pendidikan akhlak dalam interaksi sosial dengan...

66
PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN SELAIN MAHRAM PERSPEKTIF QS. AN-NUR AYAT 30-31 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: ATIK NURATIKAH 11150110000116 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019/1440 H

Upload: others

Post on 26-Dec-2019

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN

SELAIN MAHRAM PERSPEKTIF QS. AN-NUR AYAT 30-31

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

ATIK NURATIKAH

11150110000116

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019/1440 H

Page 2: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN

SELAIN MAHRAM PERSPEKTIF QS. AN-NUR AYAT 30-31

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu

Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

ATIK NURATIKAH

11150110000116

Di Bawah Bimbingan

Dosen Pembimbing Skripsi

Abdul Ghofur, M.Ag

NIP. 19681208 199703 1 003

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019/1440 H

Page 3: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

Mahram Perspektif QS. An-Nur Ayat 30-31 disusun oleh Atik Nuratikah, NIM

11150110000116, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui

bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan

pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 04 Juli 2019

Yang Mengesahkan,

Pembimbing,

Abdul Ghofur, M.Ag

NIP. 19681208 199703 1 003

Page 4: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain
Page 5: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Atik Nuratikah

NIM : 11150110000116

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Alamat : Kp. Wangkal Rt/Rw 004/007 Des. Kalijaya, Kec. Cikarang Barat,

Kab. Bekasi

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan

Selain Mahram Perspektif QS. An-Nur Ayat 30-31 adalah benar hasil karya

sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing : Abdul Ghofur, M.Ag.

NIP : 19681208 199703 1 003

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, 04 Juli 2019

Yang Menyatakan

ATIK NURATIKAH

NIM. 11150110000116

Page 6: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

i

ABSTRAK

ATIK NURATIKAH, NIM 11150110000116. “Pendidikan Akhlak

dalam Interaksi Sosial dengan selain Mahram Perspektif QS. An-Nur Ayat 30-

31”. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini memfokuskan pada tema tentang Pendidikan Akhlak dalam

Interaksi Sosial dengan selain Mahram Perspektif QS. An-Nur ayat 30-31, yang

bertujuan agar memberi pengetahuan yang penting sebagai muslim untuk

mengetahui akhlak dalam berinteraksi kepada lingkungan disekitarnya, Karena

dalam QS. An-nur ayat 30-31 ini berisikan tetang pendidikan akhlak antara lain:

menahan pandangan kepada selain mahram, memelihara kehormatan diri, menutupi

kain kerudung ke dada, tidak menampakkan perhiasan.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah

penelitian kepustakaan (library research). Metode yang digunakan yaitu metode

deskriptif dengan tehnik analisis deskriptif kualitatif, dengan cara mengumpulkan

data atau bahan-bahan yang berkaitan dengan tema pembahasan dan

permasalahannya, yang diambil dari sumber-sumber kepustakaan, kemudian

dianalisis dengan metode tahlili, yaitu metode tafsir yang menjelaskan kandungan

ayat Al-Qur’an dengan rinci dari seluruh aspeknya.

Permasalahan yang berkaitan dengan akibat tidak menjaga pandangan, tidak

menutup aurat, sudah banyak sekali dan berakhir dengan zina serta fitnah. Maka

perumusan dari masalah-masalah tersebut ialah bagaimanakah pendidikan akhlak

dalam interaksi sosial dengan selain mahram perspektif QS. An-Nur Ayat 30-31,

kemudian siapa sajakah yang termasuk dalam kategori mahram dalam QS. An-Nur

ayat 31, serta mengapa umat muslim wajib memperhatikan akhlak ketika

berinteraksi kepada sesama mahram maupun selain mahram.

Dalam berinteraksi dengan selain mahram tentu wajib bagi seorang mukmin

dan muslim memelihara segala bentuk perbuatan yang akan mendatangkan

syahwat. Jika tidak berpakaian yang menutupi aurat, kemudian tidak menahan

pendangan, telah memberikan celah bagi seseorang yang tidak dapat menjaga

pandangan pula. Maka dalam QS. An-Nur ini telah disebutkan pendidikan akhlak

berupa batasan-batasan dalam interaksi sosial kepada selain mahram maupun

dengan mahram sekalipun.

Kata Kunci : Pendidikan Akhlak dalam interaksi sosial dengan selain mahram (QS.

An-Nur 30-31)

Page 7: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

ii

ABSTRACT

ATIK NURATIKAH, NIM 11150110000116. "Education Morals in

Social Interaction with other than Mahram QS. Perspective. An-Nur Ayat 30-

31 ". Thesis Department of Islamic Education, Faculty of Tarbiyah Sciences and

Teacher Training at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

This research focuses on the theme of Moral Education in Social Interaction

with besides Mahram Perspective QS. An-Nur verses 30-31, which aims to provide

important knowledge as Muslims to know morals in interacting with the

surrounding environment, because in QS. An-nur verses 30-31 contain about moral

education, among others: holding a view to other than mahram, maintaining self-

respect, covering a veil to the chest, not revealing jewelry.

The type of research used in the preparation of this research is library

research. The method used is descriptive method with qualitative descriptive

analysis techniques, by collecting data or materials related to the theme of the

discussion and the problems, which are taken from library sources, then analyzed

by the tahlili method, namely the method of interpretation that explains the content

of the verse -Qur'an in detail from all aspects.

Problems related to the consequences of not keeping a view, not closing the

genitals, have been overwhelming and ended with adultery and slander. Then the

formulation of these problems is how moral education in social interaction in

addition to the mahram QS perspective. An-Nur Ayat 30-31, then who are included

in the category of mahram in QS. An-Nur verse 31, and why Muslims must pay

attention to morals when interacting with fellow mahram and other than mahram.

In interacting with other than mahram, it is certainly obligatory for a

believer and Muslim to maintain all forms of actions that will bring lust. If it is not

clothed that covers the nakedness, then does not hold back the glare, it has provided

a gap for someone who cannot keep his eyes. So in QS. An-Nur has mentioned

moral education in the form of limitations in social interaction to other than mahram

or even with mahram.

Keywords: Moral Education in social interactions with other than mahram (QS. An-

Nur 30-31)

Page 8: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang

diberikan kepada kami, berupa nikmat iman Islam serta nikmat sehat wal’afiat,

sehingga kami dapat menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya. Shalawat dan

salam semoga selalu tercurah kepada beginda Nabi Muhammad saw, beserta

seluruh keluarga dan sahabatnya. Semoga limpahan rahmat yang diberikan Allah

SWT kepada kekasihnya sampai kepada kita semua.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Menyadari bahwa suksesnya penulis dalam menyelesaikan skripsi ini bukan

semata-mata karena usaha penulis sendiri, melainkan tidak lepas dari bantuan

beberapa pihak, baik bantuan berupa moril ataupun materil. Oleh karenanya sudah

menjadi kepatutan untuk penulis sampaikan penghargaan yang tulus dan ucapan

terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Hj.

Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A.

2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Hj. Sururin, MA

3. Ketua Juruan Pendidikan Agama Islam, Drs. Abdul Haris, M.Ag.

4. Dosen Pembimbing Akademik, Ahmad Irfan Mufid, S.Ag, MA.

5. Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, Drs. Rusdi Jamil, M.Ag.

6. Dosen Pembimbing Skripsi, Abdul Ghofur, MA. yang sangat berjasa, berkat

arahan, motivasi, bimbingan, nasehat, saran serta doa yang tulus dalam proses

penulisan skripsi ini.

Page 9: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

iv

7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan

ilmunya.

8. Orang Tua penulis, yaitu: Bapak tercinta Juwata dan Ibunda tercinta Ropiah

S.Pd.I yang selalu mendidik, memberikan motivasi, memberi semangat dan doa

yang selalu dipanjatkannya, serta bantuan materil yang tak terhitung.

9. Keluarga, kepada Kakek H. Amil Yusuf dan nenek Hj. Rohaya, yang selalu

memberikan nasihat serta doanya.

10. Kawan-kawan kelas PAI D dan seluruh angkatan PAI 2015, yang selalu setia

mensupport satu sama lain.

11. Teman-teman tercinta Rizky Tria Amanda, Diah Kurniawati, Fitri Lestari, Siti

Nurjannah, Pipin Widyati Putri, Sri Ayu Ningsih, Nurul Mahmudah, Siti

Amalia, Emilia, dan Riri Roikoh, yang selalu memberi semangat, masukan, dan

nasihat dalam penyusunan skripsi ini.

Jakarta, 18 Juli 2019

Atik Nuratikah

Page 10: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 8

C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 8

D. Rumusan Masalah .................................................................................... 9

E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian ....................................................... 9

BAB II KAJIAN TEORITIK .................................................................... 11

A. Pendidikan Akhlak .................................................................................... 11

1. Pengertian Pendidikan Akhlak ............................................................. 11

2. Metode Pendidikan Akhlak .................................................................. 14

3. Sendi-sendi Akhlak .............................................................................. 16

a. Pondasi Akhlak Terpuji .................................................................. 17

b. Penyebab Akhlak Tercela ............................................................... 19

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Akhlak .......................................... 20

a. Faktor Internal ................................................................................ 21

1) Gharizah/Insting (naluri) .......................................................... 21

2) Pola Dasar Bawaan ................................................................... 22

3) Pembiasaan ............................................................................... 23

4) Suara Hati ................................................................................. 24

5) Kehendak .................................................................................. 24

b. Faktor Eksternal ............................................................................. 24

1) Lingkungan ............................................................................... 24

2) Tradisi atau Adat ...................................................................... 25

Page 11: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

vi

3) Pendidikan ................................................................................ 26

B. Interaksi Sosial .......................................................................................... 26

1. Pengertian Interaksi Sosial .................................................................. 26

2. Syarat dalam Interaksi Sosial .............................................................. 28

C. Mahram ..................................................................................................... 29

1. Pengertian Mahram ............................................................................. 29

D. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................. 32

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 38

A. Objek dan waktu Penelitian ..................................................................... 38

B. Metode Penelitian ..................................................................................... 38

C. Fokus Penelitian ........................................................................................ 39

D. Prosedur Penelitian ................................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN ...................................... 42

A. Tafsir QS. An-Nur Ayat 30-31 ................................................................. 41

1. Ayat dan Terjemahan QS. An-Nur Ayat 30-31 ................................. 41

2. Mufrodat ............................................................................................ 43

3. Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nur Ayat 30-31 ...................................... 44

a. Tafsir Al-Qur’an Ayat 30 ........................................................... 44

b. Tafsir Al-Qur’an Ayat 31 ........................................................... 48

B. Analisis Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain Mahram

Perspektif QS. An-Nur Ayat 30-31 ........................................................... 56

1. Menahan Pandangan Antara Laki-laki dan Wanita ........................... 57

2. Menjaga Kehormatan Diri ................................................................. 58

3. Menutup Kain Kerudung ke Dada ..................................................... 62

4. Tidak Menampakkan Perhiasan ......................................................... 64

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 68

A. KESIMPULAN ......................................................................................... 68

B. SARAN ..................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71

LAMPIRAN

Page 12: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini sering ditemukan kasus-kasus mengenai pelecehan seksual

yang disebabkan karena kurangnya memperhatikan batasan-batasan yang

perlu dijaga dalam interaksi sosial dengan selain mahram. Maka dengan

tidak memperhatikan hal tersebut akan menimbulkan bencana seperti kasus

pelecehan seksual yang kerap sekali terjadi saat ini. Salah satu kasus yang

telah terjadi yaitu kasus pemerkosaan mahasiswi UGM saat pelaksanaan

KKN (Kuliah Kerja Nyata), peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 30 Juni

2017 di sebuah pondokan yang terletak di Pulau Seram Maluku. Dari berita

yang ada, diungkapkan bahwasannya korban pelecehan seksual tersebut

dianalogikan seperti ikan asin yang memancing-mancing kucing, adapula

yang mengatakan bahwa mereka pada kejadian berlangsung sedang berada

didalam satu kamar milik penduduk.1

Diperjelas oleh Suharjo mengenai kronologi kasus pemerkosaan

terhadap mahasiswi UGM, pelecehan ini terjadi saat Agni (nama samaran)

mampir ke pondok laki-laki bermaksud mencari teman untuk mengantar ke

pondokan teman KKN wanita. Namun, hujan justru turun deras hingga larut

malam. Listrik juga padam. Karena beberapa pertimbangan, akhirnya Agni

mendapat pelecehan seksual dari teman KKN Pria berinisial Hs. Kemudian

kasus ini dilaporkan ke Dosen Pendamping lapangan. Namun salah satu

pejabat departemen menyatakan bahwa Agni turut bersalah dalam kasus

tersebut. sehingga keduanya menadapatkan nilai C.2

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peristiwa ini terjadi akibat

korban tidak menjaga auratnya dengan baik layaknya muslimah yang

berpakaian rapi membungkus tubuhnya kecuali wajah dan kedua telapak

1 Tribunnews.com, Fakta-fakta Kasus Pemerkosaan Mahasiswi UGM Kronologi hingga

Petisi Online, 2018, (http://m.tribunnews.com), Diakses tanggal 30 Maret 2019 jam 14:45 2 Suharjo, Mahasiswi UGM diduga Alami Pelecehan Seksual oleh Teman KKn di Maluku,

2018, (https://daerah.sindonews.com), Diakses tanggal 30 Maret 2019 jam 15:10

Page 13: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

2

tangan yang terlihat. Maka dengan penampilan korban tersebut dapat

mengundang syahwat temannya yang tertuding sebagai pelaku

pemerkosaan. Maka demikian perlunya kehati-hatian menjaga diri

khususnya kaum wanita dalam menjaga perhiasannya, dan menjauhi

tingkah laku yang menjerumuskan kepada syahwat. Maka kejadian diatas

tidak sepenuhnya dapat dinyatakan bahwa yang salah adalah mahasiswa/Hs,

akan tetapi mahasiswi/Agni juga salah selaku korban.

Kasus lain terjadi di Lampung, tentang seorang anak yang disetubuhi

oleh bapak kandung, kakak dan adik sendiri. Anaknya yang berinisial E

(korban) itu telah disetubuhi bapaknya sebanyak lima kali, oleh kakaknya

sebanyak 120 kali dan oleh adiknya sebanyak 60 kali. Kasus ini terungkap

ketika salah seorang pemilik warung yang melihat kondisi E terlihat tidak

seperti biasanya yang berpenampilan rapi, tidak hanya pak Ari yang melihat

E agak berbeda, namun warga yang lain pun mencurigainya ada sesuatu hal

yang terjadi pada E. Melihat kondisi E semakin hari semakin kurus, lemas

itu akhirnya pak Ari pemilik warung bertanya kepada E tentang apa yang

sedang terjadi kepadaya. Dengan kalimat sepotong-sepotong E mengaku

sering disetubuhi oleh bapak kandungnya sendiri. Bejatnya perbuatan itu

tidak hanya dilakukan oleh bapaknya melainkan kakak dan adiknya secara

beruntun. Setelah ditangani oleh Satgas Perlindungan Anak Berbasis

Masyarakat (PABM) Panggungrejo, kasus persetubuhan tersebut

dilaporkan ke polsek Sukoharjo pada kamis, 21 Februari 2019.

Persetubuhan yang dilakukan bapaknya ini akibat melihat anaknya E terlihat

seperti istrinya yang sudah meninggal dunia akibat serangan jantung.

Demikian tanpa sadar bapak yang berinisial M itu menggauli anaknya

pertama kali pada Agustus 2018. Adapun kakaknya yang berinisial SA dan

adiknya YF melakukan hal tersebut akibat mereka sering menonoton video

porno serta mereka sering tidur dalam satu kamar.3

3 Edi Wahyono, Istri Mati Anak Disetubuhi, 2019, (https://x.detik.com), Diakses tanggal

01 April 2019 jam 19.05

Page 14: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

3

Terdapat pula kasus yang mirip dengan kasus di atas, yaitu tentang

seorang bapak yang menikahi anak tirinya, kasus ini terjadi di desa

Marancang, kecamatan Babakan Cikao, kabupaten Purwakarta. Bapak WS

berumur 38 tahun sedangkan anak tirinya yaitu AS berumur 16 tahun. WS

menikahi anak tirinya sendiri setelah melakukan perbuatan bejat berkali-

kali kepada AS, WS melakukan hal itu ketika isteri tuanya atau ibu kandung

dari AS sedang pergi bekerja. AS diancam untuk tidak bilang kepada

siapapun perihal perlakuan WS dan pernikahannya tersebut. WS

menjadikan AS isteri mudanya dan diserumahkan oleh isteri tuanya yaitu

ibu kandung dari AS. Kejadian ini terjadi pada Agustus 2018, namun WS

menikahi AS pada Februari 2019. Kapolres menegaskan WS akan dijerat

Pasal 81 ayat 3 Undang-undang 17/2016 tentang Perlindungan Anak.

Ancaman kurangnya maksimal 20 tahun penjara.4

Kejadian diatas hampir mirip dengan kasus sebelumnya tentang

seorang bapa menggauli anak kandungnya sendiri, namun pada kasus di atas

ini yaitu seorang bapa menggauli serta menikahi anak tirinya. Dalam agama

Islam hukumnya adalah haram, karena seperti ibarat seorang laki-laki yang

datang untuk menikahi anak seorang ibu-ibu dan maka setelah menikahi

anaknya, haram bagi laki-laki tersebut menikahi apalagi menggauli ibu dari

isterinya tersebut.

Terdapat pula kasus tentang pelecehan seksual di Bombana

Sulawesi Tenggara, kasus ini terjadi karena seorang pria yang tidak tahan

melihat kecantikan tetangganya yaitu NA, NA adalah seorang pegawai

honorer yang tinggal di kos-kosan yang bertetanggaan dengan Ilham.

Kejadian pelecehan dan upaya pemerkosaan ini terjadi, Sabtu 18 Maret

2017 sekitar pukul 10.00 Wita. Ketika itu NA sedang makan di kamar kos

nya, pelaku Ilham menghapiri NA dengan memakai handuk layaknya orang

habis mandi, lalu Ilham masuk ke kamar korban dan langsung memeluknya

serta meraba-raba tubuh NA. Namun NA berusaha berontak dan teriak.

4 Asep Supiandi, Pria di Purwakarta Nikahi Ibu dan Anak tirinya Hingga diserumahkan,

2019, (https://daerah.sindonews.com), Dikses tanggal 01 April 2019 jam 19:25

Page 15: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

4

Akhirnya upaya pemerkosaan ini tidak terjadi padanya. Korban melaporkan

hal ini kepada pihak kepolisian, dan Ilham akan dijerat pasal 289 dengan

hukuman 9 tahun penjara.5

Kejadian di atas akibat seorang lelaki yang tidak kuat melihat

kecantikan tetangganya, karenanya dia tergoda dan timbul sebuah hasrat

ingin berlaku bejat kepada tetangga yang memiliki kecantikan tersebut.

maka demikian menutup aurat itu penting sekali dalam kehidupan kita

dimasyarakat, karena akan banyak mata yang buas memandang yang

mendatangkan petaka bagi wanita yang tidak menutup aurat. Karena tanpa

disadari ada seseorang yang akan memandangi dan memperhatikan diam-

diam sehingga muncullah sebuah keinginan untuk berlaku senonoh. Begitu

pentingnya menutup aurat agar terhindar dari perbuatan yang tidak

diinginkan dan menjaga diri dari pandangan-pandangan yang

mendatangkan syahwat karena ulah diri sendiri yang tidak menutup aurat.

Perlakuan tidak baik juga terjadi pada anak usia 6 tahun. Kejadian ini

terjadi di Gowa, ada seorang Takmir masjid yang tidak dapat menahan hawa

nafsunya, sehingga anak SD tersebut menjadi sasarannya. Kejadian ini

bermula saat anak kelas 1 SD ini yang berinisial SS pulang sekolah menuju

rumahnya di kecamatan Bajeng. SS yang bersekolah di Panciro ini

menunggu jemputan di depan masjid Panciro. Namun ketika itu Takmir

masjid (Abdul Khalik), memanggil SS dan langsung ditarik kemudian

dipangku. Saat itu Khalik berlaku tidak senonoh kepada SS. SS korban

pencabulan ini berusaha lari namun pelaku memegang pinggangnya dan

kemudian memangku serta memeluknya. Atas perbuatannya tersangka

dikenakan Pasal 82 jo Pasal 76 Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan

anak. Pelaku terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara.6

Kejadian diatas akibat seorang laki-laki yang tidak dapat menjaga

kemaluannya, sehingga mengikuti syahwatnya dan berlaku demikian

5 Sudirman, Pegawai Honorer Cantik Jadi Korban Pelecehan Tetangga, 2017

(https://daerah.sindonews.com), Diakses tanggal 03 April 2019 jam 11:06 6 Herni Amir Bugma, Takmir Masjid Cabuli Bocah 6 Tahun Gara-gara Hasrat

Memuncak, 2018, (https://daerah.sindonews.com), Diakses tanggal 03 April 2019 jam 11:23

Page 16: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

5

kepada seorang anak yang tidak berdosa. Maka menjaga pandangan,

menjaga kemaluan itu sangatlah penting, tidak hanya untuk kaum hawa

namun kaum adam juga sangat dianjurkan sesuai dengan firman Allah

dalam surat An-Nur ayat 30.

banyak lagi kasus-kasus yang sama dengan kasus di atas, maka

solusinya dalam mencegah perbuatan yang tidak diinginkan yaitu perlunya

pendidikan secara terus menerus. “pendidikan ialah mengasuh jasmani dan

rohani, supaya sampai kepada keindahan dan kesempurnaan yang mungkin

dicapai”.7

Pendidikan dalam sebuah kehidupan sangatlah penting, maka setiap

manusia berhak mendapatkan pendidikan di sekolah yaitu dengan

guru/pendidik serta mendapat pendidikan di rumah yaitu dengan keluarga.

Jika agama akan menjadikan seseorang taat kepada aturan Ilahi, maka

pendidikan akan menjadikan seseorang taat kepada aturan bermasyarakat.

Maka apabila seseorang telah mendapatkan pendidikan serta memiliki bekal

agama akan terbentuk sebuah akhlak mulia yang akan menjadikan dirinya

terpandang dan dihormati.

Islam adalah agama yang sempurna, agama yang Rahmatan lil

‘Aalamiin (agama yang memberikan rahmat bagi alam semesta), agama

yang solih fii kulli zaman wa makan (agama yang berlaku di semua waktu

dan tempat). Maka ajarannyapun baqa’ sampai akhir zaman. Segala

ketentuan yang sudah diperintah oleh Allah maka wajib bagi umat muslim

menjalankan perintah-Nya. Salah satu perintah-Nya adalah bertingkahlaku

yang sopan dan santun ketika berada dalam perkumpulan masyarakat.

Seperti yang telah Rasulullah ajarkan kepada umatnya.

“Budi dan akhlak manusia hanya dapat dijamin keluhurannya jika

didalam hatinya terdapat keimanan dan rasa takwa kepada Allah, dan suatu

7 Mahmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: PT. Hidakarya

Agung, 1978), hlm.5

Page 17: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

6

generasi hanya dapat dijamin kejayaannya jika di dalam jiwa mereka

terpancar budi yang luhur.”8

Terdapat sebuah hadist yang menyatakan bahwa seorang muslim yang

baik akhlaknya akan dicintai oleh Nabi dan paling dekat tempat duduknya

dengan Nabi.

Keutamaan seseorang adalah dilihat dari akhlaknya, ketika akhlak

seseorang baik maka akan terlihat indah, akan dihormati dan dicontoh oleh

orang lain. Karena akhlak ciri yang paling dinilai oleh orang lain. Seperti

dalam hadist-hadist di atas yang telah menjelaskan begitu tingginya nilai

akhlak.

Dalam pandangan Islam, hubungan dengan sesama manusia dinamakan

Habluminannas. Hal utama yang harus diperhatikan dalam hubugan ini

yaitu saling menyayangi, menghormati dan menghargai satu sama lain.

Agama Islam telah mengajarkan bagaimana caranya berinteraksi yang baik

menurut syariat, maka perlu sekali memperhatikan adab dalam interaksi

sosial, yang bertujuan untuk menghindari perbuatan maksiat serta fitnah.

Terlebih ketika dalam sebuah komunitas atau organisasi, pastinya terdiri

dari wanita dan laki-laki, maka hendaklah berhati-hati bagi keduanya dalam

menjaga aurat. terdapat beberapa cara interaksi yang baik kepada selain

mahram, dijelaskan dalam QS An-Nur ayat 30-31, diantaranya: menjaga

pandangan, menjaga kemaluan, menjaga perhiasan, berpakain yang

menutupi aurat. dan masih banyak lagi yang perlu diperhatikan.

Banyak sekali ayat-ayat Al-qur’an yang membahas terkait tentang

pendidikan akhlak, khususnya dalam menutup aurat, diantaranya terdapat

dalam Qur’an surat: al-Ahzab ayat 59, Al-A’raf ayat 26 dan 31 serta an-

Nahl ayat 81. Semua dalil-dalil Al-Qur’an tersebut menegaskan dengan cara

mengisyaratkan fungsi pakaian sebagai pemelihara manusia dari sengatan

panas ataupun dingin dan sebagai benteng agar manusia hidup tentram.

8 Muhammad Tholhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, (Jakarta:

Lantabora Pres, 2004), hlm.15

Page 18: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

7

Salah satunya yaitu QS. Saba’ ayat 26. Perhatikanlah ucapan Rasulullah

SAW ketika beliau mengingatkan akan Allah9, “katakanlah, Tuhan kita

akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara

kita dengan benar. Dan Dia lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha

Mengetahui.”

Ayat di atas membahas tentang salah satu akhlak interaksi sosial yang

baik yaitu dengan mengingatkan dan takut kepada Allah. Dengan demikian,

maka sebagai hamba Allah saling mengingatkan dalam kebaikan. Masih

banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang membahas tentang pendidikan akhlak

dalam interaksi sosial yang sesuai dengan syariat Islam. Namun, peneliti

mengambil salah satu dalil Al-Qur’an yang kandungannya berisi tentang

pendidikan tentang menundukkan pandangan, tentang menutup aurat antara

kaum adam dan hawa. Selain itu pula dalam kandungan QS. An-Nur ayat

30-31, disebutkan siapa saja mahram bagi kaum hawa.

Dengan demikian alasan peneliti mengambil dalil QS. An-Nur ayat 30-

31 karena bagi peneliti ayat ini sangat penting untuk dikaji, agar para

pembaca mengetahui bahwa pendidikan akhlak dalam interaksi sosial

kepada selain mahram sangat jelas dalam QS. An-Nur ayat 30-31. Isi

kandungan serta tafsiran dari QS. An-Nur: 30-31 sudah mencakup seluruh

kewajiban yang perlu diperhatikan sebagai seorang mukmin/mukminah dan

muslim/muslimah dalam berinteraksi dengan selain mahram. Yaitu suatu

kewajiban yang mutlak dan harus dijalankan karena sangat berpengaruh

sekali dalam kehidupan saat ini, dan masa yang akan datang sampai akhir

hayat, karena tidak sedikit para remaja yang salah bergaul, yang tidak

memperhatikan batasan-batasan aurat sehingga kemudian terjerumus ke

lubang yang dilarang oleh syariat. Contohnya berbuat zina dan perbuatan

keji lainnya yang saat ini sudah merajalela pada anak-anak zaman sekarang.

Maka dengan didasari latar belakang tersebut, judul skripsi penulis

ialah mengenai “Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan

9 Syeikh Musthafa Al-‘Adawy, Fikih Akhlak, (Jakarta: Qisthii Press, 2010), cet.15,

hlm.126

Page 19: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

8

selain Mahram Perspektif QS. An-Nur Ayat 30-31” pada ayat tersebut

akan menjelaskan mengenai apa saja yang wajib mukmin/mukminah

pelihara ketika dalam bergaul dengan sesama muslim baik pergaulan antara

wanita dengan wanita, lelaki dengan lelaki, dan wanita dengan laki-laki

ajnabi (yang bukan muhrim).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas pada penelitian “Pendidikan Akhlak

dalam Interaksi Sosial dengan selain Mahram Perspektif QS. An-Nur Ayat

30-31”. Maka teridentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Banyak Pelajar yang belum memahami pendidikan akhlak dalam

interaksi sosial.

2. Banyak keluarga yang belum menyadari bahwa Mahram itu orang yang

haram baginya untuk dinikahi apalagi diperlakukan hina seperti

dizinahi.

3. Banyak kaum wanita dan laki-laki yang belum menjaga pandangan

kepada selain mahramnya.

4. Banyak wanita yang tidak menjaga perhiasannya sehingga

mengundang syahwat kaum adam begitu pula sebaliknya.

C. Pembatasan Masalah

Dalam kandungan QS. An-Nur ayat 30-31 mencakup perintah Allah

kepada hamba-Nya untuk menjaga aurat, disebutkan pula siapa saja mahram

bagi laki-laki dan perempuan. Untuk itu agar pembahasannya tidak keluar

jalur atau terfokus pada judul ini, maka penulis mengambil pembahasan

yang berkaitan dengan berbagai macam permasalahan di atas yaitu:

Pendidikan Akhlak dalam interaksi sosial dengan selain mahram

sebagaimana terkandung dalam QS. An-Nur ayat 30-31.

Interaksi sosial adalah suatu hubungan yang terjadi antar individu,

kelompok, organisasi dan lain sebagainya, dalam interaksi ini terdapat

kontak sosial dan komunikasi. Dua hal tersebut adalah syarat dalam

interaksi sosial. Adapun mahram ialah seseorang yang dilarang syariat

Page 20: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

9

untuk dinikahi selama hidupnya, dikarenakan terdapat hubungan nasab dan

karena saudara sepersusuan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan, antara lain:

1. Bagaimanakah pendidikan akhlak dalam interaksi sosial dengan selain

mahram perspektif QS. An-nur ayat 30-31?

2. Siapa sajakah yang termasuk dalam kategori mahram dalam QS. An-

nur ayat 31?

3. Mengapa umat muslim wajib memperhatikan akhlak ketika berinteraksi

kepada sesama mahram maupun selain mahram?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian:

Tujuan penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuannya

antara lain:

1. Untuk mengetahui pendidikan akhlak dalam interaksi sosial dengan

selain mahram perspektif QS. An-Nur ayat 30-31.

2. Untuk mengetahui sekelompok orang yang termasuk mahram dalam

QS. An-Nur ayat 31.

3. Agar umat muslim mengetahui betapa pentingnya bahwa sebagai

muslim harus memperhatikan akhlaknya ketika berinterasi kepada

sesama mahram maupun selain mahram.

Manfaat Penelitian:

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. Secara umum :

a. penelitian ini untuk mengembangkan ilmu pengetahuan intelektual

dalam ilmu pendidikan agama Islam, terutama mengenai

pendidikan akhlak dalam interaksi sosial dengan selain maram.

Page 21: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

10

b. Bagi pembaca, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

rujukan dalam mengembangkan pendidikan akhlak ketika

berinteraksi dengan selain mahram sesuai dengan syri’at Islam.

2. Secara khusus :

a. Bagi jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, dapat dijadikan salah satu rujukan untuk mengetahui

tentang pendidikan akhlak yang terdapat dalam Al-Qur’an dan

diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan dalam bidang

pendidikan Islam.

b. Bagi guru dan orang tua, sebagai pedoman dalam menerapkan

nilai-nilai pendidikan akhlak dan sebagai contoh pedoman untuk

membina akhlak siswa atau anak dalam interaksi sosial dengan

selain mahramnya.

Page 22: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

11

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Pendidikan Akhlak

1. Pengertian Pendidikan Akhlak

Istilah Pendidikan dalam bahasa Arab ialah al-Tarbiyah, kata al-

Tarbiyah berasal dari kata rabb ( -kata rabb adalah Huwa insya al .(رب

syai halan fa halan ila hadd al-tamam, yang maknanya menumbuhkan

sesuatu setahap demi setahap hingga mencapai batas yang sempurna.

Selain Kata rabb yang merupakan asal kata tarbiyah adalah isim

mashdar yang dipinjam untuk isim fa’il. Seseorang tidak dapat

mengatakan Rabb untuk semua Tuhan. Rabb hanya untuk Allah, karena

Allah-lah yang memikul beban untuk mewujudkan kemashlahatan,10

seperti dalam firman-Nya: Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

“(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan

yang maha pengampun” (QS. Saba’ [34]:15).

Kata rabb yang merupakan akar dari kata tarbiyah yang artinya

ialah sumber yang memberikan ilmu pengetahuan, sebagaimana seorang

Al-Hakim (filosof), dan dapat dikatakan pula berarti sesuatu yang

diberikan kepada seseorang, seperti seseorang yang menghiasi dirinya

dengan ilmu. Kedua istilah tersebut sangat wajar, karena setiap orang

yang mengisi dirinya dengan ilmu, maka orang tersebut akan

mengembangkan ilmu yang didapatnya, dan barangsiapa yang

memelihara dan mengembangkan ilmunya maka berarti ia telah

memelihara dan mengembangkan dirinya.11

Akhlaq merupakan bentuk jamak dari kata khulq, yang secara

bahasa artinya kebiasaan, perilaku, sifat dasar dan perangai.12 Kata

10 Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Prenadamedia Group,

2016), Cet.1, hlm.72 11 Abuddin Nata, hlm.73 12 Louis Ma’luf al-Yasui, Kamus al-Munjid fi al-Lughah wa al-A’lam,(Bairuth: Dar el

Masyruq, 2008), hlm.194

Page 23: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

12

akhlak ( )أخالق jamak dari kata khilqun )خلق ) atau khuluqun خلوق() yang

artinya sama dengan arti akhlaq (أخالق) . Baik kata akhlaq ( )أخالق atau

khuluq خلق() kedua-duanya dijumpai pemakainnya dalam Al-Qur’an,

maupun Hadis.13

Menurut Imam Al-Ghazali, antara khuluq dan khalqu ialah dua sifat

yang dapat dipakai bersama. Jika menggunakan kata khalqu maka yang

dimaksud adalah bentuk lahir, sedangkan jika menggunakan kata khuluq

maka yang dimaksud adalah bentuk batin. Karena manusia tersusun dari

jasad yang dapat disadari adanya dengan kasat mata (bashar), dan dari

ruh dan nafs yang dapat disadari adanya dengan penglihatan kata hati

(bashirah), sehingga kekuatan nafs atau jiwa yang adanya disadari

dengan bashirah lebih besar daripada jasad yang adanya disadari dengan

bashar. Sesuai dengan hal ini Imam al-Ghazali mengutip firman Allah

dalam Al-Qur’an surat Al-Shaad ayat 71-72.14

Menurut Ibnu Maskawaih, sebagai pakar bidang akhlak terkemuka

dalam kitabnya Tahzibul Akhlak yang di kutip oleh Prof. Dr. Moh.

Ardani dalam bukunya yang berjudul Al-Qur’an dan Sufisme

Mangkunegara IV, Ibnu Maskawaih mengatakan bahwa akhlak adalah:

“Sikap yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk berbuat tanpa

pikir dan pertimbangan (lagi).”

Dalam konsep Ibnu Maskawaih bahwasannnya akhlak adalah sikap

mental manusia yang mendorong jiwa raga untuk melakukan tindakan

tanpa berpikir terlebih dahulu dan melakukan pertimbangan. Dalam

jiwa manusia terdapat dua macam tingkah laku, yaitu: tingkah laku yang

berasal dari watak (temperamen) dan juga berasal dari kebiasaan dan

13 Abuddin Nata, Akhak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015),

cet.14, hlm.1 14 Muhammad al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, (Libanon: Bairut, 2005), hlm.49

Page 24: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

13

latihan. Dengan kata lain tingkah laku manusia mengandung dua unsur,

yaitu: unsur watak naluri dan unsur usaha lewat kebiasaan dan latihan.15

Shalah Syahdi mengatakan bahwa Akhlak adalah agama. Barang

siapa akhlaknya melebihi dirimu, maka agama orang tersebut lebih

dibandingkan dirimu.16 Rasulullah SAW bersabda:

بعثت مالك بن أنس رحمه الله( ب لغه: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: -)ط

م 17الخالق, أخرجه الموطأحسن لتم

“sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan keluhuran

akhlak.” (HR. Imam Ahmad, Baihaqi dan Malik)

Setelah dijelaskan di atas mengenai arti pendidikan dan akhlak

secara bahasa. Maka pendidikan akhlak adalah suatu proses mendidik,

memelihara, membentuk, dan memberikan latihan mengenai akhlak

dan kecerdasan berpikir baik yang bersifat formal amupun informal

yang didasarkan pada ajaran-ajaran Islam. Pendidikan akhlak

merupakan bimbingan yang diberikan oleh pendidik terhadap anak

didik baik di rumah maupun di sekolah, yang berkaitan dengan masalah

keimanan dan budi pekerti, sehingga jasmani dan rohani anak didik

berkembang menjadi pribadi utama sesuai dengan ajaran Islam.

terdapat lima ciri dalam perbuatan akhlak, diantaranya:

a. perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam

jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.

b. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah

dan tanpa pemikiran.

15 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, Nilai-nilai Akhlak / Budi Pekerti dalam Ibadat dan

Tasawuf, (Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005), Cet.II, hlm.27 16 Shalah Syadi, Mutiara Hikmah Kitab Madarijus Salikin, (Jakarta: Najla Press, 2003),

ptrj. Abdul Syukur, Ahmad Rivai Utsman, hlm.17 17 Ibnu Al-atsir Al-Jazari, Jami’il Ushul fi Ahaditsi Ar-Rasul, ( حقوق الطبع محافوظة للمحقق و الناشر

0791), Juz.4, hlm.4

Page 25: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

14

c. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri

orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari

luar.

d. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan

sesungguhnya, bukan main-main atau karena sandiwara.

e. Perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan

yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan

karena ingin dipuji orang.18

Jadi dari beberapa pendapat di atas, pendidikan akhlak adalah suatu

proses yang berupa bimbingan dan pengajaran yang dilakukan secara

terencana dan terus menerus agar senantiasa tertanam perilaku dan

kebiasaan yang baik serta agar dapat mengembangkan potensi mulia

pada diri anak didik, sehingga mereka memiliki akhlaqul karimah.

2. Metode Pendidikan Akhlak

Ibnu Maskawaih dalam kitabnya Tahdzib al-Akhlak menolak

sebagian pemikiran Yunani yang mengatakan bahwa akhlak tidak bisa

diubah, karena berasal dari watak dan pembawaan. Namun menurutnya,

akhlak dapat berubah dengan kebiasaan dan latihan serta pelajaran yang

baik. karena kebanyakan anak-anak yang hidup dan dididik dengan

suatu cara tertentu dalam masyarakat, ternyata mereka berbeda dalam

menerima nilai-nilai akhlak yang luhur. Maka demikian, manusia dapat

diperbaiki akhlaknya dengan mengosongkan yang ada pada dirinya

sifat-sifat tercela dan menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji dan

luhur.19

18 Abuddin Nata, Akhak Tasawuf dan Karakter Mulia, hlm.4 19 Ibnu Maskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak, (Bandung: Mizan, 1994), Terj.Helmi

Hidayat, hlm.14

Page 26: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

15

Ahmad Bangun Nasution dan Rayani Hanum siregar mengatakan

bahwa sistem pembinaan akhlak ada tiga cara, yaitu dengan cara

Takhalli, Tahalli, dan Tajalli.20

a. Takhalli

Takhalli ialah merupakan langkah pertama yang harus dilewati

seseorang, yakni berupa usaha mengosongkan diri dari perilaku atau

akhlak tercela. Hal tercela tersebut dapat dicapai dengan

menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dalam segala bentuknya dan

berusaha menghilangkan dorongan hawa nafsu.

b. Tahalli

Tahalli ialah suatu upaya mengisi atau menghiasi diri dengan jalan

membiasakan diri bersikap dan berperilaku baik. tahapan ini

dilakukan setelah jiwa dalam keadaan kosong dari akhlak-akhlak

tercela.

c. Tajalli

Pada tajalli inilah akan menyempurnakan dua rangkaian

sebelumnya, pendidikan akhlak akan sempurna pada fase ini. Tahap

ini termasuk penyempurnaan kesucian jiwa.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa akhlak adalah hasil dari

pendidikan, latihan, pembinaan dan perjuangan keras serta sungguh-

sungguh. Akhlak manusia itu sebenarnya bisa dibentuk. Orang yang

jahat tidak akan selamanya jahat, seperti halnya dengan seekor binatang

yang ganas dan buas dapat dijinakkan dengan latihan dan asuhan. Maka

manusia yang berakal bisa diubah dan dibentuk perangai atau sifatnya.

Maka demikian perlunya kemauan yang keras dan gigih untuk

menjamin terbentuknya akhlak yang mulia.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Imam al-Ghazali yang di

kutip oleh Musyarofah dalam tesisnya yang berjudul Metode

20 Ahmad Bangun Nasution dan Rayani hanum Siregar, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2013), hlm.30

Page 27: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

16

Pendidikan Akhlak menurut Imam al-Ghazali. Imam al-Ghazali

berpendapat bahwa adanya perubahan akhlak bagi seseorang adalah

bersifat mungkin, misalnya dari sifat kasar berubah menjadi sifat

lembut. Lebih lanjut, Imam al-Ghazali membenarkan adanya

perubahan-perubahan keadaan terhadap beberapa ciptaan Allah, kecuali

apa yang sudah menjadi ketetapan Allah seperti langit dan bintang-

bintang. Sedangkan dalam keadaan yang lain seperti pada diri sendiri

dapat diusahakan kesempurnaannya melalui jalan pendidikan.

Contohnya menghilangkan nafsu dan kemarahan yang ada pada diri

seseorang di muka bumi ini sungguhlah tidak mungkin, namun untuk

mengurangkan keduanya sungguh menjadi hal yang mungkin dengan

jalan menjinakkan nafsu melalui beberapa latihan rohani.21

Kebiasaan yang dilakukan sejak kecil akan bersifat terus menerus

secara berkesinambungan. Pada dasarnya pendidikan akhlak yang

bersifat lahiriyah dapat pula dilakukan dengan cara paksaan lama-

kelamaan akan menjadi kebiasaan. Begitu pula penanaman akhlak yang

baik kepada diri seseorang tidak cukup hanya dengan pelajaran yang

berupa perintah, dan larangan akan tetapi yang lebih utama yaitu melalui

pendidikan yang disertai contoh nyata mengenai teladan yang baik-baik.

Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW., dengan

budi pekerti yang mulia dalam mendidik dan membentuk akhlak para

sahabatnya dan kaum muslimin.

3. Sendi-sendi Akhlak

Menurut imam al-Gazali akhlak adalah tentang suatu keadaan yang

tetap didalam jiwa, yang darinya akan muncul perbuatan-perbuatan

dengan mudah tanpa membutuhkan pemikiran serta penelitian. Apabila

dari keadaan ini muncul perbuatan-perbuatan baik dan terpuji menurut

akal dan syariat seperti halnya jujur, bertanggung jawab, adil dan lain

21 Musyarofah, Metode Pendidikan Akhlak Menurut Imam al-Ghazali, (UIN Malang,

2017), hlm.66

Page 28: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

17

sebagainya, maka keadaan demikian dinamakan akhlak yang baik,

namun apabila yang muncul perbuatan-perbuatan buruk seperti

berbohong, egois, tidak amanah dan lain sebagainya, maka keadaan

demikian dinamakan akhlak yang buruk.22

Akhlak dalam wujud pengalamannya dibedakan menjadi dua yaitu

akhlak terpuji dan akhlak tercela.23 Adapun pondasi untuk memiliki

akhlak terpuji serta penyebab tumbuhnya akhlak tercela antara lain:

a. Pondasi Akhlak Terpuji

Akhlak terpuji ialah apabila seorang hamba menjalankan segala

yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan kemudian tertanam pada

dirinya perbuatan yang baik, maka itulah yang dinamakan akhlak

terpuji.24

Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa akhlak bukan hanya

sekedar suatu perbuatan, bukan pula sekedar kemampuan berbuat,

juga bukan pengetahuan, akan tetapi akhlak harus menggabungkan

atau menyatukan dirinya dengan situasi jiwa yang siap

memunculkan perbuatan-perbuatan, dan situasi tersebut harus

melekat sedemikian rupa didalam diri, sehingga perbuatan yang

muncul darinya tidak bersifat sesaat melainkan menjadi kebiasaan

dalam kehidupan sehari-hari. Kesempurnaan akhlak sebagai suatu

keseluruhan tidak hanya bergantung kepada suatu aspek pribadi,

akan tetapi terdapat empat kekuatan didalam diri manusia yang

menjadi unsur bagi terbentuknya akhlak baik dan buruk. Kekuatan-

kekuatan itu adalah kekuatan ilmu, kekuatan nafsu syahwat,

kekuatan amarah dan kekuatan keadilan dinatara ketiga kekuatan

ini.25

22 Imam al-Ghazali, Iya Ulumuddin, Juz.3, hlm.52 23 Moh. Ardani, Al-Qur’an dan Sufisme Mangkunegara IV (studi serat-serat piwulang),

(Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf, 1995), hlm.272 24 Moh. Ardani, hlm.273 25 Imam al-Ghazali, Iya Ulumuddin, Juz.3, hlm.52

Page 29: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

18

Menurut Mohammad Ardani dalam bukunya yang berjudul Al-

Qur’an dan Sufisme Mangkunegara bahwa Induk-induk akhlak yang

baik seperti yang disebut Imam al-Ghazali antara lain: Kekuatan

ilmu wujudnya berupa hikmah yaitu keadaan jiwa yang dapat

menentukan hal-hal yang benar di antara yang salah dalam urusan

ikhtiariah, kekuatan marah wujudnya berupa syaja’ah/berani yaitu

keadaan kekuatan nafsu marah yang tunduk kepada akal, kekuatan

nafsu syahwat berupa ‘Iffah/perwira, yaitu keadaan syahwat yang

terdidik oleh akal dan syariat agama. Dan kekuatan keseimbangan

di antara kekuatan yang tiga di atas wujudnya ialah Adil, yaitu

kekuatan jiwa yang dapat menuntun amarah dan syahwat sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh hikmah.26

Hemat saya yang dapat saya fahami dari pendapat di atas dan

dalam kitab Ihya Ulumddin, bahwa untuk mencapai akhlak yang

mulia perlu menanamkan dalam dirinya empat rukun yang akan

menghasilkan akhlak yang baik, antara lain: kekuatan ilmu,

kekuatan amarah, kekuatan syahwat, dan kekuatan keadilan atau

keseimbangan dari tiga kekuatan tersebut. Adapun apabila

seseorang telah memiliki kekuatan ilmu, maka dengan mudah ia

dapat membedakan mana perkataan yang jujur dan dusta, mana yang

hak dan batil, serta mana perilaku yang baik dan buruk. Jika telah

sampai pada kekuatan ilmu, maka akan membuahkan Hikmah.

Seseorang yang sudah mencapai hikmah ialah seseorang yang dapat

membedakan mana yang benar dan salah, dan hikmah merupakan

sumber dari akhlak hasanah. Adapun kekuatan amarah yang bisa

terkontrol dan termenej itu akan menjadi sebuah kebijaksanaan.

Begitu juga dengan syahwat yang baik di bawah naungan petunjuk

kebijaksanaan. Adapun kekuatan keadilan atau keseimbangan akan

26 Moh. Ardani, Al-Qur’an dan Sufisme Mangkunegara IV, (Yogyakarta: PT. Dana

Bhakti Wakaf, 1995), hlm.274

Page 30: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

19

menaungi syahwat dan amarah dibawah petunjuk akal dan syari’at.

Maka hikmah akan menjadi benteng dari tiga kekuatan tersebut.

Ensiklopedia Islam menggolongkan 31 sikap dan perilaku

manusia kedalam kelompok akhlak mulia dan terpuji. Sikap dan

perilaku tersebut antara lain: berani dalam hal positif, adil dalam

memutuskan tanpa membedakan kedudukan, status sosial, dan

ekonomi, maupun hubungan kekerabatan, bijaksanaa dalam

menghadapi dan memutuskan sesuatu, mendahulukan kepentingan

orang lain dan kepentingan pribadi, pemurah/dermawan, ikhlas

dalam setiap beraktifitas, cepat bertaubat, jujur dan benar, tenang,

amanah, sabar, pemaaf, selalu optimis, iffah (menjaga diri dari

segala sesuatu yang dapat merusak kehormatan dan kesucian, al-

Haya (malu berbuat salah), tawadhu, mengutamakan perdamaian,

zuhud, ridho atas segala ketentuan Allah Swt., setia terhadap

sahabat, bersyukur, mengutamakan musyawarah, tawakkal,

dinamis, murah senyum, selalu memperhatikan keadaan tetangga

dan lingkungan, menghormati dan meghargai orang lain, menjauhi

sifat iri dan dengki, rela berkorban demi kepentingan kemaslahatan

bersama, dan dalam membela agama Allah Swt.27

b. Penyebab Akhlak Tercela

Akhlak tercela ialah apabila seorang hamba menjalankan apa-

apa yang telah dilarang Allah dan Rasul-Nya kemidain melahirkan

perbuatan-perbuatan yang buruk, maka itulah yang dinamakan

akhlak tercela.

Terdapat empat sendi yang menjadi sumber perbuatan-

perbuatan tidak baik. sendi-sendi ini ialah kebalikan dari empat

sendi dari akhlak terpuji. Di antaranya: sifat Khubtsan wa jarbazah

yaitu keji dan pintar busuk, dan balhan/bodoh yaitu keadaan jiwa

yang terlalu pintar atau tidak bisa menentukan yang benar diantara

27 Hafidz Dasuki, Ensiklopedia Jilid I, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve, 1997), hlm.102-

103

Page 31: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

20

yang salah karena kebodohannya, dan urusan ikhtiariah. Tahawwur

yaitu berani tapi sembrono, jubun/penakut, dan khuran/lemah tidak

bertenaga, yaitu kekuatan amarah yang tidak bisa dikekang atau

tidak pernah dilahirkan, sekalipun sesuai dengan yang dikehendaki

akal. Syarhan/rakus, dan jumud/beku, yaitu keadaan syahwat yang

tidak terdidik oleh akal dan syari’at agama, berarti ia bisa berlebihan

atau sama sekali tidak berfungsi. Dan zalim, yiatu kekuatan syahwat

dan amarah yang tidak terbimbing oleh hikmah.

Keempat sendi tersebut akan menjadikan seseorang memilki

akhlak yang buruk dan akan tertanam padanya sifat-sifat tercela

seperti riya, mencaci maki, khianat, dusta, dengki, keji, serakah,

ujub, pemarah, malas, membuka rahasia, kikir dan sebagainya, yang

kesemuanya itu akan mendatangkan mudarat bagi dirinya dan

masyarakat disekitarnya.28 Akhlak mulia akan tercermin dalam

sikap dan tingkah laku individu pada hubungannya dengan Allah,

diri sendiri, sesama manusia dan sesama makhluk Allah SWT serta

lingkungannya.29

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akhlak

Sesuatu yang dikerjakan manusia bersumber dari jiwanya,

walaupun kejiwaan tidak kasat mata namun jiwa manusia dapat dilihat

dari tingkah laku kesehariannya. Maka setiap perbuatan manusia itu

bersumber dari jiwa manusia, dan di dalam perbuatan manusia terdapat

dua faktor yang menjadi dasar seseorang melakukan sebuah tindakan,

yaitu:

a. Faktor Internal

1) Gharizah/insting (naluri)

28 Moh. Ardani, Al-Qur’an dan Sufisme Mangkunegara IV (hlm.276 29 Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm.92

Page 32: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

21

Gharizah ( غريزة) adalah mashdar dari يغرز -غرز yang secara

etimologi berarti tabi’at, naluri dan watak.30 Adapun kata insting

atau naluri Dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah suatu pola

perilaku dan reaksi terhadap suatu rangsangan tertentu yang tidak

dipelajari tapi telah ada sejak kelahiran suatu makhluk hidup dan

diperoleh secara turun temurun (filogenetik).

Menurut sebagian para ahli, akhlak tidak perlu di bentuk,

karena akhlak adalah gharizah (instinct) yang dibawa manusia sejak

lahir. Sehingga ada sebuah pandangan bahwa akhlak akan tumbuh

dengan sendirinya meskipun tanpa dibentuk dan diusahakan.

Contohnya seperti postur tubuh seseorang yang “pendek”, tidak

dapat dengan sendirinya meninggikan dirinnya.31

Gharizah (instinct) dikelompokkan ke dalam tiga bagian, antara

lain:

a) Gharizah untuk menjaga diri sendiri

Gharizah menjaga diri pribadi dimiliki oleh seluruh

makhluk hidup di muka bumi ini, insting ini memiliki

kepekaan yang sangat tajam dalam merespon apa yang

dihadapi makhluk hidup, begitu juga pada diri manusia

senantiasa akan selalu melindungi dirinya dari bahaya

sekelilingnya. Insting menjaga diri sendiri itu akan hidup

bersama dengan makhluk hidup di dunia ini.

b) Gharizah menjaga lawan jenis

Gharizah ini merupakan tingkah laku utama manusia.

Manusia memiliki sifat saling tolong menolong dan berbagi

kasih kepada sesemanya dan lawan jenisnya yang

menjadikan manusia termotivasi dalam menjalani

kehidupan. Insting tersebut haruslah diatur dengan sebaik-

30 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progressif,

1984), hlm.1001 31 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, hlm.154

Page 33: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

22

baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan, namun apabila

insting ini tida di jaga dengan baik maka akan menimbulkan

bahaya yang besar, karena nafsu dan hasrat manusia sangat

berperan pada insting ini.

c) Gharizah merasa takut

Gharizah merasa takut dimiliki oleh seluruh manusia,

insting ini akan mengikuti perjalanan manusia dalam

menempuh kehidupan, manusia terkadang takut dengan apa

yang akan terjadi pada dirinya, begitu juga takut pada

sekelilingnya. Terdapat nilai-nilai positif pada insting ini,

karena dengan rasa takut manusia akan mencoba melindungi

dirinya dari berbagai ancaman, selain daripada itu insting

merasa takut pun dapat memperoleh manfaat serta

kesuksesan pada kehidupan manusia, karena jika manusia

memiliki rasa takut kepada suatu hal yang bila terjadi pada

dirinya, maka rasa takut itu akan menjadi sebuah motivasi

agar dapat terhindar dari sesuatu buruk yang diinginkan.

Demikian pula akhlak akan rusak bila tidak terdapat insting

takut di dalam diri seseorang.

2) Pola Dasar Bawaan

Manusia memiliki sifat ingin tahu, karena ia datang ke dunia

tidak memiliki pengetahuan (La ta’lamuna syaian). Apabila

seseorang mengetahui suatu hal dan ingin mengetahui sesuatu

yang belum diketahui, bila diajarkan padanya maka ia merasa

sangat senang hatinya karena bertambah pengetahuan barunya.

Tingkat kesenangan itu dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

Ladzadzat (kepuasan) dan Sa’adah (kebahagiaan). Semakin

bertambah banyak yang diketahui, maka bertambah naiklah

tingkat kepuasan dan rasa kebahagiaan. Ini hanya dapat

Page 34: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

23

dirasakan secara utuh dan sempurna bagi orang yang lebih luas

ilmu pengetahuan dan keimanannya.32

Pembawaan adalah seluruh kemungkinan atau potensi yang

terdapat dalam diri individu dan selama masa perkembangannya

benar-benar dapat diwujudkan.

Potensi yang terdapat pada diri manusia bermacam-macam,

tidak dapat direalisasikan begitu saja, tetapi potensi tersebut

akan mengalami perkembangan dengan latihan-latihan,

disamping itu, tiap-tiap potensi memiliki masa kematangannya

masing-masing. Potensi pada diri seseorang yaitu berasal dari

bawaan, yang tidak dapat diamati secara terperinci. Namun

dengan melihat keberhasilan yang dicapai seseorang, maka akan

nampak pada watak serta tingkah laku orang tersebut dan

demikian kita pula dapat mengambil kesimpulan tentang bawaan

tertentu yang terdapat pada diri orang tersebut.

3) Pembiasaan

Dalam akhlak, pembiasaan ialah merupakan suatu

keniscayaan yang harus diwujudkan. Adapaun dalam bahasa

agama, pembiasaan adalah istiqomah. Ajaran sholat yang

dilakukan setiap hari dalam 5 waktu, perintah puasa ramadhan

serta zakat, dan sebagainya, adalah bentuk nyata dari agama

Islam untk mejadikan umatnya terbiasa dalam melakukan

kebiakn-kebaikan sebagai sebuah pengabdian amal shalih dan

ibadah. Alah telah menjamin dalam firman-Nya al-Qur’an surat

Fushilat ayat 30, yakni bagi hambanya yang istiqomah dijalan-

Nya maka baginya adalah surga. kebiasaan tidak saja melahirkan

sebuah aktivitas kepada sesamanya yang bernilai akhlaki, dan

dalam setiap aktivitas yang dilakukannya akan melahirkan

32 Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2007),

Cet.I, hlm.82

Page 35: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

24

sebuah kabar gembira atau kegembiraan dan kebahagiaan yang

tak terhingga bagi pelakunya.33

4) Suara Hati

Suara hati yang tersinari disebut hati nurani, yang dalam

bahsa al-Qur’an disebut dengan fuadah, sedang suara hati yang

tidak tersinari disebut waswis. Fuadah tidak pernah berdusta dan

karenanya ia selalu jujur dalam menyampaikan informasinya.

Yang benar ia katakan benar dan yang salah ia katakan salah.

Fuadah juga selalu melakukan aktivitas sesama manusia yang

menyejukkan karena segala aktivitasnya selalu dipijakkan

kepada perintah Allah dan rasul-Nya, sedang suara waswis

kebalikan dari fuadah.34

5) Kehendak

Menurut Sidi Ghazalba yang di kutip oleh Hasyim

Syamhudi, bahwa kehendak bersinonim dengan kemauan,

sedang keinginan bersinonim dengan hasrat. Artinya: ketika

keinginan diberi penekanan, naiklah keinginan tersebut menjadi

kehendak, dan ketika kehendak disambungkan dengan kondisi

jiwa atau halunnafs, maka kehendak akan melakukan aktivitas

antar sesamanya.

Allah menjelaskan kehendak dalam sebuah firman-Nya

(QS. Al-Kahfi ayat 29), bahwa kehendak dalam kesendiriannya

mempunyai kebebasan untuk bersama kondisi jiwa, melahirkan

aktivitas kepada sesama manusia dengan pilihannya.35

b. Faktor Eksternal

1) Lingkungan

Lingkungan merupakan suatu yang melindungi tubuh yang

hidup yang dalam konteks akhlak ini tentunya adalah manusia.

33 M. Hasyim Syamhudi, Akhlak Tasawuf, (Malang: Madani Media, 2015), hlm.134 34 M. Hasyim Syamhudi, hlm.138 35 M. Hasyim Syamhudi, hlm.140

Page 36: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

25

Lingkungan manusia yang merupakan faktor yang

mempengaruhi dan menentukan tingkah laku umat manusia.

Lingkungan ini dapat mematahkan dan mematangkannya bakat

yang di bawa seseorang. Jika kondisi lingkungan tidak baik

maka hal itu merupakan hal perintang dalam mematangkan

bakat seseorang.36

Secara umum lingkungan itu dapat dikatagorikam kepada

dua macam yaitu lingkungan alam dan lingkungan sosial.

Lingkungan alam yang melingkungi manusia merupakan faktor

yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang.

Lingkungan tempat tinggal seseorang akan ikut mencetak akhlak

manusia yang tinggal di lingkungan tersebut.

Adapun lingkungan sosial atau pergaulan sangat besar

pengaruhnya bagi manusia dalam proses pembentukan

akhlaknya. Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia

lainnya, itulah sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu

pergaulan akan mempengaruhi dalam pikiran, sifat dan tingkah

laku. Ligkungan sosial/pergaulan ini dapat dibagi kepada

beberapa kategori antara lain: lingkungan dalam rumah tangga,

sekolah, pekerjaan, organisasi, kehidupan ekonomi, serta

lingkungan pergulan yang bersifat umum dan bebas.37

2) Tradisi atau Adat Istiadat

Akhlak adalah suatu keadaan yang tertanam dalam jiwa

berupa keinginan kuat yang akan melahirkan perbuatan secara

langsung dan terus menerus tanpa memerlukan pemikiran-

pemikiran. Maka keadaan jiwa itu adakalanya bersifat alami

(thabi’i) yang didorong oleh fitrah manusia untuk melakukan

suatu perbuatan atau tidak melakukannya seperti rasa takut.

36 Arief Wibowo, Berbagai Hal yang Mempengarui Pembentukan Akhlak, Suhuf, Vol.28,

No.1, Mei 2016, hlm.99 37 Kasmuri Selamat dan Ihsan Samusi, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 2012),

hlm.42

Page 37: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

26

Selain daripada itu suasana jiwa adakalanya juga disebabkan

oleh adat istiadat, contohnya seperti orang yang membiasakan

berkata benar secara teru-menerus, maka jadilah suatu bentuk

akhlak yang tertanam dalam batin seseorang.38

Tradisi yang terbentuk dari sebuah hasil dialog antara

individu dengang individu lainnya atau dengan lingkunga,

menjadikan individu terikat oleh tradisi atau adat kebiasaan yang

melingkarinya. Artinya: mau tidak mau, seorang individu akan

melakukan aktivitas kepada sesamanya sesuai dengan tradisi

atau adat istiadat yang ada.39

3) Pendidikan

Pendidikan akan menjadi sebuah keniscayaan dalam

mempertemukan kerja akal dengan pikirnya dan kerja qalb atau

hati dengan dzikirnya. Semakin banyak ilmu pengetahuan yang

terserap oleh akal pikir, akan semakin banyak pula jalan pilihan

yang ditawarkan oleh akal pikirnya. Jika antara akal pikir dan

qalb seimbang maka aktivitas antar sesama manusia yang

menyejukkan kehidupan akan terwujud.40

Tiga faktor di atas sebagaian besar sangat berpengaruh

dalam pembentukan akhlak seseorang, karena untuk menanamkan

sebuah akhlak yang baik perlu ada pendukung selain diri sendiri

yaitu dari lingkungan sekitar. Karena akhlak baik akan tumbuh

apabila dibiasakan berada di lingkungan baik. begitu pula pada diri

individu ia akan baik selama ia berusaha menjadi baik.

B. Interaksi Sosial

1. Pengertian Interaksi Sosial

38 Moh. Ardani, hlm.272 39 M. Hasyim Syamhudi, hlm.136 40 M. Hasyim Syamhudi, hlm.141

Page 38: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

27

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, memiliki naluri

untuk hidup dengan manusia lainnya. Dalam kamus besar bahasa

indonesia arti interaksi adalah hal saling melakukan aksi, berhubungan,

memengaruhi., antar hubungan. Sedangkan sosila adalah berkenaan

dengan masyarakat yang memerlukan adanya komunikasi, suka

memperhatikan kepentingan umum seperti tolong menolong, gotong

royong dan menderma.

Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau

lebih dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah

atau memperbaiki kekuatan individu yang lain atau sebaliknya.41

Sehingga terjadinya proses sosial. Manusia secara individu merupakan

anggota dari suatu masyarakat, dimana ia tidak dapat melepaskan diri

dari lingkungan dan kondisi sosial budaya sekitarnya karena adanya

kepentingan bersama pada setiap individu yang hidup dalam suatu

masyarakat. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan

sosial, karena tanpa adanya interaksi sosial, tidak akan mungkin ada

kehidupan bersama.42

Islam telah memberikan dasar-dasar umum dalam bermasyarakat.

Di dalamnya diatur hubungan antara individu dengan individu, antara

individu dengan masyarakat, antara satu komunitas dengan komunitas

masyarakat lainnya. Terdapat tiga teori kehidupan bermasyarakat: 1)

manusia bersifat kemasyarakatan, yang artinya bahwa masyarakat

merupakan tujuan umum, semesta, dan secara fitri ingin dicapai oleh

manusia. 2) manusia terpaksa bermasyarakat, yang artinya bahwa

bermasyrakat merupakan gejala tidak tetap dan kebetulan, dan 3) atas

dasar pemikirannya, manusia memilih hidup bermasysrakat, artinya

ialah bahwa bermasyarakat merupakan hasil nalar manusia sendiri.43

41 W.A Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Eresco, 1983), hlm.61 42 Khotimah, Interaksi Sosial Masyarakat Islam dan Kristen di Dusun Mulia Kecamatan

Tembang Kabupaten Kampar, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, Vol.19, No.2 Juli-Desember

2016, 241. 43 Imam Suprayogo, Sosiologi Agama, (Malang: UIN Malang Press, 2006), hlm. 4-5

Page 39: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

28

Interaksi sosial sama halnya dengan bergaul, Mengutip dari Kahar

Masyhur dalam bukunya yang berjudul Membina Moral dan Akhlak. Ia

mengartikan bahwa Bergaul itu ialah suatu kehidupan yang dijalani

bersama-sama. Baik dari sesama keluarga, saudara, tetangga, umat

muslim bahkan dengan agama lainnya.

Menurut Aristoteles manusia adalah makhluk sosial yang lebih

menyukai hidup dalam kebersamaan, berbaur daripada menyendiri dan

hidup sendiri.44 Maka dapat dikatakan bahwa manusia adalah makhluk

sosial yang memang saling membutuhkan satu sama lain melalui

interaksi dengan sesamanya agar dapat menjawab segala sesuatu yang

menjadi pertanyaan dalam hidupnya. Selain itu dengan adanya interaksi

sosial manusia akan dapat mewujudkan sifat sosialnya.45

2. Syarat dalam Interaksi Sosial

Dalam interaksi sosial ini ada beberapa syarat agar dapat terjadinya

interaksi sosial. Adapun yang menjadi syarat terjadinya interaksi sosial

menurut Soejono Soekanto yaitu berupa kontak sosial dan komunikasi

sosial.

a. Kontak sosial

Kontak sosial ini berasal dari kata bahasa latin yaitu con atau

cum yang berarti bersama-sama dan tango yang berarti

menyentuh. Jadi secara harfiah kontak sosila berarti bersama-

sama menyentuh.46 Secara fisik kontak sosial baru terjadi

apabila adanya hubungan badaniyah. Sedangkan sebagai gejala

sosial tidak perlu adanya hubungan badaniah. Karena orang

dapat melakukan hubungan dengan pihak lain tanpa

menyentuhnya, misalnya berbicara dengan lawan bicaranya

tidak mesti menyentuhnya, apalagi dewasa ini kemajuan

44 M. Cholil Masyur, Sosiologi Masyarakat Desa dan Kota (Surabaya: Usaha Nasional,

1984), hlm.31 45 Khotimah, Interaksi Sosial Masyarakat Islam dan Kristen di Dusun Mulia Kecamatan

Tembang Kabupaten Kampar, 242. 46 Soejono Soekanto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: PT RajaGrafindo, 1982), hlm.59

Page 40: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

29

teknologi semakin pesat, orang-orang dapat berkomunikasi

melalui telepon, radio internet, dan lain sebagainya.47

Kontak sosial ini dapat terjadi dalam tiga bentuk yaitu:

1) Antara orang perorangan

2) Antara orang perorangan dengan kelompok sealiknya, dan

3) Antara kelompok manusia dengan kelompok manusia

lainnya.48

b. Komunikasi

Arti penting komunikasi adalah bahwa seseorang

memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud

pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap), perasaan-

perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. orang

yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap

perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.49

Dengan demikian komunikasi ialah salah satu alat untuk

interkasi sosial dengan individu, kelompok atau manyarakat

luas. Dengan saling berkomunikasi, seseorang akan

mendapatkan sebuah informasi yang belum diketahuinya,

dengan komunikasi pula dapat menyampaikan ide atau gagasan

kepada sesamanya.

Selain syarat agar berlangsungnya interaksi sosial terdapat

faktor-faktor yang menjadi dasar proses terjadinya interaksi sosial

antara lain: faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Faktor-

faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri dan terpisah maupun

dalm keadaan tergabung.50

C. Mahram

1. Pengertian Mahram

47 Khotimah, hlm.245. 48 Soejono Soekanto, Pengantar Sosiologi, hlm.59 49 Soejono Soekanto, Pengantar Sosiologi, hlm.60 50 Soejono Soekanto, Pengantar Sosiologi, hlm.57

Page 41: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

30

Menurut Syaikh Sholeh Al-Fauzan dalam buku Fiqih Munakahat

karangan Sahrani Sohari, beliau mengatakan bahwa mahram ialah

semua orang yang haram dinikahi selama-lamanya karena disebabkan

oleh nasab, seperti bapak, anak, dan saudaranya, atau disebabkan karena

saudara sepersusuannya, ayah ataupun anak tirinya.

Jadi secara garis besar, terdapat 3 golongan yang haram untuk

dinikahi; yaitu, karena ada hubungan nasab, sepersusuan dan hubungan

perkawinan (mushaharah). Semua itulah yang disebut dengan mahram.

Namun masyarakat sering menyebutnya dengan kata muhrim. Muhrim

berasal dari ahrama yuhrimu ihraman yang berarti orang yang

melakukan ihram. Maka dengan demikian, masyarakat salah kafrah

dalam penyebutan mahram menjadi muhrim.

Adapun yang termasuk mahram adalah: Suami, Ayah, Ayah suami,

Putranya yang laki-laki, Putra suami, Saudara, Putra dari saudara, Putra

dari saudari, Perempuan, Budaknya, Laki-laki yang menyertainya,

tetapi laki-laki itu tidak mempunyai kebutuhan lagi kepada perempuan,

Anak kecil yang belum mengetahu aurat perempuan, Paman (sudara

ayah), serta Paman (saudara ibu).51

a. Suami. Ia boleh melihat aurat isterinya sekalipun kemluan menurut

sebagian ulama. Namun terdapat perselisihan tentang hal itu.

Sebagian ulama mengatakan: boleh melihat bagian luarnya, bukan

dalamnya. Begitu pula wanita kepada suaminya. Ulama lain

mengatakan, tidak boleh. Dalilnya yaitu tentang pengakuan Aisyah

r.a., “Aku tidak melihat itu darinya dan ia tidak melihat itu dariku.”

Menurut Al-qurtubi, pendapat pertama yang sahih.

b. Ayah dari Istri; yaitu ayah atau ayah dari ayah seperti kakek, atau

ayah dari kakek.

c. Ayah dari suami, yaitu dari suami dan kakek-kakeknya. Bisa jadi

ayah suaminya ialah seorang laki-laki yang masih muda, dan

51 Huzaemah Tahido Yanggo, Fikih perempuan Kontemporer, (Jakarta: Ghalia Indonesia,

2000), hlm.12

Page 42: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

31

menampakkan perilaku yang tidak pantas kepada istri dari anaknya

maka sebaiknya untuk menjaga perhiasan kepadanya, karena

terkadang orang tua memiliki hasrat hewani.

d. Anak-anak suami; yaitu anak-anak suami yang laki-laki , termasuk

anak dari seorang anak begitu seterusnya kebawah, baik laki-laki

maupun perempuan.

e. Saudara-saudara laki-laki dari istri; walaupun berbeda-beda seperti

saudara laki-laki seayah ataupun saudara laki-laki seibu.

f. Anak-anak dari saudara laki-laki istri; yaitu anak-anak dari sudara

laki-laki sekandung atau seayah atau seibu dan seterusnya kebawah,

baik laki-laki maupun perempuan, seperti anak saudara perempuan

dan anak dari anak perempuan dari saudara perempuan.

g. Atau hamba sahaya yang mereka miliki. Namun saat ini sudah tidak

ada lagi hamba sahaya, mak tidak memerlukannya.

h. Atau pelayan-pelayan yang tidak mempunyai keinginan terhadap

para wanita karena akal mereka lemah, bodoh dan tidak mempunyai

syahwat. Ada yang mengatakan, orang yang sudah tua renta serta

ada pula yang mengatakan anak kecil yang belum tau apa-apa.52

i. Atau anak kecil yang belum mengetahui dan mengerti tentang

batasan-batasan aurat wanita, yang dimaksud disini ialah anak kecil

yang belum mencapai masa baligh.

j. Saudara penyusuan laki-laki, sudara lelaki dari penyusuan dianggap

sebagai mahram, maka tidak boleh mengawininya. Akan tetapi jika

diketahui adanya perbuatan keji dan fasik darnya, maka harus

menjaga diri terhadapnya. Namun bila mana ia adalah seorang laki-

laki yang sholih, maka ia sama seperti mahram.

52 Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Fiqh Muslimah, (Jakarta: Pustaka Amani, 1999),

Cet.III, hlm.81-82

Page 43: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

32

k. Saudara laki-laki ayah dan saudara laki-laki ibu, mereka semua

termasuk mahram, diharamkan mengawini menurut syara’. Maka

bila menampakkan perhiasan dihadapannya tidak apa-apa.53

D. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Pendidikan Islam Dan Etika Pergaulan Usia Remaja (Studi Pada

Peserta Didik MAN 2 Model Palu

Jurnal ini ditulis oleh Andi Anirah dan Sitti Hasnah. Setelah saya

membaca dan menganalisis Jurnal ini bahwasannya peneliti mengamati

pendidikan Akhlak peserta didik yang berada di MAN 2, dengan

memperhatikan kegiatan yang terstruktur pada sekolah tersebut,

sehingga dapat membawa peserta didik MAN 2 memiliki akhlak yang

mulia. Pada sekolah MAN 2 Model Palu ini, memiliki kegiatan formal

dan non formal dengan mengisi atau mengajarkan serta mendidik

pendidikan agama di luar jam pelajaran. Dengan demikian guru pada

MAN 2 Model Palu tersebut mudah dalam menanggulangi Akhlak usia

remaja.

peneliti menyatakan bahwa peserta didik MAN 2 Model palu sangat

jarang terlibat dalam peristiwa tawuran di sekolah, terlibat narkoba,

minuman keras, atau menunjukkan prilaku-prilaku, atau sikap yang

tidak menyenangkan di tengah masyrakat. Hasil pengamatan peneliti

juga menunjukkan bahwa di MAN 2 Model Palu peserta didik,

menunjukkan kesantunan dalam berperilaku baik terhadap sesama

teman, apalagi terhadap gurunya. Mereka menunjukkan prilaku yang

baik dalam interaksi sosial.54

Dari hasil penelitian jurnal ini, peneliti dapat mengambil kesimpulan

bahwa bentuk-bentuk etika pergaulan usia remaja peserta didik pada

MAN 2 Model Palu sebagai berikut, Birrul-walidain, mengucapkan

53 Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Fiqh Muslimah, hlm.82-83 54 Andi Anirah, Sitti Hasnah, Pendidikan Islam Dan Etika Pergaulan Usia Remaja (Studi

Pada Peserta Didik Man 2 Model Palu), Istiqra’ Jurnal Penelitian Ilmiah, ISSN: 2338-025X Vol.

1, No. 2 Juli-Desember 2013, hlm.283

Page 44: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

33

salam, meminta izin, menghormati guru dan ustadz, menghargai teman

sebaya atau orang lain yang lebih muda, memilih pergaulan yang positif

untuk masa depannya, Menjauhi pergaulan negatif yang merusak diri

sendiri, bersikap santun dan tidak sombong, berbicara dengan perkataan

yang sopan, tidak boleh saling menghina, tak boleh saling membenci

dan iri hati, mengajak untuk berbuat kebaikan.

Jadi, hasil dari penelitian pada jurnal ini relevan dengan judul

proposal yang ingin saya ajukan yakni mengenai tentang pendidikan

akhlak dalam interaksi sosial dengan selain mahram perspektif QS. An-

Nur ayat 30-31. Relevan dilihat dari segi pergaulan positif yang mana

peserta didik lakukan baik kepada guru, teman sebaya, bahkan kepada

yang lebih muda. Selain itu pula peserta didik jarang sekali terlibat

dalam pergaulan yang negatif seperti berbuat kriminal dan pelecehan

seksual, karena mereka telah terdidik oleh ajaran agama Islam yang

sudah tertanam pada setiap individu dari mereka.

Namun, perbedaan jurnal ini dengan judul proposal peneliti terletak

pada judul, dan pada jurnal ini membahas tentang akhlak keseharian

anak MAN 2 Model Palu. Sedangkan proposal ini membahas tentang

bagaimana cara antara laki-laki dan wanita yang bukan mahramnya

berinteraksi dengan aturan syariat Islam, yakni menjaga pandangan,

menjaga kehormatan, Tidak menampakkan perhiasan, dan menutupkan

kain kerudung ke dada (dalam perspektif QS. AN-nur 30-31).

2. Etika Pergaulan Remaja Muslim yang Ramah Ditinjau dari

Konsep Peace Education; Studi di SMA Islam Al Azhar 14

Semarang

Jurnal ini ditulis oleh Itsna Fitria Rahma, peneliti menyatakan bahwa

SMA Islam Al Azhar 14 Semarang pada prinsipnya menggunakan

konsep pendidikan yang Islami, dasarnya Qur’an dan sunnah, sehingga

sebisa mungkin dapat mengarahkan kepada jalan yang lurus. baik dari

Page 45: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

34

segi pergaulannya, tata bicaranya, kebiasaannya, sehingga diharapkan

semua meniru apa yang ada di panduan Qur’an dan hadits tersebut.

pada jurnal ini peneliti menyatakan bahwa SMA Al Azhar 14

mengharapkan murid-muridnya, guru-gurunya agar bisa menjadi agen

dari perdamaian. Jangankan terhadap sesama muslim, terhadap umat

beragama lain juga harus melakukan itu. Tetapi dengan agama yang lain

tentunya dalam batasan-batasan yang ada, harus sesuai dengan syari’at

maupun akidah. Jadi untuk syari’at dan akidah tidak boleh

dicampuradukkan dengan umat beragama lain. Akan tetapi untuk urusan

sosial, untuk urusan perdagangan ataupun ekonomi, dapat bekerjasama

dengan umat beragama lain. SMA Al Azhar 14 Semarang pula

menjunjung tinggi keberagaman, menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan, dan juga menjunjung tinggi nilai-nilai perbedaan.55

Jadi, hasil dari penelitian pada jurnal ini memiliki kesamaan atau

relevan dengan judul proposal yang ingin saya ajukan, terlihat dari segi

prinsip SMA Al Azhar 14 Semarang yakni memakai konsep pendidikan

yang Islami merujuk pada Al-Qur’an dan As-sunnah. Dengan demikian

sekolah tersebut telah mempraktikkan hukum-hukum syariat yang

terdapat pada Al-Qur’an dan As-sunnah, sehingga peserta didik di SMA

Al-Azhar 14 Semarang mempraktikkan dalam kesehariannya sesuai

dengan syriat baik dalam berbicara, berpakaian serta bergaul yang baik

sesuai dalam QS. An-Nur 30-31.

Adapun perbedaan antara jurnal ini dengan judul proposal saya,

yakni dari segi judul dan pembahasan. jurnal ini membahas tentang

bagaimana menjadikan anak remaja bergaul atau berinteraksi dengan

etika yang baik sehingga menciptakan perdamaian antara sesama

manusia, baik muslim maupun non muslim dengan tidak keluar dari

hukum syariat atau Akidah Islam.

55 Itsna Fitria Rahma, Etika Pergaulan Remaja Muslim yang Ramah Ditinjau dari Konsep

Peace Education; Studi di SMA Islam Al Azhar 14 Semarang, Jurnal Pendidikan Madrasah,

Volume 1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794, hlm.245

Page 46: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

35

3. Islamic View on the Muslim Ethics of Loving (Pandangan Islam

tentang Etika Cinta Kasih Muslim)

Jurnal ini ditulis oleh Hanisah Osman, Latifah Abdul Majid, Fazilah

Idris, Ahmad Munawar Ismail and Haziyah Hussin. Pada jurnal ini

memiliki kemiripan atau kesamaan dengan judul proposal yang akan

saya ajukan, yakni dari segi bagaimana cara pergaulan antara laki-laki

dan wanita tidak berlebihan seperti berpacaran, sehingga menghalalkan

sesuatu yang telah diharamkan oleh syariat.

Dalam jurnal ini pun menyinggung QS. An-Nur ayat 30-31 yang

demikian mengatur agar pergaulan antara laki-laki dan wanita selain

mahramnya terbatas sesuai dengan batasan hukum syariat yang tertera

pada QS. An-Nur ayat 30-31 tersebut.56

Adapun perbedaan antara jurnal ini dengan proposal yang akan saya

ajukan, terlihat dari segi judul dan sebagain isi atau topik pembahasan

jurnal ini yang lebih condong kepada bagaimana cara yang baik dalam

pandangan Islam dalam Cinta dan Kasih kepada Muslim. Dalam jurnal

ini membahas bahwa dahulukan cinta kepada Allah SWT terlebih

dahulu, baru mencintai yang lain. Karena hubungan cinta dengan

manusia yang bukan mahramnya adalah faktor mereka terlibat dalam

seks bebas.

4. Etika Pergaulan dalam Al-Qur’an dan Implikasinya Terhadap

Pembelajaran PAI di Sekolah

Jurnal ini di tulis oleh Agus Pranoto, Aam Abdussalam, Fahrudin.

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari Al-Qur’an mengenai etika

pergaulaan dengan dibatasi hanya pada ayat-ayat yang berkaitan dengan

tema persaudaraan dan perdamaian terdapat 15 ayat, terbagi kedalam

dua bagian yakni :

56 Hanisah Osman, Faculty of Islamic Study, Universiti Kebangsaan Malaysia, Islamic

View on the Muslim Ethics of Loving, World Applied Sciences Journal 27 (10): 1380-1384, 2013

DOI: 10.5829/idosi.wasj.2013.27.10.1497, ISSN 1818-4952, hlm.1380

Page 47: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

36

Ayat-ayat yang berhubungan dengan etika pergaulan sesama

muslim terdiri dari 7 ayat, di antaranya yaitu Al-Ḥujurāt ayat 9, 10, 11,

12,13 Al-Anfāl ayat 1, An-Nisā` ayat 114 dan At-Taubah ayat 128. Etika

pergaulan dengan non-muslim saling bekerjasama, bersikap tegas dalam

hal prinsip terhadap orang kafir, berdamai dengan non-muslim, berbuat

baik dan adil terhadap non-muslim, tidak menjadikan teman orang-

orang yang memerangi karena agama, tidak berbuat aniaya terhadap

non-muslim. adapun ayat-ayat yang berhubungan dengan etika

pergaulan dengan non-muslim terdapat 6 ayat, yakni Al-Mumtaḥanaħ

ayat 8 dan ayat 9, Al-Māidaħ ayat 2 dan ayat 51, Al-Baqaraħ ayat 190

dan Al-Ḥajj ayat 39. Sementara Al-Fatḥ ayat 29 dan Al-Ḥujurāt ayat 13.

Dengan demikian, jurnal ini memiliki kemiripan dengan judul

proposal yang akan saya ajukan, yakni mengenai tentang pendidikan

akhlak dalam interaksi sosial dengan selain mahram perspektif QS. An-

Nur ayat 30-31Terlihat dari segi pergaulan dengan selain non muslim.

Etika pergaulan yang telah dikemukakan oleh penulis jurnal ini,

mengambil dari beberapa surat dari Al-Qur’an, sedangkan proposal saya

hanya terfokus kepada QS.An-Nur 30-31 yang membahas tentang

pergaulan kepada selain mahram. Dijelaskan pada ayat tersebut, bahwa

aurat wanita kepada wanita non muslim sama dengan aurat wanita

kepada lelaki ajnabi (yang bukan muhrim).

Adapun perbedaan antara jurnal ini dengan proposal yang akan saya

ajukan terletak pada judul dan topik jurnal ini, pada jurnal ini peneliti

mengambil dari berbagai dalil dari ayat-ayat Al-Qur’an dengan surat

yang berbeda-beda. Sedangkan proposal saya hanya fokus pada QS. An-

nur ayat 30-31.

5. Prinsip Pendidikan Moral Pada Surat An-Nur Ayat 30–31 Dalam

Perspektif Psikologi Islam

Jurnal ini diteliti oleh In’amul wafi, pada jurnal ini peneliti

menyimpulkan bahwa prinsip pendidikan moral pada surat An-Nur 30-

31 ini.

Page 48: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

37

Pendidikan akhlak surat an-Nur ayat 30-31 tentang pedoman

pergaulan antara laki-laki dan wanita secara garis besar menyangkut

Empat hal: menahan pandangan antara laki-laki dan wanita, (dalam hal

ini rahasia didahulukannya perintah menahan pandangan karena

berawal dari sebuah pandangan seseorang akan melakukan suatu hal),

Memelihara kemaluan, menutupkan kain kerudung kedada, tidak

menampakkan perhiasan.57

Pendidikan akhlak menurut tuntunan al-Qur’an, khususnya surat an-

Nur ayat 30-31 secara konseptual sangat ideal, karena sesuai dengan

karakteristik pendidikan akhlak, yaitu akhlak rabbani, akhlak

manusiawi, akhlak universal, akhlak keseimbangan dan akhlak realistik.

Bagi saya penelitian pada jurnal ini sangat relevan dengan judul

proposal yang akan saya ajukan yaitu Akhlak Islami Dalam Bergaul

dengan Selain Mahram Perspektif QS. An-Nur ayat 30-31. Yakni

membahas atau mengkaji tentang QS. An-Nur: 30-31 dan mengambil

kesimpulan dalam dua ayat tersebut. Hanya saja jurnal ini tidak

dijelaskan secara terperinci tentang tafsir QS.An-Nur: 30-31.

57 In’amul wafi, Prinsip Pendidikan Moral Pada Surat An-Nur Ayat 30–31 Dalam

Perspektif Psikologi Islam, At-Ta’dib Vol.4 No.1 Shafar 1429, hlm.51

Page 49: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah Pendidikan Akhlak dalam Interaksi

Sosial dengan Selain Mahram Perspektif QS. An-Nur Ayat 30-31.

Penelitian ini menggunakan literatur-literatur Buku dan juga karya ilmiah

lainnya seperti jurnal yang dijadikan sebagai sumber serta sebagai penelitian

yang relevan. Kedua sumber tersebut tentu isinya berkaitan dengan judul

proposal ini. Adapun waktu penelitian ini berjalan mulai dari 10 Januari-18

Juli 2019.

B. Metode Penelitian

Penelitian studi naskah (Library Reaserch) ini menggunakan metode

deskriptif-analisis, metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang

berusaha memaparkan atau mendekripsikan suatu gejala, suatu peristiwa dan

kejadian yang terjadi saat-saat ini. Penelitian deskriptif memusatkan

perhatian pada masalah aktual yang nyata berupa fakta sebagaimana adanya

pada saat penelitian berlangsung.58

Penelitian deskriptif dapat dikatakan pula yaitu sebuah prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan subjek atau

objek yang di teliti sesuai dengan apa adanya atau berdasarkan fakta-fakta

yang tampak. dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan

karakteristik objek yang diteliti secara tepat.

Maka, dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif ialah suatu

penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan terkait suatu variabel, dan

suatu gejala atau keadaan yang tidak bertujuan untuk menguji suatu hipotesis

tertentu.

Adapun metode pembahasan yang digunakan dalam penulisan tafsir ini

yaitu menggunakan metode tahlili. Metode tahlili adalah suatu metode tafsir

yang mufasirnya berusaha menjelaskan kandungan ayat-ayat Al-Qur’an dari

58 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), cet.6,

hlm.34-35

Page 50: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

39

berbagai sisi antara lain: dengan memperhatikan urutan ayat-ayat Al-Qur’an

sesuai yang tercantum di dalam mushaf, memaparkan arti kosakata yang

menjadi objek dalam tafsir setiap ayat tersebut, menguraikan asbab al-nuzul,

dan munasabah antara ayat Al-Qur’an dengan ayat Al-Qur’an maupun ayat

Al-Qur’an dengan Sunnah Nabi, serta nilai-nilai yang berkaitan dengan teks

atau kandungan ayat.59

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan pada Bab 1,

dan agar pembahasannya tidak keluar jalur atau terfokus pada judul skripsi

ini, maka penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas, yaitu:

Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain Mahram Perspektif

QS. An-Nur Ayat 30-31.

D. Prosedur Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif-

analisis, teknik-teknik yang dilakukan antara lain:

1. Teknik Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data ini dilakukan dengan mempelajari

dan menganalisis literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah

penelitian yang akan diteliti. Caranya yaitu dengan mengumpulkan data-

data melalui bahan bacaan yang bersumber dari buku-buku cetak, dan

literatur lain yang mendukung.

Upaya yang dikerjakan oleh penulis dalam pengumpulan data

yaitu mencari buku-buku yang menjadi sumber primer dan buku-buku

yang menjadi sumber sekunder.

a. Sumber Primer dalam penulisan ini yaitu Al-Qur’an Al-karim dan

terjemahnya, serta kitab-kitab tafsir yang meliputi Mukhtasar Tafsir

Ibnu katsir karya Syeikh Ahmad Syakir, Shohih Tafsir Ibnu Katsir

karya Syeikh Shafiyyur Rahman al-Mubarakfuri, Tafsir Al-Mishbah

Karya M. Quraish Shihab, dan tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka.

59 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1997), cet.15, hlm.130

Page 51: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

40

b. Sumber sekunder dalam penulisan ini adalah selain buku-buku tafsir

diatas, yaitu buku-buku dan karya ilmiah lainnya seperti jurnal yang

mendukung dengan pembahasan ini.

2. Teknik Pengambilan Data

Setelah data-data dan bahan-bahan sudah terkumpul, yang peneliti

lakukan selanjutnya ialah membaca, memahami, mempelajari,

menganalisis, dan menyeleksi serta mengklasifikasikan data-data yang

relevan dan yang mendukung agar dapat mendalami dan menguasai data

yang telah ada, kemudian data tersebut dianalisis.

3. Teknik Analisis

Dalam menganalisis penelitian kualitatif metode yang digunakan

untuk membahas sekaligus sebagai kerangka berpikir pada penelitian ini

adalah metode deskriptif-analisis, yaitu suatu usaha untuk

mengumpulkan dan menyusun data, kemudian diusahakan pula dengan

analisa dan interpretasi atau penafsiran terhadap data-data yang telah

terkumpul.

Dalam menganalisa data yang telah terkumpul, penulis

menggunakan metode Tahlili. Metode Tahlili yaitu metode yang

menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan memaparkan segala aspek yang

terkandung di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan itu serta menerangkan

makna-makna yang tercakup didalamnya.60 Dalam metode ini biasanya

mufassir menguraikan makna yang terkandung dalam Al-Qur’an, ayat

demi ayat serta surah demi surah sesuai dengan urutannya di dalam

Mushaf. Uraian tersebut terdiri beberapa aspek yang terdapat dalam ayat

yang ditafsirkannya, seperti pengertian, kosa kata dan kaitannya dengan

ayat-ayat lain, baik sebelum maupun sesudahnya (munasabat), serta

mengaitkan pula dengan pendapat-pendapat yang bersangkutan dengan

ayat yang dikaji dengan hadis-hadis Nabi, perkataan sahabat, perkataan

para Tabi’in maupun pendapat-pendapat para ahli tafsir lainnya.

60 Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1998), cet.I, hlm.31

Page 52: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

41

4. Teknik Penulisan

Teknik penulisan ini berpedoman pada buku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 53: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian yang penulis lakukan mengenai pendidikan

akhlak dalam interaksi sosial dengan selain mahram perspektif QS. An-Nur

ayat 30-31. Penulis dapat menyimpulkan bahwa kajian dari kedua ayat ini

ialah terdapat perintah Allah yang ditujukan kepada umatnya baik laki-laki

maupun perempuan melalui Nabi Muhammad, perintahnya yakni hendaklah

menjaga pandangannya kepada selain mahram saat berinteraksi,

memelihara kemaluan dari mereka yang tidak berhak melihatnya kecuali

suami atau istri mereka, bahkan sebenarnya tidak boleh menampakkan

kemaluan langsung dihadapan suami maupun istri, sesuai dengan hadis

Nabi terdahulu yang artinya “Apabila salah seorang dari kamu

“mendatangi” istri, maka hendaklah dia menutup diri, jangan sekali-kali

dia telanjang seperti halnya dua keledai.” (HR. Ibn Majah melalui

‘Utbhbah Ibn ‘Abd as-Sulami).

Terdapat pendidikan akhlak yang tersimpan pada surat An-Nur ayat 30-

31 ini, bahwa betapa pentingnya dalam mendidik diri serta menjaga diri dari

kejamnya penglihatan yang akan mendatangkan berahi setiap insan. Dengan

demikian wajiblah atas setiap mukmin dan mukminah agar keduanya saling

menjaga perhiasan yang ada pada dirinya, karena itu merupakan pendidikan

akhlak atas dirinya agar terhindar dari fitnah serta perbuatan zinah, yaitu

perbuatan keji yang Allah murkai dan tentu Dia telah melarang untuk

mendekatinya apalagi melakukannya.

Mahram adalah seseorang yang dilarang oleh syariat serta haram

hukumnya untuk dinikahi karena sebab garis keturunan dan sepersusuan.

Dalam ayat 31 telah disebutkan mahram bagi laki-laki dan wanita, antara

lain: suami, ayah dari istri, ayah dari suami, anak-anak suami, saudara-

saudara laki-laki dari istri, anak-anak dari saudara laki-laki istri, Atau

hamba sahaya yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan yang tidak

Page 54: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

69

mempunyai keinginan atau syahwat terhadap para wanita karena umur yang

sudah tua, akal mereka yang sudah melemah, atau anak kecil yang belum

mengetahui dan mengerti tentang batasan-batasan aurat wanita, yang

dimaksud disini ialah anak kecil yang belum mencapai masa baligh, saudara

penyusuan laki-laki, saudara laki-laki ayah dan saudara laki-laki ibu.

Interaksi sosial tentu sesuatu yang selalu terjadi dimanapun dan

kapanpun seseorang menetap. Karena interaksi adalah sebuah hubungan

antara individu satu dengan lainnya, maka demikian telepas dari interaksi

seseorang saling berkomunikasi baik langsung maupun tidak langsung.

Maka dalam Islam telah diajarkan bagaiman berinteraksi yang baik dan

sopan. Terutama ketika berinteraksi langsung, sebagai mukmin harus

memperhatikan dari segi berpakian, ucapan yang dikeluarkan dan lain

sebagainya. Namun pada QS. An-Nur ayat 30-31 memerintahkan agar

dalam berinteraksi memiliki batasan-batasan yang perlu diperhatikan,

antara lain: menahan pandangan, menjaga kehormatan diri, menutup kain

kerudung ke dada, serta tidak menampakkan perhiasan yang tidak perlu

ditampakkan.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan di atas penulis mengharapkan penelitian

ini dapat menjadi pedoman dan suatu upaya dalam meningkatkan

pendidikan akhlak untuk diri sendiri khususnya dan untuk orang lain

umumnya. Terutama dalam berinteraksi hendak memperhatikan segala

sesuatu yang dapat mendatangkan malapetaka bagi kehormatan diri. Maka

dengan itu saran penulis antara lain:

1. Hendaknya pendidikan akhlak dijadikan sebagai media atau perantara

untuk membentuk pribadi yang memiliki akhlak karimah, sesuai dengan

ajaran syariat dan tuntunan kitab suci Al-Qur’an.

2. Hendaknya pendidikan akhlak tidak hanya dijadikan sebagai wacana,

akan tetapi mesti diaplikasikan secara nyata agar terwujud masyarakat

yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia serta dapat menjunjungtinggi

nama bangsa.

Page 55: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

70

3. Hendaknya dalam berinteraksi sosial, sebagai mukmin dan mukminah

tidak melanggar aturan syariat sehingga mendatangkan fitnah,

disebabkan tidak menjaga pandangan, memelihara kemaluan, dan tidak

menutup kain kerudung ke dada serta tidak menjaga perhiasan.

4. Hendaknya ketika berinteraksi dengan selain mahram diruang terbuka,

agar menghindariterjadinya fitnah, selain daripada itu lebih baik

didampingin oleh mahramnya.

Page 56: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

71

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yatimin Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Amzah.

Cet.I, 2007.

Al-‘Adawy, Syeikh Musthafa. Fikih Akhlak. Jakarta: Qisthii Press. Cet.15, 2010.

Al-Ghazali, Muhammad. Ihya Ulumuddin. Libanon: Bairut. Juz.3, 2005.

Al-Jamal, Ibrahim Muhammad. Fiqh Muslimah. Jakarta: Pustaka Amani, Cet.III,

1999.

Al-Jazari, Ibnu Al-atsir Jami’il Ushul fi Ahaditsi Ar-Rasul.حقوقالطبعمحافوظةللمحقق

.Juz.4, 1079 والناشر

Al-Mubarakfuri, Syaikh Shafiyyur Rahman. Shahih Tafsir Ibnu Katsir, trj. Tim

Pustaka Ibnu katsir. J.6. Bogor: Pustaka Ibnu Katsir. 2006.

Al-Yasui, Louis Ma’luf. Kamus al-Munjid fi al-Lughah wa al-A’lam. Bairuth: Dar

el Masyruq. 2008.

Aminah, St. Kunci Wanita Shalihah. Semarang: PT. Toha Putra. 1997.

Anirah, Andi Sitti Hasnah. Pendidikan Islam Dan Etika Pergaulan Usia Remaja

(Studi Pada Peserta Didik Man 2 Model Palu). Istiqra’ Jurnal Penelitian

Ilmiah. ISSN: 2338-025X Vol. 1, No. 2 Juli-Desember 2013.

Ardani, Moh. Akhlak Tasawuf. Nilai-nilai Akhlak / Budi Pekerti dalam Ibadat dan

Tasawuf. Jakarta: CV.Karya Mulia. Cet.II, 2005.

Ardani, Moh. Al-Qur’an dan Sufisme Mangkunegara IV (studi serat-serat

piwulang). Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf. 1995

Baidan, Nashruddin. Metodologi Penafsiran Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. cet.I, 1998.

Bugma, Herni Amir. (14 November 2018). Takmir Masjid Cabuli Bocah 6 Tahun

Gara-gara Hasrat Memuncak. Diakses tanggal 03 April 2019 jam 11:23.

https://daerah.sindonews.com.

Page 57: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

72

Darwis, Khaulah binti Abdul Kadir. Bagaimana Muslimah Bergaul. Jakarta:

Pustaka Al-Kausar. 1993.

Dasuki, Hafidz. Ensiklopedia Jilid I. Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve. 1997.

Fachruddin, Fuad Moch. Aurat Dan Jilbab. Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya. 1984.

Gerungan, W.A. Psikologi Sosial. Bandung: Eresco. 1983.

Hamka, Tafsir Al-Azhar Juzu’ XVIII. Jakarta:Pustaka Panjimas. 1982.

Hasan, Muhammad Tholhah. Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Lantabora Pres. 2004.

Itsna Fitria Rahma, Etika Pergaulan Remaja Muslim yang Ramah Ditinjau dari

Konsep Peace Education; Studi di SMA Islam Al Azhar 14 Semarang. Jurnal

Pendidikan Madrasah. Volume 1, Nomor 2, P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN:

2527-6794. November 2016.

Jalaluddin. Teologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2003.

Jimbaz, Muhammad Munir. Karakter Orang Sukses Dunia-Akhirat. Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar. Cet.4, 1993.

Khotimah, Interaksi Sosial Masyarakat Islam dan Kristen di Dusun Mulia

Kecamatan Tembang Kabupaten Kampar. Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan,

Vol.19, No.2 Juli-Desember 2016.

Maskawaih, Ibnu. Menuju Kesempurnaan Akhlak. Bandung: Mizan. Terj. Helmi

Hidayat. 1994.

Masyur, M. Cholil. Sosiologi Masyarakat Desa dan Kota. Surabaya: Usaha

Nasional. 1984.

Munawwir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwir. Surabaya: Pustaka Progressif.

1984.

Musyarofah. Metode Pendidikan Akhlak Menurut Imam al-Ghazali. UIN Malang,

2017.

Page 58: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

73

Muthahari, Murthada. Hijab Gaya Hidup Wanita Islam. Bandung: Mizan, 1995.

Nasution, Ahmad Bangun dan Rayani hanum Siregar. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada. 2013.

Nata, Abuddin. Akhak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta: Rajawali Pers cet.14,

2015.

Nata, Abuddin. Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Prenadamedia

Group. Cet.1, 2016.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian. Jakarta: Prenadamedia Group, cet.6,

2016.

Osman, Hanisah. Faculty of Islamic Study. Universiti Kebangsaan Malaysia,

Islamic View on the Muslim Ethics of Loving. World Applied Sciences

Journal. 27 (10): 1380-1384, 2013 DOI: 10.5829/idosi.wasj. 27.10.1497,

ISSN 1818-4952. 2013.

Selamat, Kasmuri dan Ihsan Samusi. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Kalam Mulia, 2012.

Shahab, Husein. Jilbab Menurut Al-Qur’an dan As-sunnah. Bandung: Mizan. 1995.

Shihab, M. Quraish Tafsir Al-Misbah. Ciputat: Lentera Hati. Cet.I, 2009.

Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan, Cet.15, 1997.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah. Jilid 9. Jakarta: Lentera Hati. Cet.I, 2002.

Soekanto, Soejono. Pengantar Sosiologi. Jakarta: PT RajaGrafindo. 1982.

Sudirman. (18 Maret 2017). Pegawai Honorer Cantik. Jadi Korban Pelecehan

Tetangga. Diakses tanggal 03 April 2019 jam 11:06.

(https://daerah.sindonews.com).

Suharjo. (6 november 2018). Mahasiswi UGM diduga Alami Pelecehan Seksual

oleh Teman KKn di Maluku. Diakses tanggal 30 Maret 2019 jam 15:10.

(https://daerah.sindonews.com).

Page 59: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

74

Supiandi, Asep. (4 April 2019). Pria di Purwakarta Nikahi Ibu dan Anak tirinya

Hingga diserumahkan. Dikses tanggal 01 April 2019 jam 19:25.

(https://daerah.sindonews.com),

Suprayogo, Imam. Sosiologi Agama. Malang: UIN Malang Press, 2006.

Syadi, Shalah. Mutiara Hikmah Kitab Madarijus Salikin. ptrj. Abdul Syukur,

Ahmad Rivai Utsman. Jakarta: Najla Press. 2003.

Syakir, Syaikh Ahmad. Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir. trj. Suratman. J.4. jakarta:

Darus Sunnah Press. 2014.

Syamhudi, M. Hasyim. Akhlak Tasawuf. Malang: Madani Media. 2015.

Tribunnews.com. (7 November 2018). Fakta-fakta Kasus Pemerkosaan

Mahasiswi UGM Kronologi hingga Petisi Online. Diakses tanggal 30 Maret

2019 jam 14:45. (http://m.tribunnews.com).

Wafi, In’amul. Prinsip Pendidikan Moral Pada Surat An-Nur Ayat 30–31 Dalam

Perspektif Psikologi Islam. At-Ta’dib. Vol.4 No.1 Shafar 1429.

Wahyono, Edi. (Mei 2016). Istri Mati Anak Disetubuhi. Diakses tanggal 01 April

2019 jam 19.05 . (https://x.detik.com).

Wibowo, Arief. Berbagai Hal yang Mempengarui Pembentukan Akhlak. Suhuf.

Vol.28, No.1.

Yanggo, Huzaemah Tahido. Fikih perempuan Kontemporer. Jakarta: Ghalia

Indonesia. 2000.

Yunus, Mahmud Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta: PT. Hidakarya

Agung, 1978.

Page 60: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

Lampiran

UJI REFERENSI

Nama : Atik Nuratikah

Nim : 11150110000116

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi : Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial kepada Selain

Mahram Perspektif QS. An-Nur Ayat 30-31

Dosen Pembimbing : Abdul Ghofur, M.Ag

No Buku Referensi Bab No

Footnote

Hlm

Skripsi Paraf

1.

Tribunnews.com, Kronologi hingga Petisi

Online,http://m.tribunnews.com/amp/section/201

8/11/07/fakta-fakta-kasus-pemerkosaan-

mahasiswi-ugm-kronologi-hingga-petisi

online?page=4 ,

I 1 1

2.

Suharjo, Mahasiswi UGM diduga Alami

Pelecehan Seksual oleh Teman KKn di Maluku,

https://daerah.sindonews.com/read/1352449/189/

mahasiswi-ugm-diduga-alami-pelecehan-seksual-

oleh-teman-kkn-di-maluku-1541515109, selasa, 6

november 2018

I 2 1

3. Edi Wahyono, Istri Mati Anak Disetubuhi,

https://x.detik.com/detail/crimestory/20190305/Is

tri-Mati,-Anak-Disetubuhi/

I 3 2

Asep Supiandi, Pria di Purwakarta Nikahi Ibu dan

Anak tirinya Hingga diserumahkan,

https://daerah.sindonews.com/read/1392832/174/

pria-dipurwakarta-nikahi-ibu-dan-anak-tirinya-

hingga-diserumahkan-1554377653, 4 April 2019.

I 4 3

4.

Sudirman, Pegawai Honorer Cantik, Jadi Korban

Pelecehan

Tetangga,https://daerah.sindonews.com/read/118

9590/174/pegawai-honorer-cantik-jadi-korban-

pelecehan-tetangga-1489842340, 18 Maret 2017.

I 5 4

5.

Herni Amir Bugma, Takmir Masjid Cabuli Bocah

6 Tahun Gara-gara Hasrat Memuncak,

https://daerah.sindonews.com/read/1354705/174/

takmir-masjid-cabuli-bocah-6-tahun-gara-gara-

I 6 4

Page 61: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

hasrat-memuncak-1542200289, 14 November

2018

6. Mahmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan

Pengajaran, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1978 I 7 5

7. Muhammad Tholhah Hasan, Islam dan

Masalah Sumber Daya Manusia, Jakarta:

Lantabora Pres, 2004

I 8 6

8. Syeikh Musthafa Al-‘Adawy, Fikih Akhlak,

Jakarta: Qisthii Press, 2010 I 9 7

9. Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al-

Qur’an, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016 II 1 11

10. Louis Ma’luf al-Yasui, Kamus al-Munjid fi al-

Lughah wa al-A’lam, Bairuth: Dar el Masyruq,

2008

II 3 11

11. Abuddin Nata, Akhak Tasawuf dan Karakter

Mulia, Jakarta: Rajawali Pers, 2015 II

4

9

22

12

14

21

12. Muhammad al-Ghazali, Ihya Ulumuddin,

Libanon: Bairut, 2005

II

5

13

15

12

17

17

13. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, Nilai-nilai Akhlak

/ Budi Pekerti dalam Ibadat dan Tasawuf, Jakarta:

CV. Karya Mulia, 2005

II 6 13

14. Shalah Syadi, Mutiara Hikmah Kitab Madarijus

Salikin, (Jakarta: Najla Press, 2003 ptrj. Abdul

Syukur, Ahmad Rivai Utsman

II 7 13

15. Ibnu Al-atsir Al-Jazari, Jami’il Ushul fi Ahaditsi

Ar-Rasul, الناشر و للمحقق محافوظة الطبع 0079حقوق

Juz.4

II 8 13

16. Ibnu Maskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak,

Bandung: Mizan, 1994, Terj.Helmi Hidayat II 10 14

17. Ahmad Bangun Nasution dan Rayani hanum

Siregar, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2013

II 11 15

18. Musyarofah, Metode Pendidikan Akhlak Menurut

Imam al-Ghazali, UIN Malang, 2017 II 12 16

19.

Moh. Ardani, Al-Qur’an dan Sufisme

Mangkunegara IV (studi serat-serat piwulang),

Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf, 1995

II

14

15

17

19

17

17

18

20

Page 62: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

29 26

20 Hafidz Dasuki, Ensiklopedia Jilid I, Jakarta:

Ichtiar Baru Van Houve, 1997 II 18 19

21 Jalaluddin, Teologi Pendidikan, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2003 II 20 20

22. Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-

Munawwir, Surabaya: Pustaka Progressif, 1984 II 21 21

23. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif

Al-Qur’an, Jakarta: Amzah, 2007 II 23 23

24. M. Hasyim Syamhudi, Akhlak Tasawuf, (Malang:

Madani Media, 2015

II

24

25

26

30

31

24

24

24

26

26

25. Arief Wibowo, Berbagai Hal yang Mempengarui

Pembentukan Akhlak, Suhuf, Vol.28, No.1, Mei

2016

II 27 25

26. Kasmuri Selamat dan Ihsan Samusi, Akhlak

Tasawuf, Jakarta: Kalam Mulia, 2012 II 28 25

27. W.A Gerungan, Psikologi Sosial, Bandung:

Eresco, 1983 II 32 27

28.

Khotimah, Interaksi Sosial Masyarakat Islam dan

Kristen di Dusun Mulia Kecamatan Tembang

Kabupaten Kampar, Jurnal Penelitian Sosial

Keagamaan, Vol.19, No.2 Juli-Desember 2016

II

33

36

38

27

28

28

29 Imam Suprayogo, Sosiologi Agama, Malang: UIN

Malang Press, 2006 II 34 27

30. M. Cholil Masyur, Sosiologi Masyarakat Desa

dan Kota Surabaya: Usaha Nasional, 1984 II 35 28

31. Soejono Soekanto, Pengantar Sosiologi, Jakarta:

PT RajaGrafindo, 1982

II

37

39

40

41

28

29

29

29

32. Huzaemah Tahido Yanggo, Fikih perempuan

Kontemporer, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000 II 42 30

Page 63: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

33. Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Fiqh Muslimah,

Jakarta: Pustaka Amani, 1999

II

43

44

31

32

IV

41

50

51

52

59

66

66

67

34.

Andi Anirah, Sitti Hasnah, Pendidikan Islam Dan

Etika Pergaulan Usia Remaja (Studi Pada Peserta

Didik Man 2 Model Palu), Istiqra’ Jurnal

Penelitian Ilmiah, ISSN: 2338-025X Vol. 1, No. 2

Juli-Desember 2013

II 45 32

35.

Itsna Fitria Rahma, Etika Pergaulan Remaja

Muslim yang Ramah Ditinjau dari Konsep Peace

Education; Studi di SMA Islam Al Azhar 14

Semarang, Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume

1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287

- E-ISSN: 2527-6794,

II 46 34

36.

Hanisah Osman, Faculty of Islamic Study,

Universiti Kebangsaan Malaysia, Islamic View on

the Muslim Ethics of Loving, World Applied

Sciences Journal 27 (10): 1380-1384, DOI:

10.5829/idosi.wasj.2013.27.10.1497, ISSN 1818-

4952, 2013

II

IV

47

42

35

59

37.

In’amul wafi, Prinsip Pendidikan Moral Pada

Surat An-Nur Ayat 30–31 Dalam Perspektif

Psikologi Islam, At-Ta’dib Vol.4 No.1 Shafar

1429

II

48 37

38. Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, Jakarta:

Prenadamedia Group, 2016 III 1 38

39. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an,

Bandung: Mizan, 1997 III 2 39

40. Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-

Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998 III 3 40

41. M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jilid 9,

Jakarta: Lentera Hati, 2002

IV

1

2

3

4

43

43

43

44

Page 64: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

5

6

8

12

14

20

22

24

30

31

33

34

35

36

44

44

45

46

48

50

50

51

54

54

55

55

55

57

42.

Syaikh Ahmad Syakir, Mukhtasar Tafsir Ibnu

Katsir, trj. Suratman, J.4, jakarta: Darus Sunnah

Press, 2014

IV

7

9

10

11

15

16

17

18

25

26

27

28

29

32

45

46

46

46

48

48

49

50

51

51

51

53

53

54

43. Hamka, Tafsir Al-Azhar Juzu’ XVIII,

Jakarta:Pustaka Panjimas, 1982

IV 13

19

47

50

Page 65: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

21

23

50

51

44. Syaikh Shafiyyur Rahman al-Mubarakfuri, Shahih

Tafsir Ibnu Katsir, trj. Tim Pustaka Ibnu katsir,

J.6, Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2006

IV 37 57

45. Murthada Muthahari, Hijab Gaya Hidup Wanita

Islam, Bandung: Mizan, 1995 IV 38 57

46. Muhammad Munir Jimbaz, Karakter Orang

Sukses Dunia-Akhirat, Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 1993

IV

39

43

44

45

58

60

61

61

47. Fuad Moch. Fachruddin, Aurat Dan Jilbab,

Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1984 IV 40 58

48. St. Aminah, Kunci Wanita Shalihah, Semarang:

PT. Toha Putra, 1997 IV 46 62

49. Khaulah binti Abdul Kadir Darwis, Bagaimana

Muslimah Bergaul, Jakarta: Pustaka Al-Kausar,

1993

IV 47

49

63

65

51. M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Ciputat:

Lentera Hati, 2009 IV 48 64

52. Husein Shahab, Jilbab Menurut Al-Qur’an dan

As-sunnah, Bandung: Mizan, 1995 IV 53 67

Jakarta, 04 Juli 2019

Yang mengesahkan,

Pembimbing

Abdul Ghofur, M.Ag.

NIP. 19681208 1997031 1 003

Page 66: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM INTERAKSI SOSIAL DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skripsi berjudul Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan Selain

35%SIMILARITY INDEX

35%INTERNET SOURCES

3%PUBLICATIONS

15%STUDENT PAPERS

1 10%

2 4%

3 3%

4 1%

5 1%

6 1%

7 1%

8 1%

9

Pendidikan Akhlak dalam Interaksi Sosial dengan selainMahram Perspektif QS. An-Nur Ayat 30-31ORIGINALITY REPORT

PRIMARY SOURCES

repository.uinjkt.ac.idInternet Source

repository.uinsu.ac.idInternet Source

ejournal.unida.gontor.ac.idInternet Source

docobook.comInternet Source

putra-hasan.blogspot.comInternet Source

repositori.uin-alauddin.ac.idInternet Source

eprints.walisongo.ac.idInternet Source

etheses.uin-malang.ac.idInternet Source

www.repository.uinjkt.ac.id