pbl sk3 malaria [ipt] -doc
TRANSCRIPT
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 1/27
Skenario 3
Demam disertai menggigil dan berkeringat
Tn. C, laki-laki, 42 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan utama demam sejak satu minggu lalu. Demam dirasakan setiap dua hari sekali dimana setiap kali demam
didahului menggigil dan setelah demam berkeringat. Setelah demam dapat pulih seperti
biasa. Beliau baru kembali dari melakukan studi lapangan di Papua selama dua minggu.
Setelah melakukan pemeriksaan sedian hapus darah tepi dokter mengatakan terineksi
Plasmodium falciparum .
1
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 2/27
STEP 1
T!" #. $emahami dan menjelaskan tentang Plasmodium pen%ebab malaria pada manusia
T!& #.# Deinisi plasmodium
#.2 &lasiikasi dan morologi
#.3 Daur hidup
#.4 'pidemiologi
T!" 2. $emahami dan menjelaskan tentang (ektor malaria di !ndonesia
T!& 2.# Spesies (ektor malaria
2.2 $orologi
2.3 )aktor %ang mempengaruhi penularan
T!" 3. $emahami dan menjelaskan tentang malaria
T!& 3.# Deinisi malaria
3.2 'tiologi
3.3 Patogenesis
3.4 Patoisiologi
3.* $aniestasi klinik
3.+ Diagnosis dan pemeriksaan
3. Diagnosis banding
3. &omplikasi
3. Pen/egahan
3.#0 Prognosis
3.## 'pidemiologi malaria
T!" 4. $emahami dan menjelaskan tentang obat anti malaria
T!& 4.# )armakologi non-komplikasi
4.2 )armakologi komplikasi
T!" *. $emahami strategi dan kegiatan 1'B& $alaria di !ndonesia
T!& *.# Deinisi
*.2 Strategi dan /ara pemberantasan
2
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 3/27
STEP 2
MAND!
3
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 4/27
STEP "
1. Memahami dan men#elaskan tentang Plasmodium pen$ebab malaria pada manusia
#.# Deinisi plasmodium
Plasmodium merupakan genus protooa parasit. Pen%akit %ang disebabkan oleh genus
ini dikenal sebagai malaria. Parasit ini sentiasa mempun%ai dua inang dalam siklus hidupn%a5
(ektor n%amuk dan inang (ertebra. Sekurang-kurangn%a sepuluh spesies menjangkiti
manusia. Spesies lain menjangkiti he6an lain, termasuk burung, reptilia dan he6an pengerat.
#.2 &lasiikasi dan morologi
Spesies plasmodium
• Plasmodium vivax
• Plasmodium falciparum
• Plasmodium malariae
• Plasmodium ovale
Plasmodium %i%a& '
Pada trooid muda terdapat bentuk /in/in, eritrosit membesar, dan mulai tampak titik
s/huner. Pada troooid tua sitoplasma berbentuk ameboid, titik s/huner jelas. Pada skion
muda, inti membelah 4- skion matang inti membelah #2-24 buah, dan pigmen kuning
tengguli. Pada makrogametosit bulat, sitoplasma ber6arna biru, initi ke/il, padat ber6arnamerah. Pada mikrogametosit bulat, sitoplasma pu/at, biru kelabu inti pu/at.
Plasmodium (i(a7 men%ebabkan malaria tertiana 8malaria tertiana begigna9.
1ametosit Skion
Tropooit 1ranula S/uners
Plasmodium falciparum '
Trooid muda 8bentuk /in/in9 eritrosit tidak membesar dan terdapat titik maurer. :an%a ada
satu parasit dalam sebuah eritrosit. Pada trooid 8multipel9 terdapat lebih dari satu parasit
dalam sebuah eritrosit. Skion muda jumlah inti 2-+, pigmen sudah menggumpal 6arnahitam. Skion matang inti membelah -24. $akrogametosit bentuk pisang, agak lonjong,
4
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 5/27
plasma biru, inti padat ke/il, pigmen di sekitar inti. $ikrogametosit bentuk sosis, plasma
pu/at, merah muda, inti tidak padat, pigmen tersebar.
Plasmodium al/iparum men%ebabkan malaria topika 8malaria tertiana maligna9
Tropooit Skion
Bentuk /in/in 1ametosit
Plasmodium malariae '
stadium troooid muda dalam darah tepi tidak berbeda dengan plasmodium (i(a7, meskipun
sitoplasman%a lebih tebal dan pada pulasan giema lebih gelap. Troooid %ang lebih tua bila
membulat besarn%a setengah eritrosit. Pada sediaan darah tipis, stadium troooid dapat
melintang di sepanjang sel darah merah dan membentuk seperti pita.
Plasmodium malariae men%ebabkan malaria ;uartana
Tropooit $erooit
Bentuk pita Skion
Plasmodium (%ale '
troooid muda berukuran kira-kira 2 mikron 8#<3 eritrosit9. titik s/huner terbentuk saat dini
dan tampak jelas. stadium troooid berbentuk bulat dan kompak dengan granula pigmen
%ang lebih kasar tetapi tidak sekasar pigmen P.malariae.pada stadium ini eritrosit agak
membesar dan sebagian besar berbentuk lonjong. Stadium gamettosit betina bentuk
bulat.puna inti ke/ilkompak dan sitoplasma 6arna biru.gametosit jantan pun%a inti
dius.sitoplasma 6arna pu/at kemerah-merahan berbentuk bulat.
5
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 6/27
Plasmodium o(ale men%ebabkan malaria o(ale.
Tropooit
Tropooit tua Tropooit muda
#.3 Daur hidup
#.4 'pidemiologi
Parasit ini ditemukan didaerah tropi/, terutama di rika dan sia Tenggara. Di
!ndonesia parasit ini terbesar di seluruh kepulauan.Perbedaan pre(alensi menurut umur dan
jenis kelamin lebih berkaitan denganperbedaan derajat kekebalan tubuh. Beberapa penelitian
menunjukkan bah6aperempuan mempun%ai respon imun %ang lebih kuat dibandingkan
dengan laki-laki, namun kehamilan dapat maningkatkan resiko malaria. da beberapa aktor
%ang turut mempengaruhi seseorang terineksi malaria adalah5
#. as atau suku bangsa
Pada penduduk benua rika pre(alensi :emoglobin S 8:bS9 /ukup
tinggisehingga lebih tahan terhadap ineksi P. al/iparum karena :bS
dapatmenghambat perkembangbiakan P. al/iparum.
6
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 7/27
2. &ekurangan terhadap enim 1lukosa + Phosphat Dehidrogenase 81+PD9
memberikan perlindungan terhadap ineksi P. al/iparum %ang berat.
Deisiensi terhadap enim ini merupakan pen%akit genetik dengan maniestasi
utama pada 6anita.
3. &ekebalan pada malaria terjadi apabila tubuh mampu mengan/urkan
Plasmodium %ang masuk atau mampu menghalangi perkembangann%a.
2. Memahami dan men#elaskan tentang %ektor malaria di ndonesia
2.# Spesies (ektor malaria
1) nopheles sundai/us
Temapat perindukan lar(a 5
$uara sungai %ang mendangkal pada musim kemarau Tambak ikan %ang kurang terpelihara
Parit disepanjang pantai %ang berisi air pa%au
Tempat penggaraman
ir ta6ar
Siat 5
ntropoilik = >ooilik
$enggigit pada saat malam
Tempat istirahat di dalam rumah
2) nopheles a/onitus Temapat perindukan lar(a 5
Persa6ahan dengan saluran irigasi
Tepi sungai pada musim kemarau
&olam ikan dengan tanaman rumput di tepin%a
Siat 5
>ooilik = ntropoilik
$enggigit pada saat senja ? dini hari 8eksoagik9
Tempat istirahat diluar rumah
") nopheles sub pi/tus Temapat perindukan lar(a 5
&umpulan air %ang permanen<sementara
Celah tanah bekas kaki binatang
Tambak ikan dan bekas galian di pantai
Siat 5
ntropoilik = >ooilik
$enggigit saat malam
Tempat istirahat di dalam rumah 8terkadang di luar
rumah9
*) nopheles berbirostris
7
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 8/27
Temapat perindukan lar(a 5
Sa6ah dan saluran irigasi
&olam, ra6a, sumur, dan lain-lain
Siat 5
ntropoilik 8Sula6esi @ AT9, >ooilik 8a6a @
Sumatra9
$enggigit malam hari 8'ksoagik = 'ndoagik9
Tempat istirahat diluar rumah 8pada tanaman9
+) nopheles Balaba/ensis
Temapat perindukan lar(a 5
1enangan air
Tepi sungai saat kemarau
&olam atau sungai %ang berbatu
Siat 5
ntropoilik = >ooilik $enggigit saat malam 8'ndoilik9
Temapt istirahat diluar rumah 8sekitar kandang9
,) nopheles $a/ulatus
Temapat perindukan lar(a 5
liran air jernih dengan arus lambat 8daerah
pegunungan9
Siat 5
>ooilik = ntropoilik $enggigit saat malam
Tempat istirahat di luar rumah 8sekitar kandang9
-) nopheles Ban/roti
Temapat perindukan lar(a 5
Danau dengan tumbuhan bakung
a6a dengan tumbuhan pakis
1enangan air ta6ar
Siat 5
>ooilik = antropoilik Tempat istirahat belum jelas
) nopheles Barbumbrosus
Temapat perindukan lar(a 5
Tepi sungai dengan aliran lambat 8daerah hutan daratan
tinggi9
Siat 5
ntropoilik
Bionomikn%a masih belum ban%ak dipeajari
8
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 9/27
2.2 $orologi
• Telur
Telur diletakan satu per satu diatas permukaan air berbentuk seperti perahu
%ang bagian ba6ahn%a kon(eks, da konka pada bagian atasn%a. Dan mempun%ai
pelampung %ang terletak pada sebelah lateral.
• ar(a
ar(a anophelini tampak mengapung sejajar dengan permukaan air,
mempun%ai bagian-bagian badan %ang bentukn%a khas, %aitu spirakel pada bagian
posterior abdomen, tergal plate pada bagian tengah sebelah dorsal abdomen
sepasang bulu palma pada bagian lateral abdomen.
• Pupa
$empun%ai tabung pernapasan 8respiratory trumpet 9 %ang bentukn%a
lebar dan pendek. Digunakan untuk menganbil 2 dari udara.
• De6asa
Pada n%amuk de6asa palpus n%amuk jantan dan betina mempun%ai
panjang hampir sama dengan panjang probosisn%a. Perbedaann%a adalah pada
9
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 10/27
n%amuk #antan ruas palpus bagian apikal berbentuk gada 8/lub orm9, sedangkan
pada betina ruas tersebut menge/il.
Sa%ap pada bagian pinggir 8kosta dan Eena #9 ditumbuhi sisik-sisik
sa%ap %ang berkelompok membentuk gambaran belang-belang hitam dan
putih. Selain itu, bagian ujung sisik sa%ap membentuk lengkung 8tumpul9.
Bagian posterior abdomen tidak serun/ing n%amuk Aedes dan tidak setumpul
n%amuk mansonia, tetapi sedikit lan/ip.
2.3 )aktor-aktor %ang mempengaruhi penularan malaria
Penularan atau transmisi malaria dipengaruhi oleh beberapa aktor, %aitu5
#. ingkungan isik.
ingkungan isik adalah aktor-aktor geograi %ang berpengaruh pada perkembangbiakan dan kemampuan hidup (ektor malaria. ingkungan isik
%ang berpengaruh pada Anopheles antara lain5
a. Suhu. Suhu atau temperatur mempengaruhi perkembangan hidup parasit
malaria, Suhu optimum adalah 20-30F C.
b. &elembaban. Tingkat kelembaban %ang masih ditolerir n%amuk anopheles
adalah +0G. &elembaban %ang rendah akan memperpendek usia n%amuk
malaria. Sebalikn%a kelembaban %ang tinggi akan membuat n%amuk lebih
akti menggigit sehingga meningkatkan penularan malaria.
c. :ujan. :ujan %ang sekali-sekali dan diselingi panas akan meningkatkan
penularan. Curah hujan %ang /enderung tidak teratur akan men%ebabkan
terbentukn%a tempat-tempat perindukan n%amuk di daerah endemis malaria.
d. &etinggian. A%amuk malaria tidak dapat hidup pada ketinggian lebih 2.*00
meter di atas permukaan laut. &etinggian suatu daerah berhubungan dengan
temperatur, kelembahan dan kepadatan tekanan udara.
e. ngin. :embusan angin dapat memba6a 8mendukung9 terbang n%amuk dari
tempat perindukann%a ke daerah pemukiman penduduk. Sebalikn%a hembusan
dan arah angin dapat pula menghambat terbang n%amuk malaria dari tempat
perindukan ke pemukiman pendudk apabila arah angin berla6anan.
f. Sinar matahari. Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan jentik 8lar(a9n%amuk malaria berbeda-beda. da anopheles %ang men%ukai tempat terbuka
8kena sinar matahari langsung9, misal5 An. hyrcanus dan An. punctulatus, ada
pula %ang men%ukai tempat %ang teduh, misaln%a An. sundaicus, sedangkan
%ang dapat hidup baik di tempat teduh maupun terang adalah An. barbirostris.
g. rus air. da n%amuk malaria %ang men%ukai air %ang tenang 8tergenang9
seperti An. letifer , ada %ang men%ukai air dengan arus lambat seperti An.
barbirostris, ada pula %ang men%ukai air %ang mempun%ai arus deras seperti
An. minimus.
h. &adar garam. da n%amuk anopheles %ang berkembang biak di air ta6ar tetapi
ada %ang justru dapat berkembang biak di air %ang mengandung garam dengankadar tertentu, misaln%a Anopheles sundaicus %ang berkembang biak dengan
10
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 11/27
baik di air pa%au 8/ampuran air laut dengan air ta6ar9 dengan kadar garam #2-
#G.
2. ingkungan biologik.
ingkungan biologik %ang dimaksud adalah tumbuh-tumbuhan dan he6an
%ang berpengaruh pada perkembangbiakan n%amuk malaria. dan%atumbuhan bakau, lumut dan ganggang di tepi ra6a akan menghalangi sinar
matahari langsung sehingga tempat perindukan n%amuk menjadi teduh
8terlindung dari sinar matahari langsung9, ini disukai oleh An. balabacencis.
Binatang pemakan jentik akan mengurangi populasi lar(a n%amuk, misaln%a5
ikan kepala timah 8 panchax spp9, nila dan gambusia. dan%a he6an ternak di
sekitar rumah juga akan mengurangi jumlah gigitan n%amuk pada manusia.
3. ingkungan sosial buda%a.
Di daerah endemis malaria, orang-orang %ang suka keluar malam lebih
mudah tergigit n%amuk malaria. umah %ang pintu dan jendelan%a sering
terbuka pada malam hari, tidak memakai kasa n%amuk akan lebih mudahdimasuki n%amuk malaria. memiliki ban%ak jendela dan lubang kena malaria.
Berbagai kegiatan 8aktiitas9 manusia seperti membuka hutan, pembangunan
pemukiman penduduk, pembuatan jalan, pertambangan dan perkebunan akan
mengakibatkan perubahan lingkungan %ang mendukung terjadin%a transmisi
malaria. Selain itu, perpindahan penduduk dan pari6isata juga men%okong
transmisi malaria dari satu daerah 8negara9 ke daerah 8negara lain9.
". Memahami dan men#elaskan tentang malaria
3.# Deinisi malaria
$alaria adalah pen%akit ineksi %ang disebabkan oleh plasmodium %ang men%erang
eritrosit dan ditandai dengan ditemukannu%a bentuk aseksual didalam darah.maniestasi
klinis %aitu demam %g khas, anemia, splenomegali 8 pembesaran limpa9. Deinisi lain %aitu
pada aman dahulu ditemukan di oma di daerah ra6a %ang mengeluarkan bau busuk
disekitarn%a sehingga disebut malaria 8mal area H udara buruk9. Dapat berlangsung akut
maupun kronik. !nksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami
komplikasi sistemik %ang dikenal sebagai malaria berat. Sejenis ineksi parasit %ang
men%erupai malaria ialah ineksi babesiosa %ang men%ebabkan babesiosis
3.2 'tiologi
Pen%ebab ineksi malaria adalah plasmodium, %ang selain mengineksi manusia juga
mengineksi binatang seperti golongan burung, reptil dan mamalia. Termasuk genus
plasmodium dari amili plasmodidae. Plasmodium ini pada manusia mmengieksi eritrosit8sel
darah merah dan mengalami pembiakan aseksual di jarinagan hati dan di eritrosit.
Perkembangan seksual juga terrjadi pada tubuh n%amuk %aitu anopheles betina.
11
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 12/27
3.3 Patogenesis
Setelah melalui jaringan hati P.al/iarum melepaskan #-24 merooit kedalam
sirkulasi. $erooit %ang dilepaskan akan masuk ke dalam sel 'S di limpa dan mengalami
agositosis serta iltrasi. $erooit %ang lepas dari agosit serta iltrasi. $erooit %ang lepasdari iltrasi serta agositosis dari limpa akan mengin(asi eritrosit . selanjutn%a parasit
berkembang biak se/ara aseksual dalam eritrosit. Bentuk aseksual parasit dalam eritosit 8'P9
inilah %ang bertanggung ja6ab dalam patogenesa terjadin%a malaria pada manusia.
Patogenesa %ang ban%ak di teliti adalah patogenesa malaria %ang disebabkan oleh malaria
P.al/iarum.
Patogenesis malaria al/iarum di pengaruhi oleh a/tor parasit dan a/tor penjamu
8host9. Iang termaksud dalam a/tor parasit adalah intensitas transmisi, densitas parasit dan
(irulensi parasit. Sedangkan %ang dimaksud dengan a/tor penjamu adalah tingkat
endemisitas daerah tempat tinggal, geneti/, usia, status nutrisi dan status immunologi. 'P
se/ara garis besar mengalami 2 stadium, %aitu stadium /in/in pada 24 jam ! dan stadiummatur pada 24 !!. Permukaan stadium /in/in akan memampilkan antigen 'S 8 Ring-
erythrocyte surgace antigen9 %ang menghilang setelah parasit masuk stadium matur.
Permukaan membrane 'P stadium matur akan mengalami penonjolan dan membentuk knob
dengan histidin ri/h-protein-# 8:P-#9 sebagai komponen utaman%a. Selanjutn%a bila 'P
tersebut mengalami merogoni, akan dilepaskan to7in malaria berupa 1P! %aitu
glikosilosatidilinasitol %ang merangsang pelepasan TA)-J dan interleukin-# 8!-#9 dari
makroak.
12
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 13/27
Singkatn%a 5 A%amuk %ang terineksi plasmodium menggigit manusia ? Sporooit ?
S/hiont ? $erooit - Sel hati akan pe/ah ? $erooit - keluar dari sel hati - merooit dapat
masuk dan tumbuh lagi dalam sel hati.
$erooit akan masuk dalam aliran darah - siklus eritrositer - trophooit muda 8bentuk
/in/in9 - trophooit tua - s/hiont dengan ? merooit - S/hiont pe/ah ? merooit memasuki
eritrosit baru - makrogametosit dan mikro ametosit.
3.4 Patoisiologi
Daur hidup spesies malaria terdiri dari ase seksual eksogen 8sporogoni9 dalam badan
n%amuk nopheles dan ase aseksual 8skiogoni9 dalam badan hospes (ertebra termasuk
manusia.
a. )ase aseksual
)ase aseksual terbagi atas ase jaringan dan ase eritrosit. Pada ase jaringan, sporooit
masuk dalam aliran darah ke sel hati dan berkembang biak membentuk skion hati %angmengandung ribuan merooit. Proses ini disebut skiogoni praeritrosit. ama ase ini berbeda
untuk tiap ase. Pada akhir ase ini, skion pe/ah dan merooit keluar dan masuk aliran darah,
disebut sporulasi. Pada Plasmodium (i(a7 dan Plasmodium o(ale, sebagian sporooit
membentuk hipnooit dalam hati sehingga dapat mengakibatkan relaps jangka panjang dan
rekurens.
)ase eritrosit dimulai dan merooit dalam darah men%erang eritrosit membentuk
troooit. Proses berlanjut menjadi troooit-skion-merooit. Setelah 2-3 generasi merooit
dibentuk, sebagian merooit berubah menjadi bentuk seksual. $asa antara permulaan ineksi
sampai ditemukann%a parasit dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa
tunas<inkubasi intrinsik dimulai dari masukn%a sporooit dalam badan hospes sampaitimbuln%a gejala klinis demam.
b. )ase seksual
Parasit seksual masuk dalam lambung betina n%amuk. Bentuk ini mengalami
pematangan menjadi mikro dan makrogametosit dan terjadilah pembuahan %ang disebut igot
8ookinet9. okinet kemudian menembus dinding lambung n%amuk dan menjadi ookista. Bila
ookista pe/ah, ribuan sporooit dilepaskan dan men/apai kelenjar liur n%amuk.
13
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 14/27
3.* $aniestasi klinik
$asa inkubasi malaria berkisar antara - 30 hari. 1ejala klinikn%a dikenal sebagai
trias malaria %ang terdiri dari demam, anemia dan splenomegali.
a. Demam
Demam periodik %ang berkaitan dengan saat pe/ahn%a skion matang
8sporulasi9. Pada malaria tertiana 8Plasmodium (i(a7 dan Plasmodium o(ale9,
pematangan skion tiap 4 jam maka periodisitas demamn%a setiap hari ke-3,
sedangkan malaria kuartana 8Plasmodium malariae9 pematangann%a tiap 2
jam dan periodisitas demamn%a tiap 4 hari. Tiap serangan ditandai dengan
beberapa serangan demam periodik. Demam khas malaria terdiri atas 3stadium, %aitu menggigil 8#* menit-# jam9, pun/ak demam 82-+ jam9, dan
berkeringat 82-4 jam9. Demam akan mereda se/ara bertahap karena tubuh
dapat beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan ada respons imun.
b. Splenomegali
Slenomegali merupakan gejala khas malaria kronik. impa mengalami
kongesti, menghitam, dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit
parasit dan jaringan ikat %ang bertambah.
/. nemia
Derajat anemia tergantung pada spesies pen%ebab, %ang paling berat adalah
anemia karena Plasmodium al/iparum.
nemia disebabkan oleh5
#9 Penghan/uran eritrosit %ang berlebihan.
29 'ritrosit normal tidak dapat hidup lama 8redu/ed sur(i(al time9.
14
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 15/27
39 1angguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sum-
sum tulang 8diseritropoesis9.
d. !kterus
!kterus disebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar.
$alaria laten adalah masa pasien di luar masa serangan demam. Periode initerjadi bila parasit tidak dapat ditemukan dalam darah tepi, tetapi stadium
eksoeritrosit masih bertahan dalam jaringan hati.
elaps adalah timbuln%a gejala ineksi setelah serangan pertama. elaps dapat
bersiat5
♣ elaps jangka pendek 8rekrudesensi9, dapat timbul minggu setelah
serangan pertama hilang karena parasit dalam eritrosit %ang berkembang biak.
♣ elaps jangka panjang 8rekurens9, dapat mun/ul 24 minggu atau lebih
setelah serangan pertama hilang karena parasit eksoeritrosit hati masuk ke
darah dan berkembang biak
Beberapa keadaan klinik dalam ineksi malaria adalah5
serangan primer 5 %aitu keadaan mulai dari akhir masa inkubasi dan mulai
terjadin%a serangan paroksismal %ang terdiri dari dingin atau menggigilK
panas dan berkeringat. Serangan paroksismal ini dapat pendek atau
panjang tergantung dari perban%akan parasit dalam imunitas penderita.
Periode latent 5 periode tanpa gejala dan tanpa parasitemia selama
terjadin%a ineksi malaria. Biasan%a terjadi diantara 2 keadaan
paroksismal.
Recrudescense 5 %aitu berulangn%a gejala klinik atau parasitemia setelah
24 minggu berakhirn%a serangan primer.
Relapse atau rechute 5 ialah berulangn%a gejala klinik atau parasitemia
%ang lebih lama dari 6aktu diantara serangan periodiik dari ineksi primer
%aitu setelah ineksi lama dari masa latent 8sampai * tahun9, biasan%a
terjadi karena ineksi tidak sembuh atau oleh bentuk di luar eritrosit 8hati9
pada malaria (i(aks atau o(ale
3.+ Diagnosis dan pemeriksaan
Diagnosis malaria sering memerlukan anamnesa %ang tepat dari penderita tentang asal
penderita apakah dari daerah endemi/ malaria, ri6a%at bepergian ke daerah malaria, ria6a%at
pengobatan kuratip maupun pre(entip.
a. Pemeriksaan tetes darah untuk malaria
Pemeriksaan mikroskopik darah tepi untuk menemukan adan%a parasit malaria
sangat penting untuk menegakkan diagnosa. Pemeriksaan satu kali dengan hasil
negati(e tidak mengen%ampingkan diagnosa malaria. Pemeriksaan darah tepi tiga kali
dan hasil negati(e maka diagnosa malaria dapat dikesampingkan. dapun
pemeriksaan darah tepi dapat dilakukan melalui 5
a) Tetesan preparat darah tebal. $erupakan /ara terbaik untuk menemukan parasit malaria karena tetesan darah /ukup ban%ak dibandingkan preparat
15
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 16/27
darah tipis. Sediaan mudah dibuat khususn%a untuk studi di lapangan.
&etebalan dalam membuat sediaan perlu untuk memudahkan identiikasi
parasit. Pemeriksaan parasit dilakukan selama * menit 8diperkirakan #00
lapang pandangan dengan pembesaran kuat9. Preparat din%atakan negati(e
bila setelah diperiksa 200 lapang pandangan dengan pembesaran 00-#000
kali tidak ditemukan parasit. :itung parasit dapat dilakukan pada tetestebal dengan menghitung jumlah parasit per 200 leukosit. Bila leukosit
#0.000<ul maka hitung parasitn%a ialah jumlah parasit dikalikan *0
merupakan jumlah parasit per mikro-liter darah.
b) Tetesan preparat darah tipis. Digunakan untuk identiikasi jenis
plasmodium, bila dengan preparat darah tebal sulit ditentukan. &epadatan
parasit din%atakan sebagai hitung parasit (parasite count), dapat dilakukan
berdasar jumlah eritrosit %ang mengandung parasit per #000 sel darah
merah. Bila jumlah parasit = #00.000<ul darah menandakan ineksi %ang
berat. :itung parasit penting untuk menentukan prognosa penderita
malaria. Penge/atan dilakukan dengan pe6arnaan 1iemsa, atau
eishmanLs, atau )ieldLs dan juga omano6sk%. Penge/atan 1iemsa %angumum dipakai pada beberapa laboratorium dan merupakan penge/atan
%ang mudah dengan hasil %ang /ukup baik
b. Tes Antigen ' p/f test
Iaitu mendeteksi antigen dari P.falciparum (Histidine Rich Protein II). Deteksi
sangat /epat han%a 3-* menit, tidak memerlukan latihan khusus, sensiti(itasn%a baik,
tidak memerlukan alat khusus. Deteksi untuk antigen (i(aks sudah beredar dipasaran
%aitu dengan metode !CT. Tes sejenis dengan mendeteksi latat dehidrogenase dari
plasmodium 8pD:9 dengan /ara immunochromatographic telah dipasarkan dengan
nama tes PT!$. ptimal dapat mendeteksi dari 0-200 parasit<ul darah dan dapat
membedakan apakah ineksi P.falciparum atau P.vivax. Sensiti(itas sampai * G dan
hasil positi salah lebih rendah dari tes deteksi :P-2. Tes ini sekarang dikenal
sebagai tes /epat 8apid test9.
c. Tes Serologi
Tes serologi mulai diperkenalkan sejak tahun #+2 dengan memakai tekhnik
indirect fluorescent antibody test . Tes ini berguna mendeteksi adan%a antibod%
spe/ii/ terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini
kurang bermanaat sebagai alat diagnosti/ sebab antibod% baru terjadi setelah
beberapa hari parasitemia. $anaat tes serologi terutama untuk penelitian
epidemiologi atau alat uji saring donor darah. Titer = #5200 dianggap sebagai ineksi baru K dan test = #520 din%atakan positi . $etode-metode tes serologi antara lain
indirect haemagglutination test! immunoprecipitation techni"ues! '!S test! radio-
immunoassay.
d. Pemeriksaan P0! Polymerase Chain Reaction)
Pemeriksaan ini dianggap sangat peka dengan tekhnologi ampliikasi DA, 6aktu
dipakai /ukup /epat dan sensiti(itas maupun spesiitasn%a tinggi. &eunggulan tes ini
6alaupun jumlah parasit sangat sedikit dapat memberikan hasil positi. Tes ini baru
dipakai sebagai sarana penelitian dan belum untuk pemeriksaan rutin
3. Diagnosis banding
16
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 17/27
Demam merupakan salah satu gejala malaria %ang menonjol, %ang juga dijumpai
hampir pada semua pen%akit ineksi seperti ineksi (irus pada sistem respiratorius, inluena,
demam tioid, demam dengue, dan ineksi bakterial lainn%a seperti pneumonie, ineksi
saluran ken/ing, tuberkulosis.
Pada daerah hiperendemik sering dijumpai penderita dengan imunitas %ang tinggi
sehingga penderita dengan ineksi malaria tetapi tidak menunjukkan gejala klinis malaria.
Pada malaria berat, diagnosa banding tergantung maniestasi malaria beratn%a.
Pada malaria dengan ikterus, diagnosa banding ialah demam tioid dengan hepatis,
kolesistitis, abses hati, dan leptospirosis. :epatitis pada saat timbul ikterus biasan%a tidak
dijumpai demam lagi. Pada malaria serebral harus dibedakan dengan ineksi pada otak
lainn%a seperti meningitis, ensealitis, tioid ensealopati, tripanososmiasis. Penurunan
kesadaran dan koma dapat terjadi pada gangguan metabolik 8diabetes, uremi9, gangguan
serebro-(askular 8strok9, eklampsia, epilepsi, dan tumor otak.
3. &omplikasi
&omplikasi malaria umumn%a disebabkan karena P.falciparum dan sering disebut
pernicious manifestasions. Sering terjadi mendadak tanpa gejala-gejala sebeumn%a, dan
sering terjadi pada penderita %ang tidak imun seperti pada orang pendatang dan kehamilan.
&omplikasi terjadi *-#0 G pada seluruh penderita %ang dira6at di S dan 20 G diantaran%a
merupakan kasus %ang atal.
Penderita malaria dengan kompikasi umumn%a digolongkan sebagai malaria berat
%ang menurut M: dideinisikan sebagai ineksi P.falciparum dengan satu atau lebih
komplikasi sebagai berikut 5#. $alaria serebral 8/oma9 %ang tidak disebabkan oleh pen%akit lain atau lebih
dari 30 menit setelah serangan kejang K derajat penurunan kesadaran harus
dilakukan penilaian berdasar 1CS 81lasgo6 Coma S/ale9 ialah diba6ah
atau e;ual dengan keadaan klinis soporous.
2. /idemia<a/idosis K P: darah N = respirator% distress.
3. nemia berat 8:b N = #0.000<ulK bila anemian%a hipokromik atau miktositik
harus dikesampingkan adan%a anemia deisiensi besi,
talasemia<hemoglobinopati lainn%a.
4. 1agal ginjal akut 8urine kurang dari 400 ml<24 jam pada orang de6asa atau #2ml<kg BB pada anak-anak9 setelah dilakukan rehidrasi, disertai kreatinin = 3
mg<dl.
*. 'dema paru non-kardiogenik<DS (adult respiratory distress syndrome).
+. :ipoglikemi 5 gula darah N =
. 1agal sirkulasi atau s%ok 5 tekanan sistolik N = #0°C59.
. Perdarahan spontan dari hidung atau gusi, saluran /erna dan disertai kelainan
laboratorik adan%a gangguan koagulasi intra(askuler
. &ejang berulang lebih dari 2 kali<24 jam
17
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 18/27
#0. $akroskopik hemoglobinuri oleh karena ineksi malaria akut 8bukan karena
obat anti malaria<kelainan eritrosit 8kekurangan 1-+-PD9
##. Diagnosa post-mortem dengan ditemukann%a parasit %ang padat pada
pembuluh kapiler pada jaringan otak.
3. Pen/egahan
Pen/egahan pen%akit malaria dapat dilakukan dengan Pembersihan Sarang A%amuk
8PSA9, berusaha menghindarkan diri dari gigitan n%amuk, atau upa%a pen/egahan dengan
pemberian obat Chloro;uine bila mengunjungi daerah endemik malaria.
3.#0 Prognosis
$alaria (i(aks prognosis biasan%a baik, tidak men%ebabkan kematian. ika tidak
mendapat pengobatan, serangan pertama dapat berlangsung selama dua bulan atau lebih.
$alaria malariae jika tidak diobati maka ineksi dapat berlangsung sangat lama. $alariao(ale dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. $alaria al/iparum dapat menimbulkan
komplikasi %ang men%ebabkan kematian.
3.## 'pidemiologi malaria
$alaria dapat ditemukan mulai dari belahan bumi utara hingga belahan bumi selatanK
mulai dari ketinggian 2*0 m sampai daerah %ang letakn%a 400 m diba6ah permukaan laut.
&eadaan malaria di dunia saat ini diperkirakan terdapat 300-*00 juta kasus malaria
klinis<tahun dengan #,* juta - 2, juta kematian. Dan 0G kematian terjadi pada anak-anak.
$enurut data %ang berkembang hampir separuh dari populasi !ndonesia 8lebih dari 0 juta
orang atau 4+G dari total populasi !ndonesia9 bertempat tinggal di daerah endemik malariandan diperkirakan ada 30 juta kasus malaria setiap tahunn%a.
$alaria disuatu daerah dapat ditemukan se/ara 5
• Autokton, siklus hidup parasit malaria dapat berlangsung karena adan%a
manusia %ang rentan, n%amuk dapat menjadi (ektor dan ada parasitn%a.
• mpor, terjadi bila ineksin%a berasal dari luar daerah endemi malaria
• ntroduksi, timbul karena adan%a kasus kedua %ang berasal dari kasus impor
• !eintroduksi, bila kasus malaria mun/ul kembali %ang sebelumn%a sudah
dilakukan eradikasi malaria.
• nduksi, bila kasis berasal dari transusi darah, suntikan atau kongenital %ang
ter/emar malaria.
&eadaan malaria di daerah endemi tidak sama. Derajat endemisitas dapat diukur
dengan berbagai /ara seperti 5
• Angka limpa 8#pleen Rate9
persentase orang dengan pembesaran limpa dalam suatu mas%arakat, %ang bisa
dilakukan dengan berbagai /ara seperti /ara :a/kett dan S/huner.
Average enlarge spleen 8'S9 adalah rata-rata pembesaran limpa %ang dapat
teraba. umlah limpa %ang membesar pada tiap ukuran limpa 7 pembesaran limpa
pada suatu golongan umur tersebut. 'S ditujukan untuk mengukur keberhasilan
program pemberantasan.
18
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 19/27
ipoendemik Mesoendemik iperendemik oloendemik
Angka limpa #0G atau
kurang
#0-*0G ebih dari
*0G
ebih dari
*G
Angka
Parasit
#0G atau
kurang
#*-*0G *#-*G ebih dari
*G
Transmisi
Malaria
endah Biasa pada
pedesaan
$eningkat
se/ara intensi
dan musiman
Terjadi terus
menerus
sepanjang
tahun
• Angka parasit 8 Parasite Rate9
Persentase orang %ang sediaan darahn%a positi pada saat tertentu dan angkaini merupakan pengukuran malariometrik
o Berat ringann%a ineksi malaria pada mas%arakat diukur dengan densitas
parasit 8 $ensity Parasite9 %aitu jumlah rata-rata parasit dalam sediaan darah
positi.
o Berat ringann%a ineksi malaria pada seseorang diukur dengan hitung
parasit 8 Parasite %ount 9 %aitu jumlah parasit dalam #mm3 darah.
#lide Positive Rate 8SP9 men%atakan persentase sediaan darah positi dalam periode
kegiatan penemuan kasus %ang dapat dilakukan se/ara akti 8 Active %ase $etection9
atau se/ara pasi 8 Passive %ase $etection9
Annual Parasite Index 8 API 9 men%atakan jumlah sediaan darah %ang positi dari jumlah
sediaan %ang diperiksa per tahun, dalam permil.
Annual &lood Rate 8 A&'R9 men%atakan jumlah sediaan darah %ang diperiksa terhadap
malaria per tahun dibagi jumlah penduduk dalam persen
Disuatu daerah malaria dapat terjadi epidemi 86abah9, %aitu jika pada suatu 6aktu jumlah
penderita meningkat se/ara tajam.
o Stabil 8#table malaria9 adalah keadaan jika daerah itu ada transmisi %ang
tinggi se/ara terus menerus. Dan biasan%a kekebalan penduduk tinggi
o Tidak stabil 8nstable malaria9 adalah keadaan jika transmisi di daerah
itu tidak tetap. Dan biasan%a kekebalan penduduk rendah
Siat malaria juga dapat berbeda dari satu daerah ke daerah lain, %ang tergantung pada
beberapa aktor, %aitu 5
o Parasit %ang terdapat pada pengandung parasit
o $anusia %ang rentan
o A%amuk %ang dapat menjadi (ektor
o ingkungan %ang dapat menunjang kelangsungan hidup masing-masing
• Angka sporo3oit 8#porooit rate9
19
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 20/27
*. Memahami dan men#elaskan tentang obat anti malaria
4.# )armakologi dengan non-komplikasi
#9 $alaria sensiti klorokuin
$alaria alsiparum %ang sensiti klorokuin dan tanpa komplikasi diobatidengan klorokuin 2* mg basa<kgbb, se/ara oral, selama 3 hari %aitu hari ! dan hari
!! #0 mg basa<kgbb, hari !!! * mg basa<kgbb, dengan dosis harian diminum
sekaligus. Pada hari ! juga diberikan primakuin dengan dosis sesuai golongan
umur ke/uali pada ba%i dan ibu hamil 8tabel #9. Penggunaan primakuin bukan
sebagai anti relaps karena P. al/iparum tidak mempun%ai bentuk jaringan
sekunder 8eksoeritrositer sekunder9, melainkan untuk membunuh gametosit
sehingga penularan dapat di/egah atau dikurangi.
$alaria (i(aks %ang sensiti klorokuin atau malaria o(ale atau malariae
diobati juga dengan klorokuin 2* mg basa<kgbb se/ara oral, selama 3 hari, seperti
pengobatan pada malaria alsiparum %ang sensiti klorokuin. Dalam hal ini
primakuin diberikan selama * #4 hari sebagai anti relaps karena P. (i(a7
mempun%ai bentuk jaringan sekunder.
29 $alaria resisten klorokuin
$alaria alsiparum %ang resisten klorokuin dan tanpa komplikasi diobati
dengan suladoksin-pirimetamin dan pri- makuin dosis tunggal ke/uali pada ba%i
dan 6anita hamil, diberi- kan se/ara oral sesuai golongan umur. Suladoksin
diberikan dengan dosis 2* mg<kgbb dan pirimetamin #,2* mg<kgbb.
Pada malaria (i(aks %ang resisten klorokuin dianjurkan untuk mengulangi
sekali lagi pengobatan klorokuin dan prima- kuin dengan dosis sama, kemudian
dilanjutkan dengan peng- obatan klorokuin 300 mg basa dan primakuin 4* mg
basa dosis tunggal, setiap minggu sekali selama #2 minggu.
4.2 )armakologi dengan komplikasi
$alaria dengan komplikasi umumn%a disebabkan oleh P. al/iparum %ang
telah resisten terhadap klorokuin sehingga memerlukan penanganan khusus, karena
ban%ak mengakibatkan kematian.
#9 Pengobatan kausal
Pengobatan dengan kina dihidroklorida intra(ena merupakan pilihan utama
karena malaria berat memerlukan pengobatan /epat dan tepat.
&ina diberikan dalam larutan inus AaCl atau de7trosa *G, #0 ml<kgbb,
dengan dosis a6al terutama untuk malaria otak adalah 20 mg garam atau #+,mg basa<kgbb dalam 4 jam pertama, dilanjutkan dengan dosis #0 mg garam
atau ,3 mg basa<kgbb dalam 4 jam berikutn%a dan diulang setiap jam
sampai penderita dapat menelan obat untuk kemudian diselesai- kan
pengobatann%a per oral sampai hari ke .
29 Pengobatan suporti
Pengobatan suporti pada penderita malaria berat harus pula segera dilakukan
untuk memperbaiki ungsi organ %ang meng- alami gangguan. Tindakan %ang
dilakukan sesuai dengan ma- niestasi klinis malaria berat.
- ntikejang
Diberikan diasepam 0,2 mg<kgbb, intra(ena atau intra- muskular dan dapatdiulangi setiap * #0 menit sampai kejang- kejangn%a terkendali. ika
20
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 21/27
pemberian parenteral tidak mungkin dapat diberikan perekta #0,*-#,0
mg<kgbb.
- $empertahankan keseimbangan /airan, elektrolit dan asam basa
Pemberian /airan sangat tergantung keadaan penderita. Cairan pada penderita
de6asa dapat diberikan sampai = 3,*#<24 jam baik melalui oral maupun
intra(ena 8/airan garam isio- logis 5 dektrosa *G H 2 5 #9. ehidrasi peroral juga dapat diberi- kan melalui naso-gastri/ tube 8#,40,4,*09 .
- $enurunkan suhu tubuh
ika suhu tubuh = 3,*FC, dilakukan kompres dingin atau memberikan
antipiretik.
- Pemberian oksigen
Diberikan kepada penderita %ang mengalami kesulitan ber- naas dan
kesadaran %ang menurun.
- Transusi darah
"ntuk mengatasi anemia berat dapat diberikan pa/ked red blood /ells.
Transusi darah segar mungkin dibutuhkan untuk mempertahankan hematokrit= #*G pada penderita hemoglobi- nuria atau bla/k6ater e(er dan perdarahan.
- Pemberian larutan glukosa
Pada penderita hipoglikemia diberikan larutan glukosa *0G intra(ena 8 NH#,0
ml<kgbb9 %ang diteruskan dengan inus /airan De7trosa #0 20G. Cairan
glukosa tersebut dapat juga diberi- kahn melalui naso-gastri/ tube.
- Pemberian (itamin &
Diberikan bila terdapat perpanjangan 6aktu protrombin atau tromboplastin.
- '7/hanged transusion
Dilakukan bila parasitemia = #0G.
- Dialisis
Bila didapatkan gagal ginjal %ang sudah sulit diperbaiki.
Saat ini obat antimalaria %ang tersedia di !ndonesia terdiri dari obat-obat lama seperti,
klorokuin, pirimetamin ? suladoksin, kina dan prima;uin, juga ada beberapa obat %ang
penggunaan%a terbatas didaerah tertentu adalah &ombinasi 1olongan rtemisin.
TE!AP N(N/ 4(M5NAS
4lorokuin
&lorokuin merupakan 4-aminokuinolin. bat ini merupakan obat %ang pemakainann%a
luas karena mudah diapakai dan hargan%a murah. bat ini eekti pada P. falciparum. $osis
"ntuk malaria %ang terineksi dengan P.vivax atau P.ovale, * mg<kgBB klorokuin basa
diulang pemberiann%a pada hari ke dan hari ke #4.
"ntuk malaria berat, dimana pemberian oral tidak memungknkan, maka diberikan
klorokuin :Cl parenteral. &lorokuin :Cl, tersedia dalam bentuk larutan *0mg<m %ang
setara dengan 40 mg<m klorokuin basa. bat ini diberikan se/ara !E dengan ke/epatan %ang
tetap dan tidak melebihi 0,3 mg<kgBB klorokuin basa per jam atau dengan suntikan S& atau
!$ berulang dengan dosis tidak melebihi 3,* mg<kgBB klorokuin basa sampai ter/apai dosis
total 2*mg<kgBB klorokuin basa.
21
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 22/27
2*0 mg garam8#*0mg basa9, dosis 2* mg basa<kg BB untuk 3 hari, terbagi #0 mg<kg
BB hari ! dan !!, * mg<kg BB pada hari ke !!!. Pada orang de6asa biasa dipakai dosis 4 tablet
hari ! dan !! dan 2 tablet hari !!!.
*armaodinami
&lorokuin ini bersiat Skiontosida darah, artin%a obat ini eekti han%a pada aseeritrosit, sama sekali tidak eekti terhadap parasit di jaringan. 1ejala klinik dan parasitemia
serangan akut malaria akan /epat dikendalikan oleh klorokuin. Demamn%a akan hilang pada
24 jam dan sediaan apus darah, umun%a negati dalam 6aktu 4-2 jam.
$ekanisme kerja klorokuin masih kontro(ersial. Salah satu mekanisme kerja %ang
penting adalah penghambatan akti(itas polimerase heme plasmodia oleh klorokuin.
Polimerase heme plasmodia berperan mendetokikasi heme ferriprotoporphyrin I+
menjadi bentuk hemooin %ang tidak toksik. &lorokuin bekerja mengikat heme
ferriprotoporphyrin I+ dalam bentuk ferriprotoporphyrin I+ ? klorokuin. Dengan
terbentukn%a ikatan ini maka polimerase heme plasmodia tidak bekerja sehingga menjadi
toksik dan melisiskan membran parasit.
*armaoineti
Pen%erapan melalui usus /epat dan sempurna, kemudian tertimbun dalam jaringan
hati, sebagian ke/il pada organ %ang mengandung melanin seperti kulit dan mata, juga dalam
eritrosit %ang mengandung parasit. &onsentrasi pun/ak didalam plasma di/apai melalui
pemakaian per oral dalam 3-* jam.
$etabolisme klorokuin dalam tubuh berlangsung lambat sekali dan metabolitn%a,
monodesetilklorokuin dan bisdesetilklorokuin, diekskresi melalui urin. &lorokuin dieliminasi
lambat, sen%a6a dalam darah pada *+ hari dengan eliminasi 6aktu paruh sekitar #0 hari.
'fe samping
Penggunaan klorokuin dalam dosis pengobatan untuk malaria menimbulkan eek
samping seperti gejala gastrointestinal %aitu mual, muntah, sakit perut, dan diare terutama
bila obat diminum dalam keadaan perut kosong. 1ejala lain %ang jarang terjadi adalah
pandangan kabur, sakit kepala, pusing8(ertigo9 dan gangguan pendengaran %ang akan hilang
bila obat dihentikan. "ntuk mengurangi eek samping maka diminum dalam jangka # jam
setelah makan.
,ontra Indiasi
&lorokuin harus digunakan se/ara hati-hati pada pasien dengan pen%akit hati, atau
pada pasien gangguan saluran /erna , neurologik, dan darah %ang berat. Bila terjadi gangguan
selama terapi, maka pengobatan harus dihentikan. Pada pasien dengan diisiensi 1+PD,
klorokuin dapat men%ebabkan hemolisis. Dermatitis dapat timbul pada pemberian klorokuin
bersama enil-butaon, atau preparat %ang mengandung emas. Pemberian klorokuin
bersamaan dengan melokuin tidak dianjurkan karena meningkatkan resiko kejang,
sedangkan pemberian klorokuin dengan antikon(ulsan akan menurunkan eekti(itas
antikon(ulsan. Selain itu, pemberian klorokuin bersamaan dengan amiodaron atau haloantrin
dapat meningkatkan risiko terjadin%a aritma jantung.
Pada pasien poriria kutanea tarda atau psoriasis, klorokuin dapat men%ebabkan reaksi
%ang lebih berat. "ntuk pasien %ang menggunakan klorokuin dosisi besa jangka lama,
diperlukan pemeriksaan otamologi dan neurologi berkala setiap 3-+ bulan.
22
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 23/27
Sulfadoksin/Pirimetamin
bat ini sangat eekti untuk mengobati pasien malaria oelh P. falciparum %ang sudah
resisten terhadap &lorokuin. Aamun penggunaan rutin untuk keperluan kemoproilaksis
malaria tidak dianjurkan sebab obat ini relati toksik.
$osis*00 mg suladoksin O2* mg pirimetamin9 dosis orang de6asa 3 tablet dosis tunggal 8#
kali9. tau dosis anak memakai takaran pirimetamin #,2* mg<kg BB.
*armaodinami
Suladoksin-Pirimetamin ini bersiat #iontosida jaringan , siontosida darah, dan
sporontosidal. Se/ara mekanisme n%a Pirimetamin ini bekerja menghambat enim
tetrahidrofolat 8dihidrofolat redutase9, sehingga proses terbentukn%a purin terganggu. &erja
Pirimetamin ini sinergis dengan sulonamid, dia menghambat kerja enim dihidropteroat
sintetase pada perubahan PB menjadi asam dihidroolat.
*armaoineti &onsentrasi pun/ak didalam plasma darah di/apai dalam 2-4 jam dengan 6aktu paruh
sulonamide adalah #0 jam dan pirimetamin adalah 0 jam.
'fe #amping
Iang pernah dilaporkan adalah kulit kemerahan dengan gatal dan sindroma Ste(en
ohnson.
,ontra Indiasi
Suladoksin ? Pirimetamin dikontraindikasikan untuk ibu men%usui, anak berusia N 2
bulan, dan pasien %ang mempun%ai ri6a%at bereaksi buruk terhadap suonamid.
4ina
&ina merupaka obat antimalaria kelompok alkaloid penting %ang diperoleh dari kulit
pohon sinkona. bat ini merupaka obat alternati untuk pengobatan radikal malaria
al/iparum tanpa komplikasi %ang resisten terhadapt klorokuin dan pirimetamin ?
suladoksin.
$osis
Dosis pada pemberian &ina dianjurkan 3 7 #0 mg <kg BB selama hari 8# tablet 220
mg9 *armaodinami
&ina merupaka obat %ang bersiat Skiontosida darah untuk semua jjenis plasmodium
dan gametosida P. vivax dan P. ovale. $ekanisme kerjan%a berkaitan dengan gugus kuinolin
%ang dimilikn%a, dan sebagian disebabkan karena kina merupakan basa lemah, sehingga akan
memiliki kepekatan %ang tinggi didalam (akuola makanan P. falciparum. Diperkirakan obat
ini bekerja didalam organel ini melalu penghambatan akti(itas heme polimerasi, sehingga
terjadi penumpukan substrat %ang bersiat sitotoksik %aitu heme. Sebenarn%a makanisme n%a
masih belum jelas. pakah heme sendiri %ang menginduksi sitotoksik atau melalui
penggabungan dengan kina.
*armaoineti
23
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 24/27
Setelah mele6ati lambung, kina dengan /epat dan sempurna diserap usus halus,
kemudian sebagian besar 80G9 beredar dalam bentuk basa %ang terikat pada protein plasma.
&onsentrasi pun/ak dalam plasma di/apai dalam #-3 jam setelah dosis tunggal %ang pertama,
konsentrasi dalam eritrosit seperlima konsentrasi dalam plasma. $etabolisme oksidati
primakuin menghasilkan 3 ma/am metabolitK turunan karboksil merupakan metabolit utama
pada manusia dan merupakan metabolit %ang tidak toksik, sedangkan metabolit %ang lainmemiliki akti(itas hemolitik, %ang lebih besar dari primakuin. &etiga metabolit ini juga
memiliki akti(itas antimalaria %ang lebih ringan dari primakuin. Distribusi luas, terutama ke
hati, tetapi kurang ke paru, ginjal, dan limpaK kina juga melalui plasenta. &ina 6aktu paruh
eliminasin%a #0-#2 jam dan diekskresikan melalui urin.
'fe #amping
Dosis terapi kina sering men%ebabkan sinkonisme %ang tidak selalu memerlukan
penghentian pengobatan. 1ejalan%a mirip salisilismus %aitu tinnitus, sakit kepala, gangguan
pendengaran, pandangan kabur, diare, dan mual. 1ejala %ang ringan, lebih dahulu tampak
disistem pendengaran dan penglihatan. Pada kera/unan %ang lebih berat terlihat gangguan
gastrointestinal, sara, kardio(askular, dan kulit. ebih lanjut lagi terjadi perangsangan SSP,seperti bingung, gelisah, dan delirium. Dosis atal kina per oral untuk orang de6asa berkisar
2- g. &ina juga dapat men%ebabkan gangguan ginjal, hipoprotombinema, dan
agranulositosis.
,ontra Indiasi
bat ini tidak dianjurkan untuk 6anita malaria %ang sedang hamil, ini akan
mengakibatkan Bla/k 6ater e(er dengan gejala hemolisi berat, hemoglobuinemia, dan
hemoglobinuri. Pada penderita diisiensi glukosa + osat dehidrogenase pasien akan
mengalami hipersensi(itas %ang lebih ringan. &ina dan kuinidin merupakan perangsang kuat
sel pankreas, sehingga terjadi hiperinsulinemia dan hipoglikemia berat. &ondisi ini dapat
menimbulkan komplikasi %ang atal terutama pada 6anita hamil dan pasien ineksi berat%ang berkepanjangan.
Primakuin
Pirimakuin adalah obat antimalaria kelompok -aminokuinolin. Diindonesia obat ini
tersedia dalam bentuk tablet pirimakuin diosdat.
$osis
Dosis %ang diapakai, karena # tablet berisi #* mg, %ang dibutuhkan untuk malaria
alsiparum adalah 4* mg maka tablet diberikan 3 tablet , dosis tunggal untuk membunuhgamet.
*armaodinami
Primakuin ini bersiat Skiontosida jaringan, gametosida, dan sporontosida. Proses obat
ini memiliki eek menghambat proses respirasi mithokondrial didalam parasit malaria melalui
metabolitn%a %ang bersiat oksidan.
*armaoineti
Primakuin mudah diabsorbsi pada penggunaan per oral. Pun/ak konsentrasi plasma
terjadi dalam #-3 jam, dengan 6aktu paruh eliminasin%a + jam. Primakuin /epat
dimetabolisme dalam li(er<hati dan han%a sejumlah ke/il di ekskresikan melalui urin. 'fe #amping
24
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 25/27
noreksia, mual, muntah, sakit perut, dan kram. Sakit pada lambung<perut dapat
dihindari bila minum obat bersama makanan. &ejang-kejang<gangguan kesadaran, %ang
paling berat anemia hemolitik akut pada pasien %ang mengalami deisiensi enim glukosa-+-
osat dehidrogenase 81+PD9.
,ontra Indiasi
Primakuin dikontraindikasikan pada pasien dengan pen%akit sistemik %ang berat
/enderung mengalami granulositopenia misaln%a artritis reumatoid dan lupus erittematosus.
Primakuin juga tidak dianjurkan diberikan bersamaan dengan obat lain %ang dapat
menimbulkan hemolisis , dan obat %ang dapat men%ebabkan depresi sumsum tulang.
Primakuin sebaikn%a tidak diberikan pada 6anita hamil sebab etus relati mengalami
deisiensi 1+PD sehingga berisiko menimbulkan hemolisis.
TE!AP 4(M5NAS.
4ombinasi 4lorokuin 6 Sulfadoksin/Pirimetamin
&ombinasi ini merupakan kombinasi pertama %ang dipakai untuk penanganan $alaria.
bat ini kerjan%a saling melengkapi. &ombinasi &lorokuin dan Pirimetamin-Suladoksin
dibandingkan dengan Pirimetamin-Suladoksin sendiri lebih eekti untuk menghilangkan
parasit dalam darah dan lebih /epat menghilangkan demam.
4ombinasi 4ina 6 Tetrasiklin
&ombinasi ini digunakan pada daerah %ang resisten terhadap &lorokuin dan
Pirimetamin-Suladoksin. Dimana penambahan tetrasiklin ini berguna untuk memberikan
eek potensial terhadap &ina.
TE!AP MA7A!A TE!4N
Pengobatan kombinasi dilakukan bila sudah ada studi tentang pola resistensi disuatu
daerah melalui sur(ei resistensi Bila suatu obat sudah mengalami resitensi =2* G maka obat
ini sudah dianjurkan untuk tidak digunakan lagi. Tujuan diberikan obat kombinasi adalah
untuk meningkatkan eekasi obat antimalaria maupun akti(itas sinergestik antimalaria, dan
memperlambat progresiitas resistensi parasit terhadap obat-obat %ang baru.
1olongan rtemisin ini merupakan obat %ang dipilih untuk pengobatan %ang baik
malaria. !ni dikarenakan 5
#. &emampuan untuk menurunkan parasitemia lebih /epat #0 kalidari pada obat
anti malaria lainn%a.
2. $empun%ai eek samping minimal.
3. 2 juta kasus dilaporkan telah diobati dengan basis artemisin tanpa adan%a eek
toksik.
4. rtemisin diabsorpsi /epat melalui oral
*. Dapat diberi melalui inter(ana maupun intra muskular, dengan pemberian #
kali sehari
+. Dapat mengurangi karier gametosit pada manusia
. Belum ada laporan resistensi terhadap artemisin.
&ombinasi golongan artemisin %ang saat ini menurut M: digunakan adalah 5
25
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 26/27
#. &ombinasi rtemether dengan uemantrine
2. &ombinasi rtesunat dengan modia;uine
3. &ombinasi rtesunat dengan Pirimetamin ? Suladoksin 8pada daerah dimana
Pirimetamin-Suladoksin eekasin%a tinggi9.
4. &ombinasi modia;uine dengan Pirimetamin ? Suladoksin 8Pada daerah
modia;uine dan Pirimetamin ? Suladoksin eekasin%a tinggi9*. &ombinasi rtesunat dengan melokuin 8direkomendasikan pada daerah
pen%ebaran malaria %ang rendah9
+. &ombinasi to(a;uone dan Proguanil
. Dll.
+. Memahami strategi dan kegiatan 8E5!A4 Malaria di ndonesia
*.# Deinisi
1ebrak malaria adalah gerakan nasional %ang men/akup seluruh komponen lapisan
mas%arakat dalam rangka mengontrol malaria melalui kemitraan bersama antara pemerintah,
perorangan, S$, badan donor lokal dan internasional. Iaitu dengan strategi deteksi dini dan
pengobatan %ang tepat , peran serta akti mas%arakat dalam pen/egahan malaria, perbaikan
kualitas pen/egahan dan pengobatan malaria melalui perbaikan kapasitas petugas kesehatan
%ang terlibat.
*.2 Strategi dan /ara pemberantasan
Pemberantasan malaria dapat dilakukan melalui berbagai /ara, di antaran%a5
#. mengobati penderita malaria.
2. mengusahakan agar tidak terjadi kontak antara n%amuk anophelini dan manusia,%aitu
dengan memasang ka6at kasa di bagian terbuka rumah 8jendela dan pintu9
menggunakan kelambu dan repellent.
3. mengadakan pen%uluhan tentang sanitasi lingkungan dan pendidikan kesehatan
kepada mas%arakat %ang berkaitan dengan upa%a memusnahkan tempat-tempat
perindukan n%amuk dan penetapan kandang ternak di antara tempat perindukan dan
rumah penduduk.
Dalam pemberantasan dibedakan menjadi 2 %aitu pemberantasan dan pembasmian. Di
!ndonesia han%a pada tara pemberantasan, meliputi 5
a9 Diagnosis a6al dan pengobatan %g tepat
b9 Progam kelambu dengan insektisida
/9 Pen%emprotan
d9 Penga6asan detekti akti dan pasi
e9 Sur(e% demam dan penga6asan migrant
9 Deteksi /ontrol epidemi/
26
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 27/27
DA9TA! P:STA4A
#. 1andahusada S,!llahude ::D, Pribadi M 820049 Parasitologi &edokteran edisi 3
2. 1una6an S1, Setiabud% , Aarialdi 82009 )armakologi dan Terapi ed *, )&"!,
akarta
3. $ansjoer , Tri%anti &, Sa(itri , Mardhani M!, Setio6ulan 8#9 &apita Selekta
&edokteran jilid ! edisi ke 3, $edia es/ulapius )&"!, akarta
4. Soedarmo, et al. 820#09 !neksi dan Pediatri Tropis, !katan Dokter nak !ndonesia,
akarta
*. Sudo%o M, dkk 8200+9 Buku jar !lmu Pen%akit Dalam, edisi !E, jilid !!!, )&"!,
akarta
+. 666.medi/astore./om
. 666.majalah-arma/ia./om