pembangunan.pdf

11
120 1. Pendahuluan Danau Sentani sebagian besar wilayahnya terletak di Kabupaten Jayapura yaitu Distrik Sentani Timur, Distrik Sentani dan Distrik sentani Barat, dan sebagian kecil wilayahnya berada di Distrik Abepura Kota Jayapura. Danau ini memiliki luas sekitar 9630 ha dengan kedalaman 52 m, dan terletak pada ketinggian 72 m di atas permukaan laut. Bentuk morfologi Danau Sentani memanjang dari arah timur ke barat sepanjang 26,5 km, dengan lebar bervarisi antara 2 – 4 km disekitar selat Simporo, dan lebar maksimum 24 km di bagian barat dan timur danau (Badjoeri dan Lukman, 1991). Keunikan danau Sentani dibandingkan dengan danau – danau lain di Indonesia yaitu danau ini d selain memiliki jenis – jenis ikan air tawar, juga memiliki jenis – jenis ikan air laut seperti ikan hiu gergaji (Pristis microdon), ikan belanak (mugil cephalus), belut (Anguilla australis) dan lain – lain (Lukman, 1991 dalam Sulastri dan Fachmijany, 1996). Namun demikian jenis ikan hiu gergaji saat ini sudah tidak ditemukan lagi. Penurunan populasi ikan ini bisa terjadi karena penankapan yang berlebihan ataupun kerusakan lingkungannya. ANALISIS TUJUAN PENGELOLAAN DAN KEBUTUHAN DALAM PENGEMBANGAN DANAU SENTANI JAYAPURA Auldry F. Walukow Jurusan PMIPA FKIP Universitas Cenderawasih. Jayapura-Papua Abstract The Sentani Lake is located in Jayapura regency which at covered east Sentani, Sentani, and West Sentani districts. Other area is located in Jayapura city. Sentani lake covers an area of 9,630 ha with 52 m deep and 72 m in mean surface level. Some problems which have been identified on Sentani lake were erosion, domestic waste and industrial waste which were due to Cu and Zn concentrations in these lake higher than standard of water quality. The strategy developed consisted of management and institution responsibilities, and lake institution was needed for the lake sustainability. Analysis methods were use by ISM (interpretative structural modeling) with institution fellowships. The goal was lake management and management model program can be used as inputs for the management. The result of this research showed that according to expert judgment, the institution elements response to develop management model of Sentani lake were marine and fishing institutions, housing institutions, local leaders and local institutions, environmental institutions, landscape institutions, universities, as well as tourism institutions. Those elements were the fourth level. The fourth elements level became the main driver power and brought impacts on the next sub-elements. Co-Institution Management was proposed on this research. Key words: institution, responsibility, co-management, Sentani Lake Permasalahan lain yang muncul di sekitar Danau Sentani yaitu tingginya erosi dan pencemaran karena limbah rumah tangga dan indusri menyebabkan kualitas air danau rendah untuk zat – zat tertentu, seperti tembaga dan zink yang nilainya melebihi baku mutu yang ditetapkan pemerintah melalui PP 82 Tahun 2001 (PU, 2007). Erosi dan sedimentasi yang sangat tinggi disebabkan oleh sifat tanah di DAS Sentani yang pada umumnya terdiri atas jenis tanah yang peka erosi, curah hujan yang tinggi dan kondisi geografi. Masalah utama hidrologi di Sungai Sentani yaitu terjadinya banjir. Banjir yang terjadi pada setiap musim hujan dan merupakan ancaman bagi berbagai aktifitas masyarakat. Menurut BPDAS, 2005 faktor utama penyebab banjir di DAS Sentani yaitu hilangnya sebagian besar vegetasi/ hutan penutup lahan, akibat dari perladangan berpindah di bagian hulu sungai sehingga daya resapa air ke dalam tanah menjadi lebih kecil. Kapasitas infiltrasi yang kecil ini akan menyebabkan aliran permukaan (run off) menjadi lebih besar. Dalam kondisi DAS seperti ini, maka banjir akan segera terjadi pada saat curah hujan tinggi. Selain itu pada musim kemarau terdapat beberapa sungai yang sebelumnya mengalir

Upload: muzaroh-khotimah

Post on 29-Nov-2015

56 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

TEXT

TRANSCRIPT

Page 1: Pembangunan.pdf

120

1. PendahuluanDanau Sentani sebagian besar wilayahnya

terletak di Kabupaten Jayapura yaitu Distrik SentaniTimur, Distrik Sentani dan Distrik sentani Barat, dansebagian kecil wilayahnya berada di Distrik AbepuraKota Jayapura. Danau ini memiliki luas sekitar 9630ha dengan kedalaman 52 m, dan terletak padaketinggian 72 m di atas permukaan laut. Bentukmorfologi Danau Sentani memanjang dari arah timurke barat sepanjang 26,5 km, dengan lebar bervarisiantara 2 – 4 km disekitar selat Simporo, dan lebarmaksimum 24 km di bagian barat dan timur danau(Badjoeri dan Lukman, 1991).

Keunikan danau Sentani dibandingkan dengandanau – danau lain di Indonesia yaitu danau ini dselain memiliki jenis – jenis ikan air tawar, jugamemiliki jenis – jenis ikan air laut seperti ikan hiugergaji (Pristis microdon), ikan belanak (mugilcephalus), belut (Anguilla australis) dan lain – lain(Lukman, 1991 dalam Sulastri dan Fachmijany, 1996).Namun demikian jenis ikan hiu gergaji saat ini sudahtidak ditemukan lagi. Penurunan populasi ikan inibisa terjadi karena penankapan yang berlebihanataupun kerusakan lingkungannya.

ANALISIS TUJUAN PENGELOLAAN DAN KEBUTUHANDALAM PENGEMBANGAN DANAU SENTANI JAYAPURA

Auldry F. WalukowJurusan PMIPA FKIP Universitas Cenderawasih. Jayapura-Papua

Abstract

The Sentani Lake is located in Jayapura regency which at covered east Sentani, Sentani, and WestSentani districts. Other area is located in Jayapura city. Sentani lake covers an area of 9,630 ha with 52m deep and 72 m in mean surface level. Some problems which have been identified on Sentani lake wereerosion, domestic waste and industrial waste which were due to Cu and Zn concentrations in these lakehigher than standard of water quality. The strategy developed consisted of management and institutionresponsibilities, and lake institution was needed for the lake sustainability. Analysis methods were use byISM (interpretative structural modeling) with institution fellowships. The goal was lake managementand management model program can be used as inputs for the management. The result of this researchshowed that according to expert judgment, the institution elements response to develop managementmodel of Sentani lake were marine and fishing institutions, housing institutions, local leaders and localinstitutions, environmental institutions, landscape institutions, universities, as well as tourism institutions.Those elements were the fourth level. The fourth elements level became the main driver power and broughtimpacts on the next sub-elements. Co-Institution Management was proposed on this research.

Key words: institution, responsibility, co-management, Sentani Lake

Permasalahan lain yang muncul di sekitar DanauSentani yaitu tingginya erosi dan pencemaran karenalimbah rumah tangga dan indusri menyebabkankualitas air danau rendah untuk zat – zat tertentu,seperti tembaga dan zink yang nilainya melebihi bakumutu yang ditetapkan pemerintah melalui PP 82Tahun 2001 (PU, 2007). Erosi dan sedimentasi yangsangat tinggi disebabkan oleh sifat tanah di DASSentani yang pada umumnya terdiri atas jenis tanahyang peka erosi, curah hujan yang tinggi dan kondisigeografi. Masalah utama hidrologi di Sungai Sentaniyaitu terjadinya banjir. Banjir yang terjadi pada setiapmusim hujan dan merupakan ancaman bagi berbagaiaktifitas masyarakat. Menurut BPDAS, 2005 faktorutama penyebab banjir di DAS Sentani yaituhilangnya sebagian besar vegetasi/ hutan penutuplahan, akibat dari perladangan berpindah di bagianhulu sungai sehingga daya resapa air ke dalam tanahmenjadi lebih kecil. Kapasitas infiltrasi yang kecil iniakan menyebabkan aliran permukaan (run off)menjadi lebih besar. Dalam kondisi DAS seperti ini,maka banjir akan segera terjadi pada saat curah hujantinggi. Selain itu pada musim kemarau terdapatbeberapa sungai yang sebelumnya mengalir

Page 2: Pembangunan.pdf

121

sepanjang tahun sekarang menjadi kering. Lahankritis di DAS Sentani dari tahun ke tahun cendrungmenunjukkan peningkatan yang cukup besar.Pertambahan luas lahan kritis ini disebabkan olehberbagai faktor, antara lain penebangan pohon hutanyang tidak terencana dan cenderung tidak terkendali.Selain itu disebabkan oleh faktor sosial ekonomimasyarakat, perladangan berpindah yang masihbersifat tradisional dan terjadinya kebakaran vegetasipada musim kemarau. Apabila tidak dilakukan upaya– upaya serius dalam penanggulangan lahan kritisini maka pada kahirnya akan berdampak padakeruskan kondisi lingkungan secara keselurahan.Luas lahan kritis di DAS Sentani asekitar 21.292 haata sekitar 26 % dari total catchment area.

Permasalahan tersebut di atas akan mengancampengembangan potensi Danau Sentani. Adapunberbagai potensi Danau Sentani yaitu : (1) potensiuntuk memenuhi kebutuhan air domestik dan industriyang berada di sekitar danau, melalui SPAM (SistemPenyediaan Air Minum); (2) potensi air danau untukkeperluan irigasi bagi areal pertanian; (3) potensi airuntuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) bagimasyarakat sekitar danau; (4) potensi pengembanganusaha di bidang perikanan; (5) keindahan DanauSentani dan panoramanya dapat dimanfaatkan untukekowisata; (6) potensi tempat sarana tranportasi airdan (7) industri sebagian besar belum memilikidokumen lingkungan. Gubernur pada tanggal 19-21Juli 2008 telah mencanangkan Festival Danau Sentanisebagai awal promosi wisata danau. Dalam rangkapromosi wisata danau dan membuka isolasi daerahsekitar danau maka Pemda telah melakukan studiuntuk membangun jalan lingkar danau dan rencanapembangunan kawasan kota Baru di sekitar DanauSentani.

Berdasarkan permasalahan dan potensi DanauSentani tersebut di atas maka dibutuhkan strategipengelolaan dan peran lembaga serta pengembangankelembagaan Danau Sentani sehingga danau tetapberkelanjutan (sustainability).

Mengacu pada pemikiran di atas, makapenelitian tentang Strategi Pengelolaan dan PeranPengembangan Kelembagaan Danau Sentani inidilakukan untuk menemukan model pengelolaanDanau sentani yang berkelanjutan. Berdasarkanpemikiran ini, maka penelitian ini dilakukan dengantujuan : (1) menganalisis peran lembaga ditinjau dari

aspek lembaga yang terlibat, kebijakan pemerintahterkait, serta kebutuhan program dalam pengelolaanDanau Sentani; (2) menganalisis kapasitas lembagapemerintah yang terlibat dalam mengatasi masalahyang terjadi di Danau Sentani; (3) menganalisismekanisme koordinasi antarlembaga yang terlibatdalam pengelolaan Danau Sentani; dan (4)merancangbangun alternatif kelembagaanpengelolaan Danau Sentani berdasarkankekomplekan strategi pemanfaatan danau.

2. Metodologi PenelitianAnalisis dilakuan dengan menggunakan metode

ISM (Interpretative Structural Modeling) denganinput : lembaga yang terlibat, tujuan dalampengelolaan danau dan kebutuhan program dalampengembangan model pengelolaan Danau Sentani(Saxena, 1992 dalam Eriyatno, 1999). dengan langkah– langkah yaitu :· Identifikasi elemen· Hubungan Kontekstual· SSIM (Structural self interaction matrix)· RM (Reachability Matrix)· Digraph· ISM (pembahasan hasil analisis)

Matriks perbandingan berpasanganmenggunakan simbol:V jika eij = 1 dan eji = 0A jika eij = 0 dan eji = 1X jika eij = 1 dan eji = 0O jika eij = 0 dan eji = 1

• Pengertian nilai eij = 1 adalah ada hubungankontekstual antara subelemen ke-i dan ke-j,sedangkan nilai eji = 0 adalah tidak adahubungan kontekstual antara subelemen ke-idan ke-j.

• V jika eij = 1 dan eji = 0; V = subelemen ke-iharus lebih dulu ditangani dibandingkansubelemen ke-j

• A jika eij = 0 dan eji = 1; A = subelemen ke-jharus lebih dulu ditangani dibandingkansubelemen ke-i

• X jika eij = 1 dan eji = 1; X = kedua subelemenharus ditangani bersama

• O jika eij = 0 dan eji = 0; O = kedua subelemenbukan prioritas yang ditangani

Auldry F. Walukow : Analisis Tujuan Pengelolaan dan Kebutuhan dalam Pengembangan .....

Page 3: Pembangunan.pdf

122

Tabel 1. Structural self interaction matrix (SSIM) awal elemen

Reachability Matrix (RM) :Setelah Structural self interaction matrix

(SSIM) terisi sesuai pendapat responden, maka

Bandingkan baris ke kolom untuk hubunganantar faktor kunci dalam bentuk huruf(V, A, X, O)

Tabel 2. Reachability Matrix (RM)

DP = driver power R = rangkingD = dependence L = level/hierarki

Jurnal Bumi Lestari, Volume 11 No. 1, Pebruari 2011, hlm. 120 - 130

Page 4: Pembangunan.pdf

123

simbol (V, A, X, O) dapat digantikan dengan simbol(1 dan 0) dengan ketentuan yang ada sehingga dapatdiketahui nilai dari hasil reachability matrix (RM)(Tabel 2).

Klasifikasi Sub elemen:• Sektor 1; weak driver-weak dependent

variabels (Autonomous).Subelemen yang masuk pada sektor 1 jika: NilaiDP d” 0.5 X dan nilai D d” 0.5 X, X adalah jumlahsubelemen.

• Sektor 2; weak driver-strongly dependentvariabels (Dependent).Subelemen yang masuk pada sektor 2 jika: NilaiDP d” 0.5 X dan nilai D > 0.5 X.

• Sektor 3; strong driver- strongly dependentvariabels (Lingkage).Subelemen yang masuk pada sektor 3 jika: NilaiDP > 0.5 X dan nilai D > 0.5 X.

• Sektor 4; strong driver-weak dependentvariabels (Independent).Subelemen yang masuk pada sektor 4 jika: NilaiDP > 0.5 X dan nilai D d” 0.5 X.

3. Hasil dan Pembahasan Kelembagaan dapat berarti bentuk atau wadah

atau organisasi sekaligus juga mengandungpengertian tentang norma – norma, aturan, dan tatacara atau prosedur yang mengatur hubunganantarmanusia, bahkan kelembagaan merupkan sistemyang kompleks, rumit, dan abstrak (Kartodiharjo,et.al., 1999). Karena itu perlu dianalisis mengenailembaga yang terlibat, tujuan dan kebutuhan dalampengembangan model pengelolaan Danau Sentani.

3.1 Elemen Lembaga yang Berperan dalamPengembangan Model Pengelolaan DanauSentaniHasil identifikasi terhadap lembaga pemerintah

dan non pemerintah menunjukkan, terdapat 24lembaga yang terkait dalam pengelolaan DanauSentani. Lembaga yang memiliki pengaruh palingbesar dalam perumusan kebijakan pemerintah dalamhal pengelolaan Danau Sentani di antaranya DinasKelautan dan Perikanan, Dinas Pemukiman, TokohAdat/lembaga adat/OBM, Bapedalda, Dinas Tataruang , Perguruan Tinggi , dan Dinas Pariwisata.

Elemen lembaga yang berperan dalampengembangan model pengelolaan Danau Sentanidijabarkan menjadi 24 subelemen seperti terlihat pada

Tabel 3. Struktur hierarki disajikan dalam Gambar 1dan Gambar 2. Subelemen dikelompokkan kedalamempat sektor, yakni autonomous, dependent, linkagedan independent.

Tabel 3. Elemen Lembaga yang Terlibat dalamPengembangan Model Pengelolaan DanauSentani

Sub Elemen

1. Dinas Kelautan dan Perikanan2. Dinas Perindustrian3. Industri dan pengusaha (Hotel ,

Budidaya karamba, Restaurant, dll)4. Bappeda5. Pemda6. Camat7. Lurah8. RT/LKMD9. Dinas Pemukiman10. Dinas PDAM11. Tokoh Adat/lembaga adat/OBM12. Tokoh agama/lembaga agama13. LSM14. PLN15. Bapedalda16. Dinas Pekerjaan Umum17. Dinas Tata ruang18. Dinas Kebersihan19. Dinas Kesehatan/Labkesda20. Perguruan Tinggi21. BPKH dan Dinas Pertanian/Perkebunan22. BP DAS Mamberamo23. Dinas Kehutanan (Propinsi – Kabupaten)24. Dinas Pariwisata

Berdasarkani Gambar 1 terlihat bahwa lembagayang berperan yang menjadi elemen kunci dalampengembangan model pengelolaan Danau Sentani,yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan, DinasPemukiman, Tokoh Adat/lembaga adat/OBM,Bapedalda, Dinas Tata ruang , Perguruan Tinggi ,dan Dinas Pariwisata. Hasil analisis ISM inidiharapkan menjadi lembaga yang baku dalampengelolaan Danau Sentani. Menurut Mochtar(2001), pengelolaan air dan sumber air sampai saatini belum terdapat bentuk lembaga pengelola yangbaku. Kelembagaan serta peraturan di bidangpengelolaan air dan sumber air akan dituntut dapat

Auldry F. Walukow : Analisis Tujuan Pengelolaan dan Kebutuhan dalam Pengembangan .....

Page 5: Pembangunan.pdf

124

memberikan kualitas pelayanan yang baik sertaprofesional. Di samping kesiapan peraturankelembagaan, juga tidak kalah pentingnya mengenaikesiapan data dan informasi air dan sumber air yanglengkap dan akurat, berupa potensi air dan sumberair, serta berapa yang telah dimanfaatkan, sehinggadapat ditentukan potensi yang belum dikelola yangdiserahkan pengelolaannya kepada masyarakat atausektor swasta. Dalam upaya mengatur kuantitas dankualitas air, maka persiapan dari aspek non fisik yaitumengenai kelembagaannya. Kelembagaan iniberwewenang dalam aspek pengaturan dankebijakan. Sistem pengelolaan air di masa mendatang,

di samping menyangkut masalah -masalah fisik danpembeayaan, masalah kelembagaan, peraturan,personil (SDM), peralatan serta pelatihan, juga akansemakin berperan penting. Kelembagaanpengelolaan sumberdaya air amat diperlukan gunamelaksanakan sumberdaya air secara benar, efisiendan efektif (Isnugroho, 2001). Karena itu, antisipasiyang disiapkan untuk menanggulangi permasalahansumberdaya air yaitu pegembangkan perangkathukum dan kelembagaan pengairan untukmeningkatkan keterpaduan pengelolaan sumberdayaair melalui koordinasi nyata serta untukmeningkatkan peran swasta.

Gambar 1. Diagram Hierarki dari Subelemen Lembaga yang Terlibat Dalam Pengembangan ModelPengelolaan Danau Sentani

Gambar 2. Matriks Driver Power (DP) dan Dependence (D) untuk Elemen Lembaga Yang TerlibatDalam Pengembangan Model Pengelolaan Danau Sentani

Jurnal Bumi Lestari, Volume 11 No. 1, Pebruari 2011, hlm. 120 - 130

Page 6: Pembangunan.pdf

125

Hasil analisis ini menggambarkan pendapat paraahli bahwa lembaga yang berperan dalampengembangan model pengelolaan Danau Sentanidiawali oleh Dinas Kelautan dan Perikanan, DinasPemukiman, Tokoh Adat/lembaga adat/OBM,Bapedalda, Dinas Tata ruang, Perguruan Tinggi, danDinas Pariwisata, subelemen level 4 ini menjadipenggerak utama dan mempengaruhi subelemenpada level berikutnya.

Elemen lembaga lainnya yang juga terlibatmerupakan elemen kunci dalam pengembanganmodel pengelolaan Danau Sentani, seperti DinasPerindustrian, Industri dan Pengusaha (Hotel ,Budidaya karamba, Restaurant, dll), Bappeda, Pemda, Dinas Pekerjaan Umum, dan Dinas Kebersihan padalevel 3.

Pengelompokkan subelemen berdasarkanDriver Power (DP) dan Dependence (D) tertera padaGambar 2. Berdasarkan nilai Driver Power danDependence ke 24 subelemen dapat dikelompokkan

kedalam 4 sektor. Dari Gambar 2 terlihat bahwasubelemen yang masuk ke dalam sektor dependentyaitu: camat, lurah, RT/LKMD, tokoh agama/lembagaagama, LSM, Dinas Kesehatan/Labkesda, DinasPDAM, PLN, Perguruan Tinggi dan BP DASMamberamo.

Hal ini memberikan makna bahwa kesebelassubelemen sektor dependent ini sangat tergantungpada sistem dan tidak mempunyai kekuatanpenggerak yang besar (kekuatan penggeraknyalemah) atau kesebelas subelemen tersebut merupakanvariabel tak bebas yang akan dipengaruhi subelemenlainnya dalam sistem.

Subelemen Dinas Perindustrian, industri danpengusaha (hotel , budidaya karamba, restaurant,dan yang lain), Bappeda, Pemda, Dinas PekerjaanUmum dan Dinas Kebersihan berada di sektorlinkage, yang berarti Sub – subelemen sektorlinkage ini harus dikaji secara hati – hati, terutamadalam mengkaji tolok ukur keberhasilannya dalam

Tabel 4. Elemen Tujuan dalam Pengembangan Model Pengelolaan Danau Sentani

Subelemen

1. Mengamankan bahan pencemar (limbah domestik pemukiman, oli dari PLTD, limbah rumah sakit,dsb).

2. Memperpendek jalur bahan pencemar3. Meningkatkan sistem penanganan bahan pencemar4. Pengerukan sedimen di danau5. Membersihkan tanaman pengganggu (eceng gondok, algae dll)6. Memperluas wilayah perbaikan lingkungan7. Menurunkan erosi sekitar dan buangan PETI (Menurunkan resiko ekologi)8. Menurunkan sedimentasi danau9. Pembangunan Lake Sentani Envioromental Research Centre-Pusat Penelitian Lingkungan Danau

Sentani (kontrol dari Peneliti)10. Pendirian the Sentani Lake Development Authority (SLDA) atau Badan Pembangunan Danau

Sentani berdasarkan UU – (kontrol dari Pemerintah)11. Pembangunan OBM (Organisasi Berbasis Masyarakat / adat)- (kontrol dari Adat) Pembangunan

Lake Sentani Envioromental Research Centre-Pusat Penelitian Lingkungan Danau Sentani(kontrol dari Peneliti)

12. Membuat chek DAM13. Konservasi tanah (vegetasi, penataan PETI)14. Gerakan Danau Bersih dan sosialisasi anti pencemaran15. Desa Percontohan (Contoh Desa pelestari danau sentani)16. Berbagi keahlian dan pengalaman penanganan limbah dan erosi (Sosialisasi pengetahuan)17. Pengembangan sistem Informasi (informasi biofisik, sosial ekonomi, kelembagaan dan politik serta

informasi penting)18. Menggabungkan research dan development

Auldry F. Walukow : Analisis Tujuan Pengelolaan dan Kebutuhan dalam Pengembangan .....

Page 7: Pembangunan.pdf

126

pengembangan model pengelolaan Danau Sentanikarena akan memberikan dampak pada aspeklainnya dan umpan balik pengaruhnya bisamemperbesar dampak tersebut.

Subelemen Dinas Kelautan dan Perikanan ,Dinas Pemukiman, Tokoh Adat/lembaga adat/OBM,Bapedalda , Dinas Tata ruang , Perguruan Tinggidan Dinas Pariwisata berada pada sektorindependent, dimana subelemen ini memilikikekuatan penggerak yang besar dalam mencapaipengembangan model pengelolaan Danau Sentani.

3.2 Elemen Tujuan dalam Pengembangan ModelPengelolaan Danau SentaniAda 5 elemen peran pemerintah yang terlibat

dalam pengembangan model pengelolaan DanauSentani baik langsung maupun tidak langsung, yangdijabarkan lagi menjadi 18 subelemen seperti terlihatpada Tabel 4. Struktur hierarki disajikan dalamGambar 3 dan Gambar 4 subelemen dikelompokkanke dalam empat sektor yakni autonomous,dependent, linkage dan independent.

Berdasrkan Gambar 3 terlihat bahwa untukelemen tujuan yang merupakan elemen kunci dalampengembangan model pengelolaan Danau Sentaniyaitu Gerakan Danau Bersih dan sosialisasi antipencemaran, desa percontohan, berbagi keahlian danpengalaman penanganan limbah dan erosi,pengembangan sistem informasi, danmenggabungkan research dan development.Menurut Isnugroho (2001), upaya pengendaliankualitas air agar tidak tercemar melalui : (1)pencegahan kerusakan sumberdaya air yangdilakukan dengan upaya – upaya menetapkanperizinan pembuangan air limbah cair berdasarkansuatu rencana induk (master plan) kualitas air yangmenjangkau sasaran kualitas air sesuai baku mutu;(2) upaya penanggulangan pencemaran untukmencegah meluasnya pencemaran yang terjadi dan(3) usaha – usaha yang harus dilakukan untukmemulihkan kembali/mengembalikan kondisisumberdaya air dan lingkungan yang tercemar.

Berbagi keahlian dan pengalaman ditujukanuntuk mendapatkan partisipasi publik dalam

Gambar 3. Diagram hierarki dari subelemen Tujuan dalam pengembangan model pengelolaanDanau Sentani

Jurnal Bumi Lestari, Volume 11 No. 1, Pebruari 2011, hlm. 120 - 130

Page 8: Pembangunan.pdf

127

pengembangan sumberdaya air. Menurut Savenije(dalam Sunaryo et al. (2007), aspek keberlanjutandalam pengelolaan sumberdaya air dapat meliputikeberlanjutan sosial yaitu adanya masyarakat yangmerasa ikut memiliki dan bertanggung jawab.Pentingnya penanggulangan masalahan erosi karenamasalahan ini semakin meningkat di Indonesia.Menurut Sinukaban (2007), masalah erosi semakinmeningkat di lahan pertanian di seluruh Indonesiaterutama pada pertanian lahan kering. Hal inidisebabkan oleh penggunaan lahan yang semakinintensif tanpa menggunakan tehnik konservasi tanahdan air yang memadai. Tanah lapisan atas yangtererosi mengakibatkan menurunnya kesuburan danproduktivitas lahan serta rusaknya fungsi hidrologisdaerah aliran sungai (DAS). Kemudian akan terjadisedimentasi yang mengakibatkan mendangkalnyasengai – sungai dan saluran – saluran drainase yangselanjutnya mengakibatkan terjadinya banjir dimusim hujan dan kekeringan di musim kemarau. Erosimengakibatkan terjadinya sedimentasi di danau. Disamping itu, erosi tersebut juga akan mencemarisungai, danau dan perairan yang pada akhirnyamerusak seluruh lingkungan hidup. Karena itu, erosiharus ditekan sampai seminimum mungkin dengancara yang mudah dimengerti dan dapat dilaksanakanpetani Indonesia pada umumnya. Untuk menekanerosi seminimal mungkin dibutuhkan sosialisasi,

berbagi keahlian dan pengalaman tentang tehnikkonservasi tanah dan air.

Bidang yang terkait dengan pengelolaansumberdaya air dan harus mendapat perhatianmemadai, antara lain yakni; (1) pengelolaan daerahtangkapan hujan (watershed management) untukmenjaga fungsi daerah resapan air yang dilakukanmelalui usaha – usaha konservasi sumberdaya air(penghijauan dan terasering), pengendalian erosi,dan sedimentasi serta pengendalian tata guna lahan;(2) pengelolaan kualitas air (water qualitymanagement) untuk menjaga kualitas air padasumber – sumber air sesuai peruntukan yangditetapkan melalui kegiatan pengendalian kualitasair, penetapan izin pembuangan limbah cair, sertapengendalian pencemaran air; dan (3) penelitian danpengembangan (research and development) untukmendukung dan meningkatkan kinerja pengelolaansumberdaya air dengan mengupayakan inovasi, baikdibidang teknologi maupun sistem manajemen(Sunaryo et al 2007).

Hasil analisis ini menggambarkan pendapat paraahli bahwa tujuan dalam pengembangan modelpengelolaan Danau Sentani diawali oleh gerakanDanau Bersih dan sosialisasi anti pencemaran (14),desa percontohan (15), berbagi keahlian danpengalaman penanganan limbah dan erosi (16),pengembangan sistem informasi (17), dan

Gambar 4. Matriks Driver Power (DP) dan Dependence (D) untuk elemen Tujuan dalam pengembanganmodel pengelolaan Danau Sentani

Auldry F. Walukow : Analisis Tujuan Pengelolaan dan Kebutuhan dalam Pengembangan .....

Page 9: Pembangunan.pdf

128

menggabungkan research dan development (18)pada level 6. Hal ini berarti bahwa perlu diawali olehstrategi menambah wawasan stakeholder, sub elemenlevel 6 ini menjadi penggerak utama danmempengaruhi subelemen pada level berikutnya.

Pengelompokkan subelemen berdasarkanDriver Power (DP) dan Dependence (D) tertera padaGambar 4. Berdasarkan nilai Driver Power danDependence ke 18 subelemen dapat dikelompokkankedalam 4 sektor. Berdasarkan Gambar 4 terlihatbahwa subelemen yang masuk kedalam sektordependent yaitu memperluas wilayah perbaikanlingkungan, menurunkan erosi sekitar dan buanganPETI, menurunkan sedimentasi danau,membangunan Lake Sentani EnvioromentalResearch Centre-Pusat, pendirian the Sentani LakeDevelopment Authority (SLDA), pembangunanOBM, membuat chek dam dan konservasi tanah. Halini memberikan makna bahwa kedelapan subelementujuan penngembangan model pengelolaan DanauSentani ini sangat tergantung pada sistem dan tidakmempunyai kekuatan penggerak yang besar ataukedelapan subelemen tersebut merupakan variabeltak bebas yang akan dipengaruhi subelemen lainnyadalam sistem. Subelemen Gerakan Danau Bersih dansosialisasi anti pencemaran, desa percontohan,berbagi keahlian dan pengalaman penangananlimbah dan erosi , Pengembangan sistem Informasi,serta menggabungkan research dan developmentberada di sektor independent, yang berarti

3.3 Elemen Kebutuhan dalam PengembanganModel Pengelolaan Danau SentaniElemen kebutuhan dalam pengembangan model

pengelolaan Danau Sentani dijabarkan lagi menjadi10 subelemen seperti terlihat pada Tabel 5. Strukturhierarki disajikan dalam Gambar 5 dan Gambar 6.Subelemen dikelompokkan ke dalam empat sektoryakni autonomous, dependent, linkage danindependent. Berdasarkan Gambar 5 terlihat bahwasubelemen kebutuhan yang menjadi elemen kuncidalam pengembangan model pengelolaan DanauSentani yaitu stabilitas politik.

Tabel 5. Elemen Kebutuhan dalam PengembanganModel Pengelolaan Danau Sentani

Sub Elemen

1. Ekowisata2. Transportasi3. Perikanan ( usaha KJA)4. Air baku (air minum, transportasi, listrik,

komersial, dan industri)5. Irigasi (debit harus diatur)6. Teknologi pengelolaan danau7. SDM berkualitas8. Modal9. Manajemen usaha10. Stabilitas politik

subelemen ini memiliki kekuatanpenggerak yang besar dalammenunjang tujuan pengembanganmodel pengelolaan Danau Sentani.Sementara itu, subelemen menga-mankan bahan pencemar , memper-pendek jalur bahan pencemar,meningkatkan sistem penangananbahan pencemar, pengerukansedimen di danau dan member-sihkan tanaman penggang-guberada pada sektor linkage. Sub –sub elemen sektor linkage ini harusdikaji secara hati – hati dalam tujuanpengembangan model pengelolaanDanau Sentani karena akanmemberikan dampak kepada yanglainnya dan umpan balik pengaruh-nya bisa memperbesar dampaktersebut.

Gambar 5. Diagram hierarki dari subelemen kebutuhan dalampengembangan model pengelolaan Danau Sentani

Jurnal Bumi Lestari, Volume 11 No. 1, Pebruari 2011, hlm. 120 - 130

Page 10: Pembangunan.pdf

129

Hasil analisis ini menggambarkan pendapat paraahli, bahwa kebutuhan dalam pengembangan modelpengelolaan Danau Sentani diawali oleh stabilitaspolitik, subelemen level 4 ini menjadi penggerak utamadan mempengaruhi subelemen pada level berikutnya.

Elemen kebutuhan program lainnya yang jugamerupakan elemen kunci dalam pengembanganmodel pengelolaan Danau Sentani yaitu transportasi,irigasi, teknologi pengelolaan danau, modal, danmanajemen usaha, pada level 3.

Pengelompokkan sub elemen berdasarkanDriver Power (DP) dan Dependence (D) tertera padaGambar 6. Berdasarkan nilai Driver Power danDependence ke 10 sub elemen dapat dikelompokkanke dalam 4 sektor. Gambar 6 menunjukkan bahwasubelemen SDM berkualitas masuk ke dalam sectorAutonomous, yang berarti sub elemen ini tidakberkaitan dengan sistem, mungkin mempunyaihubungan yang sedikit, meskipun hubungannyabisa saja kuat.

Berdasarkan Gambar 6 juga terlihat bahwasubelemen yang masuk kedalam sektor dependentyaitu ekowisata, perikanan, dan air baku. Hal inimemberikan makna bahwa subelemen sektordependent ini sangat tergantung pada sistem dantidak mempunyai kekuatan penggerak yang besar(kekuatan penggeraknya lemah) atau sub elementersebut merupakan variabel tak bebas yang akandipengaruhi sub elemen lainnya dalam sistem.

Subelemen petani dan pengusaha (budidayakaramba, restaurant, transportasi dll) dan tenagakerja berada di sektor linkage, yang berarti Sub –sub elemen sektor linkage ini harus dikaji secarahati – hati dalam megkaji tolok ukur keberhasilandalam pengembangan model pengelolaan DanauSentani karena akan memberikan dampak terhadaplainnya dan umpan balik pengaruhnya bisamemperbesar dampak tersebut.

Subelemen modal, manajemen usaha danstabilitas politik pada sektor independent, dimanasubelemen ini memiliki kekuatan penggerak yangbesar dalam mencapai pengembangan model penge-lolaan Danau Sentani. Subelemen transportasi, irigasidan teknologi pengelolaan danau juga memilikikekuatan penggerak yang besar karena subelemenini berada batas sektor autonomous dan independent.

3.4 Analisis Pengembangan Kelembagaan DanauSentaniCo-Management adalah pembagian kekuasaan

untuk mengelola danau antara pemerintah denganmasyarakat (Hoggarth et al. 1988). Pengembangankelembagaan yang diusulkan dalam tulisan ini yaituCo-Management.

Penelitian ini memperkuat penelitian Helmer etal (1997) bahwa intervensi yang diperlukan dalampengelolaan perairan (termasuk pencemaran air)yaitu :

Gambar 6. Matriks Driver Power (DP) dan Dependence (D) untuk elemen sektor masyarakat yangterpengaruhi dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani

Auldry F. Walukow : Analisis Tujuan Pengelolaan dan Kebutuhan dalam Pengembangan .....

Page 11: Pembangunan.pdf

130

• Pembuatan kebijakan, perencanaan dankoordinasi (policy making, planning and co-ordination)

• Persiapan regulasi (preparation/adjustment ofregulations)

• Monitoring• Penegakan hukum /pembuatan hukum

(enforcement of legislation)• Pelatihan dan penyebaran informasi (training

and information dissemination)

4. SimpulanBerdasarkan uraian di atas dapat disimpulan

sebagai berikut.1) Terdapat 24 lembaga yang terkait dalam

pengelolaan Danau Sentani, namun lembagayang memiliki pengaruh paling besar dalamperumusan kebijakan pemerintah dalam hal

pengelolaan Danau Sentani yaitu DinasKelautan dan Perikanan, Dinas Pemukiman,Tokoh Adat/Lembaga Adat/OBM, Bapedalda,Dinas Tata Ruang, Perguruan Tinggi, dan DinasPariwisata.

2) Elemen tujuan yang merupakan elemen kuncidalam pengembangan model pengelolaanDanau Sentani yaitu Gerakan Danau Bersih dansosialisasi anti pencemaran, desa percontohan,berbagi keahlian dan pengalaman penangananlimbah dan erosi, pengembangan sisteminformasi, dan menggabungkan research dandevelopment.

3) Program yang menjadi kebutuhan dalampengembangan model pengelolaan DanauSentani diawali oleh stabilitas politik, subelemenini menjadi penggerak utama danmempengaruhi subelemen pada levelberikutnya.

Daftar Pustaka

Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. IPB Press, Bogor.

Helmer, R., and I. Hespanhol. 1997. Water Pollution Control - A Guide to the Use of Water Quality ManagementPrinciples. Published on behalf of The United Nations Environment Programme, the Water Supply& Sanitation Collaborative Council and the World Health Organization by E. & F. Spon WHO/UNEP, USA.

Hoggarth, D.D, Aeron-Thomas M. 1998. “Adaptive Co-Management Of Harvest Reserves In IndonesiaRivers”. Paper presented at The 51st Gulg and Caribbean Fisheries Institute Annual Meeting, St.Croix, U. S, 9-13 November 1998.

Isnugroho. 2001. “Sistem Pengelolaan Sumberdaya Air dalam Suatu Wilayah”. Dalam R. Kodoatie, Suharyanto,S. Sangkawati, and S. Edhisono (Editor). Pengelolaan Sumber Daya Air dalam Otonomi Daerah.Andi Offset. Yogyakarta: pp. 89-99.

Mochtar. 2001. “Aspek Pengelolaan Air dan Sumber Air Dalam Era Otonomi Daerah”. Dalam R. Kodoatie,Suharyanto, S. Sangkawati, and S. Edhisono (Editor). Pengelolaan Sumber Daya Air dalam OtonomiDaerah. Andi Offset. Yogyakarta: pp. 55-61.

Sinukaban. 2007. “Pengaruh Penutupan Mulsa Jerami Terhadap Aliran Permukaan, Erosi dan SelektivitasErosi”, dalam Konservasi Tanah dan Air Kunci Pembangunan Berkelanjutan. Cetakan pertama.Direktorat Jenderal RLPS. Jakarta. pp. 46-60.

Sunaryo, T.M., T. Walujo, and A. Harnanto. 2007. Pengelolaan Sumber Daya Air Konsep dan Penerapannya.Bayumedia, Malang.

Jurnal Bumi Lestari, Volume 11 No. 1, Pebruari 2011, hlm. 120 - 130