pelemas otot lainnya
TRANSCRIPT
5/17/2018 Pelemas Otot Lainnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pelemas-otot-lainnya 1/3
3. PELEMAS OTOT LAINNYA
3.1. DANTROLEN
MEKANISME KERJA. Dantrolen menyebabkan relaksasi otot rangka
dengan cara menghambat pelepasan ion Ca dari retikulum sarkoplasmik.Kekuatan kontraksi otot menurun sekitar 75-80%
Dalam dosis terapi, obat ini tidak mempengaruhi saraf, otot jantung,
maupun otot polos, dan juga tida punya kerja GABA-ergik.
FARMAKOKINETIK . Absorbsi oral lebih dari 70%, kadar puncak dicapai
setelah 1-4 jam. Metabolit utamanya, 5-hidroksidantrolen, aktif tetapi lebih lemah
dibanding dantrolen sendiri. Waktu paruh dantrolen 6-9 jam, sedangkan waktu
paruh 5-hidroksidantrolen 15,5 jam. Kadarnya meningkat dengan peningkatan
dosis sampai 200mg sehari, tetapi tidak dengan dosis 400mg sehari (karena
terbatasnya kapasitas absorbsi atau ikatan protein). Tidak ada hubungan antarakadar obat dalam darah dengan perbaikan klinik; dosis oral melebihi 100mg sehari
seringkali tidak meningkatkan efek obat.
INDIKASI. Dantrolen digunakan untuk mengurangi spasme otot akibat
kerusakan medula spinalis dan otak, atau lesi sentral lainnya, misalnya sklerosis
multipel, palsi serebral, dan mungkin stroke, yang disertai rasa nyeri. Manfaat
berkurangnya kekakuan otot harus ditimbang terhadap kemungkinan
berkurangnya kekuatan otot. Pasien dengan kekuatan otot yang borderline, akan
merasa lelah atau lemah.
Dantrolen tidak diindikasikan untuk fibrositis, spondilitis reumatik, bursitis,artritis atau spasme otot akut setempat.
Dantrolen IV diberikan sewaktu operasi pada hipertemia maligna, dan juga
untuk profilaksis pada pasien dengan riwayat penyakit ini. Dantrolen IV juga
digunakan untuk pengobatan sindrom neuroleptik maligna, heat stroke, dan
kekakuan otot akibat keracunan kokain, karbon monoksida, dan zat-zat lain; dan
untuk mengurangi nyeri akibat exercise pada distrofi otot duchenne.
EFEK SAMPING. Obat ini tak boleh diberikan pada pasien dengan
kelemahan otot, karena dapat memperburuk keadaan tersebut.
Efek samping yang paling sering terjadi berupa kelemahan otot,
mengantuk, pusing, malaise, dan diare. Yang paling berat adalah reaksi
hipersensitivitas berupa kerusakan hati yang dapat berakibat fatal. Risiko
terjadinya reaksi ini paling tinggi pada wanita di atas 35 tahun, dan paling sering
setelah 3-12 bulan pengobatan. Kebanyakan kasus reversibel bilaobat dihentikan.
Obat ini dikontraindikasikan pada penyakit hati yang aktif.
POSOLOGI. Dantrolen tersedia dalam bentuk kapsul 25,50, dan 100 mg,
dan bubuk steril 20 mg untuk dilarutkan menjadi 70 mL larutan IV yang
mengandung 0,32mg dantrolen/mL.
5/17/2018 Pelemas Otot Lainnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pelemas-otot-lainnya 2/3
Pada orang dewasa, obat ini diberikan dengan dosis awal 25mg 1-2 kali
sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 25 mg 3-4 kali sehari, kemudian 50-100
mg 4 kali sehari. Setiap dosis harus dipertahankan selama 4-7 hari untuk melihat
responnya. Biasanya respon yang memuaskan sudah dicapai dengan dosis 100-
200 mg sehari. Pada anak, digunakan dosis yang sama, dimulai dengan 0,5 mg/kg
1-2 kali sehari (maksimum, 100 mg 4 kali sehari atau 3 mg/kg 4 kali sehari).
3.2 TOKSIN BOTULINUM
Saat ini, ada 2 jenis toksin botulinum yang dipakai di klinik, yakni toksin
botulinum A dan toksin botulinum B; yang banyak digunakan adalah toksin
botulinum A. Sementara ini, belum ada laporan yang menunjukan perbedaan
efektivitas, aktivitas, maupun efek samping antara toksin botulinum A dan B.
Toksin botulinum B memiliki sifat antigenik yang berbeda dengan dengan toksin
botulinum A, sehingga berguna untuk pasien yang resisten terhadap pengobatan
karena membentuk antibodi terhadap toksin botulinum A.
MEKANISME KERJA. Toksin botulinum menyebabkan relaksasi otot dengan
cara menghambat penglepasan asetilkolin yang dimediasi oleh Ca oleh ujung saraf
motorik, sehingga menurunkan EPP dibawah ambang rangsang, dan akibatnya
terjadi paralisis otot. Paralisis bertahan sampai terbentuk ujung saraf yang baru,
biasanya dalam 2-4 bulan.
INDIKASI. Toksin botulinum digunakan untuk mengatasi fisura anal,
tortikolis spasmodik, strabismus, spasme hemifasial, akalasia, blefarospasme,
hiperhidrosis, spasme otot tungkai bawah pada anak-anak dengan cerebral palsy
dan spasme otot pada pasien stroke, distonia tangan dan distonia lainnya. Selain
itu,toksin botulinum juga dipakai untuk kepentingan kosmetik misalnya untuk
menghilangkan kerut disekitar mata dan kening. Dosis toksin botulinum
dinyatakan dalam satuan unit. Standar satuan unit berbeda antara toksin
botulinum A dan B, bahkan antar sediaan toksin botulinum A itu sendiri (antar
nama dagang).
EFEK SAMPING. Toksin botulinum tidak boleh diberikan pada pasien
dengan kelemahan otot menyeluruh, misalnya miastenia gravis. Toksin botulinum
hanya boleh diberikan seorang ahli dan sudah terlatih untuk menghindari paralisisotot yang tidak diinginkan. Efek samping yang paling sering terjadi berupa rasa
terbakar dan memar pada tempat suntikan. Efek samping lainnya tergantung dari
tempat suntikan. Suntikan disekitar mata biasanya akan menimbulkan efek
samping berupa ptosis, lakrimasi, fotofobia, diplopia, dan kurangnya berkedip
yang menyebabkan mata kering, keratitis, kerusakan kornea dan iritasi mata.
Suntikan disekitar leher dapat menimbulkan efek samping berupa disfagia (paling
sering), penumpukan saliva dengan resiko aspirasi, paralisis pita suara dan
kelemahan otot leher. Suntikan disekitar kening dapat menebabkan sakit kepala
(paling sering), juga ptosis, nyeri wajah, dan mual.
5/17/2018 Pelemas Otot Lainnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pelemas-otot-lainnya 3/3
POSOLOGI. Toksin botulinum A tersedia dalam bentuk bubuk steril 100
unit/vial. Toksin botulinum B tersedia dalam bentuk larutan 5000 unit/mL. Dosis
toksin botulinum berbeda-beda untuk setiap indikasi dan setiap sediaan.