penda hulu an

16
PENDAHULUAN Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa darah dan lendir dalam feses. (Sodikin, 2012). Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada sistem gastrointestinal atau penyakit lain di luar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan “penyakit diare”, karena dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat tindakan penanggulangannya. Penyakit diare terutama pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat membawa bencana bila terlambat (Ngastiyah, 2012). Menurut badan kesehatan Dunia (WHO), selama lima tahun terakhir kejadian diare dan presentasi kematiannya di dunia mengalami peningkatan/penurunan dari tahun 2008 sampai dengan 2012, berdasarkan penelitian WHO (2008), 15% kematian anak dibawah 5 tahun disebabkan oleh penyakit diare. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia kejadian diare pada pasien rawat inap pada tahun 2009 kejadian diare sebesar 143.696 kasus dan jumlah pasien yang meninggal sebanyak 1.747, pada tahun 2010 angka kejadian diare sebesar 71.889 kasus dan jumlah pasien yang meninggal sebanyak 1.289. Dari data DINKES Kota Palembang persentase kejadian diare pada tahun 2009 sebanyak 54.612

Upload: sylvia-pertiwi

Post on 21-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penda Hulu An

PENDAHULUAN

Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa

darah dan lendir dalam feses. (Sodikin, 2012). Diare dapat disebabkan oleh

berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya

merupakan salah satu gejala dari penyakit pada sistem gastrointestinal atau

penyakit lain di luar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan

“penyakit diare”, karena dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat

tindakan penanggulangannya. Penyakit diare terutama pada bayi perlu

mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat membawa bencana bila terlambat

(Ngastiyah, 2012).

Menurut badan kesehatan Dunia (WHO), selama lima tahun terakhir kejadian

diare dan presentasi kematiannya di dunia mengalami peningkatan/penurunan dari

tahun 2008 sampai dengan 2012, berdasarkan penelitian WHO (2008), 15%

kematian anak dibawah 5 tahun disebabkan oleh penyakit diare. Berdasarkan

profil kesehatan Indonesia kejadian diare pada pasien rawat inap pada tahun 2009

kejadian diare sebesar 143.696 kasus dan jumlah pasien yang meninggal sebanyak

1.747, pada tahun 2010 angka kejadian diare sebesar 71.889 kasus dan jumlah

pasien yang meninggal sebanyak 1.289. Dari data DINKES Kota Palembang

persentase kejadian diare pada tahun 2009 sebanyak 54.612 penderita, pada tahun

2010 kejadian diare sebanyak 49.897 penderita, pada tahun 2011 sebanyak 45.593

penderita, pada tahun 2012 kejadian diare terus meningkat pada bulan Januari

angka kejadian sebanyak 3.616 kasus dan sampai bulan Agustus angka kejadian

diare meningkat menjadi 5.049 kasus dan terjadi peningkatan pada bulan Januari

sampai ke Februari 2013 sebesar 7,3%.

Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Sukarami Palembang pada

tanggal 17 Mei 2013, terjadi peningkatan kejadian diare pada balita, pada bulan

Februari 28 kasus, bulan Maret 33 kasus, dan pada bulan April 36 kasus. setelah

peneliti melakukan wawancara pada 5 orang tua yang datang ke puskesmas

dengan balita mengalami diare, 3 diantaranya belum melakukan PHBS rumah

tangga secara keseluruhan.

Page 2: Penda Hulu An

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian kuantitatif

menggunakan metode survei analitik melalui pendekatan cross sectional

dimana variabel independen adalah perilaku hidup bersih dan sehat rumah

tangga meliputi ( ASI eksklusif, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,

menggunakan air bersih, dan menggunakan jamban sehat) sedangkan

kejadian diare pada balita sebagai variabel dependen. Penelitian ini dilakukan

di Puskesmas Sukarami Palembang pada tanggal 12-22 Juli 2013.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang datang ke

Puskesmas Sukarami dengan membawa balita yaitu sejumlah 183 orang.

Metode sampel yang digunakan adalah teknik accidental sampling. Jumlah

responden pada penelitian ini hanya 40 orang, karena alasan keterbatasan

waktu penelitian.

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah keluarga yang membawa

balita ke Puskesmas Sukarami Palembang, dan yang bersedia

menandatangani informed consent untuk menjadi subyek penelitian ini.

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yang

terdiri dari beberapa pertanyaan positif tentang ASI eksklusif, mencuci tangan

dengan air bersih dan sabun, menggunakan air bersih dan menggunakan

jamban sehat yang dibuat oleh peneliti berdasarkan teori. Lembar pertanyaan

ini diisi oleh responden dengan didampingi oleh peneliti.

Setelah data yang didapat dikumpulkan kemudian diperiksa kembali

kelengkapan untuk dilakukan analisa. Analisa data dilakukan dengan program

komputer menggunakan Chi-Square untuk variabel hasil diare, ASI eksklusif,

mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan air bersih dan

menggunakan jamban sehat. Dan untuk kesimpulan secara keseluruhan

menggunakan Chi-Square.

Page 3: Penda Hulu An

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hubungan Antara Memberi ASI Eksklusif dengan Kejadian Diare Pada Balita

Tabel 5.7 Hubungan antara Memberi ASI Eksklusif dengan Kejadian Diare Pada Balita di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013

No

Memberi ASI Eksklusif

Kejadian DiareTotal

OR 95% CI

P Value

Tidak Diare

Diare

n % n % n %

1. ASI Ekslusif 11 52,4 10 47,6 21 100 1,010(,292-3,500)

1,000

2.Tidak ASI Eksklusif

10 52,6 9 47,4 19 100

Total 21 52,5 19 47,5 40 100

Sumber : Data primer

Dari tabel 5.7, dapat diketahui bahwa keluarga yang memberikan ASI

eksklusif dari 21 responden, balita yang mengalami diare 10 (47,6%), lebih besar

bila dibandingkan dengan keluarga yang tidak memberikan ASI eksklusif, balita

yang mengalami diare 9 (47,4%) dari 19 responden. Hasil uji statistik diperoleh

nilai p value = 1,000 maka dapat disimpulkan Ha ditolak dan Ho diterima. Ini

berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara memberi ASI eksklusif dengan

kejadian diare pada balita di Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013.

Peneliti berpendapat bahwa tidak adanya hubungan antara ASI eksklusif

dengan kejadian diare pada balita dikarenakan penelitian ini di tujukan pada balita

usia 1-5 tahun. Di samping itu anak balita pada umumnya sudah memiliki

intensitas bermain yang sering dan frekuensi jajan pada anak balita juga sudah

tinggi sehingga rentan terkena infeksi saat bermain atau dari jajanan.

Page 4: Penda Hulu An

2. Hubungan Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun dengan Kejadian

Diare Pada Balita

Tabel 5.8 Hubungan antara Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun dengan Kejadian Diare pada Balita di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013

NoMencuci Tangan

dengan Air Bersih dan

Sabun

Kejadian DiareTotal

OR 95% CI

P Value

Tidak Diare

Diare

n % n % n %

1. Baik 16 59,3 11 40,7 27 100 0,430 (,111-1,667)

0,370

2. Kurang Baik 5 38,5 8 61,5 13 100

Total 21 52,5 19 47,5 40 100

Sumber : Data primer

Dari tabel 5.8, dapat diketahui bahwa keluarga yang mencuci tangan

dengan air bersih dan sabun baik dari 27 responden, balita yang mengalami diare

11 (40,7%), lebih kecil bila dibandingkan dengan keluarga yang mencuci tangan

dengan air bersih dan sabun kurang baik balita yang mengalami diare 8 (61,5%)

dari 13 responden. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,370 maka dapat

disimpulkan Ha ditolak dan Ho diterima. Ini berarti tidak ada hubungan yang

signifikan antara mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dengan kejadian

diare pada balita di Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013.

Peneliti berpendapat bahwa tidak adanya hubungan antara mencuci tangan

dengan air bersih dan sabun dengan kejadian diare pada balita dikarenakan

penelitian ini di tujukan pada balita usia 1-5 tahun. Di samping itu anak balita

pada umumnya sudah memiliki intensitas bermain yang sering dan frekuensi jajan

pada anak balita juga sudah tinggi sehingga rentan terkena infeksi saat bermain

atau dari jajanan.

3. Hubungan Antara Menggunakan Air Bersih dengan Kejadian Diare Pada Balita

Page 5: Penda Hulu An

Tabel 5.9 Hubungan antara Menggunakan Air Bersih dengan Kejadian Diare pada Balita di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013

No

Menggunakan Air Bersih

Kejadian DiareTotal

OR 95% CI

P Value

Tidak Diare

Diare

n % n % n %

1. Air Bersih 18 60 12 40 30 1000,430 (,111-1,667)

0,148

2.Air Kurang

Bersih3 30 7 70 10 100

Total 21 52,5 19 47,5 40 100

Sumber : Data primer

Dari tabel 5.9, dapat diketahui bahwa keluarga yang menggunakan air

bersih dari 30 responden, balita yang mengalami diare 12 (40%), lebih kecil bila

dibandingkan dengan keluarga yang menggunakan air kurang bersih, balita yang

mengalami diare 7 (70%) dari 10 responden. Hasil uji statistik diperoleh nilai p

value = 0,148 maka dapat disimpulkan Ha ditolak dan Ho diterima. Ini berarti

tidak ada hubungan yang signifikan antara menggunakan air bersih dengan

kejadian diare pada balita di Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013.

Peneliti berpendapat bahwa tidak adanya hubungan antara menggunakan

air bersih dengan kejadian diare pada balita dikarenakan penelitian ini di tujukan

pada balita usia 1-5 tahun. Di samping itu anak balita pada umumnya sudah

memiliki intensitas bermain yang sering dan frekuensi jajan pada anak balita juga

sudah tinggi sehingga rentan terkena infeksi saat bermain atau dari jajanan.

4. Hubungan Antara Menggunakan Jamban Sehat dengan Kejadian Diare Pada

Balita

Page 6: Penda Hulu An

Tabel 5.10 Hubungan antara Menggunakan Jamban Sehat dengan Kejadian Diare pada Balita di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013

No

Menggunakan Jamban Sehat

Kejadian DiareTotal

OR 95% CI

P Value

Tidak Diare

Diare

n % n % n %

1. Jamban Sehat 17 56,7 13 43,3 30 1000,510 (,119-2,188)

0,473

2.Jamban

Kurang Sehat4 40 6 60 10 100

Total 21 52,5 19 47,5 40 100

Sumber : Data primer

Dari tabel 5.10, dapat diketahui bahwa keluarga yang menggunakan

jamban sehat dari 30 responden, balita yang mengalami diare 13 (43,3%), lebih

kecil bila dibandingkan dengan keluarga yang menggunakan jamban kurang sehat,

balita yang mengalami diare 6 (60%) dari 10 responden. Hasil uji statistik

diperoleh nilai p value = 0,473 maka dapat disimpulkan Ha ditolak dan Ho

diterima. Ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara menggunakan

jamban dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Sukarami Palembang

tahun 2013.

Peneliti berpendapat bahwa tidak adanya hubungan antara menggunakan

jamban sehat dengan kejadian diare pada balita dikarenakan penelitian ini di

tujukan pada balita usia 1-5 tahun. Di samping itu anak balita pada umumnya

sudah memiliki intensitas bermain yang sering dan frekuensi jajan pada anak

balita juga sudah tinggi sehingga rentan terkena infeksi saat bermain atau dari

jajanan.

KESIMPULAN

Page 7: Penda Hulu An

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) rumah tangga dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas

Sukarami Palembang tahun 2013 adalah sebagai berikut :

1. Proporsi memberi ASI eksklusif didapatkan yang memberi ASI ekslusif

sebanyak 21 responden (52,5%), dan responden yang tidak memberikan ASI

eksklusif sebanyak 19 responden (47,5%).

2. Proporsi mencuci tangan dengan air bersih dan sabun didapatkan responden

yang baik dalam mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebanyak 27

responden (67,5%), dan responden yang kurang baik sebanyak 13 responden

(32,5%).

3. Proporsi menggunakan air bersih didapatkan responden yang menggunakan

air bersih sebanyak 30 responden (75%), dan responden yang menggunakan

air kurang bersih sebanyak 10 responden (25%).

4. Proporsi menggunakan jamban sehat didapatkan responden yang

menggunakan jamban sehat sebanyak 30 responden (75%), dan responden

yang menggunakan jamban kurang sehat sebanyak 10 responden (25%).

5. Distribusi frekuensi kejadian diare didapatkan responden yang balitanya

mengalami diare dalam 6 bulan terakhir sebanyak 19 responden (47,5%), dan

responden yang balitanya tidak mengalami diare dalam 6 bulan terakhir

sebanyak 21 responden (52,5%).

6. Tidak ada hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah

tangga dalam memberi ASI eksklusif dengan kejadian diare pada balita di

Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013

Page 8: Penda Hulu An

7. Tidak ada hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah

tangga dalam mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dengan kejadian

diare pada balita di Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013

8. Tidak ada hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah

tangga dalam menggunakan air bersih dengan kejadian diare pada balita di

Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013

9. Tidak ada hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah

tangga dalam menggunakan jamban sehat dengan kejadian diare pada balita

di Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013

SARAN

1. Bagi Puskesmas Sukarami Palembang

Pada operasional variabel perilaku hidup bersih dan sehat rumah

tangga, diharapkan Puskesmas Sukarami memberikan informasi kepada

masyarakat tentang penyebab dan tanda gejala diare, dan memberikan

informasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengawasi perilaku

bermain dan perilaku jajan untuk mencegah terjadinya penyakit diare pada

balita.

2. Bagi Keluarga

Page 9: Penda Hulu An

Diharapkan keluarga selalu memperaktikan perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS), mengawasi perilaku bermain dan jajan balita untuk mencegah

terjadinya penyakit diare ataupun penyakit lainnya.

3. Bagi Peneliti Yang Akan Datang

Diharapkan adanya peneliti yang lebih lanjut untuk mengetahui

hubungan perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga dengan kejadian

diare pada balita dan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

diare, dengan jumlah dan kuesioner yang lebih besar.

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Ucapan terima kasih kepada Kepala DINKES Kota Palembang yang telah

memberikan izin penelitian Di Puskesmas Sukarami Palembang.

2. Ucapan terima kasih kepada Kepala Puskesmas Sukarami Palembang yang

telah memberikan izin dan staff yang telah membimbing dalam pada saat

penelitian.

3. Ucapan terima kasih kepada seluruh responden yang telah bersedia

meluangkan waktu dan membantu memberikan informasi yang dibutuhkan

selama penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arief dan Weni. K. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Bea. S, Bety. 2012. Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta : Nuha Medika.

Page 10: Penda Hulu An

Budiman dan Agus. R. 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemban Medika.

Hidayat A. A. A. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Maryunani, Anik. 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta : TIM.

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

. 2012. Metodeogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta Salemba Medika.

Proverawati, A dan Eni. R. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yogyakarta : Nuha Medika.

Sodikin. 2011. Keperawatan Anak Gangguan Pencernaan. Jakarta : EGC.

Ari, K. 2011. Pengaruh PHBS Tatanan Rumah Tangga Terhadap Diare Balita Di Kelurahan Gandus Palembang [skripsi], (online). PSIK Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

http://eprints.unsri.ac.id/889/1/makalah_PHBS_keluarga_diare.pdf (online) Diakses Tanggal 9 Mei 2013.

Supiyan. 2012. Hubungan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru [skirpsi], (online). PSIK, Universitas Riau. http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1882/1/JURNAL%20SUPIYAN%20pdf..pdf (online) Diakses Tanggal 9 Mei 2013.

Kusumawati, O. 2011. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 1-3 Tahun Studi Kasus Di Desa Tegowanu Wetan Kecamatan Tegowanu Grobongan [Jurnal], (online). Alumni Program Studi S1Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang.

http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/view/69 (online) Diakses Tanggal 9 Mei 2013.

Furwanto, R. 2013. Hubungan Status Sosial Ekonomi dengan PenerapanPerilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga di Kelurahan Suka Mulia Kecamatan Sail Kota Pekanbaru [Jurnal], (online).

Page 11: Penda Hulu An

http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1951/1/pdf%20roby.pdf (online) Diakses Tanggal 9 Mei 2013.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-hermilawat-5564-2-babi.pdf (online) Diakses Tanggal 9 Mei 2013.

http://datadokter.blogspot.com/2012/12/diare-pada-anak.html (online) Diakses Tanggal 9 Mei 2013.

http://id.wikipedia.org/wiki/Mencuci_tangan (online) Diakses Tanggal 9 Mei 2013.

http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL KESEHATAN_INDONESIA_TAHUN 2009.pdf (online) Diakses Tanggal 9 Mei 2013.

http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL KESEHATAN_INDONESIA_TAHUN 2010.pdf (online) Diakses Tanggal 9 Mei 2013.

http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_DATA_KESEHATAN_INDONESIA TAHUN_2011.pdf (online) Diakses Tanggal 9 Mei 2013.