pbl disfagia sistem onkologi
DESCRIPTION
Pbl Disfagia Sistem OnkologiTRANSCRIPT
Modul 1 - DISFAGIATutor : DR. dr. Busjra M. Nur, M.Sc.Anggota :
M. Kamardi (2011730152)Amalia Devi (2012730116)Cahya Alfaliza (2012730120)Gisni Luthviatul (2012730128)Grisel Nandecya (2012730129)Hafizhan Ilmi (2012730130)Ilhami Muttaqin (2012730133)Karyati Afrina (2012730134)Putri Intan N. (2012730147)Trias Murni N. (2012730158)
Skenario 1
• Seorang laki-laki usia 60 th datang ke UGD RS dengan keluhan muntah setelah makan. Mula - mula rasa tidak enak di dada dan dirasakan makin lama makin berat. Belakangan rasa sakit disertai muntah dan seterusnya setiap kali makan muntah terutama kalau makan cair. Keluhan ini sudah dirasakan sejak 1 tahun.
Mind Map
DISFAGIA
Definisi Penyebab
Alur
DiagnosisInfeksi Tumor DegenerasiIritasi
DD
WD
Penatalaksanaan
GERD Ca Esofagus Akalasia Barret Esofagus Ca Paru Varises esofagus Stroke Gonore Parkinson Cerebral Palsy Ca Nasofaring Esofagitis
Pertanyaan1. Jelaskan definisi disfagia!2. Jelaskan perbedaan tumor jinak dan ganas!3. Sebutkan dan jelaskan stadium tumor yang menyebabkan disfagia
dengan sistem TNM pada saluran pencernaan!4. Jelaskan cara penanganan neoplasma jinak dan ganas di saluran
pencernaan (baik yang menyebabkan disfagia maupun tidak)!5. Jelaskan alur diagnosis dari skenario!6. Mengapa pasien muntah setelah makan? Dan mengapa makanan cair
lebih sulit ditelan daripada makanan padat?7. Sebutkan dan jelaskan penyakit keganasan dan perubahan
histopatologinya pada penyakit tumor pencernaan!8. Jelaskan Differential Diagnose-1 dari skenario!9. Jelaskan Differential Diagnose-2 dari skenario!
Definisi Disfagia
Sulit Menelan
• Sulit menelan merupakan suatu gejala atau keluhan yang diakibatkan adanya kelainan di dalam saluran pencernaan yang paling atas, yakni orofaring dan esophagus. Keluhan ini akan bermanifestasi bila terdapat gangguan gerakan-gerakan pada otot menelan dan gangguan transportasi makanan dari mulut ke lambung.
Berdasarkan penyebabnya, dibagi menjadi dua bagian• Disfagia mekaniksumbatan rongga esophagus oleh massa, peradangan, penyempitan, atau penekanan dari luar• Disfagia motorikadanya kelainan pada system saraf yang berperan dalam proses menelan
Perbedaan tumor jinak dan tumor ganas
massa / jaringan baru-abnormal yang terbentuk dalam tubuh, mempunyai bentuk dan sifat yang
berbeda dari sel / jaringan asalnya / sesungguhnya.
PERBEDAAN TUMOR JINAK-GANAS
SIFA T BIOLOGIS
TUMOR JINAK TUMOR GANAS
Pertumbuhan sel Terbatas Tdk terbatas
Infiltrasi/metastase ( - ) ( + )
Mematikan ( - ) ( + )
KARAKTERISTIK TUMOR JINAK DAN GANAS
NO KARAKTERISTIK TUMOR JINAK TUMOR GANAS
1 Tumor
1. batas2 jelas tidak jelas
2. kapsul jelas tdk jelas, ada pseudokapsil
3. bentuk teratur tidak teratur
4. kecepatan tumbuh umumnya pelan umumnya cepat/sngt cepat
5. cara tumbuh ekspansif ekspansif dan infiltratif
6. infiltrasi tdk ada ada dan sbg tnd khas
7. progresi umumnya pelan danumumnya cepat sampai
fatal
dpt stationer
8. vaskularisasi sedikitbanyak, adaneovaskularisasi
9. temperatur normal hiperemi
10. nekrose/ulcerasi sangat jarang sering
11. struktur jaringankhas menunjukkan asaljaringan
atypi sbg jaringan/sel
12. struktur sel
a. bentuk sel uniform polymorphi
b. warna inti normalhiperchromasi danpolychromasi
c. warna sitoplasma normalhiperchromasi danpolychromasi
d. jumlah mitosa sedikit banyak
e. tipe mitosa normal abnormal
2 metastase tidak ada sering
3 recurrent jarang sering
4 efek sistemik jarang, kec tumor sering
endokrin
Stadium Tumor Berdasarkan Sistem TNM ( stadium TNM )
Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang sarjana Perancis Piere de Noix,
kemudian dipergunakan dan disempunakan oleh UICC ( Union Internationale Contre le
Cancere ), dan sejak 1958 sistem ini dipergunakan secara luas di berbagai belahan
dunia.Sistem TNM ini berdasarkan 3 kategori, yaitu : T ( Tumor primer ), N ( Nodul
regional, metastase ke kelenjar limfe regional ), dan M ( Metastase jauh ). Masing – masing
kategori tersebut dibagi lagi menjadi subkategori untuk melukiskan keadaan masing –
masing kategori dengan cara memberi indeks angka dan huruf di belakang T, N, dan M.
• T = Tumor Primer
Indeks angka : Tx, Tis, T0, T1, T2, T3, dan T4
Indeks huruf : T1a, T1b, T1c, T2a, T2b, T3b, dst• N = Nodul, metastase ke kelenjar regional.
Indeks angka : N0, N1, N2, N3.
Indeks huruf : N1a, N1b, N2a, N2b, dst• M = Metastase organ jauh
Indeks angka : M0, M1
Indeks huruf : Mx
• Kategori T = Tumor Primer
Tx = Syarat minimal menentukan indeks T tidak terpenuhi.
Tis = Tumor in situ
T0 = Tidak ditemukan adanya tumor primer
T1 = Tumor dengan f maksimal ≤ 2 cm
T2 = Tumor dengan f maksimal > 2 - ≤ 4 cm
T3 = Tumor dengan f maksimal > 4 cm
T4 = Tumor invasi keluar organ
• Kategori N = Nodul, metastase ke kelenjar regional.
N0 = Nodul regional negative
N1 = Nodul regional positif, mobile ( belum ada perlekatan )
N2 = Nodul regional positif, sudah ada perlekatan
N3 = Nodul jukstregional atau bilateral
• Kategori M = Metastase organ jauh
M0 = Tidak ada metastase organ jauh
M1 = Ada metastase organ jauh
Stadium Ca Esofagus
Kanker esophagus awal, kanker yang terjadi hanya sebatas di bagian keronkongan, tidak ada perubahan menjadi ganas pada jaringan lain, juga tidak menyebar ke kelenjar getah bening
Kanker telah menyerang ke bagian lain di bawah lapisan epidermis, sel kanker muncul di lamina propria atau submukosa, tapi tidak menganggu otot. Kanker tidak akan menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lain
Dapat menyebar kelenjar getah bening tapi tidak ke organ lain
Kanker esophagus telah menyebar ke trakea yang berdekatan dengan organ lain, tapi tidak mempengaruhi kelenjar getah bening yang terkait, tidak ada metastasis yang jauh
Kanker esophagus telah menyebar oleh darah ke organ lain seperti hati, tulang, otak dan lain-lain
Terapi pada neoplasma jinak dan neoplasma ganas
TERAPI TUMOR JINAK DAN TUMOR GANAS
Terapi tumor dewasa ini terutama terdiri atas operasi, radioterapi, kemoterapi, dan terapi biologis serta beberapa metode lainnya.Terapi operasi dan radioterapi dapat
menjadi terapi kuratif yang bersifat lokal.
TUJUAN TERAPI
KURATIF PALIATIF
MACAM TERAPI
TERAPI UTAMA TERAPI TAMBAHAN (ADJUVANT)
TERAPI KOMPLIKASI TERAPI BANTUAN
CARA TERAPI
1. Operasi
2. Radioterapi = terapi radiasi adalah terapi menggunakan radiasi yang bersumber dari energi radioaktif.Contohnya pada CA esofagus,CA gaster, CA laring dan nasofaring
3. Khemoterapi = cara pengobatan dengan menggunakan obat dari bahan kimia yang mempunyai khasiat khusus terhadap sel tumor dan mengakibatkan kerusakan atau kematian sel tumor. Obat-obat kimia ini dikenal dengan sebutan sitostatika.Contohnya pada CA esofagus,CA gaster,CA laring.
4. Laser therapy Terapi paliatif untuk dysphagia yang disebabkan oleh exophytic tumours.
5. Terapi kombinasi
Alur Diagnosis Disfagia
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
Apakah terdapat kesulitan dalam menelan makanan cair maupun padat? Bagaimana awal timbul dan pekembangannya? Adakah kesulitan melakukan gerakan menelan? Adakah nyeri menelan (odinofagia)? Adakah tonjolan pada leher/? Apakah pasien merasa ada benda tersangkut? Dimana? Adakah batuk atau tercekik saat menelan? Pernahkah ada penurunan berat badan? Adakah tanda-tanda kelemahan di bagian tubuh manapun? Adakah hematemesis, muntah, atau regurgitasi?
Riwayat Penyakit Dahulu
Adakah riwayat ulkus, penyakit sistemik (misalnya skleroderma), atau gangguan neurologis (misalnya miastenia gravis)?
Adakah riwayat operasi untuk refluks (misalnya fundoplikasi)?
Riwayat Pengobatan & Psikososial
Apakah pasien mengkonsumsi obat seperti inhibitor pompa proton?
Apakah pasien mengkonsumsi obat yang mungkin menyebabkaneksaserbasi esofagitis (misalnya OAINS)?
Tanyakan mengenai riwayat merokok dan alkohol pada pasien.
Apakah pasien sakit ringan atau berat? Adakah tanda-tanda anemia, limfadenopati, atau ikterus? Adakah tanda-tanda penurunan berat badan? Adakah kelainan leher? Adakah struma? Lakukan pemeriksaan mulut dan lidah. Pertimbangkan pemeriksaan spesialis THT untuk faring dan laring. Adakah tanda-tanda gangguan kardiovaskular atau pernapasan? Cari tanda-tanda aspirasi. Adakah massa abdomen? Adakah hepatomegali atau nyeri tekan epigastrium? Lakukan pemeriksaan neurologis. Perhatikan saat pasien menelan cairan. Adakah tersedak, batuk, atau pembesaran leher?
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Penunjang Kegunaan
Barium Swallow (Esofagogram)
Menilai anatomi dan fs otot faring/esofagus, deteksi sumbatan o/k tumor, striktur, akalasia, divertikulum.
CT Scan Kelainan anatomi di kepala, leher dan dada.
MRI Deteksi tumor, kelainan vaskuler/stroke, degeneratif proses diotak.
Laringoskopi direk Menilai keadaan dan pergerakan otot laring.
Esofagoskopi Menilai lumen esofagus, biopsy.
Endoskopi ultrasound Menilai lesi submukosa.
Penunjang Kegunaan
Modified barium swallow Menilai keadaan kedua sfingter esofagus, menganalisa transfer dysphagia.
Leksible fiber optic faringoskop Menilai pergerakan faring dan laring.
Video floroscopy recording Sda.
Scintigraphy Menilai gangguan orofaring, esofagus, pengosongan lambung dan GERD (Gastroesophageal refluks disease).
EMG Menilai defisiensi fungsi saraf kranial.
Manometri Menilai gangguan motilitas peristaltik.
pHmetri 24 jam Pemeriksaan fefluks esofagitis.
Mengapa pasien muntah setelah makan? Dan mengapa makanan cair lebih sulit
ditelan daripada makanan padat?
Muntah setelah makan
Deglutasi
implus afferen di pusat menelan di medulla
terangsang
Bolus diarahkan ke esofagus
Peristaltik
Gangguan esofagus
Gangguan motorik
Makanan tertahan & tidak bisa masuk ke
lambung
Esofagus mengembang
Muntah
Makanan cair lebih sulit ditelan daripada makanan padat
Kesulitan menampung cairan di rongga mulut
Cairan selalu mengalir ke tempat
Cairan tumpah ke faring yang belum siap
AspirasiMakanan cair lebih sulit
ditelan
Penyakit saluran cerna dengan keluhan disfagia
Karsinoma Gaster
Gastric pit
Kelenjar kardiaMuskularis mukosa
M. submukosa
Tunika muskularis
Pylorus:- Gastric pit menempati ½ tebal mukosa- Terdapat sel neuroendokrin lain yang mensekresi somatostatin (merupakan regulator sekresi insulin, glukagon, gastrin dan hormon pertumbuhan)
Cardia
Fundus
Pylorus
Gaster
Alur Diagnosis karsinoma Gaster
- Rasa tak enak/nyeri samar abdomen
bagian atas terutama parah sehabis makan
- Anoreksia
- BB menurun
- Anemia, Lemas , nyeri ulu hati
- mual, muntah (perforasi lambung)
- Disfagia progresif dan regurgitasi makanan
( kanker cardia)
- Muntah makanan lama (obstruksi pylorus)
- Perdarahan dan melena (perdarahan
sal.cerna)
- Stadium lanjut BB menurun, anemia,
udem, demam, ikterus.
- Nyeri tekan abdomen atas kadang disertai
defens muskular ringan
- Teraba massa di abdomen atas.
- Tanda obstruksi pilorus : tampak bentuk
gaster dan bunyi guncangan cairan
- Asites (metastasis peritoneum)
- Pembesaran kelenjar supraklavikula,
massa di fosa prerektal, massa didaerah
umbilikus.
AnamnesaPemeriksaan Fisik
Pemeriksaan penunjangGastroskopi Pemeriksaan sinar X telan barium Endoskopi USG
- Tampak lokasi lesi agak lebih tinggi/lebih rendah dari mukosa sekitarnya, mukosa lesi dapat kemerahan, diskolorasi/lebih pucat, tepi tidak beraturan, tampak kasar granular/nodular sering dengan maserasi/ulserasi
- Stadium progresif: tampak lesi ulseratif berbentuk tidak beraturan, tepi tidak rata, dasar tukak berlekuk tak rata, permukaan kotor, jaringan kanker mudah rapuh, mudah berdarah.
Menujukan 2 jenis gambaran :
-Pada Bentuk massa, tampak sebagai defek pengisian yang menonjol ke rongga gaster- Pada bentuk ulkus, tampak bayangan ceruk , diameter ulkus kebanyakan ≥ 2,5cm, tepi tidak beraturan, mukosa tampak terpotong mendadak, tampak dinding gaster kaku, rongga gaster menyempit dan pengosongan barium cepat.
Untuk Stadium dini: Pada bentuk menonjol, tampak defek pengisian polipoid kecil/tangkai massa polipoid, defek pengisian tidak beraturan, permukaan mukosa tampak berbentuk granular tak teratur.
Menemukan metastasis kelenjar limfe sekitar gaster
pencitraan dobel kontras barium udara
Klasifikasi TNM karsinoma gasterT: tumor primer N: kelenjar limfe regional M: metastasis jauh
TX: tak dapat di nilaiT0: tak ada buktiTis : tumor terbatas pada tunika mukosa, belum mengenai muskularis mukosa.T1: tumor menginvasi hingga tunika mukosa atau tunika submukosaT2: tumor menginvasi tunika muskularis/ tunika subserosa*T2a: tumor menginvasi tunika muskularisT2b: tumor menginvasi tunika subserosaT3: tumor menenmbus tunika serosa ( pars viseral peritoneum), tapi belum mengenai struktur sekitar ** ***T4: tumor mengenai struktur sekitar
NX: metastasis kelenjar limfe regional tak dapat dinilaiN0: tak ada metastasis kelenjar limfe regionalN1: metastasis kelenjar limfe regional 1-6 buahN2: metastasis kelenjar limfe regional 7- 15buahN3: metastasis kelenjar limfe regional 16 buah keatas
MX: tak dapat dinilaiM0: tak adaM1: ada metastasis jauh
Catatan:*: meluas ke ligamen gastrokulika, hepatokolika/bursa omenta mayor/minor. Belum menembus peritoneym viseral** : meliputi limpa, colon transversal, hati, diafragma, pangkreas, dinding abdomen, adrenal, ginjal, usus kecil &peritoneum posterior)*** : ekspansi intraluminal hingga duodenum/esofagus
Klasifikasi StadiumStadium 0 : Tis N0 M0Stadium Ia : T1 N0 M0Stadium Ib : T1 N1 M0, T2a/bN0M0Stadium II : T1 N2 M0, T2a/bN1M0, T3N0M0Stadium IIIa :T2a/bN2M0, T3N1M0, T4N0M0Stadium IIIb : T3N2M0Stadium IV : T4N1-3M0, T1-3N3M0, T apapun N apapun M1
Metastasis Karsinoma Gaster
1. Telah menginvasi tunika serosa, masuk ke kavum peritoneal, organ/ jaringan sekitar (hati, pangkreas, omentum, kolon transversus).
2. Tunika submukosa (mengenai esofagus segmen bawah, duodenum)3. Melalui implantasi intra-peritoneal melalui metastasis limfogen/hematogen : metastasis ovarium4. Metastasis limfafik : dapat meloncat, misalnya menelusuri duktus torakikus bermetastasis ke kelenjar supraklavikular kiri5. Metastasis hematogen : pada stadium lanjut menyebar ke hati, paru, tulang,
otak. Melalui vena umbilikal intraabdomen: metastasis peritoneum, mesenterium.
Karsinoma Usus Besar( Ca Kolorektal)
Usus besar
Mukosa Kripta
Serosa
Muskularis longitudinal
Muskularis sirkularis
Plika semisirkularis
Alur Diagnosis kanker Usus besarAnamnesa Pem.Fisik Pm. Penunjang
-Konsistensi BAB silih berganti (diare/obstipasi), bentuk feses seperti pensil/tahi kambing) - tenesmus
- perut kembung tdk dpt
buang angin tidak enak diperut-Sering nyeri samar abdomen- hematokezia-Ileus-demam, BB menurun, anemia
- Massa abdominal: diraba adanya massa, biasanya sering ditemukan pada kolon belahan kanan. - Bersifat mobil, setelah menginvasi menjadi terfiksasi
-Foto ronsen Dapat ditemukan ‘Fenomena tangga’ permukaan cairan dan gas dibeberapa lokasi lumen usus tipikal untuk ileus.
Pemeriksaan sinar X : menemukan di lokasi tumor terdapat defek pengisisan menetap, dekstruksi mukosa, kekakuan dinding usus, konstriksi lumen usus. KI: ileus USG tampak struktur 5 lapis dinding usus dan jaringan organ sekitarnya. Gambaran USG kanker rectum barupa area Hipodens / relatif hipodens dengan batas tak beraturan.
Klasifikasi TNM Kanker Usus besarT: tumor primer N: Kelenjar limfe Regional M: metastasis
TX: tumor primer sulit dinilaiTis: karsinoma in situ; tumor terbatas intraepitel atau hanya mengenai tunika propria mukosaT0: tak ada bukti tumor primer T1: tumor menginvasi hingga tunika submukosaT2: tumor menginvasi hingga tunika muskularis propiaT3: tumor menembus tunika muskularis propria mencapai subserosa/ mengenai kolon ekstraperitoneal atau jaringan perirektalT4: tumor langsung menginvasi organ atau struktur lain. Dan menembus pars viseralis peritoneum
NX: kondisi kelenjar limfe regional tak dapt dinilaiN0: tak ada metastasis kelenjar limfe regionalN1: metastasis 1-3 buah kelenjar limfe regionalN2: metastasis >4 buah kelenjar limfe regional
MX: tak dapat menilai ada tidaknya metastasis jauhM0: tak ada metastasis jauhM1: ada metastasis jauh
Penggolongan Stadium Klinis
Stadium 0 : Tis N0 M0Stadium I : T1-T2 N0 M0Stadium II : T3-T4 N0 M0Stadium IIIA : T1-2.N1 M0Stadium IIIB : T3-4 N1 M0Stadium IIIC : Tapapun N2 M0Stadium IV : Tapapun Napapun M1
Jalur penyebaran1. Penyebaran lokal: mula-mula menyebar didalam dinding usus hingga organ
sekitar usus (seperti kandung kemih, prostat, uterus, usus
kecil, hati, lambung, pangkreas)
2. Penyebaran Limfogen: ke kelenjar limfe parakolon kekelenjar limfe media
kekelenjar limfe sentral (kelenjar limfe primer) ke
kelenjar limfe paraaorta ke kelenjar limfe
supraklavikular.
3. Metastasis hematogen: umumnya ke hati, disusul ke paru, tulang, otak, ovarium.
4. Metastasis implantasi: sel kanker lepas terimplantasi pada peritoneum rongga
abdomen atau pelvis membentuk nodul.
AKALASIA
ETIOLOGI :
Akalasia primer : kelainan ini tidak diketahui,di duga disebabkan oleh virus neurotropik . faktor keturunan juga cukup berpengaruh pada kelainan ini. Akalasia sekunder : Kelainan ini dapat disebabkan oleh infeksi , kemungkinan lain dapat disebabkan oleh obat antikolinergik atau paska vagotomi.
DEFINISI:
Suatu keadaan khas yang ditandai dengan tidak adanya peristaltis korpus esofagus bagian bawah dan sfingter esofagus bagian bawah ( SEB) yang hipertonik sehingga tidak bisa mengadakan relaksasi secara sempurna pada waktu menelan makanan.
EPIDEMIOLOGI:
Penyakit ini relatif jarang. Sebagian besar kasus terjadi pada umur pertengahan dengan perbandingan jenis kelamin yang hampir sama. Kelainan ini tidak diturunkan dan biasanya memerlukan waktu bertahun-tahun hingga memunculkan gejala.
GEJALA KLINIK:
•Disfagia (baik makanan cair maupun padat)•Sifatnya hilang timbul yang dapat terjadi bertahun-tahun•Regurgitasi (berhubungan dengan posisi pasien)•Pada anak-anak gejala ini dihubungkan dengan gejala batuk pada malam hari atau adanya pneumonia•Penurunan berat badan•Nyeri dada (30% kasus, tidak begitu di rasakan pd pasien)
DIAGNOSIS:
Radiologis Fluroskopi Radiologis dengan Barium Skintigrafi Endoskopi Biopsi Manometrik esofagus
KOMPLIKASI :
Beberapa komplikasi dan akalasia sebagai akibat dari retensi makanan pada esofagus adalah sebagai berikut : •Obstruksi saluran pernapasan•Bronkhitis•Pneumonia aspirasi•Abses paru•Divertikulum•Perforasi esofagus•Small cell carcinoma•Sudden death
PENATALAKSANAAN :
Non- Medikamentosa : diet tinggi kalori. Pasien harus diintruksikan untuk makan dengan perlahan dan minum cairan pada saat makan.Medikamentosa Oral : untuk merelaksasikan SEB antara lain : nitrat (isosorbid dinitrat) dan calcium channel blockers (nifedipin dan verapamil). Obat antagonis kalsium nifedipin 10-20 mg peroral dapat menurunkan secara bermakna tekanan SEB pasien dengan akibat perbaikan proses pengosongan esofagus.
PROGNOSIS :
Prognosis akalasia bergantung pada durasi penyakit dan banyak sedikitnya gangguan motilitas, semakin singkat durasi penyakitnya dan semakin sedikit gangguan motilitasnya maka prognosis untuk kembali ke ukuran esofagus yang normal setelah pembedahan memberikan hasil yang sangat baik.
PREVENTIF :
Berdasarkan teori penyebab akalasia mulai bermunculan seperti suatu yang melibatkan infeksi, kelainan atau yang diwariskan (genetik), sistem imun yang menyebabkan tubuh sendiri untuk merusak esofagus ( penyakit autoimun) dan proses penuaan ( degeneratif) . Jadi kita bisa bisa lakukan upaya pencegahan seperti melakukan pola hidup sehat, melakukan vaksinasi DPT , BCG, Polio, Hib, MMR.
KarsinomaEsofagus
Kanker esofagus merupakan tumor ganas terbesar ke-9 di dunia, menduduki posisi ke-6 dari penyebab kematian seluruh dunia
Mortalitas : pria > wanita
Karsinoma Esofagus
ETIOLOGI
Senyawa nitrosamin
Karsinogenesis fungi
Defisiensi elemen renik
Pola diet
Kerentanan genetik
Lesi prekanker esofagus
Penggolongan stadium klinis kanker esofagus :
Secara histologik : Kanker esofagus timbul di sel epitel mukosa esfagus, sebagian terbesar adalah karsinoma sel skuamosa.
Penggolongan stadium klinis kanker esofagus :
1. Karsinoma superfisial esofagus
2. Karsinoma esofagus stadium sedang dan
lanjut
- Tipe medular - Tipe fungasi- Tipe ulseratif- Tipe konstriktif- Tipe intraluminal
Manifestasi klinis :
1. Gejala kanker superfisial esofagus
Umunya kanker superfisial esofagus memiliki gejala yang pasti tapi relatif ringan, manifestasi utama berupa terasa tidak nyaman dibalik
tulang dada ketika makan, terasa gesekan, sedikit nyeri atau terasa ada benda asing mengganjal. Gejala demikian sering kali hanya muncul
waktu menelan makanan, pada mulanya intermitten, kemudian secara bertahap menjadi sering.
2. Gejala stadium sedang lanjut
• Disfagia progresif • Nyeri• malanutrisi, dehidrasi dan penurunan berat badan hingga kakektik.• Tumor menginvasi trakea, timbul obstruksi saluran napas dan sulit bernapas, penetrasi ke trakea atau bronkus menimbulkan fistel esofagotrakeal atau fistel esofagobronkial, mediastinitis, abses • Di hati, paru, otak dan organ lain serta kelenjar limfe supraklavikular dapat terjadi metastasis, akibatnya timbul ikterus, asites, gagal hati hingga koma, dispnea, anasarka dan gejala lain
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan sinar X
Diagnosis sitologi
Esofagoskopi
CT
MRI
USG intralumen esofagus
Terapi
Terapi operasi
Radioterapi
Kemoterapi
Daftar PustakaAlper MC, Myers EN, Eibling DE. 2001. Dysphagia. Decision making in ENT
Disorders.
Bailey J Byron. Esophageal disorders. Head and neck surgery Otolaringology. Vol.1.2.1998;56:781-801
Desen, Wan. 2011. Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta : FKUI.
Gleadle, Jonathan. 2007. At a Glance ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK. Penerbit Erlangga.
Gunawan, Sulistia Gunawan. 2012. Farmakologi dan Terapi. Ed V. Badan Penerbit FKUI : Jakarta.
Kumar, V. Abbas, A.K. & Fausto, N. 2010. Robbins & Cotran Dasar Patologi Penyakit Ed.7.terj. Brahm. U. Pendit. Jakarta: EGC.
Price, Sylvia A. 2008. Buku Ajar Ilmu Patofisiologi. Jakarta : EGC
Prof. DR. Dr. I.B Wibawa Tjakra, M.P.H, Sp.B(K)Onk. 2010. Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid Peraboi. Jakarta : Sagung Seto.
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC.
Soeparman, Sukaton U, Waspadji S, et al, Ed. 1998. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Sudoyo.w.aru . 2006 .Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi IV. Jakarta : Balai Penrbit FKUI.