pedoman teknis penyelenggaraan angkutan alat berat …

62
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.726/AJ.307/DRJD/2004 TANGGAL : 30 April 2004 PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT DI JALAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

KEPUTUSAN

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

NOMOR : SK.726/AJ.307/DRJD/2004 TANGGAL : 30 Apri l 2004

PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT DI JALAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

DIREKTORAT LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

Page 2: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

KEPUTUSAN

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.726/AJ.307/DRJD/2004

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS

PENGANGKUTAN ALAT BERAT DI JALAN

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

Menimbang : a . bahwa dengan pertumbuhan kebutuhan angkutan, perkembangan teknolog i kendaraan bermotor , dan perhat ian terhadap kese lamatan angkutan dan l ingkungan per lu d isusun suatu pedoman mengenai tata cara pengangkutan a lat berat d i ja lan;

b . bahwa sehubungan ha l tersebut huruf a

d iatas , per lu d i tetapkan Keputusan Di rektur Jendera l Perhubungan Darat tentang Pengangkutan A lat Berat d i Ja lan;

Mengingat : 1 . Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980

tentang Ja lan (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3186);

2 . Undang- undang Nomor 14 Tahun 1992

tentang La lu L intas dan Angkutan Ja lan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480) jo . Undang-undang Nomor 22 Tahun 1992 tentang Penetapan Peraturan Pemer intah Penggant i Undang–undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang La lu L intas dan Angkutan Ja lan sebaga i Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3494);

Page 3: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

3. Peraturan Pemer intah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Ja lan (Lembaran Negara Tahun1985 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3293);

4 . Peraturan Pemer intah Nomor 41 Tahun

1993 tentang Angkutan Ja lan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3527);

5 . Peraturan Pemer intah Nomor 43 Tahun

1993 tentang Prasarana dan La lu L intas Ja lan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3529);

6 . Peraturan Pemer intah Nomor 44 Tahun

1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3530);

7 . Keputusan Pres iden Nomor 102 Tahun

2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungs i , Kewenangan, Susunan, Organisas i dan Tata Ker ja Departemen sebaga imana te lah d iubah terakh ir dengan Keputusan Pres iden No. 45 Tahun 2002;

8 . Keputusan Menter i Perhubungan No.

KM 24 Tahun 2001 tentang Organ isas i Tata Ker ja Departemen Perhubungan sebaga imana te lah d iubah dengan Keputusan Menter i Perhubungan No. KM 91 Tahun 2002;

9 . Keputusan Menter i Perhubungan No.

KM 69 Tahun 1993 tentang Penye lenggaraan Angkutan Barang d i Ja lan.

Page 4: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : Keputusan Di rektur Jendera l Perhubungan

Darat tentang Pedoman Tekn is Pengangkutan A lat Berat d i Ja lan.

Pasal 1

(1) Pengangkutan a lat berat d i ja lan

ada lah satu cara penye lenggaraan angkutan untuk memindahkan a lat berat dar i suatu tempat ke tempat la in dengan menggunakan mobi l barang;

(2) Alat berat sebagaimana d imaksud ayat

(1) , ada lah barang yang karena s i fa tnya t idak dapat d ipecah-pecah sehingga memungk inkan angkutannya meleb ih i muatan sumbu terberat (MST) dan/atau d imens inya meleb ih i ukuran maks imum yang te lah d i tetapkan;

(3) Metoda atau tata cara pengangkutan

sebaga imana d imaksud da lam ayat (1) d iatas , d i lakukan sesua i dengan pedoman tekn is sebagaimana da lam lampiran Keputusan in i .

Pasal 2

Pedoman tekn is pengangkutan a lat berat sebaga imana d imaksud da lam Pasa l 1 ber laku bagi p ihak / instans i yang berkepent ingan da lam pengangkutan barang, penyedia jasa (t ransporter) dan/atau pemi l ik kendaraan dan pengguna jasa (user) .

Pasal 3

Kepa la D inas Perhubungan / LLAJ Prop ins i / Kota / Kabupaten melakukan pengawasan dan member i b imbingan tekn is pe laksanaan Keputusan in i .

Page 5: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

Pasal 4

Keputusan in i mula i ber laku sejak tangga l d i tetapkan dan apabi la d ikemudian har i terdapat keke l i ruan dalam penetapannya akan d i lakukan perba ikan sebaga imana mest inya.

D i tetapkan d i : J A K A R T A Pada tanggal : 30 Apr i l 2004

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

Ir. ISKANDAR ABUBAKAR, MSc. NIP. 120 092 889

SALINAN Keputusan in i d isampaikan kepada : 1 . Menter i Perhubungan; 2. Menter i Da lam Neger i ; 3 . Menter i Pemukiman dan Prasarana Wi layah; 4. Kepala Kepol is ian Republ ik Indones ia; 5 . Sekretar is Jendera l , Inspektur Jendera l , para Di rektur

Jendera l dan para Kepa la Badan d i l ingkungan Departemen Perhubungan;

6. Para Gubernur d i se luruh Indones ia; 7 . Para Direktur d i l ingkungan Di rektorat Jendera l

Perhubungan Darat; 8 . Para Kepala Dinas Perhubungan / LLAJ Prop ins i d i se luruh

Indones ia; 9 . Para Kepala Dinas Perhubungan / LLAJ Kabupaten / Kota

d i se luruh Indones ia; 10. DPP ORGANDA.

Page 6: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

Lampiran Keputusan Di rektur Jendera l Perhubungan Darat Nomor : SK.726/AJ.307/DRJD/2004 Tanggal : 30 Apr i l 2004

PEDOMAN TEKNIS PENGANGKUTAN ALAT BERAT DI JALAN

Page 7: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

1

BAB I

PENDAHULUAN 1. Pengertian

a . Angkutan ada lah pemindahan orang dan/atau barang dar i satu tempat ke tempat la in dengan menggunakan kendaraan;

b . Kendaraan ada lah suatu a lat yang dapat bergerak d i ja lan, terd ir i dar i kendaraan bermotor atau kendaraan t idak bermotor;

c . Kendaraan bermotor ada lah kendaraan yang d igerakan oleh pera latan tekn ik yang berada pada kendaraan i tu;

d . Mobi l barang ada lah set iap kendaraan bermotor se la in dar i yang termasuk da lam sepeda motor , mobi l penumpang dan mobi l bus;

e . Kendaraan umum adalah set iap kendaraan bermotor yang d isediakan untuk d ipergunakan o leh umum dengan d ipungut bayaran;

f . Muatan sumbu ada lah jumlah tekanan roda-roda pada suatu sumbu yang menekan ja lan;

g . Alat berat ada lah barang yang karena s i fa tnya t idak dapat d ipecah-pecah seh ingga memungk inkan angkutannya meleb ih i muatan sumbu terberat (MST) dan/atau d imens inya meleb ih i ukuran maks imum yang te lah d i tetapkan.

h . Jar ingan l intas merupakan kumpulan dar i l in tas- l intas

yang menjad i satu kesatuan jar ingan pelayanan angkutan a lat berat dengan JBI leb ih besar dar i 13 ton dan kendaraan angkutan pet i kemas;

i . Pengir im ada lah set iap orang atau badan yang menja lankan fungs i pengir iman dan/atau yang menyebabkan terk i r imnya barang dar i satu tempat ke tempat la in, termasuk pengawas gudang, ekspedis i muatan dan penghubung;

Page 8: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

2

j . Pengangkut adalah set iap orang atau badan yang

melakukan fungs i pangangkutan yang d iatur o leh peraturan perundang-undangan, termasuk pemi l ik , pemborong, agen, pengemudi dan/atau set iap orang yang bertanggungjawab atas kendaraan pengangkut ser ta peker ja angkutan terka i t la innya;

k . Awak Kendaraan ada lah pengemudi dan pembantu

pengemudi;

l . Direktur Jendera l ada lah Direktur Jendera l Perhubungan Darat .

2. Maksud dan Tujuan

a . Maksud

Penyusunan pedoman in i d imaksudkan untuk member ikan petunjuk kepada p ihak / instans i yang berkepent ingan da lam pengangkutan barang, penyedia jasa ( transporter) dan/atau pemi l ik kendaraan dan pengguna jasa (user) , da lam menyelenggarakan angkutan a lat berat d i ja lan.

b . Tujuan

Sedangkan tu juannya ada lah untuk menjamin bahwa pengangkutan barang d i laksanakan dengan memperhat ikan aspek kese lamatan ba ik manus ia , kendaraan maupun barang dan ke lestar ian l ingkungan, seh ingga kece lakaan dan kerusakan ja lan ak ibat pengangkutan dapat d ih indar i / d imin imal i s i r .

3. Ruang Lingkup

Dalam pedoman in i d iura ikan pr ins ip dasar penye lenggaraan angkutan untuk jen is muatan a lat berat , antara la in : a . Cir i -c i r i Pe layanan Pengangkutan A lat Berat ; b . Persyaratan Kendaraan Pengangkut; c . Tata Cara Pengangkutan Mas ing-mas ing Jen is Muatan

A lat Berat;

Page 9: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

3

d. L intasan Kendaraan Pengangkut A lat Berat; e . Kewaj iban Pemi l ik dan/atau Penanggung Jawab

Barang; f . Kewaj iban pengangkut; g . Pengawasan dan Pengenda l ian; h . Sanks i Admin is trat i f ; i . Sis tem Informas i Manajemen Per iz inan Angkutan A lat

Berat; j . Sis tem Pe laporan.

Page 10: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

4

BAB II

TATA CARA PENGANGKUTAN ALAT BERAT

1. Cir i–cir i Pelayanan

Pe layanan angkutan a lat berat d ise lenggarakan dengan c i r i - c i r i sebaga i ber ikut :

a . muatan yang d iangkut s i fa tnya t idak dapat d ipecah-

pecah dan d imens i dan/atau MST meleb ih i ukuran maks imum yang d i tetapkan;

b. prasarana ja lan yang d i la lu i memperhat ikan ketentuan ke las ja lan ter t ingg i;

c . tersed ianya tempat memuat dan membongkar a lat berat;

d . di layan i dengan mobi l barang yang d iperuntukkan mengangkut a lat berat;

e . mela lu i l in tasan yang d i tentukan.

2. Persyaratan Kendaraan

Mobi l barang untuk pe layanan angkutan a lat berat sesua i dengan c i r i - c i r i pe layanan sepert i tersebut d i atas, harus memenuhi persyaratan :

a . Desa in dan konstruks i kendaraan harus sesuai dengan

muatan yang d iangkut; b . Ketentuan tekn is dan la ik ja lan; c . Tersed ia pera latan untuk keamanan muatan, termasuk

muatan yang menggantung kearah be lakang 1-2 meter;

d . Khusus untuk tra i ler , ground c learance min imum harus d ipertahankan;

e . Untuk kendaraan muatan a lat berat ter tentu, bak muatan dapat d i tambahkan sekat (headboard dan/atau s ideboard) , ba lok penyangga, ba lok mel intang, k lep dan la in- la in;

f . Mencantumkan nama perusahaan secara je las pada badan kendaraan d isamping k i r i dan kanan;

g. Menempatkan jat i d i r i pengemudi pada dashboard.

Page 11: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

5

3. Tata Cara Pengangkutan

Beberapa hal yang harus d iperhat ikan da lam pengangkutan a lat berat ya i tu : a . S is t im pengendal ian tota l , terd ir i dar i :

1) mengikat muatan pada tempat untuk menyangkutkan ta l i pengikat .

2) menempatkan muatan secara aman, termasuk melengkapi dengan ba lok mel intang;

3) memperhat ikan kemungkinan pergeseran muatan pada saat kendaraan ber ja lan.

b . Tal i dan pera latan pengikat harus da lam kondis i ba ik ,

dapat menahan perp indahan muatan, ter l indung dar i abras i dan potongan;

c . Pera latan penyangga harus cukup kokoh dan aman bagi kendaraan;

d. Tidak ter jad i gesekan antara muatan dan bak kendaraan;

e . Memperhat ikan kekuatan tempat mengaitkan ta l i pengikat;

f . Pengemudi mengetahui berat , lebar dan t ingg i muatan yang d iangkut;

g . Di lengkapi dengan surat daf tar muatan; h . Mela lu i l intasan yang d i tentukan da lam surat

persetujuan; i . Di lakukan pada tempat–tempat yang t idak

mengganggu keamanan, ke lancaran dan keter t iban la lu l in tas;

j . Apabi la a lat berat yang d iangkut menonjo l meleb ih i bagian ter luar be lakang kendaraan pengangkut , d iber i tanda sebaga imana d imaksud da lam Lampiran Keputusan in i .

Page 12: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

BAB III

PRINSIP-PRINSIP KESELAMATAN MUATAN

Beberapa pr ins ip kese lamatan muatan yang harus d iperhat ikan dalam pengangkutan a lat berat :

a . Asumsi bahwa berat muatan akan tetap d ipos is inya b i la sebuah kendaraan berubah arah—berke lok atau menyusu l d l l ada lah t idak benar. Sebenarnya muatan yang leb ih berat , besar kemungkinannya bergerak ket ika kendaraan mela ju karena energ i k inet iknya leb ih besar . D i bawah pengereman yang su l i t , berat yang berperan ke arah depan b isa sama dengan act ing down pada kendaraan. Oleh karena i tu , muatan yang t idak d ikenda l ikan t idak akan aman.

Gambar 1

Gambar 2

6

Page 13: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

7

B i la kendaraan mengerem muatan akan terus bergeser dar i pos is i semula karena kekuatan angin terhadap muatan se lama pengereman meningkat dengan t ingkat per lambatan dan berat muatan. Semakin berat muatan, dan semakin su l i t mengerem, maka semakin banyak muatan akan mencoba untuk bergerak.

b . Pergesekan saja t idak b isa d ianda lkan untuk menjaga muatan tetap pada tempatnya. Ket ika kendaraan bergerak, pergerakan vert ika l d isebabkan o leh ge lombang d i ja lan akan mengurangi daya pengekangan karena pergesekan. In i b isa berkurang menjad i no l j ika muatan meningga lkan dasar bak truk.

c . Diper lukan leb ih banyak lag i daya untuk menghent ikan satu muatan yang te lah mula i bergerak d ibandingkan daya mencegah pergerakan pertama kal i . Efek benturan beru lang-u lang (batter ing ram) meningkat dengan cepat dengan pen ingkatan jarak d imana muatan bergerak berhubungan dengan kendaraan. Oleh karena i tu pent ing seka l i muatan d ikenda l ikan sedemik ian rupa seh ingga pergerakan muatan pada kendaraan d icegah.

d. Pr ins ip dasar d i atas , ada lah bahwa gabungan kekuatan s is tem pengendal ian muatan harus cukup untuk menahan kekuatan angin t idak kurang dar i tota l berat ke depan ( load forward) , agar mencegah muatan bergerak da lam pengereman su l i t , dan separoh berat muatan ke be lakang ( load backward) dan ke samping (s ideways) ( l ihat gambar 3) . Pergerakan vert ika l mungkin ter jad i namun in i mest i d iatas i j ika kondis i d iatas ter jad i . In i ber laku bagi semua kendaraan, t idak pedul i ukuran, dar i van kec i l h ingga kendaraan barang yang besar . Pr ins ip-pr ins ip in i d idasarkan pada daya maks imum yang mungkin d ia lami se lama penggunaan ja lan b iasa. Kekuatan angin leb ih besar mungk in d ihadapi j ika kendaraan, misa lnya, ter l ibat da lam kece lakaan.

Page 14: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

Gambar 3

8

Page 15: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

9

BAB IV

PEMILIHAN KENDARAAN DAN SUSUNAN MUATAN

A. Pemilihan Kendaraan

• Operator angkutan bertanggung jawab untuk menyediakan kendaraan yang cocok dan pera latan yang aman bagi mas ing-mas ing muatan yang diangkut dan memast ikan bahwa pengemudi dan staf pemuatan berkompeten dan te lah mener ima petunjuk memadai da lam penggunaannya.

• Tugas pengemudi ada lah memer iksa dan memast ikan bahwa muatan cukup aman se lama da lam per ja lanan, terutama j ika ter jad i pengereman atau berbelok mendadak. Harus d iperhat ikan juga bahan-bahan a las (bak t ruk) , sepert i a lumin ium atau ka lau a las bak da lam kondis i basah, maka daya pergesekan yang membantu mengenda l ikan muatan b isa d ibawah perk i raan.

• Desa in, konstruks i dan bodywork kendaraan harus cocok untuk muatan yang akan d iangkut demik ian pu la dengan s i fa t dan kekuatan bahannya yang d igunakannya.

• Perawatan ant i koros i f komponen yang memuat muatan sangat d iper lukan.

• Bi la sebuah kendaraan akan d iangkut dengan kapa l sepert i operas i fer i , harus d ibuat untuk pengenda l ian muatan ekstra yang d iper lukan dan untuk tempat menyangkutkan ta l i d i sas is (chas is anchorage po int) guna mengamankan kendaraan d i dek.

• Perk i raan muatan maks imum d i lanta i bak kendaraan harus d iketahu i seh ingga lanta i dan bagian la innya sepert i ruang yang menopang ba lok l intang (crossbeam) mencukupi . Ka lku las i kekuatan harus d iperh i tungkan t idak hanya untuk muatan sa ja tetap i untuk set iap kekuatan angin ekstra karena cara pemuatan, misa lnya: j ika menggunakan truk fork l i f t d i lanta i bak se lama pemuatan dan pembongkaran muatan.

• Hubungan antara jarak roda kendaraan, panjang bodi dan bodi yang menggantung harus d ipert imbangkan

Page 16: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

10

l

secara seksama sehubungan dengan kompos is i muatan yang d iangkut , khususnya j ika penggunaan penuh di lakukan sesua i muatan as roda maksimum yang d i iz inkan.

• Untuk mencegah kendaraan kandas, pada leve l cross ing d l l , ja rak antara bag ian bawah mobi l dengan permukaan tanah (ground c learance) min imum tertentu bag i t ra i ler harus d ipertahankan, khususnya untuk tra i ler yang bermuatan rendah ( low load ing t ra i ler) .

• Bi la sebuah kendaraan akan mengangkut se jumlah barang sepert i t ruk bu i lder , bod i bag ian luar kendaraan harus leb ih t ingg i dar i muatan dan cukup kuat untuk mencegah set iap bagian muatan bocor . Se la in i tu , res iko set iap bag ian muatan terbang atau melompat ke luar karena tabrakan juga harus d ipert imbangkan.

B. Susunan Muatan

• Sebelum kendaraan d i i s i dengan muatan, harus d i lakukan pemer iksaan guna memast ikan bahwa bak terbuka muatan (p lat form), bodywork, dan tempat menyangkutkan ta l i pengikat cocok dengan muatan yang d iangkut ser ta da lam kondis i ba ik dan b isa d ipaka i .

• Pemuatan t idak bo leh meleb ih i batasan maks imum kekuatan as roda dan batasan berat kotor . B i la sebagian muatan akan d i turunkan se lama per ja lanan, pengaruhnya terhadap berat kotor , berat as roda serta keamanan dan stabi l i tas muatan jangan d iaba ikan. Mesk i mengeluarkan sebagian muatan akan mengurangi berat kotor kendaraan, perubahan d is t r ibus i berat mungk in menyebabkan set iap as roda akan menjad i ke leb ihan beban (over oaded).

• J ika p lat form, bodywork dan tempat menyangkutkan ta l i pengikat b isa d igunakan, muatan harus d i letakkan bersentuhan dengan headboard. B i la in i t idak b isa d i lakukan maka a lat keamanan tambahan harus d igunakan. Cara-cara yang mungk in antara la in :

Page 17: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

- memasang penghalang mel intang pada p latform kendaraan yang harus terpasang erat ke kerangka sas is ,

- memasang ba lok, ganja l , baj i untuk mencegah set iap barang-barang muatan bergerak ke berbaga i arah;

- memasang ikatan tambahan;

- dalam ha l van, ta l i pengikat yang aman bagi bod i kendaraan harus d igunakan.

Untuk mencapa i s tab i l i tas kendaraan yang maks imum, muatan harus d i tempatkan seh ingga pusat grav i tas i tetap rendah dan dekat dengan gar is tengah (center l ine) kendaraan. In i berar t i bahwa :

- Muatan harus d i sebar guna member ikan d is t r ibus i berat yang rata d i se luruh lanta i bak secara kese luruhan;

- Bi la muatan d i tumpuk, barang-barang yang leb ih besar dan leb ih berat harus d i le takkan d i bagian pa l ing bawah ( l ihat gambar 4);

- Barang-barang yang lebih berat harus d i le takkan leb ih dekat dengan gar is tengah kendaraan dan barang-barang yang leb ih r ingan d i s i s inya;

- Bi la muatan d i tumpuk, maka paket pa l ing rendah harus cukup kuat untuk mendukung yang la innya ket ika kendaraan mengerem, menikung atau tambah kecepatan.

Gambar 4

Bobot muatan yang berat dengan d imensi kec i l , harus d isebar d i se luruh p lat form kendaraan dengan menggunakan pera latan penyebar muatan (misa lnya: pa let , papan kayu yang berukuran besar d l l ) .

11

Page 18: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

12

Biasanya muatan harus d isusun sehingga t idak menghalangi ruang pandangan pengemudi termasuk pandangan ke be lakang mela lu i kaca sp ion. J ika muatan d iperh i tungkan panjang dan lebar , a tau d imana muatan mengaburkan lampu waj ib , ref lektor , tanda-tanda bagian be lakang atau pe lat nomor mobi l harus d iperhat ikan agar pencahayaan tetap memenuhi persyaratan.

J ika kendaraan mengangkut muatan yang meleb ih i d imens i kendaraan harus d ipasang pera latan yang d i lengkapi dengan tanda khusus, ba ik ke arah be lakang antara 1-2 meter yang menggantung maupun ke depan atau ke be lakang meleb ih i 2 meter , atau leb ih dar i 305 mm atau lebar kese luruhan atau set iap project ion yang menyamping meleb ih i 2 ,9 meter , harus d ibuat je las ter l ihat bag i pengguna ja lan la in . Da lam beberapa kondis i d iper lukan untuk member i tahu petugas la lu l in tas dan angkutan ja lan sebelum kendaraan mela ju d i ja lan umum.

Page 19: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

13

BAB V

TEMPAT MENYANGKUTKAN TALI PENGIKAT, HEADBOARD DAN PARTISI INTERNAL

A. Tit ik Tambat

Pada umumnya ta l i penga i t (rope hook) d igunakan d isebagian besar p lat form kendaraan, d i las atau d ikunc i gerendel d i s is i bag ian bawah penopang (outr igger) , karena merupakan tempat cante lan (anchor po int) untuk s is tem penahan muatan.

Rope hook jangan digunakan pada anchor load , karena rope hooks t idak mengikut i s tandar konstruks i , dengan kekuatan, ukuran dan bahan bervar ias i dan jarang di rancang untuk menahan daya meleb ih i sek i tar 1 h ingga 1,5 ton.

Tempat menyangkut ta l i pengikat (anchorage po int) mengamankan muatan, harus memi l ik i kapas i tas 0,5 ton, 1 ,0 ton atau 2,0 ton dan leb ih. Kapas i tas mas ing-mas ing tempat mengamankan muatan harus d i tunjukkan pada kendaraan dan terhadap produsen kendaraan atau pembuat bod i harus member ikan in formas i tentang kapasi tas mas ing-mas ing anchorage po int . Desain dan konstruks i harus memungkinkan faktor keselamatan dua ka l i kapas i tas yang d i tentukan d i set iap arah d imana pengikatan b isa d icante lkan.

Anchorage point juga harus d irancang seh ingga dapat mengalahkan kekuatan angin yang menerpa ke s t ruktur utama kendaraan. Harus d idesa in sedemik ian ba ik seh ingga ada pergerakan min imal dar i anchorage po int ket ika d imuat dengan pengekangan, karena set iap pergerakan akan secara ser ius mengurangi e fekt i f i tas pengekangan. Anchorage point harus kompat ibe l dengan jen is pera latan pengaman yang akan d igunakan.

Anchorange po int harus kuat tercante l ba ik secara langsung terhadap cas is atau ke logam yang mel intang atau outr igger . Anchorage point yang hanya aman bag i bahan kayu t idak mungk in member ikan kekangan yang d ikehendak i . Melengkapi

Page 20: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

14

anchorage po int tambahan, ke kendaraan jangan melemahkan cas is atau struktur bod i kendaraan. Khususnya, pengeboran lubang dan penge lasan terhadap sas is t idak d ipert imbangkan tanpa persetujuan dar i pabr ikan (kendaraan). J ika anchorage po int bers i fat tetap atau d i tempat pemuatan maka anchorage po int t idak menonjo l d i atas leve l hor izonta l tempat pemuatan da lam pos is i i s t i rahat ( rest) . Ukuran set iap ceruk jangan leb ih besar dar i yang d iper lukan untuk anchorage khusus yang d igunakan.

Anchorage po int dengan muatan cukup harus d ised iakan. Jumlah kapas i tas anchorage point d i kedua s is i kendaraan (dengan asumsi bahwa mereka tersebar rata) mest i t idak kurang dar i muatan kendaraan maks imum. Harus ada min imum t iga d i mas ing mas ing s is i . Dengan demik ian, muatan 3,0 ton akan memer lukan sed ik i tnya t iga set iap s is i yang mas ing-mas ing berkapas i tas 0,5 ton. Da lam ha l muatan lebih t inggi , jumlah anchorage point dan kapas i tasnya juga akan tergantung pada apakah kendaraan tu juannya d ibuat untuk jen is khusus perdagangan atau d igunakan untuk operas i pengangkutan umum dimana ukuran dan berat mas ing-mas ing barang mungk in bervar ias i .

Misa lnya, satu operator kendaraan berkapas i tas muatan 20 ton d igunakan secara eksk lus i f untuk komodi tas khusus mungkin harus memi l ih antara ketentuan 40 x tempat 0,5 ton, 20 x tempat 1,0 ton, atau 10 x tempat 2,0 ton tergantung pada s i fat muatan. D i p ihak la in , pengusaha angkutan a lat berat dengan kendaraan serupa menggunakan untuk muatan bermacam-macam da lam sega la kemungkinan akan membutuhkan enam atau leb ih tempat 2,0 ton p lus 1,0 ton atau 0,5 ton untuk mencapai pa l ing t idak pengenda l ian 20 ton yang d iharuskan. Po la pers is akan tergantung pada jen is muatan yang akan d iangkut .

Jumlah anchorage point sesungguhnya yang d igunakan pada per ja lanan khusus akan tergantung pada berat dan d imens i muatan yang d iangkut dan tempatnya d i p latform da lam hubungan dengan headboard atau a lat pengenda l i tambahan la innya.

Page 21: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

Gambar 5

Gambar 6

Tabe l d i bawah in i member ikan beberapa n i la i yang d ianjurkan, namun da lam beberapa kasus pengendal ian tambahan dengan headboard atau a lat -a lat la innya mungk in d iper lukan

a . K e n d a r a a n d e n g a n 2 a s r o d a ( f l a t / p i c k u p / d r o p - s i d e d )

P a n j a n g b o d i j u m l a h m i n i m u m a n c h o r a g e p o i n t 0 , 5 t o n

M i n i m u m – 3 , 6 m ( 1 2 k a k i ) 6 8 1 0 1 2 - -

3 , 6 m – 4 , 9 m ( 1 6 k a k i ) 8 1 0 1 2 1 6 1 8

4 , 9 m – 6 , 1 m ( 2 0 k a k i ) 1 0 1 2 1 4 1 8 2 0

6 , 1 m – 7 , 3 m ( 2 4 k a k i ) 1 2 1 4 1 6 2 0 2 4

P a y l o a d ( t o n ) 0 - 2 2 - 4 4 - 6 6 - 8 8 +

15

Page 22: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

16

b . K e n d a r a n d e n g a n 3 - 4 a s r o d a

P a n j a n g b o d i j u m l a h m i n i m u m a n c h o r a g e p o i n t 0 , 5 t o n

M i n i m u m – 5 , 5 m ( 1 8 k a k i ) 1 4 1 6 1 8 2 0 2 2

5 , 5 m – 7 , 3 m ( 2 4 k a k i ) 1 8 2 0 2 2 2 4 2 6

7 , 3 m – k e a t a s 2 0 2 2 2 4 2 8 3 0

P a y l o a d ( t o n ) 0 - 1 0 1 0 - 1 2 1 2 - 1 6 2 6 - 2 0 2 0 +

B a g i k e n d a r a a n y a n g m e n g a n g k u t m u a t a n h e a v y c o n c e n t r a t e d d e n g an b a s i s r e g u l e r l e b i h b a i k m e m b u a t a n c h o r a g e p o i n t y a n g k u a t d i d e k / s i s i k e r a n g k a y a n g d i t a m b a h k an p a d a p l a t f o r m .

c . T r a i l e r

T r a i l e r j u g a h a r u s s e s u a i d e n g an d i m e n s i b e r a t / p a n j a n g d i a t a s u n t u k t e m p a t p e n g am a n

B. Headboard dan Front bulkhead (sekat bagian depan)

Headboard, b i la d ipasang, b isa d iper lakukan sebaga i bagian dar i s i s tem pengendal ian muatan.

Sebuah headboard harus mampu menahan kekuatan angin hor izonta l secara kese luruhan yang d isebarkan d i atas tempat vert ika lnya min imal separoh bobot kendaraan.

Lebar headboard harus sama dengan lebar p lat form pemuatan, kecua l i ka lau jen is muatan membolehkan headboard leb ih sempi t . Baga imanapun, harus t idak leb ih kec i l dar i lebar kab in pengemudi .

Tinggi headboard harus cukup untuk menghalangi pergerakan ke depan jen is muatan sesua i desa in kendaraan dibuat , kecual i ka lau pengendal ian muatan memadai d iber ikan o leh a lat -a lat la in .

Headboard harus t idak memi l ik i ce lah yang cukup besar untuk memungkinkan penetras i o leh bagian la in muatan. Celah yang leb ih besar untuk membantu pandangan pengemudi harus d i tutup dengan stee l mesh ( jar ingan kawat baja las) atau bahan yang sama kuatnya dengan headboard.

Page 23: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

17

Untuk muatan-muatan sepert i batangan logam, ba lok, ba lok penopang, pe lat logam d l l yang b isa penetras i ke ruang kemudi sek i ranya pera latan pengaman gaga l beker ja , headboard harus d iperkuat secukupnya untuk menahan kerusakan dar i e lemen-e lemen ind iv idu dar i muatan.

Untuk keuntungan maks imum yang berasa l dar i headboard pent ing seka l i bahwa muatan bersentuhan dengan headboard. J ika ruang d ib iarkan seh ingga muatan b isa bergerak ke depan sebe lum mencapai headboard, kapas i tas pengenda l iannya akan berkurang da lam jumlah besar . Ba lok yang d ipak b isa membantu, mengingat ba lok tersebut cocok untuk d ikendal ikan sendir i .

Headboard ha rus se r i ng d iu j i ka l au ada ke rusakan . Pe rha t i an khusus ha rus d ibe r i kan bag i pane l kayu a tau papan dan ke t empa t headboard yang menon jo l ke sas i s . Headboard yang rusak j angan d ipaka i un tuk tu juan pengenda l i an .

Dimana sa ja memungk inkan, muatan harus d iangkut te rp i sah dar i penumpang. Sek i ranya van ter tu tup d imana ruang pengemudi merupakan bag ian in tegra l dar i bod i kendaraan, sekat (bulkhead) harus dipasang antara ruang muatan dan ruang pengemudi . Sekat semacam i tu harus mendapatkan proteks i yang cukup bag i persone l kab in da lam ruang pengemudi dan harus d i rancang untuk menahan secara kese lu ruhan kekuatan ang in hor i zonta l se t idaknya separoh dar i berat muatan.

Ket ika mobi l perkebunan d igunakan untuk pengangkutan barang, mobi l in i juga mest i memi l ik i sekat untuk mel indungi personel d i jok depan. J ika sekat t idak d ipasang maka muatan harus mampu menahan untuk mencegah set iap pergerakan ke depan ( forward movement) .

Kendaraan kadang-kadang d ibag i dengan par t i s i in te rna l menjad i se jumlah ruang d imana mas ing-mas ingnya mencukup i da lam ha l pengenda l ian muatan . Headboard a tau par t i s i in terna l harus d i rancang untuk menahan daya ang in yang te rsebar seca ra hor i zonta l sed ik i tnya separoh dar i muatan untuk ruang te rsebut .

Page 24: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

18

l

Pengecua l ian, j ika headboard t idak d ipasang :

- Bod i d i r ancang seca ra khusus un tuk muatan yang b i sa d i kenda l i kan o l eh a l a t se l a i n da r i headboard . M i sa lnya van pend ing in . Kenda raan i n i ha rus mengangku t pe l a t pab r i kan yang seca ra j e l a s menya takan j en i s mua tan mob i l i t u d i tu jukan dan ca ra pengenda l i an muatan d i l akukan .

- Headboard jen is t rest le atau bo ls ter untuk mendukung muatan panjang harus membawa pe lat pabr ikan yang dengan je las menyatakan kapas i tas muatan ver t ika l dan hor izonta l , karena daya ang in akan d i tentukan o leh jen is muatan yang d iangkut .

- Kendaraan yang d igunakan untuk mengangkut daging harus d i lengkapi dengan jeru j i dan s id ing hook dan penerangan yang cukup. Jeruj i harus d i lengkapi dengan engse l dengan jarak 1 h ingga 1,5 meter guna mencegah bergerak atau bergeser karena pergerakan kendaraan atau saat pengereman. Pemuatan pada kendaraan daging harus d isebar secara merata d i semua jeru j i dan set iap penghent ian d i lakukan. J ika of f - load ing ber langsung, muatan yang ters isa harus d i red is t r ibus i dan d iap l ikas ikan kembal i . Se lamanya lanta i kendaraan harus tetap bers ih dar i darah dan bahan bahan yang l ic in .

Sela in cara kese lamatan muatan yang digambarkan pada pedoman in i , ketentuan tambahan d iper lukan b i la b inatang d iangkut dengan ja lan darat .

Page 25: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

19

BAB VI

PERALATAN PENGAMAN MUATAN

Opera to r ha rus me lengkap i kenda raannya dengan pe ra l a tan pengaman yang benar sesua i jen i s dan kompos i s i mua tan yang akan d i angku t un tuk mengamankan mua tan .

Pera l a tan yang cocok un tuk d igunakan da l am pengenda l i an mua tan umum d ian ta ranya : c l amp, bau t khusus , t a l i kawat ba ja , r an ta i , webb ing ha rness , l embar , ne t , rope dan sho r ing ba r .

Semua pe ra l a tan yang d igunakan un tuk mengamankan muatan ha rus d ipe r i k sa seca ra be rka l a un tuk mencegah ke rusakan . Susunan pemer i k saan ha rus sesua i dengan i n s t ruks i pab r i kan , perha t i an khusus ha rus d ibe r i kan te rhadap webb ing dan ta l i guna memas t i kan t i dak ada kemeroso tan yang te r l i ha t ka rena pemaka ian te rus menerus , sepe r t i be r jumba i . Pe ra l a tan te r sebu t j uga d ipe r i k sa un tuk memas t i kan t i dak t e rpo tong a tau rusak ak iba t sa lah paka i . J i ka ada ke raguan apakah pe rba i kan d ipe r l ukan , r e fe rens i ha rus d ibua t ke p rodusen a tau sup l i e r ta l i .

Tal i kawat baja yang d ibuat untuk ta l i pengikat khusus atau s l ing, cocok untuk mengamankan muatan b i la d igunakan bersama dengan pera latan la in sepert i a lat penyanggga (shack les) dan sarung jar i ( th imbles) . Kekuatan ta l i kawat baja akan tergantung pada t ingkat baja yang d igunakan, jumlah unta i , jumlah kawat d i mas ing-masing unta i , d iameter ta l i dan cara pembuatannya.

Ta l i kawat yang memi l i k i d i amete r ku rang da r i 8 m i l ime te r t i dak cocok un tuk tu juan pengenda l i an mua tan . Ta l i kawat ha rus bebas da r i ka ra t dan j angan d igunakan j i ka t e r l i ha t ada kawat yang pa tah a tau ada un ta i an . Pera l a tan l a i nnya yang d igunakan dengan ta l i kawat ha rus memi l i k i kua l i t a s dan kekua tan yang sama. Ta l i kawat yang bengkok ta jam akan mengurangi kekuatan efekt i fnya.

Ranta i cocok untuk mengikat muatan b i la d igunakan da lam cara sama dengan ta l i kawat baja . T iga ha l menentukan kekuatan sebuah ranta i : panjang mata ranta i , keteba lan dan kua l i tas logam yang d igunakan.

Page 26: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

20

i

Semakin panjang sebuah hubungan ranta i semakin rentan untuk rusak, hubungan yang panjang b isa dengan mudah cacat j ika tegang. Ranta i yang d igunakan harus kompat ibe l dengan persyaratan muatan yang d iangkut .

Penggunaan ranta i bes i a tau ranta i sp l i t l nk, t idak d ianjurkan.

Set iap sambungan ranta i harus d iper iksa sebe lum digunakan. Ranta i harus hanya d igunakan bersama dengan tens ioner yang cocok dan pengatur tegangan ta l i ( turnbuck le) dengan muatan ker ja yang aman yang kompat ib le dengan ranta i .

Webbing assembl ies ( ta l i pengikat berupa kumpulan anyaman) cocok untuk mengamankan banyak jen is muatan. Anyaman tersebut b iasanya terd i r i dar i ta l i yang d i ja l in dengan beberapa bentuk sambungan dan menggabungkan sebuah a lat peregang. In i d i tanda i dengan Rated Assembly Strength (RAS) yang mest i t idak pernah ber leb ih . Webbing yang terbuat dar i po lyester , po lyamide atau po lypropy lene b isa d igunakan. Po lyester kekuatannya agak berkurang ka lau basah, dan sangat tahan terhadap asam yang ta jam, namun b isa d i rusak dengan a lka l i . Po lyamide b isa keh i langan h ingga 15% kekuatannya ket ika basah, dan sangat tahan a lka l i namun b isa rusak o leh kekuatan asam. Sedangkan Po lypropy lene sangat bermanfaat d imana ant i -bahan k imia merupakan sebuah persyaratan.

Sebe lum penggunaan , ha rus d i t e l i t i un tuk memas t i kan komponen l ogam ha rness t i dak rusak seh ingga webb ing t i dak te rpo tong a tau be r jumba i dan semua j ah i t an da l am keadaan bagus . J i ka d i t emukan ke rusakan , naseha t ha rus d i ca r i da r i pab r i kan un tuk mengecek apakah pe rba i kan mungk in d i l akukan .

Jar ing (webbing net) untuk mengamankan atau mempertahankan beberapa jen is muatan mungk in d ibuat dar i webbing st rap atau f iber buatan manus ia atau a lami atau kawat baja . Webbing net b iasanya d igunakan sebaga i penghambat untuk membagi ruang muatan menjad i kompartemen. Ta l i a tau cord net b isa d igunakan untuk mengamankan muatan ba ik pa let atau langsung ke kendaraan sebaga i s is tem pengendal i utama.

Page 27: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

21

Jar ing yang leb ih r ingan b isa d igunakan untuk menutup i bod i kendaraan yang te rbuka. Harus d iperha t ikan untuk menjamin bahwa komponen logam ja r ing t idak men jad i te rkoros i a tau rusak , seh ingga webb ing t idak putus dan semua jah i tan bagus . Ta l i dan cord net harus d iper iksa ka lau pu tus a tau te r jad i ke rusakan la in pada f ibe r . J i ka d iper lukan , perba ikan harus d i l akukan o leh orang yang ah l i sebe lum jar ing d igunakan. Ukuran mesh dar i ja r ing harus leb ih kec i l dar i bag ian te rkec i l muatan .

Tal i yang d igunakan untuk mengamankan muatan seharusnya d ibuat dar i po lypropy lene, po lyester , s isa l a tau mani la. Ta l i Po lyamide (n i lon) t idak cocok, karena ta l i in i cenderung merenggang d i bawah muatan. Ta l i harus terbuat t iga ja l inan dan harus memi l ik i d iameter nomina l min imum sekurang-kurangnya 10 mi l imeter . Ujung ta l i harus d isambung atau ka lau t idak d irawat untuk mencegah ber jumbai . Ta l i harus d ip i l ih sete lah mempert imbangkan pemuatan maks imum akan d ipaka i da lam t iap-t iap pengikatan. Nama pabr ik yang d i tempelkan pada label , harus menunjukkan angka maks imum muatan untuk ta l i in i . S impul atau bengkok ta jam akan mengurangi kekuatan efekt i f ta l i dan kekuatan s isa l a tau mani la mungk in akan berkurang ka lau d ipenuhi a i r a tau basah.

Klem cocok untuk mengamankan muatan yang d ipasang dengan l i f t ing pocket , bracket atau a lat pe lengkap yang d i rancang khusus. Da lam banyak ha l per lu untuk memperkuat dek kendaraan d i sek i tar pos is i k lem. Rancangan k lem dan penguatan harus d i lakukan sesua i dengan rekomendas i pabr ik kendaraan. Min imum 4 k lem harus d igunakan dan set iap t iga d iantaranya harus cukup kuat untuk menahan muatan j ika satu k lem t idak berfungs i dengan benar.

Kain penutup muatan terd i r i dar i dua jen is :

- Kain terpa l , hanya member ikan per l indungan cuaca dan t idak harus d igunakan sebagai bag ian s is tem penahan.

- Lembar penutup muatan yang memasukkan webbing st rap, yang mempunya i kekuatan setara bod i .

Page 28: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

22

Sleeve dan pe l indung sudut (corner protector) harus d igunakan untuk mencegah kerusakan ba ik muatan maupun pera latan penahan yang melampaui sebuah sudut ta jam.

Banding (baja atau p last ik) , yang biasa d igunakan untuk mengikat muatan bersama-sama, bukanlah cara yang memadai untuk mengamankan muatan kendaraan. Banding dalam jumlah banyak, membuat su l i t untuk memast ikan bahwa jen is yang akan d igunakan memi l ik i kekuatan yang cukup untuk menahan muatan dan ada res iko nyata akan menjad i longgar se lama per ja lanan. J ika in i ter jad i pengemudi akan su l i t mengetahu inya.

Page 29: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

BAB VII

PERSYARATAN UMUM UNTUK MENGAMANKAN MUATAN

Sis tem pengenda l ian muatan tota l terd i r i dar i gabungan:

- Mengikat muatan secara aman terhadap tempat menyangkut ta l i pengikat (anchorage po int) yang d ipasang pada sas is kendaraan, termasuk cross bearer , penopang dan la in- la in .

- Menyusun muatan termasuk headboard, d ind ing pemisah, k lep, ba lok mel intang, ba lok penyangga (shor ing bar) d l l , secara aman dipasang pada kendaraan.

- Mempert imbangkan pergeseran antara muatan dan bak terbuka kendaraan.

Kendaraan yang menggunakan ka in d i samping, misa lnya curta in-s iders , b iasanya akan memer lukan pengenda l ian interna l tambahan.

Headboard, s ideboard, ta i lboard j ika d ibuat memadai , dapat mengekang pergerakan muatan. Muatan r ingan b isa d iangkut tanpa pengekangan tambahan seh ingga t ingg i muatan kurang dar i t ingg i papan, dan t idak ada res iko muatan bergerak dan menerobos ke set iap papan atau melambung ke atas kendaraan. Da lam set iap kesempatan b i la muatan meleb ih i t ingg i set iap papan harus d i lakukan beberapa bentuk pengikatan.

Gambar 7

23

Page 30: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

Pada kendaraan dengan bak terbuka (p lat form veh ic le) , beberapa bentuk pengenda l ian muatan akan se la lu d iper lukan.

Muatan harus d ipak dengan erat sebe lum d i lakukan pengenda l ian, yang harus d isusun seh ingga t idak ada bagian yang b isa secara t idak sengaja ter lepas o leh getaran atau guncangan ja lan saat kendaraan bergerak.

Pengekangan harus d iatur seh ingga kegaga lan atau kekenduran satu komponen t idak membuat s istem la innya menjad i t idak efekt i f .

24

l Semua barang dengan pera latan longgar t idak d igunakan

( lembar, rope dunnage d l l ) dan loose surp us equipment yang d igunakan (u jung ta l i d l l ) harus ter tahan dengan aman selamanya.

Sela lu memer iksa bahwa muatan terkunc i dan mekanisme penguncian da lam kondis i bagus. Muatan harus d iper iksa demi keamanan dan d i ikat dengan ketegangan cukup sete lah kendaraan ber ja lan beberapa mi l dan kembal i d iper iksa sewaktu-waktu se lama per ja lanan. Kondis i cuaca b isa mempengaruh i ketegangan pengikatan, yang mungk in menyebabkan h i langnya keamanan dan kerusakan terhadap muatan j ika t idak kembal i d ia tur tegangan dengan tepat .

Untuk b isa mendapatkan ef is iens i maks imum dar i set iap bagian s istem pengendal ian, pent ing sekal i bahwa persyaratan yang d igambarkan d i paragraf ber ikut d i ikut i .

Gambar 8

Page 31: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

25

A. Tal i Pengikat (Lashings)

Tal i dan pera latan pengikat ( ta l i , webbing, ranta i , kabe l , dan k lem d l l ) harus da lam kondis i bagus dan mest i b isa menahan semua daya angin b iasa. Untuk menghindar i perpindahan muatan, ta l i harus d i tegangkan secara benar se lamanya dengan menggunakan pera latan penentu tegangan yang d i tentukan pabr ik ta l i . Jangan menegangkan ikatan dengan menggunakan pengungk i t .

Yang pa l ing pent ing bahwa ta l i pengikat yang member i penahan ke depan ada lah sedekat mungkin ke hor izonta l dan jangan pada sudut leb ih dar i 60° . Ha l in i d iper lukan untuk menahan pergeseran muatan yang meningkat secara ta jam karena ta l i mendekat i pos is i ver t ika l . ( l ihat Gambar 7) .

Bi la ta l i pada sudut 60° , tota l daya pengikatan yang d iper lukan untuk mencegah massa bergerak maju ada lah 2 x massa muatan, j ika t idak ada a lat la in untuk menahan (misa lnya headboard) dan 1 x massa muatan ke samping atau ke be lakang. Telah d inyatakan bahwa pengendal ian jangan berada d i sudut leb ih dar i 60° karena daya pengikatan meningkat besar d i atas sudut in i , misa lnya j ika ta l i 85° ke arah hor izonta l , daya d iper lukan untuk mencegah pergerakan maju massa harus menjadi 11,5 x massa muatan.

Harus ada sed ik i tnya satu ta l i pengikat set iap 1,5 meter sepanjang muatan .

Tal i pengikat harus ter l indungi dar i abras i dan potongan dengan menggunakan pe l indung sudut (corner protector) atau protect ive s leeve.

Muatan yang d i tempatkan ke satu s is i kendaraan, j ika pengenda l ian melewat inya, akan membutuhkan pengekangan leb ih panjang d ibandingkan j ika muatan mencuat d i bag ian tengah. ( l ihat gambar 8) . In i berar t i bahwa seka l ipun penahan awalnya erat , set iap pergerakan mengimbangi muatan menuju bagian tengah platform bodi kendaraan akan mengakibatkan keh i langan tegangan yang mengak ibatkan muatan t idak aman. J ika per lu menaruh muatan d i tengah, kemudian d i lakukan pengekangan d i bag ian s is i muatan atau dengan menahan muatan secara membujur .

Page 32: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

B. Memasang Terpal

Sete lah membungkus dan mengikat se lesa i , past ikan semua ujung ta l i te lah d i ikat , dan lampu, ref lektor , nomor pe lat dan tanda-tanda d i bag ian be lakang d l l t idak terhalang o leh bagian terpa l .

Bi lamana leb ih dar i satu terpa l , ka in yang d ibutuhkan untuk menutup dan mel indungi muatan, ka in pa l ing be lakang d i tempatkan leb ih du lu . In i memast ikan bahwa penempatan ka in ( terpa l ) tersebut memungk inkan angin dan hujan d l l masuk d iantara ka in dar i depan. ( l ihat gambar 9) Pr ins ip yang sama harus d i lakukan untuk mel ipat d i bag ian depan, d i samping kendaraan seh ingga tekanan angin akan cenderung menutup set iap ce lah atau mel ipat ka in terpa l dar i pada membukanya.

Sete lah penempatan ka in terpa l d i muatan menjamin semua bagian tetutup dan ka in tersebut se imbang d i set iap s is i , lakukan ha l yang sama terhadap bagian depan ka in be lakang dan bag ian be lakang ka in depan. Jangan ter la lu erat atau ka in ter tar ik sehingga muatan ter l ihat d i bag ian depan atau be lakang.

Gambar 9

26

Page 33: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

Gambar 10

Mesk ipun t idak ada ka in yang ters ingkap atau robek, yang mungk in menyebabkan bahaya bag i pengguna ja lan la innya ket ika kendaraan mela ju ( l ihat Gambar 10) , harus d iperhat ikan untuk menghindar i agar t idak mengenai orang d i sek i tar ket ika melemparkan ta l i d i a tas muatan untuk operas i yang aman. Set iap bantuan penutup atau set iap f i tur s t ruktur tempat ker ja yang diber ikan untuk membantu operas i semacam i tu harus d igunakan penuh.

Tahap ber ikut ada lah mengamankan bag ian depan ka in terpa l . Langkah 1, tar ik bag ian ka in yang ber leb ih dar i samping dan l ipat rap i d i depan. Langkah 2, tar ik turun l ipatan ka in yang ters isa untuk membentuk bag ian depan yang lebar dan datar .

Sete lah aman ka in bag ian depan, amankan bagian samping ka in bag ian be lakang ke sudut pa l ing be lakang.

Bagian be lakang muatan harus d i tutup terpa l dan d i l ipat ( l ihat Gambar 12).

27

Page 34: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

Gambar 11

Gambar 12

C. Jaring (Netting)

Jaring dan perlengkapan tambahannya (tal i pengikat, borderope, hook dll) harus dalam kondisi yang baik.

Maks imum t ingkat pemuatan jar ing jangan ber leb ih.

Jar ing harus d ipasang dengan tegangan yang tepat dengan menggunakan a lat penentu tegangan yang d i tentukan o leh pabr ik . Jangan meleb ihkan tegangan sebuah jar ing dengan menggunakan pengungki t atau pera latan yang t idak sah la innya.

Ukuran jar ing kawat baja las (mesh) harus se la lu kurang dar i barang pa l ing kec i l yang akan d i pertahankan jar ing; kecua l i in i t idak se la lu ber laku bagi jar ing- jar ing yang d igunakan untuk

28

Page 35: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

29

mempertahankan muatan besar, karena in i t idak ada kondis i pemuatan yang sama.

Per l indungan terhadap abras i dan atau terpotong harus d iber ikan dengan menggunakan corner protector atau protect ive s leeves.

D. Penyangga (Blocking)

Chock, wedge, dan scotches b isa d igunakan untuk mencegah mas ing-mas ing barang da lam bak muatan bergerak secara hor izonta l . Perhat ian harus d iber ikan guna memast ikan bahwa pera latan tersebut cukup kokoh dan cukup aman bagi p lat form kendaraan.

E. Pengepakan (Dunnage)

Lebih ba ik bagi semua un it -uni t ind iv idua l atau paket yang terd i r i dar i muatan untuk d ipak bersama-sama sebelum di ikat dengan ta l i . J ika in i t idak memungkinkan maka beberapa bentuk pengepakan yang leb ih d ikena l dengan dunnage harus d igunakan untuk mengis i set iap ce lah yang ada antara bag ian-bagian muatan atau antara muatan dengan s is i kendaraan.

Penggunaan loose dunnage antara muatan dan p latform harus d ih indar i , namun i tu harus d igunakan untuk mendukung muatan berbentuk jangga l guna mencegah pergerakan se lama per ja lanan.

Perhat ian harus d iber ikan agar muatan t idak rusak dengan menggunakan dunnage yang t idak sesua i , dan o leh karena i tu jen is muatan yang d iangkut akan menentukan p i l ihan bahan. Sejumlah bahan cocok d igunakan sebagai dunnage, yang pa l ing laz im ada lah papan, kardus yang b isa d i l ipat, hardboard, h igh-dens i ty foam, dan kantung udara. Pengepakan dengan kayu harus sama keteba lannya dan kemungk inan lebar maks imum. Lebar min imum, harus dua ka l i keteba lan dan se la lu leb ih baik menggunakan hanya satu lap is .

Page 36: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

30

F. Pergesekan (Frict ion)

Pergesekan antara muatan dan p lat form t idak harus d iperh i tungkan ket ika mengka lku las ikan daya ikat yang d iper lukan.

Permukaan p latform yang l i c in se la lu berbahaya dan tu juan untuk memperoleh keuntungan maksimum dar i pengendal ian pergesekan ada lah dengan mempertahankan kedua dasar permukaan muatan dan p latform sebers ih , seker ing dan sebebas mungkin dar i minyak.

G. Pengunaan Tit ik Ikat

Tal i pengikat yang d igunakan untuk menahan muatan harus se la lu d i ikatkan pada anchorage point yang memi l ik i kekuataan memadai untuk menyangga pemuatan. Setiap sistem penahanan hanya sekuat komponen terlemahnya .

Anchorage po int sendir i mest i kokoh terka i t ba ik secara langsung ke sas is atau ke logam yang mel intang atau penopang (outr igger) .

Anchorage po int , yang aman yang berbahan kayu sa ja , t idak mungk in cukup kuat untuk member ikan penahan yang d iper lukan.

Rope hook hanya harus d igunakan untuk mengikat , dan kemudian hanya untuk muatan re lat i f r ingan. Rope hook t idak bo leh d igunakan sebaga i penggant i anchorage point yang benar.

Angka kapas i tas muatan anchorage po int jangan sampai meleb ih i l imi t .

Page 37: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

31

BAB VIII

MUATAN ALAT BERAT

Bab in i member ikan petunjuk tentang langkah–langkah yang d iper lukan untuk pengangkutan yang aman bagi a lat -a la t berat beroda dan a lat berat beranta i ( t rack) o leh kendaraan yang sesua i dengan peruntukannya.

Direkomendas ikan bahwa pabr ikan pera latan pertan ian member ikan skema lashing yang d irekomendas ikan untuk mas ing-mas ing kendaraan mereka.

Heavy engineer ing p lant (mes in-mes in berat) b iasanya d iangkut dengan kendaraan tu juan khusus, yang khusus d i rancang untuk member ikan fas i l i tan pemuatan dan pembongkaran yang mudah dan b iasanya d iber ikan dengan anchorage point cukup untuk mengikatkan ta l i .

Engineer ing p lant yang leb ih r ingan mungk in da lam beberapa kondis i d iangkut dengan kendaraan tu juan umum. Bagaimanapun, da lam hal in i cara yang d igunakan untuk mengamankan muatan d iber ikan setara dengan keamanan yang b isa d ipero leh dengan menggunakan kendaraan dengan kegunaan umum yang d ibuat khusus.

Muatan t ingg i b isa membahayakan jembatan, ja lan, d l l . Jad i ket ika muatan in i d iangkut , pent ing seka l i bahwa pengemudi mengetahui berat sebenarnya muatan tersebut , dan lebar muatan sama dengan t ingg inya. Juga, muatan dengan pusat grav i tas i t ingg i b isa dengan ser ius mempengaruhi s tab i l i tas kendaraan dan barang-barang engineer ing p lant semacam i tu harus d iangkut dengan kendaraan ket ingg ian p lat formnya rendah.

Kendaraan berat beroda (wheeled veh ic le) dan kendaraan berat beranta i ( tracked veh ic le) harus d i ikatkan pada kendaraan yang mengangkutnya, dengan memakai park ing brake. Efekt i f i tas park ing brake akan terbatas o leh res is tens i pergesekan antara kendaraan dan kendaraan yang mengangkut , dan bahkan da lam kondis i pengendaraan normal in i t idak cukup dan o leh karena i tu kendaraan akan memer lukan a lat penahan tambahan. A lat penahan tambahan harus berbentuk lash ing system dan beberapa susunan untuk muatan d icegah bergerak baik ke arah depan atau kebe lakang dengan penghambat

Page 38: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

32

(beberapa penghambat) , yang terpasang tetap d i kendaraan. In i harus menyentuh roda atau track atau beberapa bagian la in pera latan yang d iangkut .

Engineer ing p lant harus d ibongkar se jauh i tu d iper lukan guna menjaga l imi t d imens i (panjang, lebar dan t ingg i) secara keseluruhan kendaraan pengangkut. B i la in i t idak memungkinkan, persyaratan dan pembatasan yang menyangkut pengangkutan muatan lebar atau panjang harus d ipenuhi .

Semua bagian pera latan yang b isa d igerakkan sepert i lengan derek ( j ib) , bracket , boom/t iang dan kab in d l l harus d ib iarkan da lam pos is i yang d i rekomendasikan untuk pengangkutan o leh pabr ikan dan harus d iamankan guna mencegah pergerakan berka i tan dengan bodi utama mes in.

Sebelum mes in d ip indahkan ke tra i ler semua kotoran yang mungkin ter lepas dan menganggu ja lan raya atau merusak kendaraan la in harus d ibuang. Ramp, ja lur melanda i , ban mes in dan dasar tra i ler i tu sendi r i harus bers ih dar i minyak, gemuk, es d l l seh ingga mes in-mes in t idak terge l inc i r . Roda kendaraan yang d iangkut harus d iganja l d i depan dan be lakang.

Bi la mes in te lah d is impan dan mesin d imat ikan, penekanan s is tem h idro l i s harusnya d ibebaskan dengan memindahkan semua pengungk i t kontro l ke semua pos is i mereka. Operas i in i harus d i lakukan set idaknya dua ka l i . Kontro l harus d i tentukan supaya mencegah pergerakan pera latan penyokong selama pengangkutan.

Tas, tas perkakas, atau barang-barang berat la innya jangan d ib iarkan bebas d i kab in operator kendaraan yang mengangkut.

Penentuan pos is i mes in-mes in berat dan set iap perangkatnya yang d i lepaskan harus d isusun seh ingga batas berat as roda yang d ibo lehkan t idak meleb ih i dan penanganan yang aman kendaraan t idak terganggu. Jarak antara s is i bawah kendaraan bermuatan rendah dan permukaan ja lan harus d iper iksa sebe lum ber ja lan.

Mesin harus d i le takkan d i p lat form kendaraan yang mengangkut seh ingga pergerakan ke depan d icegah baik bagian bodi utama kendaraan misa lnya swan neck, s tep atau headboard, atau dengan mengikatkan balok mel intang dar i p lat form ke rangka sas is kendaraan.

Page 39: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

33

,

Semua barang d ike luarkan dar i mes in sepert i bucket , grab, b lade, shovel , dan perangkat pengangkat harus d i ikat ke dek kendaraan.

Alat berat yang paka i roda atau ranta i harus d i tahan sehingga pengaruh melonjak d isebabkan guncangan d i ja lan d ia l ihkan dar i kendaraan pengangkut dan d i t ingkatkan o leh ban mes in atau un i t suspens i d imin imal is i r . B i la mungkin un i t suspens i mes in harus d ikunc i dan pergerakan vert ika l d ibatas i dengan ta l i a tau a lat la in menahan. Ka lau t idak, rangka atau sas is mes in harus d i topang dengan ba lok.

Kalau mes in d i topang, tempat kontak penuh ban, t rack atau drumnya harus tetap d i dek kendaraan pengangkut . J ika track meluas ke luar rangka kendaraan pengangkut maka sas is dan rangka mes in harus d i topang.

Mesin harus d i tahan supaya tak bergerak ke depan, ke be lakang atau ke samping dengan ranta i atau webbing lash ing yang d i ikat ke tempat mengikat ta l i pada kendaraan (anchorage po int) . Semua ta l i harus menyatukan beberapa bentuk a lat penegang.

Dalam memutuskan jumlah anchorage point yang akan d ipaka i ket ika menyusun s is tem pengendal ian, faktor-faktor ber ikut harus d ipert imbangkan: - Per lunya meletakkan mengatur le tak mesin untuk

mencapai d is t r ibus i berat yang benar guna memenuhi persyaratan muatan as roda (ax le load) yang benar dan untuk memast ikan penanganan kendaraan t idak terganggu.

- Fi tur-f i tur penahan muatan la innya d isatukan da lam desa in kendaraan.

- Apakah mes in memi l ik i roda, t rack ( ranta i ) atau ro l ler .

- Berat mes in yang akan d iangkut - Minimal empat anchorage po int terp isah harus

d igunakan.

Pedoman ber ikut ber laku bag i mes in berat , yakn i kendaraan yang d i lengkapi ho ist , work ing p latform support leg d l l : - Muatan t ingg i b isa membahayakan jembatan dan

pent ing seka l i bahwa pengemudi mengetahui t ingg i

Page 40: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

34

i i

i

kendaraan dan ha l tersebut harus terpampang da lam kab in kendaraan.

- Semua pera latan yang bergerak harus d i le takkan da lam pos is i d ikunc i , b i la mungkin, sebagaimana d i rekomendas ikan untuk pengangkutan o leh pabr ikan.

A. Peralatan penahan

Sela in dar i per lengkapan tetap, pemi l ihan bahan-bahan yang d igunakan untuk skema mengikat bag i mes in berat akan terbatas pada ranta i , ta l i kawat baja , webbing dan pera latan kopl ing dan tens on ng.

Bi la ba lok mel intang (samping ke samping) d igunakan sebaga i ganja l , maka i tu harus aman seh ingga se luruh muatan padanya d ia l ihkan ke rangka sas is kendaraan yang mengangkut . B i la mas ing-mas ing roda dan drum d iganja l dengan balok atau scotches maka in i harus cukup kuat untuk menahan penghancuran dan d i ikat dengan aman ke p lat form kendaraan.

Tal i atau per lengkapan pengaman harus d i ikatkan ke bagian-bag ian mes in berat , yang cukup kuat untuk menahan tekanan yang mungk in ter jad i terhadapnya.

Bi la mes in berat d i lengkapi dengan lash ing po nt untuk d igunakan ket ika d iangkut, tempat in i harus d igunakan dan kendaraan akan aman sesua i petunjuk pabr ikan. Perhat ian harus d iambi l sebe lum mengikat ta l i ke l i f t ing po int , karena in i t idak b isa cocok untuk tu juan menahan.

Mesin yang d imuat harus d iper iksa sete lah kendaraan ber ja lan untuk jarak pendek guna mengecek bahwa t idak ada pergerakan yang ter jad i dan pera latan penahan benar-benar aman. Pemer iksaan secara berka la harus d i lakukan se lama per ja lanan.

B. Anjuran untuk skema mengikat

Skema t ie down (mengikat) pada gambar 29-37 ber ikut in i dan jadua l terka i t ada lah s is tem khusus yang mungkin d iadops i untuk mengamankan berbaga i jen is mes in-mes in berat (engineer ing p lant) .

Var ias i set iap skema in i akan d i ter ima asa lkan semua t indakan ber jaga- jaga untuk kese lamatan dasar yang d iura ikan sebe lumnya te lah d ipenuhi . Untuk sederhananya, gambar-gambar menunjukkan sebagian besar ranta i d igunakan untuk mengikat

Page 41: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

namun prakteknya bahan pengikat la in b isa menggant ikan.

Jen i s Tr aktor Per tan ian ( l ihat gambar 29) Kemungk inan bahaya T ind akan Penc eg ahan

1 . Pe rge rakan mes i n ke depan

a . Roda depan menub ruk d i nd i ng pemi sah a t au t e rhadap gan ja l p ada d i nd i ng pemi sah t r a i l e r .

b . Ranta i peng i ka t d a r i c an te l an t a l i un tuk menye re t ( t ow ing hook) be l a kang ke ancho raghe po i n t d i s amp ing t r a i l e r .

c . Roda be l a kang menub ruk gan j a l .

2 . Pe rge rakan mes i n ke be l akang

a . Roda be l a kang menub ruk d i nd i ng pem i sah a t au t e rhadap gan j a l t e r hadap gan j a l t r a i l e r .

b . I ka t d a r i a s roda depan a t au t ow i ng hook ke ancho rage po i n t d i s amp ing t r a i l e r .

c . Roda depan menub ruk gan j a l . 3 . Pe rge rakan mes i n ke

s amp ing Pengenda l i an d i be r i kan o l eh t a l i y ang d i gunakan un tuk penahan ke depan dan be l a kang .

4 . Pe rge rakan penyokong ( anc i l l a r y )

I ka t da r i g an j a l ke ancho r age po i n t d i s amp ing t r a i l e r .

Gambar 29

Tr uk Fork l i f t Indust r i ( l ihat gambar 30a dan b) Kemungk inan bahaya T ind akan Penc eg ahan 1 . Pe rge rakan mes i n

ke depan a . Roda depan dan be l a kang t r uk

menub ruk gan j a l y ang te rpasang t e t ap pada dasa r t r a i l e r .

b . Truk d i i k a t ke t r a i l e r dengan menggunakan l a sh i ng po i n t bua tan pab r i k an

35

Page 42: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

36

Tr uk Fork l i f t Indust r i ( l ihat gambar 30a dan b) Kemungk inan bahaya T ind akan Penc eg ahan 2 . Pe rge rakan mes i n

ke be l akang a . Sepe r t i A dan B d i a t as b . Fo r k d i t u runkan ke dek dan

t e kanan h i d ro l i s d i bebaskan dengan ope r as i kon t ro l dua ka l i dengan memat i kan mes i n .

c . I ka t d a r i l a sh i ng po i n t ke ancho rage po i n t d i s amp i ng t r a i l e r .

3 . Pe rge rakan mes i n ke samp ing

Pengekangan d i be r i k an o l eh t a l i y ang d i gunakan un tuk pengekangan ke depan dan be l a kang .

Gambar 30a

Catatan : j ika ash ing point buatan pabr ikan t idak

tersed ia maka ikat sek i tar t iang depan dan be lakang ke tempat penar ik kendaraan ( towing po int) d i be lakang.

l

Page 43: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

Gambar 30b

37

Road Rol ler ( l ihat gambar 31) Kemungk inan bahaya T ind akan Penc eg ahan

1 . Pe rge rakan mes i n ke depan

a . Roda ( ro l l ) depan menub ruk d i nd i ng pemi sah t e rhadap gan j a l t e rhadap d i nd i ng pemi sah t r a i l e r .

b . I ka t da r i r angka be l a kang ke ancho rage po i n t d i s amp i ng t r a i l e r

c . I k a t da r i r angka be l a kang a t au tow i ng hook ke ancho rage po i n t d i s amp ing t r a i l e r .

2 . Pe rge rakan mes i n ke be l akang

a . Roda ( ro l l ) be l akang menub ruk d i nd i ng pemi sah a t au te rhadap gan j a l kepada d i nd i ng pemi sah t r a i l e r .

b . I ka t da r i r angka ke ancho rage po i n t d i s amp ing t r a i l e r .

c . I ka t d a r i r angka depan a tau t ow i ng hook ke ancho rage po i n t d i s amp ing t r a i l e r .

3 . Pe rge rakan mes i n ke s amp ing

a . Pada pe r l engkapan penyambung yang menggunakan mekan i sme kunc i po ro s a kan mencegah sambungan .

b . Pe rge rakan ke samp i ng akan

Page 44: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

38

Road Rol ler ( l ihat gambar 31) Kemungk inan bahaya T ind akan Penc eg ahan

t e r cegah o l eh i k a t an d i agona l y ang d i gunakan un tuk mencegah pe rge rakan ke depan dan be l a kang .

Gambar 31

Ped estr ian Ro l le r ( l ihat gam bar 32)

Kemungk inan bahaya T ind akan Penc eg ahan 1 . Pe rge rakan mes i n ke

depan a . Roda ( ro l l ) depan menub ruk

d i nd i ng pemi sah t e rhadap gan j a l t e rhadap d i nd i ng pemi sah t r a i l e r .

b . I ka t d a r i d an se l u r uh bag i an bod i mes i n ke ancho rage po i n t d i s amp i ng t r a i l e r

c . I ka t s e k i t a r bag i an be l a kang penopang ke ancho rage po in t d i s amp i ng t r a i l e r .

2 . Pe rge rakan mes i n ke be l akang

a . Roda ( ro l l ) be l akang menub ruk d i nd ing penopang/gan ja l .

b . I ka t da r i d an me lewa t i b ag i an be l akang bod i mes i n ke ancho rage po i n t d i s amp i ng t r a i l e r .

3 . Pe rge rakan mes i n ke s amp ing

Pengekangan d i be r i kan penahan guna mencegah pe rge rakan ke depan dan be l a kang

4 . Pe rge rakan pendukung I ka tan me l ewat i bu l k i ng

Page 45: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

Gambar 32

T r a kt or S od ok/ Wheeled Tr act or S ho v el

( l ihat g ambar 33a d an b)

Kemungk inan bahaya

T ind akan Penc eg ahan

1 . A r t i ku l a s i b ag i an depan mes i n da l am hubungannya dengan bag i an be l akang .

Pa l ang p i vo t l o ck i ng d i kunc i p ada po s i s i n ya , d a l am ha l p i vo t s t ee r mach i ne .

2 . Pe rge r akan bucke t a semb l y

a . Bebaskan t e kanan h i d ro l i s p ada s i s t em dengan mengope ra s i kan semua kon t ro l dua ka l i , dengan mes i n d imat i k an .

b . I ka t un tuk mengamankan bucke t ke ancho rage po i n t d i s i s i t r a i l e r .

3 . Pe rge rakan mes i n ke depan

a . Roda depan menub ruk penyangga t e rhadap d i nd i ng pemi sah t r a i l e r , a t au be ra t ba l l a s t be l a kang menub ruk d i nd i ng pem i sah t r ak to r j i ka cukup kua t .

b . I ka t d a r i po ro s depan a tau t ow i ng hook ke ancho rage po i n t d i s amp ing t r a i l e r .

4 . Pe rge rakan mes i n ke be l akang

a . Roda be l a kang menub ruk penyangga a t au bucke t menub ruk d i nd i ng pemi sah be l akang .

b . I ka t d a r i po ro s depan a tau t ow i ng hook ke ancho rage po i n t d i s amp ing t r a i l e r .

39

Page 46: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

40

T r a kt or S od ok/ Wheeled Tr act or S ho v el

( l ihat g ambar 33a d an b)

Kemungk inan bahaya

T ind akan Penc eg ahan

5 . Pe rge rakan mes i n ke s amp ing

Pengekangan d i b e r i k an o l eh i k a t an d i agona l y ang d i gunakan un tuk mencegah pe rge rakan ke depan dan be l a kang

Ca t a t an : Gunakan l a sh i ng po i n t y ang d i r ancang pab r i k an , A , j i k a t e r sed i a

Gambar 33a

Gambar 33b

Page 47: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

41

Excav at or h idr o l i s ( t r ac ked dan whe leed)

( l ihat g ambar 34a d an b)

Kemungk inan bahaya

T ind akan Penc eg ahan

1 . Mes in membentu r o ve rhead obs t ru c t i o n .

Mua t pe r l e ngkapan d i po s i s i nya un tuk membe r i k an ke t i ngg i an l e b i h r endah se ca r a ke se l u ruhan .

2 . Pe rge rakan kab i n dan supe r s t ruk tu re s ehubungan dengan sa s i s mes i n .

a . Bebaskan t e kanan h i d ro l i s dengan mengope ra s i k an semua kon t ro l dua ka l i , d imana mes i n d ima t i kan .

b . gunakan s l ew l o c k pada s l ew ing r i ng

3 . Pe rge rakan l e ngan pencedok ex cava to r (d i ppe r a rm) da r i po s i s i mua t

I k a t dengan mengamankan bucke t k e ancho rage po i n t d i s amp ing t r a i l e r .

4 . Pe rge rakan mes i n ke depan

a . Excava to r roda a t au ex cava to r ‘ r an t a i ’ menub ruk d i nd i ng pemi sah t r a i l e r d imana d i s t r i b u s i be ra t d imungk i nkan , a t au menub ruk penopang . .

b . I ka t r an t a i da r i t ow ing po i n t depan ex cava to r a t au s a s i s me l i n t ang ke ancho rage po i n t d i s amp i ng t r a i l e r .

5 . Pe rge rakan mes i n ke be l akang

a . Kedua j en i s ex cava to r menub ruk penyangga .

b . I ka t r an t a i da r i t ow ing po i n t be l a kang e xcava to r a t au d i bawah unde rca r r i age l a sh i ng po i n t ke ancho rage po i n t d i s amp ing t r a i l e r .

6 . Pe rge rakan mes i n ke s amp ing

Pengekangan d i b e r i k an o l eh i k a t an r an t a i y ang d i gunakan un tuk mencegah pe rge rakan ke depan dan be l akang . J angan gan j a l ba r ang yang be r a t an t a ra bucke t dan sas i s mes i n .

7 . Pe rge rakan pendukung I ka t d i a t as bau l k i ng .

Page 48: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

Gambar 34a

Gambar 34b

42

Motor Gr ad er ( l ihat g ambar 35) Kemungk inan bahaya T ind akan Penc eg ahan

1 . Pe rge rakan mes i n ke depan

a . Roda depan t r ak to r menub ruk gan j a l .

b . Roda depan menub ruk d i nd i ng pemi sah t r a i l e r .

c . I ka tan d i agona l d a r i t ow ing hook a t au l a sh i ng po i n t ke ancho rage po i n t d i s amp i ng t r a i l e r .

2 . Pe rge rakan mes i n ke be l akang

a . Roda be l a kang t r ak to r r oda depan g r ade r menub ruk gan j a l .

b . I ka t d a r i r angka ke ancho range po i n t d i s amp ing t r a i l e r .

c . I ka t d a r i r angka u t ama depan

Page 49: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

43

Motor Gr ad er ( l ihat g ambar 35) Kemungk inan bahaya T ind akan Penc eg ahan

ke ancho rage po i n t p ada d i nd i ng pemi sah t r a i l e r .

3 . Pe rge rakan ve r t i k a l mes i n

Pengenda l i an d i be r i kan o l eh t a l i d i a t a s r angka u t ama dan yang membe r i k an penahan depan dan be l akang .

4 . Pe rge rakan mes i n ke s amp ing

Pengenda l i an d i be r i kan o l eh t a l i y ang d i gunakan un tuk penahan l a i nnya . Gunakan mekan i sme p i vo t l o c k , j i k a co cok , guna mencegah a r t i ku l a s i . Bebaskan te kanan h i d ro l i s d engan mengope ra s i k an kon t ro l p a l i ng ku rang dua ka l i dengan mes in ma t i .

Gambar 35

R op ed E xcav at or ( l ihat g ambar 36) Kemungk inan bahaya T ind akan Penc eg ahan

1 . Pe rge rakan mes i n ke depan

a . Roda depan t r ak to r menub ruk gan j a l t e rhadap d i nd i ng pemi sah t r a i l e r .

b . I ka tan da r i s as i s a t au tow ing hook depan ke ancho rage po i n t d i s amp ing t r a i l e r .

2 . Pe rge rakan mes i n ke be l akang

a . ‘ R an t a i ’ e x cava to r menub ruk gan j a l t e rhadap d i nd i ng pemi sah t r a i l e r .

b . I k a t da r i s as i s a t au tow ing hook be l akang ke ancho rage po i n t d i s amp ing t r a i l e r .

3 . Pe rge rakan mes i n ve r t i k a l

a . I ka t da r i s amp i ng ke ancho rage p i n t t r a i l e r .

b . Penahanan d i be r i k an o l eh pe -ngenda l i an da r i p e rge r akan ke depan dan be l a kang .

Page 50: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

44

R op ed E xcav at or ( l ihat g ambar 36) Kemungk inan bahaya T ind akan Penc eg ahan

4 . Pe rge rakan mes i n ke s amp ing

a . Bongka r boom dan s k l ew boom ke be l akang dan l a kukan s l ew l o ck dan s l ew ing r i ng .

b . Le takkan bucke t d i t engah -t engah t r a i l e r dan i k a t ke ancho rage po i n t d i s amp i ng t r a i l e r .

c . Tu runkan l e ngan de re k ( j i b ) ke dek be l a kang dan i k a t kan ke s i s i t r a i l e r .

d . Sangga d i b awah penye imbang be ra t ( c oun te r - ba l ance we igh t ) .

Gambar 36

Bul ldozer ( l ihat gambar 37)

Kemungk inan bahaya T ind akan Penc eg ahan 1 . Pe rge rakan mes i n ke

depan a . Mata p i s au (b l ade ) bu l do ze r

d i buka dan d i l e t akkan d i d ek depan t r a i l e r .

b . Ranta i ( t r a c k ) depan menub ruk penyangga te r hadap d i nd i ng pemi sah t r a i l e r .

c . I ka t da r i t r unn i on r angka - U ma ta p i s au bu l do ze r ke ancho rage po i n t d i s i s i t r a i l e r .

2 . Pe rge rakan mes i n ke be l akang

a . Ranta i ( t r a ck ) menub ruk gan j a l d i nd i ng pemi s ah t r a i l e r .

b . I ka t da r i t ow ing po in t ke s i s i t r a i l e r .

3 . Pe rge rakan mes i n ke s amp ing

a . Pengenda l i an d i be r i k an o l eh penahan un tuk mencegah pe rge rakan ke depan dan be l akang .

Page 51: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

45

Bul ldozer ( l ihat gambar 37) Kemungk inan bahaya T ind akan Penc eg ahan

b . I ka t da r i s amp i ng ke ancho rage po i n t t r a i l e r .

4 . Pe rge rakan pendukung a . Mata p i s au (b l ade ) bu l do ze r d i s impan d i de k depan . I ka t p i r i ngan p i s au ke s i s i t r a i l e r .

b . I ka t d a r i s amp i ng ba l ok penyangga .

Gambar 37

Page 52: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

46

BAB IX

IZIN USAHA ANGKUTAN

a. Keg iatan usaha angkutan barang dengan mobi l a la t berat d i lakukan o leh :

1 . Badan usaha mi l ik Negara atau Badan usaha mi l ik

Daerah; 2. Badan usaha mi l ik swasta nas iona l; 3 . Koperas i ; 4 . Perorangan warga negara Indones ia .

b . Untuk melakukan usaha angkutan sebaga imana tersebut

d i atas, operator angkutan a lat berat waj ib memi l ik i i z in usaha angkutan dengan persyaratan ya i tu :

1 . memi l ik i Nomor Pokok Waj ib Pajak (NPWP); 2. memi l ik i akte pendir ian perusahaan bagi pemohon

yang berbentuk badan usaha, akte koperas i bag i pemohon yang berbentuk koperas i , tanda jat i d i r i bagi pemohon perorangan;

3. memi l ik i surat keterangan domis i l i perusahaan; 4. memi lk i surat iz in tempat usaha (SITU); 5 . persyaratan kesanggupan untuk memi lk i a tau

menguasa i 5 ( l ima) kendaraan bermotor untuk pemohon yang berdomis i l i d i pu lau Jawa dan Sumatera;

6 . pernyataan kesanggupan untuk menyediakan fas i l i tas peny impanan kendaraan.

c . Permohonan untuk memperoleh iz in usaha angkutan

sebaga imana tersebut d i atas , d ia jukan kepada :

1 . Bupat i atau Wal ikota sesua i domis i l i perusahaan; 2. Gubenur DKI Jakarta untuk pemohon yang berdomis l i

d i DKI Jakarta.

d . Pember ian atau penolakan iz in usaha angkutan d isampaikan secara ter tu l i s dengan d iser ta i a lasan penolakan se lambat–lambatnya dalam jangka waktu 14 (empat be las) har i ker ja sete lah permohonan d i ter ima secara lengkap.

Page 53: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

47

e . Bentuk permohonan iz in usaha angkutan, bentuk iz in

usaha angkutan, pembekuan iz in usaha angkutan, pencabutan iz in usaha angkutan, formul i r laporan usaha angkutan dan penolakan iz in usaha angkutan, sebaga imana da lam Contoh d i bawah in i .

f . Pengusaha angkutan a lat berat yang te lah mendapatkan

iz in usaha angkutan, d iwaj ibkan : 1 . memi l ik i dan/atau menguasa i sekurang-kurangnya 5

( l ima) kendaraan sesua i dengan peruntukan, yang memenuhi persyaratan teknis dan la ik ja lan;

2 . awak kendaraan yang beroperas i merupakan pegawai tetap dan memenuhi persyaratan sesua i peraturan perundang–undangan yang ber laku, ser ta mematuhi waktu ker ja dan waktu is t i rahat bagi pengemudi;

3 . memi l ik i dan/atau mengusa i tempat peny impangan kendaraan (poo l kendaraan);

4 . melakukan keg iatan usaha angkutan se lambat-lambatnya da lam waktu 6 (enam) bu lan, se jak d i ter t ibkan iz in usaha angkutan;

5. mematuhi peraturan perundang–undangan yang ber laku yang berka i tan dengan b idang usaha angkutan;

6. melaporkan keg iatan usaha set iap tahun kepada pejabat pember i i z in usaha angkutan;

7. melaporkan apabi la ter jad i perubahan pemi l ikan perusahaan atau domis i l i perusahaan, dengan menggunakan formul i r sebaga imana contoh di bawah in i .

Page 54: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

48

BAB X

KEWAJIBAN PEMILIK DAN/ATAU PENANGGUNG JAWAB BARANG

Pemi l ik dan/atau penanggung jawab a lat berat memi l ik i kewaj iban yang harus d ipenuhi ya i tu : a . Pemi l ik dan/atau penanggung jawab barang bertanggung

jawab terhadap kerusakan ja lan, jembatan dan gangguan l ingkungan d i sek i tarnya yang d iak ibatkan o leh pengangkutan barang yang menjad i mi l iknya.

b . Pemi l ik barang waj ib melengkapi barang yang d ik i r imnya

dengan surat daf tar muatan sebaga imana contoh d i bawah in i .

Page 55: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

49

BAB XI

KEWAJIBAN PENGANGKUT

Pengangkut atau operator angkutan a lat berat memi l ik i kewaj iban yang harus d ipenuhi ya i tu : a . Melengkapi set iap kendaraan pengangkut dengan

pera latan dan per lengkapan yang sesua i dengan jen is muatan yang d iangkut;

b . Melengkapi awak kendaraan (pengemudi dan pembantu pengemudi) dengan per lengkapan sesua i dengan jen is pe layanan angkutan barang yang d i laksanakan;

c . Melaksanakan pengangkutan sesuai tata cara pengangkutan yang d i tentukan;

d. Melaporkan set iap bu lan rea l i sas i pengangkutan barang kepada Pejabat yang member ikan Surat Persetujuan Pengangkutan;

e . Member ikan pertanggungjawaban apabi la ter jad i kerusakan ja lan, jembatan dan gangguan l ingkungan d i sek i tarnya yang d iak ibatkan pengoperas ian kendaraan pengangkut barang;

f . Mengembal ikan Surat Persetujuan sete lah pengangkutan se lesa i d i laksanakan;

g. Memperbaharu i Surat Persetujuan Pengangkutan se lambat- lambatnya 14 (empat be las) har i ker ja sebe lum masa ber lakunya berakhi r .

Page 56: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

50

BAB XII

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN a . Dalam rangka pen ingkatan kua l i tas pe layanan serta

keter t iban dan ke lancaran angkutan d i ja lan, secara per iodik d i lakukan pengawasan dan pengendal ian angkutan a lat berat d i ja lan.

b . Pengendal ian dan pengawasan sebaga imana tersebut d i

atas , d i lakukan o leh petugas yang memenuhi persyaratan sebaga i ber ikut :

1 . Pegawai Neger i S ip i l sekurang-kurangnya berpangkat

Pengatur Muda T ingkat I (I I /b); 2 . mempunyai pengalaman ker ja min imal 2 (dua) tahun

d ib idang angkutan ja lan; 3 . memi l ik i daftar prestas i pen i la ian pegawai ba ik; 4 . berbadan sehat; 5 . petugas berpaka ian seragam dan menggunakan

ident i tas lengkap. c . Pengawasan dan pengenda l ian sebaga imana tersebut d i

atas , d i lakukan di termina l - termina l angkutan barang atau ruas-ruas ja lan ter tentu atau tempat- tempat ter tentu yang t idak mengganggu kese lamatan, keter t iban dan ke lancaran la lu l in tas d i ja lan.

d . Apabi la da lam melakukan pengawasan dan pengendal ian

d i temukan pe langgaran, petugas pengawasan dan pengendal ian sebagaimana d imaksud da lam ayat (2) waj ib melaporkan kepada Peny id ik Pegawai Neger i S ip i l .

e . Pengawasan dan pengenda l ian sebaga imana tersebut d i

a tas , d i lakukan secara rut in (har ian) o leh Bupat i /Wal ikota, da lam ha l in i D inas Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

f . Has i l pengawasan dan pengendal ian sebagaimana

d imaksud d i a tas , d igunakan sebagai bahan eva luas i .

Page 57: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

51

g. Dalam ha l has i l eva luas i , menunjukan kecenderungan peningkatan pe langgaran terhadap angkutan yang iz innya d i terb i tkan o leh Gubernur, D inas Prop ins i yang bersangkutan dapat melakukan pengawasan dan pengenda l ian secara langsung.

h . Dalam ha l has i l eva luas i , menunjukan kecenderungan

peningkatan pe langgaran terhadap angkutan yang iz innya d i terb i tkan o leh Direktur Jendera l , D i rektorat Jendera l Perhubungan Darat dapat melakukan pengawasan dan pengenda l ian secara langsung.

i . Apabi la terdapat indikas i pen ingkatan pe langgaran

d ib idang la lu l in tas dan angkutan barang d i ja lan walaupun tanpa ada laporan eva luas i dar i Prop ins i dan Kabupaten/Kota, D irektorat Jendera l Perhubungan Darat dapat melakukan pengawasan dan pengenda l ian secara langsung.

j . Dalam ha l pengangkutan barang mengalami penurunan

kual i tas dan kuant i tas da lam penyediaan angkutan, maka pejabat yang menerb i tkan surat persetujuan pengangkutan melakukan eva luas i k iner ja angkutan a lat berat d i ja lan.

Page 58: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

52

BAB XIII

SANKSI ADMINISTRATIF

a. Pengangkut yang t idak mematuhi ta ta cara pengangkutan

dan kewaj iban sebagaimannya, dapat d ikenakan sanks i p idana dan/atau sanks i admin is t rat i f .

b . Sanks i p idana sebagaimana tersebut d i atas , d ikenakan

sesuai ketentuan perundang-undangan yang ber laku. c . Sanks i admin is t rat i f sebaga imana tersebut d i atas ,

berupa per ingatan, pembekuan surat persetujuan, dan pencabutan surat persetujuan.

Page 59: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

53

BAB XIV

SISTEM INFORMASI MANJEMEN PERIZINAN ANGKUTAN

a. Pejabat yang menert ibkan iz in usaha angkutan dan/atau surat persetujuan pengangkutan a lat berat , waj ib menyelenggarakan s is tem informas i manajemen angkutan a lat berat ;

b . Sis tem informas i sebagaimana d imaksud d i atas ,

merupakan keg iatan pengumpulan dan pengolahan data per iz inan angkutan dar i laporan yang d isampaikan o leh pengangkut dan/atau pemi l ik dan/atau penanggung jawab barang sebaga i bahan pert imbangan untuk perencanaan angkutan a lat berat , pengaturan operas iona l angkutan umum, ser ta pengawasan dan pengenda l ian perusahaan angkutan.

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

Ir. ISKANDAR ABUBAKAR, MSc.

Page 60: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

54

PERHATIAN UMUM SEBELUM MELAKUKAN PENGANGKUTAN

• Lakukan pemer iksaan berat muatan yang akan d iangkut .

• Past ikan bahwa kendaraan mampu mengangkut sesua i ukuran dan jen is muatan.

• Ingat bahwa ukuran, jen is dan berat muatan akan mempengaruh i kemampuan kendaraan.

• Lakukan pemer iksaan muatan sebe lum ja lan, termasuk saat muatan di tambah maupun d ikurangi .

• Ingat bahwa pos is i muatan dapat bergeser se lama per ja lanan yang menyebabkan ta l i mengendur.

• Lakukan pemer iksaan muatan secara teratur se lama per ja lanan maupun saat sete lah ter jad i pengereman mendadak atau saat sete lah t iba- t iba mengubah arah.

• Past ikan bahwa s is tem kese lamatan yang ada te lah d i laksanakan dan d i ikut i prosedurnya secara tepat ket ika memuat dan membongkar muatan kendaraan

• JANGAN sampai kendaraan dan as roda ke leb ihan beban.

• JANGAN memuat kendaraan ter la lu t ingg i .

• JANGAN kurangi muatan d i s teered ax le dengan menempatkan muatan ter la lu jauh ke be lakang.

• JANGAN ja lankan kendaraan dengan set iap bagian muatan t idak ter tahan.

• JANGAN na ik i kendaraan atau muatan kecua l i ka lau sangat pent ing dan a lat akses yang aman.

• JANGAN ambi l set iap kesempatan, ada ha l -ha l yang leb ih ba ik untuk d i lakukan dar ipada mengalami kece lakaan.

Page 61: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

55

i

ISTILAH DAN DEFINISI

Baulking : L ihat “b lock ing”

Bolster : Ganja l yang keras b iasanya d igunakan untuk mengganja l log.

Blocking : Bahan, b iasanya kayu, d i le takkan antara muatan dan st ruktur kendaraan, d igunakan untuk mencegah pergerakan muatan.

Chock : Ba lok, miasanya berbentuk baj i , d igunakan untuk mencegah pergerakan muatan.

Dunnage : Pack ng yang d i le takkan antara a las muatan dan permukaan p lat form (bak kendaraan) . L ihat juga ‘b lock ing”

Frai l : Rangka untuk menahan terpa lan kaca se lama pengangkutan.

Lashings : A lat pengikat , ranta i , kabe l , ta l i a tau webbing yang d igunakan untuk menahan / mengenda l ikan muatan.

Load Binder : Alat yang terpasang pada rantai atau lashing yang digunakan untuk mempererat (tegangan) pengendalian. Kekuatan penguncian over-center juga termasuk.

Rave : Re l atau kerangka (permanen atau b isa d ibuka) d i tambahkan pada s is i p lat form muatan untuk meningkatkan kapas i tas muatan (greedy board).

Scotch : Baj i , ba lok, atau ganja l yang d igunakan untuk menahan roda, s i l inder atau tong.

Shackle : Mata ranta i kopel ing logam yang d i rapatkan dengan grendel kunc i , yang b isa d igunakan untuk menghubungkan ranta i ke anchor po int .

Shoring Bar : Ba lok yang memiku l muatan terbuat dar i kayu atau logam t iang penopang yang d igunakan untuk menahan atau memindahkan muatan dar i satu rangka, t iang, tempat , d ind ing ke la innya.

Page 62: PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ALAT BERAT …

56

Thimble : Metal liner, biasanya berbentuk bulat, dan lekuk dibagian luar yang cocok dengan mata tali untuk mencegah ‘gosokan’ dan untuk mendistribusikan berat.

Turnbuckle : Satu jen is kop l ing cocok antara u jung lash ing atau antara two lash ing. D igunakan terutama untuk menyesuaikan atau mengatur tegangan a lat pengikat ( ta l i . Turnbuck le terd ir i dar i satu ika l ( loop) atau s leeve dengan screw thread pada satu ujung dan k i l i -k i l i (swive l) d i u jung la in . Secara bergant ian turnbuck le memi l ik i in terna l screw theread d i mas ing-mas ing u jung.

Twist Lock : Alat pengunci yang dirancang untuk mempererat peti kemas dengan kendaraan yang akan mengangkutnya.