penambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berdampak bagi kesehatan
TRANSCRIPT
PENAMBAHAN BAHAN PLASTIK DALAM PROSES PENGGORENGAN
BERDAMPAK BAGI KESEHATAN
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Bahasa Indonesia Keilmuan
yang dibina oleh Anita Kurnia Rachman, S.Pd., M.Pd.
Oleh
Asri Nurul Husnah
130331614685
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
DESEMBER 2013
Penambahan Bahan Plastik dalam Proses Penggorengan Berdampak bagi Kesehatan
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terwujudnya kesehatan adalah keinginan semua orang, tidak hanya individu, tetapi
juga kelompok bahkan masyarakat. Kedadaan sehat berarti bahwa seseorang tersebut tidak
sakit dan atau cacat fisik maupun mental sehingga dengan keadaan tersebut dapat hidup
secara produktif. Menurut Beaglehole, Bonita, dan Kjellstrom dalam Efendi (2011:7), “sehat
adalah keadaan baik dan lengkap secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semat-mata
terbebas dari penyakit atau kecacatan”.
Untuk mendapatkan keadaan sehat, setiap individu harus melakukan upaya-upaya
kesehatan. Upaya kesehatan dapat dilakukan dengan upaya promotif, yaitu dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, upaya preventif yaitu pencegahan penyakit, dan
upaya kuratif yaitu penyembuhan penyakit, serta upaya rehabilitasi yaitu pemulihan
kesehatan. Dari upaya-upaya kesehatan tersebut, salah satu yang dapat diusahakan oleh setiap
individu adalah upaya preventif yaitu pencegahan penyakit. Dalam UU no. 23 tahun 1992
tentang kesehatan, salah satu bentuk upaya kesehatan adalah dengan pengamanan makanan
dan minuman.
Makanan dan minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia bahkan seluruh
makhluk hidup di bumi. Makanan penting bagi manusia karena melalui makanan, manusia
dapat memperoleh sumber energi. Sedangkan Suriawiria (1996:3) menyatakan “air adalah
materi esensial di dalam kehidupan, tidak ada satupun makhluk hidup di planet bumi yang
tidak membutuhkan air”. Oleh karena itu, perlu bagi manusia untuk mengkonsumsi makanan
dan minuman yang sehat.
Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung gizi seimbang, yaitu
utamanya karbohidrat, protein, dan lemak, serta akan lebih baik lagi jika makanan tersebut
juga mengandung vitamin, mineral, dan air. Makanan yang sehat juga tidak boleh
mengandung zat-zat yang berbahaya bagi tubuh. Zat-zat berbahaya tersebut dapat berupa
lemak jenuh, pewarna buatan, pemanis buatan, dan lain sebagainya.
Dewasa ini, banyak beredar makanan yang mengandung zat berbahaya yang beredar
di masyarakat. Salah satunya adalah gorengan yang mengandung plastik. Gorengan adalah
jenis makanan yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia, khususnya kaum mpelajar
dan mahasiswa. Gorengan banyak digemari karena harganya murah, mudah dimakan, dan
enak. Gorengan yang banyak digemari adalah gorengan yang hangat dan gurih. Kegurihan
inilah yang banyak diusahakan oleh para penjual jajanan gorengan. Namun sayangnya, tidak
semua penjual gorengan menggunakan cara yang baik dalam mendapatkan gorengan yang
gurih. Banyak penjual gorengan yang menambahkan plastik pada saat menggoreng untuk
mendapatkan gorengan yang gurih dan tahan lama. Hal tersebut sangat berbahaya untuk
kesehatan.
Plastik mengandung zat-zat berbahaya, seperti bisfenol, dioksin, furan, stiren, dan
antimoni trioksida. Zat-zat ini tidak dapat dicerna dan tidak dapat disekresikan melalui tinja
dan urin sehingga akan menumpuk dalam tubuh dan merusak ginjal, hati, syaraf, paru-paru,
dan reproduksi. Zat-zat ini juga bersifat karsinogenik dan onkogenik.
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gorengan yang
mengandung plastik sangat berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, penulis berinisiatif
untuk membuat makalah ilmiah dengan judul “Penambahan Bahan Plastik dalam Proses
Penggorengan Berdampak bagi Kesehatan Masyarakat”. Dengan adanya makalah ini,
diharapkan masyarakat sadar akan bahaya gorengan yang mengandung plastik dan tidak
menambahkan plastik dalam proses menggoreng.
1.2 Rumusan Masalah
Makalah ini mempunyai rumusan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana dampak penambahan bahan plastik dalam proses penggorengan bagi
kesehatan?
2) Mengapa penambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berbahaya bagi
kesehatan?
3) Bagaimana cara mengidentifikasi makanan yang mengandung bahan plastik?
1.3 Tujuan Masalah
Makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Untuk mendeskripsikan dampak penambahab bahan plastik dalam proses
penggorengan.
2) Untuk mendeskripsikan penyebab penambahan bahan plastik berbahaya bagi
kesehatan.
3) Untuk mendeskripsikan cara mengidentifikasi gorengan yang mengandung bahan
plastik.
2 PEMBAHASAN
2.1 Plastik
Plastik adalah bahan yang mempunyai derajat kekristalan lebih rendah daripada serat,
dan dapat dilunakkan atau dicetak dengan suhu tinggi. Istilah plastik mencakup produk
polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau
penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan nilai ekonomi.
Plastik adalah polimer, yaitu atom-atom yang saling mengikat dan membentuk suatu
rantai panjang atom. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang atau “monomer”.
Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, klorin atau
belerang di tulang belakang. Tulang-belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang
menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan.
1) Kandungan Plastik dan Bahayanya
Plastik yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibuat dari berbagai
macam bahan kimia. Berikut adalah beberapa kandungan bahan kimia dalam plastik yang
berbahaya bagi kesehatan.
1)1. Dioksin
Dioksin adalah senyawa kimia yang tergolong karsinogenik dan bersifat toksik.
Dioksin merupakan racun yang sangat kuat yang dapat menghasilkan berbagai efek negatif
pada manusia dengan dosis yang sangat rendah saja. Senyawa ini terkonsentrasi dalam lemak,
terutama dalam ASI. Dioksin dikenal sebagai penyebab kanker. Dioksin juga dapat
mengganggu sistem hormonal sehingga menimbulkan efek negatif terhadap reproduksi,
perkembangan dan sistem kekebalan tubuh. anak yang sedang berkembang dan janin adalah
yang paling rentan terhadap kontaminasi dioksin, walaupun dalam jumlah yang sangat kecil
saja sering kali mengakibatkan efek permanen yang berlangsung seumur hidup.
1)2. Furan
Furan adalah sejeneis senyawa kimia heterosiklik. Furan dapat menyebabkan iritasi
bila terkena pada kulit. Furan juga merupakan senyawa beracun dan merupakan karsinogen.
Apabila terkontaminasi senyawa furan dalam jangka waktu yang lama atau berulang-ulang
dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ dalam. Senyawa ini diduga dapat
menyebabkan kerusakan genetis.
1)3. Bisphenol A
Bisphenol A, atau yang lebih dikenal dengan sigkatan BPA, adalah suatu senyawa
sintetik karbon yang mempunyai rumus kimia (CH3)2C(C6H4OH)2 dan merupakan gugus
turunan dari difenilmetana dan bisphenol. Plastik berbahan bisphenol A bersifat bening dan
kuat, digunakan untuk membuat berbagai barang konsumsi umum, seperti botol minum,
peralatan olahraga, CD, dan DVD, serta untuk keperluan industri, seperti lapisan pipa air.
BPA mempunyai karakteristik menyerupai hormon. BPA dapat menghambat endokrin
dimana bpa akan meniru fungsi dari hormon alami. Bisphenol A dengan dosis rendah akan
menyebabkan perubahan permanen pada organ kemaluan, meningkatkan kadar prostat, dan
menurunkan handungan hormon testosterone. BPA juga meningkatkan kemungkinan
terjadinya kanker payudara, sel prostat menjadi lebih sensitif terhadap hormone dan kanker,
serta membuat seseorang menjadi hiperaktif. Janin, bayi, dan anak-anak yang mendekati
masa pubertas adalah yang paling rentan terkena efek negative dari bisphenol A.
1)4. Stirena
Stirena adalah bagian dari gugus benzena. Stirena menyebabkan gangguan pada
kelenjar tyroid, mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan kelelahan, mempercepat
denyut jantung, menyebabkan insomnia, badan menjadi gemetaran, dan menjadi mudah
gelisah. Pada kadar yang tinggi stirena dapat menyebabkan hilangnya kesadaran dan
menyebabkan kematian.
Pada wanita, zat ini berakibat buruk terhadap siklus menstruasi. Sedangkan bagi
wanita hamil, stirena dapat bermigrasi ke janin melalui plasenta. Pada anak, zat ini dapat
menyebabkan kanker, kesuburan menurun, dan kemandulan. Anak yang terkontaminasi
stirena juga bisa kehilangan krativitas dan pasif. Efek lain yang ditimbulkan zat ini adalah
berkurangnya sistem imun sehingga menyebabkan tubuh mudah terkena infeksi.
1)5. Antimoni Trioksida
Antimoni adalah senyawa putih perak semi logam yang juga digunakan untuk
mikroelektronik dan bahan tahan api (fire retardants). Selain itu, antimoni dapat digunakan
dalam dunia kedokteran seperti pengobatan infeksi parasit. Antimoni dan senyawa
turunannya bersifat toksik, dan efek keracunannya mirip dengan efek keracunan senyawa
arsenik. Debu antimoni berbahaya jika terhirup dan pada beberapa kasus dapat berakibat
fatal, pada dosis kecil antimoni menyebabkan sakit kepala, pusing dan depresi (Bowater,
2010). Kontaminasi senyawa antimoni trioksida dalam periode lama dapat mengakibatkan
iritasi kulit dan saluran pernapasan.
Pada wanita, antimoni trioksida dapat meningkatkan masalah menstruasi. Sedangkan
pada wanita hamil, senyawa ini meningkatkan potensi keguguran atau mengakibatkan
terjadinya IUGR (intrauterine growth restriction), yaitu melambatnya pertumbuhan janin
dalam rahim ibu selama masa kehamilan. Anak yang dilahirkan kemungkinan besar akan
mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.
1)6. Bahan Pelembut
Bahan pelembut yang banyak digunakan dalam pembuatan plastik ada beberapa
macam, antara lain; ESBO (epoxidized soybean oil), DEHA (di(2-ethylhexyl)adipate), dan
PBC (bifenil poliklorin), ATBC (acetyl tributyl citrate), dan DEHP (di(2-thylhexyl)
phthalate). ESBO biasa digunakan sebagai bahan insektisida. Bagi lingkungan, ESBO
mampu membunuh zooplankton. Hal tersebut akan berakibat pada terganggunya rantai
makanan hewan-hewan laut. Hal tersebut juga akan berdampak pada terganggunya sumber
protein, khususnya ikan, manusia.
Zat pelembut DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormone esterogen sehingga
akan merusak siklus reproduksi. Pada wanita hamil, deha dapat merusak kromosom sehingga
menghasilkan janin yang cacat. DEHA bersifat karsinogenesis dan dapat mengakibatkan
kanker hati. Sedangkan PCB adalah zat yang bersifat nekrosis, yaitu dapat mematikan
jaringan, dan karsinogenesis, yaitu dapat menyebabkan kanker pada manusia. Gejala awal
dari kontaminasi PCB ini berupa pigmentasi pada kulit dan muncul benjolan-benjolan,
gangguan pada perut serta tangan, dan kaki lemas.
2) Jenis-Jenis Plastik
Banyak jenis plastik yang beredar di masyarakat, diantaranya adalah polietilen,
polipropilen, polistiren, polivinil klorida (PVC), politetrafluoroeti lena (teflon),
polimetilpentena (PMP). Plastik-plastik tersebut dapat dibedakan berdasarkan kode dibagian
bawah plastik yang menunjukkan jenis plastik yang digunakan. Kode-kode plastik yang
beredar di masyarakat dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Jenis-Jenis Plastik
No. Simbol Jenis Plastik
1.
Polyethylene Terephtalate
2.
High Density Polyethylene
3.
Plyvinyl Chloride
4.
Low Density Polyethylene
5.
Polyprophylene
6.
Polystirene
7.
Other biasanya merupakan
Polycarbonate
Sumber : http://kimia-asyik.blogspot.com
2)1. Polietilen Tereftalat
Plastik jenis ini biasanya digunakan pada botol plastik transparan seperti pada
kemasan air mineral atau minuman yang siap untuk diminum. Plastik jenis ini tidak dapat
digunakan sebagai botol isi ulang. Plvstik jenis ini juga tidak boleh diisi dengan air panas.
Hal ini dapat mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut meleleh dan mengeluarkan
zat karsinogenik yang bisa memicu penyakit kanker.
2)2. Polietilene
Polietilen adalah bahan termoplastik yang kuat dan dapat dibuat dari yang lunak
sampai yang kaku. Ada dua jenis polietilen yaitu polietilen densitas rendah (low-density
polyethylene / LDPE) dan polietilen densitas tinggi (high-density polyethylene / HDPE).
Polietilen densitas rendah relatif lemas dan kuat, digunakan antara lain untuk pembuatan
kantong kemas, tas, botol, industri bangunan, dan lain-lain.
Polietilen densitas tinggi sifatnya lebih keras, kurang transparan dan tahan panas
sampai suhu 1000C. Campuran polietilen densitas rendah dan polietilen densitas tinggi dapat
digunakan sebagai bahan pengganti karat, mainan anak-anak, dan lain-lain.
2)3. Polipropilen
Polipropilen mempunyai sifat sangat kaku; berat jenis rendah; tahan terhadap bahan
kimia, asam, basa, tahan terhadap panas, dan tidak mudah retak. Plastik polipropilen
digunakan untuk membuat alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci, komponen mobil,
pembungkus tekstil, botol, permadani, tali plastik, serta bahan pembuat karung.
2)4. Polistiren
Polistiren adalah jenis plastik termoplast yang termurah dan paling berguna serta
bersifat jernih, keras, halus, mengkilap, dapat diperoleh dalam berbagai warna, dan secara
kimia tidak reaktif. Busa polistirena digunakan untuk membuat gelas dan kotak tempat
makanan, polistirena juga digunakan untuk peralatan medis, mainan, alat olah raga, sikat gigi,
dan lainnya.
2)5. Polivinil klorida (PVC)
Plastik jenis ini mempunyai sifat keras, kuat, tahan terhadap bahan kimia, dan dapat
diperoleh dalam berbagai warna. Jenis plastik ini dapat dibuat dari yang keras sampai yang
kaku keras. Banyak barang yang dahulu dapat dibuat dari karet sekarang dibuat dari PVC.
Penggunaan PVC terutama untuk membuat jas hujan, kantong kemas, isolator kabel listrik,
ubin lantai, piringan hitam, fiber, kulit imitasi untuk dompet, dan pembalut kabel.
2)6. Politetrafluoroetilena (teflon)
Teflon memiliki daya tahan kimia dan daya tahan panas yang tinggi (sampai 2600C)
Keistimewaan teflon adalah sifatnya yang licin dan bahan lain tidak melekat padanya.
Penggorengan yang dilapisi teflon dapat dipakai untuk menggoreng telur tanpa minyak.
2)7. Polimetil pentena (PMP)
Plastik poli metil pentena adalah plastik yang ringan dan melebur pada suhu 2400C.
Barang yang dibuat dari PMP bentuknya tidak berubah bila dipanaskan sampai 2000C dan
daya tahannya terhadap benturan lebih tinggi dari barang yang dibuat dari polistiren. Bahan
ini tahan terhadap zat-zat kimia yang korosif dan tahan terhadap pelarut organik, kecuali
pelarut organik yang mengandung klor, misalnya kloroform dan karbon tetraklorida. PMP
cocok untuk membuat alatalat laboratorium dan kedokteran yang tahan panas dan tekanan,
tanpa mengalami perubahan, Barang-barang dari bahan ini tahan lama.
2.2 Makanan Sehat
Makanan sehat adalah makanan yang memenuhi syarat sehat dan tidak menimbulkan
penyakit serta keracunan ketika dikonsumsi. Makanan yang baik untuk tubuh tidak hanya
harus memenuhi syarat sehat, tapi juga harus bergizi seimbang. Makanan bergizi adalah
makanan yang mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang
memadai. Sedangkan makanan seimbang haruslah makanan yang mengandung karbohidrat,
lemak, protein, mineral, dan vitamin. Makanan yang sehat dan bergizi seimbang dikenal
dengan sebutan makanan 4 sehat 5 sempurna.
1) Fungsi Makanan bagi Tubuh
Fungsi makanan tidak hanya sekedar untuk menghilangkan rasa lapar. Fungsi utama
makanan adalah untuk mendapat zat-zat yang diperlukan oleh tubuh sehingga dapat menjaga
proses metabolisme dalam tubuh agar tetap berlangsung seimbang. Untuk itu, makanan yang
dikonsumsi setiap hari hendaknya mengandung unsur-unsur pengasil tenaga, pembangun sel-
sel, dan pengatur segala macam proses dalam tubuh. Sesuai dengan kegunaannya, makanan
yang masuk ke dalam tubuh dapat dikelompokkan menjadi makanan sebagai sumber tenaga,
makanan sebagai sumber zat pembangun, dan makanan sebagai sumber zat pengatur.
Makanan sebagai sumber tenaga biasanya merupakan fungsi dari makanan pokok.
Makanan pokok adalah makanan yang dikonsumsi setiap hari. Setiap kelompok masyarakat
memiliki makanan pokok yang berbeda-beda. Namun, pada umumnya makanan pokok adalah
makanan yang banyak mengandung karbohidrat, seperti nasi, gandum, dan sagu. Karbohidrat
merupakan penghasil energi utama. Zat yang merupakan sumber tenaga tidak hanya
karbohidrat, tapi juga lemak dan protein.
Makanan sebagai sumber zat pembangun merupakan fungsi dari protein. Berdasarkan
sumbernya, protein terbagi menjadi dua, yaitu protein hewani dan protein nabati. Makanan
yang banyak mengandung protein hewani misalnya daging dan ikan. Sedangkan makanan
yang banyak mengandung protein nabati adalah kacang-kacangan dan hasil olahannya,
seperti tahu dan tempe. Protein yang terkandung dalam makanan tersebut akan digunakan
dalam pembentukan sel-sel jaringan tubuh yang baru, pembentukan sel darah merah, sel
darah putih, dan zat kekebalan atau antibodi.
Vitamin, mineral, dan air merupakan zat dalam makanan yang berfungsi sebagai zat
pengatur segala proses dalam tubuh. Zat-zat tersebut hanya diperlukan dalam jumlah sangat
sedikit dan akan menyebabkan gangguan apabila terlalu banyak dikonsumsi, namun zat-zat
tersebut mutlak diperlukan. Makanan yang merupakan sumber zat pengatur adalah sayur-
mayur, buah-buahan dan air mineral.
2) Syarat Makanan Sehat
Makanan sehat adalah makanan yang memenuhi syarat sehat. Syarat-syarat tersebut
antara lain, rendah lemak dan kolestrol, rendah garvm dan MSG (Monosodium Glutamate),
sedikit ataupun tidak mengandung bahan pengawet, tidak terlalu pedas, mengandung banyak
serat, dan dimasak matang. Selain syarat-syarat tersebut, makanan sehat juga harus
mengandung zat-zat gizi. Zat-zat gizi adalah zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat zat gizi
tersebut yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Kemudian juga vitamin dan mineral yang
sangat banyak manfaatnya.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam mayoritas makanan. Karbohidrat
yang dikonsumsi dapat berupa zat pati dan zat gula. Karbohidrat yang terdapat pada serealia
dan umbi-umbian biasa disebut zat pati. Sedangkan yang berasal dari gula pasir (sukrosa),
sirup, madu dan gula dari buah-buahan disebut zat gula.
Protein dapat berasal dari hewan maupun tumbuhan (nabati). Di dalam tubuh banyak
sekali manfaat protein ini. Di antaranya untuk pembentukan sel-sel tubuh, memperbaiki sel-
sel yang rusak, dapat dipecah untuk menghasilkan energi dan sebagainya. Agar dapat
diperoleh kandungan protein yang lengkap, perlu untuk mengkombinasikan sumber pangan
berbahan hewani dan nabati. Kebutuhan protein untuk orang dewasa untuk diet barat menurut
FAO/WHO sekitar 0,8 g/kg berat badan. Untuk orang Indonesia dewasa diperkirakan sekitar
0,9 g/kg berat badan (Hardani, 2002). Bahan makanan yang banyak mengandung protein
misalnya telur, susu sapi, daging sapi, ayam, kedelai, dan lain-lain.
Lemak merupakan bahan pangan berenergi tinggi karena setiap gramnya member
lebih banyak energi daripada karbohidrat atau protein. Lemak merupakan cadangan energi
yang disimpan dalam jaringan adipose.
Vitamin merupakan zat-zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah sangat sedikit.
Vitamin-vitamin tersebut esensial dalam arti tidak dapat disintesis oleh jaringan tubuh
manusia semuanya atau dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam kondisi
normal. Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua. Yaitu vitamin yang larut
dalam air (vitamin B dan C) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K). Vitamin B
banyak terdapat dalam bahan makanan seperti kacang, telur, biji-bijian, hati. Vitamin C
banyak terdapat dalam jeruk, tomat, kubis, buah-buahan. Vitamin A banyak terkandung
dalam wortel, hati, minyak ikan. Vitamin D banyak tedapat dalam minyak ikan, telur.
Vitamin E banyak terdapat dalam sayur-sayuran hijau dan minyak. Sedangkan vitamin K
terdapat dalam bahan makanan seperti daun hijau, sayur-sayuran, keju, dan kuning telur.
Mineral juga merupakan unsur yang diperlukan tubuh. Mineral yang dibutuhkan
tubuh secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu makro mineral dan mikro mineral. Makro
mineral yang dibutuhkan oleh tubuh yaitu Ca, P (fosfor), S (belerang), K (kalium), Na
(natrium), Cl (chlor), dan Mg (magnesium). Banyak didapatkan dari keju, kerang-kerangan,
garam meja, dan kacang-kacangan. Sedangkan mikromineral yang dibutuhkan tubuh
misalnya Fe, Flour, Zn (seng), dan Si (silikon). Namun di antara mikromineral tersebut, Fe
adalah mikromineral yang paling banyak dalam tubuh manusia.
Air bukan merupakan salah satu zat gizi. Namun sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Sekitar 70% komponen massa tubuh orang dewasa adalah air. Oleh karena itu, jumlah air
yang perlu dikonsumsi adalah sekitar 2-2,5 liter per hari untuk orang dewasa.
2.3 Penambahan Bahan Plastik dalam Proses Penggorengan
1) Dampak Penambahan Bahan Plastik dalam Proses Penggorengan
Makanan yang ditambahkan plastik pada saat penggorengannya sangat berbahaya
bagi kesehatan. Pada saat plastik ditambahkan dalam minyak yang panas, zat-zat kimia
berbahaya dalam plastik akan tercampur dalam minyak dan makanan yang digoreng. Zat-zat
ini tidak dapat diuraikan oleh tubuh sehingga akan tertimbun dalam tubuh. Dalam jangka
pendek, gorengan plastik dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Sedangkan jika
dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan gagal ginjal dan kerusakan hati. Bagi
wanita hamil dapat meningkatkan risiko keguguran. Selain itu, gorengan plastik juga dapat
memicu tumbuhnya kanker.
2) Identifikasi Makanan yang Telah Ditambahkan Plastik
Makanan yang ditambahkan plastik pada saat proses penggorengannya sangat
berbahaya bagi kesehatan. Masyarakat yang ingin menikmati makanan gorengan harus lebih
hati-hati dalam memilih makanan gorengan. Makanan ditambahkan plastik pada saat
penggorengannya dapat dibedakan dari makanan goregan yang sehat dengan ciri-ciri berikut;
tampak bercak-bercak putih pada gorengan, gorengan plastik berwarna lebih pucat dan
teksturnya lebih keras dari pada gorengan sehat, dan bagian luar gorengan kering, namun
bagian dalamnya tidak. Selain itu, kerenyahan gorengan plastik juga lebih tahan lama
daripada gorengan sehat.
Plastik dalam gorengan juga dapat diidentifikasi dengan cara dibakar. Ketika
gorengan yang tidak mengandung plastik dibakar, gorengan tersebut akan menjadi berwarna
gelap seperti arang. Sedangkan gorengan yang mengandung plastik dibakar, dari gorengan
tersebut akan menghasilkan tetesan putih seperti plastik yang leleh ketika dibakar.
3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makalah ini memiliki kesimpulan sebagai berikut:
1) Penambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berbahaya bagi kesehatan. Hal
ini dapat mengganggu sistem pencernaan, menyebabkan kerusakan hati, gagal ginjal,
dan meningkatkan risiko keguguran pada wanita hamil, serta memicu timbulnya
kanker.
2) Penambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berbahaya karena plastik
mengandung bahan-bahan pelembut yang berbahaya bagi kesehatan. Zat-zat tersebut
akan terlepas dari polimernya (plastik) dan bercampur pada minyak dan makanan
yang digoreng. Jika zat-zat ini masuk ke dalam tubuh. sistem pencernaan manusia
tidak dapat mencerna ataupun mengeluarkannya sehingga sehingga akan menumpuk
dalam tubuh.
3) Makanan yang telah ditambahkan plastik dalam proses penggorengannya memiliki
warna yang pucat, terdapat bercak-bercak putih, teksturnya keras namun bagian
dalamnya tidak, apabila dibakar akan menghasilkan tetesan-tetesan putih seperti
plastik yang dibakar.
3.2 Saran
Makalah ini memiliki saran sebagai berikut:
1) Kepada masyarakat konsumen gorengan, diharapkan dapat meningkatkan
kewaspadaan dan lebih selektif dalam memilih jajanan terutama gorengan. Sebaiknya
tidak terlalu sering membeli gorengan yang dijajakan di luar, akan lebih baik jika
memasak gorengan sendiri karena lebih terjamin kualitas dan keamanannya.
2) Kepada orang tua, diharapkan tidak sembarangan dalam memilih jajanan terutama
gorengan untuk anak. Anak yang sedang berada dalam masa pertumbuhan sangat
rentan terhadap bahaya makanan yang ditambahkan plastik dalam proses
penggorengannya. Sebaiknya makanan yang dikonsumsi anak adalah makanan yang
mengandung zat-zat yang dibutuhkan anak dalam proses tumbuh kembangnya, seperti
madu, kacang hijau, dan makanan-makanan bergizi lainnya. Jika memang sedang
ingin mengkonsumsi gorengan, sebaiknya memasak sendiri di rumah karena akan
lebih terjamin kualitas dan keamanannya.
3) Kepada penjual gorengan, diharapkan tidak menambahkan plastik dalam proses
menggoreng. Gorengan yang gurih dan renyah adalah yang diinginkan konsumen,
namun gorengan yang sehat jauh lebih diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen.
Jika ingin mendapatkan gorengan yang gurih dan renyah, hendaknya menggunakan
cara yang lain, misalnya dengan menambahkan soda dalam adonan, mendinginkan
adonan sebelum digoreng, atau menggunakan cara-cara lainnya yang aman bagi
kesehatan.
DAFTAR RUJUKAN
Awang, Rahmat. 1999. Bahaya bahan kimia dalam pembungkus plastik . (Online), (http://www.prn.usm.my/bulletin_articles_kosmik.php?Id=495), diakses 6 November 2013.
Efendi, Mohammad. 2011. Pengantar Kesehatan dan Gizi anak. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Habibi, M. Fansuri., Sakinah, Rahmatus., Oktariansyah, Rega., dkk. 2012. Pengetahuan Pedagang, Orang Tua dan Pihak Sekolah Terhadap Penambahan Zat Berbahaya pada Jajanan Anak di Sekolah Dasar Negeri 05 Indralaya Tahun 2012. Palembang:
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.
Hapsari, Deani Sekar. 2013.Gorengan dengan Minyak Berplastik Sangat Berbahaya bagi
Kesehatan. (Online), (http://food.detik.com), diakses 6 November 2013.
Hart. 1983. Organic Chemistry, a Short Course. 6th Ed. Michigan: Houghton Mifflin.
Hardani, Rika. 2002. Pola Makan Sehat. Makalah disajikan dalam seminar online Kharisma
ke-2 dengan tema “Menjadi Ratu Dapur Profesional: Mengawal Kesehatan Keluarga Melalui Pemilihan dan Pengolahan Pangan yang Tepat”, Dunia Maya, 16-22
Desember 2002.
Sundus, Maria. 2009. 7 Kode Identifikasi Botol Plastik yang Aman dan Tidak Aman!. (Online), (http://kimia-asyik.blogspot.com), diakses 6 Desember 2013.
Suriawiria, Unus, 1996. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Bandung: Penerbit Alumni.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 1992 tentang Kesehatan. (Online), (http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/3193.pdf), diakses 7 November 2013.