pendahuluan malaria dan rdt
DESCRIPTION
kwjhasdfskTRANSCRIPT
Pendahuluan Malaria dan RDT
Malaria adalah suatu penyakit parasit serius dengan gejala seperti demam, menggigil, dan anemia yang disebabkan oleh parasit protozoa yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles yang telah terinfeksi. Ada empat jenis malaria pada manusia : Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, dan Plasmodium malariae penyakit yang disebabkan oleh genus Plasmodium. Pada manusia setelah digigit oleh nyamuk yang terinfeksi, parasit akan masuk kedalam hati dan akan berkembang menjadi dewasa kemudian terlepas kedalam aliran darah serta menginfeksi sel darah merah. Indonesia adalah negara endemik malaria dengan jumlah kasus terbanyak berasal dari daerah Indonesia timur. Malaria sangat berbahaya dan bila tidak diobati dapat menyebabkan kematian.Seiring dengan perkembangan teknologi maka jenis-jenis test malaria terbaru terus dikembangkan. Yang paling praktis adalah dengan menggunakan alat RDT (Rapid Diagnostic Test) atau Tes Diagnostik Cepat. Penegakkan diagnosis malaria adalah dengan pemeriksaan mikroskopis berupa tetesan darah tebal dan tetesan darah tipis serta pemeriksaan Rapid Diagnostik Test (RDT). Gold standard untuk diagnosis malaria adalah dengan pemeriksaan mikroskopis. Rapid Diagnosis Test (RDT) merupakan salah satu alat diagnostik alternatif dalam mendeteksi Plasmodium secara cepat dan tidak memerlukan keterampilan khusus. Caranya pun relatif mudah karena seperti ketika hendak memeriksakan kehamilan.RDT terdiri dari 3 baris indikator yang akan menunjukan hasil pemeriksaan darah. Testnya pun hanya menunggu 15 menit dibanding pemeriksaan mikroskop yang sampai 60 menit.Di daerah endemik malaria seperti Papua, alat ini banyak di jual bebas.Semua test diagnostik cepat malaria yang tersedia di pasaran saat ini dapat mendeteksi parasit Plasmodium falciparum, sebagai penyebab utama malaria berat dan kematian akibat malaria. Hal ini karena RDT dapat mendeteksi antigen HRP-II atau ensim LDH parasit (pLDH) yang terdapat pada P. falciparum. Pada pasien dengan malaria falciparum berat, dapat terjadi sekuestrasi parasit sehingga parasit tidak selalu ditemukan di darah tepi, dan karena itu diagnosis infeksi P. falciparum tidak ditemukan oleh pemeriksaan mikroskop akibat tidak adanya parasit dalam sediaan darah tepi.