penda hulu an

4
PENDAHULUAN Latar belakang Ruptur uteri adalah salah satu tanda klinis yang jarang didiagnosis pada anjing bunting. Pecah uterus Preparturient sering dihubungkan dengan terjadinya kecelakaan lalu lintas (Jackson, 2004), sementara ruptur rahim periparturient bisa disebabkan karena infeksi, fetus mati didalam uterus, torsi uterus, tindakan pemeriksaaan kebuntingan yang salah dan penggunaan yang berlebih dari hormone oksitosin (Allcock dan Penhale, 1952; Oelzner dan Munnich, 1997;. Noakes et al, 2001). Adanya maserasi fetus dalam kandungan jarang terdeteksi dalam praktek anjing. Kegagalan fetus dikeluarkan, mungkin karena inersia uteri atau infeksi intrauterin sehingga mengakibatkan emphysema fetus dan maserasi fetus (Johnston et al., 2001). Pada saat induk berusaha mengeluarkan fetus cerviks akan dilatasi, pada saat itu bakteri masuk ke uterus, sehingga terjadi infeksi yang mengakibatkan pembusukan pada fetus dan jaringan fetus akan dicerna tubuh induk sehingga yang tertingga dalam uterus adalah tulang (Jones et al., 1997). Kasus ruptur uterus anjing dan maserasi fetus diduga dikarenakan adanya intervensi secara manual berulang-ulangkali saat proses kelahiran. TINJAUAN PUSTAKA Ruptur uterus yang berhubungan dengan kebuntingan adalah suatu kondisi yang jarang terjadi pada anjing dan kucing (Lucas et al, 2003;. Hayes, 2004). Linde-Forsberg (2010) melaporkan tidak ada kejadian ruptur uteri pada anjing betina yang mengakibatkan kematian fetus atau maserasi fetus. Namun, beberapa literatur menyetujui hubungan komplikasi antara proses kelahitan akibat pemberian hormone oksitosin dan prostaglandin yang salah atau diakibatkan karena pertolongan kelahiran dengan cara ditarik secara manual akibatnya terjadi rupture uterus (Jackson, 2004;. Hajurka et al, 2005) sehingga berakibat trauma uterus (Linde-Forsberg, 2007). Kemungkinan alasan untuk Ruptur uterus dalam kasus ini bisa menjadi trauma yang ditimbulkan selama bantuan persalinan manual selama whelpings berikutnya, yang mungkin telah menyebabkan pecahnya uterus tidak sempurna menimbulkan area melemahnya pada dinding uterus. Berulang dan mengulangi terjadinya distosia membantu persalinan manual

Upload: pauraranggaz

Post on 28-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penda Hulu An

PENDAHULUANLatar belakang

Ruptur uteri adalah salah satu tanda klinis yang jarang didiagnosis pada anjing bunting. Pecah uterus Preparturient sering dihubungkan dengan terjadinya kecelakaan lalu lintas (Jackson, 2004), sementara ruptur rahim periparturient bisa disebabkan karena infeksi, fetus mati didalam uterus, torsi uterus, tindakan pemeriksaaan kebuntingan yang salah dan penggunaan yang berlebih dari hormone oksitosin (Allcock dan Penhale, 1952; Oelzner dan Munnich, 1997;. Noakes et al, 2001). Adanya maserasi fetus dalam kandungan jarang terdeteksi dalam praktek anjing. Kegagalan fetus dikeluarkan, mungkin karena inersia uteri atau infeksi intrauterin sehingga mengakibatkan emphysema fetus dan maserasi fetus (Johnston et al., 2001). Pada saat induk berusaha mengeluarkan fetus cerviks akan dilatasi, pada saat itu bakteri masuk ke uterus, sehingga terjadi infeksi yang mengakibatkan pembusukan pada fetus dan jaringan fetus akan dicerna tubuh induk sehingga yang tertingga dalam uterus adalah tulang (Jones et al., 1997). Kasus ruptur uterus anjing dan maserasi fetus diduga dikarenakan adanya intervensi secara manual berulang-ulangkali saat proses kelahiran.

TINJAUAN PUSTAKARuptur uterus yang berhubungan dengan kebuntingan adalah suatu kondisi yang jarang terjadi pada anjing dan kucing (Lucas et al, 2003;. Hayes, 2004). Linde-Forsberg (2010) melaporkan tidak ada kejadian ruptur uteri pada anjing betina yang mengakibatkan kematian fetus atau maserasi fetus. Namun, beberapa literatur menyetujui hubungan komplikasi antara proses kelahitan akibat pemberian hormone oksitosin dan prostaglandin yang salah atau diakibatkan karena pertolongan kelahiran dengan cara ditarik secara manual akibatnya terjadi rupture uterus (Jackson, 2004;. Hajurka et al, 2005) sehingga berakibat trauma uterus (Linde-Forsberg, 2007). Kemungkinan alasan untuk Ruptur uterus dalam kasus ini bisa menjadi trauma yang ditimbulkan selama bantuan persalinan manual selama whelpings berikutnya, yang mungkin telah menyebabkan pecahnya uterus tidak sempurna menimbulkan area melemahnya pada dinding uterus. Berulang dan mengulangi terjadinya distosia membantu persalinan manual setiap kali anak anjing mungkin telah berubah lebih ini ruptur yang tidak lengkap untuk menyelesaikan pecah pada penetrasi serosa uterus yang menyebabkan pengusiran janin ke dalam rongga perut.Ekstrusi fetus ke dalam rongga perut dapat terjadi pada Ruptur uterus yang luas, mengakibatkan tekanan usus, perlekatan parah, peritonitis septik dan perdarahan (Gonzalez-Dominguez, 2010) seperti yang diamati dalam kasus ini. Tanda penyakit sistemik dan discharge uterus busuk dan berbau busuk terlihat pada pelacur yang mengalami maserasi (Inggris, 1998;. Johnston et al, 2001).KASUSSignalment

1 Nama : -2. Jenis : Anjing betina 3. Breed : Mongrel4. Berat badan : 25 kg5. Umur : 11 thn6. Anamnesa : Anjing mengalami distokia, anjing tidak mau makan dan lemah

selama 72 jam. Anak anjing telah dikeluarkan sebanyak 2 ekor

Page 2: Penda Hulu An

dan telah mati. Dua minggu berikutnya keluar cairan vagina serosanguinus dan berbau busuk.

7. Gejala :8. Pemeriksaan : Pemeriksaan detak jantung dan pernapasan normal. Selaput

lendir pucat dan pada kapiler time refill lebih dari 1 detik. Hitung darah lengkap mengungkapkan penurunan hemoglobin, peningkatan leukosit dan neutrofil. Bagian abdomen besar dan menimbulkan nyeri saat dilakukan palpasi. Abdominocentesis (pengambilan cairan peritoneal dari perut untuk evaluasi, menggunakan trocar). Peradangan septik ditandai dengan adanya neutrofil dan populasi bakteri terdiri dari E. coli, proteus dan Streptococus.Pemeriksaan rhadiograph pada posisi lateral abdomen menunjukkan adanya dua tengkorak fetus satu di rongga pelvis dan di rongga perut (Gambar 1). Kehadiran gas di dalam rongga uterus dan abdomen menunjukkan adanya pneumoperitoneum, hal ini diakibatkan karena dinding uterus rupture

Gambar 1. Hasil Pemeriksaan Radiograph Menunjukkan Adanya 2 Tulang Fetus.

9. Diagnose : uterus rupture dan mumifikasi fetus10. Diagnose

banding : Pyometra dan acites

11. Proses terapi : Setelah pemeriksaan klinis dan radiografi, diputuskan untuk melakukan oprasi laparotomi sebagai pengobatan.

- Anjing diletakkan bagian dorso ventral - Anastesi dengan menggunakan atropin-diazepam-ketamin- Bagian abdomen di beri antiseptic- Setelah membuka rongga peritoneal keluar cairan berbau

busuk berwarna kuning kemerahan, serta cairan coklat dan plasenta.

- Uterus pucat, sangat rapuh dan telah kehilangan tekstur normal.

- Eksplorasi lanjutan menunjukkan adanya sobek pada koruna uterus sebelah kanan dan diikuti kepala fetus yang keluar.

- Setelah mengeluarkan kedua anak anjing kemudian dilakukan ovariohysterectomy bilateral.

- Kemudian dilakukan pemisahan antar lapisan di abdomen.

- Bagian abdomen dicuci dengan natrium klorida hangat sebanyak 300 ml.

Page 3: Penda Hulu An

- Kemudian diberikan metrogyl sebagai antibioktik.- Dilakukan penjahitan -

Gambar 2. Sobek pada Koruna Uterus Sebelah Kanan dan Diikuti Kepala Fetus yang Keluar.

12. Prognosa : Dubius