pemanfaatan pakan lokal dari limbah pertanian … · teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di...
TRANSCRIPT
PEMANFAATAN PAKAN LOKAL DARI LIMBAH PERTANIAN UNTUK
MENDUKUNG PENGEMBANGAN BUDIDAYA TERNAK
SAPI POTONG DI KABUPATEN TASIKMALAYA
FAISHAL ADLAN
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemanfaatan Pakan
Lokal dari Limbah Pertanian Untuk Mendukung Pengembangan Budidaya Ternak
Sapi Potong di Kabupaten Tasikmalaya adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2015
Faishal Adlan
NIM D24110091
ABSTRAK
FAISHAL ADLAN. Pemanfaatan Pakan Lokal dari Limbah Pertanian Untuk
Mendukung Pengembangan Budidaya Ternak Sapi Potong di Kabupaten
Tasikmalaya. Dibimbing oleh ERIKA BUDIARTI LACONI dan IDAT GALIH
PERMANA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran umum dan
karakteristik peternakan di Kabupaten Tasikmalaya, mengidentifikasi dan
menganalisis potensi serta kualitas limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya
berdasarkan indeks konsentrasi produksi pakan serta menghitung nilai kapasitas
ternak sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya. Metode pengumpulan data primer
diperoleh dari survey langsung dan data sekunder dari dinas terkait yang
selanjutnya data dianalisa secara deskriptif. Limbah pertanian yang menjadi fokus
penelitian ini terdiri dari jerami padi, ubi jalar, kacang tanah dan pisang. Hasil
analisa potensi jumlah ketersediaan limbah yang tinggi berdasarkan indeks
konsentrasi produksi pakan yakni di 16 kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya
dengan jumlah produksi BK 679 984.78 ton tahun-1, PK 29 647.39 ton tahun-1,
dan TDN 324 967.64 ton tahun-1. Jumlah efektif untuk pengembangan sapi
potong yaitu berdasarkan ketersediaan protein kasar limbah pertanian sebesar 43
293 ST.
Kata kunci: kapasitas tampung, limbah pertanian, sapi potong
ABSTRACT
FAISHAL ADLAN. Local Feed Utilization of Agriculture by Product to Support
Beef Cattle Husbandry in Tasikmalaya District.Supervised by ERIKA
BUDIARTI LACONI and IDAT GALIH PERMANA.
The aims of this study were to identify the household beef cattle
husbandry characteristic in Tasikmalaya District, to identify and analyze potency
and quality of agricultural waste in Tasikmalaya District based on index of feed
production (IKPP) and estimate carrying capacities (KPPTR) of beef cattle.
Method collection of primary data was obtained from direct surveys and
secondary data from the Indonesia department of agriculture. The results of this
study showed that agriculture waste were rice straws, sweet potato straws, peanut
straw and banana waste. Based on data analysis of agriculture by product as feed
the most potential feed for development of beef cattle based index of feed
production in the 16 sub-districts in Tasikmalaya District, with total production
was 679 984.78 ton year-1 dry matter, 29 647.39 ton year-1 crude protein and 324
967.64 ton year-1total digestible nutrient. This number of nutrient production can
be used to increase beef cattle population up to 43 293 animal units.
Key words: agricultural waste,beef cattle, carrying capacities
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
FAISHAL ADLAN
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PEMANFAATAN PAKAN LOKAL DARI LIMBAH PERTANIAN UNTUK
MENDUKUNG PENGEMBANGAN BUDIDAYA TERNAK
SAPI POTONG DI KABUPATEN TASIKMALAYA
Judul Skripsi : Pemanfaatan Pakan Lokal dari Limbah Pertanian untuk
Mendukung Pengembangan Budidaya Ternak Sapi Potong di
Kabupaten Tasikmalaya
Nama : Faishal Adlan
NIM : D24110091
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Erika Budiarti Laconi, MS
Pembimbing I
Dr Ir Idat Galih Permana, MscAgr
Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Panca Dewi Manu Hara Karti, MSi
Ketua Departemen
Tanggal Lulus: ( )
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala
atas segala karunia dan rahmat-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul
“Pemanfaatan Pakan Lokal dari Limbah Pertanian untuk Mendukung Budidaya
Ternak Sapi Potong di Kabupaten Tasikmalaya” dapat diselesaikan dengan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi sumber pakan
berdasarkan ketersediaan nutrien limbah pertanian terhadap peningkatan populasi
ternak sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya.Potensi limbah pertanian menjadi
bahasan utama pada penelitian ini karena limbah pertanian belum dimanfaatkan
secara optimal.Penelitian ini merupakan penelitian unggulan lintas fakultas yang
didanai oleh Dikti melalui dana BOPTN dengan kode mata anggaran
2013.109.521213 atas nama Prof Dr Ir Erika Budiarti Laconi MS.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Mei 2015
Faishal Adlan
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR LAMPIRAN xi
PENDAHULUAN 1
METODE 2
Lokasi dan Waktu 2
Prosedur 2
Pengumpulan Data Primer dan Sekunder 2
Indeks Konsentrasi Produksi Pakan (IKPP) 2
Analisis Kualitas Nutrien Bahan Pakan 2
Produksi Limbah Pertanian 3
Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR) 3
Analisis Data Deskriptif 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 3
Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Tasikmalaya 3
Gambaran Umum Peternakan di Kabupaten Tasikmalaya 3
Potensi Limbah Pertanian di Kabupaten Tasikmalaya 5
Pengembangan Ternak Sapi Potong 7
SIMPULAN DAN SARAN 10
Simpulan 10
Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
LAMPIRAN 12
RIWAYAT HIDUP 18
UCAPAN TERIMA KASIH 18
DAFTAR TABEL
1 Konversi limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat 3
2 Nilai konversi dan struktur populasi ternak sapi potong 3
3 Keadaan umum peternak di Kabupaten Tasikmalaya 5
4 Kualitas nutrien limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya 6
5 Produksi limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012 6
6 Produksi limbah pertanian tiap kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya 7
7 Jumlah limbah pertanian yang diberikan oleh peternak 8
8 Jumlah limbah pertanian yang sudah digunakan 8
9 Nilai KPPTR sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya 10
DAFTAR LAMPIRAN
1 Produksi komoditi pertanian di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012 13
2 Produksi limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012 14
3 Populasi ternak sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012 15
4 Kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR) sapi potong
berdasarkan ketersediaan bahan kering (BK) di Kabupaten Tasikmalaya 16
5 Kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR) sapi potong
berdasarkan ketersediaan protein kasar (PK) di Kabupaten Tasikmalaya 17
6 Kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR) sapi potong
berdasarkan ketersediaan total digestiblenutrient(TDN) di Kabupaten
Tasikmalaya 18
PENDAHULUAN
Pengembangan usaha peternakan mempunyai peranan yang sangat penting
dalam pembangunan perekonomian nasional, karena permintaan protein hewani
akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan
dan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan bergizi tinggi.
Peningkatan pengembangan usaha sapi potong sangat penting untuk dilakukan
karena permintaan pasar terhadap daging sapi semakin meningkat, ketersediaan
tenaga kerja cukup besar, kebijakan pemerintah yang mendukung, hijauan dan
limbah pertanian tersedia sepanjang tahun dan usaha peternakan sapi lokal tidak
terpengaruh krisis (Wiyatna 2002).
Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu kawasan sentra
pengembangan peternakan karena di kabupaten ini tersedia sumberdaya yang
sangat potensial dan lingkungan agroklimat yang mendukung upaya
pengembangan sapi potong.Kabupaten Tasikmalaya mempunyai luas wilayah
sebesar 2 708.81 km2 atau 270881 ha, secara administratif terdiri dari 39
kecamatan dan 351 desa.Pengembangan investasi di sektor agribisnis sangat
terbuka, mengingat ketersediaan lahan yang belum tergarap optimal masih cukup
luas. Dukungan lain untuk pengembangan agribisnis di Kabupaten Tasikmalaya
adalah jenis tanah, cuaca, maupun sumber daya alam lainnya. Sektor peternakan
juga sangat terkait erat dengan pengembangan sektor agribisnis.Pengembangan
sektor peternakan di kabupaten ini diprioritaskan pada ternak besar maupun
unggas.Pola pengembanan ternak besar diarahkan pada usaha penggemukan
maupun peranakan.Populasi ternak sapi potong di kabupaten ini yaitu 36 864 ekor
(BPS 2012).
Selain hasil utama yang diharapkan dari lahan pertanian, ada juga yang
bisa dimanfaatkan yaitu limbah pertanian.Limbah pertanian dapat memberikan
manfaat untuk pakan ternak yang menunjang untuk ketersediaan pakan.Alasan
peternak rakyat menggunakan limbah pertanian sebagai sumber hijauan untuk
ternak sapi potongnya yaitu harganya yang murah dan ketersediaannya yang
melimpah pada musim panen.Peternak perlu memperhatikan komposisi kimiawi
bahan pakan, pengolahan, penyusunan ransum dan kebutuhan ternak.
Diversifikasi pemanfaatan produk samping (by-product) yang sering dianggap
sebagai limbah (waste) dari limbah pertanian dan perkebunan menjadi pakan
dapat mendorong perkembangan agribisnis ternak ruminansia secara integratif
dalam suatu sistem produksi terpadu dengan pola pertanian dan perkebunan
melalui daur ulang biomasa yang ramah lingkungan atau dikenal zero waste
production system (Wahyono et al. 2003). Basis data mengenai informasi
kandungan nutrien dan pola persebaran pakan sampai saat ini belum ada di
Indonesia.Pakan yang digunakan peternak sebagian besar hanya sebatas untuk
memenuhi kebutuhan berdasarkan kuantitas pakan tanpa memperhatikan
kecukupan nutrien yang terkandung di dalam pakan sehingga perlu dilakukan
evaluasi nutrien pakan untuk menunjang performa ternak.Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi gambaran umum dan karakteristik peternakan di
Kabupaten Tasikmalaya, mengidentifikasi dan menganalisis potensi limbah
pertanian di Kabupaten Tasikmalaya serta menghitung nilai kapasitas peningkatan
populasi ternak sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat,
pada bulan Agustus sampai Desember 2014. Analisis kandungan nutrien sampel
limbah pertanian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan,
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor.
Prosedur
Pengumpulan Data Primer dan Sekunder
Data primer diperoleh dari wawancara menggunakan panduan kuisioner
kepada 32 peternak rakyat sapi potong di 3 kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya,
yaitu Kecamatan Cikatomas, Jatiwaras dan Sukaraja.Metode yang digunakan
purposive sampling berdasarkan kecamatan yang memiliki potensi ternak sapi
potong dan peternak yang menggunakan limbah pertanian sebagai pakan.Sampel
pakan yang diambil merupakan limbah pertanian yang paling banyak digunakan
sebagai pakan ternak oleh peternak rakyat.Data sekunder diperoleh dari instansi
terkait yaitu Dinas Peternakan, Dinas Tanaman Pangan setempat dan Badan Pusat
Statistik (BPS).
Indeks Konsentrasi Produksi Pakan (IKPP) Hasil Sampingan Tanaman
Pangan
Menurut Syamsu (2006), indeks konsentrasi produksi pakan (IKPP)
digunakan untuk menentukan kecamatan yang memiliki potensi limbah pertanian
untuk pengembangan sapi pedaging di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. IKPP
dapat dihitung menggunakan Persamaan 1 sebagai berikut:
IKPP =Produksi Limbah Tanaman Pangan Kecamatan (ton tahun−1)
Rata−rata Produksi Limbah Tanaman Kabupaten (ton tahun−1).............(1)
Keterangan:
Nilai IKPP ≥ 1.0 : wilayah yang memiliki produksi hasil sampingan tanaman
pangan tinggi
Nilai IKPP 0.5 - <1.0 : wilayah yang memiliki produksi hasil sampingan tanaman
sedang
Nilai IKPP <0.5 : wilayah yang memiliki produksi hasil sampingan tanaman
pangan rendah.
Analisis Kualitas Nutrien Bahan Pakan
Kandungan nutrien sampel limbah pertanian dianalisis menggunakan
metode analisis proksimat (AOAC 2005). Data total digestible nutrient (TDN)
diperoleh dengan perhitungan menggunakan Persamaan 2 menurut Owens et al.
(2010).
TDN = (0.9918 x PK) + (1.272 x LK) + (0.0318 x SK) + (0.8904 x BETN)...................(2)
Produksi Limbah Pertanian
Produksi limbah dari komoditi pertanian dihitung berdasarkan produksi
segar, produksi bahan kering (BK), produksi protein kasar (PK) dan produksitotal
digestible nutrient (TDN). Proporsi untuk pangan dan pakan dari tiap komoditi
dikonversi dalam bentuk persen (Tabel 1). Proporsi limbah pertanian dihitung
dengan persamaan sebagai berikut:
Proporsi untuk pangan =Bobot bagian tanaman untuk pangan (kg)
Bobot seluruh bagian tanaman hasil panen(kg)×100%....(3)
Proporsi untuk pakan = 100% - proporsi untuk pangan....................................................(4)
Berikut ini data proporsi pangan dan pakan dari limbah pertanian yang ada di
Kabupaten Tasikmalaya.
Tabel 1 Konversi limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat
Tanaman
pangan Bagian untuk
pangan Bagian untuk
pakan Bagian pangan
(%) Bagian pakan
(%) Padi Bulir Batang dan daun 19.20 80.80 Ubi jalar Umbi Batang dan daun 25.93 74.07 Kacang tanah Kacang kulit Batang dan daun 60.68 39.32 Pisang Buah Tangkai 2.73* 4.65*
*sisa limbah tanaman pisang tidak digunakan atau dibuang
Produksi komoditi pertanian (ton tahun-1) diperoleh dari data badan pusat
statistik (BPS) Kabupaten Tasikmalaya 2012.Produksi limbah pertanian dapat
dihitung dengan menggunakan Persamaan 5 berikut ini:
PL (ton tahun-1)=Produksi komoditi pertanian(ton tahun−1)×Bagian pangan (%)
Bagian pakan (%)(5)
PBK (ton tahun-1) = PL (ton tahun-1) x kandungan BK (%)..............................................(6)
PPK (ton tahun-1)=PBK (ton tahun-1) x kandungan PK (%)............................................(7)
PTDN (ton tahun-1) = PBK (ton tahun-1) x kandungan TDN (%).....................................(8)
Keterangan:
PL : Produksi limbah
PBK : Produksi bahan kering
PPK : Produksi protein kasar
PTDN : Produksi total digestable nutrient
Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR)
Nilai KPPTR berhubungan erat dengan jumlah limbah pertanian yang
digunakan sebagai pakan ternak dan juga potensi limbah pertanian.Jumlah
pemberian limbah pertanian didapatkan dari hasil wawancara ke peternak.
Nilai konversi ternak ruminansia dan struktur populasi ternak digunakan
untuk menghitung populasi ternak sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya.Nilai
tersebut disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2Nilai Konversi dan struktur populasi ternak sapi potong
Kriteria ternak Umur
(tahun) Nilai konversi
(ST) Struktur populasi
(%) Anak 0.5 – 1 0.25 22.85 Muda 1 – 2 0.5 23.56 Dewasa >2 1 53.59
Sumber : BPS Indonesia 2013
Jumlah populasi ternak dihitung berdasarkan satuan ternak (ST). Nilai
kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR) disuatu kabupaten
dihitung dengan Persamaan 9 berikut ini:
KPPTR (ST) =A (ton tahun−1)−B (ton tahun−1)
KSP (ton tahun−1ST−1)...................................................(9)
Keterangan:
A : Produksi nutrien limbah pertanian
B : Limbah pertanian yang sudah dimanfaatkan
KSP : Kebutuhan nutrien sapi potong berdasarkan NRC (2000).
Analisis Data Deskriptif
Data primer dan data sekunder dianalisa secara deskriptif menurut Mattjik
dan Sumertajaya (2000) dengan cara tabulasi dan penggambaran data. Data
kecamatan terpilih mewakili seluruh kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa
Barat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Tasikmalaya
Kabupaten Tasikmalaya secara geografis terletak antara 7°02'29" -
7°49'08" Lintang Selatan dan 107°54'10" - 108°26'42" Bujur Timur. Secara
administratif, Kabupaten Tasikmalaya memiliki batas wilayah sebagai berikut:
sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tasikmalaya dan Kab. Ciamis; sebelah
Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia; sebelah Barat berbatasan dengan
Kabupaten Garut; dan sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten
Ciamis.Kabupaten Tasikmalaya mempunyai luas wilayah sebesar 2 708.81 km2
atau 270 881 ha, secara administratif terdiri dari 39 Kecamatan dan 351
desa.Wilayah Kabupaten Tasikmalaya memiliki ketinggian berkisar antara 0-2
500 meter di atas permukaan laut (dpl) (BPS 2012). Sebagian besar bentuk
wilayah adalah bergelombang sampai berbukit, kecuali di kecamatan-kecamatan
bagian Utara yang berbukit sampai bergunung.Sebagian besar bentang alam
Kabupaten Tasikmalaya didominasi oleh bentuk permukaan bumi yang agak
curam sampai dengan curam, yaitu sebesar 78.47% (BPS 2012).Kondisi ini
kurang menguntungkan untuk memelihara ternak ruminansia dengan sistem
ekstensif.
Temperatur udara lingkungan Kabupaten Tasikmalaya pada daerah dataran
rendah adalah 34°C dengan kelembaban 50%.Sedangkan pada daerah dataran
tinggi mempunyai temperatur 18º-22ºC dengan kelembaban berkisar antara 61%-
73%.Curah hujan rata-rata per tahun 2 171.95 mm dengan jumlah hari hujan
efektif selama satu tahun sebanyak 84 hari.Curah hujan tertinggi terjadi pada
bulan November, dengan musim hujan terjadi antara bulan Oktober dan musim
kemarau terjadi antara bulan Juni-September (BPS 2012).Berdasarkan temperatur
lingkungan dan kelembaban sapi potong dapat berkembang optimal di dataran
tinggi di Kabupaten Tasikmalaya karena jika kelembaban dibawah 80% maka
ambang batas comfort zone untuk sapi potong adalah 30oC (Nardone et al. 2010).
Gambaran Umum Peternakan di Kabupaten Tasikmalaya
Berdasarkan survei yang dilakukan diketahui bahwa cara pemeliharaan
ternak yang dilakukan oleh peternak di Kabupaten Tasikmalaya dengan cara
intensif. Ternak dikandangkan secara individu maupun berkelompok.Cara
pemeliharaan secara intensif dilakukan karena rendahnya lahan penggembalaan,
faktor keamanan serta kualitas hijauan di lahan penggembalaan rendah.
Umur peternak di Kabupaten Tasikmalaya sebagian besar berada pada
umur produktif (umur 25-55 tahun). Faktor umur berkaitan erat dengan
produktivitas kerja, jika seseorang masih tergolong usia produktif ada
kecenderungan produktivitasnya tinggi. Usia produktif mempunyai rasa
keingintahuan terhadap sesuatu dan kemauan untuk mengaplikasikan teknologi
baru masih tinggi (Chamdi 2003). Deskripsi peternak berdasarkan survei lapang
disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Keadaan umum peternak di Kabupaten Tasikmalaya
Parameter Uraian Peternak (%)
Umur 25-55 tahun 71.88
56-75 tahun 28.13
Pendidikan
SD 84.38
SMP 12.50
SMA 3.13
Peternakan sebagai
pekerjaan
Utama 9.38
Sampingan 90.63
Pengalaman beternak <5 12.50
≥5 87.50
Jumlah kepemilikan
ternak
1-5 ekor
5-10 ekor
59.38
40.63
Sebesar 84.38% tingkat pendidikan peternak didominasi oleh tamatan
sekolah dasar.Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang ditempuh
peternak masih rendah.Akibatnya peternak kurang maksimal menyerap teknologi
baru untuk mengembangkan peternakannya.Menurut Rosida (2006) pendidikan
formal merupakan indikator awal yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
kemampuan peternak dalam mengadopsi suatu informasi dan inovasi
baru.Peternak disana memiliki ternak tidak lebih dari 10 ekor.Hal tersebut
berhubungan dengan bidang peternakan dijadikan sebagai pekerjaan
sampingan.Hasil survei menunjukkan bahwa hanya 9.38% yang menjadikan
peternakan sebagai pekerjaan utama sedangkan sisanya menjadikan sebagai
pekerjaan sampingan.Peternak disana mengaku pekerjaan utamanya yaitu
petani.Berdasarkan tingkat pengalaman beternak, hasil survei menunjukkan
bahwa sebagian besar peternak memiliki pengalaman beternak lebih dari 5 tahun
(87.5%).Pada umunya pengalaman beternak diperoleh dari orang tuanya secara
turun menurun. Menurut Syamsu (2006), pengalaman beternak yang cukup lama
memberikan indikasi bahwa peternak memiliki pengetahuan dan pengalaman
manajemen pemeliharaan ternak lebih baik.
Potensi Limbah Pertanian di Kabupaten Tasikmalaya
Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi limbah pertanian sebagai
pakan.Jenis limbah pertanian yang biasa digunakan sebagai pakan oleh peternak
di Kabupaten Tasikmalaya adalah jerami padi, daun kacang tanah, daun batang
ubi jalar dan tangkai pisang.Limbah pertanian ini dapat dimanfatkan sebagai
sumber serat pada pakan ternak ruminansia.Potensi limbah pertanian tidak hanya
dilihat dari kuantitasnya tetapi dilihat juga dari kualitasnya.Komposisi nutrien
limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Kualitas nutrien limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya
Jenis Bahan Kandungan nutrien 100% BK (%)
BK* Abu* SK* LK* PK* BETN* TDN
Daun batang ubi jalar 23.66 9.06 32.67 2.36 13.70 42.20 55.36
Daun kacang tanah 31.06 7.99 34.90 2.07 14.79 40.26 54.40
Jerami padi 54.65 17.43 31.37 1.86 4.24 45.10 47.88
Tangkai pisang 37.56 23.11 32.38 2.26 8.90 33.36 42.55
BK: bahan kering, PK: protein kasar, LK: lemak kasar, SK: serat kasar, BETN: bahan ekstrak
tanpa nitrogen, TDN: total digestible nutrient; *Hasil analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi
Pakan, **Hasil perhitungan menurut Owens et al. (2010)
Berdasarkan nutrien yang terkandung dari limbah pertanian yang ada,
seluruh limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya merupakan sumber serat bagi
ternak ruminansia.Serat kasar merupakan sumber energi utama bagi ternak
ruminansia.Menurut Sukria dan Krisna (2009) hijauan yang baik untuk pakan
ternak ruminansia memiliki SK > 18%.
Tabel 5 Produksi Limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012
Jenis Limbah Produksi limbah pertanian (ton tahun-1)
Segar BK PK TDN
Jerami padi 2 302 390 1 153 829 48 922 552 454
Daun batang ubi jalar 5 871 1 389 190 769
Daun kacang tanah 6 712 2 085 308 1 134
Tangkai pisang 56 386 21 179 1 885 9 012
Total 2 371 359 1 178 482 51 306 563 368 BK: bahan kering; PK: protein kasar; TDN: total digestible nutrient
Produksi tertinggi dari limbah pertanian adalah jerami padi baik
berdasarkan segar, bahan kering, protein kasar serta total nutrien tercerna.
Tingginya produksi dari limbah pertanian akan mempengaruhi ketersediaan
limbah pertanian tersebut sebagai pakan ternak.Kabupaten Tasikmalaya memiliki
39 kecamatan (Lampiran 2) tetapi hanya 16 yang memiliki nilai indeks
konsentrasi produksi pakan(IKPP)asal limbah pertanian kategori tinggi. Nilai
IKPP menunjukkan wilayah yang memiliki potensi untuk pengembangan ternak
sapi potong berdasarkan ketersediaanjumlah limbah pertanian.Tabel 6
menunjukkan produksi limbah pertanian per kecamatan yang dinilai berpotensi di
KabupatenTasikmalaya. Limbah pertanian di 16 kecamatan di Kabupaten
Tasikmalaya tersedia 1 901 159.18 ton tahun-1 (dalam segar) yang bisa
dimanfaatkan untuk pakan ternak sapi potong. Akan tetapi tidak semua bisa
dimanfaatkan untuk pakan ternak karena terbatasnya akses untuk menjangkau
limbah pertanian dari lahan pertanian ke kandang.
Tabel 6 Produksi limbah pertanian tiap kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya
Kecamatan IKPP Produksi limbah pertanian (ton-1tahun-1)
Segar BK PK TDN
Cisayong 2.14 181 154.81 64 772.93 2 748.46 31 014.53
Cipatujah 2.06 174 143.94 62 421.50 2 944.97 29 618.44
Cigalontang 1.91 161 138.70 57 625.30 2 456.28 27 580.42
Sodonghilir 1.81 152 542.63 54 571.26 2 354.12 26 089.73
Culamega 1.52 128 072.99 45 799.27 1 946.83 21 924.99
Ciawi 1.44 121 302.55 43 357.47 1 850.48 20 756.96
Salawu 1.36 115 066.38 41 108.24 1 791.25 19 669.11
Sukaratu 1.29 109 235.39 39 066.06 1 659.78 18 700.96
Leuwisari 1.26 106 755.69 38 183.78 1 633.15 18 268.68
Parungponteng 1.19 100 355.54 35 893.83 1 549.06 17 164.45
Cikalong 1.13 95 357.34 34 148.41 1 511.41 16 288.03
Pagerageung 1.12 95 032.18 33 987.67 1 455.79 16 263.27
Karangnunggal 1.09 91 686.36 32 732.80 1 432.04 15 667.23
Pancatengah 1.08 91 507.77 32 783.64 1 569.80 15 559.28
Bojonggambir 1.08 91 157.61 32 546.29 1 424.55 15 569.61
Padakembang 1.03 86 649.29 30 986.37 1 319.42 14 831.96
Total 1 901 159.18 679 984.78 29 647.39 324 967.64
IKPP: Indeks konsentrasi produksi pakan; BK: bahan kering; PK: protein kasar; TDN: total
digestible nutrient
Kecamatan yang memiliki produksi limbah pertanian tertinggi yaitu
Cisayong.Kecamatan dengan kategori produksi tinggi memberikan sumbangan
untuk pakan lebih besar daripada daerah yang termasuk daerah kategori sedang
dan rendah.Faktor yang mempengaruhi produksi limbah yaitu luas areal tanam
komoditi pertanian.Semakin tinggi luas areal tanam suatu komoditi tanaman
pangan maka semakin tinggi jumlah produksi limbah pertanian yang dihasilkan
(Syamsu 2006).
Pengembangan Ternak Sapi Potong
Nilai kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR)
menunjukkan jumlah ternak sapi potong yang bisa ditambahkan di Kabupaten
Tasikmalaya.Selain dipengaruhi produksi limbah pertanian, nilai KPPTR juga
dipengaruhi oleh populasi riil ternak sapi potong di Kabupaten
Tasikmalaya.Populasi ternak sapi potong untuk mengetahui jumlah limbah
pertanian yang sudah dimanfaatkan sebagai pakan ternak.Tabel 7 menunjukkan
jumlah limbah pertanian yang diberikan peternak untuk ternak sapi potong.Ternak
sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya diberikan pakan berupa limbah pertanian
sebagai sumber hijauannya dan diberikan konsentrat jika tersedia.Peternakan di
Kabupaten Tasikmalaya lebih terfokus untuk pembesaran sapi
potong.Berdasarkan pengamatan di lapang, sapi potong memiliki bobot kisaran
300-350 kg.Jumlah pakan yang diberikan oleh peternak di Kabupaten
Tasikmalaya masih kurang memenuhi kebutuhan nutrien. Menurut NRC (2000)
ransum sapi potong dengan bobot 325 kg dan PBBH 0.89 kghari-1 harus
mengandung BK 8.9 kg, PK 10%, dan TDN 60%.
Tabel 7 Jumlah limbah pertanian yang diberikan oleh peternak
Limbah
pertanian
Jumlah pemberian
Segar* BK PK TDN %
(kg ekor-1hari-1) (kg ekor-1hari-1) (kg ekor-1hari-1) (kg ekor-1hari-1)
Jerami padi 10 5.47 0.23 2.62 50
Ubi jalar 4 0.95 0.13 0.52 20
Kacang tanah 4 1.24 0.18 0.68 20
Pisang 2 0.75 0.07 0.32 10
Total 20.00 8.40 0.61 4.14 100
BK: bahan kering, PK: protein kasar, TDN: total digestible nutrient; *Hasil survei lapang tahun
2014
Pertumbuhan sapi potong dapat dioptimalkan dengan pemberian
konsentrat.Selain itu, penggunaan jerami padi juga perlu dikurangi karena dapat
mengganggu pencernaan sapi potong.Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan
ternak memiliki faktor pembatas, yaitu tingginya kandungan serat kasar dan
rendah kandungan protein, sehingga daya cerna jerami padi rendah dan konsumsi
menjadi terbatas (Panjonoet al.2000).
Tabel 8 Jumlah limbah pertanian yang sudah digunakan
Kecamatan
Limbah pertanian yang digunakan
(ton tahun-1)
Sisa limbah pertanian
(ton tahun-1)
BK PK TDN BK PK TDN
Cisayong 11 847 3 802.10 5 829 50 527 -859 23 767
Cipatujah 7 135 2 289.80 3 510 45 001 1 823 21 544
Cigalontang 10 218 3 279.34 5 028 39 947 1 586 19 110
Sodonghilir 10 369 3 327.62 5 101 33 158 18 15 768
Culamega 12 610 4 047.03 6 205 31 562 1 206 15 102
Ciawi 7 010 2 249.91 3 449 30 027 1 188 14 370
Salawu 9 933 3 187.66 4 887 28 732 1 199 13 740
Sukaratu 32 207 1 033.63 1 584 27 202 1 120 13 019
Leuwisari 6 587 2 114.14 3 241 26 412 1 031 12 627
Parungponteng 492 158.16 242 15 317 -2 090 7 181
Cikalong 920 295.32 452 14 041 -2 187 6 525
Pagerageung 5 255 1 686.56 2 585 13 570 -2 133 6 223
Karangnunggal 429 137.86 211 23 473 908 11 224
Pancatengah 242 77.68 119 15 944 -1 267 7 534
Bojonggambir 566 181.95 278 22 048 723 10 531
Padakembang 1 371 440.18 674 21 400 832 10 238
Total 88 213 28308.94 43 403 438 362 3 062 208 502
BK: bahan kering; PK: protein kasar; TDN: total digestible nutrient
Tabel 8 menunjukkan hubungan antara populasi ternak sapi potong dengan
jumlah limbah pertanian yang digunakan.Jumlah limbah pertanian yang sudah
digunakan dijadikan pengurang jumlah limbah pertanian yang tersedia.Jumlah
penambahan ternak sapi potong didapatkan dari hasil pengurangan ketersediaan
limbah pertanian dengan jumlah limbah pertanian yang sudah digunakan,
kemudian dibagi dengan kebutuhan ternak sapi potong berdasarkan NRC
(2000).Ketersediaan limbah yang belum termanfaatkan mempengaruhi jumlah
ternak yang dapat ditambahkan di Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan
ketersediaan limbah pertanian yang belum dimanfaatkan dari total ketersediaan
limbah pertanian, ada beberapa kecamatan yang tidak memiliki sisa dibandingkan
kecamatan lain yaitu Kecamatan Parungponteng, Cikalong, Parungnunggal, dan
Pancatengah. Beberapa kecamatan tersebut memiliki tidak memiliki sisa limbah
pertanian untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak.Akibatnya, tidak dapat
dilakukan peningkatan populasi ternak sapi potong di enam kecamatan tersebut.
Gambar 1 Potensi peningkatan populasi ternak sapi potong berdasarkan
ketersediaan limbah pertaniandi Kabupaten Tasikmalaya.
rendah (<1200 ST), sedang (1200-2400 ST); tinggi
(>2400 ST)
Berdasarkan dengan hasil perhitungan KPPTR sapi potong yang
divisualisasikan melalui Gambar 1, terdapat dua kecamatan yang berpotensi untuk
peningkatan populasi ternak sapi potong, yaitu Kecamatan Cisayong dan
Cigalontang.Kecamatan yang berwarna merah kurang mampu menampung ternak
sapi potong tambahan.Hasil perhitungan KPPTR lebih jelasnya dapat dilihat di
Tabel 9.
Berdasarkan Tabel 9, nilai KPPTR mengacu ke KPPTR berdasarkan
ketersediaan nutrien PK. Hal tersebut disebabkan karena nilai KPPTR
berdasarkan ketersediaan PK merupakan nilai KPPTR efektif daripada TDN dan
BK. Peningkatan populasi ternak sapi potong sebanyak 43293ST atau setara
dengan 1.17 kali populasi yang ada di Kabupaten Tasikmalaya (Lampiran 3)
dapat dilakukan berdasarkan ketersediaan PK di 11 kecamatan di Kabupaten
Tasikmalaya dengan kecamatan dengan peningkatan populasi tertinggi adalah
Kecamatan Cisayong sebesar 6 477 ST.
Tabel 9 Nilai KPPTR sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya
Kecamatan Populasi riil sapi potong KPPTR Sapi potong (ST)
(ST) BK PK TDN
Cisayong 102 19 843 6 477 13 571
Cigalontang 141 17 605 5 668 12 035
Sodonghilir 1 713 15 181 1 633 10 336
Culamega 161 13 947 4 375 9 535
Ciawi 114 13 240 4 253 9 053
Salawu 79 12 580 4 192 8 597
Sukaratu 43 11 985 3 956 8 195
Leuwisari 121 11 640 3 704 7 954
Pagerageung 119 10 350 3 274 7 073
Bojonggambir 300 9 736 2 762 6 648
Padakembang 95 9 449 3 000 6 460
Total 28 754 145 555 43 293 99 457
BK: bahan kering; PK: protein kasar; TDN: total digestible nutrient; ST: satuan ternak
Kecamatan Cipatujah, Sodonghilir, Parungponteng, Cikalong,
Pancatengah, dan Karangnunggal tidak termasuk kecamatan yang berpotensi
untuk ditambahkan ternak sapi potong karena di enam kecamatan tersebut tidak
memiliki sisa limbah pertanian sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan pakan
ternak sapi potong dari limbah pertanian memiliki. Pengembangan budidaya
ternak sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya perlu memperhatikan faktor
pendukung lain seperti lahan untuk kandang, transportasi untuk ke wilayah
pengembangan, pendidikan dan pengetahuan peternak, serta budaya masyarakat
peternak (Antorida 2014).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Sebagian besar peternakan di Kabupaten Tasikmalaya berbasis peternakan
rakyat dengan menggunakan pakan asal limbah pertanian. Limbah pertanian yang
digunakan peternak di Kabupaten Tasikmalaya antara lain jerami padi, daun
batang ubi jalar, daun kacang tanah dan tangkai pisang. Limbah tersebut
dimanfaatkan sebagai sumber serat yang baik untuk sapi potong.Peningkatan
populasi ternak sapi potong berdasarkan ketersediaan PK jerami padi dapat
dilakukan di Kabupaten Tasikmalaya sebesar dengan kecamatan tertinggi yaitu
Kecamatan Cisayong.
Saran
Pemberian pakan sapi potong berbasis limbah pertanian harus diimbangi
dengan pemberian konsentrat untuk memenuhi kebutuhan. Perlu adanya
penerapan teknologi untuk meningkatkan kualitas, kecernaan dan daya simpan
sehingga limbah pertanian dapat dimanfaatkan secara maksimal.Peningkatan
kualitas sumber daya manusia juga perlu dilakukan agar peternak lebih cepat
menyerap teknologi pengolahan pakan yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
[AOAC] Association of Official Analytical Chemists. 2005. Official Methods of
Analysis. Washington DC (US): Association of Official Analytical Chemists.
[BPS] Badan Pusat Statistik Indonesia.2013. Statistik Peternakan dan Kesehatan
Hewan 2013.Jakarta (ID): Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementrian Pertanian RI.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya. 2012. Kabupaten
Tasikmalaya dalam Angka Tahun 2012.Tasikmalaya (ID): Badan Pusat
Statistik Kabupaten Tasikmalaya.
Antorida D. 2014.Potensi limbah tanaman pangan di Kabupaten Garut jawa barat
untuk pengembangan budidaya ternak sapi perah. [skripsi]. Bogor (ID).
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Chamdi AN. 2003. Kajian profil social ekonomi usaha kambing di Kecamatan
Kradenan Kabupaten Grobogan.Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner.2003 Sep 29-30; Bogor, Indonesia. Bogor (ID):
Puslitbang Peternakan.
Martjik AA, Sumertajaya IM. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi
SAS dan Minitab Jilid I. Bogor (ID): IPB Press.
[NRC] National Research Council. 2000. National Research Council
Requirements of Beef Cattle. Washington DC (US): The National Academy of
Sciencies.
Nardone A, Ronchi B, Lacetera N, Ranieri MS, Bernabucci U. 2010.Effects of
climate changes on animal roduction and sustainability of livestock
systems.Livestock Sci. 130, 57-69.
Panjono, Harmadji EB dan Kustono.2000. Performan induk dan pedet
sapiPeranakan Ongole yang diberi random jerami padi dengan suplementasi
daun gamal. Bul. Pet. 24(2): 76 – 81.
Owens FN, Sapienza DA, Hassen AT. 2010. Effect of nutrient composition of
feeds on digestibility of organic matter by cattle. J. Anim Sci. 88; E151-E169.
Rosida, I. 2006. Analisis potensi sumberdaya peternakan Kabupaten Tasikmalaya
sebagai wilayah pengembangan ternak sapi potong.[skripsi].Bogor (ID):Institut
Pertanian Bogor.
Sukria HA, Krisna R. 2009.Sumber dan Ketersediaan Bahan Baku Pakan di
Indonesia, Bogor (ID): IPB Press.
Syamsu JA. 2006. Analisa potensi limbah tanaman pangan sebagai sumber paka
ternak ruminansia di Sulawesi Selatan. [disertasi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Wahyono DE, Hardianto R, Anam C, Wijono DB, Purwanto T, Malik M. 2003.
Strategi Pemanfaatan Limbah Pertanian dan Agroindustri Untuk Pembuatan
Pakan Lengkap Ruminansia.Makalah Seminar Nasional Pengembangan Sapi
Potong, Lembang, Jawa Barat.[Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui].
Bogor (ID). Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Litbang
Pertanian.
Wiyatna MF. 2002. Potensi dan strategi pengembangan sapi potong di Kabupaten
Sumedang Propinsi Jawa Barat.[tesis]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Produksi komoditi pertanian di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012
(BPS Kab. Tasikmalaya 2012)
Kecamatan Produksi komoditi Pertanian (ton tahun-1)
Padi Ubi jalar Kacang tanah Pisang
Cipatujah 37 528 1 991 501 25 144
Karangnunggal 21 311 1 244 315 1 886
Cikalong 21 832 73 111 5 601
Pancatengah 19 517 1 000 631 13 783
Cikatomas 15 305 76 118 664
Cibalong 10 724 754 142 309
Parungponteng 23 504 270 65 2 132
Bantarkalong 15 263 720 111 1 496
Bojongasih 12 680 880 140 1 508
Culamega 30 371 68 11 377
Bojonggambir 21 142 1 546 167 2 382
Sodonghilir 35 716 325 26 3 547
Taraju 19 670 1 051 121 315
Salawu 26 804 1 056 306 2 468
Puspahiang 19 166 805 255 2 742
Tanjungjaya 10 865 306 51 1 608
Sukaraja 10 045 0 0 449
Salopa 17 874 125 24 8 237
Jatiwaras 13 007 409 575 9 555
Cineam 12 474 27 9 1 443
Karangjaya 7 344 0 0 0
Manonjaya 10 444 204 58 1 134
Gunungtanjung 10 705 28 91 126
Singaparna 19 540 0 0 650
Sukarame 19 217 45 0 691
Mangunreja 17 546 50 20 7
Cigalontang 38 124 181 18 1 038
Leuwisari 25 181 108 10 1 247
Sariwangi 20 050 132 6 396
Padakembang 20 519 77 11 435
Sukaratu 25 911 0 0 329
Cisayong 43026 174 12 15
Sukahening 14 078 298 72 50
Rajapolah 9 217 64 10 441
Jamanis 10 897 67 17 1 025
Ciawi 28 682 583 29 600
Kadipaten 15 481 1 628 446 77
Pagerageung 22 405 50 72 1 058
Sukaresik 13 550 355 67 906
Total 766 715 16 770 4 618 95 870
Lampiran 2 Produksi limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012
Kecamatan Produksi limbah pertanian (ton tahun-1)
IKPP Padi Ubi jalar Kacang tanah Pisang
Cipatujah 157 930 697 728 14 788 2.86
Karangnunggal 89 684 435 458 1 109 1.06
Cikalong 91 876 26 161 3 294 1.11
Pancatengah 82 134 350 917 8 107 1.10
Cikatomas 64 409 27 171 390 0.75
Cibalong 45 130 264 206 182 0.53
Parungponteng 98 913 95 94 1 254 1.16
Bantarkalong 64 232 252 161 880 0.76
Bojongasih 53 362 308 203 887 0.64
Culamega 127 811 24 16 222 1.47
Bojonggambir 88 973 541 243 1 401 1.06
Sodonghilir 150 305 114 38 2 086 1.77
Taraju 82 778 368 176 185 0.96
Salawu 112 800 370 445 1 452 1.33
Puspahiang 80 657 282 371 1 613 0.96
Tanjungjaya 45 724 107 74 946 0.54
Sukaraja 42 273 0 0 264 0.49
Salopa 75 220 44 35 4 845 0.95
Jatiwaras 54 738 143 836 5 620 0.74
Cineam 52 495 9 13 849 0.62
Karangjaya 30 906 0 0 0 0.35
Manonjaya 43 952 71 84 667 0.52
Gunungtanjung 45 050 10 132 74 0.52
Singaparna 82 231 0 0 382 0.95
Sukarame 80 872 16 0 407 0.94
Mangunreja 73 839 18 29 4 0.85
Cigalontang 160 439 63 26 611 1.86
Leuwisari 105 970 38 15 733 1.23
Sariwangi 84 377 46 9 233 0.97
Padakembang 86 351 27 16 256 1.00
Sukaratu 109 042 0 0 193 1.26
Cisayong 181 068 61 17 9 2.08
Sukahening 59 245 104 105 30 0.68
Rajapolah 38 788 22 15 259 0.45
Jamanis 45 858 23 25 603 0.54
Ciawi 120 703 204 42 53 1.40
Kadipaten 65 149 570 648 5 0.77
Pagerageung 94 288 18 105 622 1.10
Sukaresik 57 023 124 97 533 0.67
Total 3 226 592 5 871 6 712 56 386
IKPP: Indeks konsentrasi produksi pakan
Lampiran 3 Populasi ternak sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012
Kecamatan Sapi potong* Anak Muda Dewasa Total
(ekor) (ST) (ST) (ST) (ST)
Cipatujah 5 433 310 640 2 912 3 862
Karangnunggal 3 272 187 385 1 753 2 326
Cikalong 4 686 268 552 2 511 3 331
Pancatengah 4 755 272 560 2 548 3 380
Cikatomas 5 783 330 681 3 099 4 111
Cibalong 3 215 184 379 1 723 2 285
Parungponteng 4 555 260 537 2 441 3 238
Bantarkalong 1 477 84 174 792 1 050
Bojongasih 3 021 173 356 1 619 2 147
Culamega 226 13 27 121 161
Bojonggambir 422 24 50 226 300
Sodonghilir 2 410 138 284 1 292 1 713
Taraju 197 11 23 106 140
Salawu 111 6 13 59 79
Puspahiang 260 15 31 139 185
Tanjungjaya 629 36 74 337 447
Sukaraja 2 410 138 284 1 292 1 713
Salopa 1 595 91 188 855 1 134
Jatiwaras 3 956 226 466 2 120 2 812
Cineam 333 19 39 178 237
Karangjaya 98 6 12 53 70
Manonjaya 346 20 41 185 246
Gunungtanjung 185 11 22 99 132
Singaparna 121 7 14 65 86
Sukarame 153 9 18 82 109
Mangunreja 125 7 15 67 89
Cigalontang 199 11 23 107 141
Leuwisari 170 10 20 91 121
Sariwangi 240 14 28 129 171
Padakembang 133 8 16 71 95
Sukaratu 61 3 7 33 43
Cisayong 144 8 17 77 102
Sukahening 60 3 7 32 43
Rajapolah 187 11 22 100 133
Jamanis 135 8 16 72 96
Ciawi 160 9 19 86 114
Kadipaten 192 11 23 103 136
Pagerageung 168 10 20 90 119
Sukaresik 238 14 28 128 169
Total 51 861 2 963 6 109 27 792 36 864
ST: Satuan ternak; *BPS Kab. Tasikmalaya 2012
Lampiran 4 Kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR) sapi
potong berdasarkan ketersediaan bahan kering (BK) di Kabupaten
Tasikmalaya
Kecamatan Produksi BK Total penggunaan Sisa BK KPPTR
(ton tahun-1) (ton tahun-1) (ton tahun-1) (ST)
Cipatujah 62 375 11 848 50 527 15 568
Karangnunggal 23 079 7 135 15 944 7 880
Cikalong 24 259 10 219 14 041 7 366
Pancatengah 23 940 10 369 13 570 6 900
Cikatomas 16 296 12 611 3 685 3 272
Cibalong 11 459 7 011 4 448 2 870
Parungponteng 25 250 9 933 15 317 7 992
Bantarkalong 16 486 3 221 13 265 6 215
Bojongasih 13 794 6 588 7 206 3 991
Culamega 32 055 493 31 562 13 947
Bojonggambir 22 969 920 22 048 9 736
Sodonghilir 38 414 5 255 33 158 15 181
Taraju 20 900 430 20 470 9 045
Salawu 28 974 242 28 732 12 580
Puspahiang 20 945 567 20 378 8 947
Tanjungjaya 11 816 1 372 10 445 4 735
Sukaraja 10 648 5 255 5 393 3 066
Salopa 20 637 3 478 17 159 7 776
Jatiwaras 16 074 8 627 7 447 4 110
Cineam 13 433 726 12 707 5 655
Karangjaya 7 704 214 7 490 3 336
Manonjaya 11 263 755 10 508 4 696
Gunungtanjung 11 315 403 10 912 4 857
Singaparna 20 695 264 20 431 9 015
Sukarame 20 368 334 20 034 8 848
Mangunreja 18 465 273 18 193 8 049
Cigalontang 40 381 434 39 947 17 605
Leuwisari 26 783 371 26 412 11 640
Sariwangi 21 190 523 20 666 9 158
Padakembang 21 690 290 21 400 9 449
Sukaratu 27 335 133 27 202 11 985
Cisayong 45 315 314 45 001 19 843
Sukahening 14 866 131 14 735 6 503
Rajapolah 9 784 408 9 376 4 177
Jamanis 11 686 294 11 392 5 031
Ciawi 30 376 349 30 027 13 240
Kadipaten 16 629 419 16 210 7 152
Pagerageung 23 840 366 23 473 10 350
Sukaresik 14 501 519 13 982 6 197
Total 847 987 113 093 734 895 327 963
BK: Bahan kering, KPPTR: kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia
Lampiran 5 Kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR) sapi
potong berdasarkan ketersediaan protein kasar (PK) di Kabupaten
Tasikmalaya
Kecamatan Produksi PK
Total
penggunaan Sisa PK KPPTR
(ton tahun-1) (ton tahun-1) (ton tahun-1) (ST)
Cipatujah 2 943 3 802 -859 -2 097
Karangnunggal 1 023 2 290 -1 267 -2 098
Cikalong 1 092 3 279 -2 187 -4 325
Pancatengah 1 195 3 328 -2 133 -4 300
Cikatomas 704 4 047 -3 343 -7 458
Cibalong 502 2 250 -1 748 -3 771
Parungponteng 1 098 3 188 -2 090 -4 008
Bantarkalong 725 1 034 -308 -36
Bojongasih 614 2 114 -1 500 -3 073
Culamega 1 364 158 1 206 4 375
Bojonggambir 1 018 295 723 2 762
Sodonghilir 1 669 1 687 -18 1 633
Taraju 903 138 766 2 797
Salawu 1 277 78 1 199 4 192
Puspahiang 935 182 753 2 742
Tanjungjaya 522 440 82 713
Sukaraja 456 1 687 -1 230 -2 536
Salopa 962 1 116 -154 463
Jatiwaras 810 2 768 -1 958 -4 177
Cineam 585 233 352 1 449
Karangjaya 327 69 258 979
Manonjaya 494 242 251 1 108
Gunungtanjung 486 129 356 1 376
Singaparna 884 85 799 2 874
Sukarame 871 107 764 2 772
Mangunreja 784 87 697 2 530
Cigalontang 1 725 139 1 586 5 668
Leuwisari 1 150 119 1 031 3 704
Sariwangi 904 168 736 2 742
Padakembang 925 93 832 3 000
Sukaratu 1 162 43 1 120 3 956
Cisayong 1 923 101 1 823 6 477
Sukahening 637 42 595 2 117
Rajapolah 420 131 289 1 143
Jamanis 507 94 413 1 524
Ciawi 1 300 112 1 188 4 253
Kadipaten 740 134 605 2 209
Pagerageung 1 026 118 908 3 274
Sukaresik 630 167 464 1 772
Total 37 293 36 293 1 000 36 724
PK: Protein kasar, KPPTR: kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia
Lampiran 6 Kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR) sapi
potong berdasarkan ketersediaan TDN di Kabupaten Tasikmalaya
Kecamatan Produksi TDN Total penggunaan Sisa TDN KPPTR
(ton tahun-1) (ton tahun-1) (ton tahun-1) (ST)
Cipatujah 29 159 5 829 23 767 10 462
Karangnunggal 12 023 3 511 7 534 5 346
Cikalong 12 843 5 028 6 525 4 952
Pancatengah 11 702 5 102 6 223 4 599
Cikatomas 9 983 6 205 1 594 2 163
Cibalong 6 660 3 450 2 042 1 924
Parungponteng 13 634 4 887 7 181 5 399
Bantarkalong 8 265 1 585 6 299 4 228
Bojongasih 7 570 3 241 3 355 2 688
Culamega 15 392 242 15 102 9 535
Bojonggambir 10 814 453 10 531 6 648
Sodonghilir 18 949 2 586 15 768 10 336
Taraju 9 983 211 9 802 6 187
Salawu 13 548 119 13 740 8 597
Puspahiang 9 754 279 9 730 6 108
Tanjungjaya 5 712 675 4 967 3 224
Sukaraja 6 001 2 586 2 507 2 064
Salopa 9 628 1 711 8 074 5 257
Jatiwaras 8 104 4 245 3 358 2 720
Cineam 6 407 357 6 058 3 857
Karangjaya 3 727 105 3 583 2 281
Manonjaya 5 388 371 5 011 3 203
Gunungtanjung 5 457 198 5 221 3 320
Singaparna 9 888 130 9 771 6 161
Sukarame 9 737 164 9 580 6 047
Mangunreja 8 884 134 8 708 5 504
Cigalontang 19 292 214 19 110 12 035
Leuwisari 12 752 182 12 627 7 954
Sariwangi 10 192 258 9 884 6 260
Padakembang 10 386 143 10 238 6 460
Sukaratu 13 077 65 13 019 8 195
Cisayong 21 743 155 21 544 13 571
Sukahening 7 109 64 7 057 4 448
Rajapolah 4 707 201 4 479 2 853
Jamanis 5 534 145 5 439 3 435
Ciawi 14 514 172 14 370 9 053
Kadipaten 7 868 206 7 778 4 899
Pagerageung 11 351 180 11 224 7 073
Sukaresik 6 913 255 6 681 4 233
Total 414 650 55 645 349 482 223 278
KPPTR: kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia, TDN: total digestible
nutrient
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 13 Januari
1993, anak dari pasangan Bapak H. Abdul Rohim dan Ibu Sri
Mugiarti.Penulis anak pertama dari dua bersaudara. Penulis
menempuh pendidikan di SDN Ciriung 2, SMP Negeri 2
Cibinong, SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah Kota
Sukabumi dan penulis diterima sebagai mahasiswa jurusan
Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP), Fakultas
Peternakan IPB melalui jalur beasiswa utusan daerah (BUD)
dari Kementrian Agama Republik Indonesia.
Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis pernah aktif sebagai asisten
praktikum mata kuliah Teknologi Pengolahan Pakan dan Kebijakan dan
Pengawasan Mutu Pakan. Penulis juga akftif di beberapa organisasi, antara lain
Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) IPB tahun 2011-
2012, Community Santri Scholarship of Ministry of Religion Affairs (CSS
MoRA) IPB tahun 2012-2013 dan 2013-2014, serta Himpunan Mahasiswa Nutrisi
dan Makanan Ternak (HIMASITER) tahun 2012-2013 dan 2013-2014.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya skripsi
dapat diselesaikan. Terima kasih penulis sampaikan kepada Prof Dr Ir Erika
Budiarti Laconi, MS dan Dr Ir Idat Galih Permana M.Sc.Agr selaku dosen
pembimbing skripsi atas bimbingan, saran, kritik dan motivasi selama masa
perkuliahan dan penyusunan tugas akhir. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada kedua orang tua Bapak H. Abdul Rohim, Mama Sri Mugiarti dan saudara
Fakhri Ihsan atas dukungan dan doa mereka penulis dapat menempuh studi ini.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Kementrian Agama RI atas
bantuan dana pendidikan dan penelitian selama penulis menempuh studi di IPB.
Terima kasih juga atas bantuan dana penelitian BOPTN atas nama Prof Dr Ir
Erika Budiarti Laconi, MS. Terima kasih juga kepada dosen pembahas seminar Ir.
Asep Tata M.Sc serta dosen penguji ujian sidang Dr Anuraga Jayanegara S.Pt
M.Sc dan Dr Ahmad Yani S.TP M.Si. Terima kasih juga diucapkan panitia
seminar Dr Ir Widya Hermana M.Si dan panitia sidang Dilla M. Fassah S.Pt
M.Sc. Terima kasih juga kepada Fitria Tsani Farda S.Pt, Mega Pratiwi Saragi S.Pt
M.Si, Delvy Wulandari, Lily Ayu Andriani, Asdar Abdullah, Hendra Nugraha
S.Pt, Yudika Agustinus Saragih S.Pt, Dizky Antorida S.Pt, Febrianti Indah
Maryani S.Pt sebagai tim penelitian yang semangat selama melaksanakan
penelitian. Terima kasih dukungan, semangat serta bantuannya dari RR Anita Nur
Rimadhani. Terima kasih kepada keluarga besar SMA Pesantren Terpadu Hayatan
Thayyibah, Desolator (INTP 48), CSS MoRA IPB 48, Himasiter 2013/2014,
Kelompok Surga KKP Natuna 2014 dan warga Desa Air Nusa Serasan Timur
Natuna yang telah memberikan semangat, doa dan kenangan kepada penulis.