pcos

Upload: dian-utami

Post on 15-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Refarat Obgin

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 PCOS

    1/20

    1

    SINDROM OVARIUM POLIKISTIK

    (POLYCYSTI C OVARY SYNDROME)

    I. PENDAHULUANSindrom ovarium polikistik (SOPK) merupakan masalah endokrinologi

    reproduksi yang sering terjadi dan sampai saat ini masih menjadi kontroversi.

    Penyakit yang juga dikenal dengan nama Stein-Leventhal Syndromeini adalah suatu

    sindrom dengan karakteristik berupa anovulasi kronis dan hiperandrogenisme yang

    dapat menyebabkan beragam manifestasi klinis. Selain itu, SOPK juga disertai oleh

    perubahan metabolik berupa gangguan toleransi glukosa, hiperinsulinemia dan

    resistensi insulin.

    1,2

    Sejak dikemukakan oleh Stein danLeventhalpada tahun 1935 pada mulanya

    diterangkan bahwa SOPK merupakan suatu kumpulan gejala yang terdiri dari

    amenorrhea, haid yang tidak teratur, infertil, hirutisme dan obesitas. Pada awal

    1980an, kasus ini kemudian diketahui memiliki kaitan dengan hiperinsulinemia dan

    gangguan toleransi glukosa.3,4,5

    Sindrom ovarium polikistik ialah kelainan endokrin utama pada wanita usia

    reproduksi dan diperkirakan mengenai 5-10% populasi. Diperkirakan 5 juta wanita di

    Amerika mengidap sindrom ini. Di Indonesia jumlah penderitanya diperkirakan

    sekitar 8 juta walaupun tidak ada data pasti yang mendukung karena sedikitnya

    wanita yang memeriksakan diri. Gejala sindrom ini begitu tersembunyi bahkan

    cenderung diabaikan oleh banyak wanita sehingga banyak yang pada akhirnya tidak

    terdiagnosis dan timbul sebagai infertilitas, kista ovarium yang berulang, penyakit

    diabetes mellitus atau penyakit jantung kronik. Berkaitan dengan penemuan tersebut,

    perhatian terhadap SOPK sekarang dipusatkan pada masalah hiperandrogenisme,

    hiperinsulinemia, abnormalitas kadar lemak darah dan obesitas yang memberikan

    dampak yang lebih luas terhadap kesehatan.2,4,6

  • 5/26/2018 PCOS

    2/20

    2

    II. FISIOLOGI OVULASITelah diketahui bahwa dalam proses ovulasi harus ada kerjasama antara

    korteks serebri, hipotalamus, hipofisis, ovarium, glandula tiroidea, glandula

    suprarenalis, dan kelenjar-kelenjar endokrin lainnya. Yang memegang peranan

    penting dalam proses tersebut adalah hubungan hipotalamus, hipofisis, dan ovarium

    (hypothalamic-pituitary-ovarian axis). Hipotalamus menghasilkan Gonadotropin

    Releasing Hormone(GnRH) yang dapat merangsang pelepasanLuteinizing Hormone

    (LH) danFollicle Stimulating Hormone(FSH) dari hipofisis.7

    Mekanisme ovulasi dipengaruhi oleh perubahan kadar hormon yang

    disebabkan oleh mekanisme umpan balik (feedback) antara hormon steroid dan

    hormon gonadotropin. Estrogen menyebabkan umpan balik negatif terhadap FSH,sedangkan terhadap LH estrogen menyebabkan umpan balik positif jika kadarnya

    tinggi, dan umpan balik negatif jika kadarnya rendah.7

    Pada fase folikuler dini, beberapa folikel berkembang karena pengaruh FSH

    yang meningkat. Meningkatnya FSH ini disebabkan karena regresi korpus luteum,

    sehingga hormon steroid berkurang. Dengan berkembangnya folikel, produksi

    estrogen meningkat, dan ini menekan produksi FSH. Folikel yang akan berovulasi

    melindungi dirinya sendiri terhadap atresia, sedangkan folikel-folikel lain mengalami

    atresia. Perkembangan folikel berakhir setelah kadar estrogen dalam plasma jelas

    meninggi. Peningkatan sekresi estrogen ini memulai terjadinya lonjakan LH (LH

    surge). Lonjakan LH pada pertengahan siklus ini, mengakibatkan terjadinya ovulasi.7

    Tahap-tahap awal pertumbuhan folikel pra-antrum dan pematangan oosit tidak

    memerlukan stimulasi gonadotropik, namun bantuan hormon diperlukan untuk

    membentuk antrum, perkembangan folikel lebih lanjut, dan sekresi estrogen.

    Estrogen, FSH, dan LH semuanya diperlukan6.

    Pembentukan antrum diinduksi oleh FSH. Baik FSH maupun estrogen

    merangsang proliferasi sel-sel granulosa. Baik FSH maupun LH diperlukan untuk

    sintesis dan sekresi estrogen oleh folikel. Baik sel granulosa maupun sel teka

    berpartipasi dalam pembentukan estrogen. Perubahan kolesterol menjadi estrogen

  • 5/26/2018 PCOS

    3/20

    3

    memerlukan sejumlah langkah berurutan, dengan langkah terakhir adalah perubahan

    androgen menjadi estrogen

    Gambar 1. Kontrol lonjakan LH pada saat ovulasi

    Sel-sel teka banyak menghasilkan androgen tetapi kapasitas mereka

    mengubah androgen menjadi estrogen terbatas. Sel-sel granulosa, dipihak lain mudah

    mengubah androgen menjadi estrogen tetapi tidak mampu membuat androgen sendiri.

    LH bekerja pada sel-sel teka untuk merangsang pembentukan androgen, sementara

    FSH bekerja pada sel-sel granulosa untuk meningkatkan perubahan androgen tekamenjadi estrogen. Karena kadar basal FSH yang rendah sudah cukup untuk

    mendorong perubahan menjadi estrogen ini, kecepatan sekresi estrogen oleh folikel

    terutama bergantung pada kadar LH dalam darah, yang terus meningkat selama fase

  • 5/26/2018 PCOS

    4/20

    4

    folikel. Selain itu, sewaktu folikel terus tumbuh, estrogen yang dihasilkan juga

    meningkat karena bertambahnya jumlah sel folikel penghasil estrogen.6

    Gambar 2. Pembentukan androgen oleh sel-sel teka folikel ovarium

    III. PATOFISIOLOGIPada keadaan SOPK kelainan utama anovulasi tampaknya terjadi akibat

    kelebihan produksi androgen di dalam ovarium yang menyebabkan sejumlah besar

    folikel preovulasi gagal untuk merespons FSH.6

    Sel teka yang membungkus folikel dan memproduksi androgen yang nantinya

    akan dikonversi menjadi estrogen didalam ovarium menjadi sangat aktif dan

    responsif terhadap stimulasi LH. Sel teka akan lebih besar dan akan menghasilkan

    androgen lebih banyak. Sel-sel teka yang hiperaktif ini akan terhalang maturasinyasehingga akan menyebabkan sel-sel granulosa tidak aktif dan aktifitas aromatisasinya

    menjadi minimal.

    Akibat ketidakmatangan folikel-folikel tersebut maka terjadi pembentukan

    kista-kista dengan diameter antara 2-6 mm dan masa aktif folikel akan memanjang,

  • 5/26/2018 PCOS

    5/20

    5

    sehingga akan terbentuk folikel-folikel berbentuk seperti kista yang dilapisi oleh sel-

    sel teka yang hiperplastik yang mengalami luteinisasi sebagai respon peningkatan

    kadar LH.1,8

    Gambar 3. Peningkatan produksi androgen oleh sel teka karena pengaruh LH yang

    tinggi

    Hiperespons pada ovarium dan androgen adrenal pada LH dan kortikotropin

    menjadi karakteristik wanita yang mengalami SOPK akibat hasil dari peningkatan

    stimulasi insulin secara kronik. Terlihat pada gambar bahwa kombinasi dari

    peningkatan level androgen dan obesitas akan meningkatkan aromatisasi

    ekstraglandular pada jaringan lemak dan menyebabkan pembentukan estrogen

    (asiklikestrogen) dalam bentuk estrone meningkat yang berdampak umpan balik

    positif terhadap LH dan umpan balik negatif terhadap FSH sehingga kadar LH

    meningkat dan kadar FSH menurun dalam plasma. Akibat dari peningkatan kadar LH

    dalam plasma akan meningkatkan stimulasi stroma pada sel teka dan menjadikan

    androgen meningkat.11

  • 5/26/2018 PCOS

    6/20

    6

    Banyak wanita dengan SOPK disertai gejala resistensi insulin. Resistensi

    insulin didefinisikan sebagai respon biologis terhadap insulin yang kurang dari

    normal. Hubungan antara resistensi insulin dan hiperandrogenisme pertama kali

    dilaporkan oleh Achard pada tahun 1921. Patofisiologi resistensi insulin pada wanita

    dengan SOPK hingga sekarang belum jelas. Penurunan jumlah reseptor atau afinitas

    insulin pada penderita SOPK nampaknya tidak terjadi. Adanya defek pada transpor

    glukosa akibat berkurangnya produksi GLUT-4 telah dilaporkan sebagai penyebab

    resistensi secara umum dan khususnya pada SOPK. Penyebab lain resistensi insulin

    pada wanita dengan SOPK adalah peningkatan sekresi insulin pankreas dikarenakan

    mutasi genetik pada gen insulin yang mengatur ekspresi insulin seperti yang

    dikemukakan oleh Waterworth dkk.

    1,2,8

    Gambar 4. Hubungan antara obesitas dan hiperandrogenisme pada SOPK

    Selanjutnya, insulin merupakan stimulus yang kuat untuk sekresi androgen

    oleh ovarium. Terdapat korelasi antara tingkat hiperinsulinemia dengan

    hiperandrogenisme. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, insulin berikatan dengan

  • 5/26/2018 PCOS

    7/20

    7

    reseptor tipe IGF I (yang mirip dengan reseptor insulin; reseptor IGF dan reseptor

    insulin mentransmisikan sinyalnya melalui proses inisiasi autofosforilasi tirosin pada

    reseptornya). Jadi, ketika reseptor insulin terblokade atau kurang jumlahnya, insulin

    akan berikatan dengan reseptor tipe IGF I. Aktivasi reseptor IGF I menyebabkan

    peningkatan produksi androgen oleh sel teka. Hiperandrogenisme juga dapat

    disebabkan oleh proses penghambatan sintesissex hormone binding globulin (SHBG)

    dan pembentukan insulin like-growth factor binding protein-1oleh hati.1,2

    Proses yang terjadi merupakan kombinasi dari kelainan genetik dan

    pengaruh faktor lingkungan, seperti nutrisi dan berat badan, yang kemudian akan

    berpengaruh pada penampakan sindrom ini.1

    IV. ETIOLOGIPenyebab SOPK tidak diketahui secara pasti, namun diperkirakan sangat

    dipengaruhi oleh genetik dan faktor lingkungan. Beberapa penelitian menyebutkan

    bahwa pasien SOPK memiliki abnormalitas fungsi dari sitokrom P450c17 yang

    merupakan enzim yang berperan dalam biosintesis androgen. Sitokrom P450c17

    bekerja aktif di kelenjar adrenal dan ovarium, dan peningkatan aktivitas enzim ini

    dapat menjelaskan tentang peningkatan produksi androgen pada kedua organ tersebut

    pada SOPK.4

    Beberapa pendapat juga mengemukakan bahwa SOPK diturunkan secara

    autosomal dominan. Bila dalam satu keluarga terdapat penderita SOPK maka 50%

    wanita dalam keluarga tersebut akan menderita SOPK pula.5,9

    Ovarium wanita dengan SOPK seringkali polikistik (gambar 5). Namun,

    ovarium yang polikistik dapat juga ditemukan pada pasien tanpa SOPK. Oleh karena

    itu, kista itu sendiri tampaknya bukan penyebab gejala pada pasien SOPK.4,9

    Resistensi insulin dan hiperinsulinemia sering ditemukan pada penderita

    SOPK, dan para peneliti percaya bahwa abnormalitas tersebut memiliki hubungan

    dengan perkembangan penyakit SOPK. Telah diketahui sebelumnya, bahwa ovarium

    pasien SOPK memproduksi androgen secara berlebihan. Produksi yang berlebihan ini

    dapat disebabkan atau berhubungan dengan abnormalitas produksi insulin.1,2,4,8,9

  • 5/26/2018 PCOS

    8/20

    8

    Gambar 5. Gambaran ovarium yang polikistik

    Ada beberapa penelitian yang menyatakan bahwa androgen dapat

    menyebabkan hiperinsulinemia. Bagaimanapun kebanyakan penelitian lebih

    menyokong bahwa sebenarnya hiperinsulinemialah yang merupakan faktor utamanya.

    Hal ini dibuktikan dengan cara mematikan ovarium melalui pemberian GnRH

    agonis, yang ternyata tidak mengubah insulinemia atau resistensi insulin. Hal ini

    mengindikasikan bahwa aksi insulin mendahului peningkatan kadar androgen.

    Setidaknya ada 6 alasan yang menyokong bahwa hiperinsulinemialah yang

    merupakan penyebab hiperandrogenisme:2

    1) Pemberian insulin pada wanita SOP akan meningkatkan kadar androgen2) Pemberian glukosa pada wanita hiperandrogenik meningkatkan kadar insulin dan

    androgen yang bersirkulasi

    3) Pengurangan berat badan mengurangi kadar insulin dan androgen sertameningkatkan kadar IGFBP-1

    4) Secara in vitro, insulin dapat merangsang pembentukan androgen5) Pengurangan insulin pada wanita SOP akan mengurangi kadar androgen, tetapi

    tidak pada wanita normal

  • 5/26/2018 PCOS

    9/20

    9

    6) Setelah normalisasi andogen dengan GnRH agonis, respon hiperinsulinismeterhadap tes toleransi glukosa tetap abnormal pada wanita gemuk dengan SOP.

    Tanda awal SOPK umumnya terlihat setelah menarche. Remaja dengan

    periode haid sekitar 45 hari perlu mendapatkan pemeriksaan lanjutan untuk

    menyingkirkan kemungkinan SOPK. (Perlu diingat bahwa saat haid dan ovulasi

    pertama sulit sekali diramalkan. Peristiwa tersebut umumnya menjadi regular setelah

    2 tahun pasca menarche). Pada beberapa penderita, gejala SOPK muncul setelah berat

    badan meningkat pesat.4,5

    Gejala dan keluhan SOPK disebabkan oleh adanya perubahan hormonal.

    Satu hormon merupakan pemicu bagi hormon lainnya. Hal ini akan menimbulkan

    lingkaran setan dari suatu gangguan keseimbangan hormonal dalam sistem endokrin.

    5

    V. MANIFESTASI KLINISGejala klinis yang paling sering ditemukan adalah infertilitas, yang terjadi

    pada 75% pasien dengan SOPK. Gejala klinis yang lain yaitu hirsutisme (70%),

    gangguan menstruasi (amenorea 50%, perdarahan fungsional 30%, dan dismenorea

    25%), obesitas (40%), resistensi insulin, dan virilization.1,4,5,8-11

    Infertilitas berkaitan dengan adanya anovulasi kronis. Kehamilan tidak

    mungkin terjadi tanpa ovulasi. Infertilitas yang terjadi pada SOPK dapat primer

    maupun sekunder.1,4,5,8-10

    Gejala hiperandrogenisme seperti timbulnya akne, hirsutisme, dan alopesia

    (kerontokan rambut). Hirsutisme adalah keadaan pertumbuhan rambut yang

    berlebihan pada daerah distribusi yang biasanya ditemukan pada pria (gambar 6).

    Pertumbuhan rambut umumnya terlihat di atas bibir, di dagu, di sekitar puting, dan di

    sekitar linea alba pada abdomen bagian bawah. Gejala lain hiperandrogenisme yaitu

    virilizationyang ditandai dengan suara parau, hipertrofi otot, hipertrofi klitoris.1,4,12

  • 5/26/2018 PCOS

    10/20

    10

    Pola menstruasi yang abnormal disebabkan karena anovulasi kronik.

    Ketidakteraturan menstruasi sering dimulai pada fase menarche. Amenorea sekunder

    dan/atau oligomenorea yang umumnya ditemukan. SOPK jarang ditemukan sebagai

    penyebab amenorea primer. Perdarahan uterus fungsional merupakan konsekuensi

    dari siklus menstruasi anovulatoar tersebut.1,8

    Gambar 6. Hirsutisme

    Obesitas ditemukan pada sebagian besar wanita dengan SOPK. Obesitas

    memiliki hubungan yang signifikan dengan meningkatnya resiko hirsutisme,

    gangguan siklus menstruasi dan peningkatan konsentrasi testosterone dalam serum.

    Obesitas juga dikaitkan dengan peningkatan angka infertilitas dan gangguan siklus

    menstruasi. Dua puluh enam persen pasien dengan infertilitas primer dan 14% pasien

    dengan infertilitas sekunder memiliki IMT >30 Kg/m2.1,4,5,8-11

    Banyak wanita dengan SOPK mengalami resistensi insulin dan peningkatan

    kadar insulin dalam darah (biasanya GDP

  • 5/26/2018 PCOS

    11/20

    11

    VI. PEMERIKSAAN FISISGejala hirsutisme dapat dinilai dengan menggunakan sistem skoring standar

    modifikasi Ferriman-Gallwey. Penilaian 0-3 pada setiap area tubuh yang dinilai. Area

    tubuh yang dinilai yaitu, di atas bibir, wajah, dagu, rahang dan leher, punggung atas

    dan bawah, lengan, paha, dada, perut bagian atas dan bawah, serta perineum (gambar

    7). Skor 8 atau lebih dianggap abnormal untuk wanita dewasa kulit putih.1,4

    Gambar 7. Sistem skoring standar modifikasi Ferriman-Gallwey

    Obesitas pada wanita dengan SOPK dinilai dengan mengukur lingkar perut.

    Dikatakan obesitas jika lingkar perut lebih dari 35 inci (> 88 cm). Pasien dengan

    gejala sindrom metabolik dapat mengalami peningkatan tekanan darah sistolik >130

    mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic >85 mmHg atau lebih. Walaupun

    pembesaran ovarium tidak selalu ditemukan pada pasien SOPK, tetap harus

    dilakukan pemeriksaan bimanual untuk melihat kemungkinan adanya pembesaran

    ovarium.1,4

    VII. DIAGNOSIS BANDINGSetiap kondisi yang menyerupai SOPK harus disingkirkan sebelum

    menegakkan diagnosis SOPK. Beberapa keadaan yang dapat dipertimbangkan

    sebagai diagnosis banding SOPK adalah sebagai berikut:4

  • 5/26/2018 PCOS

    12/20

    12

    Congenital adrenal hyperplasia Cushing syndrome Hypogonadotropic hypogonadism Hyperprolactinemia Hypothyroidism Obesitas Familial hirsutism

    VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada wanita dengan SOPK

    adalah pemeriksaan laboratorium untuk mengukur kadar hormon steroid dan

    gonadotropin. Sampel laboratorium harus diambil pada pagi hari, dan pasien dalam

    keadaan berpuasa, dan bagi wanita yang haidnya tidak teratur, diambil antara hari

    kelima dan kesembilan siklus haid.4,12

    Sindrom ovarium polikistik ditandai dengan peningkatan frekuensi pulsasi

    GnRH dan peningkatan kadar LH dalam serum (umumnya > 20 mIU/mL). Estradiol

    yang tidak terikat SHBG juga meningkat (kadar estradiol total tidak meningkat)

    karena rendahnya kadar SHBG (akibat peningkatan kadar androgen dan obesitas).

    Peningkatan estradiol inilah yang kemudian menstimulasi pulsasi GnRH, yang

    kemudian berakibat pada tingginya kadar androgen dan terjadi anovulasi.12

    Karena kadar FSH serum rendah, rasio LH/FSH dapat digunakan untuk

    diagnosis SOPK (jika LH >8 mIU/dL). Hiperprolaktinemia dapat ditemukan pada

    20% wanita dengan SOPK.12

    Pemeriksaan kadar human chorionic gonadotropin (hCG) serum perlu

    dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan pada wanita dengan

    oligomenorea atau amenorea.4,9,11

  • 5/26/2018 PCOS

    13/20

    13

    Chusing syndrome dapat disingkirkan dengan memeriksa sampel urin 24 jam

    untuk melihat kadar kortisol bebas dan kreatinin. Kadar insulinlike growth factor

    (IGF)-1 dalam serum harus diperiksa untuk menyingkirkan diagnosa akromegali.4

    Ovarium polikistik biasanya terdeteksi melalui USG atau bentuk pencitraan

    pelvis yang lain, dengan perkiraan prevalensi pada populasi umum sekitar 20-33%.

    Walaupun kriteria hasil USG belum sepenuhnya disetujui untuk diagnosis SOPK,

    gambaran karakteristiknya dapat diterima jika terjadi peningkatan jumlah folikel dan

    stroma bila dibandingkan dengan ovarium yang normal. Sonografi transvaginal

    penting untuk mendeteksi gambaran karakteristik ovarium dan juga untuk mengukur

    ketebalan endometrium (pengukuran hyperplasia). Untuk kepentingan terapi, sampel

    endometrium selalu diindikasikan untuk menyingkirkan adanya hyperplasia

    endometrium dan karsinoma endometrium.1,4,9,11

    Bagi pasien dengan IMT >30 kg/m2 perlu untuk dilakukan pemeriksaan

    TTGO dan GDP, karena resikonya yang tinggi untuk mengalami resistensi insulin.

    Pemeriksaan penunjang laboratorium yang lain yang dapat dilakukan adalah

    pemeriksaan profil lipid, fungsi hati, dan fungsi ginjal.1,4,5,9,11

    Perlu juga untuk melakukan pemeriksaan untuk menilai aktivitas kelenjar

    yang lain untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari gejala pasien,

    seperti pemeriksaan TSH untuk menilai aktivitas tiroid, pemeriksaan hormon adrenal

    DHEA-S (Dehiydroepiandrosteron Sulfat) atau 17-hydroxyprogesteron karena

    gangguan kelenjar adrenal juga dapat menimbulkan gejala seperti SOPK.1,4,5,9,11

    Pemeriksaan histologi jaringan ovarium dapat membantu untuk menegakkan

    diagnosis. Dapat ditemukan perubahan gambaran histologik ovarium seperti

    pembesaran, sklerotik, dan kista folikel yang multipel. Seorang wanita didiagnosa

    ovarium polikistik jika terdapat 12 atau lebih folikel setidaknya pada satu ovarium,

    diameter 2-9 mm, dan volume total ovarium > 10 cm3.4

  • 5/26/2018 PCOS

    14/20

    14

    IX. DIAGNOSISDiagnosis SOPK ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis,

    pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang. Terdapat beberapa kriteria untuk

    menegakkan diagnosis SOPK. Menurut Konsensus Diagnostik Konferensi National

    Institute of Health(NIH) di Amerika Serikat, adalah sebagai berikut:1,4

    a. Gambaran ovarium polikistik tidak harus ada.b. Kriteria mayor: anovulasi kronis dan hiperandrogenemia.c. Kriteria minor: adanya resistensi insulin, hirsutisme, obesitas, rasio

    LH/FSH >2,5 dan gambaran ovarium polikistik pada USG.

    Diagnosis SOPK ditegakkan jika memenuhi satu kriteria mayor dan

    sekurang-kurangnya dua kriteria minor, dengan menyingkirkan penyebab lainhiperandrogenemia.

    1,4

    Dalam konsensus Rotterdam pada tahun 2003, The European Society for

    Human Reproduction and Embryology (ESHRE) dan The American Society forReproductive Medicine (ASRM) merekomendasikan minimal 2 dari 3 gambaranberikut memenuhi untuk diagnosis SOPK:

    1,4,10

    a. Oligomenorrhea atau anovulasib. Terdapat tanda hiperandrogen secara klinis maupun biokimiac. Ovarium polikistik dimana keadaan-keadaan tersebut diatas bukan

    disebabkan oleh hyperplasia adrenal kongenital, tumor yang mensekresi

    androgen atau cushing syndrome.

    Diagnosis SOPK ditegakkan dengan menyingkirkan semua penyakit yang

    dapat menyebabkan menstruasi yang tidak teratur dan hiperandrogenisme, seperti

    tumor adrenal atau tumor ovarium. Pemeriksaan biokimia dan pencitraan harus

    dilakukan untuk menyingkirkan penyakit lain yang mungkin dan untuk memastikan

    diagnosis.1,4

  • 5/26/2018 PCOS

    15/20

    15

    X. PENATALAKSANAANPengobatan ditekankan pada 2 hal yang umum timbul pada penderita

    sindrom ovarium polikistik yaitu terapi gangguan proses reproduksi (infertilitas,

    anovulasi kronik dan hirsutisme) serta terapi jangka panjang yang mengutamakan

    pada sequelae kelainan metaboliknya. Secara umum tujuan terapi pada pasien

    sindrom ovarium polikistik adalah mengurangi produksi dan kadar androgen dalam

    sirkulasi darah, melindungi endometrium dari efek unopposed estrogen, perubahan

    gaya hidup untuk menurunkan berat badan, menghindari efek hiperinsulinemia

    terhadap risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus, induksi ovulasi untuk

    mendapatkan kehamilan.

    1,4-6,8,9,11

    Olahraga secara teratur, konsumsi makanan sehat, serta menghentikan

    kebiasaan merokok dan mengendalikan berat badan merupakan kunci utama

    pengobatan SOPK. Alternatif pengobatan lainnya adalah dengan menggunakan obat

    untuk menyeimbangkan hormon. Tidak terdapat pengobatan definitif untuk SOPK,

    namun pengendalian penyakit dapat menurunkan resiko infertilitas, abortus, diabetes,

    penyakit jantung dan karsinoma uterus.1,4-6,8,9,11

    Terapi awal

    Langkah pertama dalam penatalaksanaan SOPK adalah melakukan olahraga

    secara teratur, mengkonsumsi makanan sehat dan menghentikan kebiasaan merokok.

    Ini merupakan pilihan utama terapi dan bukan sekedar menghasilkan perubahan gaya

    hidup. Terapi tambahan tergantung pada keluhan penderita dan apakah dokter

    merencanakan agar penderita dapat memperoleh kehamilan.5

    Menurunkan berat badan sudah sangat membantu dalam menjagakeseimbangan hormonal sehingga siklus haid menjadi teratur dan terjadi

    ovulasi. Olah raga teratur dan melakukan diet untuk menurunkan berat badan

    merupakan langkah utama dan sangat penting bagi penderita bila

    menghendaki kehamilan.

  • 5/26/2018 PCOS

    16/20

    16

    Menghentikan kebiasaan merokok. Perlu diketahui bahwa merokok dapatmeningkatkan kadar androgen.

    Selain itu kebiasaan merokok akan

    meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung.

    Bila penderita menghendaki kehamilan, penurunan berat badan saja tidakdapat memperbaiki fertilitas, maka diperlukan pemberian obat untuk

    menurunkan insulin. Dengan menurunkan berat badan, kesempatan untuk

    ovulasi dan kehamilan meningkat. Terapi dengan pemicu ovulasi dapat pula

    menyebabkan terjadi ovulasi.

    Bila penderita menghendaki kehamilan, dokter dapat pula menggunakanterapi hormonal untuk membantu pengendalian hormon ovarium. Untuk

    memperbaiki masalah siklus haid, terapi dengan pil kontrasepsi oral dapatmencegah agar lapisan endometrium tidak terlalu lama menebal. Hal ini

    dapat mencegah terjadinya karsinoma endometrium. Terapi hormonal juga

    dapat mengatasi pertumbuhan rambut berlebihan dan jerawat. Terapi hormon

    dapat berupa pil kontrasepsi oral, patchesatau cincin vagina. Kadang-kadang

    digunakan pula obat penurun androgen (spironolakton) yang biasa diberikan

    bersama dengan pil kontrasepsi oral kombinasi estrogen-progestin. Terapi

    kombinasi ini diperlukan untuk mengatasi kerontokan, jerawat dan

    pertumbuhan rambut berlebihan.5

    Terapi lain untuk SOPK antara lain :5

    Menghilangkan rambutdengan sinar laser, elektrolisis, waxing, tweezing ataukimiawi.

    Mengatasi masalah pada kulit. Obat jerawat topikal atau per oral dapatdiperoleh secara bebas. Pengangkatan skin tag tidak perlu dilakukan kecuali

    bila menyebabkan iritasi.

    Terapi Medikamentosa1,4-6,8,9,11

    Pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin digunakan padapenderita dengan haid tidak teratur atau amenorea. Terapi ini membantu

    mengatasi jerawat, pertumbuhan rambut berlebihan dan kerontokan rambut.

  • 5/26/2018 PCOS

    17/20

    17

    Progestin diperlukan agar terjadi pertumbuhan dan pengelupasan

    endometrium secara teratur seperti yang terjadi pada haid. Pengelupasan

    endometrium yang terjadi setiap bulan dapat mencegah karsinoma uterus.

    Progestin sintetis. Bila penderita tidak dapat menggunakan hormon estrogenmaka penggunaan progestin yang dapat digunakan adalah yang tidak

    meningkatkan kadar androgen dan baik untuk penderita SOPK yaitu :

    norgestimate, desogestrel dan drospirenon.

    Efek samping yang mungkin

    terjadi : nyeri kepala, retensi air dan perubahan emosi.

    Diuretik. Spironolaktone yang dapat menurunkan androgen (Aladactone)diberikan bersama dengan pil kontrasepsi kombinasi. Terapi ini dapat

    mengatasi kerontokan rambut, pertumbuhan jerawat dan rambut abnormal(hirsuitisme).

    Cyproterone acetate merupakan preparat yang paling sering digunakan diEropa untuk menurunkan kadar androgen dan jika dikombinasi dengan etinil

    estradiol menjadi obat kontrasepsi yang dapat digunakan pada penderita

    sindrom ovarium polikistik yang tidak menginginkan kehamilan.

    Metformin(Glucophage). Obat diabetes ini digunakan untuk mengendalikaninsulin, gula darah dan androgen. Obat ini menurunkan resiko diabetes dan

    penyakit jantung serta memulihkan siklus haid dan fertilitas. Metformin dapat

    memperbaiki derajat fertilitas, menurunkan kejadian abortus, dan diabetes

    gestasional serta mencegah terjadinya masalah kesehatan jangka panjang.

    Klomifen sitrat dan injeksi gonadotropin (LH dan FSH). Klomifen sitratdapat diberikan bersama dengan metformin bila metformin dapat memicu

    terjadinya ovulasi. Kombinasi kedua jenis obat ini akan memperbaiki kerja

    dari klomifen sitrat.

    Eflomithine (Vaniqa) adalah krim yang dapat menghambat pertumbuhanrambut dan hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.

  • 5/26/2018 PCOS

    18/20

    18

    Terapi Pembedahan

    Terapi pembedahan kadang-kadang dilakukan pada kasus infertilitas akibat

    SOPK yang tidak segera mengalami ovulasi setelah pemberian terapi medikamentosa.

    Melalui pembedahan, fungsi ovarium di pulihkan dengan mengangkat sejumlah kista

    kecil.1,4-6,8,9,11

    Metode pembedahan yang dapat dilakukan yaitu:1,4-6,8,9,11

    Wedge Resection, dengan mengangkat sebagian ovarium. Tindakan inidilakukan untuk membantu agar siklus haid menjadi teratur dan ovulasi

    berlangsung secara normal. Tindakan ini sudah jarang dikerjakan oleh karena

    memiliki potensi merusak ovarium dan menimbulkan jaringan parut.

    Laparoscopic ovarian drilling , merupakan tindakan pembedahan untukmemicu terjadinya ovulasi pada penderita SOPK yang tidak segera mengalami

    ovulasi setelah menurunkan berat badan dan memperoleh obat-obat pemicu

    ovulasi. Pada tindakan ini dilakukan eletrokauter atau laser untuk merusak

    sebagian ovarium (gambar 8). Beberapa hasil penelitian memperlihatkan

    bahwa dengan tindakan ini dilaporkan angka ovulasi sebesar 80% dan angka

    kehamilan sebesar 50%.Wanita yang lebih muda dan dengan BMI dalam

    batas normal akan lebih memperoleh manfaat melalui tindakan ini.

    Gambar 8.Laparoscopic ovarian drilling

  • 5/26/2018 PCOS

    19/20

    19

    XI. KOMPLIKASIKelainan utama sindrom ovarium polikistik adalah tidak beresponsnya tubuh

    terhadap kadar insulin yang normal. Resistensi insulin ini mengakibatkan pankreasbekerja lebih keras menghasilkan insulin sehingga kadar insulin dalam darah begitu

    tinggi sementara kadar gula yang tidak terolah pun meningkat. Beberapa penelitian

    menyimpulkan gangguan metabolisme insulin inilah yang mengakibatkan wanita

    penderita sindrom ovarium polikistik terancam mengalami penyakit diabetes mellitus

    tiga kali lebih besar daripada wanita normal.1,4-6,8,9,11

    Tidak hanya diabetes mellitus, sebuah penelitian menyatakan bahwa wanita

    penderita sindrom ovarium polikistik memiliki resiko mengalami penyakit jantung

    dan komplikasinya 7 kali lebih banyak dari wanita normal. Beberapa penelitian

    menyimpulkan wanita penderita sindrom ovarium polikistik memiliki resiko terkena

    hipertensi tiga kali lebih besar daripada wanita normal dan memiliki resiko terkena

    serangan jantung (infark miokard) tujuh kali lebih banyak daripada wanita normal

    dengan usia yang sama.1,4-6,8,9,11

    Paparan kronik uterus terhadap estrogen bebas dapat menyebabkan

    hyperplasia dan karsinoma endometrium. Pasien yang sedang hamil dan mengidap

    SOPK, resiko untuk mengalami aborsi spontan meningkat.1,8

    XII. PENUTUPSindrom ovarium polikistik merupakan kelainan endokrin utama pada

    wanita usia reproduksi dengan karakteristik adanya anovulasi kronis dan

    hiperandrogenisme yang dapat menyebabkan manifestasi klinis, seperti pembesaran

    ovarium polikistik, amenorea sekunder atau oligomenorea, dan infertilitas. Selain itu,

    SOPK juga disertai oleh perubahan metabolik berupa gangguan toleransi glukosa,

    hiperinsulinemia dan resistensi insulin.

    Walaupun terdapat banyak penyakit yang memiliki gambaran klinis yang

    menyerupai SOPK, namun melalui anamnesis yang cermat, pemeriksaan fisis, dan

    pemeriksaan penunjang yang tepat, klinisi dapat menegakkan diagnosis SOPK.

  • 5/26/2018 PCOS

    20/20

    20

    Olahraga secara teratur, konsumsi makanan sehat, serta menghentikan

    kebiasaan merokok dan mengendalikan berat badan merupakan kunci utama

    pengobatan SOPK. Alternatif pengobatan lainnya adalah dengan menggunakan obat

    untuk menyeimbangkan hormon. Dan jika diperlukan dapat dilakukan terapi

    pembedahan.