pemerintah kabupaten sampang dinas koperasi...

59
PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG DINAS KOPERASI USAHA MIKRO DAN TENAGA KERJA JL. RAJAWALI NO. 30 TELP. (0323) 321026 FAX. 322518 Email : [email protected] Website : www.diskopsampang.net SAMPANG – 69214

Upload: hanga

Post on 13-May-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

DINAS KOPERASI USAHA MIKRO DAN TENAGA KERJA JL. RAJAWALI NO. 30 TELP. (0323) 321026 FAX. 322518

Email : [email protected] Website : www.diskopsampang.net

SAMPANG – 69214

VISI

“ TERWUJUDNYA PENGEMBANGAN KOPERASI USAHA

MIKRO DAN TENAGA KERJA YANG MAJU DAN INOVATIF

BERBASIS KEMITRAAN “

MISI

MEMBERDAYAKAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL

MENENGAH UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN MELALUI

MEMPERLUAS LAPANGAN USAHA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG DINAS KOPERASI USAHA MIKRO DAN TENAGA KERJA JL. RAJAWALI NO. 30 TELP. (0323) 321026 FAX. 322518

Email : [email protected] Website : www.diskopsampang.net

SAMPANG – 69214

Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas kehendak-Nya Rencana Strategis

Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja (Renstra) Kabupaten Sampang Tahun 2013 – 2018

telah dapat kami susun. Renstra ini merupakan amanat yang harus disusun oleh Dinas Koperasi dan

UKM Kabupaten Sampang sebagaimana ditetapkan dalam Undang – Undang Nomor 32 tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah. Dokumen ini disusun sesuai dengan pedoman penyusunan yang

ditetapkan dalam peraturan menteri dalam negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksanaan

peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian

Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

RENSTRA ini diharapkan menjadi bahan acuan bagi satuan kerja dalam menyusun Rencana

Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), acuan dalam

penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah, Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP), Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) dan tolok ukur kinerja

Kepala Daerah.

Secara Substantif RENSTRA ini disusun sebagai pedoman Dinas Koperasi Usaha Mikro dan

Tenaga Kerja Kabupaten Sampang dalam melakukan pembangunan di daerah. Arah pembangunan

dan target – target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen ini harus dipahami dan menjadi

ukuran bagi setiap pembangunan yang akan dilakukan.

Akhirnya, kami berharap RENSTRA ini dapat diterima dan dipedomani oleh semua pihak yang

memiliki komitmen terhadap pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Sampang.

Sampang, 29 Maret 2018 KEPALA DINAS KOPERASI USAHA MIKRO DAN

TENAGA KERJA KABUPATEN SAMPANG

Drs. Moh. Suhrowardi

Pembina Utama Muda(IV/c ) NIP. 19581213 198203 1 010

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.1.1 Pengertian Renstra

Rencana Strategis merupakan konsep yang digunakan dalam berbagai organisasi

untuk menentukan arah ,tujuan dan masa depan yang hendak dicapai secara komprehensif.

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dan Tenaga Kerja kabupaten

Sampang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Dinas yang

penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah Kabupaten dan memperhatikan RPJM

Nasional, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah,

kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), program lintas

SKPD, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka

regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

1.1.2 Funsi Renstra

Fungsi Renstra Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja Kabupaten Sampang

merupakan Salah satu aspek dan sekaligus menjadi bagian dari Pembangunan Nasional adalah

pembangunan dibidang Koperasi dan Usaha Mikro dan Tenaga Kerja yaitu melalui upaya

pemberdayaan ekonomi rakyat terutama melalui Sehubungan dengan itu, Dinas Koperasi

Usaha Mikro dan Tenaga Kerja Kabupaten Sampang berupaya melakukan pembenahan diri

sesuai dengan tuntutan perubahan yang terjadi pada saat ini. Dalam rangka melaksanakan

pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih, bermartabat dan bertanggung

jawab serta sesuai tuntutan masyarakat agar tercipta Good Governance. Dinas Koperasi dan

Usaha Kecil menengah juga melakukan fungsi pembinaan melalui penerapan mekanisme

pertanggungjawaban yang tepat, jelas terukur dan sah sesuai dengan perkembangan

dinamika perubahan pada lapisan masyarakat pelaku ekonomi.

usaha yang ditandai dengan makin ketatnya persaingan. Krisis Global yang terjadi akhir-akhir

ini menuntut kemandirian dan kemampuan Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja perlu

ditingkatkan sehingga peran sertanya dapat mewujudkan kontribusi yang lebih besar dalam

menumbuhkan kehidupan perekonomian rakyat yang berdampak pada penciptaan lapangan

kerja. Untuk itu adanya peningkatan

pembinaan dan pengawasan agar Koperasi dan Usaha Mikro menjadi badan usaha yang

mandiri, profesional dan memiliki daya saing yang tinggi serta akses peningkatan tenaga kerja

dapat meningkat.

1.1.3 Proses Penyusunan Renstra

RENSTRA Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Sampang dirumuskan secara

transparan, responsive terhadap isu-isu strategis, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif,

terukur, berkeadilan dan berkelanjutan, disusun berdasarkan kondisi dan potensi yang

dimiliki, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional dan merupakan satu kesatuan

dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, mengintegrasikan rencana tata ruang

wilayah ( RTRW ) dengan rencana pembangunan daerah, dan dilakukan pemerintah daerah

bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing.

Rencana Strategis 2013-2018 sebagai Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah yang

berjangka waktu 5 tahun ditetapkan untuk memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi

seluruh komponen daerah (pemerintah), masyarakat dan dunia usaha didalam mewujudkan

cita-cita dan tujuan sesuai dengan visi, misi dan arah pembangunan. Sehingga seluruh upaya

yang dilakukan oleh masing-masing pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif dan

melengkapi satu dengan yang lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak

1.1.4 Keterkaitan Renstra Dinas dengan RPJMD,

Harapan dari penyelenggaraan dokumen Rencana Strategis Dinas Koperasi Usaha Mikro

dan Tenaga Kerja Kabupaten Sampang ini adalah terwujudnya koordinasi yang semakin baik,

terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar pelaku pembangunan (stakeholders) antar

ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintahan maupun antara kabupaten dengan provinsi

dan pusat, serta terbangunnya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. Dalam proses penyusunannya, RENSTRA Dinas

Koperasi Usaha mikro dan tenaga kerja diharapkan mampu memberikan terobosan grand

strategy guna mempercepat pembangunan daerah Kabupaten Sampang, serta mampu

mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan menjamin terkendalinya sumber daya secara

efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

RPJMD Kabupaten Sampang setiap tahunnya dalam periode perencanaan dijabarkan

dalam bentuk Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sampang. RKPD sendiri

nantinya akan menjadi acuan bagi Dinas Koperasi Usaha mikro dan tenaga kerja dalam

penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT). Dengan demikian RKT Dinas Koperasi Usaha mikro

dan tenaga kerja Kabupaten Sampang setiap tahunnya juga merupakan jabaran lebih lanjut

dari Renstra Dinas Koperasi Usaha mikro dan tenaga kerja Kabupaten Sampang. Selanjutnya

dari RKT tersebut disusun Rencana Kerja Anggaran (RKA), dimana setelah melalui proses

pembahasan dan pengesahan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan DPRD Kabupaten

Sampang untuk disahkan menjadi APBD, kemudian ditetapkan sebagai Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA).

Hubungan Renstra Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja Kabupaten Sampang

Tahun 2013- 2018 dengan dokumen perencanaan lainnya adalah Renstra Dinas Koperasi

Usaha Mikro dan Tenaga Kerja Kabupaten Sampang merupakan salah satu dokumen teknis

operasional dan merupakan jabaran teknis dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, srategi, kebijakan

rencana program 5 (lima) tahun kedepan.

1.2 LANDASAN HUKUM TERKAIT TUPOKSI

Renja Dinas koperai dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Sampang Tahun 2014

disusun berdasarkan pada :

1

.

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang perkoperasian;

2

.

Undang-undang Nomor 20 TAHUN 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan

Menengah;

3

.

Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

4

.

Undang-undang RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

5

.

Undang-undang RI Nomor 25 Tahun 1999 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

6

.

Undang-undang RI Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara

yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme;

7

.

Peraturan Daerah Kabupaten Sampang No. 1 tahun 2002 tentang Pembentukan

Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Sampang;

8

.

Peraturan Daerah Kabupaten Sampang No. 3 tahun 2002 tentang Pembentukan

Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sampang;

9

.

Peraturan Daerah Kabupaten Sampang No. 4 tahun 2002 tentang Pembentukan

Organisasi Dinas Kabupaten Sampang;

1

0.

Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

1

1.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

Penyusunan, pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

1

2.

Peraturan Daerah Kabupaten Sampang No. 11 tahun 2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Daerah;

1

3.

Surat Keputusan Bupati Sampang No. 46 tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan

Fungsi Dinas Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

1

4.

Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sampang Tahun 2005-2025.

1

5.

Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan Staf Ahli (Lembaran Daerah

Kabupaten Sampang Tahun 2008 Nomor 10);

1

6.

Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 12 Tahun 2013 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018

1

7.

Peraturan Daerah Nomor1 Tahun 2012 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang;

1

8

Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Sampang;

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

a. MAKSUD

Memberikan arah kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Koperasi

dan Usaha Kecil Menengah dalam menjalankan berbagai program dan kegiatan untuk

jangka waktu lima tahun kedepan

b. TUJUAN :

- Untuk menetapkan prioritas program dan kegiatan yang strategis selama 5 (lima) tahun;

- Untuk memberikan landasan kebijakan taktis stategi lima tahunan dalam kerangka

pencapaian visi, misi sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan.

- Pedoman/landasan penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD),

berikutnya sebagai rujukan penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (RAPBD), dimana penjabaran dari RKPD akan dituangkan lebih lanjut dalam

Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran (PPA).

- Acuan penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah, dan

tolok ukur kinerja Kepala Daerah

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan dokumen Rencana Strategis SKPD Dinas Koperasi dan UKM

kabupaten Sampang Kabupaten Sampang adalah sebagai berikut :

Bab I PENDAHULUAN.

Adalah berisi tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan,

Sistematika Penulisan,

Bab II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI DAN UKM KABUPATEN SAMPANG

Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan

SKPD, Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD.

Bab III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI.

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD, Telaahan

Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih, Telaahan

Renstra K/L dan Renstra SKPD Provinsi, Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan

Kajian Lingkungan Hidup Strategis, Penentuan Isu-isu Strategis,

Bab. IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN.

Visi dan Misi SKPD, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD, Strategi dan

Kebijakan SKPD Dinas Koperasi dan UKM.

Bab V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN,

DAN PENDANAAN INDIKATIF

Menjelaskan mengenai rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, serta

pendanaan indikatif dan program lintas SKPD.

Bab VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung

menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai

komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

Bab VII PENUTUP.

Berisi mengenai intisari dari seluruh uraian dalam hal-hal sebelumnya,

saran dan kesimpulan serta harapan-harapan dalam mengimplementasikan

Renstra Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD

Dinas Koperasi,Usaha Mikro dan Tenaga kerja Kabupaten Sampang dibentuk

berdasarkan SOTK Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten

Sampang Sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan. Pasal 211 ayat (2)

UU no. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengisyaratkan bahwa Nomenklatur

Perangkat Daerah dan Unit Kerja pada Perangkat Daerah yang melaksanakan Urusan

Pemerintahan dibuat dengan memperhatikan pedoman dari kementerian/lembaga

pemerintah non kementerian yang membidangi Urusan Pemerintahan tersebut. Dengan

adanya nomenklatur yang relatif sama maka diharapkan ada tatahubungan kerja yang baik,

efektif dan efisien antara organisasi di tingkat pusat dan daerah. Dinas Koperasi Usaha Mikro

dan Tenaga Kerja Kabupaten sampang dan mempunyai tugas pokok :

MEMBANTU BUPATI DALAM MELAKSANAKAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH BIDANG

KOPERASI USAHA MIKRO DAN TENAGA KERJA.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Dinas Koperasi

dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Sampang mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan teknis dalam rangka, perencanaan pembinaan dan pengembangan

Koperasi Usaha mikro dan tenaga kerja;

b. Pemberian Akte Pendirian Badan Hukum Koperasi dan Pengesahannya;

c. Pelaksanaan koordinasi dengan unsur terkait dalam rangka penyelenggaraan kegiatan

dibidang Koperasi Usaha mikro dan tenaga kerja;

d. Pengelolaan administrasi umum, kepegawaian, keuangan, perlengkapan kerumahtanggaan,

hukum, kelembagaan serta tugas-tugas hubungan masyarakat;

e. Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian kegiatan Koperasi Usaha mikro dan tenaga

kerja;

f. Pelaksanaan Evaluasi Program Pelaporan hasil-hasil pembinaan dan pengembangan

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah;

g. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan Koperasi Usaha mikro dan tenaga kerja;

h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugasnya;

Untuk menyelenggarakan organisasi, Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Tenaga Kerja

Kabupaten Sampang didukung struktur organisasi , Sumber Daya Manusia dan Sarana

Prasarana sebagai berikut :

1. Struktur organisasi

Kelembagaan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Sampang terbentuk

pada tahun 2008 melalui Perda Kabupaten Sampang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dengan Peraturan Bupati Sampang Nomor 46

Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Kabupaten Sampang.

Susunan Organisasi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah terdiri dari :

a. Kepala Dinas;

Membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan Daerah Bidang Koperasi Usaha

Mikro dan Tenaga Kerja

b. Sekretaris Mempunyai Tugas melaksanakan Aministrasi ketatausahaan, keuangan dan

program serta kerumahtanggaan dinas mempunyai fungsi Perwakilan Kepala Dinas dan

memimpin Dinas apabila Kepala Dinas Berhalangan. Sekretaris membawahi :

1. Sub. Bagian Umum; Mempunyai Tugas melakukan pengelolahan urusan surat-

surat,kehumasan, melakukan perawatan dan perbaikan terhadap peralatan kantor

2. Sub. Bagian Keuangan; Mempunyai Tugas Menyiapkan data dalam rangka penyusunan

anggaran keuangan, pengelolahan keuangan dan pertanggungjawabannya

3. Sub. Bagian Program; Mempunyai Tugas mengumpulkan dan menginventarisir data

dalam rangka perumusan ,penyusuna, perencanaan, program/Kegiatan pembangunan

koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja.

c. Bidang Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi dan Usaha Mikro mempunyai tugas

merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bidang

Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi dan Usaha Mikro. Untuk melaksanakan tugas

Bidang Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi dan Usaha Mikro mempunyai fungsi:

1. pengumpulan dan penyiapan bahan serta penyusunan rencana kegiatan

pembangunan dan pengembangan kelembagaan serta Sumber Daya Manusia

Koperasi dan Usaha Mikro;

2. pembinaan manajemen penataan organisasi dan tatalaksana

Koperasi dan Usaha Mikro;

3. penyusunan pedoman pembinaan hukum, kelembagaan, ketatalaksanaan serta

manajemen kelembagaan Koperasi dan Usaha Mikro;

4. pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan

Kelembagaan Koperasi dan Sumberdaya Daya Manusia Koperasi dan Usaha

Mikro;

5. pelaksanaan Penyuluhan Perkoperasian dan Usaha Mikro;

6. pelaksanaan advokasi dan konsultasi hukum serta fasilitasi penyelesaian

permasalahan perkoperasian dan Usaha Mikro;

7. pelaksanaan pengawasan monitoring dan evaluasi penyusunan laporan

pelaksanaan kegiatan; dan

8. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Bidang Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi dan Usaha Mikro membawahi :

1. Seksi Advokasi dan Perundang Undangan;

2. Seksi Pengawasan dan Akuntabilitas;

3. Seksi Organisasi, Tata Laksana dan SDM;

d. Bidang Pemberdayaan Usaha Koperasi Mempunyai Tugas melaksanakan kebijakan

pemberdayaan Usaha Koperasi dalam rangka pengembangan, kerja sama usaha, serta

memberikan fasilitasi akses penjaminan dan pembiayaan usaha Koperasi.

Bidang Pemberdayaan Usaha Koperasi membawahi :

1. Seksi Penyehatan Usaha Koperasi;

2. Seksi Kemitraan Koperasi;

3. Seksi Fasilitasi Pembiyaan dan Simpan Pinjam Koperasi;

Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah mempunyai tugas penyiapan

melaksanakan kebijakan teknis, dalam rangka pengembangan manajemen usaha

mikro,kecil dan menengah, mempunyai fungsi sebagai fasilitasi kerja sama dengan

BUMN/D dan swasta dalam rangka pembinaan , penyusunan pedoman dalam

pengembangan informasi bisnis Usaha Mikro dan Tenaga Kerja,

e. Bidang Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja mempunyai tugas melaksanakan

dan mengkoordinasikan kegiatan penempatan dan pengembangan Tenaga Kerja Bidang

Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja mempunyai fungsi:

a) pelaksanaan kebijakan program tenaga kerja dan hubungan industri;

b) pengumpulan bahan penyusunan dan petunjuk teknis, sosialisasi, pembinaan

pemberian bimbingan dibidang Tenaga Kerja dan Hubungan Industrial, Pelatihan dan

produktivitas Tenaga Kerja, meliputi pembinaan, kesejahteraan dan jaminan sosial

tenaga kerja, pemberian bimbingan dibidang Pembinaan, Penempatan, dan Hubungan

Industrial;

c) pelaksanaan kebijakan teknis tenaga kerja pembinaan, pengurusan, penyaluran

penempatan dan perluasan tenaga kerja memberikan bimbingan dan pembinaan

pelatihan, produktifitas tenaga kerja, membantu yang berkaitan dengan hak pekerja

kesejahteraan dan jaminan social tenaga kerja Pengumpulan bahan penyusunan

program dan petunjuk teknis, sosialisasi, pembinaan transmigrasi yang meliputi

kebijakan pembinaan transmigrasi;

d) pelaksanaan kebijakan teknis transmigrasi pembinaan, pemberian bimbingan,

mengurus, menyiapkan, dan pengerahan transmigrasi, urusan pendaftaran dan

seleksi calon transmigran, menyusun rencana program pemindahan calon

transmigran;

e) pelaksanaan kebijakan teknis transmigrasi penyiapan, pengerahan, pendaftaran,

seleksi, pelatihan dan fasilitasi pemindahan transmigran;

f) pengumpulan dan pengolahan data serta menyiapkan sarana dan pertimbangan

untuk meningkatkan Tenaga Kerja dan Hubungan Industrial;

g) pemrosesan, pelaksanaan pemberian bantuan sarana Tenaga Kerja dan Hubungan

Industrial; dan

h) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Bidang Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja membawahi :

1. Seksi Pelatihan Tenaga Kerja Dan Produktivita;

2. Seksi Seksi HI (hubungan Industrial dan Penempatan tenaga kerja dan Transmigrasi;

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO DAN TENAGA KERJA

KABUPATEN SAMPANG TAHUN 2017

KEPALA DINAS

Drs. H. MOH.

SUHROWARDI

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN

KEUANGAN DAN

PROGRAM

Udik Sugianto

SUB BAGIAN UMUM

Mohamad

Syaifudin, SH

Seksi

Organisasi, TataLaksana

dan SDM

Bidang Kelembagaan &

Pengawasan Koperasi Dan

Usaha Mikro

Kurnia Sufartina,

S.Sos. M.Si

Seksi Pengawasan dan

Akuntabilitas

Seksi Advokasi dan

Perundang Undangan

M. Ali wafa, S.Sos

Seksi Pengembangan

Usaha Produksi dan

Restrukturisasi

Bidang Pengembangan

Usaha Koperasi dan Usaha

Mikro

Madaningsih, SE.

M.Si

Seksi Pengembangan

Usaha Simpan Pinjam dan

Pembiayaan

Seksi Pengembangan

Pemasaran dan Kemitraan

Bidang Pengembangan

Tenaga Kerja

Seksi Pendidikan dan

Pelatihan Tenaga Kerja

STAF

STAF

STAF

STAF

STAF

STAF

STAF

STAF

STAF

Falah, ST,M.Si

Seksi Hubungan dan

Pelatihan Tenaga Kerja

STAF

STAF

STAF

UPTD

UPTD

2.2. SUMBER DAYA DINAS KOPERASI DAN UKM

2.2.1 Kondisi Personel

Penyelenggaraan kegiatan organisasi Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja

didukung dengan sumber daya manusia (SDM), yang merupakan asset bagi suatu

orgamisasi dan sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan untuk terwujudnya tujuan

organisasi. Sebagai gambaran berikut ini adalah jumlah PNS Dinas Koperasi, Usaha Mikro

dan Tenaga Kerja Kabupaten Sampang pada akhir Desember 2012 yang dirinci berdasarkan

Pangkat/Golongan, dan Pendidikan dapat dilihat pada Tabel dan grafik berikut :

Tabel I

Data Administrasi Kepegawaian Dinas Koperasi dan UKM

Kabupaten Sampang Menurut Jenis Kelamin

U r a i a n Satu

an Jumlah

a. Jenis Kelamin

1). Laki-laki Orang 20

2). Perempuan Orang 10

Jumlah Orang 30

Tabel II

Data Administrasi Kepegawaian Dinas Koperasi dan UKM

Kabupaten Sampang Menurut Golongan dan Jabatan

U r a i a n Satuan Jumlah

a. Jumlah PNS

1). Golongan I Orang 1

2). Golongan II Orang 1

3). Golongan III Orang 20

4). Golongan IV Orang 7

Jumlah PNS Orang 29

b. Pejabat Struktural

1). Eselon II Orang 1

U r a i a n Satuan Jumlah

2). Eselon III Orang 5

3). Eselon IV Orang 12

Jumlah Pejabat Struktural Orang 18

c. Jumlah Pejabat Fungsional Orang 0

d. Jumlah Staf PNS Orang 11

Jumlah Orang 11

Sumber Data : Kepegawaian Dinas Koperasi dan UKM Kab.Sampang

Tabel III

Data Administrasi Kepegawaian Dinas Koperasi dan UKM

Kabupaten Sampang Menurut Tingkat Pendidikan

N

No. U r a i a n Satuan Jumlah

1 Lulusan SD Orang 1

2 Lulusan SLTP Orang 0

3 Lulusan SLTA Orang 7

5 Lulusan D.I Orang 0

6 Lulusan D.II Orang 0

7 Lulusan D.III Orang 0

8 Lulusan D.IV Orang 0

9 Lulusan S-1 Orang 12

1

0 Lulusan Pasca Sarjana/S-2 Orang 9

1

1 Lainnya Orang 0

Jumlah Orang 29

Sumber Data : Kepegawaian Dinas Koperasi dan UKM Kab.Sampang

Tabel IV

Data Administrasi Kepegawaian Dinas Koperasi dan UKM

Kabupaten Sampang Menurut Diklat Struktural

N

No. U r a i a n Satuan Jumlah

1 Adumla/Diklat Pim IV Orang 13

2 Spama/Diklat Pim III Orang 6

3 Spamen/Diklat Pim II Orang 1

Jumlah Orang 20

Sumber Data : Kepegawaian Dinas Koperasi dan UKM Kab.Sampang

2.2.2 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten

Sampang per tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :

Uraian Jumlah Satuan

Tanah

Kantor 1 / 490 Unit/m2

Bangunan

Kantor 1 / 245 Unit/m2

Kendaraan

Roda 4 3 unit

Roda 2 27 unit

Mesin Ketik 3 unit

Lemari Besi 5 unit

Felling Cabinet 4 unit

Lemari Kaca 3 unit

Lemari Kayu 2 unit

Lemari Etalase 1 unit

Lemari Sound 1 unit

Papan Visual 2 unit

Papan Nama 1 unit

White board 2 unit

Rak gantung 1 unit

Zice 2 unit

Kursi Lipat 3 unit

Jam Dinding 1 unit

AC 5 unit

Kipas Angin 1 unit

Televisi 2 unit

Tape Recorder 1 unit

Syound System 1 unit

PC 9 unit

Notebook 3 unit

Faximile 1 unit

Internet 1 unit

Printer 5 unit

Pesawat telepon 1 unit

Meja Kerja 10 unit

Kursi Kerja 11 unit

LCD Proyektor 1 unit

Asset/ Modal Dinas Koperasi Usaha mikro dan tenaga kerja Kabupaten Sampang merupakan

asset yang sudah di Inventarisasi. Yaitu dengan melakukan pendataan, pencatatan, dan

pelaporan hasil pendataan barang milik daerah yang hasilnya akhirnya memuat data

barang yang digunakan oleh masing-masing pengguna yang disebut daftar barang pengguna

/BDP

Standarisasi sarana dan prasarana kerja Dinas Koperasi Usaha mikro dan tenaga kerja

Kabupaten Sampang dilakukan dengan pembakuan pada tiap-tiap serta penetaan besaran

harga barang sesuai jenis,spesifikasi dan pengelolahannya dilakukan secara terpisah

berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi,

akuntabilitas, dan kepastian nilai

Perencanaan kebutuhan barang Asset / Modal milik Koperasi Usaha mikro dan tenaga kerja

Kabupaten Sampang disusun dalam rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah

setelah memperhatikan ketersediaan barang milik daerah yang ada. Perencanaan kebutuhan

pemeliharaan barang milik daerah disusun dalam Rencanan Kerja dan Anggaran Satuan

Kerja Perangkat Daerah dengan memperhatikan data barang yang ada dalam pemakaian

2.3 KINERJA PELAYANAN DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO DAN TENAGA KERJA

Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja Kabupaten Sampang telah melaksanakan

Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro dan Tenaga Kerja agar mampu menjadi pelaku utama dalam

perekonomian nasional. Upaya dan langkah-langkah melaksanakan pemberdayaan Koperasi, Usaha

Mikro Tenaga Kerja dilaksanakan secara sistemastis, konsisten dan berkesinambungan pada masa

mendatang, Untuk itu perlu dikaji lingkungan strategis yang akan mempengaruhi proses

pemberdayaan Koperasi dan Usaha mikro Tenaga Kerja yang akan dilaksanakan dimasa mendatang.

Tugas pokok dan fungsinya Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja memberi pelayanan kepada

masyarakat yang berkualitas dan melayani, untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan

berkualitas, Meningkatkan Partisipasi masyarakat dan kapasitas kelembagaan pemerintahan.

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja Kabupaten

Sampang jika dilihat dari indikator utama yaitu Persentase koperasi aktif, Jumlah UMK baru, IKM

Pelayanan Koperasi Usaha Mikro dan Pencari kerja yang ditempatkan maka dapat diterjemahkan

bahwa :

jumlah peningkatan koperasi dalam kurun waktu periode 2013 s/d 2016 mengalami

peningkatan dari segi kuantitas dan penajaman koperasi dari segi kualitas dari terget yang

dicanangkan,

sekalipun demikian pada proses pertumbuhannya pada tahun tahun tertentu menggalami

penurunan dari segi kualitas dari target tahun yang ditentukan akan tetapi secara kualitatif telah

memenuhi target pencapaian, Hal tersebut dikarenakan banyak koperasi gerakan yang kurang

mengetahui sosialisasi Permenkop Nomor 10 Tahun 2015 tentang kelembagaan koperasi dan Permen

Koperasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pendataan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dimana On

line Data Sistem adalah salah satunya data yang menjadi data rujukan umum dimana keaktifan

koperasi berdasarkan pada validitas yang paling tinggi. Sedang target dan realisasi tahun 2015

didasarkan pada keaktifan koperasi yang secara struktur masih aktif baik dari segi usaha,

kepengurusan dan anggota serta secara kelembagaan masih berjalan. lembaga koperasi yang yang

dapat dilihat dari

Dari Pencapaian pertumbhan Usaha mikro mengalami peningkatan baik dari jumlah kuantitas

hasil binaan maupun dari segi kualitas, hal tersebut dikarenakan adanya strategi pembinaan yang

dilakukan oleh dinas melalui pembverdayaan potensi lokal berupa kegiatan pelatihan kepada

wirausaha baru, pelatihan Kerajinan miniatur Perahu Layar, Bintek ritel koperasi, Pelatihan

pengembangan ekonomi lokal, pengembangan promosi produk usaha mikro kecil menengah dan

koordinasi penggunaan dana pemerintah bagi Koperasi dan Usaha Mikro telah berdmpak kepada

trend positif pada perkembangan Usaha Mikro Kecil, yaitu terjadi pertumbuhan UMKM aktif non BPR

dan BPR/LKM aktif sebagaimana terlihat pada Grafik berikut:

hasil mengharuskan perlu adanya pembinaan yang intensif dan perhatian secara khusus

terhadap pertumbuhan tersebut, sehingga pertumbuhan koperasi dan Usaha Mikro yang ada

berbanding lurus antara kuantitas dan kualitas.

Memperhatikan keadaan pertumbuhan koperasi dan Usaha Mikro yang ada maka pembinaan

kedepannya lebih diarahkan pada peningkatan kualitas baik dari segi usahanya, SDM pengelolahnya,

kelembagaanya, dan aspek permodalannya. Sehingga Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja

kedepannya perlu memberdayakan tenaga pembina yang kridibel sebagai penggerak untuk

peningkatan kualitas koperasi dan Usaha Mikro yang sudah ada.

Pada aspek indicator yang kurang memenuhi target Renstra maka dapat dijelaskan karena

adanya ketentuan peraturan yaitu Permenkop Nomor 10 Tahun 2015 tentang kelembagaan koperasi

dan Permen Koperasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pendataan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

berbasis On line Data Sistem yang kurang dapat diantisipasi sehingga gerakan koperasi kurang

memperhatikan ketentuan kriteria koperasi aktif disamping ituadanya jumlah tenaga Pembina yang

benar-benar menguasai perkoperasi sangat terbatas, juga tingkat efektifitas dan efisiensi pelaksanaan

program kegiatan tidak maksimal semisal ada kebijakan politis yang tidak mendukung sehingga

mempengaruhi pada tataran pelaksanaan program kegiatan target tahunan disamping itu factor

penyebab Kendala SKPD dalam melaksanakan program dan kegiatan

a. Terbatasnya SDM Dinas Koperasi Usaha Mikro dan tenaga kerja sebagai tenaga tekhnis Pembina

di Lapangan maupun Pembina administrasi Pembukuan Koperasi.

b. Luasnya lokasi jangkauan Koperasi Usaha Mikro dan tenaga Tenaga Kerja

c. Terbatasnya sarana yang ada Berikut Table Pencapaian Kinerja

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD *) Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Sampang

NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan

Fungsi SKPD Target SPM

Target IKK

Target Indikator Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

1 Jumlah Koperasi aktif ________________ x 100 %

Jumlah koperasi yang ada

168 280 384 394 404 180 218 358 380 386 107.14 128.44 93.23 96.45 95.54

217 304 408 418 428 221 226 407 430 440 98.19 74.34 99.75 102.87 102.80

77.42 92.11 94.12 94.26 94.39 81.45 96.46 87.96 88.37 87.73 105.21 104.72 93.46 93.75 92.94

2 Jumlah UMKM 15.500 20.000 21.000 22.000 23.000 15.481 19.982 20.000 20.820 26.655 99.88 99.91 95.24 90.52 115.89

Realisasi capaian idikator kinerja pada jumlah koperasi aktif berbanding dengan jumlah koperasi yang ada mengalami Penambahan dari target yang ditentukan.

hal tersebut dikarenakan ada pembentukan koperasi secara regular yang difasilitasi oleh propinsi jawa timur dalam rangka pemberdayan masyarakat perempuan

dengan membentuk koperasi wanita ( Kopwan ), program tersebut member kontribusi pencapaian terhadap target, sehingga target yang ada di renstra untuk capaian

jumlah koperasi aktif mengalami pertumbuhan yang meningkat, disisi lain peningkatan tersebut dikarenakan adanya pembentukan koperasi yang datang dari

masyarakat sendiri atau secara SWADAYA. Akan tetapi Pada tahun-tahun setelah selesai pembentukan koperasi secara regular mengalami penurunan capaian target hal

tersebut di karenakan target yang dicanangkan dalam renstra terlalu tinggi sehingga mengalami penurunan dari tahun pada saat ada program dari propinsi tersebut

Pada sektor pertumbuhan jumlah Usaha Mikro Kecil Dan Menengah terus mengalami perkembangan hal ini dikarenakan sektor UMKM adalah sektor yang

bertahan terhadap terpaan krisis moneter dan disamping Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan pelaku usaha yang jumlahnya mendominasi karena disamping

UMKM memiliki keunggulan potensi usaha ekonomi lokal, menyebar luas di seluruh pelosok wilayah, dan UMKM bergerak di hampir seluruh bidang / lapangan usaha

merupakan sektor yang mudah digarap.

Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Kabupaten Sampang

Uraian ***)

Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan

Anggaran Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan

THN 2008 THN 2009 THN 2010 THN 2011 THN 2012 THN 2008 THN 2009 THN 2010 THN 2011 THN 2012 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 12 13 14 15 16 -17 -18

BELANJA 2,851,255,176 4,866,264,965 3,981,267,355 6,243,568,013 5,655,156,702 2,549,319,216 4,218,293,069 3,698,162,846 5,954,732,038 5,191,576,592 89 87 93 95 92 560,780,305 528,451,475

BTL 1,024,342,676 1,582,784,765 1,502,579,563 1,600,107,023 1,742,745,167 987,664,224 1,365,486,897 1,457,263,425 1,574,834,798 1,024,342,676 96 86 97 98 96 143,680,498 7,335,690

BL 1,826,912,500 3,283,480,200 2,478,687,792 4,643,460,990 3,912,411,535 1,561,654,992 2,852,806,172 2,240,899,421 4,379,897,240 3,522,942,755 85 87 90 94 90 417,099,807 392,257,553

. *) diisikan dengan nama SKPD **) diisikan dengan nama Provinsi/Kabupaten/Kota ***) disesuaikan dengan kewenangan SKPD

Pagu anggaran pada tahun awal renstra 2008 lebih renda dari tahun 2009 hal ini dikarena pada renstra terdapat prioritas kegiatan yang dilaksanakan untuk tahun ke

dua sehingga membutuhkan dana yang lebih, hal ini karena ada kemauan baik secara politis untuk memberdayakan masyarakat Miskin terutama pelaku usaha mikro kecil

dam menengah. Pada tahun ketiga karena ada Surat Gubernur tanggal 3 September 2009 Nomor : 518/6396/103.2/2009, tentang Pembentukan Koperasi Wanita Tingkat

Kabupaten/Kota mengharuskan melakukan pendampingan sehingga segenap kemampuan tercurah demi terlaksananya pembentukan kopwan yang belum selesai di tahun

2009 . Maka program kegiatan pembentukan koperasi wanita yang belum diselesaikan akan dilaksanakan tahun 2010 akibatnya skala prioritas tugas yang belum

terselesaikan itu menjadi tuntutan sehingga mengakibatkan pendanaan mengalami pengurangan dari tahun sebelumnya. Sehingga tahun ke 2 periode rensta merupakan

tahun anggaran dan realisasi yang dapat dikatakan baik.

Sedangkan rasio rata-rata pertumbuhan antara anggaran dan realisasi anggaran selama periode renstra menunjukan kesesuai artinya tidak terlalu banyak selisih

antara anggaran dan realisasi. Sedangkan pada Belanja tidak langsung rata-rata pertumbuhan mengalami gep perbedaan yang sangat signifikan, hal ini dikarenakan pada

perode akhir renstra yaitu tahun 2012 mutasi kepegawai serta banyaknya pegawai yang purna tugas mengakibatkan belanja tidak langsung seringkali teradopsi SKPD lain

sehingga diperlukan optimalisasi penggunaan dana pemberdayaan untuk memberdayakan Koperasi dan UMKM, yang meliputi peningkatan kapasitas usaha dan

kompetensi SDM pengelola Koperasi dan UMK Jadi secara umum penyerapan realisai anggaran selama periode renstra mengalami peningkatan dari tahun ketahun,

Anggaran 2009 hanya terserap 86,89 persen, lalu menjadi 92,89 persen pada 2010. tahun berikutnya 2011 menjadi 95,37 persen kecuali tahun 2012 penyerapan anggaran

berkutat pada angka 91,80

2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN DINAS KOPERSI USAHA MIKRO DAN TENAGA KERJA

Bagian ini mengemukakan hasil analisis Renstra K/L dan dan Renstra Dinas Koperasi

Usaha Mikro dan tenaga Kabupaten Sampang, Hasil telaahan terhadap RTRW, dan

Hasil analisis terhadap KLHS. Hasil tersebut akan berimplikasi sebagai tantangan

dan peluang bagi pengembangan pelayanan Renstra Dinas Koperasi Usaha mikro

dan tenaga kerja Kabupaten Sampang pada lima tahun mendatang. Bagian ini

mengemukakan macam pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan pelayanan, dan

arahan lokasi pengembangan pelayanan yang dibutuhkan.

Tabel.T-IV.C.1

Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/kota terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L

No Indikator Kinerja Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/Kota

Sasaran pada Renstra SKPD Provinsi

Sasaran pada Renstra K/L

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Persentase koperasi aktif

jumlah koperasi meningkat dan pertumbuhan kualitas menurun

Meningkatnya jumlah koperasi aktif

Meningkatnya iklim usaha yang kondusif bagi Koperasi dan UMKM

2 Jumlah UMK baru

Peningkatan jumlah Usaha mikro Meningkat dengan volume asset meningkat

Peningkatan jumlah UMKM Meningkat dengan volume asset meningkat

Meningkatnya pengembangan produk dan pemasaran bagi Koperasi dan UMKM

3

IKM Pelayanan Koperasi UMK dan Ketenagakerjaan

Pelayanan Koperasi,Usaha Mikro dan Ketenagakerjaan meningkat

Pelayanan Koperasi,Usaha Mikro dan Ketenagakerjaan meningkat dengan tersedianya berbagai fasilitas pelayanan

Pelayanan Koperasi,Usaha Mikro dan Ketenagakerjaan meningkat dengan fasilitasi klasifikasi data prioritas layak pemberian pembinaan

4 Pencari kerja yang ditempatkan

Pencari kerja yang ditempatkan mengalami fluktuatif ketidak konsistenan

pencari kerja yang ditempatkan fluktuatif seiring dengan peluang kesempatan kerja yang teredia

pencari kerja yang ditempatkan sebanding perluasan pembukaan perluasan lahan transmigrasi

Bahwa Capaian sasaran pelaksanaan Renstra Dinas Koperasi Usaha mikro dan tenaga kerja kabupaten Sampang yaitu Persentase koperasi aktif, Jumlah UMK baru, IKM Pelayanan Koperasi Usaha Mikro dan Pencari kerja yang ditempatkan menunjukan peningkatan yang tidak konsinten dari tahun ketahun sehingga secara langsung pertumbuhan ini member kontribusi terhadap pencapaian jumlah koperasi aktif dan

jumlah Usaha Mikro serta peningkatan tenaga kesempatan kerja. Pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi jawa Timurm mengalami jumlah peningkatan seiring pemberian fasilitasi bagi koperasi yang bekerja baik serta Di Dinas Tenaga Kerja Provinsi jawa Timur memberi fasilitasi pelatihan skill bagi para pencari kerja akan tetapi kondisi yang fluktiatif menimbulakan akses penerimaan tenaga kerja oleh industri tidak menentu.

1. Hasil telaahan Dinas Koperasi Usaha mikro dan tenaga kerja terhadap RTRW

Dalam penelaahan RTRW, aspek yang perlu ditelaah adalah:

1. Rencana struktur tata ruang;

2. Struktur tata ruang saat ini;

3. Rencana pola ruang;

4. Pola ruang saat ini; dan

5. Indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah

Tabel.T-IV.C.2 Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah

Kabupaten Sampang

No Rencana Struktur Ruang

Struktur Ruang Saat

Ini

Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan

Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD

Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Kawasan Peruntukan Industri

kawasan industri lebih menyatu dengan kawasan pemukiman

Terbentuknya klaster bisnis diwilayah sepanjang kawasan pesisir

Peningkatan jumlah usaha baru yang memenuhi standart tata ruang wilayah

Pengembangan dan pemantapan kawasan industri sebagai Pusat Kegiatan industri

2 Kawasan Peruntukan Pariwisata

Kawasan lokasi strategis masih dalam peran usaha pelestraian dan pemanfaatan asset budaya

Terbentuknya paguyupan potensial menjadi daya tarik pariwisata Potensi pasar

Peningkatan jumlah usaha baru yang memenuhi standart tata ruang wilayah

Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal promosi(PKLp) yaitu perkotaan perkotaan Kedungdung dan perkotaan Ketapang

3 Kawasan Perdagangan dan Jasa

Sentra bisnis dengan pusat karang penang

Terbentunya pusat tempat fasilitasi kegiatan transaksi perdagangan dan jasa antar masyarakat (sisi permintaan) dan (sisi

Peningkatan jumlah usaha baru yang memenuhi standart tata ruang wilayah

Pengembangan perkotaan Pusat Kegiatan Lokal promosi(PKLp) yaitu perkotaan perkotaan Kedungdung

No Rencana Struktur Ruang

Struktur Ruang Saat

Ini

Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan

Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD

Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

penawaran);

dst

*) Sesuaikan atau diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota. Cara pengisian tabel diatas:

Telaah terhadap Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Sampang menghasilkan pembagian

wilayah pelayanan untuk penumbuhan usaha bagi masyarakat. Pembagian tersebut

didasarkan pada potensi produk unggulan wilayah yang berkembang. Arahan Lokasi

Pengembangan meliputi:

1. Pengembangan dan pemantapan Perkotaan Sampang sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atau sebagai ibukota kabupaten dimana Pusat industri sebagai pusat produksi dan pengolahan barang Jasa perekonomian, yaitu sebagai pusat pelayanan kegiatan keuangan/ bank, dan/atau sebagai pusat koleksi dan distribusi barang, dan/atau sebagai pusat simpul transportasi, pemerintahan, yakni sebagai pusat jasa pelayanan pemerintah

2. PKLp I dengan pusat Perkotaan Ketapang. Wilayah kecamatan yang termasuk di

dalam wilayah pelayanan adalah Kecamatan Ketapang, Kecamatan Banyuates dan Kecamatan Sokobanah. Fungsi pengembangan utama sebagai pusat pengembangan kawasan agroindustri, perikanan laut, dan hortikultura. Kegiatan pelayanan:

Pengembangan kegiatan agroindustri (agribisnis, hortikultura dan pertanian pangan);

Pengembangan kawasan perikanan laut dan darat;

Pengembangan jalur wisata; serta

Pengembangan kawasan peternakan

3. Pengembangan perkotaan Pusat Kegiatan Kawasan (Terbentunya pusat tempat

sentra kerajinan di wilayah karang penang dan paguyupan di wilayah kedungdung dan tambelangan)

Tabel.T-IV.C.3

Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah Kabupaten Sampang

No Rencana Pola Ruang/lokasi

pengembangan

Pola Ruang Saat Ini ( RTRW )

Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan FOR TO RTRW

Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD

Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1

Lokasi pengembangan Kawasan Monument, indoor, tadden

Pkl sepanjang jalan pasar srimangunan, dan dirumah masing-masing

Relokasi ke tempat indoor, monument, sepanjang jalan tadden

Terbentuknya kelompok , klaste dan sentra yang memenuhi pola ruang

Pemberdayaan terhadap kelompok pkl , klaster, dan Sentara yang sudah memenuhi tata ruangg

2

Lokasi pengembangan Jl. Raya banyuates, Jl. Raya Ketapang,

Sepanjang potensi wilayah masing-masing, dirumah-rumah

Penentuan titik lokasi Paguyupan bagi PKL dan sentra supaya dapat diakses

Terbentunya paguyupan, sentra yang mudah diakses

Fasilitasi terhadap penumbuhan paguyupan dan sentra

3

Lokasi pengembangan Jl. Raya kedungdung, Jl. Raya pangarengan,

Sepanjang potensi wilayah masing-masing, dirumah-rumah,

Sebagai pusat promosi sentra, PKL dan dalam rang memotong jalur distribusi barang dan jasa

Pembentukan pahuyupan retil pertokoan

Jalin kemitraan

*) Sesuaikan atau diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota.

Telaahan Pola Ruang Wilayah Kabupaten Sampang menghasilkan penentuan

idikator pemanfaatan ruang wilayah yang menjadi titik focus lokasi usaha bagi PKL untuk

kedepannya akan dilakukan pembinaan terhadap pemanfaatan lokasi oleh pelaku usaha

PKL. Rencana pola ruang itu adalah ;

1. Kawasan Monument, indoor, tadden dengan pengalokasian untuk Pkl sepanjang jalan

pasar srimangunan, dan dirumah masing-masing

2. Jl. Raya banyuates, Jl. Raya Ketapang dengan pengalokasian untuk paguyupan dan

PKL Sepanjang potensi wilayah masing-masing, dirumah-rumah

3. Jl. Raya kedungdung, Jl. Raya pangarengan, dengan pengalokasian untuk Sentra dan

PKL Sepanjang potensi wilayah masing-masing, dirumah-rumah

2. Hasil analisis Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja terhadap KLHS

KLHS memuat kajian antara lain;

1. kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan;

2. perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup;

3. kinerja layanan/jasa ekosistem;

4. efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;

5. tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; dan

6. tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.

Tabel.T-IV.C.4

Hasil Analisis terhadap Dokumen KLHS Kabupaten Sampang

Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja

No Aspek Kajian Ringkasan KLHS Implikasi terhadap Pelayanan SKPD

Catatan bagi Perumusan Program dan Kegiatan SKPD

(1) (2) (3) (4) (5)

1.

Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan

a. Pengembangan Perkotaan Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKL).

b. Penyusunan rencana rinci kawasan PKLp

c. Pengemb

angan pusat perdagangan dan jasa

d. Pengembangan jasa transportasi yang saling terkoneksi

e. Pengembangan agribisnis Pengembangan terminal tipe C

Pembinaan terhadap pelaku usaha sektor real

Dampak positif terhadap isu strategis muncul dari kegiatan penyusunan studi pengembangan kawasan industri dan sentra industri karena dalam studi tersebut akan dikaji bagaimana mewujudkan kawasan industri yang berwawasan lingkungan.

2. Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup

menimbulkan multiplier effek secera ekonomi. Pembangunan yang semakin meningkat disertai dengan peningkatan jumlah penduduk di setiap tahun, mempunyai konsekuensi terhadap meningkatnya timbulan volume sampah

Terhambatnya jalur distribusi barang dan jasa serta tidak menentunya aktifitas jual beli oleh pelaku usaha

. Suatu program/kegiatan dalam pembiayaannya tidak harus 100% dari pemerintah, namun bisa juga dengan bantuan swadaya masyarakat jika memungkinkan, seperti pembangunan infrastruktur maupun fasilitas yang lain, maupun kemitraan dengan pihak swasta. Pemberdayaan masyarakat. Kemitraan dengan pihak swasta.

3. Kinerja layanan/jasa ekosistem

1. Mengoptimalkan konsep agrowisata

2. Pengembangan agroindustri

3. Pengembangan agropolitan

Pengembangan sentra-sentra pertanian dan pariwisata agribisnis

4. Pengembangan industri pengolahan berbasis pertanian

Pelayanan terhadap penerapan konsep agrowisata, agroindustri, agropolitan dan pengembangan industri pengolahan berbasis pertanian

Penumbuhan wira usaha disektor reel seperti agrowisata, agroindustri, agropolitan dan pengembangan industri pengolahan berbasis pertanian

No Aspek Kajian Ringkasan KLHS Implikasi terhadap Pelayanan SKPD

Catatan bagi Perumusan Program dan Kegiatan SKPD

(1) (2) (3) (4) (5)

4. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam

Peningkatan kapasitas produktivitas pertanian sustainable

Pembinaan fasilitasi terhadap kampong produk yang bertumpu pada potensi local

Peningkatan Usaha Ekonomi Produktif dan Kreatif bagi KUM

5.

Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim

Kejadian alam yang berulang setiap tahun di Kabupaten Sampang, seperti kekeringan pada saat musim kemarau dan banjir saat musim penghujan berdampak pada aktifitas ekonomi masyarakat

Fasilitasi kemudahan formalisasi badan usaha kecil menengah dan Fasilitas Pengembangan Usaha Mikro

Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif

6.

Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati

Produktivitas dan komuditas Keanekaragaman hayati belum belum member nilai tambah maksimal

Pendampingan Peningkatan Produksi Usaha Koperasi di Bidang Pertanian, Perikanan, Peternakan, Industri dan Perdagangan

Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Koperasi dan Usaha Mikro Kecil

Catatan perumusan program dan kegiatan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten

sampang dari hasil telaahan terhadap memuat kajian KLHS member arahan untuk:

1. penyusunan studi pengembangan kawasan industri dan sentra industry;

2. pembangunan infrastruktur maupun fasilitas yang lain, maupun kemitraan dengan

pihak swasta. Pemberdayaan masyarakat melaui Kemitraan dengan pihak swasta (

CSR ).

3. Penumbuhan wira usaha disektor rIIl seperti agrowisata, agroindustri, agropolitan

dan pengembangan industri pengolahan berbasis pertanian;

4. Peningkatan Usaha Ekonomi Produktif dan Kreatif bagi Koperasi dan Usaha Mikro;

5. Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif;

6. Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Koperasi dan Usaha Mikro

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi hal yang

harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena

dampaknya yang signifikan bagi SKPD dimasa mendatang. Suatu kondisi/kejadian

yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan

menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan,

akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam

jangka panjang.

Permasalahan yang kerap kali terjadi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi

adalah belum terumusnya kebijakan teknis pada obyek sasaran program kegiatan

sehingga target sasaran pada RPJM seringkali tidak diembannya pada Renca Kerja

Tahunan dan juga belum dipunyainya data keragaan Koperasi Usaha mikro dan

tenaga kerja yang akurat yang menjadi pijakan dalam pengambilan keputusan

sehingga arah pembinaan belum menghasilkan manfaat/Benefit dan Dampak yang

benar dapat dirasakan oleh masyarakat.

Informasi yang diperlukan dalam perumusan isu-isu strategis berdasarkan

tugas dan fungsi ini adalah:

1. Hasil analisis gambaran pelayanan SKPD ; 2. Hasil analisis Renstra K/L dan Renstra-SKPD provinsi/kabupaten/kota; 3. Hasil telaahan RTRW; dan 4. Hasil analisis KLHS

Informasi tersebut dapat disusun kedalam contoh tabel matriks sebagai berikut:

Tabel.T-IV.C.5 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD

Kabupaten Sampang

Aspek

Kajian

Capaian/Kondis

i Saat ini

Standat yang

Digunakan

Faktor yang

Mempengaruhi Permasalaha

n Pelayanan

SKPD

INTERNAL

(KEWENANG

AN SKPD)

EKSTERNAL

(DILUAR

KEWENANGA

N SKPD)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Hasil

Analisis

gambaran

pelayanan

Persentase

koperasi aktif

Permenkop

Nomor 10

Tahun 2015

tentang

Peningkatan

Pembinaan

pada koperasi

gerakan,

Perubahan pola

koperasi yang

berdasar

kegotong

Jumlah Tenaga pembinaan kurang dan lemahnya kompetens

Aspek

Kajian

Capaian/Kondis

i Saat ini

Standat yang

Digunakan

Faktor yang

Mempengaruhi Permasalaha

n Pelayanan

SKPD

INTERNAL

(KEWENANG

AN SKPD)

EKSTERNAL

(DILUAR

KEWENANGA

N SKPD)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

SKPD kelembagaan

koperasi

Adanya PPKL

dan tenaga

enterpreneur

royongan

menjadi asas

capitalis

i person di bidang koperasian

Persentase

Peningkatan

UMK

Permen

Koperasi

Nomor 10

Tahun 2016

tentang

Pendataan

Koperasi dan

Usaha Kecil

Menengah

Pemberian

Fasilitasi Pada

UMK. dan

Pelaksanaan

perda tentang

produk

unggulan

Akses

pendanaan/

Minimnya dana

dan jumlah

KUMKM yang

difasilitasi

dalam kegiatan

pameran baik

tingkat nasional

maupun

regional Bahan

Baku dan

Teknologi,

Maningkatnya Jumlah UMK yang belum terdata berdasarkan urusan bidang jenis usahanya

Jumlah

LKM yang aktif

Targe

t Sasaran

Terlaksananya

kegiatan

menghipun

dana guna

pemenuhan

barang dan

jasa pada

masyarakat

Melem

ahnya

Kelembagaan

LKM sebagai

akses

permodalan

bagi

masyarakat

Minim

nya Dana

pembinaan pada

LKM,

munculnya UU

No 1 Tahun

2013 Tentang

OJK

Keharusan LKM yang ada harus sesuai dengan OJK yang memberi jaminan atas kegiatan dimasyarakat

Hasil

Analisis

Renstra

K/L dan

Renstra

Provinsi

Penumbuhan

Kinerja Usaha

Koperasi

Target Sasaran

Lainnya

Kualitas

pembinaan

yang

berkesinambun

gan

system

berbasisi

capitalis

kompetensi SDM masih minim

Aspek

Kajian

Capaian/Kondis

i Saat ini

Standat yang

Digunakan

Faktor yang

Mempengaruhi Permasalaha

n Pelayanan

SKPD

INTERNAL

(KEWENANG

AN SKPD)

EKSTERNAL

(DILUAR

KEWENANGA

N SKPD)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Penumbuhan

Wirausaha Baru

dan Kualitas

UMKM

Target Sasaran

Lainnya

pemberdayaan

bagi lulusan

Sarjana yang

masih

menganggur

attitude, skill,

knowledge,

experience,

respons

ibilities dan

accountability

Masih minimnya SKPD memanfaatkan potensi sarjana muda pengangguran

Hasil

telaahan

RTRW

Pengembangan

dan pemantapan

Perkotaan

Sampang

sebagai Pusat

Kegiatan Lokal

(PKL) atau

sebagai ibu kota

kabupaten

Dokumen

RTRW

Kabupaten

Sampang

Maping WUB,

Sentra, Klaster ,

paguyuban

PKL

Pengrelokasian

PKL melalui

Perda

Minimnya Pengelompokan Data pelaku Usaha

Hasil

Analisis

KLHS

kawasan

permukiman,

pertanian,

perikanan,

pariwisata,

industri,

kawasan

hutan/lindung

kritis,

perkebunan, dan

pertambangan/

penggalian.

Dokumen

KLHS

Kabupaten

Sampang

Pemberdayaan

terhadap para

pelaku usaha

KUMKM

DiKabupaten

Sampang

terdapat 2 unit

pasar umum dan

59 pasar desa

yang tersebar di

seluruh

kecamatan

kurang tersedianya fasilitas lokal industri yang berwawa¬san lingkungan

isu-isu strategis yang diuraikan dalam bab ini dirumuskan melalui analisis kondisi

daerah, lingkungan eksternal dan masukan dari seluruh unit kerja (Satuan Kerja

Pemerintah Daerah/SKPD) maupun stakeholders di wilayah Kabupaten Sampang.

Kondisi daerah yang dianalisis meliputi kondisi perekonomian, potensi sumberdaya

(alam, manusia, buatan), sosial kemasyarakatan dan lingkungannya. Lingkungan

eksternal yang dianalisis meliputi kondisi sosial-ekonomi, berbagai kebijakan pemerintah

(dari pusat ,Propinsi dan Kabupaten) yang berkaitan dan perkembangan

pemberdayaan teknologi yang dapat mempengaruhi ke akses Koperasi Usaha mikro dan

tenaga kerja

Tabel.T-IV.C.6 Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal)

N

o

Isu Strategis

Dinamika

Internasional Dinamika Nasional Dinamika Regional/Lokal Lain-lain

(

1) (2)

(3) (4) (5)

1

AFTA / Pasar

Bebas

Daya Saing Indonesia

masih di bawah

Singapura, Malaysia, dan

Thailand utamanya

dalam menghadapi MEA

Koperasi dan UMKM dalam

hal kecepatan penguasaan

teknologi dengan produk

permintaan pasar masih

rendah

ENTERPRENEUR

2 EKONOMI

SYARIAH

Kesenjangan dalam

struktur ekonomi syariah

dan ekonomi

konvensional

Paradigma Koperasi berbasis

keanggotaan dan koperasi

berbasis modal/ capital serta

berbasis syariah

Pertahanan krisis

moneter

3 -

Belum optimalnya

kelembagaan dan manajerial

koperasi

Distrukturisasi

usaha KUD

4 -

UU No 1Tahun 2013

Tentang LKM

LKM harus mendapat izin

usaha dari OJK

Bank UMKM

5 -

UMKM pasca suramadu Masih rendahnya minat

wirausaha muda

Pengusaha Belum

Siap

6 - Masih lemahnya daya

saing produk daerah

7 -

Belum optimalnya

penggunaan potensi

lokal untuk industri

kreatif

8 - Masuknya Produk Luar

negeri

9 Online Data

Sistem ( ODS )

Koperasi ber Sertifikat

NIK

Prioritas Koperasi sehat

Dinas Koperasi Usaha mikro dan tenaga kerja Kabupaten Sampang sebagai Satuan

Kerja Perangkat Daerah bertugas merumuskan, melaksanakan dan mengendalikan

kebijkan teknis di bidang KoperasiUsaha mikro dan tenaga kerja beserta pemangku

kepentingan lainnya, hal ini didasarkan pada keadaan kondisional yang setiap waktu akan

selalu berubah sesuai dinamika isu-isu terkini oleh kerenanya perlua adanya klasifikasi

terhada isu –isu yang terus berkembang hal ini di maksudkan agar didapat isu strategis

yang nantinya dapat mendukung terhadap pencapaian Visi Misi dari kepala daerah sebagai

amanah yang harus diemban oleh SKPD sesuai dengan bidang urusanya masing –

masing. Pengklasifikasian ini dapat mendorong kita untuk berpikir tentang masa depan

secara kreatif tanpa memikirkan kendala seperti anggaran.

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih

Menelaah Menelaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan wakil

kepala daerah terpilih ditujukan untuk memahami arah pembangunan yang

akan dilaksanakan selama kepemimpinan kepala daerah dan wakil kepala

daerah terpilih. Adapun visi Pemerintah Kabupaten Sampang yang telah

dituangkan dalam RPJMD Kabupaten Sampang adalah :

1. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Profesional

2. Meningkatkan Pelayanan Dasar yang Berkualitas dan Terjangkau

3. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi wilayah sesuai daya dukung lingkunga

4. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan Pembangunan

Dinas koperasi Usaha mikro dan tenaga kerja Kabupaten Sampang terkait visi

dan misi kepala daerah yaitu mempunyai tugas dan fungsi Sebagai unsur pelaksana

Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bupati No. 46 Tahun

2008, Tentang Fungsi dan Tata Kerja Dinas Koperasi Usaha mikro dan tenaga kerja

Kabupaten sampang dan mempunyai tugas pokok :

“ Membantu Bupati Dalam Melaksanakan Urusan Pemerintah Daerah Bidang

Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah”.

yaitu mengemban misi 4 yang berorentasi pada peningkatan pertumbuhan

ekonomi yang tinggi dan berkualitas dengan menciptakan investasi yang

kondusif bagi pertumbuhan Koperasi dan UMKM, Menciptakan Daya Beli Masyarakat

yang tinggi pelalui peningkatan pendapatan sektor koperasi dan UM, menciptakan

lapangan kerja lewat penumbuhan wira usaha baru UMK, mengembangkan sentra

industri UMK melalui bahan baku lokal

Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD

Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah

Visi : Mewujudkan system Birokrasi yang sehat, Masyarakat yang kuat, dan

Lingkungan Bersahabat, demi Terciptanya Kabupaten Sampang Yang

Bermartabat

N

o

Misi dan Program

KDH dan Wakil

KDH terpilih

Permasalahan

Pelayanan SKPD

Faktor

Penghambat Pendorong

(

1) (2) (3) (4) (5)

1 Misi 4 Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

1

Program penciptaan

iklim Usaha Kecil

Menengah yang

kondusif

Peningkatan Jumlah

UMK

Akses pendanaan/

modal minim, Bahan

Baku dan Teknologi,

serta

Pembuatan grand

Desain

pengembangan

produk daerah UM,

Tercukupinya Dana

2

Program

Pengembangan

Kewirausahaan dan

Keunggulan

Kompetitif Usaha

Kecil Menengah

Jumlah Kemitraan antara

Koperasi dengan

BUMN/S (Unit)

Belum optimalnya

kelembagaan dan

manajerial koperasi

karena rendahnya

kualitas sumberdaya

manusia

Program PKBL

/SCR, ,

Jumlah Kemitraan

antara UMK dengan

BUMN/S

Kodisi usaha dan

jaringan pasar

KUM sangat

terbatas,

Legalitas usaha

dan administrasi

kelembagaan

yang sangat tidak

memadai,

Magang, alih

teknologi,

Enterpreneur

3

Program

Pengembangan

Sistem

Pendukung

Usaha Bagi

Koperasi Dan

Usaha Mikro Kecil

Menengah

Peningkatan

akses permodalan

bagi koperasi dan

UM

Usaha

Koperasi UM

belum bankable,

Strategi

operasional

pengembangan

koperasi kurang

mantap,

konsisten dan

berkelanjutan

Kode

dan daftar

program

kegiatan

permendagri no

13 tahun 2006:

Koordinasi

penggunaan

dana

pemerintahan

bagi KUM

4

Program

Peningkatan

Kualitas

Kelembagaan

Koperasi

Persentase

koperasi aktif

kualitas

sumber daya

manusia

dilingkungan

koperasi baik dari

pemahaman

perkoperasian

maupun bisnis

umumnya rendah

penyuluh

an dan

pelatihan ,

Mengoptimalkan

peran tenaga

PPKL

,Fasilitator,

TKB,

pendampingan

dan advokasi,

5

Program

Utama

Pemberdayaan

Usaha Skala

Mikro

Persentase

peningkatan

kesehatan lembaga

LKM

OJK

mengharuskan

LKM harus

mendapatkan izin

usaha,

Pelibata

n pelaku sektor

keuangan

informal dan

masyarakat

sebagai

partisipan

pengembangan

LKM, Banyak

pelaku usaha

kecil yang

belum terlayani

lembaga

keuangan

(perbankan)

Persentase

Peningkatan

kesehatan lembaga

Sentra

kurangnya

pelatihan

teknologi

produksi, dan

terbatasnya

akses pasar

pembina

an yang

berkelanjutan

dan terpadu

utamanya pada

aspek teknologi,

pemasaran,

SDM dan

penguatan

kelembagaan,

Adanya bantuan

mesin produksi

6

Program

Pengembangan

Koperasi

Peningkatan

dan pengembangan

jaringan kerjasama

usaha koperasi

melaui

Kesepakatan MoU

Lemahnya

produk usaha

koperasi untuk

bisa dipasarkan

Rendahn

ya SDM

Anggota

pengurus

koperasi

7

Program

Pengembangan

Wilayah

Transmigrasi

pelaku

transmigrasi

terhadap layanan

fasilitasi sertifikat

lahan kerap dialih

tangan ke orang

Ketergant

uangan pelaku

transmigrasi

terhadap layanan

fasilitasi

peningka

tan fasilitas

sarana dan

prasarana

lain

8

Program

Pembinaan

Lingkungan

Sosial

layanan

Penguatan sarana

dan prasarana

kelembagaan

pelatihan

ketercuku

pan sarana

penunjang

pelatihan

berdasar yang

didasarkan pada

potensi kekayaan

wilayah

data

klasifikasi

potensi wilayah

9

Program

Perlindungan

Pengembangan

Lembaga

Ketenagakerjaan

aktualisasi

fungsi dewan upah

kabupaten

reklunsias

i pelaku usaha

dengan pekerja

jaminan

Upah Minimum

Kabupaten

1

0

Program

Peningkatan

Kesempatan

Kerja

layanan

SKPD terhadap

potensi kelulusan

pada peluang

kesempatan kerja

Pengemb

angan

kelembagaan

produktifitas dan

pelatihan

kewirausahaan

Belum

adanya skala

data prioritas

Sasaran target

pelatihan

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra SKPD Provinsi

Telaahan Renstra K/L dan Renstra SKPD Provinsi ini mengemukakan apa saja

faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan SKPD yang

mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran jangka menengah

Renstra K/L ataupun Renstra SKPD provinsi dan menyusun factor –faktor baik yang

bersifat menghambat maupun yang bersifat mendorong yang akan mempengaruhi

penenganan permasalahan.Identifikasi faktor tersebut dapat disusun pada tabel berikut:

Tabel.T-IV.C.1 Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi

beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

N Sasaran Jangka Permasala Sebagai Faktor

o Menengah Renstra K/L han

Pelayanan

SKPD

Provinsi/Kabupat

en/Kota

Pengham

bat

Pendoro

ng

(

1) (2) (3) (4) (5)

1

Peningkatan dan

perluasan jaringan

usaha, dan akses

permodalan

(kredit usaha) bagi

perempuan melalui

pengembangan Koperasi

Wanita

Masih

terbatasnya

dampak fasilitasi

bagi peningkatan

akses

permodalan bagi

koperasi dan

Usaha Mikro

Usaha

Koperasi dan

Usaha Mikroa

belum bankable,

Strategi

operasional

pengembangan

koperasi kurang

mantap,

konsisten dan

berkelanjutan

Program

koperasi

wanita di

Jawa

Timur

yang

mendap

at dukungan

penuh

dari

pemerint

ah provinsi

2

Memperluas

jaringan akses

permodalan Usaha Mikro

melalui peran stimulasi

pemerintah sebagai

stimulan, lembaga

keuangan bank dan non

bank, dengan

mengutamakan

pendapingan kepada

UMK untuk kelancaran

pembiayaan usaha

Masih

terbatasnya

fasilitasi dan

pendampingan

dikarenakan

cakupan koperasi

jatim yang luas

Belumopti

malnya

kelembagaan dan

manajerial

koperasi karena

rendahny kualitas

sumberdaya

manusia

Peran

provinsi Jawa

Timur

memberikan

jaminan

kredit yang

besar Program

PKBL /SCR,

N

o

Sasaran Jangka

Menengah Renstra K/L

Permasala

han

Pelayanan

SKPD

Provinsi/Kabupat

en/Kota

Sebagai Faktor

Pengham

bat

Pendoro

ng

(

1) (2) (3) (4) (5)

3

Memperluas

cakupan target group,

substansi pendidikan dan

pelatihan UMKM untuk

efisiensi dan efektivitas

proses usaha, termasuk

manajemen pemasaran

Masih

terbatasnya

sumberdaya

dalam

memfasilitas dan

mengembangkan

LKM

Masi

rendahnya

Kualitas

SDM

Aparatur

Pembina UMK di

Kabupaten /Kota

Dalam

pembinaan dan

pengawasan

KUM

Dukung

an

Pemerin

tah Pusat,

Kabupaten/Kota

, Serta

stakeholders

dalam

pemberdayan

KUM cukup

tinggi

4

Penyediaan dan

perluasan akses pasar

bagi UMK dengan

mengutamakan tujuan

pasar dalam negeri,

selanjutnya didorong

untuk mampu bersaing

ke pasar internasional

Masih

terbatasnya

sumberdaya

dalam

memfasilitas dan

mengembangkan

LKM

Masih

terbatasnya

berbagai event

pameran maupun

event lainnya

dalam

memperluas

akses pasar

Besarny

a dukungan

dan komitmen

Pemprov. Jatim

terkait

pemberdayaan

Koperasi Usaha

Mikro yang

dibuktikan

melalui

berbagai

kebijakan yang

telah

ndikeluarkan

N

o

Sasaran Jangka

Menengah Renstra K/L

Permasala

han

Pelayanan

SKPD

Provinsi/Kabupat

en/Kota

Sebagai Faktor

Pengham

bat

Pendoro

ng

(

1) (2) (3) (4) (5)

5

Meningkatkan dan

Memperluas

pengembangan LKM

pedesaan untuk

mendukung

pengembangan koperasi

dan Usaha Mikro

Masih

terbatasnya

jumlah tenaga

perkoperasian dan

UMKM yang

kompeten

Belum

dimilikinya

Data

seluruh potensi

KUMKM secara

up to date

Adanya

komitmen

pengembangan

KUM

6

Mendorong

tumbuhnya wirausaha

kelas menengah baru

yang bergerak di sektor

UMK melalui

pelatihan budaya usaha

dan kewirausahaan, dan

bimbingan teknis

manajemen usaha serta

akses permodalan

Masih

terbatasnya

jumlah

tenaga

perkoperas

ian dan

UMK yang

kompeten

Masih

rendahnya

Kualitas

SDM

Aparatur

Pembina

KUM di

Kabupate

n/Kota

dalam

pembinaan

dan

pengawasan

Dukunga

n

Pemerint

ah Pusat,

Kabupat

en/Kota,

serta

stakeholders

dalam

pemberd

ayaan

KUM

cukup tinggi

N

o

Sasaran Jangka

Menengah Renstra K/L

Permasala

han

Pelayanan

SKPD

Provinsi/Kabupat

en/Kota

Sebagai Faktor

Pengham

bat

Pendoro

ng

(

1) (2) (3) (4) (5)

KUM

7

Pelayanan

Penyelesaian

Perselisihan Hubungan

Industrial

besaran

kasus yang

diselesaikan

dengan

Perjanjian

Bersama

fungsi

layanan

pengawas

ketenagakerjaan

kurang maksimal

Fasilitasi

penyelesaian

prosedur

penyelesaian

perselisihan

hubungan

industrial

8

Perluasan

layanan informasi

transmigrasi

Perluasan

kesempatan kerja

dan penyediaan

lapangan kerja

Meningkat

kan kompetensi/

kapasitas

angkatan kerja

Peningk

atan kerjasama

dengan daerah

sasaran

transmigrasi

Sasaran Strategis Jangka Menengah Renstra K/L merupakan penjabaran dari

sasaran umum dan gambaran ranah dalam pencapaian tujuan kementerian Koperasi

Usaha mikro dan tenaga kerja. Masing-masing Sasaran Strategis dilengkapi dengan

permaslahan pelayanan yang menjadi asumsi untuk dapat diselesaikan dalam rangka

mencapai sasaran yang sudah dicanangkan yang didalamnya termuat juga target kinerja

yang dapat menjadi ukuran keberhasilan dalam pencapaian visi dan misi kementerian

Koperasi dan UM, disamping itu memberikan arahan ada nya factor penghambat dan

pendorong untuk mencapai sasaran sehingga lebih terarah dan focus.

Seluruh upaya pencapaian sasaran kinerja yang dilaksanakan melalui program,

kegiatan maupun output, harus dilaksanakan secara sikron dan terintegrasi.

Kementerian koperasi dan UKM melaksankan kemitraan strategis dengan

kementerian/Lembaga/Daerah/Masyarakat serta organisasi masyarakt,lembaga

profesi, pelaku usaha berdasarkan prinsip kesetaraan

Tabel TIV.C.1

Permasalahan Pelayanan SKPD Kabupaten Berdasarkan Sasaran Telaahan Renstra

Kementerian Koperasi dan UKM RI beserta Faktor Penghambat dan Pendorong

N

o

Sasaran

Jangka

Menengah

Renstra SKPD

Provinsi

Permasalahan

Pelayanan

SKPD

Sebagai Faktor

Pengham

bat

Pendor

ong

(

1) (2) (3) (4) (5)

1

Peningkat

an iklim usaha

yang kondusif

bagi Koperasi

dan UM

Belum

terwujudkan

pemberdayaan

Koperasi dan

UM yang lebih

koordinatif dan

partisipatif

Masih

Minimnya

peningkatan

peran Lembaga-

Lembaga swasta

dan masyarakat

secara aktif

menyed

iakan regulasi/

kebijakan

nasional dan

daerah

yang

mendukung

pemberdayaan

Koperasi dan

UM;

serta

menurunkan

pungutan yang

menghambat

perkembangan

usaha

Koperasi

2

Peningkat

an akses kepada

sumber daya

produktif

Belum maksimal

peningkatan akses

Koperasi dan UMK

kepada sumber daya

produktif terutama

peningkata

n akses teknologi,

akses pasar dan

pemasaran bagi

koperasi dan UMK

melalui

KUR sebagai

bagian penting

untuk

mening

berkaitan

dengan

jangkauan dan jenis

sumber pembiayaan

yang sesuai dengan

kebutuhan dan

perkembangan usaha

Koperasi dan

UMK

masih rendah. katkan usaha

masyarakat

yang dapat

menurunkan

tingkat

kemiskinan

3

Pengemba

ngan produk dan

pemasaran bagi

Koperasi dan

UMK

Minimnya keikut

sertaan pengembangan

produk Koperasi

dan UMK yang

berkualitas, inovatif dan

kreatif

yang bersaing

baik di pasar domestik

maupun mancanegara

Produk-

produk Koperasi

dan UMK tidak

berdaya saing

karena berada

pada sektor yang

cepat jenuh dan

berkualitas rendah

Perwakil

an Asosiasi

bidang

pemasaran

4

Penguata

n kelembagaan

Koperasi

Masih lemahnya

untuk pengembangan

praktek berkoperasi

yang sesuai nilai, jati

diri, prinsip dan

asas Koperasi.

Disorentas

i kegiatan usaha

koperasi dari

untuk memenuhi

kebutuahan

anggota menjadi

keperluan

pengembangan

bisnis koperasi

memfa

silitasi

perkembangan

usaha anggota

dan

peningk

atan

kesejahteraan

anggota

5

Meningkat

nya Pengetahuan

dan keterampilan

Managerial SDM

kualitas sumber

daya manusia

dilingkungan koperasi

dan UMK baik dari

sebagian

pengurus

koperasi dan

UMK belum dapat

Pember

ian fasilitasi

untuk memacu

pengembanga

Sasaran pemberdayaan Koperasi dan UMK adalah meningkatkan posisi tawar dan

efisiensi serta menguatnya kelembagaan koperasi sehingga dapat turut memperbaiki

kondisi persaingan usaha di pasar melalui dampak eksternalitas positif yang

ditimbulkannya. Sedangkan sasaran pemberdayaan UMK adalah makin meluasnya

lapangan kerja yang bisa disediakan, meningkatnya secara signifikan kontribusi UMK

terhadap perekonomian daerah dan makin meningkatnya pemerataan pendapatan. Adapun

sasaran pemberdayaan Koperasi dan UMKM secara umum sebagai mana tersebut diatas

itu memberikan arahan tujuan yang hendak diacapai oleh Dinas Koperasi dan UMKM

Provinsi Jawa Timur

di Bidang

Koperasi

dan UMK

pemahaman

perkoperasian maupun

bisnis umumnya rendah

memahami dan

atau menerapkan

asas-asas dan

prinsip-prinsip

dasr koperasi

masih dijalankan

secara manual

n Koperasi dan

UKM

berbasi

s teknologi,

6

Pelayana

n Penyelesaian

Perselisihan

Hubungan

Industrial

besaran kasus

yang diselesaikan

dengan Perjanjian

Bersama

fungsi

layanan

pengawas

ketenagakerjaan

kurang maksimal

Fasilita

si

penyelesaian

prosedur

penyelesaian

perselisihan

hubungan

industrial

7

Perluasan

layanan informasi

transmigrasi

Perluasan

kesempatan kerja dan

penyediaan lapangan

kerja

Meningkat

kan kompetensi/

kapasitas

angkatan kerja

Pening

katan

kerjasama

dengan daerah

sasaran

transmigrasi

Sasaran strategis Dinas koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur memuat juga

permaslahan pelayanan yang menjadi asumsi untuk dapat diselesaikan dalam rangka

mencapai sasaran yang sudah dicanangkan yang didalamnya terdapat juga target kinerja

yang terukur dalam formulasi untuk waktu periode renstar 5 tahun dan target itu akan

dijabarkan dalam bentuk program kegiatan yang diemban tiap tahun oleh SKPD Dinas

Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong

dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari

implikasi Rencana Tata Ruang Wilayah /RTRW dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

/KLHS, Analisis adanya RTRW Kabupaten yang disusun dengan kedalaman substansi

sesuai dengan ketelitian atau skala petanya yang disertai dengan unit analisis yang

digunakan dalam RTRW kabupaten adalah unit kecamatan dengan sistem pemenuhan

prasarana dan sarana dasar.

Rencana untuk pembentukan pusat pelayanan yang terintegrasi dan berhirarki di

Sampang dengan:

a) Pengembangan dan pemantapan Perkotaan Sampang sebagai Pusat Kegiatan

Lokal (PKL) atau sebagai ibukota kabupaten;

b) Pengembangan perkotaan Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKL) yaitu perkotaan

perkotaan Kedungdung dan perkotaan Ketapang; serta

c) Pengembangan perkotaan ibukota kecamatan yang bukan sebagai PKL yaitu

sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK).

Tabel.T-IV.C.1 Permasalahan Pelayanan SKPD berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang

Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

N

o

Rencana Tata

Ruang Wilayah terkait

Tugas dan Fungsi

SKPD

Permasalahan

Pelayanan

SKPD

Faktor

Pen

ghambat

Pend

orong

(

1) (2) (3) (4) (5)

1

Wilayah

pelayanan PKL dan

Sentra meliputi

Kecamatan Sampang,

Camplong, Sreseh,

Wilayah

Relokasi pedagang

PKL masih semrawut

Bel

um

dilakukan

pendataan

PKL

Pem

bentukan

paguyuban

dan

Pemberian

Torjun, Jrengik dan

Pengarengan

fasilitas

2

wilayah

pelayanan PKL dan

pengrajin batik adalah

Kecamatan Ketapang,

Kecamatan Banyuates

dan Kecamatan

Sokobanah

Wilayah

Relokasi pedagang

PKL dan pengrajin

masih berada di

rumah-rumah

Bel

um

dilakukan

pendataan

PKL

Pem

bentukan

paguyuban

dan

Pemberian

fasilitas

3

wilayah

pelayanan PKL dan

Sentra adalah

Kecamatan

Kedungdung,

Kecamatan Robatal,

Kecamatan

Karangpenang,

Kecamatan Omben dan

Kecamatan

Tambelangan

Wilayah

Relokasi pedagang

PKL dipasar masih

belum ada penertiban

Bel

um

dilakukan

pendataan

PKL

Pem

bentukan

paguyuban

dan

Pemberian

fasilitas

Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi SKPD Dinas Koperasi dan

Usaha Mikro dan Tenaga kerja Kabupaten Sampang adalah rencana wilayah pelayanan

yang menjadi kewenangang dinas untuk melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha di

bidang Koperasi dan Usaha Mikro dan Tenaga kerja sehinggga ada kejelasan formulasi

pemetaan wilayah untuk diarahkan pada pembentukan paguyupan, sentra, klaster dan

pengalokasian para pedagang PKL.

Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja Kabupten Sampang melakukan

pengelompokan wilayah menjadi tiga wilayah pelayan yaitu meliputi Wilayah pelayanan 1

untuk PKL dan Sentra meliputi Kecamatan Sampang, Camplong, Sreseh, Torjun, Jrengik

dan Pengarengan. wilayah pelayanan 2 untuk PKL dan pengrajin batik adalah Kecamatan

Ketapang, Kecamatan Banyuates dan Kecamatan Sokobanah. wilayah pelayanan 3 untuk

PKL dan Sentra adalah Kecamatan Kedungdung, Robatal, Karangpenang, Omben dan

Tambelangan. Terhadap pengelompokan wilayah tersebut akan dilakukan pembentukan

dan penggelompokan jenis usaha sehingga kemudahan pembinaan dan akses usaha lebih

terarah dan dapat dengan mudah dukenal oleh masyarakat.

Demikian pula selanjutnya dilakukan hal yang sama pada hasil telaahan terhadap

KLHS.

Tabel.T-IV.C.2 Permasalahan Pelayanan SKPD berdasarkan Analisis KLHS beserta Faktor

Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

N

o

Hasil KLHS

terkait Tugas dan

Fungsi SKPD

Permasalaha

n

Pelayanan

SKPD

Faktor

Pengha

mbat

Pend

orong

(

1) (2) (3) (4) (5)

1

Peningkatan

agropolitan, industri,

dan pariwisata

sarana dan

prasarana

pendukung

agropolitan, industri,

dan pariwisata

Pelaku

usaha UMKM di

bidang

agropolitan,

industri, dan

pariwisata

belum

dikembangkan

secara

maksimal

Saran

untuk

mempromosi

kan produk

ungglan

UMKM

2

struktur pusat

pelayanan dan

pengendalian

perkembangan

kawasan perkotaan

interaksi

desa-kota dalam

meningkatkan

efisiensi pelayanan

usaha UMKM

Belum

normalnya

akses informasi

KUM

Buleti

n Koperasi

New

3

sistem sarana

dan prasarana wilayah

pada agropolitan,

industri dan pariwisata

mutu, dan

jangkauan pelayanan

komunikasi pada

kawasan agropolitan,

pariwisata dan

Belum

optimalnya

saran untuk

mendung

penumbuhan

Progr

am OVOP

dan

Pembinaan

kampong

industry masih

rendah

Usaha KUM

pada tempat

pariwisata dan

agropolitan

produk

unggulan

pada

kawasan

terkait

4

Pengembangan

secara sinergis dengan

agropolitan, industri

berbasis pertanian dan

pariwisata

Akses pasar

komoditas unggul

kampong produk

unggulan masih

kurang maksimal

Pember

dayaan usaha

UMK terhadap

nilai tambah

potensi local

masih kurang

Pemb

erian

ketrampilan

pada dalam

rangka

menambah

nilai

ekonomis

produk

potensi lokal

Pembangunan berkelanjutan merupakan proses pembangunan yang berprinsip

memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan kebutuhan generasi di masa yang

akan datang. Rencana pembangunan di Kabupaten Sampang pada saat ini sudah menuju

ke arah pembangunan berkelanjutan, walaupun masih ada beberapa tantangan yang harus

dihadapi untuk benar-benar dapat menjalankan pembangunan yang berkelanjutan.

Tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana menjaga atau meningkatkan kualitas

lingkungan tanpa mengorbankan pembangunan ekonomi dan social

Pengembangan secara sinergis agropolitan, industri berbasis pertanian akan menjadi

Perhatiah secara khusus untuk penumbuan Wira Usaha Pemula dan pada setiap lokasi

seperti tempat pariwisata akan diberikan sarana dan prasarana usaha UMK, hal ini

merupakan perwujudan Dari Dinas Koperasi dan UMK Kabupaten Sampan Dalam Rangka

Member Pelayanan Usaha UMK sehingga pada akhirnya penumbuhan pendapata

masyarakat semakin meningkat serta daya beli masyarakatpun menaik

3.5 PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

Analisa isu-isu strategis dalam Rencana Strategis Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

dan Tenaga kerja Kabupaten Sampang dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi

obyektif daerah dan perkembangan yang terjadi Kabupaten Sampang selama pelaksanaan

pembangunan 5 (lima) tahun terakhir (2013-2018) serta merupakan dasar utama visi dan

misi pembangunan jangka menengah yang juga akan menentukan kinerja pembangunan

dalam 5 tahun mendatang (2013-2018)

3.5.1 Permasalahan

1. Penguasaan dan penerapan teknologi bagi Koperasi dan Usaha Mikro masih

kurang;

2. Kualitas kelembagaan dan manajemen pengelolaan usaha bagi Koperasi dan

UMK belum optimal;

3. Inovasi produk belum mampu mengimbangi kebutuhan pasar;

4. Akses permodalan bagi Koperasi dan UMK masih rendah;

5. Ketersediaan bahan baku industri masih terbatas;

6. Belum optimalnya penggunaan potensi lokal untuk industri kreatif

7. Kemitraan antar pelaku usaha belum optimal.

8. Masih rendahnya SDM Koperasi dan UMK

9. Sarana dan prasarana yang di miliki Koperasi terbatas

3.5.2 Faktor-faktor pelayanan SKPD yang mempengaruhi Permasalahan

Pelayanan

Analisis terhadap Faktor-faktor pelayanan Dinas Koperasi Usaha mikro dan

tenaga kerja Kabupaten Sampang yang mempengaruhi Permasalahan Pelayanan

adalah dengan melakukan identifikasi dan evaluasi kekuatan dan kelemahan secara

intern Dinas Koperasi Usaha mikro dan tenaga kerja Kabupaten Sampang. Adapun

analisis internal Dinas Koperasi Usaha Mikro dan tenaga kerja Kabupaten Sampang,

sebagai berikut :

1. Masih diperlukan inovasi dalam pengembangan Koperasi Usaha mikro dan

tenaga kerja dalam bidang manajemen, informasi, pemasaran, bahan baku,

permodalan dan perkuatan kapasitas pengelola usahanya

2. Diperlukan optimalisasi pemberdayaan SDM dilingkungan Dinas Koperasi

Usaha Mikro dan Tenaga Kerja Kabupaten Sampang, khususnya dalam

peningkatan kompetensi untuk menunjang kelancaran sesuai tugas pokok dan

fungsinya termasuk kompetensi teknis serta pengelolaan keuangan.

3. Dinas Koperai Usaha mikro dan tenaga kerja Kabupaten Sampang masih minim

dalam hal Sarana dan prasarana sehingga seringkali dalam melakukan

pembinaan jangkauan wilayah terpensil mengalami kendala

4. Masih diperlukan optimalisasi penggunaan dana pemberdayaan untuk

memberdayakan Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja, yang meliputi

peningkatan kapasitas usaha dan kompetensi SDM pengelola Koperasi Usaha

mikro

5. Masih diperlukan Perluasan layanan informasi transmigrasi guna Perluasan

kesempatan kerja dan penyediaan lapangan kerja

6. Perlu fungsi layanan pengawas ketenagakerjaan agar penyelesaian prosedur

penyelesaian perselisihan hubungan industrial terfasilitasi

3.5.3 Isue – Isue Trategis

Isu Strategis pada urusan Koperasi Usaha mikro dan tenaga kerja adalah

masih kurangnya kualitas manajemen pengelolaan usaha Koperasi dan Usaha

mikro dalam Inovasi produknya yang diharapkan mampu mengimbangi

kebutuhan pasar sehingga perlu optimalisasi kemitraan antar pelaku usaha

guna Perluasan layanan Promosi dan layanan transmigrasi, agar mampu

memperluasan penyediaan lapangan kerja dan kesempatan kerja

BAB IV

TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

Pernyataan tujuan jangka menengah Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan tenag kerja

mengacu kepada sasaran RPJMD Kabupaten yaitu :

1. meningkatkanya kualitas dan kuantitas koperasi dan UMK

2. meningkatkanya partisipasi angkatan kerja

Tujuan Renstra Dinas Koperasi Usaha mikro dan tenaga kerja adalah

Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Koperasi dan UMK

Meningkatkan Penempatan Angkatan Kerja

Sasaran Renstra Dinas Koperasi Usaha mikro dan tenaga kerja adalah

Meningkatnya Koperasi dan Usaha Mikro yang Mandiri

Meningkatnya pencari kerja yang ditempatkan (%)

Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SKPD

NO. TUJUAN IDIKATOR

SASARAN INDIKATOR SASARAN

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-

4.2 STRATEGI DAN KEBIJAKAN SKPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan kebijakan Dinas

Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja Kabupaten Sampang dalam lima tahun mendatang.

strategi dan kebijakan Dinas Koperasi Usaha mikro dan tenaga kerja Kabupaten Sampang

ini untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD yang selaras dengan

strategi dan kebijakan daerah serta rencana program prioritas dalam rancangan awal

RPJMD. dan juga menunjukkan bagaimana cara Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga

Kerja Kabupaten Sampang mencapai tujuan, sasaran jangka menengah SKPD, dan target

kinerja hasil (outcome) program prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi Dinas

Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja Kabupaten Sampang. Strategi dan kebijakan dalam

Renstra Dinas Koperasi Usaha mikro dan tenaga kerja Kabupaten Sampang selanjutnya

menjadi dasar perumusan kegiatan SKPD bagi setiap program prioritas RPJMD yang

menjadi tugas dan fungsi Dinas Koperasi Usaha mikro dan tenaga kerja Kabupaten

Sampang, berikut alternative strategi pencapaian indicator sasaran

4.2.1 PENENTUAN STRATEGI

Penentuan Strategi

N

o. Sasaran

Indikator Kinerja

Sasaran Strategi

( (2) (3) (4)

TUJUAN 1 2 3 4 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1.1

Meningkatkan kualitas dan kuantitas koperasi dan UMK

Persentase koperasi sehat

Meningkatnya Koperasi dan Usaha Mikro yang Mandiri

Persentase koperasi aktif

87,87

88,00

56,05

57,17

49,11

Persentase Peningkatan UMK Berkualitas

Persentase UMK Mandiri

27,120

27,370

27,620

27,835

0,25

1.2 Meningkatkan penempatan angkatan kerja

Persentase Angkatan Kerja yang Ditempatkan

Meningkatnya pencari kerja yang ditempatkan (%)

Persentase Pencari kerja yang ditempatkan

56 51 53 50 55

1)

Meningkatnya Koperasi dan

Usaha Mikro yang Mandiri Presentase koperasi yang aktif

Pemanfaatan

program revitalisai

Koperasi/KUD

Penataan dan Penguatan Organisasi dan Tatalaksana Koperasi

Permbinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi

Persentase UMK Mandiri

Pemberdayaan

LKM sebagai usaha

sklala mikro

Pemberian

Fasilitasi Pengamanan

kawasan Usaha mikro

Melakukan pendataan tentang WUB

Peningkatan dan pengembangan jaringan kerjasama usaha koperasi dan Usaha Mikro

Memfasilitasi

peningkatan kemitraan

investasi Usaha Koperasi

Memberikan

fasilitasi pelatihan dan

permodalan untuk

penumbuhan wirausaha

baru khususnya bagi

lulusan sarjana/santrI

Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan

Meningkatnya pencari

kerja yang Persentase Pencari kerja yang ditempatkan

Meningkatkan

kompetensi/ kapasitas

ditempatkan angkatan kerja

Peningkatan

kerjasama dengan

daerah sasaran

transmigrasi

Pelayanan

Pengawasan

Ketenagakerjaan

1.3.1 KEBIJAKAN

Dalam mencapai tujuan pembangunan Koperasi, Usaha Mikro dan tenaga Kerja yang

telah tersusun dalam sasaran strategi, perlu dijabarkan dalam bentuk kebijakan sebagai

berikut yaitu :

1. Optimalisasi pemanfaatan fasilitas/asset daerah

2. Reorentasi, Restrukturisasi Revitalisasi koperasi dan Lembaga LKM Sebagai akses

permodalan masyarakat

3. Pemberdayaan dan Fasilitas Pengembangan Koperasi dan Usaha Mikro

4. Pengembangan usaha agribisnis dan peningkatan produksi, produktivitas dan nilai

tambah.

5. peningkatan daya saing dengan pemanfaatan teknologi yang tepat

6. Peningkatan promosi dan kerjasama invesatasi

7. Menciptakan iklim investasi Kemitraan yang kondusif.

8. Penguatan sarana dan prasaran kelembagaan pelatihan

9. Pelayanan Pelatihan Kerja

10. Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja

11. Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator

kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif . Program Dinas Koperasi dan Usaha

Mikro dan Tenaga Kerja SKPD merupakan program prioritas RPJMD yang sesuai dengan

tugas dan fungsi SKPD. Rencana program prioritas beserta indicator keluaran program

dan pagu per SKPD sebagaimana tercantum dalam rancangan awal RPJMD, selanjutnya

dijabarkan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menenggah kedalam rencana kegiatan untuk

setiap program prioritas tersebut. Pemilihan kegiatan untuk masing-masing program

prioritas ini didasarkan atas strategi dan kebijakan jangka menengah Dinas Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah

Rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan

pendanaan indikatif dapat ditampilkan pada Data terlampir.

BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN

SASARAN RPJMD

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung

menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai

komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.Indikator kinerja SKPD

yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD adalah indikator kinerja yang secara

langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang

sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

Indikator kinerja SKPDyang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMDini ditampilkan

dalam Tabel 6.1

Tabel 6.1

Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

NO

Indikator

Kondisi Kinerja

pada awal periode

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi Kinerja

pada akhir periode

RPJMD

Tahun 0 TH 2013 TH 2014 TH 2015 TH 2016 TH 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1

.

Persentase koperasi

aktif

87.73 87.78 87.87 88.00 56.05 57.17 49,11

2

.

Persentase UMK

Mandiri

26,620

26.870

27,120

27,370

27,620

27,835

0,25

3

.

Persentase Pencari

kerja yang

ditempatkan

0

55

56 51 53 50

55

Bahwa pencapaian Presentase Koperasi Aktif didukung oleh program Program

Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas

kelembagaan dan organisasi Koperasi agar Koperasi mampu tumbuh dan berkembang

secara sehat sesuai jati dirinya menjadi wadah kepentingan bersama bagi anggotanya

untuk memperoleh efisiensi kolektif, sehingga citra koperasi menjadi semakin baik.

Kelembagaan dan organisasi Koperasi ditingkat primer dan sekunder diharapkan akan

tertata, dan berfungsi dengan baik, infrastruktur pendukung pengembangan koperasi

semakin lengkap dan berkualitas, lembaga gerakan koperasi semakin berfungsi efektif dan

mandiri, serta praktik berkoperasi yang baik (best practices) semakin berkembang

dikalangan masyarakat luas.

Terwujudnya Peningkatan jumlah Usaha Mikro (UMK Aktif ) didukung oleh Program

Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif. Program ini bertujuan memfasilitasi

terselenggaranya lingkungan usaha yang efisien secara ekonomi, sehat dalam persaingan,

dan non-diskriminasi bagi kelangsungan dan peningkatan kinerja usaha UMK, sehingga

dapat mengurangi beban administrasi, hambatan usaha dan biaya usaha maupun

meningkatkan rata-rata skala usaha, mutu layanan fasilitasi pendirian usaha, dan partisipasi

stakeholders dalam pengembangan kebijakan UMK.

Sedangkan untuk terwujudnya peningkatan tenaga kerja yang ditempatkan

dilakukan dukungan program Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja dan

Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan melaui

strategi Peningkatan kerjasama dengan daerah sasaran transmigrasi dan Meningkatkan

kompetensi/ kapasitas angkatan kerja

Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan difokuskan, antara lain pada :

1. Melakukan kegiatan reorentasi, restrukturisasi dan revitalissi koperasi

2. Pendataan koperasi dan wira usaha mikro

3. Pelatihan pembukuan sistem akuntansi bagi pengelola koperasi

4. Meningkatkan Inovasi produk KUM yang mampu mengimbangi kebutuhan pasar

melaui kegiatan pelatihan

5. Menumbuhkan Kemitraan antar pelaku usaha yg belum optimal

6. Menambah nilai produk berdasar kekayaan alam potensi daerah

7. Menumbuhkan minat wirausaha muda

8. Penguatan sarana dan prasaran kelembagaan pelatihan

9. Pembinaan dan Pelatihan ketrampilan kerja bagi tenaga kerja dan masyarakat

10. Fasilitasi penyelesaian prosedur penyelesaian perselisihan hubungan industrial

BAB VII

P E N U T U P

Dengan tersusunnya Rencana Strategis Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Kabupaten Sampang 2013 – 2018 telah jelas arah pembangunan selama lima tahun ke

depan. Dalam Renstra ini memuat Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Arah

Kebijakan, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah, Indikasi Rencana Program

Prioritas disertai Kebutuhan Pendanaan, Penetapan Indikator dan Kinerja Daerah serta

dengan memperhatikan RPJMD Kabupaten Sampang dan RPJM Provinsi Jawa Timur serta

RPJM nasional dalam kerangka sinkronisasi pembangunan regional dan nasional.

Oleh karena itu Rencana Strategis Tahun 2013 – 2018 diharapkan mampu

memberikan arahan dan dorongan dalam melaksanakan kegiatan bagi setiap pelaksanaan

kegiatan Dinas Koperasi , Usaha Mikro dan Tenaga Kerja Kabupaten Sampang untuk

menumbuhkan kesatuan gerak dan langkah seluruh komponen-komponen organisasi

dalam melaksanakan visi dan misi Dinas Koperasi , Usaha Mikro dan Tenaga Kerja

Kabupaten Sampang yang telah ditetapkan. Renstra SKPD yang telah disusun sebelumnya,

Dengan demikian proses pembangunan dilaksanakan berdasarkan kerangka sistem

perencanaan pembangunan nasional. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berkewajiban

untuk menyusun Renstra SKPD yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,

program, dan kegiatan pokok pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi satuan kerja

yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018 yang nantinya akan menjadi pedoman dalam

penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD);

Dengan demikian untuk keberhasilan pencapaian visi dan misi Dinas Koperasi ,

Usaha Mikro dan Tenaga Kerja Kabupaten Sampang yang telah ditetapkan. Maka kepada

seluruh personil dituntut untuk berkerja keras dan pro aktif untuk mendukung tujuan

Pembangunan Nasional adalah Pembangunan dibidang Koperasi dan Usaha mikro dan

tenaga kerja yaitu melalui pemberdayaan ekonomi rakyat terutama Koperasi Usaha mikro

dan tenaga kerja dikabupaten Sampang.

Diharapkan pula Rencana kerja ini merupakan awal perencanaan pembangunan di

kabupaten sampang khususnya didalam memberdayakan Koperasi Koperasi Koperasi ,

Usaha Mikro dan Tenaga Kerja yang tidak menimbulkan adanya duplikasi dan tupang

tindih.

Semoga langkah awal yang baik ini akan berdampak pada hal-hal yang positif

diwaktu mendatang demi keberhasilan dan kesuksesan serta kemajuan Koperasi, Usaha

Mikro dan peningkatan kesempatan bagi tenaga kerja di kabupaten sampang..