penatalaksanaan demam berdarah dengue(1)
DESCRIPTION
case reportTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue
1Nathania Putri Tambunan 2Suzanna Ndraha1Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
2Departemen Ilmu Penyakit Dalam, RSUD Koja, Jakarta Utara, Jakarta, Indonesia
Abstract: Introduction: Dengue fever is an infectious tropical disease caused by the dengue virus. Symptoms include fever, headache, muscle and joint pains, and a characteristic skin rash that is similar to measles. In a small proportion of cases the disease develops into the life-threatening dengue hemorrhagic fever, resulting in bleeding, low levels of blood platelets and low levels of leukocytes, or into dengue shock syndrome, where dangerously low blood pressure occurs. Case: A 18 years old man came to Rumah Sakit Umum Daerah Koja with symptoms of fever since three days before admit to the hospital. He complaining a nausea especially after eat something, fatigue, and headache. From physical examination found body temperatures 37,2 oC, blood pressure 110/75 mmHg, heart rate 84 times/minute, epigastrium pain, rumple leed test (+). From laboratory, shows the hemoglobin value is 15,4g/dL, leukocyte 6170/uL, hematocrit 41,3%, platelets 95.000/uL on the first day of hospital admission. Platelet values continued to decrease till four care day and found the effusion of pleura. The working diagnosis is dengue hemorrhagic fever. During hospitalization, the patient has received intravenous RL, oral paracetamol 500 mg 3 x 1, Omeprazole injection 2x1 and Ondansentron injection 2x1. Discussion: From the clinical findings and significant inspection, they are meet the criteria of WHO about dengue hemorrhagic fever. So the patient was diagnosed with dengue hemorrhagic fever. After receiving treatment in hospital, the condition of the patient is getting better. Conclusion: From the criteria of WHO, we can find that in dengue hemorrhagic fever can occurs fever 2-7 days, low levels of blood platelets, low level of leukocytes, increased of hematocrit > 20% .Keywords: Dengue hemorrhagic fever, blood platelets, fever.
Abstrak: Introduksi: Demam dengue merupakan penyakit tropis menular yang disebabkan oleh virus dengue. Gejala termasuk demam, sakit kepala, nyeri pada otot dan sendi, dan terdapat ruam kulit yang mirip dengan campak. Pada sebagian kecil kasus penyakit tersebut berkembang menjadi demam berdarah yang mengancam jiwa, mengakibatkan pendarahan, rendahnya tingkat trombosit darah dan rendah nya tingkat leukosit darah , atau berkembang menjadi demam dengue yang disertai dengan syok, di mana ditemukan tekanan darah yang sangat rendah. Kasus: Laki-laki usia 18 tahun datang dengan ke Rumah Sakit Umum Daerah Koja dengan keluhan utama sejak 3 hari SMRS, mual terutama saat makan, ngilu seluruh badan dan sakit kepala. Pada pemeriksaan fisik: suhu: 37,2oC, tekanan darah 110/75, nadi 84 kali/menit, nyeri tekan epigastrium, rumple leed (+). Pemeriksaan laboratorium ketika pasieen dating ditemukan Haemoglobinb 15,4 g/dL, leukosit : 6170/uL, hematokrit: 41,3%, trombosit: 95.000/uL. Kadar trombosit terus menurun sampai hari ke 4 perawatan dan di dapatkan efusi pleura ada pemeriksaan usg. Diagnosis kerja pasien ini adalah demam berdarah dengue. Dirumah sakit pasien mendapatkan perawatan berupa infus Rl, Parasetamol 500mg 3x1, Omeprazole inj 2x1, dan Ondansentron inj 2x1. Diskusi: Dari gejala klinis dan pemeriksaan penunjang yang timbul
LAPORAN KASUS
sudah memenuhi kriteria WHO mengenai demam berdarah dengue, maka dari itu pasien didiagnosis demam berdarah dengue dan setelah mendapatkan perawatan keadaan pasien semakin membaik. Kesimpulan: Dari kriteria WHO,kita dapat menemukan bahwa pada demam berdarah dengue ditemukan demam 2-7 hari, penurunan kadar trombosit, penurunan kadar leukosit dan peningkatan hematokrit lebih dari 20%.Kata Kunci : Demam berdarah dengue, trombosit, demam
Demam Berdarah Dengue
Pendahuluan
Demam bedarah dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam,nyeri otot dan atau nyeri sendi yang disertai dengan
leukopenia,ruam,limfadenopati,trombositopenia dan diastesis hemoragik. Pada demam berdarah
dengue terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh.1
Deman berdarah dengue tersebar di wilayah Asia Tenggara, Pasifik barat dan Karibia. Indonesia
merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. Insiden DBD di
Indonesia antara 6 hingga 15 per 100.000 penduduk (1989 hingga 1995) dan pernah meningkat
tajam saat kejadian luar biasa hingga 35 per 100.000 penduduk pada tahun 1998, sedangkan
mortalitas DBD cenderung menurun hingga mencapai 2% pada tahun 1999.1
Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vektor nyamuk genus Aedes (terutama A. aegypti
dan A. albopictus). Peningkatan kasus setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan
dengan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih
(bak mandi, kaleng bekas dan tempat penampungan air lainnya).1
Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal ini di bawah ini
dipenuhi :1
• Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik.
• Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut :
- Uji bendung positif.
- Petekie, ekimosis, atau purpura.
- Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi), atau perdarahan dari tempat
LAPORAN KASUS
lain.
- Hematemesis atau melena.
• Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ul).
• Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma) sebagai berikut :
- Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai dengan umur dan jenis kelamin.
- Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan nilai
hematokrit sebelumnya.
- Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.
Derajat berat nya Demam Berdarah Dengue secara klinis dibagi sebagai berikut :2
1.Derajat I : Terdapat demam mendadak selama 2-7 hari disertai gejala klinis lain dengan
manifestasi perdarahan teringan yaitu uji turniket positif.
2.Derajat II : Ditemukan pula perdarahan pada kulit dan manifestasi perdarahan lain.
3.Derajat III : Ditemukan tanda-tanda dini renjatan.
4.Derajat IV : Terdapat Dengue Shock Syndrome dengan nadi dan tekanan darah yang tak
terukur.
Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai vektor ke tubuh
manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang pertama kali dapat memberi gejala
sebagai DD. Apabila orang itu mendapat infeksi berulang oleh tipe virus dengue yang berlainan
akan menimbulkan reaksi yang berbeda. DBD dapat terjadi bila seseorang yang telah terinfeksi
dengue pertama kali, mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya. Virus akan bereplikasi di
nodus limfatikus regional dan menyebar ke jaringan lain, terutama ke sistem rekuloendotelial
dan kulit secara bronkogen maupun hematogen. Tubuh akan membentuk kompleks virus-
antibodi dalam sirkulasi darah sehingga akan mengaktivasi sistem komplemen yang berakibat
dilepaskannya anafilatoksin C₃a dan C₅a sehingga permeabilitas dinding pembuluh darah
meningkat. Akan terjadi juga agreasi trombosit yang melepaskan ADP, trombosit melepaskan
vasoaktif yang bersifat meningkatkan permeabilitas kapiler dan melepaskan trombosit faktor 3
yang merangsang koagulasi intravascular. Terjadinya aktivasi faktor hogeman (factor XII) akan
LAPORAN KASUS
menyebabkan pembekuan intravascular yang meluas dan meningkatkan permeabilitas dinding
pembuluh darah.2
Tidak ada terapi yang spesifik untuk demam dengue, prinsip utama adalah terapi suportif.
Dengan terapi suportif yang adekuat, angka kematian dapat diturunkan hingga kurang dari 1%.
Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan tindakan yang paling penting dalam
penanganan kasus DBD. Asupan cairan pasien harus tetap dijaga, terutama cairan oral. Jika
asupan cairan oral pasien tidak mampu dipertahankan, maka dibutuhkan suplemen cairan melalui
intravena untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi secara bermakna.3
Perhimpunan Dokter Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) berama dengan Divisi Penyakit
Tropik dan Infeksi dan Divisi Hematologi dan Onkologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia telah menyusun protokol penatalaksanaan DBD pada pasien dewasa berdasarkan
kriteria:4
-Penatalaksanaan yang tepat dengan rancangan tindakan yang dibuat sesuai atas indikasi.
-Praktis dalam pelaksanaannya.
-Mempertimbangkan cost effectiveness.
Protokol ini terbagi dalam 5 kategori:
Protokol 1 : Penanganan Tersangka (probable) DBD dewasa tanpa syok.
Protokol 2 : Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa diruang rawat.
Protokol 3 : Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit >20%.
Protokol 4 : Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DBD dewasa.
Protokol 5 : Tatalaksana Sindrom Syok Dengue pada dewasa.5
Kasus
Laki-laki usia 18 tahun datang dengan ke Rumah Sakit Umum Daerah Koja dengan keluhan
utama sejak 3 hari SMRS, mual terutama saat makan, ngilu seluruh badan dan sakit kepala. Pada
pemeriksaan fisik: suhu: 37,2oC, tekanan darah 110/75, nadi 84 kali/menit, nyeri tekan
epigastrium, rumple leed (+). Pemeriksaan laboratorium ketika pasien dating ditemukan
Haemoglobinb 15,4 g/dL, leukosit : 6.170/uL, hematokrit: 41,3%, trombosit: 95.000/uL. Pada
hari kedua didapatkan penurunan trombosit 50.000/Ul, Hb: 15,9 g/dL, Ht: 44,1%, Leukosit:
LAPORAN KASUS
9.400/uL. Hari ketiga didapatkan trombosit 48.000/Ul, Hb: 17,7 g/dL, Ht: 49,4%, Leukosit :
7020/uL, Pemeriksaan USG Kesan: GB wall thickening dan efusi pleura. Pada hari keempat
trombosit 47.000/Ul, Hb: 16,1 g/dL, Ht: 46,1%, Leukosit: 7.400/uL. Hari kelima trombosit tetap
47.000/Ul, Hb: 15,9 g/dL, Ht: 44,3%, Leukosit: 6.130/uL. Di hari keenam didapatkan
peningkatan trombosit 68.000/Ul, Hb: 14,6 g/dL, Ht: 41,2%, Leukosit: 6.178/uL. Kadar
trombosit terus menurun sampai hari ke 4 perawatan dan di dapatkan efusi pleura ada
pemeriksaan usg. Diagnosis kerja pasien ini adalah demam berdarah dengue. Selama 4 hari
pasien mendapatkan perawatan berupa infus Rl, Parasetamol 500mg 3x1, Omeprazole inj 2x1,
dan Ondansentron inj 2x1. Setelah mendapatkan pengobatan, pasien merasa keluhan nya
berkurang dan pasien merasa kondisinya lebih membaik
Diskusi
Berdasarkan gejala dan keluhan yang timbul pada pasien, didapatkan gejala yang sesuai dengan
Gejala Demam Berdarah Dengue seperti yang disebutkan dalam kriteria WHO yaitu demam
sejak 3 hari SMRS, terdapat manifestasi perdarahan berupa petekie pada kedua tangan
pasien,terdapat trombositopenia (trombosit 95.000/uL). Terdapat keluhan tambahan pasien yaitu
mual dan juga sakit kepala. Pada hari kedua peraawatan didapatkan efusi pleura pada
pemeriksaan trombosit terus menurun sampai hari ke 4 perawatan, namun pada hari ke-6
perawatan trombosit mulai naik secara perlahan.
Selama di rumah sakit, pasien telah diberikan perawatan berupa pengobatan suportif dengan
memberikan cairan dan obat oral. Cairan yang diberikan yaitu infus RL 20 tetes per menit untuk
menjaga volume cairan tubuh pasien. Selain itu, pasien juga telah mendapatkan terapi oral
berupa parasetamol 500mg 3x1 yang bersifat antipiretik untuk membantu menurunkan panas dan
pasien juga mendapatkan terapi injeksi berupa Omeprazole 2x1 dan Ondansentron 2x1 untuk
mengurangi gejala mual dan muntah.
Kesimpulan
Demam berdarah dengue memiliki gejala klinis berupa demam 2-7 hari,terdapat perdarahan
seperti petekie. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan penurunan trombosit.
Penatalaksanaan pada demam bedarah dengue hanya simtomaik. Demam berdarah dengue dapat
berlanjut menjadi Dengue Shock Syndrome,maka dari itu butuh penanganan yang cepat dan
tepat untuk menyelamatkan nyawa pasien.
LAPORAN KASUS
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi ke-5. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2009. hal.
2773-9.
2. Masjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi ke-3. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2008. hal. 428-33.
3. Depkes RI. Pedoman tatalaksana klinis infeksi dengue di sarana pelayanan kesehatan.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI; 2005.
4. Hadinegoro SR ,Soegijanto S, Wuryadi S, Thomas Suroso. Tata laksana Demam
Berdarah Dengue di Indonesia . Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2001.
5. Herdiman T. Buku Medicinus Diagnosis dan Terapi Cairan pada Demam Berdarah
Dengue .Vol 22. Jakarta : Erlangga Medical Series ; 2009.