pendampingan pembuatan wayang …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/laporan_akhir... · ... 8...

31
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG KONTEMPORER UNTUK KEGIATAN MENDONGENG BAGI GURU TK DI KOTA SINGARAJA Oleh: Dr. I Made Tegeh, M.Pd. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd. Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd. Dr. I Komang Sudarma, M.Pd. Nice Maylani Asril, S.Psi., M.Psi.,Psikolog. Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 16/UN48.15/LPM/2014 tanggal 13 Pebruari 2014 JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2014

Upload: dominh

Post on 17-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG

KONTEMPORER UNTUK KEGIATAN

MENDONGENG BAGI GURU TK

DI KOTA SINGARAJA

Oleh:

Dr. I Made Tegeh, M.Pd.

Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd.

Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd.

Dr. I Komang Sudarma, M.Pd.

Nice Maylani Asril, S.Psi., M.Psi.,Psikolog.

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan

Ganesha dengan SPK Nomor: 16/UN48.15/LPM/2014 tanggal 13 Pebruari 2014

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

TAHUN 2014

Page 2: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara
Page 3: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

iii

PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG KOMTEMPORER UNTUK

KEGIATAN MENDONGENG BAGI GURU TK DI KOTA SINGARAJA

Oleh:

Dr. I Made Tegeh, M.Pd.

Drs. I Nyoman Jampel, M.Pd.

Dr. I Komang Sudarma, M.Pd.

Dr. I Komang Sudarma, M.Pd.

Nice Maylani Asril, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

RINGKASAN

Berdasarkan latar belakang masalah, maka secara umum masalah yang dapat

dirumuskan adalah “Perlunya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru TK

di Kota Singaraja dalam memproduksi media wayang kontemporer untuk kegiatan

mendongeng”. Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan P2M ini adalah “meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan guru TK di Kota Singaraja dalam memproduksi media

wayang kontemporer untuk kegiatan mendongeng”.

Khalayak sasaran yang akan dilibatkan dalam kegiatan P2M ini adalah para guru TK di

Kota Singaraja sebanyak 100 orang. Guru yang dijadikan sasaran P2M ini adalah guru-guru

TK di Kota Singaraja yang: (1) siap meluangkan waktu untuk didampingi membuat media

wayang kontemporer dan (2) memiliki motivasi yang tinggi untuk membuat wayang

kontemporer.

P2M ini akan dilaksanakan dalam bentuk pendampingan yang terdiri dari dua tahap

yaitu: tahap pertama, pendampingan umum tentang pengetahuan dan prosedur pembuatan

media wayang kontemporer dan tahap kedua, pendampingan secara intensif kepada lima

kelompok guru TK dari gugus TK di Kota Singaraja untuk memproduksi media wayang

kontemporer.

Kegiatan P2M ini telah mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para

guru untuk membuat media wayang kontemporer. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian

produk wayang kontemporer yang dihasilkan oleh para guru TK. Nilai rerata produk wayang

kontemporer yang dihasilkan oleh para guru TK adalah 88,89 berada pada kategori sangat

baik. Secara kualitatif terdapat beberapa saran yang diberikan oleh Tim Pengabdian Kepada

Masyarakat terhadap produk media wayang kontemporer.

Kata Kunci: pendampingan, wayang kontemporer, mendongeng

Page 4: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

iv

TIM PELAKSANA

1. Ketua Pelaksana

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. I Made Tegeh, S.Pd., M.Pd.

b. Golongan, Pangkat, dan NIP : III.c, Penata,

197108152001121001

c. Jabatan Fungsional : Lektor

d. Bidang Keahlian : Teknologi Pendidikan

e. Jurusan/Fakultas : Teknologi Pendidikan/FIP

f. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha

g. Waktu untuk Kegiatan ini : 8 jam/minggu

2. Anggota Pelaksana

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd.

b. Golongan, Pangkat, dan NIP : IVc, Pembina Utama Muda,195910101986031003

c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

d. Bidang Keahlian : Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

e. Jurusan/Fakultas : Teknologi Pendidikan/FIP

f. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha

g. Waktu untuk Kegiatan ini : 4 jam/minggu

3. Anggota Pelaksana

a. Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd.

b. Golongan, Pangkat, dan NIP : IV.c, Pembina Utama Muda, 195508181983031002

c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

d. Bidang Keahlian : Pendidikan Luar Sekolah

e. Jurusan/Fakultas : Teknologi Pendidikan/FIP

f. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha

g. Waktu untuk Kegiatan ini : 4 jam/minggu

4 Anggota Pelaksana

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. I Komang Sudarma, M.Pd.

b. Golongan, Pangkat, dan NIP : III.c, Penata, 197204202001121001

c. Jabatan Fungsional : Lektor

d. Bidang Keahlian : Teknologi Pendidikan

e. Jurusan/Fakultas : Teknologi Pendidikan/FIP

f. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha

g. Waktu untuk Kegiatan ini : 4 jam/minggu

5. Anggota Pelaksana

a. Nama Lengkap dan Gelar : Nice Maylani Asril, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

b. Golongan, Pangkat, dan NIP : III.a, 19875082012122001

c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

d. Bidang Keahlian : Psikologi

e. Jurusan/Fakultas : PG PAUD/FIP

f. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha

g. Waktu untuk Kegiatan ini : 4 jam/minggu

Page 5: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

v

PRAKATA

Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Mahaesa, karena berkat

karunia dan perlindungan Beliau, P2M yang berjudul “Pendampingan Pembuatan

Wayang Kontemporer untuk Kegiatan Mendongeng bagi Guru TK di Kota

Singaraja” dapat diselesaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Suksesnya pelaksanaan P2M ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Prof. Dr. Ketut Suma, M.S., Kepala

Unit Pelaksana Pendidikan Kecamatan Buleleng, Pengawas dan Kepala TK di

Kecamatan Buleleng, para guru TK peserta P2M, sekrertaris dan seluruh staf LPM

Undiksha, semua pihak yang membantu kegiatan ini, dan tim pengabdian kepada

masyarakat Undiksha. Saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan sebagai

bahan penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat

bagi para pembaca, khususnya mereka yang berkecimpung dalam dunia

pendidikan.

Akhirnya pelaksana berharap semoga kegiatan ini dapat memberikan

manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan profesionalisme

guru.

Singaraja, 10 September 2014

Penyusun

Page 6: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………….. i

RINGKASAN………………………………………………………….. iii

TIM PELAKSANA.................................................................................. iv

PRAKATA............................................................................................... v

DAFTAR ISI............................................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

1.1 Analisis Situasi........................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah................................................................ 3

1.3 Tujuan dan Manfaat Penerapan P2M...................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 5

2.1 Klasifikasi Media Pembelajaran.......................................... 5

2.2 Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran................................ 7

2.3 Media Grafis Wayang Kontemporer..................................... 9

2.4 Kegiatan Mendongeng............................................................ 11

3.5 Karakteristik Taman Kanak-Kanak....................................... 12

BAB III MATERI DAN METODE PELAKSANAAN................................ 14

3.1 Kerangka Pemecahan Masalah.................................................... 14

3.2 Realisasi Pemecahan Masalah.................................................... 14

3.3 Khalayak Sasaran........................................................................ 15

3.4 Metode yang Digunakan.............................................................. 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................17

4.1 Hasil…………………………………………………………….17

4.2 Pembahasan…………………………………………………….21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………23

5.1 Kesimpulan……………………………………………………..23

5.2 Saran……………………………………………………………23

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………24

Page 7: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Perjanjian Kerja Pengabdian Masyarakat

2. Surat Undangan Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat

3. Surat Undangan Pelatihan

4. Daftar Hadir Peserta

5. Piagam

6. Foto Kegiatan P2M

7. Instrumen Penilaian/Validasi Media

8. Logbook Kegiatan dan Penggunan Dana

Page 8: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Standar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah bagian integral dari

Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar

PAUD dirumuskan dengan mempertimbangkan karakteristik penyelenggaraan

PAUD terdiri atas empat kelompok, yaitu: (1) standar tingkat pencapaian

perkembangan, (2) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (3) standar isi,

proses, dan penilaian, dan (4) standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan

pembiayaan.

Pada standar keempat diatur pengelolaan PAUD, yaitu: (1) PAUD jalur

pendidikan formal dan (2) PAUD jalur pendidikan nonformal. PAUD jalur

pendidikan formal untuk anak usia 4-≤6tahun, terdiri atas Taman Kanak-

kanak/Raudhatul Athfal dan bentuk lain yang sederajat. PAUD jalur pendidikan

nonformal terdiri atas, Taman Penitipan Anak untuk usia 0-≤6tahun, Kelompok

Bermain untuk anak usia 2-≤6tahun, dan bentuk lain yang sederajat (untuk anak

usia 0-≤6tahun). Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) sebagaimana dinyatakan

dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 28 ayat 3

merupakan pendidikan anak usia dini ada jalur pendidikan formal yang bertujuan

membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang

meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa,

fisik/motorik dan seni untuk siap memasuki sekolah dasar (Direktorat Pembinaan

Pendidikan Anak Usia Dini, 2011).

Dalam menuju perkembangan kedewasaan setiap anak didik TK

memerlukan kesempatan untuk mengembangkan diri dengan ditunjang berbagai

fasilitas, sarana dan prasarana pendukungnya seperti media pembelajaran,

permainan, program-program pengembangan yang memadai serta suasana

pendidikan yang menunjang.

Konsep pembelajaran di TK adalah belajar melalui bermain. Untuk

mencapi konsep pembelajaran tersebut guru TK menggunakan berbagai strategi

Page 9: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

2

dan media pembelajaran. Pemilihan dan penggunaan media yang tepat sangat

mendukung ketercapaian lima lingkup perkembangan anak TK, yaitu (1) nilai-

nilai agama dan moral, (2) motorik, (3) kognitif, (4) bahasa, dan (5) sosial-

emosional. Untuk pengembangan lima lingkup perkembangan anak TK, para guru

TK telah berusaha memanfaatkan media sesuai dengan pengetahuan dan

pengalaman yang dimilikinya.

Berdasarkan hasil observasi pada pertengahan Pebruari 2013 di TK Negeri

Singaraja diketahui bahwa guru telah menggunakan berbagai metode dalam

pembelajaran. Salah satu metode yang digunakan oleh guru TK adalah metode

bercerita atau mendongeng. Metode ini menuntut keterampilan guru untuk

menyampaikan sesuatu cerita secara verbal. Anak-anak TK cukup antusias

mendengarkan dongeng yang disampaikan oleh guru.

Hasil wawancara dengan Kepala TK Negeri Singaraja, Ibu Luh

Sukraningsih, S.Pd. menunjukkan bahwa dalam metode mendongeng telah

digunakan media pembelajaran seperti boneka tangan dan boneka biasa.

Penggunaan media boneka tangan dan boneka biasa masih mengalami kendala,

yakni sulit mencari boneka yang sesuai dengan tokoh cerita dalam dongeng.

Persediaan boneka terbatas pada tokoh-tokoh tertentu saja.

Selain itu, penggunaan media boneka yang terlalu sering dalam

mendongeng, membuat anak TK merasa jenuh atau bosan. Hal ini dapat dilihat

dari kurang fokusnya anak-anak dalam mendengarkan dongeng yang disampaikan

oleh guru TK. Untuk itu, perlu dikembangkan media lain yang mendukung

kegiatan mendongeng bagi anak TK. Salah satu media alternatif yang dapat

dikembangkan adalah media grafis berupa media wayang kontemporer. Dengan

adanya media baru ini diharapkan kendala yang dihadapi ketika menggunakan

boneka untuk mendongeng dapat diatasi. Selain itu, keaktifan dan keterlibatan

anak TK dalam mendongeng dapat lebih ditingkatkan.

Page 10: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

3

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan analisis situasi di atas, maka masalah yang berhasil

diidentifikasi adalah adalah sebagai berikut.

1. Dalam kegiatan mendongeng, banyak guru TK hanya sekadar

mendongeng ataupun membacakan dongeng tanpa menggunakan media

yang relevan. Hal ini berakibat kegiatan mendongeng bagi anak TK

kurang menarik dan tidak melibatkan mereka secara aktif.

2. Beberapa guru TK telah menggunakan media boneka, boneka tangan, atau

gambar untuk mendukung kegiatan mendongeng. Kesulitan yang dihadapi

guru TK adalah mencari media-media tersebut karena keterbatasan

karakter tokoh yang didongengkan. Kesulitsan lainnya adalah para guru

TK belum memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memproduksi

media pendukung kegiatan mendongeng.

3. Penggunaan media untuk mendongeng yang tidak bervariasi dan monoton

menyebabkan kegiatan mendongeng kurang menarik bagi siswa TK.

Berdasarkan identifikasi masalah, maka secara umum masalah yang

dapat dirumuskan adalah: “Perlunya meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan guru TK di Kota Singaraja dalam memproduksi media wayang

kontemporer untuk kegiatan mendongeng”.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penerapan P2M

1.3.1 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan pustaka, maka tujuan yang

ingin dicapai melalui kegiatan P2M ini adalah “meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan guru TK di Kota Singaraja dalam memproduksi media

wayang kontemporer untuk kegiatan mendongeng”.

.

Page 11: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

4

1.3.2 Manfaat

Manfaat pelaksanaan P2M ini adalah sebagai berikut.

1. Memberikan wawasan kepada guru tentang tata cara pembuatan wayang

kontemporer, sehingga mereka termotivasi untuk mencoba membuat dan

menggunakan wayang kontemporer dalam kegiatan mendongeng.

2. Memberikan pengalaman langsung kepada guru tentang prosedur pembuatan

wayang kontemporer, sehingga guru mampu menghasilkan produk berupa

media wayang kontemporer.

Page 12: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Media Pembelajaran

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, memberikan

dampak pula pada sumber dan media pembelajaran seperti foto, slide, radio, film,

dan video, komputer dan lain-lain. Pada awalnya hanya dikenal beberapa jenis

media sederhana seperti buku bergambar, gambar, bagan, grafik, dan model yang

bisa digunakan dalam pembelajaran. Pertambahan jenis media dan perluasan

pemanfaatannya menimbulkan pemikiran untuk mengadakan pengklasifikasian

atau penggolongan media pembelajaran dari berbagai aspek.

Secara umum ada dua penggolongan media pembelajaran yang dibahas

dalam tulisan ini, yakni penggolongan media pembelajaran berdasarkan persepsi

indera dan penggunaannya.

Berdasarkan persepsi indera, media diklasifikasikan menjadi tiga kelas,

yakni media audio, media visual, dan media audio visual (Setyosari dan

Sihkabuden, 2005).

Klasifikasi media berdasarkan penggunaannya dapat dilihat dari sasaran

penggunanya dan cara penggunaannya. Berikut ini dipaparkan klasifikasi media

berdasarkan penggunaannya dilihat dari kedua sudut pandang tersebut.

Berdasarkan sasaran yang menggunakannya, media dapat dibedakan

menjadi tiga, yaitu: media pendidikan/pembelajaran yang penggunaannya secara

individual, media pendidikan/pembelajaran yang penggunaannya secara

kelompok (baik kelompok kecil maupun kelompok besar), dan media

pendidikan/pembelajaran yang penggunaannya secara massal (Degeng,

dkk.,1993).

Berdasarkan cara penggunaannya media pembelajaran dibedakan menjadi

dua, yakni media pembelajaran yang penggunaannya secara (1) tradisional atau

konvensional (sederhana) dan (2) modern atau kompleks.

Page 13: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

6

2.2 Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran

Sebelum menetapkan pilihan pada media yang akan digunakan dalam

pembelajaran, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pemilihan media

pembelajaran. Prinsip-prinsip ini berupa kriteria pemilihan media atau dasar-dasar

pertimbangan pemilihan media. Hal ini penting agar media yang dipilih benar-

benar efektif dan efisien.

Dick and Carey (dalam Sadiman, dkk., 2002) menyebutkan bahwa di

samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada

empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media.Pertama,

ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang bersangkutan tidak

terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri.

Kedua, apakah untuk membeli atau memproduksi media tersebut ada dana,

tenaga, dan fasilitasnya. Ketiga, faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan

dan ketahanan media yang bersangkutan untuk jangka waktu yang lama. Artinya

bisa digunakan di mana pun dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapan

pun serta mudah dijinjing dan dipindahkan. Faktor yang terakhir adalah

efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang. Sebab ada sejenis media

yang biaya produksinya mahal, namun bila dilihat kestabilan materinya dan

penggunaannya yang berulang-ulang untuk jangka waktu yang panjang mungkin

lebih murah dari media yang biaya produksinya lebih murah (misal brosur) tetapi

setiap waktu materinya diganti.

Rohani (1997) mengatakan bahwa faktor-faktor yang perlu

dipertimbangkan terhadap pemilihan (prioritas) pengadaan media pembelajaran

adalah : 1) relevansi pengadaan media tersebut, 2) kelayakan pengadaan media,

dan 3) kemudahan pengadaan media. Lebih lanjut Rohani mengemukakan

beberapa kriteria pemilihan dan pemanfaatan media, yaitu: 1) tujuan, 2)

ketepatgunaan (validitas), 3) keadaan peserta didik, 4) ketersediaan, 5) mutu

teknis, dan 6) biaya.

Page 14: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

7

Miarso (1987) mengemukakan tentang rumit dan sulitnya menetapkan

pilihan terhadap media pembelajaran karena hal ini didasarkan pada beberapa

faktor.

- Seberapa jauh situasi latar pekerjaan yang sebenarnya perlu ditiru dalam

program latihan atau pembelajaran ?

- Media apa yang dianggap paling praktis untuk memaketkan,

melaksanakan, dan memperbaharui program latihan atau pembelajaran ?

- Apakah diperlukan perlengkapan untuk menggunakan media yang

dipilih itu? Jika ya, apakah sudah tersedia? Apakah pengadaan peralatan

tertentu itu dapat dipertanggungjawabkan untuk keperluan pembelajaran

yang bersangkutan?

- Apakah media itu sesuai dengan kebutuhan belajar pebelajar (ditinjau

dari segi budaya, usia, kebiasaan belajar, dan sebagainya), atau malah

akan membingungkan mereka?

- Sejauh manakah pencapaian pebelajar harus sesuai dengan sasaran yang

telah ditentukan?

- Apakah nilai bahan pelajaran (perubahan tingkah laku yang diharapkan

terjadi, jumlah siswa yang belajar, atau isi mata pelajaran) sepadan

dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan media itu?

Ibrahim dan Syaodih S. (1996) mengemukakan beberapa faktor yang

perlu diperhatikan dalam memilih media yang tepat, yakni: jenis kemampuan

yang akan dicapai, kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri, kemampuan

guru menggunakan media, keluwesan atau fleksibilitas dalam penggunaannya,

kesesuaiannya dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada,

ketersediaannya, dan biaya.

Ali (2002) mengatakan bahwa faktor yang harus dipertimbangkan sebaik-

baiknya dalam pembelajaran dalam memilih media adalah sebagai berikut.

1. Jenis kemampuan yang akan dicapai sesuai dengan tujuan. Sebagaimana

diketahui bahwa tujuan pengajaran itu menjangkau daerah kognitif,

afektif, dan psikomotor. Bila akan memilih media pembelajaran, harus

disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai.

Page 15: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

8

2. Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri. Setiap jenis media

mempunyai nilai kegunaan sendiri-sendiri. Hal ini harus dijadikan bahan

pertimbangan dalam memilih jenis media yang digunakan.

3. Kemampuan guru menggunakan suatu jenis media. Betapun tingginya

nilai kegunaan media, tidak akan memberi manfaat sedikitpun di tangan

orang yang tidak mampu menggunakan.

4. Fleksibilitas (lentur), tahan lama, dan kenyamanan media. Dalam memilih

media harus dipertimbangkan kelenturan, dalam arti dapat digunakan

dalam berbagai situasi; juga harus tahan lama (tidak sekali pakai langsung

dibuang), untuk menghemat biaya, dan digunakannya pun tidak

berbahaya.

5. Keefektifan suatu media dibandingkan dengan jenis media lain untuk

digunakan dalam pembelajaran.

Gagne dan Briggs (dalam Ali, 2002) menyarankan suatu cara dalam

langkah-langkah memilih media untuk pembelajaran sebagai berikut.

1. Merumuskan tujuan pengajaran.

2. Mengklasifikasi tujuan berdasarkan domain atau tipe belajar.

3. Memilih peristiwa-peristiwa pengajaran yang akan berlangsung.

4. Menentukan tipe perangsang untuk tiap peristiwa.

5. Mendaftar media yang dapat digunakan pada setiap peristiwa

dalam pengajaran.

6. Mempertimbangkan (berdasarkan nilai kegunaan) media yang

dipakai.

7. Menentukan media yang terpilih akan digunakan.

8. Menulis rasional (penalaran) memilih media tersebut.

9. Menuliskan tata cara pemakaiannya pada setiap peristiwa.

10. Menuliskan naskah pembicaraan dalam penggunaan media.

Degeng (2001) mengemukakan bahwa ada sejumlah faktor yang perlu

dipertimbangkan pengajar dalam memilih, mengembangkan, dan menggunakan

media pembelajaran. Faktor-faktor tersebut dikemukakan berikut ini.

Page 16: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

9

1. Tidak ada satu media yang paling unggul untuk semua tujuan. Suatu

media hanya cocok untuk tujuan pembelajaran tertentu, tetapi mungkin

tidak cocok untuk yang lain.

2. Media adalah bagian integral dari proses belajar-mengajar. Hal ini berarti

bahwa media bukan hanya sekadar alat bantu mengajar saja, tetapi

merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses belajar-mengajar.

Penetapan suatu media haruslah sesuai dengan komponen yang lain dalam

perancangan instruksional. Tanpa alat bantu mengajar mungkin

pembelajaran tetap dapat berlangsung, tetapi tanpa media pembelajaran itu

tidak akan terjadi.

3. Media apapun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya adalah untuk

memudahkan belajar pebelajar. Kemudahan belajar pebelajar haruslah

dijadikan acuan utama pemilihan dan penggunaan suatu media.

4. Penggunaan berbagai media dalam satu kegiatan pembelajaran bukan

hanya sekadar selingan/pengisi waktu atau hiburan, melainkan

mempunyai tujuan yang menyatu dengan pembelajaran yang sedang

berlangsung.

5. Pemilihan media hendaknya obyektif (didasarkan pada tujuan

pembelajaran), tidak didasarkan pada kesenangan pribadi.

6. Penggunaan beberapa media sekaligus akan dapat membingungkan

mahasiswa. Penggunaan multimedia tidak berarti menggunakan media

yang banyak sekaligus, tetapi media tertentu dipilih untuk tujuan tertentu

dan media yang lain untuk tujuan yang lain pula.

7. Kebaikan dan keburukan media tidak tergantung pada kekonkritan dan

keabstrakannya. Media yang konkrit ujudnya, mungkin sukar dipahami

karena rumitnya, tetapi media yang abstrak dapat pula memberikan

pengertian yang tepat.

2.3 Media Grafis Wayang Kontemporer

Media grafis (graphic materials) adalah suatu media visual yang

menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan, atau simbol visual

yang lain dengan maksud untuk mengikhtisarkan, menggambarkan, dan

Page 17: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

10

merangkum suatu ide, data atau kejadian (Tegeh, 2009). Batasan tersebut

memberikan gambaran bahwa media grafis merupakan media dua dimensi yang

dapat dinikmati dengan menggunakan indera penglihatan. Jenis-jenis media grafis

antara lain sketsa, bagan, grafik, poster, gambar, kartun, dan lain-lain.

Berdasarkan definisi media grafis tersebut, dapat diketahui unsur-unsur

pembentuk media grafis. Unsur-unsur yang nampak pada karya desain untuk

media grafis disebut unsur-unsur visual. Unsur-unsur visual media grafis adalah

sebagai berikut.

1) Titik, yaitu tanda sebuah tempat yang tidak memiliki panjang dan lebar. Tetapi

hanya merupakan pangkal atau ujung sebuah garis. Titik juga merupakan

perpotongan atau pertemuan dua buah garis.

2) Garis, yaitu rangkaian titik-titik yang ditimbulkan oleh jejak sesuatu alat dari

ujung yang runcing. Garis mempunyai ukuran panjang tanpa lebar,

mempunyai kedudukan dan arah, dan juga memiliki watak yang tergantung

dari keadaan sekitarnya.

3) Bidang, yaitu suatu bentuk pada bidang datar yang dibatasi oleh garis bagian

terluar kelilingnya. Bidang mempunyai ukuran panjang dan lebar tanpa tebal,

dan berperan secara struktural pada setiap karya desain. Pada dasarnya bidang-

bidang mempunyai tiga bentuk dasar, yaitu bujur sangkar atau persegi,

lingkaran, dan segitiga.

4) Bentuk, yaitu bangunan hasil pertalian dari titik, garis, dan bidang yang

nampak terlihat betapapun kecilnya.

5) Ruang, yaitu kesan kedalaman dari isi suatu bentuk yang dibatasi oleh bidang-

bidang bagian terluarnya. Ruang dapat terisi atau kosong, dapat nampak datar

atau seakan-akan menjorok.

6) Warna, yaitu unsur desain yang paling menonjol dan dapat menimbulkan

respons emosional terhadap orang yang melihatnya. Warna dapat dilihat

karena adanya cahaya yang menyinari sesuatu benda. Warna memiliki jenis,

keselarasan, intensitas, serta memiliki nilai dan pengaruh kejiwaan. Pada

dasarnya jenis warna pokok ada tiga, yaitu merah, kuning, dan biru. Ketiga

warna pokok tersebut bila dicampur dapat menghasilkan warna-warna yang

lain.

Page 18: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

11

7) Tekstur, yaitu tampak permukaan bidang suatu benda. Permukaan benda dapat

polos atau berkurai, licin atau kasar, hal ini dapat diketahui dengan cara diraba

atau diamati. Ada dua jenis tekstur, yaitu tekstur nyata dan tekstur buatan.

Tekstur nyata ialah tekstur yang dapat diraba nilai teksturnya. Tekstur buatan

ialah tekstur yang tidak dapat diraba nilai teksturnya karena hasil gambar.

Beberapa jenis media grafis yang lazim digunakan dalam pembelajaran

antara lain peta, atlas, sketsa, bagan, grafik, gambar, poster, kartun, karikatur,

komik, dan media cetak. Gambar sebagai salah satu media grafis dapat

dimodifikasi penggunaannya, sehingga lebih menarik dan mampu dimanipulasi

oleh anak TK. Modifikasi gambar dapat berupa wayang kontemporer. Gambar

sebagai media grafis digunting menurut bentuk gambar dan diberi tangkai

pemegang seperti wayang. Media ini dinamakan wayang kontemporer karena

tokoh-tokoh wayang sudah diadaptasi sesuai dengan keadaan, situasi, dan

kebutuhan. Misalnya, untuk dongeng yang berjudul Siap Selem, media wayang

kontemporer yang dibutuhan sesuai dengan tokoh cerita atau dongeng tersebut.

2.4 Kegiatan Mendongeng

Kegiatan membacakan cerita atau mendongeng dapat dilakukan kapan saja

bahkan sejak bayi. Sejak bayi, anak sudah dapat dikenalkan pada buku.Bimbing

anak untuk membacakan isi ceritanya dengan berulang-ulang sebagai bekal

pemahamannya kelak dan membantu meningkatkan konsentrasinya. Anak dapat

diajak memilih buku sendiri buku-buku yang diinginkannya sesuai dengan

minatnya. Bila kebiasaan membaca sudah ditanamkan seja dini, kelak membaca

bukan lagi menjadi salah satu alternatif bermain, tetapi sudah merupakan suatu

kebutuhan (Sujiono, 2009). Ekspresi wajah orang dewasa dengan berbagai

intonasi emosi saat membacakan cerita atau mendongeng, dapat mengarahkan

anak menjadi lebih mandiri dalam mengeksplorasikan bacaan.

Berbagai sumber bacaan yang berisi kumpulan dongeng dapat

memudahkan para guru TK untuk mendapatkan cerita atau dongeng. Di sini peran

guru TK sangat penting dalam memilih cerita atau dongeng yang sesuai dengan

karakteristik anak dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Page 19: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

12

2.5 Karakteristik Taman Kanak-Kanak

Pendidikan taman kanak-kanak (TK) merupakan pendidikan anak usia dini

pada jalur formal pendidikan anak usia dini yang bertujuan membantu anak didik

mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan

nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik/motorik dan

seni untuk siap memasuki sekolah dasar (Pasal 8 ayat 3 UU RI Nomor 20 tahun

2003). Dalam menuju kedewasaan setiap anak didik TK memerlukan kesempatan

untuk mengembangkan diri dengan ditunjang berbagai fasilitas, sarana dan

prasarana pendukungnya seperti alat peraga/alat permainan, perabot kelas, ruang

kelas/ruang bermain, guru, program-program pengembangan yang memadai serta

suasana pendidikan yang menunjang.

Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia

dini pada jalur pendidikan nonformal dengan mengutamakan kegiatan bermain

sambil belajar. Pendidikan anak usia dini yang diterapkan dalam program Taman

Kanak-Kanak didasarkan atas prinsip-prinsip: (1) berorientasi pada kebutuhan

anak, (2) sesuai dengan perkembangan anak, (3) sesuai dengan keunikan setiap

individu, (4) kegiatan belajar dilakukan melalui bermain, (5) anak belajar dari

yang konkrit ke abstrak, dari sederhana ke yang kompleks, dar gerakan ke vrbal,

dan dari diri sendiri ke sosial, (6) anak sebagai pembelajar aktif, (7) anak belajar

melalui interaksi sosial, (8) menyediakan lingkungan yang mendukung proses

belajar,(9) merangsang munculnya kreativitas dan inovatif, (10) mengembangkan

kecakapan hidup anak, (11) menggunakan berbagai sumber dan media belajar

yang ada di lingkungan sekitar, (12) anak belajar sesuai dengan kondisi sosial

budayanya, (13) melibatkan peran serta orang tua yang bekerja sama dengan para

pendidik di lembaga PAUD, dan (14) stimulasi pendidikan berifat menyeluruh

yang mencakup semua aspek perkembangan (Direktorat Pembinaan Pendidikan

Anak Usia Dini, 2011).

Page 20: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

13

Dalam menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4 tahun

sampai 6 tahun perlu memperhatikan prinsip-prinsip tertentu. Adapun prinsip-

prinsip penyelenggaraan TK meliputi: (1) ketersediaan, (2) transisional, (3)

kerjasama, (4) kekeluargaan, (5) keberlanjutan, dan (6) pembinaan berjenjang.

Fungsi pendidikan TK adalah membina, menumbuhkan, mengembangkan

seluruh potensi anak secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan

dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk

memasuki pendidikan selanjutnya. Untuk mencapai fungsi tersebut, maka

program pembelajaran di TK mencakup bidang Pengembangan Perilaku dan

Pengembangan Kemampuan Dasar yang dilaksanakan melalui kegiatan bermain

bertahap, berkesinambungan dan bersifat pembiasaan. Pembelajaran di TK

dilakukan secara aktif dialogis dan kritis melalui pendekatan tematik dan

terintegrasi serta mengacu pada karakteristik program pembelajaran.

Page 21: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

14

BAB III

MATERI DAN METODE PELAKSANAAN

3.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Masalah yang terjadi di lokasi P2M ini adalah para guru TK di Kota

Singaraja belum memiliki pengetahuan dalam membuat media wayang

kontemporer untuk mendukung kegiatan mendongeng. Pengetahuan dan

keterampilan membuat wayang kontemporer sangat bermanfaat bagi guru untuk

meningkatkan daya tarik dan keaktifan anak TK dalam kegiatan mendongeng.

Berdasarkan masalah yang dialami oleh para guru TK di lokasi P2M yang

akan dilaksanakan ini, maka hal yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah

tersebut adalah dengan memberikan kegiatan pendampingan pembuatan wayang

kontemporer. Kegiatan pendampingan akan dilakukan secara intensif selama tiga

bulan. Pada awalnya para guru TK diundang ke satu tempat untuk mendapat

penjelasan tentang seluk beluk pembuatan dan penggunaan wayang kontemporer

dalam kegiatan mendongeng. Dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini

tempat yang digunakan adalah aula TK Negeri Pembina Kabupaten Buleleng.

Pendampingan secara lebih intensif dilakukan oleh tim P2M dengan cara

berkunjung ke TK tempat P2M dilaksanakan. Dengan demikian para guru TK

akan mendapat pemahaman secara menyeluruh, tidak sekadar pemahaman secara

teoretis saja.

3.2 Realisasi Pemecahan Masalah

Kegiatan pendampingan akan dilakukan secara intensif selama tiga bulan.

Pada bagian awal para guru diundang ke Aula TK Negeri Pembina Kabupaten

Buleleng untuk mendapat penejelasan umum tentang pembuatan media wayang

kontemporer. Pembimbingan secara lebih intensif dilakukan oleh tim P2M dengan

cara berkunjung ke lima TK tempat P2M dilaksanakan. Dengan demikian para

guru akan mendapat pemahaman secara menyeluruh, tidak sekadar pemahaman

secara teoretis saja.

Page 22: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

15

3.3 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran yang akan dilibatkan dalam kegiatan P2M ini adalah

para guru TK di Kota Singaraja sebanyak 50 orang. Guru yang dijadikan sasaran

P2M ini adalah guru-guru TK di Kota Singaraja yang: (1) siap meluangkan waktu

untuk didampingi membuat media wayang kontemporer dan (2) memiliki

motivasi yang tinggi untuk membuat wayang kontempore. Di antara 50 orang

peserta, dibagi menjadi enam kelompok sesuai dengan gugus TK untuk

diberikan pendampingan pembuatan wayang kontemporer secara lebih mendalam

dan intensif. Diharapkan guru yang mengikuti kegiatan pendampingan ini bisa

mendeseminasikan pengalamannya kepada guru lain di TK masing-masing dan

TK sekitarnya.

.

3.4 Metode yang Digunakan

P2M ini akan dilaksanakan dalam bentuk pendampingan yang terdiri dari

dua tahap yaitu: tahap pertama, pendampingan umum terhadap 50 orang guru

TK di Kota Singaraja tentang media grafis wayang kontemporer dan cara

pembuatannya dan tahap kedua, pendampingan secara intensif kepada lima

kelompok guru TK sesuai gugus TK di Kota Singaraja untuk membuat media

wayang kontemporer.

Pelaksanaan masing-masing tahap diuraikan sebagai berikut.

3.4.1 Tahap Pendampingan Umum

Langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut.

a. Merencanakan waktu dan tempat pendampingan bekerja sama dengan Kepala

UPP Kecamatan Buleleng.

b. Pelatihan umum tentang pengetahuan dan prosedur pembuatan wayang

kontemporer bagi para guru TK perserta P2M.

c. Diskusi dan tanya jawab tentang pembuatan wayang kontemporer antara

pelatih dengan peserta.

d. Pembentukan lima kolompok guru TK yang akan didampingi secara intensif

dalam pembuatan wayang kontemporer.

Page 23: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

16

e. Kerja kelompok untuk memilih dan meringkas dongeng dibimbing oleh Tim

P2M.

3.4.2 Tahap Pendampingan Intensif Pelaksanaan Pembuatan Wayang

Kontemporer

a. Tahap pendampingan intensif pelaksanaan pembuatan wayang kontemporer

dilakukan selama tiga bulan pada lima kelompok.

b. Melakukan pemantauan dan pembimbingan terhadap produk wayang

kontemporer yang dihasilkan oleh para guru.

Page 24: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Produk yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah media wayang

kontemprer. Wayang kontemporer yang dhasilkan oleh kelima kelompok guru TK

dinilai. Penilaian produk wayang kontemporer menggunakan instrumen berupa

lembar validasi produk berupa kuesioner atau angket.

Lembar validasi produk untuk menilai kualitas waang kontemporer yang

dihasilkan, adalah sebagai berikut.

GUGUS :..................

JUDUL DONGENG :................................................................................................

ANGKET TANGGAPAN/PENILAIAN AHLI MEDIA PEMBELAJARAN

MEDIA GRAFIS WAYANG KONTEMPORER

1. Kualitas kotak penyimpanan wayang kontemporer

1 2 3 4 5

Sangat kurang baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat Baik

2. Kualitas bahan dan laminating wayang kontemporer

1 2 3 4 5

Sangat kurang baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat Baik

3. Kemenarikan desain cover Buku Dogeng

1 2 3 4 5

Sangat kurang

menarik

Kurang menarik Cukup menarik Menarik Sangat

menarik

4. Kemenarikan penggunaan warna pada wayang kontemporer

1 2 3 4 5

Sangat kurang

menarik

Kurang menarik Cukup menarik Menarik Sangat

menarik

Page 25: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

18

5. Kejelasan tulisan/pengetikan

1 2 3 4 5

Sangat kurang jelas Kurang jelas Cukup jelas Jelas Sangat jelas

6. Kemenarikan tampilan wayang kontemporer

1 2 3 4 5

Sangat kurang

menarik

Kurang menarik Cukup menarik Menarik Sangat

menarik

7. Ketepatan ukuran wayang kontemporer

1 2 3 4 5

Sangat kurang tepat Kurang tepat Cukup tepat Tepat Sangat tepat

8. Kemudahan penggunaan media wayang kontemporer

1 2 3 4 5

Sangat sulit Sulit Cukup mudah Mudah Sangat mudah

9. Ketepatan ukuran wayang

1 2 3 4 5

Sangat kurang tepat Kurang tepat Cukup tepat Tepat Sangat tepat

Komentar dan Saran:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………

Singaraja,…………………….2014

Validator,

……………………………………

Page 26: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

19

Keterangan:

Setiap kriteria diberi skor 1, 2, 3, 4 atau 5

Sangat kurang skor 1

Kurang skor 2

Cukup skor 3

Baik skor 4

Sangat baik skor 5

Nilai = (Total skor : SMI) x 100%

Keterangan: SMI = skor maksimal ideal = 9 x 5 = 45

Nilai yang diperoleh dikonversikan ke Pedoman Konversi dengan Menggunakan

Pedoman Acuan Penilaian (PAP) Skala Lima.

Tabel 4.1 Pedoman Konversi PAP Skala Lima

Tingkat Penguasaan

(dalam %)

Kriteria

85-100 Sangat Baik

70-84 Baik

55-69 Cukup Baik

40-54 Kurang Baik

0-39 Sangat Kurang Baik

Peserta terdiri atas lima kelompok guru TK. Setiap kelompok

menghasilkan satu kotak media wayang kontemporer. Setiap kotak berisi buku

dongeng dan wayang kontemporer.

Gambar 4.1 Contoh Produk Wayang Kontemporer

Page 27: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

20

Berikut adalah hasil penilaian terhadap produk wayang kontemporer yang

dihasilkan oleh para guru.

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Media Wayang Kontemporer

No. Gugus dan TK Judul Dongeng Nilai Kriteria

(PAP Skala 5)

1 I: TK Kuncup

Harapan, TK Satya

Kumara, TK Tunas

Harapan, TK Widya

Kumara

Akibat Iri Hati 91,11 Sangat baik

2 II: TK Kemala

Bhayangkari II, TK

Surapat

Hiu Murah Senyum 91,11 Sangat baik

3 IV dan VII: TK Nurul

Mubin, TK

Diponegoro, TK Lab

Undiksha, TK Santa

Maria

Ubur-Ubur Jahat 88,89 Sangat baik

4 V: TK Mutiara, TK

Eka Dharma,

TKWidya Sanggraha,

TK Kartika

Pupi yang Sombong 88,89 Sangat baik

5 VI: TK Negeri

Pembina, TK Ceria

Asi, TK Tri Sula, TK

Dharma Suda, TK

Ath Thooriq, TK

Aisyiyah, TK Nrul

Huda

Laba-Laba Penolong 84,44 Baik

Jumlah 444,44

Rerata 88,89 Sangat baik

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa berdasarkan penilaian Tim Pengabdian

Kepada Masyarakat, terdapat empat produk wayang kontemporer berkriteria

sangat baik dan satu produk berkrieteria baik. Secara umum kelima produk

memiliki nilai rerata 88,89. Hal ini menunjukkan bahwa secara kuantitatif hasil

produk media grafis wayang kontemporer yang dihasilkan oleh para guru TK

dalam kegiatan P2M berkriteria sangat baik.

Secara kualitatif terdapat beberapa saran yang diberikan oleh Tim

Pengabdian Kepada Masyarakat terhadap produk media wayang kontemporer.

Page 28: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

21

Saran-saran yang diberikan, antara lain: (1) beberapa wayang perlu diperkuat

tangkai dan ikatannya, (2) beberapa ukuran wayang perlu diperbesar, (3)

pemasangan tangkai wayang tidak cukup hanya menggunakan isolasi, sebaiknya

perlu dijahit dengan benang agar lebih kuat, (4) buku dongeng sebaiknya dijilid

langsung, (5) ukuran huruf pada buku dongeng terlalu kecil, sehingga perlu

digunakan font yang lebih besar, dan (6) beberapa item wayang kontemporer perlu

digunting sesuai bentuknya, sehingga lebih menarik. Keenam saran atau masukan

yang diberikan dapat dijadikan bahan acuan untuk merevisi produk media wayang

kontemporer.

4.2 Pembahasan

Kegiatan P2M ini telah mampu memberikan bekal pengetahuan dan

keterampilan tentang pembuatan media wayang kontemporer kepada para peserta.

Hal ini dapat dilihat dari produk wayang kontemporer yang dihasilkan oleh para

peserta. Berkat pendampingan yang intensif, empat kelompok peserta

memperoleh nilai dalam kriteria sangat baik dan satu kelompok peserta mendapat

nilai dalam kriteria baik. Kelompok peserta yang memperoleh nilai tertinggi ada

dua, yakni Gugus I dengan judul dongeng Akibat Iri Hati dan Gugus II dengan

judul dongeng Hiu Murah Senyum. Kelompok peserta yang memperoleh nilai

terendah adalah Gugus VI dengan judul dongeng Laba-laba Penolong. Secara

umum produk wayang kontemporer sangat memuaskan karena rerata produk-

produk tersebut memiliki kriteria sangat baik. Dengan demikian, pendampingan

pembuatan media wayang kontemporer untuk kegiatan medongeng telah berhasil

dilaksanakan sesuai rencana dan tujuan yang ingin dicapai.

Keberhasilan ini patut disyukuri bersama karena berkat kerjasama

berbagai pihak, baik itu tim P2M, guru TK, dan kepala TK, serta Unit Pelaksana

Pendidikan Kecamatan Buleleng. Pada saat kegiatan penjelasan umum, Kepala

UPP Kecamatan Buleleng, Drs. Gede Wardana, berkenan mendampingi pemateri

tim P2M untuk memberikan sambutan dan motivasi kepada para peserta.

Faktor pendukung kegiatan ini adalah motivasi para peserta yang tinggi

untuk mengikuti kegiatan P2M. Selain itu, kemampuan guru TK untuk

mengoperasikan komputer sangat membantu dan memudahkan proses pembuatan

Page 29: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

22

media wayang kontemporer. Faktor pendukung yang tidak kalah penting adalah

dukungan dari Kepala UPP Kecamatan Buleleng, para pengawas di lingkungan

Kecamatan Buleleng, dan para kepala TK mitra.

Walaupun kegiatan ini telah terlaksana dengan baik, terdapat pula faktor-

faktor penghambat. Faktor penghambat yang ditemui antara lain: (1) para guru

belum pernah membuat media wayang kontemporer, sehingga perlu

pendampingan secara intensif dan (2) kesibukan para guru untuk mengikuti

berbagai kegiatan dan pelaksanaan berbagai tugas cukup menyulitkan untuk

mempertemukan mereka dalam satu gugus untuk bersama-sama memproduksi

wayang kontemporer.

Page 30: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

23

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kegiatan P2M ini telah mampu meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan para guru untuk membuat media wayang kontemporer. Hal ini dapat

dilihat dari hasil penilaian produk wayang kontemporer yang dihasilkan oleh para

guru TK. Nilai rerata produk wayang kontemporer yang dihasilkan oleh para guru

TK adalah 88,89 berada pada kategori sangat baik. Secara kualitatif terdapat

beberapa saran yang diberikan oleh Tim Pengabdian Kepada Masyarakat terhadap

produk media wayang kontemporer.

5.2 Saran

Terdapat beberapa saran yang diajukan terkait dengan pelaksanaan P2M

ini adalah sebagai berikut. (1) Para guru TK yang telah didampingi membuat

media wayang kontemporer hendaknya mencoba untuk terus berlatih membuat

wayang kontemporer dengan judul dongeng yang lain, sehingga mampu

menghasilkan media wayang kontemporer sesuai kebutuhan TK. (2) Hasil yang

diperoleh oleh para guru TK perlu diimbaskan kepada para guru TK yang lain

agar kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat,

khususnya para guru TK yang berminat untuk membuat media wayang

kontemporer.

Page 31: PENDAMPINGAN PEMBUATAN WAYANG …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · ... 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap ... menyampaikan sesuatu cerita secara

24

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1992. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Degeng, I N. S. 2001. Kumpulan Bahan Pembelajaran. Malang: LP3 UM.

Degeng, I N S., dkk., 1993. Proses Belajar Mengajar II (Media Pendidikan).

Malang: IKIP Malang.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. 2011. Petunjuk Teknis

Penyelenggaraan Taman Kanak-kanak. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal.

Ibrahim dan Syaodih S. 1996. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Pusat Perbukuan

Depdikbud dan Rineka Cipta.

Miarso, Y., dkk. 1987. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar

Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A. & Rahardjito. 2002. Media Pendidikan;

Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekkom

Dikbud dan RajaGrafindo Persada.

Setyosari, P. dan Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Malang: Elang Mas.

Tegeh, I M.. 2009. Media Pembelajaran. Singaraja: Universitas Pendidikan

Ganesha.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasonal.