pemeriksaan fisik, etiologi, epidemiologi - kasus 1 - syok sepsis

4
1. Pemeriksaan Fisik : Seperti pada pasien lain yang sakit berat, pastikan jalan napas terjaga, pasien bernapas adekuat, dan lakukan pemeriksaan fisik lengkap. Khususnya, periksa tanda-tanda syok. Denyut nadi : takikardi atau bahkan bradikardi TD : menurun dengan perubahan posisi jika tidak hipotensif Warna kulit (pucat) dan suhu Keluaran urin berkurang Adanya syok memerlukan terapi segera (berikan oksigen, pasang jalur vena dengan selang berdiameter besar, berikan cairan intravena lansung sambil memantau dengan ketat, dan ambil darah untuk cross-match), serta tegakkan diagnosis akurat. Periksa dengan teliti status hidrasi : Periksa turgor kulit Periksa membran mukosa (kering?) Periksa JVP : meningkat atau menurun? (mungkin memerlukan pemeriksaan CVP atau PCWP jika tidak yakin) Periksa denyut nadi, TD (perubahan postural) dan pulsus paradoksus (penurunan tekanan sistolik saat inspirasi) Periksa semua kemungkinan sumber kehilangan volume (misalnya murmur [misalnya VSD baru]), gesekan pleura (misalnya PE), tanda Kussmual (kenaikan JVP saat inspirasi menunjukkan kontriksi/temponade perikard), sianosis, atau peningkatan laju pernapasan. Periksa dengan teliti tanda-tanda atau sumber sepsi dan patologi abdomen (misalnya konsolidasi paru, meningismus, abses, ruam, nyeri tekan abdomen, nyeri lepas, tahanan, dan ileus). Periksa tanda-tanda yang sesuai dengan reaksi anafilaktik : ruam, edema oral dan laring, serta stridor. Periksa tanda-tanda penyakit Addison : pigmentasi palmar, bukal, dan tanda-tanda penggunaan kortikosteroid sebelumnya. Pemeriksaan harus dilakukan dengan cepat sambil memberikan terapi antara lain : Oksigen Jalur intravena Cairan intravena

Upload: manly-lolowang

Post on 17-Feb-2015

316 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Fisik, Etiologi, Epidemiologi - Kasus 1 - Syok Sepsis

1. Pemeriksaan Fisik :

Seperti pada pasien lain yang sakit berat, pastikan jalan napas terjaga, pasien bernapas adekuat, dan

lakukan pemeriksaan fisik lengkap. Khususnya, periksa tanda-tanda syok.

Denyut nadi : takikardi atau bahkan bradikardi

TD : menurun dengan perubahan posisi jika tidak hipotensif

Warna kulit (pucat) dan suhu

Keluaran urin berkurang

Adanya syok memerlukan terapi segera (berikan oksigen, pasang jalur vena dengan selang

berdiameter besar, berikan cairan intravena lansung sambil memantau dengan ketat, dan ambil darah

untuk cross-match), serta tegakkan diagnosis akurat. Periksa dengan teliti status hidrasi :

Periksa turgor kulit

Periksa membran mukosa (kering?)

Periksa JVP : meningkat atau menurun? (mungkin memerlukan pemeriksaan CVP atau PCWP jika

tidak yakin)

Periksa denyut nadi, TD (perubahan postural) dan pulsus paradoksus (penurunan tekanan sistolik

saat inspirasi)

Periksa semua kemungkinan sumber kehilangan volume (misalnya murmur [misalnya VSD baru]),

gesekan pleura (misalnya PE), tanda Kussmual (kenaikan JVP saat inspirasi menunjukkan

kontriksi/temponade perikard), sianosis, atau peningkatan laju pernapasan.

Periksa dengan teliti tanda-tanda atau sumber sepsi dan patologi abdomen (misalnya konsolidasi

paru, meningismus, abses, ruam, nyeri tekan abdomen, nyeri lepas, tahanan, dan ileus).

Periksa tanda-tanda yang sesuai dengan reaksi anafilaktik : ruam, edema oral dan laring, serta stridor.

Periksa tanda-tanda penyakit Addison : pigmentasi palmar, bukal, dan tanda-tanda penggunaan

kortikosteroid sebelumnya.

Pemeriksaan harus dilakukan dengan cepat sambil memberikan terapi antara lain :

Oksigen

Jalur intravena

Cairan intravena

Antibiotik intravena

Dan pemeriksaan penunjang yang termasuk :

EKG (dan pemantauan EKG)

Analisis gas darah (dan/atau oksimetri nadi)

Rontgen toraks

Kultur darah.

Karena masih Suspek Apendisitis Perforasi maka harus diperhatikan tanda-tanda, seperti :

Page 2: Pemeriksaan Fisik, Etiologi, Epidemiologi - Kasus 1 - Syok Sepsis

Sakit perut,

Demam tinggi,

Mual, muntah, kembung,

Tidak bisa BAB dan flatus,

Nyeri samar akibat appendisitis di bagian kanan perut bawah,

Defance muskulare,

Hipertimpani seluruh lapang abdomen perkusi

Pada Rectal Toucher didapatkan : tonus otot spincter ani menurun, mukosa licin, tidak ditemukan

massa, dan tidak ada penebalan mukosa, nyeri di semua arah, sarung tangan tidak ada lendir darah,

feses ada.

2. Etiologi :

Mayoritas dari kasus-kasus sepsis disebabkan oleh infeksi-infeksi bakteri gram negatif (-) dengan

persentase 60-70% kasus, beberapa disebabkan oleh infeksi-infeksi jamur, dan sangat jarang disebabkan

oleh penyebab-penyebab lain dari infeksi atau agen-agen yang mungkin menyebabkan SIRS. Agen-agen

infeksius, biasanya bakteri-bakteri, mulai menginfeksi hampir segala lokasi organ atau alat-alat yang

ditanam (contohnya, kulit, paru, saluran pencernaan, tempat operasi, kateter intravena, dll.). Agen-agen

yang menginfeksi atau racun-racun mereka (atau kedua-duanya) kemudian menyebar secara langsung

atau tidak langsung kedalam aliran darah. Ini mengizinkan mereka untuk menyebar ke hampir segala

sistim organ lain. Kriteria SIRS berakibat ketika tubuh mencoba untuk melawan kerusakan yang dilakukan

oleh agen-agen yang dilahirkan darah ini.

Sepsis bisa disebabkan oleh mikroorganisme yang sangat bervariasi, meliputi bakteri aerobik,

anareobik, gram positif, gram negatif, jamur, dan virus (Linda D.U, 2006)

Bakteri gram negative yang sering menyebabkan sepsis adalah E. Coli, Klebsiella Sp.

Pseudomonas Sp, Bakteriodes Sp, dan Proteus Sp.

Bakteri gram negative mengandung liposakarida pada dinding selnya yang disebut endotoksin.

Apabila dilepaskan dan masuk ke dalam aliran darah, endotoksin dapat menyebabkan bergabagi

perubahan biokimia yang merugikan dan mengaktivasi imun dan mediator biologis lainnya yang

menunjang timbulnya shock sepsis.

Organisme gram positif yang sering menyebabkan sepsis adalah staphilococus, streptococcus

dan pneumococcus. Organime gram positif melepaskan eksotoksin yang berkemampuan

menggerakkan mediator imun dengan cara yang sama dengan endotoksin.

Tidak mutlak harus ditemukan kuman di dalam darah, karena sepsis dapat. terjadi dari rangsangan

molekul atau toksin baik lokal ataupun sistemik, dengan kuman penyebab tetap berada di fokal infeksi.

Peritonitis et causa Apendisitis Perforasi.

Appendisitis adalah peradangan pada appendix veriformis. Appendicitis disebabkan oleh

penyumbatan lumen appendiks oleh fekalis/ massa keras dari feses tumor, hiperplasia folikel limfoid,

atau benda asing.

Page 3: Pemeriksaan Fisik, Etiologi, Epidemiologi - Kasus 1 - Syok Sepsis

Peritonitis adalah suatu proses inflamasi local atau menyeluruh pada peritoneum ( membrane serosa

yang melapisi rongga abdomen dan menutupi visera abdomen ) yang terjadi akibat penyebaran infeksi

dari organ abdomen, perforasi saluran cerna, atau dari luka tembus abdomen.

Patofisiologi appendicitis menjadi peritonitis :

Karena adanya obstruksi, mukus yang diproduksi tidak dapat keluar dan tertimbun di dalam lumen

appendix, sehingga produksi mucus meningkat dan tidak bisa keluar, kemudian app membesar

(membengkak), terjadi penekanan pada pembuluh darah limfe, arteri dan vena, sehingga terjadi iskemik,

menyebabkan perfusi jaringan kurangsehingga daya tahan jaringan menurun. Karena infeksi banyak

bakteri apatogen yg bertranslokasi menyebabkan mukosa teriritasi, pada app akut dibiarkan app semakin

lam asemakin membesar, menyebabkan tekanan intralumen meningkat, permeabilitas jaringan

meningkat, bakteri keluar dari appendicitis terjadi infeksi periapendicular, omentum yang menyelimuti

appendic membentuk walling off. infiltrate ( terjadi perforasi mukosa) terjadi supuratif, kemudian

menjadi iskemik sehingga terjadi nekrosis gangrenosa menjadi supurasi, jaringan mati terbentuk nanah,

walling off tidak bias tertahan lagi, pecah, pus keluar, terjadi peritonitis local, semakin banyak pus keluar

menyebabkan peritonitis umum.

3. Epidemiologi

Dalam kurun waktu 23 tahun yang lalu bakterimia karena infeksi bakteri gram negatif di AS yaitu antara

100.000-300.000 kasus pertahun, tetapi sekarang insiden ini meningkat antara 300.000-500.000 kasus

pertahun (Bone 1987, Root 1991). Syok akibat sepsis ini terjadi karena adanya respon sistemik pada

infeksi yang serius. Walaupun insiden syok sepsis ini tak diketahui namun dalam beberapa tahun terakhir

ini cukup tinggi. Hal ini disebabkan cukup banyak faktor predisposisi untuk terjadinya sepsis antara lain :

DM, sirosis hati, alkoholisme, leukemia, limfoma, keganasan, obat sitotoksis dan imunosupresan, nutrisi

parenteral dan sonde, infeksi traktur urinarius dan gastrointestinal. Di AS syok sepsis adalah penyebab

kematian yang sering di ruang ICU.