penambahan pembelajaran outdoo

22
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PENAMBAHAN PEMBELAJARAN OUTDOOR LEARNING BERBASIS INKUIRI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BIDANG KEGIATAN PKM GAGASAN TERTULIS Disusun oleh : Indeka Dharma Putra Pendidikan Biologi (3415122159/2012) Karina Pravitasari Pendidikan Biologi (3415131024/2013) Rahma Amalia Pendidikan Biologi (3415136418/2013) Tiara Arisenda K. Pendidikan Biologi (3415133073/2013) UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA JAKARTA 2015

Upload: tiaraarisenda

Post on 04-Jan-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penambahan Pembelajaran Outdoo

TRANSCRIPT

Page 1: Penambahan Pembelajaran Outdoo

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PENAMBAHAN PEMBELAJARAN OUTDOOR LEARNING

BERBASIS INKUIRI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BIDANG KEGIATAN

PKM GAGASAN TERTULIS

Disusun oleh :

Indeka Dharma Putra Pendidikan Biologi (3415122159/2012)

Karina Pravitasari Pendidikan Biologi (3415131024/2013)

Rahma Amalia Pendidikan Biologi (3415136418/2013)

Tiara Arisenda K. Pendidikan Biologi (3415133073/2013)

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

JAKARTA

2015

Page 2: Penambahan Pembelajaran Outdoo

i

Page 3: Penambahan Pembelajaran Outdoo

ii

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ....................................................................................... i

Daftar Isi .......................................................................................................... ii

Daftar Grafik ................................................................................................... iii

Daftar Gambar ................................................................................................ iii

Ringkasan ......................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ............................................................................................. 5

1. Latar Belakang ....................................................................................... 5

2. Tujuan ..................................................................................................... 6

3. Manfaat .................................................................................................. 6

GAGASAN ......................................................................................................... 7

1. Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan ...................................................... 7

2. Solusi yang Pernah Ditawarkan ............................................................. 8

3. Gagasan Baru yang Ditawarkan .............................................................. 9

4. Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan ................................ 10

5. Langkah-langkah Penerapan Gagasan ................................................... 11

KESIMPULAN ................................................................................................... 12

1. Konsep Gagasan ....................................................................................... 12

2. Langkah Strategis Implementasi Gagasan ............................................... 12

3. Prediksi Keberhasilan Gagasan ............................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... iii

Page 4: Penambahan Pembelajaran Outdoo

iii

DAFTAR TABEL

Grafik 1 .............................................................................................................. 5

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.............................................................................................................. 20

Gambar 2 ............................................................................................................. 20

Gambar 3 ............................................................................................................. 21

Gambar 4 ............................................................................................................. 21

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota .......................................................... 14

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas ........................... 18

Lampiran 3. Surat pernyataan Ketua Tim .......................................................... 19

Lampiran 4. Gambar Terkait Implementasi Gagasan ........................................ 20

Page 5: Penambahan Pembelajaran Outdoo

4

RINGKASAN

Pada program kreativitas mahasiswa kali ini kami ingin menuangkan

gagasan kami yang berjudul Penambahan Pembelajaran Outdoor Learning Berbasis

Inkuiri pada Siswa Sekolah Menengah Pertama, kami memilih gagasan ini

dikarenakan saat ini banyak sekali siswa remaja yang kurang peduli dengan

lingkungan sekitarnya, disini di buktikan dengan keadaan lingkungan sekolah yang

tidak bersih dan hal tersebut dapat mengganggu siswa menjalankan proses belajar

mengajar.

Gagasan ini bertujuan untuk membangun moral remaja (murid Sekolah

Menengah Pertama) untuk memahami mengenai konservasi, penerapan konservasi,

dan pentingnya keseimbangan alam demi kelangsungan hidup manusia dan

makhluk lainnya. Pada gagasan ini, kami ingin menambahkan jam pelajaran pada

siswa SMP 1 kali pertemuan per 1 minggu, dalam waktu pelajaran ini kami ingin

membawa siswa SMP keluar dari kelas dan mengamati lingkungan alam yang

berada di sekitar lingkungan sekolah, siswa di beri kesempatan untuk mengamati

setelah siswa telah selesai mengamati maka siswa akan di arahkan untuk metode

diskusi dimana saat diskusi siswa dapat menanyakan ataupun menyampaikan hal

apa saja yang dilihatnya, setelah itu guru memberikan konfirmasi tentang hal yang

diamati siswa. Setelah jam pelajaran habis maka siswa akan kembali ke dalam kelas

dan melanjutkan pelajarannya lagi.

Dengan adanya tambahan jam pelajaran ini diharapkan siswa akan sadar dengan

kondisi lingkungannya, dapat melakukan konservasi sederhana di lingkungan

sekitarnya, siswa yang dapat lebih mencintai lingkungan, dan akan lebih merawat

lingkungannya.

Page 6: Penambahan Pembelajaran Outdoo

5

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Melihat semakin rusaknya lingkungan yang disebabkan oleh ulah manusia,

menimbulkan keprihatinan di beberapa kalangan manusia, termasuk mahasiswa

Biologi yang memiliki tugas lain sebagai agen konservasi. Bahkan saat ini,

kerusakan lingkungan tidak hanya disebabkan oleh orang yang sudah berumur

dewasa tetapi juga oleh remaja dan anak-anak. Meskipun kerusakan lingkungan

yang dilakukan remaja dan anak-anak nampak tidak terlalu besar tapi tetap saja hal

tersebut akan berefek bola salju ke depannya. Dengan moral yang masih belum

memahami benar tentang dampak kerusakan lingkungan, tentunya remaja dan

anak-anak tidak dapat disalahkan begitu saja atas perbuatan yang mereka lakukan,

ada andil manusia dewasa yang turut mempengaruhi perilaku remaja dan anak-

anak.

Seperti kita ketahui bahwa remaja dan anak-anak memilki andil dalam

pengerusakan lingkungan, tapi juga memiliki andil besar dalam melestarikan

lingkungan. Oleh karena itu, moral dan pengertian remaja serta anak-anak yang

masih dapat dikembangkan dengan baik, dapat menjadi celah untuk membangun

moral konservasi pada remaja dan anak-anak. Dan dengan dasar moral dan

konservasi yang baik tersebut, maka remaja dan anak-anak dapat berandil lebih

dalam konservasi lingkungan.

Moral konservasi ini dapat dikembangkan pada anak ketika dia belajar di

sekolah. Sekolah merupakan tempat dimana anak dapat menimba ilmu dan

menanamkan ilmu tersebut pada dirinya masing-masing dan juga lingkungan

sekitarnya. Selain itu, sekolah juga mempunyai peranan penting dalam membentuk

sikap dan kepribadian siswa terutama sikap mereka terhadap konservasi. Pemberian

materi tentang konservasi biasanya sudah diberikan oleh sekolah melalui pelajaran

biologi dan PLKH (Pendidikan Lingkungan Hidup dan Kependudukan). Namun,

pembelajaran mata pelajaran ini dirasa belum cukup untuk menumbuhkan sikap

peduli dan jiwa konservasi siswa terhadap lingkungannya. Karena, pembelajaran

yang sering diberikan oleh sekolah-sekolah hanya berupa teori saja, bukan praktek

langsung pada lingkungan sekitarnya. Sekolah juga biasanya hanya melakukan

pembelajaran di dalam ruangan atau Indoor Learning daripada di luar ruangan atau

Outdoor Learning. Hal-hal ini yang membuat siswa tidak belajar secara langsung

mengenai fenomena alam berdasarkan pengamatannya sendiri sehingga proses

pembelajaran tidak bermakna dan siswa banyak yang tidak menerapkan konservasi

alam terhadap lingkungan.

Strategi pembelajaran yang tepat untuk menanamkan jiwa konservasi pada

siswa, yaitu Outdoor Learning. Outdoor Learning merupakan salah satu strategi

pembelajaran yang memanfaatkan alam sebagai sumber belajar. Pendekatan ini

Page 7: Penambahan Pembelajaran Outdoo

6

berpengaruh terhadap minat, sikap dan hasil belajar siswa (Ali, 2008; Syawiji,

2009), namun kegiatan Outdoor Learning sering belum mendekati konteks

pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan

inkuiri. Dalam kegiatan Outdoor Learning yang dilakukan siswa hanya sekedar

melakukan pengamatan saja, dan mengutamakan kegiatan pembelajaran yang

menyenangkan, sedangkan ketrampilan proses dan sikap ilmiah siswa kurang

terasah. Oleh karena itu, strategi pembelajaran ini dapat digabungkan dengan

Outdoor Learning berbasis inkuiri yang berpotensi mempengaruhi hasil dan sikap

belajar siswa, baik dalam ranah kognitif, afektif, psikomotornya, terutama aksi

konservasi mereka terhadap lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat tinggal

mereka.

Oleh sebab itu, kami ingin mengusulkan program kerja mahasiswa gagasan

tertulis yang berjudul “Penambahan Pembelajaran Outcome Learning Berbasis

Inkuiri pada Siswa Sekolah Menengah Pertama”. Kami memilih siswa sekolah

menengah pertama, dikarenakan siswa SMP daya berpikirnya sudah mulai

terbentuk dan juga karena siswa SMP merupakan masa transisi dimana siswa-siswa

tersebut akan banyak ingin tahu dengan lingkungan sekitarnya, sehingga dengan

begini diharapkan siswa-siswa SMP tersebut dapat menerapkan jiwa konservasi

pada dirinya maupun orang lain dan melakukan konservasi pada lingkungan baik

dari sekarang hingga masa depan nantinya.

2. Tujuan

Membangun moral remaja (murid Sekolah Menengah Pertama) untuk

memahami mengenai konservasi, penerapan konservasi, dan pentingnya

keseimbangan alam demi kelangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya.

3. Manfaat

Membangun moral manusia yang memahami konservasi.

Siswa dapat melakukan konservasi sederhana di lingkungan sekitarnya.

Membangun jiwa siswa yang mencintai lingkungan.

Page 8: Penambahan Pembelajaran Outdoo

7

GAGASAN

1. Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

Dewasa ini banyak siswa-siswa khususnya siswa Sekolah Menengah

Pertama kurang mencintai lingkungan sekitarnya, bahkan terkadang banyak siswa

yang merusak lingkungan sekitarnya, contohnya saja membuang sampah

sembarangan. Jika, siswa terus-menerus membuang sampah sembarangan, maka

akan menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap lingkungannya, seperti

banjir. Menurut data statistik yang dikemukakan oleh Walhi saja, sebagian besar

kota-kota di Indonesia setiap tahunnya selalu dilanda banjir besar dan penyebab

utamanya adalah sampah. Berikut grafik yang dikemukakan oleh Walhi mengenai

kejadian banjir dan penyebab banjir di Indonesia.

Grafik 1. Kejadian Banjir dan Penyebab Banjir di Indonesia

Melihat kondisi tersebut sungguh memprihatinkan, apalagi hal ini

disebabkan oleh ulah manusia, terutama orang dewasa. Walaupun kebanyakan hal

ini disebabkan oleh orang dewasa, tapi jika anak kecil atau siswa juga sudah

melakukan perbuatan tercela ini dari kecil, tentuya tidak menutup kemungkinan

perbuatan ini akan terus dilakukan terus-menerus hingga mereka dewasa nanti.

Meskipun, sudah ada beberapa siswa yang sudah memperhatikan

lingkungan, tapi sebagian besar siswa belum memperhatikan lingkungannya. Siswa

yang belum memperhatikan lingkungannya, biasanya siswa tersebut kurang

mendapat pengetahuan tentang lingkungan dan konservasi atau belum memahami

konsep dari pengetahuan tersebut, sehingga siswa sulit menerapkannya dalam

kehidupan sehari-harinya. Padahal, pemberian pengetahuan ini harus dilakukan

sejak dini, agar ke depannya siswa sudah dapat menerapkannya dalam kehidupan

sehari-harinya. Pengetahuan ini dapat dibentuk dan dibangun ketika siswa belajar

di sekolah.

Page 9: Penambahan Pembelajaran Outdoo

8

Oleh karena itu, sekolah mempunyai peranan penting dalam membangun

pengetahuan tersebut kepada setiap siswa. Tapi, kebanyakan sekolah hanya

memberikan banyak teori dibandingkan dengan terjun langsung ke lapangan.

Sehingga dengan terlalu banyak teori ini, siswa menjadi kurang tanggap dengan

keadaan lingkungan sekitarnya. Pengajaran yang dilakukan di dalam kelas, juga

membuat siswa tidak belajar secara langsung mengenai fenomena alam berdasarkan

pengamatannya sendiri sehingga proses pembelajaran tidak bermakna.

2. . Solusi yang Pernah Ditawarkan

Sebelumnya, untuk menanamkan dan menciptakan rasa dan sikap peduli

siswa terhadap lingkungannya, pemerintah sudah memberikan solusi. Salah

satunya, pada tahun 1977/1978 pemerintah merintis Garis‐garis Besar Program

Pengajaran Lingkungan Hidup yang kemudian diujicobakan di 15 Sekolah Dasar

Jakarta. Kemudian, pada tahun 1986, Pendidikan Lingkungan Hidup dan

Kependudukan dimasukkan ke dalam pendidikan formal dengan dibentuknya mata

pelajaran Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup (PKLH). Hal ini

dilakukan oleh Depdikbud, karena menurut Depdikbud sendiri PKLH harus mulai

diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran. Tidak hanya menambahkan mata

pelajaran PKLH, tapi Depdikbud sejak tahun 1989/1990, juga sudah memberikan

berbagai pelatihan tentang lingkungan hidup bagi guru-guru SD, SMP dan SMA

termasuk Sekolah Kejuruan.

Sebagian sekolah di Indonesia pun juga sudah menambahkan pelajaran

PLKH ini ke dalam mata pelajaran di sekolahnya, walaupun masih ada beberapa

sekolah di sebagian kota di Indonesia yang belum bisa menerapkan mata pelajaran

ini, karena kurangnya sosialisasi dan kurangnya fasilitas sekolah dari pemerintah.

Pemberian pengetahuan lingkungan ini tentunya sangat mempengaruhi sikap siswa

terhadap lingkungannya. Meskipun, penerapan pelajaran PLKH ini juga dirasa

belum maksimal, karena sebagian sekolah hanya memberikan teori saja, bukan

berupa penerapan langsung pada lingkungan. Kondisi proses belajar mengajar yang

dilakukan di dalam kelas (Indoor Learning), juga membuat siswa kurang maksimal

dalam menerapkan sikap peduli dan konservasi pada lingkungannya, karena mereka

tidak melihat secara langsung kondisi lingkungan dan mereka tidak tahu bagaimana

cara menerapkan sikap peduli dan konservasi secara langsung pada lingkungan,

baik lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat tinggal mereka masing-

masing. Maka dari itu, dibutuhkan strategi pembelajaran yang memungkinkan

siswa untuk dapat mengenal lingkungan dan alam sekitarnya dan kondisi

lingkungan dan alam tersebut secara langsung, salah satunya strategi pembelajaran

yang dirasa sesuai adalah Outdoor Learning.

Page 10: Penambahan Pembelajaran Outdoo

9

3. Gagasan Baru yang Ditawarkan

Outdoor Learning merupakan salah satu strategi pembelajaran yang

memanfaatkan alam sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berpengaruh terhadap

minat dan hasil belajar siswa (Ali, 2008; Syawiji, 2009), namun kegiatan Outdoor

Learning sering belum mendekati konteks pembelajaran yang memberi kesempatan

kepada siswa untuk melakukan kegiatan inkuiri. Dalam kegiatan Outdoor Learning

yang dilakukan siswa hanya sekedar melakukan pengamatan saja, dan

mengutamakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, sedangkan

ketrampilan proses ilmiah siswa kurang terasah. Oleh karena itu, hal ini dapat

digabungkan dengan Outdoor Learning berbasis inkuiri yang berpotensi

mempengaruhi hasil belajar siswa, baik dalam ranah kognitif, afektif dan

psikomotornya. Masih sedikit sekali informasi mengenai pengaruh Outdoor

Learning berbasis inkuiri terhadap hasil belajar siswa dan sikap siswa. Karena,

Outdoor Learning jarang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar, karena

berkaitan dengan sulitnya pengelolaan kelas yang merepotkan guru dan dalam

pelaksanaanya membutuhkan manajemen waktu yang ketat. Padahal banyak sekali

keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai

sumber belajar. Melalui pemanfaatan lahan di sekitar sekolah memungkinkan siswa

untuk belajar secara langsung mengenai fenomena alam berdasarkan

pengamatannya sendiri sehingga proses pembelajaran lebih bermakna dan siswa

dapat melakuakan konservasi secara langsung pada lingkungan sekolahnya

(Saptono 2009).

Oleh sebab itu, Outdoor Learning penting untuk diterapkan dalam

pembelajaran. Begitu juga dengan inkuiri, Scientific inquiry penting dikembangkan

dalam pembelajaran sains, seperti pembelajaran konservasi, pada tiap jenjang

pendidikan karena dalam pembelajaran siswa dilibatkan secara maksimal sehingga

dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah (Rustaman,

2005; Wibowo, 2010; Gul 2002).

Adanya Outdoor Learning, kebosanan siswa dalam menerima pelajaran

juga dapat diatasi. Karena, Outdoor Learning berbasis inkuiri menuntut siswa untuk

mengeksplorasi lingkungan sekitar untuk menemukan sendiri dan mengamati

secara langsung objek dan kondisi lingkungan yang dipelajari sehingga dalam

memahami konsep menjadi lebih mudah dan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dan sikap peduli siswa terhadap lingkungan. Melalui Outdoor Learning

berbasis Inkuiri ini juga, siswa berkesempatan untuk mengonstruksi sendiri

pengetahuan dengan cara berpikir kritis dan mendapatkan pengalaman nyata,

sehingga pembelajaran lebih bermakna.

Kegiatan pembelajaran konservasi melibatkan proses sains dengan

melakukan kegiatan pengamatan di lingkungan. Aktivitas yang dilakukan adalah

mencatat hasil pengamatan, siswa juga merancang dan mengorganisasikan kegiatan

proyek konservasi, serta membuat laporan kegiatan. Pengalaman-pengalaman

Page 11: Penambahan Pembelajaran Outdoo

10

nyata yang dialami siswa akan membangun pengetahuan dalam diri siswa, hal ini

sesuai dengan pendapat Saptono (2009) yang menyatakan bahwa pembelajaran

yang mampu memberikan pengalaman nyata dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dan sikap peduli siswa terhadap lingkungan dan alam sekitarnya. Sementara

itu, jika pembelajaran hanya dilakukan di dalam kelas kontrol siswa lebih banyak

mendapatkan pengetahuan secara langsung dari ceramah guru. Sholihin (2009)

mengatakan apabila penekanan pembelajaran terletak pada penyampaian informasi

secara langsung, siswa tidak akan banyak belajar untuk mendapatkan pemahaman

konsep yang mendalam.

Dengan demikian jika konsep atau materi ajar konservasi diajarkan dengan

cara tersebut di atas, yaitu dengan melibatkan siswa secara aktif (bukan hanya

mengisi LKS tetapi aktif secara mental) maka diharapkan terbentuk siswa yang

memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang peduli terhadap masalah

lingkungan dan mampu berperan aktif dalam memecahkan masalah lingkungan,

memiliki kemampuan menerapkan prinsip keberlanjutan dan etika lingkungan

dalam kehidupan sehariharinya.

Pengetahuan dan pengalaman siswa, juga dapat ditularkan kepada orang

lain seperti kepada orangtuanya, saudara-saudaranya, teman bermain di lingkungan

tempat tinggalnya. Dengan demikian akan terbangun masyarakat yang peduli dan

mampu menerapkan prinsip keberlanjutan dan etika lingkungan. Jika masyarakat

mampu menerapkan prinsip keberlanjutan dan etika lingkungan maka masalah

lingkungan dapat diatasi.

4. Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan

Hal-hal tersebut dapat direalisasikan, jika pihak-pihak tertentu dapat

membantu mengimplementasikan gagasan ini, seperti pemerintah, sekolah dan

guru. Pemerintah dapat berkontribusi dengan cara mensosialisasikan betapa

pentingnya memberikan pelajaran konservasi melalui Outdoor Learning berbasis

inkuiri terhadap siswa kepada sekolah dan memberikan izin kepada setiap sekolah

khususnya Sekolah Menengah Pertama dalam menerapkan gagasan tersebut.

Pemerintah juga dapat mengadakan sosialisasi dan pelatihan terhadap guru-guru

Sekolah Menengah Pertama khusunya guru biologi atau guru lingkungan hidup,

agar dapat menjadi guru yang lebih profesional dan dapat menerapkan pelajaran

lingkungan dan konservasi ini melalui Outdoor Learning berbasis inkuiri ini

terhadap siswa-siswanya.

Berhasil tidaknya gagasan ini dipengaruhi oleh peran guru. Karena, guru

disini berperan dalam menyampaikan pelajaran ini terhadap siswa-siswanya. Jika,

seorang guru berhasil dalam mengimplementasikan pelajaran tersebut terhadap

siswa-siswanya dan siswa dapat mengimplementasikan pelajaran lingkungan dan

konservasi ini terhadap kehidupannya, maka gagasan ini dinyatakan berhasil.

Page 12: Penambahan Pembelajaran Outdoo

11

Sedangkan, sekolah dalam hal ini berperan sebagai pengontrol kegiatan proses

belajar mengajar ini dan memberikan sosialisasi pada guru biologi atau lingkungan

hidup agar dapat menerapkan pembelajaran tersebut kepada setiap siswa-siswanya.

5. Langkah-langkah Penerapan Gagasan

a) Pemerintah pendidikan memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada

guru sekolah dan guru.

b) Sekolah mendapat surat perizinan dari pemerintah, agar dapat

membawa siswa ke luar kelas pada saat jam pelajaran

c) Setelah diberikan izin, guru yang bersangkutan khususnya guru

pendidikan lingkungan hidup dapat membawa siswa-siswi untuk

observasi langsung ke kebun sekolah atau lingkunga sekitar sekolah,

maupun lingkungan di luar sekolah mengenai kondisi lingkungan di

sana.

d) Setelah siswa melakukan pengamatan dan guru telah menjelaskan,

siswa akan melakuakan praktek sesuai dengan materi yang sedang

diberikan guru saat itu, lalu dibukalah sesi diskusi dimana siswa dapat

mengunkapkan pendapatnya tentang apa yang mereka amati dan

praktekan pada tempat pengamatannya atau lingkungan tersebut.

e) Setelah siswa puas dengan pengamatan, penjelasan dan praktek yang

dilakuakn secara langsung, maka siswa dapat dikembalikan ke dalam

kelasnya kembali.

f) Outdoor learning dapat dilakukan 1 x per 1 minggu.

Page 13: Penambahan Pembelajaran Outdoo

12

KESIMPULAN

1. Konsep Gagasan

Outdoor Learning adalah strategi pembelajaran yang memanfaatkan alam sebagai

sumber belajar. Berbasis Inkuiri menuntut siswa lebih aktif dalam mengeksplorasi

materi pelajaran dan menerapkannya. Sedangkan konservasi adalah upaya

melestarikan lingkungan tanpa menghilangkan manfaat yang diperoleh.

2. Langkah Strategis Implementasi Gagasan

a) Pemerintah pendidikan memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada

guru sekolah dan guru.

b) Sekolah mendapat surat perizinan dari pemerintah, agar dapat

membawa siswa ke luar kelas pada saat jam pelajaran

c) Setelah diberikan izin, guru yang bersangkutan khususnya guru

pendidikan lingkungan hidup dapat membawa siswa-siswi untuk

observasi langsung ke kebun sekolah atau lingkunga sekitar sekolah,

maupun lingkungan di luar sekolah mengenai kondisi lingkungan di

sana.

d) Setelah siswa melakukan pengamatan dan guru telah menjelaskan,

siswa akan melakuakan praktek sesuai dengan materi yang sedang

diberikan guru saat itu, lalu dibukalah sesi diskusi dimana siswa dapat

mengunkapkan pendapatnya tentang apa yang mereka amati dan

praktekan pada tempat pengamatannya atau lingkungan tersebut.

e) Setelah siswa puas dengan pengamatan, penjelasan dan praktek yang

dilakuakn secara langsung, maka siswa dapat dikembalikan ke dalam

kelasnya kembali.

f) Outdoor learning dapat dilakukan 1 x per 1 minggu.

3. Prediksi Keberhasilan Gagasans

Dengan menambah jam pelajaran mengenai konservasi melalui Outdoor Learning

berbasis inkuiri ini, diharapkan siswa dapat memahami makna konservasi. Selain

itu, siswa diharapkan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan

menjadikan siswa lebih kritis dengan keadaan linkungannya.

Page 14: Penambahan Pembelajaran Outdoo

13

DAFTAR PUSTAKA

Ali. 2008. Efektivitas Pembelajaran Biologi melalui Metode Out Door Study dalam

Upaya Meningkatkan Mina Belajar Siswa. Jurnal Bionature 8 (1): 18-23.

Gulo W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Rustaman N. 2005. Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri. On

Line at : http://file.upi.edu/Direltori/SPS/PRODI. PENDIDIKAN%20IPA

/195012311979032%20-0NURYANI%20RUSTAMAN/PenPemInkuiri.pdf.

Sapariah. 2014. Survei Walhi: Status Lingkungan Indonesia dalam Bahaya.

Diakses melalui http://www.mongabay.co.id/2014/06/24/survei-walhi-status-

lingkungan-indonesia-dalam-bahaya/. Pada tanggal 20 Febuari 2015, pukul 21.00

WIB.

Saptono, 2009. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: Jurusan Biologi

FMIPA UNNES.

Sholihin A. 2009. Strategi Pembelajaran Aktif Berbasis Multiple Intelligences.

Jurnal Pendidikan 8 (14) : 1-7.

Syawiji. 2009. Metode Outdoor Learning dan Peningkatan Minat Belajar

Aritmetika Sosial. Jurnal Pendidikan 9 (1) : 30-46.

Wibowo Y. 2010. Bentuk-bentuk Pembelajaran Outdoor. Yogyakarta: Jurusan

Pendidikan Biologi FMIPA UNY.

Page 15: Penambahan Pembelajaran Outdoo

14

Page 16: Penambahan Pembelajaran Outdoo

15

Page 17: Penambahan Pembelajaran Outdoo

16

Page 18: Penambahan Pembelajaran Outdoo

17

Page 19: Penambahan Pembelajaran Outdoo

18

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No Nama / Nim Program

Studi

Bidang

Ilmu

Alokasi

Waktu

(jam/minggu)

Uraian

Tugas

1 Indeka Dharma

Putra /

3415122159

Pendidikan

Biologi

Reguler

2012

Sains 10/minggu Pencetus

Gagasan

2

Karina

Pravitasari /

3415131024

Pendidikan

Biologi

Reguler

2013

Sains 10/minggu Penyusun

Proposal

3 Rahma Amalia

/ 3415136418

Pendidikan

Biologi

Reguler

2013

Sains 10/minggu Pencetus

Gagasan

4

Tiara Arisenda

K. /

3415133073

Pendidikan

Biologi

Reguler

2013

Sains 10/minggu Penyusun

Proposal

Page 20: Penambahan Pembelajaran Outdoo

19

Page 21: Penambahan Pembelajaran Outdoo

20

Lampiran 4. Gambar Terkait Implementasi Gagasan

Gambar 1

Gambar 2

Page 22: Penambahan Pembelajaran Outdoo

21

Gambar 3

Gambar 4