pendekatan diagnosis rematik.doc

33
BAB I PENDAHULUAN Nyeri sendi atau arthralgia sering kali dihubungkan dengan peradangan pada sendi atau arthritis. Arthritis adalah suatu reaksi tubuh terhadap proses berbagai penyakit termasuk trauma pada sendi (fraktur), infeksi virus dan bakteri, serta gangguan sendi oleh karena reaksi tubuh (penyakit autoimun). Penyakit yang mengenai sistem muskuloskletal, dapat bersifat terlokalisasi pada sendi, dapat pula disertai gejala sistemik dan keterlibatan organ lain misalnya ginjal, kulit, paru, mata, dan sistem darah. Perlu diingat bahwa keluhan muskuloskletal dapat merupakan gejala awal penyakit non rematik misalnya kanker, penyakit endokrin dan lain-lain. Terdapat sekitar 100 macam arthritis dengan berbagai penyebab yang berbeda. Di Amerika jenis arthritis yang paling sering adalah Osteoarthritis. Arthritis dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan dari semua umur. Di Amerika sekitar 37 juta penduduk 1

Upload: rusmin-usman

Post on 25-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jjk

TRANSCRIPT

Page 1: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

BAB I

PENDAHULUAN

Nyeri sendi atau arthralgia sering kali dihubungkan dengan peradangan

pada sendi atau arthritis. Arthritis adalah suatu reaksi tubuh terhadap proses

berbagai penyakit termasuk trauma pada sendi (fraktur), infeksi virus dan bakteri,

serta gangguan sendi oleh karena reaksi tubuh (penyakit autoimun).

Penyakit yang mengenai sistem muskuloskletal, dapat bersifat terlokalisasi

pada sendi, dapat pula disertai gejala sistemik dan keterlibatan organ lain misalnya

ginjal, kulit, paru, mata, dan sistem darah. Perlu diingat bahwa keluhan

muskuloskletal dapat merupakan gejala awal penyakit non rematik misalnya

kanker, penyakit endokrin dan lain-lain.

Terdapat sekitar 100 macam arthritis dengan berbagai penyebab yang

berbeda. Di Amerika jenis arthritis yang paling sering adalah Osteoarthritis.

Arthritis dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan dari semua umur. Di

Amerika sekitar 37 juta penduduk menderita arthritis dalam berbagai bentuk.

Jumlah ini berarti 1 dari 7 orang Amerika menderita arthritis. Pada kelompok umur

>50 tahun, penderita gangguan sendi lebih banyak pada perempuan dan

kebanyakan sakit sendi bentuk osteoathritis.

Untuk dapat menentukan diagnosis suatu penyakit dari keluhan arthritis

atau nyeri sendi, dibutuhkn suatu pendekatan diagnosis yang tepat agar dapat

melanjutkan terapi atau penanganan yang sesuai dengan jenis penyakitnya. untuk

itu dalam kepustakaan ini akan dibahas pendekatan diagnosis penyakit nyri sendi.

1

Page 2: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Dan Fisiologi Sendi

Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan

tulang-tulang tersebut dapat bergerak satu sama lain, maupun tidak dapat bergerak

satu sama lain.pada sendi sinovial dilapisi oleh suatu kartilago yang terbagi atas dua

bagian yaitu kondrosit dan matriks ekstraseluler. Matriksekstraseluler yang

mengandung banyak kolagen tipe II, IX, dan XI serta proteoglikan (terutama

agregat). Agregat adalah hubungan antara terminal sentral protein dengan asam

hialuronatmebentuk agreratyang dapat menghisap air. Sesudah kekuatan kompresi

hilang maka air akan kembali pada matriks dan kartilago kembali seperti semula.

Jaringan kolagen merupakan molekulprotein yang kuat. Kolagen ini berfungsi

sebagai kerangka dan mencegah pengembangan berlebihan dari agregat

proteoglikan.

Rawan sendi hanya mempunyai sedikit kemampuan untuk penyembuhan

(reparasi). Agar tetap berfungsi dengan baik, rawan sendi hanya dapat menanggung

perubahan sebab fisis sedikit yaitusebesar 25kg/cm3. Fungsi utama rawan sendi

yaitu disamping memungkinkan gesekan padagerakan, juga menyerap energi beban

dengan mengubah bentuk dan dengan efektif menyebarkan beban tersebut pada

suatu daerah yang luas.

2

Page 3: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

3

Page 4: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

Gambar 1: Sendi normal

Mekanisme pertahanan sendi diperankan oleh pelindung sendi yaitu :

Kapsula dan ligamen sendi, otot-otot, saraf sensori aferen dan tulang di dasarnya.

Kapsula dan ligamen-ligamen sendi memberikan batasan pada rentang gerak

(Range of motion) sendi. Cairan sendi (sinovial) mengurangi gesekan antar

kartilago pada permukaan sendi sehingga mencegah terjadinya keletihan kartilago

akibat gesekan. Protein yang disebut dengan lubricin merupakan protein pada

cairan sendi yang berfungsi sebagai pelumas. Protein ini akan berhenti disekresikan

apabila terjadi cedera dan peradangan pada sendi.

Ligamen, bersama dengan kulit dan tendon, mengandung suatu

mekanoreseptor yang tersebar di sepanjang rentang gerak sendi. Umpan balik yang

dikirimkannya memungkinkan otot dan tendon mampu untuk memberikan tegangan

yang cukup pada titik-titik tertentu ketika sendi bergerak. Otot-otot dan tendon

yang menghubungkan sendi adalah inti dari pelindung sendi. Kontraksi otot yang

terjadi ketika pergerakan sendi memberikan tenaga dan akselerasi yang cukup pada

anggota gerak untuk menyelesaikan tugasnya. Kontraksi otot tersebut turut

meringankan stres yang terjadi pada sendi dengan cara melakukan deselerasi

sebelum terjadi tumbukan (impact). Tumbukan yang diterima akan didistribusikan

ke seluruh permukaan sendi sehingga meringankan dampak yang diterima. Tulang

di balik kartilago memiliki fungsi untuk menyerap goncangan yang diterima.

4

Page 5: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

Kartilago berfungsi sebagai pelindung sendi. Kartilago dilumasi oleh cairan

sendi sehingga mampu menghilangkan gesekan antar tulang yang terjadi ketika

bergerak. Kekakuan kartilago yang dapat dimampatkan berfungsi sebagai penyerap

tumbukan yang diterima sendi. Perubahan pada sendi sebelum timbulnya OA dapat

terlihat pada kartilago sehingga penting untuk mengetahui lebih lanjut tentang

kartilago.

Terdapat dua jenis makromolekul utama pada kartilago, yaitu Kolagen tipe

dua dan Aggrekan. Kolagen tipe dua terjalin dengan ketat, membatasi molekul –

molekul aggrekan di antara jalinan-jalinan kolagen. Aggrekan adalah molekul

proteoglikan yang berikatan dengan asam hialuronat dan memberikan kepadatan

pada kartilago. Kondrosit, sel yang terdapat di jaringan avaskular, mensintesis

seluruh elemen yang terdapat pada matriks kartilago. Kondrosit menghasilkan

enzim pemecah matriks, sitokin { Interleukin-1 (IL-1), Tumor Necrosis Factor

(TNF)}, dan faktor pertumbuhan. Umpan balik yang diberikan enzim tersebut akan

merangsang kondrosit untuk melakukan sintesis dan membentuk molekul-molekul

matriks yang baru. Pembentukan dan pemecahan ini dijaga keseimbangannya oleh

sitokin faktor pertumbuhan, dan faktor lingkungan.

B. DEFINISI

Nyeri sendi atau arthralgia sering kali dihubungkan dengan peradangan

pada sendi atau arthritis. Arthritis adalah suatu reaksi tubuh terhadap proses

5

Page 6: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

berbagai penyakit termasuk trauma pada sendi (fraktur), infeksi virus dan bakteri,

serta gangguan sendi oleh karena reaksi tubuh (penyakit autoimun).

Terdapat sekitar 100 macam arthritis dengan berbagai penyebab yang

berbeda. Di Amerika jenis arthritis yang paling sering adalah Osteoarthritis.

Arthritis dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan dari semua umur. Di

Amerika sekitar 37 juta penduduk menderita arthritis dalam berbagai bentuk.

Jumlah ini berarti 1 dari 7 orang Amerika menderita arthritis. Pada kelompok umur

>50 tahun, penderita gangguan sendi lebih banyak pada perempuan dan

kebanyakan sakit sendi bentuk osteoathritis.

C. KLASIFIKASI

Secara garis besar penyakit rematik diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Inflamasi dan non inflamasi

2. Artikuler atau periartikuler

3. Akut atau kronis

4. Mono/oligoartritis/poliartritis

1. INFLAMASI & NON INFLAMASI

a. Penyakit Rematik Inflamasi

Ditandai dengan demam, kaku sendi (kekakuan sendi biasanya > 1 jam) berat

badan turun, kelemahan, pada pemeriksaaan sendi didapatkan sinovitis, atau tanda-

tanda radang sendi seperti bengkak, kemerahan, nyeri. Pada pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan LED, CRP, penurunan albumin.

Contoh penyakit sendi inflamasi:

Sistemik Lupus Eritematosa (SLE), Rheumatoid Artritis (RA), Reaktif artritis,

artritis infeksi, cristal induced arthritis.

6

Page 7: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

b. Non Inflamasi arthritis

Tidak didapatkan gejala sistemik, maupun tanda radang pada sendi, dan

pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.

Misalnya pada Osteoartritis dan fibromyialgia.

Tabel I . Penyakit rematik inflamasi dan non inflamasi

Non inflamsiContoh : OA

Inflamasi (contoh.: RA, lupus)

Gejala Kaku sendiGejala sistemik Puncak nyeri InstabilititasSimetris (bilateral)

Tanda Nyeri tekanTanda inflamasiMultisistem Kelainan labaratorium

Kurang dari 1 jamTidak ada Setelah aktivitas lama Seringkali disertai kelemahan Jarang

JarangJarangTidak Tidak

Lebih dari 1 jamAdaSetelah istirahat Jarang Sering

Sering yaSeringSering

2. ARTIKULER ATAU PERIARTIKULE

a. Struktur artikuler

adalah: sinovium, cairan sinovial, articular cartilage dan kapsul sendi.

Jumlah sendi yang terkena :

1) Mono artikuler ( mengenai satu sendi).

2) Oligoartikuler atau pauciartikuler 2-4 sendi.

3) Polyartikuler > 4 sendi.

b. Struktur periartikuler adalah : tendon, bursa, ligament, otot, tulang, fascia, sistem

syaraf, permukaan kulit.

Tabel.2 : Secara klinis untuk membedakan artikuler dan peri artikuler

7

Page 8: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

Gambaran klinis Artikuler PeriartikulerStruktur anatomi Sinovium, cairan sinovia,

kartilago, kapsul sendiTendon , bursa ligamen, otot, tulang fasia, serat saraf kulit

Tempat nyeri Difus, nyeri tekan dalam Fokal. ’point’Nyeri gerak Nyeri gerak aktif / pasif pada

semua arahNyeri aktif gerak pada posisi tertentu

Bengkak Sering (tulang/ jar.lunak) Jarang

3. AKUT DAN KRONIK

a. Akut: bila timbul gejala kurang dari 6 minggu.

b. Kronik: bila gejala klinik lebih dari 6 minggu. Sifat serangan artritis: Interminten

sering dijumpai pada gout artritis, migratory sering dijumpai pada artritis

gonorrhoe.

Penyebab :

Diferensial diagnosis

Jumlah dan gambaran sendi yang terlibat:

Acute monoartritis : artritis infeksi, artritis gout, trauma.

Asymetric oligoartritis : (<5 sendi) : osteoartritis, artitis reaktif.

Symetris poliartikuler : artritis reumatoid, SLE.

Keterlibatan spine, sendi sacroiliaka, sendi strenoclavikula : ankylosing spondilitis.

Pada tangan DIP : heberden’s node, psoriatik artritis.

PIP   : Bouchard’s node, artitis reumatoid

MCP : artritis reumatoid

Fibromyalgia : nyeri difus, tanpa disertai artritis

Myositis : kelemahan otot, dengan artritis

8

Page 9: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

Review organ sistem:

Rash : SLE, vaskulitis, artitis psoriatik , dermatomiositis, adult’s onzet still diseases

& lyme diseases.

Eye involment : Sjorgen’s syndrome, RA, seronegatif spondyloarthropati, arteritis,

temporalis, Behcet’s disease & Wargener Granulomatosis.

Oral ulcer : SLE, enteropathic arthritis & Behcet’s disease

Raynaud’s phenomenon : skleroderma, SLE, RA MCTD

Pleuritis/pericarditis : RA,SLE,MCTD

CNS involment : SLE, vaskulitis, lyme disease

GI involment : arthritis enteropatik, polymyositis, skleroderma

9

Page 10: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Rematik

1. ANA TES

ANA tes adalah pemeriksaan antibodi terhadap inti sel, saat ini banyak cara

untuk deteksi. Antibodi ini digunakan untuk pemeriksaan penyakit autoimun.

Sensitivitas dan spesifisitas, tergantung metode pemeriksaan yang sering digunakan

untuk deteksi antibodi ini adalah metode indirect immunoflorescence atau

immunoenzym assay. Kelemahan dari metode ini setiap laboratorium mempunyai

sensitivitas spesifisitas yang berbeda. Metode IIF dengan rodent liver atau human

epithelial (Hep2) tissue sensitif. Banyak laboratorium yang menggunakan human

epithelial cell line sebagai substrat Hep 2 cell lebih banyak menghasilkan positip

ANA dari pada jaringan tikus. ANA adalah IgG antibodi dan IgM antibody tidak

mengandung arti klas IgG biasanya pasti suatu penyakit autoimun. Hasil tes ANA

dengan metode Metode IIF, selain titernya juga dapat dilihat pattern. Speckled

dihubungkan dengan antibodi extractable nuclar antigen (anti Ro, anti La, Sm,

RNP,Scl-70,Jo-1). Nucleolar dijumpai pada skleroderma, SLE, myositis homogen

menggambarkan antibodi yang terkandung: dsDNA, antibodi histone, Rim.

2. Rheumatoid faktor

Rheumatoid faktor adalah imunoglobulin yang bereaksi dengan molekul

IgG. Sebagaimana ditunjukkan namanya, Rheumatoid faktor terutama dipakai

untuk mendiagnosa dan memantau rheumatoid arthritis. Semua penderita dengan

Rheumatoid Arthritis (RA) menunjukkan antibodi terhadap IgG yang disebut faktor

rheumatoid atau antiglobulin. Faktor ini merupakan suatu faktor anti-

gammaglobulin. Kadar rheumatoid faktor yang sangat tinggi menandakan

prognosis buruk dengan kelainan sendi yang berat dan kemungkinan komplikasi

sistemik. Dengan pemeriksaan rheumatoid faktor pada penderita tersangka

10

Page 11: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

Rheumatoid arthritis dapat digunakan untuk membantu diagnosa Rheumatoid

arthritis. Metode untuk deteksi antibodi ini: latex immunofixation test dan

dilaporkan dalam bentuk titer, sedangkan nephelometric assays dilaporkan dalam

bentuk internasional unit.

3. LED

Laju endap darah (erithrocyte sedimentation rate, ESR) yang juga disebut

laju sedimentasi eritrosit adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang

belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik.

LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis,

kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan

kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan).

Metode pemeriksaan: metode Westergren. Merupakan petanda non spesik

jaringan inflamasi, LED dapat meningkat pada beberapa kondisi: anemia, penyakit

ginjal, hiperkolesterol, wanita, kehamilan, kontrasepsi oral, keganasan, dan

penyakit thyroid.

4. C Reaktif protein ( CRP )

Termasuk dalam plasma protein yang secara normal diproduksi oleh hati. CRP

merupakan beta globulin yang terdapat dalam serum, dalam kondisi normal

kadarnya sangat sedikit.Yang termasuk dalam kelompok protein ini antara lain:

a) Protein koagulase: fibrinogen & prothrombin

b) Transport protein: haptoglobulin, transferin, & ceruplasmin

c) Komponen komplemen: C3,C4

d) Lain-lain: fibronectin, CRP, ferritin, & amyloid-A

11

Page 12: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

Merupakan komponen dari innate imune respon yang berfungsi untuk

mengenali patogen asing dan kerusakan sel dengan cara pengikatan terhadap

permukaan phosphocholine. Pada inflamasi akut maupun kronik didapatkan

peningkatan CRP yang tajam. Kadar CRP meningkat pada kegemukan, perokok,

penyakit koroner, keganasan, & diabetes. Kadar CRP sangat bermanfaat untuk

evaluasi aktivitas penyakit RA, kadar meningkat dihubungkan dengan progresifitas

penyakit secara radiologis. Pada SLE, kadarnya rendah bila kondisi penyakit aktif,

bila ada peningkatan maka dipikirkan adanya infeksi bakterial.

Normal : < 0,8 mg/dl.

5. Komplemen

Kaskade komplemen melibatkan lebih dari 30 protein dan 15% merupakan

globulin dari protein plasma, telah dikenal ada 3 jalur aktivasi komplemen.

Penyakit rematik seringkali dijumpai pembentukan imun komplek dan aktivasi

komplemen, misalnya pada SLE, Cryoglobulin vaskulitis. Pada SLE dijumpai C3

& C4 yang menurun.

12

Page 13: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

GAMBARAN RADIOLOGIS

1. Osteoartritis

Penyempitan ruang antar sendi yang tidak sama, keterlibatan sendi bisa

unilateral atau bilateral, selain itu didapatkan kista subkondral dan pembentukan

tulang subkondral dan tidak didapatkan erosi. Sendi yang sering terkena ialah jari-

jari tangan, kaki, pinggul, lutut, lumbal, dan servical. OA pada tulang belakang

seringkali dihubungkan dengan degenerative disk disease, penyepitan diskus atau

sendi apophyseal.

Gambar 2: gambaran radiologi X-ray penderita OA sebelah kanan

2. Rheumatoid Artritis

Gambaran radiologisnya simetris pada sendi kecil. Unilateral biasanya pada

sendi besar, perubahan radiologis sering didapat pada tangan, kaki lutut dan

pinggul, jarang pada bahu dan siku. Gambaran radiologis: periarticular soft tissue

swelling, malalignment: subluxasi, dislokasi, erosi margianl (subchnondral bone

erosion), osteoporosis oleh karena hiperemia kronik inflamasi pada daerah

juxtaarticuler, tidak didapatkan pembentukan tulang baru, penyempitan celah sendi.

Pada fase awal biasanya dijumpai soft tissue swelling disekitar sendi yang terkena

13

Page 14: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

dan disertai periartikuler osteoporosis. Erosi yang awal pada tangan pada PIP dan

MCP, pergelangan tangan, soft tissue atropy dan subcutan nodule biasanya muncul

pada stadium lanjut. Hampir 50% sendi panggul terkena; gambaran radiologis

hilangnya ruang antara sendi akibat ptotusi caput femoris pada acetabulum.

Gambar 3: gambaran foto x-ray sendi tangan normal pada gambar 1, sendi tangan dengan rheumatoid arthritis pada gambar 2

3. Ankylosing Spondilitis

Terutama mengenai tulang belakang (Axial skeleton) distribusinya pada

sendi tulang belakang dan sacroilikal. Sendi pinggul, bahu, lutut, tangan dan kaki

jarang terkena. Pada stadium awal didaptakan pada sakroiliaka, bilateral dan

simetris: gambaran klasik radiologisnya ” Bamboo spine ”. Pada stadium awal

vertebrata tampak seperti kubus densitas tulang normal sebelum ankilosing dan

porotik setelah ankilosing.

14

Page 15: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

Gambar 4:Gambaran radiologi x-ray Ankylosing Spondilitis sbelah kiri

4. Artritis Psoriatik

Gambaran radiologisnya sangat berbeda dengan RA, pada artritis psoriatik

didapatkan periostal bone proliferasi, sedangkan pada RA tidak didapatkan sifat

bilateral, asymetrik, normal bone mineralization. Sendi yang terkena: tangan kaki,

SI dan tulang belakang. Periartikuler soft tissue swelling dikenal dengan ”Sausage

digit” artritisnya mungkin erosif, pada stadium lanjut terdapat erosi yang hebat

yang menimbulkan ’Pencil-in-cup’ deformitas. Sendi sakroilika biasanya bilateral

tidak simetris, erosi, dan proliferasi kondisi yang sering dijumpai.

Gambar 5: Gambaran radiologi x-ray Artritis Psoriatik menunjukkan gambaran ’Pencil-in-cup’ (panah)

15

Page 16: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

5. Artritis Gout

Perubahan radiologi hanya terjadi setelah bertahun-tahun timbulnya gejala.

Terdapat predileksi pada MTP pertama, walaupun pergelangan kaki, lutut, siku, dan

sendi lainnya juga dapat terlibat. Pada foto polos dapat memperlihatkan efusi dan

pembengkakkan sendi, erosi tulang yang yang menimbulkan gambaran “punched

out” yang berada terpisah dari permukaan artikuler. Tofi mengandung natrium urat

dan terdepoit pada tulang, jaringan lunak dan sekitar sendi. Kalsifikasi pada tofi

juga dapat ditemukaa, dan tofi intraoseus dapat membesar hingga menyebabkan

destruksi sendi.

Gambar 6: Gambaran radiologi x-ray menunjukkan gambaran tofi (panah) dan erosi tulang yang menyerupai “punched out” (lingkaran)

16

Page 17: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

Algoritma 1. Pendekatan Diagnosis Penderita Monoartritis

17

Mono/oligoartritis

Riwayat penyakit & pemeriksaan fisik

Signifikan trauma / focal bone pain X-ray

Evaluasi

Efusi / inflamasi ?Aspirasi cairan sendi

Fracture, tumor, or metabolic bone diseases

Nyeri tekan / trigger points

Bursitis, tendinitis, or fibromyalgia

Kemungkinan Non Inflamasi

Darah Elemet Bone marrow present

> 2000 lekosit> 75% PMNs

Osteoartritis, soft tissue injury,

infeksi virus

Coagulopathy, pseudogout,

tumor, trauma, or Charcot joint

Intra-articular fracture

Tdk berhasil

Berhasil

abnormal

normal

Monosodium urate (gout)

Calcium pyrophosphate

dihydrate (pseudogout)

Kristal (+) KulturPositip

Arthritis infeksi

*Synovial Fluid Culture as well as cervical urethral, pharingeal at all and or rectal evaluations for Gunococcus and chlamydia when suspected

Kultur Sterile

Suspect: RA, JRA, viral, sle, lyme, sarcoidosis, or

spondylarthropathy

Check :dl , LED, RF: LFTs, HLA-B27, ANA,Lyme serologics and Radilogis pelvis

Page 18: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

Algoritma 2. Pendekatan Diagnosis Penderita Polyarthralgia

18

Tender Points ?Fibromyalgia or

Multiple sites of bursitis or tendinitis

Systemic rheumatic

disease

evaluasi :DL, LED, RF, ANA; kreatinin, urinalisis, aspirasi cairan sendi Joint aspiration

Consider :Liver Function TestsHepatitis B and C Radiologi TSHCalciumAlbuminAlkaline Phosphatase

artralgia Viral Osteoarthritis

Kelainan jar lunak Soft HypothyroidismNyeri Neuropatik

Metabolic bone diseaseDepresi

artritis Viral, awal penyakit rematik

sitemik

evaluasi:darah lengkapLiver Function Tests

serologi:Hepatitis B and C Parvovirus

Follow-Up

Poliarthralgia

Riwayat penyakit & pemeriksaan fisik

Synovitis ?

Gejala > 6 minggu

Page 19: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

Tabel 3. Analisa Cairan Sinovial

Pemeriksaan Normal Non-Inflamasi inflamasi Septik Haemorrhagic

Viskositas Tinggi Tinggi Rendah Rendah Variatif

Warna Tdk

berwarna

Tdk berwarna Kuning Variatif Darah

Kejernihan Jernih Jernih Berkabut Keruh Keruh

Lekosit < 200 50-100 1.000-75.000 >65.000 Erytrosit >

leko

Defensial

diagnosis

OA, SLE

Amyloidosis,

Osteonekrosis,

Charchot’s

joint, trauma,

tumors.

RA, PsA, ReA

Kristal

artropathy

SLE,

skleroderma

infeksi

Bakteri,

jamur

TBC

Trauma

hemofilia

charcot’s joint

19

Page 20: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

Tabel 4. Gambaran dan Penyebab Monoartitis

Jenis Gambaran klinik Penyebab

Artritis Infeksi Akut; disertai demam,

lekositosis, kultur cairan

sendi : +

Bakteri (gonococci and Staphylo-

coccus aureus), virus (HIV, hepatitis

B), jamur myco-bacteria, Lyme

disease.

Crystal-

induced

arthritis

Akut; nyeri sendi hebat,

didapatkan kristal pada

pemeriksaan cairan sendi

Monosodium urate crystals (gout),

CPPD

Osteoartritis Sendi extremitas bawah;

analisa cairan sendi non

inflamasi

Primer / sekunder hemochromatosis

Trauma Anamnesis trauma + Fracture, hemarthrosis,

Tumors Jarang Jinak / ganas, primer/metastase

Penyakit

sistemik

Jarang Psoriatic arthritis, SLE, ReA, RA

20

Page 21: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

Table 5. Gambaran dan penyebab Polyarthritis

Inflammatory

Poliartikuler

RA (perifer, biasanya simmetris)

Arthritis viral (akut onset)

SLE

PsA (jarang)

Palindromic rheumatism (serangan berulang )

Oligoarticular, axial involvement (asymmetris, sendi ekstremitas bawah)

Seronegative spondyloarthropathi (AS, ReA, PsA, dan arthritis enteropatik )

Oligoarticular ,tanpa axial involvement (usually asymmetric)

Arthritis enteropatik

Penyakit Lyme

Poliarticular gout (lebih sering monoartikular)

CPPD (Calcium pyrophosphate dehydrate)

Endokarditis Bakteri

Arthritis Septik arthritis

Sarcoidosis

Behcet’s disease and relapsing polychondritis (rare)

Rheumatic fever (usually migratory)

Noninflammatory

OA of the hands, Generalized OA, Posttraumatic OA

OA secondary to metabolic diseases (hemochromatosis, ochronosis, acromegaly)

Sickle cell disease

Hypertrophic osteoarthropathy

Other (rare) : Leukemia,Hemophilia. Amyloidosis

DAFTAR PUSTAKA

21

Page 22: PENDEKATAN DIAGNOSIS REMATIK.doc

1. Yatim. Faisal, PENYAKIT TULANG DAN PERSENDIAN Arthritis Atau

Artrhralgia. edisi 1, Jakarta, Pustaka Populer Obor, 2006

2. Sloane. Ethel, ANATOMI DAN FISIOLOGI UNTUK PEMULA, Editor edisi bahasa

indonesia: Palupi widyastuti, Jakarta: EGC, 2003,

3. Taslim. Arnadi, Pemeriksaan CRF, Faktor Reumatoid, Autoantibodi dan

Komplemen, dalam Aru W. Sudoyo dkk., BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM

EDISI V jilid 2, Jakarta: interna publishing, 2009

4. Zuljasri Albar, Pemeriksaan Pencitraan Dalam Bidang Reumatologi dalam Aru W.

Sudoyo dkk., BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM EDISI V jilid 2, Jakarta:

interna publishing, 2009

5. Harrison’s., Principle of Internal Medicine, 16th edition, editors Kasper, D.L,  et. al.,McGarw-Hills Companies, New York, 2005

6. Cush JJ and Kavanaugh AF..Evaluation of Musculoskletal complaints. In :

Rheumatology diagnosis and therapeutics. Philadelphia. Lippincott Williams &

Wilkins.1999.pp.1-15.

7. Velazquez CR. Approach to the Rheumatology patient. Subspecialty consult Series

Rheumatology subspecialty consult Editors : Latinis KM, Dao K,Gutierreez E,

Spephhered R and Velazquez CR. Philadelphia. Lippincott Williams &

Wilkins.2004. pp.1-39

8. American College of Rheumatology ad hoc Committee on Clinical Guidelines for

the initial evaluation of the adults patients with acute musculosketal symptoms.

Arthritis and Rheumatism 1996;39 (1) : 1-8

9. Pradip R. patel. (2007). lecture notes Radiologi. edisi kedua. Jakarta: Penerbit

Erlangga

10. Gambar radiologi diakses dari http://www.learningradiology.com

22