pemanfaatan media sosial sebagai sarana promosi...
TRANSCRIPT
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL
SEBAGAI SARANA PROMOSI MINAT BACA ANAK
DI PERPUSTAKAAN READING IS FUN JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh:
DESI PURNAMA SARI
NIM: 1113025100113
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1438 H / 2017
PEⅣIANFAATAN ⅣIEDIA SOSIALSEBAGAISARANA PROⅣ IOSI PIINAT BACA ANAK
DI PERPUSTAKAAN ttADINGttS Fじ:Ⅳ JAKARTA SELATAN
Sk五psi
Dttukan Kcpada Fakultas Adab dan Hullnaniora
Untuk]Ⅶ clncnuhi Persyaratan NIlemperolch
Gclar Sttana 1lmu Perpustakaan(S.IP)
Oleh:
Desi Purllama Sari
NINI:1113025100113
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAANFAKULTAS ADAB DAN HUⅣ IANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF ⅡIDAYATULLAⅡJAKARTA1438 W2017Ⅳ I
NI
Nama
NIM
1. Ketua Sidang
2. Sckrctans Sidang
3. Pembimbing
4. Pengu」 lI
5。 P9nguJl II
NIP.19641211999031005
Munin supravogin M.SiNIP.196203011999031
Nurvlldi.MLISNIP。 196709121999031002
Muhalmad Attrar、 M.Hllnll
Ade Abdul Hak,M.HulnNIP.197101032000031002
LEPIBAR PENGESAⅡ AN UJIAN SKRIPSI
:Dcsl Pllrllalna Sari
:1113025100113
Judul Skripsi : Pernanfaatan Media Sosial Sebagai Sarana Promosi Minat Baca
Anak di Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan
Ujian Skripsi :24 Oktober 2017
Skripsi tersebut telah diperbaiki sesuai saran dan komentar Tim Penguji sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana. Strata (S1) pada Program Studi Ilmu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakalta,24 Novembcr 2017
Tanggal
LEPIBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar stara 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jika di kernudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
つ4
3.
2017
i
ABSTRAK
Desi Purnama Sari (NIM: 1113025100113). Pemanfaatan Media Sosial Sebagai
Sarana Promosi Minat Baca di Perpustakaan Reading is Fun Jakarta
Selatan. Di bawah bimbingan Nuryudi, MLIS. Program Studi Ilmu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
Skripsi ini membahas tentang pemanfaatan media sosial sebagai sarana promosi
minat baca anak di Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan media sosial dalam promosi
minat baca anak yang dilakukan oleh Perpustakaan Reading is Fun. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan
kajian kepustakaan kemudian diolah dengan teknik analisis data.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Perpustakaan Reading is Fun
menggunakan media sosial Instagram dan Facebook untuk mempromosikan
perpustakaan dan pentingnya minat baca anak sejak usia dini. Fitur-fitur media
sosial sudah dimanfaatkan secara maksimal, tetapi admin media sosial
perpustakaan belum menggunakan seluruh fitur tersebut sesuai dengan hasil best
practice para ahli sehingga ada beberapa yang belum dimanfaatkan.
Kata Kunci : Perpustakaan Umum, Promosi, Media Sosial, Minat Baca.
ii
ABSTRACT
Desi Purnama Sari (NIM: 1113025100113).The Utilization of Social Media as a
Reading Interest Promotion Tool in Reading is Fun Library South Jakarta.
Under the guidance of Nuryudi, MLIS. Library Studies Program Faculty
of Adab and Humanities, Islamic State University Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2017.
This thesis discusses the use of social media as a means of promoting reading
interest of children in Reading Library is Fun South Jakarta. The purpose of this
study is to determine the utilization of social media in the promotion of reading
interest of children conducted by the Library Reading is Fun. This research uses
descriptive research method with qualitative approach. Data collection is done
through observation, interview, documentation and literature study then
processed with data analysis technique.The results of this study indicate that
Library Reading is Fun using social media Instagram and Facebook to promote
the library and the importance of reading interest of children from an early age.
In the use of Instagram and Facebook as a means of promotion. Social media
features are fully utilized, but the library social media admin has not used all
these features in accordance with the best practice results of experts so there are
some that have not been utilized.
Keywords : Public Library, Promotion, Social Media, Reading Interest
.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah mencurahkan rahmat serta hidayah-Nya selama penyelesaian skripsi ini.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dan memenuhi syarat yang
telah ditetapkan dalam menempuh Ujian Sarjana Program Stara Satu (S1) dan
merupakan syarat bagi kelulusan kesarjanaan Fakultas Adab dan Humaniora
Jurusan Ilmu Perpustakaaan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Untuk maksud tersebut diatas, maka penulis menyusun skripsi ini dengan
judul ―Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sarana Promosi Minat Baca Anak
di Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan”. Selanjutnya penulis
menyadari bahwa selesainya skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik
moral maupun material yang sangat berharga bagi penulis, maka dalam
kesempatan ini penulis haturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan.
3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Perpustakaan.
4. Bapak Nuryudi, MLIS, selaku dosen pembimbing yang membantu,
mengarahkan dan memberikan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
iv
5. Kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen program studi Ilmu Perpustakaan yang
telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang berharga kepada penulis.
6. Pimpinan dan para staf Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan, yang
telah mengizinkan dan memberikan banyak bantuan kepada penulis dalam
menyelesaikan penelitian.
7. Orang tua, Bapak yang selalu membantu dan mendukung penulis
menyelesaikan skripsi ini dan Mamah tercinta yang telah memberikan
bimbingan, kasih sayang, motivasi dan do‘a yang tak henti-henti dipanjatkan
untuk kelancaran skripsi ini.
8. Adikku Siti Aisyah, Naufal Adriansyah, Achmad Febriansyah dan Mikayla
Shakeera Azzahra yang telah mendukung dan mendoakan penulis.
9. Sahabatku sepanjang masa, Agun Nurhasan, Dini Rizqiyanti, Ita Novita Sari,
Diyena Masyita Hasri dan Hasna Nurmahdiyah yang telah memberikan
bantuan dan memotivasi penulis saat mengerjakan skripsi ini.
10. Terimakasih pula kepada teman-teman seperjuangan, KKN Aeromovel dan
JIP 2013, khususnya Alfi Mufida, Zakiah Noor Aisyah, Nurma Retno Sari,
Putri Awaliyah, Dita Irmayani dan Millatina Ulya.
Serta semua kerabat yang sudah banyak mendukung dalam menyelesaikan
tugas akhir ini yang tidak dapat diucapkan satu persatu. Terima kasih untuk
segalanya, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan do‘a yang sudah
diberikan kepada penulis. Amin.
Jakarta, 5 Agustus 2017
Desi Purnama Sari
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
BAB I .................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ........................................................ 5
1. Pembatasan Masalah ............................................................................... 5
2. Rumusan masalah ................................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 6
1. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
2. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6
D. Definisi Istilah ......................................................................................... 6
1. Perpustakaan Reading is Fun .................................................................. 6
2. Promosi Perpustakaan ............................................................................. 7
3. Media Sosial............................................................................................ 7
4. Minat Baca .............................................................................................. 7
E. Sistematika Penulisan ............................................................................. 7
BAB II ................................................................................................................ 10
TINJAUAN LITERATUR ............................................................................... 10
A. Perpustakaan Umum ............................................................................. 10
1. Pengertian Perpustakaan Umum ........................................................... 10
2. Tujuan Perpustakaan Umum ................................................................. 12
3. Fungsi Perpustakaan Umum ................................................................. 12
4. Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca ................................... 13
B. Promosi Perpustakaan ........................................................................... 15
1. Pengertian Promosi Perpustakaan ......................................................... 15
2. Tujuan Promosi Perpustakaan............................................................... 16
vi
3. Media Promosi Perpustakaan ................................................................ 18
C. Media Sosial.......................................................................................... 20
1. Pemanfaatan Media Sosial .................................................................... 20
2. Keuntungan Media Sosial ..................................................................... 21
3. Rangking Media Sosial ......................................................................... 22
D. Minat Baca ............................................................................................ 30
1. Pengertian Minat Baca .......................................................................... 30
2. Meningkatkan Minat Baca Anak Melalui Perpustakaan ...................... 32
3. Tujuan Membaca .................................................................................. 33
4. Faktor yang Mampu Mendorong Bangkitnya Minat Baca ................... 34
E. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 34
BAB III ............................................................................................................... 38
METODE PENELITIAN ................................................................................. 38
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................... 38
B. Sumber data .......................................................................................... 39
1. Data Primer ........................................................................................... 39
2. Data Sekunder ....................................................................................... 39
C. Informan Penelitian ............................................................................... 39
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 40
1. Observasi............................................................................................... 40
2. Wawancara ............................................................................................ 40
3. Dokumentasi ......................................................................................... 41
4. Kajian Kepustakaan .............................................................................. 41
E. Teknik Analisis Data............................................................................. 41
1. Reduksi Data ......................................................................................... 41
2. Penyajian Data ...................................................................................... 42
3. Penarikan Kesimpulan .......................................................................... 42
F. Teknik Penguji Keabsahan Data ........................................................... 42
1. Triangulasi Data .................................................................................... 42
2. Triangulasi Teori ................................................................................... 42
3. Triangulasi Metode ............................................................................... 43
G. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 43
vii
H. Jadwal Penelitian .................................................................................. 43
BAB IV ............................................................................................................... 44
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 44
A. Profil Objek Penelitian .......................................................................... 44
1. Sejarah dan Profil Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan ......... 44
2. Visi dan Misi Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan ................ 46
3. Sumber Daya Manusia Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan . 47
4. Layanan Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan ........................ 48
5. Program Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan ........................ 48
6. Koleksi Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan ......................... 53
B. Hasil Penelitian ..................................................................................... 55
a. Instagram .............................................................................................. 57
b. Facebook ............................................................................................... 66
C. Pembahasan........................................................................................... 71
BAB V ................................................................................................................. 74
PENUTUP .......................................................................................................... 74
A. Kesimpulan ........................................................................................... 74
B. Saran ..................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 .......................................................................................................................... 43
Tabel 4. 1 .......................................................................................................................... 47
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 www.statista.com ............................................................................... 4
Gambar 2. 1 Logo Facebook ................................................................................ 23
Gambar 2. 2 Logo Instagram ................................................................................ 26
Gambar 2. 3 Tampilan Instagram ......................................................................... 30
Gambar 4. 1 Program Your Child Can ................................................................. 49
Gambar 4. 2 Program Your Child Can Read Advance .......................................... 50
Gambar 4. 3 Program Reading Rocket Adventure ................................................ 50
Gambar 4. 4 Program Your Baby Can .................................................................. 51
Gambar 4. 5 Program Your Toddler Can .............................................................. 52
Gambar 4. 6 Program Holiday .............................................................................. 52
Gambar 4. 7 Koleksi Buku Perpustakaan ............................................................. 53
Gambar 4. 8 PerlengkapanArt and Craft............................................................... 54
Gambar 4. 9 Peralatan Mendongeng dan Drama .................................................. 55
Gambar 4. 10 Profil Instagram ............................................................................. 59
Gambar 4. 11 Foto Promosi Minat Baca ............................................................... 60
Gambar 4. 12 Berinteraksi dengan ........................................................................ 61
Gambar 4. 13 Sekeliling dan Koleksi Perpustakaan ............................................. 62
x
Gambar 4. 14 Foto Ilustrasi Acara Perpustakaan .................................................. 64
Gambar 4. 15 Acara di Perpustakaan Reading is Fun .......................................... 65
Gambar 4. 16 Tampilan Facebook Reading is Fun .............................................. 67
Gambar 4. 17 Tampil Facebook Reading is Fun .................................................. 68
Gambar 4. 18 Tampil Facebook Reading is Fun .................................................. 69
Gambar 1 Program Perpustakaan ......................................................................... 80
Gambar 2 Foto Pemberitahuan Program Holiday ................................................. 80
Gambar 3 Foto Pemberitahuan Program Baby .................................................... 81
Gambar 4 Perpustakaan Reading is Fun ............................................................... 81
Gambar 5 Perpustakaan Reading is Fun ............................................................... 82
Gambar 6 Ruang Discovery Gym Perpustakaan ................................................... 82
Gambar 7 Ruang Input Koleksi Perpustakaan ...................................................... 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang memiliki data
sangat luas, mencakup berbagai ilmu pengetahuan, seni, teknologi dan lain-
lain. Perpustakaan ialah sebuah ruangan bagian dari sebuah gedung, ataupun
gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya
yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan
pembaca.1 Menurut UU No.43 tahun 2007 Bab 7 Pasal 22, terdapat lima jenis
perpustakaan, salah satunya yaitu perpustakaan umum. Perpustakaan umum
adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/kota, kecamatan dan desa serta dapat
diselenggarakan oleh masyarakat. Masyarakat dapat menyelenggarakan
perpustakaan umum untuk memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar
sepanjang hayat.
Masyarakat pembelajar sepanjang hayat akan senantiasa menggunakan
akalnya untuk diisi dengan ilmu pengetahuan melalui membaca. Membaca
merupakan suatu kegiatan paling dasar dalam pendidikan, membaca juga
menjadi salah satu keterampilan serta kebiasaan yang paling penting dalam
kehidupan sehari hari. Melalui membaca masyarakat dapat menemukan ide-ide
baru, mendapatkan informasi dan menambah ilmu pengetahuan sehingga
wawasan menjadi semakin luas. Sebagaimana Firman Allah SWT :
1Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama,1991), 3.
2
. لذيا علم بالقلم اقزربك الأكزمأ و اقزأ باسم ربك الذي خلق. خلق الإنسان من علق.
علم الإنسان ما لم يعلم
―Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah
Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran
qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.‖ (QS. Al ‗Alaq: 1-5).‖
Dalam tafsir Jalalain dinyatakan bahwa ―Bacalah‖ maksudnya mulailah
membaca dan memulainya dengan menyebut nama Tuhanmu yang
menciptakan, dia telah menciptakan manusia atau jenis manusia (dari alaq‘)
lafaz alaq’ bentuk jamak dari lafaz alaqah artinya segumpal darah yang kental,
(Bacalah) lafaz ayat ini mengukuhkan makna lafaz pertama yang sama (dan
Tuhanmulah yang Paling Pemurah) artinya tiada seorang pun yang dapat
menandingi kemurahan-Nya, (Yang mengajar) manusia menulis (dengan
qalam) orang pertama yang menulis dengan memakai qalam atau pena ialah
Nabi Idris a.s. (Dia mengajarkan kepada manusia) atau jenis manusia (apa yang
tidak diketahuinya) yaitu sebelum Dia mengajarkan kepadanya hidayah,
menulis dan berkreasi serta hal-hal lainnya.2
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat,
sangat berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas informasi yang dibutuhkan
oleh setiap individu maupun kelompok masyarakat. Sebagai salah satu pusat
informasi, perpustakaan akan mempunyai peran penting jika pemustaka di
perpustakaan itu mau memanfaatkan perpustakaan tersebut secara profesional,
yaitu apabila bahan perpustakaan yang ada di perpustakaan sering dibaca.
2Imam Jalaluddin Al-Mahalli and Imam Jalaluddin As-Sayuti, Terjemahan Tafsir
Jalalain Berikut Asbabun Nuzul Jilid 2 (Sinar Baru Algensindo, 2009), 1354.
3
Maka setiap perpustakaan perlu melakukan usaha promosi agar koleksinya
dapat dimanfaatkan bagi anggota atau bukan anggota perpustakaan.
Promosi perpustakaan adalah suatu kegiatan atau upaya mengenalkan
seluruh aktifitas yang ada di perpustakaan agar diketahui masyarakat umum.
Promosi yang dilakukan untuk memberikan informasi mengenai perpustakaan,
bahan koleksi, layanan dan lain sebagainya yang berhubungan dengan
perpustakaan.
Dalam melakukan kegiatan promosi perpustakaan memerlukan strategi
promosi perpustakaan. Strategi promosi perpustakaan dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dilakukan yaitu dengan cara
bertatap muka dan tanpa perantara apapun, sedangkan promosi tidak langsung
dilakukan dengan memanfaatkan alat bantu atau perantara lain. Salah satunya
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan
mendasar dalam kehidupan manusia. Salah satu dari teknologi tersebut adalah
internet, perkembangan teknologi internet telah mengubah paradigma dalam
mendapatkan informasi dan berkomunikasi, yang tidak dibatasi oleh dimensi
ruang dan waktu.3 Dengan kemajuan teknologi, cara promosi perpustakaan
semakin berkembang. Promosi dapat dilakukan dengan cepat dan bervariasi,
salah satunya dengan menggunakan media sosial.
Media sosial merupakan media yang memungkinkan setiap orang
berinteraksi dan berkomunikasi tanpa terhalang ruang dan waktu. Media sosial
bukan lagi merupakan suatu hal yang baru bagi kalangan masyarakat. Berikut
3 Muhammad Azwar, Information Literacy Skills: Strategi Penelusuran Informasi Online
(Makassar: Alauddin University Perss, 2014), 1.
4
ini merupakan statistik yang dirilis dalam www.statista.com sepuluh media
sosial yang menempati rangking tertinggi pada tahun 20174:
Gambar 1. 1www.statista.com
Perpustakaan menggunakan media sosial untuk memenuhi berbagai
tujuan, dengan sebagian besar difokuskan pada promosi. Dengan melakukan
promosi, perpustakaan dapat mempromosikan koleksi, menginformasikan
pentingnya minat baca, serta berbagai kegiatan yang dimiliki perpustakaan
kepada pengguna dan calon pengguna.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu Nurbaiti
Hafmaya selaku salah satu pemilik Perpustakaan Reading is Fun Jakarta
Selatan, pada tanggal 24 Februari 2017 menyatakan bahwa promosi
perpustakaan yang dilakukan di Perpustakaan Reading is Fun salah satunya
adalah melalui media sosial.
4https://www.statista.com/statistics/272014/global-social-networks-ranked-by-number-of-
users/ diakses tanggal 04 Februari 2017, 19.00 WIB.
5
Media sosial yang digunakan yaitu Instagram dan Facebook, namun
dalam penggunaannya, admin perpustakaan lebih aktif menggunakan
Instagram dibanding Facebook untuk memberikan informasi mengenai
perpustakaan serta mengkampanyekan pentingnya minat baca sejak usia dini.
Selain itu admin tidak menguasai fitur-fitur yang ada pada media sosial.
Seharusnya admin media sosial perpustakaan mampu menggunakan fitur-fitur
yang ada agar penggunaan media sosial lebih optimal.
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang topik “Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sarana
Promosi Minat Baca Anak di Perpustakaan Reading is Fun Jakarta
Selatan”
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan yang penulis
teliti, maka dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti tentang pemanfaatan
media sosial sebagai sarana promosi minat baca anak yang dilakukan di
Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan.
2. Rumusan masalah
Agar penulisan peneliti ini lebih terarah dan sesuai dengan masalah
yang akan diteliti, maka perlu dirumuskan suatu masalah. Adapun masalah
pada penelitian ini adalah: Bagaimana pemanfaatan media sosial dalam
promosi minat baca anak yang dilakukan oleh Perpustakaan Reading is Fun
Jakarta Selatan?
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian permasalah di atas serta yang telah dijelaskan,
maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pemanfaatan media
sosial dalam prmosi minat baca anak yang dilakukan oleh Perpustakaan
Reading is Fun Jakarta Selatan.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademik
1) Menambah khazanah penelitian ilmu perpustakaan, khususnya
penyampaian informasi mengenai promosi perpustakaan
2) Menjadi masukan dalam penelitian selanjutnya mengenai promosi
perpustakaan.
3) Bagi penulis, semoga penelitian ini bermanfaat untuk mengasah
pengetahuan, mengenai teori-teori perpustakaan yang selama ini
diberikan dibangku perkuliahan.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai
pemanfaatan media sosial sebagai sarana promosi minat baca anak di
Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan.
D. Definisi Istilah
1. Perpustakaan Reading is Fun
Perpustakaan Reading is Fun merupakan sebuah perpustakaan yang
ditunjukkan untuk anak-anak. Namun, saat ini perpustakaan tersebut bukan
7
hanya untuk anak-anak saja melainkan untuk semua kalangan. Tetapi tetap
perpustakaan ini lebih fokus untuk meningkatkan minat baca pada anak-
anak.
2. Promosi Perpustakaan
Promosi adalah suatu metode pertukaran informasi untuk
mengenalkan jasa dan layanan yang disediakan oleh suatu organisasi kepada
masyarakat, agar dapat menarik minat masyarakat. Promosi perpustakaan
pada dasarnya pelayanan mengenalkan seluruh aktivitas yang ada di
perpustakaan agar diketahui oleh khalayak umum.
3. Media Sosial
Media sosial merupakan media yang memungkinkan setiap orang
berinteraksi dan berkomunikasi tanpa terhalang ruang, jarak dan waktu.
4. Minat Baca
Minat Baca ialah kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang
berbuat sesuatu terhadap membaca. Minat baca dapat ditunjukan dengan
keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan membaca.
E. Sistematika Penulisan
Dalam melakukan penyusunan proposal penelitian ini, peneliti akan
menguraikan secara sistematis mulai dari Bab I sampai Bab V dengan rincian
sebagai berikut:
8
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini penulis mengemukakan latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Bab ini penulis menguraikan tentang pengertian
perpustakaan umum, tujuan perpustakaan umum, fungsi
perpustakaan umum, peran perpustakaan dalam
meningkatkan minat baca, pengertian promosi
perpustakaan, tujuan promosi perpustakaan, bauran
promosi, media sosial, minat baca, peningkatan minat baca
anak, tujuan membaca dan beberapa faktor yang mampu
mendorong bangkitnya minat baca serta penelitian yang
relevan.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode
deskritif adalah metode yang bertujuan mendeskripsikan
atau menjelaskan sesuatu hal seperti adanya. Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan. Pemaparan
tentang profil objek penelitian seperti: sejarah dan profil
perpustakaan, visi dan misi, sumber daya manusia, layanan
perpustakaan, program perpustakaan, koleksi. Hasil
9
penelitan, penulis menguraikan hasil penelitian tentang
pemanfaatan media sosial sebagai sarana promosi minat
baca di Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari penyajian hasil penelitian
yang dikemukakan oleh penulis, dan penulis memberikan
saran-saran yang merupakan masukan dan sumbangan
pemikiran penulis.
10
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Umum
1. Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan adalah suatu unit kerja yang didalamnya terdapat
organisasi. Sebab, tanpa adanya organisasi ini perpustakaan tidak beda
dengan individunya. Artinya, perpustakaan merupakan kegiatan yang
melibatkan lebih dari satu individu yang saling bekerja sama
(terorganisasi).5
Perpustakaan merupakan suatu satuan kerja organisasi, badan atau
lembaga. Satuan unit kerja tersebut dapat berdiri sendiri, tetapi dapat juga
merupakan bagian dari organisasi di atasnya yang lebih besar. Perpustakaan
yang berdiri sendiri seperti perpustakaan umum, Unit Pelaksanaan Teknis
(UPT) perpustakaan pada universitas dan perpustakaan nasional.
Sedangkan, perpustakaan yang merupakan bagian dari suatu organisasi yang
lebih besar seperti perpustakaan khusus/kedinasan yang bergabung dengan
suatu lembaga yang mengoordinasikannya, dan perpustakaan sekolah yang
bernaung di bawah lembaga pendidikan tersebut.6 Perpustakaan umum
menurut undang-undang, yaitu:
―Menurut UU No.43 tahun 2007 Bab 7 Pasal 22 Ayat 1 menjelaskan
bahwa Perpustakaan Umum diselenggarakan oleh pemerintah,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, kecamatan dan desa,
serta dapat diselenggrakan oleh masyarakat. Pada ayat 4 dijelaskan
pula bahwa masyarakat dapat menyelenggarakan perpustakaan umum
5Wiji Suwarno, Perpustakaan & Buku: Wacana Penulisan & Penerbitan (Yogyakarta:
Ar-Ruzz, 2011), 13. 6Suwarno, Perpustakaan & Buku, 14.
11
untuk memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang
hayat.‖
Layanan yang dapat mendukung pembelajaran sepanjang hayat
adalah layanan anak atau remaja, berdasarkan pernyataan ini maka
perpustakaan umum perlu menyediakan layanan anak.7
Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang melayani seluruh
lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama,
suku, pendidikan dan sebagainya. Adapun perpustakaan yang termasuk
dalam kategori perpustakaan umum antara lain:
a. Perpustakaan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah provinsi,
kabupaten dan kota, termasuk perpustakaan keliling
b. Perpustakaan desa/kelurahan
c. Perpustakaan yang diselenggarakan oleh lembaga swadaya masyarakat,
lembaga-lembaga keagamaan
d. Taman bacaan, rumah baca, pondok baca, dan sebagainya, baik yang
diselenggarakan oleh masyarakat maupun perorangan.8
Perpustakaan umum berperan sebagai front line dalam memberikan
informasi kepada masyarakat dan meningkatkan minat baca pada
masyarakat, serta berperan dalam membangun fondasi pendidikan yang
menjadi permasalahan negara Indonesia saat ini.
Perpustakaan umum sebagai sarana layanan masyarakat, berupaya
memberikan informasi dengan penyajian yang menarik dan penempatan
lokasi di pusat keramaian yang mudah diaksesnya, dalam segi transportasi
dan lingkungan, sehingga masyarakat dapat mudah untuk berkunjung serta
menggunakan bahan pustaka yang ada di perpustakaan umum. Perpustakaan
umum turut membina masyarakat meningkatkan minat baca sedini
7David McMenemy, The Public Libraries (London: Facet, 2009), 97.
8Rachman Hermawan, Etika Kepustakawanan (Jakarta: Sagung Seto, 2006), 30.
12
mungkin, terutama anak-anak berusia balita, anak-anak sekolah dan
masyarakat pada umumnya.9
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa, perpustakaan umum
merupakan pusat informasi yang diperuntukkan bagi masyarakat luas
sebagai sarana pembelajaran yang bertujuan agar semua jenis pengetahuan
dan informasi mudah diakses, untuk melayani kebutuhan akan informasi
dan bahan bacaan. Perpustakaan umum dapat diselenggarakan oleh
pemerintah atau perorangan untuk memfasilitasi terwujudnya meningkatkan
minat baca sedini mungkin pada masyarakat, terutama anak-anak berusia
balita, anak-anak sekolah dan masyarakat pada umumnya.
2. Tujuan Perpustakaan Umum
Ada beberapa tujuan perpustakaan umum, yaitu:
a. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi
masyarakat
b. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan
pustaka yang tersedia di perpustakaan umum
c. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan suatu
masalah, bertanggung jawab serta berpartisipasi dalam pembangunan
nasional
d. Mendidik masyarakat supaya memanfaatkan perpustakaan secara efektif
dan efesien
e. Mengembangkan kemampuan mencari, mengelola dan memanfaatkan
informasi yang tersedia di perpustakaan umum.10
3. Fungsi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum dilaksanakan untuk mencapai fungsi
perpustakaan. Hal ini seperti ditulis oleh Wiji Suwarno berdasarkan buku
9Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum (Jakarta: Universitas Terbuka, 1997),
17. 10
Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum, 18.
13
yang ditulis oleh Sulisyo-Basuki yang berjudul Pengantar Ilmu
Perpustakaan tahun 1991 yang memberikan gambaran fungsi perpustakaan
dalam kehidupan bermasyarakat sebagai berikut:
a. Fungsi Simpan Karya
Fungsi simpan karya, yaitu fungsi perpustakaan untuk menyimpan buah
karya masyarakat. Bentuk karya yang disimpan adalah yang berkaitan
dengan buku, majalah, surat kabar, atau informasi terekam lainnya.
b. Fungsi Informasi
Fungsi informasi, yaitu fungsi perpustakaan yang memberikan
informasi sejelas-jelasnya kepada pemustaka tentang sesuatu hal yang
diperlukan.
c. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan, yaitu fungsi perpustakaan yang menunjang sistem
pembelajaran yang dicanangkan oleh pemerintah. Sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, perpustakaan sudah saatnya menjadi
pusat sumber belajar, dan penelitian masyarakat.
d. Fungsi Rekreasi
Fungsi rekreasi, yaitu fungsi perpustakaan sebagai tempat yang menjadi
rekreasi bagi pemustakanya dengan memberikan fasilitas yang baik dan
bacaan yang menghibur.
e. Fungsi Kultural
Fungsi kultural, yaitu fungsi perpustakaan sebagai media dalam rangka
melestarikan kebudayaan bangsa. Pola pikir ini kemudia berkembang
ke arah mengembangkan kebudayaan, yaitu fungsi perpustakaan
sebagai tempat mengembangkan kebudayaan melalui penanaman nilai-
nilai kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan- kegiatannya, seperti
pemutaran film dokumenter, belajar menari, les bahasa, story telling,
dan lain-lain.11
4. Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca
Beberapa faktor yang dapat membangkitkan minat baca masyarakat
seperti, rasa ingin tau, rasa haus akan informasi, kesadaran bahwa membaca
merupakan kebutuhan rohani, keadaan lingkungan fisik dan sosial.
Pada hakikatnya minat baca adalah suatu fitrah yang dibawa manusia
sejak lahir, yang harus diperhatikan adalah faktor yang dapat mendorong
11
Suwarno, Perpustakaan & Buku, 28–30.
14
minat baca tersebut. Adapun lima faktor yang dapat mempengaruhi minat
baca seseorang, yaitu:
a. Dorongan dari diri kita sendiri
b. Lingkungan keluarga
c. Lingkungan masyarakat
d. Lingkungan sekolah/pendidikan dan
e. Sistem pendidikan nasional12
Rendahnya minat baca masyarakat pada umumnya serta mahasiswa
pada khususnya saat ini pantaslaah kita renungkan, karena kemajuan suatu
bangsa tidak terlepas dari kemajuan masyarakatnya. Bercermin pada
masyarakat Jepang yang sudah mempunyai kebudayaan membaca yang
tinggi itu tentu saja tidak bisa dilepaskan dari tingginya budaya tulis.
Keduanya saling mempengaruhi dalam membentuk budaya literer mereka.
Layaknya berbagai budaya positif yang tumbuh dalam masyarakat Jepang.
Budaya menulis juga mulai dikenalkan pada mereka sejak usia dini. Oleh
karenanya, sepatutnya kita bercermin pada masyarakat Jepang yang sudah
menanamkan budaya baca kepada anak-anaknya sejak kecil sehingga ketika
mereka dewasa, mereka sudah gemar membaca serta kebiasaan membaca
sudah mendarah daging di antara mereka. Budaya baca yang kuat akan
mendorong seseorang untuk tidak lekas berpuas diri. Dengan membaca
seseorang dapat mengasah serta meningkatkan kemampuan otaknya untuk
lebih berfikir kreatif dan inovatif. Mempunyai minat baca yang baik dapat
mendatangkan keuntungan. Yaitu menjadi akar untuk menumbuhkan
budaya tulis. Budaya tulis ini pada gilirannya akan mewujudkan masyarakat
12
Yudhita Sanjaya, Peran Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca Di
Perpustakaan SMP PGRI 1 Denpasar (Universitas Udayana: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, n.d.), 4.
15
literer yaitu masyarakat yang memiliki kemampuan membaca menulis dan
mampu menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari.13
Dari paparan di atas peran perpustakaan sangatlah penting dalam
meningkatkan minat baca karena perpustakaan adalah sarana layanan
masyarakat, perpustakaan turut meningkatkan minat baca terutama minat
baca sejak usia sedini mungkin, karena perpustakaan menjembatani minat
baca dengan menyediakan bahan bacaan, fasilitas yang memadai dan
layanan perpustakaan.
B. Promosi Perpustakaan
1. Pengertian Promosi Perpustakaan
Promosi perpustakaan merupakan cara untuk memperkenalkan dan
mempublikasikan kepada konsumen dengan tujuan utamanya memberi
informasi tentang produk atau jasa yang tersedia dalam sebuah perpustakaan
dan membujuk calon konsumen untuk bereaksi terhadap produk atau jasa
tersebut.14 Menurut Badollahi Mustafa, promosi adalah :
“Mekanisme komunikasi persuasif pemasaran dengan memanfaatkan
teknik-teknik hubungan masyarakat. Promosi merupakan forum
pertukaran informasi antara organisasi dan konsumen dengan tujuan
utama memberi informasi tentang produk atau jasa terhadap produk
atau jasa tersebut”15
13
Kosam Rimbarawa, Aksentuasi Perpustakaan Dan Pustakawan (Jakarta: Sagung Seto,
2006), 30. 14
Lasa HS, Manajemen Perpustakaan (Yogyakarta: Gema Media, 2009), 290. 15
Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996),
19.
16
Promosi adalah metode yang digunakan untuk menginformasikan,
membujuk dan mengingatkan pemakai tentang institusi beserta sumber-
sumber yang ada didalamnya dan juga layanan yang diberikan.16
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa promosi
perpustakaan adalah suatu kegiatan atau upaya mengenalkan seluruh
aktifitas yang ada di perpustakaan agar diketahui oleh khalayak umum.
Promosi yang dilakukan perpustakaan merupakan kegiatan untuk
memberikan informasi mengenai perpustakaan, bahan koleksi, layanan dan
lain sebagainya yang berhubungan dengan perpustakaan. Dengan promosi
diharapkan para calon pengguna perpustakaan dapat mengenal perpustakaan
dan bereaksi terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.
2. Tujuan Promosi Perpustakaan
Kegiatan promosi ini berkaitan dengan aktivitas yang digunakan untuk
menginformasikan kepada seseorang atau sekelompok orang tentang sebuah
organisasi serta produk–produknya. Dengan kata lain, promosi digunakan
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang suatu organisasi dan
tentang produk baru atau yang telah ada.17 Sebagai suatu sarana komunikasi
perpustakaan, tentunya promosi perpustakaan memiliki beberapa tujuan.
Tujuan promosi perpustakaan yaitu, menarik perhatian, menciptakan
kesan, membangkitkan minat, memperoleh tanggapan, mempengaruhi untuk
16
Rizal Saiful Haq and dkk, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta:
Fakultas Adab dan Humaniora, 2006), 171. 17
Marlus P Angipora, Dasar – Dasar Pemasaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002),
374.
17
menerima ide, konsep atau barang yang dipromosikan.18 Tujuan promosi
perpustakaan menurut Qalyubi ada lima, yaitu:
a. Memperkenalkan fungsi perpustakaan kepada masyarakat pemakai
b. Mendorong minat baca dan mendorong masyarakat agar menggunakan
koleksi perpustakaan semaksimal mungkin dan menambah jumlah
orang yang gemar membaca.
c. Memperkenalkan pelayanan dan jasa perpustakaan kepada masyarakat
d. Memberikan kesadaran masyarakat akan adanya pelayanan
perpustakaan dan menggunakannya, serta mengembangkan pengertian
masyarakat, agar mendukung kegiatan perpustakaan
e. Memasyarakatkan slogan ―tak kenal maka tak sayang‖.19
Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari promosi perpustakaan yaitu untuk menginformasikan produk,
fasilitas dan jasa perpustakaan kepada calon pengguna atau masyarakat,
agar dapat meningkatkan atau mendorong masyarakat untuk menggunakan
perpustakaan.
Promosi yang dilakukan perpustakaan bertujuan agar para pengguna
dapat mengetahui produk yaitu bahan pustaka, fasilitas, kegiatan serta
informasi yang disajikan dengan baik dan menarik. Dalam hal ini
dibutuhkan kemampuan komunikasi pustakawan dalam mempromosikan
jasa dan layanan yang tersedia di perpustakaan, sehingga pengguna maupun
calon pengguna perpustakaan dapat mengetahuinya dan mau
menggunakannya.
Promosi perpustakaan bermanfaat agar perpustakaan dapat lebih aktif
dalam melayani dan memberikan informasi kepada masyarakat.
18
Lasa HS, Manajemen Perpustakaan, 290. 19
Septiyantono and Tri Umar Sidik, Dasar – Dasar Ilmu Perpustakaan Dan Informasi
(Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga,
2003), 260.
18
Mengingatkan akan pentingnya membaca, meningkatkan dan
menumbuhkan minat baca kepada masyarakat sedini mungkin.
3. Media Promosi Perpustakaan
Promosi perpustakaan menggunakan sejumlah metode seperti iklan
surat kabar, poster penawaran produk dan jasa perpustakaan, serta kontak
pribadi dengan pemakai individu dan kelompok. Secara umum media
promosi perpustakaan yang tersedia dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu media cetak dan media non-tercetak.
a. Media Cetak
Media dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti alat atau
sarana komunikasi. Seperti koran, majalah, radio, televisi, poster, dan
spanduk. Ada beberapa jenis media massa yang dapat mendukung
kegiatan promosi perpustakaan. Salah satu contoh media tercetak yang
dipakai untuk promosi perpustakaan antara lain:
1) Brosur
Brosur adalah salah satu bentuk promosi yang berupa kertas
cetak/lembaran yang isinya mencakup petunjuk umum tentang
perpustakaan, informasi tentang koleksi, daftar bacaan yang menarik,
petunjuk tentang subjek-subjek tertentu, informasi tentang jenis
perpustakaan. Salah satu bentuk cara yang dianggap paling murah dan
praktis untuk melakukan promosi perpustakaan adalah dengan
membuat dan menyebarkan brosur perpustakaan kepada masyarakat.
Brosur bisa bisa lebih banyak memberikan informasi mengenai
kegiatan perpustakaan dan fasilitas yang dimililki perpustakaan yang
dipromosikan, seperti bagaimana menggunakan cataalog perpustakaan
untuk mendapatkan bahan pustaka tertentu di dalam koleksi
perpustakaan.
2) Poster
Poster merupakan salah satu media promosi yang biasanya
menggunakan kertas ukuran besar (A3 atau A2) isinya selain tulisan
19
juga ada gambar. Poster ini dibuat dengan tujuan untuk menarik
perhatian atau mencuri perhatian sekilas dari orang lewat diseputar
pemasangan poster. Poster yang paling efektif ialah poster yang
dirancang untuk sekilas menarik perhatian atau mencuri pandangan
orang lewat di depan poster tersebut dan cocok dipasang di tempat-
tempat umum selain papan perpustakaan.
3) News Letter
News Letter (Surat kabar dan Majalah) merupakan salah satu
media yang digunakan untuk memberikan informasi khusus kepada
sejumlah orang secara teratur. Isinya tentang berita untuk artikel-
artikel singkat. Dalam news letter secara tetap harus memuat:
editional, informasi singkat dan rinci tentang layanan, kegiatan,
koleksi,terbaru, fasilitas dan peraturan perpustakaan yang diberi juga
ilustrasi atau gambar yang menarik.
Penampilan news letter dan tulisan di dalamnya sangat
mempengaruhi tujuan tercapainya tujuan. Pihak perpustakaan
sebelumnya harus memutuskan dan membatasi informasi yang akan
ditampilkan di news letter. News letter harus diringkas dan
informasinya harus bermanfaat bagi orang-orang yang membacanya.
4) Pembatas Buku
Pembatas buku (Bookmark) merupakan salah satu promosi
yang digunakan dan untuk sarana memberi tanda pembatas pada
halaman-halaman buku. Tujuannya untuk memberi batasan pada
halaman yang sudah dibaca dan nanti akan dibaca kembali, agara
menarik dapat diberi logo atau gambar-gambar menarik.
5) Terbitan Khusus
Terbitan khusus perpustakaan merupakan promosi yang
berbentuk sebuah terbitan yang dilakukan oleh perpustakaan sendiri,
seperti buku panduan penggunaan perpustakaan (booklet), kalender
perpustakaan (isinya kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan).20
b. Media Non Cetak
Promosi perpustakaan dilakukan melalui iklan yang dimuat dalam
media massa baik dalam bentuk tercetak maupun non-tercetak
(elektronik). Dalam bentuk tercetak seperti surat kabar, majalah, brosur
dan lain-lain.
20
Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan, 89.
20
Promosi melalui media non-tercetak seperti melalui iklan radio
dan televisi, atau media online (internet).21
Pada saat ini dengan
pemanfaatan teknologi internet, juga terdapat beberapa jejaring sosial
yang dapat juga dimanfaatkan sebagai media untuk memasang iklan
gratis. Jejaring sosial yang dapat memasang iklan gratis seperti di media
sosial Facebook, Twitter, Blog, Instagram, dan lain-lain.
C. Media Sosial
1. Pemanfaatan Media Sosial
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pemanfaatan berasal dari kata
―manfaat‖. Arti kata manfaat sama dengan guna atau faedah. Pemanfaatan
merupakan proses, cara, atau pembuatan memanfaatkan.22
Media sosial adalah sebuah media online, di mana penggunanya (user)
melalui aplikasi berbasis internet dapat berbagi, berpartisipasi dan
menciptakan konten berupa blog, wiki, forum, jejaring sosial, dan ruang
dunia virtual yang disokong oleh teknologi multimedia yang kian canggih.
Internet, medsos dan teknologi multimedia menjadi satu kesatuan yang sulit
dipisahkan serta mendorong pada hal-hal baru.23
“Media sosial telah menjadi bagian integral masyarakat moderen.
Bahkan beberapa jaringan sosial memiliki pengguna yang jumlahnya
lebih banyak daripada populasi warga kebanyakan negara. Selalu
saja ada ruang virtual yang begitu diminati oleh penggunanya. Ada
akun-akun untuk berbagi foto, video, status terbaru, saling menyapa
21
Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan, h. 90. 22
Peter Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta: Modern English
Press, 2002), 926. 23
Ani Mulyati, Panduan Optimalisasi Media Sosial Untuk Kementrian Perdagangan RI
(Jakarta: Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI, 2014), 25.
21
dan bertemu secara virtual dengan teman-teman baru dan teman-
teman lama. Selalu ada jalur keluar melalui medsos terhadap
kebutuhan akan beragam komunikasi yang muncul di masyarakat”24
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media sosial
adalah media yang memungkinkan pengguna berkumpul secara online
untuk berbagi informasi dalam bentuk teks, suara, video ataupun gambar
serta dapat bertukar pendapat, berdiskusi, berkomunikasi dan berpartisipasi.
Sedangkan pemanfaatan media sosial adalah kegiatan user dalam
menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dengan pengguna media
sosial lainnya. Dengan media sosial kita tidak hanya dapat berkomunikasi
untuk berinteraksi namun juga dapat mempromosikan suatu produk, jasa
dan citra perusahaan kepada konsumen.
2. Keuntungan Media Sosial
Media sosial dalam perkembangan media telah mengambil bentuk
yang menandingi media-media konvensional atau tradisional, seperti
televisi, radio, atau media cetak. Keuntungan itu dapat terjadi karena media
sosial tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak, modal yang besar, dan
tidak terikat oleh fasilitas infrastruktur produksi yang massif seperti kantor,
gedung dan perangkat peliputan yang lain.
Pengguna media sosial bahkan bisa aktif, mengambil peran dan
independen dalam menentukan konten-konten dalam media sosial kapan
pun dan di mana pun. Admin media sosial bebas untuk mengedit seperti
24
Mulyati, 14.
22
mengurangi dan menambahkan, menyebarkan, serta memodifikasi baik
tulisan, gambar, video, grafis, maupun berbagai bentuk konten yang lain.
Masa depan media sosial sulit diprediksi. Yang pasti keberadaannya
makin tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal itu terjadi berkat
manfaat dan fungsi media sosial yang telah membuat kehidupan manusia
lebih mudah, efektif dan efisien.25
3. Rangking Media Sosial
Berdasarkan data yang dirilis dalam www.statista.com ada sepuluh
media sosial yang menempati rangking tertinggi yaitu Facebook,
WhatsApp, Facebook Messenger, QQ, We Chat, Qzone, Instagram,
Tumblr,Twitter dan Baidu Tieba.26 Dalam mempromosikan perpustakaan,
media sosial yang dapat digunakan yaitu Facebook dan Instagram.
a) Facebook
Facebook dibuat pada 4 Februari 2004, Facebook membantu
kita untuk saling terhubung dengan orang lain. Facebook
memungkinkan pengguna dapat membuat profil dilengkapi foto, daftar
ketertarikan pribadi, informasi kontak, dan informasi pribadi lain.
Pengguna dapat berkomunikasi dengan teman dan pengguna lain
melalui pesan pribadi atau umum dan fitur obrolan. pengguna juga
dapat membuat dan bergabung dengan grup dan Facebook yang
disukai.
25
Mulyati, Panduan Optimalisasi Media Sosial Untuk Kementrian Perdagangan RI 28. 26
https://www.statista.com/statistics/272014/global-social-networks-ranked-by-number-
of-users/ diakses tanggal 04 Februari 2017, 19.00 WIB
23
Gambar 2. 1 Logo Facebook
Berikut ini 7 langkah strategi meningkatkan hubungan dan
keterlibatan dengan para followers Facebook, yaitu:
1) Gunakan foto-foto dan gambar
Menurut suatu survei, foto pada Facebook mampu menarik
perhatian pembaca sekitar 93% dibanding posting yang tidak
memiliki foto. Suatu infografis atau gambar juga turut berpengaruh
terhadap menarik atau tidaknya konten di Facebook.
2) Jaga agar tiap posting Anda singkat dan padat.
Sudah banyak telaah yang mengupas masalah bagaimana dan
seberapa panjang posting yang ideal. Pada umumnya, berbagai
telaah itu menyebutkan semakin panjang pesan dan konten yang
dipajang, makin sedikit keterlibatan pembaca di dalamnya. Posting
yang ideal, menurut sejumlah pakar medsos, setidaknya jangan
lebih dari 1.000 karakter atau huruf.
3) Ciptakan dialog dua arah dengan pembaca.
Selalu ciptakan komunikasi pada halaman medsos Anda. Tanyakan
kepada para followers atau pembaca, bagaimana tanggapan
mereka? Apa yang mereka pikirkan? Apa yang menjadi usulan dan
gagasan mereka? Begitu juga ketika ada seorang pembaca
mengklik like pada halaman Anda. Ucapkan penghargaan atau
sekadar terima kasih. Ini akan menciptakan hubungan yang lebih
dalam dan memperluas keterlibatan pembaca. Kondisi ini membuat
mereka merasa lebih dihargai pendapat maupun keberadaanya.
4) Jadilah Sumber Informasi
Jika menemukan suatu informasi—apalagi yang sesuai dengan misi
dan kebijakan perdagangan—tidak ada salahnya untuk membagi
informasi itu pada followers atau pembaca Facebook. Jika menarik,
mereka juga akan membaginya pada orang lain. Tentu saja, link
Facebook Anda juga turut tersebar bersama postingan mereka.
Pada gilirannya, mereka tak segan-segan selalu menyebarkan pesan
Anda.
5) Pilih waktu yang tepat
Coba adakan uji coba kecil-kecilan: kapankah waktu yang tepat
untuk mem-posting pesan di Facebook? Apakah itu terjadi
sepanjang waktu? Atau pada malam dan siang hari? Anda dapat
juga menggunakan sejumlah aplikasi gratis yang dapat digunakan
24
untuk hal ini. Periode waktu itu sangat berguna untuk mengetahui
kapan followers Anda paling banyak menggunakan Facebook. Ini
akan membuat pesan Anda akan semakin efektif.
6) Gunakan isi pesan yang beragam
Jangan takut mem-posting suatu ―konten yang tak resmi‖ yang
tidak berasal dari sumber pemerintah. Jika konten tersebut ada
kaitan tak langsung maupun langsung, tak ada salahnya menyebar
informasi itu. Tentu saja sepanjang informasi itu tidak menyalahi
aturan dan mendukung kebijakan lembaga. Anda dapat saja
membuat suatu kriteria yang disepakati bersama soal konten tak
resmi ini. Konten jenis ini justru akan memperluas jangkauan
medsos Anda.
7) Jaga situs Anda agar tetap manusiawi
Usahakan agar tiap pesan Anda lebih luwes tidak terkesan asal
posting. Begitu juga dengan tanggapan yang ada, hendaknya
dijawab, meski sekadar ucapan terima kasih. Selain itu, usahakan
juga akun Facebook Anda secara keseluruhan lebih dinamis. Harap
diingat, karena beragamnya latar belakang followers, dinamika
posting juga harus disesuaikan.27
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, selain memperhatikan
tujuh poin tersebut, hal yang perlu diperhatikan juga yaitu waktu pada
saat kita melakukan posting, waktu yang baik untuk melakukan posting
di Facebook yaitu hari Kamis dan Jumat sedangkan hari Senin hingga
Rabu tingkat keterlibatan pengguna rendah. Secara umum, waktu yang
baik untuk melakukan posting yaitu pada jam 13.00 dan 15.00
sedangkan secara luas pada pukul 09.00 hingga 19.00. Minimalnya
posting dilakukan setiap hari. Akan tetapi, semua tergantung pada jenis
informasi dan target sasaran. Facebook juga memungkinkan untuk
mengatur jadwal untuk posting yang akan dilakukan untuk seminggu
kedepan.28
27
Mulyati, Panduan Optimalisasi Media Sosial Untuk Kementrian Perdagangan RI,
119–22. 28
Catriona Pollard, The best time to post on social media. Huffpost Small Business
http://www.huffingtonpost.com/catriona-pollard/the-best-times-to-post-on_b_6990376.html
diakses pada 5 Maret 2017. h.1.
25
b) Instagram
Instagram merupakan media sosial yang bersifat mobile notive
artinya Instagram merupakan media sosial yang berasal dari perangkat
seluler. Berbeda dengan Facebook, Twitter dan media sosial lain yang
memang berasal dari web kemudian disesuaikan dengan perangkat
seluler.
Instagram diciptakan oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger dan
diluncurkan pada Oktober 2010. Nama Instagram, menurut mereka,
merupakan gabungan dari ―instant camera‖ dan ―telegram‖. Instagram
kini dapat diinstal pada beragam sistem operasi telepon genggam, mulai
dari Apple App Store, Google Play dan Windows Phone Store.
Hanya beberapa bulan setelah diluncurkan, Instagram mampu
meraih 1 juta pengguna pada Desember 2010. Jumlah ini meningkat
terus hingga mencapai 5 juta user pada Juni, kemudian mencapai 10
juta pada September 2011. Belakangan, Instagram mengklaim
anggotanya telah mencapai lebih dari 30 juta pada April 2012.
Selain itu, Instagram juga mengumumkan setidaknya lebih dari
100 juta foto telah diunggah dalam Picasa pada Juli 2011. Pada Mei
2012, Instagram mengklaim jumlah foto yang telah diunggah telah
melampaui 1 miliar item.
Kini Instagram mengaku telah berhasil meraih pengguna
mencapai lebih dari 100 juta akun pada April 2012. Melihat
perkembangan yang cepat ini, Facebook kemudian mengakuisisi
perusahaan ini dengan nilai mencapai US$1 miliar pada April 2012.
26
Sementara itu, pertumbuhan Instagram terus melejit, mencapai 23%
pada 2013 sedangkan sang perusahaan induk, Facebook hanya
mengalami pertumbuhan mencapai 3% saja.29
Logo Instagram
merupakan logo yang unik, logo Instagram adalah sebagai berikut :
Gambar 2. 2 Logo Instagram
Instagram merupakan aplikasi jaringan berbagi foto sangat
populer bagi masyarakat Indonesia. Sesuai karakternya, aplikasi ini
lebih banyak menyebarkan materi komunikasi sosial yang lebih santai,
tidak serius, kadang-kadang banyak mengandung unsur-unsur aneh,
eksotik, lucu, bahkan menyeramkan. Sebab itulah, penyebaran
informasi efektif dilakukan lewat aplikasi ini. Tentu saja, materi yang
disebarkan juga harus menyesuaikan karakter aplikasi ini.30
Instagram menggunakan satu kegiatan yaitu mobile photo
sharing atau berbagi foto sehingga pengguna dapat saling terhubung
dengan kesamaan minat. Sebelum memulai aktivitas pada Instagram
terdapat fitur-fitur Instagram, yaitu:
1) Pengikut
Sistem sosial di dalam Instagram adalah dengan menjadi
mengikuti akun pengguna lainnya, atau memiliki pengikut
Instagram. Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna
Instagram sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan
29
Mulyati, Panduan Optimalisasi Media Sosial Untuk Kementrian Perdagangan RI, 84–85.
30 Mulyati, 81–82.
27
juga mengomentari foto-foto yang telah diunggah oleh pengguna
lainnya.
Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting,
dimana jumlah tanda suka dari para pengikut sangat mempengaruhi
apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang populer atau
tidak. Untuk menemukan teman-teman yang ada di dalam
Instagram, juga dapat menggunakan teman-teman mereka yang
juga menggunakan Instagram melalui jejaring sosial seperti Twitter
dan juga Facebook.
2) Mengunggah Foto
Kegunaan utama dari Instagram adalah sebagai tempat
untuk mengunggah dan berbagi foto-foto kepada pengguna
lainnya. Foto yang hendak ingin diunggah dapat diperoleh melalui
kamera iDevice ataupun foto-foto yang ada di album foto di
iDevice tersebut.
3) Kamera
Foto yang telah diambil melalui aplikasi Instagram dapat
disimpan di dalam iDevice tersebut. Penggunaan kamera melalui
Instagram juga dapat langsung menggunakan efek-efek yang ada,
untuk mengatur pewarnaan dari foto yang dikehendaki oleh sang
pengguna. Ada juga efek kamera tilt-shift yang fungsinya adalah
untuk memfokuskan sebuah foto pada satu titik tertentu. Setelah
foto diambil melalui kamera di dalam Instagram, foto tersebut pun
juga dapat diputar arahnya sesuai dengan keinginan para pengguna.
Foto-foto yang akan diunggah melalui Instagram tidak terbatas
atas jumlah tertentu, melainkan Instagram memiliki keterbatasan
ukuran untuk foto. Ukuran yang digunakan di dalam Instagram
adalah dengan rasio 3:2 atau hanya sebatas berbentuk kotak saja.
4) Judul Foto
Sebelum mengunggah sebuah foto, para pengguna dapat
memasukkan judul untuk menamai foto tersebut sesuai dengan apa
yang ada dipikiran para pengguna. Judul-judul tersebut, para
pengguna dapat menyinggung pengguna Instagram lainnya dengan
mencantumkan akun dari orang tersebut. Para pengguna juga dapat
memberikan label pada judul foto tersebut, sebagai tanda untuk
mengelompokkan foto tersebut di dalam sebuah kategori
5) Arroba
Seperti Twitter dan juga Facebook, Instagram juga
memiliki fitur yang dimana para penggunanya dapat menyinggung
pengguna lain yang juga, dengan manambahkan tanda arroba (@)
dan memasukkan akun Instagram dari pengguna tersebut. Para
pengguna tidak hanya dapat menyinggung pengguna lainnya di
dalam judul foto, melainkan juga pada bagian komentar foto. Pada
dasarnya dalam menyinggung pengguna yang lainnya, yang
dimaksudkan adalah untuk berkomunikasi dengan pengguna yang
telah disinggung tersebut
28
6) Getaggoing
Setelah memasukkan judul foto tersebut, bagian selanjutnya
adalah bagian Geotag. Bagian ini akan muncul ketika para
pengguna iDevice mengaktifkan GPS mereka di dalam iDevice
mereka tersebut. Dengan demikian iDevice tersebut dapat
mendeteksi lokasi dimana para pengguna Instagram tersebut
berada. Geotagging sendiri adalah identifikasi metadata geografis
dalam sebuah media situs ataupun foto. Dengan geotagging para
penguna dapat terdeteksi dimana mereka telah mengambil foto
tersebut atau dimana foto tersebut telah diunggah.
7) Jejaring Sosial
Dalam membagi foto tersebut, para pengguna juga tidak
hanya dapat membaginya di dalam Instagram saja, melainkan foto
tersebut dapat dibagi juga melalui jejaring sosial lainnya seperti
Facebook, Twitter, Foursquare, Tumblr, Flickr, dan juga
posterous, yang tersedia di halaman untuk membagi foto tersebut.
8) Tanda Suka
Instagram juga memiliki sebuah fitur tanda suka yang
dimana fungsinya sama seperti apa yang ada di dalam Facebook,
yaitu sebagai penanda bahwa pengguna yang lain menyukai foto
yang telah diundah oleh pengguna yang lain. Berdasarkan dengan
durasi waktu dan jumlah suka pada sebuah foto di dalam
Instagram, hal itulah yang menjadi faktor khusus yang
mempengaruhi apakah foto tersebut popular atau tidak.
9) Popular
Bilamana sebuah foto masuk ke dalam halaman popular,
yang dimana tempat tersebut menjadi sebuah kumpulan dari foto-
foto popular dari seluruh dunia pada saat itu. Secara tidak langsung
foto tersebut akan menjadi suatu hal yang dikenal oleh masyarakat
mancanegara, sehingga jumlah pengikut pun juga dapat bertambah
lebih banyak juga. Foto-foto yang berada di halaman popular
tersebut pun tidak akan seterusnya berada di halaman tersebut,
melainkan dengan berjalannya waktu akan ada foto-foto popular
baru lagi yang masuk ke dalam daftar halaman tersebut.31
Selain mengetahui fitur-fitur Instagram, terdapat hal-hal yang
dapat dilakukan pustakawan dalam mempromosikan perpustakaan
menggunakan salah satu media sosial seperti Instagram yang
dikemukakan oleh Mollet, yaitu:
a) Berinteraksi dengan Pengguna
31
https://id.scribd.com/doc/195027473/Makalah-Instagram diakses pada 02 Desember
2017, 21:16 WIB.
29
Dengan menggunakan fitur komentar atau dengan
mengunggah foto yang bertulisan kata-kata, pustakawan dapat
menanyakan pendapat pengguna mengenai koleksi yang
diinginkan atau tentang pengarang yang disukai sehingga dapat
menjadi referensi bagi perpustakaan dalam mengembangkan
koleksi dan layanan.
b) Menunjukan sekeliling dan koleksi
Dengan menunjukkan dan menampilkan sekeliling
perpustakaan seperti gedung dan fasilitas dapat menarik pengguna
untuk datang ke perpustakaan.
c) Mempublikasikan acara
Mempublikasikan acara yang akan datang ataupun acara
yang telah lewat juga dapat menarik pengguna untuk datang ke
perpustakaan. dengan melihat acara yang diadakan di perpustakaan
dapat terlihat bahwa perpustakaan bukan hanya sekedar tempat
untuk membaca buku melainkan dapat menjadi tempat diadakan
acara yang bersifat edukasi.
d) Memperlihatkan proses
Orang kadang penasaran dengan apa yang berada di balik
layar atau proses dari suatu acara. Dengan mengunggah proses
sebuah acara juga dapat menambah nilai tumbuh bagi perpustakaan
untuk menarik minat pengguna.
e) Menunjukkan sejarah perpustakaan
Melalui Instagram, pustakawan juga dapat menceritakan
tentang sejarah perpustakaan yang tidak semua pengguna tahu akan
sejarah perpustakaan. dengan mengunggah keadaan atau situasi
perpustakaan pada masa lalu.32
Sifatnya yang mobile notive, untuk mengakses Instagram
diperlukan akun yang harus didaftarkan menggunakan smartphone.
Pembuatan akun Instagram dapat dilakukan menggunakan Facebook
namun proses pembuatan tetap dilakukan pada smartphone. Setelah
membuat akun Instagram kita dapat menggunakannya pada
smartphone kita atau melalui www.Instagram.com. Akan tetapi
tampilan Instagram pada desktop lebih sederhana dibandingkan
tampilan pada smarthphone.
32
Amy Mollet, Five ways libraries are using Instagram to share collections and draw
public interest. The London of Economics and Political Science.
http://blogs.Ise.ac.uk/impactosocialsciences/2014/04/16/five-ways-libraries-are-using-Instagram/
diakses pada 11 April 2017
30
Gambar 2. 3 Tampilan Instagram
Pada Gambar di atas terlihat tampilan Instagram pada
smartphone. Instagram dapat diunduh pada Apple Store untuk
smartphone iOS atau Google Play untuk smartphone Android.
D. Minat Baca
1. Pengertian Minat Baca
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah,
keinginan. Minat baca adalah sesuatu yang menarik perhatian untuk dibaca,
tapi kalau tidak menarik perhatian tidak akan dibaca.33 Oleh sebab itu, minat
baca bukan merupakan faktor turunan tapi sesuatu kegiatan atau proses yang
dilatih secara terus-menerus. Apabila telah menjadi kebiasaan dan setelah
33
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 2002), 744.
31
menjadi satu kebutuhan maka minat baca telah menjadi budaya baca.34
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia minat adalah :
“Perhatian, kesukaan (kecendrungan hati) kepada sesuatu, keinginan.
Minat yaitu kemauan yang terdapat dalam hati atas sesuatu, gairah,
keinginan. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang
untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas
memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan,
mereka berminat, ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila
kepuasan berkurang, minat pun berkurang."35
Baca adalah kata kerja yang berarti membaca. Membaca ialah melihat
tulisan dan mengerti atau dapat melaksanakan apa yang tertulis itu,
mengucapkan (do‘a, atau sebagainya). Membaca yaitu melihat isi sesuatu
yang membuat tertarik dengan teliti serta memahaminya (dengan
melisankan/dalam hati), mengeja atau mengucapkan apa yang tertulis,
mengucapkan, meramalkan, mengetahui, memperhitungkan ataupun
menduga.36
Minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong
seseorang untuk berbuat sesuatu terhadap membaca. Minat baca
ditunjukkan dengan keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan
membaca. Orang yang demikian senantiasa haus terhadap bahan bacaan.
Minat membaca sangat berpengaruh terhadap keterampilan membaca.37
Dari pendapat-pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat
baca adalah kecenderungan jiwa yang mendorong untuk memperhatikan,
merasa tertarik dan senang terhadap aktifitas membaca sehingga mereka
34
Rachman Natadjumena, ―Masyarakat Dan Minat Baca: Dalam Media Pustakawan‖ 12,
no. 2 (2005): 3. 35
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), 769. 36
Natadjumena, ―Masyarakat dan Minat Baca‖ 12, no. 2 (2005): 3., 71. 37
Darmono, Manajemen Dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Gramedia
Widiaswara, 2001), 182.
32
mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. Aspek minat
membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran
akan manfaat membaca.
2. Meningkatkan Minat Baca Anak Melalui Perpustakaan
Perpustakaan sangat berkaitan dengan buku dan kegiatan membaca.
Sayangnya buku dan kegiatan membaca kurang populer di kalangan anak-
anak dibandingkan televisi dan playstation. Ditambah lagi dengan tidak
adanya akses terhadap buku karena ketidak mampuan membeli serta
langkanya perpustakaan yang menyediakan koleksi buku anak. Kondisi ini
telah menimbulkan keprihatinan bagi banyak pihak, akhirnya banyak pihak
yang bergerak membangun perpustakaan anak-anak dengan berbagai alasan,
latar belakang, model dan gaya perpustakaan. Murti Bunanta berpendapat
bahwa:
“Hanya sejumlah kecil anak-anak yang dapat menemukan
kegembiraan membaca sehingga dapat meningkatkan budaya
membaca mereka dengan sendirinya. Dengan perkataan lain, minat
baca seorang anak tidak datang sendirinya. Untuk sebagian besar
memerlukan guru, orang tua, pustakawan, pembina dan pengelola
perpustakaan sebagai katalisator untuk mendekatkan anak pada buku.
Oleh karena itu sepatutnyalah tugas pengelola dan pembina
perpustakaan untuk mengadakan atau dapat membuat suatu program
yang dapat menarik minat anak untuk mengunjungi perpustakaan dan
memanfaatkan bacaan sebagai bagian dari kebutuhan utama
mereka.”38
Hal yang penting adalah menciptakan suasana perpustakaan yang
nyaman dan tenang dan mencirikan suatu ruangan untuk anak-anak dan
remaja, baik itu pada perpustakaan umum ataupun sekolah. Ruang yang
38
Murti Bunanta, Buku Mendongeng Dan Minat Membaca (Jakarta: Kelompok Pencinta
Bacaan Anak, 2008), 97–98.
33
bersih, terasa lega di mana buku-buku disusun secara rapi dan teratur serta
terawat bersih akan dengan sendirinya mengajar anak untuk mencintai dan
menyukai memasuki suatu ruangan yang disebut sebagai perpustakaan,
tidak karena dia terpaksa datang oleh karena tugas-tugas sekolah, tetapi
lebih sebagai tempat dia dapat menimba ilmu dan mencari inspirasi yang
positif. Jadi sejak pertama kali anak memasuki ruangan, nantinya anak akan
terus tertarik untuk datang kembali. Idealnya kalau dapat diatur, ada sudut
untuk anak balita, untuk anak yang lebih besar dan remaja. Bagi anak
remaja, bagian untuk mereka bisa dekat dengan bagian orang dewasa,
sehingga mereka tertarik untuk membaca bacaan yang lebih berbobot.39
3. Tujuan Membaca
Tujuan umum orang membaca adalah untuk mendapatkan informasi
baru. Dalam kenyataannya terdapat tujuan yang lebih khusus dari kegiatan
membaca, yaitu:
a. Membaca untuk tujuan kesenangan. Termasuk dalam kategori ini adalah
membaca novel, surat kabar, majalah, dan komik. Menurut David Eskey
tujuan membaca semacam ini adalah reading for pleasure. Bacaan yang
dijadikan obyek kesenangan menurut David adalah sebagai ‖bacaan
ringan‖;
b. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti pada membaca
buku-buku pelajaran buku ilmu pengetahuan. Kegiatan membaca untuk
meningkatkan pengetahuan disebut juga dengan reading for intelectual
profit;
c. Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya para mekanik
perlu membaca buku petunjuk, ibu-ibu membaca booklet tentang resep
masakan, membaca prosedur kerja dari pekerjaan tertentu. Kegiatan
membaca semacam ini dinamakan dengan reading for work.40
39
Murti Bunanta, Buku Mendongeng dan Minat Membaca, 99–100. 40
Murti Bunanta, Buku Mendongeng dan Minat Membaca, 183.
34
4. Faktor yang Mampu Mendorong Bangkitnya Minat Baca
Bangkitnya minat baca dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor-
faktor tersebut adalah:
a. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan, dan
informasi
b. Keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya bahan
bacaan yang menarik, berkualitas, dan beragam
c. Keadaan lingkungan sosial yang kondusif. Maksudnya, adanya iklim
yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca
d. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama yang aktual
e. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani.
Faktor-faktor tersebut dapat terpelihara melalui sikap-sikap, bahwa
dalam diri tertanam komitmen membaca memperoleh keuntungan ilmu
pengetahuan, wawasan dan kearifan.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini diantaranya dari
skripsi yang pertama berjudul ―Promosi Perpustakaan Rimba Baca‖ oleh
Maulidia Putri (2014). Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Adab dan
Humaniora.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui promosi yang dilakukan,
sejauh mana keefektifan promosi dan juga untuk mengetahui upaya dalam
mengatasi beberapa kendala terhadap promosi yang dilakukan oleh
perpustakaan ―Rimba Baca‖. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data
yaitu melalui wawancara yang digunakan untuk mengetahui bagaimana
promosi yang dilakukan dan observasi dilakukan untuk melihat bagaimana
35
promosi perpustakaan di tempat penelitian di perpustakaan ―Rimba Baca‖
menggunakan media internet seperti website dan teknologi 2.0 seperti jejaring
sosial yaitu Facebook dan Twitter. Keefektifan promosi sejauh ini sudah cukup
baik. Hal ini dikarenakan setiap ada kegiatan yang diadakan oleh pihak
perpustakaan dapat menarik minat pengunjung perpustakaan. Untuk mengatasi
kendala pihak perpustakaan membeli koleksi buku yang merupakan
permintaan dari anggota, memperbanyak koleksi buku terjemahan kedalam
bahasa indonesia, perpustakaan saat ini hanya melakukan pembatasan jumlah
orang sekitar 20 – 30 orang jika ada yang ingin mengadakan kegiatan, pihak
perpustakaan yang mengerjakan promosi di jejaring sosial yaitu pemilik
perpustakaan sendiri melalui akun Facebooknya di grup ―Rimba Baca‖ serta
perpustakaan mempunyai sebuah akun grup Facebook yang selalu
mengunggah koleksi buku-buku barunya yang diharapkan dapat menarik minat
anggota grup tersebut, dan juga perpustakaan juga selalu memposting kegiatan
apa saja yang akan diadakan di perpustakaan.
Selain itu ada juga penelitian yang terkait dengan penelitian penulis
seperti penelitian berikut ini yang berjudul “Promosi yang Dilakukan di
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI” oleh Sonia Mustinda
(2010). Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Adab dan Humaniora.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui cara dan sarana promosi yang
dilakukan perpustakaan serta kendala yang dihadapi dalam melaksanakan
kegiatan promosi yang dilakukan perpustakaan tersebut. Metodologi yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif. Sample dan
36
respondennya adalah pengguna Perpustakaan Kementrian Pendidikan
Nasional, Pengambilan sample dilakukan secara Accidental Sampling (Sampel
Kebetulan). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa cara promosi perpustakaan
yang memiliki prosentase tertinggi adalah kontak perorangan dan bimbingan
pengguna, sebanyak 43%, sarana promosi memiliki prosentase tertinggi adalah
brosur, sebanyak 61%. Kendala yang dihadapi perpustakaan adalah kendala
dari dalam perpustakaan salah satunya kebijakan yang ada sering menghambat
pelaksanaan kegiatan promosi perpustakaan.
Penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah
penelitian yang berjudul ―Pengaruh Promosi Terhadap Minat Baca di Badan
Perpustakaan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta‖, oleh Tina
Maryanti (2009), Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Fakultas Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Media yang sering
diketahui masyarakat pemakai dalam mempromosikan Badan Perpustakaan
Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (2) Adakah pengaruh yang
signifikan antara promosi terhadap minat baca di Badan Perpustakaan Daerah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan di Badan
Perpustakaan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, pada tahun 2007.
Populasi adalah masyarakat pemakai Badan Perpustakaan Daerah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 100 orang dengan metode sampling
accidental.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian survei dengan pendekatan
deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi,
37
wawancara, observasi, dan kuesioner. Uji validitas menggunakan rumus
Product Moment, uji reliabilitas dengan menggunakan Program SPSS versi 12
for Windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Media yang sering
diketahui oleh masyarakat pemakai adalah media elektronik, dengan jumlah
skor 409, media cetak skor 389 dan media penyelenggara skor 334. Dari media
elektronik yang paling besar adalah televisi skor 389 lebih besar di banding
internet skor 335 dan radio skor 344. (2) Ada pengaruh yang signifikan antara
promosi terhadap minat baca masyarakat di Badan Perpustakaan Daerah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 0,735 (positif) p-value sebesar
0,000. Terdapat korelasi yang kuat atau tinggi sebesar (0,20-0,90). Uji korelasi
Product moment dari Pearson menggunakan SPSS ver.12 for windows. Dengan
demikian dapat dikatakan promosi yang dilakukan oleh Badan Perpustakaan
Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berpengaruh terhadap minat
baca bagi masyarakat. Sehingga Hasil yang menyatakan ada pengaruh positif
dan signifikan antara promosi terhadap minat baca diterima dan Ho yang
menyatakan tidak ada pengaruh ditolak. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
maka disarankan pelaksanaan kegiatan Promosi Minat Baca yang dilakukan
oleh Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
hendaknya dilakukan dengan maksimal agar masyarakat pemakai mengetahui
keberadaan Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk
mengungkapkan suatu kebenaran secara ilmiah. Dengan adanya metode penelitian
ini penelitian yang dilakukan memiliki cara-cara tersendiri untuk menemukan
fakta atau kebenaran yang ada di lapangan.
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan
informasi mengenai suatu gejala yang ada atau keadaan gejala apa adanya pada
saat penelitian dilakukan.41 Jenis deskriptif merupakan usaha yang dapat
dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data-data dan mencari kebenaran
masalah yang diteliti.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
Menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexy J, penelitian kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.42
Pada pendekatan
yang bersifat kualitatif lebih bersifat deskriptif dan disampaikan secara naratif
mengenai keadaan, hubungan atau fenomena yang sedang peneliti teliti secara
objektif, sesuai dengan apa yang terjadi disampaikan dengan kata-kata tidak
menggunakan prosedur statistik.
41
Arikunto Suharsimi, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 309. 42
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2001), h. 3.
39
B. Sumber data
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diambil langsung, tanpa perantara dari
sumbernya.43 Sumber ini dapat berupa benda-benda, situs atau manusia.
Dalam hal ini penelitian dapat memperoleh data yang langsung ditemui di
lapangan dan wawancara dengan pemilik perpustakaan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari
sumbernya. Data ini bersumber dari kepustakaan yang terdiri dari literatur-
literatur dan artikel-artikel yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
C. Informan Penelitian
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi
tentang situasi dan kondisi latar penelitian.44
Penentuan informan ditentukan
dengan mencari tahu pihak yang paling memahami objek penelitian dan
ditentukan berdasarkan konsep purposive sampling. Purposive sampling adalah
metode penentuan informan dengan cara sengaja memilih informan-informan
tentu dengan mengabaikan informan lainnya, karena informan tertentu ini
memiliki ciri-ciri khusus yang tidak dimiliki informan lain.45
Informan dalam penelitian ini adalah pemilik perpustakaan, Nurbaiti
Hafmaya pemegang Instagram perpustakaan dan Humaira Ayesha pemegang
Facebook Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan.
43
Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STAN-LAN, 1999), 86. 44
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, h. 90. 45
Prasetya Irwan, Logika Dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN PRES, 1999), h.
183.
40
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian
lapangan, yaitu peneliti datang langsung ke perpustakaan, mengadakan
penelitian untuk mendapatkan data yang akurat. Untuk mengumpulkan data
yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis menempuh beberapa
teknik, diantaranya:
1. Observasi
Observasi adalah penelitian yang pengambilan datanya bertumpu pada
pengamatan langsung terhadap objek penelitian.46 Penulis melakukan
pengamatan dan pencatatan secata sistematis terhadap gejala atau fenomena
yang terjadi di perpustakaan, sehingga dapat memberikan data tambahan
terhadap hasil wawancara. Observasi dilakukan untuk melihat bagaimana
kondisi di Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan.
2. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
secara langsung. Wawancara ini dilakukan secara mendalam dengan pemilik
Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan. Bentuk wawancara yang
digunakan adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstuktur
merupakan pendekatan yang optimal guna memperoleh data jika subjek
sulit mengemukakan pendapatnya, maka pewawancara dapat memodifikasi
dan berimprovisasi pertanyaan yang diajukan. Dengan teknik ini
memungkinkan data yang lebih mendalam yaitu pertanyaan tambahan untuk
46
Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian, 63.
41
mengurangi respon-respon yang tidak jelas, agar dapat diperoleh jawaban
yang lebih khusus dan lebih tepat.47
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang.48
Dokumentasi dilakukan dengan cara mempelajari dokumen-
dokumen yang berisi informasi tentang hak cipta.
4. Kajian Kepustakaan
Kajian pustaka adalah pengindentifikasian secara sistematis,
penemuan dan analisis dokumen-dokumen yang memuat informasi yang
berkaitan dengan masalah penelitian.49
Kajian pustaka, merupakan
penelitian yang datanya diambil terutama atau keseluruhnya dari
kepustakaan (buku, dokumen, artikel, laporan dan sebagainya).
E. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data ada tiga tahapan, yaitu:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh penulis melalui wawancara dan kajian pustaka
dicatat dengan rinci, mengelompokan dan memfokuskan pada hal penting,
dengan demikian data yang didapat bisa memberikan gambaran jelas.
47
Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),
190.
48
Ibid., h. 240. 49
Consuelo G. Sevilla, [et. Al] and Alimudin Tuwu, Pengantar Metode Penelitian
(Jakarta: UI Press, 1993), h. 31.
42
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan.50
Setelah data direduksi, penulis melakukan penyajian dalam bentuk teks
yang bersifat naratif.
3. Penarikan Kesimpulan
Data-data yang terangkum dan dijabarkan dalam bentuk naratif,
penulis buatkan kesimpulan. Kesimpulan digunakan untuk menjawab tujuan
penelitian.
F. Teknik Penguji Keabsahan Data
Teknik yang digunakan untuk menguji keabsahan terhadap data hasil
penelitian kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan meningkatkan
kredibilitas atau validitas internal, dengan triangulasi sebagai berikut:
1. Triangulasi Data
Menggunakan berbagai sumber data untuk pengecekan ulang
wawancara, seperti hasil wawancara dan hasil observasi.
2. Triangulasi Teori
Penggunaan teori untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan
sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, dari beberapa teori yang telah
dijelaskan di bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data.
50
Basrowi and Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),
h. 209.
43
3. Triangulasi Metode
Penggunaan berbagai metode dalam melakukan penelitian, seperti
metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi
pada wawancara dilakukan.51
G. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Reading is Fun Jl. Kerinci III
No.9 Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Waktu penelitian di lakukan mulai dari
bulan Maret s/d Juli 2017. Lokasi dipilih dengan pertimbangan letak geografis
dan praktisi seperti waktu dan tenaga, serta perihal kesusaian dengan penelitian
yang hendak diteliti.
H. Jadwal Penelitian
Tabel 3. 1
Jadwal Penelitian
Kegiatan Waktu
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
Penyusunan
Proposal
√
Pengajuan
Proposal
√
Bimbingan
Skripsi
√ √ √ √ √ √ √
Penelitian √ √ √ √ √
Penyusunan
Skripsi
√ √ √ √ √ √ √
Siding
Skripsi
√
51
Bachtiar S. Bachri, ―Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian
Kualitatif,‖ Jurnal Teknologi Pendidikan 10 No. 1 (2010): h. 56-57.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Objek Penelitian
1. Sejarah dan Profil Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan
Perpustakaan Reading is Fun adalah sebuah perpustakaan yang
terletak di daerah perumahan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Perpustakaan ini berdiri pada bulan Agustus 2015, perpustakaan didirakan
oleh tiga sosok perempuan dari negara yang berbeda-beda Nurbaiti
Hafmaya berasal dari Indonesia, Humaira Ayesha Khan berasal dari
Bangladesh dan Liliy Zeng berasal dari Cina.
Awal Perpustakaan Reading Is Fun berdiri yaitu dari kecintaan
mereka terhadap buku, sering berkunjung ke perpustakaan hingga akhirnya
menurun ke anak-anak mereka. Dalam sebuah kesempatan, mereka berfikir
jika kebanyakan anak-anak sekarang tidak senang membaca, karena adanya
pengaruh dari televisi dan gadget, jika bermain ke rumah kerabat yang
dicari hanya televisi dan gadget. Sementara metode dalam mendidik anak
mereka bukan seperti itu, mereka tidak membiasakan anak-anak untuk
menonton televisi atau bermain gadget, karena mereka sadar jika anak-anak
diberi fasilitas televisi dan gadget, anak-anak itu akan menjadi addicted dan
jika sudah menjadi addicted maka akan susah dibentuk untuk anak-anak
yang lebih gemar membaca atau lebih menyukai buku. Mereka yakin jika
anaknya dibentuk sedini mungkin maka anak-anak itu akan terbiasa dengan
membaca.
45
Dengan pemikiran seperti itu, mereka sepakat untuk membuat sebuah
perpustakaan yang digunakan untuk anak-anak agar mereka suka membaca.
Tidak hanya untuk anak-anak mereka, mereka juga membuka Perpustakaan
Reading is Fun untuk umum. Dengan menekankan konsep perpustakaan,
Nurture Your Child’s Ability & Love of Reading, intinya adalah memupuk
atau mengoptimalkan kemampuan anak dan menularkan kecintaan
membaca sedini mungkin kepada anak.
Mereka berpikir jika anak-anak mempunyai metode khusus untuk
merangsang kemampuan anak dan menyelaraskan fungsi pendengaran,
fungsi pengelihatan, dan kemampuan berbicara “Your Baby Can Read” dan
“Your Child Can Discover”. Dua metode itu mereka adaptasi dari seorang
peneliti bernama Dr. Robert Titzer, seorang peneliti asal USA yang fokus
pada perkembangan bayi dan anak-anak.
Cara kerja metode ini secara sederhana dapat dianalogikan sebagai
berikut, jika orang tua memberitahukan pada anaknya ada buah jeruk, maka
secara bersamaan orang tua juga menunjukkan tulisan jeruk pada anak. Atau
jika yang ditunjuk adalah binatang, maka orang tua bisa sambil menirukan
bunyi-bunyian khas yang dihasilkan misalnya ―meong‖ untuk kucing, atau
―guk guk guk‖ untuk anjing dan seterusnya. Dengan begitu semua fungsi
yang ada di otak anak akan terangsang untuk selanjutnya dapat digunakan
dengan optimal.
Sistem klasifikasi Perpustakaan Reading is Fun menggunakan
kategori usia dan untuk membedakannya setiap kategori menggunakan label
warna yang berbeda. yaitu Nursery & Below 0-4 tahun menggunakan label
46
berwarna ungu, Young Children or Beginner Reader 4-8 tahun
menggunakan label berwarna hijau, Older Children or Young Reader 8-12
tahun menggunakan label berwarna orange, Teenager menggunakan label
berwarna biru dan Grown-Ups koleksi dewasa untuk orang tua
menggunakan lebel berwarna putih. Koleksi di perpustakaan tidak hanya
disusun sesuai usia tetapi juga dikelompokan sesuai subjek.
Perpustakaan Reading is Fun menerapkan sistem terbuka (Open
Access) yang berarti pemustaka dapat mengakses langsung informasi dan
koleksi yang dibutuhkan. Sistem yang digunakan untuk menginput koleksi
yaitu Slims, tetapi sistem ini hanya digunakan untuk menginput buku dan
tidak digunakan oleh pemustaka untuk mencari koleksi.
Pada tahun 2017 Perpustakaan Reading is Fun membuat program
preschool yang dinamakan The Learning Castle. Program preschool ini
dimulai dari usia enam bulan sampai dengan tiga tahun.52
2. Visi dan Misi Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan
Visi Perpuatakaan Reading is Fun Jakarta Selatan adalah ingin
menjadikan semua anak memiliki kemampuan dan fokus dalam membaca
buku, ingin menggali informasi melalui buku, dan yang paling penting,
mencintai buku sejak usia dini. Dengan mencintai buku mereka akan
memperoleh berbagai manfaat hingga tumbuh dewasa nanti. Misi
52
Wawancara Pribadi dengan Nurbaiti Hafmaya, Jakarta 24 Februari 2017
47
perpustakaan yaitu ―Untuk menemukan kecintaan baca sejak sedini
mungkin.‖53
3. Sumber Daya Manusia Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan
Perpustakaan Reading is Fun didukung oleh 9 tenaga kerja, yang
terdiri dari 3 orang pemilik perpustakaan, 5 orang pengajar, 1 orang di
bagian layanan dan 1 orang untuk memahami pesikologi anak.
Di Perpustakaan Reading is Fun tidak terdapat pustakawan lulusan
ilmu Perpustakaan. Untuk pengolahan koleksi dilakukan oleh pustakawan
terampil yaitu 5 pengajar perpustakaansecara bergantian, 2 orang
penginputan ke dalam sistem dan 3 orang untuk sampul dan lebel koleksi.54
Tabel 4. 1
Sumber Daya Manusia
Perpustakaan Reading is Fun
No Nama Pendidikan Jabatan
1 Nurbaiti Hafmaya. S2 Pemilik
Perpustakaan
2 Humaira Ayesha S1 Pemilik
Perpustakaan
3 Liliy Zeng S2 Pemilik
Perpustakaan
4 Melani Rosita S1 Layanan
5 Septia Dwi Susanti
S.gz.
S1 Pustakawan &
Pengajar
6 Nadya Yani Sanjatul
Amaniy S.pd.
S1 Pengajar
7 Tanzanita Sylvina S.p. S1 Pustakawan &
Pengajar
8 Nurmawi‘izzatillah
S.pd
S1 Pengajar
9 Citra Ayu Pratiwi S.psi. S1 Pesikologi
Anak& Pengajar
53
Wawancara Pribadi dengan Nurbaiti Hafmaya, Jakarta 24 Februari 2017 54
Wawancara Pribadi dengan Nurbaiti Hafmaya, Jakarta 7 April 2017
48
4. Layanan Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan
Layanan di Perpustakaan Reading is Fun yang diberikan, tidak untuk
anggota perpustakaan saja, pelayanan juga dibuka untuk masyarakat umum,
dengan membayar biaya sebesar Rp.20.000/jam. Pemustaka dapat langsung
memanfaatkan fasilitas yang ada, tetapi untuk peminjaman koleksi tidak
dilakukan untuk pemustaka umum, melainkan untuk anggota perpustakaan
saja.
Perpustakaan buka setiap hari senin sampai dengan sabtu pada pukul
09.00 - 17.00 WIB, hari minggu dan hari libur nasional perpustakaan tutup.
Prosedur untuk memanfaatkan koleksi perpustakaan :
a. Bisa membaca ditempat/bisa meminjam
b. Maksimum meminjam 2 buku dengan waktu 14 hari
c. Keterlambatan pengembalian buku akan didenda sebesar
Rp.5000/hari/buku
d. Koleksi harus dikembalikan sebelum masa peminjaman berakhir. Jika
terjadi kerusakan atau kehilangan pada buku, peminjam harus
mengganti sesuai dengan buku yang dihilangkan/rusak.
e. Fasilitas perpustakaan disediakan gratis bagi anggota perpustakaan dan
pemustaka umum.55
5. Program Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan
Program yang diadakan oleh Perpustakaan Reading is Fun merupakan
program yang dapat menunjang kreativitas dan kecintaan anak terhadap
55
Buku Panduan Perpustakaan Reading is Fun
49
membaca. Program-program dapat diikuti oleh anggota Perpustakaan.
Program yang ada di perpustakaan antara lain56
:
a. Program Perpustakaan Reading is Fun
1) Your Child Can
Program Your Child Can atau anak anda bisa ini untuk usia
3-5 tahun. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
anak untuk menjadi pembaca yang fasih.
Gambar 4. 1 Program Your Child Can
2) Your Child Can Read Advance
Program your child can read advance atau anak anda bisa
maju ini untuk anak berusia 5 sampai 7 tahun. Program yang
bertujuan memperkaya kosa kata dan keterampilan menulis pada
anak.
56
Wawancara Pribadi dengan Nurbaiti Hafmaya, Jakarta 7 April 2017
50
Gambar 4. 2 Program Your Child Can Read Advance
3) Reading Rocket Adventure and Science Club
Program reading rocket adventure and science club
program ini untuk usia 5 sampai 10 tahun. Program yang bertujuan
memupuk kecintaan anak terhadap dunia melalui ilmu
pengetahuan, drama, diskusi, eksplorasi dan menulis.
Gambar 4. 3 Program Reading Rocket Adventure
and Science Club
51
b. Program Preschool The Learning Castle
1) Your Baby Can
Program your baby can atau bayi anda bisa ini untuk bayi
yang baru berusia 6 sampai 18 bulan. Tujuan program ini adalah
mengoptimalkan potensi bayi untuk belajar pada periode emasnya,
program ini baik untuk perkembangan bahasa pada bayi.
Gambar 4. 4 Program Your Baby Can
2) Your Toddler Can
Program your toddler can atau balita anda bisa ini untuk
balita yang berusia 18 bulan sampai 3 tahun. Program ini
memanjakan balita dengan membaca menggunakan pendekatan
sensorik.
52
Gambar 4. 5 Program Your Toddler Can
c. Program Holiday
Terdapat beberapa program holiday yang diadakan di
Perpustakaan Reading is Fun yaitu mendongeng (Storytelling), drama,
art and craft, fun cooking, yummy lunch, serta discovery and play gym.
Gambar 4. 6 Program Holiday
53
6. Koleksi Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan
a. Buku
Koleksi buku yang ada di perpustakaan Reading is Fun kurang
lebih telah mencapai 4000 eksemplar. Koleksi buku tersebut terdiri dari
koleksi anak serta koleksi dewasa untuk orang tua. Sebagian besar
koleksi perpustakaan menggunakan bahasa Inggris namun ada juga
koleksi perpustakaan yang berbahasa Indonesia.
Jenis koleksi di Perpustakaan Reading is Fun pun beragam
untuk memenuhi kebutuhan anak mulai dari balita sampai remaja,
koleksi terdiri dari buku agama, cerita anak bergambar, komik, novel,
biografi, dongeng, cerita rakyat, seni dan kerajinan, pengetahuan alam,
majalah serta buku referensi dan kamus. Koleksi dewasa untuk orang
tua pun beragam seperti buku tentang bisnis ekonomi, agama, novel,
seni dan arsitektur, kerajinan tangan, buku resep masakan, buku
pendidikan dan pesikologi untuk anak, buku sosial, biografi serta
majalah.
Gambar 4. 7 Koleksi Buku Perpustakaan
54
b. Perlengkapan Art and Craft
Perlengkapan art and craft sudah disediakan oleh pihak
perpustakaan Reading is Fun untuk digunakan oleh anggota
perpustakaan. Perlengkapan terdiri dari kertas bergambar, kardus, cat
air, origami, stik es krim, kertas berwarna, lego, laptop dan lain-lain.
Perlengkapan ini disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan dalam
kegiatan atau program perpustakaan.
Gambar 4. 8 PerlengkapanArt and Craft
c. Peralatan Mendongeng dan Drama
Perpustakaan Reading is Fun memiliki banyak alat praga untuk
mendongeng, seperti boneka tangan yang bisa digunakan untuk
mendongeng. Kostum-kostum hewan atau tokoh-tokoh yang disukai
anak-anak serta gambar yang telah diberi ornamen atau hiasan sesuai
tema yang akan di ceritakan.57
57
Wawancara Pribadi dengan Nurbaiti Hafmaya, Jakarta 24 Februari 2017
55
Gambar 4. 9 Peralatan Mendongeng dan Drama
B. Hasil Penelitian
Kegiatan promosi perpustakaan merupakan suatu kegiatan atau upaya
mengenalkan seluruh aktifitas yang ada di perpustakaan kepada masyarakat
umum agar masyarakat mengenal atau mengetahui Perpustakaan Reading is
Fun. Sebagai sebuah perpustakaan, perpustakaan ini melakukan kegiatan atau
aktifitas promosi. Tujuan promosi itu sendiri menurut Informan Nurbaiti
Hafmaya yaitu untuk menyebarkan informasi mengenai perpustakaan Reading
is Fun dan pentingnya minat baca sejak usia dini, selain itu menyebarkan
kebiasaan baik ini kepada masyarakat.
“Tujuannya itu untuk menyebarkan informasi tentang perpustakaan, terus
juga mengingatkan pentingnya minat baca anak sejak usia dini. Dan juga
menyebarkan kebiasaan baik ini kesebanyak lingkungan, anak dan
masyarakat sekitar.”58
Pernyataan di atas sesuai dengan tujuan promosi menurut Qalyubi bahwa
tujuan promosi yaitu memperkenalkan fungsi perpustakaan kepada masyarakat
58
Wawancara Pribadi dengan Nurbaiti Hafmaya, Jakarta, 7 April 2017.
56
serta mendorong minat baca dan mendorong masyarakat agar menggunakan
koleksi perpustakaan semaksimal mungkin.
Dalam melakukan promosi, Perpustakaan Reading is Fun menggunakan
salah satu strategi promosi tidak langsung (Indirect Promotion). Promosi tidak
langsung yaitu kegiatan promosi yang dilakukan dengan cara tidak berhadapan
atau berkomunikasi langsung secara tatap muka tetapi dengan menggunakan
dan memanfaatkan beberapa media. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan
media sosial dalam melakukan promosi perpustakaan. Media sosial yang
digunakan oleh perpustakaanyaitu Instagram dan Facebook. Namun dalam
pengaplikasiannya, Instagram dirasa lebih efektif dibandingkan Facebook.
Perpustakaan Reading is Fun tidak menggunakan Twitter untuk promosi
perpustakaan.
“Media sosial yang digunakan Perpustakaan Reading is Fun Instagram
dan Facebook, Facebook kita baru aktif. Untuk Twitter kita ngga ada.
Instagram lebih efektif menurut saya dibanding Facebook apalagi
Twitter karna kita ngga menggunakannya.”59
Media sosial Perpustakaan Reading is Fun pertama kali dibuat pada
bulan Oktober 2014, pada saat itu media sosial yang digunakan yaitu
Instagram. Pada tahun 2017, Perpustakaan Reading is Fun membuat media
sosial lain yaitu Facebook.
Menurut informan Nurbaiti Hafmaya, keuntungan yang didapat melalui
media sosial yaitu :
“Bisa menjangkau banyak orang, bisa memperkenalkan kebanyak orang
tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Tetapi walopun semua orang
59
Wawancara Pribadi dengan Nurbaiti Hafmaya, Jakarta, 7 April 2017.
57
bisa melihat, belum tentu tertarik. Di sisi lain informasi yang bisa
diberikan banyak ya, seperti aktivitas atau program-program sama sekitar
perpustakaannya.”60
Pernyataan diatas sejalan dengan keuntungan dari pengguna media sosial
yaitu menyebarkan informasi yang meluas, tidak membutuhkan modal yang
besar, dan menentukan konten-konten pada media sosial..
Media sosial yang digunakan dalam promosi minat baca di perpustakaan
yaitu Instagram dan Facebook. Berikut ini adalah media sosial Perpustakaan
Reading is Fun:
a. Instagram
Instagram merupakan media sosial yang digunakan oleh
Perpustakaan Reading is Fun, Instagram dibuat pada 22 Oktober 2014
sebagai salah satu sarana promosi perpustakaan. Peneliti telah menanyakan
secara umum tentang Instagram serta alasan menggunakan Instagram
Menurut Informan Nurbaiti Hafmaya, Instagram merupakan media
sosial yang dapat dilihat banyak orang tetapi target promosi tidak terarah.
Instagram mengutamakan kepada visual, yang mengutamakan untuk
mengunggah foto dan video.
“Instagram itu media sosial, yang dapat dilihat banyak orang dan
untuk Instagram targetnya tidak terarah. Menggunakan instagarm
kita bisa upload foto atau video, jadi lebih ke visual.”61
Pandangan di atas terkait Instagram sesuai dengan pernyataan Ani
Mulyati yang menyatakan bahwa Instagram merupakan aplikasi jaringan
berbagi foto sangat populer bagi masyarakat Indonesia. Instagram
60
Wawancara Pribadi dengan Nurbaiti Hafmaya, Jakarta, 7 April 2017. 61
Wawancara Pribadi dengan Nurbaiti Hafmaya, Jakarta, 7 April 2017.
58
perpustakaan digunakan untuk memberikan informasi mengenai
Perpustakaan Reading is Fun, kegiatan yang dilakukan di perpustakaan
dan tulisan atau artikel seputar pentingnya minat baca sejak usia dini.
Dengan sifatnya yang mobile notive, Instagram bisa dengan mudah
dikelola atau diakses di mana saja dan kapan saja. Pada bagian profil
dalam profil, Instagram hanya memberikan 150 karakter yang dapat
digunakan untuk mendeskripsikan seseorang atau lembaga yang terkait.
Dalam profil Perpustakaan Reading is Fun tertulis “Playgroup &
Toddlers, Reading Class Club, Lego Club, Library, Workshops. Jl. Kerinci
III no.9 Keb-Baru JakSel. 021-7221584 or 0811167054
www.thelearningcastle.co.id berdasarkan bio perpustakaan tersebut, kita
dapat melihat bahwa profil Instagram @thelearningcastle_readingisfun
memberikan informasi yang singkat namun memiliki informasi yang jelas
terkait dengan program-program yang ada di perpustakaan, lokasi, nomor
telepon dan alamat website perpustakaan.
Instagram @thelearningcastle_readingisfun merupakan akun yang
terbuka dan tidak diproteksi sehingga siapapun dapat melihat foto maupun
vidio yang diunggah, namun tetap dikhususkan kepada followers
Instagram @thelearningcastle_readingisfun. Tampilan Instagram terlihat
pada gambar 4.10, sebagai berikut:
59
Gambar 4. 10 Profil Instagram
@thelearningcastle_readingisfun
Instagram @thelearningcastle_readingisfun pada saat ini memiliki
jumlah kiriman yaitu 326 yang terdiri dari 307 foto dan 19 video. Dari
kiriman tersebut kita dapat melihat bahwa perpustakaan Reading is Fun
lebih sering mengunggah foto dibandingkan dengan video. Jumlah
followers Instagram @thelearningcastle_readingisfun yaitu sebanyak
1681 followers. Beberapa followers merupakan teman-teman dari pemilik
perpustakaan, organisasi yang menjalin kerja sama dengan perpustakaan,
anggota serta masyarakat umum. Sedangkan jumlah following Instagram
@thelearningcastle_readingisfun sebanyak 252 yang mana beberapa
diantaranya merupakan penerbit dan anggota perpustakaan.
Instagram @thelearningcastle_readingisfun juga banyak
mengkampanyekan atau mengunggah foto tentang minat baca di Indonesia
60
seperti tulisan atau artikel tentang pentingnya minat baca sejak usia dini.
Foto dapat dilihat pada gambar 4.11 berikut ini :
Gambar 4. 11 Foto Promosi Minat Baca
Peran perpustakaan sangatlah penting dalam meningkatkan minat
baca masyarakat. Menurut Kosam Rimbarawa rendahnya minat baca
masyarakat pada umumnya serta mahasiswa pada khususnya saat ini
pantaslaah kita renungkan, karena kemajuan suatu bangsa tidak terlepas
dari kemajuan masyarakatnya. Oleh karena itu informan Nurbaiti Hafmaya
selalu mengingatkan masyarakat terhadap pentingnya membaca dan
menanamkan minat baca sejak usia dini.
Menggunakan Instagram sebagai sarana promosi minat baca
terdapat hal yang dilakukan oleh Perpustakaan Reading is Fun sesuai
dengan pendapat Mollett, yaitu:
1) Berinteraksi dengan Pengguna
Dengan menggunakan Instagram dapat beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk berinteraksi dengan pengguna. Interaksi dapat
61
dilakukan dengan cara berkomunikasi atau memberikan respon melalui
fitur comment. Menurut informan Nurbaiti, dalam berinteraksi dengan
pengguna menggunakan fitur comment, like dan tag.
“Kita menggunakannya, sebisa mungkin kita menjawab
komentar yang ada pada foto, kita juga memberi like dan tag
beberapa foto yang berkaitan dengan perpustakaan”62
Pada gambar 4.12 dapat dilihat admin Instagram berinteraksi
dengan pengguna menggunakan fitur comment.
Gambar 4. 12 Berinteraksi dengan
Pengguna Media Sosial
Instagram perpustakaan Reading is Fun sebisa mungkin selalu
menjawab pertanyaan yang muncul pada comment foto yang sudah
diupload. Interaksi lain yang dilakukan oleh Instagram perpustakaan
yaitu memberi like pada foto pengguna untuk memberikan kesan
positif. Selain itu Instagram @thelearningcastle_readingisfun juga
62
Wawancara Pribadi dengan Nurbaiti Hafmaya, Jakarta, 10 Oktober 2017.
62
melibatkan penggunanya pada beberapa foto yang diunggah dengan
menggunakan fitur tag people.
2) Menunjukkan Sekeliling dan Koleksi
Dengan menggunakan Instagram, Perpustakaan Reading is Fun
juga mengunggah foto dan vidio yang menunjukan ruangan, fasilitas
serta koleksi yang ada di perpustakaan. Menurut Informan Nurbaiti,
Instagram mengunggah foto yang menunjukkan sekeliling
perpustakaan dan beberapa koleksi yang ada di perpustakaan.
“Iya mengunggah, ruangan yang ada dibawah dan diatas.
Ruangan-ruangan di atas ada kelas dan ruang Dicovery Gym,
dibawah ada perpustakaan dan tempat makan”
“Kita mengungah hanya beberapa koleksi, seperti buku baru
atau fasilitas-fasilitas yang bisa digunakan oleh anak-anak.”63
Foto sekeliling dan koleksi Perpustakaan Reading is Fun dapat
dilihat pada gambar 4.13 berikut ini :
Gambar 4. 13 Sekeliling dan Koleksi Perpustakaan
63
Wawancara Pribadi dengan Nurbaiti Hafmaya, Jakarta, 10 Oktober 2017.
63
Dengan mengunggah foto atau video yang menunjukkan
sekeliling dan koleksi perpustakaan, perpustakaan telah menunjukkan
produk perpustakaan, hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran
kepada pengguna tentang perpustakaan yang nyaman dan
menyenangkan. Dengan demikian diharapkan pengguna akan tertarik
untuk datang ke Perpustakaan Reading is Fun.
3) Mempublikasikan Acara
Mempublikasikan acara atau program melalui Instagram
@thelearningcastle_readingisfun merupakan promosi utama yang
dilakukan di Instagram. Menurut informan Nurbaiti, menyatakan
bahwa Instagram mempublikasikan acara yang ada di perpustakaan
“Tentu, karena nantinya orang yang melihat Instagram
perpustakaan bisa melihat apa aja acara yang udah diadain
diperpustakaan dan acara apa yang akan diadain di
perpustakaan Reading is Fun ini.”64
Dalam mempromosikan acara di Instagram, Perpustakaan
Reading is Fun membuat foto yang mana dalam foto tersebut terdapat
ilustrasi acara, nama acara, waktu dan penyelenggaraan acara. Foto
dapat dilihat pada gambar 4.14 berikut ini:
64
Wawancara Pribadi dengan Nurbaiti Hafmaya, Jakarta, 10 Oktober 2017.
64
Gambar 4. 14 Foto Ilustrasi Acara Perpustakaan
Instagram @thelearningcastle_readingisfun juga melakukan
tag people kepada penyelenggara, sehingga pengguna dapat melihat
langsung Instagram dari penyelenggara acara tersebut. Selain itu juga
ditambahkan caption yang mengajak pengguna untuk berpartisipasi
dalam acara tersebut.
4) Memperlihatkan proses
Instagram Perpustakaan Reading is Fun juga memperlihatkan
proses acara yang sedang berjalan atau telah berlalu. Tujuannya agar
pengguna yang baru mem-follow Instagram perpustakaan mengetahui
dan memiliki gambaran tentang acara atau program apa saja yang
pernah dilakukan di perpustakaan. menurut informan Nurbaiti, admin
Instagram perpustakaan sudah mengunggah atau memperlihatkan
proses acara yang diadakan di perpustakaan.
65
“Iya mengunggah proses belajar mengajar dan aktifitas-
aktifitas yang ada diperpustakaan seperti syuting terus acara-
acara yang mengundang orang luar juga, biar lebih
menarik”65
Proses dapat dilihat pada gambar 4.15 berikut ini:
Gambar 4. 15 Acara di Perpustakaan Reading is Fun
Dengan demikian diharapkan pengguna mengetahui acara atau
program perpustakaan dan ingin bergabung pada acara atau program
Perpustakaan Reading is Fun.
5) Menunjukkan sejarah perpustakaan
Instagram @thelearningcastle_readingisfun belum pernah
mengunggah gambar yang berhubungan dengan sejarah Perpustakaan
Reading is Fun.
“Kalo mengenai sejarah kami belum pernah mengunggah”66
65
Wawancara Pribadi dengan Nurbaiti Hafmaya, Jakarta, 10 Oktober 2017. 66
Wawancara Pribadi dengan Nurbaiti Hafmaya, Jakarta, 10 Oktober 2017.
66
Instagram perpustakaan lebih fokus mengunggah mengenai
acara, program perpustakaan serta minat baca. Dengan melihat sejarah
Perpustakaan Reading is Fun, kita dapat melihat seberapa besar
perkembangan perpustakaan dari awal berdiri hingga perpustakaan
saat ini.
b. Facebook
Facebook merupakan media sosial yang baru digunakan oleh
Perpustakaan Reading is Fun. Peneliti telah menanyakan secara umum
tentang Facebook serta alasan menggunakan Facebook. Menurut Informan
Humaira Ayesha, Facebook merupakan sosial media yang
menghubungkan kita kepada orang atau target promosi. Perpustakaan
menggunakan Facebook karena banyak orang tua dari anak-anak yang
menjadi anggota perpustakaan menanyakan Facebook perpustakaan.
“Facebook itu media sosial yang dapat menghubungkan kita
dengan masyarakat atau target promosi kita. Kita baru
menggunakan Facebook di tahun ini, kenapa kita menggunaka
Facebook karena banyak orang tua dari anak-anak menanyakan
Facebook Perpustakaan Reading is Fun”67
Facebook perpustakaan baru dibuat pada tahun 2017. Pada
halaman depan Facebook terdapat informasi mengenai alamat, jam
layanan, deskripsi singkat mengenai program perpustakaan, nomor telpon
serta alamat website perpustakaan. Informasi yang ada di Facebook ini
tidak jauh berbeda dengan profil pada Instagram perpustakaan. Facebook
67
Wawancara Pribadi dengan Humaira Ayesha, Jakarta, 8 April 2017.
67
baru mengunggah tiga foto dan lima vidio. Tampilan Facebook dapat
dilihat sebagai berikut:
Gambar 4. 16 Tampilan Facebook Reading is Fun
Dalam penggunaan Facebook, siapapun yang memberi “like” pada
Facebook Perpustakaan Reading is Fun akan menjadi fans dari Facebook
perpustakaan. Dengan menjadi fans setiap informasi yang diunggah pada
halaman Facebook perpustakaan akan muncul pada news feed dari fans
Facebook perpustakaan. Akan tetapi, walopun kita tidak menjadi fans,
karena sifatnya yang terbuka kita dapat melihat informasi yang ada dalam
Facebook perpustakaan. Menurut Ani Mulyati menyarankan 7 langkah
strategi meningkatkan hubungan dan keterlibatan dengan para followers
Facebook, yaitu;
1) Menggunakan foto-foto dan gambar
Informasi yang diunggah dalam mempromosikan acara atau
program, Facebook perpustakaan menggunakan foto dan vidio yang
bernilai informatif dan mampu menarik perhatian pembaca. Karena
terdapat informasi singkat mengenai acara atau program, Facebook
perpustakaan juga menambahkan deskripsi lain yang bertujuan
68
memberi informasi, mengajak, serta mengingatkan tentang acara
tersebut pada caption gambar. Pada gambar 4.17 dapat dilihat
informasi serta deskripsi caption yang diberikan oleh Facebook
perpustakaan.
Gambar 4. 17 Tampil Facebook Reading is Fun
Informasi yang diberikan cukup jelas yang terdiri dari nama
acara, tanggal, tempat dan waktu diselenggarakannya acara, biaya
acara serta kontak yang dapat dihubungi untuk informasi lebih lanjut.
Selain bersifat informatif, konten tersebut juga bersifat persuasive
dengan mengajak untuk datang ke acara tersebut.
2) Posting singkat dan padat
Facebook Perpustakaan Reading is Fun sudah melakukan tahap
ini karena postingan tidak melebihi dari 1000 karakter atau huruf.
Posting Perpustakaan Reading is Fun lebih banyak menggunakan foto
dan vidio yang bernilai informatif.
3) Menciptakan dialog dua arah
Admin Facebook Perpustakaan Reading is Fun belum
melakukan dialog dua arah dengan followers menggunakan fitur
69
comment. Pada fitur ini pengguna memberikan respon terhadap
informasi yang diunggah melalui fitur comment. Facebook
perpustakaan masih sangat baru dan masih sedikit orang yang
mengetahuinya.
4) Menjadi Sumber Informasi
Dalam mengunggah informasi pada Facebook, Perpustakaan
Reading is Fun mengunggah informasi mengenai kegiatan, aktivitas,
program-progam serta artikel atau gambar yang bernilai positif dan
berhubungan dengan minat baca anak. Terlihat pada postingan berikut
ini:
Gambar 4. 18 Facebook Sebagai Sumber Informasi
5) Mengunggah pada waktu yang tepat
Facebook perpustakaan tidak menggunakan waktu yang
optimal atau tepat dalam mengunggah pada Facebook. Menurut
informan Humaira Ayesha biasa mengunggah pada saat malam hari.
“Karena siang banyak aktifitas, jadi hanya pada malam hari
ada waktu untuk mengunggah ke Facebook”68
68
Wawancara Pribadi dengan Humaira Ayesha, Jakarta, 8 April 2017.
70
Dengan pernyataan informan diatas dapat disimpulkan bahwa
Facebook perpustakaan belum memiliki waktu yang optimal terkait
dengan posting pada Facebook. Menurut Pollard menyatakan waktu
yang baik untuk melakukan posting di Facebook yaitu pada hari
Kamis dan Jumat sedangkan pada hari Senin hingga Rabu tingkat
keterlibatan pengguna rendah. Secara umum, waktu yang baik untuk
melakukan posting yaitu pada jam 13.00 WIB dan 15.00 WIB
sedangkan secara luas pada pukul 09.00 WIB hingga 19.00 WIB.
6) Gunakan isi pesan yang beragam
Dalam mengunggah admin Facebook Perpustakaan Reading is
Fun mengunggah informasi mengenai kegiatan, aktivitas, program-
program perpustakaan serta artikel atau gambar yang berhubungan
dengan minat baca anak sejak usia dini.
Admin mengunggah mengenai pentingnya minat baca anak
sejak usia dini pada Facebook perpustakaan. Dengan demikian admin
sudah menggunakan isi pesan yang beragam untuk diunggah pada
Facebook perpustakaan.
7) Jaga situs agar tetap manusiawi
Informasi atau pesan yang diunggah pada Facebook
perpustakaan tidak asal posting, karena postingan yang diunggah
berkaitan dengan Perpustakaan Reading is Fun dan artikel atau tulisan
mengenai pentingnya minat baca anak sejak usia dini.
71
Dari tujuh strategi, Facebook Perpustakaan Reading is Fun sudah
memenuhi lima poin yaitu menggunakan foto-foto dan gambar,
memposting secara singkat dan padat, menjadi sumber informasi,
menggunakan isi pesan yang beragam dan menjaga situs agar tetap
manusiawi.
C. Pembahasan
Sebagai sebuah perpustakaan, Perpustakaan Reading is Fun
melakukan promosi. Dalam melakukan promosi, perpustakaan memiliki
berbagai cara baik secara langsung maupun tidak langsung. Promosi secara
langsung dilakukan dengan cara menyebarkan informasi melalui mulut ke
mulut. Biasanya hal ini dilakukan secara terbatas hanya kepada teman dan
keluarga saja. Selain promosi secara langsung, perpustakaan juga melakukkan
promosi secara tidak langsung, yaitu melalui media sosial.
Perpustakaan Reading is Fun menggunakan dua media sosial yaitu
Facebook dan Instagram. Facebook merupakan media sosial yang
memungkinkan pengguna untuk posting dalam berbagai bentuk informasi
seperti teks, foto, album foto, video, serta dokumen. Sehingga dalam
penggunaannya, admin perpustakaan mengunggah informasi dalam bentuk
foto, video dan teks panjang seperti artikel. Sedangkan, Instagram merupakan
media sosial yang bersifat photo sharing sehingga informasi yang diunggah
pada Instagram yaitu foto dan sedikit video. Dengan demikian perbedaan
karakteristik pada media sosial memberi dampak bentuk informasi yang
diunggah sesuai dengan karakteristik media sosial tersebut. Namun, bentuk
72
informasi yang digunakan baik pada Facebook maupun Instagram memiliki
kesamaan yaitu informasi dalam bentuk foto. Biasanya pada foto yang
diupload Perpustakaan Reading is Fun terdapat nama acara, waktu dan
tempat pelaksanaan, penyelenggara, serta biaya untuk mengikuti acara
tersebut.
Antara media sosial yang satu dengan yang lain juga tidak
terintregasi, artinya walaupun media sosial perpustakaan mempromosikan hal
yang sama yaitu tentang Perpustakaan Reading is Fun dan pentingnya minat
baca sejak usia dini namun antara media sosial yang satu dengan yang lain
berdiri sendiri tanpa terkait satu sama lainnya. Hal ini membuat informasi
yang diperoleh oleh pengguna hanya pada media sosial yang mereka follow
atau ikuti saja, sedangkan tiap informasi yang diunggah oleh perpustakaan
pada tiap media sosial berbeda-beda walaupun terdapat beberapa informasi
yang sama.
Perpustakaan Reading is Fun sudah lebih lama menggunakan
Instagram dibandingkan dengan Facebook. Perpustakaan telah melakukan
empat dari lima cara dalam menggunakan Instagram sebagai sarana promosi
sesuai dengan best practice menurut Mollet. Sedangkan Facebook
perpustakaan telah melakukan lima dari tujuh cara yang dapat digunakan
dalam strategi meningkatkan hubungan dan keterlibatan dengan para
followers Facebook sesuai dengan best practice menurut Mulyati.
Selain itu, admin memiliki keterbatasan waktu yang berdampak pada
perpustakaan belum memiliki pola dalam mengunggah informasi secara
konsisten. Hal itu dapat dilihat dari waktu yang secara acak dilakukan dalam
73
mengunggah informasi. Akan tetapi admin tetap memberikan respon kepada
pengguna melalui media sosial baik itu Instagram atau Facebook
Perpustakaan Reading is Fun.
BAB V
PENUTUP
Dalam bab lima ini peneliti mengemukakan kesimpulan hasil penelitian
yang telah diperoleh dari hasil analisis data.Selain terdapat kesimpulan dalam bab
terakhir ini, peneliti menyampaikan saran-saran kepada pihak terkait didalam
penelitian tersebut sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan analisis sebagai hasil penelitian, maka
penulis mengambil kesimpulan bahwa Perpustakaan Reading is Fun Jakarta
Selatan menggunakan Instagram dan Facebook sebagai sarana untuk
mempromosikan perpustakaan dan pentingnya minat baca anak sejak usia dini.
Beberapa fitur-fitur media sosial sudah dimanfaatkan secara maksimal, tetapi
admin media sosial perpustakaan belum menggunakan seluruh fitur media
sosial tersebut sesuai dengan hasil best practice para ahli sehingga ada
beberapa yang belum dimanfaatkan.
Selain itu, admin memiliki keterbatasan waktu dalam melakukan
eksplorasi tentang fitur-fitur yang ada serta dalam mengelola media sosial yang
dimiliki. Keterbatasan waktu yang dimiliki berdampak pada perpustakaan
belum memiliki pola dalam mengunggah informasi secara konsisten. Hal itu
dapat dilihat dari waktu yang secara acak dilakukan untuk mengunggah
informasi. Akan tetapi admin tetap memberikan respon kepada pengguna
melalui media sosial Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan.
75
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis, maka ada
beberapa saran yang dapat penulis sampaikan sebagai bahan pertimbangan
pihak perpustakaan agar Implementasi Pemanfaatan Media Sosial Sebagai
Sarana Promosi Minat Baca Anak di Perpustakaan Reading is Fun Jakarta
Selatan dapat optimal, yakni:
1. Diharapkan admin mempelajari fitur-fitur yang ada pada Instagram dan
Facebook, sehingga dapat menggunakan semua fitur yang ada.
2. Diharapkan admin memaksimalkan penggunakan Facebook untuk promosi
perpustakaan dan mencoba menggunakan Grup Facebook untuk diskusi
agar dapat menerima masukkan dari pengguna untuk perkembangan
perpustakaan.
3. Diharapkan admin mengunggah informasi secara konsisten. Mulai dari isi
konten dan waktu dalam mengunggah informasi agar terciptanya pola
dalam mengunggah informasi. Serta meningkatkan variasi jenis konten
pada informasi agar lebih menarik dalam berinteraksi dengan pengguna
seperti mengadakan Poll Question, Quiz dan Contest.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Mahalli, Imam Jalaluddin, and Imam Jalaluddin As-Sayuti. Terjemahan Tafsir
Jalalain Berikut Asbabun Nuzul Jilid 2. Sinar Baru Algensindo, 2009.
Amy Mollet, Five ways libraries are using Instagram to share collections and
draw public interest. The London of Economics and Political Science.
http://blogs.Ise.ac.uk/impactosocialsciences/2014/04/16/five-ways-
libraries-are-using-Instagram/ diakses pada 11 April 2017
Angipora, Marlus P. Dasar – Dasar Pemasaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2002.
Azwar Muin, Muhammad. Information Literacy Skills. Makassar: Alauddin
University Perss, 2014. Bachtiar S. Bachri. ―Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada
Penelitian Kualitatif.‖ Jurnal Teknologi Pendidikan 10 No. 1 (2010).
Basrowi, and Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta,
2008.
Basuki, Sulistyo. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1991.
Bunanta, Murti. Buku Mendongeng Dan Minat Membaca. Jakarta: Kelompok
Pencinta Bacaan Anak, 2008.
Catriona Pollard, The best time to post on social media. Huffpost Small Business
http://www.huffingtonpost.com/catriona-pollard/the-best-times-to-post-
on_b_6990376.html diakses pada 5 Maret 2017.
Consuelo G. Sevilla, [et. Al], and Alimudin Tuwu. Pengantar Metode Penelitian.
Jakarta: UI Press, 1993.
Darmono. Manajemen Dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Gramedia
Widiaswara, 2001.
———. Perpustakaan Sekolah Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerka.
Jakarta: Grasindo, 2007.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
———. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
77
———. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Menengah Atas.
Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
Haq, Rizal Saiful, and dkk. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah.
Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora, 2006.
Hermawan, Rachman. Etika Kepustakawanan. Jakarta: Sagung Seto, 2006.
https://www.statista.com/statistics/272014/global-social-networks-ranked-by-
number-of-users/ diakses tanggal 04 Februari 2017.
https://id.scribd.com/doc/195027473/Makalah-Instagram diakses pada 02
Desember 2017.
Irawan, Prasetya. Logika Dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STAN-LAN, 1999.
Lasa HS. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gema Media, 2009.
Lexy J. Moleong. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001.
Meleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009.
Mulyati, Ani. Panduan Optimalisasi Media Sosial untuk Kementerian
Perdagangan RI. Jakarta: Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI,
2014.
Natadjumena, Rachman. ―Masyarakat Dan Minat Baca: Dalam Media
Pustakawan‖ 12, no. 2 (2005).
Nyono. ―Peran Marketing di Perpustakaan: Dalam Media Informasi‖ XIII, no. 17
(2004).
Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1976.
Prasetya Irwan. Logika Dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN PRES,
1999.
Rimbarawa, Kosam. Aksentuasi Perpustakaan Dan Pustakawan. Jakarta: Sagung
Seto, 2006.
78
Sanjaya, Yudhita. Peran Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca Di
Perpustakaan SMP PGRI 1 Denpasar. Universitas Udayana: Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, n.d.
Septiyantono, and Tri Umar Sidik. Dasar – Dasar Ilmu Perpustakaan Dan
Informasi. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas
Adab UIN Sunan Kalijaga, 2003. Suharsimi, Arikunto. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Suwarno, Wiji. Perpustakaan & Buku: Wacana Penulisan & Penerbitan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2011.
Yusuf, Taslimah. Manajemen Perpustakaan Umum. Jakarta: Universitas Terbuka,
1997.
79
LAMPIRAN-LAMPIRAN
81
Gambar 4 Perpustakaan Reading is Fun
Gambar 3 Foto
Pemberitahuan Program
Baby
Anggota Perpustakaan Reading is Fun
NO NAME OF STUDENT PROGRAM
1 (AJ) Arjuna Boenjamin Your Child Can Read Advance
2 Adyazka Rafandra Suherman (Azka) The Learning Castle
3 Aleandra Puti Zafir The Learning Castle
4 Alvaro Bapalati The Learning Castle
5 Alysha Az Zahra Reading Rocket
Adventure and Science Club
6 Anela Kaylea Reading Rocket
Adventure and Science Club
7 Aqila Your Child Can
8 Athari Bazli Prakarsa Your Child Can Read Advance
9 Aurora Myesha Grannis The Learning Castle (YBC)
10 Brodie Arziki Santoso Reading Rocket
Adventure and Science Club
11 Caeli Cheah Reading Rocket
Adventure and Science Club
12 Camellia Firsa Hannah Knaebel Program Holiday
13 Dasha Talyssa Fajri The Learning Castle (YBC)
14 Davi Malik The Learning Castle
15 Diandra Nazilla Suhaldy The Learning Castle
16 Dirga The Learning Castle (YBC)
17 Ethan James Kudinar Your Child Can
18 Evencio Edgardo Ghandama The Learning Castle
19 Hasan Adhyasta Khalifa The Learning Castle (YBC)
20 Jane Sophia Honoris Your Child Can Read Advance
21 Janeeta Fadila Ramadania The Learning Castle (YBC)
22 Jenna Shula Wrdana The Learning Castle
23 Kaityln Wusman Your Child Can Read Advance
24 Kenzie Byantara The Learning Castle
25 Kieran Rafa Amado Tobing The Learning Castle
26 Kieren Tan The Learning Castle (YBC)
27 Lalita The Learning Castle
28 Maliki Ammar Adelar Reading Rocket
Adventure and Science Club
29 Maximilan Sugiarto Your Child Can Read Advance
30 Mika Pratistha Maizir Reading Rocket
Adventure and Science Club
31 Miranda The Learning Castle
32 Muhammad Syafi Your Child Can
33 Nadege - Lys Kirana Your Child Can Read Advance
34 Nadira Puti Ardelia Reading Rocket
Adventure and Science Club
35 Omar Firas Reading Rocket
Adventure and Science Club
36 Pandega Negara Program Holiday
84
37 Raiisa Nareswari Jalila Faisal Your Child Can
38 Ramon Alfonso (Brother of Alessi ) The Learning Castle
39 River Smiley Your Child Can
40 Salthaan Kavian Noah (Noah) Your Child Can
41 Sasi (Sumayyah Sasikirana Jalilla
Faisal) Your Child Can
42 Siwoo Baek Your Child Can
43 Sofia Reina Farabi Your Child Can
44 Tiara Latisha The Learning Castle (YBC)
45 Walton The Learning Castle
46 Wen Yi (Ashley) Your Child Can
47 Zaidan Athallah Arief ( Thalla ) Your Child Can
Hasil Wawancara
Informan : Nurbaiti Hafmaya & Humaira Ayesha Khan
Tempat : Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan
No. Pertanyaan Jawaban Tema Narasumber Keterangan
1. Media sosial apa yang
digunakan dalam
promosi Perpustakaan
Reading is Fun?
Media sosial yang digunakan
Perpustakaan Reading is Fun
Instagram dan Facebook, Facebook
kita baru aktif. Untuk Twitter kita
ngga ada. Instagram lebih efektif
menurut saya dibanding Facebook
apalagi Twitter karna kita ngga
menggunakannya.
Jenis Media
Sosial
Nurbaiti
Hafmaya , 7
April 2017.
Perpustakaan Reading is Fun
menggunakan Facebook dan Instagram
untuk promosi perpustakaan.
2. Mengapa
menggunakan media
sosial sebagai sarana
promosi?
Karena lebih efektif. Keuntungan
Menggunakan
Media Sosial
Nurbaiti
Hafmaya, 7
April 2017.
Media sosial efektif sebagai sarana
promosi.
3. Siapa yang mengelola
media sosial?
Saya sendiri, kalo Facebook dibantu
Ibu Humaira Ayesha Khan
Media Sosial Nurbaiti
Hafmaya, 7
April 2017.
Instagram dikelola oleh Nurbaiti
Hafmaya, Facebook dikelola oleh
Humaira Ayesha Khan. Keduanya adalah
pemilik Perpustakaan Reading is Fun.
86
4. Adakah kendala
dalam mengelola
media sosial?
Kendalanya mesti rajin upload dan
harus konsisten
Media Sosial Nurbaiti
Hafmaya, 7
April 2017.
Kendala dalam mengelola media sosial
yaitu harus terus menerus dan konsisten
dalam menggunakan media sosial.
5. Apa yang menjadi
tujuan dalam promosi
perpustakaan?
Tujuannya itu untuk menyebarkan
informasi tentang perpustakaan,
terus juga mengingatkan pentingnya
minat baca anak sejak usia dini. Dan
juga menyebarkan kebiasaan baik ini
kesebanyak lingkungan, anak dan
masyarakat sekitar.
Tujuan
Promosi
Nurbaiti
Hafmaya, 7
April 2017.
Tujuan promosi perpustakaan yaitu
memperkenalkan perpustakaan kepada
masyarakat sekitar dan mendorong minat
baca masyarakat sejak usia dini.
6. Apakah keuntungan
yang didapat
Perpustakaan Reading
is Fun dalam
melakukan promosi
melalui media sosial?
Bisa menjangkau banyak orang, bisa
memperkenalkan kebanyak orang
tanpa harus mengeluarkan banyak
biaya. Tetapi walopun semua orang
bisa melihat, belum tentu tertarik. Di
sisi lain informasi yang bisa
diberikan banyak ya, seperti aktivitas
atau program-program sama sekitar
perpustakaannya.
Keuntungan
Media Sosial
Nurbaiti
Hafmaya, 7
April 2017.
Keuntungan promosi menggunakan
media sosial yaitu mengurangi biaya dan
penyebaran informasi yang meluas.
7. Apakah didalam
promosi perpustakaan
menjelaskan
pentingnya
meningkatkan minat
Iya kita menjelaskan Minat Baca Nurbaiti
Hafmaya, 7
April 2017.
Dalam upaya promosi, Perpustakaan
Reading is Fun menjelaskan pentingnya
meningkatkan minat baca anak.
87
baca anak?
8. Bagaimana respon
dari followers media
sosial Reading is
Fun?
Sejauh ini responnya baik Miedia Sosial Nurbaiti
Hafmaya , 7
April 2017.
Respon followers media sosial
perpustakaan baik.
9. Adakah informasi
terkait minat baca di
Instagram Reading is
Fun?
Ada, misalnya tulisan atau artikel
atau vidio tentang minat baca
Minat Baca Nurbaiti
Hafmaya, 7
April 2017.
Instagram memuat informasi terkait
minat baca seperti artikel, tulisan atau
vidio.
10. Apa pendapat anda
tentang Instagram?
Instagram itu media sosial, yang
dapat dilihat banyak orang dan untuk
Instagram targetnya tidak terarah.
Menggunakan instagarm kita bisa
upload foto atau video, jadi lebih ke
visual.
Pengertian
Instagran
Nurbaiti
Hafmaya, 7
April 2017.
Informan berpendapat bahwa Instagram
merupakan media sosial yang dapat
dilihat banyak orang dan lebih
mengutamakan visual sehingga
memungkinkan mengunggah foto atau
video.
11. Apa alasan anda
menggunakan
Instagram?
Menggunakan Instagram bisa
menggunakan hastag, jadi orang-
orang bisa mencarinya lebih mudah
muncul.
Instagram Nurbaiti
Hafmaya, 7
April 2017.
Media sosial Instagram bisa
menggunakan hastag, pengguna
Instagram lebih mudah untuk mengetahui
Perpustakaan Reading is Fun.
12. Informasi apa saja
yang ada di Instagram
Perpustakaan Reading
Aktifitas kelas, program
perpustakaan dan saya suka
kampanyein tentang minat baca
Instagram Nurbaiti
Hafmaya, 7
April 2017.
Informasi yang ada di Instagram
perpustakaan yaitu aktifitas-aktifitas,
program perpustakaan dan informasi
88
is Fun? mengenai minat baca anak.
13. Apa pendapat anda
tentang Facebook?
Facebook itu media sosial yang
dapat menghubungkan kita dengan
masyarakat atau target promosi kita.
Kita baru menggunakan Facebook
di tahun ini, kenapa kita
menggunaka Facebook karena
banyak orang tua dari anak-anak
menanyakan Facebook Perpustakaan
Reading is Fun.
Pengertian
Humaira
Ayesha
Khan, 8 April
2017.
Facebook merupakan media sosial yang
dapat menghubungkan perpustakaan
dengan masyarakat atau orang tua.
Facebook perpustakaan Reading is Fun
baru dibuat pada tahun 2017.
14. Apa alasan anda
menggunakan
Facebook?
Facebook baru, alasannya itu tadi
karena banyak yang menanyakan
Facebook, akhirnya kita aktifkan
Facebook.
Facebook Humaira
Ayesha
Khan, 8 April
2017.
Banyak orang tua yang menanyakan
Facebook perpustakaan.
15. Sejak kapan
Perpustakaan Reading
is Fun dibuat?
Facebook kita baru menggunakan
pada tahun ini 2017
Facebook Humaira
Ayesha
Khan, 8 April
2017.
Perpustakaan Reading is Fun baru
menggunakan Faceboook tahun 2017
16. Informasi apa saja
yang ada di Facebook
perpustakaan?
Kita mengunggah kegiatan, aktivitas
anak-anak, program-progam dan
artikel atau gambar yang
berhubungan dengan minat baca
anak.
Facebook Humaira
Ayesha
Khan, 8 April
2017.
Informasi yang ada di Facebook
perpustakaan sama dengan Instagram
yaitu aktifitas-aktifitas, program
perpustakaan dan informasi mengenai
minat baca anak
89
17. Seberapa sering anda
mengunggah di
Facebook?
Biasanya saya coba mengunggah
satu postan perhari, menggunakan
media sosial itu harus terus-terusan
dan konsisten.
Facebook Humaira
Ayesha
Khan, 8 April
2017.
Menurut Informan menggunakan media
sosial harus terus menerus dan konsisten.
18. Mengapa lebih
banyak menggunakan
gambar atau foto?
Karna gambar lebih menarik dan
informatif ya dibanding tulisan.
Kebanyakan orang liat foto nya dulu,
baru caption tulisan dibawahnya.
Lebih mudah di reshare juga ke
media sosial lain atau orang lain.
Foto dan
Video
Humaira
Ayesha
Khan, 8 April
2017.
Dalam promosi perpustakaan
menggunakan foto dan video dinilai lebih
menarik, bila dibandingkan hanya dengan
teks saja.
19. Adakah waktu khusus
untuk mengunggah
informasi?
Karena siang banyak aktifitas, jadi
hanya pada malam hari ada waktu
untuk mengunggah ke Facebook.
Waktu Humaira
Ayesha
Khan, 8 April
2017.
Waktu untuk mengunggah ke Facebook
yaitu pada malam hari.
20. Adakah kendala
dalam menggunakan
Facebook?
Ngga ada, sedikit masalah waktu aja Kendala
Humaira
Ayesha
Khan, 8 April
2017.
Kendala dalam menggunakam Facebook
adalah waktu.
21. Apakah instagam
menggunakan fitur
komentar, like atau
tag sehingga dapat
berinteraksi dengan
Kita menggunakannya, sebisa
mungkin kita menjawab komentar
yang ada pada foto, kita juga
memberi like dan tag beberapa foto
yang berkaitan dengan perpustakaan
menurut
Mollet
Nurbaiti
Hafmaya, 10
Oktober
2017.
Menggunakan Instagram untuk
berinteraksi dengan pengguna
90
pengguna?
22. Apakah Instagram
perpustakaan
mengunggah foto
yang menunjukkan
sekeliling/ruangan
perpustakaan ?
Iya mengunggah, ruangan yang ada
dibawah dan diatas. Ruangan-
ruangan di atas ada kelas dan ruang
Dicovery Gym, dibawah ada
perpustakaan dan tempat makan.
menurut
Mollet
Nurbaiti
Hafmaya, 10
Oktober
2017.
Admin Instagram perpustakaan
mengunggah foto yang menunjukkan
sekeliling perpustakaan
23. Apakah Instagram
perpustakaan
mengunggah foto
yang menunjukkan
koleksi yang ada di
perpustakaan?
Kita mengungah hanya beberapa
koleksi, seperti buku baru atau
fasilitas-fasilitas yang bisa
digunakan oleh anak-anak.
menurut
Mollet
Nurbaiti
Hafmaya, 10
Oktober
2017.
Admin Instagram perpustakaan
mengunggah foto yang menunjukkan
beberapa koleksi yang ada di
perpustakaan
24. Apakah di Instagram
perpustakaan
mempublikasian acara
yang akan datang atau
acara yang telah
lewat?
Tentu, karena nantinya orang yang
melihat Instagram perpustakaan bisa
melihat apa aja acara yang udah
diadain diperpustakaan dan acara
apa yang akan diadain di
perpustakaan Reading is Fun ini.
menurut
Mollet
Nurbaiti
Hafmaya, 10
Oktober
2017.
Admin Instagram perpustakaan
mengunggah foto yang mempublikasikan
acara yang ada di perpustakaan
25. Apakah di Instagram
perpustakaan
mengunggah foto
yang memperlihatkan
Iya mengunggah proses belajar
mengajar dan aktifitas-aktifitas yang
ada diperpustakaan seperti syuting
terus acara-acara yang mengundang
menurut
Mollet
Nurbaiti
Hafmaya, 10
Oktober
2017.
Admin Instagram perpustakaan
mengunggah foto yang memperlihatkan
proses belajar mengajar dan aktifitas-
aktifitas yang ada di perpustakaan.
91
proses acara yang ada
di perpustakaan?
orang luar juga, biar lebih menarik.
26. Apakah pada
mengunggah foto
yang menunjukkan
sejarah perpustakaan
Kalo mengenai sejarah kami belum
pernah mengunggah
menurut
Mollet
Nurbaiti
Hafmaya, 10
Oktober
2017.
Admin Instagram perpustakaan belum
mengunggah foto yang menunjukkan
sejarah perpustakaan.
92
BIODATA PENULIS
Desi Purnama Sari, Lahir di Cirebon, 17 Desember
1994 putri pertama dari lima bersaudara bapak
Saefudin Ali dan ibu Saripah. Peneliti bertempat
tinggal di Jalan Ciputat Raya, Gang Tanah Ara no.29
Rt.01/12 Kelurahan: Pondok-Pinang, Kecamatan:
Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Peneliti
menyelesaikan pendidikan di MI Al-Khairiyah, MTsN
3 Jakarta, SMK N 18 Jakarta, dan kuliah mengambil
Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis pernah
PKL di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Selatan selama
sebulan, KKN bersama kelompok AEROMOVEL 2016, magang selama 5 bulan
di Perpustakaan Reading is Fun Jakarta Selatan dan magang selama 3 bulan di
Perpustakaan SMPN 250 Jakarta.