pendidikan anak dalam islam

6
KUMPULAN MATERI PENDIDIKAN ANAK DALAM PANDANGAN ISLAM OLEH : YAYA SUNARYO, S.Pd. PENGAJAR&PRAKTISI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI CAHAYA KONSULTAN

Upload: surya-laga

Post on 27-Jan-2016

18 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PA dlm Islam

TRANSCRIPT

Page 1: Pendidikan Anak Dalam Islam

KUMPULAN MATERI PENDIDIKAN ANAK

DALAM PANDANGAN ISLAM

OLEH : YAYA SUNARYO, S.Pd.PENGAJAR&PRAKTISI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

CAHAYA KONSULTAN

Office :Jl. H.Ten.RT.003/06 No.3 Kel. Kayu Putih , Kec. Pulogadung, 13210

Jakarta Timur HP : 0877 7239 0959

Page 2: Pendidikan Anak Dalam Islam

Ilmu yang membahas tentang heriditas (keturunan) telah menetapkan, bahwa

anak akan mewariskan sifat-sifat dari kedua orang tuannya, baik moral, fisikal, maupun

intelektual, sejak masa kelahiran.1

Dari Abu Dawud dan Tirmidzi meriwayatkan dari Amr bin Syu’aib dari bapaknya

dan dari kakeknya, bahwa Rasul Saw. Bersabda : “ Tidaklah termasuk golongan kami,

orang-orang yang tidak mengasihi anak kecil di antara kami dan tidak mengetahui hak

orang besar di antara kami.”2

Jika Rasulullah Saw. Melihat salah seorang di antara para sahabatnya tidak

mengasihi anak-anaknya, maka beliau mencemoohkannya dan memberikan

pengarahan perihal kebaikan rumah tangga, keluarga dan anak-anak.3

Al-Bukhari telah meriwayatkan, bahwa Abu Hurairah r.a telah berkata :

“Rasulullah Saw. Telah mencium Al-Hasan bin Ali. Ketika itu di sisi beliu duduk Al-

Aqra’bin Habis At-Tamimi. Al-Aqra’ berkata, “Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh

orang anak, tapi tak satu pun di antara mereka pernah aku cium.” Maka Rasulullah

Saw. Memandangnya dan bersabda, “Barangsiapa yang tidak mengasihi, tidak akan

dikasihi.”4

Dalam sebuah riwayat disebutkan :

“Allah menjadikan kasih sayang di dalam hati orang-orang yang dikehendaki-Nya

dari para hamba-Nya. Dan sesungguhnya Allah hanya mengasihi hamban-hamba-Nya

yang suka mengasihi.”5

Islam mengumandangkan persamaan hak antara pria dan wanita. Islam tidak

membedakan perlakuan kasih sayang dan keadilan bagi keduannya. Hal ini sesuai

dengan firman-Nya yang artinya : “Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada

takwa..” (QS. Al-Maidah : 8)6

Dan Hadis riwayat Ashabus Sunan dari Nu’man bin Basyir r.a. : “Berbuat adillah

di antara anak-anakmu, berbuat adillah di antara anak-anakmu, berbuat adillah di

antara anak-anakmu.”7

1 Abdullah Nashih Ulwan “ Pendidikan Anak dalam Islam (Pustaka Amani Jakarta, 2007),.p.182 Ibid,.p.343 Ibid,4 Ibid,p.355 Ibid,.p.376 Ibid,.p. 38.7 Ibid,.p.38

Page 3: Pendidikan Anak Dalam Islam

Renungkan sebagai perkataan Imam Ghazali dalam bukunya Ibya ulumiddin

mengenai kebiasaan anak berperangai baik atau jahat sesuai dengan kecenderungan

dan nalurinya. Ia mengatakan :

“ Anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang suci adalah

permata yang sangat mahal harganya. Jika dibiasakan pada kejahatan dan

dibiarkan seperti dibiarkannya binatang, ia akan celaka dan binasa. Sedang

memeliharanya adalah dengan upaya pendidikan dan mengajari akhlak yang

baik.”

Seperti penyair yang mengatakan :

“ Anak akan tumbuh pada apa yang dibiasakan ayahnya kepadanya

Ia tidak dapat tunduk oleh akal, tetapi kebiasaanlah yang dapat

menundukkanya.”8

Adapun metode Islam dalam upaya perbaikan terhadap anak-anak, adalah

mengacu pada dua hal pokok :

1. Pengajaran

2. Pembiasaan

Yang dimaksud dengan pengejaran adalah sebagai dimensi teoritis dalam upaya

perbaikan dan pendidikan. Sedangkan yang dimaksud dengan pembiasaan

adalah dimensi praktis dalam upaya pembentukan (pembinaan) dan persiapan.9

Semoga Allah mengasihi penyair yang berkata :

“adalah berguna mendidik anak di waktu kecil dan tidak berguna mendidiknya pada

usia dewasa.

Adalah mudah meluruskan ranting yang bengkok dan tidaklah mudah

meluruskannya jika telah menjadi batang.”10

MEMBIASAKAN ANAK BEROLAH RAGA DAN BERMAIN KETANGKASAN

8 Opcit,. P.194 jilid 29 Opcit,. P. 203 jilid 210 Opcit,.p.209 Jilid 2

Page 4: Pendidikan Anak Dalam Islam

Sebagai realisasi dari Firman Allah Swt yang artinya : “Dan siapkanlah untuk

menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggup….”” (QS.Al-Anfal:60).11

Sekaligus menerapkan apa yang disabdakan Rasulullah Saw yang artinya : “Orang

mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada orang mukmin

yang lemah….” (HR. Muslim).12

KEWAJIBAN MENGAJAR

Bahwa ayat pertama yang diturunkan ke hati sanubari Rasulullah Saw. Adalah :

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptkan. Dia telah menciptakan

manusia dari segumpal darah, bacalah, dan Tuhanmulah Yang paling Pemurah, Yang

mengajar manusia dengan perantraan Kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa

yang tidak diketahuinya. “(QS. Al-Alaq:1-5).13

Yang demikian itu tidak lain adalah untuk mengangkat peran besar dari baca-

tulis dan ilmu pengetahuan, mengangkat alam pikiran dan akal serta membuka pintu

budaya selebar-lebarnya.14

Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran dan hadis Nabi yang mendorong untuk

menuntut ilmu dan mengangkat kedudukan para ulama dan cendekiawan. Di antara

ayat-ayat itu adalah :

“ Katakanlah, ‘Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang

yang tidak mengetahui?’’’ (QS. Az-Zumar :9)

“Dan katakanlah, ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu

pengetahuan.’’’(QS. Thaha:114)

“…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…”(QS. Al-Mujadalah:11)15

11 Opcit,.p.25312 Opcit,.p.25313 Opct,.p. 30214 Opcit,.p.30215 Opcit,.p.303