penanaman sikap nasionalisme melalui mata...

21
PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS VIII DI SMP N 1 NGLEGOK KABUPATEN BLITAR THE INVESTMENT OF NATIONALISM THROUGH NATIONAL INSIGHT LOCAL CONTENT SUBJECT OF VIII GRADERS AT SMP N 1 NGLEGOK BLITAR Ivan Nove Ainun Najib * * Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM, Email: [email protected] ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penanaman sikap nasionalisme melalui mata pelajaran muatan lokal Wawasan Kebangsaan pada siswa kelas VIII. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian: (1) Latar belakang pemberian mata pelajaran muatan lokal Wawasan Kebangsaan pada Siswa Kelas VIII karena akibat dari pengaruh negatif teknologi informasi dan saat ini generasi muda indonesia telah banyak melakukan tawuran. Tujuan mata pelajaran Wawasan Kebangsaan mengembangkan nilai-nilai luhur seperti yang tercermin dalam pancasila dan UUD 1945; (2) Program mata pelajaran muatan lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam KTSP SMP N 1 Nglegok; (3) Rancangan pembelajaran mata pelajaran muatan lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan RPP; (4) Pelaksanaan pembelajaran Wawasan Kebangsaan belum tercapai maksimal karena siswa ada yang masih belum mengerjakan tugas rumah, ada siswa yang membuat ramai kelas. Serta belum terlihat guru mampu mengkondisikan kelas; (5) Kendala : (a) faktor guru; (b) faktor siswa; (6) Upaya : (a) faktor guru; (b) faktor siswa. Kata Kunci : sikap nasionalisme, muatan lokal, wawasan kebangsaan ABSTRACT: This study aims to describe the attitude of nationalism through the planting of local content subjects Insights Nationality in class VIII. The method used is descriptive qualitative. The results: (1) Background granting local content subjects Insights Nationality in Class VIII as a result of the negative effects of information technology and the current young generation of Indonesia has conducted a brawl. Insights course goals Nationality develop noble values as reflected in the Pancasila and the 1945 Constitution, (2) program local content subjects contained in SBC Insights Nationality SMP N 1 Nglegok, (3) instructional design local content subjects contained in the Nationality Insights component of the syllabus and lesson plans,

Upload: lamthuy

Post on 03-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelCBBA55BE160ADD2CCEF0AC... · lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA PELAJARAN

MUATAN LOKAL WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS

VIII DI SMP N 1 NGLEGOK KABUPATEN BLITAR

THE INVESTMENT OF NATIONALISM THROUGH NATIONAL

INSIGHT LOCAL CONTENT SUBJECT OF VIII GRADERS AT SMP N 1

NGLEGOK BLITAR

Ivan Nove Ainun Najib *

* Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM, Email: [email protected]

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penanaman

sikap nasionalisme melalui mata pelajaran muatan lokal Wawasan

Kebangsaan pada siswa kelas VIII. Metode yang digunakan adalah

deskriptif kualitatif. Hasil penelitian: (1) Latar belakang pemberian

mata pelajaran muatan lokal Wawasan Kebangsaan pada Siswa

Kelas VIII karena akibat dari pengaruh negatif teknologi informasi

dan saat ini generasi muda indonesia telah banyak melakukan

tawuran. Tujuan mata pelajaran Wawasan Kebangsaan

mengembangkan nilai-nilai luhur seperti yang tercermin dalam

pancasila dan UUD 1945; (2) Program mata pelajaran muatan

lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam KTSP SMP N 1

Nglegok; (3) Rancangan pembelajaran mata pelajaran muatan

lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

RPP; (4) Pelaksanaan pembelajaran Wawasan Kebangsaan belum

tercapai maksimal karena siswa ada yang masih belum

mengerjakan tugas rumah, ada siswa yang membuat ramai kelas.

Serta belum terlihat guru mampu mengkondisikan kelas; (5)

Kendala : (a) faktor guru; (b) faktor siswa; (6) Upaya : (a) faktor

guru; (b) faktor siswa.

Kata Kunci : sikap nasionalisme, muatan lokal, wawasan

kebangsaan

ABSTRACT: This study aims to describe the attitude of

nationalism through the planting of local content subjects Insights

Nationality in class VIII. The method used is descriptive

qualitative. The results: (1) Background granting local content

subjects Insights Nationality in Class VIII as a result of the

negative effects of information technology and the current young

generation of Indonesia has conducted a brawl. Insights course

goals Nationality develop noble values as reflected in the Pancasila

and the 1945 Constitution, (2) program local content subjects

contained in SBC Insights Nationality SMP N 1 Nglegok, (3)

instructional design local content subjects contained in the

Nationality Insights component of the syllabus and lesson plans,

Page 2: PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelCBBA55BE160ADD2CCEF0AC... · lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

(4) Implementation Insights Nationality learning because students

have not reached maximum there are still chores, there are students

who make the class lively. And have not yet seen the teacher is

able to condition class; (5) Constraints: (a) teacher factors; (b)

factor of students; (6) Efforts: (a) teacher factors; (b) factor

students.

Keywords: attitude of nationalism, local content, the concept of

nationalism

Indonesia sebagai sebuah negara yang yang dikenal sebagai Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kini telah berusia lebih dari 67 tahun.

Terhitung sejak proklamasi kemerdekaan tanggal 17 agustus 1945, sampai saat ini

masih dihadapkan pada sebuah tantangan besar yakni mempertahankan semangat

nasionalisme bangsa Indonesia dalam mengisi dan mempertahankan

kemerdekaan. Sebagai sebuah negara yang terdiri atas beranekaragam suku,

agama dan ras, serta wilayahnya yang sangat luas, Bangsa Indonesia harus tetap

memiliki daya pengikat yang dapat mempererat persatuan dan kesatuan bangsa

yang disebut nasionalisme.

Namun pada saat ini Indonesia menghadapi beraneka ragam permasalahan

yang rumit. Mulai dari masalah angka pengangguran yang makin hari makin

meningkat, kemiskinan, korupsi, masalah terorisme dan lain sebagainya. Berbagai

permasalahan tersebut juga berdampak buruk terhadap rasa nasionalisme anak

bangsa Indonesia. Rasa nasionalisme anak Indonesia terhadap bangsa mulai

dipertanyakan, bahkan mulai diragukan keberadaannya.

Kohn (Sari, 1961: 11) berpendapat bahwa, “Nasionalisme adalah suatu

paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan

kepada negara kebangsaan”. Perasaan sangat mendalam akan suatu ikatan yang

erat dengan tanah tumpah darah dengan tradisi-tradisi setempat dan penguasa-

penguasa resmi di daerahnya selalu ada sepanjang sejarah dengan kekuatan yang

berbeda-beda.

Kartadinata (2011:8) menyatakan Survey Kehidupan Bernegara (SKB) yang

dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tanggal 27-29 Mei 2011,

ditemukan bahwa persentase masyarakat yang mengetahui tentang NKRI dan

Bhineka Tunggal Ika sebagai pilar kehidupan berbangsa dan bernegara hanya

Page 3: PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelCBBA55BE160ADD2CCEF0AC... · lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

sekitar 67-78 persen. Dari hasil Survey yang dilakukan di 181 kabupaten/kota, di

33 propinsi, di seluruh Indonesia yang melibatkan 12.056 responden ini tampak

bahwa masyarakat Indonesia memiliki Wawasan Kebangsaan yang minim,

bahkan ada sebanyak 10% masyarakat yang tidak mampu untuk menyebutkan

sila-sila Pancasila secara lengkap.

Berdasarkan hal tersebut jelas bahwa Wawasan Kebangsaan masyarakat

yang saat ini mulai mengalami penurunan. permasalahan yang sedang dihadapi

bangsa indonesia tidak hanya mempengaruhi budaya bangsa, namun juga

mempengaruhi rasa nasionalisme. baik di masyarakat pada umumnya maupun di

kalangan siswa pada khususnya. Siswa sebagai salah satu kekuatan bangsa di

bidang pendidikan Indonesia dianggap memiliki nasionalisme yang rendah.

Hal ini disebabkan karena semangat kebangsaan siswa-siswi di Sekolah

mulai memudar. Dari tahun ketahun rasa nasionalisme siswa dirasakan semakin

menurun. Misalnya dapat dilihat dari cara siswa yang kurang mengindahkan

peraturan dan tata tertib sekolah, siswa kurang disiplin terhadap waktu, kurang

memelihara keindahan dan kebersihan lingkungan, siswa seakan-akan lupa dan

tidak mengenang jasa para pahlawan, jika dulu nasionalisme kaum muda

diarahkan untuk melawan penjajah, saat ini siswa sebagai generasi penerus bangsa

harus mengisinya dengan belajar dengan bersungguh-sungguh serta berusaha

untuk memajukan bangsa indonesia dengan menunjukkan prestasi diri di sekolah.

Sikap tidak khidmat dalam mengikuti upacara bendera. Serta kurang berpartisipasi

dalam kegiatan acara peringatan sumpah pemuda.

Maka perlu adanya upaya menanamkan, menumbuhkembangkan dan

memelihara Wawasan Kebangsaan masyarakat melalui sentra-sentra pendidikan

seperti sentra keluarga, masyarakat dan sekolah.

Permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah

berlangsungnya pendidikan yang kurang bermakna bagi pembentukan wawasan

kebangsaan siswa, yang berakibat merosotnya kualitas kepribadian dan kesadaran

terhadap makna kehidupan. Jika hal itu diabaikan, maka menurunnya wawasan

kebangsaan siswa pada masa mendatang merupakan suatu hal yang tidak dapat

dibendung lagi oleh siapa pun. Sebenarnya, menurunnya wawasan kebangsaan

dikalangan siswa telah banyak dirasakan oleh masyarakat, maupun kalangan

Page 4: PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelCBBA55BE160ADD2CCEF0AC... · lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

pendidikan. Misalnya rasa persaudaraan siswa yang semakin menipis dimana

siswa bersikap acuh tak acuh terhadap siswa lain. Mereka lebih mementingkan

diri sendiri dan kelompoknya dibandingkan kepentingan umum, memilih-milih

dalam berteman serta kurangnya rasa kepedulian sosial terhadap teman sehingga

kurangnya kesediaan kerelaan berkorban untuk memberikan bantuan atau

sumbangan terhadap orang yang terkena musibah.

Jika hal tersebut dibiarkan begitu saja maka akan semakin mengancam

kehidupan bangsa, sebab generasi muda dan siswa sekolah merupakan generasi

penerus bangsa yang akan melanjutkan kepemimpinan yang lebih baik di masa

yang akan datang.

Berkaitan dengan kenyataan itu, mata pelajaran muatan lokal Wawasan

Kebangsaan yang ditetapkan oleh dinas pendidikan daerah juga harus dapat

menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa nasionalisme, dan

meningkatkan wawasan kebangsaan siswa.

Suparlan (2002: 15) menyimpulkan “lewat pendidikan nasional

diharapkan warga Negara memiliki kesadaran cinta tanah airnya, tebal semangat

kebangsaan, tinggi kesetiakawanan sosial, percaya pada diri sendiri, inovatif dan

kreatif, mampu membangun diri sendiri dan bersama-sama bertanggung jawab

atas pembangunan negara dan bangsa”. Adanya pelaksanaan pengajaran

pendidikan wawasan kebangsaan diharapkan dapat memberi andil bagi

pembentukan nasionalisme, pendidikan wawasan kebangsaan dapat membentuk

warga negara yang baik, yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan

kewajibannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pendidikan sebagai proses investasi sumber daya manusia dan moral sosial

merupakan proses yang tidak mengenal akhir. Selama ini, bangsa Indonesia terus

berupaya membenahi pendidikan nasional, yaitu pendidikan yang tumbuh dan

berkembang di atas landasan kebudayaan nasional. Masyarakat, bangsa, dan

negara yang kokoh dan kuat ikatan nasionalnya itu hanya mungkin terbentuk

apabila terbangun dan dikembangkan atas dasar pendidikan pula. Selain menurut

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang

mewajibkan pendidikan kewarganegaraan diajarkan di setiap jenjang pendidikan,

Pemerintah Kabupaten Blitar melalui keputusan Dinas pendidikan daerah

Page 5: PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelCBBA55BE160ADD2CCEF0AC... · lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

Kabupaten Blitar Nomor : 421.3/2520/409.101/2010 tentang pelaksanaan muatan

lokal wawasan kebangsaan. Yang isinya memutuskan Membentuk Tim penyusun

kurikulum muatan lokal untuk SD, SMP, SMA/SMK pada lembaga pendidikan di

Dinas Pendidikan Daerah Kabupaten Blitar, Muatan lokal ini wajib diajarkan

kepada siswa dengan alokasi waktu 1 (satu) jam pelajaran untuk Wawasan

Kebangsaan serta mewajibkan setiap satuan pendidikan mengajarkan muatan

lokal wawasan kebangsaan kepada siswa SD kelas IV, V, dan VI, Siswa SMP

kelas VIII semester 2 dan kelas IX, dan siswa SMA/SMK kelas XI semester 2 dan

kelas XII.begitu juga di SMP Negeri 1 Nglegok diajarkan muatan lokal wawasan

kebangsan.

Penerapan muatan lokal wawasan kebangsaan dalam setiap satuan

pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena dapat menanamkan sikap

nasionalisme pada generasi muda. Wawasan kebangsaan masyarakat yang tinggi

sangat diperlukan bagi bangsa Indonesia agar dapat menghasilkan kinerja yang

baik. Kinerja yang baik dapat tumbuh karena adanya wawasan kebangsaan yang

baik pula.

Jika upaya pendidikan wawasan kebangsaan seperti diuraikan diatas segera

dilakukan secara terencana, bertahap dan berkesinambungan maka kita dapat

memiliki kembali harapan dan juga dengan izin Tuhan dalam beberapa tahun

mendatang kondisi wawasan kebangsaan akan semakin membaik dengan adanya

transparansi, tidak adanya kolusi, korupsi dan nepotisme seperti yang sekarang

terjadi dan masih dapat dilihat di media cetak dan elektronik yang mengemuka

dengan adanya kasus-kasus korupsi, kekerasan di masyarakat dan berbagai

pelanggaran yang dilakukan oleh dan terhadap masyarakat. Apabila wawasan

kebangsaan sudah tinggi maka hal ini tidak akan terjadi lagi atau setidaknya bisa

dieliminasi dengan adanya rasa nasionalisme, budaya malu, rasa harga diri,

dedikasi serta semangat kerja yang tinggi. Maka seharusnya sejak usia dini anak-

anak sudah dikenalkan untuk memahami keberadaan jati dirinya sebagai suatu

bangsa serta beraneka ragam budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, maka

sikap nasionalisme akan tertanam lebih dalam di benak anak-anak. Sikap

nasionalisme harus ditanamkan sejak dini karena saat itulah anak-anak dapat

mempelajari dengan baik dan mulai pengetahuan seputar bangsa indonesia.

Page 6: PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelCBBA55BE160ADD2CCEF0AC... · lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

SMP Negeri 1 Nglegok adalah salah satu sekolah yang menerapkan mata

pelajaran muatan lokal wawasan kebangsaan di Kabupaten Blitar. Selain wawasan

kebangsaan ada mata pelajaran muatan lokal yang lainnya seperti pendidikan Budi

Pekerti, dan Praktek Keagamaan. Menurut Keputusan Dinas pendidikan daerah

Kabupaten Blitar Nomor : 421.3/2520/409.101/2010, mata pelajaran itu perlu

diterapkankan agar siswa dapat lebih meningkatkan rasa cinta tanah air,

berperilaku sesuai norma yang berlaku, dan meningkatkan ketaqwaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk itulah peneliti ingin mengetahui penanaman sikap nasionalisme di

sekolah, dan tingkat nasionalisme siswa yang mendapatkan pelajaran wawasan

kebangsaan, sehingga peneliti mengangkat judul Penanaman Sikap Nasionalistik

Melalui Mata Pelajaran Muatan Lokal Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas

VIII di SMP N 1 Nglegok Kabupaten Blitar. penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan: (1) Latar belakang pemberian mata pelajaran muatan lokal

Wawasan Kebangsaan pada siswa kelas VIII di SMP N 1 Nglegok; (2) Program

mata pelajaran muatan lokal Wawasan Kebngsaan pada siswa kelas VIII di SMP

N 1 Nglegok; (3) Rancangan pembelajaran mata pelajaran muatan lokal Wawasan

Kebangsaan pada siswa kelas VIII di SMP N 1 Nglegok; (4) Pelaksanaan

pembelajaran mata pelajaran muatan lokal Wawasan Kebangsaan pada siswa

kelas VIII di SMP N 1 Nglegok; (5) Kendala yang dihadapi guru dalam

menanamkan sikap nasionalisme melalui mata pelajaran muatan lokal Wawasan

Kebangsaan pada siswa kelas VIII di SMP N 1 Nglegok; (6) Upaya guru dalam

mengatasi kendala dalam menanamkan sikap nasionalisme melalui mata pelajaran

muatan lokal Wawasan Kebangsaan pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1

Nglegok.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2002: 3) mendefinisikan

pendekatan kualitatif, sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang

dapat diamati. Metode ini digunakan untuk mendiskripsikan penanaman sikap

nasionalisme melalui mata pelajaran muatan lokal Wawasan Kebangsaan.

Page 7: PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelCBBA55BE160ADD2CCEF0AC... · lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

Sumber data penelitian ini adalah (1) Primer, Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten Blitar Bapak Romelan, M.Pd, Kepala sekolah SMP N 1 Nglegok

Bapak Triono, M.Pd, Guru mata pelajaran Wawasan Kebangsaan Ibu Sujining,

S.Pd, dan beberapa Siswa kelas VIII di SMP N 1 Nglegok; (2) Sekunder, SK

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar Nomor : 421.3/2520/409.101/2010,

KTSP SMP N 1 Nglegok, RPP dan Silabus Guru mata pelajaran Wawasan

Kebangsaan kelas VIII B SMP N 1 Nglegok.

Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah (1) Observasi partisipatif

digunakan untuk mengumpulkan data tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran mata

pelajaran wawasan kebangsaan sebagai upaya menanamkan sikap nasionalisme

siswa.; (2) wawancara, wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur.

Wawancara ini digunakan untuk mengetahui latar belakang pemberian mata

pelajaran mauatan lokal wawasan kebangsaan, program mata pelajaran Wawasan

Kebangsaan pada siswa kelas VIII, rancangan pembelajaran mata pelajaran

Wawasan Kebangsaan pada kelas VIII, pelaksanaan pembelajaran muatan lokal

wawasan kebangsaan, kendala yang dihadapi guru dalam menanamkan sikap

nasionalisme, serta upaya guru dalam mengatasi kendala dalam menanamkan

sikap nasionalisme melalui mata pelajaran muatan lokal wawasan kebangsaan

pada kelas VIII di SMP N 1 Nglegok; (3) Dokumentasi, Studi dokumentasi

dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data melalui Surat Keputusan Dinas

Pendidikan Daerah Kabupaten Blitar nomor 421.3/2520/409.101/2010 Tentang :

penetapan mata pelajaran muatan lokal wawasan kebangsaan, budi pekerti dan

praktek keagamaan pada lembaga SD, SMP, SMA/SMK Kabupaten Blitar, KTSP

SMP N 1 Nglegok, silabus, RPP mata pelajaran muatan lokal wawasan

kebangsaan serta foto bukti kegiatan pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran

muatan lokal wawasan kebangsaan sebagai upaya menanamkan sikap

nasionalisme siswa kelas VIII. Studi dokumentasi dilakukan pada saat

pelaksanaan pembelajaran muatan lokal wawasan kebangsaan di sekolah sebagai

bukti otentik dan pendukung suatu kebenaran dalam penelitian ini.

Kegiatan analisis data dilakukan dengan menggunakan interactive model

(Miles dan Huberman dalam sugiyono, 2009:247) dan dilakukan melalui

Page 8: PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelCBBA55BE160ADD2CCEF0AC... · lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

beberapa tahapan, yaitu: (1) Reduksi data. Kegiatan ini dilakukan dengan

mengumpulkan semua data yang diperoleh di lapangan (data mentah) berupa hasil

wawancara para subjek penelitian dan pengamatan secara langsung di SMPN 1

Nglegok dalam memperoleh data. Data atau informasi tersebut dipilah, dirangkum

dan disusun secara sistematis sehingga memudahkan peneliti dalam mencari data;

(2) Penyajian data. Data disajikan dalam bentuk teks narasi atau uraian yang

menyerupai cerita. Bentuk narasi tersebut dimulai dari langkah awal penelitian

sampai peneliti mengakhiri kegiatan penelitiannya; (3) Menarik kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Latar Belakang Pemberian Mata Pelajaran Muatan Lokal Wawasan

Kebangsaan pada Siswa Kelas VIII di SMP N 1 Nglegok

Berdasarkan temuan penelitian, muatan lokal yang dibuat oleh Dinas

Pendidikan Daerah Kabupaten Blitar terdapat tiga mata pelajaran, antara lain

Pendidikan Budi Pekerti, Wawasan Kebangsaan, dan Praktek Keagamaan. Salah

satunya Wawasan Kebangsaan, adapun alasan pemberian mata pelajaran muatan

lokal Wawasan Kebangsaan pada tingkat SMP seluruh Kabupaten Blitar adalah

akibat dari pengaruh negatif teknologi informasi dan pada saat ini rakyat,

khususnya generasi muda indonesia telah banyak melakukan tawuran. Ini sangat

memprihatinkan, mengingat Blitar terkenal sebagai tempat lahirnya sang

Proklamator Ir. Soekarno.

Tujuan mata pelajaran Wawasan Kebangsaan mengembangkan nilai-nilai

luhur seperti yang tercermin dalam pancasila dan UUD 1945. lembaga sekolah

memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam mempersiapkan

warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk

mempertahankan NKRI. dan perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa

Indonesia, khususnya generasi penerus bangsa. Sehingga perlu adanya mata

pelajaran Wawasan Kebangsaan yang dapat menumbuhkan semangat kebangsaan,

demi tercapainya cita-cita dan tujuan negara Indonesia.

Temuan penelitian tentang alasan pemberian mata pelajaran muatan lokal

wawasan kebangsaan pada siswa kelas VIII di SMP N 1 Nglegok sesuai dengan

pendapat Antonius Atosoki Gea. Karena menurut Antonius Atosoki Gea

(2002:57) menyatakan bahwa Wawasan Kebangsaan bertekad memperkokoh

Page 9: PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelCBBA55BE160ADD2CCEF0AC... · lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

solidaritas melalui sikap perilaku saling menghargai atau toleransi antar sesama

manusia Indonesia, dengan tidak membedakan sesamanya atas dasar apapun.

Sehingga para generasi muda dapat menghargai perbedaan dan tidak melakukan

tawuran antar pelajar.

Sedangkan tujuan mata pelajaran Wawasan Kebangsaan tersebut sesuai

dengan Panduan Kurikulum Muatan lokal Wawasan Kebangsaan (2012:2) tentang

tujuan mata pelajaran Wawasan Kebangsaan adalah untuk membentuk

kompetensi siswa untuk berfikir kritis, kreatif dan rasional. berpartsipasi,

bertanggung jawab dan bertindak cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Berkembang secara positif dan demokratis untuk

membentuk diri siswa yang berkarakter Indonesia, mengembangkan nilai luhur

yang tercermin dalam pancasila dan UUD 1945, serta selalu setia dan patuh

terhadap ideologi bangsa Pancasila, UUD 1945, dan NKRI yang berbhineka

Tunggal Ika.

Program Mata Pelajaran Muatan lokal Wawasan Kebangsaan Pada Siswa

Kelas VIII di SMP N 1 Nglegok

Sejak turunnya SK Dinas Pendidikan Daerah Kabupaten Blitar Nomor

421.3/2520/409.101/2010. Pada awal tahun ajaran 2011/2012, satuan pendidikan

mulai dari SD, SMP/MTs, sampai SMA/SMK/MA di seluruh Kabupaten Blitar

mulai menerapkan mata pelajaran muatan lokal daerah, tak terkecuali mata

pelajaran muatan lokal Wawasan Kebangsaan. Dan yang mengajar mata pelajaran

muatan lokal Wawasan Kebangsaan di SMP N 1 Nglegok Kabupaten Blitar

adalah guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, hal ini didasari karena

saling terkaitnya materi mata pelajaran Wawasan Kebangsaan dengan Pendidikan

Kewargnegaraan.

Temuan peneliti tersebut jika dikaitkan dengan pendapat dari Efendi

(2009:86) yang menyatakan bahwa muatan lokal adalah program pendidikan yang

dipelajari oleh siswa yang sekolah di daerah itu.

Selanjutnya tujuan program mata pelajaran muatan lokal Wawasan

Kebangsaan adalah membentuk kompetensi siswa untuk : 1)Berpikir kritis, kreatif

dan rasional; 2) Berpartisipasi, bertanggung jawab dan bertindak cerdas dalam

kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; 3) Berkembang secara positif

Page 10: PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelCBBA55BE160ADD2CCEF0AC... · lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

dan demokratis untuk membentuk diri siswa yang berkarakter indonesia; 4)

Mengembangkan nilai-nilai luhur seperti tercermin dalam pancasila dan UUD

1945; 5) Selalu setia, patuh terhadap ideologi bangsa pancasila, UUD 1945, dan

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbhineka Tunggal Ika.

Tujuan program mata pelajaran muatan lokal Wawasan Kebangsaan

sebenarnya sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nur Syam (2009:161)

yang menyatakan bahwa Wawasan Kebangsaan merupakan pengetahuan, sikap,

dan tindakan yang didasarkan atas kesadaran masyarakat Indonesia yang berada

dalam NKRI yang berwarna-warni suku, agama, etnis, tradisi dan kebudayaannya

adalah bangsa yang satu dan akan dipertahankan sampai kapanpun.

Kemudian fungsi mata pelajaran Wawasan Kebangsaan adalah sebagai

wahana untuk membentuk peserta didik yang cerdas, terampil, berbudi pekerti

luhur, berkarakter, memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan serta

setia terhadap bangsa dan negara indonesia, patuh terhadap peraturan dengan

merefleksikan dirinya dalam kebiasaan dan berfikir, bertindak atau berbuat sesuai

dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. tujuan menjadi pijakan dalam program

pelaksanaan pendidikan Wawasan Kebangsaan di sekolah, khususnya Wawasan

kebangsaan. Di antara sekian banyak sekolah di Kabupaten Blitar yang

mengajarkan mata pelajaran muatan lokal Wawasan Kebangsaan ialah SMP N 1

Nglegok.

Temuan penelitian tersebut sudah sesuai dengan yang diungkapkan oleh

Warlim (2004:9) yang menyatakan bahwa Bangsa Indonesia mempunyai

Wawasan Kebangsaan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Berdasarkan nilai

tersebut Bangsa Indonesia memiliki cara pandang untuk bertindak dan melangkah

kedepan dalam mencapai tujuan nasional.

Sedangkan program mata pelajaran Wawasan kebangsaan di SMP N 1

Nglegok menjadi bagian kurikulum tersendiri sesuai dengan instruksi Kepala

Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar melalui SK Dinas Pendidikan Daerah

Kabupaten Blitar Nomor 421.3/2520/409.101/2010 yang menyatakan Pelaksanaan

muatan lokal Wawasan Kebangsaan, budi pekerti dan praktek keagamaan pada

lembaga SD, SMP, SMA/SMK seluruh Kabupaten Blitar. Wawasan Kebangsaan

menjadi kurikulum tersendiri, karena sudah mendapatkan persetujuan Kepala

Page 11: PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelCBBA55BE160ADD2CCEF0AC... · lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, meskipun waktu pembelajarannya hanya 1

jam pelajaran dalam 1 minggu. Program mata pelajaran Wawasan Kebangsaan

pada dasarnya juga sudah sangat relevan dengan pernyataan Susanto (2007:35)

yang menyatakan jika materi mata pelajaran muatan lokal tidak sesuai menjadi

bagian dari mata pelajaran lain karena terlalu banyak, maka harus menjadi mata

pelajaran tersendiri.

Nilai utama dalam standar kompetensi (SK)/kompetensi dasar (KD)

khususnya kelas VIII semester 1 dan 2 mata pelajaran Wawasan Kebangsaan

sebagai salah satu bentuk penanaman sikap nasionalisme, terutama nilai rela

berkorban, kepahlawanan,keanekaragaman, persatuan dan kesatuan, dan cinta

tanah air. Namun secara umum penanaman sikap nasionalisme dapat dilakukan

dalam aktifitas di pergaulan sekolah, keluarga dan masyarakat.

Dalam rangka menanamkan sikap nasionalisme pada siswa kelas VIII

SMP N 1 Nglegok, materi standar kompetensi (SK)/kompetensi dasar (KD)

khususnya kelas VIII semester 1 dan 2 yang terdapat dalam program pendidikan

Wawasan Kebangsaan sesuai dengan yang dikemukakan menurut Soegito (dalam

Nurina, 2006:96) yang mana indikator sikap nasionalisme adalah rela berkorban

untuk kepentingan bangsa dan negara, mengutamakan persatuan dan kesatuan,

cinta tanah air yang merupakan modal yang penting dalam membangun suatu

negara, serta berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah atau pekerja keras.

Rancangan Pembelajaran Mata Pelajaran Muatan Lokal Wawasan

Kebangsaan Pada Kelas VIII di SMP N 1 Nglegok

Silabus dan RPP adalah Rancangan pembelajaran. keduanya dibuat

sebelum pembelajaran, tak terkecuali mata pelajaran muatan lokal Wawasan

Kebangsaan juga harus menggunakannya. RPP dan Silabus digunakan sebagai

patokan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas sehingga hasil belajar

peserta didik sesuai dengan yang diharapkan. Dalam menanamkan sikap

nasionalisme yang terkemas dalam mata pelajaran Wawasan Kebangsaan maka

seorang guru harus lebih memahami konsep tentang nilai-nilai nasionalisme itu

sendiri, dengan pemahaman yang baik mengenai nilai nasionalisme maka guru

akan lebih mudah dalam menyusun Silabus dan RPP dalam proses pembelajaran

seperti memuat materi dan penilaiannya.

Page 12: PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelCBBA55BE160ADD2CCEF0AC... · lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

Temuan penelitian tersebut jika dikaitkan dengan pendapat dari

Budimansyah sangat relevan karena menurut Budimansyah (2002:8) menyatakan

bahwa salah satu ciri guru yang reaktif adalah Segera mengenali materi atau

metode pembelajaran yang akan digunakan sehingga tidak membuat siswa bosan.

Bila hal ini ditemui, ia segera menanggulanginya.

Komponen silabus yang dibuat oleh guru mata pelajaran Wawasan

Kebangsaan SMP N 1 Nglegok Kabupaten Blitar terdiri dari beberapa komponen

yang antara lain satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas/semester, tahun

pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, penilaian, waktu, dan sumber/alat belajar.

Untuk materi pembelajaran, dikembangkan dengan cara mengaitkan materi

sesuai dengan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat. Dan dimulai lewat

lingkungan sekolah. Cara seperti ini akan tidak menyulitkan siswa dalam

memahami materi Wawasan Kebangsaan.

Hal ini sesuai dengan Panduan Kurikulum Mata Pelajaran Wawasan

Kebangsaan (2012:3) pembelajaran pada mata pelajaran wawasan kebangsaan

merupakan proses dan upaya dengan menggunakan pendekatan belajar CTL untuk

mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan, dan ketrampilan supaya

membentuk karakter warga negara Indonesia.

Untuk Langkah langkah pembelajaran, yang mewujudkan penanaman

sikap nasionalisme adalah Pertama, ketika siswa diminta bernyanyi lagu Indonesia

Raya secara bersama-sama, ini dilakukan agar siswa dapat mulai mencintai lagu-

lagu kebangsaan. Kedua , membentuk kelompok dan berdiskusi. Melalui diskusi

ini peserta didik diharapkan dapat disiplin tepat waktu dalam mengerjakan tugas

kelompok sehingga kelak siswa dapat memiliki rasa dispilin diri guna mencapai

displin nasional yang tinggi, peserta didik diharapkan dapat bekerja keras untuk

kesuksesan kerja dan hasil kerja kelompoknya sehingga kelak siswa dapat

memiliki sikap bekerja keras untuk kemakmuran diri sendiri, keluarga, dan bangsa

indonesia, serta peserta didik diharapkan berani mengemukakan pendapat dalam

diskusi sehingga kelak siswa dapat berani menegakkan kebenaran dan keadilan di

negara Indonesia.

Page 13: PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelCBBA55BE160ADD2CCEF0AC... · lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

Dalam rangka menanamkan sikap nasionalisme pada siswa kelas VIII

SMP N 1 Nglegok, yang terdapat dalam langkah-langkah pembelajaran khususnya

kelas VIIIB semester 2 sudah sesuai dengan yang dikemukakan menurut Soegito

(dalam Nurina, 2006:96) yang mana indikator sikap nasionalisme adalah rela

berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, mengutamakan persatuan dan

kesatuan, cinta tanah air yang merupakan modal yang penting dalam membangun

suatu negara, serta berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah atau pekerja

keras.

Kemudian penilaian pembelajaran dilakukan sebelum, selama, dan

sesudah proses pembelajaran. Penilaian tertulis diberikan setelah pertemuan I,

Sedangkan pertemuan II lebih menekankan pada tes lisan.

Penilaian pembelajaran mata pelajaran Wawasan Kebangsaan tersebut

sudah sesuai dengan pendapat Frazee dan Rudnitski (dalam Punaji Setyosari

:2001:90) evaluasi pembelajaran adalah suatu aktivitas yang berdimensi pada satu

waktu, waktu tertentu, yang menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam

pembelajaran.

Pelaksanaan Pembelajaran Muatan Lokal Wawasan Kebangsaan Pada

Siswa Kelas VIII di SMP N 1 Nglegok

Penanaman sikap nasionalisme dalam pembelajaran menyatu dalam

hubungan antara guru dengan siswa, dimana guru berusaha menjadi teladan yang

baik untuk siswa dan siswa dibiasakan untuk melakukan kegiatan positif sesuai

dengan sikap nasionalisme yang ingin ditanamkan oleh guru mata pelajaran

Wawasan Kebangsaan. Serta proses pembelajaran yang dilakukan antara guru

dengan murid ditandai dengan apersepsi yaitu menyanyikan lagu kebangsaan

seperti Indonesia Raya. Hal ini di maksudkan agar rasa cinta terhadap tanah

airnya, dimulai dari mencintai lagu kebangsaan Indonesia, dan guru memberikan

pertanyaan kepada siswa seputar materi untuk mengetahui kesiapan siswa dalam

belajar, kegiatan inti meliputi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Eksplorasi

dengan penyampaian materi pokok oleh guru, elaborasi dengan pemberian tugas

individu maupun kelompok kepada siswa dan konfirmasi dengan memberi

kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum di mengerti,

sedangkan kegiatan penutup ditandai dengan menyimpulkan materi pembelajaran.

Page 14: PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelCBBA55BE160ADD2CCEF0AC... · lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

Dalam diskusi kelompok ini, akan membantu siswa menumbuhkan

perilaku disiplin, berani dan kerja keras. Diskusi dengan berkelompok dapat

melatih siswa berperilaku disiplin dalam diri, karena guru mentargetkan tugas itu

harus selesai hari itu juga. Disiplin diri ini merupakan modal utama dalam

menciptakan disiplin nasional yang tinggi. Melatih perilaku berani, karena dalam

proses diskusi, siswa diharapkan dapat berani menyampaikan pendapatnya ke

teman maupun guru. Berani ini dimaksudkan agar nanti siswa dapat menegakkan

kebenaran dan keadilan dalam negara Indonesia. Melatih sikap kerja keras, karena

dalam mengerjakan soal diskusi kelompok, siswa dituntut untuk selalu kerja keras

agar tugasnya cepat selesai. Kerja keras ini dimulai dari kelompok kecil dalam

kelas bertujuan agar nantinya siswa dapat bekerja keras untuk kemakmuran

sendiri, keluarga, maupun bangsa Indonesia.

Dalam rangka pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

Wawasan Kebangsaan diatas sudah relevan dengan pendapat Punadji Setyosari

(2001:9) komunikasi yang bermanfaat dalam proses pembelajaran adalah

komunikasi yang dilakukan melalui interaksional dan transaksional. Komunikasi

interaksional lebih menekankan pada hubungan timbal balik antara guru dan si

belajar daripada komunikasi satu arah. Dan komunikasi transaksional memberikan

berbagai kemungkinan terjadinya interaksi guru – si belajar; si belajar – si belajar;

dan si belajar – guru.

Untuk pengelolaan kelas, sesuatu yang nampak dalam pembelajaran

adalah ketika guru menjelaskan materi, ada siswa yang membuat ramai kelas.

Kemudian guru menegur secara lisan siswa yang ramai itu. Dan seketika kelas

menjadi terkendali lagi. Namun masih tetap ada juga siswa yang masih ramai

sendiri. Dari sini terlihat bahwa siswa kelas VIII masih kurang memperhatikan

peringatan yang dilakukan oleh guru.

Ketrampilan dalam mengelola kelas yang dilakukan oleh guru mata

pelajaran Wawasan Kebangsaan, sudah sesuai dengan salah satu komponen

ketrampilan berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang

maksimal seperti yang diungkapkan J.J Hasibuan (2010:84) bahwa dalam teguran

secara verbal, agar efektif harus memenuhi persyaratan antara lain tegas, jelas

tertuju kepada siswa yang mengganggu dan tingkah laku harus segera dihentikan,

Page 15: PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelCBBA55BE160ADD2CCEF0AC... · lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

menghindari peringatan yang kasar atau yang mengandung penghinaan, serta

menghindari ocehan yang berkepanjangan.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan kejadian yang diungkapkan

diatas, penanaman sikap nasionalisme melalui mata pelajaran muatan lokal

wawasan kebangsaan dikelas VIII belum sesuai dengan yang diharapkan, karena

masih banyak siswa yang kurang memperhatiakan proses pembelajaran.

Kendala Yang Dihadapi Guru Dalam Menanamkan Sikap Nasionalisme

Melalui Mata Pelajaran Muatan Lokal Wawasan Kebangsaan pada Siswa

Kelas VIII di SMP N 1 Nglegok

Kendala guru mata pelajaran Wawasan Kebangsaan untuk menanamkan

sikap nasionalisme melalui proses pembelajaran dalam kenyataan tidak hanya

berasal dari gurunya saja, tetapi juga dari siswa. Antara lain kurangnya materi

yang ada dalam mata pelajaran wawasan kebangsaan, guru mata pelajaran

wawasan kebangsaan yang juga mengajar mata pelajaran PKn. Sehingga tidak

begitu fokus, Metode yang digunakan terkadang tidak sesuai dengan kondisi kelas

dan karakteristik siswa, Alokasi waktu yang terlalu sedikit, hanya 1 jam pelajaran

(40 menit) dalam seminggu, Metode yang digunakan guru, terkadang masih

konvensional, yaitu dengan ceramah sehingga siswa merasa bosan, dan guru

masih menggunakan perangkat tahun lalu.

Kendala dari guru mata pelajaran Wawasan Kebangsaan di atas sesuai

dengan pendapat Roestiyah (1982:159) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

siswa yang datang dari guru adalah kurangnya interaksi antara guru dengan murid

secara intim, menyebabkan proses belajar itu kurang lancar. Juga siswa merasa

jauh dari guru, maka segan berpartisispasi secara aktif dalam belajar. Serta cara

penyajian guru biasanya mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi

bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani

mencoba metode baru yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar

mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

Kenyataan di atas sesuai dengan pendapat Roestiyah (1982:165) yang

menyatakan bahwa hambatan belajar yang timbul dari dalam diri anak itu salah

satunya dapat bersifat psikologis, seperti perhatian, minat, bakat, IQ, emosi, dan

gangguan psikis.

Page 16: PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelCBBA55BE160ADD2CCEF0AC... · lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

Upaya Guru Mengatasi Kendala dalam Menanamkan Sikap Nasionalisme

melalui Mata Pelajaran Muatan Lokal Wawasan Kebangsaan pada Siswa

Kelas VIII di SMP N 1 Nglegok Kabupaten Blitar

Adapun upaya yang dilakukan oleh guru dalam Mengatasi Kendala

penanaman Sikap Nasionalisme melalui Mata Pelajaran Muatan Lokal Wawasan

Kebangsaan pada Siswa Kelas VIII di SMP N 1 Nglegok Kabupaten Blitar untuk

meminimalkan kendala tersebut adalah pertama, guru berupaya menambahkan

materi pelajaran PKn yang sama kedalam materi mata pelajaran wawasan

kebangsaan, contohnya seperti materi Bela Negara dalam PKn hampir sama

dengan materi Cinta Tanah Air dalam mata pelajaran Wawasan Kebangsaan.

Kedua, Guru melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran Wawasan

Kebangsaan dari SMP yang lain agar materi nya bertambah. Ketiga, Guru

menggunakan Metode pembelajaran yang lebih variatif agar siswa tidak merasa

bosan atau jenuh saat proses belajar, misalnya dengan memutarkan video maupun

film tentang pahlawan RI dan perjuangannya. Keempat, Guru selalu membuat

metode yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik kelas siswa. Kelima,

Menjadi contoh yang baik untuk siswa dengan kedisiplinan yang sederhana,

seperti memakai sepatu hitam polos, datang ke kelas tepat waktu, dan memakai

seragam lengkap. Keenam, Guru meningkatkan motivasi belajar siswa. Ketujuh,

Guru membenahi perangkat pembelajaran, agar sesuai dengan keadaan di kelas.

Upaya yang dilakukan oleh guru di atas cukup relevan dengan pendapat

Sunarto (2008:165) yang menyatakan bahwa hal yang dapat dilakukan oleh guru

dalam proses pembelajaran untuk pengembangan emosi remaja adalah guru harus

konsisten dalam mengelola kelas dan memperlakukan siswa seperti orang dewasa

yang penuh tanggung jawab serta mendorong mereka untuk bersaing dengan diri

sendiri.

PENUTUP

Kesimpulan

Bertolak dari temuan penelitian dan pembahasan, hasil penelitian dapat

disimpulkan sebagai berikut (1) Latar Belakang Pemberian Mata Pelajaran

Muatan Lokal Wawasan Kebangsaan pada Siswa Kelas VIII di SMP N 1 Nglegok

adalah akibat dari pengaruh negatif teknologi informasi dan pada saat ini generasi

Page 17: PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelCBBA55BE160ADD2CCEF0AC... · lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

muda indonesia telah banyak melakukan tawuran. Tujuan mata pelajaran

Wawasan Kebangsaan mengembangkan nilai-nilai luhur seperti yang tercermin

dalam pancasila dan UUD 1945. lembaga sekolah memiliki peranan dan tanggung

jawab yang sangat penting dalam mempersiapkan warga negara yang memiliki

komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan NKRI. Sehingga perlu

adanya mata pelajaran Wawasan Kebangsaan yang dapat menumbuhkan semangat

kebangsaan, demi tercapainya cita-cita dan tujuan Negara Indonesia; (2) Program

Mata Pelajaran Muatan lokal Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas VIII di

SMP N 1 Nglegok Mata pelajaran muatan lokal Wawasan Kebangsaan di SMP N

1 Nglegok Kabupaten Blitar di pegang oleh guru mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. Tujuan program mata pelajaran muatan lokal Wawasan

Kebangsaan yang termuat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP N 1

Nglegok adalah membentuk kompetensi siswa untuk : 1)Berpikir kritis, kreatif

dan rasional; 2) Berpartisipasi, bertanggung jawab dan bertindak cerdas dalam

kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; 3) Berkembang secara positif

dan demokratis untuk membentuk diri siswa yang berkarakter indonesia; 4)

Mengembangkan nilai-nilai luhur seperti tercermin dalam pancasila dan UUD

1945; 5) Selalu setia, patuh terhadap ideologi bangsa pancasila, UUD 1945, dan

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbhineka Tunggal Ika. Fungsi

program mata pelajaran Wawasan Kebangsaan adalah sebagai wahana untuk

membentuk peserta didik yang cerdas, terampil, berbudi pekerti luhur,

berkarakter, memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan serta setia

terhadap bangsa dan negara indonesia, patuh terhadap peraturan dengan

merefleksikan dirinya dalam kebiasaan dan berfikir, bertindak atau berbuat sesuai

dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Dasar program mata pelajaran

Wawasan kebangsaan di SMP N 1 Nglegok menjadi bagian kurikulum tersendiri

adalah SK Kepala Dinas Pendidikan Daerah Kabupaten Blitar Nomor

421.3/2520/409.101/2010. Ruang lingkup dalam Program pendidikan Wawasan

Kebangsaan dengan materi pokok Nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar

1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika. Sedangkan

Nilai dalam standar kompetensi (SK)/kompetensi dasar (KD) khususnya kelas

VIII semester 1 dan 2 mata pelajaran Wawasan Kebangsaan secara garis besar

Page 18: PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelCBBA55BE160ADD2CCEF0AC... · lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

berisi nilai rela berkorban, kepahlawanan,keanekaragaman, persatuan dan

kesatuan, dan cinta tanah air; (3) Rancangan Pembelajaran Mata Pelajaran Muatan

Lokal Wawasan Kebangsaan Pada Kelas VIII di SMP N 1 Nglegok, Komponen

silabus yang dibuat oleh guru mata pelajaran Wawasan Kebangsaan SMP N 1

Nglegok Kabupaten Blitar terdiri dari beberapa komponen yang antara lain satuan

pendidikan, mata pelajaran, kelas/semester, tahun pelajaran, standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

penilaian, waktu, dan sumber/alat belajar. Dalam membuat RPP, indikator yang di

buat harus menyesuaikan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasarnya.

tujuan pembelajaran, menyesuaikan dengan indikator, metode , dan evaluasi.

Untuk materi pembelajaran, dikembangkan dengan cara mengaitkan materi sesuai

dengan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat. Metode pembelajaran nya

ceramah bervariasi, penugasan, dan diskusi kelompok. Merancang langkah-

langkah pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kelas. penilaian pembelajaran

dilakukan selama, dan sesudah proses pembelajaran. Penilaian tertulis diberikan

setelah pertemuan II, Sedangkan pertemuan I lebih menekankan pada tes lisan.

Namun untuk tahun 2013 ini, dalam hal pembelajaran masih menggunakan

perangkat pembelajaran tahun lalu (2012); (4) Pelaksanaan Pembelajaran Muatan

Lokal Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas VIII di SMP N 1 Nglegok,

Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran muatan lokal Wawasan Kebangsaan

belum terlaksana secara maksimal. Hal ini dikarenakan dalam kenyataannya

metode diskusi kelompok kurang berhasil dilaksanakan. Selain itu, untuk tugas,

banyak siswa yang masih belum mengerjakan tugas rumah. Sedangkan

pengelolaan kelas, sesuatu yang nampak dalam pembelajaran adalah ketika guru

menjelaskan materi, ada siswa yang membuat ramai kelas. Kemudian guru

menegur secara lisan siswa yang ramai itu. Namun secara umum belum juga

terlihat guru mampu mengkondisikan kelas. Dapat ditarik kesimpulan bahwa

berdasarkan kejadian yang diungkapkan diatas, penanaman sikap nasionalisme

melalui mata pelajaran muatan lokal wawasan kebangsaan dikelas VIII belum

sesuai dengan yang diharapkan, karena masih banyak siswa yang kurang

memperhatiakan proses pembelajaran; (5) Kendala Yang Dihadapi Guru Dalam

Menanamkan Sikap Nasionalisme Melalui Mata Pelajaran Muatan Lokal

Page 19: PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelCBBA55BE160ADD2CCEF0AC... · lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

Wawasan Kebangsaan pada Siswa Kelas VIII di SMP N 1 Nglegok dalam

kenyataan tidak hanya berasal dari gurunya saja, tetapi juga dari siswa. dari pihak

guru, kurangnya materi yang ada dalam mata pelajaran wawasan kebangsaan,

guru mata pelajaran wawasan kebangsaan yang juga mengajar mata pelajaran

PKn. Sehingga tidak begitu fokus, Metode yang digunakan terkadang tidak sesuai

dengan kondisi kelas dan karakteristik siswa, Alokasi waktu yang terlalu sedikit,

hanya 1 jam pelajaran dalam seminggu, Metode yang digunakan guru terkadang

masih konvensional, yaitu dengan ceramah sehingga siswa merasa bosan, dan

guru masih menggunakan perangkat tahun lalu. Dalam proses pembelajaran,

Siswa kelas VIIIB, kurang disiplin, sering ramai ketika guru menjelaskan materi,

Jika diminta untuk berdiskusi, siswa terkadang membicarakan hal diluar materi

diskusi; (6) Upaya Guru Mengatasi Kendala dalam Menanamkan Sikap

Nasionalisme melalui Mata Pelajaran Muatan Lokal Wawasan Kebangsaan pada

Siswa Kelas VIII di SMP N 1 Nglegok Kabupaten Blitar adalah pertama, guru

berupaya menambahkan materi pelajaran PKn yang sama kedalam materi mata

pelajaran Wawasan Kebangsaan. Kedua, Guru melakukan diskusi dengan guru

mata pelajaran Wawasan Kebangsaan dari SMP yang lain agar materi nya

bertambah. Ketiga, Guru menggunakan Metode pembelajaran yang lebih variatif

dalam setiap pertemuan agar siswa tidak merasa bosan atau jenuh saat proses

belajar, misalnya dengan memutarkan video maupun film tentang pahlawan RI

dan perjuangannya. Keempat, Guru selalu membuat metode yang sesuai dengan

kondisi dan karakteristik kelas siswa. Kelima, Menjadi contoh yang baik untuk

siswa dengan kedisiplinan yang sederhana, seperti memakai sepatu hitam polos,

datang ke kelas tepat waktu, dan memakai seragam lengkap. Keenam, Guru

meningkatkan motivasi belajar siswa. Ketujuh, Guru membenahi perangkat

pembelajaran, agar sesuai dengan keadaan di kelas.

DAFTAR RUJUKAN

Abdullah, Taufik. 2001. Nasionalisme & Sejarah. Bandung : Satya Historika.

Al Hakim, Suparlan, dkk. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan

Tinggi. Malang : Penerbit Universitas Negeri Malang

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Page 20: PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelCBBA55BE160ADD2CCEF0AC... · lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Badudu J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Sinar

Harapan.

Budiman, Dasim dan Suryadi, Karim.1996. PKN dan Masyarakat Multikultural.

Bandung : Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Universitas

Pendidikan Indonesia.

Dekker, Njoman. 1970. Nasionalisme dan Perang. Malang: FKIS-IKIP Malang.

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. 2001.Kapita Selekta Pendidikan

Kewarganegaraan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dinas Pendidikan Daerah Kabupaten Blitar. 2012. Panduan Kurikulum Muatan

Lokal Wajib Mata Pelajaran Wawasan Kebangsaan Untuk SMP dan MTs.

Blitar: Dinas Pendidikan Daerah Kabupaten Blitar.

Efendi, Muhammad. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran: Pengantar Kearah

Pemahaman KBK, KTSP, dan SBI. Malang: Universitas Negeri Malang.

Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Hasibuan, J.J. & Moedjiono. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

Isya, Warlim. 2004. Hakekat Wawasan Kebangsaan. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional

Kartadinata, Soenaryo. 2011. Pidato Rektor Pada Upacara Wisuda Gelombang

III Universitas Pendidikan Indonesia, 21-22 Desember. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.

Kartodirdjo, Sartono. 1999. Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah

Pergerakan Nasionalisme dari Kolonialisme Sampai Nasionalime Jilid 2.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Moleong, Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Muhajir, Noeng. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake

Sarasin.

Page 21: PENANAMAN SIKAP NASIONALISME MELALUI MATA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelCBBA55BE160ADD2CCEF0AC... · lokal Wawasan Kebangsaan termuat dalam Komponen silabus dan

Mulyasa, Enco. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya

Roestiyah. 1982. Masalah-Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta : PT. Bina Aksara

Salatalohy, Fahmi & Rio Pelu. 2004. Nasionalisme Kaum Pinggiran. Yogyakarta:

LkiS.

Satori, Dr. Djam’an. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sartono. 2010. Kebangkitan Nasional dan Nasionalisme Indonesia. (online)

(http:// 202.159.18.43/jsi/1sartono.htm) diakses pada tanggal 14 januari

2013.

Setyosari, Punaji. 2001. Rancangan Pembelajaran Teori dan Praktek. Malang :

Elang Mas

Soedarsono, Soemarno. 2008. Membangun Kembali Jati Diri Bangsa: Peran

Penting Karakter dan Hasrat Untuk Berubah. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Strauss, Anselm & Juliet Corbin. 2003. Dasar-dasar Penelitian kualitatif.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sunarto. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Rineka Cipta

Suryabrata, Sumadi. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Susanto, 2007. Pengembangan KTSP dengan Perspektif Manajemen Visi. Jakarta:

Mata Pena

Syam, Nur. 2009. Tantangan Multikulturalisme Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Umar, Husain. 1999. Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. (online) ((http:// www.uusisdiknas.com/) diakses

pada tanggal 13 Januari 2013.

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Edisi

Kelima. Malang: UM PRESS.

Wahyono, S.K. 2009. Indonesia Negara Maritim. Jakarta: Teraju.