pemeriksaan klinis

39
PEMERIKSAAN KLINIS PEMERIKSAAN KLINIS THT THT

Upload: widodo-wido

Post on 01-Nov-2015

236 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

px fisik

TRANSCRIPT

  • PEMERIKSAAN KLINISTHT

  • PEMERIKSAAN TELINGAAurikula Canalis auditorius eksternalMembran timpaniFungsi tubaPendengaran VestibulerN Facialis

  • Inspeksiada/tidak, uk.: normal / macrotia / microtia, bentuk: benjolan, fistel preauriculair, scar postauriculair, meatus acusticus eksternus, otorhoe, cauli flower ear.Palpasitragus pain, tophi, penebalan, perichondritis.Menarik aurikula ke postero-superior (dewasa )Postero-inferior (anak) & menekan tragus ke depan.

  • MEMBRAN TIMPANIOtoscop dapat diperiksa :Warna membrana timpani normal seperti mutiara.Pars tensa, pars flaccida, cone of light, ada / tidaknya perforasi.Keadaan lain bulging, retraksi, bayangan cairan.Pneumatoscop Siegel gerakan membrana timpani.

  • TUBAValsava tes Toynbee tes Pompa Politzer Kateterisasi tuba Acoustic impedance

  • PENDENGARAN Tes Suara (Voice Test)Tes GarputalaAudiometri Nada MurniAudiometri Nada Tutur (Speech Audiometri)Impedance AudiometriSupra Tresshold Audiometri

  • Tes BisikSuara berbisik, setengah ekspirasi, pemeriksa mengucapkan materi tes.Telinga tidak diperiksa ditutup & pasien tidak melihat bibir pemeriksa.Syarat : 1. Ruangan cukup sepi, kebisingan maksimal 40 dB.2. Ruangan cukup lebar, jarak 6 meter.3. Materi tes disiapkan, diusahakan memakai perkataan yang digunakan sehari-hari.4. Pemeriksa harus terlatih mengucapkan materi tes.

  • Tes Garputala

  • Tes Garputala

    RINNEWEBERSCHWABACHTUJUANAC VS BCBC Ka VS KiBC Px VS PasnINTERPRETASIRinne (+) = AC>BC N/SNHLRinne (-) = BC>AC - CHLLateralisasi ke arah sakit -CHL. Lateralisasi sehat SNHL. Normal # latssBC ps = BC px - normal.BC ps < BC px - SNHL.BC ps > BC px - CHL.

  • Audiometri Nada Murni Mengetahui seseorang tuli atau tidakMengetahui jenis ketulianMengetahui jenis penyakito : AC telinga kananx : AC telinga kiri[ : BC telinga kanan] : BC telinga kiri___ : AC----- : BC

  • Jika grafik AC telinga yang tuli di bawah BC telinga yang baik dengan perbedaan 50 dB atau lebih, maka telinga yang baik diberi masking. Pengukuran hantaran udara yang memerlukan masking, besarnya masking noise tidak boleh lebih dari 50 dB diatas intensitas nada tes.

  • GAMBARAN AUDIOMETRINORMALCHLSNHLMHL

  • Tuli kongenital Prebyacusis Trauma akustik Meniere

  • Otosklerosis

  • Audiometri Nada Tutur ( Speech audiometri ) Kata-kata sumber bunyi Kegunaan :Mengetahui jenis & derajat ketulianMengetahui lokasi kerusakan rantai pendengaranMengetahui kenaikan ambang pendengaran post-timpanoplastiUntuk pemilihan hearing aidSRT menirukan secara betul kata-kata yang disajikan sebanyak 50%.SDS Diperoleh dg intensitas antara 25 40 dB diatas titik SRT menirukan jumlah kata disajikan antara 90 100%.

  • Normal : SDS antara 90 100% pada intensitas sekitar 60 dB. Bila < 90% diduga ada penurunan SDSnya. Tuli konduktif : SDS < 90% tapi bila intensitasnya ditinggikan SDSnya akan meningkat hearing aid untuk meningkatkan intensitasnya.Tuli perseptif : SDS < 80% bahkan bisa 0%, meskipun intensitas dinaikkan, SDS tidak akan mencapai normal.Tuli campuran : jika intensitas dinaikkan akan terjadi perbaikan SDS, tapi tidak memuaskan.

  • Hopkinson & Thompson petunjuk SDS :90 100% : Normal atau CHL50 80% : Tuli campuran, Presbyacusis tanpa kelainan koklea22 - 48% : Kelainan koklea < 22% : Kelainan retrokoklea

  • Audiometri Impedansi 3 komponen dasar impedans:Acoustic ImpedanceTympanometriAcoustic Reflex Tresshold

  • TIPE ATIPE ADTIPE CTIPE BTIPE AS

  • Perasat Hallpike

  • Test VertigoVestibulo-spinal testRombeg testStepping testPast pointing testWalking testFistula testFixation testOptokinetik testPositional testPerasat Hallpike Test Kalori :Minimal Cold Caloric TestBithermal Caloric Test

  • PEMERIKSAAN HIDUNG & SINUS PARANASAL Inspeksi bentuk hidung, ada / tidak deformitas, kelainan yang ada, rinorrhoe ada / tidak.Palpasi rhinalgia, krepitasi, nyeri tekan daerah sinus paranasal.RHINOSCOPI ANTERIORRHINOSCOPI POSTERIOR

  • MukosaSeptum nasiDasar cavum nasiKonka nasalisMeatus nasiNasofaringPalatal phenomenDischarge + / - Permukaan belakang uvukaPermukaan atas palatum molleKoanaTepi belakang septum nasiUjung belakang konka media dan konka inferiorOstium tuba eustachiiFossa RossenmulleriTorus tubariusAtap nasofaring RINOSKOPI ANTERIORRINOSKOPI POSTERIOR

  • RINOSKOPI POSTERIOR

  • TRANSILUMINASI ( DIAPHANASCOPI )NASAL SWAB RHINOMANOMETRI TES PENGHIDU

  • PEMERIKSAAN MULUT, PHARYNG, LARYNG Mulut:Bibir : ada / tidak labioskisis, radang, tumor.Gigi-Ginggiva: caries dentis.Lidah: gerakan lidah, radang, tumor.Palatum: palatoskisis, tumorUvula: gerakan uvula, uvula bifida, radangTes pengecapanTonsil besarnya, kripte, radang, tumor.Dinding posterior warna mukosanya, atrofi / hipertrofi, granulasi.

  • PEMERIKSAAN NERVUS FACIALIS Komponen motorik mempersarafi otot-otot ekspresi muka (kec otot levator palpebra superior & otot stapedius).Komponen sensorik mempersarafi pengecap rasa 2/3 bagian depan lidah, melalui chorda timpani.Komponen parasimpatik berfungsi merangsang kelenjar air liur & air mata.

  • Komponen motorikM. Frontalis : diperiksa dengan mengerutkan dahi / mengangkat alis.M. Supraciliaris : diperiksa dengan mengerutkan dahi.M. Piramidalis : diperiksa dengan mengangkat dan mengerutkan hidung ke atas.M. Orbicularis Oculi : diperiksa dengan memejamkan kedua mata kuat-kuat.M. Zygomaticus : diperiksa dengan tertawa lebar sambil memperlihatkan gigi.M. Buccinator ; diperiksa dengan mengembungkan kedua pipi.M. Orbicularis Oris : diperiksa dengan menyuruh penderita bersiul.M. Triangularis : diperiksa dengan menarik sudut bibir ke bawah.M. Mentalis : diperiksa dengan memoncongkan mulut tertutup rapat ke depan.M. Levator Communis : diperiksa dengan memoncongkan mulut ke depan sambil memperlihatkan gigi.

  • Fenomena BellTes Schrimer / Lacrimasi Tes Sekresi Glandula Salivatorius Submaksilaris Test Pengecap Tes Refleks StapediusPemeriksaan Vestibuler

  • ***************************************