pemba has an
TRANSCRIPT
![Page 1: Pemba Has An](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082708/55cf9b5a550346d033a5bb06/html5/thumbnails/1.jpg)
PERCOBAAN 3
Judul : Larutan elektrolit dan nonelektrolit
Tujuan : 1. Mengamati gejala-gejala hantaran listrik melalui larutan
2. Membedakan zat elektrolit dan nonelektrolit
3. Membedakan larutan yang termasuk elektrolit kuat dan
elektrolit lemah
Hari, tanggal : Jumat, 25 oktober 2013
Tempat : Laboratorium Kimia FKIP UNLAM Banjarmasin
I. DASAR TEORI
Larutan merupakan campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut.
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dibedakan menjadi larutan elektrolit
dan nonelektrolit. Sedangkan berdasarkan kekuatan daya hantar listriknya, larutan
terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Larutan elektrolit kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat mengahantarkan listrik
dengan baik. Larutan ini jika diuji dengan menggunakan alat penguji
elektrolit maka dapat menyalakan lampu dan di elektrodanya timbul
gelembung-gelembung gas. Contoh : larutan garam dapur, larutan asam
sulfat, dan lain-lain.
b. Larutan elektrolit lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan
listrik, namun daya hantarnya kurang baik. Larutan ini jika diuji dengan
menggunakan alat penguji elektrolit tidak dapat menyalakan lampu tetapi
di elektrodanya timbul gelembung-gelembung gas. Contoh: larutan asam
asetat, larutan ammonia, dan lain-lain.
c. Larutan nonelektrolit
Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik. Larutan ini jika diuji dengan menggunakan alat penguji
elektrolit maka tidak dapat menyalakan lampu dan tidak ada gelembung-
1
![Page 2: Pemba Has An](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082708/55cf9b5a550346d033a5bb06/html5/thumbnails/2.jpg)
gelembung gas di elektrodanya. Contoh: larutan gula, larutan alkohol, dan
lain-lain.
Cara pengujian suatu senyawa termasuk elektrolit atau nonelektrolit dapat
dilakukan dengan meghubungkan baterai dan lampu bohlam atau amperemeter
kemudian ujung kabel dihubungkan pada dua buah elektroda. Satu sebagai anoda
(+), satu sebagai katoda (-).
Setelah semua terhubung, pengujian dapat dilakukan dengan mencelupkan
kedua elektroda ke dalam larutan yang akan diuji dan perhatikan agar kedua
elektrode tidak bersentuhan. Ketika elektroda dicelupkan, jika lampu bohlam
menyala dan terbentuk gelembung udara pada kedua elektroda maka senyawa atau
zat tersebut termasuk golongan senyawa elektrolit kuat. Jika lampu bohlam tidak
menyala namun terbentuk gelembung udara pada kedua atau salah satu elektroda
maka senyawa atau zat tersebut termasuk golongan senyawa elektrolit lemah
Ketika elektroda dicelupkan lampu bohlam tidak menyala dan tidak terbentuk
gelembung udara pada kedua elektroda, maka senyawa atau zat tersebut termasuk
golongan senyawa nonelektrolit.
Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik sedangkan larutan
nonelektrolit tidak, telah dijelaskan oleh seorang ahli kimia swedia Svante August
Arrhenius (1859-1927). Didasarkan pada teori ionisasi Arhenius, larutan elektrolit
dapat menghantarkan arus listrik karena di dalam larutan terkandung atom-atom
atau kumpulan atom yang bermuatan listrik yang bergerak bebas. Atom atau
kumpulan atom yang bermuatan listrik disebut ion.
Perubahan suatu senyawa menjadi ion-ion dalam suatu larutan disebut
proses ionisasi. Proses ionisasi merupakan salah satu cara menunjukan
pembentukan ion-ion, umumnya ditulis tanpa melibatkan molekul air atau pelarut,
namun terkadang molekul air dituliskan juga. Misalnya HCl yang dilarutkan
dalam air dapat ditulis dalam dua persamaan:
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
HCl(aq) + H2O H3O+(aq) + Cl-(aq)
2
![Page 3: Pemba Has An](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082708/55cf9b5a550346d033a5bb06/html5/thumbnails/3.jpg)
Ketika diberi beda potensial, ion yang bermuatan negatif bergerak menuju
anoda (+), sedangkan ion yang bermuatan positif bergerak menuju katoda (-)
karena adanya perbedaan muatan. Aliran ion inilah yang menyebabkan larutan
elektrolit dapat menghantarkan arus listrik. Senyawa seperti glukosa, etanol, gula
tebu dan larutan urea dalam bentuk padatan, lelehan maupun larutan tidak dapat
menghantarkan arus listrik karena tidak mengalami ionisasi atau tetap dalam
bentuk molekul.
Ion-ion yang timbul dalam larutan elektrolit terdiri dari dua sumber yaitu
dari senyawa ionik dan senyawa kovalen polar.
a. Senyawa Ion
Senyawa ionik tersusun atas ion-ion sekalipun dalam dalam bentuk padat
atau kering. Misalnya NaCl dan NaOH. NaCl terdiri atas ion-ion Na+ dan Cl-
sedangkan NaOH terdiri atas ion Na+ dan OH-. Senyawa-senyawa ionik
dalam keadaan padat tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ion
yang terikat dengan kuat, sehingga ion-ion tersebut tidak mengalami
mobilisasi ketika diberi beda potensial. Namun apabila senyawa ionik
dilarutkan dalam pelarut polar misalnya air, maka senyawa ionik adalah
suatu elektrolit. Hal ini disebabkan ion-ion yang awalnya terikat kuat pada
kisi terlepas kemudian segera masuk dan menyebar dengan air sebagai
medium untuk bergerak.
Perlu diketahui bahwa semua senyawa ionik yang dapat larut dalam
pelarut polar dan lelehan senyawa ionik merupakan suatu elektrolit. Tetapi
lelehan senyawa ionik memiliki daya hantar listrik yang lebih baik dibanding
larutannya. Hal ini disebabkan susunan ion-ion dalam lelehan senyawa ionik
lebih rapat dibanding dalam bentuk larutan, sehingga ion-ion yang ada lebih
mudah atau lebih cepat bergerak menuju anoda dan katoda ketika diberi beda
potensial.
b. Senyawa Kovalen Polar
Senyawa-senyawa kovalen baik kovalen polar maupun nonpolar dalam
keadaan murni tidak dapat menghantarkan arus listrik. Tetapi senyawa
3
![Page 4: Pemba Has An](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082708/55cf9b5a550346d033a5bb06/html5/thumbnails/4.jpg)
kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik jika dilarutkan dalam pelarut
yang sesuai. Hal ini disebabkan senyawa kovalen polar dalam pelarut yang
sesuai mampu membentuk ion-ion. Misalnya senyawa kovalen polar mampu
membentuk ion di dalam air sehingga dapat menghantar arus listrik.
Berbagai zat dengan molekul polar, seperti HCl dan CH3COOH, jika
dilarutkan dalam air, dapat mengalami ionisasi sehingga larutannya dapat
menghantar listrik. Hal itu terjadi karena antarmolekul polar tersebut terdapat
suatu gaya tarik-menarik yang dapat memutuskan ikatan-ikatan tertentu
dalam molekul tersebut. Perhatikan kembali ionisasi HCl dan CH3COOH
berikut.
HCl (g) → H+ (aq) + Cl- (aq)
CH3COOH (l) → CH3COO- (aq) + H+ (aq)
Meskipun demikian, tidak semua molekul polar dapat mengalami
ionisasi dalam air. Molekul nonpolar, sebagaimana dapat diduga, tidak ada
yang bersifat elektrolit.
Perbedaan antara elektrolit senyawa ion dengan senyawa kovalen polar
disimpulkan sebagai berikut.
Daya
JenisPadatan Lelehan Larutan
Senyawa ion
Senyawa kovalen
Nonkonduktor
nonkonduktor
Konduktor
nonkonduktor
Konduktor
konduktor
Selanjutnya adalah perbedaan antara elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
Senyawa yang seluruhnya atau hampir seluruhnya di dalam air terurai menjadi
ion-ion sehingga memiliki daya hantar listrik yang baik disebut elektrolit kuat.
Senyawa yang termasuk elektrolit kuat mempunyai daya hantar listrik yang relatif
baik walaupun memiliki konsentrasi yang kecil. Sebaliknya senyawa yang
sebagian kecil terurai menjadi ion disebut elektrolit lemah. Senyawa yang
4
![Page 5: Pemba Has An](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082708/55cf9b5a550346d033a5bb06/html5/thumbnails/5.jpg)
termasuk elektrolit lemah mempunyai daya hantar yang relatif jelek walaupun
memiliki konsentrasi tinggi (pekat).
Banyak sedikitnya elektrolit yang mengion dinyatakan dengan derajat
ionisasi atau derajat disosiasi (α), yaitu perbandingan antara jumlah zat yang
mengion dengan jumlah zat yang dilarutkan.
α= jumla hmol zat yang terionisasijumlahmol zat mula−mula
Jika semua zat yang dilarutkan mengion, maka derajat ionisasinya = 1,
sebaliknya, jika tidak ada yang mengion maka derajat ionisasinya = 0. Jadi, batas-
batas nilai derajat ionisasi (α) adalah 0 ≤ α ≤ 1.
Zat elektrolit yang mempunyai derajat ionisasi besar (mendekati 1) disebut
elektrolit kuat, sedangkan derajat ionisasi kecil (mendekati 0) disebut elektrolit
lemah.
II. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan :
1. Baterai besar 2 buah
2. Elektroda karbon 2 buah
3. Kabel 1 meter
4. Lampu LED 1 buah
5. Gelas kimia 30 mL 1 buah
6. Gelas kimia 250 mL 6 buah
7. Gelas kimia 500 mL 1 buah
8. Batang pengaduk 1 buah
9. Neraca analitik 1 buah
10. Spatula 2 buah
11. Kaca arloji 1 buah
12. tissue
13. Lakban
14. Gunting
5
![Page 6: Pemba Has An](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082708/55cf9b5a550346d033a5bb06/html5/thumbnails/6.jpg)
Bahan yang digunakan :
1. Gula 5 gram
2. Asam cuka 30 mL
3. Aquades 60 mL
4. Larutan sirup 30 mL
5. Larutan kopi 30 mL
6. Susu cair 30 mL
7. Garam dapur 10 gram
III. PROSEDUR KERJA
1. Menyusun alat uji elektrolit.
2. Membuat larutan gula, dan bahan-bahan lainnya yang perlu diencerkan.
3. Menguji daya hantar listriknya dengan menggunakan rangkaian alat uji
elektrolit dengan cara mencelupkan elektroda ke dalam larutan.
4. Mengamati perubahan yang terjadi (mengamati nyala lampu serta
gelembung gas yang terjadi disekitar elektroda).
5. Membersihkan elektroda dengan aquades setelah percobaan pada satu
jenis larutan dan mengeringkan.
6. Dengan cara yang sama, menguji daya hantar listrik larutan lain yang
tersedia.
IV. HASIL PENGAMATAN
No
.PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN
1.Merangkai alat uji elektrolit
(baterai seri)Alat uji elektrolit
2. Larutan sirup Gelembung udara: tidak ada
Nyala lampu: tidak
3. Larutan cuka Gelembung udara: ada (sedikit)
6
![Page 7: Pemba Has An](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082708/55cf9b5a550346d033a5bb06/html5/thumbnails/7.jpg)
Nyala lampu: tidak
4. Larutan kopi Gelembung udara: tidak ada
Nyala lampu: tidak
5. Larutan susu Gelembung udara: tidak ada
Nyala lampu: tidak
6. 5 g gula + 30 mL air (Larutan
gula)
Gelembung udara: tidak ada
Nyala lampu: tidak menyala
7.10 g garam + 30 mL air (Larutan
garam)
Gelembung udara: ada (banyak)
Nyala lampu: nyala
V. ANALISIS DATA
Berdasarkan data percobaan di atas, ternyata setelah larutan diuji dengan
alat uji elektrolit lampu ada yang tidak menyala dan menyala terang, ada
gelembung udara dan juga tidak ada gelembung udara. Jadi, ada larutan yang
bersifat elektrolit, elektrolit lemah, dan non-elektrolit. Menyala atau tidaknya
lampu memberi gambaran kepada kita ada tidaknya senyawa yang mengiondalam
larutan.
Pada percobaan uji larutan gula, susu, sirup dan kopi tidak terdapat
gelembung udara dan juga lampu tidak menyala. Hal ini dikarenakan zat-zat
tersebut tetap berwujud molekul-molekul netral yang tidak bermuatan listrik,
sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik (ditunjukkan dengan lampu yang
sama sekali tidak menyala). Selain itu larutan tersebut juga tidak mengalami
ionisasi (ditunjukkan dengan tidak adanya gelembung-gelembung pada elektroda),
sehingga dapat disimpulkan bahwa larutan gula, susu, sirup dan kopi merupakan
larutan nonelektrolit.
Pada saat percobaan menggunakan larutan cuka (CH3COOH), terdapat
gelembung udara pada elektroda namun lampu tidak menyala. Hal ini
membuktikan bahwa larutan cuka merupakan elektrolit lemah. Namun derajat
ionisasi larutan cuka rendah, yaitu di antara 1 dan 0, sehingga ionisasi yang terjadi
tidak secara keseluruhan. Hal inilah yang menyebabkan pada uji elektrolit yang
terlihat hanyalah gelembung-gelembung udara namun lampu tidak menyala. Dari
7
![Page 8: Pemba Has An](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082708/55cf9b5a550346d033a5bb06/html5/thumbnails/8.jpg)
semua hal tersebut dapat disimpulkan bahwa larutan cuka termasuk elektrolit
lemah. Persamaan reaksinya adalah:
Berdasarkan data hasil percobaan menggunakan larutan NaCl, terdapat
gelembung udara yang banyak dan lampu menyala terang. NaCl merupakan
garam, sehingga termasuk larutan elektrolit. Derajat ionisasi NaCl adalah 1, dan
berdasarkan hal ini maka dapat diketahui bahwa larutan garam terdisosiasi
sempurna. Persamaan reaksinya adalah :
Ketika diberi beda potensial, ion Na+ akan tertarik ke elektrode negatif dan
ion Cl– tertarik ke elektrode positif sehingga menghasilkan arus listrik yang setara
dengan aliran elektron sepanjang kawat penghantar (kabel). Aliran ion inilah yang
menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik sehingga lampu
menyala.
Dari semua hal tersebut dapat disimpulkan bahwa larutan NaCl termasuk
elektrolit kuat, dan hal ini ditunjukkan oleh larutan NaCl yang dapat menyalakan
lampu dan menyebabkan timbulnya gelembung udara pada elektroda.
VI. KESIMPULAN
1. Larutan berdasarkan kekuatan daya hantar listrik terbagi atas, larutan
elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit. Ciri – ciri larutan
elektrolit kuat adalah adanya gelembung gas dan lampu menyala. Ciri –
ciri larutan elektrolit lemah adalah adanya gelembung gas namun lampu
tidak menyala. Ciri– ciri larutan non elektrolit adalah lampu tidak menyala
dan tidak ada gelembung gas.
2. Dalam larutan non elektrolit zat terlarut tidak mengalami disosiasi (tetap
berwujud molekul) sehingga di dalam larutan tidak terdapat ion yang
8
CH3COOH CH3COO- + H+
NaCl Na- + Cl-
![Page 9: Pemba Has An](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082708/55cf9b5a550346d033a5bb06/html5/thumbnails/9.jpg)
bertindak sebagai penghantar listrik. Akibatnya larutan tidak dapat
menghantarkan listrik dan tidak terdapat gelembung di elektrode.
3. Dalam larutan elektrolit zat terlarut mengalami disosiasi sehingga di dalam
larutan terdapat ion-ion yang dapat menghantarkan listrik. Namun,
kekuatan daya hantar listrik larutan berbanding lurus dengan jumlah ion-
ion yang terdapat di dalamnya. Larutan yang daya hantar listriknya lemah
(elektrolit lemah) menunjukkan bahwa jumlah ion-ion di dalam larutan
sedikit, sedangkan larutan yang daya hantar listriknya kuat (elektrolit kuat)
menunjukkan bahwa di dalam larutan terdapat banyak ion-ionnya.
4. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, larutan yang termasuk
elektrolit kuat adalah larutan garam. Larutan yang termasuk elektrolit
lemah adalah larutan cuka. Dan larutan yang termasuk nonelektrolit adalah
larutan gula, susu, kopi dan sirup.
9