the content of Pb was 1.258 ppm, lower than standard 0.5 ppm of Hg, 1 ppm of Cd and 2 ppm of Pb recommended by WHO and “Kep. Dirjen POM No. 03725/B/SK/VII/1989”. The result showed that concentration of Na2CaEDTA 0.5 % during 60 minutes decreased 99.98 % of Hg and Na2CaEDTA 1.0 % during 60 minutes decreased 99.92 % of Pb. Based on analysis of variance showed that there is no interaction between Na2CaEDTA concentration with soaking time in decreasing the content of Hg, Cd and Pb together in green mussel. Key words : Heavy Metal Hg, Pb and Pb – Formalin, Rhodamin B, Metanil

Yellow, Na2CaEDTA – Concentration and Soaking Time  

Page 10: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

i  

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…

Alhamdulillah segala puji syukur kepada Allah SWT Tuhan semesta alam.

Sembah sujud tiada terkatakan atas segala limpahan rahmat, karunia dan inayah-Nya

yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan Skripsi ini. Lantunan shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan

kepada idola umat Islam dan pembela kebenaran sejati, yaitu Baginda Nabi Besar

Muhammad SAW. Adapun Skripsi ini berjudul : “PENENTUAN KANDUNGAN

LOGAM (Hg, Pb dan Cd) DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENGAWET

DAN WAKTU PERENDAMAN YANG BERBEDA PADA KERANG HIJAU

(Perna viridis L.) DI PERAIRAN MUARA KAMAL, TELUK JAKARTA”

disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan jenjang strata satu

(S-1) pada Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dengan penuh rasa kesadaran, penulis mengakui bahwa penulisan Skripsi ini

tidak akan terselesaikan tanpa uluran tangan ikhlas dari berbagai pihak yang tidak

dapat penulis membalas pengorbanan semuanya. Pada kesempatan inilah penulis

ingin mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang

telah membantu menyelesaikan skripsi ini, yaitu:

Page 11: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

ii  

1. Kepada keluargaku tercinta yang selalu memberikan bantuan moril maupun

materiil dengan penuh keikhlasan hati, kedua orang tuaku (Alm. Ayahanda H.

Agus Salim & Ibunda Rusmini) serta saudara/i saya (Kakak Evadiah & Adik

Andi Subchan Jaya) atas dukungan dan do’a dari kalian semua.

2. Ibu DR. Lily Surayya Eka Putri, M. Env. Stud. sebagai Ketua Program Studi

Biologi selaku pembimbing I dan Bapak Zainal Arifin, Ph.D sebagai Kepala Bidang

Dinamika Laut Puslit Oseanografi LIPI selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, meluangkan waktu, pikiran, kesabaran, saran dan kritik

untuk berdiskusi dengan penulis sehingga membantu dalam proses penyusunan

skripsi ini.

3. DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

beserta jajarannya yang telah membantu penulis selama melaksanakan studi di

Fakultas Sains dan Teknologi.

4. Ketua Program Studi Biologi Ibu DR. Lily Surayya Eka Putri, M. Env. Stud. yang

turut serta memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Nani Radiastuti, M.Si selaku Dosen Penasehat Akademis yang telah memberikan

saran dan solusi atas perkuliahan.

6. Untuk para pengajar terutama para dosen-dosen Program Studi Biologi MIPA

Fakultas Sains dan Teknologi yaitu Ibu Nani Radiastuti, M.Si; Ibu Megga

Ratnasari Pikoli, M.Si; Ibu Fahma Wijayanti, M.Si; Ibu Dasumiati, M.Si; Ibu

Priyanti, M.Si; Ibu Deni Zulfiana, M.Si, Ibu Narti Fitriana, M.Si; Ibu Reno Fitri,

M.Si; dan seluruh staf administrasi Fakultas Sains dan Teknologi.

Page 12: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

iii  

7. Ibu Nurhasni, M.Si dan Bapak Drs. Paskal Sukandar, M.Si selaku penguji seminar

proposal dan seminar hasil.

8. Ibu Nani Radiastuti, M.Si dan Ibu Fahma Wijayanti, M.Si selaku penguji sidang

munaqosah (skripsi).

9. Laboran Laboratorium Biologi (Mba Siti Nurdiana, Ka Syaiful Bahri, Mba Puji

Astuti dan Mba Farida Ahmad) yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

10. Untuk Ridho S.Si, Fachruroji, Achmad Junaidi S.Si, Rasyidawati S.Si, Teguh

Hadi Wibowo S.Si, Mutiara Ramasenjawati Dwi Gustini S.Si, Din Fitri

Rochmawati S.Si dan Choirul Basyar dari FST-UIN Program Studi Biologi

selaku teman yang selama ini telah bekerja sama dalam pelaksanaan kegiatan

sampling air laut dan kerang hijau di Teluk Jakarta.

11. Untuk Akhmad Taufiq Maulana, Aminullah, Eko Prasetyo S.Si, Fahmi Rizaldi,

Nasrulloh, Susfa Atmarwa Yahya, Arkanza Dewi Ranni S.Si, Cut Dhien Keumala

Meutia S.Si, Fitri Maimunah S.Si, Fitriyah S.Si, Khayu Wahyunita S.Si, Khoirul

Bariyah, Mawarsih, Miniarti, Neni Nuraeni S.Si, Novi Prasetyowati S.Si, Ofi

Ihsan Karya ‘Arofi S.Si, Sarah Marselia S.Si, Sofiah Rohmat, Suci Kartika Wati

S.Si, Suryani Eva S.Si dan Zulfana S.Si dari FST-UIN Program Studi Biologi

selaku teman-teman Biologi Angkatan 2004 yang telah begitu banyak

memberikan inspirasi baik secara langsung ataupun tidak langsung, terima kasih

banyak atas persahabatan abadi dan suka dukanya yang tak ternilai selama kita

menjalani perkuliahan.

Page 13: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

iv  

12. Kepada sponsorship foto copy “Ridho” & “Office Boy” (Mas Purwanto

”Darsono”) terima kasih atas perbanyakan copyright skripsi saya menjadi

beberapa eksemplar.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak

kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan

adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk ke arah perbaikan. Semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca semua. Semoga Allah SWT selalu

membimbing kita bersama dalam mendalami ilmu-ilmunya.

 

Jakarta, Juni 2009

 

Alfian Dwi Prasetyo

Page 14: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

v  

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah ..................................................................... 4 1.3. Hipotesis ....................................................................................... 4 1.4. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4 1.5. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5 1.6. Kerangka Berpikir ........................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pencemaran Laut .......................................................................... 7 2.2. Logam Berat ................................................................................. 8

2.2.1. Pencemaran Logam Berat .................................................. 9 2.2.2. Sumber dan Bentuk Logam Berat ..................................... 10 2.2.3. Sifat Fisik dan Kimia Beberapa Logam Berat ................... 12

2.3. Kerang Hijau (Perna viridis L.) .................................................. 14 2.4. Formalin, Rhodamin B dan Metanil Yellow ................................ 18 2.5. EDTA (Etilene Diamine Tetra-acetate Acid) ............................... 21 2.6. Hubungan Kerang Hijau dengan Logam Berat ............................ 23 2.7. Keadaan Umum Perairan Teluk Jakarta ........................................ 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 27 3.2. Peta Lokasi Sampling ................................................................... 27 3.3. Bahan dan Alat ............................................................................. 28 3.4. Cara Kerja .................................................................................... 29

Page 15: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

vi  

3.4.1. Pengambilan Sampel Air Laut ........................................... 29 3.4.2. Pengambilan Sampel Kerang Hijau (Perna viridis L.) ...... 30 3.4.3. Pengukuran Logam Berat pada Sampel Air Laut ............... 31 3.4.4. Pengukuran Logam Berat pada Sampel Kerang Hijau ....... 32 3.4.5. Pembuatan Deret Standar Logam Berat Biota Laut .......... 34 3.4.6. Perhitungan Kadar Logam Berat ....................................... 35

3.4. Analisis Data ................................................................................. 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Parameter Lingkungan (Fisika dan Kimia) .................................. 37 4.2. Kandungan Logam Berat Hg, Pb dan Cd dalam Air Laut ........... 42 4.3. Kandungan Logam Berat pada Kerang Hijau Pra Perlakuan ........ 44 4.4. Kandungan Logam Berat pada Kerang Hijau Pasca Perlakuan .... 47 4.5. Penurunan Kandungan Logam Berat dengan Na2CaEDTA ......... 55 4.6. Faktor Konsentrasi ....................................................................... 58 4.7. Hubungan Parameter dengan Kandungan Logam Kerang ........... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan .................................................................................. 66 5.2. Saran ............................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 67

LAMPIRAN ...................................................................................................... 75

Page 16: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

vii  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Proses Transport Logam Berat di Perairan ...................................... 11

Gambar 2. Kerang Hijau (Perna viridis L.) ...................................................... 16

Gambar 3. Struktur EDTA dalam Mengikat Ion Logam ................................. 23

Gambar 4. Peta Lokasi Sampling ...................................................................... 27

Gambar 5. Suhu Perairan Muara Kamal .......................................................... 38

Gambar 6. Kekeruhan Perairan Muara Kamal ................................................. 39

Gambar 7. pH Perairan Muara Kamal .............................................................. 40

Gambar 8. Salinitas Perairan Muara Kamal ..................................................... 41

Gambar 9. Kandungan Logam Berat Air Laut ................................................. 43

Gambar 10. Kandungan Awal Logam Berat Kerang Hijau ............................. 45

Gambar 11. Kandungan Logam Hg Pasca Perlakuan ...................................... 48

Gambar 12. Kandungan Logam Pb Pasca Perlakuan ....................................... 50

Gambar 13. Kandungan Logam Cd Pasca Perlakuan ...................................... 52

Gambar 14. Persentase Penurunan Kadar Logam Kerang Hijau ..................... 56

Gambar 15. Faktor Konsentrasi Logam Hg pada Kerang Hijau ...................... 59

Gambar 16. Faktor Konsentrasi Logam Pb pada Kerang Hijau......................... 60

Gambar 17. Faktor Konsentrasi Logam Cd pada Kerang Hijau ........................ 61

Page 17: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

viii  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Logam di dalam Hidrosfer .................................................................. 8

Tabel 2. Parameter Kualitas Air dan Biota Air yang Diamati .......................... 31

Tabel 3. Hasil Analisis PCA untuk Logam Hg ................................................. 62

Tabel 4. Hasil Analisis PCA untuk Logam Pb .................................................. 62

Tabel 5. Hasil Analisis PCA untuk Logam Cd ................................................. 63

Page 18: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

ix  

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Parameter Lingkungan Muara Kamal Februari – April 2009 ....... 75

Lampiran 2. Kandungan Logam di Perairan Muara Kamal Feb – Apr 2009 .... 76

Lampiran 3. Kandungan Awal Logam Hg, Pb dan Cd Kerang Hijau ................ 76

Lampiran 4. Rata-Rata Kadar Hg pada Konsentrasi Na2CaEDTA Berbeda ..... 77

Lampiran 5. Rata-Rata Kadar Pb pada Konsentrasi Na2CaEDTA Berbeda ...... 77

Lampiran 6. Rata-Rata Kadar Cd pada Konsentrasi Na2CaEDTA Berbeda ...... 77

Lampiran 7. Lokasi Titik Pengambilan Sampel Air & Kerang Hijau ............... 78

Lampiran 8. Sampel Air Laut Murni & Air Laut + HNO3 Pekat ....................... 79

Lampiran 9. Perlakuan Basah & Kering Sampel Kerang Hijau ....................... 80

Lampiran 10. Siklus Proses Budidaya Kerang Hijau ....................................... 81

Lampiran 11. Peralatan Kegiatan Sampling & Analisis Logam ....................... 82

Lampiran 12. Kriteria Kualitas Air yang Baik Untuk Perikanan ...................... 83

Lampiran 13. Kriteria Standar Kualitas Air Limbah ........................................ 84

Lampiran 14. Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut ....................................... 85

Page 19: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

1  

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kerang hijau (Perna viridis L.) merupakan salah satu komoditi perikanan

yang telah lama dibudidayakan sebagai salah satu usaha sampingan masyarakat

pesisir. Teknik budidayanya mudah dikerjakan, tidak memerlukan modal yang

besar dan dapat dipanen setelah berumur 6 – 7 bulan. Hasil panen kerang hijau per

hektar per tahun dapat mencapai 200 – 300 ton kerang utuh atau sekitar 60 – 100

ton daging kerang (Porsepwandi, 1998). Oleh karena kerang hijau bersifat filter

feeder non selective dan sessile (menetap) maka kandungan logam berat relatif

cukup tinggi ditemukan dalam tubuhnya karena adanya akumulasi logam berat

tersebut. Kerang genus Perna ini sering disebut highly specialized filter feeder dan

digunakan sebagai bioindikator pencemaran perairan karena biota ini bersifat

menetap, penyebarannya luas, masih mampu hidup pada daerah tercemar, dapat

mengakumulasi logam berat dengan faktor konsentrasi sebesar 105 (Hartanti,

1998). Akumulasi logam berat seperti merkuri (Hg) dan timbal (Pb) sering terjadi

pada kerang mentah dan menyebabkan keracunan bagi masyarakat yang

mengkonsumsinya karena toksisitasnya tinggi (Hutagalung, 1991; Connell dan

Miller, 1995).

Besarnya kandungan logam berat yang terakumulasi dalam jaringan tubuh

hewan air yang masih layak dikonsumsi manusia ditentukan oleh suatu standar.

Berdasarkan Kep. Dirjen POM No. 03725/B/SK/VII/1989 dan FAO/WHO (1976)

Page 20: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

2  

 

kadar Hg maksimum pada biota laut yang boleh dikonsumsi sebesar 0,5 ppm dan

kadar Pb sebesar 2 ppm. Menurut Inswiasri dkk. (1997), rata-rata kadar Hg dan Pb

di perairan Teluk Jakarta masing-masing adalah 0,004 ppm dan berkisar antara

0,00 – 1,57 ppm. Kadar logam berat tersebut akan terakumulasi apabila limbah

buangan industri di sekitar perairan Teluk Jakarta meningkat terutama oleh pabrik

penghasil peralatan listrik, pabrik baterai dan industri penghasil tinta (Darmono,

1995).

Pengawetan ikan dan bahan laut sejenis lainnya dilakukan dengan

menggunakan garam yang dicampur dengan es batu. Tanpa pengawet, kerang

sudah tercemar logam berat karena cemaran industri sudah masuk ke biota laut di

pelabuhan. BPOM baru-baru ini menemukan beragam jenis makanan yang biasa

dikonsumsi masyarakat sehari-hari mengandung zat kimia (formalin) untuk

membuat awet makanan. Produk makanan itu antara lain kerang, tahu, ikan asin,

daging, dan makanan olahan. Bahkan, BPOM menemukan kandungan cat tembok

yang mengandung tras, pewarna kimiawi, semen, dan perekat semen pada

makanan tersebut. Saat es lebih mahal, formalin menjadi pengawet ikan.

kerang hijau dan ikan laut dilumuri cat merah agar harga jual lebih tinggi. Hasil

tangkapan laut yang umumnya telah mati (ikan, cumi, kerang, udang) dimasukkan

ke dalam air tawar yang telah dicampur dengan formalin, yang dapat bertahan 2

hari dibandingkan dengan menggunakan es yang hanya sampai 3 jam. Setelah di

darat, seafood tersebut diolah lebih lanjut yaitu dicuci dengan H2O2 (asam

peroksida) yang merupakan bahan dasar pembersih lantai. Setelah itu masuk ke

pencucian kedua yaitu dengan sabun colek (B29) dan disikat. Hasilnya, seafood

Page 21: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

3  

 

tersebut akan terlihat lebih fresh, mengkilap, bersih sekali. Barulah seafood

tersebut seperti yang terlihat di pasar ikan muara karang di dalam peti es

(Kompas, 2004).

Penelitian ini dilakukan sebagai tindak lanjut dalam pendugaan kandungan

logam berat pada kerang hijau dengan tiga jenis logam berat yang berbeda yaitu

Hg, Pb dan Cd sehingga diharapkan dapat memberikan informasi yang baru dan

melengkapi hasil penelitian-penelitian terdahulu. Namun penelitian baru relatif

belum didapatkan padahal logam berat diakumulasi dalam tubuh makhluk hidup

sehingga diperlukan informasi terbaru mengenai logam berat dalam tubuh kerang

hijau dengan perlakuan bahan pengawet yaitu menambahkan formalin dan zat

pewarna tembok oleh para penjual kerang hijau di pasar ikan Muara Angke.

Pada penelitian ini, untuk mendukung data akumulasi logam berat pada

kerang hijau dibutuhkan beberapa data penunjang. Data tersebut adalah data

konsentrasi logam berat pada contoh air laut, salinitas, pH, suhu, kecerahan dan

Total Suspended Solid (TSS) dari perairan sekitar lokasi pengambilan contoh

kerang hijau tersebut. Sedangkan untuk mengetahui konsentrasi logam berat pada

tubuh kerang hijau tersebut dapat digunakan peralatan Spektrofotometri Serapan

Atom (AAS).

Pada penelitian yang dilakukan ini, lokasi yang dipilih adalah Perairan

Muara Kamal, Teluk Jakarta. Dari lokasi ini diharapkan dapat menggambarkan

konsentrasi logam berat yang terdapat pada contoh kerang hijau yang hidup di

perairan Teluk Jakarta. Lokasi ini juga merupakan badan air yang menerima

Page 22: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

4  

 

buangan limbah dari Jakarta dan sekitarnya yang pada umumnya mengandung

logam berat.

1.2. Perumusan Masalah

Bagaimana pengaruh penambahan bahan pengawet (formalin, rhodamin B,

metanil yellow dan Na2CaEDTA) dengan konsentrasi dan waktu perendaman

yang berbeda terhadap kandungan logam berat (Hg, Pb dan Cd) dalam tubuh

kerang hijau ?

1.3. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penambahan bahan

pengawet (formalin, rhodamin B, metanil yellow dan Na2CaEDTA) dengan

konsentrasi dan waktu perendaman yang berbeda berpengaruh nyata terhadap

kandungan logam berat (Hg, Pb dan Cd) dalam kerang hijau.

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan

bahan pengawet (formalin, rhodamin B, metanil yellow dan Na2CaEDTA) dengan

konsentrasi dan waktu perendaman yang berbeda terhadap kandungan logam berat

(Hg, Pb dan Cd) pada kerang hijau di Perairan Muara Kamal, Teluk Jakarta.

Page 23: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

5  

 

1.5. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat :

1. Dijadikan sebagai bahan standarisasi metode atau tren positif dalam

sistem pengendalian dan pemantauan kadar logam berat pada hasil laut

yang dikonsumsi khususnya kerang hijau.

2. Dijadikan sebagai baku mutu pengendalian keamanan pangan (food

safety) terhadap konsumen makanan laut (seafood).

Page 24: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

6  

 

1.6. Kerangka Berpikir

Terakumulasi

Rumah Tangga Industri

Limbah / Zat Pencemar

Udara

Kontaminasi Logam Berat

Perairan

Kualitas Air (Peningkatan Kadar Logam Hg, Pb dan Cd)

Penambahan Zat Pengawet

Aktivitas Manusia

Pertanian / Pertambakan

Biota Air (Kerang Hijau)

Pengendalian & Pemantauan Kadar Logam Berat pada Hasil Laut yang

Dikonsumsi

Keamanan Pangan (Food Safety) dan Konsumen

Tanah

Solusi ???

Penggunaan Na2CaEDTA pada Konsentrasi & Waktu Perendaman Tertentu

Page 25: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

7  

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pencemaran Laut

Pencemaran laut didefinisikan sebagai dampak negatif (pengaruh yang

membahayakan) bagi kehidupan biota, sumber daya, kenyamanan ekosistem laut,

serta kesehatan manusia, dan nilai guna ekosistem laut, baik disebabkan secara

langsung maupun tidak langsung oleh pembuangan bahan-bahan atau limbah ke

dalam laut yang berasal dari kegiatan manusia (Dahuri, 2003). Menurut definisi

lain, Pencemaran laut adalah perubahan kondisi laut yang tidak menguntungkan

yang disebabkan oleh adanya benda-benda asing sebagai akibat perbuatan

manusia (Soegiarto, 1976).

Sebagian besar bahan pencemar yang ditemukan di laut berasal dari

kegiatan manusia di daratan. Pada umumnya bahan pencemar tersebut berasal dari

berbagai kegiatan industri, pertanian dan rumah tangga. Sumber pencemaran

dapat dikelompokkan menjadi tujuh kelas, yaitu : (1) industri, (2) limbah cair

permukaan (sewage), (3) limbah cair perkotaan (stormwater), (4) pertambangan,

(5) pelayaran (shipping), (6) pertanian, dan (7) perikanan budidaya. Sedangkan

jenis-jenis bahan pencemar utamanya terdiri dari sedimen, unsur hara, logam

beracun (toxic metals), pestisida, organisme eksotik, organisme patogen, dan

oxygen depleting substance (bahan-bahan yang menyebabkan oksigen terlarut

dalam air berkurang) (Dahuri, 2003).

Page 26: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

8  

 

2.2. Logam Berat

Definisi logam adalah elemen yang dalam larutan air dapat melepas satu

atau lebih elektron dan menjadi kation. Logam mempunyai beberapa karakteristik

penting, yaitu: reflektivitas tinggi, mempunyai kilau logam, konduktivitas listrik

tinggi, konduktivitas termal tinggi, mempunyai kekuatan dan kelenturan. Logam

dikelompokkan menjadi:

1. Logam berat dan logam ringan, dimana logam berat mempunyai berat

jenis >5 dan yang ringan < 5.

2. Logam esensial bagi kehidupan dan yang tidak esensial.

3. Logam yang terdapat hanya sedikit (trace mineral) dan yang bukan trace

mineral. Bila konsentrasi logam di kerak bumi ≥1000 ppm, maka logam

tersebut bukan trace mineral. Atas definisi ini semua logam akan

tergolong trace mineral, kecuali oksigen, hidrogen, silikon, aluminium,

titanium, magnesium, natrium, kalium, kalsium, besi, fosfor dan mangan.

Dari 80 elemen yang tergolong logam hanya atau baru 50 saja yang berarti secara

ekonomis dan industrial (Duffus, 1980).

Tabel 1. Logam di dalam Hidrosfer Logam Air Tawar (µg/l) Air Laut (µg/l)

Hg Pb Cr As Cd Ni

0,001 – 3,5 0,02 – 27 0,1 – 6

0,001 – 3,5 0,01 – 3 0,03 – 10

0,03 – 2,7 0,13 – 13 0,2 – 50

0,03 – 2,7 0,01 – 4 4 – 10

Sumber : Bowen, 1979 dalam Alloway dan Ayres, 1993

Page 27: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

9  

 

2.2.1. Pencemaran Logam Berat

Menurut keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan

Hidup No.02/MENKLH/I/1988 yang dimaksud dengan polusi atau pencemaran

air dan udara adalah masuk dan dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan

atau komponen lain ke dalam air atau udara dan atau berubahnya tatanan

(komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga

kualitas air atau udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air atau

udara menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Bahan pencemar (polutan) adalah material atau energi yang dibuang ke

lingkungan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan baik abiotik maupun

biotik (Quano, 1993). Berdasarkan sumber, pencemaran dapat dibagi menjadi dua

kelompok (Soegiharto, 1976), yakni:

a. Dari laut, misalnya tumpahan minyak baik dari sumbernya langsung

maupun hasil pembuangan kegiatan pertambangan di laut, sampah dan air

ballast dari kapal tanker.

b. Kegiatan darat melalui udara dan terbawa oleh arus sungai yang akhirnya

bermuara ke laut.

Berdasarkan sifatnya, pollutan dibagi menjadi zat yang mudah terurai

(biodegradable) dan zat yang sukar terurai (non biodegradable). Contoh zat yang

mudah terurai adalah sampah organik sedangkan contoh zat yang sukar terurai

adalah minyak dan logam berat (Odum, 1971).

Menurut UU Pangan Nomor 7 Tahun 1996, istilah keamanan pangan

adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari

Page 28: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

10  

 

kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,

merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Pencemaran dapat

digolongkan berdasarkan bentuk bahan pencemarannya pada makanan, yaitu :

1. Cemaran biologis (bakteri, virus, kapang, parasit, protozoa).

2. Cemaran kimia (logam berat, pestisida, bahan tambahan pangan dan

racun).

3. Cemaran fisik (pecahan gelas, potongan tulang, kerikil, kawat dan

sebagainya).

2.2.2. Sumber dan Bentuk Logam Berat

Logam berat masuk ke perairan laut melalui run off air sungai, angin,

proses hidrotermal, difusi dari sedimen dan kegiatan antropogenik. Jalur-jalur

tersebut akan berinteraksi membentuk suatu pola yang disebut dengan siklus

biogeokimia logam berat (Romimohtarto, 1991).

Dalam perairan, logam berat dapat ditemukan dalam bentuk terlarut dan

tidak terlarut. Logam berat terlarut adalah logam yang membentuk kompleks

dengan senyawa organik dan anorganik sedangkan logam berat yang tidak terlarut

merupakan partikel yang berbentuk koloid dan kelompok senyawa logam yang

terabsorpsi pada partikel-partikel tersuspensi (Razak, 1980).

Page 29: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

11  

 

Gambar 1. Perjalanan Logam Berat dari Kolom Air Menuju Dasar Perairan (Sumber: Romimohtarto, 1991)

Zat Pencemar

Diencerkan & Disebarkan Masuk Ke Ekosistem Laut Dibawa Oleh

Arus Laut Adukan Turbulensi Arus Laut Biota Yang Bergerak

Dipekatkan Oleh

Proses Biologis Proses Fisika & Kimia

Absorpsi Oleh Ikan Absorpsi Oleh

Plankton Nabati

Absorpsi Oleh Rumput Laut & Tumbuhan Laut Lainnya

Absorpsi Pengendapan Pertukaran Ion

Plankton Hewani Mengendap di Dasar Avertebrata

Kerang-Kerangan, Ikan & Manusia

Page 30: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

12  

 

2.2.3. Sifat Fisik dan Kimia Beberapa Logam Berat

Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan berat jenis lebih besar dari

5 g/cm3, terletak di sudut kanan bawah daftar berkala, mempunyai afinitas yang

tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari periode 4

sampai 7 (Miettinen, 1977). Afinitas yang tinggi terhadap unsur S mendorong

terjadinya ikatan logam berat dengan S pada setiap kesempatan. Sebagian logam

berat merupakan zat pencemar yang berbahaya. Logam-logam ini bereaksi dengan

unsur belerang dalam enzim, sehingga enzim menjadi tidak mobile. Gugus

karboksilat (-COOH) dan amino (-NH2) dalam asam amino juga bereaksi dengan

logam berat. Kadmium, tembaga, dan merkuri diikat dalam membran yang

menghambat proses transport melalui dinding sel. Logam berat juga

mengendapkan senyawa fosfat biologis atau dapat juga mengkatalisis

penguraiannya (Manahan, 1994).

Beberapa ini dijelaskan rincian sifat-sifat beberapa logam berat :

a) Merkuri atau Air Raksa (Hg)

Logam merkuri bernomor atom 80, berat atom 200,59, titik didih 356,9 ºC,

dan massa jenis 13,6 gr/ml (Reilly, 1991). Merkuri dalam perairan dapat berasal

dari buangan limbah industri kelistrikan dan elektronik, baterai, pabrik bahan

peledak, fotografi, pelapisan cermin, pelengkap pengukur, industri bahan

pengawet, pestisida, industri kimia, petrokimia, limbah kegiatan laboratorium dan

pembangkit tenaga listrik yang menggunakan bahan baku bakar fosil. Merkuri

yang paling toksik adalah bentuk alkil merkuri yaitu metil dan etil merkuri yang

paling banyak digunakan untuk mencegah timbulnya jamur alkil merkuri

Page 31: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

13  

 

terakumulasi dalam hati dan ginjal yang dikeluarkan melalui cairan empedu

(Suryadiputra, 1995).

b) Timbal (Pb)

Timbal atau timah hitam adalah sejenis logam lunak berwarna cokelat

dengan nomor atom 82, berat atom 207,19, titik leleh 327,5 ºC, titik didih 1725 ºC

dan berat jenis 11,4 gr/ml. Logam ini mudah dimurnikan sehingga banyak

digunakan oleh manusia pada berbagai kegiatan misalnya pertambangan, industri

dan rumah tangga. Pada pertambangan timbal berbentuk senyawa sulfida (PbS)

(Reilly, 1991).

Logam Pb bersifat toksik pada manusia dan dapat menyebabkan

keracunan akut dan kronis. Keracunan akut biasanya ditandai dengan rasa

terbakar pada mulut, adanya rangsangan pada sistem gastrointestinal yang disertai

dengan diare. Sedangkan gejala kronis umumnya ditandai dengan mual, anemia,

sakit di sekitar mulut, dan dapat menyebabkan kelumpuhan (Darmono, 2001).

Fardiaz (1992) menambahkan bahwa daya racun dari logam ini disebabkan terjadi

penghambatan proses kerja enzim oleh ion-ion Pb2+. Penghambatan tersebut

menyebabkan terganggunya pembentukan hemoglobin darah. Hal ini disebabkan

adanya bentuk ikatan yang kuat (ikatan kovalen) antara ion-ion Pb2+ dengan

gugus sulfur di dalam asam-asam amino. Untuk menjaga keamanan dari

keracunan logam ini, batas maksimum timbal dalam makanan laut yang

ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI dan FAO adalah sebesar 2,0 ppm. Pada

organisme air kadar maksimum Pb yang aman dalam air adalah sebesar 50 ppb

(EPA, 1973).

Page 32: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

14  

 

c) Kadmium (Cd)

Kadmium adalah salah satu unsur logam berat yang bersama-sama dengan

unsur Zn dan Hg termasuk pada golongan II B daftar berkala. Kadmium jarang

sekali ditemukan di alam dalam bentuk bebas. Keberadaannya di alam dalam

berbagai jenis batuan, tanah, dalam batubara dan minyak. Kadmium dapat terikat

pada protein dan molekul organik lainnya dan membentuk garam dengan asam-

asam organik. Dalam bentuk mineral, Cd berada dalam batuan greenochite (CdS)

yang berasosiasi dengan batuan ZnS. Pada ekstraksi pertambangan, Cd sebagai

hasil samping dari tambang seng (kandungan Cd sebesar lebih kurang 3 kg dalam

1 ton Zn). Pelapisan Cd pada suatu logam mengakibatkan logam menjadi

antikorosi bila digunakan dalam air laut, air alkalis dan di lingkungan tropis

(Fergusson, 1991).

Agar tidak terjadi keracunan karena mengkonsumsi makanan yang

terkontaminasi logam Hg, Pb dan Cd, maka ada suatu ketentuan yang disarankan

oleh Food Agricultural Organization – World Health Organization, yaitu 0,3 mg

per orang/minggu untuk Hg total dan tidak lebih dari 0,2 mg Hg jika dalam

bentuk metil merkuri, 0,4 – 0,5 mg per orang/minggu untuk Cd, serta 3 mg Pb

total per orang/minggu (Saeni, 1989).

2.3. Kerang Hijau (Perna viridis L.)

Kerang hijau (Perna viridis L.) di Indonesia mempunyai nama yang

berbeda-beda di setiap daerah, seperti Kijing atau Srindit (Jakarta), Kedaung

(Banten) Kapal-kapalan (Riau), Kemudi Kapal (Sumatera) dan di restoran-

Page 33: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

15  

 

restoran Cina dikenal dengan nama Kaung-kaung. Di Malaysia dikenal dengan

sebutan Siput Kudu, Chay Luan atau Tham Chay (Singapura), Ta Hong (Filipina)

dan Hoi Mong Pong (Thailand) (Kastoro, 1988).

Kerang hijau (Perna viridis Linnaeus, 1758) atau Green Mussels

merupakan spesies spesifik Benua Asia. Spesies ini tersebar luas di sepanjang

wilayah Indo-Pasifik, meluas ke bagian utara hingga Hongkong mulai dari

perairan di Propinsi Guang Dong dan Fujian, China, Selatan Jepang, Thailand,

Filipina, Indonesia hingga perairan Papua Nugini (Vakily, 1989).

Kerang hijau adalah organisme yang dominan pada ekosistem litoral

(wilayah pasang surut) dan sublitoral yang dangkal. Kerang hijau dapat hidup

dengan subur pada perairan teluk, estuaria, perairan sekitar area mangrove dan

muara, dengan kondisi lingkungan yang dasar perairannya berlumpur campur

pasir, dengan cahaya dan pergerakan air yang cukup, serta kadar garam yang tidak

terlalu tinggi (Setyobudiandi, 2000). Kerang hijau merupakan kerang yang

memiliki ukuran tubuh cukup panjang. Ukuran tubuhnya bisa mencapai 80 – 100

mm, bahkan terkadang dapat berukuran panjang hingga 165 mm (Linnaeus,

1758).

Persyaratan yang baik menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1985) untuk

kehidupan kerang hijau adalah perairan bersubstrat lumpur dengan metode bagan

rakit tancap, kedalaman 3 – 10 m, kecepatan arus 25 cm/detik, salinitas 27 – 35 ‰

dan suhu 26 – 32 ºC. Berdasarkan cara memperoleh makanannya, moluska

bivalvia ini digolongkan dalam kelompok filter feeder. Apabila makanan

diperoleh dengan menyaring fitoplankton dari perairan yang ditempati, maka

Page 34: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

16  

 

disebut sebagai suspension feeder. Apabila makanan atau bahan organik diambil

dari substratum tempat hidupnya maka disebut sebagai deposit feeder

(Setyobudiandi, 2000). Kelas bivalvia ini telah digunakan oleh ahli ekologi dalam

menganalisis pencemaran air, karena sifatnya yang menetap dan cara makannya

yang pada umumnya bersifat filter feeder sehingga mempunyai kemampuan

mengakumulasi bahan-bahan polutan seperti bakteri dan logam berat (Roberts,

1976).

Menurut Linnaeus (1758), taksonomi dari kerang hijau dapat

diklasifikasikan secara sistematika menjadi :

Filum : Mollusca

Infra Kelas : Pelecypoda

Kelas : Bivalvae (Bivalvia)

Sub Kelas : Lamellibranchia (Pteriomorphia)

Ordo : Mytiloida (Anisomyria)

Sub Ordo : Filibranchia

Super Famili : Mytiloidea (Mytilacea)

Famili : Mytilidae (Pernadae)

Genus : Perna

Spesies : Perna viridis Linnaeus, 1758

Gambar 2. Kerang Hijau (Perna viridis L.)

Page 35: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

17  

 

Menurut Roberts (1976) kelas bivalvia telah digunakan oleh ahli ekologi

dalam menganalisis pencemaran air. Hal ini karena sifatnya yang menetap dan

cara makan pada umumnya filter feeder, sehingga mempunyai kemampuan

mengakumulasi bahan-bahan polutan seperti logam berat. Dilihat dari sumber

energi, kandungan protein kerang hijau 21,9 %, lemak 14,5 %, dan karbohidrat

18,5 %, itu setara dengan kandungan gizi daging sapi dan telur ayam.

Secara morfologi anggota famili Mytilidae mempunyai cangkang yang

tipis. Kedua cangkang tersebut simetris dan umbonya melengkung ke depan.

Persendiannya halus dengan beberapa gigi yang sangat kecil (Abbott, 1974).

Genus Perna L. berbentuk pipih, cangkang padat dan mempunyai umbo pada tepi

vertikal. Tipe alur cangkang konsentrik, bersinar, berwarna hijau dan terkadang di

bagian tepi berwarna kebiruan. Kedua cangkang berukuran sama meskipun satu

cangkang sedikit lebih cembung daripada yang lainnya (Dance, 1977).

Kerang hijau umumnya hidup di laut tropis seperti Indonesia terutama di

perairan pantai, perairan teluk, estuaria, mangrove dan muara-muara sungai

dengan kondisi perairannya lumpur berpasir dengan cahaya pergerakan yang

cukup serta kadar garam yang tidak terlalu tinggi (Setyobudiandi, 2000). Mereka

umumnya hidup menempel secara bergerombol pada dasar atau substrat keras

seperti kayu, bambu, batu, tanggul-tanggul pelabuhan, karang dan lumpur keras

dengan bantuan byssus atau serabut penempel (Kastoro, 1988).

Kerang hijau adalah organisme sessil yang hidup bergantung pada

ketersediaan zooplankton kecil, fitoplankton serta material yang kaya akan

kandungan organik (Nimpis, 2002). Kerang hijau merupakan salah satu jenis

Page 36: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

18  

 

kerang, termasuk golongan binatang lunak (Mollusca), bercangkang dua

(Bivalvae), mempunyai insang berlapis-lapis (Lamellibranchia), berkaki kapak

(Pelecypoda) dan hidup di laut. Di Indonesia, daerah penyebaran kerang hijau

belum ditemukan secara pasti, namun karakteristik perairan yang sesuai untuk

pembudidayaannya adalah pada suhu 27 – 37°C, salinitas 27 – 34 ‰, pH 6 – 8,

kecerahan 3.5 – 4.0 m, arus dan angin tidak terlalu kuat dan umumnya hidup di

kedalaman 3 – 10 m di daerah estuaria serta kandungan oksigen terlarut 6 mg/L

(Ismail, 1999).

2.4. Formalin, Rhodamin B dan Metanil Yellow

Formalin adalah larutan 37 % formaldehida dalam air yang biasanya

mengandung 10 – 15 % metanol untuk mencegah polimerisasi. Formalin

berfungsi sebagai antiseptik untuk membunuh bakteri kapang, terutama untuk

pensterilan peralatan dokter atau proses pengawetan mayat atau spesimen biologi

lainnya. Formalin merupakan zat pengawet berbentuk cair yang paling sering

digunakan oleh produsen makanan yang tak bertanggung jawab. Formalin banyak

digunakan sebagai desinfektan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan

pakaian; sebagai germisida dan fungisida pada tanaman dan sayuran, serta sebagai

pembasmi lalat dan serangga lainnya. Formaldehida biasa digunakan oleh industri

plastik, busa, dan resin untuk kertas, karpet, tekstil, cat, dan furnitur (WHO,

1984).

Larutan formaldehid sebenarnya berfungsi sebagai desinfektan. Zat ini

sangat iritatif, bisa menimbulkan luka bakar bahkan mematikan. Formalin sangat

Page 37: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

19  

 

mudah diserap melalui saluran pernafasan dan pencernaan. Penggunaan formalin

dalam jangka panjang dapat berakibat buruk pada organ tubuh, seperti potensi

menimbulkan kanker, kerusakan hati, gangguan ginjal dan sistem reproduksi. Zat

ini juga banyak ditemukan pada ikan, ikan asin, daging, daging ayam, boraks.

Karena beracun, kemasan formalin diberi label dengan tanda gambar tengkorak

pada dasar kotak berwarna jingga (WHO, 1984).

Rhodamin B adalah zat pewarna yang tersedia di pasar untuk industri

tekstil dan zat kimia berbahaya ini tidak boleh dicampurkan ke dalam makanan.

Ciri fisik rhodamin B adalah zat warna sintetik berbentuk serbuk kristal, berwarna

hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau; sangat mudah larut dalam air, alkohol,

HCl, NaOH dan dalam larutan berwarna merah terang berfluoresens. Rhodamin B

memiliki rumus molekul C28H31N2O3Cl, dengan berat molekul sebesar 479.000.

Zat ini sering disalahgunakan sebagai zat pewarna makanan dan kosmetik di

berbagai Negara. Makanan yang ditemukan mengandung rhodamin B diantaranya

kerupuk (58%), terasi (51%) dan makanan ringan (42%). Zat ini juga banyak

ditemukan pada kembang gula, sirup, manisan, dawet, bubur, ikan asap dan

cendol. Zat pewarna makanan alami sejak dulu telah dikenal dalam industri

makanan untuk meningkatkan daya tarik produk makanan tersebut, sehingga

konsumen tergugah untuk membelinya. Namun celakanya sudah sejak lama pula

terjadi penyalahgunaan dengan adanya pewarna buatan yang tidak diizinkan untuk

digunakan sebagai zat aditif. Contoh yang sering ditemui di lapangan dan

diberitakan di beberapa media massa adalah penggunaan bahan pewarna

Page 38: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

20  

 

Rhodamine B, yaitu zat pewarna yang lazim digunakan dalam industri kertas dan

tekstil, namun digunakan sebagai pewarna makanan (WHO, 1984).

Di dalam laboratorium digunakan sebagai pereaksi untuk identifikasi Pb,

Bi, Co, Au, Mg dan Th. Bahan ini bila dikonsumsi bisa menyebabkan gangguan

pada fungsi hati, bahkan kanker hati. Bila mengkonsumsi makanan yang

mengandung rhodamin B, dalam tubuh akan terjadi penumpukan lemak, sehingga

makin lama jumlahnya terus bertambah. Dampaknya baru akan kelihatan setelah

puluhan tahun kemudian. Berikut ini adalah nama-nama lain dari Rhodamine B,

yaitu : (1) Acid Bruliant Pink B, (2) ADC Rhodamine B, (3) Aizen Rhodamine

BH, (4) Aizen Rhodamine BHC, (5) Akiriku Rhodamine B, (6) Briliant Pink B,

(7) Calcozine Rhodamine BL, (8) Calcozine Rhodamine BX, (9) Calcozine

Rhodamine BXP, (10) Cerise Toner, (11) 9-(orto-Karboksifenil)-6-(dietilamino)-

3H-xantin-3-ylidene dietil ammonium klorida, (12) Cerise Toner X127, (13)

Certiqual Rhodamine, (14) Cogilor Red 321.10, (15) Cosmetic Briliant Pink

Bluish D conc, (16) Edicol Supra Rose B, (17) Elcozine rhodamine B, (18)

Geranium Lake N, (19) Hexacol Rhodamine B Extra, (20) Rheonine B, (21)

Symulex Magenta, (22) Takaoka Rhodmine B dan (23) Tetraetilrhodamine

(WHO, 1984).

Metanil yellow adalah zat pewarna kimia sintesis yang mengandung logam

berat berbentuk serbuk berwarna kuning kecoklatan, mudah larut dalam air, agak

larut dalam aseton. Metanil yellow umumnya digunakan sebagai indikator reaksi

netralisasi asam-basa, pewarna untuk produk kertas, cat kayu, cat lukis dan tekstil

(pakaian). Metanil yellow adalah senyawa kimia azo aromatik amina yang dapat

Page 39: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

21  

 

menimbulkan tumor dalam berbagai jaringan hati, kandung kemih, saluran

pencernaan atau jaringan kulit. Berdasarkan kriteria WHO, metanil yellow

memiliki tingkat keracunan tingkat III. Zat ini juga banyak ditemukan pada

gorengan, manisan mangga, tahu kuning, sirup limun, saus, kue basah, es cendol,

es kelapa, es mambo, pewarna Ponceau 3R, Ponceau SX dan Amarath (WHO,

1984).

2.5. EDTA (Etilene Diamine Tetra-acetate Acid)

Sifat toksik logam Hg dan Pb dikarenakan logam tersebut sangat efektif

berikatan dengan gugus sulfuhidril (SH) yang terdapat dalam sistem enzim sel

membentuk ikatan metaloenzim dan metaloprotein sehingga aktivitas enzim untuk

proses kehidupan sel tidak dapat berlangsung (Connel dan Miller, 1995).

Toksisitas dan sifat letal logam berat Hg, Pb dan Cd pada tubuh biota air dapat

dihilangkan dengan penambahan Etilene Diamine Tetra-acetate Acid (EDTA)

(Hutagalung, 1991; Palar, 1994). Hal ini dikarenakan senyawa EDTA mampu

mengikat dan menarik ion logam berat tersebut keluar dari jaringan tubuh (Linder,

1992). Terjadinya reaksi antara zat pengikat logam (EDTA) dengan ion logam

menyebabkan ion logam kehilangan sifat ionnya dan mengakibatkan logam berat

tersebut kehilangan sebagian besar toksisitasnya (Irwansyah, 1995). Sifat dan

pengaruh negatif logam berat akan hilang dengan adanya zat pengikat logam

karena zat pengikat tersebut akan membentuk ikatan kompleks dengan logam.

EDTA dapat membentuk ikatan kompleks dan menghalangi kerja enzim untuk

Page 40: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

22  

 

berikatan dengan ion logam (Lehninger, 1982). Umumnya EDTA digunakan

untuk mengobati keracunan oleh logam berat Hg dan Pb (Palar, 1994).

Garam-garam EDTA yang digunakan umumnya berbentuk Na2CaEDTA

sebagai pengental pada mentega dan saus, bumbu masak pada kuah untuk sayuran

atau sebagai pengawet untuk mencegah pembusukan yang disebabkan logam

berat pada produk ikan dan kerang-kerangan sehingga dapat bertahan dalam

beberapa hari (Furia, 1972). Penggunaan Na2CaEDTA sebagai zat pengikat logam

pada filet ikan yang mengandung 0,5 – 5 ppm logam berat dapat menghilangkan

sifat toksisitasnya dengan cara melakukan perendaman pada konsentrasi 0,8 – 1,5

% selama 30 – 60 menit. Waktu perendaman berpengaruh nyata terhadap

penurunan logam berat, semakin lama waktu yang digunakan maka logam berat

yang tereduksi semakin banyak (Hartanti, 1998). Dengan demikian diperlukan

penelitian mengenai konsentrasi dan waktu perendaman Na2CaEDTA pada kerang

hijau (Perna viridis L.) dalam upaya menurunkan kadar Hg dan Pb yang

terkandung dalam tubuhnya.

Kemampuan Na2CaEDTA sebagai pengikat logam berat disebabkan

Na2CaEDTA tersebut mampu membentuk ikatan kompleks dengan ion logam

yang terdapat dalam tubuh kerang. Molekul EDTA mampu mengikat ion logam

dengan pembentukan 6 ikatan yaitu 2 untuk atom nitrogen pada gugus amino dan

4 untuk atom oksigen pada gugus karboksil (Winarno, 1995 ; Furia, 1972).

Struktur EDTA dalam mengikat ion logam Hg dan Pb disajikan pada Gambar 3.

Page 41: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

23  

 

Gambar 3. Struktur EDTA dalam mengikat ion logam (Furia, 1972)

Furia (1972) menyatakan bahwa penggunaan Na2CaEDTA pada

konsentrasi 0,8 – 1,5 % dapat memperpanjang daya simpan filet ikan selama 12 –

14 hari, namun demikian dosis garam EDTA sebagai bahan pengawet makanan

tidak boleh berlebihan karena akan membahayakan kesehatan manusia yang

mengkonsumsinya. FAO (1976) menentukan standar penggunaan Na2CaEDTA

untuk pengalengan kerang maksimum 340 ppm. Menurut WHO (1972),

penggunaan Na2CaEDTA untuk perendaman filet ikan dengan konsentrasi 0,8 –

1,5 % selama 30 – 60 menit, diperoleh residu pada filet sebanyak 0,02 – 0,03 %

atau 200 – 300 ppm.

2.6. Hubungan Kerang Hijau dengan Logam Berat

Logam berat (Hg, Cd dan Pb) dalam air kebanyakan berbentuk ion dan

logam tersebut diserap oleh kerang secara langsung melalui air yang melewati

membran insang atau melalui makanan. Selain melalui insang, logam berat juga

Page 42: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

24  

 

masuk melalui kulit (kutikula) dan lapisan mukosa yang selanjutnya diangkut

darah dan dapat tertimbun dalam jantung dan ginjal kerang (Noviana, 1994; Laws,

1981). Menurut Hutagalung (1991), kemampuan biota laut (ikan, udang dan

moluska) dalam mengakumulasi logam berat di perairan tergantung pada jenis

logam berat, jenis biota, lama pemaparan serta kondisi lingkungan seperti pH,

suhu dan salinitas. Semakin besar ukuran biota air, maka akumulasi logam berat

semakin meningkat. Toksisitas logam berat dalam kerang yang ditimbulkan akibat

akumulasi dalam jaringan tubuh mengakibatkan keracunan dan kematian bagi

biota air yang mengkonsumsinya (Sukiyanti, 1987). Sifat toksik logam Hg dalam

bentuk senyawa HgCl2 dengan konsentrasi 0,027 ppm menyebabkan kematian

pada larva bivalvia (moluska) dan konsentrasi Pb sekitar 2,75 ppm mulai bersifat

letal bagi biota perairan seperti krustasea (Mulyaningsih, 1998).

Urutan toksisitas logam berat dari yang tertinggi sampai terendah adalah

Hg2+ > Cd2+ > Ag2+ > Ni2+ > Pb2+ > As2+ > Zn2+. Metil merkuri merupakan

senyawa logam berat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, seperti

terjadinya kasus Minamata di Jepang akibat keracunan memakan kerang dan ikan

yang dagingnya mengandung metil merkuri sehingga mengakibatkan kelainan

susunan saraf pusat, yang dikenal dengan Minamata Disease. Keracunan yang

diakibatkan oleh logam merkuri dalam tubuh umumnya bersifat permanen yang

menyebabkan toksisitas akut dan kronis (Sukiyanti, 1987; Palar, 1994). Batas

maksimum kandungan logam Hg dalam tubuh biota air yang masih cukup aman

untuk dikonsumsi menurut FAO/WHO (1976) sebesar 0,5 ppm dan tidak boleh

melebihi 0,2 mg per 70 kg berat badan per minggu sebagai metil merkuri.

Page 43: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

25  

 

Sebaliknya batas maksimum untuk kadar logam Pb dalam tubuh biota air yang

aman dikonsumsi manusia sebesar 0,7 mg atau 700 μg per 70 kg berat badan per

minggu (WHO, 1989).

2.7. Keadaan Umum Perairan Teluk Jakarta

Secara geografis Teluk Jakarta terletak pada koordinat 05°54’40’’LS –

06°00’40’’LS dan 106°40’45’’BT – 107°01’19’’BT (Kantor Kependudukan dan

Lingkungan Hidup, 1989). Teluk ini berbatasan dengan Tanjung Pasir di sebelah

Barat dan Tanjung Karawang di sebelah Timur, serta mempunyai rentangan

pantai sepanjang kurang lebih 40 km dan luas kira-kira 490 km2 (Sutjahjo, Riani

dan Mulyawan, 2004). Bagian yang jauh menjorok ke dalam, berjarak kurang

lebih 18 km dari garis yang menghubungkan kedua ujung teluk. Teluk ini juga

merupakan muara dari beberapa sungai yaitu Sungai Angke, Sungai Ciliwung,

Sungai Sunter, Sungai Bekasi dan cabang Sungai Citarum. Umumnya daerah

tangkapan hujan dari sungai ini sudah banyak dipengaruhi oleh aktivitas

penduduk dan industri (Parjaman, 1977).

Teluk Jakarta tergolong perairan semi tertutup (semi enclosed bay),

dicirikan oleh sirkulasi massa air yang berhubungan bebas terbatas dengan laut

lepas (Laut Jawa), karena adanya penyebaran pulau-pulau di Kepulauan Seribu.

Perairan semi tertutup merupakan daerah peralihan antara daratan dan laut, yang

ditandai oleh adanya perubahan sifat ekologi. Tingkat perubahan parameter

ekologi pada perairan semi tertutup sangat dipengaruhi oleh tingkat keterbukaan

perairan dengan laut (Parjaman, 1977).

Page 44: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

26  

 

Secara umum, limbah yang masuk ke Teluk Jakarta sebagian besar berasal

dari kegiatan industri pengolahan, industri pertanian (agroindustri), dan sumber

domestik. Berdasarkan pemantauan yang dilakukan KPPL tahun 1997, sumber

limbah terbesar berasal dari aktivitas pengolahan (97,82% atau 1.632.896,47 ribu

m3/tahun), limbah domestik (2,17% atau 36.229,90 ribu m3/tahun) dan limbah

kegiatan agroindustri sebesar 0,01% atau 232,25m3/tahun (Sutjahjo et al., 2004).

Page 45: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

27  

 

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dimulai dari bulan Desember 2008 sampai dengan April

2009. Kegiatan penelitian meliputi pengamatan di lapangan yaitu pengambilan

sampel air dan kerang hijau (Perna viridis L.) di Perairan Muara Kamal Teluk

Jakarta, sedangkan kegiatan analisis sampel dilakukan di Laboratorium Ekologi &

Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3.2. Peta Lokasi Sampling

Lokasi sampling penelitian ini terdiri dari tiga titik sampling yang masing-

masing titik berjarak 1 km dengan titik lainnya dari muara menuju ke tengah laut.

Pada tiap titik sampling diambil tiga kali ulangan pada sampel air laut dan kerang

hijau yang akan dianalisis kandungan logam beratnya.

Gambar 4. Peta Lokasi Sampling

Keterangan : St 1 = Titik I (berada paling dekat dengan Muara Kamal, berjarak 1 km) St 2 = Titik II (berada diantara titik I dan III, berjarak 2 km dari muara) St 3 = Titik III (berada paling dekat dengan Pulau Bidadari, jarak 3 km)

Page 46: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

28  

 

3.3. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biota air berupa

kerang hijau (Perna viridis Linnaeus, 1758) yang diambil dari setiap stasiun

pengamatan dan sampel air laut (air permukaan). Bahan yang dibutuhkan pada

penelitian ini keseluruhannya menggunakan spesifikasi pro analisis yang

diproduksi oleh Merck. Bahan kimia untuk keperluan analisis logam berat,

kualitas air maupun untuk keperluan pengawetan yaitu formalin, rhodamin B,

metanil yellow, larutan asam nitrat pekat (HNO3 pekat), larutan Bouin, ammonium

pirolidin ditiokarbamat (APDC), metil isobutil keton (MIBK), asam peroksida

(H2O2), aquadest, buffer asetat, air suling ganda bebas ion atau air destilasi

(DDDW), es batu, label, sarung tangan plastik, plastik berbagai ukuran, kertas

saring Whatman 0,45 µm (Millipore), aluminium foil, larutan aqua regia, larutan

standar Hg 1000 ppm, larutan standar Pb 1000 ppm dan larutan standar Cd 1000

ppm.

Bahan lain yang digunakan adalah EDTA (Na2CaEDTA), air suling bebas

ion (akuabides), asam nitrat pekat (HNO3), asam perklorat pekat (HClO4), dan

asam sulfat (H2SO4). Pembuatan larutan Na2CaEDTA sesuai dengan konsentrasi

perlakuan dengan cara menimbang Na2CaEDTA sebanyak 0,5 g dan 1,0 g yang

kemudian dilarutkan dengan akuabides sebanyak 100 ml dalam erlenmeyer untuk

mendapatkan konsentrasi 0,5% dan 1,0%.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol Van Dorn atau

water sampler, ice box, botol sampel polyetilen, Petersen Grab, secchi disk,

termometer raksa, stop watch, jangka sorong, refraktometer, penyaring vakum,

Page 47: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

29  

 

freezer atau refrigerator, timbangan digital, pH meter, oven, kamera digital, alat

bedah atau pisau bedah steril, pinset polietilen, cawan penguap polietilen,

desikator, mortar, beaker glass, beaker teflon, pipet berbagai ukuran, sentrifuse

polyetilen, labu takar, labu ekstraksi polietilen, saringan plastik, spatula polietilen,

AAS (Atomic absorption spectrophotometry) Model Spectra 20 Plus Varian, botol

semprot dan peralatan analisis kimia lainnya.

3.4. Cara Kerja

3.4.1. Pengambilan Sampel Air Laut

Sampel air laut diambil dengan menggunakan botol Van Dorn atau water

sampler di perairan Muara Kamal pada 9 titik sampling yang berjarak 1 km dari

garis pantai ke kiri dan ke kanan sehingga dapat mewakili kondisi perairan dalam

penentuan kadar logam. Sampel air laut dimasukkan ke dalam botol polyetilen.

Sampel air yang telah diambil dibagi dua botol yaitu botol pertama untuk analisis

kekeruhan dan salinitas. Sedangkan botol kedua untuk analisis logam berat yang

ditambahkan HNO3 pekat sebanyak 10 tetes hingga pH sampel air laut berada di

bawah 2.

Sampel air laut yang diambil untuk kebutuhan analisis logam berat adalah

sekitar 1 liter. Sampel air laut yang telah diperoleh kemudian disimpan di dalam

ice box yang telah terisi es batu dan baru dibuka setelah sampai di laboratorium.

Setiap botol yang akan digunakan diberi label tanggal, waktu dan kode sampel.

Frekuensi pengambilan sampel air laut dilakukan secara bersamaan dengan

pengambilan sampel kerang hijau. Pengukuran in situ dilakukan langsung saat

Page 48: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

30  

 

pengambilan sampel air, yaitu saat berada di atas perahu. Pengukuran parameter

in situ yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengukur kecerahan perairan

sekitar dengan menggunakan secchi disk, suhu air dengan menggunakan

termometer serta salinitas air laut dengan menggunakan refraktometer.

3.4.2. Pengambilan Sampel Kerang Hijau (Perna viridis L.)

Selain dilakukan pengambilan sampel air, pada penelitian ini juga

dilakukan pengambilan sampel biota air berupa kerang hijau. Pengambilan sampel

kerang hijau dilakukan empat kali dalam selang waktu dua minggu di perairan

Muara Kamal. Sampel dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk mencegah

kontaminasi logam selama pengangkutan ke laboratorium dan dimasukkan ke

dalam ice box.

Kerang hijau dibagi atas tiga kelompok ukuran panjang, yaitu: ukuran

kecil (< 4 cm), sedang (4 – 6 cm) dan besar (> 6 cm). Penetapan ini berdasarkan

pada ukuran kerang yang dikelompokkan di pasar ikan Muara Angke.

Pengambilan sampel biota air ini dilakukan untuk melihat kandungan logam berat.

Untuk keperluan ini dibutuhkan kerang hijau sebanyak 25 g daging kerang yang

telah dibedah dan dibungkus dengan alumunium foil, kemudian dimasukkan ke

dalam freezer pada suhu -29 ºC sampai siap untuk dianalisis. Pengeringan pada

suhu rendah bertujuan untuk menghindari penguapan logam berat dan menjaga

daging kerang hijau dari kerusakan. Analisis kandungan logam Hg, Pb dan Cd

dilakukan di laboratorium dengan menggunakan AAS (Hutagalung, 1989).

Page 49: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

31  

 

Tabel 2. Parameter Kualitas Air dan Biota Air yang Diamati. Parameter Satuan Metode Analisis Tempat Analisis

Kualitas Air Fisika Air 1. Suhu Air ºC Pemuaian Lapangan 2. Kekeruhan Air NTU Nephelometrik Lapangan 3. Salinitas ‰ Ion-ion terlarut Lapangan Kimia Air 1. pH - Komparasi warna Lapangan 2. Hg mg/l Serapan atom Laboratorium 3. Pb mg/l Serapan atom Laboratorium 4. Cd mg/l Serapan atom Laboratorium Biota Kimia Biota 1. Hg mg/l Serapan atom Laboratorium 2. Pb mg/l Serapan atom Laboratorium 3. Cd mg/l Serapan atom Laboratorium

3.4.3. Pengukuran Logam Berat pada Sampel Air Laut

Sebanyak 1 liter air laut yang disiapkan disaring dengan menggunakan

kertas saring berukuran pori 0,45 µm dengan bantuan pompa vakum. Hasil

saringan air laut ini kemudian diberi 5 ml HNO3 pekat untuk pengawetan. Sampel

air laut ini kemudian diambil sebanyak 250 ml dan dimasukkan ke dalam corong

pemisah polyetilen. pH larutan sampel air laut ini diatur dengan menggunakan

HNO3 5 M atau NaOH 5 M sehingga pHnya menjadi 3,5 – 4,0. pH ini merupakan

pH optimum untuk melakukan pemisahan logam berat pada sampel air laut,

sehingga logam berat yang diinginkan terpisah dengan baik.

Setelah pH sesuai, sampel air laut ditambahkan 4 ml ammonium pirolidin

ditiokarbamat (APDC), lalu diekstraksi selama 5 menit, kemudian ditambahkan

10 ml metil isobutil keton (MIBK) dan diekstraksi kembali selama 5 menit, lalu

didiamkan hingga kedua fase terpisah. Setelah fase terpisah menjadi 2 bagian,

fase supernatan dibuang sedangkan fase pellet digunakan untuk pembuatan

Page 50: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

32  

 

larutan standar. Pada fase organik, ditambahkan 10 ml HNO3 pekat dan

diekstraksi kembali selama 5 menit dan didiamkan selama 15 menit. Setelah 15

menit, pada sampel air laut ini ditambahkan 9 ml air suling bebas ion dan

diekstraksi kembali selama 2 menit, lalu didiamkan hingga kedua fase terpisah

kembali. Fase organik dibuang, sedangkan fase air ditampung dan siap diukur

dengan menggunakan AAS (Hutagalung, 1997).

3.4.4. Pengukuran Logam Berat pada Sampel Kerang Hijau

Sampel kerang hijau yang telah dipisahkan berdasarkan ukurannya,

dagingnya diambil lalu dimasukkan ke dalam cawan penguap. Daging kerang

hijau ini kemudian dimasukkan ke dalam oven dan dipanaskan pada suhu 105°C

selama 12 jam sampai kering. Sampel daging kerang hijau ini lalu digerus agar

menjadi homogen. Penggerusan ini dilakukan hingga daging kerang hijau tersebut

menjadi seperti serpihan-serpihan kecil. Sampel daging kerang hijau yang telah

homogen ini kemudian ditimbang beratnya sekitar 4 gram di dalam beaker glass.

Pada sampel kerang hijau ini lalu ditambahkan 10 ml HNO3 pekat dan

dipanaskan di atas hot plate pada suhu 85°C selama 8 jam (proses destruksi

basah). Satu jam sebelum proses destruksi berakhir, ke dalam sampel kerang hijau

ditambahkan 3 ml H2O2. Setelah dingin, maka sampel kerang hijau ini ditepatkan

volumenya menjadi 20 ml dengan menggunakan air suling bebas ion di dalam

botol sampel. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan

perhitungan kadar logam berat. Kemudian, sampel kerang hijau ini didiamkan

selama semalam, lalu didekantasi. Tujuannya adalah untuk memisahkan lemak

Page 51: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

33  

 

yang tidak hancur selama proses destruksi berlangsung, selain itu hal ini juga

membuat larutan sampel menjadi lebih bersih agar ketika diukur dengan

menggunakan AAS tidak terjadi penyumbatan. Hasil dekantasi ini lalu diukur

dengan menggunakan AAS.

Perendaman daging kerang dengan berbagai perlakuan konsentrasi dengan

cara memasukkan daging tersebut kedalam masing-masing erlenmeyer yang telah

diisi larutan Na2CaEDTA 0,5% dan 1,0% selama 30 menit, 45 menit dan 60

menit. Sampel kerang ditiriskan pada saringan plastik kemudian dicuci untuk

dianalisis.

Analisis logam Hg pada tubuh kerang hijau menggunakan alat Atomic

Absorption Spectrophotometry (AAS) merk GBC tipe 906 AA yang dilengkapi

grafit furnace dan hybrid vapour generator dengan panjang gelombang 253,7 nm.

Sementara untuk logam Pb menggunakan AAS merk Shimidzu tipe 680 AA

dengan panjang gelombang 217 nm. Sebelum dianalisis dengan AAS, daging

kerang terlebih dahulu diperlakukan dengan destruksi asam yang mengacu pada

prosedur Hutagalung (1997).

Logam Hg yang diukur kadarnya dengan metode AAS yaitu kerang

diambil dagingnya dan ditimbang sebanyak 5 g, kemudian dimasukkan ke dalam

botol BOD. Tahap selanjutnya menambahkan 10 ml HNO3 pekat dan 30 ml asam

sulfat pekat, lalu botol ditutup untuk dibiarkan selama 24 jam. Botol dipanaskan

pada suhu 60°C selama 2 jam di atas penangas air. Seluruh isi botol dipindahkan

ke dalam tabung reduksi air raksa dan dilanjutkan dengan memasang aerator

Page 52: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

34  

 

kecepatan 2 L udara/menit di dalam tabung reduksi air raksa serta menambahkan

SnCl2 sebanyak 5 ml. Sampel kerang siap dianalisis dengan AAS tanpa nyala.

Tahapan analisis kadar Pb dan Cd pada tubuh kerang hijau yaitu kerang

diambil dagingnya dan dikeringkan di dalam oven (105°C) selama 24 jam.

Sampel kerang kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang sebanyak 2

g. Sampel tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam teflon bomb yang kemudian

dibiarkan selama 24 jam. Contoh kerang tersebut kemudian dipanaskan di atas

penangas air pada suhu 60 – 70°C selama 2 – 3 jam. Selanjutnya ditambahkan 3

ml air suling bebas ion (akuabides) dan dipanaskan kembali hingga larutan hampir

kering (Hutagalung dkk., 1997).

Proses berikutnya adalah mendinginkan sampel tersebut pada suhu ruang

yang diikuti dengan penambahan 1 ml HNO3 pekat dan diaduk pelan-pelan serta

ditambahkan kembali 9 ml akuabides. Sampel siap diukur kadarnya dengan AAS

menggunakan nyala udara asetilen.

3.4.5. Pembuatan Deret Standar Logam Berat Dalam Biota Laut

Deret standar yang digunakan untuk menentukan kadar logam berat dalam

sampel biota laut yaitu sebesar 0,000 ppm; 0,050 ppm; 0,100 ppm; 1 ppm dan 3

ppm. Deret standar ini dibuat dari larutan induk 1000 ppm dengan menggunakan

rumus pengenceran untuk masing-masing jenis logam (Hg, Pb, dan Cd). Deret

standar ini dibuat secara komposit di dalam labu ukur 100 ml dan diencerkan

dengan menggunakan air suling bebas ion. Deret standar ini telah siap untuk

Page 53: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

35  

 

digunakan untuk membuat kurva kalibrasi pada alat AAS dan mengukur kadar

logam berat pada sampel biota laut (Hutagalung, 1989).

3.4.6. Perhitungan Kadar Logam Berat

Parameter uji yang digunakan meliputi kandungan logam Hg, Pb dan Cd

pada awal dan akhir penelitian serta tingkat penurunan kadar logam berat tersebut.

1. Kandungan logam Hg pada tubuh kerang hijau dihitung menurut rumus :

Kadar Hg = a / b ppm (Hutagalung dkk., 1997)

Ket : a = jumlah μg Hg dari hasil pengukuran dengan AAS b = berat contoh (5 g)

2. Kandungan logam Pb atau Cd pada tubuh kerang hijau dihitung dengan

rumus:

Kadar Pb atau Cd = a x b / c ppm (Hutagalung dkk., 1997)

Ket : a = jumlah μg Pb atau Cd dari hasil pengukuran dengan AAS b = volume akhir larutan contoh (faktor pengenceran) c = berat contoh kerang (2 g)

3. Tingkat penurunan kandungan logam berat dihitung menggunakan rumus :

I = (Io – It) / Io x 100 % (Porsepwandi, 1998)

Ket : I = tingkat penurunan kandungan logam berat (%) Io = kandungan logam berat pada awal penelitian (ppm) It = kandungan logam berat pada akhir penelitian (ppm)

3.5. Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial 3 x 3 dengan 3 kali

ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi bahan pengawet yang terdiri atas tiga

Page 54: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

36  

 

taraf yaitu : tanpa bahan pengawet (p0), konsentrasi 5 % (p1) dan konsentrasi 10 %

(p2) masing-masing perlakuan pengawet diberikan sebanyak 15 ml per sampel

kerang hijau. Faktor kedua adalah waktu perendaman yang terdiri atas tiga taraf

yaitu : 30 menit (t1), 45 menit (t2) dan 60 menit (t3). Data yang diperoleh diolah

dengan uji F (Anova) dan uji lanjut Duncan (α = 0,05) untuk mengetahui

perbedaan antar perlakuan dengan software SPSS.v15.0 (Gasperz, 1995).

Pendugaan kandungan logam berat dalam daging kerang hijau dengan

kandungan logam berat di air, dilakukan dengan mencari Indeks Faktor

Konsentrasi (FK) (Prartono, 1985):

Kadar logam berat daging kerang hijau (mg/l) FK = Kadar logam berat dalam air laut (mg/l)

Van Esch (1977 dalam Fitriati, 2004) mengatakan bahwa semakin mudah

logam diabsorbsi dan terakumulasi pada tubuh organism air, semakin besar indeks

faktor konsentrasi dan logam berat tersebut dapat semakin bersifat racun. Besar

kecilnya indeks faktor konsentrasi dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :

jenis-jenis logam berat, jenis organisme, lama pernapasan dan kondisi lingkungan

perairan seperti pH, temperatur dan salinitas.

Page 55: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

37  

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Parameter Lingkungan (Fisika dan Kimia)

Parameter penunjang yang dibutuhkan untuk penentuan konsentrasi logam

berat pada sampel kerang hijau adalah salinitas, pH, suhu, dan kekeruhan pada air

laut di perairan sekitar lokasi pengambilan sampel. Pengukuran parameter

penunjang ini pada umumnya dilakukan secara in situ. Pada pengamatan

parameter fisika dan kimia yaitu, suhu, kekeruhan, pH dan salinitas secara

keseluruhan masih menunjukkan kondisi yang memungkinkan untuk kerang hijau

melakukan proses-proses biologis dalam hidupnya, baik untuk pertumbuhan

maupun untuk kebutuhan reproduksi.

Logam berat yang masuk ke dalam suatu perairan, baik di sungai ataupun

di laut akan dipindahkan dari badan air melalui tiga proses, yaitu pengendapan,

adsorbsi dan absorpsi oleh organisme perairan (Bryan, 1976). Logam-logam

dalam lingkungan perairan umumnya berada dalam bentuk ion-ion seperti ion-ion

bebas, pasangan ion organik, ion-ion kompleks dan bentuk-bentuk ion lainnya

(Palar, 1994).

a. Suhu Perairan Muara Kamal

Gambar 5 memperlihatkan bahwa rata-rata nilai suhu perairan di tiap titik

menunjukkan kisaran antara 26 – 31°C, dengan suhu tertinggi 31°C dan terendah

26°C. Hal ini sesuai dengan persyaratan yang dikeluarkan oleh Direktorat

Jenderal Perikanan (1985) yang mengatakan bahwa untuk keperluan budidaya

Page 56: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

 

k

P

m

y

y

p

b

p

a

b

p

0

d

kerang hijau

Pengukuran

mempelajari

yang hidup

yang terjadi

penurunan d

bahan terte

pemanasan

air akan berb

b. Kekeruh

Gam

pada peraira

0,77 – 4,57

dan terendah

Suhu

(°C)

u disarankan

suhu dila

i proses-pro

di suatu p

i dalam tub

daya larut ok

entu. Suhu

matahari ya

banding luru

Gam

han Peraira

mbar 6 mem

an Muara K

NTU. Nilai

h pada titik

232425262728293031

Titik I

Titik II

Titik III

Suhu

 (C)

n agar suhu

akukan me

ses fisika, k

erairan, suh

buh kerang h

ksigen terlaru

air terutam

ang intensita

us dengan pe

mbar 5. Suh

an Muara K

mperlihatkan

Kamal, Teluk

i kekeruhan

III yaitu seb

Februari26

27.2

27.2

u perairan b

engingat pe

kimia dan b

hu mempeng

hijau. Penin

ut dan juga a

ma di lapi

asnya beruba

erubahan inte

u Perairan

Kamal

bahwa rat

k Jakarta se

tertinggi ter

besar 0,77 N

Maret31

29

28

Bulan

Suhu

berada dalam

entingnya p

iologi. Pada

garuhi prose

ngkatan suhu

akan menaik

san permuk

ah terhadap

ensitas peny

Muara Kam

a-rata nilai

elama penga

rdapat pada

NTU. Keker

April30

29

28

m kisaran 2

parameter

a biota atau

es-proses m

u dapat me

kkan daya ra

kaan ditentu

waktu, sehi

yinaran mata

mal

kekeruhan

amatan berk

titik I yaitu

ruhan yang t

38

26 – 32°C.

ini dalam

organisme

metabolisme

enyebabkan

cun bahan-

ukan oleh

ingga suhu

ahari.

(turbidity)

kisar antara

4,57 NTU

tinggi pada

Titik I

Titik II

Titik III

Page 57: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

 

t

m

r

u

d

m

d

2

c

T

H

p

d

titik I diseb

muara yang

rumah tangg

umumnya p

dengan pera

menyerap s

disebabkan

2003).

c. pH Pera

Seca

Teluk Jakart

Hal ini dise

penyangga,

dalam perair

Kekeruha

n(NTU

)

babkan oleh

g merupakan

ga dan indus

perairan laut

airan tawar.

inar mataha

oleh partike

Gamba

airan Muar

ara umum n

ta di tiap sta

ebabkan oleh

sehingga ma

ran. Gambar

012345

Titik I

Titik II

Titik III

Kekeruha

n (NTU

)

h faktor jara

n pertemuan

stri sehingga

t mempunya

Kekeruhan

ari yang ma

el tersuspen

ar 6. Kekeru

a Kamal

ilai derajat

asiun selama

h sifat dari

ampu menge

r 7 memperl

Februari3.83

1.37

0.77

ak lokasi sa

n 13 sunga

a mengakiba

ai nilai keke

n menggamb

asuk ke dala

nsi, partikel

uhan Perair

keasaman (p

a pengamata

air laut yan

endalikan si

lihatkan bah

Maret4.57

4

1.69

Bulan

Kekeruha

ampling yait

i yang mem

atkan warna

eruhan yang

barkan sifat

am perairan

koloid dan

ran Muara K

pH) pada p

an tidak berb

ng mempun

ifat asam ata

hwa kisaran

April4.47

3.13

2.61

an

tu lebih dek

mbawa beru

a air hitam p

g rendah dib

t optis perai

n. Kekeruhan

fitoplankton

Kamal

erairan Mua

beda secara

nyai sistem b

au basa yang

nilai derajat

39

kat dengan

upa limbah

pekat. Pada

bandingkan

iran dalam

n biasanya

n (Effendi,

ara Kamal,

signifikan.

buffer atau

g masuk ke

t keasaman

Titik I

Titik II

Titik III

Page 58: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

 

y

p

7

c

d

b

K

d

h

p

K

yang dipero

pada kadar a

Pada

7,61 yang m

curah hujan

dengan baik

– 6,5 mena

buangan atau

Kamal sehin

dan juga me

hijau. Kond

perairan. Ba

Kependuduk

pH

oleh antara 6

alamiah untu

Gam

a bulan Febr

menandakan

n yang tingg

k. Pada bulan

andakan bah

u limbah yan

ngga hal ini d

engakibatkan

disi pH pad

atasan nilai

kan dan Ling

5.65.86

6.26.46.66.87

7.27.47.67.8

FTitik I

Titik II

Titik III

pH

6,4 – 7,61. N

uk perairan l

mbar 7. pH

ruari diperole

bahwa kond

gi sehingga

n April diper

hwa kondisi

ng berwarna

dapat menga

n semakin tin

da perairan

pH telah

gkungan Hid

Februari7.29

7.4

7.61

Nilai derajat

aut yaitu 6,0

H Perairan M

eh pH yang

disi perairan

a mengakiba

roleh pH yan

perairan m

a hitam peka

akibatkan pe

nggi akumul

dapat dija

ditentukan

dup No.51 T

Maret7.02

7.15

7.09

Bulan

pH

t keasaman

0 – 8,0.

Muara Kam

tinggi yaitu

n bersifat nor

atkan kerang

ng rendah ya

mendekati as

at semakin tin

ertumbuhan k

lasi logam b

adikan seba

oleh kantor

Tahun 2004 y

April6.4

6.48

6.4

(pH) ini ma

mal

u berkisar an

rmal, dikaren

g hijau dap

aitu berkisar

sam, dikaren

nggi di pera

kerang hijau

erat pada tub

gai indikato

r Kementeri

yakni 6,5 – 8

40

asih berada

ntara 7,29 –

nakan oleh

pat tumbuh

r antara 6,4

nakan oleh

iran Muara

u terhambat

buh kerang

or kualitas

ian Negara

8.

Titik I

Titik II

Titik III

Page 59: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

 

d

M

3

y

n

b

d

y

p

d

d. Salinita

Gam

Muara Kam

salinitas tert

33,7 ‰. Sed

yang letakny

nilai salinita

berada pada

di perairan t

– 35 ‰.

Peng

yang pentin

perairan, kar

dilakukan b

Salin

itas

(‰)

s Perairan M

mbar 8 mem

mal, Teluk J

tinggi terdap

dangkan nila

ya paling d

asnya selama

kisaran norm

tersebut mas

Gamb

gukuran ini

ng bagi ker

rena salinita

biota yang a

2929.530

30.531

31.532

32.533

33.534

Titik I

Titik II

Titik III

Salin

itas (‰

)

Muara Kam

mperlihatkan

akarta selam

pat pada titik

ai salinitas te

ekat dengan

a pengamata

mal salinitas

sih baik untu

bar 8. Salini

dilakukan m

rang hijau

s berhubung

ada didalam

Februari31

32.4

33.5

mal

bahwa kisa

ma pengama

k III yang l

erendah sela

n muara (10

an, perairan M

s untuk air la

uk perkemba

itas Peraira

mengingat b

untuk mela

gan langsung

mnya, termas

Maret30.8

32.2

33.4

Bulan

Salinita

aran nilai s

atan adalah

etaknya 300

ama pengama

000 m) yaitu

Muara Kam

aut yaitu 30

angan biolog

n Muara K

bahwa salin

akukan adap

g dengan pro

suk kerang

April31.3

32.5

33.7

as

salinitas pad

30,8 – 33,7

00 m dari m

atan adalah

u 30,8 ‰. D

mal Teluk Jak

– 35 ‰. Nil

gi kerang hija

amal

itas merupa

ptasi terhada

oses osmoreg

hijau. Peng

41

da perairan

7 ‰. Nilai

muara yakni

pada titik I

Dilihat dari

karta masih

lai salinitas

au yaitu 27

akan faktor

ap kondisi

gulasi yang

garuh jarak

Titik I

Titik II

Titik III

Page 60: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

42  

 

terhadap salinitas bahwa pada titik I yang letaknya dekat dengan muara memiliki

salinitas yang rendah. Jadi, semakin jauh jarak dari muara menuju ke laut maka

semakin tinggi nilai salinitas (kadar garam) di perairan Muara Kamal.

4.2. Kandungan Logam Berat Hg, Pb dan Cd dalam Air Laut

Selama pengamatan kandungan logam berat Hg di perairan Muara Kamal,

Teluk Jakarta berkisar antara 0,0001 – 0,0002 mg/L. Rata-rata kandungan logam

berat Hg pada titik I sebesar 0,0002 mg/L, titik II sebesar 0,0001 mg/L dan titik

III sebesar 0,0001 mg/L. Jika dibandingkan dengan baku mutu yang dikeluarkan

oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup No.51 Tahun 2004, nilai ambang

batas untuk logam berat Hg di perairan khususnya untuk biota laut adalah 0,001

mg/L maka kandungan logam berat Hg di perairan Muara Kamal masih di bawah

ambang batas (Gambar 9).

Pada gambar 9 terlihat bahwa kandungan nilai logam berat Pb di perairan

Muara Kamal, Teluk Jakarta berkisar antara 0,0013 – 0,004 mg/L. Rata-rata

kandungan logam berat Pb pada titik I sebesar 0,004 mg/L, titik II sebesar 0,002

mg/L dan titik III sebesar 0,0013 mg/L. Jika dibandingkan dengan baku mutu

yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup No.51 Tahun

2004, nilai ambang batas untuk logam berat Pb di perairan khususnya untuk biota

laut adalah 0,008 mg/L maka kandungan logam berat Pb di perairan Muara Kamal

masih di bawah ambang batas.

Pada gambar 9 terlihat bahwa kandungan nilai logam berat Cd di perairan

Muara Kamal, Teluk Jakarta berkisar antara 0,00001 – 0,00002 mg/L. Rata-rata

Page 61: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

 

k

0

m

T

u

M

d

b

b

p

m

kandungan

0,00001 mg/

mutu yang

Tahun 2004

untuk biota

Muara Kam

dengan loga

budidaya ke

buangan sisa

Kond

pengamatan

meningkat.

0.000.0

0.000.0

0.000.0

0.000.0

Kand

ungan Logam Berat (p

pm)

logam berat

/L dan titik

dikeluarkan

4, nilai amb

laut adalah

al masih di b

am Hg dan C

erang hijau

a BBM nelay

Gamba

disi kandung

n dari bula

Hal ini didu

0005001015002025003035004

THg 0.

Pb 0

Cd 0.0

Kan

t Cd pada t

III sebesar 0

n oleh Kem

bang batas u

0,001 mg/L

bawah amba

Cd karena b

lebih banya

yan berupa s

ar 9. Kandu

gan logam b

an Februari

uga karena a

Titik I0002

.004

00002

Sta

ndungan L

titik I sebes

0,00001 mg/

menterian N

untuk logam

L maka kand

ang batas. Lo

berdasarkan s

ak mengand

solar dan lim

ungan Logam

erat (Hg, Pb

i hingga b

adanya peng

Titik II0.0001

0.002

0.00001

asiun Pengama

Logam Be

sar 0,00002

/L. Jika diba

Negara Ling

m berat Cd

dungan logam

ogam Pb leb

sumber penc

dung logam

mbah pabrik

m Berat Air

b dan Cd) di

bulan April

garuh masuk

Titik0.00

0.00

0.000

atan

erat Air L

mg/L, titik

andingkan de

gkungan Hid

di perairan

m berat Cd

bih tinggi dib

cemar di sek

Pb yang b

cat dan bate

r Laut

kolom perai

l nilainya

kan (input) d

k III001

013

001

Laut

43

II sebesar

engan baku

dup No.51

khususnya

di perairan

bandingkan

kitar lokasi

berasal dari

erai.

iran selama

cenderung

dari sungai

Hg

Pb

Cd

Page 62: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

44  

 

yang bermuara di perairan Muara Kamal, Teluk Jakarta yang membawa limbah-

limbah logam berat dan bergantung pada besar kecilnya konsentrasi logam-logam

tersebut yang terbuang ke dalam sungai hingga mencapai perairan Muara Kamal,

Teluk Jakarta. Limbah logam berat ini diduga berasal dari limbah industri dan

limbah rumah tangga. Jika dibandingkan dengan baku mutu untuk biota air yang

dikeluarkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup No.51 Tahun 2004

bahwa kandungan logam berat di perairan Muara Kamal,Teluk Jakarta untuk

logam berat Pb belum melampaui ambang batas. Untuk logam berat Pb nilai

ambang batasnya adalah 0.008 mg/L. Berbeda dengan kandungan logam berat Pb,

kandungan logam berat Hg dan Cd nilainya masih di bawah ambang batas yaitu

0.001 mg/L. Namun demikian konsentrasi yang rendah ini tetap harus diwaspadai

karena logam-logam berat yang terlarut dalam kolom perairan pada konsentrasi

tertentu dapat berubah fungsi menjadi sumber racun bagi kehidupan perairan

(Palar, 1994). Meskipun daya racun yang ditimbulkan oleh suatu jenis logam

berat terhadap semua biota perairan tidak sama, namun kehancuran dari suatu

kelompok dapat menjadikan terputusnya satu mata rantai kehidupan

(relung/niche).

4.3. Kandungan Logam Berat Hg, Pb dan Cd pada Kerang Hijau (Perna viridis L.) Pra Perlakuan

Hasil analisis AAS, menunjukkan bahwa kandungan logam merkuri (Hg)

pada tubuh kerang hijau yang dibudidayakan di perairan Muara Kamal Teluk

Jakarta berkisar antara 0,0017 – 0,012 ppm dengan rata-rata 0,005 ppm. Kisaran

Page 63: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

 

k

P

K

p

d

(

d

b

0

y

a

0

y

d

a

kadar Hg in

POM No.

Kandungan

ppm dan k

ditetapkan o

(1976) sebe

dengan rata-

batas baku

03725/B/SK

yang rendah

alami sangat

0,11 ppb ata

yang beruku

digunakan o

anti korosif.

Gamba

000001111

Kand

ungan Logam Berat (p

pm)

ni masih jau

03725/B/SK

logam Pb b

adar Pb ter

oleh Kep. D

sar 2 ppm.

-rata 0,629 p

u mutu ya

K/VII/1989 d

h ini berasal

t rendah bila

au 0,00011 p

uran kecil

oleh nelayan

ar 10. Kand

0.00000.20000.40000.60000.8000.0000.2000.4000.6000

Hg

Pb

Cd

Kandu

uh di bawah

K/VII/1989

berkisar anta

rsebut masih

Dirjen POM

Kandungan

ppm. Kisara

ang ditetap

dan FAO/W

dari ketersed

a dibandingk

ppm. Hal in

sehingga m

n untuk mel

dungan Log

Titik I0.0017

1.485

0.743

Sta

ungan Log

h ambang b

dan FAO/W

ara 0,92 – 1

h di bawah

M No. 03725

logam Cd

an kadar Cd

pkan oleh

WHO (1976)

diaan logam

kan dengan l

ni diduga ka

mudah terang

apisi permu

gam Berat K

Titik II0.0025

1.37

0.685

asiun Pengama

gam Bera

batas yang d

WHO (197

1,485 ppm d

h ambang b

5/B/SK/VII/

berkisar ant

d ini masih j

Keputusan

) sebesar 1

m Cd di kolom

logam Cu, Z

arena Cd ber

gkat dari da

ukaan badan

Kerang Hija

Titik 0.01

0.92

0.46

atan

at Kerang

ditetapkan K

76) sebesar

dengan rata-

batas baku m

/1989 dan F

tara 0,46 –

jauh di bawa

n Dirjen P

ppm. Kons

m perairan y

Zn dan Ni ya

rikatan deng

asar. Logam

kapal karen

au Pra Perla

III12

2

6

g Hijau

45

Kep. Dirjen

0,5 ppm.

-rata 1,258

mutu yang

FAO/WHO

0,743 ppm

ah ambang

POM No.

sentrasi Cd

yang secara

aitu sebesar

gan mineral

m Cd juga

na sifatnya

akuan

Hg

Pb

Cd

Page 64: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

46  

 

Kandungan logam berat cenderung tinggi di sekitar muara dan

konsentrasinya akan berkurang secara gradien ketika mendekati mulut teluk.

Kandungan logam berat di kerang hijau lebih tinggi daripada di perairan karena

kerang hijau dapat menyerap logam berat yang ada di perairan tempat hidupnya

sehingga terus terakumulasi. Semua logam berat pada kerang hijau pra perlakuan

masih berada di bawah ambang batas WHO (Gambar 10).

Tingginya konsentrasi Pb pada Musim Barat (bulan Februari – April)

terkait dengan pergerakan angin yang berhembus lebih kencang pada musim

tersebut. Angin yang kencang pada Musim Barat mengakibatkan kecepatan arus

permukaan meningkat sehingga memungkinkan terjadinya turbulensi atau

pengadukan. Pada kedalaman yang relatif dangkal, pengadukan oleh arus atau

gelombang mengakibatkan endapan partikel Pb terangkat ke kolom perairan

Teluk Jakarta. Peristiwa ini disebut resuspensi logam Pb. Faktor lain yang

mempengaruhi hal ini adalah aktivitas di sepanjang aliran sungai, sekitar muara

dan laut; kedalaman dan kondisi hidrodinamika perairan seperti arus dan

gelombang pasang surut, ditambah lagi dengan adanya curah hujan yang tinggi

pada Musim Barat mengakibatkan debit air meningkat sehingga terjadi

penggelontoran material air sungai yang lebih besar dibandingkan Musim Timur.

Alasan lainnya bahwa kawasan Muara Kamal dan Kapuk mengalami

peningkatan konsentrasi Pb karena didominasi oleh kegiatan industri terutama cat,

penyamakan kulit, tekstil, percetakan dan baterai, pendaratan ikan dan bongkar

muat kayu (pergudangan). Aktivitas ini memberikan andil semakin tingginya

konsentrasi logam Pb karena logam Pb digunakan untuk aktivitas docking kapal,

Page 65: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

47  

 

seperti perbaikan kapal pengisian bahan bakar (tetra etil timbal) dan pengecatan

badan kapal (Pb putih atau Pb(OH)2.2PbCO3 dan Pb merah atau Pb3O). Aktivitas

penurunan muatan hasil tangkapan dari kapal nelayan yang menggunakan bahan

bakar minyak (solar) dengan campuran tetra etil timbal berpotensi tumpah dan

tercecer saat merapat ke pelabuhan atau perkampungan nelayan tempat pelelangan

ikan. Sedangkan kegiatan manufaktur atau industri berpotensi menghasilkan

limbah logam serta limbah B3 lainnya baik dalam bentuk cair, lumpur ataupun

dalam bentuk gas.

Logam Hg, Pb dan Cd yang terkandung pada kerang hijau tersebut berasal

dari perairan sepanjang Muara Kamal Teluk Jakarta. WHO (1976) menetapkan

batas maksimum yang disarankan untuk konsumsi Hg sebesar 0,3 mg atau 300 μg

per 70 kg berat badan per minggu, untuk Pb 0,7 mg atau 700 μg per 70 kg berat

badan per minggu dan untuk Cd 0,4 mg atau 400 µg per 70 kg berat badan per

minggu. Berdasarkan hal tersebut, maka konsumsi maksimum kerang hijau adalah

sebanyak 556,306 gr per 70 kg berat badan per minggu atau 79,472 gr per 70 kg

berat badan per hari. Dengan demikian tingkat konsumsi kerang hijau yang aman

untuk kesehatan tidak boleh melebihi 556 gr per 70 kg berat badan per minggu

(WHO, 1976).

4.4. Kandungan Logam Berat Hg, Pb dan Cd pada Kerang Hijau (Perna viridis L.) Pasca Perlakuan Penambahan Bahan Pengawet

a. Kandungan Logam Berat Hg Pasca Perlakuan

Page 66: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

 

p

0

k

0

p

Kpppp

k

Kand

penambahan

0,02 ppm da

kandungan l

0,011 ppm

peningkatan

Gambar 1

Keteranganp0t0 = Kontrp1t1 = Konsep1t2 = Konsep1t3 = Konse

Gam

kerang hija

Forma

Rhoda

Metan

Na2Ca

Kada

r Logam

 Hg (ppm

)

dungan log

n bahan pen

an untuk kon

logam berat

dan pada

n kandungan

11. Kandun

n : rol (0 %, 0 mentrasi 5 %, entrasi 5 %, entrasi 5 %,

mbar 11 me

au dengan

0

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

p0alin 0.00

amin B 0.00

nil Yellow 0.00

aEDTA 0.00

Kandu

gam berat

ngawet forma

nsentrasi 10

t Hg pada st

stasiun III

logam Hg d

ngan Logam

menit) waktu 30 mwaktu 45 mwaktu 60 m

emperlihatka

perlakuan

t0 p1t1 p053 0.0095 0.

083 0.0133 0.

046 0.0123 0.

053 0.0009 0.

ngan Log

Hg pada

alin konsent

% berkisar a

tasiun I sebe

I sebesar 0

dari stasiun I

m Berat Hg K

menit p2t1 = menit p2t2 = menit p2t3 =

an bahwa k

penambahan

p1t2 p1t3.0136 0.0216

.0176 0.0256

.0186 0.0323

.0006 0

Perlakuan

gam Berat

kerang hija

trasi 5 % be

antara 0,019

esar 0,047 p

0,007 ppm.

III hingga ke

Kerang Hija

Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi

kandungan l

n bahan pe

p2t1 p2t20.0180 0.026

0.022 0.033

0.026 0.04

0.0006 0

n

t Hg Pasc

au dengan

erkisar antar

9 – 0,04 ppm

ppm, stasiun

Ada kece

e stasiun I (G

au Pasca Pe

10 %, wakt10 %, wakt10 %, wakt

logam berat

engawet rh

2 p2t36 0.04

3 0.05

4 0.0533

0

ca Perlaku

48

perlakuan

ra 0,0095 –

m. Rata-rata

n II sebesar

enderungan

Gambar 11)

erlakuan

tu 30 menit tu 45 menit tu 60 menit

t Hg pada

hodamin B

kuan

Formalin

Rhodamin

Metanil Y

Na2CaEDT

n B

Yellow

TA

Page 67: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

49  

 

konsentrasi 5 % berkisar antara 0,013 – 0,026 ppm dan untuk konsentrasi 10 %

berkisar antara 0,022 – 0,05 ppm. Rata-rata kandungan logam berat Hg pada

stasiun I sebesar 0,057 ppm, stasiun II sebesar 0,015 ppm dan pada stasiun III

sebesar 0,009 ppm. Ada kecenderungan penurunan kandungan logam Hg dari

stasiun I hingga ke stasiun III.

Kandungan logam berat Hg pada kerang hijau dengan perlakuan

penambahan bahan pengawet metanil yellow konsentrasi 5 % berkisar antara

0,012 – 0,032 ppm dan untuk konsentrasi 10 % berkisar antara 0,026 – 0,053

ppm. Rata-rata kandungan logam berat Hg pada stasiun I sebesar 0,057 ppm

stasiun II sebesar 0,025 ppm dan pada stasiun III sebesar 0,009 ppm. Ada

kecenderungan peningkatan kandungan logam Hg dari stasiun III hingga ke

stasiun I (Gambar 11).

Kandungan logam berat Hg pada kerang hijau dengan perlakuan

penambahan Na2CaEDTA konsentrasi 5 % berkisar antara 0 – 0,0009 ppm dan

untuk konsentrasi 10 % berkisar antara 0 – 0,0006 ppm. Rata-rata kandungan

logam berat Hg pada stasiun I sebesar 0,00043 ppm, stasiun II sebesar 0,00037

ppm dan pada stasiun III sebesar 0,0003 ppm. Ada kecenderungan penurunan

kandungan logam Hg dari stasiun I hingga ke stasiun III (Gambar 11).

b. Kandungan Logam Berat Pb Pasca Perlakuan

Kandungan logam berat Pb pada kerang hijau dengan perlakuan

penambahan bahan pengawet formalin konsentrasi 5 % berkisar antara 2,34 – 2,47

ppm dan untuk konsentrasi 10 % berkisar antara 2,55 – 2,69 ppm. Rata-rata

kandungan logam berat Pb pada stasiun I sebesar 1,67 ppm, stasiun II sebesar 1,57

Page 68: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

 

p

k

a

h

Kpppp

k

k

b

I

ppm dan pad

kerang hijau

adanya kece

hingga ke st

Gambar

Keteranganp0t0 = Kontrp1t1 = Konsep1t2 = Konsep1t3 = Konse

Gam

kerang hija

konsentrasi

berkisar anta

I sebesar 1,7

Forma

Rhoda

Metan

Na2Ca

Kada

r Logam

 Pb (ppm

)

K

da stasiun II

u dengan p

enderungan

tasiun III (Ga

12. Kandun

n : rol (0 %, 0 mentrasi 5 %, entrasi 5 %, entrasi 5 %,

mbar 12 me

au dengan

5 % berkis

ara 3,58 – 3,

72 ppm, stas

00.51

1.52

2.53

3.54

4.55

p0talin 2.25

amin B 3.25

nil Yellow 4.25

aEDTA 1.25

Kandunga

I sebesar 1,2

erlakuan pe

(tendensi) p

ambar 12).

ngan Logam

menit) waktu 30 mwaktu 45 mwaktu 60 m

emperlihatka

perlakuan

sar antara 3

,73 ppm. Ra

siun II sebesa

0 p1t1 p1t258 2.342 2.44

58 3.383 3.48

58 4.413 4.52

58 0.576 0.47

an Logam

275 ppm. Se

enambahan b

penurunan k

m Berat Pb K

menit p2t1 = menit p2t2 = menit p2t3 =

an bahwa k

penambahan

,38 – 3,5 p

ata-rata kandu

ar 1,62 ppm

2 p1t3 p2t147 2.471 2.55

83 3.5 3.58

23 4.536 4.63

7 0.283 0.18

Perlakuan

m Berat P

eperti pada lo

bahan peng

andungan lo

Kerang Hija

Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi

kandungan l

n bahan pe

ppm dan un

ungan logam

m dan pada st

1 p2t2 p2t351 2.589 2.68

83 3.633 3.73

33 4.66 4.77

86 0.01 0

Pb Pasca P

ogam Hg di

gawet forma

ogam Pb dar

au Pasca Pe

10 %, wakt10 %, wakt10 %, wakt

logam berat

engawet rh

ntuk konsent

m berat Pb p

tasiun III seb

37

3

7

Perlakuan

Form

Rho

Met

Na2

50

atas, untuk

alin terlihat

ri stasiun I

erlakuan

tu 30 menit tu 45 menit tu 60 menit

t Pb pada

hodamin B

trasi 10 %

ada stasiun

besar 1,325

n

malin

damin B

tanil Yellow

CaEDTA

Page 69: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

51  

 

ppm. Seperti pada logam Hg di atas, untuk kerang hijau dengan perlakuan

penambahan bahan pengawet rhodamin B terlihat adanya kecenderungan

(tendensi) peningkatan kandungan logam Pb dari stasiun III hingga ke stasiun I

(Gambar 12).

Kandungan logam berat Pb pada kerang hijau dengan perlakuan

penambahan bahan pengawet metanil yellow konsentrasi 5 % berkisar antara 4,41

– 4,54 ppm dan untuk konsentrasi 10 % berkisar antara 4,63 – 4,77 ppm. Rata-rata

kandungan logam berat Pb pada stasiun I sebesar 1,745 ppm, stasiun II sebesar

1,65 ppm dan pada stasiun III sebesar 1,375 ppm. Seperti pada logam Hg di atas,

untuk kerang hijau dengan perlakuan penambahan bahan pengawet metanil yellow

terlihat adanya kecenderungan (tendensi) peningkatan kandungan logam Pb dari

stasiun III hingga ke stasiun I (Gambar 12).

Kandungan logam berat Pb pada kerang hijau dengan perlakuan

penambahan Na2CaEDTA konsentrasi 5 % berkisar antara 0,28 – 0,58 ppm dan

untuk konsentrasi 10 % berkisar antara 0 – 0,186 ppm. Rata-rata kandungan

logam berat Pb pada stasiun I sebesar 0,387 ppm, stasiun II sebesar 0,26 ppm dan

pada stasiun III sebesar 0,117 ppm. Ada kecenderungan penurunan kandungan

logam Hg dari stasiun I hingga ke stasiun III (Gambar 12).

c. Kandungan Logam Berat Cd Pasca Perlakuan

Kandungan logam berat Cd pada kerang hijau dengan perlakuan

penambahan bahan pengawet formalin konsentrasi 5 % berkisar antara 0,71 – 0,92

ppm dan untuk konsentrasi 10 % berkisar antara 0,81 – 1,04 ppm. Rata-rata

kandungan logam berat Cd pada stasiun I sebesar 0,95 ppm, stasiun II sebesar

Page 70: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

 

0

d

f

C

Kpppp

k

k

b

0

p

0,85 ppm da

di atas, unt

formalin ter

Cd dari stasi

Gambar 1

Keteranganp0t0 = Kontrp1t1 = Konsep1t2 = Konsep1t3 = Konse

Gam

kerang hija

konsentrasi

berkisar ant

stasiun I seb

0,8 ppm. S

perlakuan

Form

Rhod

Meta

Na2C

Kada

r Logam

 Cd (ppm

)

K

an pada stas

tuk kerang

lihat adanya

iun III hingg

13. Kandun

n : rol (0 %, 0 mentrasi 5 %, entrasi 5 %, entrasi 5 %,

mbar 13 me

au dengan

5 % berkis

tara 0,86 –

besar 1,0 ppm

eperti pada

penambaha

00.20.40.60.81

1.2

p0talin 0.6

amin B 0.7

nil Yellow 0.8

CaEDTA 0.6

Kandunga

siun III sebe

hijau deng

a kecenderun

ga ke stasiun

ngan Logam

menit) waktu 30 mwaktu 45 mwaktu 60 m

emperlihatka

perlakuan

sar antara 0,

1,06 ppm.

m, stasiun II

logam Hg

an bahan

t0 p1t1 p1t65 0.709 0.81

23 0.753 0.85

09 0.815 0.87

29 0.216 0.09

an Logam

sar 0,75 ppm

gan perlakua

ngan (tenden

n I (Gambar

m Berat Cd K

menit p2t1 = menit p2t2 = menit p2t3 =

an bahwa k

penambahan

,75 – 0,96 p

Rata-rata k

I sebesar 0,9

dan Pb di

pengawet

t2 p1t3 p2t113 0.922 0.80

54 0.955 0.85

72 0.879 0.94

96 0.053 0.01

Perlakuan

m Berat C

m. Seperti p

an penamba

nsi) peningk

13).

Kerang Hija

Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi

kandungan l

n bahan pe

ppm dan un

kandungan

9 ppm dan p

atas, untuk

rhodamin

1 p2t2 p2t36 0.926 1.04

5 0.949 1.056

4 0.962 1.073

3 0.001 0

Cd Pasca P

pada logam

ahan bahan

katan kandun

au Pasca Pe

10 %, wakt10 %, wakt10 %, wakt

logam berat

engawet rh

ntuk konsen

logam bera

pada stasiun

k kerang hij

B terliha

3

6

3

Perlakuan

Form

Rho

Met

Na2

52

Hg dan Pb

pengawet

ngan logam

erlakuan

tu 30 menit tu 45 menit tu 60 menit

t Cd pada

hodamin B

trasi 10 %

at Cd pada

III sebesar

jau dengan

at adanya

n

malin

damin B

tanil Yellow

CaEDTA

Page 71: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

53  

 

kecenderungan (tendensi) peningkatan kandungan logam Cd dari stasiun III

hingga ke stasiun I.

Kandungan logam berat Cd pada kerang hijau dengan perlakuan

penambahan bahan pengawet metanil yellow konsentrasi 5 % berkisar antara 0,82

– 0,88 ppm dan untuk konsentrasi 10 % berkisar antara 0,94 – 1,07 ppm. Rata-rata

kandungan logam berat Cd pada stasiun I sebesar 1,025 ppm, stasiun II sebesar

0,925 ppm dan pada stasiun III sebesar 0,825 ppm. Seperti pada logam Hg dan Pb

di atas, untuk kerang hijau dengan perlakuan penambahan bahan pengawet

metanil yellow terlihat adanya kecenderungan (tendensi) peningkatan kandungan

logam Cd dari stasiun III hingga ke stasiun I (Gambar 13).

Kandungan logam berat Cd pada kerang hijau dengan perlakuan

penambahan Na2CaEDTA konsentrasi 5 % berkisar antara 0,053 – 0,22 ppm dan

untuk konsentrasi 10 % berkisar antara 0 – 0,013 ppm. Rata-rata kandungan

logam berat Cd pada stasiun I sebesar 0,102 ppm, stasiun II sebesar 0,062 ppm

dan pada stasiun III sebesar 0,027 ppm. Ada kecenderungan penurunan

kandungan logam Hg dari stasiun I hingga ke stasiun III (Gambar 13).

Nilai kandungan logam berat (Hg, Pb dan Cd) yang ada pada kerang hijau

lebih tinggi dibandingkan dengan yang berada pada kolom air. Hal ini disebabkan

oleh kemampuan kerang hijau untuk mengakumulasi logam berat di dalam

tubuhnya. Sifat hidupnya yang sessil dan filter feeder, mengakibatkan kerang

hijau dapat menyerap logam berat di kolom air. Hal ini terlihat dari nilai faktor

konsentrasi yang telah disebutkan di atas, dalam hal ini kerang hijau mampu

menyerap logam berat di kolom air hingga ratusan kali dan bahkan untuk logam

Page 72: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

54  

 

berat Pb menunjukkan nilai hingga ribuan kali, yang artinya mempunyai tingkat

akumulatif yang tinggi terhadap logam tersebut.

Kecenderungan kerang hijau untuk menyimpan atau mengakumulasi

logam berat dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama yakni bisa

berlangsung selama hidupnya (Darmono, 1995). Hal ini juga dipengaruhi oleh

proses fisiologis dalam tubuh kerang hijau itu sendiri. Dalam proses metabolisme

tubuhnya akan mengolah atau mentransformasi setiap bahan racun (logam berat)

yang masuk, sehingga akan mempengaruhi daya racun atau toksisitas bahan

tersebut (logam berat). Logam berat yang telah mengalami biotransformasi dan

tidak dapat diekskresikan atau dikeluarkan oleh tubuh umumnya akan tersimpan

dalam organ-organ tertentu seperti hepatopankreas, ginjal dan gonad.

Faktor ukuran kerang hijau juga dapat mempengaruhi kandungan logam

berat di dalam tubuh organisme. Berdasarkan data yang didapat selama penelitian

ini terlihat adanya kecenderungan peningkatan kandungan logam berat dari

ukuran kecil (< 4 cm) sampai dengan ukuran besar (> 6 cm). Tingginya logam

berat dalam daging kerang hijau ini disebabkan bahwa kerang hijau merupakan

binatang lunak yang tidak bergerak atau mobilitasnya lamban, mempunyai

kemampuan untuk menyerap logam di lingkungan perairan tempat biota tersebut

hidup dan tidak dapat meregulasi logam tersebut. Semakin besar ukuran tubuhnya

(makin tua) maka kandungan logam berat dalam tubuh juga akan semakin

meningkat. Terjadinya peningkatan ini dikarenakan logam berat yang masuk ke

dalam tubuhnya akan terus diakumulasi. Pada ukuran kerang besar (> 6 cm) dan

sedang (4 – 6 cm), kandungan logam berat untuk Pb sedemikian tingginya dan

Page 73: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

55  

 

sudah melampaui batas yang diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh manusia.

Menurut Suwirma (1981) bahwa standarisasi kandungan logam berat pada ikan

dan hasil perikanan lainnya, yaitu untuk logam berat Hg 0.5 mg/L, Pb 2.0 mg/L

dan Cd 1.0 mg/L.Dengan melihat standar tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

untuk logam Hg pada semua ukuran kerang hijau masih di bawah ambang batas

yang diperbolehkan untuk dikonsumsi. Namun demikian, perlu diperhatikan

bahwa tingkat toksisitas logam Hg lebih bersifat toksik dari logam lainnya dan

bila terakumulasi dalam tubuh manusia dapat mengakibatkan keracunan akut

maupun kronis (Darmono, 1995).

4.5. Penurunan Kandungan Logam Berat Hg, Pb dan Cd pada Kerang Hijau (Perna viridis L.) dengan Perlakuan Na2CaEDTA

Pada perlakuan kombinasi n1t3, n2t2 dan n2t3 kadar logam Hg tidak

terdeteksi. Pada perlakuan kombinasi n1t3 dan n2t3 kadar logam Pb tidak

terdeteksi. Pada perlakuan kombinasi n1t3, n2t2 dan n2t3 kadar logam Cd tidak

terdeteksi.Hal ini disebabkan hasil yang diperoleh di bawah limit deteksi alat AAS

yaitu 0,000001 ppm untuk Hg; 0,001 ppm untuk Pb dan Cd. Penggunaan

Na2CaEDTA ini disebabkan oleh kemampuan Na2CaEDTA sebagai pengikat

logam berat sehingga membentuk ikatan kompleks dengan ion logam yang

terdapat dalam tubuh kerang hijau. Penggunaan Na2CaEDTA ini dinilai lebih

efektif bila dibandingkan dengan penggunaan garam EDTA yang lain, karena

garam EDTA yang digunakan umumnya berbentuk Na2CaEDTA terdapat dalam

produk makanan seperti mentega, saus, bumbu masak dan pengalengan kerang.

Page 74: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

 

G

Knnnn

k

p

(

9

d

Gambar 14

Keterangann0t0 = Kontrn1t1 = Konsen1t2 = Konsen1t3 = Konse

Gam

selama 60 m

kadar Pb pa

perlakuan t

(Na2CaEDT

99,92 %, se

dapat menu

seluruh loga

sedangkan l

0102030405060708090100

H

P

C

Rata‐Rata Pe

nuruna

n (%

)

4. PersentasTubuh K

n : rol (0 %, 0 mentrasi 0.5 %entrasi 0.5 %entrasi 0.5 %

mbar 14 mem

menit) dapa

da perlakuan

tersebut seb

TA 1,0 % se

edangkan pa

runkan kada

am Hg pad

logam Pb da

00000000000

n0t0Hg 0.0053 9

Pb 1.2583 4

Cd 0.6291 6

PersentLog

se Rata-Raterang Hijau

menit) %, waktu 30 m%, waktu 45 m%, waktu 60 m

mperlihatkan

at menurunk

n tersebut se

banyak 77,0

elama 60 m

ada perlakua

ar Cd seban

da tubuh ker

an Cd didug

n1t1 n1t291.366 94.28

41.52 45.83

67.306 72.35

Kom

tase Ratagam Berat

ta Penurunau pada Setia

menit n2t1 =menit n2t2 =menit n2t3 =

n bahwa per

kan kadar H

ebanyak 49,3

01 %. Sem

menit) dapat

an n2t2 (Na2C

nyak 99,98

rang hijau m

ga membent

n1t36 99.98 9

3 49.3 6

3 77.013 8

mbinasi Perlak

a-Rata Pet Pada K

an Kadar Hap Kombina

= Konsentras= Konsentras= Konsentras

rlakuan n1t3

Hg sebanyak

3 % dan pen

mentara itu

t menurunka

CaEDTA 1,0

%. Hal ini

membentuk

tuk ikatan m

n2t1 n2t299.98 99.98

64.556 87.04

85.263 99.98

uan

enurunan Kerang Hij

Hg, Pb dan asi Perlakua

si 1 %, waktsi 1 %, waktsi 1 %, wakt

3 (Na2CaED

k 99,98 %,

nurunan kad

pada perla

an kadar Pb

0 % selama

diduga kare

ikatan met

metaloenzim

2 n2t38 99.98

6 99.926

8 99.98

Kadar Hijau

56

Cd dalam an

tu 30 menit tu 45 menit tu 60 menit

DTA 0,5 %

penurunan

ar Cd pada

akuan n2t3

b sebanyak

a 45 menit)

ena hampir

taloprotein,

. Darmono

Hg

Pb

Cd

Page 75: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

57  

 

(1995) menyatakan bahwa ikatan metaloprotein bersifat labil sehingga mudah

diputus, sementara ikatan metaloenzim bersifat stabil dan lama mengikat karena

berikatan kuat dengan gugus SH dan N yang terdapat dalam protein (enzim),

sehingga memerlukan proses relatif lama untuk memutus logam Pb dan Cd yang

terikat tersebut. Oleh karena itu untuk memutuskan ikatan antara logam Pb dan

enzim memerlukan waktu perendaman dengan Na2CaEDTA relatif lama yaitu 60

menit untuk melepaskan 99,92 % logam Pb yang terikat tersebut, sedangkan

untuk memutuskan ikatan antara logam Cd dan enzim memerlukan waktu

perendaman dengan Na2CaEDTA relatif lama yaitu 45 menit untuk melepaskan

99,98 % logam Cd yang terikat tersebut (Gambar 14).

Khusus untuk memutuskan logam Hg yang terikat dalam kompleks

metaloprotein yang bersifat labil, mudah diputuskan dengan setiap perlakuan

konsentrasi Na2CaEDTA (0,5 % dan 1,0 %) baik untuk lama perendaman 30

menit, 45 menit maupun 60 menit dengan tingkat rata-rata penurunan kadar Hg

berkisar antara 91,37 – 99,98 % (Gambar 14).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Na2CaEDTA dengan

konsentrasi 0,5 % dalam menurunkan kadar Hg menghasilkan residu sebanyak

43,48 ppm, sedangkan Na2CaEDTA 1,0 % dalam menurunkan kadar Pb

menghasilkan residu sebanyak 239,13 ppm, dimana nilai tersebut masih di bawah

standar baku yang ditetapkan FAO sebesar 340 ppm (Lampiran 4).

Hasil analisis sidik ragam memperlihatkan bahwa tidak ada interaksi

antara faktor konsentrasi Na2CaEDTA dengan waktu perendaman baik terhadap

kandungan logam Hg, Pb maupun Cd. Masing-masing faktor tidak berpengaruh

Page 76: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

58  

 

nyata terhadap kandungan logam Hg, tetapi berpengaruh nyata terhadap

kandungan logam Pb dan Cd (Lampiran 15).

Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa setiap perbedaan konsentrasi

Na2CaEDTA menghasilkan pengaruh yang berbeda nyata, dimana semakin tinggi

konsentrasi Na2CaEDTA yang digunakan, semakin banyak logam Pb yang

tereduksi. Hal yang serupa juga ditunjukkan pada setiap perlakuan waktu

perendaman yang memberikan pengaruh yang berbeda nyata, dimana semakin

lama waktu perendaman, semakin banyak logam Pb dan Cd yang tereduksi

(Lampiran 15).

4.6. Faktor Konsentrasi

Faktor konsentrasi adalah suatu ukuran nilai dari kemampuan biota atau

organisme air dalam mengambil bahan pencemar langsung dari lingkungan yang

ada disekitarnya, yaitu kolom air. Faktor konsentrasi logam berat pada kerang

hijau menunjukkan adanya kecenderungan biota air tersebut mengakumulasi

logam berat. Ada tiga kategori yang dikemukakan Van Esch (1977) untuk faktor

konsentrasi yaitu : (1) tingkat akumulasi rendah jika faktor konsentrasi kurang

dari 100, (2) tingkat akumulasi sedang jika faktor konsentrasi antara 100 hingga

1000 dan (3) tingkat akumulasi tinggi jika faktor konsentrasi lebih dari 1000.

Van Esch (1977 dalam Fitriati, 2004) mengatakan bahwa semakin mudah

logam diabsorbsi dan terakumulasi pada tubuh organisme air, semakin besar

indeks faktor konsentrasi dan logam berat tersebut dapat semakin bersifat racun.

Besar kecilnya indeks faktor konsentrasi dipengaruhi oleh beberapa hal, antara

Page 77: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

 

l

l

b

n

b

k

n

d

n

lain : jenis-

lingkungan p

Gam

Gam

berat Hg ter

nilai 133,90

sedang (4 –

berat Hg. K

kecenderung

nilai kisaran

dari 100, ya

nilai faktor

Ukur

Ukur

Ukur

Faktor Kon

sentrasi

-jenis logam

perairan sep

mbar 15. Fak

mbar 15 mem

rtinggi pada

0 – 288,47. H

– 6 cm) mem

Kerang hija

gan tingkat a

n rata-rata 9

aitu 97,66. U

konsentrasin

0

50

100

150

200

250

300

ran Besar

ran Sedang

ran Kecil

Faktor K

m berat, jen

erti pH, tem

ktor Konsen

mperlihatkan

a kerang hija

Hal ini menu

mpunyai tin

au yang be

akumulatif y

7,66 – 210,

Untuk kerang

nya kurang

Titik I122.13

288.47

76.09

Stasiu

Konsentra

nis organism

mperatur dan

ntrasi Loga

bahwa rata-

au ukuran se

unjukkan ba

gkat akumu

erukuran be

yang sedang

01 walaupun

g hijau yang

dari 100, ya

Titik II210.01

201.14

64.68

un Pengamatan

asi LogamHijau

me, lama pe

salinitas.

am Hg pada

-rata faktor k

edang (4 –

ahwa kerang

ulatif yang s

esar (> 6 c

g terhadap lo

n pada stasi

berukuran k

aitu berkisar

Titik III97.66

133.9

73.11

n

m Hg pada

ernapasan d

Kerang Hij

konsentrasi p

6 cm), deng

g hijau yang

sedang terha

cm) juga m

ogam berat H

iun III nilain

kecil (< 4 cm

r antara 64,6

a Kerang

Ukura

Ukura

Ukura

59

an kondisi

jau

pada logam

gan kisaran

g berukuran

adap logam

mempunyai

Hg dengan

nya kurang

m) rata-rata

68 – 76,09.

an Besar

an Sedang

an Kecil

Page 78: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

 

H

m

u

2

b

P

k

y

r

k

p

Hal ini me

mempunyai

Gam

Gam

ukuran besa

2003,22 – 8

besar (> 6 c

Pb. Pada ke

1000, yaitu

kerang hijau

yang tinggi

rata-rata nila

kecenderung

pada stasiun

Uku

Uku

Uku

Faktor Kon

sentrasi

enunjukkan

tingkat akum

mbar 16. Fak

mbar 16 mem

ar (> 6 cm)

8396,23. Ha

cm) mempun

erang hijau b

berkisar an

u yang beru

terhadap log

ai faktor kon

gan tingkat a

n II nilainya k

0100020003000400050006000700080009000

ran Besar

ran Sedang

ran Kecil

Faktor K

bahwa ker

mulatif yang

ktor Konsen

mperlihatkan

), rata-rata n

al ini menun

nyai tingkat

berukuran s

ntara 1483,

ukuran sedan

gam berat Pb

nsentrasi ber

akumulatif y

kurang dari

Titik I8396.23

6404.36

2396.76

Stasiu

Konsentra

ang hijau y

g rendah terh

ntrasi Loga

n bahwa fak

nilainya mel

njukkan bah

t akumulasi

sedang (4 –

17 – 6404,

ng (4 – 6 cm

b. Pada kera

rkisar antara

yang tinggi t

1000, yaitu

Titik II6920.03

6089.77

2124.41

un Pengamatan

asi LogamHijau

yang beruku

hadap logam

am Pb pada

ktor konsentr

lebihi 1000,

hwa kerang

yang tinggi

6 cm) rata-

36. Hal ini

m) mempun

ang hijau ber

570,96 – 23

erhadap loga

570,96.

Titik III2003.22

1483.17

570.96

n

m Pb pada

kuran kecil

m berat Hg.

Kerang Hij

rasi pada ke

, yaitu berk

hijau yang

i terhadap lo

-rata nilainy

i menunjukk

nyai tingkat

rukuran keci

396,76 dan m

am berat Pb

a Kerang

Ukuran

Ukuran

Ukuran

60

(< 4 cm)

jau

erang hijau

kisar antara

berukuran

ogam berat

ya melebihi

kan bahwa

akumulatif

il (> 4 cm),

mempunyai

, meskipun

n Besar

n Sedang

n Kecil

Page 79: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

 

c

I

n

m

t

a

(

l

7

t

Gam

Gam

cenderung m

III. Faktor

nilainya kur

menunjukka

tingkat akum

sedang (4 –

antara 741,5

(4 – 6 cm)

logam berat

741,59. Pad

tingkat akum

Uk

Uk

Uk

Faktor Kon

sentrasi

mbar 17. Fak

mbar 17 mem

menurun nila

konsentrasi

rang dari 1

an bahwa ke

mulatif yang

– 6 cm) jug

59 – 3202,18

mempunyai

t Cd, mesk

a kerang hij

mulatif yang

0500

10001500200025003000350040004500

kuran Besar

kuran Sedang

kuran Kecil

Faktor K

ktor Konsen

mperlihatkan

ainya dari sta

pada keran

100, yaitu b

erang hijau

tinggi terha

ga rata-rata n

8. Hal ini me

i kecenderun

kipun pada

au ukuran k

g tinggi terh

Titik I4198.12

3202.18

1198.38

Stasiu

Konsentra

ntrasi Loga

n bahwa fa

asiun pengam

ng hijau ber

berkisar ant

yang beruk

adap logam b

nilai faktorn

enunjukkan b

ngan tingkat

stasiun III

kecil (< 4 cm

adap logam

Titik II3460.02 1

3044.89

1062.21

un Pengamatan

asi LogamHijau

am Cd pada

aktor konsen

matan I hing

rukuran besa

tara 1001,61

kuran besar

berat Cd. Pad

nya melebih

bahwa keran

t akumulatif

nilainya ku

m) juga mem

berat Cd. A

Titik III1001.61

741.59

285.48

n

m Cd pada

Kerang Hij

ntrasi logam

gga stasiun p

ar (> 6 cm

1 – 4198,1

(> 6 cm) m

da kerang hi

hi 1000, yait

ng hijau uku

f yang tingg

urang dari 1

mpunyai kece

Adapun rata-

a Kerang

Ukuran 

Ukuran 

Ukuran 

61

jau

m berat Cd

pengamatan

m), rata-rata

2. Hal ini

mempunyai

ijau ukuran

tu berkisar

uran sedang

gi terhadap

1000, yaitu

enderungan

-rata faktor

Besar

Sedang

Kecil

Page 80: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

62  

 

konsentrasinya berkisar antara 285,48 – 1198,38 walaupun pada stasiun III

nilainya kurang dari 1000, yaitu 285,48.

4.7. Analisis Hubungan Parameter Fisika-Kimia dengan Kandungan Logam Berat pada Kerang Hijau (Perna viridis L.)

Menurut Darmono (2001), faktor-faktor lingkungan ikut mempengaruhi

konsentrasi kandungan logam berat dalam tubuh kerang hijau. Konsentrasi

kandungan logam berat pada tubuh kerang hijau tergantung pada konsentrasi

kandungan logam berat pada kolom air, konsentrasi garam, suhu, pH air dan

kekeruhan (turbidity).

Tabel 3. Hasil Analisis Principal Component Analysis (PCA) untuk Logam Hg terhadap Semua Ukuran Tubuh Kerang Hijau

Logam Hg F1 F2 Korelasi

Positif Korelasi Negatif

Kerang Besar

Suhu, kekeruhan, Hg di air, Hg di kerang

Salinitas, pH

Kekeruhan, Hg di air Suhu

Kerang Sedang

Suhu, kekeruhan, Hg di air, Hg di kerang

Salinitas, pH pH Salinitas

Kerang Kecil

Suhu, kekeruhan, Hg di air, Hg di kerang

Salinitas, pH Suhu Kekeruhan,

Hg di air

Tabel 4. Hasil Analisis Principal Component Analysis (PCA) untuk Logam Pb terhadap Semua Ukuran Tubuh Kerang Hijau

Logam Pb F1 F2 Korelasi

Positif Korelasi Negatif

Kerang Besar

Suhu, kekeruhan, Pb di air, Pb di kerang Salinitas, pH pH, Pb di air,

kekeruhan Suhu

Kerang Sedang

Salinitas, Pb di kerang

Suhu, kekeruhan,

Pb di air, pH Salinitas pH

Kerang Kecil

Suhu, kekeruhan, Pb di air, Pb di kerang Salinitas, pH Kekeruhan,

Pb di air, pH Suhu

Page 81: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

63  

 

Tabel 5. Hasil Analisis Principal Component Analysis (PCA) untuk Logam Cd terhadap Semua Ukuran Tubuh Kerang Hijau

Logam Cd F1 F2 Korelasi

Positif Korelasi Negatif

Kerang Besar

Salinitas, pH, Cd di air, Cd di kerang

Suhu, kekeruhan

Suhu, Cd di air pH

Kerang Sedang

pH, Cd di air, Cd di kerang

Suhu, salinitas,

kekeruhan

Kekeruhan, pH Suhu

Kerang Kecil

pH, Cd di air, Cd di kerang

Suhu, salinitas,

kekeruhan pH Cd di air

Hasil dari analisis PCA menunjukkan adanya perbedaan peranan

parameter kualitas air yang diukur dengan kandungan logam berat dalam tubuh

kerang hijau. Hal ini dapat dilhat dari nilai keeratan antara parameter kualitas air

dengan kandungan logam berat dalam tubuh kerang hijau. Masing-masing

parameter kualitas yang terukur memberikan peranan yang berbeda-beda terhadap

jenis logam Hg, Pb dan Cd yang terkandung dalam tubuh kerang hijau. Hal ini

diduga karena tiap jenis logam tersebut akan mempunyai karakteristik yang

berbeda satu sama lainnya, sehingga logam-logam tersebut akan memberikan

reaksi yang berbeda terhadap peranan kualitas air tersebut, dan tentunya akan

mempengaruhi kandungan logam berat di dalam tubuh kerang hijau.

Darmono (2001) menyatakan bahwa pada jenis kepiting (Paragrapus

gaimardi) yang hidup di muara sungai, menunjukkan dengan semakin tinggi suhu

air maka daya toksisitas logam semakin meningkat, sebaliknya semakin rendah

suhu air maka daya toksisitas logam juga menurun. Di samping itu, pada kadar

garam yang semakin tinggi, daya toksisitas logam semakin menurun. Pada kolom

perairan yang mempunyai derajat keasaman (pH) mendekati normal (7 – 8)

Page 82: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

64  

 

kelarutan dari bentuk persenyawaan logam ini cenderung stabil (Palar, 1994).

Akumulasi logam berat dalam tubuh kerang hijau juga dipengaruhi oleh hadirnya

logam lain ysng terlarut dalam air (Darmono, 2001). Seperti penelitian Darmono

(2001) bahwa udang laut (Callianasa australiensis) yang dipelihara dalam air

yang mengandung kadmium dan seng, ternyata kedua logam terus meningkat.

Palar (1994) menambahkan bahwa keberadaan logam-logam lain dalam

kolom perairan dapat menyebabkan logam-logam tertentu menjadi sinergis atau

sebaliknya menjadi antagonis bila telah membentuk suatu ikatan. Di samping itu,

interaksi antara logam-logam tersebut bisa juga gagal atau tidak terjadi sama

sekali. Logam-logam berat yang bersifat sinergis, apabila bertemu dengan

pasangannya dan membentuk suatu persenyawaan dapat berubah fungsi menjadi

racun yang sangat berbahaya atau mempunyai daya racun yang berlipat ganda.

Sebaliknya, untuk logam-logam yang bersifat antagonis, apabila terjadi

persenyawaan dengan pasangannya maka daya racun yang ada pada logam

tersebut akan berkurang atau semakin kecil. Ukuran tubuh kerang hijau juga

memperlihatkan adanya perbedaan peranan kualitas air terhadap kandungan

logam berat dalam tubuh kerang hijau. Kondisi biota berkaitan dengan fase-fase

kehidupan yang dilalui oleh organisme air dalam hidupnya. Pada fase-fase

tertentu, dalam kehidupan suatu biota atau organisme merupakan fase yang

sensitif. Sebagai contohnya adalah fase telur. Namun demikian, ada pula fase

dimana biota memiliki daya tahan yang kuat dan biasanya pada fase dewasa

(Palar, 1994).

Page 83: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

65  

 

Nilai korelasi yang positif menunjukkan peranan parameter kualitas air

yang signifikan terhadap kandungan logam berat dalam tubuh kerang hijau.

Sebaliknya nilai korelasi yang negatif menunjukkan peranan yang berlawanan

atau menurunkan terhadap kandungan logam berat dalam tubuh kerang hijau.

Sebagai contohnya adalah, matriks korelasi antara variabel kekeruhan dengan

kandungan logam kerang hijau memiliki kecenderungan peranan yang positif.

Artinya setiap kenaikan nilai kekeruhan di perairan akan meningkatkan

kandungan logam berat di dalam tubuh kerang hijau. Hal ini menunjukkan bahwa

logam berat merupakan salah satu bagian dari komposisi kekeruhan.

Kandungan logam berat pada kerang hijau yang hidup di dekat pantai

dengan di tengah laut berbeda. Kerang yang hidup di tengah laut, kandungan

logam beratnya relatif sedikit, namun hal itu tidak menjamin kerang hijau bebas

dari kontaminasi logam tersebut. Sebab, perilaku "filter feeder" pada kerang hijau

menjadikan ia melahap semua organisme yang ada. Kelebihan perilaku ini, air di

sekitar lokasi habitat kerang akan bebas dari pencemaran. Terlebih bahwa setiap

individu kerang bisa menyerap air sebanyak 300 liter per hari. Akan tetapi jika

kerang itu dikonsumsi manusia, akan berdampak buruk bagi kesehatan. Untuk

menghilangkan racun pada tubuhnya, nelayan biasanya mencuci kerang di air

mengalir selama 24 jam, namun usaha tersebut dinilai tidak efektif.

Page 84: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

66  

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dapat

disimpulkan bahwa penambahan bahan pengawet (formalin, rhodamin B, metanil

yellow dan Na2CaEDTA) dengan konsentrasi dan waktu perendaman yang

berbeda berpengaruh sangat nyata (p < 0,05) terhadap kandungan logam berat

(Hg, Pb dan Cd) dalam kerang hijau. Pengaplikasian jenis bahan pengawet dengan

konsentrasi dan waktu perendaman disarankan secara terpisah atau bersama-sama.

5.2. Saran

Sebaiknya konsumsi kerang hijau yang berasal dari perairan Muara Kamal

Teluk Jakarta disarankan tidak melebihi dari 556,306 g per 70 kg berat badan per

minggu atau 79,472 g per 70 kg berat badan per hari. Dalam upaya menekan

seminimal mungkin kadar logam berat pada tubuh kerang hijau dianjurkan

perendaman dengan Na2CaEDTA 1,0 % selama 60 menit untuk logam Hg, Cd dan

Pb. Sebaiknya dibuat peraturan yang menentukan bagian laut mana saja yang

boleh dieksploitasi produknya, sehingga tidak meracuni masyarakat.

Page 85: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

67  

 

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Edisi 1. Penerbit ANDI, Yogyakarta. Akbar, H.S. 2002. Pendugaan tingkat akumulasi logam berat Cd, Pb, Cu, Zn dan

Ni pada kerang hijau (Perna viridis L.) ukuran > 5 cm di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Skripsi: Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Allaerts, G. dan S.S. Santika. 1987. Metode Penelitian Air. Penerbit Usaha

Nasional, Surabaya. Alloway, B.J. dan D.C. Ayres. 1993. Chemical Principles of Environmental

Pollution. Chapman & Hall, London. APHA. 1998. Standard methods for the examination of water and wastewater.

Edisi-20. Nomor 4500-NH3 F. Methode Phenate. Bengen, D.G. 1998. Sinopsis analisis statistik multivariabel (multidimensi). Tesis

: Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Boehm, P.D. 1987. Transport and transformation process regarding hydrocarbon

and metal pollution in offshore sedimenary environment. In : Boesch, D.F. and N.N. Rabalai (editors). Long Term Effect of Shore Oil and Gas Development. Elsivier Applied Science. London.

Bryan, G.W. 1976. Heavy metal contamination in the sea. In : Johnston, R.

(editor). Effects of Pollutants on Aquatic Organisms. Cambridge University Press. Cambridge.

Clark, R.B. 1986. Marine Pollution. Clarendon Press-Oxford. New York. Connell, D.W. dan G.J. Miller. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. UI

Press, Jakarta. Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut : Aset Pembangunan

Berkelanjutan Indonesia. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting dan M.J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumberdaya

Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Penerbit Pradnya Paramita, Jakarta.

Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. UI Press, Jakarta.

Page 86: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

68  

 

Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran : Hubungan dengan Toksikologi Senyawa Logam. UI Press, Jakarta.

Departemen Pertanian. 1985. Buku Petunjuk Budidaya Kerang Hijau (Perna

viridis L.) Seri Ke-4. Mariculture Research and Development Project (ATA-192). Kerjasama antara Departemen Pertanian dan Japan International Coorporation Agency (JICA).

Dewi, K.S.P. 1996. Tingkat pencemaran logam berat (Hg, Pb dan Cd) di dalam

sayuran, air minum dan rambut di Denpasar, Gianyar dan Tabanan. Tesis : Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Direktorat Jenderal Perikanan. 1985. Petunjuk Teknis Budidaya Kerang Hijau.

INFIS manual seri No.6. Jakarta. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan

Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Elliott, M. dan K.L. Hemingway. 2002. Fishes In Estuaries. Blackwell Science,

United Kingdom. EPA. 1973. Water Quality Criteria. Environmental Protection Agency. Ecology

Research Series, Washington. Fachrul, M.F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Fatoki, O.S. dan S. Mathabatha. 2001. An assessment of heavy metal pollution in

the east London and Port Elizabeth harbours. In Water SA 27(2):233240. http://www.wrc.org.za. Diakses tanggal 15 November 2008, pk. 13.00 WIB.

Fergusson, J.E. 1991. The Heavy Elements Chemistry Environmental Impact and

Health Effects. Pergamon Press. Fitriati, M. 2004. Bioakumulasi logam raksa (Hg), timbal (Pb) dan kadmium (Cd)

pada kerang hijau (Perna viridis) yang dibudidayakan di perairan pesisir Kamal dan Cilincing Jakarta. Tesis : Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Forstner, U. dan G.T.W. Wittman. 1983. Metal Pollution In The Aquatic

Environment. Springer Verlag, Berlin. Friedman, G.M. dan J.E. Sanders. 1978. Principles of Sedimenology. John Wiley

and Sons, New York.

Page 87: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

69  

 

Furia, T. 1972. Food Additives. Volume I. CRC Press, Inc., New York. 998 hlm. Gaspersz, V. 1995. Teknik analisis dalam penelitian percobaan. Tarsito,

Bandung. 622 hlm. GESAMP. 1985. Review of Potentially Harmful Substances : Cadmium, Lead and

Tin. IMO/FAO/UNESCO/WMO/IAEA/UNEP/UN Join Group of Experts. Hamidah. 1980. Pengaruh Logam Berat Terhadap Lingkungan. Pewarta Oceana:

Jakarta.http://www.dnr.state.sc.us/marine/sertc/images/photo/%20galleryperna%20viridis2.jpg. Diakses Tanggal 5 September 2008, pk. 14.00 WIB.

Harahap, S. 1991. Tingkat pencemaran air kali Cakung ditinjau dari sifat kimia-

fisika khususnya logam berat dan keanekaragaman jenis hewan benthos makro. Tesis : Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hartanti. 1998. Analisis kandungan logam berat merkuri (Hg), kadmium (Cd),

timbal (Pb), arsen (As), dan tembaga (Cu) dalam tubuh kerang konsumsi serta upaya penurunannya. Skripsi : Fakultas Perikanan dan Kelautan Institut Pertanian Bogor, Bogor. 68 hlm.

Hendrawati. 2006. Penuntun Praktikum Kimia Lingkungan. Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Press, Jakarta. Hutabarat, S. dan S. Evans. 1985. Pengantar Oseanografi. UI Press, Jakarta. Hutagalung, H.P. 1984. Logam Berat Dalam Lingkungan Laut. Pewarta Oseana

IX No.1 Tahun 1984 LON-LIPI, Jakarta. ______________ 1989. Mercury and Cadmium Content In Green Mussels,

Mytilus viridis L. from Onrust Waters, Jakarta Bay. Environ. Contam. Toxicol.

______________ 1991. Pencemaran Laut Oleh Logam Berat dalam Status

Pencemaran Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauannya. P3O LIPI, Jakarta.

______________, D. Setiapermana & S. Hadi Riyono. 1997. Metode Analisis Air

Laut, Sedimen dan Biota Buku 2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.

Ilahude, A.G. dan S. Liasaputra. 1980. Sebaran Normal Parameter Hidrologi di

Teluk Jakarta dalam Teluk Jakarta. Pengkajian Fisika, Kimia, Biologi dan Geologi Tahun 1975 – 1979.

Page 88: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

70  

 

Inswiasri, A., Tugiwati, dan A. Lubis. 1997. Kadar logam Cu, Pb, Cd, dan Cr dalam ikan segar dan kerang dari Teluk Jakarta tahun 1995/1996. Buletin Penelitian Kesehatan, 25 (1) : 19 – 26.

Ismail, W., Pratiwi, E. & Wedjatmiko. 1999. Perikanan Kerang Hijau di Perairan

Muara Kamal, Jakarta. Warta Penelitian Perikanan Indonesia : 6 – 9. Jakarta.

Kantor Pengkajian Perkotaan dan Lingkungan Hidup. 1997. Laporan Tahunan

Prokasih. PEMDA DKI Jakarta. Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI. 2004. Surat Keputusan Menteri

Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut. Jakarta. http://www.menlh.go.id. Diakses Tanggal 15 Juli 2008, pk. 20.00 WIB.

Kastoro, W. 1988. Beberapa Aspek Biologi Kerang Hijau (Perna viridis L.) dari

Perairan Binaria, Ancol Teluk Jakarta. Jurnal Penelitian Perikanan Laut No.45. Balai Penelitian Perikanan Laut. Balai Penelitian dan Perkembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta.

Kompas. 2004. Pencemaran Teluk Jakarta Lampaui Ambang Batas.

http://www.kompas.com Tanggal 5 September 2008, pk. 14.30 WIB. Laws, E.A. 1981. Aquatic Pollution : An Introductory Text. Second edition.

Willey and Sons, Inc., New York. 641 hlm. Laws, E.A. 1993. Aquatic Pollution. John Willey & Sons, Inc., New York. Legandre, L. dan P. Legandre. 1983. Numerical Ecology. Elsevier Scientific

Publishing Company, New York. Linnaeus. 1758. Asian Green Mussel (Perna viridis). National Introduced Marine

Pest Information System (NIMPIS), Last Updated : 13 Maret 2002. Lindquist, O.A., K.J. Jarnelov dan J. Rhode. 1980. Mercury In Swedish

Environment. Global and Local Source. Report of The Workshop Held at Lerum, Sweden, November 1983, S.N.R.P.M. 1816. National Swedish Environment Protection Guard, Solna, Sweden. (Cited In Linberg 1987).

Lu, F.C. 1995. Toksikologi Dasar : Azas, Organ Sasaran, dan Penilaian Nilai.

Edisi 2. Terj. dari Basic Toxicology : Fundamentals, Target Organ and Risk Assesment oleh Edi Nugroho. UI Press, Jakarta.

Manahan, S.E. 1994. Environmental Chemistry. Second Ed. Williard Press,

Boston.

Page 89: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

71  

 

Mance, G. 1987. Pollutan Threat of Heavy Metals In Aquatic Environmentals. Elsivier Applied Science, New York.

Mason, C.F. 1981. Biology of Freshwater Pollutan. Longman Singapore Publisher

Ltd., Singapore. 121 p. Mc.Cormick dan Thiruvathukal. 1976. Elements of Oceanography. WB. Sounders

Company, Philadelphia. Menteri Kepedudukan & Lingkungan Hidup. 1988. Keputusan Menteri

Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor:02/MENKLH/1988, tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan Sekretariat MENKLH, Jakarta.

Menteri Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup

Nomor:51/MENLH/2004 Tahun 2004, tentang Penetapan Baku Mutu Air Laut dalam Himpunan Peraturan di Bidang Lingkungan Hidup, Jakarta.

Miettinen, J.K. 1977. Inorganic Trace Element as Water Pollution to Health Man

and Aquatic Biota dalam F. Coulation and E. Mrak, Ed. Water Quality Process of an Int. Forum. Academic Press, New York : 133 – 136.

Moore, J.W. 1991. In Organic Contaminants of Surface Water. Springer Verlag,

New York. 334 p. Mulyaningsih, T.R. 1998. Penentuan tingkat pencemaran logam berat Pb, Cd dan

Hg pada hasil laut dan konsumennya. Tesis : Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. 195 hlm.

Nanty, I.H. 1999. Kandungan logam berat dalam badan air dan sedimen di muara

Way Kambas dan Way Sekampung, Lampung. Skripsi : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Nemerow, N.L. 1985. Stream, Lake, Estuary, and Ocean Pollution. Van Nostrand

Reinhold, New York. Nimpis. 2002. Asian Green Mussel (Perna viridis). National Introduced Marine

Pest Information System (NIMPIS). Last Updated : 13 Maret 2002. Nontji, A. 1984. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan, Jakarta. Noviana. 1994. Pengaruh konsentrasi logam berat merkuri (Hg) terhadap

beberapa aktivitas biologi kerang darah (Anadara granosa Linn.). Skripsi : Fakultas Pertanian, Universitas Padjajaran, Jatinangor. 60 hlm.

Page 90: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

72  

 

Novotny, V. dan H. Olem. 1994. Water Quality, Prevention, Identification, and Management of Diffuse Pollution. Van Nostrans Reinhold, New York 1054 p.

Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Terj. dari

Marine Biology : An Ecological Approach oleh Muhammad Eidman. Penerbit PT Gramedia, Jakarta.

Odum, E.P. 1971. Dasar-Dasar Ekologi. Terj. dari Fundamentals of Ecology oleh

Tjahjono Samingan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Penerbit Rineka

Cipta, Jakarta. Paasivarta, J. 1991. Chemical Ecotoxicology. Lewis Publisher, Florida. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 Tahun 2001. Tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Perairan. Pescod, M.B. 1975. Investigation of Rational Effluent and Stream for Tropical

Countries. AIT, Bangkok. 59 p. Porsepwandi, W. 1998. Pengaruh pH larutan perendaman terhadap penurunan

kandungan Hg dan mutu kerang hijau (Mytilus viridis L.). Skripsi : Fakultas Perikanan dan Kelautan Institut Pertanian Bogor, Bogor. 42 hlm.

Prartono, T. 1985. Kandungan logam berat timbal (Pb), tembaga (Cu) dan seng

(Zn) dalam tubuh kerang hijau (Mytilus viridis L.) yang dibudidayakan di perairan Ancol, Teluk Jakarta. Skripsi : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 12. PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta.

Putri, L.S.E. 2007. Statistika Untuk Jurusan Biologi. Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah, Jakarta. Quano. 1993. Training Manual On Assesment of The Quality and Type of Land

Based Pollution Discharges Into The Marine and Coastal Environment. UNEP, Bangkok.

Rachmansyah, P.R., Dalfiah, Pongmasak dan T. Ahmad. 1998. Uji Toksisitas

Logam Berat Terhadap Benur Udang Windu dan Nener Bandeng. Jurnal Perikanan Indonesia.

Page 91: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

73  

 

Razak, H. 1980. Pengaruh Logam Berat Terhadap Lingkungan. Pewarta Oseana II LON-LIPI, Jakarta.

Reilly, C. 1991. Metal Contamination Food. Second Edition. Elsivier Science

Publisher Ltd., London. Roberts, D. 1976. Mussel and Pollution. In: B.L. Bayne (editor). Marne Mussel:

Their Ecology and Physiology. Cambridge University Press. Cambridge. Rohilan, I. 1992. Keadaan sifat fisika dan kimia perairan di pantai zona industri

Krakatau Steel Cilegon. Skripsi : Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Romimohtarto. 1991. Zat Pencemaran dalam Lingkungan Laut dalam Status

Pencemaran Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauannya. P3O-LIPI, Jakarta.

Saeni, M.S. 1989. Kimia Lingkungan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Dirjen Perguruan Tinggi PAU Ilmu Hayat Institut Pertanian Bogor, Bogor. Setyobudiandi, I. 2000. Sumberdaya hayati moluska kerang mytilidae. Skripsi :

Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perikanan Program Studi Manajemen Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Soegiharto, A. 1976. Sumber-Sumber Pencemaran. Seminar Pencemaran Laut.

LON – LIPI ISOI, Jakarta. Soemirat, J. 2003. Toksikologi Lingkungan. Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta. Sukiyanti, E. 1987. Kadar merkuri kerang darah dari Teluk Jakarta dan

hubungannya dengan kadar merkuri kerang darah dari tempat pelelangan ikan Muara Angke. Tesis : Program Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta. 62 hlm.

Sunu, P. 2000. Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001. Penerbit

PT. Grasindo, Jakarta. Suryadiputra, I.N.N. 1995. Pengolahan Air Limbah dengan Metode Biologi.

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Suryanto, D. 2002. Pendugaan laju akumulasi Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni pada kerang

hijau (Perna viridis L.) ukuran > 4,7 cm di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Skripsi : Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 92: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

74  

 

Sutjahjo, S.H., E. Riani dan I. Mulyawan. 2004. Penanganan Limbah B3 dengan Sistem Biofilter Kerang Hijau di Teluk Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor.

Suwirma, S., S. Surtipanti dan S. Yatim. 1981. Studi Kandungan Logam Berat

Hg, Pb, Cd dan Cr dalam Beberapa Jenis Hasil Laut Segar. Majalah Batan, Jakarta.

Syahminan. 1996. Studi analisis dan distribusi pencemaran logam berat di

perairan estuari Siak, Pekanbaru, Riau. Skripsi : Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Tresnasari, S.W. 2001. Kandungan logam berat Pb dan Cd pada kerang hijau

(Perna viridis L.), air dan sedimen di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Skripsi : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Vakily, J.M. 1989. The Biological and Culture of Mussels of The Genus Perna.

ICLARM Studies and Review No.17, Manila. Waldichuck, M. 1974. Some Biological Concern In Heavy Metals Pollution. In:

Venberg, F.J. and W.B. Venberg (editors). Pollution and Physiology of Marine Organism. Academic Press Inc., NewYork.

Waldichuck, M. 1974. Specimen Shells. http://www.specimenshells.net/3721.htm.

Diakses Tanggal 24 Juli 2008, pk. 10.00 WIB. Wardhana, W.A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit ANDI,

Yogyakarta. WHO. 1976. Guidelines for Heavy Metals Contents, Health Criteria and Other

Supporting Information. WHO, New York. _____. 1984. Guidelines for Drinking Water Quality, Health Criteria and Other

Supporting Information. WHO, New York. Wijayanti, F. 2005. Modul Praktikum Ekologi Dasar. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta.

Page 93: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

75  

 

LAMPIRAN

Lampiran 1. Parameter Lingkungan Muara Kamal Februari – April 2009

Parameter Lingkungan Bulan Satuan Stasiun

I II III

Kekeruhan

Februari

FTU

3.83 1.37 0.77 Maret 4.57 4.00 1.69 April 4.47 3.13 2.61

Rata-rata 4.29 2.83 1.69

Suhu

Februari

°C

26.0 27.2 27.2 Maret 31.0 29.0 28.0 April 30.0 29.0 28.0

Rata-rata 29.0 28.4 27.7

Salinitas

Februari

31.0 30.8 31.3 Maret 33.5 33.7 33.4 April 32.4 32.5 32.2

Rata-rata 32.3 32.3 32.3

pH

Februari

7.29 7.40 7.61 Maret 7.02 7.15 7.09 April 6.40 6.48 6.40

Rata-rata 6.90 7.01 7.03

Page 94: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

76  

 

Lampiran 2. Kandungan Logam di Perairan Muara Kamal Februari – April 2009

Parameter Ulangan (Bulan) Satuan

Stasiun Baku Mutu*) I II III

Merkuri (Hg)

Februari

mg/L

0.00015 0.00006 0.00001 0.001 mg/L

Maret 0.00021 0.00007 0.00007 April 0.0003 0.0001 0.00009

Rata-rata 0.0002 0.0001 0.0001

Timbal (Pb)

Februari

mg/L

0.003 0.001 0.001 0.008 mg/L

Maret 0.004 0.002 0.001 April 0.005 0.003 0.002

Rata-rata 0.004 0.002 0.0013

Kadmium (Cd)

Februari

mg/L

0.00001 0.00001 0.00001

0.001 mg/L

Maret 0.00002 0.00001 0.00001

April 0.00003 0.00001 0.00001 Rata-rata 0.00002 0.00001 0.00001

Lampiran 3. Kandungan Awal Logam Hg, Pb dan Cd pada Kerang Hijau

Ulangan Kandungan Logam Berat

Hg (ppm) Pb (ppm) Cd (ppm) 1 0.001665* 1.485 0.7425 2 0.002462** 1.370 0.685 3 0.011979*** 0.920 0.46

Rata-Rata 0.005 1.258 0.6292 Baku Mutu 0.5 2.0 1.0

Keterangan : • Limit deteksi alat untuk kadar Hg 0,000001 ppm dan Pb 0,001 ppm * Panjang kerang : 7 – 9 cm ** Panjang kerang : 6 – 7 cm *** Panjang kerang : 4,5 – 6 cm

Page 95: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

77  

 

Lampiran 4. Rata-Rata Kadar Hg (ppm) pada Konsentrasi Na2CaEDTA yang Berbeda

Titik

Kadar Logam Hg (ppm)

Kontrol 0

Konsentrasi 0.5 % Konsentrasi 1 % 30

menit 45

menit 60

menit 30 menit 45 menit

60 menit

I 0.01198 0.001 0.0008 0 0.0008 0 0

II 0.00246 0.0009 0.0007 0 0.0006 0 0

III 0.00167 0.0008 0.0005 0 0.0005 0 0

Rata2 0.00537 0.0009 0.00067 0 0.000633 0 0

Lampiran 5. Rata-Rata Kadar Pb (ppm) pada Konsentrasi Na2CaEDTA yang Berbeda

Titik

Kadar Logam Pb (ppm) Kontrol

0

Konsentrasi 0.5 % Konsentrasi 1 % 30

menit 45

menit 60

menit 30

menit 45 menit 60 menit

I 1 0.73 0.55 0.02 0.66 0.36 0

II 1 0.6 0.2 0.01 0.55 0.2 0

III 0.92 0.4 0.1 0 0.2 0 0

Rata2 1.25833 0.57667 0.28333 0.01 0.47 0.186667 0

Lampiran 6. Rata-Rata Kadar Cd (ppm) pada Konsentrasi Na2CaEDTA yang Berbeda

Titik

Kadar Logam Cd (ppm)

Kontrol 0

Konsentrasi 0.5 % Konsentrasi 1 % 30

menit 45

menit 60

menit 30 menit 45 menit

60 menit

I 0.7425 0.35 0.1 0 0.15 0 0

II 0.685 0.2 0.05 0 0.09 0 0

III 0.46 0.1 0.01 0 0.05 0 0

Rata2 0.62917 0.2167 0.05333 0 0.096667 0 0

Page 96: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

78  

 

Lampiran 7. Lokasi Titik Pengambilan Sampel Air & Kerang Hijau

Titik Sampling I Titik Sampling II

Titik Sampling III Bentuk Penampang Kerang Hijau

Page 97: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

79  

 

Lampiran 8. Sampel Air Laut Murni & Air Laut + HNO3 Pekat

Sampel Air Laut Murni Sampel Air Laut

tanpa Penambahan HNO3 Pekat dengan Penambahan HNO3 Pekat

Titik I Titik II Titik III

Sampel Air Laut dengan Penambahan HNO3 Pekat

Page 98: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

80  

 

Lampiran 9. Sampel Basah & Kering Kerang Hijau dengan Perlakuan

Sampel Basah Kerang Hijau dengan Perlakuan Formalin

Perlakuan Rhodamin B Perlakuan Metanil yellow Sampel Basah Kerang Hijau

Perlakuan Rhodamin B Perlakuan Metanil yellow Sampel Kering Kerang Hijau

 

 

 

 

Page 99: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

81  

 

Lampiran 10. Siklus Proses Budidaya Kerang Hijau

Siklus Proses Budidaya Kerang Hijau

Page 100: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

82  

 

Lampiran 11. Peralatan yang Digunakan Kegiatan Sampling & Analisis

Horizontal Water Sampler Termometer

Secchi Disk pH Meter

Turbidimeter Water Quality Checker

Timbangan Analitik & Digital AAS

Page 101: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

83  

 

Lampiran 12. Kriteria Kualitas Air yang Baik untuk Keperluan Perikanan dan Peternakan

Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan Fisika Temperatur Residu terlarut Kimia pH Tembaga (Cu) Seng (Zn) Krom heksavalen (Cr(VI)) Kadmium (Cd) Raksa total (Hg) Timbal (Pb) Arsen (As) Selenium (Se) Sianida (CN) Sulfida (S) Fluorida (F) Amoniak bebas (NH3-N) Nitrit (NO2-N) Klor aktif (Cl2) Oksigen terlarut (DO) Senyawa aktif biru metilen Fenol Minyak & Lemak Radioaktivitas Aktivitas beta total Strontium – 90 Radium – 226 Pestisida DDT Endrine BHC Methyl Parathion Malathion

°C

mg/l

mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l

pCi/l pCi/l pCi/l

mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l

Temperatur air alam ± 4°C

2000

6 – 9 0,02 0,02 0,05 0,01 0,002 0,03

1 0,05 0,02 0,002 1,5

0,016 0,06 0,003

- 0,2

0,001 1

1000 10 3

0,002 0,004 0,21 0,10 0,16

Disyaratkan > 3. Diperbolehkan = 3, maksimum 8 jam dalam 1 hari. Aktivitas tanpa adanya Sr – 90 dan Ra – 226.

Page 102: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

84  

 

Lampiran 13. Kriteria Standar Kualitas Air Limbah

Parameter Satuan I II III IV

Mutu Air Baik Sedang Kurang Kurang Sekali

Fisika Temperatur Residu terlarut Residu Kimia pH Besi (Fe) Mangan (Mn) Tembaga (Cu) Seng (Zn) Krom heksavalen (Cr (VI) Kadmium (Cd) Raksa total (Hg) Timbal (Pb) Arsen (As) Selenium (Se) Sianida (CN) Sulfida (S) Fluorida (F) Klor aktif (Cl2) Klorida (Cl) Sulfat (SO4) N – Kjeldahl (N) Amoniak bebas (NH3 – N) Nitrat (NO3 – N) Nitrit (NO2 – N) Kebutuhan Oksigen (BOD) Biologi Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD) Senyawa aktif biru metilen Fenol Minyak nabati Minyak mineral Radioaktivitas*)

°C

mg/l mg/l

mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l

mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l

45

1000 100

6 – 9 5

0,5 0,5 5

0,1 0,01 0,005 0,1 0,05 0,01 0,02 0,01 1,5 1

600 400 7

0,5 10 1 20

40 0,5

0,002 10 10

45

3000 200

5 – 9 7 1 2 7 1

0,1 0,01 0,5 0,3 0,05 0,05 0,05

2 2

1000 600

- 1 20 2

100

200 1

0,05 30 30

45

3000 400

4,5 – 9,5 9 3 3 10 3

0,5 0,05

1 0,7 0,5 0,5 0,1 3 3

1500 800

- 2 30 3

300

500 3

0,5 70 70

45

50.000 500

4,0 – 10 10 5 5 15 5 1

0,1 5 1 1 1 1 5 5

2000 1000 80 5 50 5

500

1000 5 1

100 100

Page 103: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

85  

 

Lampiran 14. Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.51 Tahun 2004.

No Parameter Satuan Baku Mutu Fisika 1 Kecerahana m Coral : > 5

Mangrove : - Lamun : > 3

2 Kebauan - Alami3

3 Kekeruhana NTU < 5 4 Padatan tersuspensi totalb mg/L Coral : 20

Mangrove : 80 Lamun : 20

5 Sampah - Nihil1(4)

6 Suhuc ºC Alami3(c)

Coral : 28 – 30(c) Mangrove : 28 – 32(c)

Lamun : 28 – 30(c)

7 Lapisan minyak5 - Nihil1(5)

Kimia 1 pHd - 7 – 8,5d

2 Salinitase ‰ Alami3(e)

Coral : 33 – 34(e) Mangrove : s/d 34(e)

Lamun : 33 – 34(e) 3 Oksigen terlarut (DO) mg/L > 5 4 BOD5 mg/L 20 5 Amonia total (NH3-N) mg/L 0,3 6 Fosfat (PO4-P) mg/L 0,015 7 Nitrat (NO3-N) mg/L 0,008 8 Sianida (CN-) mg/L 0,5 9 Sulfida (H2S) mg/L 0,01 10 PAH (Poliaromatik hidrokarbon) mg/L 0,003 11 Senyawa Fenol total mg/L 0,002 12 PCB total (Poliklor bifenil) µg/L 0,01 13 Surfaktan (deterjen) mg/L MBAS 1 14 Minyak & Lemak mg/L 1 15 Pestisida µg/L 0,01 16 TBT (Tributil tin) µg/L 0,01 Logam terlarut 17 Raksa (Hg) mg/L 0,001 18 Kromium heksavalen (Cr(VI)) mg/L 0,005 19 Arsen (As) mg/L 0,012 20 Kadmium (Cd) mg/L 0,001 21 Tembaga (Cu) mg/L 0,008

Page 104: PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7924/1/ALFIAN... · penentuan kandungan logam (hg, pb dan cd) dengan penambahan

86  

 

22 Timbal (Pb) mg/L 0,008 23 Seng (Zn) mg/L 0,05 24 Nikel (Ni) mg/L 0,05 Biologi 1 Coliform (total)g MPN/100 ml 1000g

2 Patogen sel/100 ml Nihil1

3 Plankton sel/100 ml Tidak bloom6

Radionuklida 1 Komposisi yang tidak diketahui Bq/L 4

Keterangan :

1. Nihil adalah tidak terdeteksi dengan batas deteksi alat yang digunakan (sesuai dengan metode yang digunakan).

2. Metode analisis mengacu pada metode analisis untuk air laut yang telah ada, baik internasional maupun nasional.

3. Alami adalah kondisi normal suatu lingkungan, bervariasi setiap saat (siang, malam dan musim).

4. Pengamatan oleh manusia (visual). 5. Pengamatan oleh manusia (visual). Lapisan minyak yang diacu adalah

lapisan tipis (thin layer) dengan ketebalan 0,01 mm. 6. Tidak bloom adalah tidak terjadi pertumbuhan yang berlebihan yang dapat

menyebabkan eutrofikasi. Pertumbuhan plankton yang berlebihan dipengaruhi oleh nutrien, cahaya, suhu, kecepatan arus, dan kestabilan plankton itu sendiri.

7. TBT adalah zat antifouling yang biasanya terdapat pada cat kapal. a. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan < 10 % kedalaman

euphotic. b. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan < 10 % konsentrasi rata-

rata musiman. c. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan < 2 ºC dari suhu alami. d. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan < 0,2 satuan pH. e. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan < 5 % salinitas rata-rata

musiman. f. Berbagai jenis pestisida seperti : DDT, Endrin, Endosulfan dan

Heptachlor. g. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan < 10 % konsentrasi rata-

rata musiman.