penaklukan pada masa awal kekuasaan...
TRANSCRIPT
Penulisan sejarah ditentukan oleh tiga
faktor penting yang sangat
menentukan bobot kajian sejarah,
yaitu materi, metodologi dan
interpretasi, karena ketiganya tidak
hanya menjamin otentisitas dan
obyektivitas penulisan sejarah, tapi
juga dapat menampilkan sejarah
sebagai unsur dinamis dalam
kehidupan nyata.
Pelopor penulisan sejarah Islam
dibagi menjadi dua kategori, yaitu :
1) Muhaddits (ahli hadits)Dari segi metodologi, kelompokMuhaddits memiliki kelebihan karenaterseleksi dengan baik, karena adanyapenerapan metode hadits dalam riwayat-riwayat sejarah yang mereka catat. Tetapikelemahan metode ini, adalahterbatasnya jumlah riwayat sejarah dantidak menampilkan peristiwa secarautuh.
2) AkhbariKelompok akhbari lebih menonjolkanpengayaan riwayat dalam setiap peristiwasejarah yang ditulis sehingga dapatmenggambarkannya dengan utuh. Selain tidakmenerapkan kritik terhadap riwayat sejarahyang dihimpunnya, kecenderungan-kecenderungan subjektif sejarawan akhbari –yang semuanya lahir setelah masa fitnah(kekacauan politik) dan kemunculan aliran-aliran ideologis-, seperti tendensi ideologi, politik dan fanatisme, berdampak besarterhadap bobot riwayat-riwayatnya.
Berbeda dengan sejarawan ahli hadis, para ahli kritikriwayat hadits menyimpulkan kebanyakan sejarawan akhbaritidak cukup kuat. Bahkan, tidak sedikit yang memilikitendensi subjektif serius yang berdampak pada lemahnyariwayat yang mereka sampaikan. Persoalan ini menjadisemakin rumit, ketika kita dapati, ahli sejarah sekaliber IbnJarir Al-Thabari (310H) yang melahirkan karya monumental, Tarikh Al-Rusul wa al-Muluk, tidak memiliki pilihan lain selain mengutip riwayat-riwayat akhbari dan menjadikannyasebagai referensi penting dalam beberapa bagian bukunya.
Namun demikian At-Thabari mampu membingkainya dalamsebuah kerangka metodologi penulisan yang tegas dancerdas, yakni mencantumkan semua sanad (para perawi) riwayat akhbari. Sehingga ia membuka jalan bagi setiappembaca bukunya untuk menakar riwayat-riwayat sejarahakhbari yang tendensius dan tidak logis dengan metode
Sumber-sumber tentang Penaklukan
awal Islam : Pertama : transmisi oral, tradisi lisan,
prosa, syair. Kisah-kisah singkat (akhbar),
karakteristis onomatomania yaitu obsesi
untuk mengetahui nama para partisipan
yang terlibat dalam beragam peristiwa.
Daftar nama Arab dilakukan dengan penuh
perhatian dan ketepatan, identifikasi
partisipan, suku asal dan kelompok
seperjuangan
Kedua : pengumpulan dan penulisan
materi oral Abad kesembilan dan awal abad kesepuluh
terjadi ledakan besar dalam produksi tulisan
dan buku. Diperkenalkannya kertas yang
menggantikan perkamen menjadikan proses
menulis lebih cepat dan murah. Tulisan
tentang sejarah meningkat sebagi bagian dari
proses ini. Merefleksikan adanya tuntutan
yang terus berkembang terhadap informasi
bersejarah baik di lingkaran pusat penguasa
maupun di kalangan masyarakat terpelajar.
Ketiga : Dimensi Ingatan Sosial
Masyarakat mengingat masa lalu mereka,
tentang peristiwa yang terjadi di sekitar
mereka yang membentuk sikap dan
persepsi mereka tentang kondisi yang
terjadi pada saat sekarang ini.
Dasar penaklukan :
Diawali oleh gerakan Riddah yaitu mendisiplinkanseluruh suku Arab untuk menerima otoritaskekuasaan muslim sebagai langkah awalpenaklukan Islam yang lebih luas lagi. begituriddah telah ditundukkan dan suku bangsa Arab berada di bawah kontrol Madinah, kepemimpinantidak memiliki pilihan lain kecuali mengarahkanenergi militer melawan kekaisaran Romawi danSasania. Satu-satunya cara menghindariperpecahan internal adalah mengarahkan orangIslam melawan dunia non- Islam. Darul Harb -----Darul Islam.
Catatan historis yang sukar dijelaskan : 23 tahun nabi menyebarkan Islam hanyabeberapa orang yang masuk Islam diMekah, tetapi ketika terbentukpemerintahan (rejim) Islam terjadierrection dimana Islam sampai menyebarke Asia Barat Daya, Asia Tengah, AfrikaUtara, dalam jangka waktu pendek dan halini mencakup wilayah budaya yang sangatluas dan berbeda. Tetapi setelah masukIslam dalam waktu singkat seolah-olahdipersatukan dan dipersamakan
Timur Tengah yang ditaklukkan pasukan muslimdalam dekade awal ini adalah masyarakatMultikultural, dunia dimana bahasa dan agama yang berbeda hadir bersama dan berbaur diwilayah yang sama secara geografis. Setelahsuksesnya penaklukkan ini, bahasa yang dipergunakan oleh kaum elite baru ini adalahbahasa Arab. Meski untuk urusan pemerintahan, bahasa administratif yang berlaku sebelumnyaterus digunakan. Pada abad ke-7 (masa khalifahAbdul Malik) memutuskan hanya bahasa Arab yang harus digunakan dalam pemerintahan
Cara penaklukkan
Penaklukkan berlangsung secara damai
(Sulhan) atau dengan kekuatan militer
(anwatan). Implikasinya bila suatu daerah
dikuasai dengan kesepakatan damai, para
penduduk biasanya mendapatkan jaminan
dalam kehidupan serta harta mereka dan
hanya diminta membayar pajak yang
jumlah keseluruhannya dicatat dalam
kesepakatan.
Tetapi, bila sebuah daerah dikuasai dengan
jalan kekuatan militer maka harta milik
mereka dikorbankan dan tingkat pajaknya
juga lebih tinggi. Para penduduk non-
muslim harus membayar pajak. Dengan
demikian, sifat penaklukkan telah
membuat perbedaan signifikan bagi status
pajak dan keamanan harta benda milik
penduduk.
Penaklukkan Syiria dan Palestina
Seluruh daratan Syria dan Palestina
merupakan provinsi kekaisaran Byzantium.
Selain itu, byzantium menguasai daerah
Balkan, Italia Selatan dan Sisilia serta Afrika
Utara.
Pada 611, pasukan Persia menyerbu Syria,
Yerussalem sampai pantai Bosporus,
Iskandaria dan seluruh Mesir jatuh ke
tangan Persia
Tahun 629 Persia berhasil dipukul mundur oleh
kaisar Heraclius sehingga daerah ini kembali di
bawah pemerintahan Byzantium
Syria merupakan wilayah yang akrab bagi para
pemimpin komunitas Islam awal. Yerussalem telah
menjadi fokus ibadah pertama bagi orang-orang
muslim sebelum beralih ke Mekah. Beberapa
pemimpin Quraisy telah memiliki sejumlah
property di daerah Syria . Kota-kota di Syiria
adalah tempat penyimpanan barang dan banyak
anggota elite islam telah mengunjungi negeri itu
dan mengenalnya dengan baik