pedoman rs aman jilid 2

Upload: nahar-aziz

Post on 07-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    1/41

    PE DOMAN TEKNIS

    BANGUNAN R UMAH S AKIT Y ANG AM AN

    DALAM SITUAS I DARU RAT DA N BENC

    ANA ( DRAFT F INAL)

    DIREKTORAT JEN DERAL BINA UPAYA KESEHATAN

    K EMENTE RIAN KE SEHATA N REPUB LIK INDO NESIA

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    2/41

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    3/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    KA

    TA PENGANT

    AR

    Indonesia, letak geografi berada

    pada lempeng samudra hindia

    australia. Sehingga dampak

    negatif yang bisa terjadi adalah

    patahnya lempengan tersebut

    akibat pergeseran lapisan bumi

    yang disebut dengan istilah

    “sesar”. Akibat terjadinya patahan

    ini terjadilah bencana gempa, atau

    yang lebih dahsyat lagi disebut

    dengan tsunami.

    Indonesia, terdiri dari banyak

    gunung-gunung yang masih aktif,

    dimana sewaktu waktu dapat

    meletus dan akibat bencana ini

    mengancam jiwa terhadap

    manusia dan kerugian harta

    benda.

    Indonesia, terutama di kota-kota

    besarnya mempunyai sistem

    drainase yang kurang memadai,

    sehingga dengan terjadinya hujan

    lebat berdampak pada bencana

    banjir.

    ecerobohan manusia disertai

    bangunan dan prasarana yang

    kurang atau tidak memadai sesuai

    ketentuan yang berlaku juga

    dapat mengakibatkan terjadinya

    bencana kebakaran.

    !mpat kondisi tersebut di atas merupakan

    bentuk kondisi bencana dan situasi

    darurat yang harus dihadapi rumah sakit.

    “"umah Sakit” harus tetap kokoh berdiri

    dengan aman terhadap bentuk bencana

    apapun yang terjadi, dan rumah sakit

    harus tetap mampu melayani masyarakat

    dalam bidang kesehatan.

    #ntuk memberikan arahan terhadap

    pembangunan rumah sakit yang aman

    terhadap bencana dan kondisi darurat,

    ementerian esehatan menyusun buku

    “$edoman %eknis &angunan "umah Sakit

    yang aman dalam situasi darurat dan

    bencana”, dengan harapan dapat menjadi

    pedoman untuk pembangunan rumah

    sakit yang berada di daerah rawan

    bencana.

    &uku $edoman teknis ini juga merupakan

    salah satu petunjuk pelaksanaan dari sub

    bagian dari pasal '' ayat (g) tentang

    “petunjuk, standar dan sarana e*akuasi

    saat terjadi keadaan darurat” pada

    “$ersyaratan %eknis $rasarana "umah

    Sakit”, yang merupakan turunan dari

    #ndang-#ndang +o. %ahun /

    tentang “"umah Sakit”.

    &uku pedoman teknis ini merupakan

    bentuk “adopsi modifikasi” dari buku

    “Safe Hospitals in  Emergencies and 

    Disasters, Structural, Non Structural and 

    Function Indicators, yang diterbitkan oleh

    World Health Organization Regional 

    Office for the Western acific !""#,

    bersama Europian $ommision%

    0engan diterbitkannya buku ini semogabermanfaat bagi pembacanya.

    1akarta, September '

    i

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    4/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    DAFT

    ARISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR i

    DAFTAR ISI ii

    BAB I + KETENTUAN UMUM

    ,

    '.' 2atar &elakang '

    '. $enilaian elemahan

    &angunan "umah Sakit '

    '.3 Sasaran $engguna '

    '. %ujuan '

    '.4 &angunan 5enggunakan

    $edoman %eknis Ini

    '.6 "uang 2ingkup

    BAB II + PETUNJUKBANGUNAN DAN PRASARANARUMAH SAKIT YANG

    AMAN -

    .' $endahuluan 3

    . $etunjuk Struktur 7ang Aman

    #ntuk &angunan "umah Sakit 3

    .3 $etunjuk +on Struktur #ntukeamanan &angunan "umah Sakit

    4

    . $etunjuk 8ungsional #ntuk

    eselamatan 0i "umah Sakit '6

    BAB III+ RINGKASAN DAN

    KESIMPULAN ./

    KEPUSTAKAAN .0

    APENDIKS A,

    ii

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    5/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    PEDO

    MAN TEKNI

    S

    BANGUNAN RUMAHSAKIT

     YANGAMAN

    DALAMSITUASI

    DARURATDANBENCANA

    BAB 1 I + KETENTUANUMUM2

    1.1 La%a e'akan"

    WHO menganggap perlu untuk

    membangun rumah sakit yang

    aman, terutama pada situasi

    bencana dan keadaan darurat,

    yang mana rumah sakit tersebut

    harus mampu untuk

    menyelamatkan jiwa dan dapat

    terus menyediakan pelayanan

    kesehatan esensial bagi

    masyarakat. arenanya

    dibutuhkan kampanye untukmengurangi kerugian pada

    bangunan rumah sakit yang

    diakibatkan situasi darurat dan

    bencana.

    ampanye mengurangi kerugian

    diakibatkan bencana dimaksudkan untuk 9

    (1) melindungi jiwa pasien dan petugas

    kesehatan dengan memastikan

    ketahanan struktural dari fasilitas

    kesehatan:

    (2) memastikan bahwa akibat bencanadan kondisi darurat fasilitas

    kesehatan dan layanan kesehatan

    mampu tetap berfungsi: dan

    (3) meningkatkan kemampuan

    manajemen darurat dari petugas

    kesehatan dan instansi terkait.

    1.2 Pen'aan Ke'ema$anBan"#nan R#ma$ Sak%

    &angunan rumah sakit dan fasilitas

    kesehatan mempunyai peranan penting

    pada situasi terjadinya bencana dan

    keadaan darurat. Struktur bangunan

    rumah sakit harus tetap kokoh dan tetap

    dapat beroperasi pada kondisi tersebut.

    #ntuk memastikan bahwa bangunan

    rumah sakit dan fasilitas kesehatan dapat

    bertahan pada kondisi darurat dan

    bencana, penilaian terhadap

    kelemahannya sangat perlu. elemahantersebut mungkin dari sisi struktural

    (sistem beban &earing ), nonstruktural

    (elemen arsitektur, instalasi dan

    peralatan) dan sistem operasinya.

    1.3 Sa!aan Pen""#na3

    eselamatan bangunan rumah sakit

    dalam situasi darurat dan bencana

    ditujukan terutama untuk petugas yang

    memahami peran penting rumah sakitdan fasiltas perawatan kesehatan selama

    situasi darurat dan bencana. $etugas

    dimaksud termasuk petugas administrasi

    dan manager sebagai pengguna utama

    dari pedoman teknis ini, pengunjung dan

    pasien sebagai klien yang harus

    diprioritaskan keselamatannya.

    1.4 T#4#an2

    $edoman %eknis ini bertujuan dapatmenjadi panduan dan acuan untuk 9

    (1) menilai kelemahan struktural,

    nonstruktural dan fungsional

    bangunan rumah sakit dan fasilitas

    kesehatan yang ada:

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    6/41

    '

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    7/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    (2) memberikan saran dalam

    membangun rumah sakit

    dan fasilitas kesehatan baru

    yang mampu bertahan

    dalam kondisi darurat dan

    bencana: dan

    (3) memeriksa rencana reno*asi

    dan retrofit dari bangunan

    rumah sakit dan fasilitas

    kesehatan untuk

    memastikan ketahanan,

    keselamatan dan

    keberlangsungan operasi

    selama keadaan darurat dan

    bencana.

    1.5 Ba"amanamen""#nakan5edoman %ekn! n2

    1.5.1 "umah sakit yang ingin

    menggunakan pedoman teknis ini

    harus memahami bangunan,

    persyaratan teknis struktur,

    persyaratan teknis sistem proteksi

    kebakaran, persyaratan tekniskelistrikan, dan pedoman teknis

    lainnya yang terkait dengan

    struktur, fungsi rumah sakit dan

    fasilitas kesehatan.

    1.5.2 #ntuk memastikan rumah

    sakit dapat menerapkan pedoman

    ini sesuai dengan kebutuhannya,

    daftar acuan disediakan diakhir 

    pedoman ini untuk memberikan

    tambahan informasi untukpembaca.

    1.5.3 "umah sakit juga

    diharapkan membentuk kelompok

    kerja teknis yang dapat meninjau

    ulang petunjuk-petunjuk yang ada

    dalam daftar apakah masih

    berlaku atau perlu diperbaiki

    sesuai ketentuan bangunan rumah

    sakit itu sendiri. elompok ini

    dapat terdiri dari koordinator kesehatan darurat rumah sakit,

    arsitek, insinyur, petugas

    keamanan dan petugas

    administrasi.

    1.5.4 $edoman teknis ini menjelaskan

    berbagai petunjuk dan penjelasannya.

    $enjelasan-penjelasan disampaikan

    sebelum daftar petunjuk penggunaan

    pedoman teknis ini. 0iharapkan

    penjelasan yang disampaikan dibaca

    dengan hati-hati untuk memastikanbahwa petunjuk dipahami secara jelas.

    1.5.5 $edoman teknis ini tidak

    dimaksudkan untuk dibandingkan dengan

    peraturan-peraturan lokal. Sebaliknya,

    pedoman ini digunakan sebagai penilaian

    internal untuk memperbaiki struktur dan

    fungsi bangunan rumah sakit dan fasilitas

    kesehatan untuk kesiapan tanggap

    darurat.

    1.5.6 &eberapa petunjuk mungkin

    perlu disesuaikan dengan peraturan lokal.

    #ntuk contoh, pedoman tentang

    peralatan, pengobatan;tindakan, protokol

    dan ketentuan darurat harus didasarkan

    pada jenis;kelas rumah sakit dan

    mengikuti peraturan pemerintah yang

    berlaku. $erbaikan dapat dilakukan lebih

    lanjut terhadap pedoman teknis ini bila

    diperlukan.

    1.5.7 $etunjuk yang tercantum dalam

    pedoman ini perlu ditinjau dan diuji lebih

    lanjut untuk penerapannya di rumah sakit.

    1.5.8 $edoman ini tidak dimaksudkan

    untuk menjadi panduan mengajukan

    klaim dan hanya untuk memastikan

    keselamatan bangunan rumah sakit dan

    fasilitas kesehatan apabila terjadi

    keadaan darurat dan bencana.

    1.6 R#an" 'n"k#52

    "uang lingkup pedoman teknis inimeliputi 9

    (1) etentuan umum:

    (2) $etunjuk bangunan dan prasaranarumah sakit yang aman.

    (3) "ingkasan dan kesimpulan.

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    8/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    BAB 1 II + PETUNJUK

    BANGUNAN

    DAN

    PRASARANA

    RUMAH SAKIT

     YANG AMAN

    2.1 Penda$#'#an2

    2.1.1 Selama keadaan darurat

    dan bencana, rumah sakit dan

    fasilitas kesehatan lainnya harus

    tetap aman, mudah didatangi dan

    berfungsi pada kapasitas

    maksimum dalam usaha

    membantu keselamatan jiwa.

    2.1.2 "umah sakit harus terus

    menyediakan layanan penting

    seperti layanan medik, perawatan,

    laboratorium dan layanan

    kesehatan lainnya serta meresponpersyaratan-persyaratan yang

    berhubungan dengan keadaan

    darurat.

    2.1.3 &angunan rumah sakit

    yang aman harus tetap

    terorganisir dengan rencana

    kontigensi di tempat dan tenaga

    kesehatan terlatih untuk menjaga

     jaringan operasional.

    2.1.4 5embangun rumah sakit

    yang aman melibatkan banyak

    faktor pengetahuan yang

    berkontribusi terhadap kelemahan

    bangunan selama keadaan

    darurat atau bencana, seperti

    lokasi gedung, spesifikasi desain

    dan bahan yang digunakan serta

    memberikan kontribusi pada

    kemampuan bangunan rumah

    sakit dalam menahan untuk tidak

    runtuh apabila terjadi peristiwa

    alam yang merugikan.

    2.1.5 0engan munculnya

    keadaan darurat atau bencana,

    kerusakan elemen nonstruktural dapat

    memaksa rumah sakit menghentikan

    operasinya. eadaan ini memungkinkan

    timbulnya peningkatan kasus-kasus

    darurat yang membutuhkan rumah sakit.

    eadaan ini menjadi tantangan ketika

    petugas medis dan petugas pendukung juga terpengaruh, sehingga kapasitas

    respon rumah sakit menjadi terbatas.

    2.1.6 "umah sakit yang aman

    memerlukan *isi dan komitmen untuk

    memastikan bahwa rumah sakit berfungsi

    penuh, terutama selama keadaan darurat

    dan bencana. #ntuk itu perlu melibatkan

    berbagai sektor, seperti perencanaan

    pengoperasian rumah sakit, keuangan,

    pelayanan publik, arsitektur dan rekayasadalam menentukan kelemahan bangunan

    rumah sakit dan menangani

    perbaikannya.

    2.1.7 0esain dalam pembangunan

    rumah sakit dan fasilitas kesehatan harus

    mengikuti persyaratan teknis proteksi

    kebakaran, keselamatan dan langkah-

    langkah pengurangan risiko. elemahan

    fasilitas nonstruktural dan fungsional yang

    ada harus dikurangi.

    2.2 Pe%#n4#k !%#k%# &an"aman #n%#k an"#nan#ma$ !ak%2

    2.2.1 Um#m2

    2.2.1.1 !lemen-elemen struktur 

    bangunan rumah sakit dan fasilitas

    kesehatan seperti lokasi bangunan dan

    pertimbangan desain struktur pentinguntuk bangunan dalam menghadapi

    peristiwa yang merugikan.

    2.2.1.2 !lemen-elemen struktur harus

    sesuai dengan lokasi bangunan dan

    bahaya alam yang umum di lokasi itu.

    2.2.1.3 2etak dimana bangunan rumah

    sakit atau fasilitas kesehatan

    mengindikasikan adanya ancaman seperti

    banjir di lembah atau tanah longsor di

    sepanjang lereng harus dihindari.

    3

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    9/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    2.2.1.4 Identifikasi lokasi dan

    setiap potensi bahaya harus

    ditangani dengan langkah-langkah

    yang tepat untuk meminimalkan

    kerusakan struktur.

    2.2.1.5

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    10/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    2.2.3 De!an2

    2.2.3.1 &angunan rumah sakit

    memiliki bentuk yang sederhana

    dan simitris di kedua sumbu lateral

    dan longitudinal (misalnya persegiatau persegi panjang), sehingga

    tahan ketika mengalami gaya

    seperti yang ditimbulkan oleh

    gempa bumi.

    2.2.3.2 !lemen struktur  

    bangunan (pondasi, kolom, balok,

    lantai lembaran, gulungan) dan

    elemen nonstruktural

    diperhitungan sesuai dengan

    persyaratan untuk angin kencang(faktor penting angin ','4) dan

    gempa bumi (faktor penting

    seismik ',4)

    2.2.3.3 0inding kaca, pintu dan

     jendela mampu menahan

    kecepatan angin antara > 4

    km;jam.

    2.2.3.4 1umlah lantai bangunan

    (lantai) untuk rumah sakit danfasilitas kesehatan kurang dari

    lima, terutama di daerah yang

    rawan terhadap gempa.

    2.2.3.5 Sudut atap 3  >

    (optimal untuk menahan kekuatan

    angin) untuk bangunan di daerah

    rawan topan.

    2.2.4 S%#k%#2

    2.2.4.1 %idak ada keretakan padastruktur utama. eretakan kecil

    atau retak rambut harus diselidiki

    oleh tenaga ahli struktur yang

    kompeten dan diperbaiki di lokasi.

    2.2.4.2 Struktur dibangun denganbahan tahan api dan tidakberacun.

    2.2.4.3 Struktur dibangun dengan

    kompetensi teknis yang memadai.Inspeksi dan kontrol mutu

    bangunan dilaksanakan dengan tepat.

    2.2.4.4 2emari, rak, peranti, peralatan,diangkur dengan benar

    2.2.4.5 "am berada pada area yang

    tepat untuk pergerakan tempat tidur 

    pasien dan untuk digunakan penyandangcacat.

    2.2.5 Pe6nan2

    2.2.5.1 2engkapi set gambar konstruksi

    sesuai yang dibangun dan selalu tersedia

    bila diperlukan.

    2.2.5.2 2engkapi I=in 5endirikan

    &angunan (I5&) yang diperlukan dan I=in

    $enggunaan &angunan (I$&) atau

    Sertifikat 2aik 8ungsi (S28).

    2.2.5.3 Selama konstruksi, bahan

    konstruksi secara menyeluruh diperiksa

    dan dikontrol mutunya oleh tenaga ahli

    yang kompeten.

    2.2.5.4 $erubahan bangunan dilakukan

    dengan meninjau; memperhatikan

    rencana asli bangunan dan dilakukan

    bersama tenaga ahli yang kompetent.

    2.3 Pe%#n4#k Non S%#k%# #n%#k KeamananBan"#nan R#ma$ Sak%

    2.3.1 Um#m2

    .2-2,2, !lemen non struktural termasuk

    elemen-elemen arsitektur (seperti langit-

    langit,   jendela dan pintu), peralatan

    medik, peralatan laboratorium, jalur 

    penyelamatan jiwa (mekanikal, listrik daninstalasi pipa), keselamatan dan masalah

    keamanan. !lemen ini penting untuk

    beroperasinya rumah sakit dan fasilitas

    kesehatan. 1ika rusak, maka rumah sakit

    menjadi tidak berfungsi dan dapat

    menyebabkan kecelakaan fisik pada

    pasien dan petugas.

    4

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    11/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    2.3.1.2 $ertimbangan dasar 

    mengenai elemen arsitektur, mirip

    dengan petunjuk struktur, yaitu

    struktur bangunan harus dapat

    menahan setiap tegangan fisik

    yang disebabkan oleh bahaya

    alam seperti topan, banjir, tanah

    longsor dan gempa bumi.

    2.3.1.3 "umah sakit setiap saatharus memiliki dan selalutersedia 9

    (1) gambar perencanaan

    (design dra'ing  )

    pembangunan yang disetujui

    dan menunjukkan bahwabangunan telah dirancang

    oleh arsitek profesional dan

    tenaga ahli teknik yang akan

    bertanggung jawab atas

    integritas bangunan disemua

    aspek arsitektur dan teknik:

    (2) gambar terpasang (as &uilt 

    dra'ing ) bangunan yang

    menunjukkan seluruh denah,

    potongan, instalasi yangtelah terpasang, serta

    petunjuk (manual ) untuk

    pengoperasian dan

    pemeliharaan.

    (3) pembaharuan gambar 

    terpasang atau catatan

    reno*asi dan referensi

    dokumen untuk perubahan

    hasil desain dan reno*asi:

    dan

    (4) i=in bangunan yang

    mengesahkan kepatuhan

    bangunan dengan

    persyaratan teknis

    bangunan dan hukum yang

    berlaku dan menunjukkan

    bahwa di dalam kondisi yang

    sesuai untuk hunian.

    .2-2,27 $ertimbangan yangberkaitan dengan peralatan dan

    keselamatan jiwa difokuskan pada

    lokasi dan apakah peralatan

    tersebut telah diangkur;dipasang

    dengan benar. Adanya peralatan

    berat atau mesin dapat merubah

    integritas struktur bangunan.

    $eralatan seperti ini jangan ditempatkan

    di lantai atas atau di lantai yang

    strukturnya lemah, karena dapat

    mengakibatkan runtuhnya struktur, seperti

    misalnya dengan sedikit gerakan yangdisebabkan oleh gempa bumi atau

    keausan normal bangunan selama

    bertahun-tahun.

    $eralatan dan mesin yang berat juga

    harus diangkur ke elemen struktur 

    bangunan atau pada pondasinya.

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    12/41

    dan publik.

    .2-2,29 eamanan bangunan dan

    keselamatan umum dari semua

    pasien dan petugas dalam rumah

    sakit dan fasilitas kesehatan juga

    harus ditangani.

    6

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    13/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    2.3.2 Dok#menan"#nan:"ama:5e en*anaan2

    2.3.2.1 $ersetujuan rencana

    pembangunan, spesifikasi teknis,perhitungan struktural, ditanda

    tangani dan disegel oleh ahli

    profesional yang tepat dan

    diserahkan dan disetujui oleh

    petugas resmi pemerintah daerah.

    2.3.2.2 ?ambar terpasang

    ditugaskan oleh pemilik ke

    kontraktor dan disiapkan oleh

    arsitek dan ahli teknik profesional.

    2.2.3.3 ?ambar terpasang yangterbaru.

    2.2.3.4 I=in $enggunaan&angunan (I$&) atauSertifikat 2aik 8ungsi(S28).

    2.3.3 E'emen a!%ek%#3

    .2-2-2, Ke!e'ama%an 5ada a%a52

    (1) atap dirancang tahanterhadap kecepatan angin

    '@4 > 4 kph dalam area

    rawan topan.

    (2) seluruh bahan atapterpasang dengan aman,dilas, dikeling atau disemen.

    (3) sistem drainase atapmempunyai kapasitas yangcukup dan dirawat dengan

    benar.

    (4) atap kedap bocor, diinsulasidan kedap suara.

    .2-2-2. Ke!e'ama%an 5ada'an"%1'an"%2

    (1) langit-langit dari beton harustidak retak dan tidak bocor.

    (2) penurunan langit-langit yangdibuat dari bahan selain

    beton, dipasang denganaman.

    (3) bahan langit-langit seperti

    papan fibre semen,

    fibreglass, papan gipsum

    akustik, bahan kayu, dilapis atau

    diolah dengan cat tahan api.

    (4) langit-langit lurus atau armatur lampu dipasang dengan benar danditunjang (support )

    (5) 2engkungan kebawah, balkon atau

    emperan, bebas dari keretakan

    struktur dan plester semen yang

     jatuh.

    .2-2-2- Ke!e'ama%an 5ada 5n%# ma!#kdan 5n%#15n%#2

    (1) bahan pintu tahan terhadap angindan api.

    (2) pintu-pintu terpasang erat ke tiangpintu.

    (3) pintu-pintu di ruang yang jumlah

    orangnya kurang dari 4 harus

    mempunyai lebar pintu sekurang-

    kurangnya '' cm: pintu-pintu di

    ruang yang jumlah orangnya lebih

    dari 4 orang (ruang konfrensi,

    ruang fungsional) harus mempunyai

    lebar pintu sekurang-kurangnya '

    cm, pintu yang letaknya jauh satu

    sama lain harus membuka keluar.

    (4) pintu utama menggunakan pintuganda, pintu kamar mandimembuka keluar

    (5) pintu eksit kebakaran tahan api,

    terbuka keluar, dengan perangkat

    menutup sendiri dan dilengkapi

    batang panik.

    (6) pintu partisi asap diletakkan

    sepanjang lorong dan koridor, harus

    dua pintu ayun pada setiap

    kelompok ruangan atau bagian

    untuk kompartemenisasi.

    (7) pintu yang digerakkan dengan daya

    listrik dapat dioperasikan secara

    manual ke ruangan yang dibolehkan

    pada peristiwa kegagalan daya

    listrik.

    (8) pintu otomatik dapat dijalankan

    secara manual.

    @

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    14/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    (9) ruangan seperti ruang

    operasi, unit perawatan

    intensif, ruang pemulihan,

    ruang melahirkan, ruangan

    sebelum melahirkan, ruang

    isolasi, dan area steril

    mempunyai pintu yang

    menutup secara manual.

    (10) bangunan tinggi, tangga

    eksit *ertikal bagian dalam

    bangunan mempunyai eksit

    kebakaran bertekanan atau

    eksit kebakaran kedap asap

    yang sesuai disekat

    terhadap asap, panas dan

    api.

    (11) kunci yang dipasang di

    ruang tidur dapat dikunci

    hanya dari koridor untuk

    memungkinkan eksit dari

    ruangan dengan

    mengoperasikan secara

    sederhana tanpa sebuah

    kunci.

    (12) pintu yang dirancang untukselalu tertutup sebagai jalan

    keluar, seperti pintu tangga

    atau eksit hori=ontal,

    dilengkapi dengan

    mekanisme menutup sendiri

    yang handal.

    (13) sebuah pintu yang dirancang

    untuk selalu tertutup harus

    diberi tanda seperti 9 !SI%!&AA"A+, $I+%#

    0I1A?A %!"%#%#$.

    .2-2-27 Ke!e'ama%an 4ende'adan %a '#a 4ende'a (shutter )2

    (1)  jendela mempunyai alatproteksi angin dan matahari.

    (2)  jendela memiliki fitur untuk

    mengamankan keselamatan

    pasien (misalnya kisi-kisi,pagar) yang juga disediakan

    dengan eksit kebakaran dan sistem

    proteksi kebakaran.

    (3)  jendela kedap kebocoran

    (4) &ukaan jendela harus aman darikemungkinan orang meloncatkeluar.

    .2-2-28 Ke!e'ama%an dndn" 3 5ema"dan 5a%!

    (1) 0inding luar memenuhi tingkatketahanan api (dua) jam.

    (2) $artisi ruangan dibuat dari materialkonstruksi tahan api.

    (3) ompartemen antara plat lantai ke

    plat lantai tertutup (lantai ke lantai)

    dan dinding ke dinding tahan api.(4) "uangan dapat dibagi lagi asalkan

    susunannya memungkinkan untuk

    langsung dan secara *isual konstan

    disuper*isi oleh petugas perawatan

    .2-2-29 Ke!e'ama%an e'emen ek!%eo (cornices, ornament, faç 

    (') !lemen eksterior dipasang kuat ke dinding.

    () $enggantung armatur lampu diangkur dengan benar.

    (3) awat listrik dan kabel dipasang dengan benar dan dikencan

    .2-2-2/ Ke!e'ama%an 5en#%#5 'an%a2

    (1) 5aterial lantai anti slip tanpa celah-

    celah dalam seluruh area layanan

    dan klinik dan bahan lantai mudah

    dibersihkan dalam semua area non

    klinik lainnya.

    (2) Slab lantai beton diperkuat.

    (3) 8inis interior dengan sistem tahan

    terhadap api.

    (4) 8inis interior dinding dan langit-

    langit pada setiap ruangan atau

    eksit harus “elas A” sesuai dengan

    “ara pengujian karakteristik

    terbakarnya permukaan dari

    material bangunan”.

    B

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    15/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    (5) 5aterial finis lantai “elas A”

    atau “elas &” seluruh

    rumah sakit, panti jompo,

    perumahan atau fasilitas

    penyandang cacat.

    2.3.4 Fa!'%a! 4a'#  ke!e'ama%an 4;a2

    .2-272, S!%em ke'!%kan2

    (1) ?enerator darurat

    mempunyai kapasitas

    memenuhi kebutuhan

    prioritas rumah sakit

    (ketentuan untuk sistem

    cadangan kelistrikan,termasuk untuk ruang

    operasi, perawatan intensif 

    dan lorong).

    (2) Coltase distribusi yang lebih

    tinggi, seperti sistem

    3B;C-3 phase, kawat

    dipertimbangkan terhadap

    biaya awal rendah dan nilai

    tambah yang lebih besar 

    untuk effisiensi jangkapanjang.

    (3) "umah generator atau

    rumah sumber daya (o'er 

    House) di proteksi dari

    bencana alam dan bencana

    yang dibuat manusia: dibuat

    dari beton yang diperkuat:

    ketinggian lantainya lebih

    tinggi dari tanah.

    (4) ?enerator dan peralatan

    lainnya yang bergetar harus

    dipasang dengan pengikat

    (bracket) khusus yang

    memungkinkan gerakan

    tetapi mencegahnya dari

    terjungkir.

    (5) mempunyai generator yang

    tidak berisik dan tidak

    bergetar: sistem buangan

    harus dibuat dalam bentuk

    silencer jenis kritis, atau

    kualitas rumah sakit dan unit

    dilengkapi dengan isolator 

    getaran jika generator 

    berada di dalam bangunan.

    (6) generator dilengkapi dengansakelar pemindah otomatis.

    (7) menggunakan sistem pendingin

    transformer yang tidak mudah

    terbakar (yaitu jenis kering, resinepoDy atau minyak silikon atau

    minyak temperatur tinggi)

    (8) menggunakan sistem proteksi bio

    (&$S), kawat mempunyai sertifikat

    standar, lebih disukai dengan

    insulasi thermoplastik nilon tahan

    panas tinggi dan kabel dipasang

    erat dan dikencangkan pada

    pemutus arus (&) atau sakelar 

    atau pengaman kawat.

    (9) $emutus beban, kontaktor 

    magnetic, pengaman lebur, atau

    sakelar tanpa pengaman lebur yang

    terpasang dalam panel control

    harus terproteksi.

    (10) 0alam kamar mandi dan dalam

    area basah atau lembab, kotak

    kontak harus dilengkapi dengan

    pemutus kegagalan sirkitpembumian (?$AS E ?awai

    $roteksi Arus Sisa).

    (11) kotak kontak (stop kontak, outlet)dilengkapi dengan kutuppembumian.

    (12) bagian-bagian metalik dari sistem

    elektrikal yang bukan konduit arus,

    dibumikan dengan benar, termasuk

    penutup elektrikal, kotak, selokan,

    duct dan tray.

    (13) panel kontrol diproteksi, sakelar 

    pemutus arus dan kabel mengikuti

    standar S+I 4-,

    $ersyaratan #mum Instalasi 2istrik

    dan diproteksi dengan electrical

    surge suppressor.

    (14) semua sistem elektrikal dan

    ruangan-ruangan diproteksi dengan

    unit pemadam api kimia ringan.

    (15) sistem ducting - poly*inyl chloride

    ($C) untuk daya dan

    pencahayaan: konduit baja kaku

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    16/41

    atau konduit metal

    menengah untuk sistem

    deteksi dan alarm: $C

    untuk telepon, intekom,

    %C, kabel %C, jaringan

    data komputer.

    /

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    17/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    (16) menggunakan pencahayaan

    fluorecent kompak hemat

    energi dan tabung merkuri

    tanpa merkuri.

    (17) pencahayaan yang cukupdalam seluruh area rumahsakit, termasuk halaman.

    (18) sistem listrik ekterior dipasang dibawah tanah.

    (19) listrik fungsional dan lampudarurat dengan baterecadangan dalam seluruharea ktiris.

    (20) luminus (armatur) lampu

    eksit dengan baterecadangan.

    .2-272. S!%em kom#nka!2

    (1) antena dan batang terminalproteksi petir dijepit danditumpu untuk keselamatan.

    (2) terminal proteksi petir dengan fitur proaktif  operasional lebih disukai.

    (3) dilengkapi dengan proteksipetir.

    (4) radio mempunyai sumber arus listrik cadangan(batere).

    (5) tersedia sistem komunikasicadangan.

    (6) peralatan komunikasi dankabel dipasang denganangkur dan penjepit.

    (7) sistem alarm yang secara

    otomatis mengirimkan alarm

    ke pos kebakaran terdekat

    atau seperti bantuan dari

    luar lain tersedia.

    (8) Sistem komunikasi di luar bangunan dipasang dibawahtanah

    .2-272- S!%em 5a!okan a2

    (1) untuk kebutuhan rumah

    sakit, tangki penyimpan air 

    mempunyai cadangan yang cukup

    minimal (tiga) hari setiap waktu.

    (2) tangki penyimpanan air lokasi danpemasangannya aman.

    (3) sumber air pengganti tersedia

    (contoh air sumur dalam, air dari$0A5, mobil tangki penyimpan air 

    atau truk kebakaran).

    (4) menggunakan pipa yang las untukmencegah patah dan bocor.

    (5) sistem distribusi air (katup, pipa,

    sambungan) bebas dari kebocoran

    dan =at berbahaya.

    (6) pipa tegak basah harus

    mengalirkan tidak kurang '3 liter air per menit dengan tekanan sisa

    tidak kurang dari ',B kg per cm

    pada setiap dua () kran (outlet)

    yang mengalir serempak dalam

    waktu 3 menit.

    .2-2727 S!%em Ga! Medk2

    (1) gas medik disimpan dengan benar 

    dan dipasang dalam area

    ber*entilasi cukup area

    penyimpanan dengankompartemen.

    (2) lokasi yang benar dan aman untukpenyimpanan gas medik.

    (3) untuk penggunaan di rumah sakit

    gas medik harus dalam pipa,

    minimum penyimpanan selama

    minimum @ (tujuh) hari.

    (4) untuk rumah sakit yang

    menggunakan silinder indi*idual,

    penyimpanan minimum untuk 3

    (tiga) hari.

    (5) tangki mempunyai segel (seal ) utuhdan aman dari pemasok.

    (6) pipa gas medik yang dipasang didinding dilengkapi denganpenyangga pipa.

    '

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    18/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    (7) angkur dilengkapi untuktangki, silinder, danperalatan terkait.

    (8) keselamatan sistemdistribusi gas medik (katup,

    pipa dan sambungan)terjamin.

    (9) alat ukur fungsional danfiting.

    (10) menggunakan pipa standar (kedap api, kedap air)

    (11) sambungan pipa tidak bolehdipertukarkan.

    (12) melakukan prosedur 

    pengujian secara regular.

    (13) dengan katup penutup =ona

    dalam kasus kebocoran

    (contoh di dalam kasus

    kebakaran pada kompleks

    ruang operasi, katup =ona

    dapat menutup).

    (14) tangki cadangan oksigentersedia dalam kasus

    e*akuasi pasien darurat.

    (15) gas industri diletakkan di

    luar bangunan dan

    dilengkapi dengan

    pengaman penutup otomatis

    (contoh 2$?).

    (16) apabila aktifitas atau

    mungkin penyimpanan

    melibatkan bahaya ledakan,

    *entilasi ledakan ke luar bangunan harus dilengkapi

    dengan kaca tipis atau

    *entilasi lain yang disetujui.

    (17) semua konstruksi yang

    secara aktif terlibat

    pengoperasian yang

    berbahaya harus

    mempunyai tingkat

    ketahanan api ' (satu) jam

    dan bukaan antara setiapbangunan dan ruangan-

    ruangan atau ruang tertutup

    untuk pengoperasian yang

    berbahaya harus diproteksi dengan

    pintu kebakaran yang menutup

    sendiri atau otomatik.

    .2-2728 S!%em Pemadam Keakaan

    (1) sistem alarm, deteksi dan

    pemadaman harus dihubungkan

    dengan sistem alarm kebakaran

    otomatis, sistem deteksi panas

    dan;atau sistem pemadam

    kebakaran otomatik.

    (2) sistem alarm kebakaran dapatdioperasikan secara manual danotomatis.

    (3) sistem alarm kebakaran di monitor 

    oleh pos pemadam kebakaran atau

    agen monitor yang terakreditasi.

    (4) deteksi panas dan asap dipasang di

    koridor rumah sakit, panti jompo,

    dan fasilitas penyandang cacat.

    (5) detektor asap harus tidak dipasang

    terlalu jauh dari / (sembilan) meter 

    dari titik pusatnya dan lebih dari

    (empat) dan 6 (enam) sampai '

    meter dari setiap dinding.

    (6) menggunakan =at pemadaman

    yang ramah lingkungan, effektif dan

    kerusakan yang diakibatkannya

    kecil.

    (7) setiap ruangan dilengkapi denganalat pemadam api ringan.

    (8) direkomendasikan alat pemadam

    api ringan: untuk peralatan elektrikal

    dan elektronik menggunakan

    carbon dioksida, untuk layananumum menggunakan alat pemadam

    api ringan jenis A&.

    (9) dengan pipa tegak basah lengkapdengan perlengkapannya.

    (10) mempunyai program keselamatan

    terhadap kebakaran dengan

    mengutamakan sebagai berikut 9

    ''

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    19/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    (1) di organisasi oleh

    dinas kebakaran yang

    melakukan seminar,

    pelatihan pemadaman

    api, pelatihan e*akuasi

    dalam situasi

    kebakaran, pelatihan

    pada saat terjadinya

    gempa bumi,

    (2) melakukan pelatihanpemadaman api dane*akuasi pada situasikebakaran.

    (3) melakukan

    penanggulangankebakaran, latihan

    pencegahan dan

    pemadaman

    kebakaran.

    (4) tersedia peralatanpemadam kebakaran.

    (5) pemeliharaanpencegahan dariperalatan pemadam

    kebakaran.

    (6) tersedia gambar eksit

    kebakaran dan gambar 

    ketentuan e*akuasi

    melalui eksit

    kebakaran di tempat

    yang menyolok pada

    setiap tingkat lantai.

    2.3.4.6 S!%em Ek!% Da#a%

    (1) lantai balok dari jalan keluar 

    diterangi pada semua titik

    termasuk sudut dan

    persimpangan dari koridor 

    dan lorong, bordes tangga

    dan pintu eksit dengan

    lampu yang mempunyai

    lumen minimal ,' lumen

    per cm.

    (2) sumber pencahayaanmudah diakses dan andal,seperti layanan listrik $2+.

    (3) fasilitas pencahayaan

    darurat dijaga dengan

    tingkat iluminasi tertentu

    pada kejadian kegagalan

    pencahayaan normal untuk jangka

    waktu sekurang-kurangnya ' jam.

    (4) tanda arah “!SI%” diterangi,

    dengan warna khusus, dengan

    sumber yang andal, ,4 lumen

    per cm.

    (5) tinggi huruf dari tanda arah '4 cm

    dengan huruf yang menonjol

    dengan lebar tidak kurang dari '/

    mm.

    (6) lengkapi luminous (armature)

    penunjuk arah eksit pada dinding

    dan diletakkan 3 cm atau lebih

    lebih rendah dari permukaan lantai.

    .2-272/ S!%em Pemana!3

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    20/41

    '

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    21/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    (2) peralatan pada troli beroda

    harus mempunyai sistem

    angkur yang tepat

    menggunakan kait dan

    rantai dan dapat dipasang

    pada tempat tidur atau

    dinding (!?, monitor,

    suction unit, *entilator,

    incubator, &lood pressure

    monitor, peralatan

    resusitasi).

    (3) lampu-lampu, peralatan

    untuk anestesi dan meja

    bedah terpasang dengan

    aman dan roda meja dikunci..2-282. Pea'a%an Rado'o" dan5ea'a%an 5en#n4an" 'ann&a2

    (1) peralatan yang berat dan

    bergerak diangkur atau

    dibaut pada lantai (contoh

    mesin F-"ay), atau ke

    dinding (tabung F-"ay).

    (2) tersedia rangka baja untuk

    pemasangan peralatan(contoh unit F-ray, %

    Scanner, 5"I Scanner).

    (3) ruangan cukup terlindung(proteksi terhadap radiasi,frekuensi radio, medanmagnit).

    (4) ruangan ber A dilengkapidengan kontrol humidity.

    (5) bebas dari banjir.

    (6) kotak kontak listrik yangdipasang pada dinding dansistem pembumiannyaaman.

    (7) pemisahan danpenyimpanan materialberbahaya dan kimiabenar;tepat.

    (8) pasokan air, sistem

    plambing dan drainase, baik..2-282- Pea'a%an 'aoa%o#mdan 5en#n4an" 'ann&a2

    (1) persediaan dan isi

    laboratorium disimpan dalam

    lemari dan rak-rak (contoh lemari

    dipasang ke dinding dan pengikat

    rak).

    (2) lantai-lantai tanpa celah, ubin di

    grout (mortar atau pasta untuk

    mengisi celah) dan lapisan dijaga

    secara regular.

    (3) *entilasi, air conditioning danhumiditi terkontrol dengan baik.

    (4) pemberian kode warna untukpemisahan keranjang buanganyang benar.

    (5) pasokan air, drainase dan sistemplambing, baik.

    (6) pemasangan instalasi listrik dankotak kontak aman,

    (7) penyimpanan reagent dan kultur organisme;media aman,

    (8) tersedia area dekontaminasistandar (tetap;bergerak).

    (9) buangan air bekas ke instalasipengolahan air limbah.

    (10) dilengkapi tudung asap (tergantungle*el laboratorium)

    .2-2827 Pea'a%an medk da'am #an"UGD:Un% Pea;a%an In%en!=:Ra;a%Ina52

    (1) tempat tidur harus dilindungi ditempat tetapi juga dapat digerakkan jika dibutuhkan.

    (2) peralatan dan kelengkapannya yang

    dibutuhkan untuk pengobatan

    ;tindakan dan ditempatkan dekat

    dengan tempat tidur disangga,diangkur dan dipasang dengan

    rangka baja yang tersedia untuk

    peralatan yang tertutup

    rapat;terlindung.

    (3) baut angkur disediakan pada

    dinding dalam lokasi yang tepat

    sehingga peralatan dapat

    dipindahkan dan dipasang di tempat

    yang aman jika tidak digunakan.

    (4) pengkawatan listrik dan kotakkontak terpasang dengan aman.

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    22/41

    '3

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    23/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    (5) persediaan dan isi lemari

    medik terlindung dalam

    rak;rak susun yang

    diangkur;diikat ke dinding.

    (6) peralatan di atas troli berodamempunyai sistem angkur 

    yang tepat menggunakan

    pengait dan rantai dan dapat

    dipasang ke tempat tidur 

    atau dinding (!?, 5onitor,

    Suction #nit, Centilator,

    incubator, &$ monitor,

    peralatan resusitasi).

    .2-2828 Pea'a%an Medk d

    Ba"an Fama!2

    (1) persediaan dan isi lemari

    farmasi disimpan dalam rak

    susun dan rak-rak yang

    diangkur ke dinding.

    (2) ruangan ber*entilasi dan ber air conditioning  cukup.

    (3) kotak kontak listrikterpasang pada dinding dan

    aman.(4) penyimpanan yang benar 

    untuk material berbahayabebas dari kebocoran.

    .2-2829 Pea'a%an medk da'am#n% !%e'!a!2

    (1) persediaan dan isi untuk

    sterilisasi dilindungi pada rak

    susun dan rak yang diangkur 

    ke dinding.(2) peralatan yang berat dan

    bergerak diangkur dan

    dibaut ke lantai atau ke

    dinding (contoh otoklaf).

    (3) kotak kontak listrik amandan terlindung.

    (4) bersih dan teratur, bebasdari kotoran, dan materialinfeksius.

    2.3.5.7 Pea'a%an dan a'a%

    5en#n4an" 'an da'am

    a"an 5en"oa%an n#k' dan

    #n% %$ea5 ada!2

    (1) perlindungan yang memadaiterhadap bahaya radiasi.

    (2) menggunakan iluminasi dengan

    sistem cadangan pencahayaandalam kasus kegagalan daya listrik

    normal.

    (3) aman dari banjir.

    (4) tersedia area dekontaminasistandar (tetap;bergerak).

    (5) *entilasi, air conditioning   danhumiditi kontrol yang baik.

    (6) pasokan daya listrik yang cukup

    (kira-kira kG;unit) denganpemutus arus tersendiri, sistem

    dibumikan.

    (7) tempat tidur harus terlindung ditempat dan dapat juga digerakkan jika dibutuhkan.

    (8) peralatan dan kelengkapan yang

    dibutuhkan untuk

    pengobatan;tindakan diletakkan

    dekat penunjang tempat tidur,dipasang tetap dan diangkur.

    (9) monitor area lengkap dengan alarm,

    meter radiasi permukaan dengan

    peringatan suara.

    (10) penyimpanan dan pemisahan yang

    tepat, penangan dan pembuangan

    kimia, radioaktif, dan material

    berbahaya lainnya.

    (11) fasilitas terpisah terpisah untukpemrosesan reagent   dan unsur 

    kimia, radio pharmasi, dan diagnosa

    kit.

    (12) air bekas dibuang ke instalasipengolahan air limbah.

    (13) adanya peralatan keselamatansebagai berikut 9

    '

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    24/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    (a) pelindung:

    (b) peralatan proteksipetugas:

    (c) perkakas untuk

    penangan jarak jauh:

    (d) kontainer untukmaterial radioaktif:

    (e) monitor nilai dose dengan alarm:

    (f) tanda arah, label,rekaman;catatan.

    (g) kit darurat.

    .2-29 Ke!e'ama%an dankeamanan 5e%#"a!3 5ea'a%andan 5e!edaan2

    .2-292, Ke!e'ama%an 5e%#"a!2

    (1) pintu masuk dan titik eksitterlindung.

    (2) peralatan untuk inspeksiseperti metal detektor.

    (3) tersedia pelindung keliling

    (4) camera %C denganperekam.

    (5) peralatan proteksi petugasuntuk tindakan pencegahanumum.

    (6) peralatan sterilisasi danpersediaan

    (7) informasi komunikasi

    material yang mendidik dan

    papan informasi untuk

    pasien dan petugas tentang

    apa yang harus dilakukan

    selama kondisi darurat dan

    bencana

    .2-292. Ke!e'ama%an5e'en"ka5an3 5ea'a%an dan5e!edaan2

    (1) peralatan dan perlengkapan

    yang dibutuhkan untuk

    pengobatan;tindakan dan diletakkan

    dekat tempat tidur ditunjang,

    diangkur atau dipasang, tersedia

    rangka baja untuk mengamankan

    peralatan.

    (2) baut angkur di dalam dinding pada

    lokasi yang tepat sehingga

    peralatan dapat dipindahkan dan

    dipasang dalam tempat yang aman

     jika tidak digunakan.

    (3) persediaan dalam laboratorium,

    farmasi, penyimpanan umum dalam

    unit $SSD dan ruang operasi cukup

    aman dalam lemari dan di dalam

    rak.

    (4) kotak kontak aman dan terlindungdengan baik.

    (5) tidak ada perlengkapan yang

    menggantung atau ornamen

    dekoratif: tidak ada perlengkapan

    menggantung diatas tempat tidur 

    pasien.

    (6) tersedia petunjuk (manual ) instruksi

    untuk pengguna dan mudah diakses

    untuk semua jenis peralatan.

    (7) pemisahan dan penyimpanan yangbenar dari material dan kimiaberbahaya.

    (8) tersedia lembar data keselamatanmaterial yang berisi informasisebagai berikut 9

    (1) sifat kimia dan fisik:

    (2) prosedur tumpahan dan

    pembuangan:

    (3) bahaya kesehatan:

    (4) perawatan darurat danbantuan pertama:

    (5) penyimpanan danpenanganan:

    '4

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    25/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    (f) proteksi petugas:

    (g) reacti*ity:

    (h) data registrasi danlingkungan.

    .27 Pe%#n4#k F#n"!ona'#n%#k Ke!e'ama%an dR#ma$ Sak%

    .272, Um#m2

    .272,2, 8ungsi rumah sakit dan

    fasilitas kesehatan selama

    keadaan darurat atau bencana

    sangat penting. $erlu dipastikan

    bahwa layanan kesehatan harustersedia karena sangat

    dibutuhkan. elompok petunjuk

    fungsional meliputi 9

    (1) 2okasi dan aksesibilitas.

    (2) Sirkulasi internal daninteroperabilitas.

    (3) $eralatan dan perlengkapan:

    (4) $edoman dan standar prosedur operasi darurat :

    (5) Sistem logistik dan utilitas:

    (6) eamanan dan alarm:

    (7) Sistem transportasi dankomunikasi:

    (8) Sumber daya manusia: dan

    (9) $emantauan dan e*aluasi.

    .272,2. 2okasi dan aksesibilitas

    rumah sakit dan fasilitas

    kesehatan merupakan aspek 

    penting dalam menentukan

    kelemahan fungsional.

    (1) "umah sakit dan fasilitas

    kesehatan harus berada di

    dekat jalan yang baik

    dengan sarana transportasi yang

    memadai.

    (2) "umah sakit dan fasilitas kesehatan

     juga harus dekat dengan fasilitas

    kelembagaan yang lain, seperti

    pusat pendidikan, agama dan

    komersial.

    (3)

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    26/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    &eberapa area mungkin juga

    diperlukan untuk diubah menjadi

    ruang pasien jika terjadi

    peningkatan jumlah pasien atau

     jika ada ruangan di rumah sakit

    yang perlu dikosongkan. Area iniperlu memiliki utilitas dasar seperti

    listrik, pemanas air, *entilasi atau

    unit pendingin udara dan sistem

    komunikasi.

    $enggunaan lorong dan koridor 

    tidak dianjurkan karena dapat

    menghambat aliran pasien,

    petugas dan layanan.

    2.4.1.4  Ada juga peralatan danpersediaan *ital untuk

    keberlangsungan operasi dari

    fasilitas. Suatu sistem harus diatur 

    untuk persediaan reguler dari item

    ini untuk memastikan bahwa

    manajemen pasien tidak tertunda

    karena tidak adanya peralatan

    diagnostik dan theraputik.

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    27/41

    '@

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    28/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    .272,2,> 5asalah keamanan,

    termasuk adanya tanda arah

    dalam fasilitas kesehatan yang

    menunjukkan jalur untuk

    menyelamatkan diri dan lokasi

    peralatan pemadam kebakaran.

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    29/41

    tidak semestinya, asap, bau

    busuk, banjir dan tidak

    terletak berdekatan dengan

     jalur kereta api, angkutan

    umum, taman bermain anak-

    anak, bandara, pabrik

    industri, pabrik pengolahan

    sampah.

    'B

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    30/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    (3) mematuhi semua peraturan=onasi lokal.

    .272.2. Ak!e!'%a!

    (1) %idak ada penghalang di

     jalan menuju rumah sakit.

    (2) 5emiliki akses ke lebih dari

    satu jalan (jalur alternatif)

    dan memiliki pintu masuk

    lokasi dan pintu keluar lokasi

    terpisah

    (3) 5emiliki jalan akses yang

    diaspal (semen atau aspal)

    yang diidentifikasi dan diberi

    label dengan benar.

    (4) %ersedia tanda arah,dipasang dengan benar danmudah dibaca dalamkeadaan gelap.

    (5) oridor, lorong dan gangharus mempunyai lebar ,> ,4 meter.

    (6) 5enggunakan ram sebagaiakses ke lantai dua dan

    yang lebih tinggi.

    (7) 1alur tangga yang aman dan

    dipasang dengan rel

    pegangan tangga dengan

    lebar tangga sekurang-

    kurangnya '' > ' m,

    setiap anak tangga harus

    mempunyai ketinggian

    kurang dari '@ cm dan

    dibuat dari beton.

    (8) Setiap bukaan pada dinding

    diproteksi dengan pintu

    tahan api atau jendela tetap

    dengan kaca kawat.

    (9) Setiap pintu ke tangga, ram,

    saf lif, pencahayaan, saf 

    *entilasi atau parasut di jalur 

    tangga tertutup harus

    menutup sendiri dan dalam

    keadaan normal dijaga

    selalu tertutup.

    (10) %angga keluar bangunanharus tertutup dan bukaan

    terproteksi.

    (11) %ersedia parkir yang aman danpencahayaannya baik.

    2.4.3 Sk#'a! n%ena' dann%eo5ea'%a!2

    .272-2, Sk#'a! In%ena'2

    (1) $erawat di ruang pos perawat dapat

    melihat keluar rawat inap dan

    mempunyai akses ke pasien.

    (2) "uang rawat dan sanitasi toilet.

    (3) Hona area layanan yang tepat 9

    (1) 0epartemen yang paling erat

    hubungannya dengan

    masyarakat diletakkan dekatpintu masuk "umah Sakit

    (Instalasi "awat 1alan,

    Instalasi ?awat 0arurat,

     Administrasi, perawatan

    kesehatan primer).

    (2) 0epartemen yang menerima

    beban kerja dari instalasi

    rawat inap atau “=ona bagian

    dalam” harus diletakkan dekat

    dengan bagian ini (radiologi,

    laboratorium)

    (3) 0epartemen rawat inap harusberada di “=ona bagiandalam”.

    (4) $intu masuk yang aman danterkontrol dilengkapi dengan petaarea.

    .272-2. In%eo5ea'%a!2

    (1)  Area penunjang, seperti pembangkit

    listrik, boiler, fasilitas penyimpanan

    air, area laundri dan rumah pompa

    diletakkan pada bangunan terpisah.

    (2)  Area yang akan diubah menjadi

    ruang pasien selama situasi

    bencana benar-benar teridentifikasi

    dengan pencahayaan yang

    memadai, kotak kontak, persediaan

    air dan kloset atau kamar mandi.

    '/

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    31/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    (3) amar mayat diletakkan

    terpisah dari area layanan,

    sebaiknya dilengkapi

    dengan pagar atau pintu

    gerbang.

    (4)  Area diagnostik dengan

    menggunakan peralatan

    yang berat sebaiknya

    diletakkan di lantai dasar,

    akan tetapi aman terhadap

    banjir.

    (5) 0i identifikasi area e*akuasidan tempat berkumpul.

    (6) 8asilitas 2aboratorium,radiologi dan radiotherapiadalah area terbatas.

    2.4.4 Pea'a%an dan5e!edaan2

    .27272, Pea'a%an da!a dan5e!edaan2

    (') $eralatan dasar harus

    tersedia di setiap instalasi

    rawat inap atau areapengobatan;tindakan.

    () 0iagnostik dasar danperalatan theraputik adalahfungsional dan dilabel denganbenar.

    (3) $enyimpanan obat-obatansekurang-kurangnya untukpersediaan ' (satu) minggu.

    .27272. Pea'a%an dan

    Pe!edaan #n%#k !%#a!da#a%2

    (1) Jbat-obat untuk situasi

    darurat harus tersedia di

    dalam instalasi gawat

    darurat dan di dalam area

    layanan kritis (ruang operasi,

    ruang pemulihan, ruang

    rawat intensif, ruang rawat

    intensif bayi).

    (2) Instrumen untuk prosedur 

    darurat.

    (3) ?as medik

    (4) Centilator, peralatan penyelamatan jiwa.

    (5) $eralatan proteksi petugas sekali

    pakai untuk epidemik.

    (6) ereta (stretcher ) untuk pasiendengan jantung kritis.

    (7) 2abel triase dan persediaan lainuntuk mengelola korban masal.

    2.4.5 Ke4akan mana4emenda#a%3 5o!ed# dan5edoman2

    .27282, Po!ed# O5ea!ona' S%anda

    (SOP) dan Po%oko'2

    (1) SJ$ untuk kontrol infeksius,prosedur dekontaminasi,

    (2) SJ$ untuk pasien internal danpasien rujukan dari luar.

    (3) SJ$ untuk pendaftaran instalasigawat darurat.

    (4) SJ$ untuk pengumpulan dananalisa informasi.

    .27282. Po!ed#2

    (1) $rosedur administrasi khusus untuktanggap darurat dan bencana.

    (2) $rosedur untuk mobilisasi sumber 

    daya (dana, logistik, sumber daya

    manusia), termasuk penggiliran

    tugas selama bencana dan darurat

    (3) $rosedur memperluas layanan,

    ruangan dan tempat tidur dalamkejadian lonjakan jumlah pasien.

    (4) $rosedur proteksi rekam medikpasien.

    (5) $rosedur untuk pemeriksaan

    keselamatan regular peralatan oleh

    otoritas yang sesuai dan

    pemeliharaan pencegahan.

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    32/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    (6) $rosedur pengawasanepidemiologic rumah sakit.

    (7) $rosedur untuk menyiapkan

    lokasi untuk penempatan

    sementara untukpemeriksaan forensik.

    (8) $rosedur untukpengangkutan danpersediaan logistik.

    (9) $rosedur merespon selamamalam hari, hari libur dangiliran libur.

    .27282- Pedoman

    (1) $edoman untuk makanandan persediaan untuk

    petugas rumah sakit selama

    situasi darurat.

    (2) $edoman dan tindakan

    untuk memastikan mobilisasi

    penambahan petugas

    selama situasi darurat

    secara baik.

    (3) $edoman untuk kesehatan jiwa dan dukunganpsychosocial.

    (4) $edomantindakan;pengobatan atauprotokol.

    (5) $edoman seperti

    memorandum atau perintah

    rumah sakit untuk semua

    petugas rumah sakit untuk

    berpartisipasi dalam latihan

    dan pelaksanaan simulasi.

    (6) $edoman untuk menangani

    sukarelawan, khususnya

    selama situasi darurat dan

    bencana.

    (7) $edoman tentang senjata

    api untuk polisi yang datang

    dan pergi mengunjungi

    rumah sakit, atau menjaga

    pasien terhukum.

    2.4.6 S!%em 'o"!%k dan #%'%a!2

    .27292, S%em Lo"!%k2

    (1) Sistem untuk memperkirakan

    kebutuhan obat, menjaga

    persediaan, penyimpanan,

    penyaluran, mengeluarkan dan

    mengontrol penggunaan obat.

    (2) $enyimpanan persediaan yangberhubungan dengan medik untuksituasi darurat.

    (3) $engaturan khusus dengan penjual

    dan pemasok untuk pembelian

    dalam situasi darurat .

    (4) 5embagikan dana kontigensi untukkebutuhan darurat.

    (5) Sistem untuk merotasi barang-

    barang yang pertama kadaluarsa,

    dan meletakkannya ditempat

    sementara.

    (6) $roses untuk mengalokasi sumber daya dan rekaman penggunaannya.

    (7) it (perangkat) darurat.

    (8) 8asilitas bank darah yang memadai

    dengan SJ$ dan pedoman untuk

    penyimpanan yang benar dan

    penanganan darah dan penghasil

    darah dan pengadaan yang cepat

    dalam situasi darurat

    .27292. S!%em Pa!okan A 

    (1) ebutuhan air minum dalam situasi

    darurat 4 (lima) liter per hari untuk

    pasien rawat jalan, dan 6 > '

    liter per hari untuk pasien rawat inap

    dan ditambah liter untuk laundri,

    pengelontoran toilet, dan utilitas

    lain.

    (2) Sumber air pengganti jika pasokanutama rusak.

    '

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    33/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    (3) Identifikasi agen yang

    bertanggung jawab untuk

    perbaikan setiap saat

    layanan air, sistem pompa

    tambahan jika sistem gagal

    atau layanan terhenti atau

    untuk pasokan air pengganti.

    .27292- S!%em Ke'!%kan2

    (1) Sistem tentang bagaimana

    daya listrik dipasok ke

    rumah sakit, *oltase tinggi

    distribusi seperti 3BC;C,

    menggunakan sistem 3

    phase kawat untuk biaya

    rendah dan effisiensi lebihbesar.

    (2) $asokan listrik rumah sakit,dalam istilah amper, cycleatau kiloGatt.

    (3) %ransformer menggunakan

    sistem pendinginan yang

    tidak mudah terbakar, yaitu

     jenis kering, epoksi resin,

    atau minyak silikon atau

    minyak "-%emp

    bertemperatur tinggi.

    (4) 2okasi panel kontrol dan

     jalur distribusi daya harus

    ditunjukkan pada

    perencanaan lantai.

    (5)  Adanya generator sebagai

    daya darurat atau daya

    pengganti untuk

    pencahayaan darurat dan

    operasi peralatan penting.

    (6) ?enerator set harus

    diletakkan pada ditempat

    yang tidak berdekatan

    dengan ruang operasi atau

    area rawat inap.

    (7) 0irekomendasikan sirkituntuk daya darurat harus

    disediakan untuk9

    (1) $encahayaan 9

    1) semua eksit,termasuk tanda

    arah eksit, tangga dankoriddor:

    2) kamar bedah,kebidanan, ruangpemulihan, dan ruanggawat darurat:

    3) ruang bayi,

    laboratorium, unit

    perawatan intensif, pos

    perawat, ruang sebelum

    melahirkan, dan

    farmasi:

    4) lokasi generator set,lokasi panel utama listrikdan ruang boiler:

    5) satu atau dua ele*ator, jika dibutuhkan untuksituasi darurat:

    6) ruang operator telepon:

    7) ruang komputer,

    (2) $eralatan 9

    1) sistem panggil perawat:

    2) sistem alarm, termasukalarm kebakaran:

    3) pompa kebakaran.

    4) refrigerator untuk bankdarah:

    5) peralatan untuk operasi,

    pemulihan, perawatan

    intensif, dan ruang

    melahirkan:

    6) satu unit sterilisasi yang

    menggunakan listrik, jika dipasang:

    7) sistem pengolahan air limbah, dan sistempompa angkat.

    8) peralatan penting untuk

    memelihara layanan

    telepon dan sistem

    dasar radio dua arah.

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    34/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    (3) $emanasa,$endinginan dansistem *entilasi9

    ruang operasi, ruang

    melahirkan, ruang

    sebelum melahirkan,

    ruang pemulihan, unit

    perawatan intensif,

    ruang bayi, unit

    perawatan intensif bayi

    baru lahir, dan ruang

    pasien.

    (8) 2ampu darurat tersedia

    dengan batere cadangan

    untuk digunakan selama

    periode antara terputusnya

    pasokan daya dan

    sambungan ke generator set

    untuk di area penting di

    dalam rumah sakit seperti

    tangga, lorong, ruang

    operasi, ruang gawat

    darurat, unit perawatan

    intensif, ruang pemulihan,

    unit perawatan intensif bayi

    baru lahir, pos perawat dan

    area kasir.

    .272927 S!%em D!%#! Ga!Medk2

    (1) 1alur gas medik dijagadengan benar.

    (2) %angki gas dan pipa gasmedik secara regular diperiksa.

    (3) atup pengaman dipasanguntuk mencegah kebocorandalam pipa gas.

    (4) Sistem alarm kebocorantersedia dan dengan alatpengukur.

    2.4.7 S!%em Ke!e'ama%andan !!%emkeamanan2

    .272/2, S!%em Ke!e'ama%an danKeamanan

    (1) %anda arah di dalam rumah

    sakit yang menunjukkan

    lokasi jalur penyelamatan

    dan letak peralatan pemadam

    kebakaran.

    (2) diagram tata letak bangunan

    disediakan untuk memudahkan

    identifikasi: menunjukkan lokasi

    e*akuasi untuk setiap rawat inap

    rumah sakit.

    (3) 0etektor asap pada jarak cakupanyang tepat pada seluruh bangunan.

    (4) pemeriksaan regular dari detektor 

    asap untuk memastikan fungsinya

    dan mempunyai pasokan daya

    listrik yang cukup.

    (5) $eralatan terlihat dan mudah

    dijangkau untuk mengendalikan api

    setempat, termasuk slang

    kebakaran dan alat pemadam api

    ringan yang harus ditempatkan

    pada tempat yang strategis di

    koridor, pada jalur eksit, dan pada

    pintu masuk untuk ruangan berisiko

    tinggi seperti laboratorium.

    (6) $emeliharaan regular dari alat

    pemadam api ringan, isinya yang

    sudah kadaluarsa dan harus digantisecara regular,

    (7) 5emenuhi pedoman untuk

    penempatan detektor api yang

    benar dan peralatan pemadam

    kebakaran.

    (8) 2atihan petugas untuk penggunaanalat pemadam api ringan.

    (9) ewaspadaan rumah sakit untuk

    selalu siap dan memobilisasisumber daya dalam merespon

    tanda peringatan awal atau sinyal.

    (10) Sistem panggilan petugas dan

    posisinya untuk kemungkinan

    memanggilnya dalam situasi

    darurat.

    (11) Sistem mengaktifkan danmenonaktifkan isyarat waspada.

    .272/2. S!%em Keamanan2

    (1) %ersedia unit pengaman (swastaatau organik).

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    35/41

    3

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    36/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    (2) SJ$ yang ketat pada area

    berisiko tinggi tertentu

    seperti pintu masuk utama

    dan pintu keluar, area yang

    menyimpan =at dan kimia

    mudah menguap dan area

    yang berisi peralatan medik

    yang bernilai tinggi.

    (3) %empat penyimpanan

    senjata api saat memasuki

    rumah sakit (tidak

    diperbolehkan ada senjata

    api di dalam rumah sakit).

    (4) etentuan untuk

    mengingatkan dan

    memanggil penjaga untuk

    bertugas selama situasi

    darurat dan bencana.

    (5) oordinasi dengan pejabat

    setempat untuk membantu

    rumah sakit selama situasi

    darurat dan bencana.

    2.4.8 Kom#nka!3%an!5o%a! dan!!%em n=oma!2

    .272?2,2 S!%em Kom#nka! dan%an!5o%a!2

    (1) 8asilitas komunikasi

    cadangan (telepon seluler,

    radio jinjing, fasilitas

    komunikasi satelit).

    (2) 0ilengkapi ambulans untuk

    transportasi korban dari

    lokasi ke rumah sakit, untuk

    memindahkan pasien untuk

    dirujuk ke rumah sakit lain

    atau memindahkan pasien

    ke rumah sakit lain karena

    rumah sakit sudah penuh

    dan untuk e*akuasi dan

    relokasi pasien.

    (3) 0aftar ambulans yang tersedia dan

    dapat digunakan dalam situasi

    darurat dan bencana.

    (4) 0aftar peralatan, persediaan medik,

    obat-obatan untuk kondisi darurat,

    dan petugas terlatih untukambulans.

    .272?2. S!%em n=oma! 5#'k

    (1) $usat informasi publik dimana

    orang bisa memperoleh informasi

    tentang anggota keluarganya.

    (2) $usat informasi publik yang

    dikoordiner oleh pekerja sosial dan

    dikelola oleh petugas atau relawan.

    (3) $elatihan untuk petugas informasitentang risiko komunikasi.

    (4) esadaran publik dan kampanye

    mendidik publik dengan pesan-

    pesan peringatan dan risiko

    komunikasi.

    (5) $rosedur berkomunikasi denganpublik dan media.

    .272?2- S!%em Mana4emen In=oma!

    (1) $ersiapan sensus pasien yangdirawat, dan yang dirujuk ke rumahsakit yang lain.

    (2) "ekaman dan laporan yang benar menggunakan formulir standar.

    (3) ara berbagi informasi denganpihak yang berwenang.

    (4) Sistem manajemen informasi

    selama pemantauan kejadian dalam

    situasi darurat dan bencana.

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    37/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    2.4.9 Peen*anaan #n%#k!%#a! da#a% danen*ana2

    .27202, S!%em komando n!denda#a% d #ma$ !ak%

    (1) epala "umah Sakit

    sebagai pemegang

    komando insiden darurat

    dan staf lain mengisi

    kelompok komando insiden.

    (2) Sistem untuk mengaktifkandan menonaktifkanelompok komando insiden.

    (3) 0engan identifikasi, danlembar deskripsi pekerjaanyang seragam

    (4) %ersedia pusat operasi danpusat operasi pengganti.

    .27202. Ren*ana da'am !%#a!Da#a%2 (Contingency Plan)

    (1) 5udah diakses, diuji,

    diperbaharui dan disebar 

    luaskan kesiapan rumah

    sakit menghadapi situasidarurat, rencana merespon

    dan memulihkan termasuk

    pencegahan bahaya dan

    rencana penanggulangan,

    rencana mengurangi

    kelemahan dan rencana

    pengembangan kapasitas.

    "encana ini termasuk

    sistem, pedoman, SJ$ dan

    protokol untuk manajemendarurat.

    (2) %ermasuk rencana e*akuasidalam situasi darurat.

    (3) "encana untuk perluasanlayanan di saat tiba-tibaterjadi lonjakan pasien.

    (4) $rosedur untukmengaktifkan danmenonaktifkan bencana.

    (5) $engaturan yang kooperatif 

    dengan rencana darurat lokal.

    (6) "encana darurat untuk tindakan

    medik yang dibutuhkan selama

    bencana yang berbeda, termasuk

    bencana dengan potensi epidemik.

    .27202- Man#a' #n%#k 5en"o5ea!an35eme'$aaan 5en*e"a$an3 dan

    5eakan 'a&anan k%!2

    (1) $asokan listrik dan generator cadangan.

    (2) $asokan air minum dan sumber pengganti air minum.

    (3) adangan bahan bakar.

    (4) ?as medik

    (5) Standar dan cadangan sistemkomunikasi.

    (6) Instalasi pengolahan air limbah.

    (7) Instalasi pengolahan limbah padat.

    (8) $emadam kebakaran.

    .272,> S#me Da&a Man#!a2

    .272,>2, O"an!a! Kom%e Ben*ana

    R#ma$ Sak% dan P#!a% O5ea!Da#a%2

    (1) omite 5anajemen risis dengan

    tenaga ahli teknis yang dapat

    memberi nasehat komite eksekutif 

    berkaitan dengan krisis, manajemen

    bencana dan darurat.

    (2) %im respon darurat yang terdiri dari

    dokter, perawat, bidan, petugas

    teknisi manajemen darurat yangterlatih, paramedik dan pengemudi

    ambulans yang terlatih.

    (3) elompok perencana kesehatan

    darurat yang bertanggung jawab

    merumuskan rencana kesiapan,

    respon dan pemulihan serta

    rencana respon rumah sakit lainnya.

    4

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    38/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    (4) omite keselamatan yang

    dikepalai oleh pimpinan

    yang mempromosikan

    keselamatan dalam rumah

    sakit terhadap semua

    bahaya.

    (5) $usat Jperasional "umah

    Sakit yang dipimpin oleh

    koordinator manajemen

    darurat rumah sakit yang

    bertanggung jawab

    memantau situasi darurat

    atau bencana, pengiriman

    tim yang merespon,

    memobilisasi sumber daya

    lain untuk situasi darurat,

    operasional jam sehari, @

    (tujuh) hari per minggu.

    5emiliki kantor atau unit

    dengan petugas yang

    dilengkapi fasilitas

    komunikasi, sistem

    komputer, directori dan

    sistem komunikasi pengganti

     jika sistem gagal.

    .272,>2. Kemam5#n Pe%#"a!Ban"#nan

    (1) Semua petugas kesehatan

    dilatih dasar-dasar  

    penyelamatan jiwa, standar 

    pertolongan pertama, dan

    resusitasi cardio pulmonary.

    (2) $etugas medik di ruang

    gawat darurat dilatih dalam

    hal membantu

    penyelamatan jiwa penyakit

     jantung lanjutan dan

    penyelamatan jiwa penyakit

     jantung anak-anak lanjutan.

    (3) "esponden rumah sakit

    yang dilatih mengikuti kursus

    teknis medik dalam situasi

    darurat, yaitu Sistem

    omando Insiden dan untuk Insiden

    kecelakaan masa.

    (4) 5anajer rumah sakit harus dilatihdalam hal sistem komando insidendarurat.

    .272,>2- La%$an 5emadaman

    Keakaan2

    (1) 5engadakan latihan pemadamanapi sekurang-kurangnya kalidalam setahun.

    (2) 5engadakan simulasi pemadaman

    atau latihan sekurang-kurangnya

    sekali dalam setahun.

    .272,, Peman%a#an dan e@a'#a!2

    (1) !*aluasi Setelah kejadian daruratdan bencana yang telah di respon.

    (2) !*aluasi latihan pemadaman padasekurang-kurangnya kali dalamsetahun.

    (3) !*aluasi latihan simulasi darurat

    atau pemadaman sekurang-kurang

    sekali dalam setahun.

    6

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    39/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    BAB III + RINGKASANDAN KESIMPULAN

    3.1 Identifikasi struktur, non

    struktur dan kelemahan fungsionaladalah langkah pertama yang

    perlu dilakukan dalam rangka

    pengurangan risiko di rumah sakit

    dan fasilitas kesehatan dan

    memastikan akan tangguh, aman

    dan akan tetap beroperasi pada

    saat kejadian darurat dan

    bencana.

    3.2 0okumen ini tersedia

    dalam bentuk daftar petunjuk yangperlu dipertimbangkan dalam

    menilai kelemahan rumah sakit

    dan fasilitas kesehatan.

    3.3 $etunjuk struktur yang

    kritis untuk bangunan dalam

    menahan peristiwa alam yang

    merugikan, termasuk 9

    (1) lokasi bangunan:

    (2) speifikasi rancangan: dan

    (3) material-material yangdigunakan di rumah sakitdan fasilitas kesehatan.

    -27 $etunjuk nonstruktural penting

    untuk operasi harian rumah sakit

    dan fasilitas  kesehatan. 1ika

    nonstruktural ini rusak, maka

    rumah sakit tidak akan mampu

    untuk berfungsi dan kejadian inidapat menyebabkan kecelakaan

    pada pasien. +onstruktural ini

    termasuk 9

    (') !lemen arsitektural sepertilangit-langit, jendela dan pintu:

    () $eralatan medik danlaboratorium:

    (3) $enyelamatan jiwa(instalasi mekanikal, elektrikal danplambing): dan

    () 5asalah keselamatan dankeamanan.

    -28 $etunjuk fungsional penting untuk

    kelangsungan operasi rumah sakit dan

    fasilitas  kesehatan. 8ungsional ini

    termasuk 9(1) 2okasi dan aksesibilitas:

    (2) Sirkulasi internal daninteroperabilitas:

    (3) $eralatan dan pasokan:

    (4) $rosedur operasi standar danpedoman-pedoman:

    (5) Sistem logistik dan utilitas:

    (6) eamanan dan Alarm (tandabahaya):

    (7) Sumber daya manusia: dan

    (8) $emantauan dan e*aluasi.

    -29 Setelah identifikasi kelemahan-

    kelamahan, langkah selanjutnya adalah

    merencana kan aksi yang dapat dilakukan

    untuk mengurangi kelemahan.

    (1) $ada kelemahan struktural,

    termasuk meningkatkan

    perencanaan berdasarkan

    persyaratan teknis yang berlaku,

    retrofit, merelokasi layanan kritis

    untuk mengurangi bagian-bagian

    yang lemah dari bangunan dan

    penggunaan penghalang untuk

    proteksi.

    (2) $ada kelemahan nonstruktural,

    fokusnya adalah memastikankeselamatan penghuni dan

    peralatan, kelangsungan

    penyaluran layanan dan tindakan

    rehabilitasi darurat.

    @

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    40/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    5engurangi kelemahan

    yang mungkin, termasuk

    merelokasi aktifitas,

    membatasi mobilitas

    peralatan, mengamankan

    peralatan, perkuatan,

    perbaikan darurat dan

    prosedur rehabilitasi dan

    perencanaan segala

    kemungkinan.

    (3) 0alam mengurangi

    kelemahan fungsional,

    beberapa kemungkinan

    tindakan termasuk

    optimalisasi penggunaan

    beragam area dan layanan

    distribusi kritis, menjaga

    peningkatan kualitas dan

     jaminan kualitas, sistem

    peringatan awal untuk

    identifikasi risiko dan

    manajemen, super*isi

    petugas selama darurat,

    mengamankan penyaluran

    yang berhubungan dengan

    keselamatan jiwa, menjagaperalatan dan penggunaan

    prosedur khusus dan

    protocol selama keadaan

    darurat.

    -2/ "umah sakit yang aman harus

    tetap menyuarakan struktural,

    organisir dengan baik  dan dapat

    beroperasi penuh dalam keadaan

    darurat dan bencana. 0ukungan

    terhadap rumah sakit dan fasilitaskesehatan untuk membuatnya

    aman dalam kondisi darurat

    menjadi kewajiban setiap orang.

    B

  • 8/18/2019 Pedoman RS Aman Jilid 2

    41/41

    Pedoman Tekn! Ban"#nan R#ma$ Sak% &an" aman da'am !%#a! da#a% dan en*ana

    KEP

    USTAKAAN

    (1) G