pemanfaatan limbah padat ikan tuna melalui kegiatan

14
CASSOWARY Volume I (1): 21 - 34 ISSN : 2614-8900 E-ISSN : 2622-6545 ©Program Pascasarjana Universitas Papua, https://pasca.unipa.ac.id/ 21 Pemanfaatan limbah padat Ikan Tuna melalui kegiatan budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus), Studi kasus di Perusahaan abon UD Madurasa Kabupaten Manokwari Utilization of tuna solid waste through the cultivation of Nila fish(Oreochromis niloticus) A case study at Abon UD Madurasa Company, Manokwari Regency Dedi Ariana*, Roni Bawole dan Vera Sabariah Program Studi S2 Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana, Universitas Papua Jalan Gunung Salju, Amban, Manokwari, Kodepos 98314, Papua Barat, Indonesia. *Email: [email protected] ABSTRACT: The tuna waste in Manokwari has an economic potential that can be used as fish meal animal feed or fish feed. The aim of this study was to determine the chemical contents of tuna waste flour, examine of tuna waste meal, determine the feed test impact to the tilapia growth, analyze the impact of feed to water quality and analyze the feed manufacturing businesses. The study was conducted for six months (January to June 2015) at UD Madurasa. This study used, a completely randomized design with five treatments, there were feed A (control) and four test feeds formulated using tuna waste flour and bran (feed B, feed C, feed D and feed E). The feeds were tested using tilapia sized 5-8 cm and weighted 9-10 g in average (belo phase), then a 750 belos were used and allocated into 15 containers (50 belos / container). Feed was given twice a day in the morning (7:00 a.m. to 08:00) and afternoon (16:00 to 17:00) for six weeks. The feed amount was 5% of the body weight. The results show that tuna waste flour contain nutrients over the nutritional needs by tilapia. The tested feed has nutritional value better than feed A. Feed A has the highest efficiency and value of relative growth of 24.56% and 92.79%. Feed C has an efficiency of 22.83%, Feed E (20.37%), Feed B (19.30%) and Feed D (17.82%), also the growth of relative feed values of C (87.14%), Feed E (64.69%), Feed B (63.04%) and Feed D (55.53%). The variance analysis was not difference, however all feed gave same effect on tilapia growth. The tested feed did not pollute the water and categorized as 2 nd and 3 rd of water quality. It is assumed that this business is properly to be run with breakeven point will be achieved when sales reached to 8 kg (Rp 130,000.00) or at 4.5 months. Keywords: Waste Tuna, Tuna Waste Flour and Tilapia. ABSTRAK: Limbah tuna di Manokwari memiliki potensi ekonomi yang dapat digunakan sebagai tepung ikan untuk dijadikan pakan ternak atau pakan ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kandungan kimia tepung limbah tuna, memeriksa tepung limbah tuna, menentukan dampak uji pakan terhadap pertumbuhan ikan nila, menganalisis dampak pakan terhadap kualitas air dan menganalisis bisnis manufaktur pakan. Penelitian ini dilakukan selama enam bulan (Januari hingga Juni 2015) di UD Madurasa. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan,

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemanfaatan limbah padat Ikan Tuna melalui kegiatan

CASSOWARY Volume I (1): 21 - 34

ISSN : 2614-8900

E-ISSN : 2622-6545

©Program Pascasarjana Universitas Papua, https://pasca.unipa.ac.id/

21

Pemanfaatan limbah padat Ikan Tuna melalui kegiatan budidaya Ikan

Nila (Oreochromis niloticus), Studi kasus di Perusahaan abon UD

Madurasa Kabupaten Manokwari

Utilization of tuna solid waste through the cultivation of Nila fish(Oreochromis niloticus)

A case study at Abon UD Madurasa Company, Manokwari Regency

Dedi Ariana*, Roni Bawole dan Vera Sabariah

Program Studi S2 Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana, Universitas Papua

Jalan Gunung Salju, Amban, Manokwari, Kodepos 98314, Papua Barat, Indonesia.

*Email: [email protected]

ABSTRACT: The tuna waste in Manokwari has an economic potential that can be used

as fish meal animal feed or fish feed. The aim of this study was to determine the chemical

contents of tuna waste flour, examine of tuna waste meal, determine the feed test impact

to the tilapia growth, analyze the impact of feed to water quality and analyze the feed

manufacturing businesses. The study was conducted for six months (January to June 2015)

at UD Madurasa. This study used, a completely randomized design with five treatments,

there were feed A (control) and four test feeds formulated using tuna waste flour and bran

(feed B, feed C, feed D and feed E). The feeds were tested using tilapia sized 5-8 cm and

weighted 9-10 g in average (belo phase), then a 750 belos were used and allocated into 15

containers (50 belos / container). Feed was given twice a day in the morning (7:00 a.m.

to 08:00) and afternoon (16:00 to 17:00) for six weeks. The feed amount was 5% of the

body weight. The results show that tuna waste flour contain nutrients over the nutritional

needs by tilapia. The tested feed has nutritional value better than feed A. Feed A has the

highest efficiency and value of relative growth of 24.56% and 92.79%. Feed C has an

efficiency of 22.83%, Feed E (20.37%), Feed B (19.30%) and Feed D (17.82%), also the

growth of relative feed values of C (87.14%), Feed E (64.69%), Feed B (63.04%) and

Feed D (55.53%). The variance analysis was not difference, however all feed gave same

effect on tilapia growth. The tested feed did not pollute the water and categorized as 2nd

and 3rd of water quality. It is assumed that this business is properly to be run with

breakeven point will be achieved when sales reached to 8 kg (Rp 130,000.00) or at 4.5

months.

Keywords: Waste Tuna, Tuna Waste Flour and Tilapia.

ABSTRAK: Limbah tuna di Manokwari memiliki potensi ekonomi yang dapat

digunakan sebagai tepung ikan untuk dijadikan pakan ternak atau pakan ikan. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk menentukan kandungan kimia tepung limbah tuna, memeriksa

tepung limbah tuna, menentukan dampak uji pakan terhadap pertumbuhan ikan nila,

menganalisis dampak pakan terhadap kualitas air dan menganalisis bisnis manufaktur

pakan. Penelitian ini dilakukan selama enam bulan (Januari hingga Juni 2015) di UD

Madurasa. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan,

Page 2: Pemanfaatan limbah padat Ikan Tuna melalui kegiatan

CASSOWARY Volume I (1): 21 - 34

21

yaitu pakan A (kontrol) dan empat pakan uji yang diformulasikan menggunakan tepung

dan dedak tuna (pakan B, pakan C, pakan D, dan pakan E). Umpan diuji menggunakan

nila berukuran 5-8 cm dan rata-rata berbobot 9-10 g (fase belo), kemudian 750 belo

digunakan dan dialokasikan ke 15 wadah (50 belo / wadah). Pakan diberikan dua kali

sehari di pagi hari (7:00 pagi sampai 08:00) dan sore (16:00 hingga 17:00) selama enam

minggu. Jumlah pakan adalah 5% dari berat badan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

tepung limbah tuna mengandung nutrisi melebihi kebutuhan nutrisi nila. Pakan yang diuji

memiliki nilai gizi lebih baik daripada pakan A. Pakan A memiliki efisiensi tertinggi dan

nilai pertumbuhan relatif 24,56% dan 92,79%. Pakan C memiliki efisiensi 22,83%, Pakan

E (20,37%), Pakan B (19,30%) dan Pakan D (17,82%), juga pertumbuhan nilai pakan

relatif C (87,14%), Pakan E (64,69%) , Umpan B (63,04%) dan Umpan D (55,53%).

Analisis varians tidak berbeda, tetapi semua pakan memberikan efek yang sama pada

pertumbuhan nila. Pakan yang diuji tidak mencemari air dan dikategorikan sebagai

kualitas air ke-2 dan ke-3. Diasumsikan bahwa bisnis ini layak dijalankan dengan titik

impas akan tercapai ketika penjualan mencapai 8 kg (Rp 130.000,00) atau 4,5 bulan.

Kata kunci: Limbah Tuna, Tepung Limbah Tuna dan Nila.

PENDAHULUAN

Manokwari merupakan kota pan-

tai di pesisir utara Papua Barat yang kaya

sumberdaya ikan. Total produksi ikan

yang didaratkan di Manokwari pada

Tahun 2012 mencapai 6.551 ton (Dinas

Perikanan dan Kelautan Kabupaten Ma-

nokwari, 2012). Seiring dengan pro-

duksi yang tinggi, produksi limbah ikan

di daerah ini juga tinggi. Berda-sarkan

asumsi bahwa 35% dari ikan utuh

terbuang dalam bentuk limbah (Riew-

passa dan Salampessy, 1997; Archer et

al., 2001), maka diperkirakan lebih dari

2000 ton limbah ikan per tahun

dihasilkan di Manokwari. Limbah ikan

memiliki potensi ekonomis yang dapat

dimanfaatkan sebagai bahan baku pem-

buatan tepung ikan sebagai bahan baku

pembuatan pakan ternak maupun pakan

ikan. Namun sebagian besar limbah ikan

yang dihasilkan dari produksi ikan di

Manokwari belum terkelola dengan

baik.

Usaha Dagang (UD) Madurasa

sejak Tahun 1989 telah memproduksi

abon ikan tuna secara tradisional di

Manokwari, telah meningkatkan modal

produksi tuna ke tahap mekanisasi sejak

tahun 2001 sehingga serapan terhadap

bahan baku ikan tuna (Thunnus sp.) juga

mengalami peningkatan. Sekitar 300-

400 kg tuna utuh per bulan diserap dari

produksi tuna Manokwari, dan lebih dari

100 kg limbah ikan per bulan dihasilkan

oleh UD Madurasa. Sejauh ini, limbah

ikan yang dihasilkan dari aktivitas pe-

ngolahan abon dimanfaatkan sebagai

pakan tambahan bagi ternak namun

tanpa melalui proses pengolahan. Seba-

gai perusahaan yang berkomitmen me-

nerapkan konsep zero waste, UD Ma-

durasa berkeinginan untuk dapat me-

ngelola limbah ikan dengan mening-

katkan nilai manfaat limbah tersebut

menjadi pakan ikan. Hal ini juga dido-

rong oleh tingginya permintaan pasar di

Manokwari terhadap pakan ikan.

Data Dinas Perikanan dan Kelau-

tan Tahun 2014 mencatat bahwa jumlah

pem-budidaya ikan di Kabupaten Ma-

nokwari adalah 350 pembudidaya de-

ngan luasan lahan budidaya mencapai

129 Ha. Jumlah areal yang umum diman-

faatkan sebagai kolam pembesaran

adalah 50% dari total luasan, sehingga

luas kolam pembesaran adalah 64,5 Ha.

Berasumsi bahwa padat tebar ikan

Page 3: Pemanfaatan limbah padat Ikan Tuna melalui kegiatan

CASSOWARY Volume I (1): 21 - 34

22

adalah 20 ekor/m2 dengan berat rata-rata

150 gr dan kebutuhan pakan buatan

minimal per ekor ikan adalah 3 % dari

berat tubuh (4,5 gr/hari), maka ke-

butuhan pakan di Manokwari mencapai

58,05 ton per hari. Kebutuhan pakan ikan

buatan di Manokwari masih disuplai dari

Pulau Jawa rata-rata sebanyak 1.152

ton/tahun belum mencukupi kebutuhan

pakan ikan yang mencapai 21.188,5

ton/tahun. Kondisi ini menunjukkan

bahwa hanya 5,4% kebutuhan pakan

buatan yang dapat dipenuhi oleh pema-

sok pakan ikan.

Penelitian ini secara umum

bertujuan menghasilkan pakan ikan yang

dibuat dengan memanfaatkan limbah

ikan tuna dari pembuatan abon tuna pada

UD Madurasa, secara khusus tujuan

penelitian ini adalah mengetahui kom-

posisi kimia tepung limbah ikan tuna,

efisiensi pakan ikan yang dihasilkan,

pengaruh pem-berian pakan uji terhadap

pertumbuhan ikan nila, dampak pakan

ikan terhadap kualitas perairan dan usaha

pembuatan pakan uji.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan sela-

ma 6 bulan (Januari sampai Juni 2015) di

unit pe-ngolahan abon ikan tuna UD

Madurasa Manokwari. Alat dan bahan

yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri alat dan bahan untuk wawancara

dan mendata produksi, mengukur ku-

alitas air dan pemanfaatan limbah ikan

sebagai tepung ikan.

Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer adalah hasil uji

proksimat kandungan gizi tepung ikan

tuna dan pelet, data pertumbuhan ikan,

serta data produksi, dan biaya produksi.

Data sekunder yaitu data tentang kebu-

tuhan pakan ikan buatan (pelet), data

produksi tuna, dan data pem-budidaya

ikan.

Rancangan penelitian adalah ran-

cangan acak lengkap (RAL) dengan lima

perlakuan, yaitu Pakan A berupa pelet

pakan ikan produksi pabrik (MS PREO

produksi PT. Matahari Sakti) dengan

kandungan gizi protein 32%, lemak 4%,

abu 13%, serat kasar 5% dan kadar air

10%, diberikan sebagai pakan kontrol

dan empat jenis pelet pakan ikan terdiri

Pakan B (protein 14%), Pakan C (Protein

26%), Pakan D (Protein 28%) dan Pakan

E (Protein 30%) yang diformulasi

dengan memanfaatkan tepung ikan dari

limbah tuna UD Madurasa dan sekam.

Bahan-bahan yang terdapat dalam pelet

kontrol antara lain tepung ikan, pollard,

dedak, tepung terigu, tepung kedelai,

minyak ikan, serta vitamin dan premiks.

Pengujian Pelet pada Ikan Uji

a. Wadah pemeliharaan yang di-

gunakan adalah kolam permanen

sebanyak dua buah, setiap kolam

disekat menjadi 8 petak kolam

dengan ukuran panjang 2 m, lebar 1

m dan tinggi 80 cm dan dilengkapi

dua aerator jumbo yang masing-

masing me-miliki delapan lubang

udara. Sumber air yang digunakan

diambil dari PDAM dan mata air

yang ditampung dalam tangki

penampungan, air selanjutnya di-

alirkan ke dalam kolam melalui pipa

paralon diameter 0,5 inci.

b. Ikan uji adalah ikan nila (Oreo-

chromis niloticus) ukuran 5-8 cm

dengan berat rata-rata sekitar 9-10

gr/ekor (belo atau ikan nila kelas be-

nih sebar) yang diperoleh dari Unit

Pem-benihan Rakyat (UPR) Prafi.

Ikan uji diaklimatisasi selama dua

minggu untuk disesuaikan de-ngan

lingkungan dan pakan uji sebelum

digunakan dalam penelitian. Total

dipersiapkan 800 ekor mengantisi-

pasi mortalitas saat aklima-tisasi

agar jumlah total benih ikan nila

sebanyak 750 ekor pase belo tercu-

Page 4: Pemanfaatan limbah padat Ikan Tuna melalui kegiatan

CASSOWARY Volume I (1): 21 - 34

23

kupi. Setelah melalui proses aklima-

tisasi, ikan diambil berdasarkan kea-

daan fisik yang sehat serta ukuran

panjang dan berat yang sesuai

dengan kriteria ikan uji. Selan-

jutnya ikan ditebarkan ke dalam 15

wadah sebanyak 50 ekor/ wadah.

c. Pemberian pakan dilakukan dua kali

sehari, yaitu pagi (07.00-08.00) dan

sore (16.00-17.00), dengan dosis

pakan perhari 5% dari total tubuh

ikan. Lama pemeliharaan adalah

enam minggu.

Gambar 1. Tahapan Formulasi Pakan dan Pembuatan Pakan

Gambar 2. Konstruksi Wadah Uji

d. Parameter kualitas air yang diukur

selama penelitian meliputi suhu dan

pH air. Pengukuran suhu dilakukan

menggunakan termometer (celcius),

sedangkan pengukuran pH dila-

kukan pada saat pergantian air (seti-

ap minggu) menggunakan kertas

lakmus.

e. Pengambilan data berat ikan dila-

kukan pada awal penebaran untuk

memperoleh berat awal (Wo). Se-

tiap satu minggu selama enam ming-

gu sampel ikan uji sebanyak 25 ekor

di setiap kolam diambil secara acak

untuk ditimbang menggunakan tim-

bangan digital dengan ketelitian

0,01 gram. Pakan yang diberikan

setiap hari ditimbang dan setiap

minggu dilakukan penyesuaian jum-

lah pakan berdasarkan berat ikan uji

pada waktu penimbangan.

Analisis Data

a. Analisa kandungan kimia tepung

ikan dan pakan ikan (pelet)

Kandungan Kimia tepung dan

pakan diuji dengan analisis proksimat di

Laboratorium Nutrisi Ikan Departemen

Budidaya Perairan Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian

Bogor. Aspek-aspek yang diuji Antara

lain kadar air, kadar abu, protein, lemak,

karbohidrat (serat kasar dan BETN).

b. Analisa efisiensi pakan ikan

Page 5: Pemanfaatan limbah padat Ikan Tuna melalui kegiatan

CASSOWARY Volume I (1): 21 - 34

24

Efisiensi pakan ikan dihitung

menggunakan rumus Zonneveld et al.

(1991) :

Keterangan :

EP (%) = Efisiensi Pakan

Wt = Berat total ikan pada akhir

percobaan

D = Bobot ikan yang mati selama

percobaan

Wo = Berat total ikan pada awal

percobaan

F = Jumlah total makanan yang

diberikan selama percobaan

c. Analisis pertumbuhan ikan

Perumbuhan ikan diuji dengan

rasio konversi pakan menggunakan peu-

bah pertumbuhan nisbi dan nilai efisiensi

pakan. Laju pertumbuhan nisbi dihitung

dengan menggunakan rumus menurut

Afrianto dan Liviawaty (2005) :

Pertumbuhan Relatif = Wt−W0

W0 x 100%

Keterangan :

Pertumbuhan relative adalah pertum-

buhan nisbi dalam persen (%).

Wo = Bobot badan hewan uji rataan

pada awal percobaan

Wt = Bobot badan hewan uji rataan

pada akhir percobaan

Rasio konversi pakan dihitung

dengan menggunakan rumus (Mah-

yuddin, 2008) :

𝐹𝐶𝑅 =𝐹

𝑊𝑡 − 𝑊𝑜

Keterangan :

FCR = Konversi pakan

F = Jumlah pakan yang diberikan

selama perobaan

Wo = Bobot badan hewan uji rataan

pada awal percobaan

Wt = Bobot badan hewan uji rataan

pada akhir percobaan

d. Analisis ragam.

Rancangan lingkungan yang

digu-nakan dalam percobaan ini adalah

Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hal

ini didasarkan atas asumsi bahwa

kualitas air dalam wadah sama dan

ukuran ikan uji yang ditebar hampir

seragam, hanya pakan uji yang menjadi

sumber keragaman. Menurut (Sastro-

supadi ,2000) analisis data pengamatan

RAL mengi-kuti model matematis :

Yij = µ + τi + Eij

Keterangan :

Yij = Nilai pengamatan pada perla-

kuan ke-i dalam ulangan ke-j

I = 1, 2, 3, 4, 5 j = 1, 2, 3

µ = Nilai tengah dari semua

perlakuan

τi = Pengaruh perlakuan ke-i

Eij = Pengaruh komponen galat

acak percobaan yang men-

dapat perlakuan ke-i pada

ulangan ke-j

Jika hasil analisis ragam berbeda

di antara perlakuan maka untuk menguji

perlakuan mana yang berbeda dilanjut-

kan dengan menggunakan uji wilayah

berganda Duncan.

Rp = qα . Sy

Sy = (KTG/r)1/2

Keterangan :

Rp = Nilai uji wilayah berganda

Duncan

Qα = Nilai dari tabel New Multiple

Range Test dilihat dari derajat

bebas galat

Sy = Galat baku untuk nilai rata-

rata

KTG = Kuadrat tengah galat

R = Banyaknya ulangan

Sebelum melakukan analisis

ragam (Uji F), data terlebih dahulu di Uji

normalitas untuk mengetahui kenorma-

Page 6: Pemanfaatan limbah padat Ikan Tuna melalui kegiatan

CASSOWARY Volume I (1): 21 - 34

25

litasan data. Jika data tidak berdistribusi

normal maka tidak memenuhi persyara-

tan Uji F, maka metode yang digunakan

adalah statistik non parametric (Sugiyo-

no, 2014). Uji normalitas menggunakan

Shapiro-wilk dengan asumsi jumlah sata

< 50 data pada taraf signifikan 0,05

(Shapiro and Wilk, 1965).

e. Analisis manfaat ekonomi.

Manfaat Ekonomi dianalisis

dengan analisis Analisis Titik Impas

(Break Event Point), Benefit Cost Ratio

(B/C) dan Periode Pengembalian

(Payback Period).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Komposisi Kimia Te-

pung Ikan Tuna dan Pakan Ikan (Pelet)

Tepung limbah ikan tuna memiliki

kandungan gizi di atas kebutuhan nutrisi

ikan nila. Tepung kulit ikan tuna memi-

liki nilai gizi seluruhnya di atas kebu-

tuhan ikan nila, sedangkan tepung da-

ging ikan tuna hanya lemak yang memi-

liki kan-dungan di bawah kebutuhan

nutrisi ikan nila. Kandungan nutrisi te-

pung tulang ikan tuna sebagian besar di

bawah kebutuhan nutrisi yang dibutuh-

kan ikan nila yaitu protein, lemak dan

karbohidrat, sedangkan lemak memiliki

kan-dungan di atas kebutuhan maksimal

ikan nila (Tabel 1).

Tabel 2 menunjukkan bahwa ha-

sil pengujian sampel pakan uji (pelet)

memiliki kandungan nutrisi protein, le-

mak dan abu lebih tinggi sedangkan serat

kasar lebih rendah dibandingkan dengan

Pakan A. Kandungan protein dan mine-

ral (kadar abu) pada keseluruhan pakan

uji melebihi kebutuhan protein dan mi-

neral ikan nilai, akan tetapi untuk karbo-

hidrat dan lemak tidak memenuhi

kebutuhan minimal ikan nilai.

Menurut Sahwan (2003) ikan

nila memerlukan kandungan gizi rata-

rata untuk protein sebesar 20-25 %, akan

tetapi khusus untuk larva memerlukkan

protein 35 % dan juvenil membutuhkan

protein sebesar 25-30 %. Kebutuhan

mineral ikan nila semua ukuran adalah

sebesar 0,25-0,5 %, karbohidrat sebesar

25 % dan lemak sebesar 6-8 %.

Tabel 1. Analisis komposisi kimia tepung ikan tuna UD. Madurasa

Kandungan Gizi DG-A KL-B TL-C Rataan Kebutuhan Nutrisi Ikan

(Sahwan, 2003)

Kadar air (%) 10,94 9,91 4,23 8,36 - Kadar abu (%) 6,30 8,85 52,26 22,47 < 0,9

Protein (%) 43,30 41,02 9,02 31,11 20 - 35

Lemak (%) 5,05 6,94 4,76 5,58 6 - 8

Serat Kasar (%) 0,43 0,98 10,85 4,09 -

Karbohidrat (%) 33,98 32,30 18,88 28,39 25

Sumber : Lab. Nutrisi Ikan – IPB 2015

Keterangan : DG-A = Tepung Daging Ikan Tuna, KL-B = Tepung Kulit Ikan Tuna, TL-

C = Tepung Tulang Ikan Tuna

Tabel 2. Hasil pengujian sampel pakan ikan tuna UD. Madurasa.

Pakan Ikan Kadar Air Kadar Abu Protein Lemak

Karbohidrat

Serat Kasar BETN Pakan B 7.08 19.57 49.47 5.14 2.75 16.00 Pakan C 8.68 18.50 49.22 5.79 2.24 15.57 Pakan D 5.98 17.51 52.34 4.42 2.11 17.63 Pakan E 7.05 15.39 53.53 4.07 1.49 18.46

Page 7: Pemanfaatan limbah padat Ikan Tuna melalui kegiatan

CASSOWARY Volume I (1): 21 - 34

26

Pakan A* - 13.00 32.00 4.00 10.00 -

Sumber : Lab. Nutrisi Ikan – IPB. 2015

Keterangan : BETN = bahan ekstrak tanpa nitrogen., * = Nilai gizi tercantum pada

kemasan pakan ikan

Hasil pengujian sampel pakan uji

menunjukkan terjadi penurunan kan-

dungan bahan ekstrak tanpa nitrogen

(BETN) dan kandungan lemak, sedang-

kan kadar abu (mineral) dan protein

terjadi peningkatan. Hal ini dipengaruhi

oleh kombinasi bahan pakan yang digu-

nakan untuk memformulasi pakan uji.

Mudjiman (1984) menyatakan bahwa

pakan yang diformulasikan dari bahan

yang memiliki kandungan gizi tinggi

akan menghasilkan formulasi pakan de-

ngan kandungan gizi tinggi, sebaliknya

formulasi pakan yang dibuat dari bahan

yang rendah kandungan gizinya maka

akan menghasilkan pakan rendah gizi.

Peningkatan kandungan protein

sampel pakan uji dibandingkan tepung

ikan tuna disebabkan oleh faktor penge-

ringan yang dilakukan dua kali yaitu

menggunakan oven dan panas matahari

pada saat proses pembuatan pelet. Rame-

lan et al. (1996) menjelaskan bahwa

pengeringan menggunakan oven bersifat

tertutup dan tidak ada saluran untuk

pertukaran udara sehingga menyebabkan

udara di dalam oven menjadi jenuh dan

uap air tidak keluar secara sempurna

sehingga menyebabkan peningkatan dan

penurunan kandungan gizi sampel. Me-

nurut Norman (1988) pengeringan terja-

di melalui proses pemanasan yang dapat

mempengaruhi protein dalam suatu ba-

han menurun ataupun meningkat. Pema-

nasan yang terlalu lama pada suhu tinggi

dapat mengakibatkan protein menjadi

me-nurun, sedangkan perlakuan suhu

rendah terhadap protein dapat menaik-

kan daya cerna protein.

Kandungan karbohidrat pakan

uji lebih rendah dari kebutuhan karbo-

hidrat ikan nilai yaitu sebesar 25 %.

Zonneveld et al. (1991) menyatakan

bahwa tubuh ikan hampir tidak me-

ngandung karbohidrat sama sekali, kecu-

ali pada sebagian kecil hati dan glikogen

otot. Karbohidrat dalam pakan ikan di-

gunakan sebagai sumber energi. Karbo-

hidrat sangat penting karena merupakan

sumber energi yang lebih murah jika

dibandingkan dengan lemak maupun

protein. Watanabe (1998) menambah-

kan bahwa karbohidrat merupakan su-

mber energi penting bagi ikan yang

sangat diperlukan bagi pertumbuhan.

Karbohidrat dalam pakan terdapat dalam

bentuk serat kasar dan BETN dengan

kadar optimum untuk ikan omnivora

berkisar antara 30%-40%.

Kandungan lemak tertinggi ter-

dapat pada Pakan C (5,14 %) selanjutnya

Pakan B (5,14 %), Pakan D (4,42 %),

Pakan E (4,07 %), dan terakhir Pakan A

(4 %). Tepung ikan merupakan salah sa-

tu sumber pakan hewani yang memiliki

kandungan lemak yang cukup baik se-

hingga dapat menghasilkan energi untuk

menunjang pertumbuhan ikan nila.

Kandungan lemak yang baik dalam pa-

kan ikan antara 4 – 18 % (Djajasewaka

,1985). Hasil analisis proksimat kandu-

ngan lemak pada Pakan C berada pada

komposisi yang baik dengan kisaran

yang dapat diserap oleh ikan nila

sehingga lemak yang ada dalam Pakan C

(5,79 %) dapat dimanfaatkan dengan

sebaik mungkin untuk pertumbuhan ikan

nila.

Efisiensi pakan ikan dan pengaruhnya

terhadap pertumbuhan nisbi ikan uji

Pakan A (kontrol) memiliki nilai

efisiensi pakan tertinggi (24,56%),

sedangkan pakan uji yang dibuat meng-

gunakan limbah ikan tuna yang memiliki

nilai efisiensi tertinggi adalah Pakan C

Page 8: Pemanfaatan limbah padat Ikan Tuna melalui kegiatan

CASSOWARY Volume I (1): 21 - 34

27

(22,83%). Artinya adalah nilai efisiensi

pakan kontrol A dan nilai efisiensi pakan

uji C tidak memiliki perbedaan yang

nyata dengan selisih 1,73%. Nilai efisi-

ensi pakan dari ikan uji dalam penelitian

ini kurang dari 50%, hal ini disebabkan

karena pada penim-bangan berat minggu

ke tiga (pertengahan waktu penelitian)

ikan uji telah memasuki masa dewasa

(matang gonad), sehingga energi yang

diserap untuk pertumbuhan menjadi

terbagi untuk memijah dan bertelur.

Nilai Efisiensi pakan dapat dilihat pada

Tabel 3 dan pertumbuhan nisbi disajikan

pada Tabel 4.

Tabel 3. Nilai efisiensi pakan ikan uji

Perlakuan Efisiensi Pakan (%)

A 24,56 B 19,30 C 22,83 D 17,82 E 20,37

Data pertumbuhan nisbi (Tabel

4) menunjukan bahwa ikan nila yang

diberikan Pakan A (92,79%) selama

enam minggu pemeliharaan memiliki

nilai pertumbuhan nisbi terbesar bila

dibandingkan dengan Pakan C (87,14

%), E (64,69 %), B (63,04 %), dan D

(55,53 %). Adapun kecenderungan trend

pertumbuhan individu ikan nila dapat

dilihat pada Gambar 3.

Tabel 4. Nilai pertumbuhan nisbi benih

ikan nila

Perlakuan Pertumbuhan Nisbi (%)

A 92,79 B 65,42 C 87,36

D 55,53 E 64,69

Hasil uji Shapirowilk menun-

jukkan bahwa data hasil penelitian

berdistribusi normal (Tabel 5).

Tabel 5. Hasil uji normalitas shapiro-

wilk

Jenis Pakan Shapiro-Wilk (Sig)

Pakan A 0,44 ns Pakan B 0,09 ns Pakan C 0,67 ns Pakan D 0,39 ns PAkan E 0,59 ns

Keterangan : ns = tidak berbeda nyata

Gambar 3. Trend pertumbuhan individu ikan uji

Tabel 6. Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan nisbi.

F Table

Page 9: Pemanfaatan limbah padat Ikan Tuna melalui kegiatan

CASSOWARY Volume I (1): 21 - 34

28

Sumber Keragaman

dB JK KT F Hitung 0,05

0,01 Perlakuan 4 88447,39 22111,85 3,25ns 3,48 5,98

Galat 10 68123,22 6812,32

Total 14 156570,51

Keterangan : ns = Tidak berbeda nyata

Meskipun terdapat perbedaan

nilai pertumbuhan nisbi, berdasarkan

hasil analisis ragam, diketahui bahwa

tidak terdapat perbedaan nyata pada

kelima pakan uji terhadap pertumbuhan

ikan nila seperti tampak pada Tabel 6.

Hasil analisis ragam menunjuk-

kan bahwa nilai Fhitung lebih kecil dari

Ftabel, baik pada tingkat kepercayaan

0,05 maupun 0,01. Hal ini berarti bahwa

tidak ada pengaruh yang berbeda di anta-

ra perlakuan terhadap pertumbuhan ikan

nila, sehingga tidak perlu dilakukan uji

lanjut Duncan. Hasil yang tidak berbeda

nyata berarti bahwa keseluruhan pakan

baik pakan kontrol maupun pakan uji

memberikan pengaruh yang sama terha-

dap pertumbuhan ikan nila. Hal ini dise-

babkan karena kandungan zat gizi

esensial seperti protein dan lemak berada

pada kisaran yang setara dan sesuai

kebutuhan ikan. Hasil penelitian ini me-

nunjukkan bahwa pakan uji yang dibuat

dari limbah ikan tuna dapat digunakan

sebagai alternatif pakan dalam budidaya

ikan nila untuk memanfaatkan limbah

ikan tuna di Kabupaten Manokwari pada

khususnya dan umumnya di Papua untuk

mengatasi kelangkaan pakan ikan. Se-

lain itu, hasil penelitian ini tepat guna

bagi petani ikan nila sehingga dapat

digunakan secara umum untuk menga-

tasi kekurangan pakan ikan nila selama

ini.

Dampak pakan uji terhadap kualitas

perairan

Hasil pengujian sampel air di

Laboratorium Kimia Universitas Papua

disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil uji sampel kualitas air

No Parameter Sampel

Baku Mutu No 82 Tahun 2001

Kualitas Air Menurut PP

A B C Mutu II Mutu III

1 Fisika a. TSS (mg/L) 271 332 415 50 400

b. Suhu (oC) 26 – 28 26 – 28 26 – 28 ≤ 3 ≤ 3

2 Kimia anorganik a. BOD (mg/L) 5 4,6 4,3 3 6 b. Cl bebas (mg/L) 0,02 0,02 0,03 0,03 0,03 c. pH 7,2 7,4 7,6 6-9 6-9 d. COD (mg/L) 13,4 18,3 24,1 25 50

Sumber : Laboratorium Kimia UNIPA 2015

Pakan ikan uji yang dibuat dari

limbah ikan tuna UD Madurasa tidak

mencemari perairan. Hasil penelitian

memperlihatkan bahwa kualitas sampel

air termasuk dalam mutu air kelas II dan

kelas III berdasarkan Peraturan Peme-

rintah No 82 Tahun 2001. Berdasarkan

parameter fisik TSS terlihat bahwa mutu

air termasuk dalam kelas III dengan

jumlah TSS tidak melebihi 400 mg/L

meskipun hasil analisis memperlihatkan

terdapat satu sampel dengan nilai 15

mg/L lebih tinggi dari baku mutu air

kelas III. Jika dilihat dari nilai TSS maka

Page 10: Pemanfaatan limbah padat Ikan Tuna melalui kegiatan

CASSOWARY Volume I (1): 21 - 34

29

sampel air tidak masuk pada mutu kelas

II.

Parameter fisik suhu tercatat bah-

wa suhu air berkisar antara 26oC – 28oC,

yang memperlihatkan bahwa deviasi

suhu yang terjadi tidak melebihi baku

mutu lingkungan yaitu sebesar 3oC. Jika

dilihat berdasarkan parameter suhu maka

mutu air yang dihasilkan termasuk pada

mutu kelas II dan III.

Parameter kimia anorganik untuk

BOD memperlihatkan bahwa nilai BOD

sampel air lebih besar dari baku mutu air

kelas II (3 mg/L), akan tetapi di bawah

mutu air kelas III (6 mg/L). Nilai Cl

bebas sampel air menunjukkan tidak

melebihi mutu kelas air II dan III yaitu

sebesar 0,03 mg/L. Hasil pengukuran pH

menunjukkan bahwa nilai pH berkisar

diantara 6-9 (baku mutu air kelas II dan

kelas III). Nilai COD hasil uji sampel air

menunjukkan bahwa mutu air berada di

bawah baku mutu air kelas II (25 mg/L)

dan kelas III (50 mg/L). Berdasarkan

parameter kimia anorganik (BOD, Cl

bebas, pH dan COD), maka mutu air

termasuk pada mutu kelas II dan Kelas

III.

Analisis usaha pembuatan pakan

alternatif dari limbah Ikan Tuna

Berdasarkan data yang dihimpun

selama proses penelitian, diperoleh in-

formasi terkait komponen investasi dan

biaya sebagaimana tampak pada Tabel 8

dan 9.

Analisa kelayakan financial dari

usaha pembuatan pakan ikan dari limbah

tuna dilakukan dengan membuat

prediksi penjualan yang mengacu pada

harga pasar. Harga yang dimaksud

adalah penjualan pakan ikan dapat

mencapai Rp 13.000,00 per kg. Pakan

ikan yang diproduksi dalam satu kali

proses produksi mencapai 20 kg. Dalam

satu bulan, dapat dilakukan tiga kali

produksi sehingga total pakan yang

dihasilkan dalam 1 bulan adalah 60 kg.

Total biaya per bulan Rp 250.000,00 dan

volume produksi per bulan 60 kg, maka

biaya produksi setiap kg pakan adalah

Rp 4.166,00. Jika dipasarkan pada

tingkat harga Rp 13,000,00 per kg, maka

pendapatan per bulan dari penjualan

pakan ikan dapat mencapai Rp

780.000,00, keuntungan per bulan yang

diperoleh adalah Rp 530.000,00.

Mekipun keuntungan per bulan ini

tergolong kecil pada saat ini, namun

pemilik UD Madurasa lebih mengede-

pankan pemanfaatan limbah.

Keuntungan yang diperoleh dari

pembuatan pakan dianggap sebagai nilai

tambah (opportunities cost) yang dipero-

leh dari pengelolaan limbah dalam pro-

duksi abon. Meskipun pakan yang

dihasilkan dapat dijual, namun pakan

tersebut untuk saat ini masih diman-

faatkan untuk pemenuhan kebutuhan

pakan ikan budidaya yang dikelola

sendiri. Diharapkan ke depannya, pro-

duksi pakan dapat ditingkatkan sehingga

dapat menyuplai kebutuhan pakan petani

ikan lainnya.

Tabel 8. Komponen modal / investasi

No Uraian Harga Satuan (Rp) Jumlah Satuan Total Harga (Rp)

1 Timbangan 1.500.000,00 1 unit 1.500.000,00 2 Alat penjemur/pengering 600.000,00 1 unit 600.000,00

3 Alat penggiling sederhana (blender)

1.000.000,00 1 unit 1.000.000,00

4 Alat pencetak 300.000,00 1 unit 300.000,00

5 Saringan tepung

alumunium

30.000,00 2 buah 60.000,00 6 Baskom sedang 20.000,00 4 buah 80.000,00

Page 11: Pemanfaatan limbah padat Ikan Tuna melalui kegiatan

CASSOWARY Volume I (1): 21 - 34

30

Total Investasi 3.540.000,00

Tabel 9. Komponen biaya tetap / fixed cost (FC)

No Uraian Total Harga (Rp) Umur

Pakai

(tahun)

Penyusutan/

tahun 1 Timbangan 1.500.000,00 10 150.000,00 2 Alat penjemur/pengering 600.000,00 5 120.000,00 3 Alat penggiling sederhana (blender) 1.000.000,00 5 200.000,00 4 Alat pencetak 300.000,00 5 60.000,00 5 Saringan tepung 60.000,00 2 30.000,00 6 Baskom sedang 80.000,00 2 40.000,00

Total Biaya Penyusutan Per Tahun (Rp) 600.000,00 Rata-rata Biaya Penyusutan per Bulan

(Rp)

50.000,00 Rata-rata Biaya Perawatan per Bulan

(Rp)

50.000,00 Total Biaya Tetap per Bulan (Rp) 100.000,00

Tabel 10. Komponen biaya operasional / variable cost (VC)*

No Uraian Biaya Harga Satuan

(Rp) Jumlah Satuan

Total Harga

(Rp)

1 Sekam 2.000,00 1,5 kg 3.500,00

2 Biaya giling tepung tulang 1.000,00 7 kg 7.000,00

3 Upah tenaga kerja Rp. 2.000 / kg. Jumlah tenaga kerja 1 orang

2.000,00 20 kg 40.000,00

Total Biaya Operasional per produksi (Rp) 50.000,00

Total Biaya Operasional dalam 1 bulan (3x produksi) (Rp) 150.000,00

* Limbah tuna termasuk bahan yang jumlahnya dipengaruhi tingkat produksi, namun

pada kasus ini limbah tuna tidak masuk dalam komponen biaya operasional karena

merupakan sisa produksi abon.

Tabel 11. Hasil analisis finansial pembuatan pakan di UD. Madurasa

Uraian Satuan Nilai Investasi Rp 3.540.000,00 Biaya Tetap per bulan (FC) Rp 100.000,00 Modal Produksi per bulan (VC) Rp 150.000,00 Total Biaya per bulan (C atau TC = FC +

VC)

Rp 250.000,00 Biaya produksi per unit Rp 4.166,00 Rata-rata Produksi per bulan (Q) Kg 60 Harga Penjualan/kg (P) Rp 13.000,00 Penjualan (R= Q x P) Rp 780.000,00 Keuntungan (B = R – TC) Rp 530.000,00 BEP Penjualan Rp 130.000,00 BEP Produksi Kg 8 B/C ratio - 5 Payback period Bulan 4,5

Berdasarkan Tabel 11 diketahui

bahwa usaha ini layak dijalankan karena

nilai B/C lebih dari1 (5). Adapun titik

impas akan dicapai pada saat penjualan

mencapai 8 Kg atau setara dengan

Rp130.000,00. Berdasarkan hasil ana-

lisis payback period, diprediksi bahwa

jika produksi berlangsung konstan,

demikian pula penjualan, maka dalam

Page 12: Pemanfaatan limbah padat Ikan Tuna melalui kegiatan

CASSOWARY Volume I (1): 21 - 34

31

jangka waktu 4,5 bulan, usaha ini sudah

balik modal.

PENUTUP

Hasil uji proksimat tepung lim-

bah ikan tuna produksi UD Madurasa

memiliki kualitas di atas kebutuhan

nutrisi ikan nila untuk jenis gizi protein,

lemak, karbohidrat dan kadar abu

(mineral). Pakan A memiliki nilai efisi-

ensi pakan tertinggi (24,56%), sedang-

kan pakan dari limbah ikan tuna yang

memiliki nilai efisiensi pakan yang baik

adalah Pakan C (22,83%). Artinya

bahwa nilai efisiensi Pakan A dan nilai

efisiensi Pakan C tidak memiliki perbe-

daan yang nyata dengan selisih1,73 %.

Ikan nila yang diberikan Pakan A

(92,79%) selama enam minggu peme-

liharaan memiliki nilai pertumbuh-an

nisbi yang terbesar bila dibandingkan

dengan Pakan C (87,14 %), E (64,69 %),

B (63,04 %), dan D (55,53 %). Pakan

ikan uji yang dibuat dari limbah ikan

tuna UD Madurasa tidak berpengaruh

terhadap pencemaran kualitas perairan

dan pertumbuhan ikan uji, hasil uji

sampel air tidak melebihi baku mutu air

kelas II dan kelas III menurut PP No 82

Tahun 2001. Usaha ini layak dijalankan

karena nilai B/C lebih dari 1 dengan titik

impas akan dicapai pada saat penjualan

mencapai 8 kg atau setara dengan Rp

130.000,00.

Pakan ternak berbahan dasar

limbah ikan tuna memiliki prospek eko-

nomi yang menjanjikan. Pengelolaan

yang lebih baik seperti penggunaan

peralatan mekanisasi yang tepat dapat

meningkatkan jumlah produksi pakan

yang dihasilkan sehingga mampu men-

cukupi kebutuhan pakan ternak di

Kabupaten Manokwari. Penelitian lan-

jutan untuk mendapatkan formulasi

ransum pakan yang tepat menggunakan

bahan dasar limbah ikan tuna perlu

dilakukan untuk memberikan hasil yang

optimal terhadap pertumbuhan ikan nila.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. dan E. Liviawati. 2005.

Pakan Ikan. Penerbit Kanisius.

Jakarta.

Archer, M., R. Watson dan J.W. Denton.

2001. Fish Waste Production in

the United Kingdom: The

Quantities Produced and Oppor-

tunities for Better Utilisation.

Seafish Report Number SR537.

Seafish. Grimsby.

Badan Standarisasi Nasional. 1999.

Standar Nasional Indonesia Pro-

duksi Benih Ikan Nila Hitam

(Oreochromis niloticus Bleeker)

kelas benih sebar. SNI : 01- 6141

- 1999. Jakarta.

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabu-

paten Manokwari. 2012. Survei

Perikanan Tangkap di Perairan

Manokwari. Kerjasama Dinas

Perikanan dan Kelautan Kabu-

paten Manokwari dengan Fakul-

tas Perikanan dan Kelautan

UNIPA. Manokwari.

Dinas Perikanan dan Kelautan. 2014.

Laporan Statistik Budidaya

Perikanan Kabupaten Manok-

wari.

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupa-

ten Manokwari. Manokwari.

Djajasewaka, H.Y. 1985. Makanan Ikan.

Penerbit Penebar Swadaya.

Jakarta.

Mahyuddin, K. 2008. Panduan Lengkap

Agribisnis Lele. Penebar Swa-

daya. Bogor.

Mujiman, A. 1984. Makanan Ikan.

Penebar Swadaya. Situbondo.

Norman, W. 1988. Teknologi Penga-

wetan Pangan. Edisi Ketiga.

Universitas Indonesia. Jakarta

Pemerintah Republik Indonesia. 2001.

Peraturan Pemerintah No 82

Tahun 2001 Tentang Baku Mutu

Air Berdasarkan Kelas. Jakarta.

Page 13: Pemanfaatan limbah padat Ikan Tuna melalui kegiatan

CASSOWARY Volume I (1): 21 - 34

32

Ramelan, A.H., N.H.R. Parnanto dan

Kawiji, 1996. Fisika Pertanian.

UNS Press. Solo.

Sahwan, M.F. 2003. Pakan Ikan dan

Udang : Formulasi, Pembuatan,

Analisa Ekonomi. Penebar Swa-

daya. Jakarta.

Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan Per-

cobaan Praktis Bidang Pertanian.

Kanisius. Yogyakarta. Shapiro,

S.S. and Wilk, M.B. (1965). An

Analysis of Variance Test for

Normality (Complete Samples).

Biometrika: 52 (3); 591-611.

Sugiyono. 2014. Statistika Untuk Pene-

litian. Alfabeta. Bandung.

Watanabe, T. 1988. Fish Nutrition and

Marine Culture. JICA Texbook.

The General of Aquaculture

Course. Department of Aquatic.

Biosciense. Tokyo.

Zonneveld, N., E.A. Huisman, and J.H.

Boon. 1991. Prinsip-prinsip Bu-

didaya Ikan. PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Page 14: Pemanfaatan limbah padat Ikan Tuna melalui kegiatan

CASSOWARY Volume I (1): 21 - 34

33