pembelajaran fisika dengan ctl melalui media pembelajaran animasi dan ... · perpustakaan.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN CTL MELALUI MEDIAPEMBELAJARAN ANIMASI DAN KIT IPA DITINJAU
DARI GAYA BELAJAR DAN MOTIVASIBERPRESTASI SISWA
(Studi Kasus Materi Suhu dan Kalor Pada Siswa Kelas X SMANegeri 1 Masbagik Tahun Pelajaran 2010/2011)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan MencapaiDerajat Magister
Program Studi Pendidikan SainsMinat Utama: Pendidikan Fisika
Oleh:
TARPIN JUANDIS831002034
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
NAMA : Tarpin Juandi
NIM : S831002034
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis saya berjudul “Pembelajaran
Fisika Dengan CTL Melalui Media pembelajaran animasi dan KIT IPA
Ditinjau Dari Gaya Belajar dan Motivasi Berprestasi Siswa (Studi Kasus
Materi Suhu dan Kalor Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Masbagik Tahun
Pelajaran 2010/2011)” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan
karya saya dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar
pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti peryataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang
saya peroleh melalui tesis tersebut.
Surakarta, Mei 2011
Yang membuat pernyataan
Tarpin Juandi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT.
yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga tesis dengan judul
“Pembelajaran Fisika Dengan CTL Melalui Media pembelajaran Animasi dan
KIT IPA Ditinjau dari Gaya Belajar dan Motivasi Berprestasi Siswa” dapat
diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan
untuk mencapai gelar magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Tesis ini disusun atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu kami mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D. selaku Direktur Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bantuan berupa fasilitas dan
kelancaran dalam menempuh pendidikan program pascasarjana.
2. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sains Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus sebagai
pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan dan
pemikiran yang berharga dalam penyusunan tesis ini.
3. Dra. Suparmi, M.A, Ph.D. sebagai pembimbing II yang telah mencurahkan
segenap perhatian beliau dalam proses bimbingan.
4. Segenap dosen Pascasarjana Program Studi Pendidikan Sains yang telah
memberikan bimbingan selama diperkuliahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
5. Temam-teman mahasiswa Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret yang selalu memberikan motivasi dan masukan.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat kekurangan. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sagat diharapkan guna perbaikan
selanjutnya. Pada akhirnya semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi
siapa saja terutama bagi penulis.
Surakarta, Mei 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOT TO
Hidup adalah Pengabdian,
Sesungguhnya Allah tidak membebani urusan kepada suatu kaum apabila
mereka tidak mampu melaksanakannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Tesis ini kupersembahkan kepada:
Kedua orang tua dan mertua tercinta
Ayahanda, H. Seridahim dan ibunda, Mari’un serta mertua, Hj. Siti Fatimah
Istriku tersayang Sinawati
Adik-adiku yang ku banggakan
Khumairi Hamzah dan Ilhamuddin
Semua keluarga dan guru-guruku yang terhormat dimana saja berada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRAK
Tarpin Juandi. S831002034. “Pembelajaran Fisika Dengan CTL MelaluiMedia pembelajaran animasi dan KIT IPA Ditinjau Dari Gaya Belajardan Motivasi Berprestasi Siswa” (Studi Kasus Materi Suhu dan Kalor padaSiswa Kelas X SMA Negeri 1 Masbagik Tahun Pelajaran 2010/2011). Tesis.Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana, Universitas SebelasMaret. Pembimbing: 1) Prof. Dr. H. Whida Sunarno, M.Pd, 2) Dra. Suparmi,M.A, Ph.D. Surakarta. 2011.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Pengaruh penggunaanmedia pembelajaran animasi dan KIT IPA terhadap prestasi belajar siswa.(2) Pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi belajarsiswa. (3) Pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasibelajar siswa. (4) Interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPAdengan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa. (5) Interaksi antaramedia pembelajaran animasi dan KIT IPA dengan motivasi berprestasiterhadap prestasi belajar siswa. (6) Interaksi antara gaya belajar denganmotivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa. (7) Interaksi antaramedia pembelajaran animasi dan KIT IPA, gaya belajar, dan motivasiberprestasi terhadap prestasi belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, populasi penelitianadalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Masbagik tahun pelajaran2010/2011, sejumlah tujuh kelas. Sampel penelitian ditentukan denganteknik cluster random sampling yang terdiri dari dua kelas. Satu kelaseksperimen I dengan media pembelajaran animasi dan satu kelas eksperimenII dengan KIT IPA. Pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk ranahkognitif, observasi untuk ranah afektif dan angket untuk gaya belajar danmotivasi berprestasi. Uji hipotesis penelitian menggunakan anava dengandesain faktorial 2 x 2 x 2.
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: (1) Tidak terdapatpengaruh penggunaan media pembelajaran animasi dan KIT IPA terhadapprestasi belajar siswa. (2) Tidak terdapat pengaruh gaya belajar visual dankinestetik terhadap prestasi belajar siswa. (3) Tidak terdapat pengaruhmotivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. (4)Tidak terdapat interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPAdengan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa. (5) Tidak terdapatinteraksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA dengan motivasiberprestasi terhadap prestasi belajar siswa. (6) Tidak terdapat interaksi antaragaya belajar dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa. (7)Tidak terdapat interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA,gaya belajar, dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa.
Kata kunci: CTL, Animasi, KIT IPA, Gaya Belajar, Motivasi Berprestasi, PrestasiBelajar, Suhu dan Kalor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
ABSTRACT
Tarpin Juandi. S831002034. “Physics Learning Using CTL ThroughAnimation and Science KIT Media Overviewed From Learning Styeland Students’ Achievement Motivation” (A case study of heat andtemperature for 10th grade students SMA Negeri 1 Masbagik academic yearof 2010/2011). Thesis. Science Education Program, Post Graduate Program,Sebelas Maret University. Advisors: 1) Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd, 2)Dra. Suparmi, M.A, Ph.D., Surakarta, 2011.
The purposes of this research were to know: (1) the effect ofanimation learning and science KIT media toward students’ achievement.(2) The effect of visual and kinesthetic toward students’ achievement. (3)The effect of high achievement motivation and low achievement motivationtoward students’ achievement. (4) The interaction between animationlearning and science KIT media with learning styel toward students’achievement. (5) The interaction between the animation learning and scienceKIT media with the achievement motivation toward students’ achievement.(6) The interaction between learning styel and achievement motivationtoward students’ achievement. (7) The interaction among animation learningand science KIT media, learning styel, and achievement motivation towardstudents’ achievement.
The method of this research used experimental method, thepopulation was all students in 10th grade SMA Negeri 1 Masbagik academicyears 2010/2011, consisted of seven classes. The sample was taken by usingcluster random sampling consisting of two classes. The first class was treatedusing animation media and the second class was treated using science KIT.The data was using test technique for cognitive achievement, observation foraffective, and questionnaires for Learning Styel and achievement motivation.Hypotheses were tested using ANOVA with 2 x 2 x 2 factorial design.
From the data analysis could be concluded that: (1) There was noeffect of the use animation learning and science KIT media toward students’achievement. (2) There was no effect of visual and kinesthetic towardstudents’ achievement. (3) There was no effect of high achievementmotivation and low achievement motivation toward students’ achievement.(4) There was no interaction between animation learning and science KITmedia with learning styel toward students’ achievement. (5) There was nointeraction between animation learning and science KIT media withachievement motivation toward students’ achievement. (6) There was nointeraction between learning styel with achievement motivation towardstudents’ achievement. (7) There was no interaction among animationlearning and science KIT media, learning styel, and achievement motivationtoward students’ achievement.
Key words: CTL, Animation, science KIT, Learning Styel, Achievement Motivation,Student Achievement, Heat and Temperature.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
MOTTO ........................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN......................................................................................... viii
ABSTRAK .................................................................................................... ix
ABSTRACT .................................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 9
D. Perumusan Masalah............................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 10
F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori......................................................................................... 12
1. Hakikat Fisika.................................................................................. 12
2. Belajar dan Pembelajaran ................................................................ 13
3. Teori Belajar .................................................................................... 16
4. Contextual Teaching and Learning (CTL) ...................................... 22
5. Media Pembelajaran ........................................................................ 26
6. Media Pembelajaran Animasi.......................................................... 28
7. KIT IPA ......................................................................................... 30
8. Gaya Belajar .................................................................................... 33
9. Motivasi Berprestasi ....................................................................... 36
10. Prestasi Belajar .............................................................................. 42
11. Materi Pembelajaran...................................................................... 44
B. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 50
C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 53
D. Hipotesis .............................................................................................. 58
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 59
B. Populasi dan Sampel............................................................................ 60
C. Metode Penelitian ................................................................................ 60
D. Variabel dan Rancangan Penelitian..................................................... 61
E. Teknik Pengambilan Data.................................................................... 65
F. Instrumen Penelitian............................................................................. 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
G. Uji Coba Instrumen Pengambilan Data ............................................... 67
H. Teknik Analisis Data ........................................................................... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ..................................................................................... 78
1. Data Gaya Belajar............................................................................ 78
2. Data Motivasi Berprestasi................................................................ 79
3. Preatasi Belajar Aspek Kognitif ...................................................... 80
B. Uji Prasyarat Analisis .......................................................................... 88
1. Uji Normalitas ................................................................................. 88
2. Uji Homogenitas .............................................................................. 89
C. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 90
D. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................... 92
E. Keterbatasan Penelitian........................................................................ 103
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan.......................................................................................... 105
B. Implikasi ............................................................................................. 109
C. Saran-Saran.......................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 113
LAMPIRAN-LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Koefisien Muai Panjang Beberapa Zat Pada Suhu Kamar....................... 45
Tabel 2.2 Kalor Jenis Beberapa Jenis Benda ........................................................... 47
Tabel 3.1 Jadwal Rencana Penelitian............................................................ 59
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian.................................................................... 64
Tabel 3.3 Klasifikasi Validitas Item.............................................................. 68
Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen ................................... 68
Tabel 3.5 Interpretasi koefesien Korelasi...................................................... 70
Tabel 3.6 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................... 71
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda Soal .................................................... 72
Tabel 3.8 Item Soal Pengambilan Data Berdasarkan Penghitungan Daya
Pembeda ...................................................................................... 72
Tabel 3.9 Klasifikasi Indeks Kesukaran........................................................ 73
Tabel 3.10 Instrumen Prestasi Kogniti Berdasarkan Penghitungan Indeks
Kesukaran Soal ............................................................................... 73
Tabel 3.11 Tata Letak Data........................................................................... 77
Tabel 4.1 Rangkuman Gaya Belajar Siswa................................................... 79
Tabel 4.2 Rangkuman Data Motivasi Berprestasi Siswa .............................. 79
Tabel 4.3 Rangkuman Data Prestasi Belajar Kognitif Siswa........................ 80
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek Kognitif
Kelompok Eksperimen I............................................................... 81
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek Kognitif
Kelompok Eksperimen II.............................................................. 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Tabel 4.6 Rangkuman Data Prestasi Kognitif Siswa Berdasarkan Kategori
Gaya Belajar ................................................................................. 83
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Kognitif Siswa Berdasarkan
Kategori Gaya Belajar Visual....................................................... 83
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Kognitif Siswa Berdasarkan
Kategori Gaya Belajar Kinestetik................................................. 84
Tabel 4.9 Rangkuman Data Prestasi Kognitif Siswa Berdasarkan
Kategori Motivasi Berprestasi ...................................................... 85
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Kognitif Siswa Berdasarkan
Kategori Motivasi Berprestasi Tinggi ........................................ 85
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Kognitif Siswa Berdasarkan
Kategori Motivasi Berprestasi Rendah....................................... 86
Tabel 4.12 Rangkuman Data Prestasi Kognitif Siswa Berdasarkan Kategori
Gaya Belajar pada Kelompok Eksperimen I dan II .................... 86
Tabel 4.13 Rangkuman Data Prestasi Kognitif Siswa Berdasarkan Kategori
Motivasi Berprestasi pada Kelompok Eksperimen I dan II........ 87
Tabel 4.14 Rangkuman Data Prestasi Kognitif Siswa Berdasarkan Kategori
Gaya Belajar dan Motivasi Berprestasi pada Kelompok
Eksperimen I dan II .................................................................... 87
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas ................................................................... 88
Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas................................................................ 89
Tabel 4.17 Rangkuman Uji Anava................................................................ 91
Tabel 4.18 Hasil Pengujian Hipotesis ........................................................... 91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Histogram Prestasi Belajar Kognitif Kelompok Eksperimen I 81
Gambar 4.2 Histogram Prestasi Belajar Kognitif Kelompok Eksperimen II 82
Gambar 4.3 Histogram Prestasi Kognitif Berdasarkan Kategori Gaya Belajar
Visual ....................................................................................... 83
Gambar 4.4 Histogram Prestasi Kognitif Berdasarkan Kategori Gaya Belajar
Kinestetik ................................................................................. 84
Gambar 4.5 Histogram Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan Kategori
Motivasi Berprestasi Tinggi..................................................... 95
Gambar 4.6 Histogram Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan Kategori
Motivasi Berprestasi Rendah ................................................... 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 01 Silabus Mata Pelajaran Fisika.................................................. 116
Lampiran 02 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Eksperimen I....... 122
Lampiran 03 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Eksperimen II ..... 134
Lampiran 04 Lembar Kerja Siswa (KIT IPA ).............................................. 146
Lampiran 05 Lembar Kerja Siswa (Animasi) ............................................... 159
Lampiran 06 Kisi-Kisi Soal Fisika Materi Suhu dan Kalor......................... 171
Lampiran 07 Soal Uji Kognitif Materi Suhu dan Kalor................................ 172
Lampiran 08 Kisi-Kisi Angket Gaya Belajar Fisika ..................................... 179
Lampiran 09 Angket Gaya Belajar Fisika..................................................... 182
Lampiran 10 Kisi-Kisi Angket Motivasi Berprestasi ................................... 188
Lampiran 11 Angket Motivasi Berprestasi ................................................... 189
Lampiran 12 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Gaya Belajar................ 195
Lampiran 13 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi Berprestasi.... 197
Lampiran 14 Uji Instrumen Tes Kognitif ..................................................... 199
Lampiran 15 Data Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen I dan II ............. 201
Lampiran 16 Data Prestasi Kognitif Kategori Gaya Belajar......................... 203
Lampiran 17 Data Prestasi Kognitif Kategori Motivasi Berprestasi ............ 205
Lampiran 18 Uji Normalitas ......................................................................... 207
Lampiran 19 Uji Homogenitas dan Anava ................................................... 210
Lampiran 20 Dokumentasi Penelitian........................................................... 211
Lampiran 21 Surat Ijin Penelitian ................................................................. 213
Lampiran 22 Surat Keterangan Pengujian Istrumen ..................................... 214
Lampiran 22 Surat Keterangan Penelitian .................................................... 215
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan yang fitrah bagi manusia, dengan
pendidikan manusia dapat mengembangkan dan memanfaatkan potensi yang telah
diberikan oleh sang pencipta kepadaya. Di Indonesia telah di terapkan pendidikan
pada berbagai lini dan tingkatan mulai dari pendidikan anak usia dini sampai tingkat
perguruan tinggi, inilah salah satu wujud komitmen pemerintah untuk
menyelenggarakan pendidikan wajib belajar sembilan tahun sebagaimana yang
tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar
memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan efisiensi
manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah
dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, harus memperhatikan prinsip
penyelenggaraannya. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan
sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas
peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan,
yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi
agar terlaksana secara efektif dan efisien.
Di lingkungan sekolah, guru adalah orang yang memengang peranan cukup
besar. Guru sebagai tenaga profesional harus memiliki kemandirian dalam seluruh
kegitan pendidikan baik dalam jalur sekolah maupun luar sekolah. Dalam tingkatan
operasional, guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya
pada tingkat institusional, instruksional, dan eksperiensial (Surya, 2005: 142). Guru
merupakan sumberdaya manusia yang mampu membawa pengaruh terhadap peserta
didik. Berdasarkan PP No 74 Tahun 2008 setidaknya ada 5 tugas guru yaitu:
Merencanakan pembelajaran, Melaksanakan pembelajaran, Menilai hasil
pembelajaran, Membimbing dan melatih peserta didik, dan Melaksanakan tugas
tambahan. Tugas berat yang diemban oleh guru menyebabkan ia menjadi tolak ukur
keberhasilan dalam pendidikan.
Namun demikian, bangsa ini masih dilanda dengan berbagai masalah
pendidikan nasional, tidak cukup bicara pada tatanan pembelajaran tetapi jauh lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
luas dari itu. Mulai dari kualitas lulusan yang rendah dalam segala asfek sampai
pengelolaan sistem pendidikan yang tidak berorientasi pada pembangunan nasional,
sebagaimana yang diungkapkan oleh Tilaar dalam E. Mulyasa (2008: 6) mengatakan
“tujuh masalah pokok sistem pendidikan nasional yaitu: menurunnya akhlak dan
moral peserta didik, pemerataan kesempatan belajar, masih rendahnya efisiensi
internal sistem pendidikan, status kelembagaan, manajemen pendidikan yang tidak
sejalan dengan pembangunan nasional, dan sumber daya yang belum profesional”.
Realitas pendidikan Indonesia kenyataannya demikian, pendidikan yang
diamanatkan oleh undang-undang seperti yang telah disebutkan di atas masih jauh
dari kesempurnaan. kebanyakan guru masih belum mengimplementasikan tugasnya
sebagai pendidik dengan maksimal, mulai dari merencanakan pembelajaran sampai
melaksanakan tugas tambahan. Salah satu akibat dari kelemahan tersebut adalah
rendahnya kompetensi yang dimiliki siswa baik dalam tataran konsep maupun
aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Fisika adalah salah satu mata pelajaran yang berkaitan dengan produk,
proses, dan sikap. Seorang guru harus memperhatikan ketiga komponen ini sebagai
satu hirarki pembelajaran, menekankan aktivitas pembelajaran pada siswa sebagai
proses pencarian konsep-konsep ilmu pengetahuan, mengembangkan sikap ilmiah
siswa, menjadi fasilitator yang baik, menjadi teladan dalam bersikap sebagai aplikasi
hasil pembelajaran yang telah dilakukan/diketahui. Tetapi faktanya, pembelajaran
tidak lebih dari proses transformasi pengetahuan dari guru kepada peserta didik.
Kelemahan guru dalam melaksanakan pembelajaran diantaranya, kurang
menerapkan pembelajaran yang berbasis pada aktivitas siswa, kurang memanfaatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
fungsi media dalam pembelajaran/malas membuat media pembelajaran yang
menarik, kurang mengembangkan sikap ilmiah siswa, pembelajaran selalu dilakukan
di dalam kelas. Untuk melaksanakan komponen fisika (produk, proses, dan sikap)
dituntut kreativitas pendidik yang tinggi sehingga dapat mendesain pembelajaran
mencakup ketiga komponen tersebut. Setidaknya dibutuhkan media baik berbasis
komputer maupun riil untuk menerapkan ketiga komponen tersebut dalam
pembelajaran. Sulitnya membuat media pembelajaran berbasis komputer membuat
guru enggan melakukan pembelajaran dengan media ini, jika mengandalkan alat-alat
praktikum, jumlahnya terbatas, harganya mahal, resiko kecelakaan lebih besar dan
lain sebagainya. Dengan berbagai alasan tersebut dilakukanlah pembelajaran yang
gampang dilaksanakan seperti, ceramah, mencatat diskusi, dan latihan.
Pembelajaran fisika dapat menggunakan berbagai macam model dan media
pembelajaran, seperti: CTL, cooperative learning, problem based instruction, direc
instruction, media pembelajaran animasi, komik, video interaktif, modul, LKS, film,
dan lain sebagainya. Pemilihan dan penggunaan model dan media pembelajaran
harus memiliki relevansi dengan materi pelajaran, agar ketiga komponen fisika
dalam pembelajaran fisika dapat terakumulasi dengan utuh. Ketidaktepatan dalam
menyusun perangkat pembelajaran dapat berdampak negatif terhadap prestasi belajar
siswa baik menyangkut konsep, proses maupun sikap. Prestasi belajar siswa tidak
hanya dipengaruhi oleh faktor ekternal tetapi juga dipengaruhi oleh faktor internal
siswa seperti: penglihatan, pendengaran, motivasi belajar, intelegensi, emosi,
kreatifitas dan lain sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Guru sebaiknya menyusun perangkat pembelajaran yang sesuai metode,
model, pendekatan, tujuan serta relevan dengan materi pembelajaran. Dalam
penelitian ini materi yang akan dibahas adalah suhu dan kalor, materi suhu dan kalor
banyak ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun demikian, siswa tidak
belajar langsung dari lapangan tetapi materi suhu dan kalor akan dipelajari dengan
menggunakan media pembelajaran animasi dan KIT IPA. Penggunaan media
pembelajaran animasi bertujuan untuk memberikan gambaran lebih mendetail dan
rill terhadap materi pelajaran, karena disamping memiliki konsep-konsep yang
konkrit, pada materi suhu dan kalor juga terdapat konsep-konsep yang bersifat
absrtak. Sedangkan penggunaan KIT IPA bertujuan untuk mengaplikasikan secara
sederhana konsep-konsep suhu dan kalor yang banyak diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari agar siswa lebih memahami konsep dari aplikasi tersebut.
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, bahwa prestasi belajar siswa juga
dipengaruhi oleh faktor internal siswa. Salah satu faktor tersebut adalah gaya belajar
dan motivasi. Siswa memiliki perbedaan dalam menyerap dan mengelola informasi
yang disampaikan oleh guru, perbedaan inilah yang disebut gaya belajar. Gaya
belajar adalah cara seseorang untuk lebih mudah menangkap dan mengelola
informasi. Disebutkan dalam artikel ilmiah dari Cisco System (2008) bahwa “rata-
rata kemampuan orang menyerap informasi adalah 10% dari membaca, 20% dari
mendengar, 30% dari melihat, 50% dari melihat dan mendengar, 70% dari yang
diucapkan, dan 90% dari yang diucapkan dan lakukan”. Data di atas menggambarkan
betapa pentingnya menemukan cara belajar yang baik dan memaksimalkan fungsi
indra dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Berdasarkan penelitian, gaya belajar siswa terindikasi dalam tiga kategori
yaitu: gaya belajar visual, gaya belajar auditori, dan gaya belajar kinestetik (Merlot
Journal; vol 3, no. 4, 2007: 449). Pelajar visual baik belajar dengan melihat gambar,
grafik, slides, demonstrasi, film dan lain-lain. Pelajar auditori senang belajar melalui
mendengarkan orang lain berbicara dan mendengarkan rekaman suara. Pelajar
kinestetik, pelajar yang paling baik belajar melalui sentuhan dan gerakan.
Berdasarkan mata pelajaran, bahan ajar yang akan dibahas dan media pembelajaran
yang akan digunakan maka sangat penting untuk memperhatikan gaya belajar siswa.
Begitu juga dengan motivasi, Motivasi sangat dibutuhkan untuk
menimbulkan semangat yang tinggi dalam belajar. A. Kosasih (2007: 34)
mengemukakan bahwa “motivasi adalah suatu proses psikologis yang mencerminkan
interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri
seseorang”. Sedangkan menurut Hamzah B. Uno (2006: 3) menyatakan bahwa
“motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk
melakukan aktivitas tertentu demi untuk mencapai tujuan tertentu”. McCullag dan
Willson menyatakan bahwa “ motivasi yang tinggi akan membuat belajar semakin
bersemangat, penampilan, pemaknaan, dan ketekunan dalam berolahraga” (Artikel
ilmiah, 2005: 1). Berdasarkan definisi di atas seseorang akan lebih maksimal dalam
belajarnya jika sesuai dengan gaya belajar yang dimilikinya ketika mimiliki motivasi
yang tinggi.
Semangat kompetisi harus selalu ditumbuhkan dalam diri siswa agar timbul
obsesi untuk menjadi yang terbaik. Dengan demikian siswa selalu memanfaatkan
waktunya untuk belajar, karena ia menyadari bahwa dirinya dalam kompetisi. Jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
semangat kompetisi sudah ada dalam diri siswa maka motivasi berprestasi dengan
sendirinya tumbuh dan menjadi karakter pada siswa, prestasi belajar merupakan hasil
pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan
sikap sebagai hasil proses pembelajaran. Menurut taksonomi Bloom dan kawan-
kawan dalam Winkel (1996) hasil belajar meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif,
psikomotor, dan afektif.
Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran dalam penelitian ini dirancang
dengan menggunakan model CTL melalui media pembelajaran animasi dan KIT IPA
yang dilengkapi LKS, model CTL memiliki tujuh komponen yaitu: konstruktivisme,
inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya
(Trianto, 2007: 105-106). Pemilihan CTL sebagai model dalam penelitian ini
didasarkan atas karakteristik materi suhu dan kalor, materi suhu dan kalor banyak
dijumpai oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, dengan demikian diharapkan siswa
dapat menghubungkan pengalaman yang telah didapatkan dengan konsep-konsep
yang dipelajari.
B. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa
masalah yang terkait dengan penelitian ini yaitu:
1. Prestasi belajar fisika siswa masih rendah (rerata kelas diwabah KKM) khususnya
di sekolah SMA Negeri 1 Masbagik.
2. Profesionalisme tenaga pendidik belum dipahami secara sungguh-sungguh oleh
guru, padahal merupakan salah satu syarat utama dalam mencapai pembelajaran
yang berkualitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
3. Hakikat fisika sebagai produk, proses, dan sikap belum diterapkan pada
pembelajaran fisika di SMA Negeri 1 Masbagik. Pembelajaran masih berorientasi
pada tujuan kognitif.
4. Banyak model dan media pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaran fisika seperti; CTL, cooperative learning, problem based
instruction, direc instruction, media pembelajaran animasi, komik, video
interaktif, modul, film, dan lain sebagainya.
5. Sulitnya membuat/menciptakan media pembelajaran sering menjadi kendala
dalam melakukan pembelajaran yang berbasis pada aktifitas siswa.
6. Beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa seperti: gaya belajar,
kretifitas, sikap ilmiah, motivasi, perhatian orang tua, kondisi sosial budaya
tempat siswa tinggal, namun faktor-faktor tersebut belum diperhatikan secara
serius oleh guru.
7. Guru cenderung memberikan penilaian pada aspek kognitif saja, padahal pada
pelajaran fisika seharusnya penilaian mencakup aspek kognitif, psikomotor dan
afektif
8. Materi pembelajaran fisika pada kelas X diantaranya: gerak melingkar,
dinamikan dan hukum Nowton, gelombang dan optik, suhu dan kalor, listrik
dinamis. Materi-materi tersebut diajarkan masih menggunakan sistem
konvensional.
9. Ada beberapa materi pembelajaran fisika bersifat abstrak sehingga menyebabkan
siswa kesulitan untuk menyelidiki dan memahami bahan ajar tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
C. Pembatasan Masalah
Untuk mengarahkan penelitian ini supaya lebih fokus pada permasalahan
yang diteliti maka perlu adanya pembatasan masalah. Mengacu pada indentifikasi
masalah di atas penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah CTL dengan media pembelajaran
animasi dan KIT IPA yang dilengkapi LKS.
2. Foktor internal siswa dibatasi pada gaya belajar (visual, kinestetik) dan motivasi
berprestasi (tinggi, rendah).
3. Prestasi belajar fisika siswa yang diukur, dibatasi pada aspek kognitif dan aspek
afektif.
4. Materi pembelajaran dibatasi pada pokok bahasan suhu dan kalor.
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini secara umum yaitu “apakah terdapat
pengaruh penggunaan media pembelajaran animasi dan KIT IPA terhadap prestasi
belajar siswa jika dilihat dari gaya belajar dan motivasi berprestasi siswa?”. Secara
rinci dijabarkan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran animasi dan KIT IPA
terhadap prestasi belajar siswa?
2. Apakah terdapat pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi
belajar siswa?
3. Apakah terdapat pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi
belajar siswa?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
4. Apakah terdapat interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA
dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa?
5. Apakah terdapat interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA
dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa?
6. Apakah terdapat interaksi antara gaya belajar dengan motivasi berprestasi
terhadap prestasi belajar siswa?
7. Apakah terdapat interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA, gaya
belajar, dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diajukan maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh penggunaan media pembelajaran animasi dan KIT IPA terhadap
prestasi belajar siswa.
2. Pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa.
3. Pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.
4. Interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA dengan gaya belajar
terhadap prestasi belajar siswa.
5. Interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA dengan motivasi
berprestasi terhadap prestasi belajar siswa.
6. Interaksi antara gaya belajar dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi
belajar siswa.
7. Interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA, gaya belajar, dan
motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik secara teoritis maupun
praktis.
1. Manfaat teoritis:
a. Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam mendukung
teori-teori yang telah ada sehubungan dengan masalah yang diteliti.
b. Dengan memanfaatkan potensi yang ada diharapkan dapat mendorong
fenomena penerimaan sains pada masyarakat dan menumbuhkan kreativitas.
c. Hasil penelitian ini bisa dijadikan referensi bagi peneliti yang ingin melakukan
penelitian yang terkait.
2. Manfaat Praktis
a. Masukan kepada guru maupun tenaga kependidikan lainnya agar lebih
mencermati dalam menentukan metode, model, maupun media pembelajaran
sehingga mencapai tujuan dengan baik.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakuan preoses
pembelajaran.
c. Hasil penelitian ini dapat menjadi inspirasi bagi peneliti lain untuk melakukan
pengembangan penelitian yang sejenis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR,
DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Hakikat Fisika
Fisika merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam atau
dikenal dengan sains. Pengertian fisika menurut Brockhaus dalam Frietz Siemsen,
dkk (1986: 3) adalah “pelajaran tentang kejadian alam yang memungkinkan
penelitian dengan percobaan, pengukuran apa yang didapat, penyajian secara
matematis dan berdasarkan peraturan-peraturan umum”. Definisi ini memberi
pengertian bahwa fisika merupakan cabang pengetahuan yang dibangun berdasarkan
pengamatan dan klasifikasi data, biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-
hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan
analisis data terhadap gejala-gejala alam. Dengan demikian, pada hakikatnya fisika
merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang terdiri dari fakta, konsep,
prinsip, teori, dan hukum yang teruji kebenarannya melalui suatu rangkaian kegiatan
dengan metode ilmiah.
Bradt dan Dehmen (1977) menyatakan “fisika merupakan suatu uraian
tentang semua kejadian fisikalis yang berdasarkan hukum dasar (Druxes et al. 1980
:3). Uraian tentang peristiwa-peristia diperoleh berdasarkan metode ilmiah yang
dikembangkan dari prinsip, teori, hukum sebelumnya. Proses selanjutnya juga
demikian, sehingga fisika/ilmu pengetahuan mengalami perkembangan. Piaget
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
mengelompokkan ilmu fisika sebagai pengetahuan fisis. “Pengetahuan fisis adalah
pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu objek atau kejadian dalam bentuk, besar
kekasaran, berat serta bagaimana objek-objek itu berinteraksi satu dengan yang
lainnya” (Paul Suparno, 1997: 12). Ilmu fisika merupakan sesuatu yang berkaitan
dengan objek nyata, sifat-sifat objek tersebut dapat diketahui dari
pengamatan/penyelidikan dan saling berinteraksi satu sama lain berdasarkan hukum
alam yang berlaku.
Fisika terdiri dari proses, produk, dan sikap. Proses fisika merupakan upaya
pengumpulan dan penggunaan bukti untuk menguji dan mengembangkan gagasan
dengan metode ilmiah yang terdiri dari; merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data, mengolah data, dan membuat kesimpulan. Produk
merupakan konsep-konsep yang dihasilkan dari proses yang telah dilakukan seperti;
konsep suhu dan kalor, besaran dan satuan, gelombang dan optik, kelistrikan,
mekanika, dan lain sebagainya. Sedangkan sikap merupakan prilaku yang
ditunjukkan oleh seseorang sebagaimana layaknya saintis seperti; berpikir logis,
kritis, rasa ingin tahu yang tinggi, jujur, objektif, tekun, dan lain-lain. Suatu teori
pada mulanya berupa gagasan imajinatif dan gagasan itu akan tetap sebagai gagasan
imajinatif selama belum bisa menyajikan sejumlah bukti yang mendukung gagasan
tersebut.
2. Belajar dan Pembelajaran
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, sejak keberadaannya
di muka bumi manusia secara kontinue selalu dalam proses pendidikan. Sekolah
sebagai lembaga formal tempat dilaksanakannya pendidikan menjadi keharusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
untuk diadakan, karena ia adalah simbol adanya pendidikan dalam perspektif
modern. Di sekolah, kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok,
bahkan secara ekstrim bisa dikatakan tidak ada pendidikan tanpa proses
pembelajaran. Beberapa definisi pembelajaran dikemukakan oleh pakar diantaranya
sebagai berikut.
Walter Dick Lou Carey dalam Benny A. Pribadi (2009: 11) mendefinisikan
pembelajaran sebagai ”rangkaian peristiwa atau kegiatan yang disampaikan secara
terstruktur dan terencanan dengan menggunakan sebuah atau beberapa jenis media”.
Selanjutnya, pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan
oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik
atau murid (Saiful Sagala, 2008: 61). Berarti dalam pembelajaran terjadi interaksi
antara guru dan siswa yang saling menguntungkan, mengarahkan, membimbing,
memberi masukan, dan mengevaluasi dengan bantuan sebuah atau beberapa jenis
media. Jika diperhatikan ada dua kata kunci dalam pembelajaran yaitu belajar dan
mengajar. Berikut diuraikan pengertian belajar dan mengajar manurut beberapa ahli.
Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu didapatkannya kecakapan
baru yang disebabkan oleh usaha (Sumadi Suryabrata, 2004: 232). Perubahan dalam
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, perubahan-perubahan tersebut teraktualisasi dalam seluruh
aspek tingkah laku. Sedangkan menurut Margono dalam Ngalim Purwanto (2006:
84) mendefinisikan “belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam
tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Dalam
belajar, pengetahuan yang didapatkan akan terus berpengaruh terhadap pola hidup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
selama tidak ada pengetahuan lain yang bertentangan dengan pengetahuan tersebut.
Sejalan dengan itu C. Witherington dalam Ngalim Purwanto (2006) berpendapat
bahwa “belajar adalah perubahan pada seluruh kepribadian seseorang yang
dinyatakan melalui penguasaan-penguasaan, pola respon, atau tingkah laku yang
baru, yang berupa perubahan ketrampilan, sikap, kebiasaan dan kesanggupan”. Jadi
belajar merupakan usaha untuk mendapatkan suatu kompetensi yang dengannya
seseorang bisa mengalami perubahan tingkah laku dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
Mengajar merupakan istilah yang umum dalam pendidikan, adanya
pembelajaran karena adanya proses belajar mengajar. William H Burton dalam
Syaiful Sagala (2003: 61) berpendapat “mengajar adalah upaya memberikan
stimulus, bimbingan pengetahuan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses
belajar”. Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar siswa
yang efektif pula, belajar disini adalah suatu aktifitas mencari, menemukan dan
melihat pokok masalah. Rohmannata Wijaya dalam Gino dkk (1997: 23)
memberikan batasan “mengajar sebagai upaya guru untuk membangkitkan, yang
berarti menolong seseorang siswa belajar”. Gagne dalam Gino dkk (1997: 23)
memberikan pernyataan bahwa “mengajar sebagai suatu usaha sadar untuk membuat
siswa belajar yaitu usaha sadar untuk terjadinya perubahan tingkah laku”. Jadi
mengajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang
lain untuk membantunya sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada diri seseorang
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
3. Teori Belajar
a. Teori Kognitif Jean Piaget
Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut sebagai pelopor aliran
konstruktivisme. Ia membedakan pengertian belajar menjadi dua yaitu belajar dalam
arti sempit dan belajar dalam arti luas. Ginsburg dan Opper dalam Paul Suparno
(2000) memberikan pengertian “belajar dalam arti sempit adalah belajar yang hanya
menekankan perolehan informasi baru dan pertambahan. Sedangkan belajar dalam
arti luas adalah belajar untuk memperoleh dan menemukan struktur pemikiran yang
lebih umum yang dapat digunakan pada bermacam-macam situasi”. Belajar
merupakan aktifitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Proses
belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan
menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di
dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalaman
sebelumnya.
Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai
rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang
tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget perkembangan kognitif individu
meliputi empat tahap yaitu: Sensorimotor (sensorymotor), Praoperasional
(preoperational), Operasional konkrit (concrete operational), dan Operasional
formal (formal operational).
Tahap sensori motor dimulai dari 0 - 2 tahun dalam kehidupan individu,
pada periode ini individu mengatur alam dengan indera-inderanya (sensory) dan
tindakan-tindakannya (motor). Tahap praoperasional adalah tahap antara 2 – 7 tahun,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
pada umur ini individu belum mampu melaksanakan operasi-operasi mental seperti
menambah ataupun mengurangi. Tahapan ini terdiri dari dua bagian yaitu antara
umur 2 – 4 tahun disebut pralogis dan antara umur 4 – 7 disebut tahap pemikir
intuitif. Tahap operasional konkrit adalah tahap antara 7 – 11 tahun, tahap ini
merupakan permulaan berpikir rasional yaitu memiliki operasi-operasi logis yang
dapat diterapkan pada masalah-masalah konkrit. Tahap perkembangan kongnitif
yang terakhir yaitu tahap operasional formal dimulai dari 11 tahun ke atas. Pada
tahap ini individu sudah dapat menggunakan operasi-operasi konkritnya untuk
membentuk operasi-operasi yang lebih kompleks atau sudah dapat berpikir abstrak.
Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu
yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang
mengintegrasikan persepsi, konsep, atau pengalaman baru ke dalam skema atau pola
yang sudah ada di dalam pikirannya. Sedangkan akomodasi adalah pembentukan
skema baru atau mengubah skema lama (the difference made to one’s mind or
concepts by the process of assimilation).
Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila
disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik
hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang
ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan
dari guru. Sebagai fasilitator yang baik, guru hendaknya banyak memberikan
rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara
aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan untuk menemukan
konsep-konsep baru kemudian dikonstruk menjadi pengetahuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah
bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa, oleh karena itu guru
mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berpikir anak. Anak-
anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik, guru
harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. Di dalam kelas,
anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan
teman-temanya.
Sesuai dengan subjek penelitian yaitu tinggkat SMA yang pada umumnya
sudah berusia 11 tahun keatas, maka tahapan perkembangan kognitif mereka ada
pada fase operasional formal, artinya siswa sudah dapat berpikir logis, berpikir
dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan hipotesis-hipotesis, dan dapat
mengambil kesimpulan dari apa yang diamatinya. Dalam pembelajaran sub bab
pengaruh kalor terhadap suatu benda, siswa sering melihat/melakukan proses
pemanasan air dalam kehidupan sehari-hari. Ketika air diberi kalor lama-kelamaan
air akan panas dan mendidih bahkan sampai tumpah, pengalaman seperti ini
didapatkan dalam proses pembelajaran, dari pembelajaran siswa mengetahui suhu air
akan naik dan air akan mengalami pemuaian dan bahkan habis jika terus diberikan
kalor. Antara pengalaman dan hasil pembelajaran kemudian dipadukan dalam
struktur kognitif siswa. Jika konsep tersebut sesuai dengan pengalaman siswa maka
terjadi proses asimilasi, tetapi jika konsep tersebut tidak sesuai dengan pengalaman
siswa maka terjadi proses akomodasi. Disinilah letak peran model CTL dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
pembelajaran fisika yang didukung dengan menggunakan media pembelajaran
animasi dan KIT IPA.
b. Teori Belajar Robert Gagne
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan
faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil
kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne dalam pembelajaran terjadi proses
penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran
dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi
antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi
internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil
belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal
adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses
pembelajaran.
Gagne dalam Ratna Wilis Dahar (1989) mengemukakan, ada lima
kemampuan yang didapatkan dari hasil belajar yaitu: keterampilan intelektual,
strategi kognitif, sikap, informasi verbal, dan keterampilan motorik. Kelima hasil
belajar ini akan tercermin pada diri siswa melalui penampilan-penampilan ketika
berinteraksi dengan lingkungannya, penampilan-penampilan yang dapat diamati
sebagai hasil-hasil belajar disebut kemampun-kemampuan (capabilities).
Kemampuan-kemampuan tersebut perlu dibedakan, karena kemampuan-kemampuan
itu memungkinkan berbagai macam penampilan manusia, dan juga karena kondisi
untuk memperoleh berbagai kemampuan tersebut berbeda-beda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Bertitik tolak dari model belajarnya, yaitu model pemrosesan informasi.
Gagne mengemukakan delapan fase dalam satu tindakan belajar yaitu: motivasi,
pengenalan, pemerolehan, penyimpanan, pengingatan kembali, generalisasi,
penampilan, dan umpan balik. Jadi untuk memperoleh kelima kemampuan-
kemampuan yang telah disebutkan di atas, siswa harus melalui kedelapan tahapan
proses fase tersebut.
Jika diperhatikan dengan seksama, komunikasi yang terjadi dalam interaksi
belajar mengajar merupakan proses penerimaan dan pengolahan informasi oleh
peserta didik. Dalam melakukan interaksi, tidak hanya terjadi dengan sesama
manusia tetapi lebih luas dari itu, pada saat melakukan pembelajaran interaksi terjadi
antara siswa dengan media pembelajaran. Siswa melakukan pengamatan/percobaan
terhadap suatu permasalahan, dari hasil tersebut kemudian siswa diharapkan mampu
mengolah informasi yang didapatkan selanjutnya disampaikan kepada orang lain.
Hal tersebut sesuai dengan prinsip CTL yang memperhatikan penerimaan dan
pengolahan informasi dalam pembelajaran, untuk membantu siswa dalam
mendapatkan informasi diperlukan media pembelajaran yang sesuai dengan model
pembelajaran yang digunakan yaitu media pembelajaran animasi dan KIT IPA.
c. Teori Belajar Ausubel
David Ausubel seorang ahli psikologi pendidikan memberikan penekanan
pada belajar bermakna. Sesuatu yang bermakna secara umum dapat diartikan sebagai
sesuatu yang mempunyai nilai lebih. Ausubel dalam Ratna Wilis Dahar (1989)
menyatakan bahwa, belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi yaitu
dimensi pertama adalah belajar penemuan/penerimaan, dan dimensi kedua adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
belajar bermakna/hafalan. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau
materi pelajaran disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan. dimensi
kedua berhubungan dengan cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi pada
struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif meliputi fakta-fakta, konsep-
konsep serta generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa.
Dalam belajar siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi baru yang
dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, dalam hal ini terjadi belajar
bermakna. Dengan kata lain belajar bermakna merupakan suatu proses belajar
dimana informasi baru yang dimasukkan bisa diterima atau sesuai dengan konsep-
konsep yang terdapat dalam struktur kognitifnya. Hal ini dapat berlangsung apabila
melalui belajar konsep dan perubahan konsep baru akan mengakibatkan
perkembangan dan perubahan struktur konsep yang telah ada atau dimiliki siswa.
Dalam belajar siswa juga dapat menghafalkan informasi tersebut tanpa
menghubungkannya dengan konsep-konsep atau pengetahuan yang telah ada dalam
struktur kognitifnya, dalam hal ini terjadi belajar hafalan. Belajar menghafal
diperlukan apabila dalam struktur kognitif siswa belum ada konsep atau informasi
baru yang dipelajari.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar bermakna pada
intinya merupakan proses mengkaitkan informasi baru yang diperoleh siswa pada
konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif siswa tersebut. Belajar
dengan mengasosiasikan konsep atau informasi baru ke dalam skema yang dimiliki
siswa adalah sangat penting. Dalam kegiatan belajar, siswa mengkonstruksi apa yang
dipelajari oleh siswa sendiri, sehingga siswa dapat mengembangkan skema yang ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
dan bahkan mengubahnya. Belajar tidak hanya sekedar proses menghafal semata
tetapi lebih pada kebermaknaan/memberi manfaat pada siswa.
Teori ini sesuai dengan komponen CTL yang pertama yaitu konstruktivis.
Suatu contoh pembelajaran pada sub bab perpindahan kalor, siswa sering
memengang alat dapur yang dilapisi plastik dengan yang tidak dilapisi plastik ketika
alat tersebut digunakan untuk memasak. Dari pengalaman tersebut diperoleh
pengetahuan bahwa, alat yang tidak dilapisi plastik akan terasa panas dan sebaliknya
alat yang dilapisi plastik akan terasa tidak panas, setalah melakukan pembelajaran
diperoleh konsep bahwa plastik termasuk benda yang jelek menghantarkan kalor
sedangkan logam termasuk benda yang baik menghantarkan kalor. Kemudian kedua
pengalaman tersebut dikonstrukkan/dikaitkan sehingga menjadi pengetahuan yang
kuat, dengan demikian terjadilah belajar bermakna.
4. Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa
TK sampai SMA untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan
keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan
luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-
masalah yang disimulasikan (university of Washington dalam Trianto, 2007).
Menguatkan pengetahuan dapat terjadi dalam pembelajaran kontekstual karena siswa
menghubungkan teori baru yang didapat dengan pengalaman yang sudah diperoleh
sebelumnya. Memperluas pengetahuan dapat terjadi karena dalam pembelajaran
kontekstual siswa diharapkan dapat belajar dalam kelompok belajar (learning
community) sebagai sarana untuk sharing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh
komponen utama pembelajaran kontekstual yakni: pemodelan (modeling), inkuiri
(inquiry), konstruktivisme (contructivism), bertanya (questioning), masyarakat
belajar (learning community), refleksi (reflection), dan penilaian autentik (authentic
assesment).
a. Pemodelan (modeling)
Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada
model yang bisa ditiru oleh siswanya, misalnya guru memodelkan langkah-langkah
melakukan percobaan pemuaian panjang dengan demonstrasi sebelum siswa
melakukan suatu tugas tertentu. Guru bukan satu-satunya model, pemodelan dapat
dirancang dengan melibatkan siswa, seorang bisa ditunjuk untuk memodelkan
sesuatu berdasarkan pengalaman yang diketahuinya.
b. Inkuiri (inquiry)
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil
mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus
merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, misalnya: melakukan
penyelidikan terhadap perubahan wujud zat, dari pemodelan yang dilakukan guru
siswa diharapkan dapat merumuskan masalah, membuat hipotesis, kemudian
melakukan penyelidikan untuk mendapatkan data, analisis data, dan menarik
kesimpulan. Guru mengarahkan siswa untuk mengamati setiap kejadian-kejadia pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
setiap fase perubahan wujud. Menurut Kinsvatter, Wilen, dan Ishler dalam Paul
Suparno (2007: 65), “langkah-langkah metode inkuiri meliputi, identifikasi
persoalan, membuat hipotesis, mengumpulkan data, menganalisa data, dan membuat
kesimpulan”. Langkah-langkah tersebut hampir sama dengan metode ilmiah, karena
pada dasarnya kegiatan inkuiri merupakan kegiatan ilmiah.
c. Bertanya (questioning)
Belajar dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk
mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa,
kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran
yang berbasis inkuiri, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan sesuatu yang
sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
Misalnya dalam proses perubahan wujud zat, pertanyaan yang dapat diajukan adalah
mengapa, bagaimana, perubahan wujud zat dapat terjadi dan lain sebagainya.
d. Konstruktivisme (contructivism)
Pendekatan ini pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun
sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar mengajar. Proses
belajar mengajar lebih diwarnai student centered daripada teacher centred. Sebagian
besar waktu proses belajar mengajar berlangsung dengan berbasis pada aktifitas
siswa. Misalnya siswa melakukan pengamatan/percobaan tentang kesetimbangan
panas, dari aktifitas tersebut siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya
terhadap konsep kesetimbangan panas dibantu oleh guru sebagai fasilitator proses
belajar dengan menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, memberi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, dan menyadarkan
siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.
e. Masyarakat belajar (learning community)
Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh
dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar yang diperoleh dari sharing antar
teman, antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu. Di ruang ini, di
kelas ini, disekitar sini, juga orang-orang yang ada di luar sana, semuanya adalah
anggota masyarakat belajar. Misalnya setelah melakukan pengamatan/percobaan
mengenai pengaruh kalor terhadap suatu zat, siswa diharapkan melakukan diskusi
dengan teman-temannya tentang hasil pengamatan/percobaan yang diperoleh. Dari
hasil diskusi-diskusi yang dilakukan didapatkan kesimpulan-kesimpulan,
kesimpulan-kesimpulan itulah yang menjadi hasil pembelajaran.
f. Refleksi (reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang konsep-konsep yang baru dipelajari
atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan dimasa yang lalu.
Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan baru,
yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi
merupakan respon terhadap kejadian, aktifitas, atau pengetahuan yang baru diterima.
Misalnya siswa melakukan perenungan kembali terhadap proses pembelajaran
perpindahan kalor, pada tahap tersebut apakah siswa mengendapkan pengetahuan
baru dengan tidak membuang pengetahuan lama atau terjadi konflik kognitif pada
diri siswa. Jika pengetahuan yang baru didapatkan sesuai dengan struktur kognitifnya
maka pengetahuan itu semakin kuat, tetapi jika tidak sesuai dengan struktur kognitif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
yang sudah ada maka akan terjadi struktur kognitif baru dengan mengganti struktur
lama. Realisasi refleksi berupa, pertanyaan langsung tentang apa-apa yang
diperolehnya hari itu, catatan atau jurnal di buku siswa, kesan dan saran siswa
mengenai pembelajaran hari itu, diskusi, dan hasil karya.
g. Penilaian autentik (authentic assesment)
Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan
gambaran perkembangan belajar siswa. Karena assesment merupakan proses
pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang
dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Penilaian autentik
menilai pengetahuan dan ketempilan yang diperoleh siswa. Penilaian tidak hanya
guru, tetapi bisa juga teman lain atau orang lain. Misalnya pada saat melakukan
percobaan perubahan wujud zat, aspek yang dinilai seperti, cara siswa merangkai
alat, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan pengukuran suhu,
menyimpulkan hasil pengamatan dan lain-lain. Karakteristik penilain autentik adalah
dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung, bisa digunakan
untuk formatif maupun sumatif, yang diukur keterampilan dan performansi, bukan
mengingat fakta, berkesinambungan, terintegrasi, dan dapat digunakan sebagai feed
back.
5. Media Pembelajaran
Proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru kepada siswa merupakan
interaksi dua arah yaitu antara guru dan siswa. Dalam interaksi tersebut tidak terlepas
dari peran media sebagai alat bantu untuk mempermudah penyampaian informasi
kepada siswa. Menurut Wina Sanjaya (2008) “media adalah segala sesuatu yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat sehingga proses belajar dapat
terjadi”. Media berkembang sebagai alat bantu mengajar yang dapat memberikan
pengalaman konkrit, meningkatkan pemahaman materi dan daya serap yang cukup
tinggi. Setidaknya ada empat fungsi media pembelajaran khususnya media visual
menurut Levied dan Lentz dalam Azhar Arsyad yaitu; fungsi atensi, fungsi afektif,
fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Fungsi atensi mengarahkan perhatian
siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual.
Fungsi afektif yaitu gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap
siswa. Fungsi kognitif yaitu gambar atau lambang visual dapat memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan. Fungsi
kompensatoris yaitu media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa
yang lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau
disajikan secara verbal.
Banyak manfaat yang dapat diambil dari media pembelajaran, seperti:
pembelajaran menjadi lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar. Bahan ajar yang disampaikan dalam pembelajaran menjadi lebih
jelas maknanya terutama pada materi-materi yang bersifat abstrak. Penyajian yang
disampaikan guru dalam pembelajran menjadi lebih bervariasi, sehingga tidak
membosankan.
Media memengang peranan penting dalam pembelajaran pada hal-hal tertentu.
Untuk obyek yang terlalu besar dapat diganti dengan media gambar, film atau model.
Untuk obyek yang terlalu kecil dapat dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
film atau gambar. Untuk gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu
dengan rekaman ulang yang dipercepat atau diperlambat. Kejadian atau peristiwa
masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai atau foto.
Obyek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model atau diagram. Konsep
dengan cakupan yang terlalu luas dapat disajikan dalam bentuk film atau video. Film
atau video juga memiliki keunggulan karena bersifat lebih menghibur.
Berdasarkan karakteristiknya media dibagi menjadi: a) Media grafis termasuk
didalamnya adalah gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun dan KIT IPA,
poster, papan panel dan bulletin; b) Media audio termasuk dalam jenis ini adalah
radio, tape recorder, laboratorium bahasa; c) Media proyeksi termasuk dalam jenis
transparansi, proyektor dan film.
6. Media Pembelajaran Animasi
Kata animasi berasal dari kata animation yang berasal dari kata dasar to
anime di dalam kamus berarti menghidupkan. Secara umum animasi merupakan
suatu kegiatan menghidupkan, menggerakkan benda mati. Suatu benda mati diberi
dorongan, kekuatan, semangat dan emosi untuk menjadi hidup atau hanya berkesan
hidup. Perkembangan dunia animasi komputer yang pesat dewasa ini memerlukan
waktu puluhan tahun dalam proses penciptaannya. Animasi secara harfiah berarti
membawa hidup atau bergerak. Secara umum menganimasi suatu objek merupakan
kegiatan untuk menggerakkan objek tersebut agar menjadi hidup. Animasi mulai
dikenal sejak populernya media televisi yang mampu menyajikan gambar-gambar
bergerak hasil rekaman kegiatan dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun
tumbuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Perkembangan animasi semenjak munculnya pertelevisian, pada awalnya
diciptakan animasi berbasis dua dimensi (2D Animation). Realisasi nyata dari
perkembangan animasi dua dimensi yang cukup revolusioner berupa dibuatnya film-
film kartun. Pembuatan animasi film kartun tersebut pada awalnya dikerjakan dengan
membuat sketsa gambar yang digerakkan satu demi satu, jadi kesimpulannya animasi
merupakan suatu gambar objek yang dapat bergerak. Pendesain animasi di komputer
yang lebih umum disebut dengan animator, hanya perlu menganimasikan objek antar
keyframe tidak perlu lagi membuat animasi frame demi frame seperti dalam
pembuatan animasi gambar demi gambar dalam pembuatan kartun film
konvensional. Sedangkan frame-frame antar keyframe tersebut akan diterjemahkan
sendiri oleh komputer menjadi sebuah gerakan seperti yang diinginkan animator.
Perkembangan dunia animasi komputer sekarang sudah sangat pesat, apalagi
sejak diciptakannya animasi berbasis tiga dimensi (3D Animation) yang mempunyai
ukuran panjang, lebar, dan tinggi (Z-axis) maka objek dan pergerakkannya hampir
mendekati kenyataan aslinya. Hanya saja objek tersebut dibuat dunia maya (Virtual
reality). Perkembangan ini juga dilengkapi dengan berbagai perangkat lunak yang
mendukung seperti misalnya Macromedia flash, GIF animation dan corel Rave
sebagai software-software pendukung animasi dua dimensi, sedangkan 3D MAX
Studio, Alias Wave Front AMA, Light Wave, dan cinema 4D, sebagai software-
software inti popular pendukung animasi 3 dimensi. Keuntungan yang diperoleh bagi
para pekerja atau bisa juga disebut sebagai animator adalah dalam pembuatan sekuel
film, pembuatan sebuah iklan multimedia, pengisi spesial effect dalam pembuatan
video klip musik atau film, dan pembuatan presentasi multimedia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Mendesain sebuah web yang dinamis dan interaktif atau jika dikaji lebih jauh
bahwa seorang animator dapat mengkreasi sebuah objek atau efek yang tidak mampu
dihasilkan camera man misalnya seorang animator mampu membuat visualisasi
angin topan, gunung meletus yang mengeluarkan lava panas, menghidupkan kembali
monster dinosaurus yang sudah punah beberapa abad silam, merobohkan gedung,
membuat pesawat semahal F-16 meledak dan terbakar
Peranan animasi terutama animasi dalam dunia komputer dan peranan
animator sebagai sang arsitek pendesain sebuah animasi cukup memberikan
kemudahan dalam dunia maya. Dengan adanya dukungan software animasi berbasis
3 dimensi ini, maka sutradara tidak perlu lagi mendatangkan seorang aktris atau aktor
yang bayarannya mahal dalam pembuatan film. misalnya cukup dengan mempunyai
foto tampak samping dan tampak depan maka dapat kelihatan mirip dengan aslinya,
dalam bentuk tiga dimensi (3D).
7. KIT IPA
Alat peraga KIT Ilmu Pengetahuan Alam adalah peralatan IPA yang
diproduksi dan dikemas dalam kotak unit pengajaran, yang menyerupai rangkaian
peralatan uji coba keterampilan proses pada bidang studi IPA serta dilengkapi
dengan buku pedoman penggunaannya. Wibawa dan Mukti (1992: 52) mengatakan
bahwa “Media/alat peraga KIT Ilmu Pengetahuan Alam atau loan boxes merupakan
salah satu dari media tiga dimensi”. Media tiga dimensi dapat memberi pengalaman
yang mendalam dan pemahaman yang lengkap akan benda-benda nyata. Loan boxes
adalah kotak yang mempunyai bentuk dan besarnya sesuai dengan keperluan. Kotak
ini diisi dengan item-item yang berhubungan dengan unit pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
KIT Ilmu Pengetahuan Alam adalah kotak yang berisi alat-alat IPA.
Seperangkat peralatan Ilmu Pengetahuan Alam tersebut mengarah pada kegiatan
yang berkesinambungan atau berkelanjutan. Peralatan Ilmu Pengetahuan Alam yang
dirancang dan dibuat ini menyerupai rangkaian peralatan uji coba ketrampilan proses
pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam. Sebagai alat yang dirancang dan dibuat
secara khusus, maka dapat diartikan bahwa KIT Ilmu Pengetahuan Alam merupakan
suatu sistem yang didesain atau dirancang secara khusus untuk suatu tujuan tertentu.
KIT IPA dibagi menjadi beberapa jenis antara lain: KIT IPA untuk siswa
yang dibutuhkan oleh kelompok-kelompok siswa untuk percobaan, KIT IPA untuk
guru yang dibutuhkan oleh guru untuk percobaan, KIT IPA daftar nama benda-benda
dan bahan-bahan dari lingkungan yang diperlukan untuk percobaan tertentu. KIT
IPA sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA karena dengan menggunakan alat
peraga guru dapat terbantu dalam menjelaskan fenomena, fakta mengenai alam.
Menurut winata putra (1999: 272) “Alat peraga dapat membantu siswa untuk berpikir
logis dan sistematis sehingga mereka pada akhirnya mempunyai pola pikiran yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari”. Alat peraga berfungsi membantu guru
dalam memberikan penjelasan konsep, merumuskan dan membentuk konsep, melatih
siswa dalam keterampilan memberi/percobaan, penguatan konsep pada siswa,
melatih siswa dalam pemecahan masalah, dan mendorong siswa berpikir kritis.
Sebagai langkah awal dalam menggunakan Alat peraga KIT IPA, guru harus
meyakinkan diri bahwa siswa mengetahui nama dari bagian-bagian peralatan yang
berbeda dengan benar. Siswa juga harus mengetahui cara merakit peralatan sesuai
dengan petunjuk dari buku/guru serta memperagakan cara merakit peralatan. Selain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
itu, siswa juga diminta untuk mengamati dengan teliti sehingga dapat menunjukkan
bagaimana teknik yang digunakan dalam mengamati hasil percobaan serta fokus
perhatian. Dari hasil pengamatan, siswa menuliskan kedalam buku catatan atau
lembar pengamatan yang telah disediakan. Dengan demikian siswa selalu termotivasi
dalam belajar ketika menggunakan KIT IPA.
KIT Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai kedudukan yang sangat penting
dalam pembelajaran IPA, yaitu: membantu pengembangan konsep-konsep Ilmu
Pengetahuan Alam, media dapat memberi dasar yang konkrit untuk berpikir sehingga
dapat mengurangi terjadinya verbalisme, memberikan pengalaman nyata yang dapat
menumbuhkan kegiatan sendiri, dan menimbulkan pemikiran yang teratur dan
berkesinambungan. Menurut Budiningsih dalam Jurnal Teknologi Pendidikan (1996:
51) mengemukakan bahwa “media yang diproduksi dan dikemas dalam bentuk kotak
unit pengajaran (KIT) yang dilengkapi dengan buku petunjuk penggunaannya adalah
untuk menanamkan konsep atau pemahaman siswa terhadap suatu objek atau
peristiwa-peristiwa pembelajaran secara utuh”. Berdasarkan definisi tersebut dapat
dikatakan, KIT IPA merupakan suatu alat praktikum yang komplit tentang suatu
pokok bahasan tertentu yang dikemas dalam kotak disertai pedoman penggunaannya.
Pemakaian atau penggunaan alat peraga Komponen Instrumen Terpadu Ilmu
Pengetahuan Alam tersebut disesuaikan dengan jenis percobaan yang akan diajarkan
guru di sekolah. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih atau
menentukan alat-alat pembelajaran dari KIT IPA yang akan digunakan pada waktu
mengajar, diantaranya adalah materi yang akan diajarkan, tujuan pembelajaran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
spesifikasi alat yang akan digunakan, proses urutan mendemonstasikan alat, serta
validitas alat.
Ciri-ciri keberhasilan siswa dalam penggunaan KIT IPA adalah siswa
menyadari arah yang dituju dalam proses pembelajaran, siswa merasa mendapat
tanggung jawab pada beban yang diberikan, siswa merasa tidak bosan, mengantuk,
dan berkonsentrasi terhadap materi yang diberikan guru, motivasi siswa banyak
tumbuh dari dalam diri siswa, dan kreatifitas siswa berkembang dengan baik.
8. Gaya Belajar
a. Pengertian gaya belajar
Seseorang memiliki perbedaan dalam menyerap, mengatur dan mengolah
informasi. Seseorang yang menyadari bahwa bagaimana caranya menyerap dan
mengolah informasi, maka akan menjadikan dirinya lebih mudah belajar dan
berkomunikasi dengan gayanya sendiri. Gaya belajar seseorang (siswa) merupakan
kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan di sekolah dan dalam situasi
antar pribadi. Dengan mengetahui gaya belajar yang berbeda akan membantu guru
dalam mendekati siswa-siswanya untuk menyampaikan informasi dengan gaya yang
berbeda pula.
Rita Dum, seorang pelopor bidang gaya belajar menemukan beberapa
variabel yang mempengaruhi cara belajar seseorang. Variabel itu meliputi beberapa
faktor yaitu: fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Telah disebutkan di atas
bahwa gaya belajar seseorang berbeda satu dengan yang lain, ada yang belajar
dengan baik bila mendengarkan musik, tetapi ada yang lebih senang belajar bila di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
ruangan yang sepi, ada yang suka belajar bila lingkungan belajarnya teratur dan rapi
tetapi ada pula yang menggelar segala sesuatunya untuk dapat dilihatnya.
Para peneliti telah bersepakat dan menemukan berbagai cara untuk
mengatasi berbagai gaya belajar seseorang, yang secara umum dikategorikan
menjadi dua yaitu pertama bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah
(modalitas), kedua bagaimana cara kita mengatur dan mengelola informasi tersebut.
Deporter dan Hernacki (2005: 111-112) menyatakan bahwa “gaya belajar seseorang
adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta
mengolah informasi”. Jadi gaya belajar erat kaitannya dengan media yang membantu
seseorang untuk mendapat informasi dengan lebih mudah dan tahan lama kemudian
ia mampu mengelola informasi tersebut dengan baik sebagai sebuah pengetahuan
serta mampu dikomunikasikan kembali sebagai informasi baru.
b. Teori Gaya Belajar
Pada awal pengalaman belajar, salah satu di antara langkah-langkah pertama
guru adalah mengenali modalitas seseorang/siswa sebagai modalitas visual,
auditorial, atau kinestetik. Kolb (1995) berpendapat bahwa
Gaya belajar dapat diperingkat disepanjang kontinu yang diawali dari:pengalaman konkrit (yang terlihat di dalam sebuah pengalaman baru) yangdilalui, observasi reflektif (mengamati orang lain atau mengembangkanpengalaman sendiri), konseptualisasi abstrak (menciptakan teori untukmenjelaskan observasi) untuk melakukan, eksperimentasi aktif (denganmenggunakan berbagai teori untuk mengatasi masalah dan mengambilkeputusan.
Meier (2005: 97) menyatakan “ketajaman visual, lebih menonjol pada
sebagian orang dan sangat kuat dalam diri seseorang. Alasannya adalah bahwa di
dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
daripada semua indera yang lain”. Lebih lanjut Meier (2005: 98) menyatakan bahwa
“setiap orang (terutama pelajar visual) lebih mudah belajar jika dapat melihat apa
yang sedang dibicarakan seseorang penceramah atau sebuah buku atau program
komputer”. Berkaitan dengan hal di atas, Deporter dan Hernacki (2005: 116-117)
menyebutkan ciri-ciri orang visual adalah sebagai berikut: rapi dan teratur, perencana
dan pengatur jangka panjang yang baik, teliti terhadap detail, mengingat apa yang
dilihat daripada yang didengar, mengingat dengan asosiasi visual, mempunyai
masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis.
Masih dalam konteks yang sama Meier (2005: 95) juga memberikan
komentarnya terhadap gaya belajar auditori, ia menyatakan bahwa “pikiran auditori
kita lebih kuat daripada yang kita sadari, telinga kita terus menerus menangkap dan
menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari kita membuat suara sendiri
dan berbicara, beberapa area penting di otak kita menjadi aktif”. Akan tetapi, semua
pembelajar terutama yang memiliki kecenderungan auditori yang kuat belajar dari
suara, dialog, membaca keras, menceritakan kepada orang lain apa yang baru saja
mereka alami, berbicara dengan diri sendiri, mengingat bunyi dan irama,
mendengarkan kaset, dan mengulang suara dalam hati.
Gaya belajar yang selanjutnya adalah gaya belajar kinestetik, dalam hal ini
Meier (2005: 95) juga mengutarakan pemahamannya sebagai berikut “belajar
somatis berarti belajar dengan indera peraba, kinestetis, praktis melibatkan fisik dan
menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar”. Kemudia DePorter dan
Hernacki (2005: 119-200) menyebutkan ciri-ciri orang kinestetik: selalu berorientasi
pada fisik dan banyak bergerak, belajar melalui manipulasi dan praktik,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca, banyak menggunakan isyarat
bahasa tubuh, ingin melakukan segala sesuatu, dan menyukai permainan yang
menyibukkan.
Jadi dari uraian di atas dapat disimpulakan bahwa ada tiga kategori gaya
belajar yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik.
Pelajar visual yaitu pelajar belajar baik dengan melihat gambar, grafik, slides,
demonstrasi, film, grafis warna-warni dapat membantu mereka menyimpan
informasi. Pelajar auditori, senang belajar melalui mendengarkan orang lain
berbicara dan mendengarkan rekaman suara, mereka akan mendapat manfaat dari
misalkan menyiapkan rekaman suara untuk ditulis. Pelajar taktil/kinestetis yaitu
pelajar yang belajar paling baik melalui sentuhan dan gerakan, dan oleh karenanya
senang bekerja dengan hans on manipulative. Mereka juga senang bermain peran dan
kegiatan yang menggunakan anggota tubuh sebagai alat pengingat, misalnya isyarat
tangan.
9. Motivasi Berprestasi
a. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang
terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau
berbuat. Sedangkan motivasi dapat diartikan “sebagai dorongan yang terdapat dalam
diri seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu”
(Hamzah B. Uno, 2006: 3). Menurut McDonald dalam Hamalik (2001:106) motivasi
adalah suatu perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”. Sedangkan menurut David
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Mc. Clelland, Abraham Maslow dalam Angkono A. Kosasih (2007: 34)
mengemukakan bahwa “motivasi adalah suatu proses psikologis yang mencerminkan
interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri
seseorang”. Sedangkan menurut Raymond J Corsini (1987: 76) menyatakan “in
simple term, motivation deals with the of behavior. It revers to internal states of
organism that lead it instigation, persistence, energi and direction of behavior”.
Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa secara sederhana motivasi berkaitan dengan
keadaan internal yang mendorong suatu organisme bertindak, tekun dan
menghasilkan energi yang mengatur perilaku. Sedangkan menurut Mohamad Ali
(1996: 5) menyatakan
Motif dapat diartikan sebagai suatu pola alasan atau penyebab yangmelatarbelakangi perilaku individu. Motif juga diartikan sebagai suatukeinginan dorongan (need) atau getaran-getaran diri seseorang yangmenyebabkan orang tersebut terdorong untuk melakukan sesuatu kegiatanatau dorongan untuk berperilaku.
Sedangkan menurut Toeti Sukamto (1996: 39) menyatakan bahwa
“motivasi dapat disimpulkan dari adanya observasi tingkahlaku. Apabila manusia
mempunyai motivasi positif, maka ia akan: 1) Memperhatikan minat, mempunyai
perhatian, ingin ikut serta; 2) Bekerja keras serta memberikan waktu pada usaha
tersebut; serta 3) Terus bekerja sampai tugas terselesaikan”. Dengan demikian
motivasi dapat diartikan sebagai suatu proses kejiwaan yang berupa keinginan atau
dorongan yang berasal dari individu yang menghasilkan suatu energi dan
menimbulkan rasa senang, penuh perhatian dan rela bekerja keras sehingga individu
tergerak untuk bertindak atau melakukan suatu aktifitas demi mencapai tujuan
tertentu. Tujuan yang dimaksud adalah sesuatu yang berada di luar diri manusia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
sehingga kegiatan manusia lebih terarah karena seseorang akan berusaha lebih
semangat dan giat dalam melakukan suatu aktifitas.
Jika seseorang telah termotivasi maka akan menimbulkan dorongan
manusia untuk melakukan suatu akivitas yang didasarkan atas pemenuhan
kebutuhan. Dalam hal ini motivasi yang dilakukan akan berusaha dan tidak akan
berhenti jika tujuan yang diinginkan belum tercapai, motivasi juga mendorong
seseorang unuk menentukan perbuatan yang harus dilakukan. Hal ini berarti bahwa
dengan adanya motivasi seseorang akan berusaha menentukan langkah apa yang
harus ditempuh agar kebutuhan yang diinginkan dapat tercapai.
Konsep motivasi yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian, pertama seseorang senang terhadap sesuatu,
apabila ia dapat mempertahankan rasa senangnya maka akan termotivasi untuk
melakukan kegiatan tersebut. Kedua, Apabila orang merasa yakin mampu
menghadapi tantangan maka orang tersebut terdorong untuk melakukan kegiatan
tersebut (Hamzah B. Uno, 2008: 8). Dari sudut sumber yang menimbulkan motivasi
dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi instrinsik adalah berasal dari dalam individu dan tidak memerlukan
rangsangan dari luar karena telah ada dalam indivudu itu sendiri, yaitu sesuai atau
sejalan dengan kebutuhannya. Motif ekstrinsik adalah motivasi yang timbul biasanya
didorong oleh adanya tujuan yang kadang kala tidaklah esensial, misalnya keinginan
belajar siswa karena hanya ingin mendapatkan hadiah atau mendapatkan pujian dari
seseorang, jadi bukan karena ingin mencari sesuatu yang lebih esensial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
b. Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar
bentuk perubahan tingkah laku secara relatif tetap dan secara potensial terjadi sebagi
hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi untuk
mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar juga dapat ditimbulkan oleh faktor
instrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik adalah dorongan yang berasal dari individu
yang belajar berupa hasrat dengan keinginan untuk dapat berhasil dan dorongan
kebutuhan belajar itu sendiri serta harapan dan cita-cita. Sedangkan motivasi
ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari luar individu yang belajar seperti
berusaha belajar hanya untuk mengharapkan penghargaan, lingkungan belajar yang
kondusif dan kegiatan belajar yang menarik. Oleh para ahli mengemukakan bahwa
motivasi instrinsik lebih kuat dari pada motivasi ekstrinsik, karena motivasi instrinsik
lebih bersifat permanen dan tahan lama. Oleh kerena itu proses pembelajaran harus
berusaha untuk menimbulkan motif instrinsik dengan menumbuhkan dan
mengembangkan minat mereka terhadap bidang studi yang relevan. Ada beberapa
hal yang dapat menimbulkan motivasi instrinsik dalam belajar. Dikemukakan oleh
Hamzah B Uno (2008: 4) yang mengatakan bahwa hal-hal yang dapat menumbuhkan
motivasi belajar antara lain:
Pertama, pendidik perlu memperlakukan anak didiknya sebagai manusiayang berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannyamaupun keyakinannya. Kedua pendidik senantiasa memberikan bimbingandan pengarahan dan membantu apabila mengalami kesulitan baik secarapribadi maupun akademis. Ketiga pendidik harus memiliki rasa cinta dansifat pengabdian kepada profesinya sebagai pendidik.
Peters dan Willey (1981:193) mengemukakan bahwa, “dilihat dari
sumbernya, motivasi dapat dibagi dua yaitu motivasi intrinsik yaitu motivasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
berasal dari dalam diri siswa dan motivasi ektrinsik yaitu motivasi dari luar diri
siswa”. Dari dua motivasi tersebut motivasi instrinsik lebih besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan belajar. Lebih lanjut Morgen dalam Soekamto dan Udin S.
Winataputra (1999: 80) menyatakan “dengan mengatur kondisi dan situasi belajar
menjadi kondusif dan diberikan pengetahuan-pengetahuan diharapkan akan dapat
mengubah dari motivasi ekstrinsik menjadi motivasi instrinsik”. Agar dapat
memberikan pengaruh yang tahan lama, sesorang dapat mengubah motivasi
ekstrinsik menjadi motivasi intrinsik dengan pengaturan-pengaturan dan pengetahuan
yang dimilikinya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aktifitas
belajar dapat dipengaruhi oleh faktor motivasi, baik yang berasal dari dalam atau dari
luar individu yang belajar. Faktor yang berasal dari dalam individu lebih kuat
pengaruhnya dari pada faktor yang berasal dari luar individu. Oleh karena itu
bagaimana agar seseorang pendidik dapat memanipulasi agar faktor yang berasal dari
luar dapat diubah menjadi faktor dari dalam individu, sehingga proses pembelajaran
akan dapat berhasil karena anak telah termotivasi untuk melakukan aktifitas
pembelajaran.
Siswa memerlukan motivasi dalam proses pembelajaran yang bertujuan
untuk membangkitkan minat dan semangat, karena mengingat betapa pentingnya
motivasi dalam belajar. Selain itu motivasi juga merupakan pengarah untuk
perbuatan belajar, terlebih bagi siswa yang memiliki masalah pribadi dan sosial,
untuk itu membangkitkan motivasi dalam pembelajaran adalah sangat diperlukan.
Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran. seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
diungkapkan oleh Hamzah B. Uno (2008) yaitu: menentukan hal-hal yang dapat
dijadikan penguat belajar, memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, dan
menentukan ketekunan belajar. Jadi motivasi dapat membangkitkan semangat hidup,
mengarahkan seseorang untuk mencapai kesuksesan.
Motivasi dapat berperan dalam penguat belajar apabila seorang siswa
dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, sehingga masalah
tersebut hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan
kebermaknaan dalam belajar. Siswa akan tertarik untuk belajar sesuatu jika yang
dipelajari itu akan memberikan manfaat dan paling tidak dapat dinikmati bagi yang
melakukan belajar. Peran motivasi dalam menentukan ketekunan belajar siswa, jika
siswa telah termotivasi maka mereka akan berusaha mempelajari sesuatu dengan
baik dan tekun, dengan harapan mereka akan dapat memperoleh hasil yang
diharapkan. Akan tetapi sebaliknya jika tidak ada motivasi maka belajar tidak akan
tahan lama dan mudah terpengaruh untuk melakukan kegiatan yang lain. Hal itu
berarti bahwa motivasi dapat menentukan ketekunan dalam belajar. Dari uraian di
atas jelaslah bahwa motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses
pembelajaran, karena dengan motivasi akan membangkitkan minat dalam sikap
siswa yang akan terdorong untuk melakukan kegiatan belajar yang lebih giat,
bersemangat, tekun dan belajar juga dapat bertahan lebih lama, terutama bagi siswa
yang memiliki masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
c. Motivasi berprestasi
Menurut Harrocks dalam Parwindo Agus Pertiwi (2004) mengatakan
“prestasi adalah kebutuhan psikoligis untuk memperoleh, mencapai, menerima,
menang dan sebagainya”. Saifudin Azwar (1987: 13) mendefinisikan “prestasi
sebagai hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar”. Apapun hasil yang
diproleh oleh siswa dalam pembelajaran itu merupakan prestasi, prestasi belajar tidak
hanya berupa kemampuan kognitif, tetapi juga afektif, dan psikomotor. Sekolah yang
menerapkan kurikulum berbasis kompetensi harus mempunyai dorongan dan harapan
yang tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolah. Perilaku ingin
berprestasi secara terus menerus harus menjadi kebiasaan hidup warga sekolah dalam
menjalankan tugasnya sehari-hari.
McClelland berpendapat, setiap orang memiliki tiga jenis kebutuhan dasar
yaitu, kebutuhan akan kekuasaan, kebutuhan untuk berafiliasi, dan kebutuhan
berprestasi. Kebutuhan akan kekuasaan terwujud dalam keinginan untuk
mempengaruhi orang lain. Kebutuhan berafiliasi tercermin dalam terwujudnya situasi
bersahabat dengan orang lain. Kebutuhan berprestasi terwujud dalam keberhasilan
melakukan tugas-tugas yang dibebankan. Jadi motivasi berprestasi adalah dorongan
mental yang menggerakkan dan mengarahkan individu untuk mencapai prestasi guna
memenuhi kebutuhan psikologisnya.
10. Prestasi Belajar
Pada umumnya hasil belajar dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor, yang masing-masing dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
diklasifikasikan lagi. Menurut taksonomi Bloom dkk. Sebagaimana yang dikutip
Winkel (1996: 244-250) hasil belajar meliputi:
a. Ranah Kognitif (cognitive domain)
Meliputi enam tingkatan yaitu: Mengingat, berupa pengenalan dan
pengingatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah dan prinsip-prinsip
dalam bentuk yang dipelajari. Memahami, mencakup kemampuan mengerti tentang
isi pelajaran yang dipelajari tanpa menghubungakan dengan isi pelajaran lainnya.
Menerapkan, mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode
bekerja pada suatu kasus atau problem yang konkret dan baru. Menganalisis,
mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian
sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik.
Menilai, mencakup kemampuann untuk membentuk sesuatu pendapat mengenai
sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu yang
berdasarkan kriteria tertentu. Mencipta, mencakup kemampuan untuk membentuk
suatu kesatuan atau pola baru.
b. Ranah Afektif (affective domain)
Meliputi lima tingkatan yaitu: Penerimaan, mencakup kepekaan akan
adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu.
Partisipasi, mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi
dalam suatu kegiatan. Penilaian atau penentuan sikap, mencakup kemampuan untuk
memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian
itu. Organisasi, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai
pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Pembentukan pola hidup, mencakup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa sehingga,
menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam
mengatur kehidupannya sendiri.
11. Materi Pembelajaran
Prinsip-prinsip tentang suhu dan kalor telah ditemukan sekitar tahun 1600-
an. Pada saat itu, para ilmuan memiliki gagasan yang benar kalau kalor bergerak dari
unsur zat mikroskopik. Penelitian yang dilakukan oleh James Joule dan juga peneliti
yang lain pada tahun 1840-an meragukan tentang itu, dan akhirnya pada tahun 1850-
an diterima bahwa kalor adalah bagian dari energi. Hubungan antara kalor dan
energi sangat penting untuk pengembangan mesin uap air, dan pada tahun 1824 Sadi
Carnot telah mendapatkan ide tentang termodinamik dalam diskusinya tentang
efesiensi dari mesin yang ideal. Sekitar 1850 Rudolph Clausius dan William
Thomson (Kelvin) menyatakan hukum kedua dari hukum pertama total energi yang
terdapat dalam hukum kedua termodinamika. Hukum yang kedua secara alami
dirumuskan dalam dunia nyata kalau kalor tidak mengalir secara spontan dari bahan
yang lebih dingin ke bahan yang lebih panas. (http://www.wolframscience.com).
Materi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah suhu dan kalor, secara garis
besar materi suhu dan kalor teridiri dari; pemuaian benda, kalor, dan perpindahan
kalor.
a. Pemuaian Benda
Pemuaian adalah perubahan ukuran benda disebabkan oleh perubahan dari
molekul-molekul atom dalam objek. Rata-rata jarak antar atom 10-10 m. yang
disebabkan oleh naiknya suhu benda tersebut, atom mengalami osilasi dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
implitudo terbesar, hasilnya rata-rata bidang antara atom bertambah lebar hal ini
mengakibatkan pemuaian pada benda. Seingga koefesien pemuaian panjang dapat
ditulis
(2.1)
Eksperimen menunjukkan bahwa α memiliki perubahan yang kecil terhadap suhu.
Sehingga dapat disimpulkan persamaan 2.1 dapat ditulis
∆L = αLi∆T (2.2)
Tabel 2.1 Koefisien Muai Panjang Beberapa Zat Pada Suhu Kamar
Zat Koefisien muai panjang (K-1)
Aluminium 24 x 10-6
Kuningan 19 x 10-6
Tembaga 17 x 10-6
Gelas (ordinary) 9 x 10-6
Gelas (pyrex) 3,2 x 10-6
Timah hitam 29 x 10-6
Beton 12 x 10-6
Karena ukuran beruhan terhadap suhu, kemudian diikuti pada permukaan
dan perubahan volume. Perubahan volume sesuai dengan volume awal dan
perubahan suhu menurut hubungan
∆V = βVi∆T (2.3)
Dimana β adalah koefisien muai volume. Untuk benda padat koefesien muai volume
sama dengan 3α dengan asumsi koefisien muai panjang untuk benda padat sama
dalam semua arah. Kemudian untuk pemuaian luas memenuhi persamaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
∆A = 2αAi∆T (2.4)
b. Kalor
Kalor bukan suatu zat melainkan bentuk energi, hal ini telah dibuktikan
melalui penelitian para ilmuan maupun peristiwa sederhanan di dalam kehidupan
sehari-hari. Tetapi perlu dibedakan antara energi dalam pada sebuah benda dengan
kalor. Energi dalam adalah semua energi dari system yang diasosiasikan dengan
komponen-komponen mikroskopik (atom dan molekul-molekul), yang dilihat dari
kerangka saat berhenti dengan resfec terhadap pusat masa benda. Sedangkan panas
didefinisikan sebagai perpindahan energi yang melewati sistem ketika ada perbedaan
suhu antara system tersebut. Kalor hanyalah salah satu bentuk energi maka satuannya
tidak berbeda dengan energi lainnya. Nilai tara kalor mekanik adalah 1 kalor = 4,184
J
1) Kapasitas Kalor dan Kalor Jenis
Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda bergantung pada tiga
variabel yaitu massa benda, perubahan suhu, dan jenis benda. Semakin besar massa
benda maka kalor yang diterima untuk didistribusikan guna menambah tenaga gerak
molekul atau atom menjadi lebih banyak. Jadi semakin besar massa benda maka
memerlukan lebih banyak kalor untuk menaikkan suhu bila dibandingkan dengan
benda bermassa kecil. Semakin besar perubahan suhu pada suatu benda maka akan
semakin besar kalor yang dilepaskan atau diserap oleh benda tersebut. Kemudian
untuk jenis benda, masing-masing benda memiliki massa jenis tertentu sehingga
jumlah atom atau molekul gramnya juga berbeda. Maka dapat dikatakan setiap benda
memiliki karakteristik yang khas berkaitan dengan kalor yang diserap atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
dilepaskannya. Data tentang kalor jenis beberapa benda dapat dilihat pada table
berikut.
Tabel 2.2 Kalor Jenis Beberapa Jenis Benda
Jenis benda Kalor jenis benda (J/kg0C)
Air murni 4200
Air laut 3900
Methane 2500
Es 2100
Aluminium 900
Granit 800
Gelas 700
Baja 500
Tembaga 400
Air raksa 150
Tabel tersebut memperlihatkan bahwa air murni memiliki kalor jenis paling
besar dibandingkan dengan bahan lainnya. Sifat demikian menyebabkan air murni
paling lambat naik suhunya bila dipanaskan dan sekaligus paling lambat turun
suhunya bila didinginkan dibandingkan dengan bahan lainnya.
Zat-zat membutuhkan banyak kalor yang berbeda satu sama lain untuk
setiap kenaikan suhunya tertentu. Banyaknya energi/kalor yang dibutuhkan oleh
benda untuk menaikkan suhunya sebesar 1 0C disebut kapasitas kalor C, dari dari
definisi tersebut dapat ditulis hubungan
Q = C∆T (2.5)
Kapasitas kalor persatuan massa sebuah benda disebut sebagai kalor jenis
adalah karakteristik bahan yang tersusun dalam benda tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
(2.6)
Setiap benda memiliki kalor jenis yang khas. Kalor jenis setiap benda
bersifat konstan. Jika suhu dinaikkan pada massa tertentu maka kalor juga akan naik
hingga nilai tertentu. Hasil bagi antara jumlah kalor terhadap massa dan perubahan
suhu akan menghasilkan sebuah nilai konstan yaitu kalor jenis.
2) Kalor Laten
Bila panas diberikan pada suatu zat pada tekanan konstan maka biasanya
akan menaikkan suhu benda. Namun kadang-kadang zat dapat menyerap panas
dalam jumlah yang besar tanpa mengalami perubahan suhu. Ini terjadi selama
perubahan fase, artinya ketika kondisi fisis zat itu berubah dari satu wujud menjadi
wujud lain. Sejumlah kalor dibutuhkan untuk mengubah fase zat tertentu, kalor yang
dibutuhkan untuk mencairkan zat bermassa m adalah
Q = mL (2.7)
Dengan L adalah kalor laten pelebur zat tersebut atau biasa disebut kalor
lebur. Kalor yang dibutuhkan pada perubahan fase dari padat menjadi cair sebanding
dengan massa benda dan kalor lebur benda tersebut. Sedangkan untuk perubahan
fase dari cair menjadi gas kalor yang dibutuhkan adalah
Q = mU (2.8)
Dengan U adalah kalor laten penguapan atau disebut kalor uap. Persamaan
tersebut menunjukkan bahwa kalor yang dibutuhkan untuk merubah fase cair
menjadi gas berbanding lurus dengan massa dan perubahan suhu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
3) Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor dapat melalui tiga cara. Pertama dengan konduksi,
merupakan peripindahan kalor tanpa diikuti perpindahan partikel penghantarnya.
Pada peristiwa ini tenaga termal, dalam bentuk kalor dipindahkan dari tempat
bersuhu tinggi ke tempat bersuhu rendah. Karena adanya tambahan kalor maka
molekul atau atom penyususn bahan logam di tempat yang lebih dingin gerak
getarannya bertambah cepat.
Berdasarkan kemampuan menghantar kalor, benda dibagi mejadi dua yaitu
konduktor dan isolator. Konduktor adalah bahan yang baik menghantarkan panas,
sedangkan isolator merupakan benda yang sukar menghantarkan panas. Adapun gas
merupakan konduktor yang lebih buruk dibandingkan air atau zat cair lainnya. Zat
padat memiliki konduktivitas terbesar.
Cara perpindahan kedua adalah konveksi, konveksi terjadi pada zat cair dan
gas yang ditandai oleh adanya lacak molekul pembawa kalor. Zat cair ataupun gas
pada massa tetap, bila suhunya naik menyebabkan volume gas itu bertambah, dan hal
ini menyebabkan massa jenisnya berkurang.
Cara ketiga adalah radiasi, merupakan perpindahan kalor tanpa zat
perantara. Laju radiasi ditemukan oleh Josef Stefan pada 1979 dan diturunkan secara
teorites oleh Ludwing Boltzmann sehingga dinamakan hukum Stefan Boltzmann.
P = eσAT4 (2.9)
Laju radiasi berbanding lurus dengan luas benda, emisivitas, konstanta Boltzmann
dan pangkat empat temperatur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Bila radiasi jatuh pada benda tak tembus cahaya sebagian radiasi
dipancarkan dan sebagian diserap. Benda berwarna terang memantulkan sebagian
besar radiasi tampak, sedangkan benda gelap menyerap sebagian besar daripadanya.
Jika sebuah benda memancarkan radiasi yang lebih banyak daripada yang diserapnya
maka benda menjadi dingin sementara sekitarnya menjadi panas. Jika benda
menyerap lebih banyak daripada yang dipancarkannya maka benda menjadi panas
dan sekitarnya menjadi dingin. Sebuah benda yang menyerap semua radiasi yang
datang padanya mempunyai emisivitas sama dengan 1 dan dinamakan benda hitam.
Sebuah benda hitam juga merupakan radiator idel.
Konsep benda hitam sebagai radiator idel penting, karena ciri radiasi yang
dipancarkan oleh benda semacam itu dapat dihitung secara teoritis. Pendekatan
praktis benda hitam idel yang paling baik adalah lubang kecil yang menuju sebuah
rongga. Radiasi yang jatuh pada lubang mempunyai kemungkinan yang kecil untuk
dipantulkan kembali keluar dari lubang sebelum ia diserap oleh dinding rongga. Jadi
radiasi yang dipancarkan lewat lubang adalah ciri temperature tersebut.
B. Penelitian yang Relevan
Sebagai bahan perbandingan, perlu dikemukakan penelitian-penelitian
terdahulu yang ada hubugannya dan sekaligus sebagai pendukung dari penelitian
yang akan dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Teguh Ernawan, 2009. Dengan
judul “Pembelajaran IPA Melalui Metode Demonstrasi Menggunakan Media
Animasi dan 2 Dimensi Ditinjau Dari Kemampuan Tingkat Berpikir Dan Gaya
Belajar Siswa”. (penelitian pada siswa kelas VIII semester 2 SMPN 1 Ngraho
Kabupaten Bojonegoro, tahun pelajaran 2008/2009). Dari penelitian yang dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
prestasi belajar siswa menggunakan media animasi lebih baik dari prestasi belajar
siswa menggunakan media 2 dimensi. Penelitian di atas memiliki kesamaan dengan
penelitian yang dilakukan yaitu sama-sama menggunakan media pembelajaran
animasi dan pada salah satu variabel moderatornya yaitu gaya belajar. Sedangkan
perbedaannya pada penelitian ini menggunakan model pembelajaran CTL, media
pembanding KIT IPA, salah satu variabel moderatornya adalah motivasi berprestasi,
dan subjek penelitian tingkat SMA.
Penelitian yang dilakukan oleh Nicolaus Dolly Simon Kusdwiutomo dengan
judul “pengaruh pembelajaran fisika dengan media powerpoint disertai animasi dan
modul dilengkapi alat peraga terhadap prestasi belajar fisika ditinjau dari kreativitas
siswa” (studi kasus konsep gerak melingkar pada siswa kelas X semester I di SMA
Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2006/2007). Dari penelitian yang dilakukan
diperoleh prestasi belajar siswa menggunakan media powerpoint disertai animasi
lebih baik dari prestasi belajar siswa menggunakan modul dilengkapi alat peraga.
Penelitian ini memiliki kesamaan dalam hal media pembelajaran, hanya saja
penelitian ini mengikuti pola-pola CTL dengan mengukur gaya belajar dan motivasi
berprestasi siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Kasinem dengan judul “pembelajaran
kuantum dengan motode animasi dan diskusi ditinjau dari gaya belajar siswa” (studi
kasus pembelajaran fisika kelas IX SMP Negeri 6 Ngawi pada materi tata surya
semester 2 tahun pelajran 2008/2009). Dari penelitian yang dilakukan, prestasi
belajar siswa dengan metode animasi lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar
siswa dengan metode diskusi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
dilakukan adalah salah satunya menggunakan media pembelajaran animasi dan
tinjauan variabel moderatornya yaitu gaya belajar. Sedangkan perbedaannya pada
model CTL, media pembanding yaitu KIT IPA, motivasi berprestasi, dan subjek
penelitian tingkat SMA.
Penelitian yang dilakukan oleh Hardiati dengan judul “penggunaan media
animasi simulasi komputer dan modul LKS ditinjau dari motivasi berprestasi dan
kemampuan awal siswa dalam pembelajaran fisika” (studi kasus pada siswa kelas 3
IPA SMA Negeri 4 Surakarta pada materi getaran harmonis semester 1 tahun
pelajaran 2003/2004). Dari penelitian yang dilakukan, prestasi siswa dengan
pembelajaran animasi simulsi komputer lebih baik dari prestasi belajar siswa dengan
pembelajaran menggunakan modul LKS. Persamaan penelitian ini dengan penelitian
yang dilakukan adalah penggunaan media pembelajaran animasi dan pada salah satu
variabel moderatornya yaitu motivasi berprestasi. Sedangkan perbedaannya pada
media pembanding KIT IPA, dan salah satu variabel moderatornya yaitu motivasi
berprestasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Berta Wikara dengan judul “Pembelajaran
bilologi melalui media komik dan animasi ditinjau dari kemampuan verbal dan
kreativitas siswa” (studi kasus materi peredaran darah manusia pada siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Mojolaban Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010). Dari
penelitian yang dilakukan, prestasi belajar siswa lebih baik dengan menggunakan
media animasi daripada menggunakan media komik. Penelitian tersebut memiliki
kesamaan dengan penelitian yang dilakukan yaitu pada media pembelajaran animasi,
sedangkan perbedaannya pada media komik dan tinjauan variabel moderatornya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Penelitian ini menggunakan media pembanding KIT IPA dan variabel moderatornya
adalah gaya belajar dan motivasi berprestasi. Penggunaan media animasi dalam
pembelajaran perlu di terapkan dan dibenahi kekurangannya, agar lebih menambah
pengalaman belajar bagi siswa.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran merupakan interaksi antara guru dengan siswa, yang menuntut
keterlibatan siswa secara aktif dan dominan. Untuk membuat siswa aktif dalam
proses belajar mengajar guru harus mampu membuat perangkat pembelajaran yang
menekankan siswa untuk melakukan pembelajaran sendiri. Dengan belajar mandiri,
siswa berinteraksi secara langsung terhadap lingkungannya. Sehingga diharapkan
siswa dapat menemukan dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Realita di
lapangan tidak sepenuhnya demikian, guru masih lebih nyaman menggunakan
metode ceramah dengan alasan materi lebih cepat tersampaikan dan dapat memonitor
siswa secara leluasa. Hal ini sudah membudaya dilingkup pendidikan, terutama di
sekolah tempat dilakukan penelitian. Dalam penelitian ini, dicoba pembelajaran yang
lebih menekankan peran aktif siswa yaitu melalui model CTL menggunakan media
pembelajaran animasi dan KIT IPA dilihat dari gaya belajar dan motivasi berprestasi
siswa. Untuk itu ada beberapa kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Peranan pembelajaran fisika dengan CTL melalui media pembelajaran animasi
dan KIT IPA terhadap prestasi belajar.
Pembelajaran berdasarkan kontekstual adalah pembelajaran yang
memungkinkan siswa TK sampai SMA untuk menguatkan, memperluas, dan
menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah
dunia nyata atau masalah-masalah yang disimulasikan. dengan belajar sesuai sintak
yang ada dalam CTL siswa lebih berperan aktif dalam mencari dan menemukan
konsep pembelajaran yang dilakukan, disamping itu siswa diharapkan mampu
mengaitkan pengalaman-pengalaman sehari-hari dengan konsep yang ia temukan
dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
Materi pembelajaran yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah suhu dan
kalor, penerapan konsep-konsep suhu dan kalor sering dilihat bahkan dilakukan oleh
siswa dalam kehidupan. Untuk lebih mudah memahami secara detail aplikasi-
aplikasi konsep suhu dan kalor digunakan media pembelajaran animasi dan KIT IPA
sebagai alat bantu. Dari uraian di atas dapat diduga prestasi belajar siswa akan lebih
baik jika menggunakan model CTL melalui media pembelajaran animasi dan KIT
IPA.
2. Peranan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.
Siswa memiliki perbedaan dalam menyerap dan mengelola informasi yang
disampaikan oleh guru, perbedaan inilah yang disebut gaya belajar. Gaya belajar
adalah cara seseorang untuk lebih mudah menangkap dan mengelola informasi.
Berdasarkan penelitian, gaya belajar siswa terindikasi dalam tiga kategori yaitu: gaya
belajar visual, gaya belajar auditori, dan gaya belajar kinestetik. Pelajar visual baik
belajar dengan melihat gambar, grafik, slides, demonstrasi, film dan lain-lain. Pelajar
auditori senang belajar melalui mendengarkan orang lain berbicara dan
mendengarkan rekaman suara. Pelajar kinestetik, pelajar yang paling baik belajar
melalui sentuhan dan gerakan. Media animasi dapat memberikan manfaat yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
besar terhadap pelajar visual dan KIT IPA dapat memberikan manfaat yang besar
terhadap pelajar kinestetik. Dengan demikian dapat diduga gaya belajar memiliki
pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
3. Peranan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa.
Motivasi sangat dibutuhkan untuk menimbulkan semangat yang tinggi dalam
belajar. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang terdapat dalam diri
seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu.
Motivasi yang tinggi akan membuat belajar semakin bersemangat, penampilan,
pemaknaan, dan ketekunan dalam berolahraga. Berdasarkan definisi di atas
seseorang akan lebih maksimal dalam belajarnya ketika mimiliki motivasi yang
tinggi.
Semangat kompetisi harus selalu ditumbuhkan dalam diri siswa agar timbul
obsesi untuk menjadi yang terbaik. Dengan demikian siswa selalu memanfaatkan
waktunya untuk belajar, karena ia menyadari bahwa dirinya dalam kompetisi. Jika
semangat kompetisi sudah ada dalam diri siswa maka motivasi berprestasi dengan
sendirinya tumbuh dan menjadi karakter pada siswa. Dengan demikian dapat diduga
bahwa, siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan memperoleh prestasi
belajar yang lebih baik dari siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.
4. Interaksi antara media pembelajaran dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi
belajar siswa.
Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah animasi dan
KIT IPA. Media animasi akan menampilkan pembelajaran dalam bentuk gerakan-
gerakan, video, film, grafik dan warna-wanra. Pada media pembelajaran animasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
siswa ditutut untuk memaksimalkan fungsi idra penglihatan yang dimiliki dalam
memperoleh serta mengolah informasi tentang konsep-konsep materi pembelajaran
yang dilakukan. Sedangkan KIT IPA dapat digunakan oleh siswa untuk merancang
percobaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran, sehingga dituntut
kemampuan siswa untuk merangkai dan mengamati proses-proses dalam percobaan
untuk mendapatkan informasi tentang konsep-konsep materi pembelajaran yang
dilakukan. Dari uraian tersebut, diduga ada interaksi antara media pembelajaran
dengan gaya belajar yang dimiliki oleh siswa.
5. Interaksi antara media pembelajaran dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi
belajar siswa.
Proses belajar mengajar yang baik adalah pembelajaran yang melibatkan
peran aktif siswa. Salah satu tujuan penggunaan media pembelajaran animasi dan
KIT IPA adalah untuk meningkatkan peran serta siswa dalam proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran suhu dan kalor dengan CTL menggunakan media pembelajaran
animasi dan KIT IPA, motivasi berprestasi siswa akan terangsang karena disajikan
dalam bentuk yang menarik dan melibatkan peran aktif siswa. Siswa yang memiliki
motivasi berprestasi tinggi akan berusaha memahami konsep-konsep materi
pembelajaran melalui media yang sudah disediakan, dan sebaliknya siswa yang
memiliki motivasi berprestasi rendah akan menggunakan media hanya sebagai media
pembelajaran biasa. Dari uraian tersebut diduga ada interaksi antara media
pembelajaran dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
6. Interaksi antara gaya belajar siswa dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi
belajar siswa.
Gaya belajar dan motivasi berprestasi merupakan faktor internal siswa. Gaya
belajar merupakan cara seseorang untuk menerima dan mengolah informasi dengan
lebih baik, sedangkan motivasi berprestasi merupakan dorongan dalam diri siswa
untuk menjadi yang terbaik diantara yang lain. Kedua faktor tersebut memiliki arti
yang penting dalam proses pembelajaran. Siswa akan lebih mudah memahami materi
pelajaran jika belajar sesuai gaya belajarnya sendiri ketika memiliki motivasi yang
tinggi. Dan sebalikanya, siswa akan lebih susah memahami materi pelajaran ketika
memiliki motivasi yang rendah serta materi pembelajaran tidak disampaikan sesuai
gaya belajar dimiliki. Dengan demikian diduga ada interaksi antara gaya belajar
dengan motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar siswa.
7. Interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA, gaya belajar dan
motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa.
Berdasarkan karakteristik materi suhu dan kalor yang dipelajari melalui
tahapan sintak dalam CTL dengan menggunakan media pembelajaran animasi dan
KIT IPA diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, apalagi didukung
oleh motivasi berprestasi yang tinggi serta gaya belajar yang sesuai dengan media
pembelajaran.
Dari uraian di atas dapat diduga bahwa siswa-siswa yang memiliki gaya
belajar visual maupun kinestetik dan bermotivasi prestasi tinggi akan memperoleh
prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan yang memiliki gaya belajar
visual maupun kinestetik tetapi bermotivasi prestasi rendah, baik pada pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
CTL melalui media pembelajaran animasi maupun CTL melalui KIT IPA. Dengan
demikian dimungkinkan adanya interaksi antara pembelajaran dengan CTL melalui
media pembelajaran animasi dan KIT IPA dengan gaya belajar dan motivasi
berprestasi terhadap prestasi belajar siswa.
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah disampaikan maka
hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran animasi dan KIT IPA
terhadap prestasi belajar siswa.
2. Terdapat pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar
siswa.
3. Terdapat pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi
belajar siswa.
4. Terdapat interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA dengan gaya
belajar terhadap prestasi belajar siswa.
5. Terdapat interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA dengan
motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa.
6. Terdapat interaksi antara gaya belajar dengan motivasi berprestasi terhadap
prestasi belajar siswa.
7. Terdapat interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA, gaya belajar
dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Masbagik Kecamatan
Masbagik Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat (NTB).
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011,
dengan jadwal kegitan sebagai berikut;
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tahun
2010 2011No Kegiatan
Juli Sep Okt Nov Des Jan Feb Mrt Apr
1 Pengajuan judul √
2 Penyusunan usulanpenelitian
√
3 Seminar usulanpenelitian
√
4 Pembuatan media √ √
5 Perizinan penelitian √
6 Uji coba instrumen √
6 Pengambilan data √
7 Analisis data √
8 Penyusunan laporan √ √
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1
Masbagik Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat
Tahun Pelajaran 2010/2011, yang terdiri dari 7 kelas dengan jumlah siswa 240 orang.
2. Sampel
Berdasarkan informasi dari kepala sekolah SMA Negeri 1 Masbagik,
pendistribusian siswa kelas X pada masing-masing kelas dilakukan secara acak,
artinya tidak berdasarkan peringkat atau nilai UN SLTP. Dengan demikian ketujuh
kelas dari populasi memiliki kesamaan kemampuan dalam pembelajaran, selanjutnya
guru fisika kelas X juga memberikan pernyataan terkait dengan hal tersebut
”kemampuan belajar fisika semua kelas X relatif sama hal ini ditunjukkan dari hasil
evaluasi semester ganjil mata pelajaran fisika”. Berdasarkan keterangan dari kepala
sekolah dan guru fisika SMA Negeri 1 Masbagik, maka teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah cluster random sampling (acak sederhana) yaitu dengan cara
melakukan pengundian dari populasi yang telah ditetapkan dan diambil hanya dua
kelas sebagai sampel penelitian. Dari pengundian yang dilakukan, terpilih kelas X6
dan kelas X7 . kelas X6 selanjutnya disebut kelas eksperimen I diberi pembelajaran
dengan CTL melalui media animasi, dan kelas X7 selanjutnya disebut kelas
eksperimen II diberi pembelajaran dengan CTL melalui media KIT IPA.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
semu (quasi experiment) yang melibatkan satu atau lebih kelompok eksperimen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Metode ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat
dengan cara menggunakan satu atau lebih perlakuan kepada satu atau lebih kelompok
eksperimen. Penelitian ini menggunakan dua kelompokk eksperimen, yaitu
kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Kedua kelompok tersebut
diasumsikan sama dalam segala segi yang relevan dan hanya berbeda dalam
pemberian perlakuan mengajar tetapi tetap seimbang. Kelompok eksperimen I diberi
perlakuan dengan media animasi sedangkan kelompok eksperimen II diberi
perlakuan dengan KIT IPA. Hasil dari kedua kelompok tersebut dikaji dan
dibandingkan mana yang lebih baik dan tepat dari penggunaan kedua media dalam
pembelajaran fisika pada materi suhu dan kalor.
D. Variabel dan Rancangan Penelitian
1. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) variabel yaitu variabel bebas, variabel
moderator, dan variabel terikat.
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah implementasi CTL dalam
pembelajaran fisika menggunakan media, dimana variabel bebas dibedakan menjadi
dua yaitu CTL dalam pembelajaran fisika menggunakan media animasi dan CTL
dalam pembelajaran fisika menggunakan KIT IPA.
1) Definisi Operasional
Pembelajaran fisika dengan CTL melalui media animasi adalah
pembelajaran fisika yang mengikuti pola-pola CTL dengan gerakan-gerakan
menggunakan bantuan komputer. Pembelajaran fisika dengan CTL melalui KIT IPA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
adalah pembelajaran fisika mengikuti pola-pola CTL menggunakan alat-alat
praktikum IPA yang dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
2) Indikator
Perlakuan pembelajaran pada kelas eksperimen I dengan CTL menggunakan
media animasi. Perlakuan pembelajaran pada kelas eksperimen II dengan CTL
menggunakan KIT IPA.
3) Skala pengukuran: nominal
4) Simbol
Implementasi CTL dalam pembelajaran fisika menggunakan media sebagai
variabel bebas diberi simbol A, untuk CTL menggunakan animasi diberi simbol A1
dan CTL menggunakan KIT IPA diberi simbol A2.
b. Variabel Moderator
Variabel moderator dalam penelitian ini adalah gaya belajar dan motivasi
berprestasi siswa. Dalam penelitian ini gaya belajar hanya dibedakan menjadi dua
kategori saja yaitu gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik, sedangkan
motivasi berprestasi diketegorikan menjadi dua yaitu motivasi berprestasi tinggi dan
motivasi berprestasi rendah.
1) Definisi Operasional
Gaya belajar adalah suatu cara seseorang dalam menyerap dan mengolah
informasi. Dengan mengetahui gaya belajar seseorang maka akan lebih memudahkan
untuk berkomunikasi dengan orang tersebut.
Motivasi berprestasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan seseorang untuk mencapai prestasi guna memenuhi kebutuhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
psikologisnya. Keadaan seperti ini harus ditumbuh kembangkan pada diri siswa agar
selalu bersemangat dalam proses belajarnya.
2) Indikator
Untuk mengetahui gaya belajar siswa, diperoleh dari skor angket gaya
belajar dan kategori motivasi berdasarkan skor angket motivasi berprestasi siswa.
3) Skala pengukuran: ordinal
4) Simbol
Variabel moderator untuk gaya belajar diberi simbol B, dengan rincian gaya
belajar visual B1, gaya belajar kinestetik B2. Sedangkan variabel moderator untuk
motivasi berprestasi diberi simbol C1 dan motivasi berprestasi rendah C2.
c. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui
besarnya pengaruh dari variabel lain. Variabel terikat dipengaruhi oleh variabel
bebas dan variabel moderator. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi
belajar fisika.
1) Definisi Operasional
Prestasi belajar fisika adalah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru.
2) Indikator
Prestasi belajar sebagai hasil yang dicapai oleh siswa dinyatakan dalam
bentuk nilai. Skor diambil dari tes akhir prestasi belajar dan ketika pembelajaran
berlangsung. Hasil belajar atau prestasi belajar yang diukur hanya pada aspek
kognitif dan aspek afektif saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
3) Skala pengukuran: Interval
4) Simbol
Prestasi belajar sebagai variabel terika diberi simbol: Ai Bj Ck dalam hal ini
i, j, dan k adalah bilangan bulat atau i = j = k = 1, 2, 3….
2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu, yang bertujuan untuk
mengetahui perbedaan pengaruh antara pembelajaran CTL menggunakan media
animasi dengan pembelajaran CTL menggunakan KIT IPA terhadap prestasi belajar
fisika dengan memperhatikan gaya belajar dan motivasi berprestasi siswa pada
materi suhu dan kalor.
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas bahwa terdapat variabel-variabel
penelitian yang diduga mempengaruhi prestasi belajar fisika, variabel-variabel
tersebut adalah implementasi CTL dalam pembelajaran fisika menggunakan media
animasi dan KIT IPA, gaya belajar siswa, dan motivasi berprestasi. Berdasarkan
variabel-variabel yang telah disebutkan, maka dalam penelitian ini digunakan
rancangan faktorial 2 x 2 x 2, seperti terlihat pada tabel berikut
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian
CTLAnimasi
(A1)KIT IPA
(A2)Visual (B1)Gaya Belajar
(B) Kinestetik (B2)
Tinggi (C1)
MoivasiBerprestasi
(C) Rendah(C2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
E. Teknik Pengambilan Data
Pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah
penelitian. Dengan adanya data yang terkumpul peneliti bisa menyimpulkan hasil
penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah metode angket, observasi dan tes.
1. Metode Angket
Metode angket digunakan untuk mengetahui gaya belajar dan motivasi
berprestasi siswa. Dengan didapatkannya skor angket yang telah diisi oleh siswa,
maka akan diketahui gaya belajar dan tingkat motivasi berprestasi siswa.
2. Metode Observasi
Metode observasi digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
ranah afektif. Hal ini dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung.
3. Metode Tes
Tes adalah sederetan pernyataan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat, dan
sebagainya. Dalam penelitian ini metode tes digunakan untuk mendapatkan
informasi tentang kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran fisika.
F. Instrumen Penelitian
Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti, maka instrumen penelitian ini
terdiri dari:
1. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran
a. Rencara Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun dengan mengacu pada
silabus dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku yaitu Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
b. Media animasi sebagai media pembelajaran yang dibuat sendiri oleh peneliti.
Media ini berisi materi pembelajaran yang digunakan oleh siswa dalam proses
belajar mengajar.
c. KIT IPA sebagai media pembelajaran yang sudah tersedia dalam boks KIT.
Media ini berisi alat-alat fisika yang digunakan oleh siswa dalam pembelajaran.
d. Lembar kerja siswa yang dibuat oleh peneliti, LKS ini dirancang sesuai dengan
percobaan/pengamatan yang dilakukan siswa.
2. Instrumen Pengambilan Data
a. Instrumen Gaya Belajar
Untuk memperoleh data tentang gaya belajar siswa, maka digunakan angket
gaya belajar. Jumlah pernyataan/soal sebanyak 50 butir item dengan 4 alternatif
jawaban. Angket gaya belajar terdiri dari pernyataan/soal positif dan negatif,
penskoran untuk masing-masing penyataan yaitu; pernyataan positif, Selalu = 4,
Sering = 3, Jarang = 2, dan tidak pernah = 1, sedangkan untuk pernyataan negatif
yaitu; Selalu = 1, Sering = 2, Jarang = 3, dan tidak pernah = 4. Kisi-kisi dan soal
angket gaya belajar dapat dilihat pada lampiran 08 dan 09
b. Instrumen Motivasi Berprestasi
Untuk memperoleh informasi mengenai motivasi berprestasi siswa, maka
digunakan angket motivasi berprestasi yang terdiri dari 40 butir item pernyataan/soal
dengan 4 alternatif jawaban. Angket motivasi berprestasi terdiri dari pernyataan/soal
positif dan negatif, penskoran untuk masing-masing penyataan yaitu; pernyataan
positif, Selalu = 4, Sering = 3, Jarang = 2, dan tidak pernah = 1, sedangkan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
pernyataan negatif yaitu; Selalu = 1, Sering = 2, Jarang = 3, dan tidak pernah = 4.
Kisi-kisi dan soal angket motivasi berprestasi dapat dilihat pada lampiran 10 dan 11
c. Instrumen Tes Prestasi Belajar
Tes prestasi belajar digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes ini
terdiri dari 35 soal pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban. Kisi-kisi dan soal tes
prestasi belajar dapat dilihat pada lampiran 06 dan 07.
Sebelum instrumen digunakan perlu diuji cobakan terlebih dahulu, hal ini
bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut layak dugunakan atau tidak.
Untuk instrumen gaya belajar dan motivasi berprestasi yang diuji adalah validitas
dan reliabilitas, sedangkan untuk instrumen tes prestasi belajar siswa yang diuji
adalah validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan derajat kesukaran.
G. Uji Coba Isntrumen Pangambilan Data
1. Uji Validitas
a. Validitas Isi
Validitas isi dimaksudkan untuk mengecek atau menverifikasi kelayakan
isi (content) dari instrumen, sehingga tidak menimbulkan kerancuan dalam
pemaknaan dan pelaksanaan. Validitas isi dilakukan oleh dosen yang memiliki
kompetensi dibidangnya, semua instrumen akan dilakukan validitas isi sebelum
dilakukan validitas item soal.
b. Validitas Item
Suatu instrumen dikatakan memenuhi kriteria validitasnya atau dengan
kata lain mempunyai validitas tinggi, apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi
ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan dilakukannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
pengukuran. Untuk menguji validitas item instrumen digunakan rumus korelasi
product moment, korelasi yang dimaksud adalah korelasi antara skor item soal
dengan skor total. Rumusnya sebagai berikut
(3.1)
Dengan (Suharsimi Arikunto, 1995 : 69)
X = skor item
Y = skor total
N = cacah subject
rxy = angka validitas item
Tabel 3.3 Klasifikasi Validitas Item
Nilai rxy Kualifikasi
0,91 – 1,00 Sangat tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
Negative – 0,20 Sangat rendah
Pengolahan data dilakukan dengan bantuan Ms excel, setelah dilakukan pengolahan
data hasil uji coba instrumen gaya belajar, motivasi berprestasi dan tes prestasi
belajar diperoleh kesimpulan sebagai berikut
Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen
No Jenis Instrumen Jumlah Item Valid (item) Tidak valid (item)
1 Gaya Belajar 50 47 3
2 Motivasi Berprestasi 40 36 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
3 Tes Prestasi Belajar 35 20 15Dari tabel 3.4 terlihat bahwa, instrumen gaya belajar dengan jumlah
pertanyaan/soal 50 item yang tidak valid hanya 3 item yaitu nomor: 41,45, dan 48.
Ketiga item tersebut diperbaiki sehingga layak digunakan untuk mengambil data
penelitian. Untuk instrumen motivasi berprestasi dengan jumlah pertanyaan/soal 40
item yang tidak valid hanya 4 item yaitu nomor: 32, 36, 38, dan 40. Keempat item
tersebut diperbaiki sehingga layak digunakan mengambil data peneltian. Untuk
instrumen prestasi belajar dengan jumlah 35 item, yang tidak valid berjumlah 15
item, yaitu nomor: 1, 3, 5, 7, 8, 11, 14, 17, 18, 19, 23, 26, 29, 30, dan 35. Dari
kelimabelas soal tersebut, hanya diambil lima soal untuk memenuhi proporsi
beberapa indikator yang telah ditetapkan. Soal yang diambil yaitu nomor: 3, 8, 11,
18, dan 35, kelima soal tersebut diperbaiki sehingga layak digunakan.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui instrumen tersebut dapat
memberikan hasil pengukuran yang dapat dipercaya atau tetap. Rumus yang
digunakan untuk menguji reliabilitas tes prestasi belajar adalah rumus kuder-
richardson (KR-20).
(3.2)
Dengan
r11 = reliabilitas
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item, dan s = standar deviasi
Sedangkn rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas angket gaya
belajar dan motivasi berprestasi adalah rumus Alpha Cronbach’s sebagai berikut.
(3.3)
Dengan (Suharsimi Arikunto, 1995 : 106)
r11 = reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
= jumlah varian butir
= varian total
Indek korelasi yang merupakan interpretasi terhadap koefisien korelasi (nilai
r) dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi
Nilai r Interfretasi
0,91 – 1,00 Sangat tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
Negative – 0,20 Sangat rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Pengolahan data dilakukan dengan bantuan Ms excel, setelah dilakukan pengolahan
data hasil uji coba instrumen gaya belajar, motivasi berprestasi dan tes prestasi
belajar diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
Tabel 3.6 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
No Jenis Instrumen Jumlah Item Indek Reliabilitas Kriteria
1 Gaya Belajar 50 0,959 Sangat tinggi
2 Motivasi Berprestasi 40 0,903 Tinggi
3 Tes Prestasi Belajar 35 0,746 Tinggi
Hasil pengolahan pada masing-masing instrumen menunjukkan r11 > rtabel,
dengan demikian instrumen gaya belajar, motivasi berprestasi, dan tes prestasi
belajar dinyatakan reliabel. Tingkat reliabilita masing-masing instrumen ditunjukkan
pada tabel 3.6 di atas.
3. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda item adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Rumus yang digunakan untuk uji daya pembeda adalah
(3.4)
Dimana:
DP = daya pembeda
JA = Banyaknya peserta kelas atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
JB = banyaknya peserta kelas bawah
BA = Banyaknya peserta kelas atas yang menjawab soal dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelas bawah yang menjawab soal dengan benar
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Nilai Daya Beda Kriteria
0,70 - 1,00 Baik sekali
0,40 - 0,70 Baik
0,20 - 0,40 Cukup
0,00 - 0,20 Jelek
Setelah dilakukan pengolahan data hasil uji coba instrumen untuk tes
prestasi belajar diperoleh kesimpulan seperti ditunjukkan pada tabel 3.8. Klasifikasi
daya pembeda soal dilakukan berdasarkan tabel 3.7, rangkuman hasil uji daya
pembeda disajikan sebagai berikut.
Tabel 3.8 Item Soal Pengambilan Data Berdasarkan Penghitungan Daya Pembeda
No Kriteria Jumlah soal Nomor soal
1 Baik 4 2, 12, 22, 32
2 Cukup 13 4, 6, 8, 9, 10, 21, 24, 25, 27, 28, 31, 33, 34
3 Jelek 8 3, 11, 13, 15, 16, 18, 20, 35
Semua item pada tabel 3.8 digunakan untuk mengambil data, dari 14 soal
kategori cukup hanya 1 soal tidak dipakai karena tidak valid yaitu soal nomor 5, dan
dari 17 soal kategori jelek, 9 soal tidak dipakai karena tidak valid yaitu nomor: 1, 7,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
14, 17, 19, 23, 26, 29, dan 30. Adapun soal nomor 3, 11, 18, dan 35 walaupun tidak
valid tetap dipakai, karena untuk memenuhi proporsi indikator, soal tersebut
diperbaiki menjadi cukup sehingga layak digunakan.
4. Uji Derajat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal dapat ditunjukkan dengan indeks kesukaran yaitu
bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Indeks kesukaran
adalah bilangan yang merupakan hasil perbandingan antara jawaban benar yang
diperoleh dengan jawaban benar yang seharusnya diperoleh dari suatu item soal.
Derajat kesukaran dihitung dengan rumus:
(3.5)
dengan
DK = derajat kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab dengan benar
Js = jumlah seluruh peserta tes
Tabel 3.9 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Nilai P Klasifikasi
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Setelah dilakukan pengolahan data hasil uji coba untuk tes prestasi belajar diperoleh
kesimpulan sebagai berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Tabel 3.10 Instrumen Prestasi Kogniti Berdasarkan Penghitungan Indeks Kesukaran Soal
No Kriteria Jumlah soal Nomor soal
1 Sukar 1 3
2 Sedang 19 2, 4, 6, 8, 9, 11, 12, 13, 18, 21, 22, 24, 25, 27, 31,32, 33, 34, 35
3 Mudah 5 10, 15, 16, 20, 28
Berdasarkan tabel 3.10 terdapat 3 soal kategori sukar dan yang dipakai cuma
nomor 3, karena nomor 1 dan 5 tidak valid. Pada penghitungan daya pembeda soal
nomor 3 termasuk jelek supaya dapat digunakan diperbaikan menjadi cukup. 27 soal
kategori sedang dan hanya 19 soal yang dipakai, karena yang lainnya tidak valid
yaitu nomor: 7, 14, 17, 19, 23, 26, 29, dan 30. Sedangkan pada kategori mudah
semuanya dipakai, walaupun soal nomor 15 tidak valid, tetapi karena untuk
memenuhi pencapaian indikator maka soal 15 diperbaiki sampai pada kategori
sedang.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat analisis
Analisis data dilakukan untuk mengetahui kebenaran hipotesis yang
diajukan dalam penelitian, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik anava tiga jalan dengan frekuensi isi sel tidak sama. Untuk dapat
menggunakan anava, sebelumnya harus dilakukan uji prasyarat analisis sebagai
berikut.
a. Uji Normalitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Untuk mengetahui sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
atau tidak maka perlu dilakukan uji normalitas, uji normalitas yang digunakan adalah
dengan metode liliefors dengan hipotesis sebagai berikut:
(1) Hipotesis
H0 = sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
H1 = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
(2) Taraf signifikansi: α = 5 % = 0,05
(3) Keputusan Uji
Sig < 0,05 H0 diterima dan H1 ditolak
Sig > 0,05 H0 ditolak dan H1 diterima
b. Uji Homogenitas
Untuk mengetahui sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak
maka perlu diuji kehomogenannya. Untuk uji homogenitas digunakan uji F.
(1) Hipotesis
H0 = sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi variansi homogen.
H1 = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi variansi homogen.
(2) Taraf singnifikansi: α = 5 % = 0,05
(3) Keputusan uji
Sig < 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
Sig > 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika uji prasyarat analisis terpenuhi maka analisis variansi (anava) dapat
dilakukan.
2. Pengujian Hipotesis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Uji Anava
Dalam pengujian hipotesis, teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis varians (anava) tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2
x 2 dengan sel tidak sama. Model data analisis varian tiga jalan adalah:
Xijk = μ + αi + βj + γk + (αβ)ij + (αγ)ik + (βγ)jk + (αβγ)ijk + ςijk
dengan
Xijk :data ke-i yang dikenai faktor A (media pembelajaran), faktor B (gaya
belajar) kategori-j dan faktor C (motivasi berprestasi) kategori ke-k
μ : rerata dari seluruh data
αi : efek faktor A kategori ke-i terhadap variabel terikat
βj : efek faktor B kategori ke-j terhadap variabel terikat
γk : efek faktor C kategori ke-k terhadap variabel terikat
(αβ)ij : kombinasi pengaruh faktor A dan B
(αγ)ik : kombinasi pengaruh faktor A dan C
(βγ)jk : kombinasi pengaruh faktor B dan C
(αβγ)ijk : kombinasi pengaruh faktor A, B, dan C
ςijk : kesalahan eksperimental yang berdistribusi normal N (0,σ)
i = 1, 2 dimana 1 adalah pembelajaran menggunakan media animasi dan 2
adalah pembelajaran menggunakan KIT IPA
j = 1, 2 dimana 1 adalah gaya belajar visual, 2 adalah gaya belajar kinestetik
k = 1, 2 dimana 1 adalah motivasi berprestasi tinggi dan 2 adalah motivasi
berprestasi rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Prosedur dalam pengujian menggunakan analisis varian 3 jalan dengan sel
tak sama yaitu:
1) Hipotesis
H0 = Tidak terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran animasi dan KIT
IPA terhadap prestasi belajar siswa.
H1 = Terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran animasi dan KIT IPA
terhadap prestasi belajar siswa.
Pada analisis varian tiga jalan terdapat tujuh pasang hipotesis yang
perumusannya adalah:
a) H0A : αi = 0 untuk setiap i, i = 1, 2
H1A : paling sedikit ada satu αi yang tidak nol
b) H0B : βj = 0 untuk setiap j, j = 1, 2
H1B : paling sedikit ada satu βj yang tidak nol
c) H0C : γk = 0 untuk setiap k, k = 1, 2
H1C : paling sedikit ada satu γk yang tidak nol
d) H0AB : (αβ)ij = 0 untuk setiap pasang (i, j)
H1AB : paling sedikit ada satu (αβ)ij yang tidak nol
e) H0AC : (αγ)ik = 0 untuk setiap pasang (i, k)
H1AC : paling sedikit ada satu (αγ)ik yang tidak nol
f) H0BC : (βγ)jk = 0 untuk setiap pasang (j, k)
H1BC : paling sedikit ada satu (βγ)jk yang tidak nol
g) H0ABC : (αβγ)ijk = 0 untuk setiap pasang (j, k)
H1ABC : paling sedikit ada satu (αβγ)ijk yang tidak nol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
2) Taraf signifikansi: α = 5% = 0,05
3) Komputasi
Tabel 3.11 Tata Letak Data
B1 B2
C1 C2 C1 C2
A1 A1 B1 C1 A1 B1 C2 A1 B2 C1 A1 B2 C2
A2 A2 B1 C1 A2 B1 C2 A2 B2 C1 A2 B2 C2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data mentah hasil
penelitian berupa skor gaya belajar, skor motivasi berprestasi, dan nilai prestasi
kognitif serta afektif pada materi pokok suhu dan kalor. Berikut deskripsi masing-
masing data.
1. Data Gaya Belajar
Data gaya belajar diperoleh dari angket gaya belajar yang telah diberikan
kepada siswa. Gaya belajar siswa digolongkan menjadi dua kategori yaitu gaya
belajar visual dan gaya belajar kinestetik. Pengelompokan siswa kedalam gaya belajar
visual dan gaya belajar kinestetik berdasarkan jumlah skor yang diperoleh siswa pada
butir-butir angket masing-masing kategori, jika jumlah skor yang diperoleh siswa
pada kategori visual lebih besar atau sama dengan jumlah skor yang diperoleh siswa
pada kategori kinestetik maka gaya belajar siswa tersebut termasuk dalam kategori
gaya belajar visual demikian juga sebaliknya jika jumlah skor yang diperoleh siswa
pada kategori visual lebih kecil dari jumlah skor yang diperoleh siswa pada kategori
kinestetik maka gaya belajar siswa tersebut termasuk dalam kategori gaya belajar
kinestetik. Rangkuman data gaya belajar masing-masing kelompok yaitu kelompok
ekseprimen I yang menggunakan media pembelajaran animasi sebagai media
pembelajaran dan kelompok eksperimen II yang menggunakan KIT IPA sebagai
media pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Tabel 4.1 Rangkuman Gaya Belajar Siswa
Kelompok Jumlah Data Visual KinenstetisEksperimen I 34 22 12Eksperimen II 35 17 18
Jumlah 69 39 30
Berdasarkan tabel 4.1 jumlah siswa yang memiliki gaya belajar visual lebih
banyak dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik. Data
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15
2. Data Motivasi Berprestasi
Data motivasi berprestasi diperoleh dari angket yang diberikan kepada siswa
sebelum diberikan pembelajaran. Motivasi berprestasi digolongkan menjadi dua
kategori yaitu motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah. Pembagian
kategori tinggi dan rendah berdasarkan pada nilai rerata data motivasi berprestasi
siswa. Siswa dikatakan memiliki motivasi berprestasi tinggi jika skor yang diperoleh
siswa lebih tinggi atau sama dengan rerata dan siswa dikatakan memiliki motivasi
berprestasi rendah jika skor yang diperoleh siswa lebih rendah daripada rerata.
Rangkuman data motivasi berprestasi kedua kelompok disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.2 Rangkuman Data Motivasi Berprestasi Siswa
Kelompok JumlahData
Motivasi BerprestasiTinggi
Motivasi BerprestasiTinggi
Eksperimen I 34 20 14Eksperimen II 35 17 18
Jumlah 69 37 32
Berdasarkan tabel 4.2 jumlah siswa yang memiliki motivasi berprestasi
tinggi lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi
rendah. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
3. Prestasi Belajar Aspek Kognitif
Data prestasi belajar merupakan hasil post test setelah diberi perlakuan
pembelajaran menggunakan media pembelajaran animasi dan KIT IPA pada masing-
masing kelompok. Data prestasi belajar yang dideskripsikan dalam tabel maupun
histogram adalah data prestasi belajar ranah kognitif, adapun rangkuman data kedua
kelompok dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Rangkuman Data Prestasi Belajar Kognitif Siswa
Kelompok JumlahData
NilaiMaksimum
NilaiMinimum
Rerata SD
Eksperimen I 34 92 56 75,53 9,38Eksperimen II 35 92 56 73,80 9,94
Tabel 4.3 di atas, menunjukkan data prestasi belajar kognitif masing-masing
kelompok. Nilai maksimum dan minimum kedua kelompok sama yaitu 92 dan 56,
tetapi rerata kedua kelompok berbeda. Kelompok eksperimen I yang menggunakan
animasi sebagai media pembelajaran mempunyai rerata sebesar 75,53 hasil tersebut
lebih besar daripada rerata kelompok eksperimen II yang menggunakan KIT IPA
sebagai media dalam pembelajaran. Berdasarkan data tersebut kelompok eksperimen
I mempunyai prestasi yang lebih baik daripada kelompok eksperimen II, tetapi secara
statistik perbedaan tersebut tidak memiliki arti apa-apa karena selisihnya tidak
signifikan. Untuk lebih rinci berikut disajikan distribusi frekuensi data prestasi belajar
kognitif masing-masing kelompok. Pertama, distribusi frekuensi data prestasi belajar
asfek kognitif kelompok eksperimen I disajikan dalam tabel dan grafik berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Asfek KognitifKelompok Eksperimen I
Interval Nilai Tengah Frekuensi Presentase54 – 60 57 2 5,8861 – 64 64 5 14,7168 – 74 71 8 23,5375 – 81 78 10 29,4182 – 88 85 8 23,5389 – 95 92 1 2,94
Jumlah 34 100
Gambar 4.1 Histogram Prestasi Belajar Kognitif kelompok Eksperimen I
Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar histogram 4.1 dapat dilihat distribusi nilai
kognitif kelompok eksperimen I dengan rentang nilai dari 54 sampai 95. Kelas yang
memiliki frekuensi terbanyak yaitu pada interval 75 – 81 yaitu 10 siswa. Dari tabel
4.3 dapat dilihat bahwa rerata prestasi belajar kognitif kelompok eksperimen I adalah
75,53 oleh karena itu dapat diketahui jumlah siswa yang mendapat nilai post test
diatas rerata adalah sebanyak 19 siswa atau sebesar 55,88% dari total sampel
kelompok eksperimen I.
Kedua, distribusi frekuensi prestasi belajar kognitif kelompok eksperimen II
disajikan dalam tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Asfek KognitifKelompok Eksperimen II
Interval Nilai Tengah Frekuensi Presentase54 – 60 57 2 5,7161 – 64 64 9 25,7168 – 74 71 8 22,8675 – 81 78 8 22,8682 – 88 85 6 17,1489 – 95 92 2 5,71
Jumlah 35 100
Gambar 4.2 Histogram Prestasi Belajar Kognitif Kelompok Eksperimen II
Berdasarkan tabel 4.5 dan gambar histogram 4.2 tentang distribusi data
prestasi belajar kognitif kelompok eksperimen II dapat diketahui bahwa siswa
memperoleh nilai terbanyak pada interval 61 – 64 yaitu 9 siswa. Dari tabel 4.3 juga
dapat diketahui rerata prestasi belajar kelompok eksperimen II adalah 73,80 sehingga
diketahui jumlah siswa yang mendapat nilai pots test diatas rerata adalah sebanyak 16
siswa atau sebesar 45,71% dari total sampel kelompok eksperimen II.
Sesuai dengan variabel-variabel yang telah ditetapkan berpengaruh terhadap
variabel terikat, maka akan diuraikan hubungan masing-masing variabel tersebut
terhadap prestasi belajar siswa. Rangkuman dan distribusi frekuensi data prestasi
kognitif siswa berdasarkan kategori-kategori dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Tabel 4.6 Rangkuman Data Prestasi Kognitif Siswa BerdasarkanKategori Gaya Belajar
G. Belajar N Maksimum Minimum Rerata SDVisual 39 92 56 75,70 9,60
Kinestetik 30 92 60 73,30 9,70
Kedua kategori memiliki nilai maksimum yang sama serta nilai minimum
sedikit berbeda, perbedaan tersebut juga terlihat pada rerata kedua kategori, tetapi
perbedaan tersebut tidak berarti. Untuk memperjelas data pada tabel 4.6, disajikan
distribusi frekuensi data prestasi kognitif siswa berdasarkan gaya belajar visual dan
kinestetik sebagai berikut.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Kognitif Siswa BerdasarkanKategori Gaya Belajar Visual
Interval Nila Tengah Frekuensi Prosentase50 – 61 54 2 5,1359 – 67 63 6 15,3868 – 73 72 13 33,3377 – 79 81 11 28,2186 – 96 94 7 17,95
Jumlah 39 100
Gambar 4.3 Histogram Prestasi Belajar Kognitif BerdasarkanKategori Gaya Belajar Visual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Kognitif Siswa BerdasarkanKategori Gaya Belajar Kinestetik
Interval Nila Tengah Frekuensi Prosentase54 – 60 57 2 6,6761 – 64 64 8 26,6768 – 74 71 7 23,3375 – 81 78 8 26,6782 – 88 85 3 10,0089 – 95 92 2 6,67
Jumlah 30 100
Gambar 4.4 Histogram Prestasi Belajar Kognitif BerdasarkanKategori Gaya Belajar Kinestetik
Pada tabel 4.6 terlihat rerata gaya belajar visual adalah 75,70 dan rerata gaya
belajar kinestetik adalah 73,30. Untuk gaya belajar visual jumlah siswa yang
memperolah nilai diatas rerata sebanyak 21 siswa atau sebesar 53,85%. Sedangkan
untuk gaya belajar kinestetik jumlah siswa yang memperolah nilai diatas rerata
sebanyak 13 siswa atau sebesar 43,33%. Tetapi seperti yang terlihat pada tabel 4.6
rerata kedua kategori hampir sama dan sama-sama baik karena diatas kriteria
ketuntasan minimum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Tabel 4.9 Rangkuman Data Prestasi Kognitif Siswa BerdasarkanKategori Motivasi Berprestasi
Motivasi N Maksimum Minimum Rerata SDTinggi 37 92 60 75,54 8,72
Rendah 32 92 56 73,63 10,65
Sama halnya seperti pada gaya belajar, nilai maksimun siswa yang memiliki
motivasi berprestasi tinggi dan rendah adalah sama yaitu 92, sedangkan nilai
minimum dan reratanya sedikit berbeda, tetapi perbedaannya tidak berarti. Berikut
disajikan ditribusi frekuensi data prestasi kognitif siswa berdasarkan kategori
motivasi berprestasi.
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Kognitif Siswa BerdasarkanKategori Motivasi Berprestasi Tinggi
Interval Nila Tengah Frekuensi Prosentase54 – 60 57 1 2,7061 – 64 64 7 18,9268 – 74 71 10 27,0375 – 81 78 9 24,3282 – 88 85 9 24,3289 – 95 92 1 2,70
Jumlah 37 100
Gambar 4.5 Histogram Prestasi Belajar Kognitif BerdasarkanKategori Motivasi Berprestasi Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Kognitif Siswa BerdasarkanKategori Motivasi Berprestasi Rendah
Interval Nila Tengah Frekuensi Prosentase50 – 58 54 3 9,3859 – 67 63 7 21,8868 – 76 72 10 31,2577 – 85 81 6 18,7586 – 96 94 6 18,75
Jumlah 32 100
Gambar 4.6 Histogram Prestasi Belajar Kognitif BerdasarkanKategori Motivasi Berprestasi Rendah
Berdasarkan uraian data motivasi berprestasi di atas, pada kategori motivasi
berprestasi tinggi frekuensi terbanyak pada nilai tengah 71 yaitu 10 siswa atau sebesar
27,03%. Sedangkan pada kategori motivasi berprestasi rendah frekuensi terbanyak
pada nilai tengah 72 yaitu sebanyak 10 siswa atau sebesar 31,25%. Ini berarti,
kategori motivasi berprestasi tinggi lebih banyak memiliki nilai pada interval lebih
rendah jika dibandingkan dengan kategori motivasi berprestasi rendah.
Tabel 4.12 Rangkuman Data Prestasi Kognitif Siswa BerdasarkanKategori Gaya Belajar pada Kelompok Eksperimen I dan II
Animasi KIT IPAG. Belajar N Mak Min Rerata SD N Mak Min Rerata SD
Visual 22 92 56 77,45 9,53 17 88 56 73,41 9,48Kinestetik 12 88 60 72,00 8,36 18 92 56 74,17 10,62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Pada tabel 4.12 sekilas terlihat nilai maksimum, minimum, rerata dan standar
deviasi kedua gaya belajar tidak jauh berbeda.
Tabel 4.13 Rangkuman Data Prestasi Kognitif Siswa BerdasarkanKategori Motivasi pada Kelompok Eksperimen I dan II
Animasi KIT IPAMotivasi N Mak Min Rerata SD N Mak Min Rerata SDTinggi 20 92 60 76,00 9,36 17 88 64 75,00 8,15
Rendah 14 88 56 74,86 9,73 18 92 56 72,67 11,50
Berdasarkan tabel 4.13 terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai
motivasi tinggi dan rendah pada kedua kelompok eksperimen.
Dari tabel-tabel di atas terlihat bahwa, rerata semua kelompok dan masing-
masing kategori memiliki perbedaan tetapi perbedaan tersebut tidak signifikan antara
satu dengan yang lain. Yang perlu diperhatikan semua rerata tersebut diatas KKM. Ini
berarti prestasi belajar kognitif siswa sama-sama baik. Berikut ditunjukkan
rangkuman data prestasi kognitif siswa berdasarkan kategori gaya belajar dan
motivasi berprestasi pada kedua kelompok.
Tabel 4.14 Rangkuman Data Prestasi Kognitif Siswa BerdasarkanKategori Gaya Belajar Dan Motivasi Berprestasi
Animasi KIT IPAN rerata SD N rerata SD
Motivasi tinggi 10 80,00 8,84 7 76,00 8,00VisualMotivasi rendah 12 76,67 9,92 10 71,60 10,41Motivasi tinggi 10 72.00 8,43 10 74,30 8,62kinestetikMotivasi rendah 2 72,00 11,31 8 74,00 13,31
Berdasarkan tabel 4.14 jika rerata yang satu dibandingkan dengan lainnya,
rerata paling tinggi berada pada kategori visual motivasi berprestasi tinggi
menggunakan media pembelajaran animasi. Tetapi secara umum perbedaan rerata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
semua kategori tidak memiliki arti yang terlalu jauh, masih berkisar dibawah satu.
Semua rerata kategori berada diatas nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
B. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian
prasyarat analisis. Pengujian prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan
homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan terhadap data prestasi kognitif dengan variabel-
variabel bebas yang sudah ditetapkan. Uji normalitas dilakukan dengan bantuan
software SPSS 17. Berdasarkan kriteria dalam pengujian, data dinyatakan
terdistribusi normal jika nilai Sig > 0,05 dan sebaliknya data dinyatakan tidak
terdistribusi normal jika nilai Sig < 0,05. Berikut disajikan hasil uji normalitas
masing-masing variabel terhadap prestasi belajar setelah dilakukan pengolahan.
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas
No Variabel Sig Keputusan Kesimpulan1 Prestasi Animasi 0,236 H0 ditolak Normal2 Prestasi KIT IPA 0,092 H0 ditolak Normal3 Prestasi Visual 0,680 H0 ditolak Normal4 Prestasi Kinestetik 0,127 H0 ditolak Normal5 Prestasi Motivasi Tinggi 0,680 H0 ditolak Normal6 Prestasi Motivasi Rendah 0,104 H0 ditolak Normal
Tabel 4.15 menunjukkan hasil uji normalitas prestasi belajar terhadap
variabel-variabel bebas, dari hasil pengujian terlihat semua variabel memiliki nilai
Sig > 0,05. Hal ini berarti bahwa hipotesis nol (H0) yang menyatakan sampel berasal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
dari populasi yang tidak berdistribusi normal ditolak dan hipotesis alternatif (H1)
yang menyatakan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal diterima.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Prasyarat analisis yang kedua adalah uji homogenitas. Uji homogenitas
dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang bersifat
homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan bantuan sofware SPSS 17.
Sampel dikatakan berasal dari populasi yang berdistribusi variansi homogen apabila
nilai Sig > 0,05 dan sebaliknya, sampel dikatakan tidak berasal dari populasi yang
berdistribusi variansi homogen apabila nilai Sig < 0,05. Hasil uji homogenitas
prestasi kognitif ditunjukkan sebagai berikut.
Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas
Variabel Sig Keputusan KesimpulanPrestasi 0,720 H0 ditolak Homogen
Berdasarkan tabel 4.16 di atas terlihat bahwa nilai Sig > 0,05 sesuai dengan
kriteria pengujian di atas maka H0 yang menyatakan sampel tidak berasal dari
populasi yang berdistribusi variansi homogen ditolak dan H1 yang menyatakan
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi variansi homogen diterima. Dengan
dimikian dapat disimpulkan sampel bersifat homogen. Berdasarkan ketentuan uji
prasyarat analisis, jika populasi berdistribusi normal dan dan sampel bersifat
homogen maka uji hipotesis menggunakan uji analisis varian (anava) dapat
dilanjutkan, tetapi jika sebaliknya maka menggunakan uji nonparametrik. Seperti
terlihat di atas bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
variansi bersifat homogen, maka uji hipotesis menggunakan analisis varian dapat
dilakukan.
C. Pengujian Hipotesis
Anava
Pengujian hipotesis adalah langkah berikutnya setelah dilakukan pengujian
prasyarat analisis. Pengujian hipotesis merupakan langkah yang berisi sekumpulan
atuaran yang menuju kepada suatu keputusan, menerima atau menolak hipotesis yang
telah dirumuskan sebelumnya. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini ada
dua, yaitu hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternative (H1). Hipotesis nol menyatakan
tidak terdapat perbedaan atau tidak terdapat interaksi antara variabel yang satu
dengan yang lainnya, sedang hipotesis alternative menyatakan sebaliknya. Penjujian
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji anava tiga jalan yang hasilnya dapat
dilihat pada tabel 4.17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Tabel 4.17 Rangkuman Uji Anava
Tests of Between-Subjects EffectsDependent Variabel:Prestasi
SourceType III Sumof Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 486.486a 7 69.498 .727 .649Intercept 283172.489 1 283172.489 2963.292 .000Media 9.421 1 9.421 .099 .755Motivasi 70.121 1 70.121 .734 .395Gaya 90.368 1 90.368 .946 .335Media * Motivasi .001 1 .001 .000 .998Media * Gaya 115.731 1 115.731 1.211 .275Motivasi * Gaya 61.425 1 61.425 .643 .426Media * Motivasi *Gaya
.257 1 .257 .003 .959
Error 5829.167 61 95.560
Total 390849.000 69Corrected Total 6315.652 68a. R Squared = .077 (Adjusted R Squared = -.029)
Setelah dilakukan uji analisis, selanjutnya mengambil keputusan terhadap
hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Terima hipotesis nol jika nilai sig > 0,05 dan
tolak hipotesis nol jika Sing < 0,05. Berikut disajikan keputusan hasil pengujian
hipotesis pada tabel 4.18
Tabel 4.18 Hasil Pengujian Hipotesis
No Hipotesis yang diuji Uji Keputusan1 Terdapat pengaruh penggunaan media
pembelajaran animasi dan KIT IPAterhadap prestasi belajar siswa.
AnavaTidak terdapat
pengaruh
2 Terdapat pengaruh gaya belajar visualdan kinestetik terhadap prestasi belajarsiswa.
AnavaTidak terdapat
pengaruh
3 Terdapat pengaruh motivasi berprestasitinggi dan rendah terhadap prestasibelajar siswa.
AnavaTidak terdapat
pengaruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
4 Terdapat interaksi antara mediapembelajaran animasi dan KIT IPAdengan gaya belajar terhadap prestasibelajar siswa.
Anava Tidak terdapatinteraksi
5 Terdapat interaksi antara mediapembelajaran animasi dan KIT IPAdengan motivasi berprestasi terhadapprestasi belajar siswa.
Anava Tidak terdapatinteraksi
6 Terdapat interaksi antara gaya belajardengan motivasi berprestasi terhadapprestasi belajar siswa.
AnavaTidak terdapat
interaksi
7 Terdapat interaksi antara mediapembelajaran animasi dan KIT IPA, gayabelajar dan motivasi berprestasi terhadapprestasi belajar siswa.
Anava Tidak terdapatinteraksi
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.18, dari ketujuh hipotesis
yang sudah dirumuskan, semuanya tidak terdapat pengaruh dan interaksi antara satu
variabel dengan variabel yang lainnya dengan kata lain H0 diterima dan H1 ditolak
untuk semua hipotesis. Dengan demikian maka tidak perlu dilakukan uji lanjut pasca
anava.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hipotesis Pertama
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan nilai sig > 0,05 (0,755 >
0,05) ini berarti hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat pengaruh penggunaan
media pembelajaran animasi dan KIT IPA terhadap prestasi belajar siswa diterima,
dan hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat pengaruh penggunaan media
pembelajaran animasi dan KIT IPA terhadap prestasi belajar siswa ditolak. Hal ini
bermakna, baik media pembelajaran animasi maupun KIT IPA sama-sama tidak
memberikan efek yang signifikan terhadap perbedaan prestasi belajar siswa. Jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
diperhatikan kembali tabel 4.3 rerata kelompok eksperimen I dan eksperimen II
masing-masing 75,53 dan 73,80, nilai ini menunjukkan kedua kelompok memiliki
prestasi sama-sama baik dan jumlah perosentase siswa yang memperoleh nilai diatas
KKM lebih dari 50% yaitu 70,59% kelolompok eksperimen I dan 62,89% kelompok
eksperimen II.
Media pembelajaran animasi cukup memberikan kemudahan pada siswa,
karena materi pembelajaran sudah tersedia dalam file-file komputer, siswa tinggal
mengoperasikan komputer sesuai dengan pengelompokan masing-masing. Disamping
itu media pembelajaran animasi memiliki tampilan yang menarik, dilengkapi dengan
warna dan gerakan-gerakan yang seolah-olah menyerupai aslinya. Beberapa fungsi
dari media khususnya media visual yaitu; fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif,
dan fungsi kompensatoris. Fungsi atensi mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual. Fungsi
afektif yaitu gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
Fungsi kognitif yaitu gambar atau lambang visual dapat memperlancar pencapaian
tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan. Fungsi kompensatoris
yaitu media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lambat
menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan
secara verbal.
KIT IPA merupakan sekumpulan alat-alat IPA yang digunakan untuk
melakukan percobaan, dengan melakukan percobaan sendiri siswa diharapkan
memiliki konsep yang kuat terhadap materi pelajaran yang dilakukan, siswa dengan
bebas melakukan kreasi dan pengamatan terhadap percobaan sehingga konsep yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
didapatkan siswa langsung diperoleh dari interaksinya dengan lingkungan. Tentu hal
ini lebih baik jika dibandingkan dengan siswa hanya menerima materi pelajaran dari
guru atau sekedar membaca buku. Sebagaimana pernyataan yang mengungkapkan,
alat peraga dapat membantu siswa untuk berpikir logis dan sistematis sehingga
mereka pada akhirnya mempunyai pola pikir yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari. Alat peraga berfungsi membantu guru dalam memberikan penjelasan
konsep, merumuskan dan membentuk konsep, melatih siswa dalam keterampilan
memberi/percobaan, penguatan konsep pada siswa, melatih siswa dalam pemecahan
masalah, dan mendorong siswa berpikir kritis.
Model pembelajaran CTL dimaksudkan agar setiap langkah pembelajaran
memiliki alur dan mekanisme yang jelas, model CTL menekankan perpaduan antara
pengalaman yang sudah diperoleh siswa dengan materi pembelajaran yang baru
diperoleh sehingga akan terjadi asimilasi maupun akomodasi pada pengetahuan siswa
tersebut. Model pembelajaran CTL dikolaborasikan dengan media pembelajaran
animasi dan KIT IPA dengan tujuan agar siswa lebih mudah menghubungkan
pengalaman yang sudah ada dengan konsep baru yang didapatkan.
Tetapi berdasarkan hasil uji hipotesis tidak demikian, justru berbeda dengan
ulasan di atas bahwa tidak terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran
animasi dan KIT IPA terhadap prestasi belajar fisika siswa. Ini bukan berarti semua
argumen yang menyangkut kelebihan kedua media tersebut tidak benar, justru
sebaliknya teori-teori yang sudah diungkapkan di atas benar, karena prestasi belajar
baik kognitif maupun afektif kedua kelompok yang menggunakan media tersebut
sama-sama baik. Ini kemungkinan juga disebabkan oleh pemberian modul kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
kedua kelompok disetiap akhir pembelajaran, kemungkinan lainnya adalah karena
kedua kelompok memiliki rasa persaingan yang tinggi, ini dilihat dari motivasi
berprestasi kedua kelompok sama-sama tinggi. Sehingga selalu antausias dalam
mengikuti pembelajaran.
2. Hipotesis Kedua
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan nilai sig > 0,05 (0,335 > 0,05)
ini berarti hipoteis nol yang menyatakan tidak terdapat pengaruh gaya belajar visual
dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa diterima dan hipotesis alternatif yang
menyatakan terdapat pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi
belajar siswa ditolak. Ini berarti baik gaya belajar visual maupun kinestetik tidak
memiliki implikasi yang signifikan terhadap perbedaan prestasi belajar siswa. Jika
ditinjau landasan teori pada bab II, gaya belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa apalagi didukung oleh media pembelajaran yang digunakan cukup relevan
dengan kedua kategori gaya belajar.
Jumlah siswa kategori gaya belajar visual lebih banyak daripada jumlah
siswa kategori gaya belajar kinestetik, rerata prestasi belajar baik kognitif maupun
afektif kategori gaya belajar visual sama-sama baik yaitu 75,70 untuk kognitif dan
77,82 untuk afektif. Kemudian pada kelompok eksperimen II yang menggunakan KIT
IPA, kemampuan kinestetik siswa tergolong tinggi. Sehingga lebih mudah menerima
dan mengelola informasi yang didapatkan dan hal ini berdampak positif terhadap
hasil belajar baik kognitif maupun afektif siswa kategori gaya belajar kinestetik, hal
ini terlihat dari rerata yang diperoleh cukup baik yaitu 73,30 untuk kognitif dan 75,83
untuk afektif. Tidak memiliki pengaruh tidak selamanya bermakna negatif, ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
terbukti dari rerata kedua kelompok sama-sama baik dan jumlah prosentase siswa
yang memperoleh nilai diatas KKM lebih dari 50% yaitu 71,79% untuk gaya belajar
visual dan 60,00% untuk gaya belajar kinestetik). Tetapi dinyatakan, gaya belajar
tidak memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa dikarenakan selisih rerata
kedua kategori gaya belajar tidak signifikan. Jika diperhatikan hasil belajar kedua
kategori sama-sama baik, sehingga pengkategorian sepertinya tidak berarti. Hal ini
diduga karena hasil pengelompokan siswa kedalam kategori gaya belajar berdasarkan
skor angket masih belum valid, kemungkinan disebabkan siswa tidak serius dalam
memberikan jawaban/pernyataan dan ketekunan siswa belajar diluar sekolah juga
berpengaruh karena kedua kelompok diberikan materi tambahan berupa modul
pembelajaran.
3. Hipotesis Ketiga
Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan tidak terdapat pengaruh, ini
disebabkan oleh nilai Sig > 0,05 (0,395 > 0,05). Jadi hipotesis nol yang menyatakan
tidak terdapat pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi
belajar siswa diterima dan hipotesis alternatif yang menyatakan sebaliknya ditolak.
Rerata siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi adalah 75,54 untuk kognitif
dan 77,02 untuk afektif. Sedangkan rerata siswa yang memiliki motivasi berprestasi
rendah 73,63 untuk kognitif dan 76,88 untuk afektif. Rerata tersebut sama-sama baik
dan prosentase siswa yang memperoleh nilai diatas KKM lebih dari 50% yaitu
72,97% untuk motivasi berprestasi tinggi dan 50,38% untuk motivasi berprestasi
rendah. Jadi motivasi berprestasi memiliki pengaruh positif terhadap prestasi belajar
siswa baik kognitif maupun afektif. Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
pada bab II mengenai pengaruh motivasi terhadap aktivitas seseorang sangatlah
menentukan, hal ini sebagaimana ungkapan yang menyatakan: Ada beberapa peranan
penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran. Pertama menentukan hal-hal
yang dapat dijadikan penguat belajar, kedua memperjelas tujuan belajar yang hendak
dicapai, dan ketiga menentukan ketekunan belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguat belajar apabila seorang siswa
dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, sehingga masalah
tersebut hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan
kebermaknaan dalam belajar. Siswa akan tertarik untuk belajar sesuatu jika yang
dipelajari itu akan memberikan manfaat dan paling tidak dapat dinikmati bagi yang
melakukan belajar. Peran motivasi dalam menentukan ketekunan belajar siswa, jika
siswa telah termotivasi maka mereka akan berusaha mempelajari sesuatu dengan baik
dan tekun, dengan harapan mereka akan dapat memperoleh hasil yang diharapkan.
Akan tetapi sebaliknya jika tidak ada motivasi maka belajar tidak akan tahan lama
dan mudah terpengaruh untuk melakukan kegiatan yang lain. Hal itu berarti bahwa
motivasi dapat menentukan ketekunan dalam belajar.
Pernyataan yang mengatakan tidak terdapat pengaruh motivasi berprestasi
tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa mengandung arti, antara siswa yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi
rendah tidak memiliki perbedaan prestasi belajar yang signifikan. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh motivasi berprestasi tinggi yang dimiliki siswa adalah
motivasi ekstrinsik sehingga tidak dapat bertahan lama, kesungguhan siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
menjawab angket, dan ketekunan siswa belajar diluar jam sekolah. Walaupun
demikian prestasi belajar kognitif dan afektif kedua kategori sama-sama baik.
4. Hipotesis Keempat
Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan tidak terdapat interaksi, hal
ini disebabkan nilai sig > 0,05 (0,275 > 0,05) dengan kata lain hipotesis nol yang
menyatakan tidak terdapat interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA
dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa diterima dan hipotesis alternatif
yang menyatakan terdapat interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA
dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa ditolak. Berdasarkan landasan
teori yang telah dikemukakan pada bab II, anata media pembelajaran animasi dengan
gaya belajar visual memiliki hubungan yang konstruktif. Karena ciri khas orang/siswa
yang memiliki gaya belajar visual sesuai dengan media pembelajaran animasi,
sebagaimana yang disebutkan pada landasan teori, setiap orang (terutama pelajar
visual) lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan seseorang
penceramah atau sebuah buku atau program komputer. Berkaitan dengan hal di atas,
disebutkan juga ciri-ciri orang visual adalah: rapi dan teratur, perencana dan pengatur
jangka panjang yang baik, teliti terhadap detail, mengingat apa yang dilihat daripada
yang didengar, mengingat dengan asosiasi visual, mempunyai masalah untuk
mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis.
Demikian juga KIT IPA dengan gaya belajar kinestetik memiliki hubungan
yang saling menguatkan, hal ini sesuai dengan ciri khas orang/siswa yang memiliki
gaya belajar kinestetik adalah: selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak,
belajar melalui manipulasi dan praktik, menggunakan jari sebagai penunjuk ketika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
membaca, banyak menggunakan isyarat bahasa tubuh, ingin melakukan segala
sesuatu, dan menyukai permainan yang menyibukkan.
Oleh karena itu, walaupun tidak terdapat interaksi antara media
pembelajaran animasi dan KIT IPA dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar
fisika siswa. Namun terbukti rerata prestasi belajar kelompok yang menggunakan
media pembelajaran animasi dan KIT IPA sama-sama baiknya demikian juga rerata
kedua gaya belajar memiliki kategori sama baiknya. Dugaan yang paling kuat
penyebab terjadinya hal ini adalah keseriusan siswa dalam menjawab angket
kelihatan tidak maksimal, sehingga belum dapat diidentifikasi gaya belajar siswa
sebenarnya, dugaan lainnya adalah pemberian modul pada siswa disetiap akhir
pembelajaran.
5. Hipotesis Kelima
Hasil keputusan pengujian hipotesis keliman menyebutkan tidak terdapat
interaksi, hal ini disebabkan nilai sig > 0,05 (0,995 > 0,05) sehingga hipotesis nol
yang menyatakan tidak terdapat interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT
IPA dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa diterima dengan
demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat interaksi antara media
pembelajaran animasi dan KIT IPA dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi
belajar siswa ditolak.
Bagi siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi diajar dengan media
apapun kemungkinan hasilnya akan tetap baik, berbeda dengan siswa yang memiliki
motivas berprestasi rendah. Namun dalam kasus ini pernyataan tersebut tidak
terbukti, artinya baik siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi maupun rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
diajar menggunakan media pembelajaran animasi maupun KIT IPA memiliki prestasi
belajar yang sama. Terjadinya hal seperti ini diduga karena pengkategorian siswa
berdasarkan skor angket tidak sesuai dengan tingkahlaku yang dicerminkan sehari-
hari.
6. Hipotesis Keenam
Hasil keputusan pengujian hipotesis keenam menyatakan tidak terdapat
interaksi, hal ini disebabkan nilai sig > 0,05 (0,426 > 0,05) sehingga hipotesis nol
yang menyatakan tidak terdapat interaksi antara gaya belajar dengan motivasi
berprestasi terhadap prestasi belajar siswa diterima dengan demikian hipotesis
alternatif yang menyatakan terdapat interaksi antara gaya belajar dengan motivasi
berprestasi terhadap prestasi belajar siswa ditolak. Ini berarti gaya belajar dan
motivasi berprestasi yang dimiliki siswa tidak memiliki efek singnifikan dalam
memberi dampak terhadap prestasi belajar siswa.
Baik siswa yang memiliki gaya belajar visual motivasi berprestasi tinggi,
siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik motivasi berprestasi tinggi, siswa yang
memiliki gaya belajar visual motivasi berprestasi rendah, dan siswa yang memiliki
gaya belajar kinestetik motivasi berprestasi rendah, semua kategori tersebut tidak
memiliki efek terhadap prestasi belajar siswa. Jika diperhatikan ulasan sebelunya
kedua kategori gaya belajar siswa sudah cukup relevan dengan media pembelajaran
yang digunakan, tetapi memiliki gaya belajar saja tidak cukup membuat prestasi
belajar lebih baik jika tidak dimanfaatkan dengan maksimal apalagi gaya belajar yang
dimiliki tersebut masih tergolong lemah. Artinya perlu latihan-latihan untuk
mengasah gaya belajar yang dimiliki agar lebih peka terhadap lingkungan/objek yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
diamati, oleh karena itu dibutuhkanlah motivasi yang kuat supaya tidak mudah
berhenti dalam mencoba.
Motivasi tersebut juga harus datang dari diri siswa sehingga bisa bertahan
lebih lama pada diri siswa, jika memang tidak demikian, dibutuhkan kemampuan
untuk mengubah motivasi ekstrinsik menjadi motivasi intrinsik. Dengan rancangan
demikian yaitu media yang relevan terhadap gaya belajar dan didukung oleh motivasi
berprestasi yang tinggi diharapkan siswa memiliki prestasi yang memuaskan, tetapi
kenyataannya tidak demikian, antara gaya belajar dengan motivasi berprestasi tidak
memiliki efek terhadap prestasi belajar siswa walaupun hasil belajar sisiwa sudah
cukup baik. Kemungkinan ada faktor-faktor lain berpengaruh dan tidak disadari baik
oleh guru maupun siswa, diantaranya: dalam menjawab angket siswa tidak serius. Hal
tersebut bisa saja terjadi sehingga berpengaruh terhadap variabel-variabel penelitian.
7. Hipotesis Ketujuh
Hasil keputusan pengujian hipotesis ketujuh menyatakan tidak terdapat
interaksi, hal ini disebabkan nilai sig > 0,05 (0,959 > 0,05) sehingga hipotesis nol
yang menyatakan tidak terdapat interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT
IPA, gaya belajar dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa diterima
dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat interaksi antara media
pembelajaran animasi dan KIT IPA, gaya belajar dan motivasi berprestasi terhadap
prestasi belajar siswa ditolak.
Telah dijelaskan sebelumnya, berdasarkan landasan teori ketiga variabel
bebas tersebut bersifat konstruktif. Dalam artian variabel-variabel tersebut akan saling
mendukung untuk memberikan efek terhadap hasil belajar siswa, sebagaimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
ungkapan yang menyatakan bahwa, gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari
kemampuan menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Jadi gaya belajar erat
kaitannya dengan media yang membantu seseorang untuk mendapat informasi dengan
lebih mudah dan tahan lama. Selanjutnya diungkapkan juga ciri-ciri gaya belajar
visual dan kinestetik, sebagai berikut: ciri-ciri orang visual adalah: rapi dan teratur,
perencana dan pengatur jangka panjang yang baik, teliti terhadap detail, mengingat
apa yang dilihat daripada yang didengar, mengingat dengan asosiasi visual,
mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis. Ciri-ciri
orang kinestetik: selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak, belajar melalui
manipulasi dan praktik, menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca, banyak
menggunakan isyarat bahasa tubuh, ingin melakukan segala sesuatu, dan menyukai
permainan yang menyibukkan.
Kemudian motivasi berprestasi juga mendukung hal tersebut, sebagaimana
ungkapan yang menyatakan bahwa, motivasi dapat disimpulkan dari adanya observasi
tingkahlaku. Ketika seseorang mempunyai motivasi positif, maka ia akan:
memperhatikan minat, mempunyai perhatian, ingin ikut serta, bekerja keras serta
memberikan waktu pada usaha tersebut, dan terus bekerja sampai tugas terselesaikan.
Semua siswa kelihatan antausias dalam belajar karena mereka diberikan
kebebasan untuk melakukan aktifitas sendiri, merasa merdeka, tidak tertekan, dan
mampu menjawab LKS sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan. Kondisi
tersebut berdampak pada prestasi belajar siswa yang bervariatif. Tidak terdapatnya
interaksi pada hipotesis ketujuh diduga karena pada hipotesis-hipotesis sebelumnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
terlihat, antara satu variabel dengan variabel yang lainnya tidak memiliki efek
terhadap prestasi siswa.
E. Keterbatasan Penelitian
Pelaksanaan penelitian telah dilakukan sebaik mungkin sehingga dapat
memberikan efek terhadap prestasi belajar siswa. Walaupun demikian, ada beberapa
keterbatasan dalam penelitian ini, diantaranya: penelitian ini hanya dilakukan pada
sampel kelas X, sehingga tidak bisa diterapkan pada semua kelas. Observasi afektif
belum maksimal karena dari sekian banyak siswa hanya 2 observer. Penelitian ini
masih belum mampu mengungkap secara faktual kategori gaya belajar dan motivasi
berprestasi siswa. Pengukruan faktor-faktor internal hanya pada gaya belajar dan
motivasi berprestasi. Penelitian ini hanya menilai aspek kognitif dan afektif, belum
menilai aspek psikomotor. Instrumen penelitian hanya diujicobakan satu kali,
sehingga memungkinkan kesalahan dalam mengambil data. Desain alat pemuaian
panjang belum valid sehingga belum bisa menunjukkan terjadinya pemuaian panjang
dalam waktu normal.
Diakhir pembelajaran siswa diberikan modul pembelajaran sesuai dengan
materi pembelajaran yang dibahas pada saat itu, sehingga memungkinkan prestasi
belajar yang diperoleh siswa bukan semata-mata hasil pengamatan/percobaan yang
dilakukan tetapi dari hasil membaca modul. Penelitian yang sempurna sangat sulit
dilakukan, seorang peneliti hanya berusaha agar penelitian yang dilakukannya
mendekati derajat kesempurnaan. Oleh sebab itu tidak menutup kemungkinan ada
penelitian lain yang bertema sama dengan penelitian ini ternyata menghasilkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
kesimpulan yang berbeda. hal ini disebabkan oleh berbagai faktor keterbatasan dalam
penelitian ini sebagaimana yang telah disebutkan di atas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis variansi, dan pembahasan hasil penelitian pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut: kesimpulan
pertama, pembelajaran menggunakan media animasi tergolong jarang dilakukan oleh
guru, terutama di SMA Negeri 1 Masbagik. Disamping pembuatannya yang rumit
juga dibutuhkan penguasaan konsep yang baik agar sesuai dengan materi
pembelajaran yang disampaikan. Karena tergolong jarang digunakan sehingga
membuat siswa tertarik untuk belajar menggunakannya, ketertarikan ini berpengarh
terhadap prestasi belajar siswa yang dibuktikan dari rerata kelas kelompok
menggunakan media animasi sebesar 75,53 dengan jumlah siswa yang memperoleh
nilai diatas KKM sebesar 70,59%. Berbeda halnya dengan penggunaan KIT IPA,
siswa sudah terbiasa melakukan percobaan dangan menggunakan KIT IPA dari sejak
SMP bahkan SD, kondisi ini juga memberikan pengaruh positif terhadap prestasi
belajar siswa dengan rerata kelas 73,80 dan jumlah siswa yang memperoleh nilai
diatas KKM sebesar 62,89%. Jika dilihat rerata kedua kelas sama-sama baik dan
memiliki perbedaan yang tidak signifikan, sehingga secara statistik kedua kelompok
tidak memiliki perbedaan prestasi belajar, dengan kata lain tidak terdapat pengaruh
media pembelajaran animasi dan KIT IPA terhadap prestasi belajar siswa.
Kesimpulan kedua, adanya kesesuaian antara gaya belajar dimiliki siswa
dengan media pembelajaran yang digunakan membuat siswa lebih mudah menyerap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
dan mengelola informasi. Hal tersebut memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar
siswa, dari uraian-uraian sebelumnya terlihat bahwa prestasi belajar siswa yang
memiliki gaya belajar visual dan prestasi belajar siswa yang memiliki gaya belajar
kinestetik tidak memiliki perbedaan dan sama-sama baik, ini ditunjukkah dari rerata
kedua kategori gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik masing-masing 75,70
dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebesar 71,79% dan 73.30
dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebesar 60,00%. Rerata
tersebut memiliki perbedaan yang tidak berarti, sehingga tidak dapat dibedakan
pengaruh gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik terhadap prestasi belajar
siswa.
Kesimpulan ketiga, dikatakan dalam bab sebelumnya, tidak terdapat
pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah terhadap
prestasi belajar siswa. Ini dikarenakan prestasi belajar siswa bermotivasi tinggi dan
prestasi belajar siswa bermotivasi rendah tidak memiliki perbedaan secara statistik,
rerata kedua kelompok adalah 75,54 dan 73,63. Prosentase siswa bermotivasi tinggi
yang memperoleh nilai diatas KKM sebesar 72,97% sedangkan prosentase siswa
bermotivasi rendah yang memperoleh nilai diatas KKM sebesar 59,38%. Sehingga
dikatakan tidak terdapat pengaruh siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi
dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. Ini berarti, tidak ada efek motivasi
berprestasi terhadap prestasi belajar, baik siswa yang memiliki motivasi berprestasi
tinggi maupun siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah mendapatkan
prestasi belajar yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Kesimpulan keempat, pada kesimpulan pertama dan kedua telah
dikemukakan bahwa tidak ada pengaruh media dan gaya belajar terhadap prestasi
belajar siswa. Kesimpulan pertama dan kedua bisa saja memungkinkan terjadinnya
tidak ada interaksi antara media dengan gaya belajar. Jika diperhatikan rerata
kategori gaya belajar visual pada kelompok eksperimen I dan II adalah 77,45 dan
73,41 sedangkan rerata gaya belajar kinestetik pada kelompok eksperimen I dan II
adalah 72,00 dan 74,16. Dari rerata tersebut, secara sepintas kategori gaya belajar
visual menunjukkan rerata yang lebih tinggi dari kategori gaya belajar kinestetik. Ini
berarti, pada gaya belajar visual belajar menggunakan media pembelajaran animasi
maupun KIT IPA efeknya akan sama, demikian juga pada gaya belajar kinestetik
belajar menggunakan media pembelajaran animasi maupun KIT IPA efeknya akan
sama.
Kesimpula kelima, motivasi dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik
dan ekstrinsik, motivasi intrinsik memiliki pengaruh lebih besar terhadap aktifitas
yang dilakukan. Jika dilihat dari aktifitas yang dilakukan oleh siswa pada saat
pembelajaran semua siswa memiliki samangat yang hampir sama. Rerata ketegori
motivasi berprestasi tinggi pada kelompok eksperimen I dan II adalah 76,00 dan
75,00 sedangkan rerata kategori motivasi berprestasi rendah pada kelompok
eksperimen I dan II adalah 74,86 dan 72,67. Dari rerata kedua kategori pada masing-
masing kelompok, rerata kategori motivasi berprestasi tinggi lebih baik dari rerata
motivasi berprestasi rendah, namun perbedaan tersebut tidak signifikan sehingga
dikatakan tidak terdapat interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA
dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika siswa pada materi suhu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
dan kalor. Ini berarti, siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi belajar
menggunakan media animasi pembelajaran maupun KIT IPA efeknya akan sama,
demikian juga siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah belajar
menggunakan media pembelajaran animasi maupun KIT IPA efeknya akan sama.
Kesimpulan keenam, hasil uji hipotesis mengatakan tidak terdapat interaksi
antara gaya belajar dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa. Hal
ini memberikan makna, siswa yang memiliki gaya belajar visual motivasi berprestasi
tinggi prestasi belajarnya sama dengan siswa yang memiliki gaya belajar visual
motivasi berprestasi rendah (rerata gaya belajar visual motivasi berprestasi tinggi dan
rerata gaya belajar kinestetik motivasi berprestasi rendah adalah 78,35 dan 73,64) .
Demikian juga, siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik motivasi berprestasi
tinggi prestasi belajarnya sama dengan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik
motivasi berprestasi rendah (rerata gaya belajar kinestetik motivasi berprestasi tinggi
dan rerata gaya belajar kinestetik motivasi berprestasi rendah adalah 72,80 dan
73,60). Tidak adanya interaksi diduga juga karena hasil uji hipotesis kedua dan
ketiga tidak menunjukkan pengaruh.
Kesimpula ketujuh, kesimpulan ini tidak terlepas dari kesimpulan-
kesimpulan sebelumnya. tidak terdapatnya interaksi antara media pembelajaran
animasi dan KIT IPA, gaya belajar dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar
fisika siswa bukan berarti semata-mata prestasi belajar siswa jelek. Hal tersebut
memberi arti, antara media animasi dan KIT IPA, gaya belajar dan motivasi
berprestasi tidak memberikan efek lebih satu sama lain terhadap prestasi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
siswa dengan kata lain prestasi siswa semua kategori sama-sama baik atau sama-
sama jelak, tetapi dalam hal ini prestasi belajar siswa sama-sama baik.
B. Implikasi
1. Implikasi teoritis
Pada dasarnya model pembelajaran CTL menekankan pada kemampuan
siswa untuk menghubungkan pengalaman sehari-hari dengan konsep yang
didapatkan di kelas, apalagi konsep yang didapatkan tersebut dibantu dengan media
yang relevan dengan gaya belajar siswa maka akan dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Ketidak terbuktian dari semua hipotesis dalam penelitia ini bukan
berarti model pembelajaran CTL menggunakan media animasi dan KIT IPA tidak
tepat digunakan dalam pembelajaran tetapi justru sebaliknya prosentase siswa yang
memperoleh nilai diatas KKM pada kelompok eksperimen I dan II lebih dari 50%
yaitu 70,59% kelompok eksperimen I dan 60,89% kelompok eksperimen II. Ini
berarti, model pembelajaran CTL menggunakan media pembelajaran animasi dan
KIT IPA memberikan efek positif terhadap prestasi belajar siswa.
2. Implikasi Praktis
Impikasi praktis yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini berdasarkan
kesimpulan yang telah diungkapkan adalah:
a. Guru dapat menggunakan media pembelajaran animasi atau KIT IPA pada
pembelajaran suhu dan kalor.
b. Kesesuaian antara media pembelajaran dengan gaya belajar siswa perlu
diperhatikan sehingga mempermudah siswa dalam menyerap dan mengelola
informasi yang didapat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
C. Saran-Saran
Penelitian ini telah menghasilkan sejumlah kesimpulan yang sudah
dikemukakan sebelumnya. Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan tersebut
dikemukakan sejumlah saran yang diharapkan dapat menjadi masukan, dan
pertimbangan dalam melakukan pembelajaran, penelitian, pengambilan kebijakan
dan lain sebagainya yang masih terkait dengan dunia pendidikan. Saran-saran
tersebut adalah:
1. Bagi Guru
Guru merupakan fasilitator dalam pembelajran di sekolah, saran yang dapat
dijadikan masukan bagi guru adalah:
a. Berusaha untuk mempelajari dan menerapkan pembelajaran yang berbasis
media, baik animasi maupun yang lainnya.
b. Sebelum melakukan percobaan guru mengecek alat dan mencobanya terlebih
dahulu.
c. Mengevaluasi pembelajaran setiap pertemuan untuk mengetahui kesesuaian
antara pembelajaran yang dilakukan dengan perencanaan dalam RPP.
d. Mengevaluasi hasil pembelajaran dengan cermat, faktor-faktor apa saja yang
dominan mempegaruhi prestasi belajar siswa.
2. Bagi Sekolah
a. Menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bagi guru terkait dengan penggunaan
multimedia dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
b. Melengkapi media pembelajaran yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran yang meliputi media audio, media visual maupun media
audio visual.
c. Melengkapi laboratorium, alat-alat praktikum yang diperlukan serta laboran dari
masing-masing laboratorium.
d. Mengidentifikasi dan mengelompokkan siswa sesuai gaya belajar masing-
masing sejak awal karena hal tersebut dapat membantu siswa untuk lebih mudah
menyerap dan mengelola informasi yang didapat serta dapat membantu guru
untuk menggunakan media pembelajaran yang tepat.
3. Bagi peneliti
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian sejenis baik
dalam aspek media maupun bahan ajarnya.
b. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan menambah atau merubah variabel-
variabel yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran
fisika, khususnya pada materi suhu dan kalor.
c. Hendaknya observer yang bertungas untuk mengamati afektif maupun
psikomotor siswa sesuai dengan jumlah siswa di kelas minimal 1:10 orang
sehingga hasil pengukuran lebih objektif.
d. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu dipastikan kerjasama yang baik
dengan pihak sekolah dan memperhatikan kelengkapan-kelengkapan di sekolah
tersebut yang mendukung kelancaran penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
4. Bagi Siswa
a. Siapapaun yang memberikan pembelajaran, siswa hendaknya berprilaku
sebagaimana biasanya dan tetap serius dalam belajar.
b. Selalu melatih kemampuan yang dimiliki, karena itu sebagai modal awal dalam
mencapai kesuksesan.
c. Siswa hendaknya mampu menghubungkan fenomena sehari-hari dengan konsep-
konsep yang didapatkan di sekolah, sehingga pembelajaran lebih bermakna.
d. Melakukan diskusi dengan teman kelas maupun kakak tingkat sangat membantu
dalam bersikap dan melakukan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
DAFTAR PUSTAKA
Angkowo R., A Kosasih. 2007. Optimalisasi Media PembelajaranMempengaruhi Motivasi, Hasil Pembelajaran dan Kepribadian.Grasindo: Jakarta
Arif Sadiman. 1996. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali.
Artikel Ilmiah, 2005. The effect of External Reward on IntrinsicMotivation.www.abcbodybuilding.com
Artikel Ilmiah. 2008. Multimodal Learning Thourg Media. Cisco System.
Azhar Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grapindo Persada.
Benny A Pribadi. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: DianRakyat
Bryan, G., G.W. Chlcoat, T.G. Morrison. 2002. Pow! Zap! Wham! Creatingcomics books from picture book in social studies classroom. Canadiansocial studies. 37 (1)
Deporter, B. dan Hernacki, M. 2005. Quantum Learning (edisi terjemah olehAlwiyah Abdurrahman). Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Deporter, B. dkk. 2005. Quantum Learning (edisi terjemah oleh Ary Wilandari).Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Gino, dkk, 1997. Belajar dan Pembelajaran I. Surakarta: UNS Press.
Johson, E. B. 2008. Contextual Teaching and Learning Menjadikan KegiatanBelajar-Mengajar Mengasikkan dan Bermakna. Bandung: MizanLearning Center
McClelland, D. 1976. The Achievement Motivation. New York: IrvingtonPublisher
Merlot Journal, Addressing Student’s Learning Styles Through Skeletal PowerPoint Slides A Case Study. vol 3, no. 4, 2007:449
Miere, D. 2005. The Accelerated Lerning (edisi terjemahan oleh RahmaniAstuti). Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Muhammad. 2004. Pedoman Penilaian Ranah Afektif. Jakarta: Depdiknas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana, dan Daeng Arifin. 1988. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam ProsesBelajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan (edisi ke 3). Bandung: RemajaRosdakarya.
Oemar Hamalik. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Paul Suparno. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta.Kanisius.
Paul Suparno. 2000. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta.Kanisius.
Peters and Willey. 1981. Learning Process. London: MC Graw Hill Series forTeacher
Ratna Wilis. D. 1989. Teori-Teori Belajar. Bandung: Erlangga.
Riduwan. 2004. Metode Dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfa Beta.
Rahayu Kariadinata. 2009. Penerapan Pembelajaran Berbasis TeknologiMultimedia. Educare. Vol 6. No 2
Rakim. 2008. Multimedia Dalam Pembelajara. http://rakim-ypk.blogspot.com/(diakses 10 Oktober 2010)
Saiful Azwar. 2002. Tes Prestasi (fungsi dan pengembangan pengukuranprestasi belajar). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Saiful Sagala. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta.
Suharsimi Arikunto. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi).Jakarta. Bumi Aksara.
Sumadi Suryabrata. 2004. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Rajawali Perss.
Toeti Soekamto dan Udin Saripudin Winataputra. 1996. Teori Belajar danModel-Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif BerorientasiKontruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta: Kencana.
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran (edisi revisi). Jakarta: Garasindo.
Zakaria Effandi and Mohd Nordin Norazah. 2008. The Effects of MathematicsAnxiety on Matriculation Students as Related to MotivationandAchievement. Eurasia Journal of Mathematics, Science &Technology Education, Vol 4(1), hal 27-30
2008. Peraturan Pemerintah no 74 tahun 2008. Jakarta:Depdiknas.
116
SILABUSSUHU, KALOR, PERPINDAHAN KALOR DAN ASAS BLACK
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 1 MASBAGIKMata Pelajaran : FisikaKelas/Semester : XII/2
Standar Kompetensi : 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi.
PenilaianKompetensi
DasarMateri
PembelajaranKegiatan
PembelajaranIndikator Pencapaian
Kompetensi Teknik BentukInstrumen
ContohInstrumen
Alokasi Waktu
Sumber Belajar/Alat-Bahan
4.1Menganalisispengaruhkalor terhadapsuatu zat
A. Suhu dankalor
- Melakukanpengamatan/percobaan untuk mencariinformasi mengenaipengaruh kalorterhadap perubahansuhu benda.
- Melakukanpengamatan/percobaan untuk mencariinformasi pengaruhperubahan suhubenda terhadap
Produk:
1. Mendiskripsikanpengaruh kalor terhadapsuatu zat
2. Mendiskripsikanpengaruh perubahan suhuterhadap ukuran benda
3. Menginterpretasikangrafik hubungan antarapemanasan 3 jenis logam(ukuran sama) danperubahan ukurannya
4. Menentukan koefisienmuai panjang 3 jenislogam berbeda pada
Tes tulis
Tes tulis
Tes tulis
Tes tulis
Pilihanganda
Pilihanganda
Pilihanganda
Pilihanganda
8x 45’
• Buku FisikaSMA danMA Jl.1B,bukureferensiyangrelevan,lingkungan
• Mediaanimasi
• KIT IPASMA
Lampiran 01
117
PenilaianKompetensi
DasarMateri
PembelajaranKegiatan
PembelajaranIndikator Pencapaian
Kompetensi Teknik BentukInstrumen
ContohInstrumen
Alokasi Waktu
Sumber Belajar/Alat-Bahan
ukuran benda(pemuaian).
- Melakukan danmemodifikasipercobaan tentangpengaruhperubahan suhubenda terhadapukuran benda(pemuaian).
- Menentukankoefisien muaipanjang suatu zatberdasarkan datapengamatan anda(secara numerisdan grafis).
- Menganalisispengaruh kalorpada ukuran benda,
percobaan pemuaianpanjang
5. Menganalisis adanyaperubahan wujud zat danpenerapannya dalamkehidupan sehari-hari.
6. Menunjukkan terjadinyaperubahan wujud zat.
Proses:
1. Melakukanpercobaan/pengamatanuntuk menyelidikipengaruh perubahan suhuterhadap ukuran benda(logam)
2. Mengkomunikasikan hasilpengamatan melalui diskusi
Sikap:
1.Karakter: Berpikir kritis,dan logis; teliti, danberperilaku santun
2. Keterampilan sosial:
Tes tulis
Teskinerja
Observasi
Pilihanganda
Lembarpenilaian
rating scale
Lembarobservasi
118
PenilaianKompetensi
DasarMateri
PembelajaranKegiatan
PembelajaranIndikator Pencapaian
Kompetensi Teknik BentukInstrumen
ContohInstrumen
Alokasi Waktu
Sumber Belajar/Alat-Bahan
4.2Menganalisiscaraperpindahankalor
B. Perpindahan kalor
dan wujudnyadalam pemecahanmasalah melaluidiskusi kelas.
- Membaca buku danberdiskusi untukmenemukan konseppemuaian danpenerapannya
- Melakukanpengamatan/percobaan untukmemperolehinformasi tentangperpindahan kalorsecara konduksi,konveksi, danradiasi
- Melakukanpengamatan/percobaan tentang
menyampaikan pendapat,menjadi pendengar yangbaik, dan menanggapipendapat orang lain
Produk:
1. Menjelaskan perpindahankalor secara konduksi,konveksi, dan radiasi
2. Memberikan contohperpindahan kalor secarakonduksi, konveksi, danradiasi
3. Menggunakan prinsip-prinsip perpindahan kalordalam pemecahan
Tes tulis
Tes tulis
Tes tulis
Pilihanganda
Pilihanganda
Pilihanganda
119
PenilaianKompetensi
DasarMateri
PembelajaranKegiatan
PembelajaranIndikator Pencapaian
Kompetensi Teknik BentukInstrumen
ContohInstrumen
Alokasi Waktu
Sumber Belajar/Alat-Bahan
perpindahan kalorsecara konduksi,konveksi, danradiasi
- Diskusi kelas untukmenyeragamkanpemahamantentang konsepperpindahan kalor.
masalah sehari-hari
4. Menganalisisperpindahan kalor secarakonduksi, konveksi, danradiasi
Proses:
1. Melakukanpercobaan/pengamatanuntuk menyelidikiperpindahan kalor
2. Mengkomunikasikan hasilpengamatan melalui diskusi
Sikap:
1. Karakter: Berpikir kreatif,kritis, dan logis; bekerjateliti, jujur, danberperilaku santun
2. Keterampilan sosial:menyampaikan pendapat,
Tes tulis
Teskinerja
Observasi
Pilihanganda
Lembarpenilaian
rating scale
Lembarobservasi
120
PenilaianKompetensi
DasarMateri
PembelajaranKegiatan
PembelajaranIndikator Pencapaian
Kompetensi Teknik BentukInstrumen
ContohInstrumen
Alokasi Waktu
Sumber Belajar/Alat-Bahan
4.3Menerapakanasas Blackdalampemecahanmasalah
C. AsasBlack
- Melakukanpengamatan/percobaan untukmemperolehpengetahuantentang prinsip-prinsip asas Black
- Mereviewpengetahuan ketikaberasa dilingkungan rumah
- Diskusi kelas untukmenyeragamkanpengetahuan
menjadi pendengar yangbaik, dan menanggapipendapat orang lain
Produk:
1. Menjelaskan prinsip kalorjenis dan kapasitas kalor.
2. Menganalisis kalor jenisdan kapasitas kalor
3. Menerapkan prinsip asasBlack dalam pemecahanmasalah sehari-hari
Proses:
1. Melakukan percobaan asasBlack
2. Mengkomunikasikan hasil
Tes tulis
Tes tulis
Tes tulis
Teskinerja
Pilihanganda
Pilihanganda
Pilihanganda
Lembarpenilaian
121
PenilaianKompetensi
DasarMateri
PembelajaranKegiatan
PembelajaranIndikator Pencapaian
Kompetensi Teknik BentukInstrumen
ContohInstrumen
Alokasi Waktu
Sumber Belajar/Alat-Bahan
tentang asas Black pengamatan melaluidiskusi
Sikap
1. Karakter: Berpikir kreatif,kritis, dan logis; bekerjateliti, jujur, danberperilaku santun
2. Keterampilan sosial:menyampaikan pendapat,menjadi pendengar yangbaik, dan menanggapipendapat orang lain
Observasi
rating scale
Lembarobservasi
122
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) KELOMPOK EKSPERIMEN I
(Pertemuan I)
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 1 MASBAGIKMata Pelajaran : FisikaKelas/Semester : XII/2Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
STANDAR KOMPETENSI4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi.
KOMPETENSI DASAR4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.
A. IndikatorKognitif:a. Produk
1. Menerapkan berbagai macam skala termometer dalam pengukuransuhu benda
2. Mendiskripsikan pengaruh kalor terhadap suatu zat3. Mendiskripsikan pengaruh perubahan suhu terhadap ukuran benda
(logam)4. Menginterpretasikan grafik hubungan antara pemanasan 3 jenis
logam (ukuran sama) dan perubahan ukurannya5. Menentukan koefisien muai panjang 3 jenis logam berbeda pada
pengamatan pemuaian panjang6. Menganalisis adanya perubahan wujud zat dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari7. Menunjukkan terjadinya perubahan wujud zat
b. ProsesMelakukan pengamatan untuk menyelidiki pengaruh perubahan suhuterhadap ukuran benda (logam), meliputi:3. Merumuskan masalah4. Merumuskan hipotesis5. Mengidentifikasi variabel-variabel6. Menyusun data percobaan7. Membuat grafik8. Menganalisis data9. Menyimpulkan
Afektif:1. Karakter: Berpikir kreatif, kritis, dan logis; bekerja teliti, jujur, dan
bertanggung jawab, peduli, serta berperilaku santun
Lampiran 02
123
2. Keterampilan sosial: bekerjasama, menyampaikan pendapat, menjadipendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang lain
B. Tujuan Pembelajarana. kognitif
Produk:1. Dengan kalimat sendiri, siswa dapat mendiskripsikan pengaruh kalor
terhadap suatu zat.2. Dengan kalimat sendiri, siswa dapat mendiskripsikan pengaruh
perubahan suhu terhadap ukuran benda (logam)3. Berdasarkan data hasil pengamatan, siswa dapat menjelaskan grafik
hubungan antara pemanasan 3 jenis logam (ukuran sama) danperubahan ukuran benda
4. Berdasarkan hubungan data masing-masing pengamatan, siswa dapatmenentukan koefisien muai panjang 3 jenis logam yang berbeda.
5. Siswa dapat menganalisis perubahan wujud zat dan penerapannyadalam kehidupan sehari-hari.
6. Siswa dapat menunjukkan adanya berubahan wujud zat berdasarkanpengalaman sehari-hari.
ProsesDisediakan media animasi tentang muai panjang, siswa dapat melakukanpengamatan untuk menyelidiki pengaruh perubahan suhu terhadapukuran benda (logam) sesuai dengan rincian tugas yang ditentukan diLKS meliputi: Merumuskan masalah, Merumuskan hipotesis,Mengidentifikasi variabel-variabel, Menyusun data percobaan,Mengkomunikasikan data percobaan, Menganalisis data, danMenyimpulkan
c. Afektif:
1. Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter berpikirkreatif, kritis, dan logis; bekerja teliti, jujur, dan berperilaku santun:pengamatan perilaku berkarakter.
2. Bekerjasama dalam kegiatan praktik dan aktif menyampaikan pendapat,menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang laindalam diskusi: Ketrampilan sosial.
C. Materi Pembelajaran1. Termometer dan pengukuran suhu banda2. Pemuaian benda
D. Model, Media dan Metode Pembelajaran:Model Pembelajaran : CTLMedia Pembelajaran : Media animasi
124
Metode Pembelajaran : Tugas; Kerja kelompok; Diskusi-Tanya Jawab;Pengamatan
E. Sumber Belajar1. Media anmimasi: Pemuaian benda 2. LKS
F. Alat/BahanPerangkat computer
G. Kegiatan Pembelajaran
PenilaianNo Aktivitas Pembelajaran1 2 3 4
A Pendahuluan (5 menit)
1 Motivasi dan Apersepsi:Guru menyampaikan beberapa pertanyaan tentangpengaruh kalor terhadap suatu benda, siswa dimintamenyampaikan pendapat sesuai pengalaman sehari-hari.
2 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk, proses,keterampilan sosial dan perilaku berkarakter.
B Kegiatan Inti (60 menit)
1 Siswa diminta membentuk kelompok dengan anggota 3-4siswa secara heterogen untuk melakukan pembelajaran.Guru melakukan pemodelan cara menggunakan mediapembelajaran, siswa memperhatikan dan mendengarkandengan baik.
2 Siswa menganalisis dan merumuskan permasalahansesuai dengan petunjuk di LKS.
3 Siswa diminta diskusi untuk merumus hipotesis tentangperumusan masalah, dengan cara menunjuk beberapa siswauntuk aktif menyumbang ide.Setiap kelompok mengamati media pembelajaran agardapat mendeskripsikan hubungan antara pengaruh suhu danpertambahan panjang logam, sambil membimbing gurumelakukan penilaian proses.
4 Membimbing siswa secara kelompok untuk bekerja samadalam mengidentifikasi variabel (manipulasi, respon, dancontrol) untuk melakukan pengamatan sesuai LKS
5 Sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikanpada anggota kelompok, mereka bersama-sama secarasantun melakukan pengamatan pemuaian sertamemperhatikan secara teliti tentang pengaruh suhu
125
terhadap perubahan panjang.6 Siswa secara kelompok bekerjasama sesuai tugas dan
tanggungjawab melanjutkan pengamatan pemuaian untukberbagai jenis logam dan berbagai ukuran.
7 Siswa secara kelompok bekerjasama menyusun data hasilpengamatan dalam tabel yang tersedia dalam LKS.
8 Siswa dalam kelompoknya berdiskusi untuk menyusunhubungan antar kelompok data ke dalam bentuk grafik
9 Siswa secara kelompok berfikir secara kreatif, kritis danlogis untuk dapat menjelaskan grafik hubungan antarvariabel dengan banar.
10 Siswa dalam kelompoknya menganalisis hubungan yanglogis antar kelompok data dari pengamatan untukkesebandingan antara perubahan panjang denganperubahan suhu, perubahan panjang dengan jenis logam,perubahan panjang dengan panjang batang mula-mula.
11 Siswa melakukan diskusi menyampaikan pendapat,sementara siswa lain menanggapi pendapat, dan menjadipendengar yang baik untuk menyimpulkan hubunganyang logis antara perubahan panjang dengan perubahansuhu, jenis logam, dan panjang batang mula-mula untukmenentukan koefisien panjang benda.
C Penutup (10 menit)
1 Siswa melakukan refleksi terhadap pembelajran yang barudilakukan, sebagai sebuah sarana pengkajian prosespembelajaran dalam rangka memperoleh pengetahuan sertasebagai tolak ukur untuk melakukan pembelajaranselanjutnya.
2 Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya ataumenyampaikan usulan agar kegiatan pembelajaran lebihbaik.
H. PenilaianTeknik : Penilaian Produk
Penilaian KinerjaPenilaian AfektifLembar Observasi
PustakaPeraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah.Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.
Surabaya: Prestasi PustakaSunardi dan Irawan. 2008. Fisika Bilingual SMA/MA Kelas X. Bandung: YramaWidya
126
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) KELOMPOK EKSPERIMEN I
(Pertemuan II)
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 1 MASBAGIKMata Pelajaran : FisikaKelas/Semester : XII/2Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
STANDAR KOMPETENSI4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi
KOMPETENSI DASAR4.2 Menerapakan asas Black dalam pemecahan masalah
A. IndikatorKognitif:a. Produk
1. Menjelaskan prinsip asas Black2. Mejelaskan kalor jenis dan kapasitas kalor3. Menganalisis kalor jenis dan kapasitas kalor4. Menerapkan prinsip asas Black dalam pemecahan maslah sehari-hari
ProsesMelakukan pengamatan untuk menyelidiki peripindahan kalora. Merumuskan masalahb. Merumuskan hipotesisc. Mengidentifikasi variabel-variabeld. Menyusun data percobaane. Menganalisis dataf. Menyimpulkan
B. Tujuan Pembelajarana. kognitif
Produk:1. Dengan kalimat sendiri, siswa dapat menjelaskan prinsip asas Black2. Siswa mampu menjelaskan dan merumuskan kalor jenis dan kapasitas
kalor3. Berdasarkan pengalaman sehari-hari, siswa mampu memberikan
contoh penerapan asas Black dalam kehidupan4. Siswa dapat mengaplikasikan prinsip asas Black dalam pemecahan
masalah sehari-hariProses
Disediakan materi pembelajaran dalam bentuk media animasi tentangprinsip asas Black, siswa dapat melakukan pengamatan untuk
127
menyelidiki prinsip asas Black sesuai dengan rincian tugas yangditentukan di LKS meliputi: Merumuskan masalah, Merumuskanhipotesis, Mengidentifikasi variabel-variabel, Menyusun data percobaan,Mengkomunikasikan data percobaan, Menganalisis data, danMenyimpulkan
c. Afektif:
1. Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter berpikirkreatif, kritis, dan logis; bekerja teliti, jujur, dan berperilaku santun:pengamatan perilaku berkarakter.
2. Bekerjasama dalam kegiatan praktik dan aktif menyampaikan pendapat,menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang laindalam diskusi: Ketrampilan sosial.
C. Materi PembelajaranAsas Black
D. Model, Media dan Metode Pembelajaran:Model Pembelajaran : CTLMedia Pembelajaran : Media animasiMetode Pembelajaran : Tugas; Kerja kelompok; Diskusi-Tanya Jawab;
Pengamatan
E. Sumber Belajar1. Media animasi: asas Black2. LKS
F. Alat/Bahan1. Perangkat computer
G. Kegiatan Pembelajaran
PenilaianNo Aktivitas Pembelajaran1 2 3 4
A Pendahuluan (5 menit)
1 Motivasi dan Apersepsi:Guru menyampaikan beberapa pertanyaan yang berkaitandengan asas Black, siswa diminta menyampaikanpendapat sesuai pengalaman sehari-hari.
2 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk, proses,keterampilan sosial dan perilaku berkarakter.
128
B Kegiatan Inti (60 menit)
1 Siswa diminta membentuk kelompok dengan anggota 3-4siswa secara heterogen untuk melakukan pembelajaran.Guru melakukan pemodelan cara menggunakan mediapembelajaran, siswa memperhatikan dan mendengarkandengan baik.
2 Siswa menganalisis dan merumuskan permasalahansesuai dengan petunjuk di LKS.
3 Siswa diminta diskusi untuk merumus hipotesis tentangperumusan masalah, dengan cara menunjuk beberapa siswauntuk aktif menyumbang ide.Setiap kelompok mengamati media pembelajaran agardapat menjelaskan prinsip-prinsip asas Black, sambilmembimbing guru melakukan penilaian proses.
4 Membimbing siswa secara kelompok untuk bekerja samadalam mengidentifikasi variabel (manipulasi, respon, dancontrol) untuk melakukan pengamatan sesuai LKS
5 Sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikanpada anggota kelompok, mereka bersama-sama secarasantun melakukan pengamatan prinsip asas Black sertamemperhatikan secara teliti proses-proses yang terjadi.
6 Siswa secara kelompok bekerjasama sesuai tugas dantanggungjawab melanjutkan pengamatan prinsip asasBlack.
7 Siswa secara kelompok bekerjasama menyusun data hasilpengamatan dalam tabel yang tersedia dalam LKS.
8 Siswa secara kelompok berfikir secara kreatif, kritis danlogis untuk dapat menjelaskan prinsip asas Black.
9 Siswa melakukan diskusi menyampaikan pendapat,sementara siswa lain menanggapi pendapat, dan menjadipendengar yang baik untuk menyimpulkan hasilpengamatan dari kelompok tersebut.
C Penutup (10 menit)
1 Siswa melakukan refleksi terhadap pembelajran yang barudilakukan, sebagai sebuah sarana pengkajian prosespembelajaran dalam rangka memperoleh pengetahuan sertasebagai tolak ukur untuk melakukan pembelajaranselanjutnya.
2 Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya ataumenyampaikan usulan agar kegiatan pembelajaran lebihbaik.
129
H. PenilaianTeknik : Penilaian Produk
Penilaian KinerjaPenilaian AfektifLembar Observasi
Pustaka
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.Surabaya: Prestasi Pustaka
Sunardi dan Irawan. 2008. Fisika Bilingual SMA/MA Kelas X. Bandung: YramaWidya
130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) KELOMPOK EKSPERIMEN I
(Pertemuan III)
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 1 MASBAGIKMata Pelajaran : FisikaKelas/Semester : XII/2Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
STANDAR KOMPETENSI4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi
KOMPETENSI DASAR4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor
A. IndikatorKognitif:a. Produk
1. Menjelaskan perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, danradiasi
2. Mencontohkan cara perpindahan kalor melalui konduksi, konveksi,dan radiasi
3. Menggunakan prinsip-prinsip perpindahan kalor dalam pemecahanmasalah sehari-hari
4. Menganalisis perpindahan kalor secara kondusi, konveksi, danradiasi
b. ProsesMelakukan pengamatan untuk menyelidiki peripindahan kalora. Merumuskan masalahb. Merumuskan hipotesisc. Mengidentifikasi variabel-variabeld. Menyusun data percobaane. Menganalisis dataf. Menyimpulkan
Afektif:1. Karakter: Berpikir kreatif, kritis, dan logis; bekerja teliti, jujur, dan
bertanggung jawab, peduli, serta berperilaku santun2. Keterampilan sosial: bekerjasama, menyampaikan pendapat, menjadi
pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang lain
131
B. Tujuan Pembelajarana. Kognitif
Produk:1. Dengan kalimat sendiri, siswa dapat menjelaskan perpindahan kalor
dengan cara konduksi, konveksi, dan radiasi2. Siswa mampu memberikan contoh perpindahan kalor sesuai
pengalaman sehari-hari3. Berdasarkan pembelajaran yang dilakukan, siswa mampu
menggunakan prinsi-prinsip perpindahan kalor dalam pemecahanmasalah sehari-hari
4. Siswa dapat menganalisis dengan baik perpindahan kalor yang terjadipada suatu benda
ProsesDisediakan pembelajaran dalam bentuk media animasi tentangperpindahan kalor, siswa dapat melakukan pengamatan untukmenyelidiki cara perpindahan kalor sesuai dengan rincian tugas yangditentukan di LKS meliputi: Merumuskan masalah, Merumuskanhipotesis, Mengidentifikasi variabel-variabel, Menyusun data percobaan,Mengkomunikasikan data percobaan, Menganalisis data, danMenyimpulkan
b. Afektif:
1. Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter berpikirkreatif, kritis, dan logis; bekerja teliti, jujur, dan berperilaku santun:pengamatan perilaku berkarakter.
2. Bekerjasama dalam kegiatan praktik dan aktif menyampaikan pendapat,menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang laindalam diskusi: Ketrampilan sosial.
C. Materi PembelajaranPerpindahan kalor
D. Model, Media dan Metode Pembelajaran:Model Pembelajaran : CTLMedia Pembelajaran : Media animasiMetode Pembelajaran : Tugas; Kerja kelompok; Diskusi-Tanya Jawab;
PengamatanE. Sumber Belajar
1. Media animasi: Perpindahan kalor2. LKS
F. Alat/BahanPerangkat computer
132
G. Kegiatan Belajar Mengajar
PenilaianNo Aktivitas Pembelajaran1 2 3 4
A Pendahuluan (5 menit)
1 Motivasi dan Apersepsi:Guru menyampaikan beberapa pertanyaan yang berkaitandengan perpindahan kalor, siswa diminta menyampaikanpendapat sesuai pengalaman sehari-hari.
2 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk, proses,keterampilan sosial dan perilaku berkarakter.
B Kegiatan Inti (60 menit)
1 Siswa diminta membentuk kelompok dengan anggota 3-4siswa secara heterogen untuk melakukan pembelajaran.Guru melakukan pemodelan cara menggunakan mediapembelajaran, siswa memperhatikan dan mendengarkandengan baik.
2 Siswa menganalisis dan merumuskan permasalahansesuai dengan petunjuk di LKS.
3 Siswa diminta diskusi untuk merumus hipotesis tentangperumusan masalah, dengan cara menunjuk beberapa siswauntuk aktif menyumbang ide.Setiap kelompok mengamati media pembelajaran agardapat menjelaskan perpindahan kalor secara konduksi,konveksi, dan radiasi, sambil membimbing gurumelakukan penilaian proses.
4 Membimbing siswa secara kelompok untuk bekerja samadalam mengidentifikasi variabel (manipulasi, respon, dancontrol) untuk melakukan pengamatan sesuai LKS
5 Sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikanpada anggota kelompok, mereka bersama-sama secarasantun melakukan pengamatan perpindahan kalor sertamemperhatikan secara teliti proses perpindahan kalor.
6 Siswa secara kelompok bekerjasama sesuai tugas dantanggungjawab melanjutkan pengamatan perpindahankalor.
7 Siswa secara kelompok bekerjasama menyusun data hasilpengamatan dalam tabel yang tersedia dalam LKS.
8 Siswa secara kelompok berfikir secara kreatif, kritis danlogis untuk dapat menjelaskan proses perpindahan kalordengan baik.
133
9 Siswa melakukan diskusi menyampaikan pendapat,sementara siswa lain menanggapi pendapat, dan menjadipendengar yang baik untuk menyimpulkan hasilpercobaan dari kelompok tersebut.
C Penutup (10 menit)
1 Siswa melakukan refleksi terhadap pembelajran yang barudilakukan, sebagai sebuah sarana pengkajian prosespembelajaran dalam rangka memperoleh pengetahuan sertasebagai tolak ukur untuk melakukan pembelajaranselanjutnya.
2 Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya ataumenyampaikan usulan agar kegiatan pembelajaran lebihbaik.
H. PenilaianTeknik : Penilaian Produk
Penilaian KinerjaPenilaian AfektifLembar Observasi
Pustaka
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.Surabaya: Prestasi Pustaka
Sunardi dan Irawan. 2008. Fisika Bilingual SMA/MA Kelas X. Bandung: YramaWidya
134
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) KELOMPOK EKSPERIMEN II
(Pertemuan I)
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 1 MASBAGIKMata Pelajaran : FisikaKelas/Semester : XII/2Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
STANDAR KOMPETENSI4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan
energi.
KOMPETENSI DASAR4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.
A. IndikatorKognitif:a. Produk
1. Menerapkan berbagai macam skala termometer dalam pengukuran suhubenda
2. Mendiskripsikan pengaruh kalor terhadap suatu zat3. Mendiskripsikan pengaruh perubahan suhu terhadap ukuran benda (logam)4. Menginterpretasikan grafik hubungan antara pemanasan 3 jenis logam
(ukuran sama) dan perubahan ukurannya5. Menentukan koefisien muai panjang 3 jenis logam berbeda pada
pengamatan pemuaian panjang6. Menganalisis adanya perubahan wujud zat dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari7. Menunjukkan terjadinya perubahan wujud zat
b. ProsesMelakukan pengamatan untuk menyelidiki pengaruh perubahan suhu terhadapukuran benda (logam), meliputi:1. Merumuskan masalah2. Merumuskan hipotesis3. Mengidentifikasi variabel-variabel4. Menyusun data percobaan5. Membuat grafik6. Menganalisis data7. Menyimpulkan
Afektif:1. Karakter: Berpikir kreatif, kritis, dan logis; bekerja teliti, jujur, dan
bertanggung jawab, peduli, serta berperilaku santun2. Keterampilan sosial: bekerjasama, menyampaikan pendapat, menjadi
pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang lain
Lampiran 03
135
B. Tujuan Pembelajarana. kognitif
Produk:1. Dengan kalimat sendiri, siswa dapat mendiskripsikan pengaruh kalor
terhadap suatu zat.2. Dengan kalimat sendiri, siswa dapat mendiskripsikan pengaruh perubahan
suhu terhadap ukuran benda (logam)3. Berdasarkan data hasil pengamatan, siswa dapat menjelaskan grafik
hubungan antara pemanasan 3 jenis logam (ukuran sama) dan perubahanukuran benda
4. Berdasarkan hubungan data masing-masing pengamatan, siswa dapatmenentukan koefisien muai panjang 3 jenis logam yang berbeda.
5. Siswa dapat menganalisis perubahan wujud zat dan penerapannya dalamkehidupan sehari-hari.
6. Siswa dapat menunjukkan adanya berubahan wujud zat berdasarkanpengalaman sehari-hari.
ProsesDisediakan KIT IPA tentang muai panjang, siswa dapat melakukan pengamatanuntuk menyelidiki pengaruh perubahan suhu terhadap ukuran benda (logam)sesuai dengan rincian tugas yang ditentukan di LKS meliputi: Merumuskanmasalah, Merumuskan hipotesis, Mengidentifikasi variabel-variabel, Menyusundata percobaan, Mengkomunikasikan data percobaan, Menganalisis data, danMenyimpulkan
c. Afektif:
1. Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter berpikirkreatif, kritis, dan logis; bekerja teliti, jujur, dan berperilaku santun:pengamatan perilaku berkarakter.
2. Bekerjasama dalam kegiatan praktik dan aktif menyampaikanpendapat, menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi pendapatorang lain dalam diskusi: Ketrampilan sosial.
C. Materi Pembelajaran1. Termometer dan pengukuran suhu banda2. Pemuaian benda
D. Model, Media dan Metode Pembelajaran:Model Pembelajaran : CTLMedia Pembelajaran : KIT IPAMetode Pembelajaran : Tugas; Kerja kelompok; Diskusi-Tanya Jawab;
PengamatanE. Sumber Belajar
1. Media anmimasi: Termometer dan pengukuran suhu banda dan Pemuaian benda 2. LKS
F. Alat/BahanKIT IPA
136
G. Kegiatan Belajar Mengajar
PenilaianNo Aktivitas Pembelajaran1 2 3 4
A Pendahuluan (5 menit)
1 Motivasi dan Apersepsi:Guru menyampaikan beberapa pertanyaan tentang pengaruhkalor terhadap suatu benda, siswa diminta menyampaikanpendapat sesuai pengalaman sehari-hari.
2 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk, proses,keterampilan sosial dan perilaku berkarakter.
B Kegiatan Inti (60 menit)
1 Siswa diminta membentuk kelompok dengan anggota 3-4 siswasecara heterogen untuk melakukan pembelajaran.Guru melakukan pemodelan cara melakukan percobaanpemuaian panjang, siswa memperhatikan dan mendengarkandengan baik.
2 Siswa menganalisis dan merumuskan permasalahan sesuaidengan petunjuk di LKS.
3 Siswa diminta diskusi untuk merumus hipotesis tentangperumusan masalah, dengan cara menunjuk beberapa siswauntuk aktif menyumbang ide.Setiap kelompok mengamati percobaan yang dilakukan agardapat mendeskripsikan hubungan antara pengaruh suhu danpertambahan panjang logam, sambil membimbing gurumelakukan penilaian proses.
4 Membimbing siswa secara kelompok untuk bekerja samadalam mengidentifikasi variabel (manipulasi, respon, dancontrol) untuk melakukan pengamatan sesuai LKS
5 Sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan padaanggota kelompok, mereka bersama-sama secara santunmelakukan pengamatan pemuaian serta memperhatikan secarateliti tentang pengaruh suhu terhadap perubahan panjang.
6 Siswa secara kelompok bekerjasama sesuai tugas dantanggungjawab melanjutkan pengamatan pemuaian untukberbagai jenis logam dan berbagai ukuran.
7 Siswa secara kelompok bekerjasama menyusun data hasilpengamatan dalam tabel yang tersedia dalam LKS.
8 Siswa dalam kelompoknya berdiskusi untuk menyusunhubungan antar kelompok data ke dalam bentuk grafik
9 Siswa secara kelompok berfikir secara kreatif, kritis dan logisuntuk dapat menjelaskan grafik hubungan antar variabel denganbanar.
10 Siswa dalam kelompoknya menganalisis hubungan yang logisantar kelompok data dari pengamatan untuk kesebandingan
137
antara perubahan panjang dengan perubahan suhu, perubahanpanjang dengan jenis logam, perubahan panjang dengan panjangbatang mula-mula.
11 Siswa melakukan diskusi menyampaikan pendapat, sementarasiswa lain menanggapi pendapat, dan menjadi pendengaryang baik untuk menyimpulkan hubungan yang logis antaraperubahan panjang dengan perubahan suhu, jenis logam, danpanjang batang mula-mula untuk menentukan koefisien panjangbenda.
C Penutup (10 menit)
1 Siswa melakukan refleksi terhadap pembelajran yang barudilakukan, sebagai sebuah sarana pengkajian prosespembelajaran dalam rangka memperoleh pengetahuan sertasebagai tolak ukur untuk melakukan pembelajaran selanjutnya.
2 Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya ataumenyampaikan usulan agar kegiatan pembelajaran lebih baik.
H. PenilaianTeknik : Penilaian Produk
Penilaian KinerjaPenilaian AfektifLembar Observasi
PustakaPeraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah.Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.
Surabaya: Prestasi PustakaSunardi dan Irawan. 2008. Fisika Bilingual SMA/MA Kelas X. Bandung: Yrama Widya
138
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) KELOMPOK EKSPERIMEN II
(Pertemuan II)
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 1 MASBAGIKMata Pelajaran : FisikaKelas/Semester : XII/2Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
STANDAR KOMPETENSI4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan
energi
KOMPETENSI DASAR4.2 Menerapakan asas Black dalam pemecahan masalah
A. IndikatorKognitif:a. Produk
1. Menjelaskan prinsip asas Black2. Mejelaskan kalor jenis dan kapasitas kalor3. Menganalisis kalor jenis dan kapasitas kalor4. Menerapkan prinsip asas Black dalam pemecahan maslah sehari-hari
ProsesMelakukan pengamatan untuk menyelidiki peripindahan kalora. Merumuskan masalahb. Merumuskan hipotesisc. Mengidentifikasi variabel-variabeld. Menyusun data percobaane. Menganalisis dataf. Menyimpulkan
B. Tujuan Pembelajarana. kognitif
Produk:1. Dengan kalimat sendiri, siswa dapat menjelaskan prinsip asas Black2. Siswa mampu menjelaskan dan merumuskan kalor jenis dan kapasitas kalor3. Berdasarkan pengalaman sehari-hari, siswa mampu memberikan contoh
penerapan asas Black dalam kehidupan4. Siswa dapat mengaplikasikan prinsip asas Black dalam pemecahan masalah
sehari-hari
Proses
Disediakan KIT IPA tentang prinsip asas Black, siswa dapat melakukanpengamatan untuk menyelidiki prinsip asas Black sesuai dengan rincian tugasyang ditentukan di LKS meliputi: Merumuskan masalah, Merumuskan
139
hipotesis, Mengidentifikasi variabel-variabel, Menyusun data percobaan,Mengkomunikasikan data percobaan, Menganalisis data, dan Menyimpulkan
c. Afektif:
1. Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter berpikirkreatif, kritis, dan logis; bekerja teliti, jujur, dan berperilaku santun:pengamatan perilaku berkarakter.
2. Bekerjasama dalam kegiatan praktik dan aktif menyampaikan pendapat,menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang laindalam diskusi: Ketrampilan sosial.
C. Materi PembelajaranAsas Black
D. Model, Media dan Metode Pembelajaran:Model Pembelajaran : CTLMedia Pembelajaran : KIT IPAMetode Pembelajaran : Tugas; Kerja kelompok; Diskusi-Tanya Jawab; Pengamatan
E. Sumber Belajar1. Media animasi: asas Black2. LKS
F. Alat/BahanKIT IPA
G. Kegiatan Belajar Mengajar
PenilaianNo Aktivitas Pembelajaran1 2 3 4
A Pendahuluan (5 menit)
1 Motivasi dan Apersepsi:Guru menyampaikan beberapa pertanyaan yang berkaitandengan asas Black, siswa diminta menyampaikan pendapatsesuai pengalaman sehari-hari.
2 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk, proses,keterampilan sosial dan perilaku berkarakter.
B Kegiatan Inti (60 menit)
1 Siswa diminta membentuk kelompok dengan anggota 3-4 siswasecara heterogen untuk melakukan pembelajaran.Guru melakukan pemodelan cara merangkai alat untukmelalukan percobaan tentang asas Black, siswa memperhatikandan mendengarkan dengan baik.
2 Siswa menganalisis dan merumuskan permasalahan sesuaidengan petunjuk di LKS.
140
3 Siswa diminta diskusi untuk merumus hipotesis tentangperumusan masalah, dengan cara menunjuk beberapa siswauntuk aktif menyumbang ide.Setiap kelompok mengamati percobaan agar dapat menjelaskanprinsip-prinsip asas Black, sambil membimbing guru melakukanpenilaian proses.
4 Membimbing siswa secara kelompok untuk bekerja samadalam mengidentifikasi variabel (manipulasi, respon, dancontrol) untuk melakukan pengamatan sesuai LKS
5 Sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan padaanggota kelompok, mereka bersama-sama secara santunmelakukan pengamatan prinsip asas Black sertamemperhatikan secara teliti proses-proses yang terjadi.
6 Siswa secara kelompok bekerjasama sesuai tugas dantanggungjawab melanjutkan pengamatan prinsip asas Black.
7 Siswa secara kelompok bekerjasama menyusun data hasilpengamatan dalam tabel yang tersedia dalam LKS.
8 Siswa secara kelompok berfikir secara kreatif, kritis dan logisuntuk dapat menjelaskan prinsip asas Black.
9 Siswa melakukan diskusi menyampaikan pendapat, sementarasiswa lain menanggapi pendapat, dan menjadi pendengaryang baik untuk menyimpulkan hasil pengamatan darikelompok tersebut.
C Penutup (10 menit)
1 Siswa melakukan refleksi terhadap pembelajran yang barudilakukan, sebagai sebuah sarana pengkajian prosespembelajaran dalam rangka memperoleh pengetahuan sertasebagai tolak ukur untuk melakukan pembelajaran selanjutnya.
2 Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya ataumenyampaikan usulan agar kegiatan pembelajaran lebih baik.
H. PenilaianTeknik : Penilaian Produk
Penilaian KinerjaPenilaian AfektifLembar Observasi
Pustaka
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.Surabaya: Prestasi Pustaka
Sunardi dan Irawan. 2008. Fisika Bilingual SMA/MA Kelas X. Bandung: Yrama Widya
141
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) KELOMPOK EKSPERIMEN II
(Pertemuan III)
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 1 MASBAGIKMata Pelajaran : FisikaKelas/Semester : XII/2Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
STANDAR KOMPETENSI4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan
energi
KOMPETENSI DASAR4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor
A. IndikatorKognitif:a. Produk
1. Menjelaskan perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi2. Mencontohkan cara perpindahan kalor melalui konduksi, konveksi, dan
radiasi3. Menggunakan prinsip-prinsip perpindahan kalor dalam pemecahan
masalah sehari-hari4. Menganalisis perpindahan kalor secara kondusi, konveksi, dan radiasi
b. ProsesMelakukan pengamatan untuk menyelidiki peripindahan kalora. Merumuskan masalahb. Merumuskan hipotesisc. Mengidentifikasi variabel-variabeld. Menyusun data percobaane. Menganalisis dataf. Menyimpulkan
Afektif:1. Karakter: Berpikir kreatif, kritis, dan logis; bekerja teliti, jujur, dan
bertanggung jawab, peduli, serta berperilaku santun2. Keterampilan sosial: bekerjasama, menyampaikan pendapat, menjadi
pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang lain
B. Tujuan Pembelajarana. Kognitif
Produk:1. Dengan kalimat sendiri, siswa dapat menjelaskan perpindahan kalor dengan
cara konduksi, konveksi, dan radiasi2. Siswa mampu memberikan contoh perpindahan kalor sesuai pengalaman
sehari-hari3. Berdasarkan pembelajaran yang dilakukan, siswa mampu menggunakan
prinsi-prinsip perpindahan kalor dalam pemecahan masalah sehari-hari
142
4. Siswa dapat menganalisis dengan baik perpindahan kalor yang terjadi padasuatu benda
ProsesDisediakan KIT IPA tentang perpindahan kalor, siswa dapat melakukanpengamatan untuk menyelidiki cara perpindahan kalor sesuai dengan rinciantugas yang ditentukan di LKS meliputi: Merumuskan masalah, Merumuskanhipotesis, Mengidentifikasi variabel-variabel, Menyusun data percobaan,Mengkomunikasikan data percobaan, Menganalisis data, dan Menyimpulkan
b. Afektif:
1. Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter berpikirkreatif, kritis, dan logis; bekerja teliti, jujur, dan berperilaku santun:pengamatan perilaku berkarakter.
2. Bekerjasama dalam kegiatan praktik dan aktif menyampaikanpendapat, menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi pendapatorang lain dalam diskusi: Ketrampilan sosial.
C. Materi PembelajaranPerpindahan kalor
D. Model, Media dan Metode Pembelajaran:Model Pembelajaran : CTLMedia Pembelajaran : KIT IPAMetode Pembelajaran : Tugas; Kerja kelompok; Diskusi-Tanya Jawab;
PengamatanE. Sumber Belajar
1. Media animasi: Perpindahan kalor2. LKS
F. Alat/BahanKIT IPA
G. Kegiatan Belajar Mengajar
PenilaianNo Aktivitas Pembelajaran1 2 3 4
A Pendahuluan (5 menit)
1 Motivasi dan Apersepsi:Guru menyampaikan beberapa pertanyaan yang berkaitandengan perpindahan kalor, siswa diminta menyampaikanpendapat sesuai pengalaman sehari-hari.
2 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk, proses,keterampilan sosial dan perilaku berkarakter.
143
B Kegiatan Inti (60 menit)
1 Siswa diminta membentuk kelompok dengan anggota 3-4 siswasecara heterogen untuk melakukan pembelajaran.Guru melakukan pemodelan cara melakukan percobaanperpindahan kalor, siswa memperhatikan dan mendengarkandengan baik.
2 Siswa menganalisis dan merumuskan permasalahan sesuaidengan petunjuk di LKS.
3 Siswa diminta diskusi untuk merumus hipotesis tentangperumusan masalah, dengan cara menunjuk beberapa siswauntuk aktif menyumbang ide.Setiap kelompok mengamati percobaan yang dilakukan agardapat menjelaskan perpindahan kalor secara konduksi, konveksi,dan radiasi, sambil membimbing guru melakukan penilaianproses.
4 Membimbing siswa secara kelompok untuk bekerja samadalam mengidentifikasi variabel (manipulasi, respon, dancontrol) untuk melakukan pengamatan sesuai LKS
5 Sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan padaanggota kelompok, mereka bersama-sama secara santunmelakukan pengamatan perpindahan kalor sertamemperhatikan secara teliti proses perpindahan kalor.
6 Siswa secara kelompok bekerjasama sesuai tugas dantanggungjawab melanjutkan pengamatan perpindahan kalor.
7 Siswa secara kelompok bekerjasama menyusun data hasilpengamatan dalam tabel yang tersedia dalam LKS.
8 Siswa secara kelompok berfikir secara kreatif, kritis dan logisuntuk dapat menjelaskan proses perpindahan kalor dengan baik.
9 Siswa melakukan diskusi menyampaikan pendapat, sementarasiswa lain menanggapi pendapat, dan menjadi pendengaryang baik untuk menyimpulkan hasil percobaan dari kelompoktersebut.
CPenutup (10 menit)
1 Siswa melakukan refleksi terhadap pembelajran yang barudilakukan, sebagai sebuah sarana pengkajian prosespembelajaran dalam rangka memperoleh pengetahuan sertasebagai tolak ukur untuk melakukan pembelajaran selanjutnya.
2 Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya ataumenyampaikan usulan agar kegiatan pembelajaran lebih baik.
H. PenilaianTeknik : Penilaian Produk
Penilaian KinerjaPenilaian AfektifLembar Observasi
144
Pustaka
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.Surabaya: Prestasi Pustaka
Sunardi dan Irawan. 2008. Fisika Bilingual SMA/MA Kelas X. Bandung: Yrama Widya
145
Lembar Kerja Siswa (LKS) Pemuaian Zat Padat(KIT IPA)
Kelompok : ..........................................................................................................
Nama siswa : ........................................................................................ ..................
Kelas : ..........................................................................................................
A. Standar Kompetensi
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi
B. Kompetensi Dasar
4.1 menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
C. Indikator
1. Mendeskripsikan pengaruh kalor terhadap suatu benda
2. Mendeskripsikan pengaruh perubahan suhu terhadap suatu benda
3. Menginterpretasikan grafik hubungan antaran pemanasan 3 jenis logam
(ukuran sama) dan perubahan ukurannya
4. Menentukan koefisien muai panjang 3 jenis logam berbeda pada percobaan
pemuaian panjang
D. Alat dan Bahan
1. Musschenbrock
2. Pembakar spritus
3. Stop watch/jam tangan
4. Termometer
5. Korek api
6. 3 buah logam (besi, tembaga, dan aluminium)
E. Pendahuluan
1. Berdasarkan pengalaman sehari-hari dan pemodelan yang dilakukan oleh
guru, Buatlah beberapa rumusan masalah mengenai: pengaruh kalor
terhadap suatu benda, pengaruh perubahan suhu terhadap suatu benda.
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
146
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. Buatlah hipotesis berdasarkan rumusan masalah di atas.
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
F. Langkah Kerja
1. Siapkan Musschenbrock lalu pasang ketiga batang logam pada alat!
2. Putar skrup pangatur agar kedudukan ketiga jarum penunjuk sama tinggi!
3. Panaskan logam dengan pembakar spritus sampai batang panas/terjadi
perubahan panjang!
4. Amati apa yang terjadi pada jarum penunjuk!
5. Catat angka yang ditunjukkan jarum untuk setiap batang logam pada tabel
data berikut ini!
NamaLogam
Skalasebelum
dipanaskan
Suhu sebelumdipanaskan
Skalasetelah
dipanaskan
Suhu setelahdipanaskan
Aluminium
Besi
Tembaga
G. Pertanyaan
1. Apakah penunjuk musschenbrock bergerak setelah logam dipanaskan?.
Mengapa?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. Apakah jarum penunjuk musschenbrock menunjukkan angka yang sama
setelah 3 logam dipanaskan?. Mengapa?
147
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
3. Manakah logam yang mengalami penyimpangan jarum terbesar?.
Mengapa?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
4. Apa saja hal-hal yang mempengaruhi pemuaian suatu zat?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
5. Misalkan hasil percabaan anda dibuat dalam bentuk grafik, dan
menghasilkan grafik seperti di bawah ini.
Coba anda tafsirkan maksud dari grafik di atas!
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
∆L (m)
∆T1
23
Ket:
∆L = pertambahan panjang
∆T = perubahan suhu
148
Lembar Kerja Siswa (LKS) Perubahan wujud Zat(KIT IPA)
Kelompok : ..........................................................................................................
Nama siswa : ..........................................................................................................
Kelas : ..........................................................................................................
A. Standar Kompetensi
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi
B. Kompetensi Dasar
4.1 menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
C. Indikator
1. Mendeskripsikan pengaruh kalor terhadap suatu benda
2. Mendeskripsikan pengaruh perubahan suhu terhadap suatu benda
3. Menganalisis adanya perubahan wujud zat dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
D. Alat dan Bahan
1. Gelas kimia
2. Termometer
3. Pembakar spritus
4. Stop watch/jam tangan
5. Korek api
E. Pendahuluan
1. Berdasarkan pengalaman sehari-hari dan pemodelan yang dilakukan oleh
guru, Buatlah beberapa rumusan masalah mengenai: pengaruh kalor
terhadap perubahan wujud zat
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
6. Kaki tiga
7. Kasa asbes
8. Statif
9. Es
149
2. Buatlah hipotesis berdasarkan rumusan masalah di atas.
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
F. Langkah Kerja
1. Susunlah alat seperti pada gambar di samping!
2. Masukkan es ke dalam gelas kimia!
3. Ukur suhu es sebelum dipanaskan!
4. Panaskan, kemudian catat suhu yang
ditunjukkan
termometer setiap menit!
5. Masukkan hasil pengamatan anda ke dalam
tabel!
Menit 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Suhu (0C)
G. Pertanyaan
1. Berdasarkan percobaan yang anda lakukan, apakah yang terjadi ketika es
diberikan kalor?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. Apakah es berubah wujud setelah diberikan kalor?. Mengapa?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
150
3. Jika es mengalami perubahan wujud, apakah pada saat perubahan wujud
dari es (padat) menjadi air (cair), es mengalami perubahan suhu?.
Mengapa?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
4. Ketika es berubah menjadi cair dan terus diberikan kalor sampai air
mendidih, lama-kelamaan air akan habis. Mengapa demikian?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
5. Air yang mendidih akhirnya akan habis jika terus diberikan kalor. Pada
saat itu apakah terjadi perubahan suhu? Mengapa?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
6. Hal-hal apasaja yang mempengaruhi perubahan wujud zat?
…………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
7. Jika anda melakukan percobaan dengan teliti dan cermat, maka akan
mendapatkan grafik seperti di bawah ini.
151
Suhu (0C)
100
0
A
B C
D
Waktu (menit)es
air
Coba anda jelaskan maksud dari grafik di atas!
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
8. Sebutkan minimal 4 contoh perubahan wujud zat yang anda ketahuai dalam
kehidupan sehari-hari!
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
152
Lembar Kerja Siswa (LKS) Kesetimbangan Panas(KIT IPA)
Kelompok : ..........................................................................................................
Nama siswa : ..........................................................................................................
Kelas : ..........................................................................................................
A. Standar Kompetensi
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi
B. Kompetensi Dasar
4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
C. Indikator
1. Mendeskripsikan pengaruh kalor terhadap suatu benda
2. Mendeskripsikan pengaruh perubahan suhu terhadap suatu benda
3. Menjelaskan prinsip kalor jenis dan kapasistas kalor
4. Menganalisis kalor jenis dan kapasistas kalor
5. Menerapkan prinsip asas Black dalam kehidupan sehari-hari
D. Alat dan Bahan
1. Gelas kimia
2. Termometer
3. Pembakar spritus
4. Stop watch/jam tangan
5. Korek api
E. Pendahuluan
1. Berdasarkan pengalaman sehari-hari dan pemodelan yang dilakukan oleh
guru, Buatlah beberapa rumusan masalah mengenai: suatu benda yang
memiliki suhu tinggi dicampur dengan benda yang memiliki suhu rendah.
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
6. Kaki tiga
7. Kasa asbes
8. Statif
9. Air
153
2. Buatlah hipotesis berdasarkan rumusan masalah di atas.
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
F. Langkah Kerja
1. Susunlah alat seperti pada gambar di samping!
2. Masukkan air ke dalam dua gelas kimia!
3. Catat suhu air sebelum dan setelah dipanaskan!
4. Panaskan salah satu air dalam gelas kimia!
5. Masukkan air dingin ke dalam air yang dipanaskan,
aduk hingga rata, ukur suhu
akhir/campurannya!
6. Masukkan hasil pengamatan anda ke dalam tabel!
Air Sebelum
dipanaskan
Setelah
dipanaskan
Suhu
akhir/campuran
Suhu (0C)
G. Pertanyaan
1. Berdasarkan percobaan yang anda lakukan, apakah yang terjadi ketika air
diberikan kalor?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Setelah air panas dicampur dengan air dingin, apakah suhu
akhir/campurannya sama, mengapa bisa demikian?, coba anda jelaskan!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
154
………………………………………………………………………………
3. Mengapa pada waktu malam hari danau terasa lebih hangat dari pada
daratan?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. Apasaja yang mempengaruhi pelepasan dan penyerapan kalor pada suatu
benda?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
155
Lembar Kerja Siswa (LKS) Perpindahan Kalor Secara Konduksi(KIT IPA)
Kelompok : ..........................................................................................................
Nama siswa : ......................................................................................................... .
Kelas : ..........................................................................................................
A. Standar Kompetensi
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi
B. Kompetensi Dasar
4.1 Menganalisis cara perpindahan kalor
C. Indikator
1. Menjelaskan perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi
2. Memberikan contoh perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan
radiasi
3. Menggunakan prinsip-prinsip perpindahan kalor dalam pemecahan masalah
sehari-hari
4. Menganalisis perpindahan kalor secara kondusi, konveksi, dan radiasi
D. Alat dan Bahan
1. Pembakar spritus
2. Kasa asbes
3. Tembaga, besi, aluinium
4. Korek api
5. Blubend
E. Pendahuluan
1. Berdasarkan pengalaman sehari-hari dan pemodelan yang dilakukan oleh
guru, Buatlah beberapa rumusan masalah mengenai: jika kalor diberikan
pada ujung sebatang besi, kaca, dan aluminium, maka apa yang terjadi pada
ujung lainnya.
156
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Buatlah hipotesis berdasarkan rumusan masalah di atas.
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
F. Langkah Kerja
1. Susunlah alat seperti pada gambar di
samping!
2. Letakkan sedikit blubend pada masing-
masing ujung tembaga, besi dan aluminium
3. Panaskan, ketiga batang tersebut, kemudian
tunggu beberapa saat!
4. Amatilah keadaan masing-masing blubend pada ujung batang!
G. Pertanyaan
1. Mengapa blubend bisa meleleh pada ujung masing-masing bahan?, padahal
yang dikenai api ujung lainnya.
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Apakah ujung bahan yang dikenai api bergerak ke blubend sehingga
blubend bisa meleleh?. jelaskan!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
157
3. Dari percobaan yang anda lakukan, manakah blubend yang paling cepat
meleleh dan manakah blubend yang terakhir meleleh?. Mengapa?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. Dari jawaban anda nomor 3, berikan 4 contoh benda-benda yang dapat lebih
cepat membuat blubend meleleh dan 4 contoh benda-benda yang lambat
membuat blubend meleleh jika benda tersebut dipanaskan.
………………………………………………………………………………\
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5. Apa saja hal-hal yang mempengaruhi cepat dan lambatnya blubend meleleh
ketika batang dipanaskan?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
158
Lembar Kerja Siswa (LKS) Pemuaian Zat(Media Pembelajaran Animasi)
Kelompok : ..........................................................................................................
Nama siswa : ..........................................................................................................
Kelas : ..........................................................................................................
A. Standar Kompetensi
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi
B. Kompetensi Dasar
4.1 menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
C. Indikator
1. Mendeskripsikan pengaruh kalor terhadap suatu benda
2. Mendeskripsikan pengaruh perubahan suhu terhadap suatu benda
3. Menginterpretasikan grafik hubungan antaran pemanasan 3 jenis logam
(ukuran sama) dan perubahan ukurannya
4. Menentukan koefisien muai panjang 3 jenis logam berbeda pada percobaan
pemuaian panjang
D. Alat dan Bahan
Media pembelajaran pemuaian
E. Pendahuluan
1. Berdasarkan pengalaman sehari-hari dan pemodelan yang dilakukan oleh
guru, Buatlah beberapa rumusan masalah mengenai: pengaruh kalor
terhadap suatu benda, pengaruh perubahan suhu terhadap suatu benda.
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
159
2. Buatlah hipotesis berdasarkan rumusan masalah di atas.
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
F. Langkah Kerja
1. Bukalah folder/file pemuaian berdasarkan instruksi guru
2. Amati apa yang terjadi pada benda sebelum dan setelah dipanaskan!
3. Catat hasil pengamatan anda untuk setiap batang logam pada tabel data
berikut ini!
NamaLogam
Skalasebelum
dipanaskan
Suhu sebelumdipanaskan
Skalasetelah
dipanaskan
Suhu setelahdipanaskan
Aluminium
Besi
Tembaga
G. Diskusi
1. Apa yang terjadi setelah batang logam dipanaskan?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Apakah jarum penunjuk bergerak setelah logam dipanaskan?. Mengapa?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
160
3. Apakah jarum penunjuk menunjukkan angka yang sama setelah 3 logam
dipanaskan?. Mengapa?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. Manakah logam yang mengalami penyimpangan jarum terbesar?.
Mengapa?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5. Manakah logam yang mengalami penyimpangan jarum terkecil?.
Mengapa?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
6. Apa saja hal-hal yang mempengaruhi pemuaian suatu zat?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
161
7. Misalkan hasil percabaan anda dibuat dalam bentuk grafik, dan
menghasilkan grafik seperti di bawah ini.
Coba anda tafsirkan maksud dari grafik di atas!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
∆L (m)
∆T1
23
Ket:
∆L = pertambahan panjang
∆T = perubahan suhu
162
Lembar Kerja Siswa (LKS) Perubahan wujud Zat(Media Pembelajaran Animasi)
Kelompok :...........................................................................................................
Nama siswa :...........................................................................................................
Kelas :...........................................................................................................
A. Standar Kompetensi
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi
B. Kompetensi Dasar
4.1 menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
C. Indikator
1. Mendeskripsikan pengaruh kalor terhadap suatu benda
2. Mendeskripsikan pengaruh perubahan suhu terhadap suatu benda
3. Menganalisis adanya perubahan wujud zat dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
4. Menjelaskan prinsip kalor jenis dan kapasistas kalor
5. Menganalisis kalor jenis dan kapasistas kalor
6. Menerapkan prinsip asas Black dalam kehidupan sehari-hari
D. Alat dan Bahan
1. Komputer
2. Mendia pembelajaran animasi
E. Pendahuluan
1. Berdasarkan pengalaman sehari-hari dan pemodelan yang dilakukan oleh
guru, Buatlah beberapa rumusan masalah mengenai: pengaruh kalor
terhadap perubahan wujud zat
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
163
2. Buatlah hipotesis berdasarkan rumusan masalah di atas.
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
F. Langkah Kerja
1. Bukalah folder/file media pembelajaran animasi berdasarkan instruksi guru
2. Amati dengan seksama setiap folder/file yang anda buka, kemudian
jawablah pertanyaan di bawah ini!
3. Khusus pada folder/file perubahan wujud zat, masukkan hasil pengamatan
anda ke dalam tabel berikut!
Skon
Suhu (0C)
Skon
Suhu (0C)
G. Pertanyaan
1. Berdasarkan pengamatan yang anda lakukan, apakah yang terjadi ketika es
diberikan kalor?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Apakah es berubah wujud setelah diberikan kalor?. Mengapa?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Jika es mengalami perubahan wujud, apakah pada saat perubahan wujud es
(padat) menjadi air (cair)/mencair, es mengalami perubahan suhu?.
Mengapa?
164
Suhu (0C)
100
0
A
B C
D
Waktu (menit)es
air
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. Ketika es berubah menjadi cair dan terus diberikan kalor sampai air
mendidih, lama-kelamaan air akan habis. Mengapa demikian?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5. Air yang mendidih akhirnya akan habis jika terus diberikan kalor. Pada saat
itu apakah terjadi perubahan suhu? Mengapa?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
6. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi perubahan wujud zat?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
7. Jika anda melakukan percobaan dengan teliti dan cermat, maka akan
mendapatkan grafik seperti di bawah ini.
Coba anda jelaskan maksud dari grafik di atas!
165
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
8. Sebutkan minimal 4 contoh perubahan wujud zat yang anda ketahuai dalam
kehidupan sehari-hari!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
9. Dari hasil pengamatan yang anda lakukan pada file danau dan daratan, apa
yang dapat anda simpulkan?, coba jelaskan!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
10. Dari hasil pengamatan yang anda lakukan pada file kesetimbangan panas,
apa yang dapat anda simpulkan?, coba jelaskan!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
11. Apa saja yang berpengaruh terhadap suatu benda pada saat benda tersebut
melepas atau menyerap kalor.
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
166
Lembar Kerja Siswa (LKS) Kesetimbangan Panas(Media Pembelajaran Animasi)
Kelompok : ..........................................................................................................
Nama siswa : ..........................................................................................................
Kelas : ..........................................................................................................
A. Standar Kompetensi
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi
B. Kompetensi Dasar
4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
C. Indikator
1. Mendeskripsikan pengaruh kalor terhadap suatu benda
2. Mendeskripsikan pengaruh perubahan suhu terhadap suatu benda
3. Menjelaskan prinsip kalor jenis dan kapasistas kalor
4. Menganalisis kalor jenis dan kapasistas kalor
5. Menerapkan prinsip asas Black dalam kehidupan sehari-hari
D. Alat dan Bahan
Media Pembelajaran
E. Pendahuluan
1. Berdasarkan pengalaman sehari-hari dan pemodelan yang dilakukan oleh
guru, Buatlah beberapa rumusan masalah mengenai: suatu benda yang
memiliki suhu tinggi dicampur dengan benda yang memiliki suhu rendah.
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Buatlah hipotesis berdasarkan rumusan masalah di atas.
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
167
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
F. Langkah Kerja
1. Bukalah folder/file pemuaian berdasarkan instruksi guru
2. Amati apa yang terjadi pada benda sebelum dicampur dan setelah
dicampur!
G. Pertanyaan
1. Setelah logam disatukan, apakah suhu akhir/campurannya sama, mengapa
bisa demikian?, coba anda jelaskan!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Mengapa pada waktu malam hari danau terasa lebih hangat dari pada
daratan?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Apa saja yang mempengaruhi pelepasan dan penyerapan kalor pada suatu
benda?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
168
Lembar Kerja Siswa (LKS) Perpindahan Kalor Secara Konduksi(Media Pembelajaran Animasi)
Kelompok : ..........................................................................................................
Nama siswa : ............................................................................................ ..............
Kelas : ..........................................................................................................
A. Standar Kompetensi
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi
B. Kompetensi Dasar
4.1 Menganalisis cara perpindahan kalor
C. Indikator
1. Menjelaskan perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi
2. Memberikan contoh perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan
radiasi
3. Menggunakan prinsip-prinsip perpindahan kalor dalam pemecahan masalah
sehari-hari
4. Menganalisis perpindahan kalor secara kondusi, konveksi, dan radiasi
D. Alat dan Bahan
1. Komputer
2. Mendia pembelajaran animasi
E. Pendahuluan
1. Berdasarkan pengalaman sehari-hari dan pemodelan yang dilakukan oleh
guru, Buatlah beberapa rumusan masalah mengenai: jika kalor diberikan
pada ujung sebatang besi, kaca, dan aluminium, maka apa yang terjadi pada
ujung lainnya.
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
169
2. Buatlah hipotesis berdasarkan rumusan masalah di atas.
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
F. Langkah Kerja
1. Bukalah folder/file pemuaian berdasarkan instruksi guru
2. Amati dengan seksama setiap folder/file yang anda buka, kemudian
jawablah pertanyaan di bawah ini!
G. Pertanyaan
1. Apa yang terjadi pada logam yang dipanaskan salah satu ujunganya?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Apakah ujung logam yang dipanaskan ikut bergerak sehingga ujung lainnya
bisa ikut panas?. jelaskan!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Dari pangamatan yang anda lakukan, apakah yang dimaksud dengan
konsuksi?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. Pada peristiwa air yang dipanaskan, apa yang dapat anda simpulkan dari
peristiwa tersebut?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
170
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5. Dari pangamatan yang anda lakukan pada peristiwa pemanasan air, coba
anda jelaskan apa yang dimaksud dengan konveksi?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
6. Dari kedua pengamatan yang anda lakukan, apa perbedaan yang paling
nampak pada kedua peristiwa tersebut?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
171
KISI-KISI SOAL FISIKA MATERI SUHU DAN KALOR
KategoriNo Indikator
C1 C2 C3 C4
Jml
2 Mendiskripsikan pengaruhkalor terhadap suatu zat
5, 16, 2
3 Mendiskripsikan pengaruhperubahan suhu terhadap suatubenda
1, 7 2
4 Menginterpretasikan grafikhubungan antara pemanasan 3jenis logam (ukuran sama) danperubahan ukurannya
20, 22 2
5 Menentukan koefisien muaipanjang 3 jenis logam berbedapada percobaan pemuaianpanjang
2, 9 2
6 Menganalisis adanya perubahanwujud zat dan penerapannyadalam kehidupan sehari-hari
12, 23 2
7 Menjelaskan perpindahan kalorsecara konduksi, konveksi, danradiasi
10, 8 2
8 Memberikan contoh perpindahankalor secara konduksi, konveksi,dan radiasi
4, 14 2
9 Menggunakan prinsip-prinsipperpindahan kalor dalampemecahan masalah sehari-hari
11, 24 2
10 Menganalisis perpindahan kalorsecara konduksi, konveksi, danradiasi
18, 19 2
11 Menjelaskan prinsip kalor jenisdan kapasistas kalor
13, 17 2
12 Menganalisis kalor jenis dankapasistas kalor
3, 21,25
3
13 Menerapkan prinsip asas Blackdalam kehidupan sehari-hari
6, 15 2
Jumlah 6 6 6 7 25
Lampiran 06
172
TES UJI KOGNITIF
Mate pelajaran : FisikaMateri : Suhu dan KalorKelas/semester : X/2
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tandasilang (X)
1. Prinsip pembuatan thermometer berdasarkan…terhadap suhu.a. Kepadatan benda d. Kalor beku bendab. Pemuaian benda e. Kalor lebur bendac. Suhu benda
2. Sebatang baja panjangnya 10 cm pada suhu 300C, setelah dipanaskan panjangbaja menjadi 10,1 cm dengan suhu 1300C. berapakah koefisien muai panjangbaja tersebut?a. 104/0C d. 10-2/0Cb. 102/0C e. 103/0Cc. 10-4/0C
3. Perhatikan grafik berikut!
Garafik di atas menunjukkan hubungan antara perubahan suhu dengan jenisbahan. Pada grafik di atas, jika jumlah kalor diberikan pada keempat bendasama. Maka benda yang memiliki kalor jenis paling kecil adalah….
a. A dan D d. A dan Cb. B e. B dan Dc. C
4. Pada waktu masak air menggunakan bejana dari tembaga, perpindahan kaloryang terjadi pada proses tersebut berturut-turut adalah....a. Konveksi-konduksi d. Radiasi-konveksib. Konduksi-radiasi e. Radiasi konduksic. Konduksi-konveksi
Lampiran 07
∆T
bahanDCBA
173
1000 Q2
0
100
Q (kal)
T(0C)
5. Jika sejumlah air dipanaskan dari 00C sampai 40C pada tekanan tetap, maka....a. Volumenya bertambah d. Massa jenisnya tetapb. Volumenya berkurang e. Massa jenisnya berkurangc. Volumenya tetap
6.
Garafik di atas menunjukkan hubungan antara suhu dengan kalor yang diserap oleh50 gram es. Jika kalor jenis es 0,5 kal/g0C dan kalor lebur es 80 kal/g0C, maka Q2
pada grafik di atas adalah....a. 8000 kal d. 4000 kalb. 6000 kal e. 3000 kalc. 5000 kal
7. Tujuan pemberian jarak pada sambungan rel kereta api adalah….a. Menyesuaikan dengan roda kereta apib. Mengirit penggunaan besic. Supaya rel tidak bengkok pada saat terjadi pemuaian panjangd. Memberikan lubang angine. Supaya sambungan lebih kuat
8. Perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat cair dan....a. Zat padat d. Hanya dalam zat cairb. Gas e. Hanya dalam gas dan zat padatc. Gas, serta zat padat
9. Sebuah balok aluminium memiliki volume 1.000 cm3 pada suhu 200C, danvolume 1.006 cm3 pada suhu 1000C. Koefisien muai panjang tembagatersebut adalah....a. 2,5 x10-5/ 0C d. 2,25 x10-4/ 0Cb. 6,0 x10-5/ 0C e. 3,00 x10-4/ 0Cc. 7,5 x10-5/ 0C
10. Perpindahan kalor secara konduksi terjadi....a. Hanya dalam zat cairb. Hanya dalam zat padatc. Hanya dalam gasd. Hanya dalam zat cair dan zat padate. Dalam gas, zat cair dan zat padat
174
11. Sebuah peternakan ayam selalu mengalami kerugian ketika musim dingindatang, hal itu disebabkan oleh matinya 50% ayam karena suhu yang terlaludingin. Langkah apa yang paling efektif dilakukan peternak agar ayam tetapbertahan hidup seperti pada musim panas.a. Memberi vaksin pada semua ayamb. Memasang lampu listrik yang cukupc. Menjemur ayam ketika panasd. Menutup rapat-rapat kandange. Menambah jumlah ayam dalam satu lokasi
12. Perhatikan grafik berikut!
Grafik di atas menunjukkan proses prubahan wujud benda dari es-cair-gas.Dari grafik, maksud dari B-C dan D-E adalah….a. Perubahan suhu nol dan volume bertambahb. Suhu semakin naik dan perubahan wujud bendac. Perubahan suhu nol dan proses perubahan wujudd. Suhu menurun dan proses prubahan wujude. Perubahan suhu nol dan tidak mengalami perubahan wujud
13. Banyaknya kalor yang digunakan oleh benda untuk mengubah suhunyasebesar 10C atau 1 K disebut....a. Kalor jenis d. Kalor latenb. Kapasitas kalor e. Hukum kekekalan kalorc. Perubahan suhu
14. Di dalam sebuah kamar berukuran 4 m x 3 m terdapat lampu pijar yangsedang menyala. Pada saat budi masuk kamar, dia merasakan suhu kamarlebih panas jika dibandingkan pada saat lampu dipadamkan. Hal tersebutdisebabkan oleh….a. Ukuran kamar yang terlalu kecilb. Adanya perpindahan kalor dari lampu ke kamarc. Kurangnya udara yang masuk ke kamard. Pada waktu lampu mati udara lebih banyak masuk kamare. Pada waktu lampu menyala, udara terdesak ke luar
T ≈ Q
A-20
0
100
B C
D E
F
T (0C)
120
175
15. Jika 75 gram air yang suhunya 00C dicampur dengan 25 gram air yangsuhunya 1000C, maka suhu akhir campurannya adalah....a. 150C d. 300Cb. 200C e. 350Cc. 250C
16. Apabila kalor diberikan kepada suatu benda, maka benda akan....a. Tidak mengalamai perubahan apa-apa d. Bertambah massanyab. Mengalami perubahan suhu e. Berkurang massanyac. Berkurang volumenya
17. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram zat sebesar10C atau 1 K disebut....a. Kalor jenis d. Kalor latenb. Kapasitas kalor e. Kalor leburc. Perubahan suhu
18. Diberikan data sebagai berikut
Benda Emisivitas (e) Suhu (T4)1 0,5 102 0,25 103 0,3 1004 0,25 100
Table di atas menunjukkan emisivitas radiasi dari benda dan suhu bendatersebut. Dari data di atas, benda mana yang memancarkan kalor palingbanyak?a. 1 dan 4 d. 3 dan 4b. 2 dan 3 e. 3c. 4
19. Pada peristiwa air laut dan pada saat memasak air terjadi peristiwaperpindahan kalor secara konveksi. Pada kedua peristiwa tersebut secaraberurutan, apakah yang menyebabkan terjadinya konveksi?a. Perbedaan tekanan antara lautan dan daratan, perbedaan kalor jenisb. Perbedaan tekanan antara lautan dan daratan, perbedaan massa jenisc. Perbedaan tekanan antara lautan dan daratan, perubahan suhud. Perbedaan suhu, perbedaan kalor jenise. Laut lebih luas dari daratan, perbedaan massa jenis
176
20.
Dari grafik di atas, bahan manakah yang memiliki koefisien muai panjangpaling kecil. (jika panjang mula-mula keempat bahan sama)a. A dan D d. Db. B e. Ac. C
21. Pada malam hari, suhu air danau lebih hangat dibandingkan dengan suhubebatuan di atasnya. Hal ini disebabkan oleh....a. Kalor jenis air lebih besar dari kalor jenis batub. Massa jenis air lebih besar dari massa jenis batuc. Kalor lebur air lebih kecil dar kalor lebur batud. Batu lebih cepat menyerap kalore. Batu berada di atas air
22. Diberikan data sebagai berikut
No Zat Koefisien muai panjang1 Besi 12 x 10-6
2 Tembaga 17 x 10-6
3 Seng 30 x 10-6
4 Aluminium 23 x 10-6
Jika sejumlah kalor yang sama diberikan pada zat di atas, maka zat manakahyang paling cepat bertambah panjangnya!a. 1 dan 2 d. 1 dan 3b. 2 dan 3 e. 2 dan 4c. 3 dan 4
A B C Dbahan
∆L
177
23. Di dapur kita sering menjumpai mega-mega hitam dan pada lampu semprongdikasih penutup di atanya. Dari dua hal di atas, apa yang menyebabkanterjadinya mega-mega hitam dan mengapa lampu semprong dikasih penutupdi atasnya.a. Perubahan wujud dari gas ke gas, supaya tidak mengotori ruanganb. Perubahan wujud dari gas ke padat, supaya kelihatan lebih bagusc. Perubahan wujud dari gas ke padat, supaya tidak mengotori
ruangand. Perubahan wujud dari api ke gas, supaya lebih kuate. Perubahan wujud dari gas ke air, supaya tidak mengotori ruangan
24. Pada waktu memasak makanan, makanan akan lebih cepat matang bilatungku terbuat dari tembaga dibandingkan dari tanah. Hal ini disebabkanoleh....a. Tanah termasuk konduktor yang baikb. Tembaga termasuk isolatorc. Tanah dan tembaga termasuk konduktord. Tembaga termasuk konduktor yang baike. Tanah tidak termasuk konduktor dan isolator
25. Jika dua buah benda memiliki kalor jenis dan ukuran yang sama, makakapasitas kalor (C) kedua benda akan….a. C Benda pertama lebih besar dari C benda keduab. C Benda pertama lebih kecil dari C benda keduac. C Benda pertama sama dengan C benda keduad. C Benda pertama berkurang, C benda kedua bertambahe. C Benda pertama bertambah, C benda kedua berkurang
178
KUNCI JAWABAN TES KOGNITIF
1. B 11. B 21. A
2. C 12. C 22. A
3. D 13. B 23. C
4. C 14. B 24. D
5. B 15. C 25. C
6. D 16. B
7. A 17. A
8. A 18. E
9 A 19. A
10. B 20. E
179
KISI-KISI ANGKET GAYA BELAJAR FISIKA
No SoalDimensiModalitas
Aspek Dasar Indikator(+) (-)
Visual Rapi dan teratur
Perencana danpengatur jangkapanjang yang baik
Teliti terhadap detail
Lebih mengingatdengan asosiasivisual
Lebih mudahmengingat apa yangdilihat dari apa yangdidengarkan
Mementingkanpenampilan
-Membuat catatan fisikadengan rapi dan teratur
-Belajar fisika dalamruangan yang rapi
-Belajar fisika denganteratur
-Bersikap waspadasebelum merasa pastiterhadap suatu masalah
-Tepat dalam menuliskanangka dan symbolbesara fisika
-Meneliti kembali setiaphasil pekerjaannya
-Menuliskan instruksiverbal dalam bentukbagan atau grafik
-Membuat kesimpulandalam bentuk bagan
-Mencatat materi yangtertera di papan tulis saja
- lebih mengingat materifisika yang disajikansecara tertulis dalambentuk table ataudiagram
-Lebih suka membacadaripada dibacakan
-Lebih suka materi fisikayang disajikanmenggunakan layarkomputer atau LCDdengan animasi gambarberwarna
-Lebih suka presentase
2
3
10
15
37
7
16
21
39
1
40
31
30
33
34
35
36
20
38
26
41
25
8
14
9
42
Lampiran 08
180
Kinestetis Belajar dengan carapraktik
Senang berorientasipada fisik
Banyak gerak
Banyakmenggunakan isyarattubuh
Ingin melakukansegala sesuatu
Menyukai sesuatuyang lengkap danrinci
- Suka berlatihmengerjakan soal-soalfisika
- Senang melakukanpraktikum
- Mendatangi guru ketikamerasa ada kesulitan
-Merespon stimulusdengan gerakan
- Tidak bisa duduk diamdalam waktu lama
- Berdiri dekat ketikaberbicara dengan oranglain
- Menggunakan jari sebagipenunjuk ketikamembaca
- Suka belajar fisikadengan berkomunikasimenggunakan gerakananggota badan
- Banyak bekerja sedikitbicara
- Melakukan lebih darisatu kegiatan dalamwaktu yang sama
- Menyukai buku fisikayang penyajiannya rincidan lengkap
22
43
27
29
4
24
5
32
45
18,11
23
6
47
50
49
13
44
12
46
48
19, 28
17
181
ANGKET GAYA BELAJAR FISIKA
Petunjuk Mengerjakan Angket1. Tulis indentitas anda pada lembar jawaban yang tersedia.2. Bacalah dengan seksama setiap pertanyaan pada naskah angket berikut.3. Pilih salah satu jawaban yang sesuai dengan kebiasaan yang anda lakukan
dalam belajar fisika, dengan cara memberi tanda (X).4. Semua pilihan jawaban anda adalah benar, dan tidak akan mempengaruhi nilai
(prestasi) pelajaran fisika.5. Isikan jawan anda dengan penuh percaya diri dan jangan terpengaruh jawaban
teman anda. Skore perolehan jawaban anda akan mengungkapkan gaya belajaranda sendiri.
6. Selamat mengerjakan!
Soal/pernyataan
1. Saya mudah menerima materi pelajaran fisika dalam bentuk diagram, grafik,tabel dan sejenisnya.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
2. Untuk lebih memudahkan dalam belajar, saya menulis materi pelajarandengan rapi.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
3. Saya lebih nyaman belajar di kamar/ruang belajar yang teratur dan rapi.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
4. Saya suka mengetuk-ngetuk atau memainkan ballpoint, jari atau kaki saatmengikuti penjelasan guru fisika di kelas.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
5. Untuk lebih memusatkan perhatian dalam belajar fisika, saya menggunakajari atau ballpoint sebagi penunjuk ketika membaca buku.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
6. Saya lebih banyak membaca dari pada berlatih mengerjakan soal-soal fisika.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
Lampiran 09
182
7. Saya berusaha memeriksa pekerjaan fisika terlebih dahulu sebelum sayakumpulkan, walaupun waktunya hampir habis.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
8. Saya lebih mudah mendengarkan penjelasan guru dari pada memahami materifisika yang tertulis di papan tulis atau di layar LCD.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
9. Saya sulit mengingat pelajaran fisika yang disampaikan menggunakan mediaLCD pronyektor dengan animasi gambar tanpa bunyi-bunyian.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
10. Saya menyediakan waktu yang cukup untuk belajar fisika secara teratur dirumah meskipun tidak ada tugas atau ulangan.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
11. Dalam kondisi apapun, ketika saya membaca buku fisika, saya menuliskankesimpulan atau ringkasan dengan mengucapkan kata demi kata.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
12. Ketika membaca buku, saya tidak menggunakan alat bantu apapun sebagaipenunjuk.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
13. Pada saat pelatikah fisika, saya bisa duduk dengan tenang dalam waktu yanglama.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
14. Saya mudah memahami konsep fisika jika dibacakan teman dari buku ataucatatan.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
15. Saya mengamati terlebih dahulu gambar, grafik atau diagram dengan seksamasebelum mulai mengerjakan soal-soal fisika.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
183
16. Untuk lebih mudah mengingat intruksi yang diberikan oleh guru, sayamenuliskannya dalam bentuk bagan.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
17. Saya senang dengan buku fisika yang memuat banyak soal-soal dan intisaridari konsep-konsep, karena dengan itu kita diberikan kesempatan untukmelakukan penalaran lebih luas.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
18. Saya menghafal materi-materi fisika yang sulit sambil mengemil makanankecil.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
19. Saya merasa kesulitan membuat ringkasan pada saat membaca jika dilakukansecara bersamaan.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
20. Saya kesulitan menuliskan beberapa symbol besaran fisika dengan benar,walaupun sudah diberikan tanda khusus.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
21. Saya membuat intisari dari apa yang saya baca dengan bagan supaya lebihmudah diingat.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
22. Fisika dianggap sulit oleh teman-teman, tetapi saya berusaha berlatihmenyelesaikan soal-soal yang ada dibuku.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
23. Saya suka belajar fisika dari buku yang menyajikan konsep dan contoh soalsecara rinci.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
24. Saya berdiri di dekat guru ketika bertanya tentang kesulitan saat melakukanpraktikum fisika di laboratorium.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
184
25. Disamping menulis apa yang ada di papan tulis, saya juga menulis apa yangdiungkapkan guru jika hal itu penting.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
26. Saya lebih senang menghafal intruksi-intruksi dari guru daripadamenuliskannya dalam bentuk bangan.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
27. Saya berusaha mendatangi guru fisika ketika mengalami kesulitan belajarfisika.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
28. Ketika mendengarkan penjelasan guru fisika, saya tidak mencatat dan ketikamencatat saya tidak mendengarkan penjelasannya.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
29. Saya melompat kegirangan ketika mendapat nilai hasil ulangan fisika bagus.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
30. Saya senang ketika mendapatkan giliran awal untuk mempresentasikan tugasfisika di depan kelas.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
31. Saya suka belajar fisika menggunakan computer dengan gambar yangdianimasikan (digerakkan).A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
32. Saya lebih mudah memahami fisika ketika belajar di laborataorium sambilmenyentuh alat, membau, mengukur dan merasakan dengan tangan sendiri.A. Selalu C. Jarang
B. Sering D. Tidak pernah
33. Agar memiliki catatan yang lengkap, saya berusaha menulis apa-apa yangditulis oleh guru di papan tulis walaupun dengan tidak teratur.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
185
34. Karena saking asiknya belajar, saya membiarkan buku-buku berserakan dikamar agar mudah diambil.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
35. Saya tidak membuat jadwal belajar fisika di rumah, karena takut melanggarjadwal yang dibuat sendiri. Oleh karenanya saya senag belajar tanpa terjadwal.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
36. Fisika adalah ilmu alam, oleh karena itu fisika dekat dengan kehidupan kitadan saya senang menanggapi pertanyaan tentang fisika walaupun tidak begitujelas.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
37. Walaupun melihat symbol atau gambar dalam waktu singkat, saya bisamenuliskannya kembali dengan benarA. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
38. Saya langsung mengumpulkan jawaban ketika selesai mengerjakan soal,waktu yang tersisa saya gunakan untuk membantu teman menjawab.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
39. Setiap kali pelajar fisika, saya hanya menulis catatan yang ada di papan tulis.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
40. Pada saat belajar kelompok, saya membaca sendiri materi yang akan dibahastanpa meminta bantuan teman yang lain untuk membacakannya. Hal ini sayalakukan untuk memahami materi fisika dengan lebih cermat dan mendetail.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
41. Setelah membaca, saya membuat ringkasan dalam bentuk narasi, karena lebihmudah mengingatnya daripada dalam bentuk bagan.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
42. Karena tidak menjadi ketua kelompok, maka saya tidak mau mewakilikelompok untuk presentasi di depan kelas.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
43. Saya orang yang paling senang bila pelajaran fisika dilakukan denganpraktikum.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
186
44. Saya tidak percaya diri jika bicara dekat dengan guru fisika ketika adamasalah dalam praktikum yang ingin ditanyakan.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
45. Pada waktu melaksanakan praktikum, saya lebih senang bekerja daripadameminta teman untuk mengerjakannya.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
46. Saya tidak biasa belajar dengan memegang atau menggunakan alat/bendasecara langsung.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
47. Paraktikum membuat suasana kelas/ruangan tidak karuan dan rebut, makanyasaya senang belajar jika ada praktiknya.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
48. Saya lebih senang memimpin kelompok dalam praktikum karena dapatmengkoordinir dan meminta teman-teman untuk bekerja.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
49. Walaupun mendapat perestasi belajar fisika bagus, saya bersikap biasa-biasasaja tanpa berteriak atau melompat kegirangan.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
50. Karena hormat terhadap guru, saya malu bertanya jika mendapat kesulitandalam belajar fisika.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
187
KISI-KISI MOTIVASI BERPRESTASI
No soalKomponen Aspek Dasar Indikator(+) (-)
Ciri khasPribadi
Situasi dankondisi
Semagatuntukberkompetisi
Suka hal-halyang inovatif
Suka bekerjakeras
Berusaha mandiri
Penuh semangat
Mengatasihambatan
Kemauanberkompetisi
- Senang membaca buku untukmendapatkan pengetahuan baru
- Senang bereksperimen untukmendapatkan pengetahuan
- Belajar secara terjadwal
- Tidak mudah putus asa
- Berusaha mendapatkan hal-halyang baru
- Tidak suka benggantung padaorang lain
- Mudah mengantisipasilingkungan
- Berusaha agar tidak gagal
- Keinginan untuk berhasil
- Menyelesaikan tugas dengansebaik-baiknya
- Senang memecahkan masalahyang dihadapi
- Memanfaatkan kesempatanuntuk keberhasilan
- Kejelian menangkap peluangyang ada.
8,10
32,33
5
13
17,27
23
9
28,37
22,38
24,39
1,30
2
4
11,15
35,36
14
16
20,19
3
6
26,34
29,31
12, 18
21,25
7
40
Lampiran 10
188
ANGKET MOTIVASI BERPRESTASI
PETUNJUK PENGISIAN
1. Tulis identitas anda pada lembar jawaban yang sudah tersedia.2. Bacalah dengan seksama setiap pertanyaan pada naskah angket berikut.3. Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf A, B, C, atau D.4. Jawablah setiap pertanyaan sesuai dengan pendapat anda sendiri.5. Jawaban yang diberikan tidak akan mempengaruhi nilai fisika anda di sekolah6. Selamat mengerjakan!
Soal/pernyataan
1. Apabila dalam menerima pelajaran fisika ada hal-hal yang belum jelas, apakahanda membahas bersama atau mendiskusikan dengan teman-teman?A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
2. Apabila dalam kelas anda ada beberapa teman mendapatkan nilai yang tinggi,apakah anda terdorong untuk bersaing dan bahkan ingin melebihi merakadengan belajar lebih giat?A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
3. Dalam pelajaran fisika jika ada tugas atau pekerjaan rumah, apakah andamencontoh dari teman-teman yang lebih pandai karena tidak yakin denganjawaban anda?A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
4. Dalam berbagai kesempatan luang, apakah anda memanfaatkannya untukberdiskusi dengan guru fisika khususnya tentang pelajaran fisika?A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
5. Terhadap konsep-konsep fisika yang baru akan dibahas pada jam pelajaranbesok harinya, dan tidak ada ulangan ataupun tes. Dalam hal ini apakah andajuga tetap belajar fisika pada siang hari atau malam hari sebelumnya?A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
6. Karena banyak kegiatan yang anda ikuti, sehingga tidak sempat mencariketerangan lebih lanjut terhadap konsep fisika yang belum jelas di sekolah.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
Lampiran 11
189
7. Karena banyak teman-teman yang lebih pintar dari anda, apakah andasetengah hati untuk menjadi yang terbaik?A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
8. Apakah anda senang membaca buku-buku fisika yang baru dan berinovasi?A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
9. Apabila anda tidak puas dengan keterangan atau penjelasan pada waktupelajaran fisika di kelas, apakah anda berusaha mencari keterangan yang lebihkomplit pada waktu di luar jam pelajaran?A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
10. Buku paket fisika digunakan agar penguasaan konsep-konsep fisika menjadilebih mendalam, selain buku paket tersebut apakah anda juga membaca buku-buku yang ada kaitannya dengan mata pelajaran fisika?A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
11. Untuk menambah pengetahuan anda tentang fisika, apakah anda menunggudiberitahu supaya tidak salah konsep?A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
12. Tugas tidak terlalu mempengaruhi nilai raport, oleh karena itu sayamengerjakan dengan seadanya saja.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
13. Pada saat belajar fisika, anda menemukan masalah yang sangat sulit. Sebagaiseorang pelajar yang baik, apakah anda berusaha meminta penjelasan padaguru atau orang lain yang lebih mengetahui?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
14. Bagi saya pelajaran fisika menyenangkan, karena berkaitan dengan kehidupansehari-hari dan sayat akan belajar jika ada ulangan atau tes.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
190
15. Kadang-kadang buku yang satu dengan yang lain menyajikan satu materidalam bentuk yang berbeda, untuk menghindari kebingungan saya hanyamembaca satu buku untuk memahami pokok bahasan tertentu.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
16. Anda mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep fisika yangdibahas di kelas, sementara anda tidak punya buku paket sebagai panduan.Dalam hal ini apakah anda melewati bahasan tersebut karena terlalu sulit?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
17. Dalam setiap pelajaran fisika, apakah anda tertarik untuk mengikutinyadengan baik?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
18. Jika ada pekerjaan rumah, membuat rangkuman, maupun tugas-tugas lainyang harus diselesaikan, apakah anda lebih suka tinggal mencontoh saja dariteman-teman atau yang dianggap lebih pandai?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
19. Apabila dalam pelajaran fisika diberik kesempatan untuk bertanya, sementaraanda bingung dengan konsep yang dipelajari. Apakah anda cenderung untukdiam saja dan tidak mengajukan pertanyaan karena malu pada teman-teman?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
20. Apakah kerena pelajaran fisika terdiri dari rumus-rumus dan hitung-hitungan,sehingga anda tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran fisika?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
21. Apabila anda mengerjakan soal dan ternyata sulit dipecahkan, apakah andasegera menghentikannya dan beralih ke kegiatan lain?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
22. Keberhasilan membuat rasa senang dan minimbulkan rasa puas, mempertebalpercaya diri serta dapat menentukan keberhasilan berikutnya, apakah andasetuju dengan pernyataan tersebut?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
191
23. Dalam mempelajari fisika, apakah anda membuat ringkasan atau catatankhusus seperti kumpulan rumus-rumus, rangkuman konsep-konsep dansebagainya dengan mandiri baik yang pernah, ataupun yang sedangdipelajari?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
24. Meskipun mengalami kesulitan mengerjakan tugas yang diberikan, sayaberusaha dengan maksimal mengerjakannya dengan sebaik mungkin.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
25. Sekali mengalami kegagalan, maka itu merupakan catatan buruk dan akanterulang selanjutny. Apakah anda setuju dengan pernyataan tersebut?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
26. Semakin banyak kegagalan dapat menentukan keberhasilan, apakah andasetuju dengan pernyataan tersebut?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
27. Anda diberi kesempatan untuk bertanya, apakah anda memanfaatkannya untukmemperoleh pengetahuan yang belum anda miliki?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
28. Jika anda belajar giat, benarkah usaha yang anda lakukan itu untukmenghindari kegagalan agar jangan sampai mendapat nila yang jelek?.A. Sangat benar C. Tidak begitu benarB. Benar D. Sangat tidak benar
29. Jika suatu saat anda mengalami kegagalan, apakah anda berpikir itu adalahkegagalan dalam hidup anda?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
30. Keberhasilan memecahkan maslah, misalnya dapat mengerjakan soaldengan betul, dapatkah hal itu membangkitkan rasa senang, menimbulkan rasapuas, mempertebal percaya diri bagi anda dan akan menentukan keberhasilanuntuk berikutnya?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
192
31. Ada kakak tingkat anda yang mengajak diskusi untuk berbagi pengalamandalam belajar fisika, sementara anda lebih pandai dari dia. Apakah andamenolak ajakan tersebut ?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
32. Diluar jam sekolah, apakah anda juga mampu melakukan kegiatan denganmenggunakan alat-alat dalam upaya pendalaman konsep-konsep fisika?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Belum pernah
33. Apakah anda tertarik dan suka melakukan kegiatan dengan alat laboratoriumfisika untuk mendalami materi?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
34. Apakah anda ragu-ragu dalam menghadapi sesuatu, yang kemungkinannyaberakhir dengan kegagalan?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
35. Penyajian mata pelajaran fisika dapat dilakukan dengan percobaan ataupundemontrasi. Apakah anda merasa kurang tertarik dan malas melakukanpercobaan, demonstrasi ataupun kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan denganfisika?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
36. Di rumah saya memiliki banyak waktu luang dan beberapa alat prakti fisika,tetapi saya malas melakukan paraktikum karena tidak ada teman.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
37. Dalam mata pelajaran fisika, apakah anda banyak mengalami keberhasilanatau mendapatkan nilai yang baik?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidang pernah
38. Di luar jam sekolah, apakah anda melakukan diskusi dengan kakak tingkatanda untuk mendapatkan pengalaman belajar dan saran dari mereka, agar andabisa belajar lebih baik?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
193
39. Ada tugas-tugas yang berkaitan dengan mata pelajaran fisika yang harusdikerjakan, misalnya melakukan percobaan, mengumpukan laporan dansebagainya. Terhadap tugas-tugas yang demikian itu apakah andamelakukannya dengan kesungguhan dan menyelesaikannya sesuai denganketentuan yang telah ditetapkan?.A. Tidak pernah C. SeringB. Jarang D. Selalu
40. Dalam banyak kesempatan, anda diperbolehkan berdiskusi dengan guru fisikaberkaitan dengan kefisikaan, sementara anda tidak mengalami kesulitan dalammemahami pelajaran fisika. Dalam hal ini, apakah anda memberikan alasanauntuk menolak berdiskusi?.A. Selalu C. JarangB. Sering D. Tidak pernah
194
Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Gaya Belajar
A. Hasil Validitas Data (Signifikansi 5%)
Soal rxy rtabel Keputusan
1 0,688 0,361 Valid
2 0,507 0,361 Valid
3 0,374 0,361 Valid
4 0,380 0,361 Valid
5 0,460 0,361 Valid
6 0,424 0,361 Valid
7 0,410 0,361 Valid
8 0,518 0,361 Valid
9 0,385 0,361 Valid
10 0,849 0,361 Valid
11 -0,147 0,361 Inalid
12 0,551 0,361 Valid
13 0,372 0,361 Valid
14 0,501 0,361 Valid
15 0,394 0,361 Valid
16 0,439 0,361 Valid
17 0,541 0,361 Valid
18 0,526 0,361 Valid
19 0,431 0,361 Valid
20 0,545 0,361 Valid
21 0,946 0,361 Valid
22 0,535 0,361 Valid
23 0,618 0,361 Valid
24 0,729 0,361 Valid
25 0,520 0,361 Valid
26 0,571 0,361 Valid
Lampiran 12
195
27 0,443 0,361 Valid
28 0,611 0,361 Valid
29 0,603 0,361 Valid
30 0,547 0,361 Valid
31 0,642 0,361 Valid
32 0,678 0,361 Valid
33 0,551 0,361 Valid
34 0,602 0,361 Valid
35 0,460 0,361 Valid
36 0,515 0,361 Valid
37 0,580 0,361 Valid
38 0,434 0,361 Valid
39 0,486 0,361 Valid
40 0,540 0,361 Valid
41 0,297 0,361 Valid
42 0,518 0,361 Valid
43 0,425 0,361 Valid
44 0,602 0,361 Valid
45 0,157 0,361 Invalid
46 0,648 0,361 Valid
47 0,502 0,361 Valid
48 0,455 0,361 Valid
49 0,184 0,361 Invalid
50 0,776 0,361 Valid
B. Hasil Reliabilitas Data
r11 Keputusan
0,959 Reliabel
196
Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Motivasi Berprestasi
A. Hasil Validitas Data (Signifikansi 5%)
Soal rxy rtabel Keputusan
1 0,465 0,361 Valid
2 0,582 0,361 Valid
3 0,383 0,361 Valid
4 0,399 0,361 Valid
5 0,534 0,361 Valid
6 0,492 0,361 Valid
7 0,472 0,361 Valid
8 0,446 0,361 Valid
9 0,427 0,361 Valid
10 0,396 0,361 Valid
11 0,417 0,361 Invalid
12 0,859 0,361 Valid
13 0,424 0,361 Valid
14 0,436 0,361 Valid
15 0,661 0,361 Valid
16 0,736 0,361 Valid
17 0,448 0,361 Valid
18 0,596 0,361 Valid
19 0,541 0,361 Valid
20 0,413 0,361 Valid
21 0,697 0,361 Valid
22 0,372 0,361 Valid
23 0,383 0,361 Valid
24 0,390 0,361 Valid
25 0,598 0,361 Valid
26 0,457 0,361 Valid
Lampiran 13
197
27 0,470 0,361 Valid
28 0,419 0,361 Valid
29 0,361 0,361 Valid
30 0,437 0,361 Valid
31 0,485 0,361 Valid
32 0,241 0,361 Invalid
33 0,433 0,361 Valid
34 0,540 0,361 Valid
35 0,407 0,361 Valid
36 0,308 0,361 Invalid
37 0,444 0,361 Valid
38 0,182 0,361 Invalid
39 0,518 0,361 Valid
40 0,036 0,361 Invalid
B. Hasil Reliabilitas Data
r11 Keputusan
0,904 Reliabel
198
Hasil Uji Derajat Kesukaran, Daya Pembeda, Validitas
dan Reliabilitas Instrumen Prestasi Belajar
A. Hasil Validitas Data (Signifikansi 5%)
Item DK Kriteria DP Kriteria rxy rtabel Keputusan
1 0,30 Sukar 0,20 Jelek 0,023 0,361 Invalid
2 0,50 Sedang 0,47 Baik 0,589 0,361 Valid
3 0,30 Sukar 0,20 Jelek 0,239 0,361 Invalid
4 0,53 Sedang 0,40 Cukup 0,405 0,361 Valid
5 0,27 Sukar 0,27 Cukup 0,290 0,361 Invalid
6 0,53 Sedang 0,40 Cukup 0,448 0,361 Valid
7 0,37 Sedang 0,20 Jelek 0,285 0,361 Invalid
8 0,47 Sedang 0,27 Cukup 0,295 0,361 Invalid
9 0,70 Sedang 0,33 Cukup 0,493 0,361 Valid
10 0,73 Mudah 0,40 Cukup 0,402 0,361 Valid
11 0,37 Sedang 0,07 Jelek 0,053 0,361 Inalid
12 0,63 Sedang 0,47 Baik 0,499 0,361 Valid
13 0,57 Sedang 0,20 Jelek 0,378 0,361 Valid
14 0,33 Sedang 0,13 Jelek 0,251 0,361 Invalid
15 0,83 Mudah 0,20 Jelek 0,413 0,361 Valid
16 0,77 Mudah 0,20 Jelek 0,462 0,361 Valid
17 0,40 Sedang 0,00 Jelek -0,018 0,361 Invalid
18 0,53 Sedang 0,13 Jelek 0,117 0,361 Invalid
19 0,37 Sedang 0,06 Jelek 0,119 0,361 Invalid
20 0,90 Mudah 0,20 Jelek 0,423 0,361 Valid
21 0,70 Sedang 0,33 Cukup 0,383 0,361 Valid
22 0,63 Sedang 0,60 Baik 0,604 0,361 Valid
23 0,43 Sedang 0,20 Jelek 0,189 0,361 Invalid
24 0,67 Sedang 0,40 Cukup 0,421 0,361 Valid
Lampiran 14
199
25 0,60 Sedang 0,27 Cukup 0,396 0,361 Valid
26 0,40 Sedang 0,13 Jelek 0,173 0,361 Invalid
27 0,70 Sedang 0,33 Cukup 0,410 0,361 Valid
28 0,73 Mudah 0,40 Cukup 0,445 0,361 Valid
29 0,53 Sedang 0,13 Jelek 0,113 0,361 Invalid
30 0,60 Sedang 0,00 Jelek -0,005 0,361 Invalid
31 0,67 Sedang 0,40 Cukup 0,421 0,361 Valid
32 0,67 Sedang 0,53 Baik 0,609 0,361 Valid
33 0,67 Sedang 0,40 Cukup 0,461 0,361 Valid
34 0,70 Sedang 0,33 Cukup 0,410 0,361 Valid
35 0,57 Sedang 0,20 Jelek 0,297 0,361 Invalid
B. Hasil Reliabilitas Data
r11 Keputusan
0,745 Reliabel
200
DATA PRESTASI KOGNITIF KELOMPOK EKSPERIMEN I dan II
NO EKSPERIMEN I NILAI EKSPERIMEN II NILAI
1 Novi Setia Prasisca 80 Nila Sari 80
2 Yuli Septiningsih 80 Shafira Farasiwi 64
3 Nenny Kusuma Wardani 80 ashabul kahfi 84
4 Mirnawati 84 Amir Hamzah 64
5 Novianti Sari 88 Rosita Wati 84
6 Kharisma Apriliana 84 Widianan 92
7 Muslihatun 92 Weni Rosalia 80
8 M. Taufik Akbar 64 Winda Yuniarti 72
9 Kamarudin 72 Tisa Ariyanti 84
10 M. Afgan Romadhoni 72 Wiwin Oktaria Ulfa 72
11 Tahta Ahdyatma 76 Pitriati 88
12 Yulia Ariani 84 Sofyan Sauri Huda 76
13 Septian Hari Putra 72 Rusy Dina 88
14 Rizki Maulina S 76 M. Toriq Albanna 80
15 Ratna Nigsih 88 Primadina Muallifah 76
16 Sofyan Hadi 80 M. Romzi 56
17 Tino Septian 80 Rina Ardina Suprapto 72
18 Jumina 76 Rizki Ari Sapitri 80
19 Indiani 68 Parti Nilam Sari 64
20 Bq. Selly Sukpandiari 72 Chuaelid Afandi 56
21 Akhmad Suhardi 80 Abdul Rahman 68
22 Ari Oktarizal 64 M. Guntur 72
23 Essy Arikahayu 64 Elina Fatmariza 64
24 Akhmad Edi Sucipto 72 Kiki Rizki Amelia 72
25 Bq. Izdatin Pinayung 88 Debi Wulandari 64
26 Ida Royani 64 Dian Anggraini 72
Lampiran 15
201
27 Azwari 88 Lalu Andrian 76
28 Dwi Amila Ilham 88 Liana Hapsari Murgianti 68
29 Chasfiel Anwar 56 Imam Sam'an Jandrianto 88
30 Bq. Yuning Lanjar Sari 64 Asri Sulastini 92
31 Alun Arinata 76 Idwan Kholid 64
32 Hendriawan 60 Januarti 72
33 Hilda Ulfa 68 Bq. Nurul Laili 64
34 Faisal Ridho 68 Bagus Dwi Cahyo 64
35 Paradita Ikram 64
JUMLAH 2568 2576
RERATA 75,53 73,60
202
DATA PRESTASI KOGNITIF KATEGORI GAYA BELAJAR
NO VISUAL NILAI KINESTETIK NILAI
1 Mirnawati 84 Novianti Sari 88
2 Muslihatun 92 Kamarudin 72
3 M. Afgan Romadhoni 72 Tahta Ahdyatma 76
4 Yulia Ariani 84 Jumina 76
5 Tino Septian 80 Indiani 68
6 Bq. Selly Sukpandiari 72 Akhmad Suhardi 80
7 Ari Oktarizal 64 Akhmad Edi Sucipto 72
8 Bq. Izdatin Pinayung 88 Ida Royani 64
9 Dwi Amila Ilham 88 Bq. Yuning Lanjar Sari 64
10 Alun Arinata 76 Hendriawan 60
11 Novi Setia Prasisca 80 Sofyan Hadi 80
12 Yuli Septiningsih 80 Essy Arikahayu 64
13 Nenny Kusuma Wardani 80 Amir Hamzah 64
14 Kharisma Apriliana 84 Tisa Ariyanti 84
15 M. Taufik Akbar 64 Sofyan Sauri Huda 76
16 Septian Hari Putra 72 Rina Ardina Suprapto 72
17 Rizki Maulina S 76 Rizki Ari Sapitri 80
18 Ratna Nigsih 88 M. Guntur 72
19 Azwari 88 Elina Fatmariza 64
20 Chasfiel Anwar 56 Kiki Rizki Amelia 79
21 Hilda Ulfa 68 Imam Sam'an Jandrianto 88
22 Faisal Ridho 68 Bq. Nurul Laili 64
23 Nila Sari 80 Widianan 92
24 ashabul kahfi 84 M. Toriq Albanna 80
25 Rosita Wati 84 M. Romzi 56
26 Weni Rosalia 80 Abdul Rahman 68
Lampiran 16
203
27 Wiwin Oktaria Ulfa 72 Debi Wulandari 64
28 Parti Nilam Sari 64 Lalu Andrian 76
29 Liana Hapsari Murgianti 68 Asri Sulastini 92
30 Shafira Farasiwi 64 Idwan Kholid 64
31 Winda Yuniarti 72
32 Pitriati 88
33 Rusy Dina 88
34 Primadina Muallifah 76
35 Chuaelid Afandi 56
36 Dian Anggraini 72
37 Januarti 72
38 Bagus Dwi Cahyo 64
39 Paradita Ikram 64
JUMLAH 2953 2199
RERATA 75.69 73.3
204
DATA PRESTASI KOGNITIF KATEGORI MOTIVASI BERPRESTASI
NO MOTIVASI TINGGI NILAI MOTIVASI RENDAH NILAI
1 Mirnawati 84 Novi Setia Prasisca 80
2 Muslihatun 92 Yuli Septiningsih 80
3 M. Afgan Romadhoni 72 Nenny Kusuma Wardani 80
4 Yulia Ariani 84 Kharisma Apriliana 84
5 Tino Septian 80 M. Taufik Akbar 64
6 Bq. Selly Sukpandiari 72 Septian Hari Putra 72
7 Ari Oktarizal 64 Rizki Maulina S 76
8 Bq. Izdatin Pinayung 88 Ratna Nigsih 88
9 Dwi Amila Ilham 88 Azwari 88
10 Alun Arinata 76 Chasfiel Anwar 56
11 Novianti Sari 88 Hilda Ulfa 68
12 Kamarudin 72 Faisal Ridho 68
13 Tahta Ahdyatma 76 Sofyan Hadi 80
14 Jumina 76 Essy Arikahayu 64
15 Indiani 68 Shafira Farasiwi 64
16 Akhmad Suhardi 80 Winda Yuniarti 72
17 Akhmad Edi Sucipto 72 Pitriati 88
18 Ida Royani 64 Rusy Dina 88
19 Bq. Yuning Lanjar Sari 64 Primadina Muallifah 76
20 Hendriawan 60 Chuaelid Afandi 56
21 Nila Sari 80 Dian Anggraini 72
22 ashabul kahfi 84 Januarti 72
23 Rosita Wati 84 Bagus Dwi Cahyo 64
24 Weni Rosalia 80 Paradita Ikram 64
25 Wiwin Oktaria Ulfa 72 Widianan 92
26 Parti Nilam Sari 64 M. Toriq Albanna 80
Lampiran 17
205
27 Liana Hapsari Murgianti 68 M. Romzi 56
28 Amir Hamzah 64 Abdul Rahman 68
29 Tisa Ariyanti 84 Debi Wulandari 64
30 Sofyan Sauri Huda 76 Lalu Andrian 76
31 Rina Ardina Suprapto 72 Asri Sulastini 92
32 Rizki Ari Sapitri 80 Idwan Kholid 64
33 M. Guntur 72
34 Elina Fatmariza 64
35 Kiki Rizki Amelia 79
36 Imam Sam'an Jandrianto 88
37 Bq. Nurul Laili 64
JUMLAH 2795 2356
RERATA 75.54 73.63
206
Hasil Uji Normalitas
Lampiran 18
207
208
209
Hasil Uji Homogenitas
Between-Subjects Factors
Value Label N
1 Animasi 34Media
2 2 35
1 Tinggi 37Motivasi
2 2 32
1 Visual 39Gaya
2 2 30
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Prestasi
F df1 df2 Sig.
.642 7 61 .720
Hasil Uji Anava
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Prestasi
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 486.486a 7 69.498 .727 .649
Intercept 283172.489 1 283172.489 2963.292 .000
Media 9.421 1 9.421 .099 .755
Motivasi 70.121 1 70.121 .734 .395
Gaya 90.368 1 90.368 .946 .335
Media * Motivasi .001 1 .001 .000 .998
Media * Gaya 115.731 1 115.731 1.211 .275
Motivasi * Gaya 61.425 1 61.425 .643 .426
Media * Motivasi * Gaya .257 1 .257 .003 .959
Error 5829.167 61 95.560
Total 390849.000 69
Corrected Total 6315.652 68
a. R Squared = .077 (Adjusted R Squared = -.029)
Lampiran 19
210
DOKUMENTASI PENELITIAN
Lampiran 20
Suasana pembelajaran pada kelompok yang menggunakanmedia pembelajaran animasi
Diskusi setelah melakukan pengamatan pada kelompok yangmenggunakan media pembelajaran animasi
211
Suasana pembelajaran pada kelompok yang menggunakanKIT IPA
Suasana ujian pada saat pengambilan data prestasi kognitifpokok bahasan suhu dan kalor