pcd uas take home 2015

16
ENGLISH AND LITERATURE DEPARTMENT FACULTY OF LANGUAGES AND ARTS STATE UNIVERSITY OF JAKARTA FINAL EXAMINATION (Take home) SUBJECT : PERSONALITY AND COMMUNITY DEVELOPMENT LECTURER : SN DAY : DECEMBER 2014 IMPORTANT REMINDER It is best if answers are written in English, but mixture of English and some Indonesian words is possible when necessary. Answer all items below in printed answer sheets and hand it in no later than January 8, 2015 (Thursday at 16.00). Collect your answer managed by captain of class then hand in directly to me together with the list of the class. 1. Explain how words you speak influence thought and action. In other words, what you say will influence what you think and finally influence what you do. Relate your answer with what have been discussed in the references below; a. the secret of law of attraction b. the true power of water c. complete your answer with any related things of your experiences or that you know from any resources. (Maximum Score = 25) 2. Law number one of the 7 laws of happiness is about patience. Explain and discuss it to indicate its definition and indicators. Relate it with any empirical and real condition that you might have/know. (Maximum Score = 25)

Upload: dimas-pratama

Post on 28-Jul-2015

87 views

Category:

Data & Analytics


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pcd uas take home 2015

ENGLISH AND LITERATURE DEPARTMENTFACULTY OF LANGUAGES AND ARTSSTATE UNIVERSITY OF JAKARTA

FINAL EXAMINATION (Take home)

SUBJECT : PERSONALITY AND COMMUNITY DEVELOPMENTLECTURER : SNDAY : DECEMBER 2014

IMPORTANT REMINDER It is best if answers are written in English, but mixture of English and some

Indonesian words is possible when necessary. Answer all items below in printed answer sheets and hand it in no later than

January 8, 2015 (Thursday at 16.00). Collect your answer managed by captain of class then hand in directly to me together with the list of the class.

1. Explain how words you speak influence thought and action. In other words, what you say will influence what you think and finally influence what you do. Relate your answer with what have been discussed in the references below;a. the secret of law of attraction b. the true power of waterc. complete your answer with any related things of your experiences or that you know from any resources. (Maximum Score = 25)

2. Law number one of the 7 laws of happiness is about patience. Explain and discuss it to indicate its definition and indicators. Relate it with any empirical and real condition that you might have/know. (Maximum Score = 25)

3. Habit 3 of the 7 habits of Highly Effective People is talking about principle of personal management. Discuss it, including how Covey explains about 4 quadrants of the time management matrix. Give your personal opinion how it works with you. (Maximum Score = 25)

4. Each of you have discussed and analyzed a book of your own choice. Now pick up the summary and relate it to your personal experience how you might take any lesson to apply in your own personal life. To answer this item, first mention the book that you have analyzed and give the brief summary then relate or apply in your personal life.(Maximum Score = 25)

GOOD LUCK.

Page 2: Pcd uas take home 2015

Buku yang berjudul The True Power of Water ini ditulis oleh Masaru Emoto,

seorang peneliti berkebangsaan Jepang yang menyimpulkan bahwa air itu hidup

dan dapat merespons apa yang disampaikan manusia padanya. Buku ini

bertemakan tentang bersyukurlah atas apa yang telah kita terima dalam hidup,

selalu berpikiran positif dan menghindari berpikir negatif. Berpikir positif akan

membuat kita menjadi sehat dan dapat membantu kita menjalani hidup dengan baik

dan tenang. Karena apa yang kita pikirkan, maka itulah yang akan kita dapatkan.

Melalui buku inipun kita dapat mempelajari kehidupan unik dari air, dan hal ini

dapat memperbaiki kesehatan hidup kita.

Masaru Emoto berpendapat, bahwa otak kita yang digunakan untuk berpikir ini

mengandung 74,5% air. Manusia adalah air karena itu manusia juga bisa

merespons perilaku yang diberikan air kepada manusia. Air-air di dunia ini yang

menurun kualitasnya juga karena akibat perilaku manusia yang melampaui batas.

Bahkan Masaru Emotopun berpendapat bahwa bencana tsunami di Aceh bisa jadi

karena akumulasi ketegangan dan ketakutan akibat perang RI-GAM sehingga air

benar-benar membaca kecemasan seluruh masayarakat Aceh.

Judul yang diberikan oleh penulis buku sudah mencerminkan dan menggambarkan

isi buku tersebut, dan memaparkan isi buku secara gamblang disertai dengan

gambar-gambar yang mendukung serta menarik. Pada Bab pertama, Masaru Emoto

menceritakan bagaimana awal dari penelitiannya tentang rahasia air dimulai.

Beliau menjelaskan proses penelitiannya secara jelas, mulai dari bagaimana ia

berusaha membuktikan bahwa air memiliki kristal-kristal sendiri hingga akhirnya ia

mengetahui air mampu memahami kata-kata yang diucapkan oleh manusia. Buku

ini adalah buku yang berbasiskan fakta atau data-data yang nyata, karena buku ini

disusun setelah melalui proses penelitian yang panjang.

Ada banyak informasi faktual yang terdapat dalam buku The True Power of Water

ini, salah satunya adalah kutipan dari artikel yang diterbitkan oleh

harian Mainichi pada tanggal 20 April 2003. Seperti yang dikutip pada halaman 9

yaitu, “Institut Ilmu Kesehatan Yokohama melaporkan adanya bahan

kimia formaldehyde dan acetaldehyde pada beberapa air mineral yang dijual di

Jepang”.

Keutuhan gagasan dari buku ini sudah baik, hal ini bisa dilihat dari adanya kalimat-

kalimat penjelas pada paragraf sebelumnya. Setiap paragraf yang ditulis memiliki

kesesuaian dengan paragraf lainnya. Unsur propaganda yang disampaikan oleh

penulis hampir terlihat di seluruh bagian paragraf. Salah satu contohnya yaitu

seperti yang dikutip pada paragraf kedua halaman 161, “Pada masa yang akan

datang, saya yakin konsep mengenai energi Hado akan semakin menarik perhatian

masyarakat. Jika hal ini bisa terjadi, kehidupan akan semakin baik”. Dibalik unsur-

unsur propaganda yang disampaikan di atas, kita dapat mengetahui tujuan

sebenarnya dari penulis yaitu untuk berbagi informasi tentang kehidupan air dan

untuk memberi pencerahan kepada para pembaca bahwa air yang ada di dalam

Page 3: Pcd uas take home 2015

tubuh sangat dipengaruhi oleh pikiran. Suasana hati penulis terlihat

senang/bahagia, hal ini karena penelitian yang dilakukannya berhasil dan

membuahkan hasil, sehingga orang-orang bisa mengambil manfaatnya.

Setelah membaca artikel ini, dapat diketahui bahwa pada setiap paragraf yang

dikemukakan terdapat hubungan antar setiap kalimat dan paragrafnya. Penulis

mampu mengedepankan arti dari kelengkapan dan kesesuaian paragraf. Setiap

paragraf yang ditulis saling melengkapi dan memiliki kesesuaian dengan paragraf

lainnya. Setiap gagasan diceritakan secara runtut, tidak melompat-lompat dan

menggunakan alur yang jelas. Penulis menggunakan alur maju dalam menceritakan

urutan-urutan permasalahannya.

Selain itu penulis juga menggunakan unsur urutan, perbandingan, dan hubungan

sebab akibat pada buku ini. Penggunaan unsur urutan dapat dilihat pada halaman 

4 paragraf kedua, penulis menggunakan kata pertama dan selanjutnya, di mana

kata-kata tersebut merupakan salah satu ciri penggunaan unsur urutan dalam

sebuah teks. Selanjutnya penggunaan unsur perbandingan dapat dilihat pada

halaman 5, Masaru Emoto membandingkan foto kristal air alami, air keran, dan air

mineral. Yang terakhir adalah penggunaan hubungan sebab akibat, salah satu

contohnya terdapat pada halaman 63. Penulis menjelaskan akibat dari kata “stress”

yang ditempelkan pada sebotol air, kristal yang dibentuk oleh air tersebut

memberikan kesan rasa tertekan dan takut.

Dampak dari buku ini adalah mampu membuat masyarakat (pembaca) percaya akan

kristal air, bahwa kristal itu akan baik (indah) jika diberikan informasi yang baik

pula. Pembacapun akan percaya bahwa kristal air terbaik berasal dari air zam-zam,

dan akan lebih menghargai air dalam penggunaannya sehari-hari.

Dari buku The True Power of Water ini dapat disimpulkan bahwa kita tidak dapat

hidup tanpa air, selain udara dan makanan tentunya. Air membawa gelombang

yang berfungsi sebagai sumber energi. Air akan sangat bermanfaat jika digunakan

secara bijak. Air akan memiliki kristal yang indah (baik) jika diberi informasi yang

baik, begitu pula sebaliknya, akan menghasilkan kristal yang buruk jika diberi

informasi yang tidak menyenangkan.

Page 4: Pcd uas take home 2015

2. ARVAN PRADIANSYAHJUNE 16, 2009

Prinsip-prinsip PikiranTulisan di bawah adalah rangkuman dari tiga rangkaian acara talkshow Arvan Pradiansyah di Smart FM 95.9 bertajuk Smart Happiness, setiap Jum’at jam 07.00 WIB. Tiga pertemuan masing-masing tanggal 29 Mei, 5 Juni dan 12 Juni 2009 membahas satu topik yang sama: Prinsip-prinsip Pikiran.Materi ini sendiri dirangkum dari bukunya Arvan Pradiansyah yang berjudul The 7 Laws of Happiness. Jadi kalau penasaran dan ingin tahu lengkapnya, beli dan bacalah bukunya. Saya sendiri belum membaca bukunya (belum beli pula :D).Menurut Arvan, kunci kebahagiaan itu letaknya pada ‘pikiran’, yaitu pada bagaimana kita mengelola pikiran. Tidak ada yang lebih dahsyat di dunia ini selain pikiran. Dan pikiran inilah yang membedakan manusia dengan yang bukan manusia.

Ketidaksempurnaan itu adalah kesempurnaan itu sendiri. Tuhan mengutus kita ke dunia ini untuk menyempurnakan hidup kita. Dan segala sesuatu selalu memiliki bright side dan dark side. Tetapi keputusan untuk bahagia ada pada tangan kita, kitalah yang memutuskan untuk tidak diperbudak oleh pikiran-pikiran kita.Prinsip 1 – Kekuatan terbesar kita adalah kemampuan untuk memilih pikiran kita.Stephen Covey dalam The 7 Habits of Highly Effective People menyebutkan kita bisa memilih untuk bersikap proaktif atau reaktif. Menjadi proaktif artinya Anda memilih tindakan-tindakan positif, dan menjadi reaktif artinya Anda memilih tindakan-tindakan negatif dalam menyikapi sesuatu. Arvan said, memilih tindakan akan memberikan Anda kesuksesan, tetapi memilih pikiran memberi Anda kebahagiaan.Ilustrasinya seperti ini. Ketika datang peminta sumbangan ke kantor Anda, dan Anda sedang berada bersama rekan-rekan dan beberapa bawahan Anda. Kemudian Anda memberikan sumbangan yang cukup besar, karena, Anda merasa perlu menjaga image Anda sebagai seorang yang dermawan.Analisisnya, secara tindakan Anda jelas sukses, image Anda terjaga. Tetapi secara pikiran, apakah Anda bahagia? Jawabannya tidak. Karena Anda menyumbang bukan atas dasar keinginan Anda, melainkan karena faktor luar. Anda sama sekali tidak memenuhi need Anda, dan Anda tidak bahagia.Prinsip 2 – Kita tidak dapat mengontrol perasaan kita secara langsung. Tetapi kita dapat mengontrol perasaan kita dengan cara mengontrol pikiran kita.Pikiran adalah induk dari segalanya. Mari kita lihat ilustrasi berikut. Anda menerima sebuah sms dari seorang teman yang isinya tidak baik. Anda kecewa, sedih, sebel dan mungkinngomel. Tetapi, tidak lama kemudian kawan tadi sms lagi, meminta

Page 5: Pcd uas take home 2015

maaf bahwa ia tadi salah kirim sms. Bagaimana perasaan Anda? Sampai disini terungkap bahwa perasaan Anda ditentukan oleh pikiran Anda.Bahagia itu kaitannya dengan perasaan. Dan perasaan tidak dapat dikontrol secara langsung. Cara mengelolanya adalah dengan mengontrol pikiran kita. Pikiran adalah sebab, dan perasaan merupakan akibat.

Prinsip 3 - Pikiran kita tidak dapat membedakan mana kejadian yang sudah lama terjadi dan mana kejadian yang baru saja terjadi.Begitu Anda memikirkan kejadian yang pernah Anda alami, walaupun telah berlangsung lama, Anda akan merasa seolah-olah kejadian tersebut baru saja terjadi. Contohnya, jika Anda pernah memiliki suatu pengalaman yang sangat menyenangkan (mengesankan) atau sangat menyedihkan berpuluh tahun yang lalu, ketika Anda memikirkannya lagi, akankah sensasi rasa senang atau rasa pedih yang pernah dirasakan itu terasa kembali?

Prinsip 4 – Pikiran adalah gladiresik dari semua tindakan.Peribahasa mengatakan, You are what you think. Arvan said, You are what you repetitively think. Segala sesuatu yang kita lakukan adalah hasil dari pikiran yang sudah ada bertahun-tahun yang lalu. Artinya, masa depan dapat kita ciptakan.Kita harus benar-benar memilih dan memilah pikiran-pikiran yang masuk ke dalam pikiran kita. Setiap pikiran yang masuk tidak selalu serta merta dapat diwujudkan. Ia akan mengendap menjadi sebuah keinginan pasif, yang menunggu diaktifkan. Ketika ada suatu rangsangan yang mengaktivasi maka ia akan terwujud dalam bentuk tindakan.

Contoh sederhananya, ketika ingin membeli suatu barang, terkadang kita tidak bisa langsung membelinya. Setelah diincer cukup lama, dan kondisi keuangan sudah mendukung, barulah barang tersebut bisa kita beli.Atau yang agak ekstrim, proses selingkuh. Ketika kondisi belum mendukung, mungkin hal itu hanya sesuatu yang sekedar terbersit di pikiran. Lalu ketika kondisi luar mendukung, seperti kondisi financial, ada lawan main, maka teraktivasilah keinginan pasif tadi menjadi sebuah tindakan.Prinsip 5 – Kita sadar ketika pikiran-pikiran positif masuk ke dalam pikiran kita. Namun, seringkali kita tidak sadar ketika pikiran-pikiran negatif masuk ke dalam pikiran kita. Karenanya kita harus selalu dalam kondisi ‘alert‘.Contohnya, kita sadar ketika kita sedang berada di masjid, atau di gereja, atau sedang mengikuti training-training motivasi, bahwa kita sedang memasukkan makanan positif ke dalam pikiran kita. Tetapi seringkali kita tidak sadar ketika menonton televisi, ketika berjalan-jalan di mall, bahwa segala sesuatu yang kita lihat bisa saja menimbulkan hasrat-hasrat negatif yang terlintas begitu saja tanpa kita sadari.Prinsip 6 - Kita tidak dapat berhenti berpikir. Dalam kondisi apapun kita selalu berpikir, memasukkan makanan ke dalam pikiran kita. Pikiran kita senantiasa sibuk.Oleh karena itu, ketika ada masalah, endapkanlah dulu. Ketika mau tidur hendaklah berdo’a, menyerahkan masalah tersebut pada Tuhan dan meminta diberi petunjuk agar keesokan hari dapat berpikir dengan jernih demi mencari solusinya. Dengan begini, ketika tidur nanti, bawah sadar kita akan berproses. Apalagi kalau sudah dibimbing Tuhan. Dalam hal ini kita berserah,surrender. Artinya, menyerahkan apa yang tidak bisa kita lakukan kepada Tuhan, ketika kitaoverwhelmed. Surrender, damai, tenang.Prinsip 7 – Pada saat kepala kita terinfeksi pikiran negatif, Anda dapat membuangnya saat itu juga dan menggantinya dengan sebuah pikiran positif.Tahu dari mana kalau kita kurang sehat? Tentunya dari tanda-tanda atau gejala-gejala penyakit yang ditimbulkan. Sekarang, tahu dari mana kalau kepala kita sudah terinfeksi oleh pikiran negatif? Jawabnya adalah, dari perasaan (feeling) kita.

Page 6: Pcd uas take home 2015

Perasaan adalah barometer untuk mengetahui keadaan kita. Perasaan negatif adalah barometer bahwa telah ada makanan negatif yang masuk ke pikiran kita. Tuhan menurunkan perasaan sebagai barometer pikiran kita.

Ketika ada pikiran negatif masuk, kita bisa switch saat ini juga. (Dengan catatan pikiran negatif itu belum mengendap dalam bawah sadar kita. Jika sudah masuk dalam bawah sadar, megubahnya tidak semudah itu. Perlu reprogramming, ada tekniknya, seperti hipnoterapi dan sejenisnya.)Prinsip 8 – Kemampuan kita untuk mengendalikan pikiran kita seperti otot. Ia dapat tercipta berkat latihan dan disiplin yang sungguh-sungguh kita lakukan.Rumus dari latihan ini adalah, selalulah mengawasi makanan yang masuk ke dalam pikiran kita, indikasinya adalah perasan kita.

Prinsip 9 – Kita hanya bisa memikirkan satu hal. Jika kita memikirkan hal yang positif, maka hal yang negatif akan pergi. Begitu juga sebaliknya.

~~~

Kebahagiaan itu adalah hasil pilihan pikiran. Bahagia itu kaitannya dengan perasaan. Dan perasaan tidak dapat dikontrol secara langsung. Cara mengelolanya adalah dengan mengontrol pikiran kita. Pikiran adalah sebab, dan perasaan merupakan akibat.

Jagalah hati! Tentunya yang dimaksud hati disini adalah qalbu. Bukan hati sebagai organ hati. Qalbu dalam subsistem jiwa menjadi pusat perasaan. Qalbu berbentuk spiritual, sehingga sulit dikelola secara langsung. Berkaitan dengan hal ini, Arvan Pradiansyah menyodorkan sebuah terobosan. Menurutnya yang menjadi pusat segalanya adalah PIKIRAN.

Pikiran adalah sumber dari segalanya. Dimana letak pikiran? Dengan mudah kita akan menunjuk kepala kita. Pikiran bersifat abstrak, tetapi pikiran memiliki bentuk real sebagai organ otak. Bila diibaratkan, otak adalah hardware dan pikiran adalah software-nya.Di dalam otaklah segala data dan informasi yang kita terima diolah. Segala jenis kecerdasan pun berpusat di otak. Kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (SQ), dan kecerdasan spiritual (SQ) ~God spot, semuanya terdapat di otak.Maka, terkait hadits Nabi yang berbunyi, ”Sesungguhnya di dalam diri setiap orang ada segumpal daging. Bila daging itu sehat maka sehatlah seluruh tubuh orang itu, tetapi bila daging itu sakit maka rusaklah seluruh tubuh orang tersebut”, Arvan merasa yakin bahwa yang dimaksud “segumpal daging” tersebut adalah otak.

Semoga bermanfaat.

PS. Terkait paragraf terakhir mengenai otak yang diyakini Arvan menjadi pusat ‘segalanya’, saya pernah membaca dua artikel Jalaluddin Rakhmat di facebook page-nya, yang juga menyatakan hal senada (di sini dan di sini). Ada pro dan kontra, sudah tentu. Banyak hal bisa diterima, selain kemudian muncul berbagai pertanyaan akan hal yang sudah mapan.Next what..? Wallahu ‘alam bishawab. Ilmu pengetahuan terus berkembang. Tuhan mengilhamkannya pada manusia untuk menyempurnakan kehidupannya. 

Posted in Lain-lain | Tagged arvan pradiansyah, otak, prinsip pikiran, psikologi | 7 CommentsMAY 26, 2009

Page 7: Pcd uas take home 2015

Paradigma Baru BersyukurDari Talkshow Interaktif Arvan Pradiansyah lagi.. Acaranya sekarang di Smart FM 95.9, bertajuk Smart Happiness. Tayang setiap Jum’at pagi jam 07.00 – 08.00 WIB.Beberapa pekan ini membahas poin-poin dari buku keempatnya Arvan Pradiansyah yang berjudul “The 7 Laws of Happiness”. (Belum kesampean punya atau baca bukunya nih…) Meski bisa mengikuti acaranya setiap pekan, hanya pada beberapa kesempatan saja sempat mencatat poin-poin pentingnya -meski semua rasanya penting.Nah, ini dia yang paling menggugah bagi saya, dalam arti memberikan pola pandang baru bagi saya atas sesuatu yang selama ini hanya diartikan melulu begitu, dari dulu sampai sekarang.

Dari acara tanggal 8 Mei 2009, yang mengetengahkan judul “Bersyukur: Menjelajahi Semua Potensi Anda”.

Hal paling menarik dari episode ini adalah mengenai makna bersyukur yang dikemukakan Arvan Pradiansyah, bahwa bersyukur itu berarti melihat ke dalam. Yaitu, dengan mengeksplor kemampuan kita sampai yang sekecil-kecilnya, sehingga ketika kita meninggal nanti kita bisa berkata kepada Tuhan: “Tuhan, aku sudah berusaha menggunakan (memaksimalkan) segala potensi yang Engkau berikan kepadaku, semuanya. Dan tidak ada sedikitpun yang tersisa (tersia-sia).” Alangkah indahnya jika kalimat itu bisa terucap dari bibir kita saat menghadap-Nya nanti.. (Semoga.)Saya suka pengertian bersyukur seperti di atas. Syukur dalam pengertian ini menjelma menjadi sebuah sikap aktif, bukan hanya tindakan pasif yang biasanya selalu diartikan dengan ‘merasa (cepat) puas’ atau ‘melihat ke bawah’. Kedua pengertian ini juga benar, tapi baru 50% benar, menurut Arvan.

Mitos Salah Mengenai BersyukurPertama, kita biasanya bersyukur hanya untuk hal-hal yang besar. Padahal ada banyak sekali atau mungkin bahkan ribuan hal kecil yang bisa (pantas) disyukuri.

Kedua, kita hanya bersyukur ketika mendapat kesenangan. Definisi senang sendiri adalah, segala sesuatu yang sesuai dengan keinginan kita. Padahal, hanya Tuhan yang tahu yang terbaik untuk kita. Jadi, seharusnya kita bersyukur baik dalam keadaan senang maupun susah.

Jadi teringat teori ‘kemerdekaan hidup’ seorang Ustadz favorit saya. Bahwa  senang atau susah hanya sebutan untuk keadaan yang kita alami. Ketika kita menjalani kehidupan ini dengan ‘sadar’, alias tidak terikat pada dualisme senang dan susah tadi, maka hakikat keadaan tersebut bisa kita selami, dan tidak ada senang atau susah lagi. Semua kejadian runtut dalam pengaturan maha sempurna Sang Pengatur. So, ‘sadar’ adalah kata kunci dalam menjalani hidup ini. Sehingga kita bisa merdeka, memandang segala sesuatu dengan jernih, memandang hidup dari sisi sebagaimana seharusnya kita menempatkan diri.

Ketiga, kita sering undervalue terhadap keadaan (diri) kita, dan overvalue terhadap keadaan (diri) orang lain.Keempat, bersyukur diartikan sebagai ‘cepat puas’ atau ‘melihat ke bawah’ sebagaimana disebutkan di atas.

Tips Bersyukur1 – Ketika mendapat kenikmatan, tanya: Why me?

Page 8: Pcd uas take home 2015

2 – Ketika mendapat kesusahan, tanya: Apa yang ingin Tuhan berikan kepada saya dengan musibah ini?

Bersyukur terkait erat dengan kemampuan spiritual seseorang. Hanya orang yang beriman (mempunyai kemampuan spiritual) saja yang bisa melihat apa yang tidak terlihat.

~~~

Acara Smart Happiness ini adalah acara favorit kedua saya setelah dulu begitu mencintai talkshow interaktif dengan Mario Teguh di PRO 2 FM Jakarta, yang tayang setiap Senin pagi jam 7 pagi juga. (Sekarang sudah tidak tayang, penyiarnya Mbak Ratih Atmojo, kangen suaranya.. :)) Nama acaranya saya lupa, apakah Mario Teguh Open Forum.. (?)Kedua acara ini memiliki kesamaan, menyajikan pola pandang-pola pandang baru untuk hal-hal yang sudah dianggap lazim. Saya sering dibuat takjub dengan pengertian-pengertian baru dari hal-hal yang sebetulnya biasa. Ketika kita bisa memaknai sesuatu dengan cara pandang yang berbeda, dengan hati yang jernih, dengan intuisi yang tajam, segala hal kecil menjadi begitu indah dan ‘sangat bermakna’. Tidak ada yang sia-sia. Semoga Allah senantiasa merahmati beliau berdua untuk selalu dapat menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk menebarkan rahmat-Nya. Amiin..Semoga bermanfaat.

Posted in Lain-lain | Tagged arvan pradiansyah, bersyukur, psikologi | 1 CommentFEBRUARY 9, 2008

Menjadi Tua Itu Pasti, Menjadi Dewasa Adalah PilihanMenjadi tua itu pasti, menjadi dewasa adalah pilihan.

Kalimat pendek, but deeply emphasize.Menjadi dewasa..? Sebagian ada yang menyatakan sulit menjadi dewasa, sebagian lagi mengatakan definisi dewasa itu berbeda-beda, tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Di atas itu semua, satu hal yang pasti, (menurut saya) menjadi dewasa itu suatu keharusan.

Mengapa? Karena hidup yang sedang kita jalani ini adalah amanah dari-Nya. Setiap tarikan nafas adalah titipan dari-Nya. Kenyataannya, banyak sekali masalah yang tidak dapat diselesaikan ‘tanpa kedewasaan sikap’, seperti banyak sekali masalah yang bisa timbul dari ‘ketidakdewasaan’, padahal, hidup yang kita jalani ini haruslah dapat memberi makna.

Terkait dengan hal ini, berikut satu catatan menarik tentang ‘kedewasaan’. Saya salin bebas dari Talkshow Interaktif : Friday Spirit di Ramako 105.8 FM oleh Arvan Pradiansyah, Jum’at 7 Februari 2008 pukul 07.00-08.00 WIB. Semoga tidak ada substansi yang berubah..***

Mengambil tema seperti tertulis pada judul di atas, Arvan Pradiansyah mengemukakan 5 hal yang menjadi ciri yang membedakan orang ‘dewasa’ dan ‘tidak dewasa’.

Page 9: Pcd uas take home 2015

Sebelumnya Arvan mengungkapkan bahwa, kedewasaan tidak terkait sama sekali dengan masalah umur. Meskipun sering terdengar ungkapan: orang tua lebih bijak, atau orang muda lebih enerjik.

Dan 5 hal tersebut adalah..

Pertama, orang dewasa lebih melihat ke dalam (lebih dahulu), ketika ‘anak kecil’ lebih sering mengacu pada sesuatu di luar dirinya.Contoh mudahnya, ketika dihadapkan pada pertanyaan berikut, apa jawaban kita: Telat masuk kantor, siapa yang salah? Siapapun bisa menjawab dengan mudah: macet, ketika pilihan jawaban lain juga tersedia. Dengan mengambil tanggung jawab pribadi Anda bisa memilih untuk mengatakan: Saya tahu Jakarta macet, maka saya harus berangkat lebih pagi untuk dapat sampai di kantor tepat waktu.

Orang dewasa mengambil tanggung jawab pribadi, ketika anak kecil mencari-cari kambing hitam atas kesulitan yang menimpanya.

Kedua, orang dewasa selalu memberi manfaat pada orang lain, ketika anak kecil selalu ingin mengambil manfaat (meminta hak) dari orang lain.Ilustrasinya, ketika seseorang telah berkerja dengan baik, maka dipromosikan adalah sebuah konsekwensi. Ingat bahwa, tidak ada orang yang ‘berhak’ untuk dipromosikan, yang ada adalah orang yang ‘pantas’ untuk dipromosikan. Dan yang sering kita temui, orang lebih banyak menuntut haknya, alih-alih menunjukkan kinerja yang dengannya pemenuhan hak itu menjadi suatu konsekwensi yang dapat ia terima.

Ketiga, orang dewasa memiliki pengendalian diri -sense of control- yang besar, sementara anak kecil lebih banyak dikendalikan orang lain (rangsangan luar).Pengendalian diri yang besar, ciri praktisnya dapat ditandai dengan adanya jarak antara stimulus dan respon. Ada proses mawas diri, melihat ke dalam dan kepada persoalannya, sebelum memberikan respon atas sesuatu.

Keempat, orang dewasa siap kalah (mengalah), sementara anak kecil selalu ingin menang dan tidak siap kalah.Kelima, orang dewasa bisa membedakan masalah dengan orangnya, sementara anak kecil berlaku sebaliknya.Just look behind..(For F. I proud of you.., stay the same bro’.)

Ringkasan buku "The 7 Habits of Highly Effective People" (Stephen R.Covey)

Page 10: Pcd uas take home 2015

 oleh Sendy Sontosa

Tujuh kebiasaan Manusia yg sangat efektif mencakup banyak prinsip dasar dari efektivitas manusia. Kebiasaan-kebiasaan ini bersifat mendasar; merupakan hal yg primer. Ketujuh kebiasaan ini menggambarkan internalisasi prinsip-prinsip yang benar yang menjadi dasar kebahagiaan dan keberhasilan yang langgeng.

Akan tetapi sebelum kita dapat benar-benar mengerti Tujuh Kebiasaan ini, kita perlu mengerti “ Paradigma “ kita sendiri dan bagaimana membuat suatu “ Perubahan Paradigma “.

Baik Etika Karakter maupun Etika Kepribadian adalah contoh-contoh dari paradigma social. Kata paradigma berasal dari bahasa Yunani. Kata ini semula merupakan istilah ilmiah, dan lebih lazim digunakan sekarang ini dengan arti Model,teori,persepsi,asumsi atau kerangka acuan. Dalam pengertian yang lebih umum,paradigma adalah cara kita “Melihat”Dunia-bukan berkaitan dengan pengertian visual dari tindakan melihat, melainkan berkaitan dengan persepsi,mengerti,menafsirkan.

Untuk tujuan kita,cara sederhana untuk mengerti paradigma adalah dengan memandangnya sebagai peta. Kita semua tahu bahwa “ Peta bukanlah wilayah “. Peta hanyalah penjelasan tentang aspek tertentu dan wilayah. Itulah persisnya apa yang dimaksud dengan Paradigma. Paradigma adalah sebuah teori,penjelasan, atau model untuk sesuatu.

Kita masing-masing mempunyai banyak peta di dalam kepala kita yang dapat dibagi menjadi dua kategori utama : Peta segala sesuatunya sebagaimana adanya,atau Realitas, dan Peta segala sesuatunya seperti seharusnya,atau Nilai.Kita menafsirkan semua yg kita alami melalui peta-peta mental ini. Kita jarang mempertanyakan keakuratan peta-peta tersebut; kita biasanya bahkan tidak sadar bahwa kita memiliki keduanya. Kita Cuma Mengamsumsikan bahwa cara kita memandang segala sesuatu adalah segala sesuatu sebagaimana adanya atau sebagaimana seharusnya.

Kemenangan Pribadi (Private victory)1. Proaktif (Be Proactive: Principles of Personal Choice)

Page 11: Pcd uas take home 2015

Walaupun kata Proaktivitas sekarang sudah lumayan lazim pada literature manajemen, ia tidak akan anda temukan dalam kamus. Kata ini lebih daripada hanya sekedar mengambil inisiatif. Kata ini berarti bahwa sebagai manusia, kita bertanggung jawab atas hidup kita sendiri.Perilaku kita adalah fungsi dari keputusan kita,bukan kondisi kita. Kita mempunyai inisiatif dan tanggung jawab untuk membuat segala sesuatunya terjadi.

Lihatlah kata Responsibility (Tanggung Jawab)-“Response-Ability- kemampuan untuk memilih respons anda. Orang yang sangat Proaktif mengenali tanggung jawab itu. Mereka tidak menyalahkan keadaan,kondisi atau pengkondisian untuk perilaku mereka. Perilaku mereka adalah produk dari pilihan sadar mereka, berdasarkan nilai, dan bukan produk dari kondisi mereka, berdasarkan perasaan.

2. Merujuk Pada Tujuan Akhir (Begin with the End in Mind: Principles of Personal Vision)Walaupun kebiasaan 2 berlaku pada banyak keadaan dan tingkat kehidupan yg berbeda, sebagian besar aplikasi dasar dari “ Merujuk Pada Tujuan Akhir” adalah untuk memulai hari ini dengan bayangan, gambaran, atau paradigma akhir kehidupan anda sebagai kerangka acuan atau kriteria yang menjadi dasar untuk menguji segala sesuatu. Tiap bagian dari kehidupan anda-perilaku hari ini, perilaku esok, perilaku minggu depan, perilaku bulan depan-dapat diuji dalam konteks keseluruhan, dari apa yg benar-benar paling penting bagi anda. Dengan mengusahakan titik akhir tersebut tetap jelas dalam pikiran, anda dapat memastikan bahwa apa pun yang anda kerjakan pada hari tertentu tidak melanggar criteria yang sudah anda definisikan sebagai yang paling penting, dan bahwa tiap hari dari kehidupan anda menunjang visi yang anda miliki tentang seluruh hidup anda dengan cara yang berarti.

Merujuk pada tujuan akhir berarti memulai dengan pengertian yang jelas tentang tujuan anda. Hal ini berarti mengetahui kemana anda akan pergi sehingga anda sebaiknya mengerti dimana anda berada sekarang dan dengan begitu anda tahu bahwa langkah-langkah yang anda ambil selalu berada pada arah yang benar.

3. Dahulukan Yang Utama (Put First Things First: Principles of Integrity & Execution)Kebiasaan 3 adalah ciptaan kedua,ciptaan fisik. Kebiasaan ini adalah pemenuhan,aktualisasi,kemunculan wajar dari kebiasaan 1 dan 2. Ia merupakan latihan kehendak bebas yang berpusat pada prinsip. Ia merupakan pelaksanaan hari demi hari, saat demi saat.

Kebiasaan 1 dan 2 mutlak penting dan merupakan prasyarat untuk kebiasaan 3. Anda tidak dapat berpusat pada prinsip tanpa lebih dulu sadar dan mengembangkan sifat proaktif anda. Anda tidak dapat berpusat pada prinsip tanpa dahulu sadar tentang paradigma anda dan mengerti bagaimana mengubah paradigma tersebut dan menyelaraskannya dengan prinsip. Anda tidak dapat menjadi berpusat pada prinsip tanpa visi dan focus pada kontribusi unik yang bias anda lakukan.

Namun dengan fondasi itu, anda dapat berpusat pada prinsip, hari deni hari, saat demi saat, dengan menjalani kebiasaan 3-dengan mempraktekkan menajemen diri yang efektif.

Ingatlah menajemen jelas berbeda dari kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan aktivitas otak kanan yang tinggi. Kepemimpinan lebih merupakan seni, didasari oleh suatu filosofi tertentu. Anda harus mengajukan pertanyaan tertinggi tentang hidup ini sewaktu anda berurusan dengan masalah kepemimpinan pribadi.

Page 12: Pcd uas take home 2015

Akan tetapi segera sesudah anda berurusan dengan persoalan tersebut, segera sesudah anda memecahkannya, anda pun harus mengatur diri anda secara efektif untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai dengan jawaban anda. Kemampuan untuk mengatur dengan baik tidak punya arti apapun jika anda bahkan tidak berada dalam “hutan yang benar”. Dan hal ini sangat menentukan. Sebenarnya, kemampuan untuk mengatur dengan baik menentukan kualitas dan bahkan keberadaan ciptaan kedua. Manjemen adalah penguraian,analisa,peruntutan,aplikasi spesifik,aspek otak kiri yang terikat waktu dari pengaturan diri yang efektif. Peribahasa saya sendiri tentang efektivitas pribadi adalah sebagai berikut : Manajemenkan dari kiri; pimpinlah dari kanan.

Kemenangan Publik (Public Victory)4. Berpikir Menang/Menang (Think Win/Win: Principles of Mutual Benefit)Menang/Menang adalah kerangka pikiran dan hati yang terus menerus mencari keuntungan bersama dalam semua interaksi manusia. Menang/Menang berarti bahwa kesepakatan atau solusi memberikan keuntungan dan kepuasan yang timbal balik. Dengan solusi Menang/Menang, semua pihak merasa senang dengan keputusannya dan merasa terikat dengan rencana tindakannya. Menang/Menang melihat kehidupan sebagai arena yang koperatif, bukan kompetitif. Kebanyakan orang cenderung berpikir secara dikotomi: kuat atau lemah, keras atau lunak, menang atau kalah. Akan tetapi cara berpikir seperti ini pada dasarnya cacat.Cara berpikir ini didasarkan pada kekuasaan dan posisi dan bukan pada prinsip. Menang/Menang didasarkan pada paradigma bahwa ada banyak untuk setiap orang, bahwa keberhasilan satu orang tidak dicapai dengan mengorbankan atau menyingkirkan keberhasilan orang lain.

Menang/Menang adalah kepercayaan akan alternative ketiga. Ia bukan jalan anda atau jalan saya; ia adalah jalan yang lebih baik,jalan yang lebih tinggi.

5. Berusaha Mengerti Terlebih Dahulu, Baru Dimengerti (Seek First to Understand, Then to be Understood: Principles of Mutual Understanding)Berusaha Mengerti Terlebih Dahulu memerlukan perubahan paradigma yang sangat mendalam. Kita biasanya berusaha lebih dahulu untuk di mengerti. Kebanyakan orang tidak mendengar dengan maksud untuk mengerti; mereka mendengar dengan maksud untuk menjawab. Mereka entah berbicara atau berniat untuk berbicara. Mereka menyaring segalanya melalui peradigma mereka sendiri,membacakan autobiografi mereka ke dalam kehidupan orang lain.

6. Wujudkan Sinergi (Synergize: Principles of Creative Cooperation)Jika dimengerti dengan benar, sinergi adalah aktifitas tertinggi dalam semua kehidupan-Ujian dan manifestasi sebenarnya dari semua kebiasaan lain digabungkan menjadi satu.

Bentuk-bentuk tertinggi dari sinergi memfokuskan empat anugerah manusia yang unik , motif Menang/menang, dan keterampilan komunikasi empatik pada tantangan terbesar yang kita hadapi dalam hidup.Hasilnya nyaris merupakan mukjizat.Kita menciptakan alternative baru-sesuatu yang tidak ada disana sebelumnya.

Sinergi adalah intisari dari kepemimpinan yang berpusat pada prinsip. Sinergi adalah intisari dari keorangtuaan yang berpusat pada prinsip. Sinergi berfungsi sebagai katalisator, menyatukan dan melepaskan kekuatan terbesar dalam diri manusia. Semua kebiasaan yang sudah kita bahas menyiapkan kita untuk menciptakan mukjizat sinergi

Apakah sinergi?didefinisikan secara sederhana, sinergi berarti keseluruhannya lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya. Ia berarti hubungan antar bagian dimana bagian-bagian itu

Page 13: Pcd uas take home 2015

merupakan bagian di dalam dan dari hubungan itu sendiri. Sinergi bukan merupakan suatu bagian belaka, melainkan bagian yang paling bersifat katalisator, paling memberdaya, paling menyatukan dan paling menyenangkan.

Pembaruan

7. Asahlah Gergaji (Sharpen the Saw: Principles of Balanced Self-Renewal)Kebiasaaan 7 adalah meluangkan waktu untuk mengasah gergaji. Kebiasaan ini melingkupi kebiasaan-kebiasaan lain pada paradigma Tujuh kebiasaan karena ia adalah kebiasaan yang menjadikan semua kebiasaan lain mungkin.

Asahlah dimensi fisik,dimensi spiritual,dimensi mental dan dimensi social/emosional anda.

mj,bjkmhvhjvhv hv