pelapukan pada batuan
DESCRIPTION
pelapukan adalah proses awal sebelum terbentuknya sedimen dan menjadi batuan sedimen.pelapukan terjadi batuan beku, sedimen, piroklastik, metamorf.TRANSCRIPT
TUGAS #2
GEOKIMIA
WEATHERING
Oleh :
Wildan Aulia Rakhman
410012251
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Jurusan Teknik Geologi
Yogyakarta
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita tahu bahwa tanah merupakan bagian kerak bumi yang tersusun dari
mineral dan bahan organik. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan
bantuan organisme dan proses – proses lainya, membentuk tubuh unik yang
menutupi batuan. Tekstur tanah ada yang halus dan ada pula yang kasar.
Mengapa bisa terjadi hal seperti itu? Kita tahu bahwa tanah berasal dari batuan
induk yang mengalami pelapukan, semakin banyak proses terjadinya
pelapukan pada batuan induk maka tekstur tanah akan semakin halus,
begitupun sebaliknya.
Batuan-batuan di permukaan bumi akan mengalami proses pelapukan, yang
memerlukan waktu yang relatif lama. Dalam kehidupan sehari-hari, proses
pelapukan sering terjadi. batu kecil yang terus ditetesi oleh air hujan
maupun air biasa lama kelamaan akan melapuk dan menjadi tanah. peristiwa
itu sering disebut dengan pelapukan fisika. batu yang ditumbuhi lumut lama
kelamaan akan pecah dan hancur. peristiwa tersebut sering disebut
pelapukan biologi. Dan masih banyak lagi contoh-contoh pelapukan lainya.
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian Pelapukan
Sebagian besar batuan dan mineral terbentuk jauh di dalam kerak Bumi,
tempat yang suhu dan tekanannya sangat berbeda dengan permukaan.
Namun diatas tanah, batuan sangat rawan terhadap berbagai proses kimia
dan fisika. Proses ini disebut pelapukan. Pelapukan merupakan proses
alamiah akibat bekerjanya bekerjanya gaya-gaya alam baik secara fisik
maupun kimiawi yang menyebakan terjadinya pemecah-belahan,
penghancur-luluh-lantakkan dan transformasi bebatuan dan mineral-
mineral penyusunnya menjadi material lepas (regolit) di permukaan bumi.
Regolit ini mempunyai kedalaman dan ketebalan yang bervariasi,
tergantung intensitas dan ekstensitas proses pelapukan yang terjadi.
B. Penyebab Pelapukan
Adapun beberapa hal yang menjadi faktor-faktor utama penyebab utama
terjadinya pelapukan, antara lain:
1. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi
Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau
beriklim Gurun di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat
mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan
menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin, batuan
mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat
mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak artinya ini juga sebuah
pelapukan.
2. Pembekuan air di dalam batuan
Jika air membeku maka volumenya akan mengembang. Pengembangan ini
menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batu- batuan menjadi rusak atau
pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim sedang dengan
pembekuan hebat.
3. Berubahnya air garam menjadi kristal.
Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguap
dan garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam sekali dan dapat
merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di
daerah pantai. Hal ini menyebabkan pelapukan yang cukup.
4. Insolasi
Amplitudo suhu yang sangat tinggi (siang sangat dan malam sangat
dingin) dapat menghancurkan batuan, misalnya batuan di daerah gurun
pasti terjadi pelapukan.
5. Perbedaan Warna Mineral
Perbedaan warna mineral pembentuk batuan meyebabkan perbedaan
pemuaian bagian-bagian batuan sehingga terjadi pelapukan.
6. Pelapukan Kulit Bawang
Perubahan dari dingin menjadi panas menyebabkan retak mendatar.
Sebaliknya, dari panas menjadi dingin menyebabkan retak-retak menyebar
pada batuan.
C. Pengertian Pelapukan
Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah pada
dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia
dan biologi. Hasil dari pelapukan ini merupakan asal (source) dari batuan
sedimen dan tanah (soil). Kiranya penting untuk ketahui bahwa proses
pelapukan akan menghacurkan batuan atau bahkan melarutkan sebagian dari
mineral untuk kemudian menjadi tanah atau diangkut dan diendapkan sebagai
batuan sedimen klastik. Sebagian dari mineral mungkin larut secara
menyeluruh dan membentuk mineral baru. Inilah sebabnya dalam studi tanah
atau batuan klastika mempunyai komposisi yang dapat sangat berbeda dengan
batuan asalnya. Komposisi tanah tidak hanya tergantung pada batuan induk
(asal) nya, tetapi juga dipengaruhi oleh alam, intensitas, dan lama (duration)
pelapukan dan proses jenis pembentukan tanah itu sendiri.
D. Penyebab Pelapukan
Kerak bumi membungkus lapisan mantel yang memiliki ketebalan 2865 km.
Bagian inibersama kerak bumi membentuk lapisan yang disebut litosfer.
Litosfer adalah bagian kulitbumi yang berada di bagian atas yang terdiri dari bebatuan. Proses-proses di litosfer yangberkaitan dengan pelapukan yaitu:
Pelapukan: memecahkan batuan dan mungkin mengubah susunan kimia batuanpadat atau di dekat permukaan bumi.
Mass wasting: memindahkan material batuan yang sudah melapuk menuruni lerengdi bawah pengaruh gravitasi.
Erosi: mengangkut material batuan baik yang sudah melapuk ataupun belum melaluiagen yang bergerak, seperti air, angin atau es.
Pelapukan pada Kerak bumi adalah salah satu aktivitas yang disebabkan oleh tenaga dari luar (eksogen).Adapun beberapa hal yang menjadi faktor-faktor utama penyebab utama
terjadinya pelapukan, antara lain:
1. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi
Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau
beriklim Gurun di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat
mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas.
Batuan menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi
dingin, batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus
dapat mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak artinya ini juga
sebuah pelapukan.
2. Pembekuan air di dalam batuan
Jika air membeku maka volumenya akan mengembang.
Pengembangan ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batu-
batuan menjadi rusak atau pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah
yang beriklim sedang dengan pembekuan hebat.
3. Berubahnya air garam menjadi kristal.
Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya
menguap dan garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam sekali
dan dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan
karang di daerah pantai. Hal ini menyebabkan pelapukan yang cukup.
4. Insolasi
Amplitudo suhu yang sangat tinggi (siang sangat dan malam sangat
dingin) dapat menghancurkan batuan, misalnya batuan di daerah gurun
pasti terjadi pelapukan.
5. Perbedaan Warna Mineral
Perbedaan warna mineral pembentuk batuan meyebabkan perbedaan
pemuaian bagian-bagian batuan sehingga terjadi pelapukan.
6. Pelapukan Kulit Bawang
Perubahan dari dingin menjadi panas menyebabkan retak mendatar.
Sebaliknya, dari panas menjadi dingin menyebabkan retak-retak
menyebar pada batuan.
E. Jenis-jenis pelapukan
Di alam pada umumnya ke tiga jenis pelapukan (fisik, kimiawi dan biologis)
itu bekerja bersama-sama, namun salah satu di antaranya mungkin lebih
dominan dibandingkan dengan lainnya. Walaupun di alam proses kimia
memegang peran yang terpenting dalam pelapukan, tidak berarti pelapukan
jenis lain tidak penting. Berdasarkan pada proses yang dominan inilah maka
pelapukan batuan dapat dibagi menjadi pelapukan fisik, kimia dan
biologis. Pelapukan merupakan proses proses alami yang menghancurkan
batuan menjadi tanah.
1. Pelapukan biologi (organik)
Pelapukan organis adalah proses penghancuran massa batuan dengan
bantuan organisme makhluk hidup dan tumbuhan. Pada umumnya
pelapukan organis dipengaruhi oleh :
1. Membusuknya sisa tumbuhan dapat membentuk asam gambut
yang berakibat rusaknya bebatuan.
2. Pengrusakan-pengrusakan oleh binatang-binatang kecil di dalam
tanah.
3. Pengrusakan batuan oleh aktiviras manusia dengan segala
peralatannya baik alat tradisonal maupun mekanik.
Proses pelapukan biologi dapat diakibatkan oleh aktivitas kehidupan:
mikroorganisme tanah
akar tumbuhan, dan
hewan.
Proses pelapukan biologi senantiasa mengiringi dari kedua proses sebelumnya.
Dibatu-batu karang daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang
dibuat oleh binatang.Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh
tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat
mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di dalam tanah
yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu
berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akar- akar serat makanan
menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga
garam-garaman mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan
dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan
maupun penambangan.
Faktor pelapukan Biologi
Kecepatan proses pelapukan bebatuan dapat diindikasikan oleh jenis
dan komposisi mineral/senyawa kimiawi penyusunnya. Batuan
sedimen umumnya tidak melapuk secepat batuan beku maupun batuan
peralihan dan batu pasir lebih resisten ketimbang batu kapur. Hal ini
karena bentuknya yang lebih mampat. Bebatuan yang berkomposisi
mineral lebih kompleks akan melapuk lebih mudah ketimbang yang
lebih sederhana, karena dengan makin kompleksnya komposisi akan
makin variatif pori-pori antar molekul yang terbentuk dan makin tidak
rata permukaannya, sehingga makin mudah mengalami proses
pelapukan.
2. Pelapukan fisika (mekanik)
Pelapukan fisika adalah proses dimana batuan pecah menjadi kepingan
yang lebih kecil, tetapi tanpa mengalami perubahan komposisi kimia
dan mineral yang berarti. Pelapukan fisik ini dapat menghasilkan
fragment/kristal kecil sampai blok kekar (joint block) yang berukuran
besar.
Pada proses ini batuan akan mengalami perubahan fisik baik bentuk
maupu ukuranya. Batuan yang besar menjadi kecil dan yang kecil
menjadi halus. Pelapukan ini di sebut juga pelapukan mekanik sebab
prosesnya berlangsung secara mekanik.
Proses ini sangat dominan pada kondisi suhu rendah seperti di kutub
atau pada kondisi suhu tinggi di padang pasir. Proses pelapukan fisik
terutama dipicu oleh perubahan suhu secara drsatis dan oleh hantaman
air hujan, selain dapat dipicu oleh penetrasi akar dan aktivitas makhluk
hidup lainnya.
Bebatuan yang tersusun oleh berbagai mineral yang beraneka sifat
fisik dan kimawi apabila tiba-tiba terpapar oleh perubahan suhu
drastis, akan terjadi kontraksi dan ekspansi antarfraksi penyusunnya,
sehingga timbul retakan-retakan yang kemudian memicu pecah
hancurnya bebatuan ini. Kecepatan proses ini tergantung pada kondisi
fisik bebatuan. Bebatuan berpermukaan kasar lebih cepat ketimbang
yang halus, bebatuan berwarna gelap lebih banyak menyerap panas
sehingga lebih cepat ketimbang yang berwarna terang.
Proses pelapukan fisik yang dipicu air dapat terjadi lewat beberapa
mekanisme :
1. Pada bebatuan yang telah retak, air masuk ke celah-celahnya
kemudian membeku, pembekuan ini menyebabkan membesarnya
rekahan-rekahan tersebut. Lewat tekanan proses hodrothermal
berupa siklus beku cairnya air yang silih berganti ini, bebatuan
menjadi pecah hancur. Mekanisme ini umumnya terjadi pada
kawasan beriklim dingin.
2. Hanataman butiran-butiran hujan dan aliran air/es
menyebabkan terjadinya pengikisan dan retaknya bebatuan,
menghasilkan partikel-partikel halus yang terangkut ke tempat-
tempat rendah.
Pelapukan mekanis atau sering disebut pelapukan fisis adalah
penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami perubahan
kimiawi. Penghancuran batuan ini bisa disebabkan oleh akibat
pemuaian, pembekuan air, perubahan suhu tiba-tiba, atau
perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam. Untuk
lebih jelasnya bagaimana perubahan itu, perhatikan baik-baik
berikut ini:
Akibat pemuaian
Tahukah Anda bahwa batuan ternyata tidak homogen,
terdiri dari berbagai mineral, dan mempunyai koefisien
pemuaian yang berlainan. Oleh karena itu dalam sebuah
batu pemuaiannya akan berbeda, bisa cepat atau lambat.
Pemanasan matahari akan terjadi peretakan batuan sebagai
akibat perbedaan kecepatan dan koefisien pemuaian
tersebut.
Akibat pembekuan air
Batuan bisa pecah/hancur akibat pembekuan air yang
terdapat di dalam batuan. Misalnya di daerah sedang atau
daerah batas salju, pada musim panas, air bisa masuk ke
pori-pori batuan. Pada musim dingin atau malam hari air di
pori-pori batuan itu menjadi es. Karena menjadi es, volume
menjadi besar, akibatnya batuan menjadi pecah.
Akibat perubahan suhu tiba-tiba. Kondisi ini biasanya
terjadi di daerah gurun. Ketika ada hujan di siang hari
menyebabkan suhu batuan mengalami penurunan dengan
tiba-tiba. Hal ini dapat menyebabkan hancurnya batuan.
Perbedaan suhu yang besar antara siang dan malam
Penghancuran batuan terjadi akibat perbedaan suhu yang sangat besar
antara siang dan malam. Pada siang hari suhu sangat panas sehingga
batuan mengembang. Sedangkan pada malam hari temperatur turun
sangat rendah (dingin). Penurunan temperatur yang sangat cepat itu
menyebabkan batuan menjadi retak-retak dan akhirnya pecah, dan
akhirnya hancur berkeping-keping. Pelapukan seperti ini Anda bisa
perhatikan di daerah gurun. Di daerah Timur Tengah (Arab)
temperatur siang hari bisa mencapai 60 derajat Celcius, sedangkan
pada malam hari turun drastis dan bisa mencapai 2 derajat Celcius.
Atau pada saat turun hujan, terjadi penurunan suhu, yang
menyebabkan batuan menjadi pecah
Adapun penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:
Stress release: batuan yang muncul ke permukaan bumi
melepaskan stress menghasilkan kekar atau retakan yang
sejajar permukaan topografi. Retakan-retakan itu membagi
batuan menjadi lapisan-lapisan atau lembaran (sheet) yang
sejajar dengan permukaan topografi. Proses ini sering disebut
sheeting. Ketebalan dari lapisan hasil proses sheeting ini
semakin tebal menjauhi dari permukaan. Proses pelapukan
jenis ini sering terjadi pada batuan beku terobosan yang dekat
permukaan bumi.
Frost action and hydro-fracturing: pembekuan air dalam
batuan. Air atau larutan lainnya yang tersimpan di dalam pori
dan/atau retakan batuan akan meningkat volumenya sekitar 9%
apabila membeku, sehingga ini akan menimbulkan tekanan
yang cukup kuat memecahkan batuan yang ditempatinya.
Proses ini tergantung :
keberadaan pori dan retakan dalam batuan.
keberadaan air/cairan dalam pori.
temperatur yang turun naik dalam jangka waktu
tertentu.
Salt weathering: pertumbuhan kristal pada batuan.
Pertumbuhan kristal pada pori batuan sehingga menimbulkan
tekanan tinggi yang dapat merusak/memecahkan batuan itu
sendiri. Berubahnya air garam menjadi kristal. Jika air tanah
mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguapdan
garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam sekali dan
dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama
batuan karang di daerah pantai.
Insolation weathering: akibat pemanasan dan pendinginan
permukaan karena pengaruh matahari. Peristiwa ini terutama
terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau beriklim
Gurun di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat
mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau
panas. Batuan menjadi mengembang, pada malam hari saat
udara menjadi dingin, batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi
secara terus menerus dapat mengakibatkan batuan pecah atau
retak-retak. Tentu saja pelapukan jenis ini akan besar
pengaruhnya
Alternate wetting and drying: pengaruh penyerapan dan
pengeringan dengan cepat.
Perbedaan kecepatan proses pelapukan fisik dipengaruhi:
i. tingkat kontraksi dan ekspansi dari komponen penyusun batuan,
sehingga memicu proses pecah dan hancurnya bebatuan
ii. tingkat kekasaran permukaan bebatuan, makin kasar permukaan
bebatuan akan mengalami proses pelapukan yang lebih cepat, dan
iii. warna gelap dan terangnya bebatuan, makin gelap warna bebatuan akan
memiliki daya menyerap cahaya yang lebih banyak dan mempercepat
proses pemuaian atau kontraksi dan ekspansi, sehingga mempercepat
proses pelapukan.
Faktor pelapukan fisik
Salah satu faktor terpenting adalah iklim. Iklim, pada dasarnya adalah
gabungan dari dua faktor yaitu suhu dan kelembaban. Kelembapan
dan suhu yang tinggi sangat disukai oleh pelapukan yang melibatkan
reaksi kimia. Jadi pelapukan kimiawi umumnya terjadi pada cuaca
panas dan lembab.
3. Pelapukan kimia (kimia)
Pelapukan kimia membuat komposisi kimia dan mineralogi suatu
batuan dapat berubah. Mineral dalam batuan yang dirusak oleh air
kemudian bereaksi dengan udara (O2 atau CO2), menyebabkan
sebagaian dari mineral itu menjadi larutan. Selain itu, bagian unsur
mineral yang lain dapat bergabung dengan unsur setempat membentuk
kristal mineral baru.
Pada pelapukan kimia air dan gas terlarut memegang peran yang
sangat penting. Sedangkan pelapukan kimia sendiri mempunyai peran
terpenting dalam semua jenis pelapukan. Hal ini disebabkan karena air
ada pada hampir semua batuan walaupun di daerah kering sekalipun.
Akan tetapi pada suhu udara kurang dari 30oC, pelapukan kimia
berjalan lebih lambat. Proses pelapukan kimia umumnya dimulai dari
dan sepanjang retakan atau tempat lain yang lemah.
Mekanisme yang terlibat dalam transformasi kimiawi ini meliputi :
Pelarutan (Solubilitasi)
Hidratasi
Hidrolisis
Oksidasi
Reduksi
Karbonatasi
Asidifikasi (Pengasaman)
1. Larutan sederhana Pembubaran mineral terlarut dalam H2O (larut langsung) atau dalam H2O + CO2 (karbonasi) untuk menghasilkan kation dan anion dalam larutan.
- Mineral sangat mudah larut (misalnya gypsum, halit), kuarsa SiO2 + 2H2O H4SiO4
- Batuan karbonat CaCO3 + H2O + CO2 Ca2+ + 2HCO3
-
2. HydrolysisReaksi antara ion H+ dan OH- pada air dan ion dari mineral silikat, menghasilkan kationlarut, asam silikat dan mineral lempung (jika ada Al). Mineral silikat
3. OksidasiHilangnya elektron dari suatu unsur (biasanya Fe atau Mn) dalam mineral, menghasilkan pembentukan oksida atau hidroksida (jika ada air).
Besi dan bantalan mangan, mineral silikat, sulfide besi4. Hidrasi dan dehidrasi
Bertambahnya (hidrasi) atau berkurangnya (dehidrasi) molekul air pada mineral, menghasilkan formasi mineral baru.
5. Pertukaran ionPertukaran ion, terutama kation, antara larutan dan mineral-mineral
6. ChelationIon logam yang mengikat molekul organik dengan struktur cincin
Kecepatan pelapukan kimia tergantung dari iklim, komposisi mineral
dan ukuran butir dari batuan yang mengalami pelapukan. Pelapukan
akan berjalan cepat pada daerah yang lembab (humid) atau panas dari
pada di daerah kering atau sangat dingin. Curah hujan rata-rata dapat
mencerminkan kecepatan pelapukan, tetapi temperatur sulit dapat
diukur. Namun secara umum, kecepatan pelapukan kimia akan
meningkat dua kali dengan meningkat temperatur setiap 10oC. Mineral
basa pada umumnya akan lebih cepat lapuk dari pada mineral asam.
Itulah sebabnya basal akan lebih cepat lapuk dari pada granit dalam
ukuran yang sama besar. Sedangkan pada batuan sedimen, kecepatan
pelapukan tergantung dari komposisi mineral dan bahan semennya.
Kecepatan pelapukan kimia sangat tergantung pada iklim dan
komposisi mineral dan ukuran butir batuan. Proses pelapukan lebih
cepat terjadi pada daerah yang beriklim panas dan basah daripadadaerah
yang beriklim dingin dan kering. Macam soil yang terbentuk akibat
proses pelapukan kimia juga tergantung pada letaknya terhadap
katulistiwa.
Hasil proses pelapukan
Fragmen batuan. Soil yang immature, hasil pelapukan batuan beku,
mengandung fragmen batuan, dan mineral yang tidak stabil seperti
biotit, piroksin, hornblende, dan Ca-plagioklas. Saedang soil yang
dewasa (mature), akan mengandung mineral-mineral yang sangat
stabil seperti kuarsa, muskovit dan kemungkinan ortoklas. Stabilitas
mineral terhadap proses pelapukan kimia merupakan kebalikan dari
Bowen’s Reaction Series.
Mineral sekunder. Mineral sekunder yang terbentuk oleh proses
pelapukan adalah mineral lempung,oksida atau hidroksida besi, dan
aluminium hidroksida. Mineral lempung yang terbentuk pada proses
pelapukan kimia tingkat sedang adalah ilit dan smektit. Sedang pada
pelapukan kimia yang intensif akan terbentuk aluminium hidroksida
seperti gibsit. Mineral ini sering sebagai mineral bijih
aluminium(aluminium ores). Mineral sekunder yang mengandung besi
pada umumnya adalah mineral gutit, hematit, dan limonit.
Adapun penyebab terjadinya pelapukan kimia, antara lain:
a. Hidrolisis adalah reaksi antara mineral silikat dan asam
(larutan mengandung ion H+) dimana memungkinkan pelarut
mineral silikat dan membebaskan kation logam dan silika.
Mineral lempung seperti kaolin, ilit dan smektit besar
kemungkinan hasil dari proses pelapukan kimia jenis ini
(Boggs, 1995). Pelapukan jenis ini memegang peran terpenting
dalam pelapukan kimia.
b. Hidrasi adalah proses penambahan air pada suatu mineral
sehingga membentuk mineral baru. Lawan dari hidrasi adalah
dehidrasi, dimana mineral kehilangan air sehingga berbentuk
anhydrous. Proses terakhir ini sangat jarang terjadi pada
pelapukan, karena pada proses pelapukan selalu ada air.
Contoh yang umum dari proses ini adalah penambahan air
pada mineral hematit sehingga membentuk gutit.
c. Oksidasi berlangsung pada besi atau mangan yang pada
umumnya terbentuk pada mineral silikat seperti biotit dan
piroksen. Elemen lain yang mudah teroksidasi pada proses
pelapukan adalah sulfur, contohnya pada pirit (Fe2S).
d. Reduksi terjadi dimana kebutuhan oksigen (umumnya oleh
jasad hidup) lebih banyak dari pada oksigen yang tersedia.
Kondisi seperti ini membuat besi menambah elektron dari Fe3+
menjadi Fe2+ yang lebih mudah larut sehingga lebih mobil,
sedangkan Fe3+ mungkin hilang pada sistem pelapukan dalam
pelarutan.
e. Pelarutan mineral yang mudah larut seperti kalsit, dolomit dan
gipsum oleh air hujan selama pelapukan akan cenderung
terbentuk komposisi yang baru.
f. Pergantian ion adalah proses dalam pelapukan dimana ion
dalam larutan seperti pergantian Na oleh Ca. Umumnya terjadi
pada mineral lempung.
Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang
umumnya berupa pelarutan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi
pada pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan
batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2
(Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur
(CACO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan
gejala karst. Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah
pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonesia banyak turun hujan.
Air hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.
Faktor pelapukan Kimiawi
Batuan basa lebih cepat lapuk ketimbang batuan asam, karena terkait
dengan lebih sedikitnya senyawa silikat penyusunnya yang relatif
lebih lambat melapuk dan dengan lebih banyaknya senyawa lain yang
mudah lapuk. Tanah yang terbentuk dari batuan asam akan bersifat
fisik lebih baik, misalnya tanah berbahan induk granit, sedangkan
yang berasal dari batuan basa akan bersifat kimiawi lebih baik,
misalnya tanah berbahan induk basalt yang lebih kaya P dan Ca.
Pelapukan Biofisik Pelapukan Biokimia
a. Pelapukan oleh akar tanaman. Akar tanaman yang menerobos ke dalam celah atau retakan batuan mengakibatkan batuan menjadi rapuh dan hancur.
a. Pelapukan oleh tanaman.Asam organik yang berasal dari tanaman mati dan akar tanaman dapat membantu dekomposisi batuan.
b. Pelapukan oleh binatang seperti cacing tanah dan unggas.Binatang tersebut membantu memperlebar dan mengikis retakan batuan serta menyebabkan lapisan batuan di bawah tanah terkorek dan melapuk.
b. Pelapukan oleh binatang.Kotoran dan asam organik dari binatang serta organisme dapat membantu pelapukan batuan secara kimiawi.
c. Pelapukan oleh kegiatan manusia.Pembukaan lahan untuk pertanian, pembangunan fisik, dan kegiatan pertambangan adalah contoh tindakanmanusia yang menyebabkan batuan di permukaan tanah melapuk.
c. Pelapukan oleh kegiatan manusia.Industrialisasi mengakibatkan polusi udara yang pada akhirnya dapat menyebabkan pelapukan kimiawi. Contoh:hujan asam disebabkan dari pembakaran bahan bakar fosil oleh industri. Gas SO2 dan NO hasil dari pembakaran bahan bakar fosil dapat larut dalam air hujan. Pelarutan ini menimbulkan hujan asam yang menyebabkan pelapukan kimia.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan dan
implikasi penulisan sebagai berikut:
Kesimpulan
Pelapukan merupakan proses-proses alami yang menghancurkan batuan menjadi
tanah. Jenis pelapukan:
a. Pelapukan biologi: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh makhluk
hidup. contoh: tumbuhnya lumut
b. Pelapukan fisika: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh perubahan suhu
atau iklim .contoh : perubahan cuaca
c. Pelapukan kimia: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh tercampurnya
batuan dengan zat – zat kimia . contoh: tercampurnya batu oleh limbah pabrik
yang mengandung bahan kimia.
Adapun beberapa hal yang menjadi faktor-faktor utama penyebab utama
terjadinya pelapukan yaitu, adanya perbedaan temperatur yang tingg, Pembekuan
air di dalam batuan, berubahnya air garam menjadi kristal, Insolasi, Perbedaan
Warna Mineral dan Pelapukan Kulit Bawang.
REFRENSI
http://ardiansyahboe.blogspot.com/2013/04/pelapukan.html
http://zona-prasko.blogspot.com/2012/06/weathering-of-rocks-pelapukan-
kimia.html
http://budisma.web.id/materi/sma/geografi/macam-pelapukan-pembentuk-
raut-muka-bumi/
http://htmlimg3.scribdassets.com/g76392mv4juuup/images/9-
eb3a1edb73.jpg
http://www.fauzionline.com/2012/09/faktor-pelapukan-kimiawi-biologis-
dan.html
http://fredatorinsting.blogspot.com/2012/01/pelapukan-dan-erosi.html
http://sedimentologiduaribusembilan.blogspot.com/2010/12/pelapukan-
weathering.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2146786-pelapukan-biologi-
pelapukan-fisika-dan/#ixzz2K6Z2bIjP