pembahasan 3.6

5
PEMBAHASAN Identitas Menurut pembagian WHO 1989, Bapak T yang berusia 82 tahun dapat digolongkan dalam usia tua (old). Sedangkan Depkes RI membagi usia lanjut menjadi 3, yaitu : 1. Kelompok pertengahan umur (45-54 tahun). 2. Kelompok usia lanjut dini (55-64 tahun). 3. Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (>70 tahun). Faktor usia dapat mempengaruhi perubahan yang cenderung mengakibatkan penurunan fungsi pada berbagai sistem dalam tubuh. Seperti halnya penurunan fungsi penglihatan, pendengaran, imunitas, daya ingat ( yang dipengaruhi berkurangnya aliran darah ke otak dan densitas koneksi dendritik ), sistem kardiovaskuler, gastrointestinal, dan integumentum. Daftar Masalah Masalah primer : i. Gagguan pendengaran Setelah kami melakukan tes pendengaran dengan tes berbisik dengan jarak 30 cm didapatkan Bapak T

Upload: ivandarianpratama

Post on 03-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

l

TRANSCRIPT

PEMBAHASANIdentitas Menurut pembagian WHO 1989, Bapak T yang berusia 82 tahun dapat digolongkan dalam usia tua (old). Sedangkan Depkes RI membagi usia lanjut menjadi 3, yaitu :1. Kelompok pertengahan umur (45-54 tahun).2. Kelompok usia lanjut dini (55-64 tahun).3. Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (>70 tahun).Faktor usia dapat mempengaruhi perubahan yang cenderung mengakibatkan penurunan fungsi pada berbagai sistem dalam tubuh. Seperti halnya penurunan fungsi penglihatan, pendengaran, imunitas, daya ingat ( yang dipengaruhi berkurangnya aliran darah ke otak dan densitas koneksi dendritik ), sistem kardiovaskuler, gastrointestinal, dan integumentum. Daftar MasalahMasalah primer :i. Gagguan pendengaran Setelah kami melakukan tes pendengaran dengan tes berbisik dengan jarak 30 cm didapatkan Bapak T sering kali merasa kesulitan untuk mendengarkan kata yang kami bisikkan. Seperti disebutkan diatas, usia atau proses degenerasi dapat berpengaruh salah satunya pada penurunan fungsi pendengaran. Hal tersebut dapat dikarenakan degenerasi primer di organ corti seperti hilangnya sel epitel saraf pada serabut aferen dan eferen dan penurunan membran basalis pada pada kokhlea dan membran timpani (Cammen, 1991). Selain itu kelenjar sebasea dan seruminosa juga mengalami penurunan fungsi, sehingga hasil produksinya berkurang. Hal tersebut berakibat pada keringnya daun telinga serta liang telinga yang dapat menyebabkan mudahnya mengalami trauma dan serumen menjadi mengeras dan berkumpul yang kemudian menempel di liang telinga ( Hendarmin, Hendarto dan Suwento, Ronny, 2007). Px :Diagnosis banding gangguan pendengaran atau ketulian pada geriatri dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu : Tuli sensorineuralHal yang dapat menyebabkan tuli sensorineural ini anatara lain adalah : (a). Kerusakan neuron akibat bisisng , (b). Obat-obatan oto-toiksik, (c). Hereditas, (d). Reaksi pasca radang, (e). Komplikasi ateroslerosis, dan (f). Presbiakusis. Tuli konduktifProses degeneratif yang dapat mempengaruhi tuli konduktif adalah kekakuan sendi, tulang-tulang pendengaran, dan kekamuan dan penebalan pada membran timpani. Tuli campurDiagnosis : tuli konduktif, kenapa???Penatalaksanaan untuk kasus....................... adalah dengan melakukan rehabilitasi yaitu dilaukan pemasangan alat bantu dengar (hearing aid). Selain menggunakan alat bantu dengar juga perlu dibantu dengan latihan membaca ujaran (speech reading) dan latihan mendengar (auditory training).Masalah sekunder : ii. Gangguan penglihatan Gangguan penglihatan yang diakibatkan oleh proses degeneratif juga dapat diakibatkan oleh perubahan involusional yaitu kekendoran seluruh jaringan kelopak mata antara lain : (a). M. Oblicularis, (b). Retraktor palpebra inferior, (c). Tarsus, (d) Tendo kantus medial/ lateral, (e). Aponeurosis muskulus levator palpebra, (f). Kulit. PX Diagnosis banding Diagnosis yang kami dapatkan dari kasus bapak P ini adalah Presbiopia ( kesulitan melihat dekat ). seiring bertambahnya usia ,seseorang dengan mata normal atau Emetropia akan mengalami penurunan akomodasi.Usia (tahun)Akomodasi rerata ( dioptri )

813,8

259,9

357,3

405,8

453,6

501,9

551,3

Hal tersebut mengakibatkan subyek mulai kesulitan untuk membaca huruf kecil atau membedakan benda-benda kecil pada rentang usia 44-46. Gejala ini meningkat sampai usia 55, dan kemudian stabil dan menetap. Penatalaksanaan untuk gangguan penglihatan ini sudah dilakukan oleh Bapak T, yaitu menggunakan kacamata koreksi dengan lensa plus, yang bertujuan untuk mengejar daya fokus lensa yang hilang (Vaughan ., et al, 2000).DapusVaughan,. Et al. 2000. Oftalmologi Umum, Jakarta. Widya Medika. Soepardi,. Et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, Jakarta. FKUI.