pemimpin untuk perubahan

6
Pemimpin untuk Perubahan, Syariat Islam Harus Ditegakkan. Beberapa minggu ini, kita dihebohkan “ Pilpres 2014” mengapa saya mengatakan dihebohkan? Karena memang dalam minggu ini di media cetak maupun media elektronik sedang up to date “ Pilpres 2014”, dengan rayuan manis yang ditawarkan untuk rakyat dan lebih parah lagi pemimpin yang mengaku islam serta pro dan kontra berbasis syariah, tetapi tidak sepenuhnya menjalankan syariah islam secara kaffah, sungguh ironis negara yang mayoritas islam terbanyak di dunia seperti mati suri. Pada zaman sekarang semakin ramai orang berlomba-lomba mengejar jabatan, seperti halnya berebut kedudukan sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2014, sehingga menjadikan sebagai obsesi hidup. Menurut mereka yang menganut paham (prinsip) yang tidak berprinsip terhadap Al-quran dan Hadits (syariah), jabatan tinggi adalah sesuatu kegengsian terbesar dalam hidup, dan tidak lengkap rasanya selagi hayat dikandung badan, kalau tidak pernah (meski sekali) menjadi orang penting, dihormati dan dihargai masyarakat. Kenyataannya cara yang dilakukan dengan cara yang dilarang menurut syariah islam, seperti

Upload: hera-wijaya

Post on 11-Apr-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Lomba di Semarang

TRANSCRIPT

Page 1: Pemimpin untuk Perubahan

Pemimpin untuk Perubahan, Syariat Islam Harus Ditegakkan.

Beberapa minggu ini, kita dihebohkan “ Pilpres 2014” mengapa saya

mengatakan dihebohkan? Karena memang dalam minggu ini di media cetak

maupun media elektronik sedang up to date  “ Pilpres 2014”, dengan rayuan

manis yang ditawarkan untuk rakyat dan lebih parah lagi pemimpin yang

mengaku islam serta pro dan kontra berbasis syariah, tetapi tidak

sepenuhnya menjalankan syariah islam secara kaffah, sungguh ironis negara

yang mayoritas islam terbanyak di dunia seperti mati suri. Pada zaman

sekarang semakin ramai orang berlomba-lomba mengejar jabatan, seperti

halnya berebut kedudukan sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2014,

sehingga menjadikan sebagai obsesi hidup. Menurut mereka yang menganut

paham (prinsip) yang tidak berprinsip terhadap Al-quran dan Hadits

(syariah), jabatan tinggi adalah sesuatu kegengsian terbesar dalam hidup,

dan tidak lengkap rasanya selagi hayat dikandung badan, kalau tidak pernah

(meski sekali) menjadi orang penting, dihormati dan dihargai masyarakat.

Kenyataannya cara yang dilakukan dengan cara yang dilarang menurut

syariah islam, seperti kampanye hitam (black campaign) dan segala macam

cara yang tidak diperbolehkan dalam syariah islam. Berbicara tentang

syariah islam tentu perhatian kita akan mengarah pada islam yang identik

dengan kekerasan, teroris dan hal yang di anggap jelek di mata dunia, itulah

kenyataannya. Mereka berebut jabatan tetapi tidak tahu tentang dirinya, dan

lebih aneh mereka tidak tahu secara mendalam cara menjadi pemimpin yang

baik dan bagaimana cara memimpin menurut syariah islam, yang dipikirkan

mereka yaitu modal duit dan nekat serta SDM minim, sehingga ketika

duduk di suatu jabatan memikirkan balik modal, keuntungan dan menambah

asset, lantas apa yang terjadi, banyak koruspsi merajalela di negeri

ini.  Berbasis syariah bukan hanya lebel saja, banyak sekali perbankan yang

berbasis syariah tetapi aktualisasi dilapangan masih saja menjalankan

praktik riba, memang berbasis syariah sekarang menjadi trend bagi

Page 2: Pemimpin untuk Perubahan

masyarakat seperti halnya hotel berbasis syariah, kolam renang berbasis

syariah, pertanyaannya “apakah segampang itu kita melebelkan berbasis

syariah?” Tentunya tidak, kita harus selektif dan pengawasan terhadap

Dewan Syariah Nasional (DSN) yang bermadzab kepada Al-quran dan

Hadist seperti halnya mencari pemimpin. Hakikat kepemimpinan dalam Al-

Quran dan Hadits sebagai pedoman hidup umat Islam sudah mengatur sejak

awal bagaimana seharusnya kita menseleksi dan menjadi seorang pemimpin,

dan jangan salah memilih pemimpin jika salah memilih akibatnya akan

fatal, karena untuk hajat orang banyak.  Kriteria pemimpin menurut penulis

adalah harus sesuai dengan syariah islam yang mengikut dalam Al-quran

dan Hadist, dan para pakar telah lama menelusuri Al-Quran dan Hadits dan

menyimpulkan minimal ada empat kriteria yang harus dimiliki oleh

seseorang sebagai syarat untuk menjadi pemimpin. Semuanya terkumpul di

dalam empat sifat yang dimiliki oleh para nabi/rasul sebagai pemimpin

umatnya, yaitu: (1). Shidq, yaitu kebenaran dan kesungguhan dalam

bersikap, berucap dan bertindak di dalam melaksanakan tugasnya.

Lawannya adalah bohong. (2). Amanah, yaitu kepercayaan yang menjadikan

dia memelihara dan menjaga sebaik-baiknya apa yang diamanahkan

kepadanya, baik dari orang-orang yang dipimpinnya, terlebih lagi dari Allah

swt. Lawannya adalah khianat. (3) Fathonah, yaitu kecerdasan, cakap, dan

handal yang melahirkan kemampuan menghadapi dan menanggulangi

persoalan yang muncul. Lawannya adalah bodoh. (4). Tabligh, yaitu

penyampaian secara jujur dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang

diambilnya (akuntabilitas dan transparansi). Lawannya adalah menutup-

nutupi (kekurangan) dan melindungi (kesalahan).  Empat sifat nabi/rasul

sering kita dengar ketika waktu SD, bahkan sudah hafal diluar kepala tetapi

belum memaknai secara mendalam arti tersebut. Padahal sudah jelas pada

zaman itu nabi dan rasul menjalankan empat sifat tadi yang dijelaskan

menjadikan hidup rakyat aman, sejahtera bahkan mencapai zaman keemasan

yang dulu sebagai zaman kebodohan dan kemiskinan. Tetapi banyak yang

Page 3: Pemimpin untuk Perubahan

harus diterapkan pada diri pemimpin, selain empat sifat tadi,

yaitu kesabaran, keadilan yang sudah terterah dalam Alqur’an maupun

Hadist. Jadikan pemilih yang cerdas bukan dijadikan tertindas oleh para

sekularitas. Mari kita tegakkan syariat islam di bumi pertiwi yang kita

cintai, jangan dijadikan pengeskploitasi negara lain yang berusaha

menguasai kekayaan alam, slogan yang tepat untuk bangsa saat ini adalah

dari korporasi untuk korporasi dan oleh korporasi. Memang menjadi

pemimpin itu tidak mudah, banyak sekali yang harus diemban karenanya

sebuah amanat besar harus dijalankan, menjadi sebuah pemimpin tidak

hanya ngomong besar tetapi action langsung kepada rakyat atau dengan kata

lain tidak sekedar mengucapkan dan menganjurkan, tetapi hendaknya

mampu mempraktekkan pada diri pribadi kemudian mensosialisasikannya di

tengah masyarakat. Pemimpin sejati harus mempunyai kepekaan yang tinggi

(sense of crisis), yaitu “apabila rakyat menderita dia yang pertama sekali

merasakan pedihnya dan apabila rakyat sejahtera cukup dia yang terakhir

sekali menikmatinya” itulah pendapat pakar ilmu dikarenakan banyaknya

permasalahan yang menimpah khususnya negeri kita tercinta, karena belum

menjalankan syariah islam secara kaffah. Akhirnya dapat kita simpulkan

dengan mengetahui hakikat kepemimpinan di dalam Islam serta kriteria dan

sifat-sifat apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, maka kita

wajib untuk memilih pemimpin sesuai dengan petunjuk Al-Quran dan

Hadits (syariah) untuk terciptanya pemimpin untuk perubahan. Kaum

muslimin yang benar-benar beriman kepada Allah dan beriman kepada

Rasulullah saw dilarang keras untuk memilih pemimpin yang tidak memiliki

kepedulian dengan urusan-urusan agama (akidahnya lemah) atau seseorang

yang menjadikan agama sebagai bahan permainan/kepentingan tertentu.

Sebab pertanggungjawaban atas pengangkatan seseorang pemimpin akan

dikembalikan kepada siapa yang mengangkatnya (masyarakat tersebut).

Dengan kata lain masyarakat harus selektif dalam memilih pemimpin dan

hasil pilihan mereka adalah "cerminan" siapa mereka. Hal ini sesuai dengan

Page 4: Pemimpin untuk Perubahan

hadits Nabi saw yang berbunyi: "Sebagaimana keadaan kalian, demikian

terangkat pemimpin kalian".Allahu Akbar!