pemilihan bahan dan proses [compatibility mo

50
PEMILIHAN BAHAN DAN PROSES SUMADI,ST.,MT 1 SILABUS MATA KULIAH Cara pemilihan bahan dan proses pembuatan komponen mesin ditinjau dari segi perancangan; sifat dan bahan; proses pembuatan dan kondisi pemakaian; jenis material teknik; pemilihan material dan proses pengerjaan; klasifikasi dan standard bahan serta analisa kegagalan 2 DAFTAR PUSTAKA 1. B ZAKHAROV, HEAT TREATMENT OF METALS, PEACE PUBLISHER MOSCOW 2. WILSON, METALURGY AND HEATTREATMENT OF TOOLS STEELS,McGRAW HILL BOOK COMPANY 3. TATA SURDIA, PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK, PRADNYA PARAMITA, JAKARTA 4. TATA SURDIA,PROF.Ir. M.S.Met.E, Prof. Dr. KENJI CHIJIWA, TEKNIK PENGECORAN LOGAM,PT.PARADNYA PARAMITA JAKARTA 5. ASM METAL HANDBOOK VOLUME 11, FAILURE ANALISYS AND PREVENTION 6. MARJONO SISWOSUWARNO.PROF.DR.IR, TEKNIK PEMBENTUKAN LOGAM, LAB TEKNIK METALURGI ITB 3 PENDAHULUAN 4

Upload: seftian-haryadi

Post on 24-Jul-2015

520 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

PEMILIHAN BAHAN DAN PROSES

SUMADI,ST.,MT

1

SILABUS MATA KULIAH

• Cara pemilihan bahan dan proses pembuatankomponen mesin ditinjau dari segi perancangan;sifat dan bahan; proses pembuatan dan kondisipemakaian; jenis material teknik; pemilihanmaterial dan proses pengerjaan; klasifikasi danstandard bahan serta analisa kegagalan

2

DAFTAR PUSTAKA

1. B ZAKHAROV, HEAT TREATMENT OF METALS, PEACE PUBLISHERMOSCOW

2. WILSON, METALURGY AND HEATTREATMENT OF TOOLSSTEELS,McGRAW HILL BOOK COMPANY

3. TATA SURDIA, PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK, PRADNYAPARAMITA, JAKARTA

4. TATA SURDIA,PROF.Ir. M.S.Met.E, Prof. Dr. KENJI CHIJIWA, TEKNIKPENGECORAN LOGAM,PT.PARADNYA PARAMITA JAKARTA

5. ASM METAL HANDBOOK VOLUME 11, FAILURE ANALISYS ANDPREVENTION

6. MARJONO SISWOSUWARNO.PROF.DR.IR, TEKNIK PEMBENTUKANLOGAM, LAB TEKNIK METALURGI ITB

3

PENDAHULUAN

4

Page 2: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

CONTINU’E

5

CONTINU’E

6

CONTINU’E

7

CONTINU’E

8

Page 3: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

CONTINU’E

9

CONTINU’E

10

PROSES DAPUR TINGGI

11

KONSTRUKSI DAPUR TINGGI

12

Page 4: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

BAHAN-BAHAN YANG DIMASUKAN KEDALAMDAPUR TINGGI

13

1. Arang kokas (batu bara 10 bag2. Biji-biji besi 3,6 bagian3. Bahan tambah (batu kapur )1 bagian

PROSES DAPUR TINGGI

CARA MEMASUKAN BAHAN

1. Arang kokas

2. Biji-biji besi dan bahan tambah

Memasukan bahan tambah dan dilakukan secaraberulang / bertingkat sampai kira-kira 10 -12lapis sehingga dapur berisi sampai ¾ nya.Jumlah bahan yang dimasukan disebut muatan

14

PROSES PEMBUATAN BESI KASAR

• Dapur tinggi dipanasi berangsur 10-12 hari , kemudian bahan tambahdimasukan bergantian, yang dimulai dari bahan bakar kokas,kemudianbiji besi dan bahan tambah, proses yang terjadi dalam dapur tinggiadalah suatu reduksi.

• Alat-alat reduksinya al : gas-oksigen-zat arang C(O) dan kokas yg terdirizat arang dari kokas (C) kejadian ini berlangsung cepat sehingga daerah:

• 1.Daerah pengeringan,2.Daerah reduksi, 3.Daerah pelelehan.

• Besi dari dapur tinggi masih mengandung:

Mn(mangan), Si(silisium), P (pospor), dan S (belerang)

15

CONTINU,E

• Daerah pengeringan : bahan-bahan akan mudahturun dan gas CO2 dapat memenuhi dalam setiaptempat ruang kerucut.

• Daerah reduksi : akan mengakibatkan tekananudara berkurang dari target semestinya, daerahreduksi ini akan melebur kebawah yang akanmempengaruhi daerah pelelehan

• Daerah pelelehan :meliputi setengah dapur tinggi

16

Page 5: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

HASIL-HASIL DARI DAPUR TINGGI

1. Besi kasar cair

2. Kotoran pembakar

3. Gas dapur tinggi

17

CONTINU’E• Besi kasar cair : dapat dikeluarkan setiap 4 jam dengan

menusuk lubang dibawah tungku (cetakan) dan membentukbalok tuangan, atau dituang kedalam panci penuangan untukdijadikan baja. Pengambialn baja. Dan dilakukan 4-6 jamsekali dan setiap pengambilan 60-70 ton besi kasar

• Menurut sifatnya besi kasar dibagi 2 golongan :

• 1.Besi kasar kelabu (berat jenis ρ=7,0-7,2kg/dm³, kadarsilisium 1-4% dengan titik cair 1300ºC

• 2. besi kasar putih (berat jenis ρ= ρ=7,58-7,73kg/dm³,mengandung zat arang 3-4,5% suhu cair 1100ºC

18

Continu,e• Kotoran pembakar : berupa terak hasil

pembakaran bewarna putih, abu-abu putihkebiruan atau hijau bila bewarna hitammenunjukan bersennyawa dengan besi, beratjenis ρ=2,5-3 kg/cm³

• Gas Dapur tinggi : gas yang dihasilkan 2CO + O2 =2Co2 + 285 Kj,mempunyai suhu 200-300ºCdengan susunan sbb:

55-60% volume zat arang

24-30% volume oksida arang

8-12% volume dioksid arang 19

PENGOLAHAN BESI KASARMENJADI BAJA

20

Dapur tinggi listrikbanyak terdapat dinegara-negara maju,prinsif kerjanya adalahmenggunakan electrodasebagai penghantarlistrik

Page 6: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

PROSES PENGOLAHAN BAJA

Untuk membuat baja sesuai dengan sifat-sifatnya :Dengan memproses besi kasar cair dari hasil dapurtinggi kedalam :

1. Konvertor Bessemer dan thomas

2. Dapur siement martin

3. Dapur aduk

4. Dapur listrik

21

KONVERTOR BESSEMER

22

Dalam konvertor ini besi kasar diolah menjadibaja dengan jalan membersihkan zat arangdengan kotoran pembakar

Pada proses besemmer 100 kg besi kasar akanmenghasilkan 88-90 kg baja dan mengandung0,05 – 0,6 % c.

Keburukan : besi yang mengandung posportidak dapat dikerjakan karena pospor tidakberkurang .

Bila baja mengandung 0,1 – 0,2% pospor akanmembuat baja menjadi getas

KONVERTOR THOMAS

• Bahan yang di proses pada konvertor thomasadalah besi kasar putih

• Baja yang dihasilkan pada konvertor thomasadalah baja dengan kadar karbon 0,05 – 0,6 % C,diantaranya digunakan baja – baja profil, pelat-pelat ketel, pelat-pelat kapal dsb

23

DAPUR SIEMENT MARTIN

24

Dapur siemen martingmenghasilkan baja :Pembuatan bagian –bagian mesin.pelat pelatketel uap , baja tuang,haluan kapal dan rodagigi

Page 7: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

DAPUR ADUK

25

Dapur adukmenghasilkan besi,untuk mendapatkanbaja maka bahanbakunya digunakandari besi kasar putih

DAPUR LISTRIK

Dapur listrik dibagi menjadi 2 macam:

1. Dapur busur cahaya

2. Dapur induksi (Tahanan)

26

DAPUR BUSUR CAHAYA

Dapur busur cahaya biasadisebut dapur heroultyang terdiri dari 2elektroda

Baja yang dihasilkan olehdapur listrik cahayaadalah mengandung 0,6 –1,5 % C

27

DAPUR LISTRIK INDUKSI

28

Pada prinsifnyadapur listrikmenghasil bajadengan kadarkarbon 0,6 – 1.5 %C

Page 8: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

PEMBAGIAN LOGAMThe image cannot be displayed. Your computer may not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may have to delete the image and then insert it again.

29

LOGAM BESI / BAJA (Ferous Metals & Alloy)

30

LOGAM BUKAN BESI / BAJA(Non –ferous metals &Alloy )

31

RUANG LINGKUP MATERIALS

32

Page 9: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

KLASIFIKASI MATERIALSThe image cannot be displayed. Your computer may not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may have to delete the image and then insert it again.

33

UNSUR PEMADU DALAM BESI / BAJA

34

PENGARUH UNSUR PEMADU TERHADAP SIFATBAJA

35

CONTINU’E

36

Page 10: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

CONTIN’EThe image cannot be displayed. Your computer may not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupt ed. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may have to delete theimage and then insert it again.

37

CONTINU’E

38

BESI TUANG

39

KLASIFIKASI BESI TUANG PADUANThe image cannot be displayed. Your computer may not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupt ed. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may have to delete the image and the n insertit again.

40

Page 11: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

GRAFIK PENGARUH UNSUR PEMADU

41

KLASIFIKASI BESI TUANG BERDASARKAN PERENCANAAN MICROSTRUCTURE DAN FRACTURE

42

MICRO STRUCTURE BESI TUANGThe image cannot be displayed. Your computer may not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may have to delete the image and then insert it again.

43

KLASIFIKASI BESI TUANG PADUAN TINGGI

44

Page 12: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

DIAGRAM ALIR PROSES PENGOLAHAN BAJA

45

KLASIFIKASI BESI TUANG PADUAN TINGGI

46

ALIRAN PROSES PEMBUATAN BAJA MENURUT KLOMPOKINDUSTRI

47

PROSES PEMBUATAN BESI DAN BAJA

48

Page 13: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

TUNGKU DAN LADLE

The image cannot be displayed. Your computer may not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may have to delete the image and then insert it again.

49

TEKNIK PENGECORAN LOGAMThe image cannot be displayed. Your computer may not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupt ed. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may have to delete the image and the n insertit again.

50

PROSES CETAK CONTINU

51

PROSES CETAK CONTINU

52

Page 14: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

PERSAMAAN BAJA SESUAI STANDARD NEGARA

53

TEKNIK PENGECORAN LOGAM

54

CONTINUOUS CASTING

55

PROSES PEMBUATAN SLABS,BLOM DANBILLETS

The image cannot be displayed. Your computer may not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may have to delete the image and then insert it again.

56

Page 15: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

PROSES PEMBUATAN SLAB,BLOM DAN BILLETMENJADI BAJA

57

PROSES PEMBUATAN SLAB,BLOM DAN BILLETMENJADI BAJA

58

DAFTAR ISI

1. Pendahuluan2. Pengertian dan definisi3. Kekuatan4. Pembebanan5. Tahapan rancang bangun6. Metoda perancangan terhadap kelelahan7. High cycle fatigue8. Low cycle fatigue9. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan10. Analisa umur lelah11. Analisa kerusakan

59

PENDAHULUAN

• Masalah kelelahan telah dikenal dan diteliti lebih dari 160 tahun yang lalu• Konstruksi yang mengalami beban berulang / siklis / dinamis/ bergetar akan

mengalami kelelahan (fatigue)

• Dalam praktek sehari-hari terjadinya beban berulang/ bergetartidak dapat dihindari

• August Woehler tercatat sebagai peneliti yang sangat terkenal dengan“diagram woehler”-nya, melakukan penelitian dengan sistimatis tentangfatik (1850 - 1875). Penelitiannya difokuskan pada masalah batas lelah darimaterial baja.

• Pada tahun 1885 Bauschinger mengembangkan extensometer cermin yangmempunyai sensitifitas untuk mengukur regangan dalam orde 1 micron.Penelitiannya terutama menyangkut hubungan antara regangan plastis yangkecil dengan tegangan yang aman terhadap kelelahan. Hasil penelitianBauschinger menjelaskan penomena perbedaan antara batas luluhmonotonik dan siklis dari material.

60

Page 16: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

• Dengan diilhami oleh hasil penelitian Woehler danBauschinger, pada tahun 1903 Ewing dan Humphreymelakukan penelitian tentang mekanisme terjadinya retakpada material. Hasil penelitiannya dipublikasikan dengan judul“The fracture of metals under repeated alterations of stress”.

61 62

DAFTAR ISI

• Pembebanan

• Tegangan

• Kekuatan

• Deformasi

• Regangan

• Keuletan / kerapuhan

• Patah dan penampang patahan

• Kekerasan dan keausan

• Gesekan

63

PEMBEBANAN• Pembebanan pada suatu konstruksi sama artinya dengan

pengurangan dari kemampuan material yang digunakan.• Pembebanan dapat berupa mekanis, termis dan/ kimia. Tergantung

dari lamanya beban bekerja serta dari perubahan besarnya beban,maka pembebanan dibedakan atas beban dalam waktu yang singkat,dan pembebanan dalam waktu yang lama.

• Pembebanan mekanis dapat berupa beban statis dan/atau dinamis(siklis), gambar 4.1. apabila selama pembebanan tidak terjadiperubahan dari besar dan arah beban, maka beban tersebut disebutbeban statis.

• Sebaliknya pada pembebanan dinamis, arah dan besar beban akanberubah sepanjang waktu. Dilihat dari akibat beban terhadapkonstruksi, maka beban mekanis dapat dibedakan menjadi bebanTarik, Tekan, Tekuk, Lengkung, Puntir, Geser serta Gesekan, gambar4.2.

64

Page 17: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

• Biasanya karakteristik material dapat diketahui denganjelas terhadap jenis pembebanan tertentu. Tetapididalam praktek, pada banyak hal pembebanankonstruksi merupakan kombinasi dari 2 atau lebih jenisbeban. Oleh karena itu pengaruh dari masing-masingbeban pada pembebanan yang komplek terhadapkarakteristik material, harus dapat dengan jelasdiketahui. Dengan demikian, tergantung dari bentukkombinasi beban, diperlukan karakteristik material yangkhusus.

65

Gambar 4.1Pembebanan Mekanis

66

PembebananMekanis

Statis Dinamis/Siklis

Berubah

Waktu Singkat

Konstan

Waktu Lama

AmplitudoKonstan

Satu Tingkat

AmplitudoBervariasi

Blok Acak

Uji tarik Uji impak CreepAmplitudo konstan Blok Acak

JENIS BEBAN KONSTRUKSI

67

Beban tarik tegangan tarik, t

Beban tekan tegangan tekan, c

Beban lengkung tegangan lengkung, b

Beban geser tegangan geser, s, atau a

Beban puntir / torsi tegangan torsi, t

FFLL1

dd1

F F

L>>d

Tekuk

l

GAMBAR 4.2

TEGANGAN

• Tegangan adalah beban per unit luas penampang material yangmenerima beban. Tergantung dari arahnya, maka tegangandibedakan atas tegangan normal () dan tegangan geser ().

• Tegangan normal: bila arah tegangan tegak lurus terhadap luaspenampang tempat tegangan tersebut bekerja.

• Tegangan geser: bila arah tegangan sejajar dengan permukaan luaspenampang tempat tegangan tersebut bekerja

• Sesuai kaidah mekanika, maka setiap pembebanan pada materialdapat dinyatakan dalam komponen tegangan geser dan tegangannormal, seperti pada gambar 4.3.

68

Page 18: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

BEBAN TARIK STATIS• Pada bidang yang hanya terdapat tegangan

noemal, maka tegangan tersebutdinamakan “tegangan utama”

• Tegangan geser terbesar terletak padabidang yang bersudut 45o terhadaptegangan normal utama

• Tegangan dalam adalah tegangan yangterdapat didalam material tanpa pengaruhbeban luar.– FN = FCos

– FS = FSin

– = FN / Ax …… Tegangan normal

– = FS / Ax …… Tegangan geser

69

Ax

A

F

F

FN = F

F

FS

FN

KEKUATAN

• Untuk menahan beban, maka setiap konstruksi harus memilikikekuatan

• Kekuatan didefinisikan sebagai “ketahanan dari material untukmelawan perubahan bentuk atau pemisahan”

• Setiap komponen harus dirancang mempunyai faktor keamanan,yaitu perbandingan dari kemampuan beban yang dapatdidukung dengan beban yang diterima

• Konstruksi dianggap kuat (dapat menahan perubahan bentuk)apabila:– Kekuatan bahan setempat (termasuk pengeruh temperatur maupun

lingkungan) ≥ beban setempat yang diterima material.

70

• Kekuatan Lelah:

Ketahanan dari suatu material, komponen atau konstruksi terhadapkerusakan yang diakibatkan oleh pembebanan siklis (dinamis)

• Kelelahan (Fatigue):

Berkurangnya daya tahan dari material, komponen atau konstruksi

terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban siklis (dinamis)

71

DEFORMASI

• Akibat pembebanan, material akan mengalami perubahanbentuk

• Perubahan bentuk terdiri dari:– Perubahan bentuk elastis, dan

– Perubahan bentuk plastis

• Hukum hooke dan poisson ratio adalah akibat dari adanyapergeseran kisi-kisi kristal

• Besaran-besaran elastis adalah: modulus elastis (E),modulus geser (G) dll.

• Tegangan utama maksimum yang dapat ditahan olehmaterial adalah sama dengan gaya ikatan dari kisi-kisi kristal

72

Page 19: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

GAYA IKATAN ANTAR DUA ATOM YANGTERGANTUNG DARI JARAK ANTAR ATOM

73

+F

Jarak antar atom

Perpindahan mekanis

Jarak rata-rata antar atom padatemperatur ruang dan tanpabeban

Gayatarik

Gayatolak

REGANGAN

• Regangan adalah satuan dari deformasi• Regangan (beban tarik) atau perpendekan (beban

tekan) adalah: perubahan panjang terhadap panjangsemula

• Regangan: = l/l (mm/mm)• Regangan melintang q = d/d (mm/mm)

• q = -• = faktor proporsional:

• 0.3 untuk logam• 0.5 untuk plastik

• m = 1/ adalah poisson ratio

74

KEULETAN DAN KERAPUHAN

• Karakteristik keuletan maupun kerapuhan material merupakanfaktor sangat penting untuk penentuan karakteristik komponen pada pembebanan

• Material dinyatakan ulet apabila pada saat patah didahului olehperubahan bentuk plastis

• Material rapuh adalah material yang pada saat patah tidakmengalami perubahan bentuk plastis

• Tegangan geser kritis ------ matgerial ulet• Tegangan normal kritia ----- material rapuh• Keuletan dan kerapuhan dipengaruhi pula oleh:

– Bentuk konstruksi– Temperatur– Kecepatan pembebanan– Lamanya pembebanan

75

PATAHAN DAN PENAMPANGNYA

• Bentuk penampang patahan pada pembebanan siklis

• Garis melingkar: patah fatik (patah berlanjut)

• Garis arsir: patah statis (satu kali beban)

76

Page 20: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

KEKERASAN DAN KEAUSAN

• Kekerasan adalah: kemampuan material menahan penetrasimaterial yang lebih keras (indentor)

• Pengujian kekerasan digunakan untuk keperluan klasifikasimaterial dan kontrol terhadap perlakuan panas

• Keausan adalah: ketahanan mekanis material terhadapgesekan antara dua bidang yang bergerak saling berlawanan

• Karakteristik keausan dari material tergantung dari:• Kekerasan / karakteristik perubahan karena pengaruh gaya-

gaya mekanis• Pengaruh kimia atau terjadinya reaksi kimia pada lapisan

permukaan material

77

KEKUATAN

78

DAFTAR ISI

1. TEGANGAN IJIN DAN FAKTOR KEMANAN2. JENIS BEBAN3. PEMBEBANAN4. PENGERTIAN KEKUATAN5. TEGANGAN IJIN PADA BEBAN STATIS6. HUBUNGAN BERBAGAI TEGANGAN IJIN PADA

BERBAGAI MATERIAL7. TEGANGAN IJIN PADA BEBAN DINAMIS8. KARAKTERISTIK DINAMIS9. CONTOH SOAL

79

TEGANGAN IJIN DAN FAKTOR KEMANAN

– Untuk perhitungan maupun pembuktian dimensi suatuelemen mesin, pemilihan tegangan ijin merupakan halyang sangat penting. Tegangan ijin adalah teganganmaksimum yang diperbolehkan terjadi pada elemenmesin agar tidak mengalami kerusakan atau perubahanbentuk plastis pada beban kerja. Tegangan ijin ini harusberada jauh dibawah tegangan patah dari material,sehingga tersedia keamanan yang cukup.

– Besarnya tegangan ijin tergantung dari jenis material,jenis beban dan pembebanan, serta bentuk darielemen mesin.

– Pemilihan/penentuan besarnya faktor keamanansangat ditentukan oleh seberapa pentingnya, jenis danpenggunaan dari elemen mesin tersebut.

80

Page 21: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

2.2. JENIS BEBAN DAN PEMBEBANANJENIS BEBAN:

Dilihat dari bagaimana gaya luar bekerja pada konstruksi, sertategangan dan perubahan bentuk yang diakibatkannya, maka bebandapat dibedakan menjadi:– Beban tarik (mengakibatkan tegangan tarik, t)

– Beban tekan (mengakibatkan tegangan tekan, c)

– Beban lengkung (mengakibatkan tegangan lengkung, b)

– Beban geser (mengakibatkan tegangan geser, s, atau a)

– Beban puntir / torsi (mengakibatkan tegangan torsi, t )

– Disamping 5 jenis beban pokok ini, masih terdapat 2 jenis beban lagi yaitubeban tekuk yang merupakan kejadian khusus dari beban tekan (bila l –panjang konstruksi jauh lebih besar dari d - diameternya [l>>d] ) dan bebantekanan permukaan yang merupakan tekanan antar 2 permukaan yang salingmenekan.

Bila pada suatu elemen mesin bekerja lebih dari satu gaya sekaligus, makapembebanan semacam ini disebut beban gabungan atau beban kombinasi.

81

JENIS BEBAN KONSTRUKSI

82

Beban tarik tegangan tarik, t

Beban tekan tegangan tekan, c

Beban lengkung tegangan lengkung, b

Beban geser tegangan geser, s, atau a

Beban puntir / torsi tegangan torsi, t

FFLL1

dd1

F F

L>>d

Tekuk

l

JENIS PEMBEBANAN:• Jika dilihat perubahan arah dan besar beban terhadap waktu, maka jenis

pembebanan pada elemen mesin dapat dibedakan menjadi:– Beban statis, yaitu beban yang besar dan arahnya sepanjang waktu pembebanan,

konstan, dan– Beban dinamis / siklis, yaitu beban yang besar dan arahnya sepanjang waktu

pembebanan, berubah-ubah.

• Tergantung dari bagaimana beban berubah terhadap waktu, maka modelpembebanan pada elemen mesin dibedakan menurut:– Beban statis (beban model I)– Beban dinamis pulsating / osilasi tarik atau tekan (beban model II)– Beban dinamis bolak-balik (beban model III)– Beban dinamis umum (beban berosilasi secara teratur antara harga maksimum dan

minimum)– Beban dinamis acak / tak beraturan (beban model IV)

• Dalam kehidpan sehari-hari, pada umumnya beban yang terjadi adalah bebandinamis umum dan beban dinamis acak. Namun untuk kepentingan praktis dalamperencanaan, maka cukup beban model I – III saja yang diperhatikan.

83

• MODEL PEMBEBANAN

84

t

= konstan

Model I

tModel II

a

am

max

t

Model III

Dinamis umum

Dinamis acak

t

tm = 0; min = a;

-max = min; R = min/ max

min=0

0

0

0

0

0

max

min

m

a

a

Page 22: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

2.3. PENGERTIAN KEKUATANBerikut ini adalah beberapa pengertian yang berkaitan dengankekuatan dan tegangan ijin dari material.– Kekuatan patah - B (B), adalah tegangan maksimum yang dapat ditahan oleh

material/konstruksi pada pembebanan statis. Karakteristik ini diperoleh denganmelakukan pengujian dari material dengan benda uji standar. Tergantung darijenis beban, maka kekuatan patah disebut pula sebagai Kekuatan Tarik,Kekuatan Lengkung dan sebagainya.

• Besarnya kekuatan patah dihitung seperti berikut:

B (B) = Fmax/Ao (N/mm2)Dimana: Fmax = beban maksimum/patah (N)

Ao = luas penampang benda uji (mm)– Batas luluh/yield - y (y), adalah tegangan pada saat terjadinya luluh

(regangan plastis bertambah dengan cepat tanpa kenaikan beban ) pada bendauji.

– Tegangan 0,2 - 0,2 , adalah tegangan yang menyebabkan perpanjangan plastis0,2%. Tegangan ini merupakan pengganti tegangan luluh pada material yangtidak jelas batas luluhny seperti aluminium, tembaga dan sebagainya

85

2.4. TEGANGAN IJIN PADA BEBAN STATIS

Tegangan maksimum yang boleh terjadi pada konstruksi ditentukan oleh kekuatanpatah B dan batas luluh y atau 0,2. Namun demikian selalu diusahakan masihterdapat keamanan yang cukup.

Pada material Baja, pada padu:ijin = y/sf [N/mm2] ; ijin = y/sf [N/mm2]

Untuk Al, Al padu, logam ringan dan paduannya, seng dan sejenisnya:

ijin = 0,2/sf [N/mm2] ; ijin = 0,2/sf [N/mm2]

Dimana: sf (faktor keamanan)= 1,5 – 2

Untuk material besi tuang, kayu, plastik, keramik, dsb:

ijin = B/sf [N/mm2] ; ijin = B/sf [N/mm2]

Dimana: sf (faktor keamanan)= 1,8 – 3

86

HUBUNGAN ANTAR TEGANGAN IJIN

Baja, baja tuang, cu-padu

c ijin = t ijin a ijin = 0,85t ijin

t ijin = 0,65t ijin

Aluminium, ai-padu c ijin = 1,2 t ijin a ijin = 0,8t ijin

t ijin = 0,7t ijin

Besi tuang c ijin = 2,5 t ijin a ijin = 1,2t ijin

Besi tuang temper,besi tuang putih

c ijin = 2 t ijin a ijin = 1,2t ijin

87

y (y) = (0,6 – 0,75) B (B)

• FAKTOR KEAMANANBesarnya faktor keamanan dipilih dengan perimbangan sebagai berikut:

– Faktor keamanan yang lebih kecil:• Faktor yang lebih kecil bisa dipilih, jka beban kerja dapat diketahui dengan pasti,

serta jika konstruksi gagal/patah tidak menimbulkan kerusakan yang parah danmudah diperbaiki

– Faktor keamanan yang lebih besar:• Faktor yang lebih besar harus dipilih, jka beban kerja tidak dapat diketahui dengan

pasti, serta jika konstruksi gagal/patah akan menimbulkan kerusakan yang parahdan sulit diperbaiki

• PENGUJIAN KEKUATAN– Pada perencanaan suatu konstruksi, konstruksi harus kuat menerima beban

kerja. Syarat suatu konstruksi kuat menerima beban adalah bila:Tegangan yang terjadi pada konstruksi < Tegangan ijin material yang digunakan,jadi:

< ijin atau = ijin

88

Page 23: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

2.5 KARAKTERISTIK DINAMIS MATERIAL– Didepan telah dijelaskan tentang difinisi beban dinamis atau beban siklis.

Beban ini secara umum terjadi pada komponen-komponen yang bergerakseperti poros, rocker-arm, roda gigi, bantalan serta pegas.

– Dilihat dari segi kekuatan maka komponen yang menerima beban dinamis akanlebih kritis dari komponen yang dibebani statis.

– Batas lelah (endurance limit), E atau E: adalah tegangan maksimum yangdapat ditahan oleh material dengan umur tak terbatas

89

(N/mm2)

Umur, N (siklus)

i

Ni

E

NE

Umur terbatas

Umur tak terbatas

Umur batas lelah biasanyadiambil NE = 2.106 siklus

Diagram kekuatan lelahmaterial/komponen (diagram S-N)

50%

90%

Ph:10%

DIAGRAM BATAS LELAH

90

Tegangan

m

m

t

m = 0

min = o min > 0

D D

alt pul

tc b t c b

alt pul

t t

• TEGANGAN IJIN PADA BEBAN DINAMISPada pembebanan dinamis, tegangan ijin dinyatakan denganpersamaan sebagai berikut:

ijin =(D.b1.b2)/(k.sf) N/mm2

ijin =(D.b1.b2)/(k.sf) N/mm2

Dimana:

D = batas lelah material pada beban normal (N/mm2)

D = batas lelah material pada beban geser (N/mm2)

b1 = faktor kekasaran permukaan (0,7 – 1)

b2 = faktor dimensi komponen (0,7 - 1)

k = faktor takik (0,8 – 1)

sf = faktor keamanan (2 – 4)

91

Contoh soal 1• Dieketahui sebuah batang pengencang

seperti pada gambar 1 terbuat dari baja 42(St 42) dibebani secara statis, dengan gaya F= 10000 N.

• Tentukanlah1. Tegangan tarik ijin (t ijin) dari batang agar

kuat menerima beban.2. Diameter pengencang (d)

– PenyelesaianBahan pengencang St 42,jadi tegangan patah material adalah: B = 420

N/mm2

Tegangan luluh (yield) dari material adalah:y = 0,65 B = 0,65 (420 N/mm2)

= 263 N/mm2

1) Tegangan tarik ijin dari material:(t ijin) = y/sf [N/mm2]Bila faktor keamanan diambil Sf= 2, maka(t ijin) = (263/2) [N/mm2]

= 130 N/mm2

2) Batang kuat bilat tijin , jadi(F/(/4d2) tijin

d2 (4.F/ tijin )

(4.10000N/3,14.130 ) N/mm2d2 (123)mm2

d 10,7 mmd = 12 mm

92

FFd

Page 24: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

Contoh soal 2

• Diketahui dudukan bantalanseperti pada gambar diatas,tebuat dari St 52, dan teganganlenkung yang terjadi padapotongan AB adalahb = 48 N/mm2

• Buktikanlah bahwa poros kuatmenerima beban kerja

• PenyelesaianPoros disamping menerima beban lengkungdinamis, oleh karena itu, maka tegangan ijin dariporos adalah:

bijin =(D.b1.b2)/(k.sf) N/mm2

D.= 260 N/mm2 (tabel material)Untuk poros diambil k = 1,3; Sf = 1,5; b1 = 0,85;b2 = 0,85.Jadibijin =(260.0,85.0,85)/(1,3.1,5) N/mm2

= 95 N/mm2Diketahui b = 48 N/mm2

Karena b < bijin

Maka poros kuat menerima beban kerja

93

160

55

B

A

45

PEMBEBANAN

94

BEBAN YANG DAPAT DITAHANOLEH SUATU KONSTRUKSI

95

t = waktu

Tegangan

a

b c

Gambar 1.

a) Beban statis

b) Beban siklis amplitudo konstan

c) Beban siklis amplitudo acak (random)

BEBAN DINAMIS/SIKLIS

• Penyebab:– Getaran– Fluktuasi beban/daya yang dipakai/dihasilkan– Angin– Kerapatan udara yang tidak homogen– Gelombang air laut– Perbedaan suhu– Ketidakrataan permukaan jalan

• Yang menerima:– Konstruksi kendaraan bermotor dan permesinan lainnya– Kapal laut, pesawat udara– Alat angkat/angkut/alat-alat berat– Jembatan– Gedung, hanggar– Rig pengeboran minyak, dll

96

Page 25: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

JENIS BEBAN DINAMIS

• BEBAN DINAMIS AMPLITUDO KONSTAN

• BEBAN DINAMIS AMPLITUDO BLOK

• BEBAN DINAMIS TIDAK BERATURAN STANDAR(CARLOS, TWIST, MINI TWIST, FALSTAFF) – STANADARDRANDOM

• BEBAN DINAMIS TIDAK BERATURAN SEJATI (BEBANLAPANGAN) – SERVICE LOAD

97

TIPE BEBAN SIKLIS

98

CYCLIC LOAD

CA BLOCK RANDOM

STANDARD REALCA

BLOCK

STANDARD

REAL

S

t

t

t

t

Gambar 2

NOMENKLATUR

• MENURUT “ISO”:– Sa = amplitudo tegangan– 2Sa (Sr) = range (julat) tegangan– Smax = tegangan maksimum– Smin = tegangan minimum– Sm = tegangan rata-rata– S = tegangan nominal– Su = tegangan tarik maksimum– R = rasio tegangan

R = Smin / Smax ------ nilai 1 s/d

99

NOMENKLATUR BEBAN DINAMIS

100

Smin

Sm

Smax

S=2Sa

Tarik

Tekan

Teg

an

gan

S

Gambar 3.

R = Smin / Smax

Page 26: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

BEBAN SIKLIS DENGAN TEG. RATA-RATA BERVARIASI

101Gambar 4

TeganganTegangan

Tegangan Tegangan

Tegangan

Waktu (t)

R = 0

R = -1

1> R > 0

R < 0 > R > 1

• Berkaitan dengan Umur Lelah– N = umur operasi– N = jumlah amplitudo beban yang besarnya sama

pada suatu spectrum beban– C = perbandingan siklus, atau faktor kerusakan:

n/N– Sn = kekuatan lelah, yaitu besarnya tegangan yang

memberikan umur N siklus– SD = batas lelah, yaitu tegangan maksimum yang

dapat ditahan oleh material yang tidakmenyebabkan patah lelah

102

• Berkaitan dengan Beban Acak (tidak beraturan)– I= faktor ketidak teraturan (No/N1)– RMS = harga efektif (1/n(Mi – B)2)1/2

– C = Crest Factor : perbandingan teganganpaling tinggi dengan harga efektif

(MM/RMS)– MM = Max (Mi – B)– Max = harga ekstrim– Mi = harga puncak– B = tegangan refrensi sebagai pembanding

• Beban acak akan terdefinisi apabila masing-masing harga-harga I, RMS dan C diketahui

103

NOMENKLATUR BEBAN SIKLIS ACAK

FAKTOR KETIDAK TERATURAN

104

1

2

3

4

5

6

Garis 0

Gambar 5N1 = 13, N0 = 9; Jadi I = 9/13

º

ºº

º

ºº º

º

ºº

º

×

º

º

× ×××× ×× ×

Page 27: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

JENIS BEBAN BLOK

• Low-High (LH)

• High-Low (HL)

• Blockprogramm (BLP)

• Multiblock

– HIGH-LOW-HIGH (HLH)

– LOW-HIGH-LOW (LHL)

• Random (acak)

105

JENIS BEBAN (REKAPITULASI)

106

BEBAN SIKLIS

AMPLITUDO BERVARIASI

High-Low Low-High High-Low-High

RandomBlockprogram t t

t t t

UMUR LELAH

107

UMUR LELAH AL-7075

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

400000

450000

AL 7075-T7351 AL7075-0

MATERIAL

UM

UR

LE

LA

H(S

IKL

US

)

H

L

HL

LH

HLH

LHL

H = HIGH LEVEL- CALOADING

L = LOW LEVEL - CALOADING

HL = HIGH-LOW LOADING

LH = LOW-HIGH LOADING

HLH = MULTIBLOCK HIGH-LOW-HIGHLOADING

LHL = MULTIBLOCK LOW-HIGH-LOWLOADING

Page 28: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

TAHAPAN RANCANG BANGUNDISAIN

PEMILIHAN MATERIAL

ANALISATEGANGAN (FEM)

PROTOTIPEUJI :

UNJUK KERJA, KEKUATANSTATIS, DINAMIS

ANALISA TEGANGANSECARA

EKSPERIMENTAL

PENGEMBANGANSECARA

EKSPERIMENTAL

PENGUKURANBEBAN OPERASI

MODIFIKASI

PRODUKSIKONTROLKUALITAS

OPERASIMETODE INSPEKSIDAN PERBAIKAN

METODE NDI

OPTIMASIKONSTRUKSI

PENGEMBANGANSECARA EKSPERIMENTAL

KEKUATAN KONSTRUKSIUNJUK KERJA

DAERAH KRITISPREDIKSI UMUR OPERASI

BEBANOPERASI

BEBANKERJA

KEKUATANMATERIAL

EVALUASIDISAIN

ANALISA UMUR OPERASI

PENGUKURAN BEBANOPERASI

KARAKTERISTIK LELAHMATERIAL

PREDIKSI UMUR OPERASI

D = S ni/Ni

RUSAK JIKA D = 1

UJI SIMULASI JALANPENGUKURAN BEBAN

LAPANGAN

ANALISA DATA

FREKUENSI RESPON

ESTIMASI SPEKTRUM BEBAN BEBAN UJI

UJI SIMULASI

Page 29: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

BLOK DIAGRAM UJI SIMULASIBEBAN LAPANGAN

Catu DayaHydraulic ACTUATOR

Katup servo

FM TAPEPLAYBACK

X..

X = PERCEPATAN..

X.

X = KECEPATAN

.

X

X = LANGKAH

Langkah

SET POINT

EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR GEDUNG

ANALISIS

MUTU BAHAN BENTUK & DIMENSI

ANALISA KAPASITASMOMEN, GAYA LINTANG

(A)

BEBAN AKTUAL

ANALISA STRUKTURMOMEN, GAYA LINTANG

(B)

LAYAK JIKAA>B

EKSPERIMENTAL

UJI BEBAN

LENDUTAN (f)

RETAKAN (a,t)

LAYAK JIKAf,a,t < f,a,t ijin

PENUTUP

• Dalam proses rancang bangun suatu struktur, maka tahapan prosesmulai dari desain, prototyping, pengembangan secaraeksperimental dan diakhiri dengan produksi masal, merupakanprosedur baku dalam industri modern.

• Pada tahap pengembangan secara eksperimental Berbagai jenispengujian material, komponen dan konstruksi skala penuh denganpenekanan kepada analisis dan pengkajian terhadap kelelahan,kehandalan, keamanan serta integritas dari konstruksi, telah sangatumum dilakukan di laboratorium,

METODA PERANCANGANKELELAHAN

116

Page 30: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

BAHASAN

• PENDAHULUAN

• KELAHAN KONSTRUKSI

– BEBAN SIKLIS

• Amplitudo Konstan

• Amplitudo Bervariasi

– DEFORMASI SIKLIS

• Pengerasan Dan Pelunakan Siklis

• Rangkak Siklis

– PERANCANGAN FATIGUE

– KEKUATAN LELAH

• ANALISA UMUR FATIGUE DARI KONSTRUKSI DAN PERALATAN

– PENGUKURAN BEBAN LAPANGAN

– ANALISA BEBAN LAPANGAN

– KONSEP AKUMULASI KERUSAKAN LINIER

– MODIFIKASI KONSEP AKUMULASI KERUSAKAN LINIER.

117

PENDAHULUAN

• ADA DUA ISU YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAMPERANCANGAN TERHADAP FATIK YAITU:

– SUATU ANALISA KEPUTUSAN APAKAH ADA/ TIDAKKEMUNGKINAN TERJADINYA KELELAHAN

– PERHATIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANGMENINGKATKAN ATAU MENGURANGI BAHAYATERJADINYA KEGAGALAN LELAH/ FATIK

– BAGAIMANA ISU-ISU INI DIPERGUNAKAN, DICEK SERTADIKWANTIFISIR TERGANTUNG DARI TUJUAN DESAIN/PERANCANGAN.

118

STRATEGI PERANCANGAN FATIK

• ADA 4 JENIS POKOK PERANCANGAN YAITU:

– PERANCANGAN PERALATAN: MISALNYA PERANCANGAN TOOL KHUSUS ATAUTEST RIG -”IN HOUSE TOOL”

– PEMBAHARUAN DARI PRODUK YANG SUDAH ADA: MEMPERBESAR ATAUMEMPERKECIL, MERUBAH BENTUK RANCANGAN TERDAHULU ATAUPENGGANTIAN PEGAS DAUN DENGAN PEGAS PILIN-”NEW MODEL”

– PERNCANGAN PROYRK BARU YANG LAIAN DARI YANG TELAH ADA:RANCANGAN MOBIL BARU, RIG LEPAS PANTAI DAN LAIN-LAIN DISAIN BARU-”NOVEL PRODUCT”

– PERANCANGAN JEMBATAN ATAU KETEL UAP: BEBAN YANG DIHARAPKAN,METODA ANALISIS YANG DIPAKAI SERTA TEGANGAN YANG DIIJINKANDITENTUKAN OLEH PELANGGAN ATAU OLEH SYARAT KELAIKAN (CODEAUTHORITY)-”DESIGN TO CODE”

119

IN HOUSE TOOL

• SETIAP PERALATAN YANG MENERIMA BEBAN SIKLIS HARUS DIRANCANG TAHANTAHADAP KEGAGALAN LELAH

• INFORMASI DARI BEBAN SERTA KONDISI KERJA AKAN SANGAT MEMBANTUDIDALAM PERENCANAAN YANG BERHASIL

• PERANCANG AKAN MEMBUAT BENTUK YANG TERHINDAR DARI KONSENTRASITEGANGAN, MENGHITUNG TEGANGAN, MEMILIH MATERIAL SERTAPERLAKUAN PANAS YANG SESUAI. MENENTUKAN FAKTOR KEAMANANYANGSESUAI DENGAN UMUR YANG DIRENCANAKAN

• BILA BEBAN YANG DIHARAPKAN BERFLUKTUASI DENGAN TIDAK BERATURAN,MAKA KONSEP KERUSAKAN KUMULATIF HARUS DITERAPKAN.

• UNTUK MENGHINDARI KEGAGALAN, PERANCANG HARUS MENERAPKANRANCANGAN YANG DAPAT DIINSPEKSI ATAU DIGANTI,”FAIL SAFE DESIGN” ATAUDENGAN FAKTOR KEAMANAN YANG TINGGI.

120

Page 31: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

NEW MODEL

• DIBUTUHKAN LEBIH BANYAK KEPASTIAN DAN DATA-DATA BEBAN DAN KONDISILAPANGAN YANG DIUKUR MAUPUN DARI MODEL YANG TERDAHULU

• SELAIN PROSEDUR SEPERTI PADA IN HOUSE TOOL, DIBUTUHKAN PULAPENGUJIAN UNTUK MEMASTIKAN SYARAT KEHANDALAN/ KWALITASRANCANGAN

• KOMPONEN YANG PATAH DARI MODEL TERDAHULU MERUPAKAN DATA YANGSANGAT PENTING UNTUK MENILAI HASIL PENGUJIAN MODEL YANG BARU ATAUUNTUK MENGANALISA PROSEDUR PENGUJIAN YANG DIGUNAKAN APAKAHSESUAI ATAU TIDAK.

• DATA-DATA DARI MODEL TERDAHULU BAIK MENGENAI BEBAN MAUPUNANALISA TEGANGAN DAPAT MEMPERCEPAT PROSES DISAIN SERTA DAPATMENGURANGI BIAYA.

121

NOVEL PRODUCT

• MEMERLUKAN USAHA-USAHA, WAKTU DAN BIAYA YANG BESAR.

• KETELITIAN TERHADAP PERKIRAAN BEBAN YANG AKAN DITERIMA KONSTRUKSIMERUPAKAN FAKTOR YANG SANGAT PENTING

• KESALAHAN MEMPERKIRAKAN BEBAN SULIT/ TIDAK DAPAT DIATASI DENGANMELAKUKAN ANLISA TEGANGAN

• ANALISA UMUR LELAH UNTUK SEMUA KOMPONEN DAPAT DILAKUKAN BILASPEKTRUM BEBAN LAPANGAN SUDAH DIKETAHUI/ DIREKAM

• HASIL ANALISA UMUR LELAH BIASANYA DIVERIFIKASI DENGAN PENGUJIANKELELAHAN KOMPONEN MAUPUN SEKALA PENUH. HASIL PENGUJIANMENENTUKAN APAKAH MODEL PERLU DOMODIFIKASI/ DIPERBAIKAI ATAUTIDAK.

• PROTOTIPE ATAU “PILOT MODEL”SANGAT MEMBANTU UNTUK MEMASTIKANFUNGSI, UNJUK KERJA SERTA BEBAN OPERASINYA.

122

DESIGN TO CODE

• Pada prinsipnya perancangan berdasarkan atuaran/ stardar (code),adalah perancangan yang mengikuti aturan-aturan atau batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh standar internasional maupunprodusen/ prinsipal mengenai kekuatan, tegangan kerja, kualitsdan sebagainya.

• Dalam bidang sambungan las misalnya, american welding society(AWS) mempublikasikan diagrram kekuatan lelah dari sambunganlas yang menggambarkan hubungan antara tegangan dan umurlelah sambungan, yang dianjurkan dipergunakan padaperancangan sambungan las untuk berbagai bentuk sambungan.

123

KRITERIA RANCANGAN TERHADAP KELELAHAN

• Kriterian rancangan terhadap kelelahan meliputi konsep mulai dari“infinite life sampai damage tolerance”. Semua konsep tersebutsampai sekarang masih dipergunakan, tergantung dari jenismasalah serta tuntutan pemakaiannya. Kriteria tersebut sebagaiberikut:

– Infinite -life design (umur tidak terbatas)

– Safe-life design (aman selama pemakaian tertentu)

– Fail-safe design (boleh gagal tapi tetap aman selama pemakaian)

– Damage-tolerant design (selama beroperasi rancangan boleh mengalami

kerusakan, asal tidak membahayakan)

124

Page 32: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

INFINITE-LIFE DESIGN

• Kriteria ini merupakan kriteria tertua dibidang perekayasaan.

• Dengan prinsip ini, rancangan dapat dikatakan mempunyaikeamanan yang tidak terbatas, sehingga umurnya tek terbatas.

• Pada perancangan ini tegangan kerja berada dibawah batas lelahdari material

• Bagi komponen yang selama beroperasinya mengalamipembebanan siklis amplitudo konstan seperti pegas katup mesinmobil, konsep ini masih merupakan suatu metoda perancangan

yang baik.

125

SAFE-LIFE DESIGN

• Infinite-life design sangat cocok untuk perancangan gandar kereta api, sepertiyang telah diteliti oleh woehler.

• Perancang automotive lebih senang menggunakan komponen yang apabiladibebani dengan beban maksimum yang diharapkan/ rancangan dapatbertahan hanya sampai siklus beban tertentu, jadi umurnya terbatas sesuaiperencanaan

• Konsep perancangan untuk umur terbatas ini dikenal dengan istilah” safe-lifedesign”.

• Penggunaannya antara lain: perancangan tangki bertekanan, mesin jet, turbin,pompa air, bantalan gelinding dan lain-lain.

• Perancangannya dapat didasarkan pada: hubungan tegangan-umur, regangan-umur atau kecepatan rambatan retak

• Faktor keamanan pada safe-life design biasanya dalam bentuk umur ( umurperhitingan = 20x umur yang diharapkan), beban (beban rencana = 2x beban

harapan), atau umur dan beban.

126

FAIL-SAFE DESIGN

• Kriteria perancangan fatik berdasarkan “fail-safe” awalnya dikembangkanoleh perancang pesawat udara.

• Perancang pesawat tidak mau mengambil risiko berat yang berlebih karenafaktor keamanan yng besar, dilain pihak juga tidak menghendaki adanyabahaya karena faktor keamanan yang kecil

• Pada konsep ini retak fatik pada konstruksi diijinkan dan rancangan asaltidak berbahaya sebelum dideteksi dan diperbaiki.

• Untuk memperoleh disain yang fail-safe dapat dilakuakn denganmembuat/ menerapkan multiple load paths dan crack stoper.

• Philosofi ini terutama diterapkan pada rancangan rangka pesawat ( sayap,badan, elevator, multiple engine, dll), serta berbagai konstruksi lainnya.Landing gear selalu dirancang safe-life

127

DAMAGE-TOLERANT DESIGN

• Damage-tolerant design adalah pengembangan lebih lanjut dari filosofi fail-safe.

• Pada saat perancangan telah diasumsikan bahwa akan terjadi retak (baik karenaproses pengerjaan maupun karena kelelahan) selama konstruksi beroperasi.Asal selama retak berkembang retak tersebut dapat dipantau secara periodikdengan metoda inspeksi tidak merusak.

• Retak tersebut harus dapat dianalisa dengan kaidah mekanika patah maupunsecara experimental, untuk mengetahui apakah retak tersebut akanberkembang sehingga cukup membahayakan konstruksi sebelum dapatdiinspeksi secara periodik.

• Filosofi ini diterapkan pada material yang mempunyai perambatan retak yanglambat serta ketangguhan patah yang tinggi.

• Pada perancangan tangki bertekanan dikenal “leak before burst”

128

Page 33: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

HIGH CYCLES FATIGUE

129

DAFTAR ISI

• Umum• Karakteristik lelah (Diagram S-N)• Pengaruh Tegangan Rata-Rata

130

• Umum– Metoda pertama yang digunakan untuk mengerti dan

mengkuantifisir kelelahan logam

– Metoda disain kelelahan standar selama lebih dari 100 tahun

– Masih banyak digunakan sampai sekarang untuk komponenyang mengalami tegangan dibawah batas elastis, dan umurnyapanjang.

– Tidak sesuai untuk “low cycles fatigue”

• Diagram S-N– Dasarnya adalah metoda Woehler.

– Contoh diagram S-N, gambar 1. Diagram ini diperoleh daripengujian 4 titik tumpuan, dengan frekuensi putar 1750 rpm.Dilakukan material baja 1045 dengan pembebanan lengkungrotasi dengan sesuai metoda R.R.Moore.

131

KARAKTERISTIK LELAH MATERIAL(DIAGRAM S-N)

• UMUR KONSTRUKSI DIHITUNG DENGAN PERSAMAAN:

• Ni = ND(Sai/ Se ) -K

132

LOG S

Sai

Se

LOG NNi ND

K = 1/tg.

GAMBAR 1

Page 34: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

– Benda uji berbentuk “hourglass” dengan bagianujinya berdiameter 0.25in - 0,30in dan dipolesmengkilap. Level tegangan pada permukaanbenda uji dihitung dengan persamaan batangelastis yatiu S = Mc/I walaupun nilai teganganlebih besar dari batas luluh material.

– Kekurangannya: semua regangan dianggap elastisserta mengabaikan karakteristik tegangan-regangan sesunguhnya

– Hanya berlaku bila regangan plastis sangat kecil.

– Diagram S-N bisanya dipresentasikan dalambentuk kurve log-log, dan garis diagram S-Nmenggambarkan data-data rata-rata

133

BENDA UJI “hourglass”

134

PANJANG BENDA UJI

BAGIAN UJIJEPITAN

□ ATAU Ф

• Baja BCC memperlihatkan adanya batas lelah (endurancelimit)-Se pada diagram S-N. Endurance limit adalah leveltegangan tertentu, dan tegangan dibawah level tersebuttidak menyebabkan material patah. Untuk hal-hal praktisbatas lelah diambail pada NB = 2.106 siklus.

• Batas lelah disebabkan adanya elemen interstisi, seperti Cdan N pada latik Fe, yang menahan dislokasi.

• Hal ini menyebabkan terhalangnya mekanisme slippenyebab tumbuhnya retak mikro.

• Batas lelah bisa lenyap karena:

– Beban lebih yang timbulnya secara periodik (unpin dislocations)

– Lingkungan yang korosiv (menyebabkan fatigue-corrosioninteraction)

– Temperatur tinggi (memobilisasi dislokasi)

135

– Kebanyakan paduan nonferrous tidak memilikibatas lelah, dan diagram S-N akan mempunyaikurve yang menerus (kontinyu), gambar 2.Batas lelah hayal dapat ditentukan pad leveltegangan yang menyebabkan umur materialsekitar 5.108

– Terdapat hubungan empiris antara sifat lelahdari material dengan karakteristik tarik statisdan kekerasannya.

– Rasio fatik adalah: perbandingan batas lelahdengan tegangan patah-Su, Baja dengan Su <200 ksi memiliki rasio fatik 0.5 (bervariasi dari0.35 - 0.6)

136

Page 35: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

KARAKTERISTIK LELAH MATERIALNON FERROUS

137

LOG S

Sa1

Sa2

LOG NN1 N2

K = 1/tg.

GAMBAR 2

– Baja dengan Su > 200 ksi mengandung inklusikarbida yang terbentuk selama tempering darimartensit. Inklusi non metallik ini berfungsisebagai titik pemicu retak, yang dapat denganefektif mengurangi batas lelah.

– Hubungan antara Su dengan kekerasan (BHN)baja: Su (ksi) = 0.5 BHN

– Se (ksi) = 0,25 BHN untuk BHN 400, bila BHN> 400 , Se = 100 ksi

– Se = 0,5 Su untuk Su 200 ksi, bila Su> 200ksi, maka Se = 100 ksi

– Amplitudo tegangan yang sesuai untk umur1000 siklus, untuk material baja adalah: 0.9 Su.Garis yang menghubungkan titik ini denganendurance limit adalah garis disain estimasi daridiagram S-N, bila data kelelahan yang aktualtidak tersedia.

138

– Untuk baja, persamaan berikut dapat puladigunakan untuk memperkirakan kurve S-N:

S = 10CNb (untuk 103< N < 106)

dimana C dan b adalah:

b = -(1/3) log10 (S1000/Se) ; C = log10 ((S1000)2/Se)

N = 10-C/bS1/b, untuk 103 < N < 106

– Bila S1000 dan Se diketahui, maka:S1000 = 0.9 Su dan Se = 0.5 Su

– Dan diagram S-N didefinisikan sebagai:S = 1,62SuN-0.085

– Untuk logam-logam lain disarankan untuk tidakmenggunakan pendekatan diatas.

139

• Berkenaan dengan diagram S-N, beberapa hal berikut perlumendapat perhatian:– Persamaan empirin diatas, benar-benar hanya

perkiraan. Tergantung dari tingkat kepastian yangdiharapkan pada analisa kelelahan, kadang-kadang diperlukan data uji yang sebenaarnya.

– Konsep yang paling penting dari diagram S-Nadalah: bahwa batas lelah digunakan untukperancangan komponen dengan umur tidkterbatas atau “safe life atau safe stress”.

– Secara umum, pendekatan dengan diagram S-N,hendaknya jangan digunakan untuk menganalisaumur konstruksi dibawah 1000 siklus.

• Sehubungan dengan butir terakhir diatas, diingatkan untuktidak menggunakan metoda pendekatan diatas untukmenentukan diagram S-N dibawah 1000 siklus. Hal inidisebabkan karena kurve diagram S-N dibawah 1000 siklusbiasanya sangat datar, akibat terjadinya regangan plastisyang terlalu besar. Untuk kondisi ini harus digunakanpendekatan “low cycle fatigue”

140

Page 36: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

Pengaruh Tegangan Rata-Rata

– Beberapa nomenklatur yang dibutuhkan untukmembahas tegangan rata-rata, gambar 1.6

• max min range tegangan

• a maxmin amplitudo tegangan

• m max+min tegangan rata-rata

• R = min / max = rasio tegangan

• A = a / m = rasio amplitudo

– Nilai R dan A untuk beberapa kondisipembebanan yang umum adalah sebagaiberikut:

• Beban bolak-balik penuh : R = -1 A =

• Nol ke maksimum : R = 0 A = 1

• Nol ke minimum : R = A = -1 141

– Hasil pengujian kelelahan yang menggunakan tegangan rata-rata 0 kerap digambarkan pada diagram Haigh ( a - m ), dangaris umur konstannya ditarik dari titik-titik hasil pengujian,gambar 1.7 & 1.8).

– Karena pengujian untuk menggambarkan diagram High sangatmahal, maka dikembangkanlah persamaan-persamaan empirisuntuk menggambarkan wilayah disain dengan umur tidakterbatas.

• Persamaan-persamaan berikut yang diperlihatkan padagambar 1.9, sering digunakan untuk menggambarkanumur disain tidak terbatas.– Soderberg (USA, 1930) : a Se m Sy – Goodman (england,1899) : a Se m Su – Gerber (Germany, 1874) : a Se (m Su)

2 – Morrow (USA, 1960-an) : a Se m Sf

• Gambar 1.9

142

• Dalam pembahasan mengenai m , hal-hal berikut perludipertimbangkan:– Metoda Soderberg, sangat konservatif dan jarang

digunakan– Data test aktual cendrung terletak diantara kurve

Goodman dan Gerber– Untuk baja keras, Yang tegangan patahnya

mendekati tegangan sebenanya (true stress),maka garis Morrow maupun Goodman akanpersis sama. Sedangkan untuk material yang liat(f > Su) garis Morrow memperlihatkan kurangsensistif terhadap Tegangan rata-rata.

– Untuk kebanyakan situasi perancangan kelelahan,R <1, terlihat ada sedikit perbedaan dalam teori.

– Pada wilayah dimana teori memperlihatkanperbedaan yang mencolok (niali R mendekati 1),terdapat sangat sedikit data. Dalam wilayah ini,maka batas luluh bisa merupakan batas diasain.

143

• Untuk perhitungan disain dengan umur terbatas, bataslelah dalam setiap persamaan dapat diganti dengan a

untuk R = -1 yang sesuai dengan umur terbatas tersebut.

• Contoh soal: Sebuah komponen yang menerimapembebanan siklis dengan tegangan maksimum 100 ksidan tegangan minimum 10 ksi. Komponen dibuat daribahan baja dengan tegangan patah Su = 150 ksi, bataslelah Se = 60 ksi dan amplitudo pada NB = 100 siklus danR = -1 adalah S1000 = 110 ksi. Dengan menggunakanpersamaan Goodman, tentukanlah umur dari komponen.

Penyelesaian: Tentukan a dan m

a = (mak - min )/2 = (110 - 10)/2 = 50 ksi

a = (mak + min )/2 = (110 + 10)/2 = 60 ksi

144

Page 37: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

Penggambaran diagram Haigh dengan umur konstanuntuk 106 dan 103 siklus. Garis ini dibuat denganmenghubungkan batas lelah Se dan S1000 pada sumbuvertikal dengan Su pada sumbu horizontal (sumbu m),gambar c1.1. Bila kondisi tegangan yang diterimakomponen dimasukan kedalam diagram Haigh, makatitiknya akan jatuh diantara garis 106 dan 103. Iniartinya komponen mempunyai umur diatara 1000 dan1000000 siklus. Garis umur konstan dari komponendapat dibauat dengan menarik garis melalui titik Su

dan titik yang digambarkan oleh koordinat a = 50 ksidan m= 60ksi, dan garis ini akan memotong ordinat dititik 83 ksi. Nilai ini dapat pula dihitung sebgai berikut:

145

(a /Sn) + (a /Su) = 1(50/Sn) + (60/150)= 1Sn = 83 ksiNilai Sn = 83 ksi kemudian dimasukan didalam diagram S-Nuntuk menentukan umur komponen, yaitu NB = 2.4 x 104

siklus.

•Dari penelitian memperlihatkan bahwa tegangan rata-ratatekan akan menaikan umur komponen, seperti terlihat padagambar 1.10. Tapi hal ini sulit diterapkan pada komponenbertakik. Pada komponen bertakik tegangan rata-rata tekandianggap tidak memberi pengaruh.•Dari pengujian torsi terhadap komponen tak bertakikmemperlihatkan bahwa tegangan rata-rata tidak memberipengaruh bila ditambahkan dengan amplitodo tegangangeser bolak-balik (alternating). Kecendrungan ini tidakterlihat pada komponen yang bertakik.

146

LOW CYCLES FATIGUE

147

BAHASAN

• Umum• Sifat Material

– Karakteristik Tegangan-Regangan Monotonik– Karakteristik Tegangan-Regangan Siklis– Pengerasan dan Pelunakan Siklis– Menentukan Kurve Tegangan-Regangan Siklis

• Tegangan-Regangan Plastis• Kurve Regangan-Umur• Menentukan Karakteristik Lelah• Pengaruh Tegangan Rata-Rata

148

Page 38: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

UMUM

• FATIK PADA UMUR SEKITAR 10000 SIKLUS• DIGUNAKAN UNTUK MENDISAIN STRUKTUR DENGAN

UMUR YANG PENDEK SEPERTI MISSILE, ATAU KONSTRUKSIYANG MENGALAMI OVERLOAD YANG BESAR

• PATAH FATIK SELALU DIMULAI DARI DISKONTINUITAS LOKALSEPERTI TAKIK, RETAK ATAU DAERAH-DAERAH DENGANKONSENTRASI TEGANGAN YANG BESAR.

• MENURUT BAUSCHINGER (1910), BATAS ELASTIS DARI BESIDAN BAJA DAPAT DINAIK-TURUNKAN DENGAN CARAMEVARIASI TEGANGAN SIKLIS.

• Landgraf mempresentasikan low cycle fatigue dalam bentuktegangan-regangan siklis

149

Diagram Tegangan-regangan Hysteresisi

• Slope AB adalah moduluselastis E

= range tegangan

p = regangan plastis

e = regangan elastis

= regangan total

= p + e

150

Sikl 1Sikl 3

Sikl 5

Sikl 2

Sikl 4

pe

A

B

Gambar 1

TEGANGAN-REGANGAN SIKLIS

• A = CYCLIC HARDENING

• B = CYCLIC SOFTENING

• Fatigue ductility coef. ’f adalahregangan aktual pada saat patah ttk Agmb. 1

• Fatigue strength coef ’f adalahtegangan aktual pada saat patah ttk Agamb. 1

• Fatigue ductility exponent c = sloperegangan plastis gmb 3

• Fatigue strength exponent b = slopegrs regangan elastis gmb 3

151

MONOTONIK

A

B

Gambar 2

DIAGRAM - N, SECARA SKEMATIS

152

(p/2) = ’f(2N)C(e/2) = ’f/E (2N)b

(t/2)= ’f(2N)C + ’f/E (2N)b

2NB

2a

2Nt

’f/E

’f

Gambar 3

Page 39: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

• Amplitodo regangan total

(t/2)= (e/2) + (p/2) = ’f(2N)C + ’f/E (2N)b

• Regangan plastis

(p/2) = ’f(2N)C

• Regangan elastis

(e/2) = ’f/E (2N)b

• Manson

= (3.5Su)/EN0.12 + (f/N)

153

• Amplitudo tegangana = /2 = K’(p/2 )Dimana :

K’ adalah cyclic strength coef.,n’ = cyclic strain hardening exponent

• Kemudian:– Amplitudo plastis

(p/2) = (a/K’ )– Amplitudo elastis– (e/2) = (a/E )

• K’ diperoleh dari ’f/ (’f)n’

154

FAKTOR-FAKTOR KELELAHAN

155

FAKTOR-FAKTOR PENGARUH

– Dimensi

– Jenis beban

– Kekasaran permukaan

– perlakuan panas

– Temperatur

– Lingkungan

156

Page 40: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

Pengaruh Dimensi• Kegagalan fatik dari material

tergantung dari interaksi antarategangan yang tinggi dengandaerah kritis. Fatik dikontrol olehbagian yang terlemah dari material,dan bagian ini bertambah seiringdengan pertambahan volumematerial.

• Pengaruh dimensi berkaitan denganlapisan tipis permukaan materialyang menerima lebih dari 95%tegangan permukaan maksimummaterial.

157

+

-

Gambar 4• Komponen yang besar akan mempunyai gradien tegangan

yang lebih rendah, sehingga lebih banyak volume materialyang menerima pembebanan yang besar, gbr. 4. Akibatnyakemungkinan terjadinya initiasi retak fatik akan lebih besar.Konsep ini didukung oleh hasil pengujian, yang menunjukanbahwa beban aksial tidak sensitif terhadap dimensi bialdibandingkan dengan beban lengkung maupun torsi, karenabeban aksial tidak menimbulkan gradien tegangan.

• Ide tentang bagian volume yang menerima konsentrasitegangan yang tinggi sangat penting didalam menganalisagradien tegangan pada suatu takik.

158

• Faktor pengaruh dimensi empiris:

• Cukr = 1,0 : bila d 0,3 in

0,869d-0,097 : bila 0,3 in d 10 in atau

• Cukr = 1,0 : bila d 8 mm

0,189d-0,097 : bila 8 mm d 250 mm,

dimana d = diamaeter komponen

• Hal-hal penting lainnya berkenaan dengan pengaruhdimensi:– Efek tersebut terlihat pada umur yang sangat panjang

– Efek tersebut kecil sampai diameter 2,0 in, baik untuk lengkungmaupun torsi

– Berkenaan dengan masalah-masalah pengerjaan padakomponen yang besar, kemungkinan terjadinya tegangan sisadan berbagai variabel metalurgi lainnya lebih besar ketimbangefek dimensi.

159

• PENGARUH BEBAN

– Rasio batas lelah (tes lengkung dan torsi)

0,6 - 0,9Se(axial) = 0,70 Se (lengkung)

– Rasio batas lelah (tes torsi dan lengkung rotasi)0,5 - 0,6 atau 0,577 sesuai teori kegagalan VonMises.

e(torsi) = 0,577 Se (lengkung)

160

Page 41: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

• PENGERJAAN PERMUKAAN

– Goresan, bekas pengerjaan serta lubang-lubang kecil (pit) akanmenambah konsentrasi tegangan pada bagian-bagian kritis.

– Pengaruh pengerjaan permukaan pada material dengan butiryang halus dan merata (haigh strength steel)lebih kecildibandingkan dengan material yang mempunyai batas butirkasar dan tidak merata seperti besi tuang

– Beberapa hal penting berkenaan dengan pengaruh pengerjaanpermukaan:

• Kondisi permukaan akan lebih penting bagi baja dengan kekuatanyang lebih tinggi

• Tegangan sisa permukaan akibat pengerjaan mungkin menjadisangat penting

• Pada umur komponen yang pendek, dimana retak mendominasiumur komponen, kondisi permukaan kurang berpengaruh terhadapumur lelah.

• Ketidak teraturan permukaan lokal seperti bekas “stamping” dapatberlaku sebagai pusat konsentrasi tegangan, jadi tidak dapatdiabaikan

161 162

S-N Curve of automotive leaf spring materials at R = -1

200

400

600

800

10000 100000 1000000 10000000Load cycles (Nf)

Str

ess

am

plitu

de

(MP

a)

A920T480

A920T480SP1

A920T480SP2

A920T480SP3

PERLAKUAN PANAS

– Setiap perlakuan panas akan memberipengaruh yang berarti terhadap umur lelahkomponen, karena retak lelah biasanya selaludimulai dari permukaan.

– Kekuatan lelah akibat perlakukan panas sangatdipengaruhi oleh tegangan sisa yang terjadipada permukaan bendea

163

PENGARUH TEMPERATUR

• Temperatur menyebabkanperubahan sifat-sifat mekanismaterial

• Bila ada mean stress, maka materialkemungkinan akan mengalami creep

• Temperatur tinggi menyebabkanhilangnya batas lelah

• Temperatur tinggi memobilisasidislokasi dan menurunkan dayatahan fatik (fatigue resistance)

164

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAPBATAS LELAH (N = 107) BEBERAPACARBON DAN ALLOY STEEL

ARCO IRON, AS ROLLED

2NiCrMo, dikeraskan dan temper

BS 420S37, dikeraskan, temper

BS070M26, normalizing

BS070M20, normalizing31/2 Ni, dikeraskan,temper

temperatur

0 500200 400

Batas lelah MPa

0

200

400

600

Page 42: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

PENGARUH KOROSI (Lingkungan)

• Menurunkan kekuatan lelah, karena terjadi porositas/kekasarandan lobang-lobang pada permukaan benda.

• Bahaya paling besar karena disebabkan oleh terjadinya tegangandan korosif secara bersamaan

• Jadi bila beban siklis bekerja pada lingkungan korosif, maka strukturpasti akan gagal

• Pada lingkungan korosif, frekuensi beban menjadi faktor pentingdalam penurunan umur komponen. Makin pelan frekuensi danmakin tinggi temperatur, maka rambat retak menjadi lebih cepatdan umur konstgruksi menjadi lebih pendek, pada stress level yangsama

165

ANALISA UMUR LELAH(FATIGUE LIFE PREDICTION)

166

BAHASAN• PENDAHULUAN

• UMUR KONSTRUKSI PADA BEBAN AMPLITUDO KONSTAN

– METODA WOEHLER

– METODA PALMGREN

– METODA MANSON-COFFIN

• ANALISA UMUR KONSTRUKSI PADA BEBAN AMPLITUDO BERVARIASI (ACAK)

– PENGUKURAN BEBAN LAPANGAN

– PEMBUATAN BEBAN KOLEKTIF

– PENETUAN RASIO SIKLUS BEBAN DENGAN JARAK TEMPUH/ JAM OPERASI

– TABEL URUTAN AMPLITUDO

• PERHITUNGAN UMUR OPERASI

– METODA MINER

– MODIFIKASI MINER

167

PENDAHULUAN

• BEBAN SIKLIS MENYEBABKAN KELELAHAN PADA KONSTRUKSI

• BERBEDA DENGAN BEBAN AMPLITUDO KONSTAN, MAKA BEBANOPERASI/LAPANGAN SENANTIASA MEMPUNYAI AMPLITUDO BERVARIASI DANSERING SANGAT KOMPLEK

• MASALAH UMUR OPERASI AKAN SELALU MENJADI PERHATIAN PARAINSINYUR/ PEREKAYASA YANG MERANCANG KONSTRUKSI YANG MENERIMAPEMBEBANAN SIKLIS

• UMUR OPERASI DAPAT DIANALISA SECARA:

– ANALITIS

• BEBAN AMPLITUDO KONSTAN

• BEBAN AMPLITODO BERVARIASI (ACAK)

– EXPERIMENTAL

• BEBAN AMPLITUDO KONSTAN

• BEBAN AMPLITODO BERVARIASI (ACAK)

168

Page 43: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

UMUR KONSTRUKSI PADA BEBANAMPLITUDO KONSTAN

• METODA WOEHLER (1870)

• METODA PALMGREN (1924)

• METODA MANSON-COFFIN (1955)

• METODA BASQUIN

• METODA MORROW (MANSON-COFFIN-BASQUIN)-(1960)

169

UMUR KONSTRUKSI PADA BEBAN AMPLITUDO KONSTAN METODA

PALMGREN

• PADA TAHUAN 1924 PALMGREN MENGHITUNG UMUROPERASI BANTALAN GLINDING DENGAN PERSAMAAN:

• L = 106(C/P)n

• DIMANA:– n = 3 UNTUK BANTALAN PELURU DAN

– n = 10/3 UNTUK BANTALAN ROL

– L = UMUR BANTALAN DALAM PUTARAN

– C = GAYA DUKUNG DINAMIS (KN) UNTUK UMUR BANTALAN 106

PUTARAN DENGAN KEMUNGKINAN RUSAK 10%

– P = BEBAN BANTALAN EQUIVALEN (KN)

170

UMUR KONSTRUKSI PADA BEBAN AMPLITUDO KONSTAN METODA

WOEHLER

• DENGAN METODA WOEHLER UMUR KONSTRUKSI DIHITUNGDENGAN PERSAMAAN:

• Ni = ND(ai/ D ) -K

171

LOG

ai

D

LOG NNi ND

K = 1/tg.

UMUR KONSTRUKSI PADA BEBAN AMPLITUDO KONSTAN METODA

MANSON-COFFIN-BASQUIN

• MANSON-COFFIN (1955) MENGHITUNG UMUR KONSTRUKSI YANGMENGALAMI PERUBAHAN PLASTIS DENGAN PERSAMAAN:

• (p/2) = f’(2N)C

• BASQUIN: MENGHITUNG UMUR KONSTRUKSI BERDASARKANREGANGAN ELASTIS YANG DIALAMI KOMPONEN

• (e/2) = f’/E (2N)b

• MORROW (MANSON-COFFIN-BASQUIN): MENGHITUNG UMURKONSTRUKSI BERDASARKAN REGANGAN TOTAL YANG DIALAMIOLEH KONSTRUKSI DENGAN PERSAMAAN:

• (t/2) = (p/2) + (e/2)

• (t/2)= f’(2N)C + f’/E (2N)b

172

Page 44: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

UMUR KONSTRUKSI PADA BEBAN AMPLITUDO KONSTAN METODA

MANSON-COFFIN-BASQUIN

• DIAGRAM - N, SECARA SKEMATIS

173

(p/2) = f’(2N)C(e/2) = f’/E (2N)b

(t/2)= f’(2N)C + f’/E (2N)b

2NB

2a

2Nt

f’/E

f’

ANALISA UMUR KONSTRUKSI PADA BEBANAMPLITUDO BERVARIASI

– MATERI BAHASAN• KONDISI ALAMIAH KERUSAKAN FATIK DAN

KAITANNYA DENGAN SEJARAH PEMBEBANAN• METODA KERUSAKAN KUMULATIF PADA PERIODE

AWAL LELAH• METODA PENGHITUNGAN SIKLUS BEBAN

(COUNTING METHOD) YANG DIGUNAKAN UNTUKMENILAI KEJADIAN KERUSAKAN PADA BEBANACAK

• PERAMBATAN RETAK PADA BEBAN AMPLITUDOBERVARIASI

• METODA UNTUK PENGANALISAAN FATIK KARENABEBAN LAPANGAN

174

DEFINISI KERUSAKAN FATIK

• MEKANISME KERUSAKAN KUMULATIF PADA PERIODEAWAL RETAK BERBEDA DENGAN PERIODE RETAKBERKEMBANG

• PADA PERIODE RETAK BERKEMBANG,– Kerusakan Berkorelasi Langsung Dengan Panjang Retak

– Metoda Anlisa Telah Berkembang, Urutan Beban DikorelasikanDengan Perpanjangan Retak

– Kerusakan Dapat Dihubungkan Dengan Penomena Yang TerukurDan Terpantau

– Dalam Industri Penerbangan, Inspeksi Interval Menjadi SatuKesatuan Prosedur Dengan Desain “Damage Tolerance”

175

ç PADA PERIODE RETAK AWAL– Mekanismenya Lebih Rumit, Dan Terjadi Pada

Level “microscopic”– Dihubungksan dengan dislokasi, pita slip, retak

mikro, dll, dan ini hanya bisa diamatidialboratorium dengan peralatan yang baik.

– Oleh karenya, metoda analisa kerusakan kumulatifbersifat empiris.

– Pengujian dilakukan terhadap benda uji standaryang kecil

– Umur lelah didefinisikan sebgai terputusnya bendauji pada pengujian kelelahan.

176

Page 45: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

METODA AKUMULASI KERUSAKAN PADAPERIODE AWAL RETAK

• METODA AKUMULASI KEUSAKAN LINIER

– DIPERKENALKAN PERTMA KALI OLEH PALMGREN (1924)UNTUK MENGHITUNG UMUR OPERASI BANTALAN GLINDING

– KEMUDIAN PADA TAHUN 1945 MINER MENGEMBANGKAN DANMEMPOPULERKAN SUATU METODA PERHITUNGAN UMURKONSTRUKSI BERDASARKAN KONSEP “KERUSAKANKUMULATIF LINIER”

– DASAR METODA MINER:

• BEBAN KOLEKTIF

• DIAGRAM S-N ATAU HAIGH

• PERSAMAAN MATEMATIS YANG MENGGAMBARKAN KERUSAKANLELAH KUMULATIF

177

TERMINOLOGI DAN KONSEP:

ç TERMINOLOGI– n/N = PERBANDINGAN SIKLUS

– DIMANA: n = JUMLAH SIKLUS PADA LEVEL TEGANGAN S

– N = UMUR LELAH PADA LEVEL TEGANGAN S

– FRAKSI KERUSAKAN Di = ni/Ni

– ANGKA KERUSAKAN D = Di = ni/Ni

– KERUSAKAN TERJADI BILA D 1

• KONSEP AKUMULASI KERUSAKAN LINIER:– FRAKSI KERUSAKAN Di YANG DIAKIBATKAN OLEH TEGANGAN Si

ADALAH SAMA DENGAN RASIO SIKLUS: ni/Ni

– CONTOH: D UNTUK 1 SIKLUS BEBAN = 1/N, DENGAN KATA LAIN 1SIKLUS BEBAN YANG BEKERJA PADA KONSTRUKSI AKAN MENGAMBIL1/N UMUR TOTAL KONSTRUKSI.

178

KONSEP MINER

179

KERUSAKAN

DNini

Nn

Nn

Nn ....

22

11

n1n2

n3

N1 N2 N3

a

Log N

a

H =Keseringan

BEBAN KOLEKTIF DIAGRAM S-N

KETERBATASAN KONSEP AKUMULASIKERUSAKAN LINIER

• KONSEP AKUMULASI KERUSAKAN LINIER MEMPUNYAI BEBERAPAKEKURANGAN POKOK, YAITU:– EFEK URUTAN AMPLITUDO TIDAK DIPERHITUNGKAN DIDALAM

MENGHITUNG UMUR KONSTRUKSI

– TIDAK BERGANTUNG PADA BESAR KECILNYA APLITUDO. DALAM HAL INITINGKAT PERTAMBAHAN(RATE) AKUMULASI KERUSAKAN TIDAKBERGANTUNG PADA LEVEL TEGANGAN

– AMPLITUDO DIBAWAH BATAS LELAH DIANGGAP TIDAK MEMBERIKERUSAKAN

180

Page 46: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

MODIFIKASI METODA MINER

• JACOBY

• HAIBACH

• CORTEN-DOLAN

• ZENNER-LIU– MODIFIKASI OLEH JACOBY MERUPAKAN MODIFIKASI YANG PALING

SEDERHANA. JACOBY MENGGANTI NILAI S = 1 DENGAN NILAI C. DIMANA CDIPEROLEH SECARA EXPERIMENTAL DAN DIPENGARUHI OLEH MATERIAL,JENIS PENGUJIAN DAN URUTAN PEMBEBANAN. DENGAN MENGAMBIL C =0,3, YACOBY MENDAPATKAN BAHWA SEKITAR 90% UMUR OPERASI

MATERIAL ALUMINIUM TERLETAK PADA DAERAH KONSERVATIF

181

METODA HAIBACH

• HAIBACH BERANGGAPAN BAHWA AMPLITUDO DIBAWAH BATAS LELAH JUGA MEMBERIKERUSAKAN PADA MATERIAL. OLEH KARENANYA HAIBACH MEMPERPANJANG KURVEDAERAH PATAH TERUS KEBAWAH MELEWATI GARIS BATAS LELAH SAMPAI MEMOTONG

GARIS a = 0 DENGAN KEMIRINGAN (2kB-1).

182KERUSAKAN

Nini

Nn

Nn

NnD ....

22

11

a

Log NH =Keseringan

BEBAN

KOLEKTIF

DIAGRAM S-Na

k =, MINER ASLI

kB= kemiringan komponen

I II (haibach)

I: k = kB

II: k = 2kB-1

MINER-ELEMENTER

METODA CORTEN-DOLAN

• PERHITUNGAN UMUR KONSTRUKSI MERNURUT CORTEN-DOLAN JUGABERDASARKAN METODA MINER.

• PERBEDAANNYA HANYA TERLETAK PADA DIAGRAM S-N YANG DIGUNAKANUNTUK MENGHITUNG FRAKSI KERUSAKAN,DALAM HAL INI SEMUA APLITUDOBEBAN DIBAWAH BATAS LELAH JUGA MEMBERI KERUSAKAN PADA KONSTRUKSI.

• UMUR OPERASI DARI KONSTRUKSI DIHITUNG BERDASARKAN PERSAMAAN:

183

d

a

aij

ii

NN

11

1

DIMANA:

•N = SIKLUS PATAH

•N1=SIKLUS PATAH PADA LEVEL TEGANGAN TERBESAR 1

•i = RASIO RELATIF SIKLUS TEGANGAN DENGAN AMPLITUDO

RELATIF ai , TERHADAP BEBAN KOLEKTIF

•i = (1…j) JUMLAH DARI LEVEL TEGANGAN

•1/d = KEMIRINGAN DARI DIAGRAM S-N YANG FIKTIF

DIAGRAM S-N MENURUT CORTEN-DOLAN

184

LOG a

(a )1

(a )i

N1 Ni

d1d2

DIAGRAM S-N YANG SEBENARNYA

DIAGRAM S-N CORTEN-DOLAN

LOG N

(|d2| >|d1|)

k = KEMIRINGAN

KURVE S-N d = (0,7 - 1,0) k, UNTUK BAJA DENGAN

y/D = 1,2 - 1,5

d = (1 - 1,6) k, UNTUK ALUMINIUM

DENGAN y/D = 2 - 3

Page 47: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

METODA ZENNER-LIU

• KONSEP ZENNER-LIU DIPERLIHATKAN PADA GAMBAR BERIKUT

185

HO ND

KESERINGAN H, SERTA SIKLUS PATAH log (N)

LOG a

(a)1

D

(D)* =

D/2

BEBAN KOLEKTIV

kB

k* = (kB+m)/2

m

KURVE S-NPERAMBATAN RETAK

KOMPONEN ASLI

ZENNER-LIU

METODA PERHITUNGAN SAMADENGAN MINER

KURVE S-N DIPUTAR KEARAHKURVE RAMBATAN RETAKDENGAN KEMIRINGAN k* DAN

DIMULAI DARI (a)1

BATAS LELAH PADA ZENNER-

LIUADALAH (D)* = D/2

KERUSAKAN

Nini

Nn

Nn

NnD ....

22

11

CYCLE COUNTING

• LEVEL CROSSING

• PEAK

• SIMPLE RANGE

• MARKOFF MATRIK

• RAINFLOW

186

ANALISA KERUSAKAN(DAMAGE ANALYSIS)

187

METALOGRAFI– Pengetahuan metalografi adalah pemeriksaan struktur

logam dengan menggunakan mikroskop optic (ASTM E3-80)

– Manfaat Metalografi:• Pemeriksaan rutin untuk analisa kerusakan:

– Spesimen potongan melintang atau tegak lurus terhadap sumbu utamakomponen, dapat memberikan informasi:

» Vriasi struktur dari inti sampai kepermukaan» Distribusi impuritas (pengotoran) non logam diseluruh permukaan» Kedalaman cacat permukaan» Kedalaman korosi» Ketebalan lapisan pelindung» Struktur lapisan pelindung

– Spesimen potongan memanjang sejajar dengan sumbu utama komponen,dapat memberikan informasi:

» Tingkat deformasi didalam impuritas» Drajat deformasi plastis, seperti diperlihatkan oleh distorsi butiran

» Ada tidaknya lapisan atau segregasi didalam struktur188

Page 48: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

– Riwayat fabrikasi dan pemrosesan• Perlakuan panas:

– Homoginitas fasa temperatur tinggi– Karbida yang tidak larut– Austenit sisa– Pembesaran ukuran butiran– Dekarburisasi– Kedalaman lapisan pengerasan– Quench – crack (retak pencelupan dingin)

• Kondisi pengecoran:– Kecepatan pendinginan– Evolusi gas– Reaksi dengan cetakan– Struktur butiran– Penyusutan– Bentuk grafit didalam b esi cor

• Parameter pembentukan:– Daerah temperature fabrikasi– Garis aliran– Lipatan maupun arah (directionality)

189

• Riwayat pengoperasian– Perubahan struktur selama operasi

» Oksidasi

» Dekarburisasi

» Desingsifikasi

» Korosi

» Presipitasi

» Pertumbuhan butir

– Jenis pembebanan

» Beban berlebih statis

» Beban dinamis

» Creep

» Beban impak

– Bentuk kerusakan

» Patah ulet atau rapuh

» Retak interkristalin atau transkristalin

» Awal retak atau patahan (retak berkembang)

» Kontribusi pengaruh lingkungan misalnya korosi

190

– Pemanfaatan Mikroskop optic dapat menggambarkankeadaan struktur material logam mencakup:

• Butiran : ukuran, bentuk serta keseragaman

• Homogenitas : segregasi (mikro / makro), ketidakseragaman fasa

• Senyawa mikro : identifikasi, morphologi, distribusi(presipitasi, film, globul, disperse)

• Inklusi : type, ukuran dan distribusi

• Cacat : porositas, retak atau jenis yang lain

• Regangan : distorsi seragam atau perubahan plastissecara local

191

• Dengan ilustrai diatas, metalografi didalam kaitannyauntuk menentukan sumber kerusakan , sering kali tidakhanya memperlihatkan mekanisme kerusakan, tetapijuga memberikan informasi mengapa suatu materialtidak mampu menahan kerusakan tertentu. Karenaternyata setiap tahapan pabrikasi dan pengoperasianakan memberikan efek terhadap struktur mikromaterial.

192

Page 49: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

FRAKTOGRAFI

• Manfaat fraktografi sangat ditentukan dari pengetahuan yangdiperoleh dalam mempelajari karakteristik suatu patahan.

• Keadaan Tegangan– Terdapat dua jenis patahan:

1. Bidang patahan yang tegak lurus terhadap tegangan tarik– Patah rapuh– Patah ulet– Patah lelah– Korosi retak tegangan

2. Bidang patahan menjalar sepanjang bidang tegangan geser maksimum– Patah ulet (benda tipis atau dekat permukaan)– Patah geser– Awal patah lelah (material murni atau relatif bebas pengotor)Patah lelah akibat beban

torsi

• Jenis dan arah tegangan pada material terlihat pada gambar 2.1

193

• Mekanisme Kerusakan/ Patah– Awal retak– Pertumbuhan retak– Penjalaran retak

• Awal retak– Cacat struktural– Cacat metalurgis– Cacat operasional– Ciri-ciri retak awal

• Arah retak awal selalu berlawanan dengan cabang-cabang retak• Jika retak saling bertemu dengan sudut 90o, maka tidak akan saling memotong

• Pertumbuhan retak– Retak awal yang berkembang menjadi retak teknis, yaitu retak yang telah dapat

dilihat dengan mata telanjang dan ukurannya kira-kira 0,5 mm– Tergantung dari: faktor-faktor mekanis dan sifat metalurgis bahan, sifat cacat

awal, ukuran dan ketebalan benda, tingkat tegangan dan jenis beban– Pertumbuhan retak dan arahnya seringkali terlihat pada permukaan benda

194

• Jenis Patahan Mekanis

– Patah ulet

– Patah getas/ rapuh

195

• Laporan Analisa Kerusakan– Kriteria

• Struktur / kerangka laporan analisa kerusakan– Ringkasan / Tinjauan Umum– Latar Belakang informasi / ringkasan kejadian /

kronologis– Analisa Kerusaskan– Kesimpulan– Rekomendasi / Saran

• Daftar Pertanyaan• Bentuk Laporan Analisa Kerusakan (ringkas)

196

Page 50: Pemilihan Bahan Dan Proses [Compatibility Mo

197