pembahasan telur ayam

6
500 ml Telur Dicuci 2 menit 90 m Larfis 10 ml PCA 10-2 PCA 10-2 0,1 ml PCA 10-0 PCA 10-0 PCA 10-1 PCA 10-1 1 ml 1 ml Inkubasi t=2 hari, suhu ruang Hitung jumlah koloni Refrigrat or t = 1 minggu Analisis Telur Ukur & cuci Suspensi 90 ml Larfis 10 ml 10-0 10-0 10-1 10-1 10-2 10-2 1 ml 1 ml 0,1 ml Inkubasi t = 2 hari di suhu kamar Hitung koloni Prosedur Pembuatan Telur Untuk 1 malam telur ayam kampung Telur ayam yang disimpan di refrigerator t = 1 minggu

Upload: ira-kesia-lestari

Post on 28-Sep-2015

224 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

telur ayam

TRANSCRIPT

Prosedur Pembuatan Telur

Untuk 1 malam telur ayam kampung

500 mlTelurDicuci 2 menit90 mLarfis10 mlPCA 10-2PCA 10-20,1 mlPCA 10-0PCA 10-0PCA 10-1PCA 10-11 ml1 mlInkubasi t=2 hari, suhu ruangHitung jumlah koloni

Telur ayam yang disimpan di refrigerator

Refrigratort = 1 mingguAnalisisTelur Ukur & cuciSuspensi90 mlLarfis10 ml10-010-010-110-110-210-21 ml1 ml0,1 mlInkubasi t = 2 hari di suhu kamarHitung kolonit = 1 minggu

PEMBAHASANa. Telur Ayam KampungTelur merupakan sumber protein hewani yang baik, murah dan mudah didapat. Di lihat dari nilai gizinya, sumber protein telur juga mudah diserap tubuh. Telur juga adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas, seperti ayam, bebek, dan angsa. Telur merupakan bahan makanan yang sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Telur sebagai sumber protein mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan asam amino paling lengkap dibandingkan bahan makanan lain seperti ikan, daging, ayam, tahu, tempe, dll. Telur mempunyai citarasa yang enak sehingga digemari oleh banyak orang. Telur juga berfungsi dalam aneka ragam pengolahan bahan makanan. Selain itu, telur termasuk bahan makanan sumber protein yang relatif murah dan mudah ditemukan. Hampir semua orang membutuhkan telur (Suryani,2011).Agar makanan dapat berfungsi sebagaimana mestinya maka perlu diperhatikan kualitas makanan melalui ketersediaan zat-zat gizi yang terkandung didalamnya dan bebas dari cemaran mikroba. Makanan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme akan mengakibatkan gangguan kesehatan karena mikroorganisme tersebut dapat memproduksi racun yang dapat menyebabkan timbulnya suatu penyakit (Mulia, 2005). Oleh karena itu dilakukan sanitasi dan hygiene pada telur ayam yang diberikan perlakuan yang berbeda yaitu telur ayam tanpa disimpan di refriferator (langsung dianalisis) dan telur ayam setelah di masukkan kedalam refrigerator ( disimpan selama 1 minggu ). Kemudian dibagi lagi kedalam 4 perlakuan yang berbeda yang dilakukan oleh kelompok 5,6,7,dan 8 yaitu dengan menggunakan air keran,air steril, air biasa+garam 10%, dan air steril + garam. Telur ayam tanpa disimpan di refrigerator (langsung dianalisis) memiliki berat 34.48 g,47.08 g,46.10 g ,dan 47.59 g. Kemudian dari masing-masing berat telur ayam tersebut memiliki rata-rata diameter telur adalah 3.478 cm,4.33 cm,4.94 cm,dan 4.498 cm. Telur ayam tersebut dianalisis dengan menggunakan media PCA karena dengan menggunakan media PCA dapat diketahui total mikroba pada telur ayam tersebut,dengan menggunakan tingkat pengenceran 100,10-1,dan 10-2 secara duplo. Lalu diberikan beberapa perlakuan yaitu menggunakan air keran,telur yang dicuci dengan menggunakan air keran menghasilkan koloni 204 dan 248 pada tingkat pengenceran 100,280 dan 96 pada tingkat pengenceran 10-1,143 dan 105 pada tingkat pengenceran 10-2 hasil dari perhitungan ini tidak dapat dihitung dikarenakan data yang tidak valid. Selanjutnya pada telur yang dianalisis menggunakan air steril menghasilkan koloni yang TBUD dan 78 pada tingkat pengenceran 100, TBUD dan 58 pada tingkat pengenceran 10-1,TBUD dan 14 pada tingkat pengenceran 10-2 dari jumlah koloni yang dihasilkan dapat dihitung bahwa banyaknya koloni pada telur yang diberikan perlakuan air steril adalah 2,1 x 10-3. Selanjutnya dilakukan analisis menggunakan air steril+garam 10% menghasilkan koloni pada kedua cawan duplo yaitu TBUD 100,Begitu juga pada tingkat pengenceran 10-1 dihasilkan koloni yang TBUD,276 dan 300 pada tingkat pengenceran 10-2 dengan hasil perhitungan 1,4 x 107 > 2.5 x 107. Dan yang terakhir pada air steril+garam menghasilkan koloni 7+ koloni menyebar dan koloni menyebar pada tingkat pengenceran 100,koloni menyebar dan 45 pada tingkat pengenceran 10-1,34+ koloni menyebar dan 139 pada tingkat pengenceran 10-2 dengan hasil perhitungan 6.0 x101.Penyimpanan telur memegang peran penting dalam menjaga kualitas telur. Faktor faktor yang perlu diperhatikan adalah menyimpan telur dengan suhu 12 - 15 C dan kelembapan 70 80%,ruang penyimpanan telur jauh dari benda benda yang berbau tajam (misalnya seperti bawang). Menyimpan telur di suhu dingin dilakukan untuk menghambat atau memperlambat pertumbuhan mikroba, termasuk juga patogen yang mungkin mengkontaminasi isi telur. Bakteri Salmonella yang terdapat pada telur dapat tumbuh dan berkembang biak pada suhu 100C, sehingga untuk mengurangi risiko perkembangbiakan bakteri tersebut maka penyimpanan telur sebaiknya dilakukan pada suhu kurang dari 7,50C. Telur yang telah disimpan di refrigerator (suhu dingin), tidak boleh dikeluarkan dan diletakkan di suhu ruang untuk waktu yang lama. Peningkatan suhu dari suhu dingin (refrigerator) ke suhu ruang menyebabkan kulit telur berkeringat dan mempercepat proses pertumbuhan mikroba (SyamsirdalamYuwanta, 2010).Menyimpan telur di dalam lemari pendingin (kulkas) dapat dilakukan untuk mencegah kebusukan pada telur. Penyimpanan telur pada lemari pendingin mampu memperpanjang usia telur hingga tiga minggu lamanya dibanding penyimpanan dilakukan pada suhu ruang (Goestana dalam Yuwanta, 2010).Pada pengamatan selanjutnya adalah telur ayam yang sudah diberikan perlakuan dengan dimasukan kedalam refrigerator selama 1 minggu. Berat awal telur pada kelompok 5 yang akan direfrigerator adalah 49,09 g setelah direfrigerator adalah 48,72 g. pada kelompok 6 berat awal telurnya adalah 48,69 g setelah direfrigerator adalah 48,36 g. pada kelompok 7 berat awal telur adalah 46,99 g dan berat telur setelah direfrigerator adalah 46,83 g. dan pada kelompok 8 berat awal telur adalah 39,73 g dan berat telur setelah direfrigerator adalah 38,64. Terjadi penyusutan berat telur setelah disimpan paa refrigerator selama 1 minggu karena melebarnya ronnga udara yang ada pada telur ayam tersebut. Dari pengamatan ini dapat juga diketahui diameter dari masing-masing telur yang disimpan direfrigerator yaitu 5.016 cm,4.60 cm,4.84 cm dan 4.358 cm, pada telur yang sudah dimasukkan kedalam refrigerator tdak terjadi penyusutan pada diameter telur tersebut,artinya kulit pada telur ayam ini tahan terhadap suhu dingin yang dapat melindungi isi dari telur itu sendiri. Perlakuan pada telur sesudah di refrigerator ini sama dengan telur yang tidak direfrigerator. Telur ayam tersebut dianalisis dengan menggunakan media PCA karena dengan menggunakan media PCA dapat diketahui total mikroba pada telur ayam tersebut,dengan menggunakan tingkat pengenceran 100,10-1,dan 10-2 secara duplo. Lalu diberikan beberapa perlakuan yaitu menggunakan air keran,telur yang dicuci dengan menggunakan air keran menghasilkan koloni yang TBUD pada tingkat pengenceran 100,pada tingkat pengenceran 10-1 koloni yang dihasilkan pada kedua cawan duplo tersebut adalah TBUD,121 dan 185 pada tingkat pengenceran 10-2 dari hasil analisis yang telah dilakukan hasil perhitungannya adalah 1,1 x 103. Selanjutnya dilakukan analisis pada air steril ,telur yang dicuci dengan menggunakan air steril menghasilkan koloni yang TBUD pada tingkat pengenceran 100,370 dan 448 pada tingkat pengenceran 10-1,302 dan 320 pada tingkat pengenceran 10-2 dari hasil analisis yang telah dilakukan hasil perhitungannya adalah 7,8 X 106> 2,5 X 106. Selanjutnya dilakukan analisis pada Air biasa + garam 2%,telur yang dicuci dengan menggunakan Air biasa + garam 2% menghasilkan koloni pada tingkat pengenceran 100, 10-1,10-2 adalah TBUD dari hasil analisis yang telah dilakukan hasil perhitungannya adalah TBUD juga karena tidak dapat dihitung karena jumlah koloni yang terlalu banyak. Hal ini dapat disebabkan akibat pada saat dilakukan analisis terjadinya kontaminasi dari cemaran cemaran mikroba lain yang tidak diinginkan. Dan yang terakhir adalah analisis pada air steril+garam ,telur yang dicuci dengan menggunakan air steril+garam menghasilkan koloni yang TBUD pada tingkat pengenceran 100,212 dan 246 pada tingkat pengenceran 10-1,44 dan 86 pada tingkat pengenceran 10-2 dari hasil analisis yang telah dilakukan hasil perhitungannya adalah 6,7 X 106.

\

DAFTAR PUSTAKASuryani,2011. Tinjauan Pustakahttp://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01683-HM%20Bab2001.pdf. [serial online][ diakses pada 1 november 2013]Mulia, Ricky M, 2005.Kesehatan Lingkungan. Edisi Pertama.Yogyakarta : Graha Ilmu.Yuwanta, T.(2010)Telur dan Kualitas Telur.Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.