pelaksanaan model pembelajaran area di taman …
TRANSCRIPT
PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN
KANAK-KANAK RIZANI PUTRA MENDALO INDAH
KECAMATAN JALUKO KABUPATEN
MUARO JAMBI
SKRIPSI
OLEH :
HESTY INDRI HASTUTI
NIM . TRA 151757
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI 2019
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan kepada kedua orang tua ku yang tercinta ayahanda Indra Gunawan dan ibunda Ristilah yang telah membesarkan, mendidik, dan
membimbingku hingga seperti saat sekarang ini, semoga kedua orang tua ku selalu mendapatkan rahmat serta di berikan kesehatan dan umur panjang oleh Allah SWT.
Untuk kakak ku Riska Kurniawan dan adik ku Indah Ristanti Dewi yang selalu memberikan semangat dan doa dan untuk abang ku Harmoko yang selalu
memberikan motivasi dan semangat terimakasih semoga diberi kesehatan dari Allah SWT, serta teman-teman seperjuangan ku khususnya pendidikan anak usia dini,
dan saudara-saudara ku yang selalu memeberikan dorongan semangat. Terimakasih semua yang telah membantu ku dalam menyelesaikan skripsi ini,
semoga Allah memberikan keberkahan, rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Amin ya Rabbal alamin….
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “ Pelaksanaan Model Pembelajaran Area ( Minat) di taman kanak-kanak
Rizani Putra Mendalo Indah”. Seiring dan salam penulis juga limpahkan kepada
junjungan besar nabi Muhammad Saw. Adapun penulisan skripsi ini bertujuan untuk
memenuhi persyaratan akademik guna memperoleh gelar sarjana pendidikan anak
usia dini di Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih dan
penghormatan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis
selama perkuliahan sampai terselesaikannya penulisan skripsi ini. Secara khusus
penulis sampaikan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN STS Jambi.
3. Ibu Dra. Umil Muhsinin, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Program Studi
Pendidikan islam anak usia dini
4. Ibu Dr. Yusria, S.Ag, M.Ag sebagai pembimbing I dan Ibu Siti Maria Ulfa,
M.Pd.I sebagai pembimbing II yang telah banyak membimbing dan
mengarahkan penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Ibu Siti Hajar S.Pd selaku Kepala Sekolah taman kanak-kanak Rizani Putra
Mendalo Indah yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan
penelitian dan memperoleh data di lapangan.
6. Teristimewa yang sangat penulis banggakan kepada kedua orang tua tercinta
Bapak Indra Gunawan dan Ibu Ristilah, yang selama ini telah membesarkan,
mendidik, dan memberikan baik moril dan material kepada penulis serta
memotivasi, memberikan nasihat dan mendoakan penulis sehingga dapat
mengemban pendidikan hingga perguruan tinggi.
7. Kepada teman-teman seperjuangan mahasiswa pendidikan islam anak usia
dini ( PIAUD) angkatan 2015 dan sahabat-sahabat saya kelas A yang telah
membantu dalam pembuatan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan dalam penulisan skripsi
ini, penulis juga menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Penulis mengaharapkan
kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. Atas segala bimbingan dan
bantuan yang telah diberikan, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan
Rahmat dan Berkah-Nya.
Jambi, 29 April 2019
Hesty Indri Hastuti
NIM. TRA 151757
ABSTRAK
Nama : Hesty Indri Hastuti
Jurusan/ Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Judul : Pelaksanaan Model Pembelajaran Area ( Minat) di Tk Rizani
Putra Mendalo Indah
Skripsi ini membahas tentang pelaksanaan model pembelajaran area di Taman
Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah. Adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan model pembelajaran area di Taman
Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah, Faktor apa saja yang menjadi penghambat
dalam menerapkan model pembelajaran area di Taman Kanak-kanak Rizani Putra
Mendalo Indah, Upaya apa saja yang dilakukan kepala sekolah dalam
mengembangkan pengetahuan guru dalam Model Pembelajaran Area di Taman
Kanak- kanak Rizani Putra. Penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif
deskriptif yaitu yang dapat memberikan jawaban atas hasil permasalahan yang
diuraikan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan model pembelajaran area di Taman Kanak-kanak Rizani Putra dalam
proses pelaksanaan pembelajaran tidak menerapkan apa yang telah di rencanakan
oleh guru dalam rancangan program dan mendesain lingkungan belajar sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam model pembelajaran area. Kendala yang dihadapi atau
faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan model pembelajaran area di Tk. Rizani
Putra Mendalo Indah adalah kurangnya tenaga pendidik dan sarana prasarana
dimana kedua nya menjadi fasilitator yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar. Upaya yang dilakukan dalam mengembangkan pengetahuan guru terhadap
model pembelajaran area di Tk. Rizani Putra Mendalo Indah adalah pelatihan-
pelatihan, workshop, seminar, dan kegiatan guru KKG/ IGRI rutin setiap satu bulan
sekali untuk menambah wawasan pengentahuan. Upaya tersebut dapat meningkatkan
ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi tenaga pendidik.
Kata kunci: Model, Pembelajaran
ABSTRACT
Name : Hesty Indri Hastuti
Major : Islamic Education for Young Learners
Title : The Implementation of Learning Model Area (Interest) at Rizani
Putra Kindergarten Mendalo Indah
This thesis discusses about the implementation of learning model area at Rizani
Putra Kindergarten Mendalo Indah. The research formulation in this research is how
is the implementation of learning model area at Rizani Putra Kindergarten Mendalo
Indah, what are the factors that become inhibition in the implementation of learning
model Area at Rizani Putra Kindergarten Mendalo Indah, what are the efforts done
by the principal in developing teachers’ knowledge in the implementation of learning
model area at Rizani Putra Kindergarten Mendalo Indah. This research uses the
qualitative descriptive design that can give the answer upon the described problems.
The technique of data collection used in this research is observation, interview, and
documentation. The result of this research shows that the implementation of learning
model area at Rizani Putra Kindergarten is not implemented it as planned by the
teachers in the program design and design the learning environment as determined in
the learning model area. The constraints faced or the factor that hinder the
implementation of the model area at Rizani Putra kindergarten Mendalo Indah are the
lack of educatiors and infrastructure where bith are very important fasilitators in the
teaching and learning process. The efforts made in developing model area at Rizani
Putra kindergarden Mendalo Indah are trainings, workshop, seminar and routine
KKG/IGRI teacher activities every once a month to broaden knowledge. These effors
can improve knowledge and experience for educators.
Keywords: model, learning
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
NOTA DINAS ........................................................................................................... i
PENGESAHAN ........................................................................................................ ii
PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... iii
PERSEMBAHAN ..................................................................................................... iv
MOTTO .................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
ABSTRACT .............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ..................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6
A. Konsep Dasar Model Pembelajaran Area ....................................................... 7
1. Pengertian Model Pembelajaran Area ........................................................ 8
2. Aplikasi Model Pembelajaran Area ............................................................ 10
3. Penataan Ruang Model Pembelajaran Area ............................................... 13
4. Langkah- langkah Kegiatan Model Pembelajaran Area ............................. 14
5. Strategi Model Pembelajaran Area ( Minat) ............................................... 15
6. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Area ............................... 17
B. Pendidikan Anak Usia Dini .............................................................................. 20
1. Hakikat Anak Usia dini ................................................................................ 20
2. Karakteristik Pendidikan Anak Usia Dini.................................................... 20
3. Prinsip Dasar Pendidikan Anak Usia Dini ................................................... 22
C. Hasil Penelitian Relevan ................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 26
A. Pendekatan Dan Desain Penelitian ................................................................... 26
B. Setting Dan Subjek Penelitian .......................................................................... 27
C. Jenis Data Dan Sumber Data ............................................................................ 28
D. Teknik Pengumupulan Data ............................................................................. 28
E. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 30
F. Pengecekan Keabsahan Data ............................................................................ 31
G. Jadwal Penelitian .............................................................................................. 34
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum............................................................................................... 36
B. Temuan Khusus .............................................................................................. 43
1. Pelaksanaan Model Pembelajaran Area di Tk. Rizani Putra Mendalo Indah
.................................................................................................................. 43
2. Faktor Penghambat dalam Melaksanakan Model Pembelajaran Area di Tk.
Rizani Putra Mendalo Indah..................................................................... 49
3. Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan
Pengetahuan Guru dalam Melaksanakan Model Pembelajaran Area di Tk.
Rizani Putra Mendalo Indah..................................................................... 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 53
B. Saran ............................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian…………………………………………….. 34
Tabel 4.1 Keadaan Tenaga Pendidik…………………………………… 40
Tabel 4.2 Keadaan Peserta Didik………………………………………. 40
Tabel 4.3 Kondisi Ruang……………………………………………….. 42
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana…………………………………………. 42
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : 1 Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran : 2 Foto Dokumentasi Riset
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah proses interaksi antara pendidik dan anak didik atau
lingkungan secara sadar, teratur, terencana, dan sistematis guna membantu
perkembangan potensi anak didik secara maksimal. Pendidikan pada anak usia dini
pada dasarnya meliputi seluruh dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang
tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan
menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat bereksplorasi pengalaman yang
memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan mengetahui pengalaman
belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan
bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh
potensi dan kecerdasan anak. (Mursid, 2015: 15-16).
Pendidikan ditingkat taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk
pendidikan anak usia dini, yaitu anak yang berusia 0 – 6 tahun. Menurut UU No. 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 butir 14 bahwa pendidikan
anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir hingga enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani maupun rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan labih lanjut. ( Mukhtar Latif dkk,
2014: 2)
Dalam perkembangannya, masyarakat telah menunjukkan kepedulian terhadap
masalah pendidikan, pengasuhan dan perlindungan anak 0 sampai 6 tahun dengan
berbagai jenis layanan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya yang ada, baik jalur
pendidikan formal maupun non formal. Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
( PAUD) jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak- kanak ( TK), Raudhatul
Athfal ( RA), dan bentuk lain yang sederajat, yang menggunakan program untuk usia
4 – 6 tahun. Sedangkan jalur pendidikan non formal berbentuk Taman Penitipan
Anak ( TPA) dan berbentuk lain yang sederajat ( PERMENDIKNAS No 58 tahun
2009).
Dalam kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini No 146 tahun 2014 pasal 2
berbunyi Pendidikan Anak Usia dini (PAUD) diselenggarakan berdasarkan
kelompok usia dan jenis layanannya, yang meliputi :
a. Layanan PAUD untuk usia sejak lahir sampai dengan 6 ( enam) tahun
terdiri atas Taman Penitipan Anak ( TPA) dan satuan PAUD sejenis SPS,
dan yang sederajat.
b. Layanan PAUD untuk usia 2 ( dua) tahun sampai dengan 4 ( empat) tahun
terdiri atas kelompok bermain ( KB) dan yang sejenisnya.
c. Layanan PAUD untuk usia 4 ( empat) sampai dengan 6 ( enam) tahun
terdiri atas Taman Kanak- kanak ( TK), Raudhatul Athfal ( RA), Bustanul
Athfal ( BA) dan yang sederajat.
SPS sebagaimana yang dimaksud pada ayat ( 1) huruf a antara lain berbentuk
pos PAUD, Taman Posyandu ( TP), Taman Asuhan Anak Muslim ( TAAM), PAUD
Taman Pendidikan Al- Qur’an ( PAUD TPQ), PAUD Bina Iman Anak ( PAUD BAI)
, PAUD Pembinaan Anak Kristen ( PAUD PAK) dan Nava Dhamma Sekha.
Pendidikan anak dalam islam sangatlah penting untuk selalu dikaji. Anak
sebagai penerus bangsa juga penerus agama yang harus selalu dibekali dengan ilmu
yang bisa menjadi dasar untuk dewasa nanti. Anak-anak harus diberi arahan dengan
bijak tanpa harus menggurui, namun penuh kasih layaknya sahabat yang saling
berdiskusi.
Sebagaimana dalam surat Luqman kita ketahui, banyak petuah-petuah yang
beliau berikan padanya agar menjadi seorang hamba yang baik budi serta iman pada
Ilahi. Pendidikan tidak hanya dengan menyekolahkan di sekolah bergengsi namun
juga dengan adab dan iman agar menjadi bekal di akhirat mampu menjadi anak
berbakti, saleh dan salihah membanggakan orang tua. Firman Allah :
ومن يشكر فإنهما يشكر لنفسه ومن كفر فإ ولقد آتينا لقمان الحكمة أن اشكر لله ن (٢١ميد نه لله
Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu:
“Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka
mesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak
bersyukur, maka sesungguhnya Allah maha kaya lagi maha terpuji”. (QS. Luqman:
12).
Dalam suatu lembaga pendidikan anak usia dini adanya pengelolaan kegiatan
yang disebut dengan manajemen yang berarti pengelolaan. Secara sederhana
manajemen bisa diartikan sebagai kegiatan mengelola suatu organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Suatu lembaga memiliki model atau metode
pembelajaran yang telah tersusun dan terencana. (Novan Ardy, 2017: 8)
Pada lembaga pendidikan telah banyak berkembang model pembelajaran untuk
anak usia dini. Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman
bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran (Trianto,
2010: 51)
Menurut kementrian dan kebudayaan ( 2005: 66) menyatakan bahwa beberapa
model pembelajaran yang digunakan untuk proses pendidikan anak usia dini,
diantaranya model pembelajaran kelompok berdasarkan sudut-sudut kegiatan, model
pembelajaran kelompok berdasarkan pengaman, model pembelajaran berdasarkan
area ( minat) dan model pembelajaran berdasarkan sentra.
Dalam memilih suatu model pembelajaran guru harus dapat menyesuaikan
antara model yang dipilihnya dengan kondisi siswa, materi pembelajaran, dan sarana
yang ada. Oleh karena itu, guru harus menguasai beberapa jenis model pembelajaran
yang ada agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan yang ingin dicapai
dapat terwujud. Menurut Pangastuti ( 2014: 39) penyusunan pembelajaran di Taman
Kanak- kanak ( TK) didasarkan pada silabus yang dikembangkan menjadi program
tahunan ( prota), program semester ( prosem), rencana kegiatan mingguan ( RKM)
dan rencana kegiatan harian ( RKH).
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti di Taman Kanak-kanak Rizani
Putra Mendalo Indah Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi menggunakan
model pembelajaran area . Dalam pelaksanaan model pembelajaran area di Taman
Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah yang terlihat dilapangan melaksanakan
model pembelajaran area akan tetapi belum maksimal dalam menerapkannya seperti:
1) guru tidak melaksanakan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan
dalam program tahunan, program semester, rencana kegiatan mingguan dan rencana
kegiatan harian, 2) guru tidak menyediakan lingkungan tempat area-area
pembelajaran, 3) guru tidak menggunakan media sebagai bahan ajar, 4) guru
memberikan pembelajaran berhitung penjumlahan dan pengurangan, 5) guru
memberikan pekerjaan rumah ( PR) kepada anak. Selain itu didalam proses
pelaksanaan area tersebut, masih banyak terjadi kendala- kendala yang dialami,
seperti keterbatasan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran yaitu guru hanya
berjumlah 3 ( tiga) orang dan kendala yang paling utama adalah sarana dan prasarana
yang kurang memadai dalam lembaga tersebut.
Dengan diterapkan model pembelajaran area ini guru dapat melaksanakan
proses kegiatan belajar mengajar dengan optimal. Dimana model pembelajaran
berdasarkan area lebih memberikan kesempatan kepada anak didik untuk memilih
atau melakukan kegiatan tersendiri sesuai dengan minatnya, meskipun adanya
kendala-kendala dalam proses pelaksanaan model pembelajaran tersebut.
Pembelajaran dirancang untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan spesifik anak
dan menghormati keberagaman budaya dan menekankan prinsip, individualisasi
pengalaman bagi setiap anak, membantu anak untuk pilihan –pilihan melalui kegiatan
dan pusat-pusat kegiatan serta peran, peran keluarga dalam proses pembelajaran. (
Suyadi, 2010: 242)
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk
meneliti permasalahan yang berkenaan dengan judul: “ Pelaksanaan Model
Pembelajaran Area di Taman Kanak- kanak Rizani Putra Mendalo Indah Kecamatan
Jaluko Kabupaten Muaro Jambi”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini
difokuskan pada Pelaksanaan Model Pembelajaran Area ( Minat) di Taman Kanak-
kanak Rizani Putra Mendalo Indah Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian yang dikemukakan diatas, maka dapat
dikemukakan rumusan masalah penelitian yaitu :
1. Bagaimana pelaksanaan Model Pembelajaran Area di Taman Kanak- kanak
Rizani Putra ?
2. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam menerapkan Model
Pembelajaran Area di Taman Kanak- kanak Rizani Putra ?
3. Upaya apa saja yang dilakukan kepala sekolah dalam mengembangkan
pengetahuan guru dalam Model Pembelajaran Area di Taman Kanak- kanak
Rizani Putra ?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan pertanyaan penelitian, maka tujuan penelitian ini
adalah ingin mengetahui :
a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Model Pembelajaran Area di
Taman Kanak- kanak Rizani Putra.
b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam
menerapkan Model Pembelajaran Area di Taman Kanak- kanak Rizani
Putra.
c. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan kepala sekolah dalam
mengembangkan pengetahuan guru dalam Model Pembelajaran Area di
Taman Kanak- kanak Rizani Putra.
2. Kegunaan penelitian
a. Kegunaan teoritis: Setelah penelitian ini diharapkan hasilnya dapat menjadi
bagian langkah dalam pengembangan model pembelajaran anak usia dini
khususnya model pembelajaran area dalam kegiatan pelaksanaan proses
pembelajaran.
b. Kegunaan praktis: Setelah penelitian ini diharapkan temuan-temuan dan
pembahasan hasil penelitian dapat menjadi salah satu masukan untuk
perbaikan peningkatan mutu dalam menggunakan model pembelajaran anak
usia dini dalam kegiatan pelaksanaan proses pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Model Pembelajaran Area
Istilah Model Pembelajaran diambil dari dua suku kata, yaitu Model dan
Pembelajaran. Di mana masing-masing kata tersebut memiliki makna yang berbeda-
beda. Model adalah suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan
sesuatu hal yang nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif.
Sedangkan pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan
siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan. ( Fadlillah, 2012: 182)
Kegiatan pembelajaran, dalam implementasinya mengenal banyak istilah untuk
menggambarkan cara mengajar yang akan dilakukan oleh guru. Saat ini, begitu
banyak macam strategi ataupun metode pembelajaran yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik. Joyce & Weil berpendapat
bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. (
Rusman, 2013: 133)
Kemp (1995) menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat di atas, Dick and Carey
(1985) juga menyebutkan bahwa model pembelajaran itu adalah adalah suatu set
materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk
menimbulkan hasil belajar pada siswa. ( Rusman, 2013: 132)
Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru. Untuk
mengatasi berbagai masalah dalam pembelajaran, maka perlu adanya model-model
pembelajaran yang dipandang dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar.
Model dirancang untuk mewakili realitas sesungguhnya, walaupun model itu sendiri
bukanlah realitas dari dunia sebenarnya. Model pembelajaran adalah pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelompok
maupun tutorial (Agus Suprijono, 2011: 46).
Sejalan dengan pendapat di atas, model pembelajaran adalah suatu perencanaan
atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.Fungsi model pembelajaran adalah sebagai
pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran
(Trianto, 2010: 51).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran merupakan suatu kerangka yang digunakan dalam pembelajaran untuk
mencapai tujuan tertentu. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan
adalah model pembelajaran Area ( minat).
1. Pengertian Model Pembelajaran Area
Model pembelajaran berdasarkan Area (Minat) lebih memberikan kesempatan
kepada anak didik untuk memilih atau melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan
minatnya. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya dan menekankan prinsip,
individualisasi pengalaman bagi setiap anak, membantu anak untuk pilihan-pilihan
melalui kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta keluarga dalam proses
pembelajaran. ( Suyadi, 2010: 242)
Sistem Area lebih menekankan pada belajar sambil bermain atau bermain
seraya belajar. Artinya, aspek pelajaran dikemas dalam bentuk permainan
sehingga anak-anak belajar dengan cara bermain. Anak didik bermain sesuai
dengan minat masing-masing. Mereka berhak memilih area mana yang akan
dilakukan olehnya dari minimal empat area yang disesuaikan oleh guru dalam
setiap harinya. Meskipun anak didik berhak memilih, tetapi mereka diharapkan
menyelesaikan semua area yang disiapkan oleh guru.
Diana Mutiah (2010: 121) mengemukakan bahwa “model pembelajaran area
dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak, menghargai
keberagaman budaya, dan menekankan pada pengalaman anak”. Konsep model
pembelajaran area memberikan kesempatan pada anak untuk memilih atau
melakukan kegiatan sesuai minatnya, sehingga anak dapat bermain seraya belajar.
Model pembelajaran area ialah model pembelajaran dimana anak diberi
kesempatan untuk memilih atau melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minat
mereka didalam area-area (Diknas, 2013). Model ini pada dasarnya hampir sama
dengan model pembelajaran sudut-sudut kegiatan. Pembelajarannya dirancang
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan meghormati
keberagaman budaya yang menekankan pada prinsip (1) pengalaman pembelajaran
pribadi setiap anak, (2) membantu anak membuat pilihan dan keputusan melalui
aktifitas di dalam area-area yang disiapkan, (3) dan keterlibatan keluarga dalam
proses pembelajaran.
Pembelajaran area bertujuan menciptakan suasana pembelajaran yang
membangun suatu landasan bagi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
penting untuk menghadapi tantangan baik dimasa kini maupun yang akan datang
serta didasarkan pada keyakinan bahwa anak-anak tumbuh dengan baik ika mereka
dilibatkan secara alamiah dalam proses belajar dan mendorong anak untuk
bereksplorasi, bereksperimen, memelopori dan menciptakan.
Pada model pembelajaran area guru mendesain lingkungan belajarnya dalam
bentuk area-area pembelajaran. Setiap area pembelajaran memiliki berbagai jenis
alat main sejenis sesuai areanya untuk menstimulasi perkembangan anak. Anak
diharapkan akan melakukan berbagai aktifitas dalam satu area pembelajaran.
Widson (2012) yang menyatakan bahwa “when a student is driven to learn by the
natural passion underlying and interest area amazing learning accurs”, yaitu
Pembelajaran akan terjadi ketika anak berada pada area yang sesuai minatnya.
Pembelajaran area ini mencakup tiga pilar yaitu: (1) konstruktivitas, (2) sesuai
dengan perkembangan, dan (3) pendidikan progresif. Konstruktivisme menyakini
bahwa pembelajaran terjadi saat anak berusia memahami dunia di sekelilingnya.
Pembelajaran menjadi proses interaktif yang melibatkan teman sebaya, orang
dewasa, dan lingkungan. Anak membangun pemahaman mereka sendiri atas dunia
dan hal-hal yang terjadi di sekelilingnya dengan membangun pemahaman-
pemahaman baru dan pengalaman-pemgalaman yang telah mereka miliki
sebelumnya.
Pelaksanaan pembelajaran area ini menggunakan metode yang selaras dengan
tahap perkembangan anak. Setiap anak berkembang melalui tahapan yang berbeda,
namun pada saat yang sama, setiap anak adalah makhluk individu dan unik.
Dengan demikian pendidikan harus mencermati dan menyimak perbedaan antara
keterampilan dan minat dari anak-anak yang berusia sama.
Semua kegiatan dalam pembelajaran ini didasarkan atas minat anak, tingkat
perkembangan kognitif dan kematangan social-emosional, mendorong rasa ingin
tahu alamiah anak, kegembiraan terhadap pengalaman-pengalaman panca indera
dan keinginan untuk menjelajahi gagasan-gagasan baru anak itu sendiri.
Pelaksanaan pendidikan progresif dibangun berdasarkan prinsip-prinsip
perkembangan anak dan kontruktivisme ini.
Pembelajaran dengan model area menggunakan sepuluh area, yaitu: area
Agama, Balok, Bahasa, Drama, Berhitung atau Matematika, IPA, Musik, Seni,
Motorik, Pasir dan Air, Membaca dan Menulis. Dalam satu hari dapat dibuka
minimal 4 area untuk disiapkan alat bermain atau alat peraga dan sarana
pembelajaran yang sesuai dengan indikator yang dicapai.
2. Aplikasi Model Pembelajaran Area
Dalam melaksanakan pembelajaran, peran guru sangat penting yakni membuat
program tahunan (Protah), program semester ( Promes) program mingguan (RKM
), dan Program Kegiatan Harian (RKH). Setelah pembentukan rancangan, guru
menyiapkan alat dan bahan ajar. Kemudian melaksanakan proses pembelajaran
dan melakukan evaluasi. Dalam menciptakan lingkungan guru mendasarkan diri
pada pengetahuan yang dimilikinya tentang perkembangan anak. Dalam menyusun
tujuan pembelajaran guru memperhatikan keunikan masing-masing anak,
menghargai kelebihan dan kebutuhan setiap anak , menjaga kealamiahan anak dan
mendukung pembelajaran bersama.
Pembelajaran area menggunakan 10 area yang dalam satu hari dapat dibuka
minimal 4 area untuk disiapkan alat bermain atau alat peraga dan sarana
pembelajaran yang sesuai dengan indicator yang ingin dicapai. Alat bermain untuk
model area sesuai dengan kurikulum paud 2013 adalah :
a. Area Agama
Area Agama merupakan tempat yang memberikan pengalaman pada anak
untuk mengenal agama dan mempraktekkan tata cara beribadah sesuai dengan
agama yang dianutnya. Area agama menyediakan miniatur rumah ibadah,
perlengkapan ibadah, buku-buku bacaan, dan sebagainya.
b. Area Balok
Area balok dilengkapi dengan berbagai macam bentuk dan ukuran balok
untuk meenciptakan susunan khayal atau dapat dikenali seperti bangunan,
melalui bermain balok anak mengembangkan kemampuan matematika,
kemampuan berfikir dan memecahkan masalah, kreatifitas, serta memperkuat
daya konsentrasi. Alat bermain anak di area balok adalah balok (dengan
berbagai bentuk, ukuran, dan warna), leggo, dan sebagainya.
c. Area Berhitung atau Matematika
Area matematika dan berhitung merupakan tempat yang menyediakan
permainan-permainan yang dapat membantu anak belajar mencocokkan,
berhitung, dan mengelompokkan, serta menciptakan sendiri permainan yang
mereka sukai. Kegiatan-kegiatan di area ini mendorong anak mengembangkan
kemampuan intelektual, otot-otot halus, koordinasi mata tangan, dan
keterampilan sosial seperti berbagi, bernegosiasi, dan memecahkan masalah.
Alat bermain di area matematika adalah lambang bilangan, kepingan geometri,
kartu angka, puzzle, pohon hitung, dan sebagainya.
d. Area Sains atau IPA
Area sains banyak menyediakan kesempatan bagi anak untuk
menggunakan panca indera dan menyalurkan langsung minat mereka terhadap
kejadian-kejadian alamiah dan benda yang mereka temukan. Dengan
mengekplorasi bahan-bahan alami, anak menciptakan, berpikir, dan
berkomunikasi. Anak-anak melatih otot halus dan kasar, mengembangkan
konsep-konsep matematika, gagasan-gaggasan ilmiah, dan kreativitas. Alat
bermain anak di area sains adalah : macam-macam tiruan binatang, biji-bijian
(jagung, kacang tanah, kacang hijau, beras), benda-benda untuk pengenalan
berbagai macam rasa (gula, garam, sirup, cuka), dan sebagainya.
e. Area Musik
Musik dapat digunakan sepanjang hari untuk meyatukan kegiatan
pembelajaran. Bernyanyi, menggerakkan badan, bertepuk tangan, menari, dan
memainkan alat-alat musik. Musik mengembangkan panca indera,
mengajarkan ritme, memperkuat otot halus dan kasar, dan mendorong
kreatifitas. Alat bermain di area musik adalah : seruling, organ kecil, gendang
angklung, rebana, dan sebagainya.
f. Area Bahasa
Area Bahasa merupakan tempat yang tenang sehingga anak-anak dapat
melihat buku, membacakan temannya, atau meminta guru untuk membacakan.
Alat bermain di area Bahasa ini adalah : buku-buku cerita, kartu-kartu nama,
kartu nama bulan, koran, dan sebagainya.
g. Area Membaca dan Menulis
Area ini merupakan tempat bagi anak untuk mengekplorasi pengalaman
membaca dan menuliskan kata-kata yang ada di sekitar mereka. Area
membaca dan menulis menyediakan berbagai buku-buku atau tulisan-tulisan
dan bahan-bahan untuk kegiatan menyimak atau mendengar bahasa dan
menulis. Area membaca berisi buku-buku dan bahan-bahan untuk kegiatan
membaca. Alat bermain di area membaca ini yaitu : buku, pensil warna, pensil,
kartu huruf, kartu gambar, spidol dan sebagainya.
h. Area Drama atau Bermain Peran
Area drama merupakan tempat memberikan kesempatan pada anak untuk
mengeksplorasi dan mengembanagkan pengalaman bermain peran. Area drama
memiliki baju-baju atau benda-benda lain yang mendorong anak
memperagakan apa yang mereka lihat di kehidupan mereka, membantu mereka
untuk memahami dunia mereka dan memainkan berbagai peran. Pemilihan
benda tegantung dari minat anak-anak da tema yang sedang berlangsung. Alat
bermain di Area Drama adalah : tempat tidur anak (boneka), almari kecil, baju-
baju, kompor-komporan, piring, sendok, garpu, dan lain-lain.
i. Area Pasir
Jika bermain pasir dan air dimasukkan ke dalam salah satu tempat di
dalam kelas, kita dapat menggunakan pasir dan air menjadi salah satu area
yang menarik untuk beraktifitas dengan anak-anak.
j. Area Seni dan Motorik Halus
Area seni dan motorik merupakan tempat untuk mengembangkan dan
mengekplorasi kreatifitas mereka serta bersenang-senang dengan bahan baru
dan pengalaman fisik. Alat bermain pada area seni dan motorik halus adalah
meja gambar, meja kursi anak, pensil warna, buku gambar, kertas lipat, kertas
koran, lem, gunting, dan sebagainya. Area seni, motorik diberi ruang yang
cukup luas agar anak bisa beraktivitas cukup leluasa dalam mengembangkan
motorik halusnya.
3. Penataan Ruang Model Pembelajaran Area
Pengelolaan kelas model pembelajaran area meliputi pengorganisasian peserta
didik, pengaturan area yang di programkan, dan peranan pendidik. Untuk itu hal-
hal yang diperlukan dalam pengelolaan kelas adalah :
a. Alat bermain, sarana prasarana diatur sesuai dengan area yang
diprogramkan pada hari itu.
b. Kegiatan dapat dilakukan dengan menggunakan meja kursi, karpet, atau
tikar sesuai dengan alat yang digunakan.
c. Pengaturan area memungkinkan pendidik dapat memberikan motivasi,
pembinaan, dan penilaian.
d. Pendidik memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik pada saat
mereka melakukan kegiatan di area.
4. Langkah – langkah Kegiatan Model Pembelajaran Area
a. Kegiatan awal (± 30 menit )
Kegiatan yang dilaksanakan adalah melatih pembiasaan, misalnya
menyanyi, memberi salam dan berdoa. Bercerita tentang pengalamam sehari-
hari dan setiap anak bercerita, 3 atau 4 anak bertanya tentang cerita anak
tersebut, membicarakan tema/sub tema, melakukan kegiatan fisik atau motorik
yang dapat dilakukan di luar atau di dalam kelas.
b. Kegiatan inti (± 60 menit) secara individual di area kegiatan.
Sebelum melakukan kegiatan inti, pendidik bersama anak membicarakan
tugas-tugas di area yang diprogramkan. Setelah itu peserta didik dibebaskan
memilih area yang disukai sesuai dengan minatnya. Area yang dibuka setiap
hari disesuaikan dengan indikator yang dikembangkan dan sarana atau alat
pembelajaran yang ada. Anak dapat berpindah area sesuai dengan mintanya
tanpa ditentukan oleh pendidik. Apabila terdapat anak tidak mau melakukan
kegiatan di area yang diprogramkan, pendidik harus memotivasi anak tersebut
agar mau melakukan kegiatan. Pendidik dapat melayani anak dengan
membawakan tugasnya ke area yang sedang diminatinya.
c. Istirahat atau makan (± 30 menit)
Kegiatan makan bersama menanamkan pembiasaan yang baik, misalnya
mencuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan, tata tertib makan,
mengenalkan jenis makanan bergizi, menumbuhkan rasa sosial (berbagai
makanan) dan kerjasama. Setelah kegiatan makan selesai, waktu yang tersedia
dapat digunakan untuk bermain dengan alat permainan yang bertujuan
mengembangkan fisik atau motorik.
d. Kegiatan akhir (± 30 menit )
Kegiatan akhir dilaksanakan secara klasikal, misalnya dengan bercerita,
bernyanyi, cerita dari pendidik atau membaca puisi, dilanjutkan dengan diskusi
kegiatan satu hari dan menginformasikan kegiatan esok hari, berdoa,
mengucapkan salam dan pulang.
5. Strategi Model Pembelajaran Area
Dick dan Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama
untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Jenis strategi pembelajaran:
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode
ini senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik,
didukung alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan
penggunannya. Dalam pendidikan anak usia dini, metode ceramah sangat
cocok digunakan untuk menyampaikan penjelasan-penjelasan mengenai aturan
permainan yang dipakai. Melalui penjelasan dari guru, seorang anak akan lebih
mudah dalam memahami materi yang diajarkan. Metode ini dapat dilakukan
pada berbagai area, yakni guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai
apa yang ada di area tersebut.
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan
terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat
yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa
menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat
adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru. Metode ini dapat
dilakukan pada area manapun, termasuk area matematika.
c. Metode Pembiasaan
Metode pembiasaan merupakan metode pembelajaran yang membiasakan
suatu aktivitas kepada seseorang anak atau peserta didik. Metode ini
dipengaruhi adanya teori behavioristik. Untuk anak usia dini, metode ini sangat
baik digunakan karena anak suka menerima dan ia belum terpengaruh oleh
dunia luar. Metode ini dapat digunakan pada semua area pembelajaran
termasuk area agama, musik, dan seni.
d. Metode Keteladanan
Metode keteladanan merupakan metode pembelajaran yang didasarkan
pada contoh tingkah laku yang ditunjukkan oleh orang tua maupun pendidik.
Metode ini sangat efektif karena sifat anak yang suka meniru. Metode
keteladanan ini dapat dilakukan di area agama.
e. Metode Bermain
Metode bermain adalah metode yang menerapkan pemainan tententu
sebagai wahana pembelajaran siswa. Metode ini merupakan metode yang
sangat cocok pada anak usia dini, karena pada hakikatnya anak bermain sambil
belajar. Metode ini cocok digunakan dalam semua area pembelajaran.
f. Metode Bercerita
Metode bercerita adalah metode yang mengisahkan suatu peristiwa atau
kejadian kepada peserta didik, misalnya legenda, dongeng, dan kisah nabi.
Metode ini cocok digunakan di area bercerita anak juga bisa menceritakan
kejadian yang seru dalam hidupnya dan juga cocok dalam area membaca dan
menulis, anak bisa menulis kemudian membacakan ceritanya.
g. Metode Bernyanyi
Metode bernyanyi merupakan metode yang khas digunakan untuk anak
usia dini, yakni metode yang menggunakan syair-syair yang dilagukan.
Menurut pendapat ahli metode bernyanyi dapat membangun suasana yang
menyenangkan. Metode ini cocok untuk pembelajaran area musik.
h. Metode Karyawisata
Metode karyawisata merupakan metode kunjungan secara langsung ke
objek- objek yang sesuai dengan tema yang dibahs. Metode ini mengajak
peserta didik ke suatu tempat tertentu untuk mempelajari sesuatu yang
berkaitan dengan materi yang diajarkan. Karyawisata dalam arti metode
mengajar mempunyai arti tersendiri, berbeda dengan karyawisata dalam arti
umum. Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar kelas dalam rangka
belajar. Jadi, karyawisatadi atas tidak mengambil tempat yang jauh dari
sekolah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu
yang lama dan tempat yang jauh disebut study tour. Dalam hal ini peserta didik
dapat di ajak ke ruangan yang menyerupai binatang, museum, kebun maupun
lainnya. metode ini cocok digunakan pada area Sains/IPA.
i. Metode Pemecahan Masalah
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya
sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab
dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai
dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Metode ini
memperlakukan pembelajaran anak dengan memberikan persoalan tertentu
yang sederhana, kemudian anak diperintahkan memecahkan masalah. Metode
ini dapat digunakan pada area balok dan area matematika.
j. Metode Simulasi
Metode simulasi merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan
menirukan suatu perbuatan atau kegiatan tertentu. Peniruan tersebut hanyalah
bersifat pura-pura, namun dapat memperjelas materi pelajaran bersangkutan.
Sebagian pendapat menyebut metode ini dengan istilah bermain peran. Maka
dari itu metode ini sangat cocok dalam model pembelajara area drama.
Dari 10 jenis strategi pembelajaran diatas memiliki kecocokan tersendiri
terhadap model area pembelajaran. Peran guru sangat penting dalam memilih
metode yang tepat dengan model pembelajaran yang disesuaikan dengan
kurikulum yang anda.
6. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Area
a. Kelebihan Model Pembelajaran Area
Model pembelajaran area dianggap sebagai model pembelajaran baru dan
efektif yakni model pembelajaran dimana anak diberi kesempatan untuk
memilih atau melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minat mereka didalam
area-area. Berikut merupakan kelebihan dari model pembelajaran area:
1) Lebih memberikan kesempatan kepada anak didik untuk memilih atau
melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya, dan memungkinkan
anak untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan pengetahuan dan
ketrampilasn nya melalui berbagai kegiatan dan meningkatkan pemahaman
anak secra komprehensif.
2) Pembelajaran di rancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik
anak dan menghormati keberagaman budaya yang lebih menekankan pada
prinsip.
3) Pengalaman pembelajaran pribadi setiap anak Membantu anak membuat
keputusan melaluli aktivitas di dalam area-area yang disiapkan.
4) Keterlibatan keluarga dalam proses pembelajaran, anggota keluarga di
libatkan sukarela dalam kegaitan pembelajaran misalnya orang tua di
libiatkan dalm mempersiapkan peraturan media pembelajaran atau model
dalam pembelajaran teretntu. Keluarga bermitra dengan PAUD dalam
membuat keputusan tentang anak, misalnya orang tua diminta
pertimbangannya perihal kebutuhan layanan khusus individual untuk anak.
5) Bagi kegiatan yang memerlukan pemahaman atau membahayakan, dan
pengamatan langsung, maka jumlah anak dibatasi agar guru dapat
memperhatikan lebih mendalam proses dan hasil yang dicapai dapat lebih
maksimal tanpa mengabaikan anak yang ada di area lain. Secara tidak
langsung perhatian guru lebih mendalam dari proses dan hasil yang
dicapai secara maksimal tanpa mengabaikan anak-anak yang berda di area
yang lain. Guru mudah menguasai kelas, Mudah mengorganisasikan
tempat duduk atau kelas, Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya,
Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik, Memberi kesempatan
pada guru untuk menggunakan pengalaman, pengetahuan dan kearifan,
Dapat menggunakan bahan pelajaran yang luas, Membantu siswa untuk
mendengar secara akurat, kritis, dan penuh perhatian, Jika digunakan
dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan dan meningkatkan
keinginan belajar siswa dalam bidang akademik.Dapat menguatkan bacaan
dan belajar siswa dari beberapa sumber lain.
6) Kemampuan anak dalam belajar lebih optimal, anak lebih sibuk bergerak
melakukan atau aktif belajar yang telah dipilihnya. Dengan system area ini
pengalaman belajar anak lebih banyak dan anak lebih kreatif.
7) Dengan menggunakan system area sebagai antisipasi terhadap perbedaan
cara belajar, motivasi, kemampuan dan minat anak. Sehingga anak dapat
membuat kesimpulan sendiri dari setiap hal yang dipelajarinya.
b. Kelemahan Model Pembelajaran Area
Selain kelebihan, model pembelajaran area ini juga memiliki kelemahan,
diantarannya yakni:
1) Bila selalu digunakan dan terlalu digunakan dapat membuat bosan. (a)
Guru dituntut untuk mempunyai wawasan yang luas dan kreatif untuk
mengembangkan model pembelajaran area agar lebih inovatif dan variatif,
(b) Guru harus memiliki ketrampilan metodologis yang handal, rasa
percaya diri yang tinggi dan berani mengemas dan mengembangkan materi
secara akademik.
2) Aspek sarana dan sumber pembelajaran memerlukan sumber informasi
yang cukup banyak dan bervariasi yang akan menunjang dan memperkaya
pengembangan model pembelajaran area. Dan bila sarana ini tidak
terpenuhi maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
3) Aspek penilaian pembelajaran membutuhkan penilaian yang menyeluru
(komprehensif) yaitu menetapakan keberhasilan belajar peserta didik dari
berbagai bidang pada model pembelajaran area.
B. Pendidikan Anak Usia Dini
1. Hakikat Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulusi,
membimbing, mengasuh, dan memberikan kegiatan pembelajaran yang akan
menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Pendidikan anak usia dini
merupakan sebuah pendidikan yang dilakukan pada anak yang baru lahir sampai
delapan tahun. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu
proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya.
Anak usia dini berada pada rentang 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan
dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat
dalam rentang perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai
bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik
yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak. ( Mursid, 2015: 15)
Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional berkaitan dengan pendidikan anak usia dini tertulis pada
pasal 28 ayat 1 yang berbunyi “ Pendidikan Anak Usia dini di selenggarakan bagi
anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat
untuk mengikuti pendidikan dasar. Selanjutnya pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 14
ditegaskan bahwa pendidikan anak usia dini suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. ( Hendra Sofyan, 2014: 70)
2. Karakteristik Anak Usia Dini
Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, moral,
dan sebagainya. Karakteristik anak usia dini diantaranya adalah: a) memiliki rasa
ingin tahu yang besar, b) merupakan pribadi yang unik, c) suka berfantasi dan
berimajinasi, d) masa potensial untuk belajar, e) menunjukkan sikap egosentris,
f) memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek, g) sebagai bagian makhluk
sosial.
Pendidik perlu memahami karakteristik anak untuk mengoptimalkan
kegiatan pembelajaran. Pendidik dapat memberikan materi pembelajaran
sesuai dengan perkembangan anak. Pendapat lain tentang karakteristik anak usia
dini (Hibama S Rahman, 2002: 43-44) adalah sebagai berikut.
a. Usia 0–1 tahun
Perkembangan fisik pada masa bayi mengalami pertumbuhan yang paling
cepat dibanding dengan usia selanjutnya karena kemampuan dan keterampilan
dasar dipelajari pada usia ini. Kemampuan dan keterampilan dasar tersebut
merupakan modal bagi anak untuk proses perkembangan selanjutnya.
Karakteristik anak usia bayi adalah sebagai berikut: 1) keterampilan motorik
antara lain anak mulai berguling, merangkak, duduk, berdiri dan berjalan, 2)
keterampilan menggunakan panca indera yaitu anak melihat atau mengamati,
meraba, mendengar, mencium, dan mengecap dengan memasukkan setiap
benda ke mulut, 3)komunikasi sosial anak yaitu komunikasi dari orang
dewasa akan mendorong dan memperluas respon verbal dan non verbal bayi.
b. Anak Usia 2–3 tahun
Usia ini anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat pada
perkembangan fisiknya. Karakteristik yang dilalui anak usia 2-3 tahun antara
lain: 1) anak sangat aktif untuk mengeksplorasi benda-benda yang ada di
sekitarnya. Eksplorasi yang dilakukan anak terhadap benda yang ditemui
merupakan proses belajar yang sangat efektif, 2) anak mulai belajar
mengembangkan kemampuan berbahasa yaitu dengan berceloteh. Anak
belajar berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan belajar
mengungkapkan isi hati dan pikiran, 3) anak belajar mengembangkan emosi
yang didasarkan pada faktor lingkungan karena emosi lebih banyak ditemui
pada lingkungan.
c. Anak usia 4–6 tahun
Anak pada usia ini kebanyakan sudah memasuki Taman Kanak-kanak.
Karakteristik anak 4-6 tahun adalah: 1) perkembangan fisik, anak sangat aktif
dalam berbagai kegiatan sehingga dapat membantu mengembangkan otot-otot
anak, 2) perkembangan bahasa semakin baik anak mampu memahami
pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya, 3)
perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat ditunjukkan dengan rasa
keingintahuan anak terhadap lingkungan sekitarnya. Anak sering bertanya
tentang apa yang dilihatnya, 4) bentuk permainan anak masih bersifat individu
walaupun dilakukan anak secara bersama-sama.
d. Anak usia 7–8 tahun
Karakteristik anak usia 7-8 tahun adalah: 1) dalam perkembangan
kognitif, anak mampu berpikir secara analisis dan sintesis, deduktif dan
induktif (mampu berpikir bagian per bagian), 2) perkembangan sosial, anak
mulai ingin melepaskan diri dari orangtuanya. Anak sering bermain di luar
rumah bergaul dengan teman sebayanya, 3) anak mulai menyukai permainan
yang melibatkan banyak orang dengan saling
3. Prinsip Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
Dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini hendaknya mengungkapkan
prinsip- prinsip sebagai berikut:
a. Berorientasi pada kebutuhan anak
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi pada
kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan
upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek
perkembangan.
b. Belajar melalui bermain
Bermain merupakan saran belajar anak usia dini. Melalui bermain anak
diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkkan, dan mengambil
kesimpulan mengenai benda disekitarnya.
c. Lingkungan yang kondusif
Lingkungan harus diciptakan dengan sedemikian rupa sehingga menarik
dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang
dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
d. Menggunakan pembelajaran terpadu
Pembelajaran anak usia dini harus menggunakan konsep pembelajaran
terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun harus menarik dan
dapat membangkitkan minat anak dan konstektual. Hal ini dimaksudkan agar
anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga
pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi anak.
e. Mengembangkan kecakapan hidup
Mengembangkan keterampilan hidup dapat melalui berbagai proses
pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri
sendiri, mandiri dan bertanggung jawab serta memiliki disiplin diri.
f. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar
Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam
sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik ( guru).
g. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang
Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap,
dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak, agar konsep dapat
dikuasai dengan baik hendaknya pendidik menyajikan kegiatan-kegiatan yang
berulang.
C. Hasil Penelitian Relevan
Penelitian relevan merupakan penelitian yang hampir serupa sudah dilakukan
oleh penelitian lain relevan dengan masalah yang diteliti. Oleh sebab itu,
dikemukakan beberapa penelitian lain yang pernah dilakukan berikut ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Uswatun Chasanah tahun 2017, dengan judul “
Pengembangan Pembelajaran Area dan Sentra Berbasis Alat Permainan Edukatif di
Taman Kanak- Kanak Pertiwi Gordangrejo Karanganyar”. Permasalahan pokok
pada latar belakang masalah penelitian tersebut dinyatakan bahwa peneliti
menemukan pelaksanaan pembelajaran masih menggunakan LKS dan buku, sehingga
kurang menarik bagi anak dan anak mudah bosan. Dari latar belakang masalah
tersebut Uswatun Chasanah mengemukakan rumusan masalah yaitu: Bagaimana
pelaksanaan pengembangan pembelajaran area dan sentra berbasis alat permainan
edukatif.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Lita Latiana, Dkk tahun 2016, dengan
judul “ Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Dengan Pendekatan Area di Taman
Kanak- Kanak di Kota Semarang”. Permasalahan pokok pada latar belakang masalah
penelitian tersebut dinyatakan bahwa peneliti menemukan guru tidak melaksanakan
atau menerapkan ilmu yang didapat sesuai dengan teori yang diberikan karena tidak
didukung dengan sarana prasarana yang baik serta mahalnya pembiayaan untuk
melaksanakannya. Dari latar belakang masalah tersebut Lita Latiana, Dkk
,mengemukakan rumusan masalah yaitu: Apakah dengan pendekekatan area dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran anak.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Hijriati tahun 2017, dengan judul “
Pengembangan Model Pembelajaran Anak Usia Dini”. Permasalahan pokok pada
latar belakang masalah penelitian tersebut bahwa peneliti menemukan guru tidak
efektif dalam menerapkan model pembelajaran anak usia dini, sehingga pembelajaran
menjadi tidak optimal dalam menumbuh kembangkan aspek perkembangan anak.
Dari latar belakang masalah tersebut Hijriati mengemukakan rumusan masalah yaitu:
Bagaimana pelaksanaan pengembangan model pembelajaran anak usia dini.
Bertolak dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti
terdahulu, maka dapat dinyatakan perbedaan- perbedaan yang signifikan dengan
penelitian ini sebagaimana dijelaskan berikut :
1. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Uswatun Chasanah adalah
tentang suatu pelaksanaan pembelajaran yang tidak menarik dan membosankan.
Penelitian ini lebih mengungkapkan tentang menungkapkan upaya pengembangan
pembelajaran area dengan alat permainan edukatif.
2. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lita Latiana, Dkk adalah tentang
guru tidak melaksanakan atau menerapkan suatu pembelajaran sesuai dengan teori.
Dalam penelitiannya juga mengungkapkan bahwa tidak adanya sarana dan
prasarana yang mendukung suatu pelaksanaan pembelajaran.
3. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hijriati adalah tentang guru
tidak efektif dalam melaksanaan atau menerapkan model pembelajaran, sehingga
pembelajaran tidak optimal.
Beberapa perbedaan yang telah dikemukakan antara penelitian terdahulu
dengan penelitian ini, dapat pula dibedakan dari segi setting dan subjek penelitian.
Selain itu latar belakang dan rumusan masalah penelitian terdahulu berbeda.
Adapun persamaan penelitian yang dilakukan adalah mengangkat tentang
pelaksanaan model pembelajaran yang diterapkan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Menurut Sugiyono ( 2018: 8-9) penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah ( sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara trangggulasi ( gabungan), analisis data
bersifat induktif dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada
generalisasi. Metode penelitian kualitatif sering juga disebut metode penelitian
naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah ( natural
setting ).
Adapun pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif deskriptif. Kualitatif deskriptif merupakan salah satu
penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian
kualitatif diskriptif yaitu memaparkan apa adanya data yang terdapat dilapangan
dengan menggunakan metode pengumpulan data meliputi wawancara, observasi
dan dokumentasi.
2. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif.
Dimana peneliti akan melakukan wawancara dan observasi terlebih dahulu dengan
fokus permasalahan penelitian sesuai dengan latar belakang penelitian. Kemudian
peneliti akan mermaparkan apa adanya hasil penelitian sesuai dengan penelitian
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistik.( Lexy Moleong,
2013: 4)
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Seting Penelitian
Menurut Sugiyono ( 2018: 292) Setting penelitian merupakan tempat dimana
keadaan, lokasi, dan situasi sosial tersebut akan diteliti. Misalnya sekolah,
perusahaan, lembaga pemerintah, dan lain sebaginya.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu di Taman Kanak-
kanak Rizani Putra Mendalo Indah Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi.
Pemilihan lembaga tersebut sebagai tempat penelitian didasarkan atas apa yang
dilihat dan dimati oleh peneliti sebagai suatu permasalahan. Fokus permasalahan
penelitian yang akan menjadi objek yang relevan dengan keadaan pokok sebagai
permasalahan dalam penelitian ini.
Alasan praktis pemilihan lembaga tersebut juga didasarkan atas
pertimbangan dimana keterjangkauan lokasi penelitian baik dari segi tenaga dan
efisiensi waktu dan juga situasi sosial yang ramah sebelum melakukan penelitian,
peneliti sudah mengadakan komunikasi informal dengan pihak sekolah sehingga
mendapat izin secara informal.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel
atau sasaran dalam sebuah penelitian. Dimana subjek penelitian memberikan
tanggapan dan informasi terkait dengan data yang dibutuhkan oleh peneliti. Dalam
subjek penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive yaitu suatu teknik
teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan berbagai pertimbangan
tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih refrensitif,
dengan kata lain subjek penelitian ini sesuai dengan kebutuhan peneliti. (
Sugiyono, 2018: 292)
Adapun subjek penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah kepala sekolah
dan guru. Dimana kepala sekolah sebagai key informan yaitu yang mengetahui
berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian ini.
C. Jenis Data dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenisdata adalah yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini dibagi dalam
dua jenis data yaitu:
a. Data primer yaitu data pokok yang berkenaan langsung dengan permasalahan
peneltian. Data ini diambil melalui observasi dan wawancara.
b. Data sekunder yaitu data pendukung yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang telah tersedia
sebelumnya. Adapun dokumen tersebut ialah struktur lembaga, kegiatan
akademik kepala sekolah dan guru, latar belakang pendidikan guru dan foto.
2. Sumber Data
Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif kata-kata ,
tindakan dan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. (
Lexy Moeloeng, 2010: 157). Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah
dimana peneliti melakukan tindakan observasi dan wawancara langsung
dilapangan, serta penelitian ini juga didukung oleh dokumen-dokumen dilembaga
tersebut.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dengan
menggunakan teknik pengumpulan data, maka peneliti akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetepkan. ( Sugiyono : 2018: 224). Adapun
penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan sumber data secara
lisan dan tertulis, sehingga dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang
dilakukan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1. Observasi
Menurut Kartono ( dalam Imam G. 2015: 143) observasi adalah studi yang
disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala- gejala psikis
dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Adapun jenis observasi yang
dilakukan oleh peneliti adalah observasi terstruktur. Observasi secara
terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa
saja yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Jadi observasi struktur
dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang
akan di amati. ( Imam, 2015: 146)
Adapun pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah
bagaimana pelaksanaan model pembelajaran area ( minat) di lembaga Taman
Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah selama 1 ( satu) bulan sesuai dengan
jadwal yang dilakukan peneliti.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung
secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara
langsung informasi- informasi atau keterangan- keterangan.( Narbuko dan
Achmadi, 2010: 83). Adapun jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti
adalah wawancara secara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara
untuk menemukan permasalahan secara terbuka, dimana peneliti megajukan
pertanyan sesuai dengan fokus permasalahan penelitian dan mendengarkan
secara teliti, mencatat apa yang dikemukaan oleh informan. ( Sugiono, 2017:
233)
Peneliti akan melakukan wawancara langsung kepada kepala sekolah
sebagai key informan dan guru untuk mendapatkan informasi dengan
mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan
penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bersumber dari catatan
yang sudah berlalu. Dokumen ini bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan,
kebijakan.Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup,
sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni yang
dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.Studi dokumen ini
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara
dalam penelitian kualitatif.( Sugiono, 2017: 240). Dokumen-dokumen yang
diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai bukti pendukung dalam penelitian ini, diantaranya berupa foto,
catatan guru, karya tulis dan lain sebagainya.
E. Teknik Analisis data
Menurut Sugiyono, 2018: 244) analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuan ini
dapat di informasikan kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan data setelah selesai
pengumpulan data dalam periode tertentu.
Miles dan Huberman ( 1984) mengumukakan bahwa aktivitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu:
Reduksi data, Penyajian data, Kesimpulan. Berikut dijelaskan proses yang akan
dilakukan dalam analisis data:
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti
yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada
teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu maka wawasan
peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki
temuan dan pengembangan teori yang signifikan. ( Sugiyono, 2018: 247)
2. Penyajian data
Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian
data.Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan jenisnya. Dalam
hal ini Miles dan Huberman ( 1984 ) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
yang bersifat naratif. Dengan penyajian data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa
yang telah dipahami tersebut. ( Sugiyono, 2018: 249)
3. Kesimpulan/ Verifikasi
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukan
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi
apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-
bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan
data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.( Sugiyono, 2018: 252)
Kesimpulan dalam penelitian ini merupakan temuan baru yang sebelumnya
belum pernah ada.Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obejk
yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis dan
teori.( Sugiyono, 2018: 253)
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Uji keabsahan data adalah upaya untuk memberikan jaminan data yang
diperoleh dapat dipercaya kebenarannya ( valid). Dalam mengujian keabsahan data
metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk menguji keabsahan data yaitu:
Uji kredibelitas data, Uji transferability, Uji dependability, dan Uji confirmability.
( Sugiyono, 2018: 270)
Dalam uji kredibelitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan perpenjangan pengamatan, peningkatan
ketekunan, triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi dan
mengadakan memberceck.
1. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali kelapangan melakukan
pengamatan, wawancara kembali dengan sumber data yang pernah ditemui
maupun yang baru.Dengan perpanjangan pengamatan ini guna untuk
menguatkan data yang diperoleh pada tahap awal.( Sugiyono, 2018: 270)
Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah
data yang telah diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar atau
tidak.Bila data yang diperoleh selama ini setelah dicek kembali pada sumber
data asli atau sumber data lainnya ternyata tidak benar, maka peneliti
melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh
data yang pasti kebenarannya.( Sugiyono, 2018: 271)
2. Meningkatkan Ketekunan
Langkah uji kedua adalah meningkatkan ketekunan.Meningkatkan
ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan.Dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat
melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah
atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat
memberikan deskripsi yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
Dalam meningkatkan ketekunan yang dilakukan adalah dengan cara
membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi
yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca maka wawasan
peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk
memeriksa data yang ditemukan itu benar dan terpercaya atau tidak.( Sugiyono,
2018: 272)
3. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibelitas ini diartikan sebagai pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Dengan demikian
terdapat triangulasi sumber, teknik dan waktu.
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber adalah mengecek data yang diperoleh dari berbagai
sumber. Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data yang telah diperoleh memalui beberapa sumber. Tujuan dilakukan
triangulasi sumber agar data yang diperoleh dari satu sumber dapat
dikuatkan dengan sumber yang lainnya, sehingga data yang dihasilkan
dapat dipercaya. Dengan kata lain peneliti akan mendapatkan data dari
berbagai sumber dari satu data yang diperoleh oleh peneliti untuk
membuktikan kebenarannya.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik adalah upaya pengecekan data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya, peneliti mendapatkan
caradata diperoleh dengan wawancara lalu dicek dengan cara observasi,
dokumentasi, dan kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibelitas
data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber yang bersangkutan atau
yang lain untuk memastikan data yang dianggap benar.
c. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu adalah pengecekatan data dengan cara pengumpulan
data melalui observasi dan wawancara pada waktu yang berbeda. Waktu
juga sering mempengaruhi kredibelitas data. Data yang dikumpulkan
dengan teknik wawancara pada saat narasumber masih segar, tidak banyak
masalah akan memeberikan data yang valid sehingga lebih kredibel. Untuk
itu dalam pengujian kredibelitas data dapat dilakukan dengan cara
melakukan penegecekan dengan cara wawancara, observasi atau teknik lain
dalam waktu atau situasi yang berbeda. ( Sugiyono, 2018: 274)
G. Jadwal Penelitian
Jadwal waktu penelitian adalah jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan.
Dalam jadwal penelitian berisi kegiatan apa saja yang akan dilakuka.( Sugiyono,
2018: 286). Jadwal waktu penelitian dilakukan selama enam bulan, yaitu mulai
bulan November, Desember, Januari, Februari, Maret dan April 2019. Rencana
waktu penelitian ini masih bersifat tentatif, artinya dapat berubah berdasarkan
situasi dan kondisi dilapangan. Berikut uraian tahap-tahap yang dilakukan selama
penelitian dilaksanakan:
Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian
N
o
Kegiatan
Bulan
Novem
ber
Desm
ber
Januari
Feb
ruari
Maret
April
Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
4 1 2 3 4
1 Pengajuan
judul
X
2 Pembuatan
proposal
x x x x x
3 Seminar
proposal
x
4 Perbaikan
hasil
proposal
5 Pengurusa
n dan
penerbitan
izin
penelitian
x
6 Pengumpul
an data dan
lapangan
x
7 Analisis
dan
penyusuna
n laporan
penelitian
x
8 Seminar
hasil/ujian
skripsi
x
9 Perbaikan
hasil
skripsi
X
1
0
Pengesaha
n hasil
ujian oleh
tim
penguji
x
Nb: Sewaktu-waktu jadwal dapat berubah
1
1
Pengganda
an data dan
laporan
penyeraha
n hasil
X
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Historis
Taman kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah berdiri pada tahun 2007.
Pendiri lembaga taman kanak-kanak ini berada dibawah yayasan milik
sendiri, dengan luas tanah 300 m2. Pada tahun 2014 lembaga ini mendapat
surat keterangan izin operasional dalam mengelola lembaga lebih lanjut.
Kepemimpinan dilembaga taman kanak-kanak rizani putra di bawah
pimpinan Pesri Yenni S.Pd sebagai pemilik yayasan dan Siti Hajar S.Pd
sebagai kepala sekolah. Perjalanan lembaga ini mengalami perkembangan
yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Masyarakat mendalo indah
khususnya menunjukkan respon positif terhadap lembaga ini.
2. Letak Geografis
Taman Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah tepatnya terletak di Jl.
Tulip Blok B No.11 Rt 006 Perubahan Bumi Arza 1. Apabila dilihat dari
keadaan daerahnya, lokasi tersebut cukup menunjang dalam terselenggaranya
pendidikan taman kanak- kanak, karena suasana nya tidak ramai dan cukup
tenang dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Lokasi lembaga
tersebut yang strategis, karena mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar
Perumahan Bumi arza 1 dan daerah tersebut hanya ada satu lembaga taman
kanak-kanak.
3. Visi dan Misi
a. Visi
Cerdas, Kreatif, Beriman, dan Mandiri
b. Misi
1) Meningkatkan mutu pendidikan dengan guru yang professional
2) Menciptakan suasana yang menyenangkan dengan prinsip “
bermain sambil belajar, belajar sambil bermain”
3) Menumbuhkan kecintaan terhadap ajaran agama yang dianut
4) Menumbuh kembangkan sifat kreatif kepada anak serta berani
menghadapi tantangan
4. Tujuan Sekolah
Adapun tujuan yang ingin dicapai Taman Kanak-kanak Rizani Putra
Mendalo Indah adalah:
1) Meningkatkan kualitas lulusan Tk. Rizani Putra Mendalo agar
mampu bersaing dan menyesuaikan diri serta mandiri
2) Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dan pengajaran kepada
anak didik
3) Meningkatkan kualitas pendidikan Tk. Rizani Putra mendalo
dengan mengikuti kegiatan-kegiatan pelatihan/ KKG/ IGTKI
4) Meningkatkan kinerja setiap personil TK. Rizani Putra mendalo
menjadi lebih baik lagi
5) Mengembangkan kreatifitas anak sesuai kemampuan, bakat dan
minatnya
6) Meningkatkan pendidikan dibidang moral, sosial budaya dan
agama
5. Kurikulum Sekolah
Kurikulum yang ditetapkan di Taman Kanak-kanak Rizani Putra
Mendalo Indah adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP)
yaitu kurikulum opersional yang dikembangkang dan dilaksanakan sesuai
dengan karakteristik satuan PAUD. Artinya kurikulum ini dibuat oleh
satuan pendidikan disesuaikan dengan karakteristik satuan PAUD seperti
keadaan lingkungan, peserta didik, pendidik, sarana dan prasarana, biaya
dan nilai-nilai yang mendasari, serta program yang dilakukan oleh satuan
PAUD.
Adapun prinsip yang digunakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ( KTSP) di Taman Kanak-kanak Rizani Putra Mendala Indah
ialah sebagai berikut:
1) Berpusat pada anak dengan mengembangkan potensi, bakat, minat,
perkembangan dan kebutuhan anak termasuk kebutuhan khusus.
2) Kurikulum dikembangkan secara kontekstual
3) Mencakup semua dimensi kompetensi dan program
pengembangan.
4) Program pengembangan sebagai dasar pembentukan keperibadian
anak.
5) Memperhatikan tingkat perkembangan anak.
6) Mempertimbangkan cara anak belajar.
7) Holistik- Integratif
6. Struktur Organisasi
Sebagai lembaga pendidikan formal yang menjalankan berbagai kegiatan
pembelajaran dalam rangka tujuan yang diinginkan, maka perlu adanya
struktur organisasi untuk memperlancar aktivitas program pembelajaran.
Struktur dan tugas-tugas yang pada akhirnya harus dipertanggung jawabkan.
Semuanya mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya terhadap etika-
etika dan tata tertib organisasi. Sukses dan lancarnya suatu badan organisasi
tergantung pada pengurusnya dan tentunya setiap organisasi mempunyai
pimpinan atau kepala yang bertugas mengatur dan mengontrol organisasi
tersebut. Adapun struktur dilembaga Taman Kanak- kanak Rizani Putra
adalah sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI TAMAN KANAK-KANAK RIZANI
PUTRA MENDALO INDAH TAHUN 2018/2019
7. Keadaan Tenaga Pendidik dan Peserta Didik
a. Tenaga Pendidik
Ketua Yayasan
PESRI YENNI, S.Pd
Kepala Sekolah
SITI HAJAR, SP.d
Guru Kelas B
NUR’ARNI, S.Pd
Guru Kelas A
NIZA DWI PUTRI, S.Pd
Tenaga pendidik di Taman Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah
mempunyai tugas utama dalam mengelola pembelajaran untuk
disampaikan kepada peserta didik. Seorang guru memiliki tugas dan
tanggung jawab dan membina mengembangkan anak didik. Tenaga
pengajar dengan latar belakang pendidikan yang sama. Berikut ini
keadaan tenaga pendidik TK. Rizani Putra Mendalo Indah :
Tabel 4.1 Keadaan tenaga pendidik Tk Rizani Putra Mendalo Indah
NO NAMA TEMPAT
TANGGAL
LAHIR
JABATA
N
PENDIDI
KAN
TERAHIR
1 Siti Hajar, S.Pd Pijoan, 29 Maret
1983
Kepala
sekolah
SI
2 Nur’Arni, S.Pd Padang, 28
Agustus 1969
Guru SI
3 Niza Dwi Putri, S.Pd Jambi, 19
September 1996
Guru SI
b. Keadaan peserta didik
Tabel 4.2 Keadaan peserta didik Tk Rizani Putra Mendalo Indah
NO NAMA
TEMPAT/ TGL LAHIR KELO
MPOK
1 Abhiyan Alifiandra Irzi Muaro Jambi /2013-02-28 B
2 Ahmad Anwar Abiyu Saki Jambi /2014-11-24 B
3 Ahmad Asyraf Alghani Batang Hari /2013-06-13 B
4 Ahmad Zhafif Muzahirul Muaro Jambi /2013-07-04 B
5 Alby Arya Ghossan Muaro Jambi /2014-01-08 B
6 Alfarezi Sazanolo Jambi /2014-12-03 B
7 Alfijar Mirza Sinaga Jambi /2013-11-02 B
8 Aliyya Faza R Jambi /2014-07-20 A
9 Bhimas Riski Aditya Jambi /2013-06-01 B
10 Chintiya Oktaviani Muaro Jambi /2013-10-08 A
11 Clarinta Nathania Br Ginting Jambi /2013-12-09 A
12 Gendhard Gavriel Sitorus Muaro Jambi /2013-08-28 A
13 Haura Apriska Sungai Penuh /2013-12-20 A
14 Humairah Putri Amanda Jambi /2013-03-30 A
15 M. Farhan Jambi /2013-10-19 B
16 M. Kamil Zhorif Kerinci /2013-07-14 B
17 M. Liyani Azzam Firdaus Batang Hari /2013-12-20 A
18 M. Raska Aditya Pramana Muaro Jambi /2014-04-28 B
19 M. Rofiq Hijazi Surya Jambi /2014-03-06 A
20 M. Zhellan Al-Ziqri Jambi /2014-03-10 A
21 Maura Jambi /2013-01-01 B
22 Miftahul Inaya Jambi /2014-02-02 A
23 Muhammad Ayub Al Fatih Muaro Jambi /2013-09-25 B
24 Nathan Adhryan Sinambela Muaro Jambi /2013-04-05 B
25 Qaireen Diya Ramadhani Kerinci /2013-07-12 B
26 Raden Zhilan Zholila Arsyad Muaro Jambi /2014-02-08 A
27 Riesya Sasabillah Wibowo Cirebon /2014-01-23 A
28 Sabili Alhadi Amsya Qilta Jambi /2013-05-05 B
29 Zharif Azka Nasution Jambi /2014-12-28 A
8. Sarana dan Prasarana
Upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan dan terciptanya tujuan
yang telah ditetapkan maka dalam suatu lembaga pendidikan harus adanya
faktor yang menunjang terlaksananya proses pembelajaran, karena sarana
dan prasarana merupakan salah satu faktor yang mempunyai fungsi yang
dapat melancarkan proses pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan.
Sarana pendidikan merupakan tempat berlangsungnya proses
pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik dan juga dapat memberikan
motivasi kepada peserta didik dalam belajar. Adapun sarana prasarana
dilembaga Tk. Rizani Putra Mendalo Indah adalah sebagai berikut :
a. Kondisi ruang
Tabel 4.3 Kondisi ruang Tk Rizani Putra Mendalo Indah
Nama Ruang Kondisi Ruang Belajar Jumlah
Baik Rusak Rusak Berat
Kelas A V 1
Kelas B V 1
Kantor V 1
Wc V 1
b. Sarana dan parasarana
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Tk Rizani Putra Mendalo Indah
NO Jenis Sarana Jumlah Luas Kondisi
1 Tanah sekolah 1 300 m2 Baik
2 Ruang guru / Kantor 1 9 m2 Baik
3 Ruang kelas 2 Kelas A(36
m2)
Kelas
1 kelas
Baik
1 kelas
B(36m2) Baik
4 Wc 1 4 m2 Baik
5 Kursi dan meja siswa 20 Baik
6 Kursi dan meja guru 3 Rusak
ringan
7 Kursi tamu - Tidak ada
8 Rak mainan - Tidak ada
9 Rak tas anak - Tidak ada
10 Papan tulis 2 Baik
11 APE Luar
a. Ayunan
b. Terowongan
drum
c. Panjatan pelangi
d. Keranjang bola
e. Tangga
majemuk
2
1
-
-
1
Baik
Baik
Baik
Tidak Ada
Tidak ada
Baik
12 APE Dalam
a. Balok bangunan
2 Set
Baik
B. Temuan dan Pembahasan
1. Pelaksanaan Model Pembelajaran Area ( Minat) di Tk. Rizani Putra
Mendalo Indah
Model pembelajaran area dirancang untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan spesifik anak, menghargai keberagaman budaya, dan menekankan
pada pengalaman anak. Konsep model pembelajaran area memberikan
kesempatan pada anak untuk memilih atau melakukan kegiatan sesuai
minatnya, sehingga anak dapat bermain seraya belajar. Pada pelaksanaan
model pembelajaran area peran guru sangat penting yakni membuat program
tahunan (Protah), program semester ( Promes) program mingguan (RKM ),
dan program kegiatan harian (RKH). Setelah pembentukan rancangan, guru
menyiapkan alat dan bahan ajar, kemudian melaksanakan proses
pembelajaran, melakukan evaluasi dan guru mendesain lingkungan belajarnya
dalam bentuk area-area pembelajaran. Begitupun yang harus dilakukan di
Taman Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah dimana guru harus
memahami pelaksanaan model pembelajaran area yang digunakan agar tidak
terjadi kekeliruan dalam melaksanakan proses belajar mengejar tersebut.
Berdasarkan hasil penulis dilapangan di Taman Kanak-kanak Rizani
Putra Mendalo Indah bahwasanya terdapat pelaksanaan model pembelajaran
area ( minat) yang di awali dengan rancangan pembelajaran yaitu dengan
melakukan perencanaan program tahunan ( protah), program semester (
prosem), rencana kegiatan mingguan ( RKM) dan rencana kegiatan harian (
RKH). Kemudian dalam suatu pembelajaran guru tidak mendesain lingkungan
belajarnya dalam bentuk area- area pembelajaran seperti tidak adanya area
berhitung dan menulis, area musik, area agama, area sains IPA dan lain
sebagainya. ( Observasi 2 Maret 2019)
Berikut wawancara penulis dengan ibu Siti Hajar selaku kepala sekolah
Rizani putra mengatakan bahwa:
“Sebelum melaksanakan pembelajaran guru- guru membuat rencana
kegiatan harian ( RKH) dahulu. RKH dibuat berdasarkan RKM yang
ada, terkadang kami kalau susah membuat nya kami diskusikan sama-
sama”
Siti hajar juga menjelaskan bahwa”
“Kalau buat RKM itu terkadang pusing mana pula sekarang ini harus
menggunakan kurikulum yang 2013 jadi tambah susah rasanya
makanya kadang kami tidak mengikuti nian lah yang K-13, kami buat
ala kadar nya saja asal menyesuaikan dengan tema hari itu”
Siti hajar kembali menjelaskan bahwa:
“Kalau kami ini tidak mengikuti dengan perencanaan macam protah,
prosem, rkh soalnya repot bingung apalagi sudah disuruh pakai
kurikulum k-13 tambah pusing jadi perencanaan tetap lah dibuat saat
belajar saja mengikuti tema hari itu dan juga orang tua murid
menuntut anak –anak harus bisa baca berhitung jadi terkadang tidak
lagi mengikuti rkh,fokus mengajarkan anak supaya bisa baca menulis
dengan berhitung” ( Wawancara dengan ibu 1, 4 Maret 2019)
Jawaban dari kepala sekolah didukung pula oleh gurunya yaitu Nurarni
mengatakan bahwa:
“Kami tetap lah buat perencanaan itu tapi terkadang tidak dipakai
soalnya orang tua murid meminta anak-anaknya bisa baca menulis
berhitung agar masuk SD nya tidak sulit lagi, tuntutan orang tua murid
tulah nak anak nyo pintar baca berhitung menulis jadi kami hanya ikut
saja lagian juga di SD dak di terima kalau anak-anak tu belum bisa
baca menulis berhitung” ( Wawancara dengan ibu 2, 4 Maret 2019)
Jawaban dari kepala sekolah dan guru diperkuat juga dengan guru lainnya
yaitu Niza mengatakan bahwa:
“payah kalau mau mengikuti perencanaan itu, perencanaan tetap
dibuat tapi tidak dipakai soalnya anak-anak ini harus bisa baca menulis
berhitung sesuai dengan tema hari itu, tuntutan orang tuanya agar anak
bisa baca menulis berhitung makanya guru-guru diadakan lah les
tambahan untuk anak-anak ni dimana kalau pagi belajar pakai majalah
sesuai dengan tema kemudian siangnya dilanjut dengan les tambahan”
( Wawancara dengan ibu 3, 4 Maret 2019)
Kemudian berdasarkan hasil peneliti dilapangan dalam proses
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di taman kanak-kanak Rizani Putra
Mendalo Indah dilakukan sebanyak enam hari yaitu hari senin sampai dengan
sabtu dan jam pembelajaran dimulai pada pukul 07.30 s/d 10.00 WIB. Selain
itu pembelajaran yang dilakukan jam 10.00 s/d 11.00 dari hari senin hingga
rabu yaitu pembelajaran tambahan les membaca,menulis dan berhitung. (
Observasi 2 Maret 2019)
Wawancara dengan ibu Siti Hajar selaku kepala sekolah mengatakan
bahwa:
“Pelaksanaan pembelajaran berlangsung setiap hari dari hari senin
sampai sabtu dimulai jam 07.30 s/d 10.00 WIB, pelaksanaan
belajarnyo di dalam kelas, sebelum masuk anak- anak kumpul dulu
diluar untuk baca ikrar. Anak-anak biasanya jam 07.00 tu sudah
datang tapi mereka main-main dulu diluar kelas sebelum
melaksanakan kegiatan belajar mengajar”. ( Wawancara dengan ibu 1,
4 Maret 2019)
Nurarni selaku guru kelas juga menjelaskan bahwa:
“Anak-anak masuk jam 07.00 sd 10.00 untuk pembelajaran
sekolahnya, sesudah pulang sekolah anak dilanjutkan untuk les sampai
jam 11.00 baik les membaca, menulis dan berhitung”. ( Wawancara
dengan ibu 2, 4 Maret 2019)
Selain itu hasil pengamatan penulis dilapangan di taman kanak-kanak
Rizani Putra Mendalo Indah dalam proses pelaksanaan juga terdapat langkah-
langkah kegiatan model pembelajaran area ( minat) yang dilakukan seperti
kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat dan makan,dan kegiatan akhir. Dalam
kegiatan inti peserta didik dibebaskan memilih area-area yang disukai sesuai
dengan minatnya dan area yang dibuka disesuaikan dengan indikator yang
dikembangkan dengan sarana atau alat pembelajaran yang ada. Akan tetapi
dalam proses pelaksanaan dilapangan guru tidak melakukan dengan langkah-
langkah kegiatan tersebut seperti dalam kegiatan inti anak dibiarkan untuk
berkeliaran dan bermain diluar kelas saat proses kegiatan belajar mengajar. (
Observasi 5 Maret 2019)
Penulis juga menemukan guru mengajar yang tidak seharusnya tidak
boleh diajarkan disekolah seperti menghitung penjumlahan dan pengurangan,
menulis dan membaca sebanyak satu lembar buku majalah setiap harinya dan
guru juga memberikan PR ( pekerjaan rumah) kepada anak. Selain itu peneliti
juga menemukan disaat proses pelaksanaan guru malas untuk membuat media
dan alat permainan yang menyenangkan bagi anak didik dan guru tidak
menyiapkan area-area minimal empat area yang sesuai dengan teori model
pembelajaran area ( minat), seperti tidak ada penataan letak area agama, area
berhitung, area bahasa, area music dan lain sebagainya. ( Observasi 5 Maret
2019)
Wawancara dengan ibu Nurarni selaku guru kelas mengatakan bahwa:
“Anak-anak belajar harus bisa membaca menulis dan berhitung
dikarnakan dalam proses kegiatan pembelajaran juga terdapat tuntutan
orang tua anak dengan guru untuk bisa membaca, menulis dan
berhitung agar anak bisa masuk SD dengan mudah”.
Ibu Nurarni juga mengatakan bahwa:
“anak-anak ini sulit di atur nakal-nakal nian makanya biar lah mereka
mau main-main berkeliaran nanti kalau sudah capek mau sendiri
mengerjakan tugas nya, belajar mana yang mau saja lah nanti yang
lain itu dipaksa dulu baru mau belajar”
Ibu Nurarni juga menjelaskan bahwa:
“Malas mau buat media itu karna anak-anak kan sudah ada buku
kalau mau untuk contoh di jelaskan saja seperti apa bentuk bulan
mataharikan, anak-anak ini belajar dengan majalah jadi ya
sudahlah tidak buat media-media” ( Wawancara dengan ibu 2, 5
Maret 2019)
Kemudian wawancara ini didukung oleh ibu Siti Hajar selaku kepala
sekolah juga mengatakan:
“Kalau mau dituruti sesuai dengan area itu tidak bisa, soalnya
tuntutan orang tuanya anak-anak itu harus bisa baca, menulis dan
berhitung jadi menggunakan majalah saja yang penting anak tu
bisa baca menulis berhitung “
Ibu Siti hajar juga mengatakan:
“Kalau mau dituruti betul model area itu mau lengkap alat-alat
sama tempat nya, sedangkan sekolah ini tidak lengkap. jadi
simbol saja model area nya itu yang jelas anak-anak ini bisa apa
yang di pelajari hari itu sesuai dengan tema”. ( Wawancara
dengan ibu 1, 6 Maret 2019)
Dari pernyataan diatas penulis dapat memahami bahwa di taman kanak-
kanak Rizani Putra Mendalo Indah dalam untuk pelaksanaan pembelajaran
model area dilaksanakan dengan membuat perencanaan terlebih dahulu
kemudian dilanjutkan dengan langkah-langkah kegiatan sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat. Untuk persiapan sebelum mengajar guru tidak
melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan apa yang direncanakan
seperti rencana kegiatan harian ( RKH) hanya sebagai simbolis saja begitupun
dalam langkah- langkah kegiatan kegiatan model pembelajaran area ( minat)
yang telah ditentukan dan penempatan area-area belajar yang tidak disediakan.
Hal ini juga di jelakan oleh Suyadi mengatakan bahwa dalam
pelaksanaan model pembelajaran area ( minat) dalam pembelajarannya
dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan
menghormati keberagaman budaya dan menekankan prinsip,
individualisasi pengalaman bagi setiap anak, membantu anak untuk
pilihan-pilihan melalui kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta
keluarga dalam proses pembelajaran.
Dalam mengaplikasian model pembelajaran area ( minat) dimana
peran guru sangat penting yakni dalam membuat suatu perencanaan yaitu
membuat program tahunan ( protah), program semester ( Promes) program
mingguan (RKM ), dan program kegiatan harian (RKH). Setelah
pembentukan rancangan, guru menyiapkan alat dan bahan ajar. Kemudian
melaksanakan proses pembelajaran dan melakukan evaluasi.
Hal ini juga dijelaskan oleh Hijriati mengatakan bahwa langkah-
langkah kegiatan model pembelajaran area ( minat) meliputi kegiatan
awal, kegiatan inti, istirahat dan makan, dan kegiatan penutup. Dalam
kegiatan inti ,sebelum melakukan kegiatan inti, pendidik bersama anak
membicarakan tugas-tugas di area yang diprogramkan. Setelah itu peserta
didik dibebaskan memilih area yang disukai sesuai dengan minatnya. Area
yang dibuka setiap hari disesuaikan dengan indikator yang dikembangkan
dan sarana atau alat pembelajaran yang ada. Anak dapat berpindah area
sesuai dengan mintanya tanpa ditentukan oleh pendidik. Apabila terdapat
anak tidak mau melakukan kegiatan di area yang diprogramkan, pendidik
harus memotivasi anak tersebut agar mau melakukan kegiatan. Pendidik
dapat melayani anak dengan membawakan tugasnya ke area yang sedang
diminatinya.
2. Faktor Penghambat Dalam Melaksanakan Model Pembelajaran Area
( Minat) di Tk. Rizani Putra Mendalo Indah
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis bahwasanya
adanya faktor yang menjadi penghambat dalam proses belajar mengajar.
Salah satunya keterbatasan guru dilembaga taman kanak-kanak Rizani
Putra Mendalo Indah yang hanya berjumlah 3 ( tiga ) orang. ( Observasi 5
Maret 2019)
Berdasarkan wawancara penulis dengan ibu Siti Hajar selaku kepala
sekolah mengatakan bahwa:
“Hambatannya lebih kepada kurangnya guru jadi anak-anak tidak
terkontrol terkadang guru keteteran ngurus anak-anak ini kalau
misalnya dari salah satu guru ada yang sakit atau berhalangan,
sudah itu kepala sekolah ada rapat mendadak dan yang menangani
peserta didik hanya satu guru dengan melayani 28 anak didik
pembelajaran tidak terlaksana secara optimal dan tidak kondusif”.
( Wawancara dengan ibu 1, 6 Maret 2019)
Menurut ibu Nurarni selaku guru kelas juga mengatakan bahwa:
“ kadang susah kalau guru nya ada yang terkendala mending kalau
cuma satu guru yang tidak ada kadang buk siti dengan buk niza
tidak masuk menghendel anak sebanyak itu pusing kelapa mana
pula anak-anak itu nakal tidak bisa nian ngikuti aturan sudah lah
biarkan saja yang belajar ya belajar yang main ya main”. (
Wawancara dengan ibu 2, 5 Maret 2019)
Kemudian ibu Niza selaku guru kelas juga menjelaskan bahwa:
“Kendala nya itu kalau guru-guru ini berhalangan atau cuma satu
saja guru yang masuk mau ngurus anak banyak itu payah , mau
ditambah guru kendala nya duit untuk bayar gaji tidak ada. ini saja
minim nian anak-anak bayar spp sebulan cuma Rp. 35.000 dibagi-
bagi lagi nanti untuk kegiatan, kalau di tambah guru dapat capek
saja gaji tidak sebarapa, tapi tidak setiap hari juga berhalangan
semua guru-gurunya”. ( Wawancara dengan ibu 3, 5 Maret 2019)
Dari hasil pengamatan yang ditemukan penulis juga di Taman
Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah selain faktor tenaga pendidik
yang menjadi penghambat dalam proses kegiatan belajar mengajar, salah
satu faktor lain yang utama adalah faktor sarana dan prasarana.
Keterbatasan ruang belajar, alat permainan edukatif dan tempat bermain
menjadi salah satu penghambat untuk mendukung kegiatan proses belajar
mengajar. Salah satu dari faktor tersebut adalah kondisi ruangan untuk
menyiapkan area-area pembelajaran tidak ada dikarnakan keterbatasan
meja dan kursi, serta APE untuk area –area tersebut yang tidak memadai.
( Observasi 5 Maret 2019)
Berdasarkan wawancara penulis dengan ibu Siti Hajar selaku kepala
sekolah mengatakan bahwa:
“Kendala mau buat area-area ini alat nya tidak ada, ada alatnya
dirusak anak-anak, kursi, meja sebagian sudah rusak tempat mau
buat area-area itu tidak ada ruangan cuma dua kelas jadinya
sebagai simbol saja yang jelas anak- anak tetap lah belajar dengan
seadanya”. ( Wawancara dengan ibu 1, 6 Maret 2019)
Wawancara dengan ibu Nurarni selaku guru kelas juga mengatakan
bahwa:
“ Hambatan nya juga kepada keadaan sekolah yang tidak memadai
untuk membuat area-area kegiatan, kurangnya media
pembelajaran dan alat permainan edukatif yang tidak mendukung
dalam proses pembelajaran”. ( Wawancara dengan ibu 2, 5 Maret
2019)
Kemudian wawancara dengan ibu Niza selaku guru kelas juga
menjelaskan bahwa:
“Hambatannya ke kurang nya alat permainan edukatif dan media
pembelajarnnya, kalau untuk tempat masih bisa di akali supaya
ada area-area kegiatan anak-anak untuk belajar, keterbatasan dana
yang tidak memadai juga menjadi salah satu penghambat untuk
membeli media dengan APE”. ( Wawancara dengan ibu 3, 5 Maret
2019)
Berdasarkan pernyataan kepala sekolah dan guru di Taman Kanak-
kanak Rizani Putra Mendalo Indah bahwa untuk hambatan dalam
pelaksanaan model pembelajaran area ( minat) dimaknai bahwa hambatan
pelaksanaan pembelajaran tersebut pada kurangnya tenaga pendidik,
media pembelajaran dan alat permainan edukatif yang tidak memadai
3. Upaya Yang Dilakukan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan
Pengetahuan Guru Dalam Model Pembelajaran Area ( Minat)
Berdasarkan hasil pengamatan penulis dilapangan di taman kanak-
kanak Rizani Putra Mendalo Indah upaya yang dilakukan dalam
menunjang keberhasilan suatu lembaga yang baik dan bermutu, dalam hal
ini kepala sekolah memberikan kesempatan yang luas untuk dapat
melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan baik dilaksanakan di
sekolah dengan bermusyawarah antar guru, diskusi professional dan
sebagainya atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan diluar sekolah,
seperti kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai
kegiatan yang diselenggarakan pihak lain. ( Observasi 6 Maret 2019)
Berdasarkan wawancara dengan ibu Siti Hajar selaku kepala sekolah
mengatakan bahwa:
“Upaya yang dilakukan selain melanjutkan pendidikan, guru-guru
mengikuti kegiatan seperti: pelatihan-pelatihan, workshop, seminar
dan kegiatan yang lainnya dengan mengikuti kegiatan guru KKG/
IGRI rutin setiap satu bulan sekali untuk menambah wawasan
pengentahuan”. ( Wawancara dengan ibu 1, 6 Maret 2019)
Ibu Siti Hajar selaku kepala sekolah juga menjelaskan bahwa
“Untuk workshop dan seminar biasanya diadakan setahun dua kali
yang menyelenggarakan nya dari pemerintah dan dinas
pendidikan, kalau untuk pelatihan diselenggarakan oleh pihak
swasta yang hampir dilaksanakan sebulan satu kali”. ( Wawancara
dengan ibu 1, 6 Maret 2019)
Wawancara dengan ibu Nurarni selaku guru kelas juga menjelaskan
bahwa:
“Mayoritas dari lembaga-lembaga yang ada di kecamatan Jaluko
rata-rata menggunakan model pembelajaran klasikal kelompok
dan area sehingga dengan adanya kegiatan rutin setiap sebulan
sekali guru-guru dapat bertukar pikiran tentang pembelajaran yang
digunakan hanya saja yang menjadi kendala utama nya adalah
sarana dan prasarana yang tidak memadai”. ( Wawancara dengan
ibu 2, 6 Maret 2019)
Selain itu wawancara dengan ibu Niza selaku guru kelas juga
menjelaskan bahwa:
“Biasanya kami aktif untuk mencari informasi-informasi
mengenai kegiatan sekolah baik perencanaan, memperdalam ilmu
tentang model pembelajaran yang digunakan dengan ikut seminar,
workshop dan lain-lain untuk menambah wawasan kadang ikut
lomba-lomba antar guru seperti microteaching”. ( Wawancara
dengan ibu 3, 6 Maret 2019)
Berdasarkan pernyataan kepala sekolah dan guru di taman kanak-
kanak Rizani Putra Mendalo Indah bahwasanya upaya yang dilakukan
untuk mendapat kan wawasan yang lebih baik kepala sekolah maupun
guru aktif ikut serta dalam kegiatan-kegiatan tentang pengetahuan
sekolah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraian penelitian yang dilakukan penulis di Tk. Rizani
Putra Mendalo Indah kecamatan jaluko kabupaten muaro Jambi mengenai
pelaksanaan model pembelajaran area maka penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut:
1. Dalam pelaksanaan model pembelajaran area di Tk. Rizani Putra Mendalo
Indah adalah dalam proses pelaksanaan pembelajaran melaksanakan apa
yang telah di rencanakan oleh guru dalam rancangan program dan
mendesain lingkungan belajar sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
model pembelajaran area, akan tetapi belum maksimal dalam
penerapannya.
2. Kendala yang dihadapi atau faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan
model pembelajaran area di Tk. Rizani Putra Mendalo Indah adalah
kurangnya tenaga pendidik dan sarana prasarana dimana kedua nya
menjadi fasilitator yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.
3. Upaya yang dilakukan dalam mengembangkan pengetahuan guru terhadap
model pembelajaran area di Tk. Rizani Putra Mendalo Indah adalah: a.
pelatihan- pelatihan, b. workshop, c. seminar, dan d. kegiatan guru KKG/
IGRI rutin setiap satu bulan sekali untuk menambah wawasan
pengentahuan. Upaya tersebut dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan
pengalaman bagi tenaga pendidik.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan, temuan dan kesimpulan yang berhasil penulis
ungkapkan, maka penulis menyampaikan beberapa saran dan semoga saran-
saran ini dapat diambil manfaatnya serta hikmahnya bagi pembaca antara lain
sebagai berikut:
1. Kepada kepala sekolah diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru
baik dalam menambahkan guru serta wawasan guru agar dapat
melaksanakan suatu pembelajaran yang baik dan sesuai dengan apa
yang diharapkan.
2. Bagi guru diharapkan melakukan kinerja yang baik salah satunya
dalam melaksanakan pembelajaran baik dalam membuat suatu media
serta dapat menaungi anak agar anak termotivasi dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Al-Qur’anul Karim Tajwid Perkata Tajwid Kode, Alfatih, 2013
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka
Pelajar, 2009
Cholid dan Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2010.
Depdiknas. Pedoman Pengembangan Silabus di Taman Kanak-kanak. Jakarta. Dirjen
Dikdasmen, Direktorat Pembinaan Taman Kanak- kanak dan Sekolah Dasar, 2010
Depdiknas. Pedoman Penilaian di Taman Kanak- kanak. Jakarta. Dirjen Dikdasmen,
Direktorat Pembinaan Taman Kanak- kanak dan Sekolah Dasar, 2010.
Diana Mutiah. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Prenada Media Group, 2010.
Fadlillah, Muhammad. Desain Pembelajaran PAUD. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2014
Hendra Sofyan. Perkembangan Anak Usia Dini dan Cara Praktis Peningkatannya.
Jakarta: CV Infomedika, 2014.
Iskandar. Metodologi Pendidikan dan Sosial ( Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung
Persada Press, 2009.
Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya,
2015.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pemdidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Anak Usia Dini.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Pearuran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Anak Usia Dini.
Lexy J. Moeleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010.
Muhktar dkk. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,
2013
Mursid. Belajar dan Pembelajaran Paud. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015.
Novan. Manajemen Paud Berdaya Saing. Yogyakarta: Gava Media, 2017.
Tim,(20180 Pedoman penulisan skripsi): Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi,2018.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,2018.
Suyadi. Konsep Dasar Paud. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.
Suyadi. Implementasi Inovasi dan Kurikulum PAUD 2013. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014
Umar. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012.
Hhttp: Hijriati. Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini. Journal
Volume III Nomor I Tahun 2017
INSTRUMEN PENELITIAN
A. LEMBAR OBSERVASI
1. Identitas observasi
a. Lembaga yang diamati : TK. Rizani Putra Mendalo Indah
b. Hari/ Tanggal : kamis 28 Februari 2019
c. Waktu : -
2. Aspek-aspek yang diamati
a. Pelaksanaan model pembelajaran Area ( Minat)
b. Sarana dan Parasarana pendukung pengembangan SDM
c. Kinerja guru dalam proses pembelajaran
3. Lembar observasi
a. Pelaksanaan model pembelajaran Area ( Minat)
No Aspek yang diamati Observasi
Ya Tidak
1 Guru melaksanakan model pembelajaran area
yang aktif dan menyenangkan
2 Guru menggunakan menggunakan media yang
membuat siswa aktif dalam pembelajaran
3 Guru menggunakan media pembelajaran sesuai
dengan kompetensi dasar
4 Guru menyusun skenario pembelajaran sesuai
dengan perkembangan peserta didik
5 Guru menyusun skenario pembelajaran sesuai
dengan materi pembelajaran
6 Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai
dengan tema
7 Guru menyampaikan apersepsi yang sesuai
dengan materi pembelajaran
8 Guru meyampaikan recalling yang sesuai dengan
materi pembelajaran
9 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai
10 Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan
realitas kehidupan sehari-hari
11 Guru menggunakan bahasa lisan yang baik dan
lancar
12 Guru membuat program kegiatan pembelajaran
seperti Program tahunan ( Protah), Program
Semester ( Prosem), Program kegiatan mingguan
( RKM) dan Rencana kegiatan harian ( RKH)
13 Guru menyelenggarakan proses pembelajaran
yang berorientasi pada kegiatan siswa
14 Guru menngunakan media pembelajaran yang
efektif dan efisien
15 Guru melaksanakan evaluasi akhir sesuai dengan
tingkat kecapaian siswa
b. Sarana dan Prasarana Lembaga Pendukung SDM
No Sarana dan Prasarana Ada Tidak
ada
1 Ruang Kantor
2 Ruang guru
3 Ruang belajar siswa
4 Ruang UKS
5 Fasilitas bermain
6 Wc
7 Visi misi
8 Program kegiatan
9 Struktur organisasi lembaga
10 Profil lembaga
B. LEMBAR WAWANCARA
1. Informan wawancara
a. Kepala sekolah
b. Pendidik ( Guru)
2. Wawancara saat proses penelitian
a. Profil lembaga
b. Pelaksanaan model pembelajaran area ( minat)
c. Pendukung dan penghambat dalam melaksanakan proses pembelajaran
3. Uraian pertanyaan dalam penelitian
1) Apa profil lembaga taman kanak-kanak rizani putra mendalo indah?
2) Apa visi misi dilembaga taman kanak-kanak rizani putra mendalo
indah?
3) Berapa jumlah guru dilembaga taman kanak-kanak rizani putra
mendalo indah?
4) Berapa jumlah guru yang sesuai dengan kualisifikasi pendidikan di
lembaga taman kanak-kanak rizani putra mendalo indah?
5) Berapa jumlah siswa dilembaga taman kanak-kanak rizani putra
mendalo indah?
6) Bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran area ( minat) di
lembaga taman kanak-kanak rizani putra mendalo indah?
7) Mengapa menggunakan model pembelajaran area ( minat) dilembaga
taman kanak- kanak rizani putra mendalo indah?
8) Bagaimana sarana dan prasarana dilembaga taman kanak-kanak rizani
putra mendalo indah?
9) Apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam melaksanakan model
pembelajaran area ( minat) dilembaga taman kanak-kanak rizani putra
mendalo indah?
10) Apa upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam
mengembangkan pengetahuan guru dalam melaksanakan model
pembelajaran area ( minat) dilembaga taman kanak-kanak rizani putra
mendalo indah?
C. LEMBAR DOKUMENTASI
NO Dokumen yang dibutuhkan
Jenis Dokumen
Keterangan Ada Tidak
ada
1 Profil sekolah Data 2 Ruang lingkup lembaga Foto 3 Tenaga pendidik Foto dan Data 4 Peserta didik Foto dan Data 5 Kurikulum Data
6 Program kegiatan lembaga Data 7 Struktur organisasi lembaga Data
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN ( RPPH)
TK RIZANI PUTRA MENDALO INDAH TAHUN 2019
Semester/ Minggu/ Hari ke :
Hari/ Tanggal :
Tema/ Subtema :
Kompetensi Dasar ( KD) :
Materi Kegiatan : - Doa sebelum dan sesudah kegiatan
- Mengenalkan alam semesta
- Mengenalkan benda dilangit dan bumi
- Lagu anak-anak
Materi Pembiasaan : - Bersyukur sebagai ciptaan tuhan
- Mengucapkan salam
- Doa sebelum dan sesudah kegiatan
- Mencuci tangan sebelum makan
Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Awal ± 30 Menit
1. Salam, doa dan ikrar
2. Upacara bendera
3. Berdiskusi tentang alam semesta
4. Mengenalkan benda dilangit dan bumi
5. Menyebutkan nama-nama benda dilangit dan bumi
6. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. Kegiatan Inti ± 60 Menit
1. Mengenal huruf menjadi sebuah kata ( Matahari)
2. Mengelompokkan jumlah matahari
3. Mewarnai gambar matahari
C. Istirahat atau Makan ± 30 Menit
1. Cuci tangan doa sebelum dan sesudah makan
2. Bermain bebas
D. Kegiatan akhir ± 30 Menit 1. Menanyakan perasaan selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan
3. Menginformasikan kegiatan esok hari
4. Doa, salam dan Pulang
Mengetahui Guru Kelas
Kepala sekolah
Siti Hajar S.Pd Nurarni, S.Pd
Gambar 1. Anak sedang upacara bendera
Gambar 3. Anak saat lingkaran sebelum pembelajaran
Gambar 2. Berhitung pengurangan dan penjumlahan
Gambar 4. Anak belajar menggunakan majalah
Gambar 5. Anak sedang melakukan kegiatan mencari bola warna yang sama
Gambar 6. Anak malakukan praktik shalat subuh
Gambar 7. Kegiatan makan bersama
Gambar 8. Kegiatan gotong royong
Gambar 9. Lomba menggambar dalam rangka Gebyar Paud Kec. Jaluko
Gambar 10. Lomba tari serampang laut dalam rangka Gebyar Paud Kec. Jaluko
Gambar 11. Foto bersama guru dan peserta didik
Gambar 12. Foto bersama dengan guru Tk Rizani Putra