pembenihan ika mas

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan mas (cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas tertua yang sudah banyak dibudidayakan masyarakat. Berbagai teknologi pembenihan dan pembesaran sudah dilakukan dan diterapkan baik secara ekstensif dan intensif. Aktifitas perikanan budidaya adalah proses pembenihan. Pembenihan mata rantai awal kegiatan budidaya yang sangat berperan penting dalam menjamin keberlangsungan kegiatan berikutnya, yaitu pembesaran. Kegiatan pembenihan yang baik akan menghasilkan produk benih ikan yang berkualitas baik. Benih ikan yang berkualitas baik, menghasilkan pertumbuhan yang cepat dan tahan terhadap serangan penyakit, merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus disediakan. Penyedian benih bermutu merupakan salah satu kebutuhan utama dalam meningkatkan produktivitas usaha budidaya ikan air tawar. Usaha pembenihan merupakan ujung tombak keberhasilan usaha budidaya ikan air tawar. Usaha pembenihan dapat mensuplay benih terhadap usaha budidaya ikan untuk setiap musim pemeliharaan. Teknik pemijahan beberapa jenis ikan asli Indonesia telah banyak berkembang dan banyak pula diminati masyarakatnya dibandingkan dengan ikan-ikan introduksi. Usaha budidaya tidak cukup bila hanya mengandalkan benih secara alami, karena bersifat musiman seperti ikan mas (Cyprinus carpio, L) yang ditemukan hanya pada awal musim hujan. Penyediaan 1

Upload: gyan-rieza

Post on 22-Jun-2015

113 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

praktikum

TRANSCRIPT

Page 1: pembenihan ika mas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan mas (cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas tertua yang sudah banyak

dibudidayakan masyarakat. Berbagai teknologi pembenihan dan pembesaran sudah dilakukan

dan diterapkan baik secara ekstensif dan intensif. Aktifitas perikanan budidaya adalah proses

pembenihan. Pembenihan mata rantai awal kegiatan budidaya yang sangat berperan penting

dalam menjamin keberlangsungan kegiatan berikutnya, yaitu pembesaran. Kegiatan

pembenihan yang baik akan menghasilkan produk benih ikan yang berkualitas baik. Benih

ikan yang berkualitas baik, menghasilkan pertumbuhan yang cepat dan tahan terhadap

serangan penyakit, merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus disediakan. Penyedian

benih bermutu merupakan salah satu kebutuhan utama dalam meningkatkan produktivitas

usaha budidaya ikan air tawar.

Usaha pembenihan merupakan ujung tombak keberhasilan usaha budidaya ikan air

tawar. Usaha pembenihan dapat mensuplay benih terhadap usaha budidaya ikan untuk setiap

musim pemeliharaan. Teknik pemijahan beberapa jenis ikan asli Indonesia telah banyak

berkembang dan banyak pula diminati masyarakatnya dibandingkan dengan ikan-ikan

introduksi.

Usaha budidaya tidak cukup bila hanya mengandalkan benih secara alami, karena

bersifat musiman seperti ikan mas (Cyprinus carpio, L) yang ditemukan hanya pada awal

musim hujan. Penyediaan benih tidak hanya dalam jumlah yang cukup dan terus-menerus,

tetapi diperlukan mutu yang baik serta tepat sasaran.

Sejalan dengan perkembangan teknologi diberbagai bidang ilmu termasuk bidang

perikanan, budidaya ikan sedang mengarah ke berbagai budidaya intensif. Intensifikasi di

bidang perikanan menuntut adanya ketersediaan benih dalam jumlah dan mutu yang memadai

secara kontinyu. Kontinyuitas ketersediaan benih tersebut membutuhkan kegiatan

pembenihan yang intensif pula. Pembenihan yang intensif membutuhkan dukungan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Karena itu, penggalian ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

kegiatan praktikum di lapangan bagi mahasiswa perikanan.

Pemijahan salah satu kegiatan produksi benih untuk keberlangsungan kegiatan

berikutnya, mengingat perkembangan di alam mulai mengurang akibat penangkapan yang

berlebihan, maka dari itu perlu dilakukan pelestarian atau budidaya. Pemijahan ikan mas

dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : pemijahan alami (natural spawning), pemijahan semi

1

Page 2: pembenihan ika mas

buatan (induced spawning) dan pemijahan buatan (induced/artificial breeding). Pemijahan

alami dilakukan dengan cara memilih induk jantan dan betina yang benar-benar matang

gonad selanjutnya dipijahkan secara alami di bak / wadah pemijahan dengan pemberian

kakaban. Pemijahan semi buatan dilakukan dengan cara merangsang induk betina dengan

penyuntikan hormon perangsang selanjutnya dipijahkan secara alami. Pemijahan buatan

dilakukan dengan cara merangsang induk betina dengan penyuntikkan hormon perangsang

selanjutnya dipijahkan secara buatan.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum tekhnik pembenihan ikan adalah sebagai berikut:

1. Mampu membedakan antara induk ikan mas jantan dan ikan mas betina melalui

pengamatan seksualitas primer dan sekunder pada ikan.

2. Mampu mengenali induk ikan mas yang siap memijah.

3. Memahami tekhnik striping dan tekhnik pencampuran telur dan sperma ikan mas.

4. Mengetahui tekhnik inkubasi telur.

5. Mampu membedakan bentuk telur yang terbuahi dan yang tidak terbuahi

6. Mampu mengetahui dan melihat perkembangan telur sejak fertilisasi hingga

penetasan telur.

1.3 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat yang di dapat dalam pelaksanaan praktikum teknik

pembenihan ikan mas yaitu untuk dapat mengetahui dan mempraktikkan langsung tata

cara pembenihan ikan mas secara buatan.

2

Page 3: pembenihan ika mas

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Mas

Secara morfologi bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak

(compressed). Mulut berada di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktif).

Bagian ujung mulut memiliki dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi

kerongkongan (pharyngeal teeth) yang tersusun dari tiga baris gigi geraham. Secara umum,

hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik, kecuali beberapa varietas yang memiliki

sedikit sisik. Sisik ikan mas yang berukuran relatif besar digolongkan ke dalam sisik tipe

lingkaran (sikloid) dan terletak beraturan (Rochdianto, 2005).

Menurut Sutisna dan Sutarmono (1995), klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:

Filum          : Chordata

Kelas          : Pisces

Sub kelas    : Teleostei

Ordo           : Ostariophisi

Sub ordo    : Cyprinidea

Family        : Cyprinidae

Genus         : Cyprinus

Spesies       : Cyprinus carpio

Menurut Khairuman et.al (2005), tubuh ikan mas dilengkapi juga dengan sirip. Sirip

punggung (dorsal) memanjang dan bagian belakangnya berjari keras. Sementara itu, ketiga

dan keempatnya bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan sirip

perut (ventral). Sirip dubur (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung, yakni berjari keras

dan bergerigi. Garis rusuk atau gurat sisi (linea literalis) pada ikan mas berada di pertengahan

tubuh mulai dari belakang tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor.

2.2 Habitat dan Penyebaran

Di alam asli, ikan mas dapat ditemui di pinggiran sungai, danau, atau perairan tawar

lainnya yang keadaan air tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras. Meskipun ikan

mas termasuk ikan air tawar, namun tidak jarang ikan ini ditemui hidup di daerah muara

sungai yang berair payau (Djarijah, 2001).

Khairuman et.al (2005), menyatakan ikan mas dapat hidup di tempat (habitat)

perairan air tawar yang tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, misalnya di

3

Page 4: pembenihan ika mas

pinggiran sungai atau danau. Ikan ini dapat hidup baik di ketinggian 150-600 meter di atas

permukaan laut (dpl) dan pada suhu 25–300C.

Ikan mas yang dibudidayakan di areal perkolaman dapat dikawinkan sepanjang tahun

(tidak mengenal musim). Tetapi di alam aslinya misal: sungai, danau ataupun genangan air

lainnya, ikan mas memijah pada awal atau sepanjang musim penghujan. Biasanya memijah

pada perairan dangkal, setelah mengalami kekeringan musim kemarau, dan menempelkan

seluruh telurnya pada tanaman atau rerumputan di tepi perairan. Atas dasar inilah orang

kemudian beranggapan bahwa ikan mas yang akan memijah harus didahului dengan tindakan

memanipulasi lingkungan yang meliputi pengeringan kolam dan pengisian air baru. Sebagai

bahan penempel telurnya digunakan kakaban, yaitu ijuk yang dijepitkan di dua bilah bambu

(Pribadi, 2002).

2.3 Perkembangbiakan

Djarijah (2001), menyatakan di wilayah beriklim tropis, ikan mas mencapai tingkat

kedewasaan yaitu sekitar umur 1–2 tahun dengan kisaran berat antara 1,5 - 2 kg/ekor untuk

betina. Sedangkan ikan mas jantan mencapai matang kelamin relatif lebih mudah dari pada

betina yaitu 8 bulan dengan berat badan 0,5 – 0,7 kg/ekor. Proses matang kelamin ikan mas

berlangsung relatif lama dan pelan-pelan. Perkembangan gametnya sangat dipengaruhi oleh

temperatur lingkungan. Perkembangan telur dan sperma induk ikan mas yang hidup di daerah

tropis relatif lebih cepat dibandingkan dengan kawasan subtropis.

Siklus reproduksi ikan mas dimulai di dalam gonad, yaitu ovari pada ikan betina dan

testis pada ikan jantan. Dari ovari akan dihasilkan telur dan dari testis akan dihasilkan

spermatozoa. Pemijahan pada ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung

pada musim. Secara alami pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar.

Menjelang ikan mas memijah induk-induk ikan mas bersifat lebih agresif. Di alam telah

menjadi kebiasaan, sebelum memijah ikan akan mencari tempat rimbun dengan tanaman air

atau rumput-rumput yang menutupi permukaan air. Substrat-substrat tersebut dapat

merangsang pemijahan dan digunakan untuk meletakan telur-telurnya. Sifat telur ikan mas

adalah melekat pada substrat. Telur- telur ikan mas berbentuk bulat, bening, dan ukurannya

bervariasi menurut umur dan bobot induk. Diameter telur ikan mas tersebut antara 1,5 - 1,8

mm dengan bobot antara 0,17 - 0,20 mg (Kilawati, 2004).

4

Page 5: pembenihan ika mas

2.4. Pemeliharaan Induk

Keberhasilan usaha pembenihan ikan mas ditentukan oleh kualitas induk. Pemilihan

calon induk harus mempertimbangkan ras atau strain ikan yang akan dipelihara. Ciri – ciri

calon induk yang baik berbeda-beda untuk setiap ras atau strain. Secara umum ciri-ciri calon

induk yang baik sebagai berikut : Sehat, Tidak cacat, dan tidak luka. Umur induk 1.5 – 2

tahun. Sisik tersusun dengan teratur.

Sisik Penuh dan normal. Kepala relative kecil dibandingkan badan. Ukuran tubuh

relative tinggi dan panjang serta berbadan tebal, perut lebar, pangkal ekor lebar dan kuat.

Lubang dubur lebih dekat ke ekor. ( Gunadi. 2010).

Menurut Sudenda (2008), Ikan mas induk betina dapat dipijahkan setelah berumur 1.5

– 2 tahun, dengan berat mencapai 1.5 kg. Induk jantan mencapai kematangan lebih awal,

yakni sekitar 8 bulan dengan berat 0,5 kg lebih. Induk ikan jantan dan betina sebaiknya

dipelihara secara terpisah di kolam-kolam khusus. Cara ini untuk memudahkan dalam

penyeleksian ikan yang akan dipijahkan serta untuk menghindari terjadinya pemijahan liar.

Jika memungkinkan yang sudah dipijahkan juga terpisah dari yang belum dipijahkan. Induk

di pelihara terpisah, bertujuan untuk mendapatkan perkembangan gonad dengan baik. Untuk

mendapatkan induk matang gonag yang baik, kondisi lingkungan harus baik serta makanan

tersedia dengan cukup.keadaan ini dapat dicapai dengan mengatur jumlah induk yang

dipelihara disesuaikan dengan intensitas pengelolaan budidaya.

2.5. Pematangan Gonad

Keberhasilan pemijahan ikan mas sangat ditentukan oleh tingkat kematangan gonad.

Induk dipelihara dalam kolam pemeliharaan induk selama 1.5 bulan, induk biasanya sudah

mengalami kematangan gonad. Bobot induk betina 1.5 – 4 kg / ekor dan induk jantan 0.5 – 2

kg. Ciri – ciri induk betina yang sudah matang gonad antara lain bagian perutnya tampak

besar dan bergelambir jika dilihat dari atas. Perut diraba terasa lembek dan sekitar lubang

urogenitalianya tampak memerah dan keluar telur ketika diurut (striping). Induk jantan

matang kelamin ditandain dengan keluarnya sperma berwarna putih ketika diurut

urogenitalnya. (Suseno. 1999). Menurut Gunadi (2010), Ciri – ciri telur ikan mas yang sudah

matang antara lain ukurannya merata dan berwarna coklat muda atau abu – abu. Telur ikan

mas yang berkualitas rendah berwarna putih atau keputih – putihan, karena terlalu muda /

terlalu tua. Setelah pembuahan telur masih nampak jernih dan bening, berarti telur tersebut

berkembang cukup baik. Sebaliknya telur berwarna putih, pucat atau putih keruh berarti telur

5

Page 6: pembenihan ika mas

tidak menetas / mati. Selanjutnya ciri – ciri sperma ikan mas yang berkualitas unggul,

berwarna putih kekuningan, kekentalannya seperti krim susu, kisaran pH sperma 6.8 – 7.6.

2.6. Seleksi Induk

Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara

tradisional, semi intensif dan secara intensif. Dengan semakin meningkatnya teknologi

budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan telah dilaksanakan penggunaan induk –

induk yang berkualitas baik. Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung

pada kondisi alam namun manusia telah banyak menemukan kemajuan diantaranya

pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik

pembuahan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air,

teknik kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi

benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas. (Gunadi, 2010).

Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk

dipijah adalah sebagai berikut:

a. Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor,

b. Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.

c. Bentuk tubuh secara keseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus,

sehat, sirip tidak cacat.

d. Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih,

panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.

e. Sisik tersusun rapi, cerah tidak kusam.

f. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang

dibandingkan lebar/tebal ekor. (BSN, 1999).

Ciri – ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:

Betina

- Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.

- Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.

- Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.

- Bila disentuh operculumnya terasa lembut.

Jantan

6

Page 7: pembenihan ika mas

- Badan tampak langsing.

- Gerakan lincah dan gesit.

- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.

- Bila disentuh operculumnya terasa kasar.

2.7 Pemijahan Semi Buatan

Pemijahan adalah pertemuan antara ikan jantan dengan betina yang bertujuan untuk

pembuahan telur oleh sperma. Pemijahan semi buatan adalah pemijahan yang berlangsung

akibat adanya setengah campur tangan manusia, dengan menyuntikan hormon perangsang

pada induk betina. Pemijahan semi buatan di atur oleh manusia waktu untuk ikan memijah.

(Gunawan, 1999).

Pemijahan semi buatan tak sesederhana pemijahan alami. Ada satu pekerjaan yang

harus dilakukan, yaitu menyuntik atau memasukan hormon perangsang pada induk betina.

Namun tingkat keberhasilannya bisa lebih tinggi. Meski kematangan induk sulit ditentukan

secara visual, telur yang ada dalam tubuh dipaksa untuk keluar, hingga terjadi pemijahan.

Hambatan dalam produksi masih bisa ditekan. Ada beberapa kekurangan dalam pemijahan

semi buatan. Selain memerlukan satu tambahan pekerjaan, juga memerlukan biaya tambahan,

yaitu biaya untuk menyediakan hormon perangsang. Hormon perangsang cukup mahal

harganya. Untuk membeli ovaprim harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 200.000,- / botol.

Untuk membeli ikan mas harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 20.000,- / kg, (Gunadi,

2010).

2.8 Kualitas Air

Usaha pembenihan dan pendederan ikan mas dapat menggunakan air hujan, air

waduk, air sungai, mata air, air irigasi, air permukaan, air sumur terbuka, dan air sumur

pantek.

Menurut Cahyono (2001), Dari berbagai sumber air tersebut, air waduk dianggap yang

terbaik karena endapannya cukup sedikit dan kandungan oksigen serta unsur hara yang

diperlukan untuk pertumbuhan pakan alami cukup tinggi. Sementara air sumur terbuka, air

sumur pantek, atau air tanah lainnya, lebih aman dari kontaminasi biota dan penyakit, tetapi

miskin oksigen (O2) terlarut dan kandungan karbondioksidanya (CO2) cukup tinggi. Air jenis

ini harus mendapatkan perlakuan aerasi terlebih dahulu sebelum dipergunakan untuk

pembenihan dan pendederan ikan mas. (Gunadi, 2010).

7

Page 8: pembenihan ika mas

Menurut Gufhran (2007), Kualitas air atau mutu air sangat berpengaruh terhadap

kelangsungan hidup ikan dan hewan air lainnya. Kualitas air yang baik, ikan hidup dengan

baik, nafsu makan tinggi, dan tidak mudah terserang penyakit. Sebaliknya, kualitas air yang

buruk, ikan tidak dapat hidup dengan baik, nafsu makan rendah, mudah terserang penyakit,

mudah setres, dan dapat menimbulkan kematian.

2.9 Hama dan Penyakit

2.9.1 Hama

Hama dikenali juga sebagai predator atau pemangsa yang hidup di air dan di darat. Ukuran

hama lebih besar dari pada mangsanya. Jenis hama umumnya menyerang ikan mas adalah

biawak, ular, linsang, kodok dan beberapa jenis burung (misalnya burung belekok, kuntul,

dan bangau). Pengendalian hama dapat dilakukan secara mekanis, yakni membunuh langsung

hama yang ditemukan di tempat pemeliharaan ikan. Tindakan pencegahan yang bisa

dilakukan adalah memasang perangkap dan melokalisir seluruh area kolam dengan pagar

tembok sehingga hama tidak dapat masuk. (Afrianto, 1992).

Selain hama berukuran besar, ada juga sekelompok hewan air (hama) berukuran kecil

yang dapat memangsa benih ikan mas di kolam pembenihandan pendederan. Beberapa hewan

air (hama) yang sering menyerang benih ikan mas adalah ucrit, notonecta, dan kini – kini.

Pencegahan hama ucrit dilakukan dengan cara memasang saringan di pintu pemasukan air

dan padat penebarannya tidak terlalu tinggi. Hama notonecta dilakukan dengan cara

memasang saringan di pintu pemasukan air, cara lain dapat dikendalikan dengan memercik

minyak tanah kepermukaan air sebanyak 0.5 liter / 50 m2 luas permukaan air kolam.

Selanjutnya pencegahan hama kini – kini dilakukan dengan cara padat penebaran tidak terlalu

tinggi. (Muharam, 2009).

2.9.2 Penyakit

Penyebab penyakit pada ikan mas ada dua, yakni jasad hidup dan bukan jasad hidup.

Jasad hidup yang menyebabkan penyakit pada ikan adalah parasit. Parasit yang menyerang

ikan mas adalah virus, jamur, bakteri, protozoa, cacing dan udang renik. Selanjutnya

penyebab penyakit yang bukan termasuk jasad hidup adalah sifat fisika air, kimia air, dan

pakan yang kurang baik untuk pertumbuhan atau kehidupan ikan mas. (Afrianto, 1992).

Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang ikan mas yaitu:

8

Page 9: pembenihan ika mas

1. Ichthyophthirius multifillis

Penyakit ini dikenal dengan sebutan bintik putih atau white spot. Sering menyerang

ikan mas dengan cara bersarang di lapisan lendir kulit, sirip, dan lapisan insang. Ciri ikan

yang diserang white spot adalah banyak mengeluarkan lendir, tubuhnya pucat, dan

pertumbuhannya lambat. Ikan mas yang terserang penyakit ini bisa diobati dengan cara

merendam dalam larutan Methylene Blue. Jika Methylene Blue sulit didapat, bisa digantikan

dengan larutan garam dapur (NaCl) sebanyak 1 – 3 gr untuk setiap 100 ml air bersih. Lama

perendaman yang dianjurkan 5 – 10 menit dan perendaman diulang hingga 2 – 3 kali.

2. Lernea

Parasit lernea berbentuk seperti cacing dan hidup dalam tubuh ikan mas dengan cara

memasukkan kepalanya yang berbentuk jangkar ke tubuh ikan. Parasit ini mudah sekali

berkembang biak pada kondisi lingkungan yang banyak mengandung bahan organik, seperti

sisa- sisa pemupukan, sampah, dan sisi – sisa pakan. Pertumbuhan ikan mas yang terserang

lernea akan lambat dan tubuhnya menjadi kurus. Pengobatannya dengan cara merendapkan

dalam 2.5 ml larutan formalin yang dicampur dengan 100 liter air bersih. Perendaman

dilakukan selama 10 menit, selanjutnya ikan di pelihara dalam air bersih dan mengalir.

9

Page 10: pembenihan ika mas

BAB III

METODELOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilakukan pada tanggal 08 – 03 Maret 2013 yang berlokasi di Balai Benih

Ikan Jantho, Aceh Besar.

3.2 Alat dan bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah :

No

.

Alat dan Bahan Jumlah

1. Induk ikan mas betina 5 ekor

2. Induk Ikan mas Jantan 2 ekor

3. Hapa 1 unit

4. Kakaban 6 buah

5. Spet 1 unit

6. Hormon Ovaprim 1 unit

7. Baskom 1 unit

3.3 Metode Kerja

Teknik pemijahan yang digunakan pada saat praktikum adalah teknik pemijahan

buatan, dimana proses pemijahan diawali dengan penyuntikan horman ovaprim terhadap

induk betina dengan dosis 0,5 cc / kg berat induk.

Berikut adalah tahapan-tahapan yang dilakukan pada praktikum pemijahan buatan

ikan mas (ciprinus carpio), diantaranya:

Dipersiapkan wadah dan media pemijahan (hapa dan kakaban).

Diletakkan kakaban pada dasar kolam pemijahan yang ditimpa dengan batu supaya

kakaban tenggelam.

Diseleksi induk yang sudah siap pijah.

Dilakukan penyuntikan hormon ovaprim pada induk betina.

Dimasukan induk betina yang telah disuntik hormon kedalam sterofom.

10

Page 11: pembenihan ika mas

Dimasukan induk jantan yang siap pijah kedalam sterofom yang lainnya, dipisahkan

antara betina dan jantan.

Ditunggu selama 10 jam setelah dilakukan penyuntikan hormon.

Dicampurkan sperma dengan NaCl fisiologis 0,9% sebanyak 500 ml/ekor ikan jantan.

Distriping induk mas betina ke dalam baskom dengan cara mengurut pada bagian

perutnya secara perlahan.

Dimasukkan sperma kedalam telur dari hasil striping dengan mengaduk-aduk secara

perlahan hingga sperma dan telur menyatu.

Ditebarkan telur kedalam kolam pemijahan yang telah disediakan kakabannya.

Diukur parameter kualitas air (pH, suhu dan DO).

Di rendam kakaban yang sudah tertempel telur kedalam larutan malachitgren

Diukur parameter kualitas air (pH, suhu dan DO).

Dibiarkan selama 24 - 48 jam

Direndam kakaban yang sudah tertempel telur kedalam larutan malachitgren

Dihitung telur dengan menggunakan metode transec kuadrat

Di hitung panjang dan lebar kakaban nya.

3.4 Analisa data

Berikut ini adalah analisa data pada praktikum pembenihan ikan mas secara buatan di

Balai Benih Ikan Jantho Aceh Besar.

Jumlah telur perkakaban

Kakaban 1

Transek I = 220

Transek II = 85

Transek III = 73

Kakaban 2

Transek I = 121

Transek II = 85

Transek III = 330

Kakaban 3

Transek I = 180

Transek II = 105

Transek III = 78

11

Page 12: pembenihan ika mas

Kakaban 4

Transek I = 102

Transek II = 73

Transek III = 31

Kakaban 5

Transek I = 95

Transek II = 120

Transek III = 73

12

Page 13: pembenihan ika mas

Berikut perhitungan telur pemijahan ikan mas secara buatan :

Kakaban I

DIK :

Ulangan I : 220

Ulangan II: 85

Ulangan III : 73

Jadi untuk mencari rata rata yaitu : 220 + 85 +73 = 378 / 3 = 126

Luas Transek : 5 x 5 = 25 cm

Jadi 126 / 25 = 5,04 butir telur / transek

Luas kakaban : P X l

= 170 x 65

= 11.050 x 5,04

= 55.692 butir / kakaban

Jadi dalam 1 cm transek terdapat 5 butir telur

Kakaban II

DIK :

Ulangan I : 121

Ulangan II: 85

Ulangan III : 330

Jadi untuk mencari rata rata yaitu : 121 + 85 + 330 = 536 / 3 = 178,6

Luas Transek : 5 x 5 = 25 cm

Jadi 178,6 / 25 = 7,14 butir telur / transek

13

Page 14: pembenihan ika mas

Luas kakaban : P X l

= 170 x 65

= 11.050 x 7,14

= 78.897 butir / kakaban

Jadi dalam 1 cm transek terdapat 7 butir telur

Kakaban III

DIK :

Ulangan I : 180

Ulangan II: 105

Ulangan III : 75

Jadi untuk mencari rata rata yaitu : 180 + 105 + 75 = 360 / 3 = 120

Luas Transek : 5 x 5 = 25 cm

Jadi 120 / 25 = 4,8 butir telur / transek

Luas kakaban : P X l

= 170 x 65

= 11.050 x 4,8

= 53.040 butir / kakaban

Jadi dalam 1 cm transek terdapat 5 butir telur

Kakaban IV

DIK :

Ulangan I : 102

Ulangan II: 73

Ulangan III : 31

Jadi untuk mencari rata rata yaitu : 102+ 173 + 31 = 206 / 3 = 68,6

Luas Transek : 5 x 5 = 25 cm

14

Page 15: pembenihan ika mas

Jadi 68,6 / 25 = 2,74 butir telur / transek

Luas kakaban : P X l

= 170 x 65

= 11.050 x 2,74

=30.277 butir / kakaban

Jadi dalam 1 cm transek terdapat 3 butir telur

Kakaban IV

DIK :

Ulangan I : 95

Ulangan II: 120

Ulangan III : 73

Jadi untuk mencari rata rata yaitu : 95 + 120 + 73 = 288 / 3 = 96

Luas Transek : 5 x 5 = 25 cm

Jadi 96 / 25 = 3,84 butir telur / transek

Luas kakaban : P X l

= 170 x 65

= 11.050 x 2,74

=42.432 butir / kakaban

Jadi dalam 1 cm transek terdapat 4 butir telur

15

Page 16: pembenihan ika mas

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berikut ini adalah hasil dari analisa data pemijahan buatan ikan mas (Ciprinus carpio) di Balai Benih Janto :

no Kakaban Jumlah telur pertransek Jumlah telur perkakaban

1 Kakaban I 5,04 55.6922 Kakaban II 7,14 78.8973 Kakaban III 4,8 53.0404 Kakaban IV 2,74 30.2775 Kakaban V 3,84 42.432

Tabel 4.1 hasil perhitungan telur pada pemijahan buatan ikan mas

4.2 Pembahasan

Pada saat berlangsungnya praktikum Teknik Pembenihan Ikan Secara Buatan yang

dilaksanakan pada tanggal 8 sampai 10 Maret 2013 di Unit Pelaksana Teknis Daerah Budidaya

Air Tawar (UPTD_BAT) jantho, Aceh besar. Kami melakukan beberapa kegiatan untuk

melaksanakan praktikum teknik pembenihan ikan secara buatan, diantaranya adalah kegiatan

seleksi induk, persiapan kolam pemijahan, penyuntikan hormon ovaprin, pengamatan telur dan

menghitung jumlah telur dengan menggunakan metode transek.

Seleksi induk merupakan salah satu kegiatan yang sangat menentukan dalam kegiatan

pemijahan secara buatan. Kegiatan seleksi induk dilakukan untuk memilih induk - induk yang

siap dipijahkan (induk yang telah matang gonad) serta mendapatkan telur dan benih yang unggul.

Induk yang layak di pijahkan, yaitu induk yang kematangan gonadnya sudah optimal. Induk ikan

mas yang diseleksi minimal berumur 1,5 - 2 tahun. Ciri-ciri induk yang siap dipijahkan antara

lain perutnya besar apabila diraba terasa lunak, gerakannya lambat, pada ikan betina jika diurut

mengeluarkan telur, sedangkan ikan jantan mengeluarkan cairan putih.

16

Page 17: pembenihan ika mas

Persiapan kolam pemijahan dilakukan sebelum proses penyuntikan. Pada kolam yang

akan digunakan diletakkan hapa yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 3 m x 1,5 m.

Selanjutnya, ikan yang sudah siap melakukan pemijahan dimasukkan kedalam kolam kemudian

diletakkan kakaban berukuran 170 cm x 65 cm. Satu kolam pemijahan secara buatan tersebut

terdapat 5 kakaban.

Penyuntikan induk dilakukan pada pukul 11:00 wib. Sebelumnya dilakukan penimbangan

induk yang bertujuan untuk mengetahui dosis hormon ovaprin yang akan disuntikkan. Dosis

ovaprin yang digunakan adalah 0,5 cc/kg bobot tubuh induk. Jumlah induk yang digunakan pada

praktikum ini berjumlah 7 ekor, terdiri dari 5 ekor induk betina dan 2 ekor induk jantan. Hormon

ovaprin hanya disuntikkan pada induk betina dan induk jantan. Induk betina dan induk jantan

tersebut disuntik pada bagian punggung dibelakang sirip dorsal. Selanjutnya, induk yang sudah

disuntik dipindahkan ke hapa yg berbeda yang sudah disiapkan untuk menunggu matangnya

gonad selama kurun waktu 10 jam.

Setelah kedua induk ikan sudah matang gonad maka siap untuk di striping. Pertama-tama

yang di striping adalah induk jantan, setelah spermanya keluar semua kemudian dicampur

dengan NaCL. Kemudian induk betina di striping, setelah telurnya keluar semua maka dicampur

dengan sperma dan diaduk agar sperma dan telur terbuahi secara keseluruhan. Setelah itu,

ditebarkan kedalam kolam yang telah disiapkan.

Perhitungan telur dilakukan dengan metode transek. Perhitungan dengan metode tersebut,

dilakukan dengan cara acak pada kakaban – kakaban yang ditempeli telur. Perhitungan tersebut

dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan pada setiap bagian kakaban, yaitu kakaban bagian atas

dan kakaban bagian bawah. Telur – telur yang terdapat didalam transek dihitung dan dicatat

jumlahnya. Penghitungan telur tersebut bertujuan untuk mengetahui jumlah telur yang dibuahi

pada teknik pemijahan secara semi buatan.

Telur yang terdapat pada pada kakaban ke 1 sebanyak 55.692 butir, kakaban ke 2

sebanyak 78.897 butir, pada kakaban ke 3 sebanyak 53.040 butir, kakaban ke 4 sebanyak 30.277

butir, kakaban ke 5 sebanyak 42.432 butir.

Pengamatan telur dilakukan pada lab Unit Pelaksana Teknis Daerah Budidaya Air Tawar

(UPTD_BAT) jantho, Aceh besar menggunakan microscop. Pengamatan pertama dilakukan pada

17

Page 18: pembenihan ika mas

pukul 21:00 wib. Pada pengamatan pertama tersebut telur masih berbentuk seperti bulan dengan

cangkangnya yang terlihat berwarna hitam. Selanjutnya, pengamatan kedua dilakukan pada

pukul 06:00 wib, dari pengamatan tersebut tidak terlihat adanya perubahan. Kemudian pada

pukul 12:00 wib dilakukan pengamatan ketiga, dimana pada telur yang diamati mulai terbentuk

embrio, namun belum terlihat jelas. Setelah pengamatan ketiga tersebut, dilanjutkan dengan

pengamatan keempat pada pukul 18:00 wib, dimana telur yang diamati telah terbentuk mata dan

ekor. Hasil pengamatan keempat tersebut, bentuk embrio sudah terlihat jelas. Pukul 00:00 wib

dilakukan pengamatan terakhir, dipengamatan ini embrio sudah terbentuk dengan sempurna,

pembuluh darahnya mulai tampak dan bergerak aktif.

18

Page 19: pembenihan ika mas

BAB VPENUTUP

5.1 kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum tekhnik pembenihan ikan mas

secara buatan adalah sebagai berikut :1. Seleksi induk merupakan salah satu kegiatan yang sangat menentukan dalam kegiatan

pemijahan secara buatan.2. Perhitungan telur dilakukan dengan metode transek dan perhitungan dengan metode

tersebut, dilakukan dengan cara acak pada kakaban – kakaban yang ditempeli telur.3. Hormone yang digunakan untuk pemijahan ikan mas secara buatan yaitu hormone

ovaprin.4. Telur yang terdapat pada pada kakaban ke 1 sebanyak 55.692 butir, kakaban ke 2

sebanyak 78.897 butir, pada kakaban ke 3 sebanyak 53.040 butir, kakaban ke 4 sebanyak 30.277 butir, kakaban ke 5 sebanyak 42.432 butir.

19

Page 20: pembenihan ika mas

DAFTAR PUSTAKA

Dharijah, 2001. Pembenihn Ikan Air Tawar. Kanisius, Yokyakarta.

Gunadi, 2010. Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Mas. Kanisius. Yogyakarta.

Khairutman, 2005. Perikanan Indonesia. PT.Cipta Sari Grafika, Bandung.

Kilawati, 2004. Budidaya ikan air tawar,Kanisius,Yogyakarta

Pribadi, 2002. Pembenihan ikan mas, Kanisius,Yogyakarta

Rochdianto, 2005. Budidadaya Air Tawar. Kanisius. Yogyakarta

Suseno, Djoko. 1999. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sustina dan Sutarmono, 1995. Dunia Ikan. Armico, Bandung

20