pene rang an

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi menuntut pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di setiap temp at kerja. Untuk itu perlu dikembangkan dan ditingkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dalam rangka menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat kerja serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu. Kesehatan kerja yang optimal dapat dicapai antara lain dengan menyerasikan antara beban kerja, kapasitas kerja dan beban tambahan akibat lingkungan kerja. Dengan tercapainya keadaan kesehatan yang optimal maka produktivitas yang tinggi dapat terwujud. Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri misalnya umur, masa kerja, status gizi, status kesehatan, lama tahun pendidikan. Secara umum kita harus dapat menciptakan kondisi kerja sebaik-baiknya dengan jalan mengendalikan semua faktor lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi pekerjaan dan efisiensi manusia, antara lain masalah pencahayaan. Pencahayaan untuk suatu tempat kerja memerlukan pengaturan tersendiri. Untuk mendapatkan kualitas pencahayaan pada suatu tempat yang memadai maka baik sumber pencahayaan maupun faktor lingkungan harus diperhitungkan. 1

Upload: andius-setiawan

Post on 07-Jul-2016

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

penerangan

TRANSCRIPT

Page 1: Pene Rang An

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi menuntut pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di setiap temp at kerja. Untuk itu perlu dikembangkan dan ditingkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dalam rangka menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat kerja serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu. Kesehatan kerja yang optimal dapat dicapai antara lain dengan menyerasikan antara beban kerja, kapasitas kerja dan beban tambahan akibat lingkungan kerja. Dengan tercapainya keadaan kesehatan yang optimal maka produktivitas yang tinggi dapat terwujud. Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri misalnya umur, masa kerja, status gizi, status kesehatan, lama tahun pendidikan.

Secara umum kita harus dapat menciptakan kondisi kerja sebaik-baiknya dengan jalan mengendalikan semua faktor lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi pekerjaan dan efisiensi manusia, antara lain masalah pencahayaan. Pencahayaan untuk suatu tempat kerja memerlukan pengaturan tersendiri. Untuk mendapatkan kualitas pencahayaan pada suatu tempat yang memadai maka baik sumber pencahayaan maupun faktor lingkungan harus diperhitungkan.

Pencahayaan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat objek-objek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu, lebih dari itu pencahayaan yang memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan. Pencahayaan yang baik juga dapat memberikan efisiensi yang lebih tinggi, dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi kesulitan serta tekanan penglihatan terhadap pekerjaan. Sebaliknya pencahayaan yang buruk akan mengakibatkan rendahnya produktivitas juga kualitas bagi pekerja.

1

Page 2: Pene Rang An

1.2 Rumusan Masalaha. Menjelaskan definisi pencahayaan ?b. Menjelaskan efek pencahayaan ?c. Bagaimana cara pengendalian terhadap pencahayaan ?

1.3 Tujuana. Untuk mengetahui definisi pencahayaan.b. Untuk mengetahui efek pencahayaan.c. Untuk mengetahui cara pengendalian terhadap pencahayaan.

2

Page 3: Pene Rang An

BAB II

PENGERTIAN

1. Pengertian PencahayaanMenurut Kepmenkes No. 1405 tahun 2002 tentang Persyaratan  Kesehatan

Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, pencahayaan adalah jumlah

penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan

kegiatan secara efektif.

2. Istilah yang Umum Digunakan dalam Pencahayaan

Lumen adalah satuan flux cahaya yang dipancarkan di dalam satuan unit

sudut padatan oleh suatu sumber denga intensitas cahaya seragam satu

candela. Satu lux adalah satu lumen per meter persegi. Lumen (lm) adalah

kesetaraan fotometrik dati watt, yang menmadukan respon mata pengamatn

standar. 1 watt = 683 lumens pada panjang gelombang 555 nm.

Luminaire adalah satuan cahaya yang lengkap, terdiri dari sebuah lampu atau

beberapa lampu, termasuk rancangan pendistribusiam cahaya, penempatan

dan perlindungan lampu-lampu, dan dihubungkannya lampu ke pasokan daya.

Lux merupakan satuan metric ukuran cahaya pada suatu permukaan. Cahaya

rata-rata yang dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada berbagai titik pada area

yang sudah ditentukan. 1 lux = 1 lumen per meter persegi.Perbedaan antara

lux dan lumen adalah pada luas areal dimana flus menyebar 1000 lumen,

terpusat pada satu areal dengan luas satu meter persegi,menerangi meter

persegi tersebut dengan cahaya 1000 lux. Sedangkan 1000 lumen, yang

menyebar ke 10 m2 hanya menghasilkan cahaya suram 10 lux.

Intensitas Cahaya dan Flux

Satuan intensitas cahaya (I) adalah candela (cd). Flux cahaya yang

dipancarkan oleh sumber cahaya isotropic dengan intensitas I adalah 4π x

intensitas cahaya.

3

Page 4: Pene Rang An

Luminance adalah karakteristik fisik yang bergantung pada jumlah cahaya

yang jatuh pda permukaan obyek yang dipantulkan. Luminance dapat diukur

dengan menggunakan photometer.

Kecerlangan (brightness) merupakan rasa sensasi yang timbul akibat

memandang benda dari cahaya datang dan masuk ke mata.

Reflectance merupakan perbandingan antara cahaya yang dipantulkan oleh

suatu benda yang dinyatakan dalam persen.

3. Sumber Pencahayaan

Beberapa sumber pencahayaan yang umumnya dikenal yaitu :

a. Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar

matahari. Sumber pencahayaan ini kurang efektif karena matahari tidak

dapat memberikan intensitas cahaya yang tetap. Untuk pencahayaan alami

diperlukan jendela-jendela yang besar, dinding kaca, dinding yang banyak

dilubangi. Untuk mendapatkan pencahayaan alami yang cukup pada suatu

ruangan diperlukan jendela sebesar 15 – 20% dari luas lantai. Keuntungan

dari penggunaan sinar matahari sebagai sumber cahaya adalah pengurangan

terhadap energy listrik.

Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan

penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak

tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari. Faktor-

faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat

keuntungan, yaitu:

- Variasi intensitas cahaya matahari

- Distribusi dari terangnya cahaya

- Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan

- Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung

4

Page 5: Pene Rang An

b. Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber

cahaya selain cahaya alami. Fungsi pokok pencahayaan buatan di

lingkungan kerja yaitu :

- Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara

detail serta terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan

tepat.

- Memungkinkan penghuni untuk berjalan dan bergerak secara mudah dan

aman.

- Tidak menimbulkan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada

tempat kerja

- Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara

merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan dan tidak menimbulkan

bayang-bayang.

- Meningkatkan lingkungan visual nyaman dan meningkatkan prestasi.

4. Kesialauan

Kesilauan adalah brightness yang berada dalam lapangan penglihatan yang

menyebabkan rasa ketidaknyamanan, gangguan (annoyance),kelelahan mata atau

gangguan penglihatan (Suma’mur, 1996).Menurut jenis-jenisnya kesilauan yang

dapat menyebabkan gangguan pengelihatan dibedakan menjadi tiga yaitu:

1) Dissability

Penyebab kesilauan ini adalah terlalu banyaknya cahaya secara langsung masuk

ke dalam mata dari penglihatan. Dissability glare mempengaruhi seseorang

untuk dapat melihat dengan jelas. Keadaan ini dapat dialami oleh seseorang

yang mengendarai mobil pada malam hari dimana lampu dari mobil yang

berada dihadapannya terlalu terang.

5

Page 6: Pene Rang An

2) Discomfort

Kesilauan ini sering menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada mata, terutama

bila keadaan ini berlangsung dalam waktu yang cukuplama. Kesilauan ini

sering dialami oleh mereka yang bekerja pada siang hari dan menghadap ke

jendela atau pada saat seseorang menatap lampu secara langsung pada malam

hari. Efek kesilauan ini pada mata tergantung dari lamanya seseorang terpapar

oleh kesilauan tersebut.

3) Reflected

Reflected glare adalah kesilauan yang disebabkan oleh pantulan cahaya yang

mengenai mata kita, dan pantulan cahaya ini berasal darisemua permukaan

benda yang mengkilap (langit-langit, kaca, dinding, meja kerja, mesin-mesin,

dan lain-lain) yang berada dalam lapangan penglihatan (visual field). Reflected

kadang-kadang lebih menganggu daripada disability glareatau discomfort glare

karena terlalu dekatnya letak sumber kesilauan dan garis penglihatan.

5. Luxmeter

Tata cara mengukur pencahayaan dengan menggunakan luxmeter adalah sebagai

berikut:

Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor.

Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran

untuk intensitas pencahayaan setempat atau umum.

Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil.

Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan intensitas pencahayaan

setempat dan intensitas pencahayaan umum.

Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas

pencahayaan.

6

Page 7: Pene Rang An

6. Pengelompokan Distribusi Pencahayaan

Berdasarkan cara distribusi cahayanya, pencahayaan dapat dibedakan

menjadi lima macam, yaitu :

a. Distribusi pencahayaan langsung (direct lingting)

Pada sistem pencahayaan langsung, sebanyak 90-100% cahaya diarahkan

secara langsung ke benda-benda, yang perlu diterangi. Sistem ini paling

efektif dalam mengatur pencahayaan . akan tetapi sistem ini memiliki

kelemahan, yaitu dapat menimbulkan bayangan serta kesilauan yang dapat

mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan

cahaya. Untuk mendapatkan efek yang optimal, disarankan langit-langit,

dinding serta benda-benda yang ada dalam ruangan perlu diberi warna cerah

agar tampak menyegarkan.

b. Distribusi pencahayaan semi langsung

Pada sistem pencahayaan semi langsung, sebanyak 60-90% cahaya diarahkan

langsung kepada benda-benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya akan

dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Sistem pencahayaan ini dapat

mengurangu kelemahan sistem pencahayaan langsung.

c. Distribusi pencahayaan difus (general diffuse lighting)

Pada sistem pencahayaan difus, sebanyak 40-60% cahaya diarahkan kepada

permukaan yang perlu diterangi, selebihnya lagi menerangi langit0langit dan

dinding untuk kemudian dipantulkan. Pada sistem ini, nilai pantulan dari

langit-langit harus tinggi agar cahaya yang dipantulkan ke bawah cukup

banyak. Namun masih ada masalah bayangan dan kesilauan dalam sistem

pencahayaan ini.

d. Distribusi pencahayaan semi tidak langsung (semi indirect lighting)

Pada sistem pencahayaan semi tidak langsung, sebanyak 60-90% cahaya

diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas dan sisanya ke bawah.

Dengan demikian, langit-langit memerlukan perhatian lebih dengan

7

Page 8: Pene Rang An

dilakukannya pemeliharaan yang lebih baik. Pada sistem pencahayaan ini

praktis tidak ada masalah bayangan dan kesilauan juga dapat dikurangi.

e. Distribusi pencahayaan tidak langsung (indirect lighting)

Pada sistem pencahayaan tidak langsung, sebanyak 90-100% cahaya

diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan

untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat dijadikan

sumber cahaya, maka diperlukan pemeliharaan yang baik. Kelebihan dari

sistem pencahayaan ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan,

sedangkan kelemahannya yaitu dapat mengurangi efesiensi cahaya total yang

jatuh pada permukaan kerja

7. Faktor yang Dapat Mempengaruhi Pencahayaan

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencahayaan di ruangan termasuk

ditempat kerja adalah:

a. Desain sistem pencahayaan

Faktor ini berpengaruh terhadap penyebaran cahaya ke seluruh ruangan.

Dengan desain yang baik dapat dihindarinya sudut atau bagian ruangan yang

gelap.

b. Distribusi cahaya

Faktor ini berpengaruh terhadap penyebaran cahaya. Jika distribusi sumber

cahaya tidak merata, maka akan menimbulkan sudut dan bagian ruangan yang

gelap.

c. Pemantulan cahaya

Pemantulan cahaya dari langit-langit tergantung dari warna dan finishing.

Pemantulan cahaya ini tidak berlaku pada sistem pencahayaan langsung,

tetapi sangat penting pada pencahayaan tidak langsung.

d. Ukuran ruangan

Ruangan yang luas akan lebih efisien dalam pemanfaatan caaya daripada

ruang yang sempit.

e. Utilitas cahaya

8

Page 9: Pene Rang An

Utilitas cahaya adalah presentase cahaya dari sumber cahaya yang secara

nyata mencapai dan menerangi benda-benda yang diterangi.

f. Pemeliharaan desain dan sumber cahaya

Apabila pemeliharaan desain dan sumber cahaya tidak baik, misalnya penuh

debu, maka akan mempengaruhi pencahayaan yang dihasil

8. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pencahayaan

Menurut Roger L. Brauer (1990), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kualitas pencahayaan antara lain:

a. Sifat cahaya

Sifat cahaya ditentukan oleh dua hal, yaitu kuantitas atau banyaknya cahaya

yang jatuh pada suatu permukaan yang menyebabkan terangnya permukaan

tersebut dan kualitas atau sifatcahaya yang menyangkut warna, arah cahaya

dan difusi cahaya serta jenis dan tingkat kesilauan.

1) Kuantitas cahaya

Kuantitas pencahayaan bergantung pda jenis pekerjaan yang akan

dilakukan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pencahayaan yang

baik akan memberikan kemudahan dalam menyelesaikan tugas-tugas

pekerja. Intesitas cahaya yang dibutuhkan tergantung dari tingkat

ketelitian, bagian yang diamati, warna obyek, kemempuan untuk

memantulkan cahaya dan tingkat kecerahan. Untuk melihat suatu benda

yang berwarna gelap serta kontras antara obyek dan sekitarnya buruk,

maka membutuhkan intesitas cahaya yang tinggi. Sedangkan untuk

melihat obyek atau benda yang berwarna cerah serta kontras antara obyek

dan sekitarnya cukup baik, maka intesitass cahaya yang dibutuhkan tidak

terlalu tinggi.

Kekuatan intesitas pencahayaan (iluminasi) bergantung pada jarak

antara sumber cahaya dengan bidang pantul, maka akan semakin lemah

kekuatan iluminasi cahaya yang dipantulkan atau dapat dikatanakan

bahwa kekuatan iluminasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak

9

Page 10: Pene Rang An

sumber cahaya dengan bidang pantul (hukum kuadrat terbalik). Hukum

kuadrat terbalik mendefinisikan hubungan antara pencahayaan dari

sumber titik dan jarak. Rumus ini menyatakan bahwa intesitass cahaya

persatuan luas berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumbernya.

(www.energyefficiencyasia.org)

2) Kualitas cahaya

Adapun kualitas pencahayaan dipengaruhi oleh lingkungan

penglihatan di antaranya kesilauan (glare), penyebaran cahaya, arah

cahaya, warna, kecerlangan (brightness) yang akan memberikan efek

pada kemampuan untuk melihat dengan mudah dan teliti. Sumber-sumber

cahaya yang cukup jumlahnya sangat berguna dalam mengatur

pencahayaan secara baik. Pencahayaan dengan berbagai lampu misalnya

sangat tepat bagi pekerja yang menggambarkan di atas permukaan mata,

sedangkan pencahayaan satu arah digunakan untuk mengerjakan bagian-

bagian kecil. Pengelolaan dari kalitas cahaya yang rendah akan

menimbulkan ketidaknyamanan dan kecelakaan kerja, misalnya glare

dapat menyebabkan kelelahan (fatigur), kehilangan efektivitasn

penglihatan dan mengurangi produktivitas.

Penggunaan warna di tempat kerja dimasukkan untuk dua hal, yaitu

menciptakan kontras warna dengan maksud untuk tangkapan mata dan

pengadaan lingkungan psikologis yang optimal. Warna penerangan untuk

suatu ruangan dan komposisi sprektumnya sangat penting dalam

membandingkan dan mengkombinasikan warna-warna. Warna-warna

dalam lingkungan kerja sebagai akibat dari pencahayaan menentukan

rupa lingkungan tersebut. Menurut OSHA (1998), penggunaan warna-

warna cerah dalam lingkungan kerja dapat membantu untuk membuar

obyek terlihat lebih jelas dan dapat manimbulkan kesan ruangan menjadi

lebih luas, selain itu acara psikologis juga dapat meningkatkan gairah

kerja.

10

Page 11: Pene Rang An

b. Sifat lingkungan

Sifat lingkungan ditentukan oleh derajat terang (brightness), nilai pantulan

(reflectance value) serta distribusi cahaya (lighting distribution). Menurut

Ching (1987) juga mengatakan bahwa ketinggian dan kualitas permukaan

langit-langit akan mempengaruhi derajat cahaya di dalam ruang.

1) Derajat terang

Kemampuan seseorang untuk dapat melihat obyek dengan jelas

bergantung pada perbedaan derajat terang obyek tersebut. Mata berfungsi

secara optimal apabila derajat teranngn dalam daerah penglihatan kia

relatif sama.

2) Nilai pantulan

Nilai pantulan adalah perbandingan antara sumber cahaya datang

dengan cahaya yang dipantulkan. Nilai pantulan bergantung pada jenis

permukaan pantul, warna dan kemampuan untuk memantulkan cahaya

dari dinding-dinding, langit-langit, lantai, dan peralatan kerja akan

menentukan pola derajat terang.

Dinding-dinding, lantai dan langit-langit yang ber warna gelap dapat

menurunkan efektivitas dari instalasi penerangan sebanyak 50%. Tabel

berikut ini adalah pantulan yang dianjurkan oleh IluminatingEngineering

Society (IES) tahun 1981:

Tabel 2.1. Rekomendasi nilai pantulan menurut IluminatingEngineering

Society (IES)

Deskripsi Pantulan (%)

Langit-langit 80-90

Dinding 40-60

Meubel 25-45

11

Page 12: Pene Rang An

Mesin, alat 30-50

Lantai 20-40

Sumber : IluminatingEngineering Society (IES)

Tabel 2.2. Nilai Pantulan Berbagai Macam Material menurut

IluminatingEngineering Society (IES)

Material Pantulan (%)

Metal 60-85

Bahan baru 10-92

Gelas 5-30

Cermin 80-90

Cat putih 60-90

Kayu 5-50

Aspal 5-10

Beton 40

Salju 60-75

Cat hitam 3-5

Sumber : IluminatingEngineering Society (IES)

3) Distribusi cahaya (lighting distribution)

Distribusi cahaya merupakan unit penyabaran yang tterdiri dari

lampu dan peralatan untuk mendistribusikan serta mengendalikan cahaya.

Perlatan penerangan perlu dipasang berdasarkan karakteristik distribusi

cahaya yang dikehendaki.

9. Perencanaan Penggunaan Pencahayaan

Dalam perencanaan penggunaan pencahayaan untuk suatu lingkungan kerja maka

perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

- Seberapa jauh pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk

menunjang dan melengkapi pencahayaan alami,

12

Page 13: Pene Rang An

- Tingkat pencahayaan yang diinginkan, baik untuk pencahayaan tempat

kerja yang membutuhkan tugas visual tertentu atau hanya untuk

pencahayaan umum.

- Distribusi dan variasi iluminasi yang diperlukan dalam keseluruhan

interior apakah menyebar atau terfokus pada satu arah.

- Arah cahaya, apakah ada maksud untuk menonjolkan bentuk dan

kepribadian ruangan yang diterangi.

- Warna yang akan digunakan dalam ruangan serta efek warna dari

cahaya.

- Derajat kesialauan obyek ataupun lingkungan yang ingin diterangi.

Tabel mengenai area kegiatan dan tingkat penerangan

Tingkat

Penerangan

(Lux)

Area Kegiatan

Pencahayaan umum untuk

ruangan dan area yang

jarang digunakan dan/atau

tugas-tugas atau visual

sederhana

20 Layanan penerangan yang minimum

dalam area sirkulasi luar ruangan,

pertokoan di daerah terbuka, halaman

tempat penyimpanan

50 Tempat pejalan kaki dan panggung

70 Ruang boiler

100 Halaman trafo, ruangan tungku

150 Area sirkulasi di industri, pertokoan dan

ruang penyimpan

Pencahayaan umum untuk

interior

200 Layanan penerangan yang minimum

tugas

300 Meja dan mesin kerja ukuran sedang,

proses umum dalam industri kimia dan

makanan, kegiatan membaca dan

13

Page 14: Pene Rang An

membuat arsip

450 Gantungan baju, pemeriksaan, kantor

untuk menggambar, perakitan mesin dan

bagian yang halus, pekerjaan warna,

tugas menggambar kritis

Pencahayaan tambahan

setempat untuk tugas

visual yang tepat

1500 Pekerjaan mesin dan di aras meja yang

sangat halus, perakitan mesin presisi

kecil dan instrumen, komponen

elektronik, pengukuran dan pemeriksaan.

Bagian kecil yang rumit (sebagian

mungkin diberikan oleh tugas

pencahayaan setempat)

3000 Pekerjaan berpresisi dan rinci sekali,

misal instrumen yang sangat kecil,

pembuatan jam tangan, pengukiran

Sedangkan menurut PMP no. 7 tahun 1964, tingkat penerangan atau NAB (Nilai

Ambang Batas) di tempat kerja yaitu

Area Kegiatan

Tingkat

Penerangan

Minimal

(Lux)

Penerangan darurat 5 lux

Penerangan untuk halaman dan jalan dalam lingkungan perusahaan 20 lux

Pekerjaan yang membedakan barang kasar, seperti:

1.      Mengerjakan bahan-bahan kasar

2.      Mengerjakan arang atau abu

3.      Mengerjakan barang-barang yang besar

4.      Mengerjakan bahan tanah atau batu

5.      Gang-gang, tangga di dalam gedung yang selalu dipakai

50 lux

14

Page 15: Pene Rang An

6.      Gudang-gudang untuk menyimpan barang-barang besar dan kasar

Pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil secara sepintas,

seperti:

1.      Mengerjakan barang-barang besi dan baja yang setengah selesai

2.      Pemasangan yang kasar

3.      Penggilingan padi

4.      Pengupasan/pengambilan dan penyisihan bahan kapas

5.      Mengerjakan bahan-bahan pertanian

6.      Kamar mesin dan uap

7.      Alat pengangkut orang dan barang

8.      Ruang-ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal

9.      Tempat menyimpan barang-barang sedang dan kecil

10.  Kakus, tempat mandi dan tempat kencing

100 lux

Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang kecil agak teliti,

seperti:

1.        Pemasangan alat-alat yang sedang (tidak kasar)

2.        Pekerjaan mesin dan bubut yang kasar

3.        Pemeriksaan atau percobaan kasar terhadap barang-barang

4.        Menjahit tekstil atau kulit yang berwarna muda

5.        Pemasukan dan pengawetan bahan-bahan makanan dalam kaleng

6.        Pembungkusan daging

7.        Mengerjakan kayu

8.        Melapis perabot

200 lux

Pekerjaan perbedaan yang teliti daripada barang-barang kecil,

seperti:

1.        Pekerjaan mesin yang teliti

2.        Pemeriksaan yang teliti

3.        Percobaan-percobaan yang teliti dan halus

4.        Pembuatan tepung

5.        Penyelesaian kulit dan penenunan bahan-bahan katun atau wol

300 lux

15

Page 16: Pene Rang An

berwarna muda

6.        Pekerjaan kantor yang berganti-ganti menulis dan membaca,

pekerjaan arsip dan seleksi surat-surat

Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang halus dengan kontras

sedang dan dalam waktu yang lama, seperti:

1.      Pemasangan yang halus

2.      Pekerjaan-pekerjaan mesin yang halus

3.      Pemeriksaan yang halus

4.      Penyemiran yang halus dan pemotongan gelas kaca

5.      Pekerjaan kayu yang halus (ukir-ukiran)

6.      Penjahit bahan-bahan wol yang berwarna tua

7.      Akuntan, pemegang buku, pekerjaan steno, mengetik atau

pekerjaan kantor yang lama dan teliti

500-1000 lux

Pekerjaan yang membedakan barang-barang yang sangat halus

dengan kontras yang sangat kurang untuk waktu yang lama, seperti:

1.      Pemasangan ekstra halus (arloji, dll)

2.      Pemeriksaan yang ekstra halus (ampul obat)

3.      Percobaan alat-alat yang ekstra halus

4.      Tukang mas dan intan

5.      Penilaian dan penyisihan hasil-hasil tembakan

6.      Penyusunan huruf dan pemeriksaan copy dalam percetakan

7.      Pemeriksaan dan penjahitan bahan pakaian berwarna tua

Paling

sedikit 1000

lux

10. Standar Pencahayaan di Tempat Kerja

Intensitas pencahayaan yang dibutuhkan di masing-masing tempat kerja

ditentukan dari jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan. Semakin tinggi tingkat

ketelitian suatu pekerjaan, maka akan semakin besar kebutuhan intensitas

pencahayaan yang diperlukan, demikian pula sebaliknya. Standar pencahayaan di

Indonesia telah ditetapkan seperti tersebut dalam Peraturan Menteri Perburuhan

(PMP) No. 7 Tahun 1964, Tentang syarat-syarat kesehatan, kebersihan dan

16

Page 17: Pene Rang An

pencahayaan di tempat kerja. Standar pencahayaan yang ditetapkan untuk di

Indonesia tersebut secara garis besar hampir sama dengan standar internasional.

Sebagai contoh di Australia menggunakan standar AS 1680 untuk Interior Lighting'

yang mengatur intensitas pencahayaan sesuai dengan jenis dan sifat pekerjaannya.

Secara ringkas intensitas pencahayaan yang dimaksud dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a. Pencahayaan untuk halaman dan jalan-jalan di lingkungan perusahaan harus

mempunyai intensitas pencahayaan paling sedikit 201uks.

b. Pencahayaan untuk pekerjaan-pekerjaan yang hanya membedakan barang

kasar dan besar paling sedikit mempunyai intensitas pencahayaan 50 luks.

c. Pencahayaan yang cukup untuk pekerjaan yang membedakan barang-barang

kecil secara sepintas lalu paling sedikit mempunyai intensitas pencahayaan

100 luks.

d. Pencahayaan untuk pekerjaan yang membeda-bedakan barang kecil agak

teliti

e. Paling sedikit mempunyai intensitas pencahayaan 2001uks

f. Pencahayaan untuk pekerjaan yang membedakan dengan teliti dan barang-

barang yang kecil dan halus, paling sedikit mempunyai intensitas

pencahayaan 300 luks

g. Pencahayaan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang halus

dengan kontras yang sedang dalam waktu yang lama, harus mempunyai

intensitas pencahayaan paling sedikit 500 - 1.000 luks.

h. Pencahayaan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang yang

sangat halus dengan kontras yang kurang dan dalam waktu yang lama, harus

mempunyai intensitas pencahayaan paling sedikit 2.000 luks

11. Aplikasi Penerangan di Tempat Kerja

Aplikasi penerangan di tempat kerja, secara umum dapat dilakukan melalui

pendekatan, yaitu:

17

Page 18: Pene Rang An

a. Desain tempat kerja untuk menghindari masalah penerangan.\

Kebutuhan intensitas penerangan bagi pekerja harus selalu dipertimbangkan

pada waktu mendesain bangunan, pemasangan mesin-mesin, alat dan sarana

kerja. Desain instalasi penerangan harus mampu mengontrol cahaya kesilauan,

pantulan dan bayang-bayang serta untuk tujuan kesehatan dan keselamatan kerja

b. Identifikasi dan penilaian problem dan kesulitan penerangan

Agar masalah penerangan yang muncul dapat ditangani dengan baik, faktor-

faktor yang harus diperhitungkan adalah: sumber penerangan, pekerja dalam

melakukan pekerjaannya, jenis pekerjaan yang dilakukan dan lingkungan kerja

secara keseluruhan. Selanjutnya teknik dan metode.yang dapat digunakan untuk

mengidentifikasi dan menilai masalal pencahayaan di tempat kerja meliputi:

- Konsultasi atau wawancara dengan pekerja dan supervisor di tempa kerja

- Mempelajari laporan kecelakaan kerja sebagai bahan investigasi

- Mengukur intensitas pencahayaan, kesilauan, pantulan dan bayang bayang

yang ada di tempatt kerja

- Mempertimbangkan faktor lain seperti: sikap kerja, lama kerja, warna umur

pekerja dll.

c. Penggunaan pencahayaan alami siang hari

Manfaat dari pemakaian cahaya alami pada siang hari sudah dikenal dari pada

cahaya listrik, namun cenderung terjadi peningkatan pengabaian terutama pada

ruang kantor modern yang berpenyejuk dan perusahaan komersial seperti hotel,

plaza perbelanjaan dan sebagainya.

d. Pengembangan dan evaluasi pengendalian resiko akibat pencahayaan

Setelah pencahayaan dan pengaruhnya telah diidentifikasi dan dinilai, langkah

selanjutnya adalah mengendalikan resiko yang potensial menyebabkan gangguan

kerja. Pengendalian resiko sangat tergantung dari kondisi yang ada, tetapi secara

umum dapat mengikuti hirarki pengendalian yang sudah lazim yaitu

pengendalian yang dipilih dari yang paling efektif.

18

Page 19: Pene Rang An

BAB III

EFEK PENCAHAYAAN TERHADAP MATA

Pembiasan sinar mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas

kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, panjang bola mata. Pada mata normal,

susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata demikian

seimbang sehingga bayangan setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di

daerah makula lutea. Mata normal disebut juga mata emitropia dan akan

19

Page 20: Pene Rang An

menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan

akomodasi/istirahat melihat jauh (Sidharta, 1993).

Kelainan pada mata dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu kelainan

alami yang didapatkan oleh seseorang sejak lahir dan kelainan buatan yang terjadi

akibat pengaruh lingkungan yang menyebabkan orgna mata menerima rangsangan

cahaya yang berlebihan atau kurang sama sekali. Kelainan buatan ini biasanya

disebabkan ileh kesilauan (glare), kontras yang dapat menyebabkan rabun jauh

ataupun rabun dekatpada mata serta cuaca ruang kerja yang dapat menimbulkan

kelelahan atau ketidaknyamanan pekerja dalam melakukan kegiatannya (Sutanto,

1999).

Ketidaknyamanan penglihatan terjadi jika beberapa elemen interior

mempunyai luminansi yang jauh di atas liminansi elemen interior lainnya. Respon

ketidaknyamanan ini dapat terjadi segera, tetapi adakalanya baru dirasakan setelah

mata terpapar pada sumber silau tersebut dalam waktu yang lebih lama. Tingkatkan

etidaknyamanan ini tergantung pada luminansi dan ukuran silau, luminansi latar

belakang, dan posisi sumber silau terhadap penglihatan. Discomfort glare akan makin

besar jika suatu sumber mempunyai luminansi yang tinggi, ukuran yang luas,

luminansi latar belakang yang rendah dan posisi yang dekat dengan garis penglihatan.

BAB VI

HIRARKI PENGENDALIAN

Di bawah ini akan diberikan secara garis besar langkah-langkah pengendalian

masalah pencahayaan di tempat kerja, yaitu:

Modifikasi sistem pencahayaan yang sudah ada seperti:

a) Menaikkan atau menurunkan letak lampu didasarkan pada objek kerja

20

Page 21: Pene Rang An

b) Merubah posisi lampu

c) Menambah atau mengurangi jumlah lampu

d) Mengganti jenis lampu yang lebih sesuai, seperti, mengganti

e) lampu bola menjadi lampu neon, dll

f) Mengganti tudung lampu

g) Mengganti warna lampu yang digunakan dll.

Modifikasi pekerjaan seperti:

b) Membawa pekerjaan lebih dekat ke mata, sehingga objek dapat dilihat

dengan jelas

c) Merubah posisi kerja untuk menghindari bayang-bayang,

d) pantulan, sumber kesilauan dan kerusakan penglihatan

e) Modifikasi objek kerja sehingga dapat dilihat dengan jelas. Sebagai contoh:

memperbesar ukuran huruf dan angka padatombol-tombol peralatan kerja

mesin.

Pemeliharaan dan pembersihan lampu.

a. Penyediaan pencahayaan local

b. Penggunaan korden dan perawatan jendela dll.

Sebagai tambahan pertimbangan dalam upaya mengatasi masalah pencahayaan

di tempat kerja, Sanders & McCormick (1987) dan Grandjean (1993) memberikan

pedoman untuk desain sistem pencahayaan yang tepat di tempat kerja dengan cara

sebagai berikut :

1. Menghindari penempatan arah cahaya langsung dalam lapangan penglihatan

tenaga kerja

2. Menghindari penggunaan cat yang mengkilat (glossy paint) pada mesin atau

meja dan tempat kerja.

3. Menggunakan cahaya difusi (cahaya merata) untuk menyediakan atmosfer

pekerjaan terbaik

21

Page 22: Pene Rang An

Menggunakan lebih banyak lampu dengan daya kecil, daripadamenggunakan

lampu sedikit dengan daya besar. Menghindari lokasi pencahayaan dalam 300

dari garis normal. Menghindari sumber cahaya berkedip (flicker) dll.

22

Page 23: Pene Rang An

BAB V

KESIMPULAN

Menurut Kepmenkes No. 1405 tahun 2002 tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, pencahayaan adalah jumlah penyinaran

pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.

Penerangan yang buruk di lingkungan kerja akan menyebabkan hal-hal sebagai berikut :

a.     Kelelahan dan ketidaknyamanan pada mata yang akan mengakibatkan kurangnya daya efesiensi kerja.

b.     Kelelahan mental yang akan berpengaruh pada kelelahan fisik.c.     Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata.d.     Kerusakan alat penglihatan (mata).e.     Meningkatnya kecelakaan kerja.

Keuntungan pencahayaan yang baik :a.       Meningkatkan semangat kerja.b.       Produktivitas.c.        Mengurangi kesalahan.d.       Meningkatkan housekeeping.e.       Kenyamanan lingkungan kerja.f.         Mengurangi kecelakaan kerja.

23