pembahasan bt

6
Pembahasan Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan waktu perdarahan atau yang sering pula disebut Bleeding Time (BT). Pemeriksaan ini dilakukan sebagai salah satu bagian dari tes faal hemostasis untuk mengetahui kinerja trombosit. Pemeriksaan laboratorium ini juga bertujuan untuk menentukan lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratories. Dalam pemeriksaan Bleeding time dikenal dua macam metode yaitu metode Ivy dan metode Duke. Pada praktikum kali ini digunakan metode Duke karena metode ini memiliki kelebihan yaitu lebih praktis dan tidak memakan waktu lama serta risiko yang ditimulkan lebih ringan jika dibandingkan dengan metode Ivy. Prinsip dari pemeriksaan ini sendiri adalah dengan cara membuat luka menggunakan lanset steril disposable pada cuping daun telinga, kemudian setelah itu setiap 30 detik sekali darah yang keluar akibat tusukan tersebut diisap menggunakan kertas saring , hingga darah benar-benar berhenti mengalir dari luka tersebut. Nilai normal dari pemeriksaan BT ini menurut literature adalah 1-3 menit. Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan BT terhadap pasien yang semuanya merupakan praktikan (mahasiswa). Adapun alat yang digunakan untuk pemeriksaan ini terdiri dari kapas alkohol 70%, lancet, timer/stopwatch, dan kertas saring. Adapun prosedur yang dilakukan pada pemeriksaan BT kali ini, dapat diuraikan sebagai berikut:

Upload: bintang-utami

Post on 22-Nov-2015

34 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PembahasanPada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan waktu perdarahan atau yang sering pula disebut Bleeding Time (BT). Pemeriksaan ini dilakukan sebagai salah satu bagian dari tes faal hemostasis untuk mengetahui kinerja trombosit. Pemeriksaan laboratorium ini juga bertujuan untuk menentukan lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratories.Dalam pemeriksaan Bleeding time dikenal dua macam metode yaitu metode Ivy dan metode Duke. Pada praktikum kali ini digunakan metode Duke karena metode ini memiliki kelebihan yaitu lebih praktis dan tidak memakan waktu lama serta risiko yang ditimulkan lebih ringan jika dibandingkan dengan metode Ivy.Prinsip dari pemeriksaan ini sendiri adalah dengan cara membuat luka menggunakan lanset steril disposable pada cuping daun telinga, kemudian setelah itu setiap 30 detik sekali darah yang keluar akibat tusukan tersebut diisap menggunakan kertas saring , hingga darah benar-benar berhenti mengalir dari luka tersebut. Nilai normal dari pemeriksaan BT ini menurut literature adalah 1-3 menit.Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan BT terhadap pasien yang semuanya merupakan praktikan (mahasiswa). Adapun alat yang digunakan untuk pemeriksaan ini terdiri dari kapas alkohol 70%, lancet, timer/stopwatch, dan kertas saring. Adapun prosedur yang dilakukan pada pemeriksaan BT kali ini, dapat diuraikan sebagai berikut:1. Menyiapkan semua alat dan bahan (Prosedur Pre Analitik)Sebelum melakukan pemeriksaan terhadap pasien, kami menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan memastikan semua alat-alat tersebut telah tersedia dengan lengkap, agar pada saat pemeriksaan berlangsung tidak terjadi hambatan yang disebabkan oleh tidak lengkapnya alat, karena dapat mengacaukan pemeriksaan. Selain itu alat pelindung diri juga harus digunakan dengan baik, benar dan lengkapuntuk melindungi praktikan dari kecelakaan kerja yang mungkin terjadi.2. Tahap Pemeriksaan (Analitik)Menginjak ke tahapan analitik, persiapan pasien perlu dilakukan dan petugas pemeriksa juga harus benar-benar siap. Pasien perlu ditenangkan terlebih dahulu, dan diberi penjelasan secukupnya tentang apa yang akan kita kerjakan, hal inni penting karena jika tidak diberitahu ditakutkan pada saat proses pemeriksaan dilakukan pasien kaget dan ketakutan sehingga akan mengacaukan pemeriksaan. Sehingga penjelasan singkat kepada pasien perlu dilakukan untuk kenyaanan bersama, baik pasien yang akan diperiksa maupun petugas yang mengerjakan pemeriksaan.Setelah petugas dan pasien siap barulah pemeriksaan dilanjutkan, ada beberapa poin yang harus dilakukan dalam pemeriksaan BT metode Duke ini antara lain :

a. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk menggunakan kapas alkohol 70%Pada saat melakukan desinfeksi sebelumnya juga perlu diperhatikan tempat yang dipilih untuk melakukan penusukan merupakan tempat yang representative artinya tidak terjadi edema, perdarahan, atau kelainan hematologi lainnya, barulah kemudian dilanjutkan dengan desinfeksi menggunakan kapas alkohol 70% untuk membersihkan dn mensterilkan area penusukan dari kotoran, debu, atau kuman yang mungkin menempel, sebelumnya juga disarankan untuk pasien yang menggunakan anting atau perhiasan telinga lainnya supaya bisa dilepaskan agar tidak mengganggu pemeriksaan.

b. PenusukanSebelum dilakukan penusukan dipastikan alkohol pada permukaan kulit juga sudah kering, agar tidak menyebabkan darah yang keluar saat penusukan lisis dan pasien merasakan perih yang berlebihan. Sebelum ditusuk terlebih dahulu dilakukan semacam pemijatan atau penekanan di atas bagian/posisi kuping yang akan ditusuk namun jangan sampai tangan menyentuh daerah penusukan yang telah didesinfeksi. Tujuan penekanan tadi adalah agar darah terbendung sehingga dapat keluar lebih mudah saat ditusuk. Setelah itu barulah dilakukan penusukan, pastikan daerah yang ditusuk tersebut berada di posisi lengkungan bagian bawah cuping telinga yang berbentuk huruf U, jangan menusuk di bagian samping karena akan menyebabkan perdarahan yang memanjang dan bukan merupakan hasil yang tepat.Setelah selesai menusuk mulai dihidupkan stopwatch atau timer dan dihitung hingga 30 detik, kemudian ditempelkan kertas saring tepat pada tetesan darah yang keluar, perlu diperhatikan agar jangan sampai menekan kulit yang luka agar proses pembekuannya tidak terganggu dan hasil menjadi tidak tepat.Perlu diperhatikan pula jika pada 30 detik pertama tidak terlihat adanya titik darah yang keluar jangan sekali-kali memaksakan darah untuk keluar dengan menekan-nekan daerah perlukaan, karena dapat membuat luka bertambah parah dan cairan jaringan juga ikut keluar sehingga hasilpun menjadi tidak valid jika memang 30 detik pertama tidak terlihat ada tetesan darah, tnggulah hingga 30 detik berikutnya. Jika memang tidak terjadi perdarahan lagi sama sekali, maka hasil dinyatakan BT= 100 (1 menit). Perlu diperhatikan pula pada saat penusukan agar petugas tidak ragu-ragu untuk menusukkan lancet, agar luka benar-benar teradi karena lancet memang telah menusuk bagian cuping telinga pasien, agar tidak enimbulkan hasil yang ragu-ragu. Akan tetapi jika petugas merasa ragu-ragu akan hasil yang diperoleh, agar tidak mengeluarkan hasil yang salah, lebih baik pemeriksaan diulangi sekali lagi tentunya dengan persetujuan pasien.c. Cara Membaca Hasil BTUntuk pembacaan hasil pemeriksaan BT perlu diperhatikan teknik pembacaan hasilnya, pada prinsipnya waktu berhenti dihtung sampai benar-benar tidak ada darah yang keluar dari cuping telinga pasien yang ditusuk. Atau dengan kata lain sampai tetesan darah + 30 detik . Misalnya seperti pemeriksaan terhadap pasien Widiana diperoleh hasil BT senilai 130, hasil ini dapat dinyatakan karena jumlah tetesan darah di kertas saring sebanyak 2 titik jika diilustrasikan dapat digambar sebagai berikut.

GAMBAR

Dari pemeriksaan terhadap 4 orang praktikan diperoleh hasil masing-masing sebagai berikut :a). Widiana Putra = 130b). Bintang Utami = 100c). Rajendra = 130d). Gina = 130Berdasarkan hasil yag diperoleh tersebut jika dibandingkan dengan nilai rujukan normal metode Duke (1-3 menit) masih berasa pada rentang normal.Perlu diperhatikan bahwa jika suatu saat ada pasien yang nilai BT-nya memanjang (sudah lebih dari 5 menit) penutupan luka bisa dilakukan secara aktif oleh petugas dengan cara menempelkan kertas saring pada daerah luka dan menekannya hingga darah berhenti mengalir kemudian dilekatkan dengan plaster, agar tidak terjadi perdarahan berlebihan yang dapat berakibat fatal pada pasien. Perlu diingat pula pemeriksaan BT merupakan pemeriksaan skrining yang ketelitiannya tidak terlalu baik, maka untuk penegakan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan lain yang terkait seperti hitung trombosit, PTT, APTT dan pemeriksaan lain yang terkait.

3. Tahap pos analitikPada tahap pos analitik dilakukan pencatatan hasil pemeriksaan dan pembersihan area kerja. Lancet yang telah selesai digunakan ditancapkan pada penutupnya agar tidak membahayakan petugas, kemudian dapat dibuang ke sharp box, sedangkan kertas saring yang berisi darah dibuang ke tempat sampah infeksius dan sampah lainnya yang non infeksius dibuang berdasarkan jenisnya dan meja kerja didesinfeksi ulang menggunakan alkohol 70% agar aseptic.

KESIMPULANDari hasil pemeriksaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :1. Pemeriksaan waktu perdarahan atau Bleeding Time (BT) dapat dilakukan dengan metode DU