pelaksanaan tugas dan fungsi kantor wilayah direktorat

154

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat
Page 2: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat
Page 3: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam Sejahtera bagi kita semua.

Puji syukur perlu senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT,

Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenannya maka

Kajian Fiskal Regional Tahun 2020 dapat disusun dan diselesaikan

tepat waktu.

Kajian Fiskal Regional merupakan salah satu output dari

pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Perbendaharaan sebagai representasi Kementerian Keuangan

di daerah sebagai Pengelola Fiskal. Kajian Fiskal Regional

adalah analisis yang menghubungkan implementasi kebijakan

fiskal dengan perkembangan indikator makro ekonomi.

Tematik KFR Tahun 2020 adalah pemanfaatan anggaran hasil

refocusing atau realokasi APBD tingkat provinsi untuk program

PC-PEN di daerah. Kajian Fiskal Regional Jawa Timur Tahun 2020

disusun berdasarkan data yang bersumber dari BPS Provinsi

Jawa Timur, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di Jawa Timur,

dan Satuan Kerja Vertikal Kementerian Keuangan

di Provinsi Jawa Timur, media massa dan sumber-sumber

lainnya yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, khususnya

Pemerintah Daerah se-Jawa Timur, Badan Statistik Provinsi Jawa Timur,

dan Satuan Kerja Vertikal Kementerian Keuangan di Provinsi Jawa Timur

atas data dan informasi yang telah diberikan. Kami menyadari

bahwa dalam penyusunan kajian ini masih terdapat kekurangan,

oleh karena itu kami mengharapkan masukan dari semua pihak

untuk perbaikan penyusunan Kajian Fiskal Regional periode mendatang.

Harapan kami, semoga Kajian Fiskal Regional Provinsi Jawa Timur

Tahun 2020 menjadi media informasi yang bernilai strategis

dan memberikan manfaat kepada mitra kerja dan para pemangku

kepentingan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur.

Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Surabaya, 26 Februari 2021

Kepala Kantor Wilayah

Dedi Sopandi

KATA PENGANTAR

Page 4: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

2.1. INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL 2.1.1. Produk Domestik Regional Bruto 2.1.2. Suku Bunga 2.1.3. Inflasi 2.1.4. Nilai Tukar 2.2. INDIKATOR KESEJAHTERAAN 2.2.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2.2.2. Tingkat Kemiskinan 2.2.3. Tingkat Ketimpangan (Rasio Gini) 2.2.4. Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran 2.2.5. Nilai Tukar Petani (NTP) 2.2.6. Nilai Tukar Nelayan (NTN)

2.3. EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN REGIONAL

SASARAN PEMBANGUNANDAN TANTANGAN DAERAHbab i

1.1. PENDAHULUAN 1.2. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH1.2.1. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 1.2.2. Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 1.3. TANTANGAN DAERAH1.3.1. Tantangan Ekonomi Daerah 1.3.2. Tantangan Sosial Kependudukan 1.3.3. Tantangan Geografis Wilayah 1.3.4. Tantangan Daerah Sebagai Dampak COVID-19

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF DASHBOARD MAKRO-FISKAL REGIONAL

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL bab Ii

1

11

Page 5: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

DAFTAR ISI

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN TINGKAT REGIONALbab IIi

3.1. APBN TINGKAT PROVINSI

3.2. PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 3.2.1. Penerimaan Perpajakan 3.2.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 3.2.3. Penerimaan Hibah

3.3. BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL

3.4. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 3.4.1. Dana Transfer Umum 3.4.2. Dana Transfer Khusus 3.4.3. Dana Desa 3.4.4. Dana Insentif Daerah, Otonomi Khusus, dan Keistimewaan

3.5. ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL 3.5.1. Arus Kas Masuk (Penerimaan Negara) 3.5.2. Arus Kas Keluar (Belanja dan TKDD) 3.5.3. Surplus/Defisit

3.6. PENGELOLAAN BLU PUSAT 3.7. PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT 3.7.1. Penerusan Pinjaman 3.7.2. Kredit Program

3.8.1. Mandatory Spending di Daerah 3.8.2. Belanja Sektor Pendidikan 3.8.3. Belanja Sektor Kesehatan 3.8.4. Belanja Infrastruktur

3.8. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY SPENDING) DAN BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH

34

Page 6: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

DAFTAR ISI

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBDbab IV

4.1. APBD TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA)

4.2. PENDAPATAN DAERAH 4.2.1. Dana Transfer/Perimbangan 4.2.2. Pendapatan Asli Daerah 4.2.3. Pendapatan Lain-Lain 4.3. BELANJA DAERAH 4.4. PERKEMBANGAN BLU DAERAH 4.5. SURPLUS/DEFISIT APBD 4.6. PEMBIAYAAN 4.7. ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 4.7.1. Analisis Kapasitas Fiskal Daerah

4.8. PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH 4.8.1. Belanja Daerah Sektor Pendidikan 4.8.2. Belanja Daerah Sektor Kesehatan 4.8.3. Belanja Infrastruktur Daerah

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

bab V

5.1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN 5.2. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN 5.3. BELANJA KONSOLIDASIAN 5.4. SURPLUS/DEFISIT KONSOLIDASIAN 5.5. ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT

74

59

Page 7: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

DAFTAR ISI

KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL REGIONALbab VI

6.1. SEKTOR UNGGULAN DAERAH

6.2. SEKTOR POTENSIAL DAERAH

6.3. TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI EKONOMI DAERAH

ANALISIS TEMATIK bab VII

PENUTUP bab VII

1.1. KESIMPULAN

1.2. REKOMENDASI

daftar pustaka

84

103

110

ANALISIS TEMATIK : PROGRAM PENANGGULANGAN COVID-19 DAN PEMULIHAN EKONOMI REGIONAL PEMPROV JAWA TIMUR

Page 8: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Indonesian Treasury

Page 9: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

RINGKASAN EKSEKUTIF

Provinsi Jawa Timur memiliki luas wilayah 47.799,75 km2, atau 36,75 persen dari luas

pulau Jawa, Jawa Timur merupakan provinsi dengan wilayah terluas di Pulau Jawa.

Jawa Timur terbagi menjadi dua bagian utama yaitu Jawa Timur Daratan (± 90 persen)

dan Pulau Madura (± 10 persen). Secara administratif Jawa Timur terdiri atas 29

Kabupaten dan 9 Kota, 666 Kecanatan, 777 Kelurahan dan 7.724 desa atau dengan

total Kelurahan/Desa sebanyak 8.501. Disamping itu pulau-pulau kecil juga dimiliki Jawa

Timur sebanyak 445 buah pulau yang tersebar di seluruh Kabupaten. Adapun jumlah

penduduk Jawa Timur berdasarkan sensus tahun 2020 adalah sebanyak 40.665.696

jiwa.

Terdapat beberapa cluster daerah dengan karakteristik, adat istiadat, dan pola sosial

yang berbeda. Sebagai contoh pada cluster Mataraman, dimana sektor pertanian lebih

menonjol, berbeda dengan cluster Industri yang lebih banyak atau daerah tapal kuda

yang juga banyak mendukung sektor perikanan tangkap. Pada wilayah Madura sendiri

lebih terkenal dengan tambak garam dan perikanan.

Tema RKPD tahun 2020 Provinsi Jawa Timur adalah “Peningkatan Kapasitas Sumber

Daya Manusia Jawa Timur untuk Pertumbuhan Berkualias dan Berdaya Saing”.

Dengan prioritas Pembangunan antara lain : Pembangunan Manusia melalui

Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan serta Pengentasan Kemiskinan;

Pemerataan Pembangunan dan Penguatan Konektivitas serta Manajemen

Kebencanaan; Pembangunan Ekonomi Kerakyatan melalui Peningkatan Nilai Tambah

Ekonomi dan Pariwisata; Kualitas Ketenagakerjaan serta Perluasan Kesempatan Kerja;

Peningkatan Ketahanan Pangan; Pengelolaan Sumber Daya Air, Energi dan Pelestarian

Lingkungan Hidup; dan Peningkatan Ketentraman dan Ketertiban.

Tantangan pemerintah baik pusat dan daerah di Jawa Timur adalah bagaimana

meningkatkan IPM rata-rata yang sampai dengan saat ini masih berkisar pada angka

71,71 pada tahun 2020, berada di bawah IPM nasional sebesar 71,94. Meski pada

angka tersebut masuk dalam kategori “tinggi” masih banyak daerah (Kabupaten) yang

berada dibawah angka 70 (dalam kategori rendah). Tantangan lain dalam sosial

kependudukan adalah bagaimana menurunkan tingkat pengangguran, dimana saat ini

TPT di Jawa Timur berada pada angka 5,84 persen dari seluruh angkatan kerja.

Pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mengalami perlambatan jika

dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun-tahun sebelumnya, yang selalu di atas

Page 10: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

pertumbuhan nasional, hal ini sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Perlambatan

pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tersebut terjadi karena adanya penurunan tajam

pada sektor ekspor, jasa, khususnya pariwisata, konsumsi non-makanan, dan investasi.

Adapun sektor yang paling terdampak terjadi di sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

(PHR), sektor Industri Pengolahan, Sektor Konstruksi, dan sub-sektor transportasi.

Sementara itu sektor Pertanian juga mengalami perlambatan akibat adanya gangguan

cuaca yang mempengaruhi produksi hasil pertanian.

Perekonomian Jawa Timur tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 2,39 persen, lebih

rendah 0,32 persen dari kontraksi pertumbuhan ekonomi nasional. Jika diukur

berdasarkan PDRB ADHB mencapai Rp2.229,46 triliun. Sumbangsih tertinggi terhadap

PDRB Jawa Timur tahun 2020 diberikan oleh komponen konsumsi rumah tangga

sebesar Rp 963.365,95 miliar. Kontribusi terbesar kedua berada pada komponen

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar Rp 433.640,51 miliar. Selain itu,

komponen ekspor luar negeri juga memberikan kontribusi besar mencapai Rp

230.202,74 miliar.

Struktur perekonomian Jawa Timur menurut lapangan usaha Tahun 2020 didominasi

oleh tiga lapangan usaha utama yaitu Lapangan Usaha Industri Pengolahan dengan

kontribusi sebesar 30,69 persen, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor sebesar 17,92 persen, serta Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

sebesar 11,90 persen. Kontraksi terdalam yang diakibatkan pandemi Covid-19 tahun

2020 dialami oleh sektor Jasa Lainnya sebesar 13,8 persen, disusul sektor Transportasi

dan Pergudangan sebesar 11,16 persen, Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makanan

sebesar 8,87 persen, dan Jas Perusahaan sebesar 7,22 persen

Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur pada bulan Desember 2020 sebesar 100,80,

mengalami penurunan 2,43 persen jika dibandingkan bulan Desember 2019 sebesar

103,32 (y-on-y). Nilai Tukar Nelayan (NTN) pada bulan Desember 2020 sebesar 100,80;

juga mengalami penurunan 1,79 persen jika dibandingkan bulan Desember 2019

sebesar 98,01 (y-on-y). Penurunan ini disebabkan karena indeks harga yang dibayar

petani dan nelayan mengalami kenaikan lebih tinggi dibandingkan harga yang diterima

petani.

Persentase penduduk miskin tahun 2020 mengalami peningkatan menjadi 11,46 dari

11,09 persen di tahun 2019. Persentase kemiskinan di Jawa Timur juga jauh lebih tinggi

dari persentase kemiskinan nasional sebesar 10,19 persen. Tingkat Pengangguran

Page 11: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Terbuka sebesar 5,84 persen, tercatat mencapai 466,02 ribu orang, mengalami

kenaikan 2,02 persen. Dengan pendapatan per kapita Jatim mencapai Rp57,55 juta,

tingkat ketimpangan (Gini rasio) Jawa Timur berada di level sedang (0,364). Inflasi yang

cukup rendah di tahun 2020 sebesar 1,44 menandakan kelesuan ekonomi dan

penurunan daya beli masyarakat di Jawa Timur.

Alokasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jawa Timur tahun 2020 sebesar Rp124,55

Triliun, turun 7,47 % dari tahun 2019 yang mencapai Rp135,02 Triliun. Capaian Realisasi

Belanja Negara tahun 2020 sebesar 96,78 persen dari alokasi, naik 2,07 persen dari

tahun 2019. Capaian realisasi Belanja Pemerintah Pusat melalu Satker Vertikal sebesar

94,21 persen, naik 2,23 persen dari tahun 2019. Sedangkan realisasi TKDD sebesar

98,46 persen, naik 1,99 persen dari tahun 2019.

Target Pendapatan Negara dan Hibah Pemerintah Pusat Tahun 2020 di Provinsi Jawa

Timur ditetapkan sebesar Rp198,51 triliun. Target tahun 2020 tersebut turun 1,95 persen

dari target Penerimaan Negara dan Hibah Tahun 2019 sebesar Rp217,01 triliun.

Capaian Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Tahun 2020 sebesar Rp187,08 triliun

atau 94,24 persen dari target yang ditetapkan. Capaian tersebut lebih rendah 1,95

persen dari capaian realisasi tahun 2019 sebesar 95,07 persen.

Konsolidasi APBD Pemda Se-Jawa Timur mengalami penurunan, baik pada pagu

alokasi maupun realisasi. Realisasi Pendapatan Daerah mencapai 98,46 persen,

sedangkan realisasi Belanja Daerah sebesar 88,42 persen sehingga terjadi Defisit

sebesar Rp1,07 triliun. Defisit tersebut dibiayai dari SILPA tahun 2019, sehingga saldo

SILPA konsolidasian Jawa Timur tahun 2020 mencapai Rp17,52 triliun. Selama tiga

tahun bertutut-turut SILPA konsolidasian Jawa Timur mencapai lebih dari 15 persen

Belanja Daerah. Surplus anggaran konsolidasian yang berturut-turut, kiranya perlu

diambil kebijakan untuk mengoptimalkannya untuk pembangunan daerah dan

kesejahteraan masyarakat. Selain itu pembenahan pada sisi perencanaan dan rencana

penarikan dana untuk meminimalisir mismatch kas.

Dalam LRA Konsolidasian Pemerintah Pusat dan Daerah di Jawa Timur tahun 2020,

Pendapatan Konsolidasian mencapai Rp224,95 triliun atau 97.01 persen dari Target

Konsolidasian. Pendapatan tersebut turun Rp22,58 triliun dari tahun 2019 yang

mencapai Rp247,46 triliun. Pendapatan tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif

sebesar 9,10 persen. Disisi Belanja Konsolidasian, pada tahun 2020 realisasi mencapai

Rp150,01 triliun atau 90,87 persen dari Pagu Konsolidasian sebesar Rp165,08 triliun.

Page 12: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Realisasi tahun 2020 juga tumbuh negatif sebesar 16,34 persen jika dibandingkan tahun

2019 yang mencapai Rp179,91 triliun. Penurunan belanja pada tahun 2020 yang cukup

tajam mengakibatkan Surplus Anggaran Kondolidasin sebesar 74,94 triliun.

Pembiayaan didaerah Jawa Timur hanya dilakukan oleh Pemda, sedangkan

pembiayaan oleh Pemerintah Pusat tercatat di wilayah DKI Jakarta. Dengan demikian

Pembiayaan Netto tahun 2020 mencapai Rp18,59 triliun, naik sebesar 0,69 persen

dibandingkan tahun 2019 yang mencapai Rp18,46 triliun. Kondisi tersebut,

menghasilkan SILPA Konsolidasin yang bertambah besar mencapai Rp93,53 triliun. Hal

ini menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Timur masih menjadi penyumbang penerimaan

cukup besar secara nasional walaupun masih kalah dengan di wilayah DKI Jakarta.

Berdasarkan hasil tipologi klassen, Prov. Jawa Timur memliki beberapa sektor unggulan

yaitu (1) Industri Pengolahan, (2) Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor, (3) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum.

Industri Pengolahan merupakan kontributor utama dan tertingi dalam Perekonomian

Jawa Timur,dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, yaitu 2015 sebesar

29,28%, 2016 sebesar 28,92%; 2017 sebesar 29,03%, 2018 sebesar 29,73 %, 2019

sebesar 30,24 % dan 2020 sebesar 30,34 %. Selain sebagai penopang perekonomian,

Industri pengolahan juga memberikan kontribusi terhadap penyediaan lapangan kerja.

Untuk menjaga performa perekonomian Jawa Timur agar terus tumbuh dan meningkat

di tahun 2021, maka pertumbuhan industri pengolahan harus dijaga agar selalu diatas

pertumbuhan ekonomi Jawa Timur secara keseluruhan.

Posisi geografis Jawa Timur yang sangat strategis sebagai penghubung antara

Indonesia Barat dan Indonesia Timur menjadi modal pendorong kegiatan ekonomi

lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor.

Sektor ini memberikan kontribusi cukup besar dalam pembentukan PDRB Jawa Timur

dan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Besarnya jumlah penduduk

juga menjadi salah satu faktor pendukung besarnya kegiatan perdagangan di Jawa

Timur.

Pariwisata adalah salah satu sektor unggulan dalam perekonomian Jawa Timur, yang

patut menjadi perhatian besaran kontribusinya jika menggunakan referensi PDB

nasional dengan menggunakan pendekatan pada Sektor Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum dalam PDRB. Selama kurun waktu 2020 share PDRB sektor pariwisata

pada Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum adalah 5,58 persen, dengan

Page 13: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

menyerap tenaga kerja sebanyak 1,51 juta pekerja. Perkembangan pariwisata suatu

daerah akan berimbas pada percepatan pertumbuhan ekonomi wilayahnya. Hal ini dapat

terjadi karena pariwisata menciptakan permintaan, baik permintaan konsumsi maupun

permintaan investasi, yang pada akhirnya memunculkan berbagai multiplier effect atau

efek pengganda dalam bentuk kegiatan produksi barang dan jasa, baik barang konsumsi

maupun barang modal.

Dengan tingkat penganguran di atas rata-rata nasional, diperlukan intervensi kebijakan

oleh Pemerintah Pusat untuk mencipatakan lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja di

Jawa Timur. Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) masih mendominasi diantara tingkat pendidikan lain, sehingga perlu dorongan

Pemerintah Pusat untuk menyediakan/menyalurkan lulusan SMK kepada dunia usaha

baik di luar provinsi Jawa Timur maupun ke Luar Negeri. Selain itu anggaran di

Kementerian/Lembaga yang membawahi ketanagakerjaan dapat dialokasikan lebih di

Provinsi Jawa Timur.

Sebagai salah satu lumbung Nasional, sektor pertanian di Jawa Timur menyumbangkan

kenaikan lapangan pekerjaan. Hal ini menunjukkan, sektor pertanian cukup tahan

terhadap hantaman Pandemi Covid-19 dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Dengan

demikian Pemerintah Pusat dapat mengalokasikan dana tambahan di sektor pertanian

untuk penyuluhan, pelatihan dan pendidikan serta dengan terus mengoptimalkan SDM

Pertanian untuk menggenjot produksi dan produktivitas, sehingga menyediakan

lapangan pekerjaan lebih besar. Fasilitas ekspor produk pertanian juga perlu untuk

diberikan insentif, diharapkan mampu menjadi peluang bagi pelaku sektor pertanian

khususnya para petani untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Di sektor penawaran/lapangan usaha, sektor Lapangan Usaha Informasi dan

Komunikasi memiliki sumber pertumbuhan tertinggi di Jawa Timur pada masa Pandemi

Covid-19. Hal ini sejalan dengan tekad Pemprov Jatim yang menginginkan KEK

Singosari menjadi Silicon Valley-nya di Jawa Timur. Pemerintah Pusat perlu untuk

mempercepat pembangunan KEK Singosari.

Terakhir, pada sektor pengembangan UMKM, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dapat

mengoptimalkan peran Bank Jatim sebagai BUMD untuk fokus menyalurkan kredit

kepada UMKM. Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai pemilik saham terbesar dapat

mengintervensi kebijakan penyaluran kredit olah Bank Jatim terutama pengalokasian

yang besar kepada UMKM. Jika hanya mengandalkan program Pemerintah Pusat

Page 14: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

berupa KUR dan UMi, perkembangan UMKM di Jatim akan seperti Provinsi lainnya. Oleh

karena itu intervensi kebijakan penyaluran kredit di Bank Jatim dengan memberikan

fasilitas kredit yang jauh lebih ringan daripada KUR dan UMi, tentunya akan menjadi

akselator bagi pengebangan UMKM.

Page 15: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

DASHBOARDKajian Fiskal Regional Tahun 2020

-2,64%(y-on-y)

-2,39%(c-to-c)

-0,94%(q-to-q)

Pertumbuhan EkonomiPDRB ADHB 2020

Rp 2.299,46 Triliun

Indikator Kesejahteraan

IPM

0,38 0,36 0,37

2018 2019 2020

0,37Gini Rasio

71,7170,77

71,50

2018 2019 2020

71,71

NTP

-0,4(y-on-y)

101,17 100,77

2019 2020

NTN

-1,79(y-on-y)

97,69 96,26

2019 2020

KemiskinanJumlah & Persentase Penduduk Miskin

2018 4,29 Juta (10,85%)2019 4,06 Juta (10,20%)2020 4,58 Juta (11,46%)

Pengangguran

5,84%201820192020

3,91%3,82%5,84%

APBN - APBD

Capaian OutputProgram Strategis

InfrastrukturRealisasi

Cap. Output2,46 Triliun

41.950

Inflasi 1,44 (y-on-y)

APB

NA

PBD

Realisasi PendapatanPajakPNBP

Realisasi BelanjaBelanja Pemerintah

TKDD

187,08 T (94,24%)180,05 T (93,12%)

7,03 T (136,27%)120,92 T (96,78%)

46,28 T (94,21%)74,63 T (98,46%)

Realisasi PendapatanPAD

Pendapatan TransferLain-Lain

Realisasi Belanja

14,86 T (98,46%)7,06 T (107,70%)76,98 T (97,93%)

812,96 M (22,38%)115,93 T (88,42%)

KesehatanRealisasi

Cap. Output82,94 Miliar

5.378

Pendidikan

BOP 4,06 M 199,95BOS 1,86 T 660,38PIP 45,17 M 271,24

T. DosenNon PNST. GuruNon PNST. PenyuluhKeagamaan

Realisasi Cap. Output

25,82 M 99,71

1,74 T 823,47

67,02 M 399,44

Page 16: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Indonesian Treasury

Page 17: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

PENDAHULUAN

BAB i

Aktivitas Pembuatan Kapal Perikanan

di Pantai Utara Lamongan

Visi pembangunan Jawa Timur pada RPJMD tahun 2019-2024 adalah “Terwujudnya Masyarakat Jawa Timur yang Adil, Sejahtera, Unggul dan Berakhlak dengan Tata Kelola Pemerintahan yang Partisipatoris Inklusif Melalui

Kerja Bersama dan Semangat Gotong Royong”.

Tema RKPD tahun 2020 Provinsi Jawa Timur adalah “Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Jawa Timur untuk Pertumbuhan Berkualias dan Berdaya Saing”, dengan target pembanguan berupa Pertumbuhan Ekonomi 0,96-2,66 persen, Persentase Penduduk Miskin 11,48-10,18 persen, Indeks Gini 0,3943-0,3913, Indeks

Pembangunan Gender 90,89-90,95, Indeks Pembangunan Manusia 71,53-72,23, Tingkat Pengangguran Terbuka 4,06-4,02, Indeks Reformasi Birokrasi 73,75–76,25, Indeks Kesalehan Sosial 62,98-63,52,

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 67,00-67,11, dan Indeks Risiko Bencana 150,5-149,5.

Page 18: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

1.1. PENDAHULUAN

Tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan baik di tingkat pusat maupun di daerah

adalah untuk mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata. Oleh sebab itu, untuk mendukung

penyelenggaraan pemerintahan yang baik maka harus disertai dengan unsur

pendanaan yang berasal dari penghimpunan pendapatan maupun dari pengalokasian

anggaran belanja baik pada APBN maupun APBD.

Sesuai dengan Undang-Undang Keuangan Nomor 17 Tahun 2003, pemegang kekuasan

tertinggi pengelolaan keuangan negara adalah Presiden, sedangkan di daerah adalah

Gubernur/Bupati/Walikota, oleh karena itu dalam tataran implementasi kebijakan fiskal

di daerah, maka diperlukan sinergi dan harmonisasi kebijakan serta pengelolaan

keuangan pusat dan daerah agar tujuan dan sasaran pembangunan dapat tercapai

secara efektif dan efisien.

Selanjutnya, kebijakan fiskal sebagai alat pemerintah untuk mencapai sasaran

pembangunan dan kesejahteraan masyarakat merupakan tanggung jawab pusat dan

daerah dalam memastikan efektifitasnya. Dengan tiga fungsi utamanya sebagai alat

alokasi, distribusi, dan stabilisasi, maka kebijakan fiskal yang efektif diharapkan mampu

meningkatkan perbaikan dan kualitas indikator-indikator ekonomi makro dan

kesejahteraan di daerah. Oleh karena itu, kebijakan fiskal yang efektif dapat terlihat dari

perbaikan-perbaikan indikator makro ekonomi dan indikator-indikator kesejahteraan.

Tidak terlepas dari hal tersebut, maka hal pertama yang harus menjadi dasar bagi

perumusan kebijakan fiskal yang efektif dan efisien adalah daerah harus memetakan

terlebih dahulu tantangan-tantangan daerah yang dihadapi baik dari sisi ekonomi, sosial-

kependudukan, serta tantangan wilayahnya, sehingga intervensi kebijakan fiskal melalui

program prioritas dapat secara langsung menjawab tantangan daerah yang dihadapi.

1.2. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR

Pembangunan Daerah merupakan suatu usaha yang sistematik dari berbagai pelaku,

baik umum, pemerintah, swasta, maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkatan

yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan aspek fisik,

sosial ekonomi dan aspek lingkungan lainnya sehingga peluang baru untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah dapat ditangkap secara berkelanjutan.

Page 19: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

1.2.1. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Jawa Timur Tahun 2019 - 2024

RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Gubernur dan Wakil

Gubernur yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan daerah

dan keuangan daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah

yang disertai dengan kerangkan pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima)

tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN. Arah pembangunan

dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur tahun 2019-2024 mengacu pada sasaran pokok

pembangunan Tahap III (Periode 2015-2019) dan Tahap IV (Periode 2020-2024) dalam

RPJPD Provinsi Jawa Timur tahun 2005-2025.

Visi pembangunan Jawa Timur pada RPJMD tahun 2019-2024 adalah “Terwujudnya

Masyarakat Jawa Timur Yang Adil, Sejahtera, Unggul Dan Berakhlak Dengan Tata

Kelola Pemerintahan Yang Partisipatoris Inklusif Melalui Kerja Bersama Dan

Semangat Gotong Royong”. Makna yang terkandung dalam visi tersebut, sebagai

berikut:

1. Adil, dalam pengertian bahwa pembangunan yang akan dijalankan melalui tata

kelola pemerintahan di Jawa Timur menuju pada pemerataan hasil-hasil

pembangunan secara seimbang baik antar kelompok sosial, antar wilayah, maupun

antar sektor.

2. Sejahtera, adalah setiap warga Jawa Timur melalui proses pembangunan dapat

menikmati kehidupan yang layak, aman dan manusiawi.

3. Unggul dan Berakhlak, Unggul dan berakhlak merupakan satu rangkaian tekad

yang tidak terpisahkan. Unggul adalah sebuah keadaan dimana masyarakat Jawa

Timur memiliki kapasitas dan kompentensi tinggi banding dengan masyarakat

lainnya. Berakhlak adalah keadaaan dimana masyarakat Jawa Timur memiliki

keadaban

sosial, karakter luhur, kesalehan sosial.

4. Tata Kelola Pemerintahan Yang Partisipatoris Dan Inklusif, deliberative

participatory diwujudkan melalui perluasan ruang publik (public sphere) yang

memadai bagi seluruh elemen masyarakat untuk terlibat dalam proses

pembangunan, sedangkan di sisi lain karakter birokrasi yang inklusif akan

menghapus sekat diskriminasi pembangunan.

Page 20: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

5. Kerjasama dan Gotong Royong, memiliki nilai dan makna strategis dalam konteks

pembangunan Jawa Timur, karena mendorong semangat untuk menjalin mitra

setara dan saling menguntungkan dengan semua pihak. Kerjasama dan gotong

royong dapat diterjemahkan sebagai proses pengelolaan pemerintah berbasis

kolaborasi dan partnership.

Tabel 1.1. Tujuan dan Sasaran dalam RKPD Prov. Jawa Timur tahun 2019-2024

Misi Tujuan Sasaran

Mewujudkan Keseimbangan Pembangunan Ekonomi, Baik antar Kelompok, antar Sektor dan Keterhubungan Wilayah

Meningkatnya Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi yang didukung Konektivitas Antar Wilayah

1. Meningkatnya Nilai tambah Produksi Industri Pengolahan 2. Meningkatnya Nilai Tambah Penyelenggaraan Perdagangan 3. Meningkatnya Nilai tambah Produksi Pertambangan dan

Penggalian 4. Meningkatnya Nilai tambah Produksi Pertanian, Kehutanan

dan Perikanan 5. Meningkatnya Realisasi Penanaman Modal 6. Meningkatnya Nilai Tambah KUMKM 7. Meningkatnya Nilai Tambah Pariwisata 8. Meningkatnya Aksesibilitas Infrastruktur Ketenagalistrikan 9. Meningkatnya Kualitas Infrastruktur Dasar dan Sumber

Daya Air 10. Meningkatnya konektivitas jaringan Transportasi Darat,

Laut dan Udara

Terciptanya Kesejahteraan yang Berkeadilan Sosial, Pemenuhan Kebutuhan Dasar Terutama Kesehatan dan Pendidikan, Penyediaan Lapangan Kerja dengan Memperhatikan Kelompok Rentan.

Menurunnya Angka Kemiskinan yang memiliki

1. Menurunnya Penduduk Miskin Perdesaan 2. Meningkatnya Kemandirian PMKS

Meningkatnya Keseteraan Gender yang memiliki

Meningkatnya Pemberdayaan Perempuan

Terpenuhinya Kebutuhan Dasar

1. Meningkatnya kualitas Pendidikan 2. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

Menurunnya Pengangguran Menurunnya Tingkat Pengangguran Masyarakat

Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Inovatif, Terbuka, Partisipatoris Memperkuat Demokrasi Kewargaan untuk Menghadirkan Ruang Sosial yang menghargai prinsip Kebhinekaan

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik

1. Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang Akuntabel 2. Meningkatnya Kepuasan Masyarakat atas Layanan

Pemerintah 3. Meningkatnya Kemandirian Fiskal Daerah 4. Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Komunikasi

Menguatnya Nilai - Nilai Demokrasi dalam Kehidupan Sosial Masyarakat

1. Meningkatnya Keamanan, Ketentraman dan Ketertiban Umum masyarakat

2. Meningkatnya Kepedulian Sosial 3. Pelestarian Nilai-nilai Budaya Lokal

Melaksanakan Pembangunan Berdasarkan Semangat Gotong Royong, Berwawasan Lingkungan untuk

Terwujudnya Pembangunan Berwawasan Lingkungan

1. Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup; 2. Meningkatnya Kapasitas Ketangguhan terhadap Bencana.

Page 21: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Misi Tujuan Sasaran

Menjamin Keselarasan Ruang Ekologi, Ruang Sosial, Ruang Ekonomi dan Ruang Budaya

Sumber : RPJMD Provinsi Jawa Timur 2019-2024

Untuk mewujudkan visi dan misi RPJMD tersebut, program pembangunan di Provinsi

Jawa Timur diprioritaskan pada belanja wajib dan mengikat serta pemenuhan

penerapan pelayanan Dasar dan belanja Pemenuhan Visi dan Misi Kepala Daerah yang

dituangkan dalam program Nawa Bhakti Satya (sembilan janji kerja untuk berbakti ke

Jatim agar mulia).

1.2.2. Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Jawa Timur Tahun

2020

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Jawa Timur tahun 2020 merupakan

penjabaran dari RPJMD Jawa Timur tahun 2019-2024 dan mengacu pada Rencana

Kerja Pemerintah (RKP) yang memuat evaluasi hasil kinerja pembangunan daerah,

rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, serta kaidah

pelaksanaannya. Penetapan RKPD tahun 2020 dimaksudkan sebagai pedoman dalam

penyusunan Renja Perangkat Daerah, KUA dan PPAS, serta APBD Tahun Anggaran

2020, dan RKPD Kabupaten/Kota. Sedangkan tujuan penetapan RKPD tahun 2020 alah

untuk mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu

antara perencanaan pembangunan nasional, provinsi dan kabupaten/kota serta dengan

provinsi yang berbatasan.

Tema RKPD tahun 2020 Provinsi Jawa Timur adalah “Peningkatan Kapasitas Sumber

Daya Manusia Jawa Timur untuk Pertumbuhan Berkualias dan Berdaya Saing”.

Tujuan dan sasaran pembangunan dalam RKPD Provinsi Jawa Timur Tahun 2020

berpedoman pada arah kebijakan pembangunan dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur

Tahun 2019-2024 pada tahun kedua. Sasaran pembangunan daerah tahun 2020

diarahkan untuk mencapai sasaran utama yang mencakup sasaran makro ekonomi

khususnya pertumbuhan perekonomian, pembangunan manusia dan masyarakat dan

dimensi pemerataan sebagaimana pada tabel berikut.

Tabel 1.2. Sasaran/Target Pembangunan Daerah dalam RKPD dan RKPD-P Prov. Jawa Timur Tahun 2020, RKP Tahun 2020, dan Asumsi Makro Ekonomi APBN-P

Page 22: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Indikator Sasaran Pembangunan RKPD RKPD-P RKP 2020 (Permen

Bappenas Nomor 11 Tahun 2019)

Asumsi Makro APBN Perpres 72 Tahun

2020 Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,52 – 5,55 0,96 – 2,66 5,2 – 5,5 -0,4 – 1

Inflasi (%) 3,5% ±1 3% ±1 2,0 – 4,0

(Point estimate : 3,00) 1,98 – 4,03

Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 3,92 – 3,86 4,06 – 4,02 4,8 – 5,1 4,8 – 5,1

Tingkat Kemiskinan (%) 10,41 – 10,20 11,48 – 10,18 8,5 – 9,0 8,5 – 9,0

Indeks Gini 0,370 0,3943 – 0,3913 0,375 – 0,380 0,375 – 0,380

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 71,58 – 71,88 71,53 –72,23 72,51 72,51

Sumber : RKPD dan RKPD-P JawaTimur 2020, RKP 2020, APBN Kita Agustus 2020

Dalam mewujudkan indikator sasaran pembanguan daerah diatas, ditetapkan prioritas

pembangunan Provinsi Jawa Timur tahun 2020 sebagai berikut:

Tabel 1.3. Tujuan dan Sasaran dalam RKPD Prov. Jawa Timur tahun 2019-2024

Prioritas Pembanguan Fokus Pembangunan (Isu Strategis)

1. Pembangunan Manusia melalui Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan serta Pengentasan Kemiskinan

a. Peningkatan Kualitas Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PK-PLK), kompetensi guru dan sarana prasarana;

b. Peningkatan kewirausahaan pemuda; c. Peningkatan kualitas dan perluasan pelayanan kesehatan dalam menurunkan

Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI), Angka Kematian Bayi lahir (AKB), prevalensi stunting dan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular;

d. Peningkatan produktivitas tenaga kerja berdaya saing; e. Peningkatan kualitas hidup perempuan, penguatan kapasitas kelembagaan,

pengarusutamaan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; f. Optimalisasi perlindungan sosial dan penanganan Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) / Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS); g. Percepatan pengentasan kemiskinan; dan h. Optimalisasi Keberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa dan kawasan perdesaan

serta desa tertinggal. 2. Pemerataan Pembangunan dan

Penguatan Konektivitas serta Manajemen Kebencanaan

a. Penguatan konektivitas melalui peningkatan infrastruktur darat, laut dan udara dalam mendukung keadilan akses bagi masyarakat daerah marjinal;

b. Optimalisasi Pemanfaatan Telekomunikasi dan Informatika; dan c. Peningkatan Manajemen Penanganan Kebencanaan.

3. Pembangunan Ekonomi Kerakyatan melalui Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Pariwisata, Kualitas Ketenagakerjaan serta Perluasan Kesempatan Ker

a. Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi Kerakyatan; b. Pengelolaan Sumber Daya Ekonomi; c. Optimalisasi Kepariwisataan; d. Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Bersaya Saing; dan e. Penguatan Industrialisasi Berbasis Digital

4. Peningkatan Ketahanan Pangan, Pengelolaan Sumber Daya Air, Energi dan Pelestarian Lingkungan Hidup

a. Peningkatan Ketahanan Pangan melalui Peningkatan Produksi, Stabilisasi Harga Pangan, Penganeka-ragaman Konsumsi dan Peningkatan Keamanan Pangan;

b. Peningkatan Manajemen Pengelolaan Sumber Daya Air secara Berkelanjutan; c. Pelestarian Lingkungan Hidup melalui Peningkatan Peran serta Masyarakat

secara Partisipatif; dan d. Peningkatan ketahanan energi melalui pengembangan energi alternatif.

5. Peningkatan Ketentraman dan Ketertiban

a. Penanganan konflik di masyarakat dan radikalisme; b. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam bidang politik, serta kesadaran

masyarakat dalam berdemokrasi; dan

Page 23: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Prioritas Pembanguan Fokus Pembangunan (Isu Strategis)

c. Pencegahan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan Narkoba. Sumber : RKPD dan RKPD-P JawaTimur 2020

1.3. TANTANGAN DAERAH

Jawa Timur merupakan salah satu provinsi besar di Indonesia dan sebagai provinsi

dengan wilayah terluas di Pulau Jawa. Jawa Timur terbagai menjadi dua bagian utama

yaitu Jawa Timur Daratan (+ 90 persen) dan Pulau Madura (+ 10 persen). Secara

administratif Jawa Timur terdiri atas 29 Kabupaten dan 9 Kota dengan total desa

sebanyak 7.724 desa. Disamping itu pulau-pulau kecil juga dimiliki Jawa Timur sebanyak

445 buah pulau yang tersebar di seluruh Kabupaten. Adapun jumlah penduduk Jawa

Timur berdasarkan sensus 2020 adalah sebanyak 40.665.696 jiwa (Berita Resmi

Statistik, Januari 2021).

Jawa Timur sebagai lumbung padi nasional memiliki lahan pertanian yang sangat luas

dan tetap menjadi sektor unggulan sampai dengan saat ini. Berdasarkan hasil identifikasi

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa

Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun

2011-2031, Provinsi Jawa Timur menetapkan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

(LP2B) seluas kurang lebih 1.017.549,72 ha, dengan rincian lahan basah seluas

802.357,9 Ha dan lahan kering seluas 215,191.83 Ha (RPJMD Jatim 2019-2024).

Disamping itu potensi lain adalah potensi di bidang perikanan. Dengan wilayah laut,

pulau, dan pelabuhan ikan tangkap yang besar seperti Muncar di Banyuwangi, Brondong

di Pantai Utara, dan Prigi di Trenggalek, menjadikan potensi perikanan memiliki prospek

yang sangat bagus.

Tantangan yang harus dihadapi dalam jangka pendek maupun jangka menengah dan

panjang antara lain, tantangan ekonomi daerah, tantangan sosial kependudukan, dan

tantangan geografi wilayah. Tantangan-tantangan tersebut tentu harus dihadapi dengan

penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada agar tidak kalah bersaing dengan

SDM dari luar Jawa Timur dan luar negeri.

1.3.1. Tantangan Ekonomi Daerah

Pembangunan di Provinsi Jawa Timur berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program

dan kegiatan RKPD tahun 2019, terdapat berbagai bidang pembangunan yang telah

mengalami kemajuan atau keberhasilan, namun di sisi lain masih terdapat

permasalahan dan tatangan yang masih dihadapi dan perlu ditangani melalui

Page 24: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

serangkaian kebijakan dan program terencana, sinergis dan berkelanjutan.

Permasalahan pembangunan daerah yang ada di Provinsi Jawa Timur sebagai berikut

:

Tabel 1.4. Tantangan Ekonomi Daerah Jawa Timur Tahun 2020

Sektor Tantangan

Pertanian 1. Tingginya alih fungsi lahan 2. Kurangnya implementasi sinergi antar sektor antar wilayah dalam pengembangan pertanian

(agropolitan / Kawasan Pertanian Terpadu) 3. Rendahnya nilai tambah produksi hasil pertanian 4. Belum terpenuhinya kebutuhan air baku pertanian dan Belum optimalnya operasi dan

pemeliharaan jaringan irigasi Kelauatan dan Perikanan 1. Belum optimalnya pengelolaan ruang laut, pesisir dan pulau-pulau kecil serta maraknya

kegiatan llegal, unreported dan unregulated fishing 2. Rendahnya kapasitas pelaku usaha sektor kelautan dan perikanan (pembudidaya ikan,

nelayan, petambak garam). 3. Kurangnya implementasi sinergi antar sektor antar wilayah dalam pengembangan kelautan

dan perikanan (minapolitan) Pariwista 1. Lemahnya branding pariwisata yang berkelanjutan serta kurangnya promosi /pemasaran

pariwisata yang sinergis dan kolaboratif 2. Belum optimalnya pengembangan pariwisata berbasis lingkungan (echotourism), pariwisata

berbasis historic/budaya (misal : restorasi Trowulan Majapahit) dan berbasis religi (halal tourism).

3. Belum terpenuhinya variable pendukung pembangunan kepariwisataan yaitu access (akses), attraction (daya tarik pariwisata), amenities (sarpras) dan accomodation (akomodasi).

4. Rendahnya akselerasi dan integrasi pembangunan kepariwisataan Kehutanan 1. Tingginya gangguan hutan dan perambahan hutan

2. Belum optimalnya pemanfaatan potensi berbenihan tanaman hutan 3. Belum optimalnya upaya perlindungan dan Pengawetan Kawasan Tahura serta 4. Pemberdayaan Masyarakat Tahura Raden Soerjo

Enegeri dan Sumber Daya Mineral

1. Belum meratanya akses infrastruktur ketenagalistrikan 2. Tingginya penambangan tanpa ijin yang menimbulkan kerusakan lingkungan. 3. Belum optimalnya pengelolaan air tanah (kegeologian) dan masih tingginya 4. pengambilan air tanah tak berizin

Perdagangan 1. Lemahnya daya saing ekspor. 2. Rendahnya akses pelaku usaha terhadap peluang ekspor. 3. Belum optimalnya pengembangan sektor unggulan berpotensi ekspor.

Perindustrian 1. Tingginya ketergantungan pada bahan baku impor. 2. Belum optimalnya struktur industri (hulu-antara-hilir). 3. Belum optimalnya antisipai terhadap berkembangnya revousi industri 4.0. 4. Kurangnya produk IKM yang terstandardisasi (SNI, Halal, Barcode, ISO). 5. Masih rendahnya kualitas, desain dan kemasan produk IKM. 6. Lemahnya penerapan teknologi industri pada IKM.

Ketanagakerjaan 1. Lambatnya Penurunan Angka Pengangguran 2. Pertumbuhan angkatan kerja lebih besar dibandingkan dengan Pertambahan lapangan Kerja 3. Rendahnya Kualitas Dan Kompetansi Angkatan Kerja 4. Kurang Relevansinya Program Pelatihan dengan kebutuhan industri sehingga terjadi Miss

Match antara kebutuhan industrial perusahaan dengan kompetensi angkatan kerja 5. Masih banyaknya tenaga yang bekerja di sektor informal

Infrastrukur Minimnya konektivitas darat, laut dan udara untuk mendukung kawasan potensial ekonomi Investasi 1. Belum efisiennya proses pelayanan perizinan

2. Tingginya kesenjangan/lag antara minat investasi (NIB) dan realisasi investasi 3. Kurang tersedianya data dan informasi Penanaman Modal yang memadai.

Page 25: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Sektor Tantangan

4. Kurangnya pemanfaatan teknologi informasi yang mendukung kemudahan penanaman modal.

Sumber : RKPD dan RKPD-P JawaTimur 2020

1.3.2. Tantangan Sosial Kependudukan

Dengan kondisi jumlah penduduk yang meningkat dari tahun ke tahun dan semakin

baiknya harapan hidup masyarakat Jawa Timur, menjadi modal tersendiri untuk

mendukung pembangunan di Jawa Timur ini. Jumlah penduduk Jawa Timur sendiri

pada tahun 2020 mencapai 40.665.696 jiwa, yang tersebar di seluruh wilayah Jawa

Timur dengan karakteristik sosial masyarakat dan adat istiadat yang beraneka ragam.

Dapat dikatakan di Jawa Timur terdapat beberapa cluster daerah dengan karakteristik,

adat istiadat, dan pola sosial yang berbeda. Sebagai contoh pada cluster Mataraman

sektor pertanian lebih menonjol berbeda dengan cluster Industri yang lebih banyak atau

daerah tapal kuda yang banyak mendukung sektor perikanan tangkap. Pada wilayah

Madura sendiri lebih terkenal dengan tambak garam dan perikanan.

Tantangan pemerintah baik pusat dan daerah di Jawa Timur adalah bagaimana

meningkatkan IPM rata-rata yang sampai dengan saat ini masih berkisar pada angka

71,71 pada tahun 2020, berada di bawah IPM nasional sebesar 71,94. Meski pada

angka tersebut masuk dalam kategori “ tinggi” masih banyak daerah (Kabupaten) yang

berada dibawah angka 70 (dalam kategori rendah).

Tantangan lain dalam sosial kependudukan adalah bagaimana menurunkan tingkat

pengangguran, dimana saat ini TPT di Jawa Timur berada pada angka 3,69 persen dari

seluruh angkatan kerja. Tantangan lain yang tak kalah penting adalah bagaimana

meningkatkan indeks kesehatan masyarakat. Pemerintah baik pusat maupun daerah di

Jawa Timur dihadapkan pada persoalan yang harus segera diatasi secara efektif dan

berkesinambungan, yakni upaya pencegahan stunting di Jawa Timur, dimana

prevalensi stunting masih sangat tinggi yakni 32,81 persen (data Riskesdas 2018). Hal

ini menunjukkan bagaimana realitas penanganan gizi di Jawa Timur masih perlu

mendapatkan perhatian yang sangat serius.

1.3.3. Tantangan Geografi Wilayah

Luas total provinsi Jawa Timur adalah 47.799,75 km2, atau 36,75 persen dari luas pulau

Jawa secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa potensi alam yang terdapat di

Jawa Timur lebih dari sepertiga Pulau Jawa. Dengan jumlah penduduk sebanyak +

Page 26: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

40,666 juta jiwa menduduki peringkat kedua terpadat di Indonesia setelah Provinsi Jawa

Barat sebesar 48,274 juta jiwa (BPS, 2020). Dengan jumlah penduduk yang sangat

besar ini, Jawa Timur memiliki stock SDM yang bisa diandalkan dalam mendukung

pembangunan ekonomi di wilayah ini.

Secara geografis Jawa Timur juga merupakan kawasan subur dengan berbagai jenis

tanah seperti Halosen, Pleistosen, Pliosen, Miosen, dan Kwarter yang dipengaruhi

adanya gunung berapi dan salah satunya adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa yaitu

Gunung Semeru. Jajaran pegunungan di Provinsi Jawa Timur tersebar mulai dari

perbatasan di timur dengan adanya Gunung Lawu, Gunung Kelud, Gunung Welirang,

Gunung Arjuno, Gunung Semeru, Gunung Lamongan, Gunung Bromo, Gunung

Argopuro, Gunung Pendil, Gunung Suket, Gunung Ijen, Gunung Merapi, dan Gunung

Raung. Kawasan subur ini lah yang menjadikan Jawa Timur masih sebagai lumbung

padi nasional dikarenakan pertanian yang sangat produktif ini.

Pada tahun 2018 dengan luas panen seluas 1.828.700 ha, Jawa Timur mampu

menghasilkan 10.537.922 ton padi (BPS Jatim, Oktober 2019), meskipun menurun

dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 11.060.464 ton padi. Jumlah produksi

padi ini setara dengan 19,30 persen dari total produksi padi di seluruh Indonesia (54,6

juta ton padi). Produksi padi dengan angka 19,30 persen dari total produksi padi

nasional tersebut tentu merupakan angka yang besar dalam kontribusi nya terhadap

pemenuhan kebutuhan pangan nasional. Namun, produksi padi Jawa Timur tersebut

lebih kecil atau menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya perlu diupayakan

untuk dapat mempertahankan jumlah produksi padi yang surplus bahkan meningkat

pada masa mendatang, yang tentu dengan upaya intensifikasi pertanian dan

sebagainya.

Kondisi geografi wilayah yang banyak memiliki pegunungan dengan pemandangan dan

hasil perkebunan yang melimpah tentu terbuka peluang dalam mengembangkan potensi

wisata di Jawa Timur. Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor potensial dalam

mendukung pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur secara umum, baik wisata alam

(pegunungan dan pantai) maupun wisata budaya yang beraneka ragam dimiliki Jawa

Timur ini. Pemerintah pusat dan daerah dapat memaksimalkan potensi ekonomi di

sektor ini dengan kebijakan fiskal yang ada. Terlebih dengan Dana Desa yang

dialokasikan tiap tahun dapat dimanfaatkan untuk pengembangan wisata karena

memiliki dukungan wilayah geografi yang baik di Jawa Timur ini.

1.3.4. Tantangan Pandemi Bagi Daerah

Page 27: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2020 mengalami perlambatan jika

dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2019, sebagai dampak dari pandemi

Covid-19. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang juga mengalami

penurunan tajam pada tahun 2020. Perlambatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur

tersebut terjadi karena adanya perlambatan pada sektor ekspor, jasa khususnya

pariwisata, konsumsi non-makanan, dan investasi, dengan sektor yang paling

terdampak terjadi di sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), sektor Industri

Pengolahan, Sektor Konstruksi, dan sub-sektor transportasi. Sementara itu sektor

Pertanian juga mengalami perlambatan akibat adanya gangguan cuaca yang

mempengaruhi produksi hasil pertanian.

Dampak Covid-19 terhadap sektor Industri Jawa Timur dengan negara-negara tujuan

ekspor melakukan lockdown sehingga eskpor dan impor ke/dari Jawa atau Jawa Timur

serta kunjungan wisatawan internasional akan terhambat sepenuhnya. Beberapa sektor

lain yang merasakan dampak covid 19 diantaranya industri pariwisata seperti biro

perjalanan umroh dan industri perhotelan yang merasakan masifnya pembatalan

pemesanan hotel dan penyelenggaraan meeting. Beberapa Hotel dan Restoran di Jatim

dilaporkan sangat terdampak (okupansi <20%) Covid-19 yaitu Malang, Batu, Ngawi,

Surabaya, Jember, Magetan, Banyuwangi, Probolinggo dan Ponorogo. Hampir 100 %

tamu baik domestik maupun Luar negeri membatalkan / menunda perjalanan yang telah

dipesan melalui travel agent di Jawa Timur. Selain itu juga tutupnya beberapa destinasi

wisata menyebabkan beberapa pelaku pariwisata telah merumahkan karyawan,

meliburkan bahkan ada yang menutup usaha.

Namun selain sektor yang sangat terdampak covid di atas, terdapat sektor yang masih

memiliki potensi yang cerah/Sektor Potential Winners yang sangat perlu diperhatikan

pada jangka pendek ini yakni antara lain sektor : Tekstil dan Produk Tekstil (berpeluang

melakukan diversifikasi produk APD dan Masker); Kimia, Farmasi dan Alat Kesehatan;

Makanan dan Minuman (kebutuhan primer masyarakat dengan pesan antar); Elektronik

(sumber hiburan baru yang dapat dilakukan tanpa keluar rumah); Jasa Telekomunikasi;

dan Jasa Logistik.(RKPD Perubahan Jatim 2020)

.

Page 28: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Indonesian Treasury

Page 29: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

BAB ii

Pelabuhan Tanjung Mas Surabaya

Perekonomian Jawa Timur tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 2,39 persen, lebih rendah 0,32 persen dari kontraksi pertumbuhan ekonomi nasional. Persentase

penduduk miskin tahun 2020 mengalami peningkatan menjadi 11,46 persen dari 11,09 persen di tahun 2019. Persentase kemiskinan di Jawa Timur juga jauh lebih

tinggi dari persentase kemiskinan nasional sebesar 10,19 persen. Dengan pendapatan per kapita Jatim mencapai Rp57,55 juta, tingkat ketimpangan (Gini

rasio) Jawa Timur berada di level sedang (0,364). Inflasi yang cukup rendah di tahun 2020 sebesar 1,44 menandakan kelesuan ekonomi dan penurunan daya beli

masyarakat di Jawa Timur.

Page 30: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

2.1 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL

2.1.1. Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul

dari seluruh sektor perekonomian di daerah tersebut yang digunakan untuk mengetahui

dan mengukur perkembangan ekonomi suatu daerah mencakup besaran dan kualitas

pertumbuhan ekonominya. Pertumbuhan ekonomi seharusnya tidak hanya diukur dari

angka besaran pertumbuhan saja, tetapi juga memperhatikan kualitas pertumbuhan itu

sendiri. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas juga akan mampu untuk menciptakan

lapangan kerja , mengurangi kemiskinan, serta memperbaiki kualitas pendapatan dalam

masyarakat.

Perekonomian Jawa Timur berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDRB) atas

dasar harga berlaku (ADHB) tahun 2020 tercatat sebesar Rp2.299,46 triliun dan atas

dasar harga konstan (ADHK) 2010 telah mencapai Rp1.610,41 triliun. PDRB ADHB

tahun 2020 tersebut turun Rp46,32 triliun dari PDRB ADHB tahun 2019 sebesar

Rp2.345,79 triliun, sedangkan PDRB ADHK-2010 tahun 2020 turun 39,34 triliun dari

PDRB ADHK-2010 tahun 2019 sebesar Rp1.649,76 triliun.

PDRB Jawa Timur pada tahun 2020,

berkontribusi sebesar 14,57 persen

pada PDB Nasional. Kontribusi

tersebut turun 0,06 persen

dibandingkan tahun 2019 dan turun

0,05 persen dibandingkan tahun

tahun 2018. Secara rata-rata dalam

kurun waktu 2015-2020, PDRB Jawa

Timur berkontribusi sebesar 14,62

persen terhadap PDB Nasiona dan

menjadi yang tertinggi kedua setelah

DKI Jakarta.

Secara spasial, kontribusi terhadap PDRB Jawa Timur tahun 2020 terbesar disumbang

oleh Kota Surabaya dengan rata-rata sebesar 24,36 persen dalam periode 2016-2019.

Dilihat dari sebaran kontribusinya sebagaimana Tabel 2.1, kabupaten yang memberikan

Grafik 2.1. Kontribusi Perekonomian Koridor Jawa Terhadap PDB Nasional (persen)

Sumber : BPS (diolah)

13,09% 13,10% 13,01% 13,20% 13,22% 13,28%

14,52% 14,70% 14,65% 14,62% 14,63% 14,57%

8,68% 8,61% 8,53% 8,47% 8,47% 8,54%

17,07% 17,11% 17,21% 17,35% 17,67% 17,56%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

18%

20%

2015 2016 2017 2018 2019 2020

Jawa Barat Jawa Timur Jawa Tengah D K I Jakarta

Page 31: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

kontribusi relatif tinggi pada PDRB

Jawa Timur tahun 2020 diberikan oleh

Kab. Sidoarjo sebesar 8,59 persen

dan Kab. Pasuruan sebesar 6,14

persen.

A. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi adalah

proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan

menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Perekonomian Jawa Timur

tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 2,39 persen.

Laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun

2019 sebesar 5,52 persen dan tahun 2018 sebesar 5,47 persen. Pertumbuhan ekonomi

Jawa Timur tahun 2020 juga lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi

nasional yang mengalami kontraksi sebesar 2,07 persen. Apabila dibandingkan dengan

4 provinsi penyumbang terbesar dalam perekonomian nasional pada Grafik 2.2,

kontraksi pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur lebih rendah dari Jawa Barat (2,44

persen) dan Jateng (2,65 persen), tetapi sedikit lebih tinggi dibandingkan DKI Jakarta

(2,36 persen).

Tabel 2.1. Persentase Kontribusi Terbesar Kab/Kota Terhadap PDRB Jawa Timur (persen)

Wilayah Persentase Kontribusi Terhadap Jumlah PDRB

Jawa Timur 2016 2017 2018 2019 Rata-rata

Kota Surabaya 24,18 24,3 24,49 24,46 24,36 Kab. Sidoarjo 8,57 8,56 8,51 8,59 8,56 Kab. Pasuruan 6,15 6,14 6,11 6,14 6,14 Kab. Gresik 5,78 5,82 5,87 5,86 5,83 Kota Kediri 5,7 5,7 5,77 5,86 5,76 Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 2.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat dan Jateng 2018-2020 (c-to-c)

Sumber : BPS (diolah)

Q1/18 Q2/18 Q3/18 Q4/18 Q1/19 Q2/19 Q3/19 Q4/19 Q1/20 Q2/20 Q3/20 Q4/20

Jawa Timur 5,41 5,49 5,45 5,47 5,56 5,67 5,55 5,52 2,92 -1,61 -2,30 -2,39

DKI Jakarta 5,92 5,9 6,04 6,11 6,15 5,77 5,79 5,82 5,04 -1,69 -2,44 -2,36

Jawa Barat 6,02 5,8 5,73 5,66 5,43 5,54 5,41 5,07 2,73 -1,71 -2,52 -2,44

Jawa Tengah 5,41 5,49 5,38 5,32 5,14 5,37 5,46 5,41 2,60 -1,73 -2,48 -2,65

Nasional 5,06 5,17 5,17 5,17 5,07 5,06 5,04 5,02 2,97 -1,26 -2,03 -2,07

5,41 5,49 5,45 5,47 5,56 5,67 5,555,52

2,92

-1,61

-2,30

-2,39

-2,36

-2,44

-2,65

5,06 5,17 5,17 5,17 5,07 5,06 5,04

5,02

2,97

-1,26

-2,03

-2,07

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

Dalam Persen

Page 32: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Sepanjang periode 2018-2020, laju pertumbuhan tertinggi (c-to-c) tercatat pada Triwulan

3-2019 sebesar 567 persen dan terendah pada Triwulan 4-2020 sebesar 2,39 persen.

Jika di rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Jawa Timur periode 2018-2020 sebesar 3,44

persen.

Dari sisi produksi, kontraksi

terdalam terjadi pada

Lapangan Usaha Jasa

Lainnya sebesar 13,80

persen, diikuti Transportasi

dan Pergudangan sebesar

11,16 persen dan

Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum sebesar 8,87

persen. Peningkatan

pertumbuhan ekonomi

Jawa Timur secara c-to-c

cukup signifikan terjadi

pada Lapangan Usaha

Informasi dan Komunikasi

sebesar 9,83 persen.

Kondisi ini terutama

didorong adanya

pemberlakuan WFH (Work

From Home) dan SFH (School From Home) sehingga meningkatkan trafik data provider

seluler serta meningkatnya penggunaan aplikasi rapat virtual seperti Zoom Meeting,

seminar daring/webinar juga turut mendukung kinerja ekonomi Lapangan Usaha

Informasi dan Komunikasi. Peningkatan terbesar kedua terjadi pada Sektor Jasa

Kesehatan dan Kegiatan Sosial juga mengalami pertumbuhan cukup signifikasn sebesar

8,7 persen. Hal ini dikarenakan adanya dorongan pencairan pembayaran insentif

COVID-19 untuk tenaga kesehatan serta peningkatan pendapatan rumah sakit, klinik,

dan laboratorium kesehatan untuk pelayanan COVID-19.

Apabila dilihat dari sumber pertumbuhan (c-to-c), Sektor Informasi dan Komunikasi

selama tahun 2018-2020 selalu tumbuh positif dan memberikan kontribusi pertumbuhan

Tabel 2.2. Sumber Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur 2018-2020 dari Sisi Produksi

Lapangan Usaha

Sumber Pertumbuhan ( c-to-c)

Kum tw IV- 2020

Terhadap Kum tw IV- 2019 (c

to c)

2018 2019 2020

Informasi & Komunikasi 0,39 0,43 0,58 9,83

Pendidikan 0,14 0,19 0,11 3,96

Pertanian & Kehut & Perikanan -0,24 0,12 0,09 0,94

Real Estat 0,11 0,10 0,07 3,95

Kesehatan & Keg. Sosial 0,05 0,05 0,06 8,70

Pengadaan Air & Sampah &Limbah 0,00 0,00 0,00 0,18

Keuangan & Asuransi 0,12 0,10 0,00 5,03

Adm. Pemeri.&Pertahanan -0,01 0,00 -0,01 -2,39

Listrik dan Gas 0,09 0,08 -0,01 -0,39

Jasa Perusahaan 0,06 0,05 -0,06 -7,22

Jasa Lainnya 0,07 0,09 -0,20 -13,80

Pertambangan & Penggalian 0,13 0,08 -0,21 -4,18

Konstruksi 0,61 0,55 -0,31 -3,28

Transportasi & Pergudangan 0,19 0,11 -0,33 -11,16

Akomodasi & Makan Minum 0,41 0,41 -0,49 -8,87

Industri Pengolahan 2,21 2,04 -0,62 -2,06

Perdagangan 1,16 1,12 -1,07 -5,74

PDRB 5,47

5,52

-2,39

Sumber : BPS Jawa Timur (diolah)

Page 33: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

semakin besar. Sedangkan kontraksi terdalam tahun 2020 terjadi pada sektor

Perdagangan Besar dan Eceran & Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 1,07

persen, diikuti oleh sektor Industri Pengolahan sebesar 0,62 persen, dan sektor

Penyediaan Akomodasi dan

Makana sebesar 0,49 persen (tabel

2.2).

Dari sisi pengeluaran, apabila dilihat

dari sumber pertumbuhan (c-to-c),

pada tahun 2020 secara umum

semua komponen mengalami

penurunan. Penurunan paling tajam

tahun 2020 terjadi pada

Pembentukan Modal Tetap Bruto

(PMBT) sebesar 1,18 persen.

sedangkan komponen yang tetap tumbuh positif adalah Ekspor Barang dan Jasa

sebesar 1,27 persen. Dalam periode 2018-2020, komponen Konsumsi Rumah Tangga

sebagai penyumbang terbesar pada PDRB mengalami penurunan. Begitu juga dengan

Konsumsi LPNRT dan Pemerintah. Sedangkan Ekspor Barang dan Jasa yang

mengalami penurunan di tahun 2019 kembali tumbuh di tahun 2020 yang disebabkan

ekspor unggulan Jawa Timur antara lain perhiasan/permata, kayu, barang dari kayu,

tembaga dan perabot rumah tangga.

B. Nominal Produk Domestik Regional Bruto

Pendekatan dan metodologi yang lazim digunakan dalam pengukuran Nominal PDRB

adalan pendekatan produksi/sektoral, pendekatan pendapatan (upah dan gaji, sewa

tanah, bunga modal dan keuntungan sebelum pajak) dan pendekatan pengeluaran yang

dilakukan oleh pelaku ekonomi. Namun demikian, BPS menggunakan dua pendekatan

saja yaitu pendekatan pengeluaran (sisi permintaan) dan pendekatan produksi/

sektoral/lapangan usaha (sisi penawaran).

PDRB Sisi Permintaan / Pengeluaran

Perekonomian Jawa Timur tahun 2020 jika diukur berdasarkan PDRB ADHB mencapai

Rp2.229,46 triliun, menurun jika dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar Rp2.345,79

triliun dan masih lebih tinggi tahun 2018 sebesar Rp2.189,82 triliun. Sedangkan jika

diukur berdasarkan PDRB ADHK mencapai Rp1.610,42 triliun menurun jika

Tabel 2.3. Sumber Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur 2018-2020 dari Sisi Pengeluaran

Lapangan Usaha

Sumber Pertumbuhan ( c-to-c)

2018 2019 2020

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2,89 2,85 -0,49 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,06 0,06 - Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 0,23 0,21 -0,14 Pembentukan Modal Tetap Bruto 1,68 1,36 -1,18 Perubahan Inventori 0,02 0,01 - Ekspor Barang dan Jasa 0,33 -0,04 1,27 Dikurangi Impor Barang dan Jasa (-) 1,29 -1,57 -1,43 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

5,50 5,52 -2,39 Sumber : BPS Jawa Timur (diolah)

Page 34: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar Rp1.649,77 triliun dan masih lebih tinggi dari

tahun 2019 sebesar Rp1.563,77 triliun. Dalam periode 2018-2020, kontribusi tertinggi

terhadap PDRB Jawa Timur tahun diberikan oleh komponen konsumsi rumah tangga

dengan persentase yang semakin besar di tahun 2020 mencapai 60,82 persen.

Kontribusi terbesar kedua berada pada komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto

(PMTB) dengan kontribusi yang sedikit turun di tahun 2020 menjadi 28,17 persen dari

28,56 persen di tahun 2019 . Selain itu, komponen ekspor luar negeri juga memberikan

kontribusi besar pada periode 2018-2020, kontribusi di tahun 2020 sebesar 13,78 adalah

kontribusi tertinggi dalam periode tersebut.

Tabel 2.4. PDRB Menurut Pengeluaran 2018-2020 (dalam triliun rupiah)

No Komponen

Harga Berlaku Harga Konstan 2010 Struktur PDRB (%) PDRB 2020 (%)

2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020

1. Konsumsi Rumah Tangga 1.298,39 1.396,60 1.398,52 926,78 971,39 963,37 59,29 59,54 60,82 2. Konsumsi LNPRT 25,71 27,89 28,48 15,49 16,42 16,46 1,17 1,19 1,24 3. Konsumsi Pemerintah 121,42 131,00 129,89 70,95 73,89 71,54 5,54 5,58 5,65 4. Pembentukan Modal Tetap

Bruto 620,63 669,95 647,68 431,92 453,16 433,64 28,34 28,56 28,17

5. Perubahan Inventori 28,39 29,13 11,83 18,26 18,50 7,46 1,30 1,24 0,51 6. Ekspor Barang dan Jasa 289,79 288,74 316,84 204,17 209,17 230,20 13,23 12,31 13,78 7. Dikurangi Impor Luar Negeri 405,0

5 369,37 324,94 279,50 255,86 232,28 18,50 15,75 14,13

8. Net Ekspor Antar Daerah 210,54 171,84 91,16 175,69 163,10 120,03 9,61 7,33 3,96 Domestik Regional Bruto (PDRB) 2.189,82 2.345,79 2.299,46 1.563,77 1.649,77 1.610,42 100 100 100

Sumber : BPS Jawa Timur (diolah)

Pada periode

triwulanan tahun

2020, komponen

PDRB

Pengeluaran

menurut ADHK

cenderung stabil,

kecuali untuk

sektor

Pengeluaran

Konsumsi

Pemerintah yang

mengalami peningkatan setiap triwulannya. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat

kecenderungan konsumsi Pemerintah Pusat dan Daerah di akhir periode Tahun

Tabel 2.5. PDRB dari Sisi Permintaan Atas Dasar Harga Konstan Triwulanan Tahun 2020 (dalam triliun rupiah

No Komponen

2020 Sumber Pertumbuhan (%) – c to c TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 Tahunan

1. Konsumsi Rumah Tangga 245,24 233,42 238,82 245,88 963,37 -0,49 2. Konsumsi LNPRT 4,12 4,11 4,11 4,12 16,46 0 3. Konsumsi Pemerintah 14,14 18,09 18,85 20,62 71,54 -0,14 4. Pembent’ Modal Tetap Bruto 110,40 102,99 110,66 109,60 433,64 -1,18 5. Perubahan Inventori 3,58 1,33 1,35 1,37 7,46 - 6. Ekspor Barang dan Jasa 54,30 50,00 63,57 55,03 230,20 1,27 7. Dikurangi Impor Luar Negeri 61,54 55,01 54,79 60,43 232,28 -1,43 8. Net Ekspor Antar Daerah 38,39 31,44 26,53 29,78 120,03 -

Domestik Regional Bruto (PDRB) 408,63 386,35 409,11 405,98 1.610,42 -2,39 Sumber : BPS Jawa Timur (diolah)

Page 35: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Anggaran. Selain itu sektor ekspor barang dan jasa pada Triwulan 4 mengalami

penurunan cukup signifikan dibandingkan Triwulan 3.

PDRB Sisi Penawaran / Lapangan Usaha

Pembentuk PDRB dari sisi penawaran merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh

faktor-faktor produksi yang terlibat dalam proses produksi di suatu daerah dalam jangka

waktu tertentu (satu tahun). Informasi mengenai perkembangan PDRB dari sisi

penawaran bermanfaat untuk mengetahui peran atau kontribusi sektor-sektor tertentu

yang menjadi unggulan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi regional. PDRB

menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan pada Provinsi Jawa Timur

sebagaimana tabel 2.6.

Struktur perekonomian Jawa Timur menurut lapangan usaha tahun 2020 didominasi

oleh tiga lapangan usaha utama yaitu Industri Pengolahan dengan kontribusi sebesar

30,69 persen, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

sebesar 17,92 persen, serta Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 11,90

persen.

Tabel 2.6 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (dalam triliun rupiah)

Lapangan Usaha 2018 Tahunan

2019 Tahunan

2020 Struktur PDRB 2020 (%)

TW I TW II TW III TW IV Tahunan

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 260,51 165,74 37,31 47,38 47,63 34,85 167,30 11,90

Pertambangan dan Penggalian 93,70 83,79 21,34 18,26 18,49 21,44 80,29 3,50

Industri Pengolahan 651,13 498,88 125,10 115,17 123,60 124,80 488,59 30,69

Pengadaan Listrik dan Gas 6,70 4,56 1,12 1,08 1,12 1,13 4,45 0,29

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,95 1,59 0,41 0,41 0,42 0,43 1,67 0,09

Konstruksi 212,52 153,69 38,10 35,43 38,23 36,89 148,65 9,30

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 398,23 307,44 75,38 67,59 72,44 74,74 289,80 17,92

Transportasi dan Pergudangan 75,16 48,47 11,97 8,68 10,53 11,89 43,06 2,98

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 126,86 91,67 22,78 18,59 20,39 21,81 83,54 5,58

Informasi dan Komunikasi 99,22 97,07 25,25 26,87 27,15 27,38 106,61 5,15

Jasa Keuangan dan Asuransi 59,37 41,37 10,55 10,09 10,40 10,44 41,45 2,71

Real Estat 35,58 28,44 7,34 7,34 7,42 7,47 29,57 1,79

Jasa Perusahaan 18,15 13,13 3,35 2,82 2,96 3,05 12,18 1,79

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 50,58 34,98 8,70 8,81 8,65 8,78 34,85 2,50

Jasa Pendidikan 56,82 44,02 11,04 11,00 11,52 12,20 45,76 2,83

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 13,60 11,28 2,98 3,02 3,11 3,14 12,26 0,72

Jasa Lainnya 29,74 23,65 5,97 3,86 5,04 5,53 20,39 1,23 PDRB 2.189,82 1.649,77 408,69 386,39 409,11 405,98 1.610,42 100,00

Sumber : BPS Jawa Timur (diolah)

Page 36: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Jika dilihat kinerja triwulanannya pada tahun 2020, sektor yang mengalami peningkatan

setiap triwulannya adalah Informasi dan Komunikasi, Real Estat, Jasa Pendidikan, dan

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial. Sektor Informasi dan Komunikasi yang melebihi

tahun 2020 mencapai Rp106,61 triliun, lebih tinggi dari tahun 2019 dan 2018. Tetapi

dengan share hanya 5,15 tidak berpengaruh besar terhadap total PDRB. Namun

demikian, share Sektor Informasi dan Komunikasi tumbuh dari tahun 2019 sebesar 4,55

persen dan tahun 2018 sebesar 4,36 persen.

C. Pendapatan Per Perkapita

PDRB perkapita adalah pendapatan rata-rata penduduk di suatu daerah, yang diperoleh

dari hasil pembagian pendapatan penduduk suatu daerah (PDRB) dengan jumlah

penduduk regional tersebut. PDRB Perkapita Provinsi Jawa Timur disajikan dalam grafik

2.3.

Dalam kurun waktu empat tahun

terakhir (2016-2019) PDRB Per

Kapita Jawa Timur menunjukkan

tren meningkat, akan tetapi

peningkatan tersebut masih

dibawah PDB Per Kapita

Nasional. Pada tahun 2020

untuk pertama kali dalam lima

tahun terakhir PDB Per Kapita

Jawa Timur mengalami

penurunan. PDRB per kapita Jawa Timur tahun 2020 mencapai Rp57,55 juta, menurun

sebesar 2,49 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun PDRB Jawa Timur

tahun 2020 mengalami penurunan, jika dibandingkan dengan PDB per kapita nasional

yang mencapai Rp56,9 juta, posisi PDRB per kapita Jawa Timur sekiti lebih tinggi.

2.2.2. Suku Bunga

Kebijakan terkait suku bunga memiliki hubungan yang erat dengan laju inflasi, dan

kondisi perekonomian secara keseluruhan. Suku bunga mempengaruhi jumlah uang

yang beredar yang berpengaruh terhadap tingkat inflasi. Suku bunga acuan dari Bank

Indonesia (BI) ditetapkan agar suku bunga kebijakan dapat secara cepat memengaruhi

pasar uang, perbankan dan sektor riil. Suku bunga yang berlaku sesuai dengan

Grafik 2.3 PDRB Perkapita Indonesia dan Jawa Timur, (juta rupiah)

Sumber : BPS Jawa Timur (diolah)

47,96

51,89

56,00

59,10

56,90

47,53

51,24

55,38

59,02

57,55

45

47

49

51

53

55

57

59

61

63

65

67

69

2016 2017 2018 2019 2020

Indonesia Jawa T imur

Page 37: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Kebijakan BI 7-day Reverse Repo Rate pada siaran pers Bank Indonesia bulan

Desember 2020 adalah sebesar 3,75 persen.

BI 7-Day Repo Rate (BI7DRR) dalam periode 2018-2020, tercatat paling tinggi pada

bulan November 2018 sampai dengan Januari 2019 sebesar 6 persen. Selanjutnya

BI7DRR menurun terus sepanjang tahun 2019 tercatat 4,25 persen. Sepanjang tahun

2020, Bank Indonesia telah menurunkan BI7DRR sebesar 25 bps sebanyak lima kali

dari bulan Januari sebesar 5 persen sampai dengan bulan Desember 3,75 persen.

Keputusan menurunkan BI Rate sampai pada 3,75% dilakukan dengan

mempertimbangkan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang

terjaga, dan sebagai langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Bank Indonesia terus mengarahkan seluruh instrumen kebijakan untuk mendukung

pemulihan ekonomi nasional, dengan tetap menjaga terkendalinya inflasi dan

memelihara stabilitas nilai tukar Rupiah, serta mendukung stabilitas sistem keuangan.

Koordinasi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem

Keuangan (KSSK) terus diperkuat untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem

keuangan, serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Fokus koordinasi kebijakan

diarahkan pada mengatasi permasalahan sisi permintaan dan penawaran dalam

penyaluran kredit/pembiayaan dari perbankan kepada dunia usaha pada sektor-sektor

Grafik 2.4. Perkembangan Suku Bunga BI Rate 7-Day Repo Rate, dan SBDK BRI 2020 (% per tahun)

Sumber : Bank Indonesia (diolah)

4,25

4,75

5,25

5,50

5,75 5,75

6,00 6,00 6,00

5,75

5,50

5,25

5,00 5,00

4,75

4,50 4,50

4,25

4,00 4,00

3,75 3,75

3,50

4,00

4,50

4,75

5,00 5,00

5,25 5,25 5,25

5,00

4,75

4,50

4,25 4,25 4,25

3,75 3,75

3,50

3,25 3,25

3,00 3,00

5,00

5,50

6,00

6,25

6,50 6,50

6,75 6,75 6,75

6,50

6,25

6,00

5,75 5,75 5,75

5,25 5,25

5,00

4,75 4,75

4,50 4,50

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

5,5

6,0

6,5

7,0

Jan-18 Mei -18 Jun-18Agu-18S ep-18 Okt-18 Nov -18Des-18 Jan-19 Jul -19 Agu-19S ep-19 Des-19 Jan-20 Feb-20 Mar-20 Mei -20 Jun-20 Jul -20 Okt-20 Nov -20Dec-20

BI Rate Deposi t Faci lity Lending Facili ty

Page 38: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

prioritas yang mendukung pertumbuhan ekonomi dalam rangka pemulihan ekonomi

nasional.

Sejalan dengan

itu, dampak

penurunan suku

bunga acuan ini

dapat dilihat dari

pertumbuhan

kredit bulanan

pada sektor

UMKM sepanjang

tahun 2020 pada

Bank Himbara

yang menunjukkan

peningkatan

penyaluran kredit

sebagaimana

Tabel 2.7.

2.2.3. Inflasi

Laju inflasi tahun kalender Jawa Timur di bulan Desember 2020 mencapai 1,44 persen,

angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi tahun kalender di Bulan Desember 2019

sebesar 2,12 persen. Inflasi tahun kalender ini lebih rendah dibandingkan dengan target

Pemprov Jawa Timur yang mematok inflasi sebesar 3 persen plus minus 1 persen,

dikarenakan dampak pandemi Covid-19 yang menyebabkan penurunan daya beli.

Selama tahun 2020 dari sebelas kelompok pengeluaran, sepuluh kelompok diantaranya

mengalami inflasi, serta satu kelompok mengalami deflasi. Tiga besar kelompok dengan

inflasi tertinggi terjadi pada kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 5,66

persen, diikuti kelompok Kesehatan sebesar 2,51 persen, serta kelompok Makanan,

Minuman dan Tembakau sebesar 2,26 persen. Sedangkan kelompok Transportasi

merupakan satu-satunya kelompok yang mengalami deflasi sebesar 0,58.

Tabel 2.7. Pertumbuhan Penyaluran Kredit oleh Bank Himbara kepada UMKM Tahun 2020 (dalam Milyar)

B u l a n M i k r o K e c i l M e n e n g a h J u m l a h K r e d i t U M K M

P e n a m b a h a n

K r e d i t B u l a n a n

( N o m i n a l )

P e r t u m h u b a n K r e d i t

B u l a n a n ( % )

Des -19 230.095 236.740 145.913 612.748

Jan -20 230.959 235.395 145.175 611.529 -1.219 -0,20%

Feb -20 236.674 238.390 143.908 618.972 7.443 1,22%

Mar -20 241.613 239.722 142.551 623.886 4.914 0,79%

Apr -20 236.180 236.573 139.478 612.232 -11.654 -1,87%

Mei -20 233.121 235.308 137.029 605.458 -6.774 -1,11%

Jun -20 225.899 236.470 145.191 607.561 2.103 0,35%

Jul -20 218.835 237.810 154.922 611.567 4.006 0,66%

Ags -20 212.804 241.165 160.526 614.495 2.928 0,48%

Sep -20 207.025 246.150 170.117 623.293 8.798 1,43%

Okt -20 201.454 247.990 179.051 628.496 5.203 0,83%

Nov -20 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Des -20 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

P e r t u m b u h a n k r e d i t t a h u n a n 1 5 . 7 4 8 2 , 5 7 %

R a t a - r a t a p e r t u m b u h a n b u l a n a n 0 , 2 6 %

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia Desember 2020 (diolah)

Page 39: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Adapun lima besar

komoditas utama

penyumbang

inflasi sepanjang

tahun 2020

diantaranya Emas

Perhiasan, yang

memiliki

persentase

kenaikan harga

sebesar 26,57

persen dengan

andil inflasi 0,25 persen, Tukang Bukan Mandor, dengan persentase kenaikan harga

sebesar 7,14 persen yang memberikan andil inflasi 0,09 persen, Mobil yang memiliki

persentase kenaikan harga sebesar 3,22 persen dengan andil inflasi tercatat sebesar

0,07 persen, Rokok Kretek Filter yang memiliki persentase kenaikan harga sebesar 5,74

persen dengan andil inflasi tercatat sebesar 0,07 persen, serta Minyak Goreng yang

memiliki persentase kenaikan harga sebesar 9,25 persen dengan andil inflasi tercatat

sebesar 0,06 persen.

Secara m-to-m dalam Grafik 2.6, sepanjang tahun 2020 Jawa Timur mengalami deflasi

sebanyak tiga kali sama dengan tahun 2019. Meskipun memiliki tren yang hampir sama

dengan nasional, namun terdapat anomali pada bulan Agustus dan Oktober 2020. Pada

bulan Agustus Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,04 persen disaat secara nasional

terjadi deflasi sebesar 0,05. Hal ini disebabkan andil/sumbangan infasi kelompok

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya yang dari komoditas emas perhiasan sebesar 0,13

persen dan parfum sebesar 0,01 persen. Pada bulan Oktober 2020 Jawa Timur

mengalami deflasi sebesar 0,02 persen disaat secara nasional terjadi inflasi sebesar

0,07. Hal ini karena terjadi andil/sumbangan cukup besar deflasi pada kelompok

Makanan, Minuman, dan Tembakau serta kelompok sebesar 0,04 persen dan kelompok

Transportasi sebesar 0,03.

2.2.4. Nilai Tukar

Nilai tukar adalah sejumlah uang dari suatu mata uang tertentu yang dapat dipertukarkan

dengan unit mata uang negara lain. Tujuan analisis nilai tukar adalah untuk mengetahui

nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing yang mempengaruhi indikator ekonomi

Grafik 2.6. Inflasi/Deflasi Bulanan Jawa Timur dan Nasional (persen)

Sumber : BPS Jawa Timur (diolah)

0,60

0,16

0, 06

0,18

0,17

0,42

0,07

0,11

-0,01

0,190,27

0,60

0,34

-0,18

0,16

0,41

0,29

0,13

0,160,12

-0,07

-0,02

0,23

0,530,50

0,31

0,01

0,12

0,18

0,28

-0,29

0,04

-0,15

-0,02

0,26

0,46

0,39 0,28

0,10

0,08 0,07

0,18

-0,10-0,05

-0,05

0,07

0,28

0,45

-0,5

-0,4

-0,3

-0,2

-0,1

0,0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug S ep Okt Nov Dec

Inflasi Jatim 2018 Inflasi Jatim 2019 Inflasi Jatim 2020 Inflasi Nasional 2020

Page 40: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

lainnya khususnya terkait dengan neraca perdagangan/pembayaran, kegiatan ekspor-

impor, dan cadangan devisa. Perkembangan nilai kurs tengah transaksi rupiah dengan

mata uang tersebut selama tahun 2020 disajikan dalam Grafik 2.7

Grafik 2.8 Kurs Jual Transaksi USD, EUR, JPY, dan CNY terhadap IDR (dalam rupiah)

Sumber : Bank Indonesia (diolah)

Volatilitas nilai tukar rupiah pada Semester I 2020 tercatat cukup tinggi disebabkan oleh

ketidakpastian di pasar keuangan global dunia dan berdampak pada aliran masuk modal

asing ke Indonesia yang menurun pada masa awal tahap Pandemi Covid-19.

Ketidakpastian pasar keuangan global mendorong penyesuaian penempatan investasi

portofolio global pada aset yang dianggap aman oleh investor.

Pada Triwulan I 2020 Transaksi modal dan finansial (TMF) di Neraca Pembayaran

Indonesia (NPI) tercatat minus 3,1 miliar dollar AS yang menyebaban Rupiah

terdepresiasi hingga Rp16.575 per dolar AS pada 23 Maret 2020. Pada semester II

2020, Rupiah terapresiasi 1,46 persen secara point-to-point (ptp) disertai dengan

volatilitas yang menurun tajam dari 22 persen pada Juni 2020 menjadi 2,6 persen pada

Desember 2020. Dengan perkembangan ini, secara rerata keseluruhan tahun 2020 nilai

tukar Rupiah melemah 2,66 persen ke level Rp14.525 per dolar AS, dari Rp14.139 per

dolar AS pada 2019.

Secara point-to-point (ptp), Rupiah terdepresiasi 1,19 persen dan ditutup di level

Rp14.050 per dolar AS pada akhir 2020. Meskipun Rupiah terdepresiasi secara tahunan,

depresiasi Rupiah lebih terbatas dibandingkan dengan pelemahan beberapa mata uang

negara berkembang lainnya, seperti Rand Afrika Selatan, Lira Turki, dan Real Brazil.

27-Jan-20; 13.680

2-Apr-20; 16.825

31-Dec-20; 14.176

13.000

13.500

14.000

14.500

15.000

15.500

16.000

16.500

17.000

17.500

USD

7-Feb-20; 1.964

2-Apr-20; 2.366

31-Dec-20; 2.172

1.900

1.950

2.000

2.050

2.100

2.150

2.200

2.250

2.300

2.350

2.400

CNY

21-Feb-20; 12.367

2-Apr-20; 15.668

31-Dec-20; 13.716

12.000

12.500

13.000

13.500

14.000

14.500

15.000

15.500

16.000

JPY

18-Feb-20; 14.880

2-Apr-20; 18.416

31-Dec-20; 17.419

14.000

14.500

15.000

15.500

16.000

16.500

17.000

17.500

18.000

18.500

EUR

Page 41: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Pada tahun 2020, volatilitas nilai tukar Rupiah meningkat menjadi 15,9% dari 7,0% pada

2019, namun masih lebih rendah dibandingkan dengan ratarata volatilitas kawasan

terutama Rand Afrika Selatan, Real Brazil, dan Lira Turki.

2.2 INDIKATOR KESEJAHTERAAN

Kesejahteraan masyarakat merupakan tolak ukur keberhasilan pembangunan suatu

wilayah/daerah. Kesejahteraan yang dimaksud adalah menunjuk kepada keadaan yang

lebih baik dimana kondisi masyarakat dalam keadaan makmur. Hal ini dapat

direfleksikan dengan beberapa indikator antara lain Indeks Pembangunan Manusia

(IPM), Tingkat Kemiskinan, Tingkat Ketimpangan (Rasio Gini), Kondisi

Ketenagakerjaan, Nilai Tukar Petani (NTP), dan Nilai Tukar Nelayan (NTN).

2.2.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk

(enlarging people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur

keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).

IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam

emperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM merupakan

indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka

panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang

perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian. Semakin tinggi nilai IPM

yang dimiliki oleh suatu wilayah/daerah, maka menunjukkan semakin baik pula

pencapaian pembangunan manusianya. IPM terbagi menjadi empat kategori, yaitu

kategori rendah (IPM < 60), kategori sedang (60 ≤ IPM < 70), kategori tinggi (70 ≤ IPM

< 80), dan kategori sangat tinggi (IPM ≥ 80).

Tabel 2.8. Perkembangan Indeks IPM Indonesia dan Provinsi di Pulau Jawan TA 2011 s.d. 2020

Ta h u n Jatim Jabar Jateng DI

Yogyakarta DKI

Jakarta Banten Indonesia Pertumbuhan

Jatim Per Tahun

Laju Pertumbuhan

IPM 2011 66,06 66,67 66,64 75,93 76,98 68,22 67,09 - - 2012 66,74 67,32 67,21 76,15 77,53 68,92 67,70 0,68 1,03% 2013 67,55 68,25 68,02 76,44 78,08 69,47 68,31 0,81 1,21% 2014 68,14 68,80 68,78 76,81 78,39 69,89 68,90 0,59 0,87% 2015 68,95 69,50 69,49 77,59 78,99 70,27 69,55 0,81 1,19% 2016 69,74 70,05 69,98 78,38 79,60 70,96 70,18 0,79 1,15% 2017 70,27 70,69 70,52 78,89 80,06 71,42 70,81 0,53 0,76% 2018 70,77 71,20 71,12 79,53 80,47 71,95 71,39 0,50 0,71% 2019 71,50 72,03 71,73 79,99 80,76 72,44 71,92 0,73 1,03% 2020 71,71 72,09 71,87 79,97 80,77 72,45 71,94 0,21 0,29%

Sumber : BPS Jawa Timur (diolah)

Page 42: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Secara umum, IPM di Provinsi Jawa Timur periode 2011-2020 menunjukkan tren yang

meningkat mulai dengan kategori sedang pada tahun 2011-206 hingga mencapai

kategori tinggi pada tahun 2017-2020, meskipun masih berada dibawah IPM Nasional

dan memiliki IPM terendah dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa. Selama periode

2011-2020, IPM di Jawa Timur meningkat dari 66,06 (2011) meningkat menjadi 71,71

(2020) atau selama periode tersebut (10 tahun) tumbuh 8,55 persen. Rata-rata

pertumbuhan selama kurun waktu 2011-2020 sebesar 0,86 persen per tahun. Laju

pertumbuhan IPM Jawa Timur selama periode tersebut menunjukkan ketidakstabilan

dimana hanya 5 periode diatas 1 persen dan 4 periode dibawah 1 persen. Laju

pertumbuhan IPM terendah terjadi pada tahun 2020.

Laju pertumbuhan yang tidak stabil tersebut menunjukkan bahwa upaya pemerintah

Jawa Timur dalam meningkatkan pembangunan manusia membutuhkan perumasan

kebijakan yang lebih tepat agar tercapai pertumbuhan yang stabil dan konsisten

sehingga diharapkan melampau Jawa Barat di periode berikutnya. Kondisi

pembangunan manusia kabupaten/kota di tahun 2020 status atau kategori

pembangunannya sama dengan tahun sebelumnya.

Secara spasial, IPM tertinggi tercatat di Kota Surabaya sebesar 82,23, sebagaimana

posisi periode sebelumnya. Surabaya bersama Kota Malang, Kota Madiun, Kabupaten

Sidoarjo merupakan daerah dengan IPM berkategori “sangat tinggi”. Di Jawa Timur,

daerah dengan kategori IPM “tinggi” sebanyak 20 kabupaten/kota, sedangkan yang

berkategori “sedang” sebanyak 14 kabupaten/kota.

Grafik 2.9 Perkembangan IPM Indonesia dan Jawa Timur, 2011 s.d. 2020

Sumber: BPS Jatim (diolah)

82, 22

81, 32

80, 88

80, 05

78, 5678, 08

77, 96

76, 10 75, 88

75, 25

73, 53 73, 4973, 27

72, 8572, 6272, 5771, 85

71, 7171, 69

70, 60 70, 5770, 5670, 4170, 35

69, 46 68, 7568, 3768, 29

68, 1667, 09

66, 69

66, 2266, 09

65, 94 65, 6065, 33

63, 79

61, 94

82, 2381, 45

80, 9180, 29

78, 5778, 23 78, 04

76, 1175, 90

75, 26

73, 83 73, 92

73, 2772, 97

73, 0072, 58

72, 0571, 72 71, 73

70, 6270, 58

70, 8170, 5470, 36

69, 7469, 04

68, 4068, 60

68, 39

67, 3867, 11

66, 43 66, 4366, 26

66, 07

65, 46

64, 11

62, 70

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

2019

202

Page 43: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

2.2.2. Tingkat Kemiskinan

Penurunan tingkat kemiskinan merupakan salah satu indikator keberhasilan

pembangunan dan kesejahteraan manusia. Tidak hanya dengan penurunan angka

kemiskinan, namun keberhasilan pembangunan dan kesejahteraan manusia tercermin

dengan perbaikan kualitas hidup masyarakat. Perkembangan tingkat kemiskinan pada

Provinsi Jawa

Timur tahun

2011-2020

sebagaimana

disajikan pada

Grafik 2.9 Sejak

tahun 2015,

tingkat

kemiskinan di

Provinsi Jawa

Timur berhasil

diturunkan.

Namun,

persentase penduduk miskin pada Maret 2020, meningkat 0,72 persen terhadap

September 2019, dan meningkat kembali di 0,37 persen pada September 2020

terhadap Maret 2020. Sehingga pada September 2020 terdapat kenaikan jumlah

penduduk miskin sebanyak 0,52 juta (1,26 persen) menjadi 4,58 juta (11,46 persen)

dibandingkan September 2019.

Pada wilayah perkotaan,

persentase penduduk

miskin meningkat 1,60

persen pada September

2020 terhadap September

2019. Sementara

persentase penduduk

miskin di perdesaan pada

September 2020

meningkat 1,00 persen

terhadap September

Grafik 2.10. Perkembangan Kemiskinan Prov. Jawa Timur 2011 – 2020 (%)

Sumber : BPS Jawa Timur (diolah)

5,395,25

5,104,99

4,814,89

4,79 4,75 4,79 4,784,70 4,64 4,62

4,414,33 4,29

4,11 4,06

4,42

4,58

14,27

13,85

13,4013,08

12,5512,73

12,4212,28 12,34 12,28

12,0511,85 11,77

11,2010,98 10,85

10,37 10,20

11,09

11,46

10

10,5

11

11,5

12

12,5

13

13,5

14

14,5

3,8

4

4,2

4,4

4,6

4,8

5

5,2

5,4

Mar

-11

Sep-

11

Mar

-12

Sep-

12

Mar

-13

Sep-

13

Mar

-14

Sep-

14

Mar

-15

Sep-

15

Mar

-16

Sep-

16

Mar

-17

Sep-

17

Mar

-18

Sep-

18

Mar

-19

Sep-

19

Mar

-20

Sep-

20

Jumlah Penduduk Miskin (Juta) Persentase Penduduk Miskin (%)

Grafik 2.11. Persentase Penduduk Miskin Menurut Perkotaan danPedesaan Tahun 2019-2020

Sumber : BPS Jawa Timur (diolah)

1,45 1,441,68 1,82

2,66 2,62 2,74 2,77

4,11 4,064,42 4,59

6,84 6,77 7,89 8,37

14,43 14,16 14,7715,16

10,37 10,2011,09 11,46

0

5

10

15

20

25

30

35

40

00,5

11,5

22,5

33,5

44,5

5

Mar -19 Sep -19 Mar -20 Sep -20

Jum

lah

Pend

uduk

(Ju

ta)

Perkotaan (Jumlah) Pedesaan (Jumlah) Jatim (Jumlah)

Perkotaan (%) Pedesaan (%) Jatim (%)

Page 44: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

2029. Selama periode September 2019 -2020, jumlah penduduk miskin di daerah

perkotaan naik sebanyak 381,98 ribu jiwa. Sementara di daerah perdesaan naik

sebanyak 147,99 ribu jiwa. Kenaika jumlah penduduk miskin tersebut dikarenakan

terjadinya Pandemi Covid-19.

Peranan komoditi makanan

terhadap Garis Kemiskinan jauh

lebih besar dibanding peranan

komoditi bukan makanan

(perumahan, sandang, pendidikan,

dan kesehatan). Pada bulan September 2020, kontribusi Garis Kemiskinan Makanan

terhadap Garis Kemiskinan sebesar 75,17 persen, sisanya disumbangkan oleh komoduti

bukan makanan sebesar 24,83 persen.

Selain jumlah dan persentase jumlah

penduduk miskin, yang harus menjadi

perhatian adalah dimensi tingkat

kedalaman dan keparahan dari

kemiskinan. Indeks Kedalaman

Kemisikinan (P1) kemiskinan akan

menggambarkan ukuran rata-rata

kesenjangan pengeluaran penduduk

miskin terhadap garis kemiskinan,

sedangkan Indeks Keparahan

Kemiskinan (P2) akan menunjukkan sejauh mana sebaran pengeluaran diantara

penduduk miskin. Nilai P1 dalam satu semester ini menunjukkan kenaikan 0,152 poin

atau sebesar 1,818 pada Maret 2020 menjadi 1,970 pada September 2020. Kenaikan

nilai P1 tersebut terjadi di perkotaan (0,144 poin) dan di perdesaan (0,186 poin).

Sementara itu, nilai P2 juga mengalami kenaikan 0,099 poin, dari 0,430 pada Maret 2020

menjadi 0,529 pada September 2020. Kenaikan kedua nilai yaitu P1 dan P2 memberikan

indikasi rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauhi garis kemiskinan

dan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin juga semakin melebar.

Ditinjau secara daerah kota-desa, nilai P1 dan P2 antar perkotaan dan perdesaan

menunjukkan bahwa kesenjangan kemiskinan di perdesaan lebih tinggi daripada di

perkotaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai P1 dan P2, di mana nilai kedua indeks (P1 dan

P2) perdesaan lebih tinggi dibandingkan perkotaan.

Tabel 2.9. Kontribusi terhadap Garis Kemiskinan Prov. Jawa Timur Tahun 2020

K o n t r ib us i T e r h a d ap G a r is

K e m is k i n a n Pedesaan Perkotaan

Makanan 76,17 74,17 Bukan Makana 23,83 25,83

Jumlah 100,00 100,00 Sumber: BPS Jawa Timur, data diolah

Tabel 2.10. Indeks Kedalaman Kemiskian (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut daerah, periode September

2019 s.d September 2020

T a h u n Perkotaan Perdesaan Total

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 76,17 74,17 Sep-19 1,012 2,302 1,612 Mar-20 1,225 2,499 1,818 Sep-20 1,369 2,685 1,97 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Sep-19 0,229 0,537 0,372 Mar-20 0,282 0,6 0,43 Sep-20 0,373 0,715 0,529

Sumber: BPS Jawa Timur, data diolah

Page 45: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

2.2.3. Tingkat Ketimpangan (Rasio Gini)

Distribusi pendapatan merupakan salah satu aspek penting sebagai ukuran pemerataan

pendapatan masyarakat di suatu daerah. Sebagai ukuran pemerataan yang juga

merefleksikan ukuran ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat, biasanya

digunakan koefisien Gini (Ratio Gini). Nilai koefisien Gini berkisar antara 0 (sangat

merata) sampai dengan 1 (sangat timpang). Adapun kriteria ukuran ketimpangan Gini

Ratio meliputi Ketimpangan Rendah (Gini Ratio< 0,3), Sedang (0,3 ≤ Gini Ratio ≤ 0,5)

dan Tinggi (Gini Ratio> 0,5).

Gini Ratio di Provinsi Jawa Timur September 2020 tercatat sebesar 0,364 masuk

dalam kategori sedang. Angka ini turun sebesar 0,002 poin jika dibandingkan dengan

Gini Rasio Maret 2020 yang sebesar 0,366.

Gini Ratio di Provinsi Jawa Timur pada Maret 2011 tercatat sebesar 0,374 dan menurun

menjadi 0,351 pada September 2011. Selanjutnya, Gini Ratio cenderung meningkat

hingga mencapai angka tertinggi pada Maret 2015, yaitu sebesar 0,415. Pada periode

September 2015 nilai Gini Ratio mulai turun menjadi 0,403 dan cenderung menurun

hingga mencapai angka 0,396 pada Maret 2017. Sementara, pada September 2017 Gini

Ratio meningkat kembali menjadi sebesar 0,415, pada Maret 2018 turun menjadi

sebesar 0,379, dan cenderung menurun menjadi sebesar 0,364 pada September 2020.

Grafik 2.12. Nilai Gini Ratio Provinsi Jawa Timur periode 2011-2020

Sumber: BPS Jawa Timur, data diolah

0,387

0,358

0,385 0,384 0,387

0,386

0,391

0,428 0,442 0,428

0,423

0,433

0,418

0,442

0,387 0,375 0,379 0,374 0, 377 0,373

0,3030,298

0,273

0, 268

0,285

0, 309

0,310

0,339

0,344

0,327

0,333

0,313

0,326

0,317

0, 327

0,3220,318

0,314

0, 3160,318

0,374

0,3510, 357

0,362 0,3640,368 0,369

0, 403

0,4150,403 0,402 0,402 0,396

0,415

0,3790, 371 0,370

0,364 0, 366 0,364

0,25

0,30

0,35

0,40

0,45

Mar

-11

Jul-

11

Nov

-11

Mar

-12

Jul-

12

Nov

-12

Mar

-13

Jul-

13

Nov

-13

Mar

-14

Jul-

14

Nov

-14

Mar

-15

Jul-

15

Nov

-15

Mar

-16

Jul-

16

Nov

-16

Mar

-17

Jul-

17

Nov

-17

Mar

-18

Jul-

18

Nov

-18

Mar

-19

Jul-

19

Nov

-19

Mar

-20

Jul-

20

Pe rk otaan Pe rdesaan Pe rk otaan dan Perdesaan

Page 46: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Berdasarkan daerah tempat

tinggal, Gini Ratio di daerah

perkotaan pada September

2020 tercatat sebesar 0,373.

Angka ini turun sebesar 0,004

poin dibanding Gini Ratio Maret

2020 yang sebesar 0,377.

Untuk daerah perdesaan Gini

Ratio September 2020 tercatat

sebesar 0,318. Angka ini naik

sebesar 0,002 poin dibanding

Gini Ratio Maret 2020 yang

sebesar 0,316. Secara

nasional, ketimpangan

pendapatan di Jawa Timur

masih dibawah rata rata

nasional. Nilai Gini Ratio Jawa

Timur tercatat masih berada di

bawah rata-rat Gini Ratio

nasional yang mencapai 0,385

(sedang). Lebih lanjut, tingkat

ketimpangan Jawa Timur juga

menjadi yang terendah kedua di wilayah Jawa dimana DI Yogyakarta menjadi yang

tertinggi dengan Gini Ratio sebesar 0,437 dan Jawa Tengan terendah dengan dengan

Gini Ratio sebesar 0,359.

2.2.4. Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah indikator yang dapat digunakan untuk

mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja. TPT

Jawa Timur pada Agustus 2020 sebesar 5,84 persen, mengalami kenaikan 2,02 persen

poin dibanding TPT Agustus 2019 sebesar 3,82 persen dan 193 persen poin dibanding

TPT Agustus 2018 sebesar 3,91 persen.

Kenaikan pengangguran ini tercatat mencapai 466,02 ribu orang dimana jumlah

penganggur laki-laki 0,09 persen lebih banyak daripada perempuan. Pada tataran

nasional, tingkat pengangguran Jawa Timur tersebut masih dibawah tingkat

Grafik 2.12 Nilai Gini Ratio Seluruh Provinsi di Indonesia Tahun 2020

Sumber: BPS, data diolah

0,257 0 ,290

0 ,300 0 ,301

0 ,314 0 ,316

0,319 0 ,320 0 ,320 0 ,321 0 ,321 0 ,323 0 ,325 0 ,326

0 ,334 0 ,335

0 ,338 0 ,351

0,356 0 ,356

0 ,359 0 ,364 0 ,365

0 ,368 0 ,369

0 ,376 0 ,382

0 ,385 0 ,386 0 ,388

0,395 0 ,398 0 ,400

0 ,406 0 ,437

0,250 0,270 0,290 0,310 0,330 0,350 0,370 0,390 0,410 0,430 0,450

Ke pulauan Bangk a Be litungMa luk u Utara

K a l imanta n Uta raS uma tera Ba ratS uma tera Utara

Ja mbiA ce h

L a mpungKa limanta n Tengah

Ria uS ula w esi Tengah

B e ngk uluK a limanta n B ara t

Ma luk uK e pulauan Riau

K a limanta n TimurS uma tera Selatan

K a limanta n Se latanNusa Te nggara T imur

S ula w esi B aratJa w a Tengah

Ja w a T imurB a nte n

S ula w esi UtaraB a li

Pa pua Ba ratS ula w esi S ela tan

Na siona lNusa Te nggara Ba rat

S ula w esi TenggaraPa pua

Ja w a B aratDKI Ja k arta

GorontaloDI Y ogya karta

Page 47: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

pengangguran nasional yang mencapai 7,07 persen di tahun 2020. Secara spasial,

terdapat tiga kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Timur yang memiliki tingkat

pengangguran yang tertinggi, yakni tertinggi pertama berada di Kabupaten Sidoarjo

(10,97 persen), kedua di Kota Surabaya (9,79 persen) dan ketiga terjadi di Kota Malang

(9,61 persen). Sementara itu, tingkat pengangguran terendah terdapat pada Kabupaten

Pacitan (2,28 persen). Total penduduk yang bekerja di Jawa Timur pada Agustus 2020

mencapai 20,96 juta orang, berkurang 69,65 ribu orang dibandingkan keadaan pada

Agustus 2019.

Grafik 2.13 Komposisi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Timur (dalam persen)

Sumber: BPS Jawa timur, data diolah

Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, distribusi pekerja di Jawa Timur mayoritas berada

di sektor informal. Tercatat, sebanyak 63,64 persen penduduk yang bekerja berada di

sektor informal dan sisanya 36,36 persen berada di sektor formal pada Agustus 2020.

Dari komposisi tersebut, sebagian besar bekerja pada kategori Pertanian yakni

sebanyak sebesar 1,17 juta orang (33,01 persen), diikuti kategori Perdagangan Besar

2,28 2 ,84

3,35 3 ,36

3,49 3 ,74 3,82 3 ,85

4,11 4 ,13

4,45 4 ,61

4,80 4 ,80 4,81 4 ,86 4,92

5 ,12 5,13 5 ,24 5 ,34 5,44 5 ,49

5,75 5 ,84 5,93

6 ,21 6,24 6 ,33

6,68 6 ,70 6,74

7 ,48 8,21 8 ,32

8,77 9 ,61

9,79 10,97

2, 00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8, 00 9,00 10,00 11,00

Pa cita nS ume nepS a mpa ngL uma jang

Pa me k asanMa ge tan

Blita rS itubondo

Tre nggale kB ondowoso

PonorogoTulungagung

Nga njukM a diun

Tuba nProbolinggoB ojonegoro

Je mbe rL a monga n

K e dir iB a nyuw angi

Nga w iM a la ng

Mojok ertoJA WA TIMUR

K ota B atuK ota K edir i

Pa suruanK ota Pasuruan

K ota B l itarK ota Probolinggo

K ota M ojokertoJomba ng

Gre sikK ota M adiun

Ba ngk alanK ota Malang

K ota S urabayaS idoa rjo

4,05 3,97

6,48

3,70 3,60

4,923,91 3,82

5,84

Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020

Laki-laki Perempuan Total

TPT NASIONAL : 7,07 %

4,55 4,49

7,37

3,23 3,08

4,13

3,913,82

5,84

Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020

Perkotaan Perdesaan Total

Page 48: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

dan Eceran; Reparasi dan Perawatan

Mobil dan Sepeda Motor (18,49 persen)

dan Kategori Industri Pengolahan ( 14,62

persen).

2.2.5. Nilai Tukar Petani

NTP merupakan salah satu indikator

yang berguna untuk mengukur tingkat

kesejahteraan petani karena mengukur

kemampuan produk (komoditas) yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan

produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi (usaha) maupun untuk

konsumsi rumah tangga petani. NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima

petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP Jawa Timur pada bulan

Desember 2020 sebesar 100,80, mengalami penurunan 2,43 persen jika dibandingkan

bulan Desember 2019 sebesar 103,32 (y-on-y). Penurunan ini disebabkan karena

indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan lebih tinggi dibandingkan

harga yang diterima petani (It). Indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 2,19

persen, sedangkan Indeks harga yang diterima petani (It) turun sebesar 0,30 persen.

Penurunan juga terjadi pada NTP Nasioal, tetapi dengan persentase yang jauh lebih

rendah yaitu sebesar 0,11 persen (y-on-y). NTP Nasional pada bulan Desember 2020

adalah 103,25. NTP Jawa Timur bulan Desember 2020 termasuk pada provinsi yang

mengalami penurunan cukup besar di posisi ke 6 dari 34 provinsi, dimana penurunan

tertinggi terjadi pada Provinsi Bante mencapai 4,47 dan kenaikan terbesar pada Provinsi

Riau mencapai 12,97.

Tabel 2.11. Perkembangan NTN Jawa Timur Bulanan, Tahunan, dan per Sub Sektor 2019 - 2020

P e r i o de N TP T a n a m an P a ng a n

H or t iku l t u r a

T a n a m an P e rk e b u na n

P e t e r n ak a n P e r ik a n an K e n a ik a n/ P e n ur u n a n

N TP d i ba d i ngk a n b u l a n s e b e l u n y a

Des-19 103,32 106,43 103,97 94,94 99,1 100,49

Jan-20 103,98 106,77 107,1 98,62 98,44 99,96 0,66

Feb-20 103,16 105,45 104,94 98,45 99,21 98,27 -0,82

Mar-20 101,47 102,57 103,44 97,58 99,79 97,51 -1,69

Apr-20 99,43 100,48 100,41 97,84 97,53 95,21 -2,04

Mei-20 99,01 100,28 97,96 97,71 97,36 95,56 -0,42

Jun-20 99,99 101,35 94,91 99,94 99,53 96,73 0,98

Jul-20 100,21 101,09 93,62 99,68 101,68 97,31 0,22

Agu-20 99,83 101,95 90,97 98,39 99,79 97,11 -0,38

Sep-20 100,36 103,44 89,27 98,7 99,34 96,81 0,53

Grafik 2.14 Distribusi Penduduk Yang Bekerja di Jawa Timur (dalam persen)

Sumber: BPS, data diolah

38,65 38,08 39,36 36,36

61,35 61,92 60,64 63,64

A G U S T U S 2 0 1 7 A G U S T U S 2 0 1 8 A G U S T U S 2 0 1 9 A G U S T U S 2 0 2 0

Formal Informal

Page 49: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Okt-20 100,5 103,4 92,79 98,37 98,43 97,69 0,14

Nov-20 100,54 102,68 95,7 98,07 99,01 97,69 0,04

Des-20 100,8 102,48 97,82 98,03 99,49 98,62 0,26

Tahun 2019 101,17 103,33 101,33 95,58 98,28 99,65

Tahun 2020 100,77 102,66 97,4 98,45 99,13 97,37

-0,4 -0,67 -3,93 2,87 0,85 -2,28 Kenaikan/

Penuruan Tahunan 2020-2019

Sumber: BPS Jawa Timur, data diolah

Sementara itu jika dilihat secara kumulatif tahunan, NTP Jawa Timur tahun 2020 adalah

sebesar 100,77 mengalami penurunan 0,4 jika dibandingkan tahun 2019 sebesar 101,77

(c to c). Sementara itu NTP Nasional pada tahun 2020 naik 0,75 menjadi 101,65 dari

posisi 100,90 pada tahun 2019. NTP Jawa Timur tahun 2020 termasuk pada provinsi

yang mengalami penurunan cukup besar di posisi ke 13 dari 34 provinsi, dimana

penurunan tertinggi terjadi pada Provinsi Bali mencapai 3,89 dan kenaikan terbesar pada

Provinsi Riau mencapai 12,4.

NTP Jawa timur sepanjang tahun 2020 mengalami penurunan sebanyak lima kali dan

kenaikan sebanyak 7 kali, penurunan terbesar terjadi pada bulan April 2020 sebesar

2,04. Penurunan tersebut disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It)

mengalami penurunan, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami

kenaikan. Indeks harga yang diterima petani (It) turun sebesar 1,98 persen, sedangkan

indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,03 persen. Penurunan Indeks

harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya Indeks Harga Yang Diterima

Petani pada empat subsektor pertanian, sedangkan satu subsektor mengalami

kenaikan. Penurunan indeks harga yang diterima petani terbesar adalah pada subsektor

Hortikultura sebesar 2,82 persen, diikuti subsektor Peternakan sebesar 2,41 persen,

subsektor Perikanan sebesar 2,23 persen, dan subsektor Tanaman Pangan sebesar

1,95. Sementara itu, lenaikan Indeks Harga Yang Diterima Petani disebabkan karena

indeks harga konsumsi rumah tangga (inflasi perdesaan) mengalami kenaikan sebesar

0,08 persen, dan indeks harga biaya produksi dan pembentukan barang modal (BPPBM)

naik sebesar 0,02 persen.

2.2.6. Nilai Tukar Nelayan

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It)

dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase. Secara

konsepsional, NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang

Page 50: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga

nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap. Indeks

Harga yang diterima nelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga

komoditas pertanian yang dihasilkan nelayan. Indeks ini juga digunakan sebagai data

penunjang dalam penghitungan nilai produksi sektor perikanan tangkap. Indeks yang

dibayar nelayan (Ib), dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga komoditas/jasa yang

dikonsumsi oleh nelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk

memproduksi hasil perikanan tangkap.

NTN Jawa Timur pada bulan Desember 2020 sebesar 100,80, mengalami penurunan

1,79 persen jika dibandingkan bulan Desember 2019 sebesar 98,01 (y-on-y). Penurunan

ini disebabkan karena indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) mengalami kenaikan lebih

tinggi dibandingkan harga yang diterima nelayan (It). Indeks harga yang dibayar nelayan

(Ib) naik sebesar 2,13 persen, sedangkan Indeks harga yang diterima nelayan (It) hanya

naik sebesar 0,30 persen.

Tabel 2.12. Perkembangan NTP Jawa Timur Bulanan, Tahunan, dan per Sub Sektor 2019 - 2020

Periode NTN

Indeks Harga yang

Diterima Nelayan (It)

Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib)

Kenaikan/Penurunan

NTN Bulanan

% Kenaikan/Penurunan NTN

Bulanan

Kenaikan/Penurunan It

Bulanan

% Kenaikan/Penurun

an It Bulanan

Kenaikan/Penurun

an Ib Bulanan

% Kenaikan/Penurun

an Ib Bulanan

Des-19 98,01 103,16 105,26 Jan-20 98,51 104,53 106,11 0,50 0,51% 1,37 1,33% 0,85 0,81% Feb-20 97,14 103,27 106,31 -1,37 -1,39% -1,26 -1,21% 0,2 0,19% Mar-20 96,86 103,15 106,49 -0,28 -0,29% -0,12 -0,12% 0,18 0,17% Apr-20 94,26 100,42 106,54 -2,60 -2,68% -2,73 -2,65% 0,05 0,05% Mei-20 93,90 99,98 106,48 -0,36 -0,38% -0,44 -0,44% -0,06 -0,06% Jun-20 95,43 101,82 106,69 1,53 1,63% 1,84 1,84% 0,21 0,20% Jul-20 95,04 101,44 106,74 -0,39 -0,41% -0,38 -0,37% 0,05 0,05%

Agu-20 95,25 101,79 106,86 0,21 0,22% 0,35 0,35% 0,12 0,11% Sep-20 95,41 101,89 106,79 0,16 0,17% 0,1 0,10% -0,07 -0,07% Okt-20 95,72 101,79 106,87 0,31 0,32% -0,1 -0,10% 0,08 0,07%

Nov-20 95,48 102,34 107,18 -0,24 -0,25% 0,55 0,54% 0,31 0,29% Des-20 96,26 103,47 107,5 0,78 0,82% 1,13 1,10% 0,32 0,30%

-1,75 0,31 2,24 Kenaikan/Penurunan bulan desember (y on y) 98,28 99,65

-1,79% 0,30% 2,13% % Kenaikan/Penurunan bulan desember (y on y) 99,13 97,37

Sumber: BPS Jawa Timur, data diolah

NTN Jawa timur sepanjang tahun 2020 mengalami kenaikan dan penurunan sebanyak

enam kali. Penurunan NTN terjadi pada Semester I 2020 sebanyak 4 kali, sedangkan

kenaikan NTN pada semester II terjadi 4 kali. Terlihat bahwa Pandemi Covid-19 pada

paruh pertama tahun 2020 mempengaruhi NTN Jawa Timur, sedangkan perbaikan

Page 51: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

indeks NTN pada paruh kedua tahun 2020 menunjukkan pengaruh Pandemi Covid-19

yang semakin kecil dan permintaan atas komoditas ikan yang semakin meningkat terlihat

dari Indeks Harga yang diterima nelayan (It) yang juga mengalami peningkatan.

Penurunan terdalam terjadi pada bulan April 2020 sebesar 2,60 dan kenaikan tertinggi

terjadi pada bulan Juni 2020 sebesar 1,53. Penurunan di bulan April disebabkan karena

indeks harga yang dibayar nelayan naik sebesar 0,05 persen, sedangkan indeks harga

yang diterima nelayan turun sebesar 2,65 persen. Sedangkan kenaikan di bulan Juni

2020 disebabkan karena indeks harga yang diterima nelayan naik sebesar 1,84 persen,

lebih besar dari kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan yang sebesar 0,20 persen.

2.3 EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

REGIONAL

RKPD merupakan dokumen yang memuat arah pembangunan daerah dalam satu tahun

anggaranyang disepakati sebagai pedoman dalam penyusunan Renja Perangkat

Daerah, KUA dan PPAS, serta APBD dengan tujuan untuk mewujudkan perencanaan

pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu antara perencanaan pembangunan

nasional, provinsi dan kabupaten/kota, serta dengan provinsi yang berbatasan.

Penentuan arah pembangunan tersebut dituangkan dalam berbagai kebijakan dan

target-target pembangunan yang hendak dicapai. Target dan realisasi indikator makro

ekonomi dan pembangunan Jawa Timur tahun 2020 dijelaskan dalam tabel 2.11.

berikut.

Tabel 2.11. Perkembangan NTP Jawa Timur Bulanan, Tahunan, dan per Sub Sektor 2019 - 2020

Indikator Sasaran Pembangunan Target 2020 Realisasi 2020

Status Target 2020

Realisasi 2019

Realisasi Nasional 2020

Pertumbuhan Ekonomi (%) 0,96 – 2,66 -2,39 Tidak Tercapai 5,52 -2,07 Inflasi (%) 3% ±1 1,44 Tidak Tercapai 2,12 0,45 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 4,06 – 4,02 5,84 Tidak Tercapai 3,92 7,07 Tingkat Kemiskinan (%) 11,48 – 10,18 11,46 Tercapai 10,20 10,19 Indeks Gini 0,3943 – 0,3913 0,364 Tercapai 0,364 0,385 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 71,53 –72,23 71,71 Tercapai 71,5 71,94

Sumber: RKPD dan BPS Jawa Timur dan Pusat

Dampak pandemi covid 19 telah berpengaruh pada tatanan ekonomi, sosial, dan

budaya masyarakat di Provinsi Jawa Timur. Terkait hal tersebut, Pemerintah Daerah

Provinsi Jawa Timur telah melakukan penyesuaian terhadap enam indikator makro,

disesuaikan dengan dampak pandemi Covid 19 yang tercantum dalam RKPD

Perubahan Jawa Timur tahun 2020. Jika dibandingkan dengan target pembagunan

Page 52: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

tahun 2019, terdapat 3 indikator yang ditetapkan naik pada tahun 2020 yaitu Tingkat

Penganguran Terbuka, Tingkat Kemiskinan, dan Indeks Pembanguan Manusia.

Indikator yang ditetapkan turun pada tahun 2020 adalah pertumbuhan ekonomi,

sedangkan target untuk inflasi tahun 2020 ditetapkan sama dengan tahun 2019.

Dari enam indikator sasaran pembangunan, tiga indikator tercapai yaitu Tingkat

Kemiskinan, Indeks Pembangunan Manusia, dan Indeks Gini. Indikator sasaran

pembangunan yang tidak tercapai yaitu pertumbuhan ekonomi, inflasi , dan Tingkat

Pembangunan Terbuka. Dengan adanya Pandemi Covid-19 tahun 2020, Pemprov Jawa

Timur sudah menurunkan target sararan pembangunan pertumbuhan ekonomi dengan

optimisme tinggi bahwa tahun 2020 akan tetap positif. Melihat prediksi beberapa

lembaga internasional seperti IMF yang tekah memprediksi ekonomi dunia kontraksi 3

persen pada outlook April 2020 dan Bloomberg Economic Growth Forecast (June

Survey) yang mempredikasi Indonesia mengalami kontraksi 3,1 persen, seharusnya

penetapan target pertumbuhan ekonomi selaras dengan prediksi dari lembaga

internasional yang telah kredibel kecuali Pemerintah Jawa Timur mempunyai data yang

lebih mendukung atas penetapan target pertumbuhan ekonomi positif tersebut. Gap

target dan capain realisai yang sangat besar yaitu 3,35 persen mengindikasikan

Pemprov Jawa Timur menetapkan target terlalu tinggi.

Dengan penetapan target pertumbuhan ekonomi yang terlalu tinggi dan pada

realisasinya tidak tercapai, maka otomatis target pembangunan yaitu tingkat

penganguran terbuka juga tidak tercapai. Dengan laju pertumbuhan ekonomi yang

terkontraksi pada tahun 2020 tentunya berakibat pada tingkat penganguran yang

semakin tinggi yang disebabkan lapangan pekerjaan yang tersedia menurun. Data BPS

menunjukkan bahwa per Agustus 2020 di Indonesia terdapat 4,23 juta orang penduduk

usia kerja yang terdampak covid-19 atau 13,36 persen, terdiri dari pengangguran karena

covid-19 (318,61 ribu orang), bukan angkatan kerja karena covid-19 (112,43 ribu orang),

sementara tidak bekerja karena covid-19 (252,57 ribu orang), dan penduduk bekerja

yang mengalami pengurangan jam kerja karena covid-19 (3,55 juta orang). Sedangkan

tingkat Inflasi yang cukup rendah menunjukkan kelesuan perekonomian dan masih

lemahnya daya beli masyarakat di tengah pandemi.

Page 53: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Indonesian Treasury

Page 54: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN TINGKAT REGIONAL

BAB iii

Kilang Minyak Petrokimia di Tuban

Alokasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jawa Timur tahun 2020 sebesar Rp124,55 Triliun, turun 7,47 persen dari tahun 2019 yang

mencapai Rp135,02Triliun. Capaian Realisasi Belanja Pemerintah Pusat tahun 2020 sebesar 96,78 persen dari alokasi, naik 2,07 persen dari

tahun 2019. Capaian realisasi Belanja Pemerintah Pusat melalu Satker Vertikal sebesar 94,21 persen, naik 2,23 persen dari tahun 2019.

Sedangkan realisasi TKDD sebesar 98,46 persen,naik 1,99 persen dari tahun 2019.

Page 55: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

3.1. APBN TINGKAT PROVINSI

Target Pendapatan Negara dan Hibah Tahun 2020 di Provinsi Jawa Timur ditetapkan

sebesar Rp198,51 triliun. Target tahun 2020 tersebut turun 1,95 persen dari target

Penerimaan Negara dan Hibah Tahun 2019 sebesar Rp217,01 triliun. Capaian Realisasi

Pendapatan Negara dan Hibah Tahun 2020 sebesar Rp187,08 triliun atau 94,24 persen

dari target yang ditetapkan. Capaian tersebut lebih rendah 1,95 persen dari capaian

realisasi tahun 2019 sebesar 95,07 persen.

Tabel 3.1 Realisasi APBN di Provinsi Jawa Timur Tahun 2018-2020 (dalam miliar rupiah)

Uraian 2018 2019 2020

Pagu Realisasi %

Real Pagu Realisasi %

Real Pagu Realisasi %

Real PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH

198.856,74 183.790,84 92,42 217.014,78 208.892,63 96,26 198.517,16 187.080,17 94,24

Penerimaan Perpajakan 194.395,04 176.655,69 90,87 211.566,40 201.132,90 95,07 193.359,71 180.052,24 93,12 Pajak Dalam Negeri 189.908,62 171.503,57 90,31 206.712,15 196.224,13 94,93 188.824,45 175.346,35 92,86 Pajak Perdagangan Inter’ 4.486,42 5.152,12 114,84

% 4.854,26 4.908,78 101,12 4.535,26 4.705,89 103,76

Pen. Negara Bukan Pajak 4.461,70 7.135,15 159,92 5.448,38 7.759,73 142,42 5.157,45 7.027,93 136,27 PNBP Lainnya 1.868,51 4.030,59 215,71 3.071,61 4.229,60 137,70 1.803,87 3.112,85 175,12 Pendapatan BLU 2.593,19 3.104,56 119,72 2.376,77 3.530,13 148,53 3.353,58 3.915,07 116,74

BELANJA NEGARA 131.664,27 112.771,07 85,65 135.022,38 127.884,88 94,71 124.935,38 120.917,54 96,78

BELANJA PEMPUS (BPP) 49.423,08 45.492,58 92,05 52.781,16 48.548,98 91,98 49.130,67 46.283,64 94,21 Belanja Pegawai 20.728,46 20.242,60 97,66 22.504,63 21.843,07 97,06 22.077,31 21.576,49 97,73 Belanja Barang 19.555,33 17.889,59 91,48 20.179,42 19.079,28 94,55 18.385,01 16.786,71 91,31 Belanja Modal 9.089,72 7.311,41 80,44 10.008,86 7.546,91 75,40 8.568,52 7.825,40 91,33 Belanja Bantuan Sosial 49,57 48,98 98,81 88,24 79,72 90,34 99,83 95,04 95,20

TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

82.241,19 67.278,49 81,81 82.241,22 79.335,90 96,47 75.804,71 74.633,90 98,46

TRANSFER KE DAERAH 74.799,63 60.947,19 81,48 74.799,65 71.902,99 96,13 68.233,94 67.065,68 98,29 Dana Perimbangan 73.292,59 59.995,07 81,86 52.584,59 51.451,87 97,85 46.749,83 46.207,46 98,84

Dana Transfer Umum 52.584,59 41.709,37 79,32 4.609,70 3.729,30 80,90 5.023,21 4.883,06 97,21 Dana Bagi Hasil 10.789,92 10.348,38 95,91 6.180,22 6.013,20 97,30 3.461,73 3.461,73 100 Dana Alokasi Umum 41.794,67 39.914,88 95,50 41.794,67 41.709,37 99,80 38.264,88 37.862,67 98,95

Dana Transfer Khusus 20.708,00 18.285,70 88,30 20.708,02 19.020,28 91,85 19.207,28 18.590,72 96,79 DAK Fisik 4.525,02 3.351,47 74,07 4.525,03 3.969,48 87,72 3.320,13 2.873,68 86,55 DAK Nonfisik 16.182,98 14.934,23 92,28 16.182,99 15.050,80 93,00 15.887,15 15.717,04 98,93 Dana Insentif Daerah 1.507,04 952,13 63,18 1.507,05 1.430,84 94,94 2.276,84 2.267,50 99,59

DANA DESA 7.441,56 6.331,29 85,08 7.441,56 7.432,91 99,88 7.570,76 7.568,22 99,97 SURPLUS/DEFISIT 67.192,47 71.019,77 105,70 81.992,41 81.007,75 98,80 73.581,78 66.162,63 89,92

Sumber: GFS Audited 2018, GFS Audited 2019 , GFS Preliminiary 2020, Simtrada, dan e-rekon-lk (diolah)

Alokasi belanja di Provinsi Jawa Timur tahun 2020 ditetapkan sebesar Rp124,93 triliun

yang terdiri Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp49,13 triliun dan TKDD sebesar

Rp75,80 triliun. Alokasi belanja pada tahun 2020 turun 8,01 persen dari tahun 2019

sebesar Rp135,02 triliun, hal ini merupakan kebijakan yang diambil Pemerintah dalam

rangka penanganan dampak atas Pandemi Covid-19 dan Program Pemulihan Ekonomi

Nasional berupa refocusing Anggaran K/L, realokasi Cadangan Belanja, dan

Page 56: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

penghematan belanja K/L. Penurunan alokasi tersebut terjadi pada komponen alokasi

belanja TKDD sebesar 8,49 persen, sedangkan pada alokasi belanja pemerintah pusat

mengalami penurunan sebesar 7,73 persen dibandingkan tahun 2019.

Capaian realisasi Belanja Negara pada tahun 2020 sebesar Rp120,91 triliun atau 96,78

persen dari pagu yang dialokasikan. Capaian tersebut lebih tinggi 2,07 persen

dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 94,71 persen. Capaian realisasi yang lebih

tinggi terjadi baik pada capaian realisasi Belanja Pemerintah Pusat sebesar 2,23 persen

dan capaian realisasi TKDD sebesar 1,99 persen. Dengan capaian target Penerimaan

dan Hibah sebesar Rp187,08 triliun dan Capaian realisasi Belanja Negara sebesar

Rp120,91 triliun, terjadi surplus sebesar Rp66,16 triliun di Provinsi Jawan Timur tahun

2020. Dengan Surplus tersebut, Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu

penyumbang Penerimaan Negara terbesar dibawah Provinsi DKI Jakarta.

3.2. PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL

3.2.1. Penerimaan Perpajakan

Sebagai sumber penerimaan, target Penerimaan Perpajakan sangat penting dalam

belanja pemerintah. Target Penerimaan Perpajakan di Provinsi Jawa Timur pada tahun

2020 sebesar Rp193,73 triliun turun 9.05 persen dibandingkan target Penerimaan

Perpajakan tahun 2019 sebesar Rp211,56 triliun. Capain realisasi penerimaan

perpajakan tahun 2020 sebesar Rp180,05 triliun atau 93,12 persen. Capain tersebut

turun 1,88 persen dari capaian realisasi tahun 2019, tetapi lebih tinggi 2,25 persen dari

capaian tahun 2018.

Penerimaan Perpajakan di Provinsi Jawa Timur terbagi atas tujuh jenis pajak, yakni PPh,

PPN, PBB, Cukai, Bea Masuk, Bea Keluar, dan Pajak Lainnya. Realisasi Penerimaan

Perpajakan yang melampaui target antara lain Bea Masuk sebesar 213,29 persen,

Tabel 3.2 Target dan Realisasi Perpajakan Tahun 2018 - 2020 (dalam miliar)

Penerimaan Perpajakan 2018 2019 2020

Target Realisasi % Real Target Realisasi % Real Target Realisasi % Real Pajak Penghasilan 50.299,70

36.528,76 72,62 47.931,31 43.106,62 89,93 40.527,34 31.166,88 76,90

Pajak Pertambahan Nilai 49.107,24

41.812,47 3,55 60.676,16 51.395,00 84,70 48.290,02 41.288,55 85,50 Pajak Bumi dan Bangunan 189,53

6 242,07 127.72 317,70 232,32 73,13 177,33 188,78 106,46

Cukai 89.498,16

92.298,21 103,13 97.018,81 100.848,36 103,95 99.189,93 102.122,07 102,96 BeaMasuk 4.428,66

6 5.078,96 114,68 4.781,09 4.844,12 101,32 4.492,24 4.614,12 102,71

Bea Keluar 57,76

73,15 126,64 73,16 64,65 88,37 43,03 91,77 213,29 Pajak Lainnya 813,99

8 622,04 76,42 768,17 641,83 83,55 639,82 580,08 90,66

Jumlah 194.395,04 176.655,66 90,87 211.566,40 201.132,90 95,07 193.359,71 180.052,24 93,12 Sumber: GFS Preliminiary 2020 , e-rekon-lk, GFS Audited 2019

Page 57: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

disusul PBB sebesar 106,46 persen, Cukai sebesar 102,96 persen, dan Bea Masuk

sebesar 102,71 persen. dan PPN sebesar 103 persen. Sementara yang tidak tercapai

adalah Pendapatan Pajak Lainnya sebesar 90,66 persen, PPN sebesar 85,50 persen ,

dan terendah adalah PPh sebesar 76,90 persen.

Sepanjang tahun 2018-2020, terdapat 3 jenis pajak yang selalu melampaui target yaitu

Pajak Bumi dan Bangunan, Cukai, Bea Masuk, dan Bea Keluar. Sedangkan jenis pajak

yang selalu dibawah target untuk periode 2018-2020 adalah Pajak Penghasilan,Pajak

Pertambahan Nilai, dan Pajak Lainnya. Di tahun 2020 capaian jenis pajak Bea Keluar

menyentuh angka 213,29 persen diatas target hal ini sejalan dengan kenaikan signifikan

komponen Ekspor Barang dan Jasa pada PDRB Jatim Tahun 2020.

Rasio Pajak

Tax Ratio atau rasio

pajak di Jawa Timur

mengalami

penurunan pada tahun 2020 ini, dibandingkan dengan tahun 2019. Hal ini akibat dari

Pandemi Covid-19 yang memaksa pemerintah mengambil kebijakan di sektor pajak

antara lain berupa Insentif PPh Pasal 21, Insentif Pajak UMKM, Insentif PPh Pasal 22

Impor, Insentif Angsuran PPh Pasal 25, Insentif PPN. Sepanjang tahun 2017-2020,

rasio pajak hampir menyetuh 13 persen pada tahun 2019.

Insentif Fiskal

Pada tahun 2020

dalam rangka

menjaga dan

mendukung

keberlangsungan

dunia usaha akibat

terdampak Covid-

19 Pemerintah

membuat

kebijakan dengan

memberikan Insentif Fiskal baik Perpajakan maupun Kepabeanan dan Cukai. Kebijakan

Insentif Fiskal di Provinsi Jawa Timur sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 3.4

Tabel 3.3 Rasio Pajak Jawa Timur Tahun 2017-2020 (dalam Triliun Rupiah dan persen)

Uraian 2017 2018 2019 2020

Penerimaan Perpajakan 168,04 176,61 211,57 179,47 PDRB (ADHK=2010) 1.482,15 1.653,76 1.650,14 1.610,42 Tax Ratio (%) 11,34% 10,68% 12,82% 11,14% Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, dan BPS

Tabel 3.4 Realiasi Insentif Pajak Tahun 2020

Dasar Uraian/Jenis WP Realisasi

(dalam juta)

PMK. No.86/PMK.03/2020 Insentif WP terdampak Covid

60.453 2.959.746 1. PPh Pasal 21

14.664

330.380

2. PPh Final PP 23

34.713

151.808 3. PPh 22 Impor

1.797

800.549

4. PPh Pasal 25

9.279

1.677.009 PMK. No.28/PMK.03/2020 Fasilitas Pajak

terhadap barang dan Jasa yangg diperlukan dalam penanganan Covid-19

6.740 134.663 1. PPh Pasal 21

2. 3,729

4,439

3. PPh 22 DN 4.

686

22,024 5. PPh 22 Impor

6. 100

28,736

7. PPh Pasal 23 8.

729

3,151 9. PPN DTP

10. 1,496

76,313

JUMLAH 67.193 3.094.409 Sumber: Kanwil DJP dan DJBC se Jatim dalam Rake DPR Feb-20

Page 58: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

disambut positif oleh kalangan dunia usaha. Dengan terjaganya keberlangsungan dunia

usaha di Jawa Timur mampu mendorong peningkatan realisasi penerimaan perpajakan

pada tahun 2020.

Faktor-faktor Penghambat Penerimaan Perpajakan Tahun 2020

Menurunnya penerimaan perpajakan tidak lepas dari kondisi perekonomian di Jawa

Timur yang terkontraksi tahun 2020. Faktor yang menjadi kendala dalam pemerimaan

Perpajakan tahun 2020 antara lain:

Kondisi perekonomian yang terdampak Pandemi COVID-19;

Kepatuhan penyampaian dan penyetoran pajak mengalami penurunan selama masa

Pandemi COVID-19.

Selain kesadaran WP yang masih rendah, Wajib Pajak mengalami kesulitan

memenuhi kewajibannya disebabkan belum terbiasanya berkonsultasi secara

daring;

Kegiatan Intensifikasi dan Ekstensifikasi, seperti kegiatan kunjungan lapangan (visit)

dan penyisiran lapangan, maupun kegiatan Pemeriksaan dan Penagihan masih

belum dapat dilakukan secara optimal akibat Pandemi COVID-19;

Belum semua data yang diperlukan untuk proses pengawasan, penggalian potensi

dan pengujian kepatuhan diperoleh;

Cash flow yang rendah membuat WP cenderung mendahulukan pembayaran gaji

dan hutang bank;

Beberapa mata anggaran belanja pada WP bendahara dialihkan untuk penanganan

COVID-19.

Pemungutan cukai kantong plastik sampai saat ini belum dapat dilakukan,

sedangkan target penerimaannya telah ditetapkan dalam APBN.

Resistensi masyarakat terhadap penegakan ketentuan di bidang cukai di daerah

rawan BKC ilegal Trend volume perdagangan luar negeri mengalami

penurunan dibandingkan tahun sebelumnya;

Penurunan seluruh indikator importasi meliputi, jumlah dokumen PIB, jumlah

kontainer, dan jumlah TEUs;

Kenaikan tarif cukai 2020, mengakibatkan adanya pergeseran selera

konsumen, dan berdampak penurunan beberapa produksi perusahaan

HT yg cukup signifikan diwilayah kanwil DJBC Jatim 1 khususnya jenis SKM

Langkah-langkah yang ditempuh Kanwil Ditjen Pajak dan Kanwil Ditjen Bea Cukai

Provinsi Jawa Timur dalam mencapai target penerimaan negara TA 2020

Dalam rangka mencapai target penerimaan TA 2020, Kanwil DJBC dan DJP telah

melakukan berbagai upaya untuk mengamankan dan meningkatkan penerimaan negara

Page 59: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

TA 2020. Walaupun penerimaan pajak dari Kanwil DJP belum memenuhi target, langkah

tersebut telah mendorong penerimaan pajak TA 2020 mencapai 81,69 persen. Langkah-

langkah tersebut antara lain:

Ekstensifikasi perpajakan melalui pengawasan berbasis teritorial (WP Kewilayahan)

dengan Pengujian berdasarkan CRM, Data valid, Kewilayahan, dan Sektoral atas

seluruh WP di KPP Pratama dengan tujuan memperluas basis perpajakan dan

mendorong kepatuhan sukarela.

Pengawasan melalui Pengawasan WP Prioritas (WP Strategis) Pengujian Berbasis

individu dan kepatuhan tuntas atas atas seluruh WP di KPP Madya dan WP

contributor 85% penerimaan di setiap KPP Pratama P Prioritas

Penggunaan CRM (Compliant Risk Management) Sistem pemetaan profil resiko

kepatuhan wajib pajak berbasis IT (

Melakukan upaya penagihan dengan cara implementasi Kegiatan Penagihan

berbasis IT dalam rangka pencegahan, pemblokiran, lelang, dan penyanderaan.

Kerja sama dengan pihak ketiga dalam penyediaan data perpajakan (PKS DJP-

DJPK-Pemda)

Memberikan pelayanan prima dan terbaik serta sesuai protokol kesehatan kepada

Wajib Pajak

Memberikan penyuluhan secara virtual (via zoom meeting maupun webinar) kepada

Wajib Pajak dalam upaya edukasi maupun penyampaian kebijakan terbaru

Meningkatkan jumlah wajib pajak baru serta pembayarannya dengan melakukan

pengawasan berbasis penguasaan wilayah

Pengawasan Wajib Pajak Strategis serta penentu penerimaan (Klastering Wajib

Pajak sesuai dengan KLU yang tidak terdampak Covid-19)

Percepatan penyelesaian pemeriksaan dan penagihan aktif

Pengawasan atas 100 penunggak terbesar masing-masing KPP

Membentuk Tim Optimalisasi Penerimaan Pajak (TOPP) dan melaksanakan

Konseling Bersama melibatkan penyidik pajak terhadap WP yang mempunyai

potensi yang besar. (sumber : presentasi Kakanwil DJP Jatim I dan DJBC Jatim I

pada raker dengan Komisi XI DPR Februari 2020)

Sedangkan langkah-langkah yang telah diambil Kanwil DJBC di Jatim anatara lain:

Melalui program PIBT, PCBT, dan meningkatkan efektifitas serta intensitas

penindakan kepabeanan dan cukai, melakukan operasi Gempur Rokok Ilegal.

Bekerjasama dengan Pemda setempat dalam pemanfaatan DBH CHT untuk

kegiatan pengawasan rokok ilegal.

Meningkatkan pelayanan, percepatan perizinan untuk mempercepat pelayanan

dalam rantai logistik.

Mendorong IKM yang memiliki pangsa pasar ekspor untuk menggunakan Fasilitas

KB atau KITE IKM guna mendorong kemajuan industri dalam

negeri.

Page 60: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Program Sinergi dengan DJP, melakukan melakukan analisa, audit, pengawasan,

maupun penagihan bersama DJP.

Bekerjasama dengan Pemda setempat untuk menggali potensi ekspor melalui

produk unggulan daerah.

Membangun komunikasi yang baik dengan pengguna jasa, asistensi, dan fasilitasi,

guna mendorong pertumbuhan usaha.

Dengan langkah-langkah tersebut diatas, kanwil DJBC Jatim I dan II dapat melampaui

target penerimaan mencapai 102,99 persen.

3.2.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi

Meski hingga saat ini penerimaan perpajakan masih menjadi sumber utama pendapatan

Negara dalam APBN, namun pemerintah mulai memperhitungkan Penerimaan Negara

Bukan Pajak (PNBP) sebagai andalan dalam memaksimalkan penerimaan negara di

tahun 2020.

Perkembangan PNBP Menurut Jenis

Realisasi PNBP di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2020 mencapai Rp7,02 triiun, yang

terdiri dari :

a. PNBP Lainnya sebesar Rp3,11 triliun;

b. Pendapatan BLU sebesar Rp3,91 triliun.

Capaian

realisasi

tersebut turun

sebesar

Rp731,81

miliar atau 9,43

persen

dibandingkan dengan capaian tahun 2019. Kontribusi PNBP terbesar pada pandapatan

BLU dengan kontribusi sebesar 55,71 persen dari total realisas PNBP. Sepanjang tahun

2018-2020, persentase realisasi PNBP atas target menunjukkan tren negatif. Penurunan

realisasi penerimaan PNBP di tahun 2020 diperdalam dengan dampak dari Pandemi

Covid-19.

Apabila dilihat dari jenis PNBP nya trend penurunan terjadi pada Jenis PNBP Lainnya,

sedangkan Pendapatan BLU menunjukkan trend yang meningkat sepanjang tahun

Tabel 3.5 Target dan Realisasi PNBP di Provinsi di Jawa Timur 2017-2020 (dalam miliar)

Penerimaan PNBP

2018 2019 2020

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi PNBP Lainnya 1.868,51 4.030,59 3.071,61 4.229,60 1.803,87 3.112,85 Pendapatan BLU 2.593,19 3.105,01 2.376,77 3.530,13 3.353,58 3.915,07 Jumlah 4.461,70 7.135,60 5.448,38 7.759,73 5.157,45 7.027,92 % Realisasi Total 159,93% 142,42% 136,27% Sumber: GFS Preliminiary 2020, e-rekon-lk, dan GFS Audited 2019

Page 61: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

2018-2020. Peningkatan capaian ini menunjukkan kemandirian BLU semakin tinggi

sehingga mampu membiayai kegiatan pelayanan pada masyarakat. Meningkatnya

pendapatan PNBP satker BLU sangat dipengaruhi oleh volume kegiatan pelayanan, tarif

atas kegiatan pelayanan yang dilaksanakan dan ditetapkan oleh Menteri Keuangan,

kualitas pelayanan yang diberikan, serta administrasi pengelolaan BLU.

3.3. BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI

Belanja pemerintah pusat tingkat provinsi merupakan bagian dari belanja negara

dalam rangka mendanai kegiatan pemerintah pusat di daerah. Belanja pemerintah

merupakan salah satu instrumen bagi pemerintah untuk melakukan stimulus fiskal.

3.3.1. Pagu dan Realisasi Berdasarkan Bagian Anggaran/Kementerian/ Lembaga

Sebagaimana tahun anggaran sebelumnya alokasi anggaran Kementerian/ Lembaga

(K/L) terbesar tahun anggaran 2019 adalah pada Kementerian Pertahanan sebesar

Rp11.070,87 miliar dengan pertumbuhan realisasi sebesar 20,48 persen. Alokasi

anggaran terbesar kedua yaitu Kementerian Agama sebesar Rp8.976,02 miliar,

kemudian Kepolisian Republik Indonesia sebesar Rp6.389,48 miliar. Namun,

pertumbuhan tertinggi realisasi anggaran K/L adalah pada Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat, sebesar 20,59 persen.

Dari 10 Kementerin/Lembaga dengan pagu terbesar, hanya Kemenag dan Kemenkeu

yang alokasi pagu tahun 2020 mengalami kenaikan, sementara lainnya mengalami

penurunan. Penurunan terbesar terjadi pada Kementan sebesar 25,20 persen disusul

Kemenhub sebesar 29,87 persen.

Tabel 3.6. Perkembangan Pagu dan Realisasi Belanja Negara untuk 10 Kementerian dengan alokasi terbesar tahun 2018-2020 Provinsi di Jawa Timur (dalam miliar)

Kementerian/ Lembaga

2018 2019 2020 Pertumbuhan Pagu 2019 -

2020

Pertumbuhan Realisasi

2019-2020 Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Kemenhan 8.761,51 8.720,66 11.070,87 10.506,29 10.815,65 10.464,9 -2,31% -0,39% Kemenag 8.575,15 8.197,30 8.976,02 8.697,18 9.402,49 9.015,0 4,75% 3,65% Kepolisian 5.655,06 5.569,53 6.389,48 6.080,00 5.628,10 5.547,0 -11,92% -8,77% Kemen PUPR 4.978,67 4.368,27 6.099,31 5.267,49 5.262,94 4.988,9 -13,71% -5,29% Kemendikbud 5.623,38 5.256,97 5.564,89 5.310,79 5.566,90 5.000,5 0,04% -5,84% Kemenhub 4.214,92 3.098,39 4.284,61 2.791,30 3.433,29 3.281,7 -19,87% 17,57% KPU 2.350,72 1.978,55 1.824,40 1.759,66 1.690,89 1.168,8 -7,32% -33,58% Kementan 1.316,90 1.218,44 1.085,46 1.035,80 811,89 771,00 -25,20% -25,56% Kementerian ATR 890,81 775,07 907,24 848,11 768,62 694,75 -15,28% -18,08% Kemenkeu 868,48 825,48 811,21 822,70 811,38 785,08 0,02% -4,57% Sumber: GFS Preliminiary 2020, e-rekon-lk, dan GFS Audited 2019

Page 62: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

3.3.2. Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja

Menurut klasifikasi ekonomi, terdapat 4 jenis belanja dalam APBN Tahun 2020 di Jawa

Timur belanja pegawai, belanja modal, belanja barang dan belanja sosial. Pada tahun

2020, hanya jenis belanja Bantuan Sosial yang mengalami kenaikan alokasi pagu

sebesar 13,03 persen. Kenaikan tersebut akibat kebijakan pemerintah untuk menambah

alokasi pada sektor jaring pengaman sosial dalam rangka penaganan dampak Pandemi

Covid-19 pada Kementerian Agama di Jawa Timur untuk Bantuan kepada siswa. Selain

Belanja Bantuan Sosial, semua jenis belanja mengalami penurunan dikarenkana

kebijakan pemerintah untuk refocussing dan realokasi dalam rangka penanganan.

Penurunan terbesar terjadi pada alokasi belanja modal sebesar 14,39 persen dan

belanja barang sebesar 8,94 persen.

3.3.3. Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Fungsi

Di Provinsi Jawa Timur, dalam APBN tahun 2020 terdapat fungsi yang mendapatkan

alokasi pagu terbesar yaitu fungsi Pendidikan disusul oleh fungsi Pertahanan,

Keamanan dan ketertiban, dan Ekonomi

Tabel 3.8. Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Fungsi di Provinsi Jawa Timur 2018-2020 (dalam miliar Rupiah)

Kementerian/Lembaga

2018 2019 2020 Pertum ’Pagu 2019-2020

Pertum’ Realisasi

2019-2020

Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pelayanan Umum 4.510,04 3.894,99 4.003,20 3.663,82 3.570,07 2.908,6 -10,82% -20,61% Pertahanan 8.718,60 8.734,00 11.070,87 10.506,29 10.815,65 10.464,9 -2,31% -0,39% Ketertiban dan Keamanan

7.261,71 7.128,31 7.734,86 7.421,23 7.334,11 7.231,3 -5,18% -2,56% Ekonomi 8.844,89 7.779,16 10.336,66 8.200,98 8.025,44 7.616,3 -22,36% -7,13% Lingkungan Hidup 1.132,24 1.009,25 1.232,55 1.168,23 1.012,02 930,9 -17,89% -20,32% Perumahan dan Fasilitas Umum

1.271,76 1.231,95 1.189 1.044,38 1.562,51 1.426,5 31,41% 36,59% Kesehatan 1.170,46 999,63 988,14 910,45 904,41 823,3 -8,47% -9,57% Pariwisata 2,70 2,64 2,00 1,99 0,15 0,1 -92,50% -94,97% Agama 762,15 744,16 865,57 841,44 737,43 717,9 -14,80% -14,68%

Tabel 3.7. Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Jenis Belanja di Provinsi Jawa Timur 2018-2020 (dalam miliar Rupiah)

Kementerian/ Lembaga

2018 2019 2020 Pertumbuhan Pagu 2019-

2020

Pertumbuhan Realisasi

2019-2020 Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Belanja Pegawai 20.728,46 20.242,60 22.458,94 21.843,08 22.077,31 21.576,49 -1,70% -1,22% Belanja Barang 19.555,33 17.889,59 20.190,81 19.079,31 18.385,01 16.786,71 -8,94% -12,02% Belanja Modal 9.089,72 7.311,41 10.009,09 7.546,67 8.568,52 7.825,40 -14,39% 3,69% Bantuan Sosial 49,57 48,98 88,32 79,72 99,83 95,04 13,03% 19,22% Jumlah 49.423,08 45.492,58 52.747,17 48.548,77 49.130,67 46.283,64 -6,86% -4,67% Sumber: GFS Preliminiary 2020, e-rekon-lk, dan GFS Audited 2019

Page 63: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Kementerian/Lembaga

2018 2019 2020 Pertum ’Pagu 2019-2020

Pertum’ Realisasi

2019-2020

Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendidikan 14.768,84 13.949,44 15.504,40 14.753,71 15.143,91 14.140,4 -2,33% -4,16% Perlindungan Sosial 41,36 40,66 35,90 34,58 24,97 23,4 -30,45% -32,33% Jumlah 48.484,74 45.514,20 52.963,13 48.547,10 49.130,67 46.283,6 -7,24% -4,66%

Sumber: GFS Preliminiary 2020, e-rekon-lk, dan GFS Audited 2019

Dari seluruh fungsi, hanya fungsi Perumahan dan Fasilitas mengalami pertumbuhan

pada alokasi pagu. Hal ini disebabkan karena terdapat proyek Kemen-PUPR berupa

belanja barang untuk diserahkan kepada masyarakat. Penurunan tertingi atas alokasi

pagu tahun 2020 jika dibandingkan dengan alokasi pagu 2019, terjadi pada fungsi

Pariwisata dan fungsi Perlindungan Sosial. Hal ini karena penuruan alokasi pagu dana

dekonsentrasi, sedangkan fungsi Perlindungan Sosial terkena dampak kebijakan

refocusing dan realokasi anggaran melalui sentraslisasi pelaksanaan penanggulangan

Pandemi Covid-19.

3.4. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA (TKDD)

3.6.1. Dana Transfer Umum

Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Umum

merupakan dana yang

dialokasikan sebagai alat

pemerataan

kemampuan

keuangan antara

daerah dan

mengurangi

kesenjangan fiskal

antara daerah.

Sebagaimana

ditunjukkan dalam

tabel 3.9, terdapat penurunan sebesar -8,45 persen terhadap alokasi DAU di Jawa

Timur, yakni turun sekitar Rp 3,5 triliun pada tahun 2020. Penurunan tersebut

merupakan dampak dari kebijakan refocusing dan realokasi anggaran dalam rangka

penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Program Ekonomi Nasional (PCPEN).

Tabel 3.9. Alokasi DAU Provinsi Jawa Timur (dalam miiar rupiah)

DAU Alokasi Realisasi %Realisasi

2019 41.794,67 41.709,37 99,80% 2020 38.264,88 37.862,67 98,95% % Naik/Turun -8,45% -9,22% -0,85%

Sumber: GFS Preliminiary 2020 , dan GFS Audited 2019, dan SIMTRADA

Tabel 3.10. Alokasi DAU di Pulau Jawa (dalam miiar rupiah)

DAU 2020 2019 Pertum

buhan Pagu Realisasi Pagu Realisasi Jawa Timur 41.535,23 41.709,37 38.264,88 37.862,37 -7,87% Jawa Tengah 38.966,17 38.960,88 36.124,41 6.020,73 -7,29% DI Yogyakarta 5.815,58 5.815,58 5.296,47 5.257,11 -8,93% Jawa Barat 36.398,86 36.386,22 33.168,37 32.798,65 -8,88% DKI Jakarta 483,07 483,07 0,00 0,00 Banten 8.870,70 8.870,70 7.989,74 7.914,84 -9,93% NASIONAL 421.373,58 420.952,34 384.381,52 381.612,47 -8,78% Sumber: GFS Preliminiary 2020 , dan GFS Audited 2019, dan SIMTRADA

Page 64: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Dibandingkan dengan Provinsi di Pulau Jawa, Jawa Timur memiliki pagu Dana Alokasi

Umum (DAU) terbesar pada tahun 2020 dan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini mengingat

Jawa Timur memiliki jumlah pemda terbanyak di wilayah Jawa, yakni sebanyak 29

Pemerintah Kabupaten, 9 Pemerintah Kota dan 1 Pemprov. Namun, DAU yang semakin

besar akan memberikan pengaruh yang nyata terhadap besar kecilnya belanja modal

sehingga semakin tinggi DAU maka akan semakin tinggi belanja modal. Sebaliknya,

semakin rendah DAU yang diperoleh maka akan semakin rendah pula belanja modal

yang akan dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Namun, perlu dicermati adalah bahwa

semakin tinggi DAU yang ditransfer Pemerintah Pusat ke Jawa Timur berpengaruh pada

tingkat kemandirian Jawa Timur itu sendiri.

Dana Bagi Hasil

Dana Bagi Hasil (DBH) merupakan

dana yang bersumber dari pendapatan

APBN yang dialokasikan kepada

daerah berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan daerah

dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Pembagian DBH dilakukan berdasarkan

prinsip by origin. Penyaluran DBH dilakukan berdasarkan prinsip Based on Actual

Revenue, maksudnya adalah penyaluran DBH berdasarkan realisasi penerimaan tahun

anggaran berjalan (Pasal 23 UU 33/2004). DBH terdiri atas DBH Pajak dan DBH Sumber

Daya Alam (SDA), keduanya merupakan bagian yang diterimakan ke daerah, jadi dapat

dikatakan sebagai hak daerah. Sebagaimana dalam Tabel 3.8 perkembangan alokasi

dan realisasi DBH yang disalurkan ke Jawa Timur pada tahun 2020 mengalami

penurunan alokasi sebesar -21,36 persen dan realisasi sebesar -14,35 persen

dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Dalam kurun waktu 2019 s.d 2020, realisasi DBH yang disalurkan tidak mencapai 100

persen. Pada tahun 2020 realisasinya hanya mencapai 98,35 persen dari alokasi yang

disediakan. Penuruan Paling tajam terjadi pada DBA SDA sebesar 42,43 persen,

sedangkan DBH Perpajakan mengalami kenaikan sebesar 30,94 persen.

Tabel 3.12. Perkembangan DBH Jawa Timur Tahun 2018-2019 (dalam miliar rupiah)

Tabel 3.11. Alokasi DBH Provinsi Jawa Timur (dalam miliar rupiah)

DBH Alokasi Realisasi % Realisasi

2019 10.789,92 9.742,49 90,29% 2020 8.484,94 8.344.,93 98,35% % Naik/Turun -21,36% -14,35% 8,93% Sumber: GFS Preliminiary 2020 , dan GFS Audited 2019, dan SIMTRADA

Page 65: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Kementerian/Lembaga 2019 2020

Pertumbuhan Pagu 2019-

2020

Pertumbuhan Realisasi

2019-2020 Pagu Realisasi Pagu Realisasi

DBH Perpajakan 4.609,70 3.729,29 5.023,20 4.883,05 8,97% 30,94% - DBH PPh 1.725,31 1.407,68 2.262,33 2.262,33 31,13% 60,71% - DBH PBB 1.232,52 717,57 957,56 957,56 -22,31% 33,44% - DBH Cukai 1.651,87 1.604,04 1.803,31 1.663,16 9,17% 3,69% DBH SDA 6.180,23 6.013,20 3.461,74 3.461,74 -43,99% -42,43% - DBH SDA Minyak Bumi 5.580,13 5.420,33 3.012,36 3.012,36 -46,02% -44,42% - DBH SDA Gas Bumi 431,29 431,29 272,91 272,91 -36,72% -36,72% - DBH SDA Minerba 112,35 105,96 125,68 125,68 11,86% 18,61% - DBH SDA Panas Bumi 3,22 3,22 2,73 2,73 -15,22% -15,22% - DBH SDA Kehutanan 27,00 26,21 18,11 18,11 -32,93% -30,90% - DBH Perikanan 26,24 26,19 29,95 29,95 14,14% 14,36% Total DBH Jatim 10.789,93 9.742,49 8.484,94 8.344,93 -21,36% -14,34% Sumber: GFS Preliminiary 2020, e-rekon-lk, dan GFS Audited 2019

3.6.2. Dana Transfer Khusus

Dana Alokasi Khusus Fisik

Kebijakan pengalokasian Dana

Alokasi Khusus (DAK) Fisik

didasarkan kepada kebutuhan daerah

yang diselaraskan dengan prioritas nasional, yang bertujuan untuk mendanai

percepatan pembangunan infrastruktur dan sarana pelayanan dasar publik di daerah.

Pengalokasian DAK Fisik juga dilakukan dengan memperkuat sinergi antar sumber

pendanaan di daerah, dengan tetap memberikan afirmasi kepada daerah tertinggal,

perbatasan dan kepulauan, terutama untuk menunjang kebutuhan pada bidang

infrastruktur pendukung konektivitas.

Pada tahun 2020, sebagimana Tabel 3.13, Jawa Timur mendapatkan alokasi DAK Fisik

sebesar Rp3,32 triliun, turun 26,63% dibandingkan tahun 2019. Penurunan alokasi

diikuti oleh penurunan realisasi sebesar 27,61%. Persentase realisasi tahun 2020

tumbuh 1,35% dari realisasi 2019. Jika dilihat dari jenis DAK Fisik yang disalurkan (Tabel

3.14), pada tahun 2020 penurunan alokasi terbesar terdapat pada jenis DAK Fisik

Afirmasi yakni mencapai -39,18% daripada alokasi tahun sebelumnya, sementara untuk

alokasi jenis DAK Fisik Reguler dan Penugasan masing-masing mengalami penurunan

sebesar 30,91 persen dan 10,40 persen daripada tahun 2019. Sampai dengan akhir

tahun 2020 peningkatan persentase penyerapan pada DAK Fisik Reguler mencapai -

30,33% atau 89,39% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 88,64%.

Tabel 3.13. Alokasi dan Realisasi DAK Fisik di Jawa Timur (dalam rupiah

DAK Fisik Alokasi Realisasi % Realisasi

2019 4.525,02 3.969.47 86,55% 2020 3.320,13 2.873,68 87,72%

% Naik/Turun -26,63% -27,61% 1.35% Sumber: GFS Preliminiary 2020 , dan GFS Audited 2019, dan SIMTRADA

Page 66: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Tabel 3.14 Alokasi dan Realisasi DAK Fisik Menurut Jenis dan Bidang Penyaluran (rupiah) Jenis DAK Fisik 2019 2020 Perubahan

Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alok. %Real.

Reguler 3.369,65 2.986,96 88,64% 2.327,97 2.081,00 89,39% -30,91% -30,33% Penugasan 1.005,87 842,87 83,79% 901,24 710,67 78,86% -10,40% -15,68% Afirmasi 149,50 139,65 93,41% 90,93 82,01 90,19% -39,18% -41,28% Total 4.525,03 3.969,48 87,72% 3.320,13 2.873,68 86,55% -26,63% -27,61% Sumber: GFS Preliminiary 2020 , dan GFS Audited 2019, dan SIMTRADA

Dana Alokasi Khusus Non Fisik

DAK Non Fisik, diarahkan terutama

untuk meningkatkan layanan bidang

pendidikan, kesehatan, dan

kependudukan. Hal ini bertujuan

untuk meningkatkan kualitas SDM dan daya saing. Pengalokasian DAK Non Fisik

dilakukan berdasarkan kebutuhan riil di daerah dengan memberikan afirmasi kepada

daerah tertentu untuk mengejar ketertinggalan. Penyaluran DAK Non Fisik dilakukan

berdasarkan realisasi penggunaan dana dan capaian output (berdasarkan kinerja).

Alokasi DAK Non Fisik pada tahun 2020 di Jawa Timur turun sebesar 1,83 persen

dibanding tahun lalu 2019 menjadi Rp15,88 triliun. Dari jumlah tersebut, realisasi DAK

Non Fisik yang disalurkan ke Jawa Timur mencapai Rp15,71 triliun atau 98,93 persen

dari alokasi pagu. Capaian realisasai tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 6,38

persen dibandingkan capaian realisasi tahun 2019. Kenaikan capaian realisasi tersebut,

secara umum disumbang oleh penambahan realisasi pos Dana Tunjangan Khusus Guru

PNSD di Daerah Khusus (149,18%), Dana Bantuan Operasional Kesehatan (81,78%),

Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana (50,72%), Dana Pelayanan

Administrasi Kependudukan (43,96%) serta Dana Bantuan Operasioanal

Penyelenggaraan (BOP) Museum dan Taman Budaya (38,17%).

3.6.3. Dana Desa

Penyaluran Dana Desa sebagai salah

satu upaya membangun Indonesia

dari pinggiran memasuki tahun ke lima

(2020). Berbagai kemajuan desa di

Jawa Timur telah dicapai dengan peningkatan di berbagai sektor serta munculnya

inovasi-inovasi desa. Meningkatnya potensi pariwisata di Jawa Timur dengan

Tabel 3.15. Alokasi dan Realisasi DAK Non Fisik di Jawa Timur (dalam rupiah)

DAK Non Fisik Alokasi Realisasi

% Realisasi

2019 16.182,98 15.050,80 93,00% 2020 15.887,14 15.717,03 98,93% % Naik/Turun -1,83% 4,43% 6,38%

Sumber: GFS Preliminiary 2020 , dan GFS Audited 2019, dan SIMTRADA

Tabel 3.16. Alokasi dan Realisasi Dana Desa di Jawa Timur (dalam rupiah)

Dana Desa Alokasi Realisasi %

Realisasi 2019 7.441,56 7.432,91 99,88% 2020 7.570,76 7.568,22 99,97% % Naik/Turun 1,74% 1,82% 0.09% Sumber: GFS Preliminiary 2020 , dan GFS Audited 2019, dan SIMTRADA

Page 67: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

memanfaatkan Dana Desa dan upaya mempertahankan hasil pertanian yang baik

menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan Dana Desa sejauh ini. Bahkan pada tahun

2019 Pemerintah Provinsi Jawa Timur memperoleh penghargaan sebagai provinsi

terbaik dalam dukungan pelaksanaan program Inovasi Desa Tahun 2019 dari Menteri

Koordinator Pembangunan Manusia.

Alokasi Dana Desa untuk 7.724 desa yang tersebar di 29 Kabupaten dan 1 Kota (Kota

Batu) tahun 2020 mencapai Rp7,57 triliun, naik 1,74 % dibandingkan tahun sebelumnya.

Dalam kurun waktu 2019-2020 (table 3.16), serapan dana desa di Jawa Timur mencapai

hampir 100%, sedikit selisih yang terjadi ini disebabkan masih adanya tidak salur Dana

Desa pada 9 (sembilan) dikarenakan bencana alam lumpur lapindo, kepala desa

menjadi tersangka dalam kasus korupsi Dana Desa, APBDes tidak disetujui oleh Bamus,

serta Kepala Desa tidak diketahui keberadannya selama lebih dari tiga bulan.

3.6.4. Dana Insentif Daerah

DID adalah dana yang bersumber

dari APBN kepada daerah tertentu

berdasarkan kriteria tertentu dengan

tujuan untuk memberikan

penghargaan atas perbaikan dan/atau pencapaian kinerja tertentu di bidang tata kelola

keuangan daerah, pelayanan umum pemerintahan, pelayanan dasar publik, dan/atau

kesejahteraan masyarakat. Untuk mendapatkan DID masing-masing daerah harus

memenuhi: kriteria utama, yaitu: opini BPK atas LKPD Wajar Tanpa Pengecualian

(WTP); penetapan Perda APBD tepat waktu; dan melaksanakan e-government (e-

budgeting dan e-planning). Selain itu juga memiliki nilai kinerja melawati passing grade

B untuk kategori kinerja antara lain Kesehatan fiskal dan pengelolaan keuangan,

Pelayanan dasar bidang pendidikan, Pelayanan dasar publik bidang kesehatan,

Pelayanan dasar publik bidang infrastruktur, dan Kesejahteraan masyarakat. Syarat

terkahir adalah mendapatlan penilaian dan penghargaan dari kementerian/teknis.

3.5. ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL

Arus kas masuk pada Tahun 2020 di Provinsi Jawa Timur terealisasi sebesar

Rp187,08,triliun yang merupakan total pendapatan dari Penerimaan Perpajakan dan

Pendapatan Negara Bukan Pajak. Sedangkan arus kas keluar yang merupakan

pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah pusat kepada Pemerintah Daerah Provinsi

Jawa Timur sebesar Rp120,91 triliun.

Tabel 3.17. Alokasi dan Realisasi Dana Insentif Daerah di Jawa Timur (dalam rupiah)

Dana Insentif Daerah Alokasi Realisasi

% Realisasi

2019 1.507,04 1.430,83 94,94% 2020 2.276,83 2.267,49 99,59% % Naik/Turun 51,08% 58,47% 4,90% Sumber: GFS Preliminiary 2020 , dan GFS Audited 2019, dan SIMTRADA

Page 68: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Berdasarkan hasil

perhitungan, dapat

diketahui bahwa

Provinsi Jawa

Timur merupakan

daerah yang

mengalami surplus

karena cash in flow

lebih besar

daripada cash out flow yang mencapai Rp66,15 triliun. Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa Provinsi Jawa Timur memberikan kontribusi positif kepada pemerintah pusat

dalam menghimpun pendapatan negara untuk dialokasikan kepada provinsi lainnya.

3.6. PENGELOLAAN BLU PUSAT

3.6.1. Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Pusat

Di Jawa Timur pada tahun 2020 terdapat 30 satker Badan Layanan Umum. Terdapat

penambahan 1 (satu) satker BLU sepanjang tahun 2020. Satker BLU di Jawa Timur

yang bergerak dibidang Pendidikan sebanyak 14 satker, Kesehatan sebanyak 13 satker,

dan Pelayanan Umum sebanyak 3 satker.

Total pagu dana PNBP yang dikelola satker BLU Pusat di Jawa Timur pada TA 2020

mencapai sekitar Rp4,07 triliun. Universitas Brawijaya masih menjadi satker BLU yang

mengelola PNBP dengan jumlah tertinggi yang mencapai Rp 1,09 triliun. Sedangkan

satker BLU yang mengelola PNBP terendah adalah Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik

Brimob Lemdiklat Polri yaitu sebesar Rp 17,09 miliar

Tabel 3.19. Perkembangan Pagu PNBP dan RM Satker BLU Pusat di Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2020 (dalam miliar rupiah)

No SATKER 2019 2020 % Pertum ’

Pagu 2019-2020

RM PNBP JUMLAH RM PNBP JUMLAH

1 API Banyuwangi 77,41 25,61 103,02 47,46 25,33 72,79 -29,34% 2 Rumkit Bhayangkara Pusdik Brimob 5,39 18,75 24,14 5,89 14,63 20,52 -15,00% 3 Rumkit Bhayangkara Hasta Brata Batu 23,84 22,60 46,44 3,94 23,63 27,57 -40,63% 4 Pusat Veteriner Farma Surabaya 72,52 15,98 88,50 31,39 10,74 42,13 -52,40% 5 Rumkital Dr Ramelan 157,28 456,37 613,65 145,49 515,88 661,37 7,78% 6 Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari 79,35 25,00 104,35 75,21 21,50 96,71 -7,32% 7 RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat 84,21 68,16 152,37 87,82 73,87 161,69 6,12% 8 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya 23,84 22,60 46,44 31,99 26,25 58,24 25,41% 9 Rumkit Tk.II Soepraoen Kesdam V/Brw 53,64 120,00 173,64 43,23 157,08 200,31 15,36% 10 UIN Sunan Ampel Surabaya 183,38 94,48 277,86 146,93 122,90 269,83 -2,89%

Tabel 3.18. Arus Kas Masuk dan Kas Keluar Pemerintah Pusat di Provinsi Jawa Timur (dalam miliar rupiah)

Uraian 2018 2019 2020 %

Kenaikan/Penuruan 2019-2020

Arus Kas Masuk 180.644,82 208.892,63 187.080,17 -10,44% Pendapatan Perpajakan 176.614,82 201.132,90 180.052,24 -10,48% PNBP 4.030,59 7.759,73 7.027,93 -9,43% Arus Kas Keluar 121.363,52 127.884,88

81.007,75 120.917,54 -5,45%

Surplus 59.281,30 81.007,75 66.162,63 -18,33%

Sumber: GFS Preliminiary 2020 , dan GFS Audited 2019, dan SIMTRADA

Page 69: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

11 IAIN Tulungagung - 56,81 59,11 115,92 NA 12 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 126,73 159,71 286,44 89,10 218,58 307,68 7,42% 13 Politeknik Penerbangan Surabaya 69,77 42,60 112,37 51,37 36,81 88,18 -21,53% 14 Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun 114,67 28,13 142,80 68,67 20,59 89,26 -37,49% 15 Politeknik Pelayaran Surabaya 75,67 130,87 206,54 69,55 97,20 166,75 -19,27% 16 Politeknik Kesehatan Malang 57,07 66,55 123,62 48,52 55,15 103,67 -16,14% 17 Politeknik Kesehatan Surabaya 91,14 49,09 140,23 73,09 46,67 119,76 -14,60% 18 Rumkit Bhayangkara Kediri 17,79 144,27 162,06 17,51 127,47 144,98 -10,54% 19 Rumkit Bhayangkara Wahyu Tutuko

Bojonegoro 11,82 24,10 35,92 4,22 24,34 28,56 -20,49%

20 Rumkit Bhayangkara Bondowoso 3,58 47,01 50,59 3,80 53,43 57,23 13,13% 21 Rumkit Bhayangkara Pusdiksabhara 57,07 66,55 123,62 5,52 71,96 77,48 -37,32% 22 Rumkit Bhayangkara Surabaya 22,28 83,00 105,28 22,17 131,18 153,35 45,66% 23 UPN Veteran Jawa Timur 63,94 119,98 183,92 67,01 183,78 250,79 36,36% 24 Universitas Negeri Surabaya 202,65 326,64 529,29 225,32 250,03 475,35 -10,19% 25 Universitas Brawijaya 398,39 1.049,13 1.447,52 381,12 959,99 1.341,11 -7,35% 26 Universitas Negeri Malang 236,67 737,90 974,57 234,14 449,22 683,36 -29,88% 27 Politeknik Negeri Malang 97,13 155,43 252,56 106,09 135,17 241,26 -4,47% 28 Rumkit Bhayangkara Nganjuk 57,07 66,55 123,62 7,17 70,77 77,94 -36,95% 29 Rumkit Bhayangkara Tulungagung 10,14 44,50 54,64 10,18 42,77 52,95 -3,09% 30 Rumkit Bhayangkara Lumajang 4,53 41,22 45,75 4,52 50,58 55,10 20,44%

T O T A L 1.718,11 3.383,23 5.101,34 2.165,23 4.076,61 6.241,84 22,36% Sumber : MEBE

Dalam masa Pandemi Covid-19, alokasi pagu Satker BLU Pusat tahun 2020 mengalami

kenaikan cukup signifikan sebesar 20,08 persen dari tahun 2019. Peningkatan alokasi

terbesar terjadi pada Rumkit Bhayangkara Surabaya dan UPN Veteran Jatim. Kenaikan

juga terjadi dikarenakan adanya penambahan pagu PNBP. Dari 30 Satker BLU, 9 Satker

BLU mengalami kenaikan dan sisanya mengalami penurunan alokasi anggaran.

Peningkatan alokasi terbesar terjadi pada Alokasi pada RM sebesar 26,02 persen yang

salah satunya karena adanya penambahan satker BLU baru (IAIN Tulungagung), dan

PNBP sebesar 20,49 persen.

3.6.2. Kemandirian BLU

Tujuan utama pembentukan BLU bukanlah untuk mendorong Penerimaan Negara

semata, namun lebih ditujukan untuk memberikan ruang bagi Kementerian/Lembaga

(K/L) yang memiliki tugas pokok dan fungsi memberikan pelayanan kepada masyarakat

yang lebih baik.

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat BLU menerapkan pola bisnis

sehingga dapat lebih efisien dan efektif. Untuk itu satker BLU didorong untuk

menciptakan kemandirian terhadap dirinya sendiri. Kemandirian tersebut dapat dilihat

dari berkurangnya porsi alokasi pagu rupiah murni (RM) dan sebaliknya semakin

meningkatnya porsi pagu PNBP.

Page 70: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Tingkat Kemandirian BLU di Jawa Timur

pada TA 2020 sebesar 65,31 persen

menurun 1,01 persen dibanding tahun 2019

sebesar 66,32 persen. Namun demikian,

tingkat Kemandirian BLU tahun 2020 masih

lebih baik dari tahun 2018. Penurunan

Tingkat Kemandirian pada tahun 2020 tersebut, sedikit memberatkan beban APBN di

bidang anggaran karena secara proporsional kucuran dana dari pemerintah pusat lebih

besar untuk memenuhi pelayanan kepada masyarakat.

3.6.3. Pertumbuhan Aset

Total aset yang dikelola satker BLU Pusat di Jawa Timur pada TA 2020 mencapai

sebesar Rp 65,40 triliun. Universitas Negeri Surabaya masih menjadi satker BLU yang

mengelola aset dengan jumlah tertinggi yang mencapai Rp30,15 triliun. Sedangkan

satker BLU yang mengelola aset terendah adalah Balai Besar Laboratorium Kesehatan

Surabaya, sebesar Rp 40,74 miliar. Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang menjadi satker

yang mengalami pertumbuhan asset terbesar mencapai 44,91 persen dari tahun lalu.

Sedangkan Politeknik Kesehatan Surabaya menjadi satker yang mengalami

pertumbuhan aset negatif sebesar 71,16 persen.

Total kewajiban yang dimiliki satker BLU Pusat di Jawa Timur pada TA 2020 mencapai

sekitar Rp188,77 miliar. Universitas Brawijaya menjadi satker BLU yang memiliki

kewajiban dengan jumlah tertinggi yang mencapai Rp60,12 miliar. Sedangkan satker

BLU yang memiliki kewajiban terendah Universitas Pembangunan Nasional Veteran

Jawa Timur yaitu sebesar Rp0,02 miliar.

Tabel 3.21. Petumbuhan Aset dan Kewajiban satker BLU di Jawa Timur 2019-2020 (dalam miliar rupiah)

No SATKER Aset Kewajiban

2019 2020 % Pertumb’ 2019 2020 %

Pertumb’ 1 Universitas Negeri Surabaya 30.153,68 29.760,71 1,32% 10,51 3,51 199,10% 2 Universitas Brawijaya 7.532,08 7.579,48 -0,63% 60,12 57,99 3,67% 3 Universitas Negeri Malang 6.032,73 5.775,69 4,45% 5,83 125,60 -95,36% 4 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 3.688,03 3.433,90 7,40% 7,11 7,42 -4,15% 5 Pusat Veteriner Farma Surabaya 3.458,81 3.456,72 0,06% 0,17 0,27 -36,74% 6 Politeknik Pelayaran Surabaya 2.231,64 2.334,65 -4,41% 2,59 2,81 -7,59% 7 Politeknik Negeri Malang 2.122,20 2.099,56 1,08% 9,56 13,51 -29,24% 8 Politeknik Kesehatan Surabaya 1.945,52 6.745,19 -71,16% 0,03 0,25 -87,98% 9 Universitas Islam Negeri (Uin) Maulana Malik Ibrahim

Malang 1.793,95 1.789,93 0,22% 13,66 3,14 334,92%

10 Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

789,82 712,17 10,90% 0,02 0,10 -80,28% 11 Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang 756,14 751,81 0,58% 2,01 1,31 53,88% 12 Politeknik Penerbangan Surabaya 677,44 692,47 -2,17% 2,98 3,79 -21,39% 13 Akademi Penerbangan Indonesia Banyuwangi 677,08 713,62 -5,12% 3,18 4,82 -34,00%

Tabel 3.20. Rasio Kemandirian BLU

Uraian 2018 2019 2020

Pagu RM 2.408,51

1.718,11 2.165,23 Pagu PNBP Perpajakan

4.213,60

3.383,23 4.076,61 Jumlah 6.622,11

5.101,34 6.241,84

Rasio Kemandirian 63,63% 66,32% 65,31%

Sumber: MEBE

Page 71: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

14 Rumkital Dr Ramelan 580,54 539,78 7,55% 27,78 61,47 -54,80% 15 Institut Agama Islam Negeri Tulungagung 507,53 494,01 2,74% 1,55 0,02 6896,75% 16 Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun 460,88 475,87 -3,15% 1,20 3,06 -60,67% 17 Rumkit Bhayangkara Kediri 368,31 323,27 13,93% 5,58 5,32 4,93% 18 Politeknik Kesehatan Malang 291,27 235,37 23,75% 0,39 0,42 -8,37% 19 Rumkit Bhayangkara Surabaya 270,30 217,91 24,04% 12,02 11,20 7,31% 20 Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari 248,70 218,76 13,68% 0,08 1,99 -96,22% 21 Rumkit Bhayangkara Bondowoso 133,49 97,46 36,97% 4,87 1,16 318,76% 22 Rumkit Bhayangkara Pusdiksabhara Lemdiklat Polri 116,13 94,29 23,16% 3,82 4,96 -22,99% 23 Rumkit Bhayangkara Nganjuk 98,03 89,21 9,89% 3,02 7,92 -61,92% 24 Rumkit Bhayangkara Lumajang 89,38 61,68 44,91% 4,67 2,96 57,52% 25 Rumkit Bhayangkara Wahyu Tutuko Bojonegoro 81,99 73,35 11,77% 1,28 1,02 25,40% 26 Rumkit Bhayangkara Tulungagung 78,90 74,51 5,89% 1,40 1,01 38,44% 27 Rumkit Bhayangkara Hasta Brata Batu 76,22 72,70 4,85% 0,71 0,44 60,91% 28 Rumkit Tk.Ii Soepraoen Kesdam V/Brw 54,54 60,57 -9,96% 2,41 21,24 -88,67% 29 Rumkit Bhayangkara Pusdik Brimob Lemdiklat Polri 43,46 30,12 44,29% 0,19 0,24 -21,49% 30 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya 40,74 41,86 -2,68% 0,05 0,05 -3,19% JUMLAH 65.399,55 69.046,63 -5,28% 188,77 349,02 -45,91% Sumber: e-rekon-lk

3.6.4. Pertumbuhan Pendapatan dan Beban Operasional

Total Pendapatan Operasional yang dikelola satker BLU Pusat di Jawa Timur pada TA

2020 mencapai sekitar Rp3,77 triliun. Universitas Brawijaya masih menjadi satker BLU

yang mengelola Pendapatan Operasional dengan jumlah tertinggi yang mencapai Rp

1,089 triliun. Sedangkan satker BLU yang mengelola Pendapatan Operasional terendah

adalah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya yaitu sebesar Rp15,44 miliar.

Untuk satker BLU di Jawa Timur yang memiliki pertumbuhan Pendapatan Operasional

tertinggi adalah Politeknik Kesehatan Malang dengan pertumbuhan sebesar 88,60% dan

satker BLU Jawa Timur yang memiliki pertumbuhan Pendapatan Operasional terendah

adalah Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan dengan pertumbuhan sebesar 37,03%.

Tabel 3.22. Petumbuhan Pendapatn dan Belanjan Opersaional satker BLU di Jawa Timur 2019-2020 (dalam miliar rupiah)

No SATKER Pendapatan Operasional Beban Operasional

2019 2020 % Pertumb’ 2019 2020 %

Pertumb’ 1 Universitas Brawijaya 1.139,17 1.089,99 -4,32% 1.422,23 1.174,58 -17,41% 2 Universitas Negeri Malang 670,66 233,93 -65,12% 739,25 510,20 -30,98% 3 Rumkital Dr Ramelan 542,30 341,50 -37,03% 871,51 550,97 -36,78% 4 Universitas Negeri Surabaya 306,05 254,94 -16,70% 479,38 418,85 -12,63% 5 Politeknik Negeri Malang 251,89 131,67 -47,73% 240,52 216,51 -9,98% 6 Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa

Timur 175,45 147,26 -16,07% 142,75 145,76 2,11%

7 Universitas Islam Negeri (Uin) Maulana Malik Ibrahim Malang

158,26 140,89 -10,98% 230,03 235,22 2,26% 8 Rumkit Bhayangkara Kediri 133,07 136,11 2,29% 139,20 145,23 4,34% 9 Politeknik Pelayaran Surabaya 116,82 108,07 -7,49% 362,46 345,75 -4,61% 10 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 116,28 134,90 16,01% 280,95 260,55 -7,26% 11 Rumkit Tk.Ii Soepraoen Kesdam V/Brw 109,48 123,89 13,17% 163,61 181,58 10,99% 12 Rumkit Bhayangkara Surabaya 91,03 150,18 64,98% 132,56 169,02 27,51% 13 Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat

Lawang 64,95 49,26 -24,15% 144,86 128,95 -10,98%

14 Politeknik Kesehatan Malang 63,55 119,85 88,60% 119,17 109,18 -8,38% 15 Rumkit Bhayangkara Pusdiksabhara Lemdiklat

Polri 62,70 77,56 23,70% 65,09 73,10 12,31%

16 Institut Agama Islam Negeri Tulungagung 57,57 44,13 -23,34% 94,69 99,67 5,26%

Page 72: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

17 Rumkit Bhayangkara Nganjuk 55,74 64,85 16,33% 62,60 73,12 16,81% 18 Politeknik Kesehatan Surabaya 50,96 52,85 3,72% 129,70 115,02 -11,32% 19 Rumkit Bhayangkara Bondowoso 50,76 53,76 5,91% 53,36 70,26 31,67% 20 Rumkit Bhayangkara Lumajang 47,85 56,77 18,63% 51,10 60,69 18,76% 21 Rumkit Bhayangkara Tulungagung 46,38 43,80 -5,55% 61,32 61,21 -0,19% 22 Politeknik Penerbangan Surabaya 43,66 34,38 -21,24% 123,05 103,36 -16,00% 23 Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari 33,68 32,36 -3,93% 130,97 91,54 -30,10% 24 Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun 26,69 22,03 -17,45% 138,67 103,37 -25,46% 25 Akademi Penerbangan Indonesia Banyuwangi 25,82 29,52 14,33% 129,99 111,59 -14,16% 26 Rumkit Bhayangkara Pusdik Brimob Lemdiklat Polri 21,62 17,10 -20,93% 25,56 27,28 6,73% 27 Rumkit Bhayangkara Wahyu Tutuko Bojonegoro 20,39 22,37 9,70% 31,89 36,10 13,22% 28 Rumkit Bhayangkara Hasta Brata Batu 20,34 22,41 10,14% 30,20 38,61 27,85% 29 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya 18,58 15,44 -16,92% 38,45 63,81 65,98% 30 Pusat Veteriner Farma Surabaya 17,53 19,22 9,68% 101,58 64,41 -36,59% JUMLAH 4.539,22 3.771,02 -16,92% 6.736,68 5.785,52 -14,12%

Sumber: e-rekon-lk

Untuk Beban Operasional, satker BLU di Jawa Timur yang memiliki Beban Operasional

paling tinggi adalah Universitas Brawijaya yaitu sebesar Rp1,17 trilliun. Sedangkan

untuk satker BLU di Jawa Timur yang memiliki Beban Operasional terendah adalah

Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Brimob Lemdiklat Polri yaitu sebesar Rp27,28 miliar.

Lalu untuk satker BLU di Jawa Timur yang memiliki pertumbuhan Beban Operasional

tertinggi adalah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya dengan pertumbuhan

sebesar 65,98% dan yang satker BLU Jawa Timur yang memiliki pertumbuhan terendah

adalah Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan dengan pertumbuhan sebesar -

36,78%.

3.7. PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT

3.6.1. Penerusan Pinjaman

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur menatausahakan investasi

pemerintah berupa penerusan pinjaman pemerintah pusat (Subsidiary Loan

Agreement/SLA) kepada Pemerintah Daerah/BUMD sekitar Rp 5,914 miliar. SLA

tersebut diterima oleh PDAM Kab. Ngajuk dengan Nomor SLA RDA-225/DP3/1996

dengan nilai Rp5.914.466.916,70. Berdasarkan hasil rekonsiliasi outstanding pinjaman

posisi per 31 Desember 2019 bersama PDAM Kabupaten Nganjuk. Tidak ditemukan

perbedaan di masing-masing pihak. PDAM Nganjuk telah menyelesaikan Pembayaran

Pokok dan menyisakan tunggakan Non Pokok sebesar Rp 11.253.042.579,10. Hak

Tagih Pemerintah tersebut akan diselesaikan melalui program restrukturisasi pinjaman.

Page 73: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

3.6.2. Kredit Program

Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Perkembangan

Penyaluran

KUR Jawa

Timur

mengalami

penigkatan

setiap

tahunnya.

Tahun 2020

mencapai

Rp33,80 triliun

atau 17,51 persen dari total penyaluran nasional sebesar Rp 193,02 triliun (95 persen

dari plafon 2020). Penyaluran KUR di Jawa Timur ini meningkat dibandingkan dengan

tahun 2019 yang sebesar Rp 25,20 triliun dan secara nominal tumbuh 34,10 persen dari

penyaluran tahun 2019.

Realisasi penyaluran KUR yang tumbuh 34,10 persen pada tahun 2020 menempatkan

Jawa Timur berada pada posisi kedua, sedangakan posisi pertama ditempati provinsi

Jawa Tengah. Indikator ini menunjukkan bahwa semakin banyak pelaku UMKM yang

terfasilitasi program KUR.

Grafik 3.1. Realisasi Penyaluran KUR Lima Provinsi Dengan Penyaluran Tertinggi Tahun 2020 – 2020 (dalam miliar rupiah)

Sumber : SIKP

34.485 33.80627.344

10.560 8.359

78.466

24.479 25.20918.829

7.779 5.885

58.858

21.208 20.81516.257

6.422 5.081

51.438

010.00020.00030.00040.00050.000

60.00070.00080.00090.000

Jateng Jatim Jabar Sulsel Sumut Lainnya

Mili

ar 2020 2019 2018

Grafik 3.2. Penyaluran KUR Persektor Ekonomi Provinsi Jawa Timur Tahun 2020

Sumber : SIKP

55.2863.566

1519.878

29185.757

10.1901.9601.925

160636

13.374

2

0 50.000 100.000

PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN

PERIKANAN

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

KONSTRUKSI

PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN

PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN MAKAN MINUM

TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN KOMUNIKASI

REAL ESTATE, USAHA PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN

JASA PENDIDIKAN

JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL

JASA KEMASYARAKATAN, SOSIAL BUDAYA, HIBURAN DAN …

JASA PERORANGAN YANG MELAYANI RUMAH TANGGA

PENERIMA KREDIT BUKAN LAPANGAN USAHA

MILIAR

2018 2019 2020

Page 74: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Penyaluran

KUR di Jawa

Timur Tahun

2020 terbagi

dalam empat

belas sektor.

Sejauh ini

penyaluran

KUR di Jawa

Timur masih

didominasi

oleh Sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan realisasi sebesar Rp 85,75 triliun

atau sekitar 44,42 persen dari total penyaluran KUR di Jawa Timur . Sektor Pertanian

berada dirutan kedua setelah sektor Perdagangan dengan jumlah penyaluran sebesar

Rp 55,28 triliun atau sekitar 28,64 persen dari total penyaluran KUR di Jawa Timur.

Pertumbuhan penyaluran KUR dari tahun 2018-2020 dengan jumlah yang cukup

signifikan. Nilai penyaluran semakin meningkat setiap tahunnya hal ini menunjukkan

iklim usaha

UMKM di Jawa

Timur sangat

kondusif.

Berdasarkan

Skema

Penyaluran,

penyaluran KUR

di Jawa Timur

lebih didominasi

oleh penyaluran

Skema Mikro

daripada Skema Kecil (Ritel), Skema TKI atapun Skema lain-lain, hal ini dikarenakan

pelaku UMKM di Jawa Timur lebih banyak yang masih berskala kecil.

Pada tahun 2020 dalam masa pandemi covid-19 pemerintah membuat kebijakan baru

dengan pembiayaan Supermikro yang ditujukan untuk kepada UKM dengan plafon

maksimal 10 juta rupiah dengan menerbitkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian Nomor 15 Tahun 2020.

Grafik 3.3. Penyaluran KUR Per Skema wilayah Jawa Timur Tahun 2018 – 2020 (dalam miliar rupiah)

Sumber : SIKP

122.990

313

55.814

7.895

80.183

810

57.322

73.636

587

45.658

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

MIKRO TKI KECIL SUPERMI

Mili

ar 2020 2019 2018

Grafik 3.4 Debitur Penyaluran KUR berdasarkan Skema di Jawa Timur Tahun 2018- 2020

Sumber : SIKP

4.608

20291

898

4.269

54388

4.092

38308

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

5.000

MIKRO TKI KECIL SUPERMI

Ribu 2020 2019 2018

Page 75: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Berdasarkan hasil monitoring dan yang dilakukan oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Provinsi Jawa Timur pada beberapa daerah pada tahun 2020 dan tahun-tahun

sebelumnya, dapat diketahui bahwa dampak program Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada

pelaku usaha di Jawa Timur adalah meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha. Dampak

lainnya yaitu meningkatnya hasil produksi sehingga dapat menambah penghasilan para

pelaku usaha. Kegiatan usaha pelaku UMKM masih dalam skala kecil yang dikerjakan

sendiri oleh pemiliknya sehingga belum dapat membuka kesempatan kerja yang banyak.

Pembiayaan Ultra Mikro (UMi)

Merupakan program tahap lanjutan dari

program bantuan sosial menjadi kemandirian

usaha yang ditujukan kepada pelaku usaha

yang belum dapat difasilitasi oleh perbankan,

dengan fasilitas pembiayaan maksimal yang semula 10 juta rupiah berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan 193/PMK.05/2020 tentang Pembiayaan Ultra Mikro diubah

menjadi 20 juta setiap debitur, yang disalurkan melalui Lembaga Bukan Bank (LKBB).

Geliat usaha ultra

mikro di Jawa Timur

sangat baik. Jumlah

pelaku usaha di level

terendah ini semakin

meningkat dari tahun

ke tahun. Dalam hal

ini masyarakat

pelaku usaha ultra

mikro sangat

membutuhkan

pendanaan untuk

mengembangkan

usahanya.

Pembiayaan Kredit

Ultra Mikro (Umi)

menjadi salah satu

jawaban yang sangat

efektif bagi masyarakat kecil ini. Terbukti Pendanaan UMi yang terus diminati meningkat

Tabel 3.23. Debitur Penyaluran UMi berdasarkan Skema di Jawa Timur Tahun 2018- 2020

No Tahun Debitur Akad (Rp) 1 2017 36.952 112.371.632.794 2 2018 92.188 254.205.124.557 3 2019 117.213 381.87.,831.609 4 2020 117.210 440.786.978.992

Sumber : SIKP

Grafik 3.5. Debitur Penyaluran UMi berdasarkan Skema di Jawa Timur Tahun 2018- 2020

No. LKBB Lokasi

1 PNM Seluruh Jatim 2 Pegadaian Seluruh Jatim 3 Koperasi Mitra Dhuafa Bojonegoro, Lamongan, Tuban, Kediri, Magetan, Madiun, Ngawi,

Nganjuk, Blitar, Malang, Tulungagung, Sidoarjo, Trenggalek, Ponorogo

4 KSPPS BMT UGT Sidogiri Pasuruan, Malang, Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Probolinggo, Jember, Lumajang, Jombang, P. Madura

5 KJKS Nuansa Umat Jatim

P. Madura, Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi, Jember , Gresik, Bondowoso

6 KSPPS BMT Nurul Ummah Ngasem

Bojonegoro, Tuban 7 KSU Karya Abadi Malang 8 Kopsyah An Nisa Batu 9 KSPPS BMT Mandiri

Sejatera Jatim Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Tuban

Sumber : SIKP

Page 76: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

dari tahun 2019-2020. Terlebih kredit program ini menyasar masyarakat yang tidak dapat

menjangkau kredit perbankan (untuk masyarakat non bankable). Dari data tahun 2017

s.d 2020 terlihat kenaikan yang cukup signifikan dari penyaluran UMi di Jatim yang

disalurkan melalui 9 LKBB.

3.8. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY

SPENDING) DAN BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH

3.8.1. Mandatory Spending di Daerah

3.8.1.1. Sektor Pendidikan

Berdasarkan Fungsi Pendidikan

Pembangunan pendidikan dicapai dengan meningkatkan pemerataan akses, kualitas,

relevansi, dan daya saing. Alokasi anggaran fungsi pendidikan mencerminkan upaya

pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pendidikan

dan sebagai salah satu upaya untuk memenuhi amanat konstitusi bahwa alokasi

anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari belanja negara. Berdasarkan data

pada http://www.data-apbn.kemenkeu.go.id/Dataset/Details/1007 anggaran pendidikan

melalui belanja Pemerintah Pusat pada tahun 2020 mencapai Rp172.226,9 triliun.

Di Provinsi Jawa Timur Belanja Pemerintah Pusat pada Sektor Pendidikan tahun 2020

dialokasi sebesar Rp14,81 triliun dengan capaian realisasai Rp13,92 triliun atau 94,01

persen. Alokasi tersebut turun sebesar Rp706,88 milyar jika dibandingkan tahun 2019

yang dialokasikan Rp15,52 triliun. Alokasi sektor pendidikan tersebar di 13

Kementerian/Lembaga sebagai berikut:

Tabel 3.25 Alokasi dan Realisasi Sektor Pendidikan TA 2019-2020 (dalam milyar) Kementerian 2019 2020 Perubahan

Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alok. %Real.

Kementan 76,51 72,54 94,81% 39,03 38,67 99,08% -48,99% -46,69% Kemenperin 70,39 63,52 90,24% 20,89 20,8 99,57% -70,32% -67,25% Kemenhub 564,77 549,51 97,30% 416,97 414,05 99,30% -26,17% -24,65% Kemendikbu 560,97 523,07 93,24% 5.301,58 4.787,19 90,30% 845,07% 815,21% Kemenkes 154,22 142,77 92,58% 120,05 106,15 88,42% -22,16% -25,65% Kemenag 8.120,82 7.857,01 96,75% 8.600,58 8.297,06 96,47% 5,91% 5,60% Kemnaker 102,26 98,73 96,55% 90,36 76,22 84,35% -11,64% -22,80% KKP 30,6 29,51 96,44% 27,72 25,23 91,02% -9,41% -14,50% Kemen PUPR 257,58 103,1 40,03% 187,93 154,11 82,00% -27,04% 49,48% Kemristek/BRIN 5.567,33 5.316,69 95,50% Perpusnas 6,49 6,4 98,61% 3,26 3,22 98,77% -49,77% -49,69% Kominfo 5 4,99 99,80% 1,25 1,18 94,40% -75,00% -76,35% Kemenpora 4,06 4 98,52% 4,49 3,2 71,27% 10,59% -20,00%

Jumlah 15.520,99 14.771,84 95,17% 14.814,11 13.927,07 94,01% -4,55% -5,72%

Page 77: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Sumber ; GFS Audited 2019 dan GFS Preliminiary 2020

Capaian Output Strategis Sektor Pendidikan

Capaian output stategis pada Sektor Pendidikan tahun 2020 di Jawa Timur terdapat

pada tiga Kementerian yaitu Kementerian Agama, Kesehatan, dan

Perhubungan,dengan rincian sebagai berikut :

Alokasi angaran untuk output strategis sektor pendidikan tahun 2020 sebesar Rp3,96

triliun dengan realisasi sebesar Rp3,88 triliun atau 97,94 persen. Pada Kementerian

Agama output strategis berupa Tunjangan untuk Penyuluh Keagamaan telah disalurkan

kepada BOS di Jawa Timur untuk 2,98 juta santri/siswa dengan realisasi sebesar Rp1,85

triliun. Untuk BOP telah disalurkan kepada 573 sekolah/LKS dengan realisasi sebesar

Rp4,06 milyar. Selanjutnya Tunjangan Guru Non PNS juga telah disalurkan kepada

112.930 guru dengan realisasi Rp1,74 triliun.

Output strategis sektor pendidikan pada Kementerian Perhubungan dialokasi pada

Akademi Penerbangan Banyuwawi, Poltek Penerbangan Surabaya, Poltek

Perkeretaapin Madiun, dan Poltek Pelayaran Surabaya sebesar Rp145,61 milyar

dengan realisasi Rp144,72 milyar atau 99,39 persen. Realisasi tersebut digunakan untuk

Biaya pendidikan 3.811 siswa.

Grafik 3.26. Outpu Strategis Bidang Pendidikan Tahun 2020 di Jawa Timur (dalam miliar rupiah)

Kementerian / Output Strategi

Tahun 2020 Output Startegis

Pagu Realisasi % Real Target Satuan Capain Output

% Cap’ Output

1. Kementerian Agama 3.823,71 3.742,88 97,89% Tunjangan Penyuluh Keagamaan 67,87 67,02 98,74% 5.671 Orang 5.661 99,82% Tunjangan Guru Non PNS 1.755,90 1.744,75 99,36% 112.930 Orang 112.910 99,98% Tunjangan Dosen Non PNS 25,97 25,82 99,42% 947 Orang 947 100,00% Program Indonesia Pintar 49,44 45,17 91,38% 49.331 Orang/Santri 48.760 98,84% BOS 1.920,36 1.856,07 96,65% 2.983.380 Siswa/Santri 2.799.950 93,85% BOP 4,16 4,06 97,47% 573 Sekolah/LKS 59 100,00%

2. Kementerian Perhubungan 145,61 144,72 99,39% Akademi Penerbangan Indonesia Banyuwangi

39,26 39,25 99,99% 153 Orang 152 99,35% Poltek Penerbangan Surabaya 26,79 26,24 97,93% 1.242 Orang 100 8,05% Poltek Perkeretaapian Indonesia Madiun

18,34 18,23 99,39% 817 Orang 820 100,37% Poltek Pelayaran Surabaya 61,23 61,00 99,64% 1.599 Orang 3198 200,00%

3. Kementerian Kesehatan 0,56 0,54 97,11% Poltekkes Malang 0,27 0,26 94,13% 91 Orang 91 100,00% Poltekkes Surabaya 0,29 0,29 99,94% 99 Orang 99 100,00% Jumlah 3.969,88 3.888,14 97,94%

Sumber : MEBE

Page 78: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Selanjutnya, pada Kemenkes juga terdapat output startegi bidang pendidikan berupa

beasiswa pada mahasiswa Poltekkes Malang dan Surabya sebesar Rp0,56 milyar yang

disalurkan kepada 190 Mahasiswa.

3.8.1.2. Sektor Kesehatan

Pemerintah berkomitmen untuk memenuhi alokasi anggaran kesehatan sebeser 5% dari

belanja negara, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun

2009 tentang Kesehatan. Anggaran kesehatan tahun 2020 fokus pada meningkatkan

akses dan kualitas layanan kesehatan, serta penguatan penanganan stunting melalui

kebijakan Refocusing anggaran kesehatan, Penguatan anggaran kesehatan untuk

program early childhood, Peningkatan dan pemerataan akses ke layanan kesehatan,

dan Peningkatan level efektivitas program JKN. Berdasarkan data pada http://www.data-

apbn.kemenkeu.go.id/Dataset/Details/1008 anggaran kesehatan melalui belanja

Pemerintah Pusat pada tahun 2020 mencapai Rp97,24 triliun.

Di Provinsi Jawa Timur Belanja Pemerintah Pusat pada Sektor Pendidikan tahun 2020

dialokasi sebesar Rp962,34 milyar dengan capaian realisasai Rp911,1 milyar atau 94,68

persen. Alokasi tersebut turun sebesar Rp57,93 milyar jika dibandingkan tahun 2019

yang dialokasikan Rp904,41 milyar. Alokasi sektor kesehatan tersebar hanya pada 3

Kementerian/Lembaga sebagai berikut:

Tabel 3.25. Alokasi dan Realisasi Sektor Kesehatan TA 2019-2020 (dalam milyar)

Kementerian 2019 2020 Perubahan Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alok. %Real.

Kemenkes 454,12 409,38 90,15% 488,83 450,23 92,10% 7,64% 9,98% Badan POM 51,9 50,18 96,69% 68,03 66,58 97,87% 31,08% 32,68% BKKBN 398,39 363,73 91,30% 405,48 394,29 97,24% 1,78% 8,40%

Jumlah 904,41 823,3 91,03% 962,34 911,10 94,68% 6,41% 10,66% Sumber : MEBE

3.8.1.3. Infrastruktur

Belanja Infrastruktur merupakan belanja yang langsung terkait dengan percepatan

pembangunan fasilitas pelayanan publik dan ekonomi dalam rangka meningkatkan

kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan, dan membuka jalan untuk investasi, dan

mendorong pertumbuhan ekonomi. Belanja Infrastruktur di Provinsi Jawa Timur pada 2

Kementerian utama pelaksana pembangunan infrastrukut yaitu Kemenhub dan Kemen

PUPR tahun 2020 sebesar Rp6,58 trilun dengan capaian realisasi Rp6,26 triliun atau 95,93

persen. Secara lengkap Capaiaj Output bidang infrastruktur dapat dilihat pada tabel 3.26

Page 79: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Tabel 3.26. Alokasi dan Realisasi Sektor Infrastrukur pada Kemenhub dann Kemen PUPR TA 2019-2020 (dalam milyar)

Kementerian / Output Strategi

Tahun 2020 Output Startegis

Pagu Realisasi % Real Target Satuan Capain Output

% Cap’ Output

1. Kementerian Perhubunagn 2.504,94 2.365,38 94,43% Peningk’ Kapasitas Bandara 19,48 19,48 100,00% 2 Bandara 2 100

Prasarana Transp’ Jalan 67,55 65,25 96,59% 38 Paket 35 100

Pemb’ Sarpras Perkeratapian 2.417,92 2.280,66 94,32% 113 Km'sp KDP 92,99

2. Kementerian PUPR 4.082,71 3.895,50 95,41% Pemb’ Sarparas Perkeratapian 398,74 394,59 98,96% 5.640 km 86 100

Pemb’ Rusun 46,37 46,29 99,83% KDP unit KDP 100

Rehab/Rekon Jalan 506,30 496,88 98,14% 652 km 25 100

Pemb’ Bendungan 916,38 916,31 99,99% 3 Bendungan KDP 99,96

Pelebaran Jalan 38,04 38,04 100,00% 7 Km 7 100

Pemb’ Embung 14,97 14,93 99,71% 1 Buah KDP 99,71

Prasarana Sumber Daya Air 8,29 8,17 98,63% 1 Km KDP 50,26

Preservasi Jembatan 20,47 20,47 100,00% 419 M 98 100

Pemb’ Rumah Khusus 31,37 31,33 99,87% KDP Unit KDP 100

Jaring’ irigasi air tanah (JIAT) 9,98 9,58 95,93% 15 Km 15 0

Pengga’ Jembatan 51,51 51,06 99,13% 2.978 M 2.978 100

Peningk’ Kualitas Rumah Swadaya 197,99 192,66 97,31% 10.000 Unit 10.000 100

Pemb’ Jalan 418,71 418,69 100,00% 34 Km 13 199,8

Jaringan irigasi permukaan 76,92 55,76 72,49% 21 Km 21 58,56

Bendung irigasi 3,53 3,51 99,22% 1 Bendung KDP 17

Pembangunan Jembatan 114,83 104,73 91,21% 3.212 M 2.021 389,89

Peningk’ kapasitas jalan Nasional 88,59 76,28 86,11% 4 Ruas 1 38,79

Rehab/Renov Sarpras Sekolah 33,03 28,64 86,72% 10 Sekolah 3 40,65

Rehab/Renov Sarpras Madrasah 19,77 19,76 99,99% 7 Sekolah 6 22

Pemb’, Rehab/Renov Sarpras PTN 99,71 99,32 99,60% 6 Gedung 5 3,74

Pemb&Pengemn’ Kawasan Permukiman 38,17 32,08 84,03% 15 Hektar 7 8,63

Pemb’, Rehab/Renov Sarpras Pasar 228,47 228,32 99,94% 4 Pasar 2 1,4

Pemb’ Sistem Pengelolaan Sampah 426,03 318,32 74,72% 51.000 KK 26.000 0,08

Pemb’ Infrastr’ Permukiman Masy’ 126,08 124,66 98,87% 127 Hektar 86 4,29

SPAM Berbasis Masy’ 115,81 113,67 98,15% 60.929 SR 60.929 91,45

Penyehatan Lingk’ Permukiman 52,64 51,45 97,74% 7.600 KK 3.700 8,5

Jumlah 6.587,65 6.260,88 95,04% Sumber : MEBE

Page 80: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Indonesian Treasury

Page 81: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Alun-alun Kota Wisata Batu

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

BAB iv

Page 82: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

4.1. APBD TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan salah satu

pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. APBD juga sebagai salah satu penentu

tercapainya target dan sasaran makro ekonomi daerah yang diarahkan untuk

mengatasi berbagai kendala dalam mewujudkan agenda masyarakat yang sejahtera

dan mandiri. Data profil berupa realisasi APBD secara konsolidasian seluruh Pemda

(provinsi/kabupaten/kota) Provinsi Jawa Timur Tahun 2018 sampai

dengan 2020 sebagaimana tabel 4.1.

Tabel 4.1 Realisasi APBN di Provinsi Jawa Timur Tahun 2018-2020 (dalam miliar rupiah)

Uraian

2018 2019 2020 % Pert ’ Real

2019-2020

Pagu Realisasi % Real Pagu Realisasi % Real Pagu Realisasi % Real

PENDAPATAN DAERAH 112.911,94 116.269,92 102,97 115.785,46 121.196,05 104,67 116.657 114.859 98,46 -5,23

PAD 34.317,71 37.086,43 108,07 37.220,22 39.344,56 105,71 34.415,09 37.064,87 107,70 -5,79

Transfer Pempus 74.023,44 75.761,44 102,35 73.481,85 79.200,63 107,78 78.136,71 76.980,97 98,52 -2,80

Transfer Antar Daerah 853,68 72,65 8,51 591,97 66,54 11,24 472,75 0,01 0,00 7164,30

Lain-lain Pendp’ Daerah yg Sah 3.717,11 3.349,40 90,11 4.491,41 2.584,32 57,54 3.632,60 812,96 22,38

BELANJA DAERAH 122.371,51 110.177,96 90,04 133.732,38 121.344,14 90,74 131.109,61 115.933,40 88,42 -4,46

Belanja Operasi 85.968,58 79.616,18 92,61 94.492,87 86.421,14 91,46 93.675,69 85.301,26 91,06 -1,30

Belanja Modal 22.263,75 18.572,49 83,42 24.241,90 21.119,81 87,12 17.073,54 14.409,51 84,40 -31,77

Belanja Tidak Terduga 439,14 73,24 16,68 2.640,35 134,05 5,08 6.677,40 3.498,28 52,39 2509,65

Belanja Transfer 13.700,03 11.916,06 86,98 12.357,26 13.669,13 110,62 13.682,98 12.724,34 92,99 -6,91

SURPLUS/(DEFISIT) (9.459,57) 6.091,96 -64,40 (17.946,92) (148,09) 0,83 (14.452,47) (1.074,58} 7,44 625,65

PEMBIAYAAN 12.737,28 12.521,85 98,31 19.740,36 18.465,96 93,54 17.477,48 18.593,58 106,39 0,69

Penerimaan Pembiayaan 13.318,10 13.310,13 99,94 20.141,01 18.884,82 93,76 17.777,01 18.902,00 106,33 0,09

Pengeluaran Pembiayaan 580,82 788,29 135,72 400,65 418,86 104,55 299,53 308,42 102,97 -26,37

SILPA 3.277,71 18.613,80 567,89 1.793,44 18.317,87 1021,38 3.025,01 17.518,99 579,14%

-4,36

Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

Peningkatkan alokasi dan realisasi APBD diharapkan sebagai pendorong percepatan

target capaian. Intervensi dan pengelolaan APBD optimal, diharapkan dapat segera

meningkatkan pertumbuhan sekaligus menurunkan tingkat kemiskinan di Jawa Timur.

Pada tahun 2020, konsolidasi APBD Pemda Se-Jawa Timur mengalami penurunan, baik

pada pagu alokasi maupun realisasi. Realisasi Pendapatan Daerah mencapai 98,46

persen, sedangkan realisasi Belanja Daerah sebesar 88,42 persen sehingga terjadi

Defisit sebesar Rp1,07 triliun. Defisit tersebut dibiayai dari SILPA tahun 2019, sehingga

saldo SILPA konsolidasian Jawa Timur tahun 2020 mencapai Rp17,52 triliun. Selama

tiga tahun bertutut-turut SILPA konsolidasian Jawa Timur mencapai lebih dari 15 persen

Belanja Daerah. Hal tersebut mengindikasikan lemahnya perencanaan anggaran dan

Page 83: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

belum optimalnya pemanfaatan dana APBD oleh Pemda dalam penyediaan layanan

publik dan pembangunan ekonomi di daerah.

4.2. PENDAPATAN DAERAH

Dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, yang dimaksud dengan Pendapatan Daerah

adalah hak pemda yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode

tahun bersangkutan. Pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),

Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. Pada tabel 4.2

disajikan pagu dan realisasi pendapatan daerah yang dirinci dalam jenis pendapatan

APBD.

Tabel 4.2 Jenis Pendapatan APBD Di Provinsi Jawa Timur (dalam miliar rupiah)

Uraian 2018 2019 2020 %

Pertum ’ Real

2019-2020

Pagu Realisasi %

Real Pagu Realisasi %

Real Pagu Realisa

si %

Real Pendapatan Asli Daerah 34.317,71 37.086,43 108,07 37.220,22 39.344,56 105,7

1 34.415,

09 37.064,87 107,7

0 -5,79

Pajak Daerah 22.258,15 24.425,32 109,74 24.267,62 25.484,48 105,01

21.849,32

23.262,77 106,47

-8,72

Retribusi Daerah 1.455,04 1.435,95 98,69 1.510,27 1.586,78 105,07

1.343,99

1.217,79 90,61 -23,25

Hasil Pengelolaan KND 826,23 820,05 99,25 867,55 983,83 113,40

926,73 922,86 99,58 -6,20

Lain-lain PAD yg Sah 9.778,29 10.405,12 106,41 10.574,78 11.289,47 106,76

10.295,05

11.661,45 113,27

3,29

Pendapatan Transfer 74.877,12 75.834,08 101,28 74.073,83 79.267,17 107,01

78.609,45

76.980,98 97,93 -2,88

Transfer Pemerintah Pusat 74.023,44 75.761,44 102,35 73.481,85 79.200,63 107,78

78.136,71

76.980,97 98,52 -2,80

Dana Perimbangan 66.718,21 68.504,27 102,68 71.215,44 77.010,42 108,14

73.193,65

71.659,85 97,90 -6,95

Dana Insentif Daerah 1.098,73 1.244,52 113,27 1.507,05 1.430,84 94,94 1.889,44

2.267,50 120,01

58,47

Dana Desa 6.206,50 6.012,64 96,88 759,37 759,37 100,00

3.053,63

3.053,63 100,00

302,13

Transfer Antar Daerah 853,68 72,65 8,51 591,97 66,54 11,24 472,75 0,01 0,00 -99,98

Pendapatan Bagi Hasil 86,46 66,51 76,93 78,08 66,04 84,58 - - - -100,00

Bantuan Keuangan 767,22 6,13 0,80 513,89 0,50 0,10 472,75 0,01 0,00 -97,69

Lain-lain Pendapatan Daerah yg Sah

3.717,11 3.349,40 90,11 4.491,41 2.584,32 57,54 3.632,60

812,96 22,38 -68,54

Hibah 2.628,80 3.103,34 118,05 3.146,07 2.580,09 82,01 3.225,85

505,82 15,68 -80,40

Lain-lain Pendapatan yg Sah 1.088,32 246,06 22,61 1.345,34 4,23 0,31 406,75 307,14 75,51 7164,30

PENDAPATAN DAERAH 112.911,94 116.269,92 102,97 115.785,46 121.196,05 104,67

116.657,14

114.858,82

98,46 -5,23

Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

Pendapatan Daerah di wilayah Jawa Timur tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif

sebesar 5,23 persen dibandingkan dengan tahun 2019. Semua komponen Pendapatan

Daerah mengalami pertumbuhan negatif, dengan pertumbuhan negatif paling tajam

pada komponen Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah mencapai 68,54 persen.

Dalam periode 2018-2020, Pemdapatan Transfer dari Pemerintah masih mendominasi

Pendapatan Daerah dengan prosentase yang lebih besar. hal ini menunjukkan

Page 84: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

ketergantungan Pemda di Jawa Timue masih sangat tinggi kepada transfer pendapatan

dari pemerintah pusat sebagaimana grafik 4.1.

4.2.1. Dana Transfer/Perimbangan

Dana Transfer ke Daerah merupakan bagian dari belanja Negara dalam rangka

mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal berupa dana perimbangan, dana otonomi

khusus, dan dana penyesuaian. Analisis Dana Transfer ke Daerah ditujukan untuk

mengetahui kontribusi belanja Negara terhadap komponen pendapatan daerah dalam

APBN.

Tabel 4.3. Pagu dan Realisasi Dana Transfer/Perimbangan di Provinsi Jawa Timur (dalam miliar rupiah)

Uraian 2019 2020

Pagu Realisasi % Real Pagu Realisasi % Real

Dana Bagi Hasil 10.789,92 9.139,17 84,70% 8.484,95 8.232,70 97,03% Dana Alokasi Umum 41.794,67 41.525,40 99,36% 38.264,88 37.860,84 98,94% DAK 19.982,23 26.345,86 131,85% 26.443,82 25.566,31 96,68% Pendapatan Transfer 71.215,44 77.010,42 108,14% 73.193,65 71.659,85 97,90% Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

Realisasi Dana Trasfer/Perimbangan tahun 2020 mencapai Rp71,65 triliun atau sebesar

97,90 persen dari alokasi sebesar Rp73,19,triliun..

4.2.2. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang diperoleh Daerah yang

dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Tabel 4.4. Pagu dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah di Provinsi Jawa Timur (dalam miliar rupiah)

Grafik 4.1. Kompisisi PAD di Jawa Timur 2018-2020 (dalam miliar rupiah)

Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

37.086,43 39.344,56 37.064,87

75.834,08 79.267,17 76.980,98

3.349,40 2.584,32 812,96

0,00

20.000,00

40.000,00

60.000,00

80.000,00

100.000,00

120.000,00

140.000,00

2018 2019 2020

Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Transfer Lain-lain Pendapatan Daerah yg Sah

31,90% 32,46% 32,27%

65,22% 65,40% 67,02%

2,88% 2,13% 0,71%0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

2018 2019 2020

PAD Pend' Transfer Lain-lain Pend' Daerah yg Sah

Page 85: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Uraian 2019 2020

Pagu Realisasi % Real Pagu Realisasi % Real

Pajak Daerah 24.268 25.484 105,01% 21.849,32 23.262,77 106,47% -8,72% Retribusi Daerah 1.510 1.587 105,07% 1.343,99 1.217,79 90,61% -23,25% Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

868 984 113,40% 926,73 922,86 99,58% -6,20% Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

10.575 11.289 106,76% 10.295,05 11.661,45 113,27% 3,29% Pendapatan Asli Daerah 37.220,22 39.344,56 105,71% 34.415,09 37.064,87 107,70% -5,79%

Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

Pada tahun 2020, secara konsolidasian PAD di Jawa Timur mengalami pertumbuhan

negatif. Pertumbuhan negatif paling tajam terjadi pada Retribusi Daerah yang mencapai

23,25 persen disusul oleh Pajak Daerah sebesar 8,72 persen. Penurunan ini diakibatkan

oleh kebijakan Pemda di Jawa Timur yang memberikan insentif fiskal seperti

pembebasan pajak kendaraan bermotor dalam rangka membantu masyarakat yang

terdampak Pandemi Covid-19 dan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala besar

atau pembatasan sejenis lainnya yang berakibat membatasi kegiatan perekonomian

masyarakat.

Analisis Rasio Kemandirian Daerah

Rasio kemandirian daerah menggambarkan tingkat kemandirian suatu daerah terhadap

bantuan pihak eksternal, baik yang bersumber dari pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah lain. Rasio ini ditunjukkan oleh rasio PAD terhadap total pendapatan

daerah. Semakin besar angka rasio PAD maka semakin tinggi kemandirian daerah

tersebut. Sebaliknya, semakin kecil angka rasio PAD maka semakin rendah kemandirian

daerah tersebut.

Rasio kemandirian daerah

konsolidasian di Jawa Timur

tahun sebesar 32,27 persen

jauh diatas rasio kemandirian

nasional sebesar 24,2 persen

(http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/06/Ringkasan-APBD-TA-

2017.pdf). Hal ini menunjukkan ketergantungan pendanaan kegiatan Pemerintah

Daerah di Jawa Timur kepada pemerintah pusat masih tinggi. Rasio Kemandirian

tertinggi di Jawa Timur adalah Kota Surabaya mencapai 43,43 persen. Dalam periode

2018-2020 rasio kemandirian konsolidasian tidak banyak berubah.

Tabel 4.5. Rasio Kemandirian di Jawa Timur 2018-2020

Uraian 2018 2019 2020

PAD 37.086,43 39.344,56 37.064,87 Pendapatan Daerah 116269,91 121196,05 114858,81 Rasio Kemandirian 31,90% 32,46% 32,27% Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

Page 86: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

4.2.3. Pendapatan Lain-Lain

Pendapatan lain-lain

merupakan pendapatan

daerah selain Dana Transfer

ke Daerah dan PAD.

Pendapatan Lain-lain tahun

2020 terdiri dari Hibah

Pemerintah Pusat, Hibah

dari Kelompok

Masyarakat/perorangan, dan

Pendapatan Lain-lain. Pada

tahun 2020. Secara konsolidasian pendapatan lain-lain adalah hibah dari pemerintah

pusat, dimana beberapa Pemda di Jawa Timur mencatat Dana Desa dan Dana

Penyesuaian sebagai hibah dari Pemerintah Pusat.

4.3. BELANJA DAERAH

Belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai

kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Belanja daerah

dapat diklasifikasikan diantaranya berdasarkan urusan, jenis belanja dan fungsi.

Berdasarkan belanja

daerah dapat digambarkan

seberapa besar kontribusi

pengeluaran daerah

terhadap pengeluaran

pemerintah secara

nasional.

Rincian Belanja Daerah

Berdasarkan Klasifikasi

Urusan

Pembagian Urusan

Pemerintahan Daerah

diatur dalam Undang-

undang Nomor 23 Tahun

2014 pasal 12 dan 13.

Tabel 4.6. Realisasi Pendapatan Lain-lain di Provinsi Jawa Timur berdasarkan jenisnya (dalam miliar rupiah)

Uraian

2019 2020

Hibah dari Pemerintah Pusat 2.275,16 378,25 Hibah dari Pemerintah Daerah Lainnya 270,75 - Hibah dari Badan/Lembaga/Organisasi Swasta Dalam Negeri

28,90 119,46 Hibah dari Kelompok Masyarakat/Perorangan 5,27 8,10 Pendapatan Lain-lain 4,23 307,14 Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah 2.584,32 812,96 Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

Tabel 4.7. Realisasi Belanja Daerah berdasarkan 10 urusan terbesar Tahun 2018-2020 (dalam miliar rupiah)

No Urusan 2018 2019 2020 % Proporsi TA 2020

1 Keuangan 27.784,38 32.679,70 34.250,74 29,54% 2 Pendidikan 25.773,86 28.341,63 26.809,46 23,12% 3 Kesehatan 16.059,16 17.792,88 19.493,86 16,81% 4 Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang 10.244,29 10.634,09 7.825,48 6,75%

5 Administrasi Pemerintahan 4.203,48 3.868,06 3.937,73 3,40% 6 Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian

4.532,25 4.399,37 3.657,69 3,15%

7 Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman

1.981,18 2.509,12 2.238,40 1,93% 8 Lingkungan Hidup 1.666,60 1.832,91 1.561,29 1,35% 9 Perhubungan 1.983,36 1.943,80 1.226,77 1,06% 10 Pertanian 1.149,29 1.310,15 1.039,16 0,90% Total Belanja Konsolidasian 110.177,96 121.344,14 115.933,40 Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

Page 87: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

APBD Jawa Timur berdasarkan urusan dikelompokkan dalam 22 urusan wajib, dan 7

urusan pilihan. Proporsi 5 besar belanja daerah Jawa Timur adalah keuangan sebesar

29,54. pendidikan sebesar 23,12 persen, kesehatan sebesar 16,81 persen, pekerjaan

umum dan penataan ruang 6,75 (persen), dan admnistrasi pemerintahan sebesar 3,4

persen.

Dalam periode 2018-

2020, Urusan Keuangan

dan Kesehatan selalu

semakin besar

proporsinya dalam

belanja daerah.

Sedangkan urusan

Pekerjaan Uu dan

Penataan ruang

mempunyai trens

menurun setiap

tahunnya. Yang cukup

mengherankan dalah

urusan Pendidikan

mempunyai trend yang menurun sepanjang 2018-2020, walaupun masih diatas 20

persen sebagai mandatory spending daerah.

Rincian Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi dalam Pemerintah Pusat

Rincian Belanja

Daerah jika dibagi

berdasarkan

klasifikasi fungsi

pada Pemerintah

Pusat tahun 2020,

realisasi terbesar

digunakan untuk

Pelayanan Umum

sebesar 38,29

persen, disusuk

Tabel 4.8. Realisasi Belanja Daerah berdasarkan klasifikasi Fungsi Pemerintah Pusat 2018-2020 (dalam miliar rupiah)

Urusan

No 2018 2019 2020 % Proporsi

TA 220 1 Pelayanan Umum 38.370,64 43.209,43 44.387,84 38,29% 2 Ketertiban dan Keamanan 751,81 1.248,29 1.097,70 0,95% 3 Ekonomi 7.271,24 7.791,82 5.704,76 4,92% 4 Lingkungan Hidup 2.243,04 2.643,32 1.971,06 1,70% 5 Perumahan dan Fasilitas

Umum 12.225,48 13.143,21 10.063,88 8,68%

6 Kesehatan 16.415,35 18.424,15 19.879,16 17,15%

7 Pariwisata 696,30 700,09 440,38 0,38% 8 Pendidikan 26.583,20 29.388,15 27.451,67 23,68% 9 Perlindungan Sosial 1.294,21 1.495,96 1.276,98 1,10% Total Belanja Daerah 110.177,96 121.344,14 115.933,40 Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

Grafik 4.2. Kompisisi Belanja per Urusan di Jawa Timur 2018-2020 (dalam miliar rupiah)

Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

25,22%26,93%

29,54%

23,39%

23,36% 23,12%

14,58% 14,66%16,81%

9,30% 8,76%6,75%

3,82% 3,19% 3,40%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

35,00%

2018 2019 2020

Keuangan Pendidikan

Kesehatan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Administrasi Pemerintahan

Page 88: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Pendidikan sebesar 23,68 persen, dan Kesehatan sebesar 17,15 persen.

Rincian Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi

Belanja Daerah

Konsolidasian di

Jawa Timur Tahun

2018-2020,

didominasi oleh

pengeluaran untuk

Belanja Pegawai.

Tahun 2020 proporsi

untuk Belanja

Pegawai sebesar

33,32 persen dari

total Belanja Daerah.

Proporsi tersebut

turun sedikit dari tahun 2019

yang mencapai 33,27

persen.

Dala periode 2018-2020,

proporsi Belanja Modal

terhadap Belanja Daerah

mengalami tren penurunan.

Trend tersebut cukup tajam

pada tahun 2020 walaupun

sepat sedikit naik pada

tahun 2019. Belanja modal

yang mempunyai efek

jangka panjang dalam

pertumbuhan ekonomi sebaiknya selalu dijaga dalam proporsi yang tepat terhadap

Belanja Daerah setiap tahunnya.

4.4. PERKEMBANGAN BLU DAERAH

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum jo Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

Tabel 4.9. Realisasi Belanja Daerah berdasarkan klasifikasi Ekonomi 2018-2020 (dalam miliar rupiah)

No Urusan 2018 2019 2020 % Proporsi TA 2020

1 Belanja Pegawai 38,14 39,70 38,62 33,32% 2 Belanja Barang dan Jasa 28,99 34,19 32,18 27,76% 3 Belanja Bunga 0,02 0,01 0,01 0,01% 4 Belanja Subsidi 0,19 0,03 0,03 0,03% 5 Belanja Hibah 11,56 11,48 13,59 11,73% 6 Belanja Bantuan Sosial 0,71 1,00 0,86 0,74%

7 Belanja Modal 18,57 21,12 14,41 12,43% 8 Belanja Tidak Terduga 0,07 0,13 3,50 3,02% 9 Belanja Bagi Hasil 1,29 0,60 0,50 0,44% 10 Belanja Bantuan Keuangan 10,63 13,07 12,22 10,54% BELANJA DAERAH 110,18 121,34 115,93 100,00% Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

Grafik 4.2. Kompisisi Belanja per Urusan di Jawa Timur 2018-2020 (dalam miliar rupiah)

Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

34,62%32,72% 33,31%

26,31%28,18% 27,76%

16,85% 17,41%

12,43%10,49%

9,46%11,72%

9,65%10,77% 10,54%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

35,00%

40,00%

2018 2019 2020Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal

Belanja Hibah Belanja Bantuan Keuangan

Page 89: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

74 tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan BLU yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor PMK-180/PMK.05/2016 tentang Penetapan dan Pencabutan

Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum pada Satuan Kerja

Instansi Pemerintah, mengatur bahwa penyediaan barang dan jasa layanan umum

dibagi antara lain dalam tiga bidang, yaitu bidang Kesehatan, Bidang Pendidikan, dan

bidang Lainnya. Pada Tahun 2019 terdapat 411 Badan Layanan Umum Daerah yang

terdiri dari 380 BLU Bidang Kesehatan, 22 BLUD Bidang Pendidikan, dan 9 BLUD

Bidang Lainnya (sumber : LKPD TA 2019 Audited). Untuk BLUD Bidang Kesehatan

terdiri dari 1 BLUD berupa Akademi Perawatan, 7 BLUD berupa Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama (FKTP), 318 berupa Puskesmas, 55 berupa Rumah Sakit Umum

Daerah.

Dari data yang

telah dikrimkan

BPKAD se-

Jawa Timur

kepada Kanwil

DJPb Provinsi Jawa Timur sampai dengan 24 Februari 2020 (mengingat saat ini hapir

seluruhnya masih dalam proses rekonsiliasi penyusunan LKPD TA 2020), data

perkembangan Aset, Kewajiban, Pendapatan, dan Belanja dari periode 2018 s.d 2020

disajikan dalam tabel 4.10.

Berdasarkan data

GFS Tahun 2018-

2020, Pendapatan

BLUD tahun 2020

mencapai Rp9,16

triliun dan

mengalami

pertumbuhan

sebesar 17,62

persen dibandingkan tahun 2019. Di sisi belanja, Belanja BLUD tahun 2020 mencapai

Rp7,31 triliun naik 59,13 persen dibandingkan tahun 2019. Hal tersebut mengakibatkan

Surplus tahun 2020 mencapai Rp1,8 triliun, turun 42,19 persen jika dibandingkan tahun

2019.

Tabel 4.10. Perkembangan Pengelolaan BLUD 2018-2020 (dalam rupiah)

No Uraian 2018 2019 2020 %

pertumbuhan 2020

1 Aset 2.900.666.365.519 3.197.866.717.746 4.047.795.621.795 26,58% 2 Kewajiban 197.743.379.215 215.893.282.191 191.698.416.150 -11,21% 3 Pendapata

n 1.562.250.409.625 1.697.784.349.471 2.006.797.670.867 18,20%

4 Belanja 1.752.998.966.747 1.928.034.204.865 2.042.973.493.616 5,96% Sumber: BPKAD se-Jatim per 24 Februari 2020 (diolah

Tabel 4.11. Perkembangan Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2020 (dalam rupiah)

Uraian 2018 2019 2020

% pertumbuhan 2019-

2020 Pendapatan BLUD 4.729.567.385.655 7.788.305.226.237 9.160.789.807.486 17,62% Belanja 3.861.666.738.137 4.596.327.809.520 7.314.339.414.973 59,13%

Belanja Pegawai 513.642.116.377 756.638.571.913 1.108.980.617.408 46,57% Belanja Barang dan Jasa BLUD 3.326.659.836.191 3.280.654.538.084 5.687.533.514.401 73,37% Belanja Modal BLUD 21.364.785.569 559.034.699.522 517.825.283.164 -7,37%

Surplus/Defisit 867.900.647.518 3.191.977.416.717 1.846.450.392.513 -42,15% Sumber: GFS Audited 2018-2019 dan GFS Prelimianary 2020

Page 90: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

4.5. SURPLUS/DEFISIT APBD

Secara konsolidasian, pada

tahun 2020 di Jawa Tmur

terdapat Defisit Anggaran

Rp1,07 trilun. Jika dilihat per

Pemerintah Daerah terdapat

18 pemda mengalami defisit

dengan terbesar pada

Pemprov Jawa Timur dan

terkecil pada Kab Mojokerto.

Sedangkan 21 Pemda lainnya

mengalami surplus dengan

terbesar pada Pemda Kab.

Jember dan terkecil pada

Pemda Kab. Jombang.

Rasio Surplus/Defisit Terhadap Agregat Pendapatan

Rasio Surplus/Defisit Terhadap Agregat Pendapatan menunjukkan kinerja fiskal akan

kemampuan daerah menghasilkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan belanja

daerah. Rasio surplu/desifit diperoleh dari pembagian antara surplus/defisit dengan

jumlah pendapatan daerah. Secara agregat rasio defisit di Jawa timur adalah sebesar

minus 0,0094. Hal ini menunjukkan kinerja pemerintah daerah dalam merealisasikan

penerimaan kurang baik sehingga belum cukup untuk menanggung belanja daerah. Di

Jawa Timur, Pemkab Pamekasan merupakan Pemda dengan rasio terkecil yaitu minus

0,1291, sehingga Pemda Pamekasan belum tercukupi untuk menanggung Belanja

Tabel 4.12. Surplus 10 Kabupaten terbesar di Jawa Timur Tahun 2020

No Pemda Pendapatan Belanja Surplus

1 Kab. Jember 3.531.445.477.970 3.297.611.664.293 233.833.813.677 2 Kab. Banyuwangi 3.267.187.614.945 3.140.479.804.668 126.707.810.276 3 Kab. Tuban 2.582.784.922.753 2.463.774.147.705 119.010.775.048 4 Kab. Lumajang 2.118.792.462.263 2.028.711.032.400 90.081.429.863 5 Kota Mojokerto 885.387.466.646 803.768.272.202 81.619.194.444 6 Kota Kediri 1.261.533.562.963 1.183.049.970.228 78.483.592.735 7 Kab. Nganjuk 2.403.462.851.413 2.325.818.469.748 77.644.381.665 8 Kab. Situbondo 1.766.327.291.059 1.696.582.528.685 69.744.762.375 9 Kab. Pacitan 1.626.626.218.615 1.570.270.990.460 56.355.228.155 10 Kab. Probolinggo 2.201.543.962.422 2.145.218.792.764 56.325.169.658 Sumber: GFS Prelimianary 2020

Tabel 4.13. Defisit 10 Kabupaten terbesar di Jawa Timur Tahun 2020

No Pemda Pendapatan Belanja Surplus

1 Jawa Timur 31.630.838.320.770 32.286.178.495.369 -655.340.174.599 2 Kota Surabaya 7.545.190.804.928 8.032.680.988.065 -487.490.183.138 3 Kab. Pamekasan 1.767.356.228.243 1.995.465.256.579 -228.109.028.336 4 Kab. Sumenep 2.286.660.896.723 2.495.945.516.904 -209.284.620.182 5 Kab. Bojonegoro 4.165.001.966.691 4.358.557.567.025 -193.555.600.333 6 Kab. Gresik 2.939.472.116.094 3.095.543.849.535 -156.071.733.441 7 Kota Malang 1.956.089.064.800 2.103.653.785.290 -147.564.720.490 8 Kab. Malang 3.814.333.651.181 3.905.349.481.796 -91.015.830.616 9 Kota Batu 864.053.637.871 903.971.066.707 -39.917.428.836 10 Kab. Tulungagung 2.503.837.689.538 2.543.089.259.626 -39.251.570.088 Sumber: GFS Prelimianary 2020

Page 91: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Daerahnya. Sedangkan Pemkot Mojokerto

merupakan Pemda dengan rasio terbesar

mencapai 0,092, hal ini menunjukkan realisasi

Pendapatan Daerah cukup baik.

Rasio Keseimbangan Primer

Keseimbangan Primer menunjukkan

kemampuan belanja daerah dalam rangka

menjalankan program dan kegiatannya

setelah dihilangkan belanja yang tidak terkait

seperti belanja bunga. Keseimbangan primer

dapat berupa defisit primer jika bernilai negatif

atau surplus primer jika bernilai positif. Nilai tersebut selain dipengaruhi oleh besarnya

pendapatan dan belanja, juga dipengaruhi oleh besarnya bunga. Semakin besar bunga,

semakin besar perbedaan nilainya dengan keseimbangan umum (pendapatan dikurangi

belanja). Keseimbangan primer juga mampu menunjukkan kondisi likuiditas pemda

dalam melaksanakan program dan kegiatannya, yaitu dengan menggunakan rasio

keseimbangan primer terhadap PDRB yang merupakan jumlah keseimbangan primer

dibagi dengan PDRB. Semakin besar rasio surplus keseimbangan primer, maka

semakin likuid APBD dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Sebaliknya,

semakin rendah rasio surplus primer semakin rendah kemampuannya. Bahkan, jika

rasio menunjukkan rasio negatif (defisit primer), itu berarti keuangan pemda dalam

kondisi ilikuid, atau pemda bukan hanya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk

melunasi kewajiban jangka pendeknya, namun bahkan untuk membelanjai program

kegiatan pokoknya. Hal ini mengakibatkan semakin besar belanja yang harus dibiayai

dari penerimaan pembiayaan, terutama utang. Jika hal ini terjadi dalam jangka panjang,

dikhawatirkan daerah tersebut akan mengalami kondisi yang biasa disebut jebakan

utang (debt trap), sebagaimana pernah disampaikan oleh Irving Fisher tahun 1933

dengan konsepnya yang terkenal, Fisher Paradox.

Hasil dari keseimbangan primer di Jatim tidak berbeda dengan rasio surplus defisit

terhadapat pendapatan, dikarenakan hanya 4 pemda (Pemprov Jatim, Pemkab

Ponorogo, Pemkab Probolinggo, dan Pemkab Sampang) yang mempunyai Belanja

Bunga pada realisasi APBD tahun 2020 dari total 39 Pemda di Jawa Timur.

Tabel 4.14. Rasio Surplus/Defisit 10 Kabupaten terendah di Jawa Timur Tahun 2020

No Pemda Rasio

Surplus/Defisit

Rasio Keseimbangan Primer

1 Kab. Pamekasan -0,1291 -0,1291 2 Kab. Sumenep -0,0915 -0,0915 3 Kota Malang -0,0754 -0,0754 4 Kota Surabaya -0,0646 -0,0646 5 Kab. Gresik -0,0531 -0,0531 6 Kab. Bojonegoro -0,0465 -0,0465 7 Kota Batu -0,0462 -0,0462 8 Kab. Malang -0,0239 -0,0239 9 Kota Pasuruan -0,0231 -0,0231 10 Prov. Jawa Timur -0,0207 -0,0203 Sumber: GFS Prelimianary 2020

Page 92: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Rasio Surplus/Defisit Terhadap PDRB

Rasio ini diperlukan untuk menggambarkan kesehatan ekonomi regional, semakin

kecil rasionya berarti daerah tersebut mampu memproduksi barang dan jasa untuk

membiayaai defisit anggaran pemerintah daerahnya. Perekonomian Jawa Timur

berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku

Tahun 2020 mencapai Rp2.299,46 triliun dan atas dasar harga konstan seri 2010

mencapai Rp1.610,42 triliun. Rasio surplus/defisit terhadap PDRB ADHK tahun 2020

adalah sebesar minus 0,00067.

4.6. PEMBIAYAAN dan SILPA

Realisasi Pembiayaan Netto APBD Konsolidasin Tahun

2020 di Jawa Timur Rp8,46 triliun. Turun 436 persen

daripada tahun sebelumnya sebesar Rp183 triliun

Komponen Penerimaan Pembiayaan didominasi oleh

Penggunaan SILPA sebesar Rp18,52 triliun atau

sebesar 98,02 persen Sementara untuk Pengeluaran

Pembiayaan didominasi Penyertaan Modal (Investasi)

Pemda sebesar Rp17192 milyar atau 55,74 persen.

Rasio SILPA terhadap Belanja Negara secara

konsolidasian tahun 2020

di Jawa Timur adalah 0,15. Pada tahun 2020, Pemda di

Jatim yang mengalami defisit melakukan pembiayaan

dengan menggunakan SILPA dan Dana Cadangan tidak

dengan membuat pinjaman daerah.

Semakin besar SILPA menunjukkan kekurangcermatan

dalam penganggaran (perencanaan yang kurang baik)

atau kelemahan dalam pelaksanaan anggaran. Sehingga

rasio SiLPA terhadap belanja menunjukkan porsi belanja

yang tertunda atau anggaran yang tidak terserap. Di

Jawa Timur Rasio SiLPA yang besar menggambarkan besaran belanja yang tertunda

pelaksanaannya pada tahun sebelumnya dan jumlah realisasi pendapatan tahun

anggaran sebelumnya lebih besar dari proyeksinya.

Tabel 4.16 Rasio SILPA Tahun 2020 untuk 7 Pemda terbesar

No Pemda Rasio SILAP

tehadap Belanja Daerah

1 Kab. Bojonegoro 0,46 2 Kota Mojokerto 0,34 3 Kota Batu 0,30 4 Kota Kediri 0,29 5 Kota Pasuruan 0,27 6 Kota Malang 0,27 7 Kota Madiun 0,27 Sumber: GFS Prelimianary 2020

Tabel 4.15 SILPA Tahun 2020 untuk 7 Pemda terbesar (dala miliar rupiah)

No Pemda SILPA

1 Pemprov Jatim 3.700,43 2 Kab. Bojonegoro 2.009,83 3 Kab. Sidoarjo 1.106,15 4 Kab. Jember 843,26 5 Kab. Kediri 607,87 6 Kota Malang 567,70 7 Kab. Tuban 522,41 Sumber: GFS Prelimianary 2020

Page 93: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

4.7. ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Analisis Kapasitas Fiskal Daerah Pemprov

Kapasitas Fiskal Daerah adalah gambaran dari kemampuan keuangan masing-masing

daerah yang dicerminkan melalui pendapatan daerah dikurangi dengan pendapatan

yang penggunaannya sudah ditentukan, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan

dan belanja pegawai (PMK 120 Tahun 2020). Kapasitas Fiskal Provinsi dihitung dengan

rumus:

KFDprovinsi-i = pendapatan - [pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan +

belanja tertentu]

IKFDprovinsi-I = KFDprovinsi-I / [(∑KFDprovinsi)/n]

Pendapatan : 1) Pendapatan Asli Daerah; 2) Dana Perimbangan; 3) Lain-lain Pendapatan Yang

Sah.

pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan Pendapatan Asli Daerah; 1) Pajak Rokok; 2) Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau; 3) Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam

Dana Reboisasi; 4) Dana Alokasi Khusus Fisik; 5) Dana Alokasi Khusus Nonfisik; 6) Dana Otonomi Khusus;

Belanja tertentu : 1) Belanja Pegawai; 2) Belanja Bunga; 3) Belanja Hibah untuk Daerah

Otonom Baru; dan 4) Belanja Bagi Hasil.

Pada Tahun 2019, Provinsi Jawa Timur masuk dalam kategori “Sangat Tinggi” dengan

Indeks KFD 2,589 hanya dibawah Provinsi DKI Jakarta (11,473) dan Jawab Barat

(3171). Begitu juga dengan Kota Surabaya memperoleh indeks KFD dengan kategori

“sangat tinggi” dengan indeks 9,675. Pada tahun 2020 mengalami peningkatan

pertumbuhan indeks kapasitas fiskal daerah sebesar 11,43 persen dari tahun

sebelumnya. Indeks Kapasitas Fiskal Daerah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2020

sebesar 2,885 dengan kategori sangat tinggi.

Analisis Kapasitas Fiskal Daerah Kabupate/Kota

Untuk Pemerintah Kabupaten/Kota,

indeks Kapasitas Fiskal Daerah

tertinggi tahun tahun 2020 adalah

Kota Surabaya sebesar 7,67 dengan

kategori sangat tinggi. Indeks tersebut

turun sebesar 7,676 dari tahun 2019.

Indeks Kapasitas Fiskal Daerah

terkecil 2020 adalah Kota Pasuruan, yaitu sebesar 0,492, turun 21,03 persen dari tahun

2019 sebesar 0, 623.

Tabel 4.17 Peta Kapasitas Fiskal Daerah 5 Kabupaten/Kota tertinggi di Provinsi Jawa Timur

No Pemda 2019 2020

1 Kota Surabaya 9,675 7,676 2 Kab. Bojonegoro 5,307 2,531 3 Kab. Sidoarjo 3,257 2,96 4 Kab. Gresik 2,383 2,348 5 Kab. Jember 2,346 2,155 Sumber: PMK 120 Tahun 2020 dan PMK 219 Tahun 2019

Page 94: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Sementara itu, jika dilihat dari

pertumbuhan tahun 2019 ke

2020, Pemkab. Probolinggo

memiliki pertumbuhan indeks

Kapasitas Fiskal Daerah

terbesar di Jawa Timur dengan

peningkatan 78,71 persen atau

sebesar 0,834 basis poin dari

tahun 2019. Disusul Oleh

Pemkot Batu, dan Pemkot

Kediri.

4.1. PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH

4.8.1. Belanja Daerah Sektor Pendidikan

Di Provinsi Jawa Timur belanja daerah sektor kesehatan tahun 2020 sebesar Rp27,45

triliun. Trend pertumbuhan anggaran pendidikan periode 2015-2019 mengalami

kenaikan, hanya pada periode 2019-2020 mengalami penurunan dikarenakan dampak

kebijakan Penanganan Covid-19 dan PEN tetapi masih diatas 20 persen APBD. Pada

tahun 2019 anggaran pendidikan Pemda Jawa Timur mengalami pertumbuhan 10,55

persen atau sebesar Rp2,80 trilun dari tahun 2018. Sedangkan pada tahun 2020

mengalami penurunan 6,59 persen atau sebesar Rp1,93 triliun dari tahun 2019.

Berdasarkan nominal realisasi pada

sektor pendidikan, pada tahun 2020

Pemda/Pemkot (Pemprov

dikecualikan) yang mempunyai

realisasi belanja pendidikan terbesar

tahun 2019-2020 adalah Pemkab.

Malang, Jember, Sioarjo, Pemkot

Surabaya, dan Pemkab Pasuruan.

Capaian realisasi Pemkab. Malang pada tahun 2019 Rp1,23 triliun, sedangkan pada

tahun 2020 sebesar Rp1,17 triliun atau turun 4,43 persen dari tahun 2019.

Tabel 4.20 Belanja Sektor Pendidikan 5 Kab/Kota dengan Kontribusi Terbesar Jawa Timur (dalam miliar)

No Pemda 2018 2019 2020

1 Kabupaten Malang 1.144,89 1.230,38 1.175,86 2 Kabupaten Jember 1.179,18 1.237,98 1.146,98 3 Kabupaten Sidoarjo 1.131,27 1.151,00 1.131,47 4 Kota Surabaya 1.198,63 1.250,44 910,14 5 Kabupaten Pasuruan 888,93 912,98 880,36 Sumber: GFS Prelimianary 2020

Tabel 4.19 Peta Kapasitas Fiskal Daerah 5 Kabupaten/Kota terendah di Provinsi Jawa Timur

No Pemda 2019 2020

1 Kota Pasuruan 0,623 0,492 2 Kota Batu 0,674 0,698 3 Kota Kediri 0,816 0,68 4 Kab. Bangkalan 0,763 0,75 5 Kab. Situbondo 0,74 0,815 Sumber: PMK 120 Tahun 2020 dan PMK 219 Tahun 2019

Tabel 4.18 Peta Kapasitas Fiskal Daerah 5 Kabupaten/Kota terendah di Provinsi Jawa Timur

No Pemda 2019 2020

1 Kota Pasuruan 0,623 0,492 2 Kota Batu 0,674 0,698 3 Kota Kediri 0,816 0,68 4 Kab. Bangkalan 0,763 0,75 5 Kab. Situbondo 0,74 0,815 Sumber: PMK 120 Tahun 2020 dan PMK 219 Tahun 2019

Page 95: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

sementara itu, Pemkab/kot dengan

belanja pendidikan terendah tahun

2019-2020 adalah Kabupaten

Pamekasan yaitu sebesar Rp240,3

miliar. Capaian realisasi Pemkab.

Pamekasan pada tahun 2019

Rp158,04 miliar, sedangkan pada

tahun 2020 sebesar Rp82,26 miliar

atau turun -47,95 persen dari tahun 2019.

Pada Tahun 2020, hanya 3 Pemkab/kot

yang mengalami kenaikan belanja

sektor pendidikan yaitu Pemkab. Tuban,

Ngawi, dan Bojonegoro. Pemkab/kota

lainnya sebanyak 34 Pemkab/Kot

semuanya mengalami penurunan

realisasi pada sektor pendidikan.

Kabupaten Tuban memiliki

pertumbuhan belanja sektor pendidikan

terbesar di Jawa Timur dengan peningkatan sebesar 100,27 persen atau Rp 340,96

triliun dari tahun 2019.

4.8.2. Belanja Daerah Sektor Kesehatan

Belanja daerah sektor kesehatan pada tahun 2020 lingkup Provinsi Jawa Timur sebesar

Rp19,87 triliun. Nilai tersebut naik sebesar 8,79 persen bila dibandingkan dengan

realisasi pada tahun 2019 sebesar Rp18,42 triliun. Tren belanja daerah Sektor

Kesehatan lingkup Provinsi Jawa Timur

mengalami peningkatan. Pada tahun 2019

anggaran kesehatan Pemda Jawa Timur

mengalami pertumbuhan 12,44 persen atau

sebesar Rp2,08 trilun dari tahun 2018.

Sedangkan pada tahun 2020 mengalami

kenaikan 7,9 persen atau sebesar Rp1,4

triliun dari tahun 2019.

Capain realisasi Tahun 2020 pada sektor kesehatan tertinggi (Pemprov dikecualikan)

pada Pemkot Surabaya sebesar Rp1,07 triliun disusul Pemkab. Sidoarjo sebesar

Tabel 4.21 Belanja Sektor Pendidikan 5 Kab/Kota dengan Kontribusi Terkecil Jawa Timur (dalam miliar)

No Pemda 2018 2019 2020

1 Kabupaten Pamekasan 124,35 158,04 82,26 2 Kabupaten Bangkalan 157,35 142,89 101,39 3 Kabupaten

Tulungagung 155,28 184,91 63,83

4 Kota Mojokerto 160,40 182,99 163,89 5 Kota Pasuruan 168,77 189,35 189,35 Sumber: GFS Prelimianary 2020

Tabel 4.22 Belanja Sektor Pendidikan 6 Kab/Kota dengan Pertumbuhan Terbesar di Jawa Timur (dalam miliar)

No Pemda 2019 2020 %

pertumbuhan

1 Kab. Tuban 340,06 681,02 100,27% 2 Kab. Ngawi 166,99 322,62 93,19% 3 Kab. Bojonegoro 839,44 840,14 0,08% 4 Kab. Probolinggo 680,00 680,00 0,00% 5 Kota Madiun 297,92 297,92 0,00% 6 Kota Pasuruan 189,35 189,35 0,00% Sumber: GFS Prelimianary 2020

Tabel 4.23 Belanja Sektor Kesehatan 5 Kab/Kota dengan Kontribusi Terbesar(dalam miliar rupiah)

No Pemda 2018 2019 2020

1 Kota Surabaya 687,28 759,60 1.076,15 2 Kab. Sidoarjo 768,50 836,12 1.018,58 3 Kab. Bojonegoro 610,23 647,81 762,46 4 Kab. Jember 703,25 821,90 681,58 5 Kab. Lamongan 508,82 547,83 628,57 Sumber: GFS Prelimianary 2020

Page 96: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Rp1,01 triliun. Sedangkan pada tahun 2020 Kabupaten Sidoarjo memiliki kontribusi

belanja pada Sektor Kesehatan sebesar Rp1,02 triliun dengan kenaikan 1,36 persen

dari tahun 2019 dengan realisasi sebesar Rp836,12 miliar.

Capaian Realisasi Sektor Kesehatan

terkecil tahun 2020 adalah Kota Batu

sebesar Rp61,99 miliar disusul

Pemkab Pasuruan, Madiun, Blitar, dan

Mojokerto.

Pemerintah daerah yang memiliki

pertumbuhan belanja pada Sektor

Kesehatan terbesar pada tahun 2020 adalah

Kabupaten Tuban dengan kenaikan sebesar

128,30% atau meningkat sebesar Rp232,13

miliar dari tahun 2019.

4.8.3. Belanja Daerah Sektor Infrastruktur

Di Provinsi Jawa Timur belanja daerah sektor infrastruktur (urusan perhubungan dan

perumahan/fasum) tahun 2020 sebesar Rp11,29 triliun. Pada tahun 2019 anggaran

infrastruktur Pemda Jawa Timur mengalami pertumbuhan 6,18 persen atau sebesar

Rp878,17 milyar dari tahun 2018. Sedangkan pada tahun 2020 mengalami penurunan

25,16 persen atau sebesar Rp3,79

triliun dari tahun 2019.

Kabupaten Tuban memiliki

pertumbuhan belanja sektor

infrastruktur terbesar di Jawa Timur

dengan peningkatan sebesar

398,16 persen atau Rp 243,04

miliar dari tahun 2019. Disusul Kab.

Pamekasan dengan pertumbuhan 129,78 persen dan Kota Malang dengan pertumuhan

27,73 persen.

Tabel 4.24 Belanja Sektor Kesehatan 5 Kab/Kota dengan Kontribusi Terkecil(dalam miliar rupiah)

No Pemda 2018 2019 2020

1 Kota Batu 37,92 59,93 61,99 2 Kota Pasuruan 148,59 187,96 187,96 3 Kota Madiun 206,87 211,35 211,35 4 Kota Blitar 191,98 213,67 214,29 5 Kota Mojokerto 223,82 227,47 228,52 Sumber: GFS Prelimianary 2020

Tabel 4.25 Belanja Sektor Kesehatan 5 Kab/Kota dengan Pertumbuhan Terbesar (dalam miliar rupiah)

No Pemda 2019 2020 %

pertumbuhan

1 Kab. Tuban 180,93 413,07 128,30% 2 Kab. Ngawi 271,04 548,62 102,42% 3 Kota Malang 207,52 299,94 44,53% 4 Kota Surabaya 759,60 1.076,15 41,67% 5 Kab. Sidoarjo 836,12 1.018,58 21,82% Sumber: GFS Prelimianary 2020

Tabel 4.26 Belanja Sektor Infrastruktur 5 Kab/Kota dengan Pertumbuhan Terbesar Jawa Timur (dalam miliar)

No Pemda 2019 2020 %

pertumbuhan

1 Kab. Tuban 61,04 304,09 398,16% 2 Kab. Pamekasan 140,01 321,71 129,78% 3 Kota Malang 250,25 394,73 57,73% 4 Kab. Ngawi 215,34 296,75 37,80% 5 Kab. Sumenep 282,08 347,58 23,22% Sumber: GFS Prelimianary 2020

Page 97: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Indonesian Treasury

Page 98: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Jembatan Suramadu

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAANANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

5BAB v

Page 99: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

5.1 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN

Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah suatu laporan keuangan

merupakan gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas pelaporan atau entitas

akuntansi sehingga terjadi satu entitas. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian

(LKPK) Jawa Timur disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah

Pusat dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian dari 1 Pemerintah

Provinsi dan 38 Pemerintah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kantor Wilayah Ditjen

Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur.

Tabel 5.1. LRA Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2018-2020 (dalam miliar rupiah)

Uraian 2019 2019 2020 % Pert ’

2019-2020 Pagu Realisasi %

Real Pagu Realisasi % Real Pagu Realisasi % Real

Pendapatan Negara 238.833,56 225.847,44 94,56 257.967,04 247.466,87 95,93 231.880,14 224.958,02 97,01 -9,10

Perpajakan 216.653,19 201.081,02 94,56 235.834,02 213.904,87 90,70 215.209,03 203.315,01 94,47 -4,95

PNBP 17.609,58 20.042,31 94,56 8.876,65 21.624,04 243,61 12.972,52 21.137,18 162,94

-2,25

Hibah 3.717,11 3.103,34 94,56 3.146,07 2.580,09 82,01 3.225,85 505,82 15,68 -80,40

Transfer 853,68 1.620,77 94,56 10.110,30 9.357,86 92,56 472,75 0,01 0,00 -100,00

Belanja Negara 171.355,45 157.289,61 94,56 201.564,34 179.319,71 88,96 165.085,43 150.014,34 90,87 -16,34

Belanja Pemerintah 157.655,41 143.754,48 94,56 185.512,68 156.223,99 84,21 164.559,72 149.492,69 90,84 -4,31

Transfer 13.700,03 13.535,13 94,56 16.051,66 23.095,72 143,88 525,71 521,65 99,23 -97,74

Surplus / (Defisit) 67.478,11 68.557,83 94,56 56.402,70 68.147,16 120,82 66.794,71 74.943,67 112,20

9,97

Pembiayaan 13.898,92 12.521,85 94,56 19.740,36 18.465,96 93,54 18.285,15 18.593,58 101,69

0,69

Penerimaan Pembiayaan 13.318,10 13.310,13 94,56 20.141,01 18.884,82 93,76 18.593,58 18.902,00 101,66

0,09

Pengeluaran Pembiayaan 580,82 788,29 94,56 400,65 418,86 104,55 308,42 308,42 100,00

-26,37

SILPA 81.377,03 81.079,68 94,56 76.143,07 86.613,12 113,75 85.079,87 93.537,25 109,94

7,99 Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, dan e-rekon-lk

Pada tahun 2020, Pendapatan Konsolidasian mencapai Rp224,95 triliun atau 97.01

persen dari Target Kosnolidasian. Pendapatan tersebut turun Rp22,58 triliun dari tahun

2019 yang mencapai Rp247,46 triliun. Pendapatan tahun 2020 mengalami pertumbuhan

negatif sebesar 9,10 persen. Dari semua komponen pendapatan, penurunan paling

tajam terjadi pada pendapatan hibah sebesar 80,40 persen, hal ini dikarenakan pada

tahun 2019 beberapa Pemda mencatat dana desa sebagai dana hibah dalam laporan

keuangan karena bersifat in-out.

Disisi Belanja Konsolidasian, pada tahun 2020 realisasi mencapai Rp150,01 triliun atau

90,87 persen dari Pagu Konsolidasian sebesar Rp165,08 triliun. Realisasi tahun 2020

juga tumbuh negatif sebesar 16,34 persen jika dibandingkan tahun 2019 yang mencapai

Rp179,91 triliun. Penurunan belanja pada tahun 2020 yang cukup tajam mengakibatkan

Surplus Anggaran Kondolidasin sebesar 74,94 triliun.

Page 100: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

75

Pembiayaan didaerah Jawa Timur hanya dilakukan oleh Pemda sedangkan pembiayaan

oleh Pemerintah Pusat tercatat di wilayah DKI Jakarta. Dengan demikian Pembiayaan

Netto tahun 2020 mencapai Rp18,59 triliun, naik sebesar 0,69 persen dibandingkan

tahun 2019 yang mencapai Rp18,46 triliun. Kondisi tersebut, menghasilkan SILPA

Konsolidasin yang bertambah besar mencapai Rp93,53 triliun. Hal ini menunjukkan

bahwa Provinsi Jawa Timur masih menjadi penyumbang penerimaan cukup besar

secara nasional walaupun masih kalah dengan di wilayah DKI Jakarta.

Proses konsolidasi realisasi Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dijabarkan

dalam tabel 5.2 berikut:

Tabel 5.2. Rincian Konsolidasi Pemerintah Pusat dan Daerah di Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2020 (dalam miliar rupiah)

Uraian 2019 2020

Pusat Daerah Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 196.180 121.196 247.467 187.080 114.859 224.958 Perpajakan 188.420 25.484 213.905 180.052 23.263 203.315 PNBP 7.760 13.864 21.624 7.028 14.109 21.137 Hibah - 2.580 2.580 - 506 506 Transfer - 79.267 9.358 - 76.981 0

Belanja Negara 127.885 121.344 179.320 120.918 115.933 150.014 Belanja Pemerintah 48.549 107.675 156.224 46.284 103.209 149.493 Transfer 79.336 13.669 23.096 74.634 12.724 522

Surplus / (Defisit) 68.295 (148) 68.147 66.163 (1.075) 74.944 Pembiayaan - 18.466 18.466 - 18.594 18.594

Penerimaan Pembiayaan

- 18.885 18.885 - 18.902 18.902 Pengeluaran Pembiayaan

- 419 419 - 308 308 SILPA 68.295 18.318 86.613 66.163 17.519 93.537 Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, dan e-rekon-lk

5.2 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN

Pendapatan

Pemerintahan Umum

(General Government

Revenue) atau

Pendapatan

Konsolidasian Tingkat

Wilayah adalah

konsolidasian antara

seluruh pendapatan

Pemerintah Pusat dan

Grafik 5.1. Komposisi Pendapatan Konsolidasian TA 2019-2020

Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

PajakDalamNegeri

PajakPerdaganganInternasional

PendapatanHasil

Pengelolaan…

Penerimaan

NegaraBukanPajak…

Lain-lain

PendapatanAsli…

Pendapatan

Transfer

LainPendap

atanDaerahyang…

Pendapatan

Hibah

PendapatanBLU

2020 198.609 4.705.8 922.856 4.330.6 11.661. 11.527. 307.143505.820 3.915.0

2019 209.007 4.897.8 983.834 5.116.9 11.289. 9.357.8 4.228.1 2.580.0 4.229.5

Page 101: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

76

pemerintah daerah suatu wilayah dalam satu periode pelaporan yang sama, dan telah

dilakukan eliminasi atas akun-akun resiprokal (berelasi). Pendapatan Konsolidasian

tahun 2020 di Jawa Timur berdasarkan klasifikasi GFS, terdiri dari Pendapatan Pajak

Dalam Negeri, Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional, Pendapatan Pengelolaan

Kekayaan Negara Yang dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan

Transfer Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Pendapatan Hibah, dan Pendapatan

BLU.

Analisis Proporsi dan Perbandingan

Struktur Pendapatan Konsolidasian Provinsi Jawa Timur tahun 2020, porsi terbesar

berasal dari Pendapatan Perpajakan sebesar Rp203,32 triliun dari total pendapatan

yang sebesar Rp224,96 triliun, disusul Pendapatan Bukan Pajak sebesar atau Rp21,13

triliun serta Pendapatan Hibah sebesar Rp506 miliar.

Jika dibandingkan dengan realisasi pendapatan pada tahun 2019, seluruh jenis

pendapatan mengalami penurunan di tahun 2020. Secara nominal penurunan terbesar

terjadi pada pendapatan Transfer sebesar Rp9,36 triliun dari tahun sebelumnya. Jika

dilihat secara persentase, pendapatan Transfer pada tahun 2020 mengalami penurunan

paling tinggi yaitu sebesar 100% persen dari pendapatan hibah tahun sebelumnya.

Penurunan ini disebabkan adanya kebijakan mekanisme penyaluran Dana BOS tahun

2020 yang langsung dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Sekolah.

Grafik 5.2. Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian Provinsi Jawa Timut Tahun 2019 dan 2020 (miliar rupiah)

Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

2019 2020

Transfer 9.358 0

Hibah 2.580 506

Pendapatan Bukan Pajak 21.624 21.137

Pendapatan Perpajakan 213.905 203.315

0

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

Pendapatan Perpajakan Pendapatan Bukan Pajak Hibah Transfer

Page 102: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

77

Analisis Perubahan

Dari grafik 5.3, Pemerintah Pusat masih mendominasi penerimaan jenis Pajak Dalam

Negeri yang mencapai 87,81 persen atau sebesar Rp183,52 triliun sedangkan

pemerintah daerah memberikan kontribusi sebesar 12,19 persen atau sebesar Rp25,49

triliun. Untuk Pajak Perdagangan Internasional seluruhnya merupakan kontribusi dari

Pemerintah Pusat sebesar Rp 4,90 triliun.

Rasio Pajak

Rasio pajak

merupakan

perbandingan

antara jumlah

penerimaan pajak

suatu daerah

terhadap

pendapatan suatu

output perekonomian atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB juga

menggambarkan kegiatan ekonomi masyarakat yang jika berkembang dengan baik

merupakan potensi bagi pengenaan pajak di wilayah tersebut. Perkembangan rasio

pajak terhadap PDRB di wilayah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2020 mencapai 12,62

persen, 2,60 persen lebih tinggi dibanding tahun 2019. Dengan PDRB yang turun pada

tahun 2020, tidak diikuti dengan rasio pajak yang turun pada tahun 2020. Hal ini

Grafik 5.4. Realisasi Pendapatan di Provinsi Jawa Timur berdasarkan jenisnya (dalam miliar rupiah)

Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

Grafik 5.3. Kompisisi Pendapatan di Provinsi Jawa Timur berdasarkan jenisnya (dalam miliar rupiah)

Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

175.346,35

4.705,89

25.484,48

0,00

50.000,00

100.000,00

150.000,00

200.000,00

Pajak dalam negeri Pajak Perd. Int

Pempus Pemda

Tabel 5.3. Rasio Pajak per Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Tahun 2020

Uraian 2019 2020

Realisasi Kenaikan/ Penurunan Realisasi Kenaikan/

Penurunan

Pendapatan Perpajakan 235.834,02 6,40% 203.315,01 -4,95% Pendapatan Bukan Pajak 8.876,65 351,67% 21.137,18 -2,25% Total 244.710,67 40,70% 224.452,18 -8,28% PDRB/Pertumbuhan Ekonomi 2.352.425,22 7,43% 1.610.419,65 -31,54% Rasio Pajak (Perpajakan/PDRB) 10,03%

12,62%

Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

Tabel 5.3. Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB Jatim

Uraian 2019 2020 Perpajakan

213.904.871.663.109 203.315.009.355.172 Jumlah Penduduk 39.698.631 40.665.696

Pajak Per Kapita 5.388.218 4.999.669

Page 103: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

78

mengindikasikan optimalisasi penerimaan pajak telah berjalan dengan baik di masa

Pandemi Covid-19.

Rasio Pajak Kota Mojokerto menunjukkan angka paling tinggi yaitu sebesar 0,01 persen,

Sementara rasio pajak terendah adalah di Kota Kediri sebesar 0,0012.

Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap kenaikan realisasi pendapatan

konsolidasian

Perekonomian Jawa Timur pada tahun 2020 menunjukkan penurunan dibanding tahun

2019. Penurunan perekonomian tersebut tercermin dalam penurunan total pendapatan.

Pada sisi pendapatan perpajakan, dibandingkan tahun 2019 terdapat penurunan

sebesar 4,95 persen. Sedangkan di sisi penerimaan negara bukan pajak terdapat

penurunan sebesar 2,25 persen.

Rasio Pajak Per Kapita

Pajak per kapita adalah

perbandingan antara jumlah

penerimaan pajak yang

dihasilkan suatu daerah

dengan jumlah penduduknya. Pajak daerah menunjukkan kontribusi setiap penduduk

pada pendapatan perpajakan suatu daerah.

Pada tahun 2020, angka pajak per kapita terhitung Rp4,99 juta per jiwa, turun cuku tajam

jika dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp5,38 juta per jiwa. Hal ini wajar terjadi dimana

pada tahun 2020 penerimaan perpajakan turun akibat Pandemi Covid-19 sedangkan

pertumbuhan jumlah penduduk tetap naik.

Tabel 5.4. Rasio Pajak Konsolidasian Per Kapitan Jatim

Uraian 2019 2020 Pendapatan Perpajakan 213.904.871.663.109 203.315.009.355.172 Jumlah Penduduk 39.698.631 40.665.696 Pajak Per Kapita 5.388.218 4.999.669

Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

Grafik 5.5. Rasio Pajak per Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Tahun 2020

Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

0,0

10

0

0,0

09

7

0,0

08

5

0,0

08

0

0,0

07

8

0,0

07

4

0,0

06

8

0,0

06

7

0,0

06

6

0,0

06

3

0,0

06

0

0,0

05

8

0,0

05

7

0,0

05

3

0,0

05

3

0,0

04

8

0,0

04

8

0,0

04

6

0,0

04

6

0,0

04

1

0,0

04

1

0,0

03

5

0,0

03

5

0,0

03

4

0,0

03

4

0,0

03

4

0,0

03

3

0,0

03

2

0,0

03

1

0,0

03

0

0,0

02

7

0,0

02

7

0,0

02

5

0,0

02

2

0,0

02

0

0,0

01

7

0,0

01

4

0,0

01

2

Page 104: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

79

5.3 BELANJA KONSOLIDASIAN

Belanja Pemerintahan Umum (General Government Spending) atau Belanja

Konsolidasian Tingkat Wilayah adalah konsolidasian antara seluruh belanja Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah suatu wilayah dalam satu periode pelaporan yang sama,

dan telah dilakukan eliminasi atas akun-akun resiprokal (berelasi timbal balik). Belanja

konsolidasian pada Provinsi Jaw Timur terbagi dalam 9 jenis belanja yakni belanja

pegawai, belanja barang dan jasa, belanja modal, belanja bunga, belanja subsidi,

belanja hibah, belanja bantuan social, belanja tak terduga, dan belanja transfer.

Analisis Proporsi dan Perbandingan

Belanja Pemerintah merupakan salah satu instrumen bagi pemerintah untuk melakukan

stimulus fiskal, yaitu bagian dari kebijakan fiskal pemerintah yang ditujukan untuk

mempengaruhi permintaan agregat untuk selanjutnya diharapkan akan berpengaruh

pada aktivitas perekonomian dalam jangka pendek.

Realisasi belanja dan transfer konsolidasian mencapai Rp150,01 triliun, total belanja

pemerintah pusat sebesar 29,76 persen masih lebih besar dibanding total belanja

pemerintah daerah yang mencapai 70,24 persen . Hal tersebut menunjukkan bahwa

kontribusi belanja pemerintah daerah lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi

daerah dibanding belanja dan transfer pemerintah pusat.

Grafik 5.6. Perbandingan Belanja dan Transfer Pemerintah Konsolidasioan pada Provinsi Jawa Timur Tahun 2020 (miliar rupiah)

Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

BelanjaPegawai

BelanjaBarang dan

Jasa

BelanjaModal

BelanjaBunga

BelanjaSubsidi

BelanjaHibah

BelanjaBantuanSosial

Belanja TakTerduga Transfer

Pempus 21.576,49 16.786,71 7.825,40 95,04 74.633,90

Pemda 38.623,82 32.179,87 14.409,51 12,84 30,28 13.594,93 859,52 3.498,28 12.724,43

Pempus Pemda

Page 105: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

80

Analisis Perubahan

Menurut klasifikasi ekonomi,

belanja pemerintah terdiri dari

belanja pegawai, belanja barang,

belanja modal, pembayaran

bunga utang, subsidi, belanja

hibah, belanja bantuan sosial dan

belanja lain-lain.

Secara umum bahwa belanja

konsolidasian tahun 2020

menurun dibanding tahun 2019.

Seluruh belanja mengalami

penurunan kecuali Belanja Bunga

dan Belanja Hibah. Belanja

Bunga meningkat sebesar Rp6,71

trilliun dari tahun 2019 dan

Belanja Hibah meningkat sebesar

Rp1,72 triliun dari tahun 2019.

Analisisis Rasio Belanja

Operasional Konsolidasian

Terhadap Total Belanja

Konsolidasian

Belanja operasional terdiri atas

belanja pegawai konsolidasian

dengan belanja barang

konsolidasian. Rasio

belanja operasional

terhadap total belanja

konsolidasian

mengindikasikan porsi

belanja pemerintah untuk

mendukung operasional pemerintah. Pada tahun 2020 rasio belanja operasional

terhadap total belanja konsolidasi di Provinsi Jawa Timur sebesar 52,25 persen

sedangkan tahun 2019 sebesar 51,13 persen. Hal ini menunjukkan bahwa rasio belanja

Grafik 5.7. Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi Jawa Timur Tahun 2019

Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

24,69%

21,37%

11,50%

0,00%0,01%4,61%

0,43%

0,05%

37,32%

Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal

Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial Belanja Tak Terduga Transfer

Grafik 5.8. Tabel Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi Jawa Timur Tahun 2020

Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

25,42%

20,67%

9,39%

0,01%0,01%

5,74%

0,40%1,48%

36,88%

Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal

Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial Belanja Tak Terduga Transfer

Tabel 5.5. Rasio Belanja Operasional Jawa Timur Tahun 2019 dan 2020

Uraian 2019 2020

Konsolidasian

Rasio Konsolidasian Rasio Belanja Operasional

127.423,21 51,13%

123.759,50 52,25%

Total Belanja dan Transfer

249.229,02 236.850,94 Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

Page 106: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

81

operasional terhadap total belanja konsolidasian meningkat dibandingkan tahun

sebelumnya yang disebabkan kenaikan belanja pebayaran bunga utang pemerintah

daerah

Rasio Belanja Konsolidasian Terhadap Jumlah Penduduk

Rasio belanja konsolidasian terhadap jumlah penduduk (belanja konsolidasian

perkapita) menunjukkan seberapa besar belanja pemerintah pusat dan pemerintah

daerah yang digunakan untuk menyejahterakan per penduduk di suatu daerah.

Rasio total belanja konsolidasian terhadap jumlah penduduk Provinsi Jawa Timur tahun

2020 adalah Rp4,51 juta per kapita. Hal ini berarti bahwa dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan penduduknya selama tahun 2019, pemerintah telah membelanjakan

sebesar Rp3,68 juta untuk

setiap penduduknya,

menurun jika dibanding

dengan tahun 2019 yang

mencapai Rp4,51.

5.4 SURPLUS/DEFISIT

Keseimbangan umum atau surplus/defisit adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan

daerah dalam tahun anggaran yang sama. Analisis terhadap Surplus/Defisit Konsolidasi

Tingkat Wilayah dilakukan atas perbandingan rasio Surplus/Defisit terhadap PDRB antar

Provinsi Jawa Timur.

Pendapatan Pemerintah Pusat yang sangat tinggi di Jawa Timur mengakibatkan rasio

surplus/defisit terhadap PDRB didominasi oleh surplus/defisit Pemerintah Pusat yang

mencapai Rp66,16 triliun di tahun 2020 dan PDRB Jatim Rp1.610,41 triliun

menghasilkan rasio 0,0411 yang meningkat dibandingkan tahun 2019 sebesar 0,00290.

Peningkatan tersebut dikarenakan kontraksi ekonomi yang cukup dalam di Jawa Timur

dibandingkan dengan penurunan Pajak Pemerintah Pusat.

Tabel 5.6. Rasio Belanja Konsolidasian Per Kapitan Jatim

Uraian 2019 2020 Belanja Negara 179.319.706.353.106 150.014.342.868.607

150.014.342.868.

607

Jumlah Penduduk 39.698.631 40.665.696 Pajak Per Kapita 4.517.025 3.688.965

Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

Tabel 5.7. Rasio Surplus/Defisit Konsolidasian terhadap PDRB Jawa Timur 2019-2020

Uraian 2019 2020

Jumlah PDRB Ratio Jumlah PDRB Ratio

Surplu/Defisit Pempus 68.295,25 2.352.425,22

0,0290 66.162,63 1.610.419,65

0,0411 Surplus/Defisit Pemda Konsolidasian -148,09 -0,0001 -1.074,58 -0,0007 Surplus/Defisit Konsolidasian 68.147,16 0,0290 74.943,67 0,0465

Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

Page 107: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

82

5.5 ANALISISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT

Salah satu analisis

data GFS adalah

analisis kontribusi

pemerintah pada

PDRB. Analisis ini

dilakukan dengan

menggunakan data

pada Laporan

Operasional. Berikut

adalah Ringkasan

Belanja Pemerintah

adalah nilai

Pengeluaran

Konsumsi

Pemerintah yang

berasal dari

Kompensasi

Pegawai dalam

bentuk uang

maupun barang

yang diberikan

kepada pegawai

negeri, pejabat

negara, dan

pensiunan serta

pegawai honorer yang akan diangkat sebagai pegawai lingkup pemerintah ditambah

penggunaan barang dan jasa, konsumsi aset tetap dan pembelian barang /jasa untuk

ditransfer langsung ke rumah tangga dikurangi belanja barang dan jasa sedangkan

investasi Pemerintah adalah nilai pembentukan modal tetap Bruto (PMTB) yang

merupakan nilai akuisisi aset tetap dikurangi penghentian aset tetap, dalam laporan

operasional sama dengan niali Aset Tetap pada Transaksi Aset Non Keuangan Neto

Tabel 5.8. Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah 2019-2020 (dalam miliar rupiah)

Akun Statistik Keuangan Pemerintah 2018 2019 2020

Pendapatan 373.973,64 373.427,30 353.287,56 Pajak 213.880,41 213.877,64 203.305,68 Kontribusi Sosial - - - Hibah 10.689,65 9.983,18 7.792,21 Pendapatan Lainnya 149.403,57 149.566,48 142.189,67

Beban 149.262,76 148.728,54 145.047,06 Kompensasi Pegawai 62.817,49 62.632,82 61.319,65 Penggunaan Barang dan Jasa 50.314,32 50.438,61 46.436,47 Konsumsi Aset Tetap - - - Bunga 11,35 11,35 12,84 Subsidi 32,05 32,00 30,28 Hibah 27.154,20 26.236,51 24.357,79 Manfaat Sosial 1.045,74 1.081,75 954,56 Beban Lainnya 7.887,61 8.295,49 11.935,48

Keseimbangan Operasi Bruto/Neto 224.710,87 224.710,87

224.698,77 208.240,50 Transaksi Aset Non Keuangan Neto 28.669,94 28.666,73 22.234,91

Aset Tetap 27.344,15 27.340,65 21.204,58 Perubahan Persediaan - - Barang Berharga - - Aset Non Produksi 1.325,78 1.326,07 1.030,34

Net Lending/Borrowing 196.040,93 196.032,04 186.005,59 Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban - - -

Akuisisi Neto Aset Keuangan 196.056,20 196.060,96 186.118,05 Dalam Negeri 196.056,20 196.060,96 186.118,05 Luar Negeri - - -

Keterjadian Kewajiban 15,27 28,92 112,47 Dalam Negeri 15,27 28,92 112,47 Luar Negeri - - -

Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

Page 108: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

83

Belanja pemerintah provinsi

Jawa Timur tahun 2020

sebesar Rp107,75 triliun dan

investasi pemerintah sebesar

Rp21,20 triliun. Dengan jumlah

PDRB tahun 2020 sebesar

Rp1.610,41 triliun maka

kontribusi belanja pemerintah

terhadap PDB adalah sebesar

6,7 persen sedangkan

kontribusi investasi

pemerintah terhadap PDB sebesar 1,13 persen. Dari perhitungan di atas juga dapat

diketahui bahwa belanja pemerintah mempunyai kontribusi 5,08 kali lebih besar

dibandingkan investasi Pemerintah. Belanja Pemerintah mempunyai kontribusi yang

relatif besar dan berdampak dalam jangka yang lebih pendek.

Pada tahun 2020, perekonomian Jawa Timur terkontraksi sebesar 2,39 persen.

Kontribusi Belanja Pemerintah pada tahun 2020 juga menurun sebesar 3 persen atau

sejalana dengan pertumbuhan ekonomi. Disi lain, kontribusi investasi pemerintah

terhadap perekonomian naik sebesar 1 persen. Hal ini menunjukkan bahwa investasi

pemerintah mempunyai pengaruh positif dalam pertumbuhan ekonomi yang menurun.

Tabel 5.9. Perhitungan Kontribusi pemerintah Terhadap PDRB Provinsi Jatim Tahun 2019-2020 (dalam miliar rupiah)

Akun Statistik Keuangan Pemerintah

2018 2019 2020

Kompensasi Pegawai 62.817,49 62.632,82 61.319,650 Penggunaan Barang dan Jasa

50.314,32 50.438,61 46.436,470 Konsumsi Aset Tetap 0 0 0

Konsumsi Pemerintah (a) 113.131,81 113.071,43 107.756,12

Aset Tetap 27.344,15 , 21.204,58

PMTB (b) 27.344,15 27.340,65 21.204,58

PDRB (c) 1.563.769,10 1.649.768,12 1.610.419,65

a/c 0,072 0,069 0,067

b/c 0,017 0,017 0,013 Sumber: GFS Preliminiary 2020, GFS Audited 2019, LRA LKPD (diolah)

Page 109: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Indonesian Treasury

Page 110: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

BAB VI

Kesenian Reog Ponorogo

KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMISERTA TANTANGAN FISKAL REGIONAL

Prov. Jawa Timur memliki beberapa sektor unggulan yaitu: Industri Pengolahan, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor, dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum. Akselerasi pembangunan ekonomipada berbagai sektor di Provinsi Jawa Timur perlu

dilakukan melalui pendekatan pembangunan wilayah yang komprehensif dan integratif, agar seluruh infrastruktur yang telah dibangun dapat

memberikan dampak yang optimal terhadap aktivitas perekonomian.

Page 111: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

84

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah pusat, daerah

dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk

suatu pola kemitraan antara pemerintah dengan sektor swasta. Produk Domestik

Regional Bruto dapat digunakan sebagai salah satu indikator ekonomi makro yang

berperan dalam membuat perencanaan kebijakan dalam pembangunan, menentukan

arah pembangunan serta mengevaluasi hasil pembangunan daerah tersebut, serta

dapat dijadikan sebagai indikator laju pertumbuhan ekonomi sektoral agar dapat

diketahui sektor-sektor mana saja yang menyebabkan perubahan pada pertumbuhan

ekonomi wilayah.

Untuk itu analisis

Location Quotient

(LQ) digunakan untuk

menentukan strategi

pembangunan

karena sektor

ekonomi basis daerah

dapat diketahui.

Analisis LQ dilakukan

dengan 2 jenis yaitu

Static Location

Quotient (SLQ) dan

Dynamic Location

Quotient (DLQ)

dengan mengunakan

data PDRB dan PDB

tahun 2016 – 2020. Analisis SLQ untuk mengetahui sektor basis dan non basis, dimana

nilai LQ > 1 sebagai sektor basis, LQ = 1 sebagai sektor biasa dan LQ < 1 sebagai sektor

non basis. Analisis LQ dilakukan dengan cara mengukur kontribusi nilai per sektor PDRB

suatu daerah maupun PDB nasional sebagai referensi dan membandingkannya.

Sedangkan analisis DLQ untuk mengetahui lebih jauh potensi perkembangan sektor

ekonomi di masa datang dengan membandingkan laju pertumbuhan per sektor PDRB

Jawa Timur dengan laju pertumbuhan per sektor PDB Indonesia.

Tabel 6.1. Nilai SLQ dan DLQ atas dasar Data PDRB dan PDB Tahun 2016 – 2020

Lapangan Usaha SLQ DLQ

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.82 0.01 Pertambangan dan Penggalian 0.65 9.11 Industri Pengolahan 1.36 5.78 Pengadaan Listrik dan Gas 0.27 0.00 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1.15 0.62 Konstruksi 0.89 0.93 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1.34 1.48 Transportasi dan Pergudangan 0.69 0.52 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.73 6.80 Informasi dan Komunikasi 1.07 0.43 Jasa Keuangan dan Asuransi 0.61 0.14 Real Estate 0.57 2.01 Jasa Perusahaan 0.42 0.12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0.62 0.29 Jasa Pendidikan 0.82 1.25 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.57 0.46 Jasa lainnya 0.76 0.00

Sumber: BPS, Diolah Februari 2021

Page 112: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

85

Berdasar analisis SLQ, secara agregat, sektor ekonomi basis (SLQ>1) Provinsi Jawa

Timur terdiri 5 sektor yaitu industri pengolahan; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang; perdagangan besar dan eceran; penyediaan akomodasi dan

makan minum;

serta Informasi

dan Komunikasi.

Sektor basis

merupakan

penggerak utama

dalam

perekonomian

suatu wilayah

karena semakin

banyaknya sektor

basis dalam suatu

wilayah maka

akan menambah

pendapatan ke

wilayah tersebut.

Sedangkan

berdasar analisis

DLQ terdapat 5 sektor ekonomi Jawa Timur yang berpotensi berkembang lebih cepat

karena pertumbuhannya lebih maju dibanding tingkat nasional (DLQ > 1).

Berdasarkan analisis SLQ dan DLQ, selanjutnya dilakukan analisis tipologi Klassen

dengan membagi sektor ekonomi Jawa Timur menjadi 4 yaitu:

1. Sektor Unggulan, menunjukkan sektor ekonomi memiliki kontribusi PDRB dan laju

pertumbuhan lebih tinggi dibanding tingkat nasional;

2. Sektor Prospektif memiliki kontribusi PDRB lebih tinggi dibanding tingkat nasional

namun laju pertumbuhan lebih lambat;

3. Sektor Andalan meliputi sektor ekonomi yang memiliki kontribusi PDRB lebih kecil

dibanding nasional namun laju pertumbuhan lebih tinggi;

4. Sektor Kurang Prospektif merupakan sektor ekonomi tertinggal dimana kontribusi

PDRB maupun laju pertumbuhan di Jawa Timur lebih rendah dari nasional.

Tabel 6.2. Tipologi Klassen

DLQ ≥ 1 DLQ < 1

LQ ≥ 1

Sektor Unggulan Sektor Prospektif

Industri Pengolahan Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Informasi dan Komunikasi

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

LQ < 1

Sektor Andalan Sektor Kurang Prospektif Pertambangan dan Penggalian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Real Estate Konstruksi Jasa Pendidikan Transportasi dan Pergudangan Jasa Keuangan dan Asuransi Jasa Perusahaan

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Jasa lainnya Pengadaan Listrik dan Gas Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Sumber: BPS, Diolah Februari 2021

Page 113: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

86

6.1. SEKTOR UNGGULAN DAERAH

Sebagaimana hasil tipologi klassen, Prov. Jawa Timur memliki beberapa sektor

unggulan yaitu (1) Industri Pengolahan, (2) Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor, (3) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum.

6.1.1. Sektor Industri Pengolahan

Industri Pengolahan

merupakan

kontributor utama

dan tertingi dalam

Perekonomian

Jawa Timur,dari

tahun ke tahun

terus mengalami

peningkatan, yaitu

2015 sebesar

29,28%, 2016

sebesar 28,92%; 2017 sebesar 29,03%, 2018 sebesar 29,73 %, 2019 sebesar 30,24

% dan 2020 sebesar 30,34 %. Selain sebagai penopang perekonomian, Industri

pengolahan juga memberikan kontribusi terhadap penyediaan lapangan kerja. Untuk

menjaga performa perekonomian Jawa Timur agar terus tumbuh dan meningkat maka

pertumbuhan indutri pengolahan harus dijaga agar selalu diatas pertumbuhan ekonomi

Jawa Timur secara keseluruhan.

Beberapa Industri besar dan menengah di Jawa Timur pada tahun 2020 mengalami

penurunan cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2019 (y on y), sebesar -2,49

persen. Di masa mendatang, industri pengolahan di Jawa Timur diyakini akan terus

menjadi salah satu sektor yang paling diunggulkan untuk mendorong pertumbuhan

ekonomi yang tinggi di Jawa Timur, mengingat di provinsi ini terdapat ribuan manufaktur

besar, sedang, dan kecil yang terus berproduksi.

Upaya pengembangan kawasan industri diharapkan mampu menjadi daya tarik bagi

investor untuk menanamkan investasinya di Jawa Timur. Hal ini akan semakin mudah

dengan didukung oleh kebijakan Pemerintah Daerah di bidang perizinan yang lebih

atraktif. Perkembangan industri manufaktur yang di Jawa Timur memberikan dampak

Grafik 6.1. Laju Pertumbuhan dan Struktur PDRB Lapangan Usaha Industri Pengolahan Jawa Timur Tahun 2018-2020 (dalam Persen)

Sumber: BPS Jatim (Diolah)

7,55 6,85

-2,06

29,73 30.32 30,69

2,21 2,04-0,62

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020

Laju Pertumbuhan Struktur PDRB Sumber Pertumbuhan

Page 114: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

87

yang cukup nyata dalam hal peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan

menurunkan tingkat kemiskinan,

serta berkurangnya pengangguran.

Industri manufaktur di Jawa Timur

menyerap tenaga kerja yang besar

setelah sektor pertanian. Kota-kota

industri di Jawa Timur yang menyerap

tenaga kerja terbesar dalam lapangan

usaha industri manufaktur adalah,

Kabupaten Sidoarjo sebesar 18,10

persen, Kota Surabaya sebesar 15,63

persen, Kabupaten Pasuruan

sebesar 11,45 persen, dan

Kabupaten Gresik sebesar 9,36

persen (Peranan Industri Manufaktur

Dalam Perekonomian Jawa Timur

Tahun 2015, BPS Jatim 2017).

Pemerintah pusat mendorong

program dan kegiatan industri

manufaktur di Jawa Timur melalui

APBN yang disalurkan oleh

Kementerian/Lembaga dengan

alokasi dana sebesar Rp68,00 miliar.

6.1.2. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Posisi geografis Jawa Timur yang sangat strategis sebagai penghubung antara

Indonesia Barat dan Indonesia Timur menjadi modal pendorong kegiatan ekonomi

lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor.

Sektor ini memberikan kontribusi cukup besar dalam pembentukan PDRB Jawa Timur

dan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Besarnya jumlah penduduk

juga menjadi salah satu faktor pendukung besarnya kegiatan perdagangan di Jawa

Timur.

Upaya peningkatan kinerja perdagangan dihadapkan pada beberapa kondisi yang dapat

menghambat upaya tersebut, yaitu: Tingginya biaya logistik yaitu biaya untuk mengirim

Grafik 6.2. Share PDRB dan Jumlah pekerja pada Sektor Industri Pengolahan Tahun 2019-2020

Sumber: BPS Jatim (Diolah)

30,32 30,69

3,33 3,07

2829303132333435

2019 2020

Share PDRB (%) Jumlah Pekerja (Juta Jiwa)

Grafik 6.2. Peran APBN dalam Mendukung Program Kegiatan Industri Manufaktur Jawa Timur Tahun 2017-2020

(dalam Miliar Rupiah)

Sumber: BPS Jatim (Diolah)

204,87 213,54

63,85 68,00

189,44 207,22

59,15 63,60

0

50

100

150

200

250

217 2018 2019 2020

Pagu Realisasi

Page 115: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

88

barang antar daerah dalam negeri lebih mahal dibanding pengiriman dari dan ke luar

negeri, hal berdampak pada rendahnya daya saing produk lokal di banding produk

impor. Belum optimalnya jejaring pasar dan kerjasama perdagangan berakibat kurang

berkembangnya pasar ekspor. Selain itu belum optimalnya pemanfaatan teknologi

informasi dalam perdagangan dan pemasaran sehingga IKM kurang dapat

memanfaatkan peluang pasar melalui media online. Keterbatasan infrstruktur antar

daerah di Jawa Timur berdampak pada asimetri informasi fluktuasi harga barang dan

jasa.

6.1.3. Pariwisata

Pariwisata adalah salah satu sektor unggulan dalam perekonomian Jawa Timur yang

patut menjadi perhatian besaran kontribusinya jika dibandingkan menggunakan

referensi PDB nasional pada sektor tersebut dengan menggunakan pendekatan pada

Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum dalam PDRB. Perkembangan

pariwisata suatu daerah akan berimbas pada percepatan pertumbuhan ekonomi

wilayahnya. Hal ini dapat terjadi karena pariwisata menciptakan permintaan, baik

permintaan konsumsi maupun permintaan investasi, yang pada akhirnya memunculkan

berbagai multiplier effect atau efek pengganda dalam bentuk kegiatan produksi barang

dan jasa, baik barang konsumsi maupun barang modal.

Perkembangan kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Jawa Timur dalam

kurun waktu tiga tahun terakhir cenderung berfluktuasi. Tahun 2020 jumlah Wisman

yang datang ke Jawa Timur, menururun dibandingkan 2019. Banyak daerah yang

diwajibkan menutup tempat wisatanya yang disebabkan Covid-19. Selanjutnya,

besarnya perhatian dan upaya pemerintah daerah di provinsi Jawa Timur dengan

memunculkan objek-objek wisata baru, baik dengan penemuan dan pengembangan

lokasi wisata baru maupun mengusung tema-tema wisata yang unik, dapat mendorong

perkembangan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) di Jawa Timur dalam kurun

waktu tiga tahun terakhir. Disamping itu promosi pariwisata Jawa Timur, baik tempat,

sarana akomodasi, maupun adanya event-event yang dilakukan oleh dinas instansi

terkait yang semakin intens, menarik wisman untuk mengunjungi pariwisata tersebut.

Pariwisata menjadi salah satu leading sektor di Jawa Timur dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, perlu terus ditingkatkan peran pariwisata untuk

mendukung perekonomian.

Page 116: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

89

Selama kurun waktu 2020 share

PDRB sektor pariwisata pada Sektor

Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum adalah 5,58 persen, dengan

menyerap tenaga kerja sebanyak

1,51 juta pekerja. Hal yang perlu dan

terus ditingkatkan pada tahun-tahun mendatang. Sedangkan pertumbuhan PDRB sektor

pariwisata menurun drastic selama pandemi Covid-19 yakni sebesar -8,87 persen pada

tahun 2020.

Salah satu indikator meningkatnya tingkat kunjungan wisatawan ke Jawa Timur ditandai

dengan perkembangan tingkat kedatangan wisatawan mancanegara melalui pintu

masuk Bandara Juanda.

Dilihat dari garafiknya, setelah pemerintah Indonesia mengumumkan terjadi pandemi

Covid-19 pada bulan Maret 2020, tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke

prov.Jawa Timur menurun tajam sampai tingkat terendahnya dan stagnan sampai bulan

Desember 2020.

Grafik 6.3. Kontribusi Pariwisata Dalam Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 2020

No Pariwisata 2020

1 Share PDRB 5,58% 2 Pertumbuhan -8,87% 3 Jumlah Pekerja 1,51 juta

Sumber: BPS Jatim (Diolah)

Grafik 6.3. Perbandingan Tingkat Kedatangan Wisman Melalui Pintu Masuk Juanda di Jatim 2018-2020 (dalam ribuan))

Sumber: BPS Jatim (Diolah)

Page 117: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

90

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) merupakan salah satu indikator yang dapat

mencerminkan tingkat produktivitas usaha jasa akomodasi. Jika TPK besar dan

cenderung mendekati 100 persen, maka dapat diartikan bahwa sebagian besar kamar

akomodasi laku terjual. Rata-rata TPK pada tahun 2020 di Jatim adalah sebesar 35,29

persen. Paling rendah dibandingkan 2 tahun sebelumnya. Untuk selanjutnya setelah

program

vaksinasi Covid-

19 selesai,

diharapkan

dapat

mendongkrak

kembali sektor pariwisata.

Tingkat kedatangan wisman di Jawa Timur selama 2020 dan jauh lebih tinggi bila

dibandingkan dengan kunjungan wisman di Jawa Tengah yang memiliki luas wilayah

dan jumlah Kota/Kabupaten yang hampir sama dengan Jawa Timur, pada tahun yang

sama.

Industri Pariwisata Jawa Timur didorong oleh penyelenggaraan event-event yang dapat

menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara, banyak spot wisata baru yang

muncul didukung dengan penggunaan Dana Desa. Kreativitas desa-desa dalam

memanfaatkan Dana Desa di Jawa Timur dengan membangun dan mengembangkan

Grafik 6.4. Perbandingan Tingkat Penghunian Kamar di Jatim 2018-2020 (dalam ribuan))

Sumber: BPS Jatim (Diolah)

Grafik 6.4. Perbandingan Tingkat Kedatangan Wisman di Jatim, Jateng dan Nasional Tahun 2020 (jiwa)

Sumber: Kemenparekraf

Page 118: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

91

wisata di desa telah sukses menarik wisatawan ke Jawa Timur dan menggerakkan

perekonomian sekitar. Sebagian contoh dana desa di Jawa Timur yang telah sukses

mengembangkan potensi wisatanya dan telah populer di masyarakat: Kampoeng

Goenoeng, Batu; Kampung Coklat, Blitar; Desa Tamansari, Banyuwangi; Desa Pujon

Kidul, Malang; Desa Guwoterus, Tuban; Kampung Kungkuk, Batu; Watu Rumpuk di

Desa Mendak, Madiun.

Sedangkan alokasi Dana

Alokasi Khusus (DAK) Fisik

untuk Provinsi Jawa Timur

tahun 2020 yang dimanfaatkan

untuk pengembangan

pariwisata adalah sebesar

Rp39,17 miliar dengan realisasi dan capaian output sebagaimana pada tabel 6.5.

6.2. SEKTOR POTENSIAL DAERAH

Berdasarkan hasil pengujian klassen terdapat beberapa sektor ekonomi yang potensial,

diantaranya (1) Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, (2)

Informasi dan Komunikasi

6.2.1. Informasi dan Komunikasi

Dampak dari pandemi Covid-19 yakni penurunan kegiatan usaha terjadi pada hampir

seluruh sektor, dengan penurunan tajam pada sektor Industri pengolahan dengan

disusul dengan sektor Perdagangan, akomodasi dan makan minum yang biasanya

sebagai sektor andalan penopang perekonomian Jawa Timur. Akan tetapi pada sektor

usaha Informasi dan Komunikasi di Jawa Timur tumbuh pesat. Kondisi ini terutama

didorong adanya pemberlakuan WFH (Work from Home) dan SFH (School from Home)

sehingga meningkatkan trafik data provider seluler serta meningkatnya penggunaan

aplikasi rapat virtual seperti Zoom Meeting, seminar daring/webinar juga turut

mendukung kinerja ekonomi Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi. Pandemi juga

menyadarkan semua pihak akan pentingnya digitalisasi, baik industri dan perdagangan

juga harus diarahkan menuju industri 4.0 agar agar dapat bersaing dalam era globalisasi

informasi.

Tabel 6.5. Realisasi dan Capaian Output Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik di Bidang Pariwisata Tahun 2019-2020

Tahun Pagu Realisasi Capaian

Output (%) 2019

65.921.333.000 16.480.333.250 100

2020

39.175.146.000 27.592.415.891 100 Sumber : OM SPAN DJPb, diolah

Page 119: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

92

Prov. Jawa Timur telah merintis kemajuan di bidang Informasi dan Komunikasi ini sejak

lama. Salah satunya dengan dibuatnya telecenter (sejak periode 2003-2004). Telecenter

merupakan tempat mengakses informasi, berkomunikasi dan mendapatkan layanan

sosial dan ekonomi dengan Menggunakan sarana teknologi informasi dan komunikasi

berupa komputer dan sambungan ke internet. Telecenter dirancang sebagai tempat

dilaksanakannya kegiatan pemberdayaan masyarakat berupa pelatihan peningkatan

ketrampilan dan pengetahuan serta pelaksanaan kegiatan ekonomi masyarakat secara

profesional.

Jawa Timur merupakan propinsi yang memiliki paling banyak telecenter berdasarkan

data Kominfo. Pemprov Jawa Timur mengembangkan telecenter dengan pola

pembiayaan Bersama antara provinsi dengan kabupaten. Pendirian telecenter di daerah

pedesaan merupakan program pengembangan komunitas lokal dengan menggunakan

teknologi informasi dan komunikasi. Tujuan dibangunnya telecenter yaitu:

a) Memberdayakan masyarakat dengan kemudahan akses terhadap informasi dasar

seperti informasi pasar, pertanian, perdagangan, pendidikan dan kesehatan;

b) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam hal mengakses informasi

penggunaan komputer dan manajemen telecenter melalui pelatihan-pelatihan;

c) Mendorong masyarakat untuk meningkatkan perekonomian setempat dengan

kegiatan pembangunan komunitas melalui pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi; dan

Grafik 6.6. Grafik pertumbuhan Ekonomi Jatim per Sektor Tahun 2020

Sumber: BPS Jatim (Diolah)

9,77 10,39 9,53 9,81

3,87

-5,83-3,55

-2,49

2,82

-12,25-9,05

-3,88

TW I TW II TW III TW IV

Informasi dan Komunikasi Industri Pengolahan Perdagangan Besar dan Eceran

Page 120: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

93

d) Mengembangkan kerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk membangun

komunitas lokal.

6.2.2. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Sejumlah sektor mengalami kontraksi pada masa pandemi ini, hanya beberapa sektor

yang mengalami pertumbuhan positif, selain sektor informasi dan komunikasi; yaitu

sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebagai salah satu

sektor potensial daerah.

Grafik

Data

tersebut

menunjukkan gambaran bahwa kegiatan daur ulang serta pengelolaan sampah dan

limbah memiliki nilai ekonomi yang besar dalam perekonomian Jawa Timur. Bahkan, di

tengah kondisi pandemi, sektor ini mampu menunjukkan resilience (tangguh) dan tetap

tumbuh positif.

Data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Timur, volume sampah plastik di Jawa

Timur mencapai 12,74 persen dari total 17 ribu ton sampah per hari yang dihasilkan

masyarakat, atau jumlah sampah plastik mencapai 2.126 ton jika dihitung per hari.

Dalam skala nasional jumlah timbunan sampah dalam satu tahun sekitar 67,8 juta ton,

dan akan terus bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk.

Oleh sebab itu salah satu pendekatan yang harus dikembangkan agar pengelolaan

sampah berkelanjutan dengan pendekatan circular economy (ekonomi melingkar). Hal

itu membuat pengelolaan sampah termasuk daur ulang sampah plastik menjadi solusi

penting dalam mengurangi sampah plastik. Pengelolaan berkelanjutan membuat siklus

pakai plastik tidak lagi berakhir pada tempat pembuangan sampah, dapat kembali

Grafik 6.7. Grafik pertumbuhan Ekonomi sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang Jatim per Sektor Tahun 2020

Sumber: BPS Jatim (Diolah)

3,81 4,51 5,36 5,98

9,77 10,39 9,53 9,81

3,87

-5,83 -3,55-2,49

2,82

-12,25-9,05

-3,88

TW I TW II TW III TW IV

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Informasi dan Komunikasi

Industri Pengolahan

Perdagangan Besar dan Eceran

Page 121: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

94

dimanfaatkan dalam bentuk bahan daur ulang, listrik, dan bahan bakar dan bermanfaat

tinggi secara ekonomi.

Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat yang telah berjalan dengan baik dan

sangat penting guna menangani masalah sampah. Semakin banyaknya bank sampah

yang tersebar di jawa timur terutama di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan Malang akan

semakin meningkatkan PDRB dari sektor ini.

6.2.3. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Walaupun sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2020 kontribusinya relatif

kecil pada PDRB Prov.Jawa Timur, yakni 3,5%, akan tetapi pertumbuhannya yang positif

berkontribusi pada PDB nasional, maka sektor ini merupakan salah satu sektor potensial

daerah yang bisa digali lebih jauh lagi. Karena menurut data dari ESDM sumber daya

alam di Jawa Timur yang baru terkesplorasi sekitar 15-20 persen, potensi yang paling

banyak masih didominasi

minyak dan gas.

Sumber daya ekstraktif

khususnya sektor

pertambangan migas dan

mineral serta batubara secara

nasional masih menjadi sektor

utama penyumbang

penerimaan negara (APBN),

dimana 25 sampai 30%

penerimaan APBN

dikontribusikan dari sektor ini.

Mekanisme pembagian dana

bagi hasil (DBH) ditentukan

pemerintah pusat untuk

pemerintah daerah sebagai

"pemilik kekayaan" adalah

sebagai berikut :

Dengan berbagai keuntungan dari sisi geologi dan struktur alam yang dimiliki, Jawa

Timur memiliki kandungan minyak dan gas (migas) yang cukup signifikan, serta bahan

mineral lainnya seperti batu kapur, semen, dan emas yang juga cukup besar.

Gambar 6.1 Posri Pembagian DBH SDA Nasional

Sumber: DJPK

Page 122: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

95

Sebagai provinsi yang memproduksikan minyak dari akhir abad ke-18 terutama dari

daerah Cepu, Bojonegoro. Sampai dengan saat ini daerah-daerah tersebut masih

menjadi daerah penghasil migas. Di samping itu, sejak awal tahun 1970-an, produksi

minyak juga telah ditambah dari lapangan-lapangan di lepas pantai utara Jawa Timur

dan pada akhir tahun 1980-an, produksi gas bertambah dari lapangan-lapangan di lepas

pantai sebelah timur Jawa Timur (Madura Off Shore Sumenep (Santos) dan West

Madura Offshore). Dari jumlah tersebut menempatkan Jawa timur di bawah Kalimantan

dan Riau sebagai daerah penghasil migas terbesar.

Saat ini terdapat kurang lebih 40 blok migas di Jawa Timur, beberapa lapangan migas

baru atau penemuan lama akan dikembangkan sehingga pada beberapa tahun ke depan

akan menambah produksi migas di Jawa Timur. Di samping itu, eksplorasi terus

dilakukan ke semua wilayah cekungan Jawa Timur untuk menemukan lapangan-

lapangan migas baru.

Selain minyak dan gas bumi, pertambangan yang paling menonjol lainnya yaitu Emas,

Perak, Tembaga di wilayah Banyuwangi, yaitu terdapat di Gunung Tumpang Pitu

Kecamatan Pesanggaran. Namun saat ini yang masih tahap eksplorasi. Menurut data

Pemkab Banyuwangi, telah dilakukan eksplorasi oleh perusahaan sebagai pemegang

Kuasa Pertambangan (KP) Eksplorasi atas bahan galian Emas, Perak dan Tembaga,

menyimpulkan bahwa dari data pemboran yang telah dilakukan perusahaan bekerja

sama dengan perusahaan Australia, dapat diperkirakan jumlah cadangan emas di

Gunung Tumpangpitu dan sekitarnya, sebanyak lebih dari 60 ton emas, atau lebih dari

120 ton equivalent emas (dengan tingkat kepercayaan 60 % dan tanpa cut off).

Kondisi geologis Jawa Timur yang cukup kaya akan potensi sumber daya mineral,

memiliki sekitar 20 jenis bahan galian yang mendukung sektor industri maupun

konstruksi, yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi empat lajur, yaitu;

1. Lajur Rembang, terbentuk oleh batu lempung napalan dan batu gamping merupakan

cekungan tempat terakumulasinya minyak dan gas bumi;

2. Lajur Kendeng, terbentuk batu lempung dan batu pasir, potensi lempung bentonit,

gamping;

3. Lajur Gunung Api tengah, terbentuk oleh endapan material gunung api kuarter,

potensi bahan galian konstruksi berupa batu pecah, krakal, krikil, pasir, tuf;

Page 123: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

96

4. Lajur pegunungan

selatan terbentuk

oleh gamping

dengan instrusi

batuan beku dan

aliran lava yang

mengalami tekanan,

potensi minerla

logam, marmer,

onyx, batu gamping,

betonit dan phospat.

Pengelolaan potensi

sektor pertambangan

dan penggalian di Jawa

Timur ini akan terus

ditingkatkan, karena

secara tidak langsung juga mempengaruhi pertumbuhan pada berbagai sektor ekonomi

terutama sektor jasa, seperti perdagangan, Akomodasi dan Makan Minum/hotel dan

restoran, yang merupakan beberapa tulang punggung utama bagi perekonomian Jawa

Timur.

6.3. TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI

EKONOMI DAERAH

Dalam kurun waktu tahun

2016-2019 laju

pertumbuhan ekonomi

Jawa Timur selalu

berada diatas

pertumbuhan ekonomi

nasional. Dan menurun

tajam pada tahun 2020,

di bawah pertumbuhan

ekonomi nasional.

Karena sektor unggulan

daerahnya sangat terdampak dengan adanya pandemi Covid-19. Disisi lain

Tabel 6.6. Persebaran Potensi Mineral Logam di Jawa Timur

No. Mineral Logam Kabupaten/Kota Penghasil

1 Pasir besi Kab. Pacitan, Kab. Trenggalek, Kab. Tulungagung, Kab. Blitar, Kab. Malang, Kab. Lumajang

2 Besi Kab. Tulungagung, Kab. Pacitan 3 Emas Kab. Pacitan, Kab. Ponorogo, Kab. Blitar 4 Tembaga Kab. Ponorogo, Kab. Tulungagung, Kab. Blitar 5 Seng Kab. Pacitan, Kab. Ponorogo 6 Nikel Kab. Pacitan

7 Mangaan Kab. Pacitan, Kab. Ponorogo, Kab. Trenggalek, Kab.Tulungagung, Kab. Blitar, Kab. Kediri, Kab. Malang

8 Timah hitam Kab. Pacitan 9 Timah putih Kab. Pacitan

10 Galena Kab. Ponorogo 11 Pirit Kab. Ponorogo 12 Unsur logam Ag,Cu dan Zn Kab. Bondowoso

Sumber : OM SPAN DJPb, diolah

Grafik 6.6. Laju Pertumbuhan Ekonomi Jatim dan Nasional dari Tahun ke Tahun (dalam persen)

Sumber: BPS Jatim (Diolah)

5,58 5,45 5,47 5,52

-2,39

5,03 5,07 5,17 5,02

-2,07

-4

-2

0

2

4

6

2016 2017 2018 2019 2020

Jawa timur Nasional

Page 124: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

97

pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur masih harus berhadapan dengan upaya

pengentasan kemiskinan dan ketimpangan pendapatan serta pencegahan stunting,

disamping juga penanggulangan pengangguran.

Untuk menjamin tercapainya pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur pada waktu-waktu

mendatang perlu upaya-upaya untuk terus menghidupkan mesin-mesin pertumbuhan itu

sendiri. Beberapa sektor pertumbuhan dari sisi lapangan usaha masih perlu

mendapatkan perhatian dan dipacu untuk terus tumbuh pada tahun 2021. Faktor-faktor

pendorong dan inovasi pada sektor terkait perlu terus ditingkatkan.

6.3.1. Tantangan Fiskal Pemerintah Pusat

Merebaknya pandemi Covid-19 tidak hanya berimplikasi pada aspek kesehatan, tetapi

juga memberikan tantangan serius pada perekonomian. Hal tersebut membuat

pemerintah mengambil langkah extraordinary dari sisi fiskal untuk melindungi

masyarakat dan perekonomian di tengah wabah Covid-19. Di awal, sebagai payung

hukum, pemerintah menetapkan Undang-Undang (UU) No. 2/2020 tentang Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 1/2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara

dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Covid-19 dan/atau dalam

rangka menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau

stabilitas sistem keuangan menjadi undang-undang. Di dalam UU No. 2/2020 tersebut

memuat stimulus fiskal, bauran kebijakan moneter, dan kebijakan sektor keuangan.

Kondisi-kondisi di atas tentunya berimplikasi kepada perubahan APBN Tahun Anggaran

2020. APBN 2020 telah mengalami perubahan sebagaimana tertuang dalam Perpres

No. 72/2020.

Terdapat beberapa permasalahan dan kendala yang mempengaruhi pencapaian target-

target fiskal di berbagai sektor perekonomian, antara lain perlambatan ekonomi global

yang mempengaruhi perlambatan penerimaan dan belum optimalnya pengawasan di

bidang perpajakan serta masih rendahnya cakupan basis pajak. Pada sisi belanja, yaitu

dinamisnya kebutuhan pada masa pandemi seperti bantuan sosial, pengadaan vaksin

dll menyebabkan meningkatnya belanja. Kemudian pada sisi pembiayaan yaitu masih

terbatasnya sumber-sumber pembiayaan alternatif.

Dari sisi penerimaan membuat pemerintah menerapkan kebijakan fiskal ekspansif

konsolidatif yang terarah dan terukur secara bertahap dalam jangka menengah.,

dilakukan percepatan penurunan PPh pasal 25/29 badan dari 25 persen menjadi 22

persen. Selain itu pemerintah juga memberikan berbagai stimulus perpajakan di

Page 125: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

98

antaranya pembebasan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 Impor pada 19 sektor

tertentu, pemberian restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dipercepat, perluasan

insentif perpajakan secara tepat, terukur, dan berazaskan pada keadilan ekonomi, serta

pembebasan Bea Masuk sektor tertentu. Sementara itu pada sisi belanja, peningkatan

belanja tersebut terkait dengan pemberian stimulus pada bidang Kesehatan, program

JPS dan dukungan industri dan UMKM. Stimulus belanja tersebut dipenuhi dari berbagai

skema yaitu melalui refocusing dan realokasi belanja pusat dan Transfer ke Daerah dan

Dana Desa (TKDD) serta tambahan alokasi belanja serta berfokus pada PEN

(Pemulihan Ekonomi Nasional).

Sejalan dengan ditempuhnya kebijakan ekspansif-konsolidatif, maka arah kebijakan

pembiayaan akan ditujukan untuk mendorong pengembangan pembiayaan inovatif

dalam rangka mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional pascapandemi global virus

Covid-19. Kondisi ini menjadi syarat penting dalam mendukung upaya recovery,

stabilisasi sosial-ekonomi, sektor keuangan, dan perekonomian secara keseluruhan.

Selain itu pemerintah juga menyesuaikan anggaran pendapatan, belanja, dan

pembiayaan sesuai dengan dinamika perekonomian nasional.

6.3.2. Tantangan Fiskal Pemerintah Daerah

Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam merumuskan kebijakan terutama terkait

pemulihan perekonomian dengan adanya pandemi COVID-19 terdapat tantangan yang

dihadapi Jawa Timur diantaranya tingkat disparitas sosial ekonomi yang cukup

signifikan, yang memerlukan intervensi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Akselerasi pembangunan ekonomi di Provinsi Jawa Timur perlu dilakukan melalui

pendekatan pembangunan wilayah yang komprehensif dan integratif, agar seluruh

infrastruktur yang telah dibangun dapat memberikan dampak yang optimal terhadap

aktivitas perekonomian di Provinsi Jawa Timur, serta dapat mendukung pemerataan

ekonomi di seluruh wilayah.

Biaya ekonomi, ketidakpastian dan tren anti-globalisasi yang disebabkan oleh krisis

COVID-19 dapat mengakibatkan resesi besar baru dalam ekonomi global. Beberapa

lesson learned dari beberapa negara yang mengalami Covid 19 antara lain sebagai

berikut:

a) Time is crucial. Kebijakan pertama adalah menghentikan wabah dan mencegah

penyebarannya ke seluruh wilayah menggunakan setiap dan semua tindakan

kesehatan. Pemerintah harus memberlakukan kebijakan isolasi untuk memastikan

Page 126: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

99

social distancing dan menggunakan karantina yang ketat, serta implementasi

vaksinasi prioritas kepada penduduk yang rentan.

b) Transparansi informasi diperlukan. Memanfaatkan teknologi digital, big data, dan

teknologi cloud computing bisa sangat membantu dalam menyediakan informasi

real-time dan tepat untuk mengatasi kesalahan informasi, kurangnya komunikasi dan

penundaan pelaporan atau pelaporan yang salah.

c) ‘Whatever it takes’ kebijakan makroekonomi adalah fundamental. Untuk mencegah

potensi krisis ekonomi setelah krisis kesehatan ini, tidak hanya memberikan

dukungan fiskal, tetapi juga menciptakan kebijakan moneter dan keuangan untuk

mencegah resesi ekonomi makro akibat permintaan yang tak terduga dan

guncangan pasokan. Menyelamatkan UKM sebagai salah satu sektor paling

terdampak telah terbukti menjadi langkah yang sangat strategis dalam mendorong

permintaan domestik, jaringan produksi dan rantai nilai global. Berfokus pada

pemulihan UMKM yang tidak dapat bertahan akibat adanya wabah. Salah satunya

dengan keterlibatan fintech untuk mendukung UMKM dalam memberikan pinjaman

agar UMKM kembali beroperasi.

Selain itu juga ke depan sektor pariwisata sebagai bagian dari sektor terdampak yang

cukup serius sebaiknya difokuskan pada wisata yang mengutamakan unsur hygiene,

health, safety dan security yang mengacu pada protokol kesehatan. Beberapa upaya

kebijakan mitigasi ekonomi untuk mengatasi dampak Covid 19 ini diantaranya stimulus

fiscal dalam bentuk insentif bagi para pelaku usaha mikro, industry pariwisata, program

peningkatan daya beli produk UKM/IKM, melakukan corporate action untuk mencari

negara-negara alternatif yang bisa memasok bahan baku bagi kebutuhannya masing-

masing. Sedangkan stimulus non fiscal dilakukan dengan tujuan untuk lebih memberikan

dorongan terhadap kegiatan ekspor-impor.

Dari sisi pertanian dengan adanya wabah ini sektor pertanian harus didukung karena

masyarakat sangat membutuhkan stock pangan yang memenuhi standar kesehatan.

Adanya musibah wabah virus Covid-19 beberapa aktivitas pertanian yang urgent untuk

dilakukan diantaranya memperpendek rantai pasok dan meningkatkan nilai tambah

melalui kegiatan panen dan pasca panen yang memadai serta penguatan sisi hilir

(memanfaatkan e-marketing). Melalui 3 pilar; penyuluhan, pelatihan dan pendidikan

serta dengan terus mengoptimalkan SDM Pertanian untuk menggenjot produksi dan

produktivitas bahkan ekspor diharapkan mampu menjadi peluang bagi pelaku sektor

pertanian khususnya para petani untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Page 127: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

100

6.3.3. Sinkronisasi Kebijakan Fiskal Pusat-Daerah

Pandemi Covid-19 memberi tekanan tidak hanya terhadap perekonomian dunia, namun

juga perekonomian Indonesia. Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, target

realisasi investasi disesuaikan dari Rp886,00 triliun berdasarkan RPJMN 2020-2024,

menjadi Rp817,20 triliun pada tahun 2020. Berdasarkan perkembangannya, realisasi

total investasi pada semester I tahun 2020 mencapai Rp402,61 triliun atau 49,27 persen

dari target. Selain itu, realisasi investasi pada industri pengolahan mengalami

peningkatan pada semester I tahun 2020 dengan nilai investasi sebesar Rp129,60 triliun

atau 32,19 persen dari total realisasi investasi, dibandingkan dengan Rp104,59 triliun

atau 26,44 persen dari total realisasi investasi di semester I tahun 2019. Pemerintah

terus berupaya mendorong peningkatan investasi dengan percepatan kemudahan

berusaha dan perizinan. Pemerintah melakukan pemantauan terhadap perizinan

investasi dengan melibatkan seluruh kementerian/lembaga (K/L) dan mendorong

integrasi OSS dengan K/L. Adapun permasalahan utama terkait dengan investasi pada

industri pengolahan adalah :

a) Inkonsistensi regulasi dan kebijakan terhadap industri hulu sampai industri hilir;

b) Pengembangan industri manufaktur yang menghasilkan bahan baku bagi sektor

industri yang menjadi prioritas belum dikembangkan secara optimal.

Kebijakan dan strategi pembangunan sektor industri pada masa pandemi Covid-19

diarahkan untuk memfasilitasi pemulihan ekonomi nasional. Strategi yang dilaksanakan

antara lain meliputi:

a) Menjaga tingkat produksi sektor-sektor yang berperan langsung/sektor esensial

dalam penanganan COVID-19 (sektor farmasi dan alat kesehatan);

b) Menjamin pasokan bahan baku (sumber impor dan dalam negeri);

c) Fasilitasi kemudahan perusahaan industri untuk memenuhi kewajiban-kewajiban

melalui relaksasi PPh dan PPN;

d) Fasilitasi kepabeanan dan penyederhanaan prosedur ekspor impor;

e) Stimulus pembiayaan atau kredit UMKM, termasuk melalui KUR bagi IKM;

f) Penyaluran kartu pra-kerja untuk antisipasi pekerja yang terkena PHK;

g) Menjaga operasionalisasi industri di tengah pandemi Covid-19, melalui penerbitan

Izin Operasional Mobiitas dan Kegiatan Industri (IOMKI) yang diselaraskan dengan

aturan kesehatan dari WHO;

Page 128: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

101

h) Fasilitasi kerja sama industri dengan lembaga riset dan sertifikasi, utamanya untuk

menyediakan alat kesehatan dan obat-obatan (ventilator, perangkat tes, obat,

vitamin, dan vaksin);

i) Optimalisasi penggunaan digital platform untuk pelatihan dan perluasan akses pasar

bagi IKM;

j) Restrukturisasi mesin dan peralatan industri;

k) Peningkatan kapasitas SDM industri melalui pelatihan, diklat 3-in-1 dan kerja sama

link and match; dan

l) Peningkatan konsumsi produk buatan dalam negeri melalui Gerakan Bangga Buatan

Indonesia.

Untuk sektor pariwisata diarahkan kebijakannya untuk pengembangan pariwisata dan

ekonomi kreatif difokuskan pada upaya pemulihan antara lain sebagai berikut:

a) Reaktivitasi pasar wisnus melalui penyediaan insentif, dan pasar wisman melalui

diplomasi bilateral dengan negara-negara sumber wisman;

b) Reaktivasi event nasional untuk peningkatan kepercayaan publik yang didukung

penyelenggaraan acara-acara pemerintah dan BUMN di daerah sesuai kesiapan

destinasi;

c) Pemulihan tenaga kerja pariwisata melalui re-skilling dan up-skilling;

d) Pemulihan industri pariwisata yang didukung program PEN;

e) Kelanjutan pembangunan infrastruktur terutama untuk mendukung aksesibilitas dan

sanitasi utamanya di lima destinasi super prioritas;

f) Penerapan standar kebersihan dan keselamatan di setiap destinasi; serta

g) Pendampingan investasi pariwisata yang sempat tertunda saat pembatasan

mobilitas.

Sedangkan pemulihan di sektor ekonomi kreatif difokuskan pada:

a) Pemulihan usaha dengan dukungan program PEN dan pemulihan pasar;

b) Pemulihan tenaga kerja ekonomi kreatif yang didukung pelatihan; dan

c) Kelanjutan pembangunan infrastruktur ekonomi kreatif.

Untuk sektor perdagangan, kebijakan pemerintah diarahkan untuk merelaksasi impor

beberapa komoditas pokok dalam rangka percepatan penambahan pasokan dalam

negeri. Kemudian distribusi juga menjadi salah satu fokus utama pemerintah selain

ketersediaan pasokan dalam negeri. Dalam rangka menjaga stabilitas distribusi,

pemerintah mengeluarkan instruksi. Melalui Surat Edaran Menteri Perdagangan kepada

Page 129: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

102

Gubernur DKI Jakarta dan para Bupati/Walikota No. 317/M-DAG/SD/4/2020 tanggal 3

April 2020, pemerintah mengarahkan:

a) Pembukaan akses pengantaran (kurir) atau distribusi barang;

b) Pengaturan jam kerja pasar rakyat dan toko swalayan; dan

c) Himbauan bagi peritel dan pedagang pasar rakyat untuk menerapkan pembatasan

sosial dan pelayanan pesan antar.

Salah satu BUMN juga ditugaskan untuk terus menyalurkan beras medium ke pasar-

pasar dengan tujuan untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga melalui Program

KPSH (Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga) Beras Medium hingga 31

Desember 2020.

Page 130: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Indonesian Treasury

Page 131: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

BAB VII

ANALISIS TEMATIK

Gunung Bromo

Page 132: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

PROGRAM PENANGGULANGAN COVID-19 DAN PEMULIHAN

EKONOMI REGIONAL PEMPROV JAWA TIMUR

7.1. PENDAHULUAN

Dampak Pandemi Corono Virus Disease 2019 (Covid-19) sangat terasa pada seluruh

aspek kehidupan, tidak hanya pada sektor kesehatan tetapi juga berdampak signifikan

terhadap sektor perekonomian baik secara global maupun di Indonesia. Dampak pada

sektor perekonomian di Indonesia telah terasa dengan terjadinya kontraksi pertumbuhan

ekonomi sebesar 2,07 persen pada tahun 2020. Di Jawa Timur dampak pada

perekonomina lebih dalam dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 sebesar

2,39 persen.

Untuk menangani dampak perekonomian yang disebabkan Pandemi Covid-19,

Pemerintah Indonesia sejak awal telah melakukan antisipasi dengan diterbitkannya

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) Nomor 1 Tahun 2020 tentang

Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan

Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam Rangka Menghadapi

Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem

Keuangan pada bulan Maret 2020 yang telah disahkan menjadi Undang-undang oleh

DPR menjadi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020.

Pemerintah telah mengambil strategi kebijakan dan langkah-langkah luar biasa dalam

rangka penyelamatan perekonomian nasional dan stabilitas sistem keuangan melalui

berbagai kebijakan relaksasi yang berkaitan dengan pelaksanaan APBN khususnya

dengan melakukan peningkatan belanja untuk kesehatan dan pemulihan perekonomian.

Namun dengan semakin meluasnya perubahan dampak Pandemi Covid-19 diperlukan

upaya penanganan bersama antara Pemerintah dan Pemda melalui realokasi dan

refocusing anggaran belanja APBN dan APBD TA 2020 untuk penanganan pandemi

dan dampak Pandemi Covid-19. Upaya bersama tersebut berupa kewajiban Pemda

melakukan penyesuaian APBD TA 2020 sebagaimana yang ditetapkan dalam

Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan Nomor 119/2813/SJ

dan 177/KMK.07/2020 tentang Percepatan Penyesuaian APBD Tahun 2020 Dalam

Rangka Penanganan Covid-19, serta Pengamanan Daya Beli Masyarakat dan

Perekonomian Nasional, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 35/PMK.07/2020

tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa TA 2020 Dalam Rangka

Page 133: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Penanganan Pandemi COVID-19 dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan

Perekonomian Nasional. Pemprov Jawa Timur menindaklanjuti kebijakan tersebut

dengan melakukan penyesuaian APBD TA 2020 dengan menetapkan:

1. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 14 Tahun 2020 tentang Perubahan atas

Peraturan Gubernur Nomor 95 Tahun 2019 tentang Penjabaran APBD Tahun

Anggaran 2020;

2. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua

atas Pergub Nomor 95 Tahun 2019 tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran

2020;

3. Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2020 tentang Perubahan APBD

Tahun Anggaran 2020;

4. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 61 Tahun 2020 tentang Penjabaran

Perubahan APBD Tahun Anggaran 2020

Refocusing dan realokasi APBD

Pemda Jawa Timur TA 2020

untuk penanganan COVID-19

sebesar Rp1.205.344.141.925

untuk 3 pos alokasi (klaster)

sebagai berikut:

1. Penanganan Kesehatan

(Klaster Kesehatan) sebesar

Rp489.683.741.925 atau

41% dari total alokasi

anggaran penanganan

COVID-19;

2. Penanganan Dampak/Dukungan Ekonomi (Klaster Ekonomi) sebesar

Rp42.399.000.000 atau 3% dari total alokasi anggaran penanganan COVID-19;

3. Penyediaan Jaring Pengaman Sosial (Klaster Sosial) sebesar Rp673.261.400.000

atau 56% dari total alokasi anggaran penanganan COVID-19.

7.2. Program Penangangan Pandemi Covid-19 di Provinsi Jawa Timur.

7.2.1. Klaster Kesehatan

Grafik 7.1 Dana Refocusing Penanganan COVID-19 per Klaster

Sumber : BPKAD Pemprov Jawa Timur

Klaster Kesehatan;

489,68 ; 40,63%

Klaster Ekonomi;

42,40 ; 3,52%

Klaster Sosial; 673,26 ; 55,86%

Klaster Kesehatan Klaster Ekonomi Klaster Sosial

Page 134: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Refocusing dan realokasi dana APBD Pemda Jatim 2020 untuk Klaster Kesehatan

sebesar Rp489,683 Miliar dan realisasi sebesar Rp446,101 Miliar (91,10%) untuk

belanja kebutuhan pada 21 program/kegiatan prioritas. Program Penanganan Pandemi

Covid-19 antara lain:

1) Pengadaan Bahan Medis dan Kebutuhan 5 Rumah Sakit Pemerintah Provinsi

Jatim yang dikoordinir oleh RSUD dr. Soetomo dengan alokasi pagu sebesar

sebesar Rp145,566 Miliar dengan realisasi sebesar Rp125,265 Miliar (86,05%);

2) Kegiatan Keposkoan, Penyemprotan Disinfektan Promotif Preventif untuk

Penanganan Pandemi Covid-19 oleh BPBD Prov. Jawa Timur Bersama Kodam

V Brawijaya , Polda Jatim, RS Unair dan PMI Jatim dengan pagu sebesar

Rp92,900 Miliar dan capaian realisasi Rp92,790 Miliar (99,88%);

3) Kegiatan Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19 dalam rangka Dukungan

Pemenuhan Kebutuhan untuk Pelayanan di RSUD dr.Soetomo sebesar

Rp43.500 Miliar dengan realisasi sebesar Rp37,360 Miliar (85,89%)

Tabel 7.1 Pagu dan Realisasi Refucusing Belanja pada Klaster Kesehatan

No PROGRAM / KEGIATAN PAGU ANGGARAN REALISASI % Real

1 Percepatan penanganan COVID-19 di Jawa Timur pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

6.359.750.000 4.202.553.379 66,08

2 Kegiatan keposkoan, penyemprotan disinfektan promotif preventif untuk penanganan COVID-19 oleh BPBD Prov.Jatim bersama dengan KODAM V Brawijaya, Polda Jatim, RS Unair dan PMI Jatim

92.900.000.000 92.790.941.365 99,88

3 Pengadaan bahan medis dan kebutuhan 5 Rumah Sakit Pemprov Jatim yang dikoordinir oleh RSUD dr.Soetomo

145.566.079.250 125.265.602.831 86,05

4 Perbaikan darurat ruang isolasi Rumah Sakit Pemprov Jatim untuk penanganan COVID-19 oleh Danas PRKP dan Clpta Karya Prov.Jatlm

39.476.000.000 39.303.242.145 99,56

5 Kegiatan pendukung pelaksanaan PSBB di Jawa Timur oleh BPSDM Prov.Jatim dan Polda Jatim

6.025.976.000 6.006.500.000 99,68

6 Kegiatan percepatan penanganan COVID-19 oleh BPBD Prov.Jatlm, Pemenuhan kebutuhan dan dukungan personil dalam rangka perpanjangan PSBB Surabaya Raya oleh Kodam V Brawijaya dan Polda Jatim, Dukungan kebutuhan administrasi dan logistik oleh Divisi Infanteri 2 Kostrad dan Perbaikan tempat isolasi oleh Rindam

39.394.880.000 38.023.716.565 96,52

7 Kegiatan percepatan penanganan COVID-19 dalam rangka dukungan pemenuhan kebutuhan untuk pelayanan di RSUD dr.Soetomo

43.500.000.000 37.360.276.279 85,89

8 Kegiatan percepatan penanganan COVID-19 oleh BPSDH Prov. Jatim dalam rangka dukungan tempat transit tenaga medis

2.257.000.000 2.257.000.000 100,00

9 Kegiatan percepatan penanganan COVID-19 oleh BPBD Prov Jatim dalam rangka dukungan kegiatan rumpun tugas promotif preventif dukungan relawan Tenaga Kesehatan oleh RS Unair

8.602.636.000 8.040.073.160 93,46

Page 135: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

No PROGRAM / KEGIATAN PAGU ANGGARAN REALISASI % Real

10 Kegiatan dukungan renovasi di RSUD dr.Soetomo oleh Dinas PRKP dan Cipta Karya

17.037.000.000 16.803.700.000 98,63

11 Dukungan kegiatan rumpun tugas promotif preventif dan Operasi Satpol-PP oleh BPBD Prov. Jatim

15.000.000.000 13.542.997.150 90,29

12 Dukungan kegiatan untuk tempat transit tenaga medis di Malang oleh BPSDM Prov. Jatim

994.125.000 994.125.000 100,00

13 Kegiatan penyebaran informasi, pembinaan dan keikutsertaan Lembega Pers dalam pencegahan dan percepatan penanganan penyebaran pandemi COVID-19 di Provinsi Jawa Timur oleh Biro Humas dan Protokol setda Prov. Jatim

4.187.500.000 4.027.491.668 96,18

14 Dukungan pengerahan pasukan dalam rangka ketertiban pelaksanaan protokol kesehatan oleh Kodam V Brawljaya dan Polda Jatim serta dukungan peningkatan protokol kesehatan dan pencegahan penyebaran COVID-19 di wilayah Bandara lntemasional Juanda oleh Puspenerbal Juanda

10.464.100.000 10.464.100.000 100,00

15 Dukungan anggaran guna melengkapi sarana prasarana operasional perawatan dan persediaan obat-obatan di RS Paru Jernber

9.021.090.000 8.726.080.311 96,73

16 Dukungan anggaran guna melengkapi sarana prasarana operasional perawatan dan persediaan obat-obatan di RSJ Menur Surabaya

5.231.625.075 1.949.611.799 37,27

17 Dukungan anggaran guna melengkapi sarana prasarana operasional perawatan dan persediaan obat-obatan di RSU Karsa Husada Batu

18.002.066.000 16.361.594.198 90,89

18 Dukungan anggaran guna melengkapi sarana prasarana operasionaI perawatan dan persediaan obat-obatan di RSUD dr. Saiful Anwar Malang

9.504.164.600 6.137.051.242 64,57

19 Dukungan anggaran guna melengkapi sarana prasarana operasional perawatan dan persediaan obat-obatan di RSUD dr. Soedono Madiun

2.159.750.000 1.843.428.316 85,35

20 Dukungan anggaran untuk akomodasi perawat pada BPSDM Prov. Jatim

1.100.000.000 951.982.000 86,54

21 Pembangunan/rehabilitasi ruang isolasi khusus COVID-19 di RS Paru Jember oleh Dinas PRKP dan Cipta Karya

12.900.000.000 11.049.807.000 85,66

Total Klaster Kesehatan 489.683.741.925 446.101.874.408 91,10 Sumber : BPKAD Pemprov Jawa Timur

7.2.2. Klaster Ekonomi

Refocusing dan realokasi dana APBD Pemda Jatim 2020 untuk Penanganan Dampak/

Dukungan Ekonomi (Klaster Ekonomi) merupakan alokasi terkecil dari total alokasi

anggaran penanganan COVID-19 sebesar Rp42,399 Miliar dan telah direalisasikan

keseluruhan atau 100%. Pengelolaan dana pada klaster ini oleh :

Page 136: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

1) Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan

memprioritaskan program

Recovery Pasca Covid-19

bagi petani, Kelompok Tani

dan Gabungan Kelompok

Tani, dan Pemberian

Bantuan Premi Asuransi

Usaha Tani Padi (AUTP);

2) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan memprioritaskan program Recovery Pasca

Covid-19 bagi petani, Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani, dan

Pemberian Bantuan Premi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP);

3) Dinas Koperasi dan UMKM, prioritas program Upaya pemulihan KUKM terdampak

Covid-19 melalui Penguatan

Kelembagaan,

pengembangan pemasaran

KUKM, peningkatan kualitas

SDM KUKM;

4) Dinas Penanaman Modal

Pelayanan Terpadu Satu

Pintu, prioritas program

Peningkatan Kinerja

Penanaman Modal dalam menjaga investasi serta penyelenggaraan PTSP Prima

5) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, prioritas program Pemberdayaan ekonomi kreatif

lingkup seni budaya dan pengembangan sektor wisata;

6) Dinas Perindustrian dan Perdagangan, prioritas program:

Perluasan jaringan pasar terhadap pelaku usaha sektor industri perdagangan;

Pendampingan implementasi Aplikasi Dashboard Produk Unggulan (DOLAN)

dan Dashboard Bahan Pangan (DAHAN);

Pameran promosi dan misi dagang (Blended Exhibition Office dan Online)

7) Biro Perekonomian dengan program Penguatan Peran East Java Super Corridor

(EJSC)/Milenial Job Center (MJC)

Tabel 7.2 Pagu dan Realisasi Refocusing Belanja pada

Klaster Ekonomi

Sumber : BPKAD Prov Jawa Timur

-

5.000.000.000

10.000.000.000

15.000.000.000

20.000.000.000

25.000.000.000

Program LumbungPangan Jatim

Bantuan biayaangkut pada

kegiatan LumbungPangan Jatim

DukunganPerpanjangan

Kegiatan LumbungPangan

Grafik 7.2 Pagu dan Realisasi Refucusing Belanjapada Klaster Ekonomi

PAGU REALISASI

Page 137: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Adapun Program Penanganan COVID-19 melalui Belanja Tidak Langsung Pemerintah

Provinsi Jawa Timur dalam rangka penanganan dampak ekonomi adalah:

Program Lumbung Pangan Jatim;

Bantuan Permodalan BUMDes (Peningkatan perekonomian Desa melalui stimulus

tambahan modal Badan Usaha Milik Desa dalam upaya memulihkan kembali wisata

desa)

Anti Poverty Program (Program pemberdayaan usaha ekonomi produktif untuk

kelompok masyarakat rentan miskin berupa sarana dan prasarana produksi yang

bersifat hibah)

7.2.3. Klaster Sosial

Refocusing dan realokasi dana

APBD Pemda Jatim 2020 untuk

Bantuan Sosial Safety Net/jaring

Pengaman Sosial (Klaster

Sosial) merupakan alokasi

terbesar total alokasi anggaran

penanganan COVID-19 sebesar

Rp673,261 Miliar dengan

realisasi TA 2020 sebesar

Rp590,475 Miliar (87,70%).

Pengelolaan dana pada klaster ini

diantaranya adalah: Dinas Sosial,

Disnakertrans, Dinas

Pemberdayaan Perempuan,

Perlindungan Anak dan

Kependudukan (DP3AK), Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa (DPMD), Dinas Kepemudaan

dan Olah Raga (Dispora), Biro

Kesejahteraan Sosial (Biro Kesos) dan Dinas Perpustakaan dan Arsip. Pengelolaan

anggaran untuk belanja tidak langsung berupa Penyediaan JPS/Penanganan Dampak

Sosial, yaitu:

- 50.000.000.000

100.000.000.000 150.000.000.000 200.000.000.000 250.000.000.000 300.000.000.000 350.000.000.000 400.000.000.000 450.000.000.000 500.000.000.000

Sosial Ekonomi(Bantuan tunaipekerja yangterdampak)

PKH plus jaminansosial lanjut usia

Progmm BantuanPangan

Program SuplemenProgram BantuanPangan Non Tunai

Grafik 7.2 Pagu dan Realisasi Refucusing Belanjapada Klaster Ekonomi

PAGU REALISASI

Tabel 7.3 Pagu dan Realisasi Refocusing Belanja pada Klaster Sosial

Sumber : Setda Pemprov Jawa Timur

Page 138: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Program Bantuan Pangan

Program Top Up Bantuan Pangan Non Tunai

Bantuan Pekerja di Lingkungan Ponpes

Program Keluarga Harapan Plus (meningkatkan taraf hidup bagi Lanjut Usia sesuai

Kriteria Penerima Manfaat melalui pemanfaatan Bantuan Sosial berupa uang yang

disalurkan secara Non Tunai)

Bantuan Pekerja Seni dan Penjaga Situs Budaya

Page 139: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Indonesian Treasury

Page 140: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

BAB VIII

PENUTUP

Karapan Sapi Madura

Page 141: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

8.1. KESIMPULAN

Tema Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2020 adalah “Peningkatan Sumber Daya

Manusia untuk Pertumbuhan Berkualitas”. Selaras dengan tema RKP Tahun 2020,

tema kebijakan fiskal APBN tahun 2020 adalah “APBN untuk Akselerasi Daya Saing

melalui Inovasi dan Penguatan Kualitas Sumber Daya Manusia”. Kebijakan fiskal

APBN tahun 2020 diarahkan untuk mampu menstimulasi perekonomian agar tumbuh

pada level yang cukup tinggi, menggairahkan investasi dan ekspor, mendorong inovasi

dan penguatan kualitas SDM, serta mendorong daya saing nasional termasuk melalui

transformasi struktural. Kebijakan fiskal juga diarahkan untuk mendorong terciptanya

pengelolaan fiskal yang semakin sehat, yang tercermin dalam optimalisasi pendapatan

negara, belanja yang lebih berkualitas (spending better), dan pembiayaan yang kreatif,

efisien dan berkelanjutan.

Selaras dengan tema RKP Tahun 2020, tema RKPD tahun 2020 Provinsi Jawa Timur

adalah “Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Jawa Timur untuk

Pertumbuhan Berkualias dan Berdaya Saing”. Sasaran pembangunan daerah

Provinsi Jawa Timur tahun 2020 diarahkan untuk mencapai sasaran utama yang

mencakup sasaran makro ekonomi khususnya pertumbuhan perekonomian,

pembangunan manusia dan masyarakat dan dimensi pemerataan.

Beberapa indikator makroekonomi dan kesejahteraan di Provinsi Jawa Timur

menunjukkan bahwa beberapa pencapaian kinerja pembangunan daerah meleset dari

target yang ditetapkan dalam RKPD tahun 2020. Target pembangunan yang tidak

tercapai di tahun 2020 tersebut, tentunya merupakan dampak dari Pandemi Covid-19

yang melanda dunia dan Indonesia. Jawa Timur sebagai Provinsi penyumbang terbesar

kedua perkenomian Indonesia menanggung dampak yang lebih besar dibandingkan

dengan perekonomian nasoional.

Indikator Makro Fundamental

Perekonomian Jawa Timur berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDRB) atas

dasar harga berlaku (ADHB) tahun 2020 tercatat sebesar Rp2.299,46 triliun dan atas

dasar harga konstan (ADHK) 2010 telah mencapai Rp1.610,41 triliun. Dengan capaian

PDRB tersebut, perekonomian Jawa Timur mengalami kontraksi sebesar 2,39 persen

pada tahun 2020 (c-to-c). Kontraksi pertumbuhan tersebut lebih dalam dibandingkan

nasional yang mencapai 2,07 persen. dengan capaian tersebut, target pertumbuhan

Page 142: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

BAB VIII PENUTUP

111

ekonomi pada RKPD Perubahan tahun 2020 tidak tercapai, yang ditetapkan 0,96-2,66

persen.

Dari sisi permintaan/pengeluaran, sumbangsih tertinggi terhadap PDRB Jawa Timur

tahun 2020 diberikan oleh komponen konsumsi rumah tangga sebesar 61,97 persendan

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 28,29 persen. Sedangkan sari sisi

penawaran/lapangan usaha sumbangsih tertinggi Lapangan Usaha Industri Pengolahan

dengan kontribusi sebesar 30,69 persen, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor sebesar 17,92 persen, serta Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan sebesar 11,90 persen

Laju inflasi tahun kalender Jawa Timur di bulan Desember 2020 mencapai 1,44 persen,

angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi tahun kalender di Bulan Desember 2019

sebesar 2,12 persen. Inflasi tahun kalender ini lebih rendah dibandingkan dengan target

Pemprov Jatim yang mematok inflasi sebesar 3 persen plus minus 1 persen.

Indikator Kesejahteraan

Dari empat target indikator kesejahteraan yang ditetapkan dalam RKPD Perubahan

Tahun 2020, tiga indikator kesejahteraan tercapai yaitu tingkat kemiskinan, Indeks Gini,

dan Indeks Pebangunan Manusia. Sedangkan satu target tidak tercapai yaitu Tingkat

Pengangguran Terbuka.

Sejak tahun 2015, tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur berhasil diturunkan.

Namun, persentase penduduk miskin pada Maret 2020, meningkat 0,72 persen

terhadap September 2019, dan meningkat kembali di 0,37 persen pada September

2020 terhadap Maret 2020. Sehingga pada September 2020 terdapat kenaikan jumlah

penduduk miskin sebanyak 0,52 juta (1,26 persen) menjadi 4,58 juta (11,46 persen)

dibandingkan September 2019. Capain tersebut sedikit dibawah ambang batas atas

target yang ditetapkan dala RKPD Perubahan Tahun 2020 sebesar 11,48-10,18 persen.

Gini Ratio di Provinsi Jawa Timur September 2020 tercatat sebesar 0,364 masuk dalam

kategori sedang. Angka ini turun sebesar 0,002 poin jika dibandingkan dengan Gini

Rasio Maret 2020 yang sebesar 0,366. Capain tersebut sedikit dibawah target yang

ditetapkan dala RKPD Perubahan Tahun 2020 sebesar 0,3943-0,3913.

IPM di Provinsi Jawa Timur tahun 2020 sebesar 71,71, sedikit lebih rendah dari IPM

Nasional sebesar 71,94. Capaian IPM tahun 2020 sedikit melampai target yang

Page 143: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

BAB VIII PENUTUP

112

ditetapkan dalam RKPD Perubahan Tahun 2020 yang ditetapkan dalam kisaran 71,53-

72,23.

TPT Jawa Timur pada Agustus 2020 sebesar 5,84 persen, mengalami kenaikan 2,02

persen poin dibanding TPT Agustus 2019 sebesar 3,82 persen. Capaian TPT tahun

2020 dibawah target yang ditetapkan dalam RKPD Perubahan Tahun 2020 yang

ditetapkan dalam kisaran 71,53-72,23.

APBN Tingkat Provinsi

Target Pendapatan Negara dan Hibah Tahun 2020 di Provinsi Jawa Timur ditetapkan

sebesar Rp198,51 triliun. Target tahun 2020 tersebut turun 1,95 persen dari target

Penerimaan Negara dan Hibah Tahun 2019 sebesar Rp217,01 triliun. Capaian Realisasi

Pendapatan Negara dan Hibah Tahun 2020 sebesar Rp187,08 triliun atau 94,24 persen

dari target yang ditetapkan. Capaian tersebut lebih rendah 1,95 persen dari capaian

realisasi tahun 2019 sebesar 95,07 persen. Disisi belanja, Alokasi belanja di Provinsi

Jawa Timur tahun 2020 ditetapkan sebesar Rp124,93 triliun yang terdiri Belanja

Pemerintah Pusat sebesar Rp49,13 triliun dan TKDD sebesar Rp75,80 triliun. Alokasi

belanja pada tahun 2020 turun 8,01 persen dari tahun 2019 sebesar Rp135,02 triliun.

APBD Tingkat Provinsi (Konsolidasi Pemda)

APBD Konsolidasian Pemda Se-Jawa Timur tahun 2020 mengalami penurunan, baik

pada pagu alokasi maupun realisasi. Realisasi Pendapatan Daerah mencapai 98,46

persen, sedangkan realisasi Belanja Daerah sebesar 88,42 persen sehingga terjadi

Defisit sebesar Rp1,07 triliun. Defisit tersebut dibiayai dari SILPA tahun 2019, sehingga

saldo SILPA konsolidasian Jawa Timur tahun 2020 mencapai Rp17,52 triliun. Selama

tiga tahun bertutut-turut SILPA konsolidasian Jawa Timur mencapai lebih dari 15 persen

Belanja Daerah.

Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Konsolidasian

Pada tahun 2020, Pendapatan Konsolidasian mencapai Rp224,95 triliun atau 97.01

persen dari Target Kosnolidasian. Pendapatan tersebut turun Rp22,58 triliun dari tahun

2019 yang mencapai Rp247,46 triliun. Pendapatan tahun 2020 mengalami pertumbuhan

negatif sebesar 9,10 persen. Dari semua komponen pendapatan, penurunan paling

tajam terjadi pada pendapatan hibah sebesar 80,40 persen, hal ini dikarenakan pada

tahun 2019 beberapa Pemda mencatat dana desa sebagai dana hibah dalam laporan

keuangan karena bersifat in-out.

Page 144: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

BAB VIII PENUTUP

113

Disisi Belanja Konsolidasian, pada tahun 2020 realisasi mencapai Rp150,01 triliun atau

90,87 persen dari Pagu Konsolidasian sebesar Rp165,08 triliun. Realisasi tahun 2020

juga tumbuh negatif sebesar 16,34 persen jika dibandingkan tahun 2019 yang mencapai

Rp179,91 triliun. Penurunan belanja pada tahun 2020 yang cukup tajam mengakibatkan

Surplus Anggaran Kondolidasin sebesar 74,94 triliun.

Sektor Unggulan

Berdasarkan hasil tipologi klassen, Prov. Jawa Timur memliki beberapa sektor unggulan

yaitu (1) Industri Pengolahan, (2) Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor, (3) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum.

Industri Pengolahan merupakan kontributor utama dan tertingi dalam Perekonomian

Jawa Timur,dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, yaitu 2015 sebesar

29,28%, 2016 sebesar 28,92%; 2017 sebesar 29,03%, 2018 sebesar 29,73 %, 2019

sebesar 30,24 % dan 2020 sebesar 30,34 %. Selain sebagai penopang perekonomian,

Industri pengolahan juga memberikan kontribusi terhadap penyediaan lapangan kerja.

Untuk menjaga performa perekonomian Jawa Timur agar terus tumbuh dan meningkat

maka pertumbuhan indutri pengolahan harus dijaga agar selalu diatas pertumbuhan

ekonomi Jawa Timur secara keseluruhan.

Posisi geografis Jawa Timur yang sangat strategis sebagai penghubung antara

Indonesia Barat dan Indonesia Timur menjadi modal pendorong kegiatan ekonomi

lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor.

Sektor ini memberikan kontribusi cukup besar dalam pembentukan PDRB Jawa Timur

dan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Besarnya jumlah penduduk

juga menjadi salah satu faktor pendukung besarnya kegiatan perdagangan di Jawa

Timur.

Pariwisata adalah salah satu sektor unggulan dalam perekonomian Jawa Timur yang

patut menjadi perhatian besaran kontribusinya jika dibandingkan menggunakan

referensi PDB nasional pada sektor tersebut dengan menggunakan pendekatan pada

Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum dalam PDRB. Perkembangan

pariwisata suatu daerah akan berimbas pada percepatan pertumbuhan ekonomi

wilayahnya. Hal ini dapat terjadi karena pariwisata menciptakan permintaan, baik

permintaan konsumsi maupun permintaan investasi, yang pada akhirnya memunculkan

berbagai multiplier effect atau efek pengganda dalam bentuk kegiatan produksi barang

dan jasa, baik barang konsumsi maupun barang modal.

Page 145: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

BAB VIII PENUTUP

114

Tantangan Fiskal Pemerintah Pusat dan Daerah

Terdapat beberapa permasalahan dan kendala yang mempengaruhi pencapaian target-

target fiskal di berbagai sektor perekonomian, antara lain perlambatan ekonomi global

yang mempengaruhi perlambatan penerimaan dan belum optimalnya pengawasan di

bidang perpajakan serta masih rendahnya cakupan basis pajak. Pada sisi belanja, yaitu

dinamisnya kebutuhan pada masa pandemi seperti bantuan sosial, pengadaan vaksin

dan lain-lain menyebabkan meningkatnya belanja. Kemudian pada sisi pembiayaan

yaitu masih terbatasnya sumber-sumber pembiayaan alternatif.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam merumuskan kebijakan terutama terkait

pemulihan perekonomian dengan adanya pandemi COVID-19 terdapat tantangan yang

dihadapi Jawa Timur diantaranya tingkat disparitas sosial ekonomi yang cukup

signifikan, yang memerlukan intervensi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Akselerasi pembangunan ekonomi di Provinsi Jawa Timur perlu dilakukan melalui

pendekatan pembangunan wilayah yang komprehensif dan integratif, agar seluruh

infrastruktur yang telah dibangun dapat memberikan dampak yang optimal terhadap

aktivitas perekonomian di Provinsi Jawa Timur, serta dapat mendukung pemerataan

ekonomi di seluruh wilayah.

Selain itu juga ke depan sektor pariwisata sebagai bagian dari sektor terdampak yang

cukup serius sebaiknya difokuskan pada wisata yang mengutamakan unsur hygiene,

health, safety dan security yang mengacu pada protokol kesehatan. Beberapa upaya

kebijakan mitigasi ekonomi untuk mengatasi dampak Covid 19 ini diantaranya stimulus

fiscal dalam bentuk insentif bagi para pelaku usaha mikro, industry pariwisata, program

peningkatan daya beli produk UKM/IKM, melakukan corporate action untuk mencari

negara-negara alternatif yang bisa memasok bahan baku bagi kebutuhannya masing-

masing. Sedangkan stimulus non fiscal dilakukan dengan tujuan untuk lebih memberikan

dorongan terhadap kegiatan ekspor-impor.

Dari sisi pertanian dengan adanya wabah ini sektor pertanian harus didukung karena

masyarakat sangat membutuhkan stock pangan yang memenuhi standar kesehatan.

Adanya musibah wabah virus Covid-19 beberapa aktivitas pertanian yang urgent untuk

dilakukan diantaranya memperpendek rantai pasok dan meningkatkan nilai tambah

melalui kegiatan panen dan pasca panen yang memadai serta penguatan sisi hilir

(memanfaatkan e-marketing). Melalui 3 pilar; penyuluhan, pelatihan dan pendidikan

serta dengan terus mengoptimalkan SDM Pertanian untuk menggenjot produksi dan

Page 146: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

BAB VIII PENUTUP

115

produktivitas bahkan ekspor diharapkan mampu menjadi peluang bagi pelaku sektor

pertanian khususnya para petani untuk meningkatkan kesejahteraannya.

8.2. REKOMENDASI

Berdasarkan analisis dan kesimpulan yang diambil, dapat diberikan beberapa

rekomendasi, yaitu :

Kebijakan Pemerintah Pusat

1. Dengan tingkat penganguran diatas rata-rata nasional, diperlukan intervensi

kebijakan oleh Pemerintah Pusat dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi

angkatan kerja di Jawa Timur. Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT untuk Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) masih mendominasi diantara tingkat pendidikan lain,

sehingga perlu dorongan Pemerintah Pusat untuk menyediakan/menyalurkan

lulusan SMK kepada dunia usaha baik di luar provinsi Jawa Timur maupun ke Luar

Negeri. Selain itu anggaran di Kementerian/Lembaga yang membawahi

ketanagkerjaan dapat dialokasikan lebih besar di Provinsi Jawa Timur.

2. Sebagai salah satu lumbung Nasional, sektor pertanian di Jawa Timur pada masa

Pandemi Covid-menyumbangkan kenaikan lapangan pekerjaan. Hal ini

menunjukkan, sektor pertanian cukup tahan terhadap hantaman Pandemi Covid-19

dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Dengan demikian Pemerintah Pusat dapat

mengalokasikan dana tambahan di sektor pertanian untuk penyuluhan, pelatihan

dan pendidikan serta dengan terus mengoptimalkan SDM Pertanian untuk

menggenjot produksi dan produktivitas sehingga dapat menyediakan lapangan

pekerjaan lebih besar. Selain itu fasilitas ekspor produk pertanian juga perlu untuk

diberikan insentif , agar mampu menjadi peluang bagi pelaku sektor pertanian

khususnya para petani untuk meningkatkan kesejahteraannya

3. Di sektor penawaran/lapangan usaha, sektor Lapangan Usaha Informasi dan

Komunikasi memiliki sumber pertumbuhan tertinggi di Jawa Timur di masa Pandemi

Covid-19. Hal ini sejalan dengan tekad Pemprov Jatim yang menginginkan KEK

Singosari menjadi Silicon Valley-nya di Jawa Timur. Pemerintah Pusat perlu untuk

mempercepat pembangunan KEK Singosari.

Untuk Pemerintah Daerah

1. Surplus anggaran konsolidasian sepanjang tiga tahun berturut-turut yang

mempunyai persentase lebih dari 15 persen Belanja Daerah,perlu untuk diambil

Page 147: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

BAB VIII PENUTUP

116

kebijakan mengoptimalkannya pembangunan daerah dan kesejahteraan

masyarakat. Selain itu, pembenahan pada sisi perencanaan dan rencana

penarikan dana untuk meminimalisir mismatch kas, perlu juga untuk

meminimalisir surplus yang tinggi.

2. Mengoptimalkan peran Bank Jatim sebagai BUMD untuk fokus kepada UMKM,

dimana selama ini Bank Jatim mempunyai inti bisnis pada Kredit Pegawai Tetap.

Sebagai salah satu pemilik saham terbesa Pemprov Jatim dapat mengintervensi

kebijakan penyaluran kredit oleh Bank Jatim terutama pengalokasian yang besar

kepada UMKM. Jika hanya mengandalkan program Pemerintah Pusat berupa

KUR dan UMi, perkembangan UMKM di Jatim akan seperti Provinsi lainnya. Oleh

karena itu interensi kebijakan penyaluran kredit di Bank Jatim dengan

memberikan fasilitas kresit dengan bunga yang jauh lebih ringan daripada KUR

dan UMi, tentunya akan menjadi akselator bagi pengebangan UMKM.

Page 148: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Indonesian Treasury

Page 149: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Lampiran 1

Pagu Realisasi % Real Pagu Realisasi % Real Pagu Realisasi % Real

PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 198.856,74 183.790,84 92,42% 217.014,78 208.892,63 96,26% 198.517,16 187.080,17 94,24%

Penerimaan Perpajakan 194.395,04 176.655,69 90,87% 211.566,40 201.132,90 95,07% 193.359,71 180.052,24 93,12%

Pajak Dalam Negeri 189.908,62 171.503,57 90,31% 206.712,15 196.224,13 94,93% 188.824,45 175.346,35 92,86%

Pajak Perdagangan Internasional 4.486,42 5.152,12 114,84% 4.854,26 4.908,78 101,12% 4.535,26 4.705,89 103,76%

Penerimaan Negara Bukan Pajak 4.461,70 7.135,15 159,92% 5.448,38 7.759,73 142,42% 5.157,45 7.027,93 136,27%

PNBP Lainnya 1.868,51 4.030,59 215,71% 3.071,61 4.229,60 137,70% 1.803,87 3.112,85 175,12%

Pendapatan BLU 2.593,19 3.104,56 119,72% 2.376,77 3.530,13 148,53% 3.353,58 3.915,07 116,74%

BELANJA NEGARA 131.664,27 112.771,07 85,65% 135.022,38 127.884,88 94,71% 124.935,38 120.917,54 96,78%

BELANJA PEMERINTAH PUSAT (BPP) 49.423,08 45.492,58 92,05% 52.781,16 48.548,98 91,98% 49.130,67 46.283,64 94,21%

Belanja Pegawai 20.728,46 20.242,60 97,66% 22.504,63 21.843,07 97,06% 22.077,31 21.576,49 97,73%

Belanja Barang 19.555,33 17.889,59 91,48% 20.179,42 19.079,28 94,55% 18.385,01 16.786,71 91,31%

Belanja Modal 9.089,72 7.311,41 80,44% 10.008,86 7.546,91 75,40% 8.568,52 7.825,40 91,33%

Belanja Bantuan Sosial 49,57 48,98 98,81% 88,24 79,72 90,34% 99,83 95,04 95,20%

TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA (TKDD)82.241,19 67.278,49 81,81% 82.241,22 79.335,90 96,47% 75.804,71 74.633,90 98,46%

TRANSFER KE DAERAH 74.799,63 60.947,19 81,48% 74.799,65 71.902,99 96,13% 68.233,94 67.065,68 98,29%

Dana Perimbangan 73.292,59 59.995,07 81,86% 52.584,59 51.451,87 97,85% 46.749,83 46.207,46 98,84%

Dana Transfer Umum 52.584,59 41.709,37 79,32% 4.609,70 3.729,30 80,90% 5.023,21 4.883,06 97,21%

Dana Bagi Hasil 10.789,92 10.348,38 95,91% 6.180,22 6.013,20 97,30% 3.461,73 3.461,73 100,00%

Dana Alokasi Umum 41.794,67 39.914,88 95,50% 41.794,67 41.709,37 99,80% 38.264,88 37.862,67 98,95%

Dana Transfer Khusus 20.708,00 18.285,70 88,30% 20.708,02 19.020,28 91,85% 19.207,28 18.590,72 96,79%

Dana Alokasi Khusus Fisik 4.525,02 3.351,47 74,07% 4.525,03 3.969,48 87,72% 3.320,13 2.873,68 86,55%

Dana Alokasi Khusus Nonfisik 16.182,98 14.934,23 92,28% 16.182,99 15.050,80 93,00% 15.887,15 15.717,04 98,93%

Dana Insentif Daerah 1.507,04 952,13 63,18% 1.507,05 1.430,84 94,94% 2.276,84 2.267,50 99,59%

DANA DESA 7.441,56 6.331,29 85,08% 7.441,56 7.432,91 99,88% 7.570,76 7.568,22 99,97%

SURPLUS/DEFISIT 67.192,47 71.019,77 105,70% 81.992,41 81.007,75 98,80% 73.581,78 66.162,63 89,92%

Uraian2018 2019 2020

Kertas Kerja APBN Tahun 2018-2019

Page 150: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Lampiran II

PAGU REALISASI %REALISASI PAGU REALISASI %REALISASI PAGU REALISASI %REALISASI

PENDAPATAN DAERAH 112.911,94 116.269,92 102,97% 115.785,46 121.196,05 104,67% 116.657 114.859 98,46%

Pendapatan Asli Daerah 34.317,71 37.086,43 108,07% 37.220,22 39.344,56 105,71% 34.415,09 37.064,87 107,70%

Pajak Daerah 22.258,15 24.425,32 109,74% 24.267,62 25.484,48 105,01% 21.849,32 23.262,77 106,47%

Retribusi Daerah 1.455,04 1.435,95 98,69% 1.510,27 1.586,78 105,07% 1.343,99 1.217,79 90,61%

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 826,23 820,05 99,25% 867,55 983,83 113,40% 926,73 922,86 99,58%

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 9.778,29 10.405,12 106,41% 10.574,78 11.289,47 106,76% 10.295,05 11.661,45 113,27%

Pendapatan Transfer 74.877,12 75.834,08 101,28% 74.073,83 79.267,17 107,01% 78.609,45 76.980,98 97,93%

Transfer Pemerintah Pusat 74.023,44 75.761,44 102,35% 73.481,85 79.200,63 107,78% 78.136,71 76.980,97 98,52%

Dana Perimbangan 66.718,21 68.504,27 102,68% 71.215,44 77.010,42 108,14% 73.193,65 71.659,85 97,90%

Dana Insentif Daerah 1.098,73 1.244,52 113,27% 1.507,05 1.430,84 94,94% 1.889,44 2.267,50 120,01%

Dana Otonomi khusus - - - - - - - - -

Dana Keistimewaan - - - - - - - - -

Dana Desa 6.206,50 6.012,64 96,88% 759,37 759,37 100,00% 3.053,63 3.053,63 100,00%

Transfer Antar Daerah 853,68 72,65 8,51% 591,97 66,54 11,24% 472,75 0,01 0,00%

Pendapatan Bagi Hasil 86,46 66,51 76,93% 78,08 66,04 84,58% - - -

Bantuan Keuangan 767,22 6,13 0,80% 513,89 0,50 0,10% 472,75 0,01 0,00%

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 3.717,11 3.349,40 90,11% 4.491,41 2.584,32 57,54% 3.632,60 812,96 22,38%

Hibah 2.628,80 3.103,34 118,05% 3.146,07 2.580,09 82,01% 3.225,85 505,82 15,68%

Dana Darurat - - - - - - - - -

Perundang-Undangan 1.088,32 246,06 22,61% 1.345,34 4,23 0,31% 406,75 307,14 75,51%

BELANJA DAERAH 122.371,51 110.177,96 90,04% 133.732,38 121.344,14 90,74% 131.109,61 115.933,40 88,42%

Belanja Operasi 85.968,58 79.616,18 92,61% 94.492,87 86.421,14 91,46% 93.675,69 85.301,26 91,06%

Belanja Pegawai 42.871,70 38.135,57 88,95% 45.618,63 39.703,16 87,03% 44.109,82 38.623,82 87,56%

Belanja Barang dan Jasa 30.117,11 28.994,42 96,27% 35.479,80 34.193,31 96,37% 34.029,68 32.179,87 94,56%

Belanja Bunga 25,40 23,01 90,61% 14,91 11,35 76,09% 12,67 12,84 101,38%

Belanja Subsidi 326,62 185,31 56,73% 40,99 32,00 78,07% 39,67 30,28 76,32%

Belanja Hibah 11.817,08 11.564,60 97,86% 12.088,55 11.479,28 94,96% 14.423,83 13.594,93 94,25%

Belanja Bantuan Sosial 810,67 713,26 87,98% 1.249,98 1.002,03 80,16% 1.060,02 859,52 81,09%

Belanja Modal 22.263,75 18.572,49 83,42% 24.241,90 21.119,81 87,12% 17.073,54 14.409,51 84,40%

Belanja Modal 22.263,75 18.572,49 83,42% 24.241,90 21.119,81 87,12% 17.073,54 14.409,51 84,40%

Belanja Tidak Terduga 439,14 73,24 16,68% 2.640,35 134,05 5,08% 6.677,40 3.498,28 52,39%

Belanja Tidak Terduga 439,14 73,24 16,68% 2.640,35 134,05 5,08% 6.677,40 3.498,28 52,39%

Belanja Transfer 13.700,03 11.916,06 86,98% 12.357,26 13.669,13 110,62% 13.682,98 12.724,34 92,99%

Belanja Bagi Hasil 1.871,89 1.286,99 68,75% 1.000,86 602,39 60,19% 525,71 504,35 95,94%

Belanja Bantuan Keuangan 11.828,14 10.629,07 89,86% 11.356,40 13.066,75 115,06% 13.157,27 12.219,99 92,88%

SURPLUS/(DEFISIT) (9.459,57) 6.091,96 -64,40% (17.946,92) (148,09) 0,83% 14.452,47- 1.074,58- 7,44%

PEMBIAYAAN 12.737,28 12.521,85 98,31% 19.740,36 18.465,96 93,54% 17.477,48 18.593,58 106,39%

Penerimaan Pembiayaan 13.318,10 13.310,13 99,94% 20.141,01 18.884,82 93,76% 17.777,01 18.902,00 106,33%

SiLPA 12.261,07 12.261,07 100,00% 19.608,72 18.400,25 93,84% 17.420,27 18.527,17 106,35%

Pencairan Dana Cadangan 723,37 713,12 98,58% 50,00 48,73 97,46% 180,18 161,89 89,85%

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - - - - - - - - -

Penerimaan Pinjaman Daerah 285,00 218,86 76,79% 82,00 71,16 86,79% 33,00 46,48 140,84%

Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 39,70 81,39 205,02% 362,85 364,68 100,50% 32,02 2,86 8,92%

Peraturan Perundang-Undangan 8,97 35,69 398,12% 37,45 - 0,00% 111,55 163,61 146,67%

Pengeluaran Pembiayaan 580,82 788,29 135,72% 400,65 418,86 104,55% 299,53 308,42 102,97%

Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 288,76 473,19 163,87% 60,42 42,15 69,76% 89,95 36,87 40,99%

Penyertaan Modal Daerah 212,05 242,93 114,56% 315,43 351,68 111,49% 144,22 171,93 119,21%

Pembentukan Dana Cadangan 77,50 70,70 91,22% - - - 25,00 60,00 240,00%

Pemberian Pinjaman Daerah 2,50 1,47 58,63% 24,80 25,04 100,95% 40,35 39,62 98,20%

Peraturan Perundang-Undangan - - - - - - - - -

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA) 3.277,71 18.613,80 567,89% 1.793,44 18.317,87 1021,38% 3.025,01 17.518,99 579,14%

2018 2019 2020

Kertas Kerja APBD Tahun 2018-201D

Uraian

Page 151: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Lampiran III

Pagu Real % Real Pagu Realisasi % Real Pagu Realisasi % Real

Pendapatan Negara 238.833,56 225.847,44 94,56% 257.967,04 247.466,87 95,93% 231.880,14 224.958,02 97,01%

Perpajakan 216.653,19 201.081,02 94,56% 235.834,02 213.904,87 90,70% 215.209,03 203.315,01 94,47%

PNBP 17.609,58 20.042,31 94,56% 8.876,65 21.624,04 243,61% 12.972,52 21.137,18 162,94%

Hibah 3.717,11 3.103,34 94,56% 3.146,07 2.580,09 82,01% 3.225,85 505,82 15,68%

Transfer 853,68 1.620,77 94,56% 10.110,30 9.357,86 92,56% 472,75 0,01 0,00%

Belanja Negara 171.355,45 157.289,61 94,56% 201.564,34 179.319,71 88,96% 165.085,43 150.014,34 90,87%

Belanja Pemerintah 157.655,41 143.754,48 94,56% 185.512,68 156.223,99 84,21% 164.559,72 149.492,69 90,84%

Transfer 13.700,03 13.535,13 94,56% 16.051,66 23.095,72 143,88% 525,71 521,65 99,23%

Surplus / (Defisit) 67.478,11 68.557,83 94,56% 56.402,70 68.147,16 120,82% 66.794,71 74.943,67 112,20%

Pembiayaan 13.898,92 12.521,85 94,56% 19.740,36 18.465,96 93,54% 18.285,15 18.593,58 101,69%

Penerimaan Pembiayaan 13.318,10 13.310,13 94,56% 20.141,01 18.884,82 93,76% 18.593,58 18.902,00 101,66%

Pengeluaran Pembiayaan 580,82 788,29 94,56% 400,65 418,86 104,55% 308,42 308,42 100,00%

SILPA 81.377,03 81.079,68 94,56% 76.143,07 86.613,12 113,75% 85.079,87 93.537,25 109,94%

Kertas Kerja LRA Konsolidasi Pempus dan Pemda Tahun 2018-201D

Uraian2018 20202019

Page 152: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

LAPiORAI{ PEI{CEGATIAII DAi'I TATAU PENATGAXAX

coRot{A vtRus DESEA:iE 2019 (COVTD-I9}

BULAI{ OESEXBER TAHUN AI{GGARAI{ 2O2O

PROVII{SI JAWA ITUR

COVID - 19 di JM tuur Fde DIN

Kcolaran kepGk@, pqyenp6En diEinen n,

Fmolirp@lir untuk Fndgad COVjD nsole*r BPBD P@ J.dm bollam dcnlEiKOD V6r tjaF, Polda Janm, RS UBjr, Ptil

Pe@aden bah.n medi6 & k6ut)han s R@ahsatit tGnDr@ Jaftn dkddlnt oEn RsuD dr

Perb.ik{ daruEl @n9 is.lari Ruman s.kilPefrr.w Jatm u.tuk p4alaa co\IB1So,eh olE PFXP & clDt. l(ry. Prw J.dd

K€d.tar pdldukuig p.le,@ra PsBa dtJe Timuroreh BPAOtl P@ J.dn.i.r PoH.

!4,52

lcgiabn porc.let n C.@ge. COVID-19oreh BPBO PB J.dn, P@gluh& ke&tuha.d.. dltuma D€lsil ddam Enokapelp6nial4u PSSB SuEt6yE Ra}l ol.h KqiamV BErijrrya d.n Polda Je$m. Dukunlia.kebutuhan sdh,niBt-.8i .ran hEisiik or.h otisilntanted 2 Ko€rr.d da P€6.ika t4pat i$rali

Xegi.bn p€Eier.n ponanOanan COVIO-19drl.h tugka 6urunlEn FHuhan tebutrhanu.bk pelat.M di RSUD dr sdtom

K.llrt i F@patan pinsllaB. covl l€oldr BaaD PEv J.dm dtl E.!kdukun$.n hp.r traNil bnaqa riedi.

K€giabi pe@latan [email protected] co\Ilu8oreh BPED P@ J.Om ddm EnqlG Ouku.lMkeglsbn EmPUn tuld PqrctI P€vdtf,oulungan ida6 re.ao. k*dr.i.n ol6h RS

&gi.t n dukung.n En@a tt RSUD drSebmo oleh DiM PRKP a Cld. r.rt

90,2SDuk!.gd keliara. rumPln !ig6 pEmlipMltf d.,r OP€6i Sahol- PP ol€h BPBD

Ddru.lEn keliaEn untuk rempal t"dn.n igi@amedl! di llratane olelr BPSOI P@ Jdo

lcsi.bn paFb.6n inh.msl lqrbi@n ddkeikut 6rt an Lsb.g. P.6 dalam ,.n €g.handan psepabn p..a.!a@ !.ny.ta.np.nrr.mi coo. Mtos ol..e (cotr!i0) diPBin.i JM Tlmur oLh Elo Humff .LnP6io*ol B.rd. P0 J.om

tlrkunlEn pe.g€6han Pa$*4 .*alam mgkk€iois€. p€b&anad prDtokol k@,nat n o{ahKoda6 v BRijrva & Pold. Jatd ertdltunlEn leninekabn pEiorol reseitltn d.nFi@lan r FrFb.6n Cdid-lo di *llayahBa!ld.6 lhlsn .blal JEnd. oldr PusDqEt l

Duku!,an .n{lg@n cu@ m.rmqka, 6en.pE!5.m or@eidd p.B$tan &npeEedEsn oSat{bdbn di Rs Ir.ru Jemb.r

37,27Dukungan ag!a@ gum neleig*ari [email protected]@M o9€6idd p€Gst n danpeE dian otEtotqten dj RSJ f6ur

0u,4

Lampiran IV

Page 153: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

a:;r[:l[!a.a''I

DuklrEa. anlrgtu gun. h.Lnlkapi @naplasna opo6idd p.lMtan (,.np6Benia ooat{b.En d, Rgu x.D Hu.alt

Dokur{a .n!EEE gfra relenok6pt [email protected]@Em oFdsod FflEr.n &nFi*diaan obahbaran dr Rsuo dr s.ltul

35.35

Dlkunlan anlEEa O@ mrengrapi snap6sE.a oler.sind pe8ala. da.p€Fsdiaan o6al{bat n di RsuD dr s6d@

rtukunlan an99a6n unruk akomod.li F..Brp€dE BPSDX Pd Jrtfi

P.mbanluM / iolEbilitat @nO iltol*l lh{sCdid.ro di RS ,aru J.rd.r ol€h oln.. PRXP

ai,ro

orru:o4 Prcsdn v.rcimr y.ng Bemb4 rr.d DAU (tsn o6H

Kddne p.6tsM v,knd Cov*1s

Dukurg4 d hllibs unruk pehlsd valdBi

P6rc6ds,.n EErrrtoF k lsEniklrt

D6tin!.1 .L. tr*p..t d k r.srlnas xeeher

K€qEEl r.hny. $iod k GniEn rdlo ditu oleh

P..sr4 b.{.lj. 6ii dlJogr p,!!M vd!tu.i }€n9 D.Mb€r (lall DAU .lau DBH sF rslEd.p DAl.r llau o8H

9t,to

Bantuan braya agkul pada ke!6tan Lumbliq

Dukuqsi Pelp€nln9a K.slaian Lumbu.s

t00,0o{2.!99.000.000ait.l99.ttito.0ooIotrl P.Dr!m.n D.np.r , ourungrr

so&tar Er@Mi (Banba. tunai pele# ,€n0

i03.600 000.m0PKtl pl* iamimn 3a€l lan,ul uia

36,44PDO€m Suplemn fto96m Sotua P.n!d

a7J05AO.a75,656.1€

6t,52t.076.976.532.726,00I .205.344.1 41 .925,00Tottl

Dengan inj menyatakan b6hwa ssya benanggung jawab p€nuh alas k€benaran LapoGn ini dan blKi-buklr .ealisasi vang lercanlum dalals

lapofEn ini, disimpan sesuai dengan ketentuan yang b€naku untuk kelengkapan adminislrssi dan kepeduan pemeritsaan aparat pengams tungsional

O€mikran lspoBn iniddual d6ngan s€b€namva

Januei 2021Daerah

5iKRETA

Jawa Timur

OAEfiAH

Utama1989031010

Page 154: pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat

Indonesian Treasury