pbl 26 baru
TRANSCRIPT
Puskesmas
Paolo Harbin V
10-2007-009
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Arjuna Utara, Jakarta
BAB 1
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan
kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara dan aparaturnya
berkewajiban untuk menyediakan layanan yang bermutu dan mudah didapatkan setiap saat.
Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya
Puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah menyediakan layanan kesehatan yang
bermutu namun dengan biaya yanng relatif terjangkau untuk masyarakat, terutama masyarakat
dengan kelas ekonomi menengah ke bawah.
BAB 2
PUSKESMAS1,2,3
1.1 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya
Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat
Indikator Kecamatan Sehat:
(1) lingkungan sehat,
(2) perilaku sehat,
(3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
(4) derajat kesehatan penduduk kecamatan
1.2 Misi Puskesmas
Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya
1
Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya
2.1 Evaluasi kesehatan dengan pendekatan system
Pengertian Sistem
Sistem dapat memiliki beberapa makna.3
1. Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau
struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu
yang telah ditetapkan (Ryans)
2. Sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling
berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran yang
diinginkan secara efektif dan efisien (John McManama)
3. Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang berhubungan dan membentuk satu kesatuan
yang majemuk, dimana masing-masing bagian bekerja sama secara bebas dan terkait untuk
mencapai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula
4. Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang berhubungan
serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan
Jika diperhatikan dalam keempat pengertian sistem ini, tertihat bahwa pengertian sistem secara
umum dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni sebagai suatu wujud dan sebagai suatu metoda.3
1. Sistem sebagai suatu wujud
Suatu sistem disebut sebagai suatu wujud, apabila bagian-bagian atau elemen-elemen yang
terhimpun dalam sistem tersebut memberikan suatu wujud yang ciri-cirinya dapat
dideskripsikan dengan jelas.
2. Sistem sebagai suatu metoda
Suatu sistem disebut sebagai suatu metoda, apabila bagian atau elemen-elemen yang terhimpun
dalam sistem tersebut membentuk suatu metoda yang dapat dipakai sebagai alat dalam
melakukan pekerjaan administrasi. Pemahaman sistem sebagai suatu metoda berperanan besar
2
dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh suatu sistem. Populer
dengan sebutan pendekatan sistem (system approach) yang pada akhir-akhir ini banyak
dimanfaatkan pada pekerjaan administrasi.
Unsur Sistem
Unsur-unsur sistem terdiri dari:3
1. Masukan (input)
Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan diperlukan
untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Dalam sistem pelayanan kesehatan, masukan
terdiri dari tenaga (man), dana (money), metode (method), sarana/material (material). Pada
komponen masukan, sumber daya manusia termasuk di dalamnya adalah dokter, perawat,
tenaga administrasi dan kader, dana yang tersedia, sarana medis dan non medis, sarana
penyuluhan.
2. Proses (process)
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi
untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Dalam sistem pelayanan
kesehatan terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(actuating), dan penilaian (evaluating).
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses
dalam sistem. Keluaran dari suatu sistem kesehatan adalah terselenggaranya pelayanan
kesehatan.
4. Umpan Balik (feed back)
Umpan balik adalah kumpulan dari bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem
dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
5. Dampak (impact)
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem. Dampak yang diinginkan
dari suatu sistem kesehatan adalah meningkatnya derajat kesehatan dengan memenuhi need
dan demand.
6. Lingkungan (environment)
3
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai
pengaruh besar terhadap sistem.
Keenam unsur sistem ini saling berhubungan dan mempengaruhi.
Gambar.1.1 Enam unsur sistem yang saling mempengaruhi
Pendekatan Sistem
Suatu sistem pada dasarnya dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Untuk terbentuknya sistem tersebut, perlu dirangkai berbagai unsur atau elemen sedemikian rupa
sehingga secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi
untuk mencapai tujuan. Apabila prinsip pokok atau cara kerja sistem ini diterapkan ketika
menyelenggarakan pekerjaan administrasi, maka prinsip pokok atau cara kerja ini dikenal dengan
nama pendekatan sistem (sistem approach).3
Terdapat beberapa definisi dari pendekatan sistem, antara lain:3
a. Penerapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam merancang suatu rangkaian
komponen-komponen yang berhubungan sehingga dapat berfungsi sebagai satu-kesatuan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (L. James Harvey).
b. Strategi yang menggunakan metode analisa, desain dan manajemen untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
c. Penerapan dari cara berpikir yang sistematis dan logis dalam membahas dan mencari
pemecahan dari suatu masalah atau keadaan yang dihadapi.
Dalam suatu pendekatan sistem, dua proses utama yang dikerjakan adalah (1) menguraikan
sesuatu untuk mencari masalah dan (2) membentuk sesuatu untuk menyusun jalan keluar.3
4
Masukan Dampak
Umpan Balik
KeluaranProses
Lingkungan
Keuntungan dari pendekatan sistem adalah dapat menilai masukan secara efisien, menilai proses
secara efektif, menilai keluaran secara optimal, dan menilai umpan balik secara adekuat. Akan
tetapi, pendekatan sistem memiliki kelemahan, yaitu terjebak pada detail sehingga sulit menarik
kesimpulan.3
Evaluasi Program
Definisi evaluasi menurut The American Public Association adalah suatu proses untuk
menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan menurut The Internacional Clearing House on
Adolescent Fertility Control for Population Options, evaluasi adalah suatu proses yang teratur
dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria yang
telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta penyusunan saran-saran,
yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari pelaksanaan program.4
Berdasarkan tujuannya, evaluasi dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:4
a. Evaluasi formatif
Ini merupakan jenis evaluasi yang dilakukan pada tahap awal program. Tujuan dari evaluasi
formatif adalah untuk meyakinkan bahwa rencana yang akan disusun benar-benar telah
sesuai dengan masalah yang ditemukan, sehingga nantinya dapat menyelesaikan masalah
tersebut.
b. Evaluasi promotif
Ini merupakan jenis evaluasi yang dilakukan pada saat program sedang dilaksanakan. Tujuan
dari evaluasi promotif adalah untuk mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan
tersebut telah sesuai dengan rencana atau tidak dan apakah terjadi penyimpangan yang dapat
merugikan tujuan program.
c. Evaluasi sumatif
Ini merupakan jenis evaluasi yang dilaksanakan pada saat program telah selesai. Tujuannya
adalah untuk mengukur keluaran (output) atau dampak (impact) bila memungkinkan. Jenis
evaluasi ini yang dilakukan dalam makalah ini.
Secara umum, langkah-langkah membuat evaluasi program meliputi (1) penetapan indikator dari
unsur keluaran, (2) penetapan tolak ukur dari tiap indikator keluaran, (3) perbandingan
pencapaian masing-masing indikator keluaran program dengan tolak ukurnya, (4) penetapan
5
prioritas masalah, (5) pembuatan kerangka konsep dari masalah yang diprioritaskan, (6)
pengidentifikasian penyebab masalah, (7) pembuatan alternatif pemecahan masalah, (8)
penentuan prioritas cara pemecahan masalah yang dirangkum dalam kesimpulan dan saran.4
2.2 Peran dan fungsi puskesmas
Fungsi puskesmas itu sendiri meliputi
a. Fungsi Pokok
1) Pusat pengerak pembangunan berwawasan kesehatan
2) Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan
3) Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
b. Peran Puskesmas
Sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat diwilayah terkecil dalam hal
pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan
secara mandiri
c. Cara-cara yang ditempuh
1) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka
menolong dirinya sendiri.
2) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggunakan sumber daya
secara efisien dan efektif.
3) Memberikan bantuan teknis
4) Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
5) Kerjasama lintas sektor
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan kabupaten / kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah. Puskesmas
sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu , dan berkesinambungan, yang meliputi
pelayanan kesehatan perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public
goods). Puskesmas melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai
bentuk usaha pembangunan kesehatan.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan
secara menyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-
6
usaha kesehatan pokok. Jenis pelayan kesehatan disesuaikan dengan kemampuan puskesmas,
namun terdapat upaya kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh puskesmas ditambah
dengan upaya kesehatan pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta
kemampuan puskesmas.
Upaya-upaya kesehatan wajib tersebut adalah ( Basic Six):
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f. Upaya pengobatan
2.3 Program puskesmas
1) KIA
2) KB
3) Usaha Kesehatan Gizi
4) Kesehatan Lingkungan
5) Pemberantasan dan pencegahan penyakit menular
6) Pengobatan termasuk penaganan darurat karena kecelakaan
7) Penyuluhan kesehatan masyarakat
8) Kesehatan sekolah
9) Kesehatan olah raga
10) Perawatan Kesehatan
11) Masyarakat
12) Kesehatan kerja
13) Kesehatan Gigi dan Mulut
14) Kesehatan jiwa
15) Kesehatan mata
16) Laboratorium sederhana
17) Pencatatan dan pelaporan dalam rangka SIK
18) Pembinaan pemgobatan tradisional
7
19) Kesehatan remaja
20) Dana sehat
2.4 SP2TP
Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan pencatatan
dan pelaporan puskesmas secara menyeluruh (terpadu) dengan konsep wilayah kerja
puskesmas. Sistem pelaporan ini ini diharapkan mampu memberikan informasi baik bagi
puskesmas maupun untuk jenjang administrasi yang lebih tinggi, guna mendukung manajemen
kesehatan.5,6
Pengertian Pencatatan Dan Pelaporan
Pencatatan (recording) dan pelaporan (reporting) berpedoman kepada system pencatatan dan
pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP). Beberapa pengertian dasar dari SP2TP menurut depkes
RI (1992) adalah sebagai berikut :
• Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas adalah kegiatan pencatatan dan
pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan dipuskesmas termasuk
puskesmas pembantu, yang ditetapkan melalui surat keputusan Menteri Kesehatan RI
No.63/Menkes/SK/II/1981.
• Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas beberapa komponen yang salingberkaitan,
berintegrasi dan mempunyai tujuan tertentu.
• Terpadu merupakan gabungan dari berbagai macam kegiatan pelayanan kesehatanpuskesmas,
untuk menghindari adanya pencatatan dan pelaporan lain yang dapatmemperberat beban kerja
petugas puskesmas
Tujuan Pencatatan Dan Pelaporan
1. Tujuan Umum
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) bertujuan agar semua hasil
kegiatan puskesmas (di dalam dan di luar gedung) dapat dicatat sertadilaporkan ke jenjang
selanjutnya sesuai dengan kebutuhan secara benar, berkala,dan teratur, guna menunjang
pengelolaan upaya kesehatan masyarakat.Pengelolaan SP2TP di kabupaten berau masih
terkendala dengan rendahnyakelengkapan dan ketepatan waktu penyampaian laporan
SP2TP ke DinasKesehatan.
8
2. Tujuan Khusus
• Tercatatnya semua data hasil kegiatan puskesmas sesuai kebutuhan secara benar,
berkelanjutan, dan teratur.
• Terlaporkannya data ke jenjang administrasi berikutnya sesuai kebutuhan
denganmenggunakan format yang telah ditetapkan secara benar, berkelanjutan, danteratur.
Manfaat Dari Pencatatan Dan Pelaporan
Manfaat pencatatan dan pelaporan antara lain :
• Memudahkan dalam mengelola informasi kegiatan di tingkat pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota
• Memudahkan dalam memperoleh data untuk perencanaan dalam rangka pengembangan
tenaga kesehatan
• Memudahkan dalam melakukan pembinaan tenaga kesehatan
• Memudahkan dalam melakukan evaluasi hasil
Batasan Dari Pencatatan Dan Pelaporan
Batasan dari pencatatan dan pelaporan kegiatan adalah sebagai berikut :
• Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga kesehatan adalah
melakukan pencatatan data penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga kesehatan dan
melaporkan data tersebut kepada instansi yang berwenang beruapa laporan lengkap
pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan format yangditetapkan.
• Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan tiap triwulan adalah melakukanpencatatan
data pada semua kegiatan dalam satu triwulan berjalan dan melaporkan data tersebut dalam
bentuk rekapitulasi kegiatan triwulan kepada instansi yang berwenang dengan
menggunakan format yang ditetapkan.
• Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan yang diselenggarakan setiap triwulan dan
tiap tahun adalah pencatatan data untuk semua kegiatan dalam satu triwulan dan satu tahun
berjalan serta melaporkan data tersebut dalam bentukrekapitulasi data kegiatan triwulan dan
tahunan kepada instansi yang berwenang dengan menggunakan format yang telah
ditetapkan.
9
Ruang Lingkup Pencatatan dan Pelaporan
Ruang lingkup pencatatan dan pelaporan, meliputi jenis data yang dikumpulkan,dicatat, dan
dilaporkan puskesmas. Jenis data tersebut mencakup :
• Umum dan demografi
• Sarana fisik
• Ketenagaan
Kegiatan pokok yang dilakukan di dalam dan di luar gedung. Data umum meliputi peta wilayah
dan wilayahnya, jumlah desa, dusun/RW, jumlahposyandu dan sasaran program.
Pengelolaan Pencatatan
Semua kegiatan pokok baik didalam maupun diluar gedung puskesmas, puskesmas pembantu,
dan bidan di desa harus dicatat. Untuk memudahkan dapat menggunakanformulir standar yang
telah ditetapkan dalam SP2TP. Jenis formulir standar yang digunakan dalam pencatatan adalah
sebagai berikut :
• Rekam kesehatan keluarga (RKK)
Rekam kesehatan keluarga atau yang disebut family folder adalah himpunan kartu-kartu
individu suatu keluarga yang memperoleh pelayanan kesehatan di puskesmas. Kegunaan
dari RKK adalah untuk mengikuti keadaan kesehatan dan gambaranpenyakit di suatu
keluarga.Pengguna RKK diutamakan pada anggota keluarga yang mengidap salah
satupenyakit atau kondisi, misalnya penderita TBC paru, kusta, keluarga resiko tinggiyaitu
ibu hamil resiko tinggi, neonatus resiko tinggi (BBLR), balita kurang energy kronis (KEK).
Dalam pelaksanaannya keluarga yang menggunakan RKK diberi alat bantu kartutanda
pengenal keluarga (KTPK) untuk memudahkan pencarian berkas pada saat melakukan
kunjungan ulang.
• Kartu rawat jalan
kartu rawat jalan atau lebih dikenal dengan kartu rekam medik pasien merupakan alat untuk
mencatat identitas dan status pasien rawat jalan yang berkunjung kepuskesmas.
• Kartu indeks penyakit
Kartu indeks penyakit merupakan alat bantu untuk mencatat identitas pasien,riwayat, dan
perkembangan penyakit. Kartu indeks penyakit diperuntukan khusus penderita penyakit
TBC paru dan kusta.
10
• Kartu ibu1`1
Kartu ibu merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas, status kesehatan, danriwayat
kehamilan sampai kelahiran.
• Kartu anak
Kartu anak adalah alat bantu untuk mencatat identitas, status kesehatan, pelayanan
preventif-promotif-kuratif-rehabilitatif yang diberikan kepada balita dan anak prasekolah.
• KMS balita, anak sekolah
Merupakan alat bantu untuk mencatat identitas, pelayanan, dan pertumbuhan yangtelah
diperoleh balita dan anak sekolah.
• KMS ibu hamil
Merupakan alat untuk mengetahui identitas dan mencatat perkembangankesehatan ibu
hamil dan pelayanan kesehatan yang diterima ibu hamil.
• KMS usia lanjut
KMS usia lanjut merupakan alat untuk mencatat kesehatan usia lanjut secarapribadi baik
fisik maupun psikososial, dan digunakan untuk memantau kesehatan,deteksin dini penyakit,
dan evaluasi kemajuan kesehatan usia lanjut.
• Register
Register merupakan formulir untuk mencatat atau merekap data kegiatan didalamdan di
luar gedung puskesmas, yang telah dicatat di kartu dan catatan lainnya.Ada beberapa jenis
register sebagai berikut :
1. Nomor indeks pengunjung puskesmas
2. Rawat jalan
3. Register kunjungan
4. Register rawat inap
5. Register KIA dan KB
6. Register kohort ibu dan balita
7. Register deteksi dini tumbuh kembang dan gizi
8. Register penimbangan batita
9. Register imunisasi
11
10. Register gizi
11. Register kapsul beryodium
12. Register anak sekolah
13. Sensus harian: kunjungan, kegiatan KIA, imunisasi, dan penyakit
Mekanisme Pencatatan
Pencatatan dapat dilakukan di dalam dan diluar gedung. Di dalam gedung, loket memegang
peranan penting bagi seorang pasien yang berkunjung pertama kali atau yang melakukan
kunjungan ulang dan dapat Kartu Tanda Pengenal .kemudian pasien disalurkan pada unit
pelayanan yang akan dituju. Apabila diluar gedung pasien dicatat dalam register dengan
pelayanan yang diterima. Mekanisme pencatatan di puskesmas dapat di gambarkan melalui
berikut:
Pengelolaan Pelaporan
Sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan masyarakat
No.590/BM/DJ/Info/Info/96, pelaporan puskesmas menggunakantahun kalender yaitu dari
bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang sama. Formulir pelaporan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan/beban kerja di puskesmas.
Formulir Laporan dari Puskesmas ke Dati II
1. Laporan Bulanan
• Data Kesakitan (LB 1)
• Data obat-obatan (LB 2)
• Data kegiatan gizi, KIA/KB, dan imunisasi termasuk pengamatan penyakit menular (LB3)
2. Laporan Sentinel
Berikut adalah bentuk laporan sentinel.
• Laporan bulan sentinel (LB 1S)
Lapotan yang memuat data penderita penyakit yang dapat dicegahdengan imunisasi
(PD31), penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Dan diare, menurut umur dan
status imunisasi. Puskesmas yang memuat LB 1S adalah puskesmas yang ditunjukyaitu satu
puskesmas dari setiap DATI II dengan periode laporan bulan sertadilaporkan ke dinas
kesehatan DATI II, Dinas kesehatan DATI I danpusat (Ditjen PPM dan PLP).
• Laporan bulanan sentinel (LB 2S)
12
Dalam laporan ini memuat data KIA, gizi, tetanus neonatorum, dan penyakit akibat kerja.
Laporan bulanan sentinel hanya diperuntukkan bagi puskesmas rawat inap. Laporan ini
dilaporkan ke dinas kesehatan DATI I
3. Laporan TahunanLaporan tahunan meliputi :
• Data dasar puskesmas (LT-1)
• Data kepegawaian (LT-2)
• Data peralatan (LT-3)
Alur Laporan
Laporan Dati Iidikirimkan ke Dinas Kesehatan Dati 1 dan Kanwil DepartemenKesehatan
Provinsi serta Pusat (Ditjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat) dalambentuk rekapitulasi dari
laporan SP2TP. Laporan tersebut meliputi :
1.Laporan Triwulan
1. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB1
2. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB2
3. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB3
4. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB4
2. Laporan Tahunan
1. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LT-1
2. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LT-2
3. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LT-3
Frekuensi Laporan
1. Laporan Triwulan
Laporan triwulan dikirim paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dari triwulan yang
dimaksud (contoh : laporan triwulan pertama tanggal 20 April 2009, maka laporan triwulan
berikutnya adalah tanggal 20 Mei 2009). Laporan ini diberikan kepada dinas-dinas terkait di
bawah ini :
1. Kepala Dinas Kesehatan Dati I
2. Kepala Kantor Wilayah Depkes Provinsi
3. Depkes RI Cq Ditjen Binkesmas
13
2. Laporan Tahunan
Laporan tahunan dikirim paling lambat akhir bulan Februari di tahun berikutnya dan diberikan
kepada dinas-dinas terkait berikut ini
1. Kepala Dinas Kesehatan Dati I
2. Kepala Kantor Wilayah Depkes Provinsi
3. Depkes RI Cq Ditjen Binkesmas
Mekanisme Pelaporan
1. Tingkat puskesmas
1. Laporan dari puskesmas pembantu dan bidan di desa disampaikan ke pelaksanakegiatan
di puskesmas
2. Pelaksana pelaksana merekapitulasi yang dicatat baik didalam maupun diluar gedung
serta laporan yang diterima dari puskesmas ppembantu dan bidan di desa.
3. Hasil rekapitulasi pelaksanaan kegiatan dimasukkan ke formulir laporan sebanyakdua
rangkap, untuk disampaikan kepada koordinator SP2TP
4. Hasil rekapitulasi pelaksanaan kegiatan diolah dan dimanfaatkan untuk tindak
lanjutyang diperlukan untuk meningkatkan kinerja kegiatan.
2. Tingkat Dati II
1. 1.Pengolahan data SP2TP di Dati II menggunakan perangkat lunak yang ditetapkanoleh
depkes
2. Laporan SP2TP dari puskesmas yang diterima dinas kesehatan Dati II
disampaikankepada pelaksana SP2TP untuk direkapitulasi / entri data.
3. Hasil rekapitulasi dikoreksi, diolah, serta dimanfaatkan sebagai bahan untuk
umpanbalik, bimbingan teknis ke p[uskesmas dan tindak lanjut untuk meningkat
kinerjaprogram.
4. Hasil rekapitulasi data setiap 3 bualn dibuta dalam rangkap 3 (dalam bentuk
5. soft file) untuk dikirimkan ke dinas kesehatan Dati I, kanwil depkes Provinsi
danDepartemen Kesehatan
3. Tingkat Dati I
1. Pengolahan dan pemanfaatan data SP@TP di dati I mempergunakan perangkatlunak
sama dengan Dati II
14
2. Laporan dari dinkes Dati II, diterima oleh dinas kesehatan Dati I dan Kanwil I dalam
bentuk soft file dikompilasi / direkapitulasi.
3. Hasil rekapitulasi disampaikan ke pengelola program dati I untuk diolah
dandimanfaatkan serta dilakukan tindak lanjut, bimbingan dan pengendalian.
4. Tingkat Pusat
Hasil olahan yang dilaksanakan Ditjen Binkesmas paling lambat 2 bulan setelahberakhirnya
triwulan tersebut disampaikan kepada pengelola program terkaitdan Pusat Data Kesehatan
untuk dianalisis dan dimanfaatkan sebagai umpanbalik, kemudian dikirimkan ke Kanwil
Depkes Provinsi.
2.5 Peranan Dokter Puskesmas
1) Dokter Kepala Puskesmas sebagai seorang dokter
Pendapat umum mengenai seorang dokter biasanya ialah seorang yang berilmu untuk
menyembuhkan orang sakit. Demikian pula masyarakat mengharapkan seorang dokter
Kepala Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan orang sakit.
Namun demikian, dalam kenyataan tanggung-jawab seorang dokter Kepala Puskesmas
tidak hanya mengobati orang sakit saja akan tetapi jauh lebih besar, yaitu memelihara dan
meningkatkan kesehatan dari masyarakat di dalam wilayah kerjanya. Disamping itu ia
berfungsi juga sebagai seorang pemimpin dan seorang manager pula.
Oleh karenanya dalam kegiatan pemeriksaan dan pengobatan penderita sehari-hari pada
waktu- waktu tertentu, dimana dokter Puskesmas sedang melakukan tugas-tugas
manajemen Puskesmas dan tugas-tugas kemasyarakatannya, ia dapat mendelegasikan
wewenangnya kepada seorang Perawat dan seorang Bidan. Dokter Puskesmas memeriksa
dan mengobati penderita rujukan (referral dari Perawat atau Bidan} saja. Akan tetapi
masyarakat biasanya kurang puas bila hanya diperiksa dan diobati seorang Perawat bila di
Puskesmas ada seorang Dokter. Oleh karena itu kiranya waktunya diatur sedemikian rupa
sehingga masyarakat puas dan pekerjaan lain dapat terlaksana dengan baik. Misalnya
pemeriksaan oleh dokter dilakukan pada hari-hari tertentu saja dalam satu minggu,
sedangkan pada hari-hari lain dokter hanya memeriksa rujukan, sehingga masih ada waktu
untuk melakukan tugas-tugas lain. Hal ini perlu diumumkan kepada masyarakat secara
jelas sehingga tidak terjadi salah faham.15
Penting kiranya seorang dokter Puskesmas dalam melakukan pemeriksaan dan
pengobatan penderita, pandangan dan cara berfikir dalam menentukan diagnosa dan
pengobatan tidak semata-mata ditujukan kepada penderita sebagai individu, akan tetapi
pandangan ditujukan kepada keluarga penderita dan dihubungkan pula dengan masyarakat
lingkungan penderita tersebut.
Dalam melaksanakan pemeriksaan dan tindakan pengobatan pergunakanlah semua fasilitas yang
ada dan kemampuan yang dimiliki sebaik-baiknya. Hal ini sangat penting untuk memupuk
kepercayaan masyarakat dan para pejabat di lingkungan kecamatan kepada dokter Puskesmas yang
bersangkutan. Bilamana ada penderita yang tidak dapat diatasi dengan fasilitas dan
kemampuan yang ada, maka penderita perlu dikirim kepada Rumah Sakit yang-
diperkirakan memiliki kemampuan untuk mengatasi penderita tersebut, tentunya dengan
persetujuan penderita setelah cukup diberi motivasi.
Ilmu pengetahuan terus berkembang, maka perlu kiranya diusahakan kesempatan untuk
mengikuti ceramah klinik yang diselenggarakan oleh I.D.I. bila ada, atau membaca
majalah-majalah bidang klinik maupun dalam bidang kesehatan masyarakat. Bila masih
ada kesempatan untuk melakukan praktek di luar jam kerja tentunya bisa dilakukan tanpa
mengabaikan tugas.
2) Dokter Kepala Puskesmas sebagai seorang manager
- Organisasi dan tatalaksana
Puskesmas mempunyai wilayah kerja satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan
yang langsung bertanggung-jawab dalam bidang tehnis kesehatan maupun
administratif kepada Kepala Dinas Kesehatan Tingkat II (Dokabu).
Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa di dalam wilayah kerja Puskesmas merupakan
bagian integral dari Puskesmas. Puskesmas Pembantu melaksanakan sebagian tugas-
tugas Puskesmas sesuai dengan kemampuan tenaga dan fasilitas yang ada dalam
wilayah kerja tertentu yang merupakan sebagian dari wilayah kerja Puskesmas.
Jenis dan jumlah tenaga Puskesmas yang sebenarnya tidak perlu sama untuk setiap
Puskesmas, tetapi disesuaikan dengan jumlah penduduk dan luas daerah yang dicakup
serta keadaan geografis dan perhubungan di wilayah kerjanya.
16
Namun demikian jumlah tenaga yang tersedia belum dapat memenuhi kebutuhan pada
waktu sekarang, maka untuk sementara diadakan pola tenaga yang seragam bagi setiap
Puskesmas INPRES. Yang penting tenaga tersebut bekerja dalam suatu Team, berarti
pekerjaan tenaga yang satu mengisi kekurangan dari tenaga yang lain dan sebaliknya.
Walaupun pekerjaan yang dilakukan berbeda-beda akan tetapi semuanya dengan satu
tujuan, ialah meningkatkan kesehatan dari masyarakat di wilayah kerja Puskesmas dan
di bawah satu pimpinan, ialah Kepala Puskesmas. Tidak ada pengkotakan struktur
dalam Puskesmas.
Kepala Puskesmas perlu melakukan pembagian tugas bersama-sama stafnya
disesuaikan dengan jenis dan jumlah tenaga serta kegiatan yang perlu dilakukan.
Dalam hal ini perlu dipertimbangkan pula lokasi pekerjaan dan waktu pekerjaan,
sehingga bisa diadakan pembagian tugas dan giliran kerja yang merata di antara
tenaga-tenaga Puskesmas yang ada dan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik.
Pertemuan berkala antara Kepala Puskesmas dengan segenap stafnya (termasuk
Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa) perlu dilakukan secara teratur paling sedikit
sebulan sekali. Buku Pedoman Mini Lokakarya Puskesmas dengan lampirannya
merupakan pedoman untuk penyelenggaraan pertemuan berkala tersebut.
Tujuan pertemuan berkala itu antara lain adalah:
1. Menampung masalah/hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan pekerjaan
sehari- hari untuk dipecahkan bersama.
2. Merencanakan bersama kegiatan yang perlu dilakukan dalam bulan berikutnya
atau minggu yang akan datang.
3. Menilai hasil-hasil pekerjaan yang telah dilakukan dalam bulan yang lalu.
4. Meneruskan informasi/instruksi/petunjuk dari atasan untuk diketahui dan
dilaksanakan bersama.
- Bimbingan tehnis dan supervisi
Selain pertemuan berkala dengan segenap staf Puskesmas yang dilakukan di
Puskesmas, Kepala Puskesmas perlu juga datang untuk melihat dan memberi
bimbingan kepada staf Puskesmas secara berkala di tempat mereka bekerja, di
Puskesmas, di Puskesmas Pembantu, di lapangan maupun-di rumah penduduk dalam
17
rangka kunjungan rumah. Hal ini penting sekali dilakukan secara teratur untuk
memelihara disiplin kerja staf Puskesmas.
Dalam kunjungan ini dimanfaatkan pula untuk meningkatkan sistem rujukan (referral
system) dimana konsultasi dari staf Puskesmas dapat dilakukan di tempat mereka
bekerja, disamping melimpahkan pengetahuan dan ketrampilan kepada staf Puskesmas
yang bersangkutan.
- Hubungan kerja antar instansi Kecamatan
Camat merupakan koordinator dari semua instansi/dinas tingkat Kecamatan. Kepala
Puskesmas bertanggung-jawab secara tehnis kesehatan dan administratif kepada
Dokabu. Hubungan dengan Camat merupakan hubungan koordinasi, namun demikian
tanggung-jawab secara moril dari Kepala Puskesmas terhadap Camat tetap ada.
Hubungan kerjasama yang baik perlu dipupuk antara Puskesmas dengan semua instansi
di tingkat kecamatan. Kepala Puskesmas harus secara aktif mencari hubungan
kerjasama dengan instansi-instansi di tingkat kecamatan. Usaha kesehatan tidak dapat
berjalan sendiri dan perlu kerjasama dengan instansi-instansi lain. Pertemuan berkala
antar instansi tingkat Kecamatan perlu diadakan di bawah koordinasi pak Camat.
3) Dokter Kepala Puskesmas sebagai penggerak pembangunan di wilayah kerjanya
Disamping hubungan langsung antara dokter Kepala Puskesmas dan staf dengan anggota
masyarakat sebagai pengunjung Puskesmas dalam rangka pemeriksaan, pengobatan dan
penyuluhan kesehatan, perlu pula dilakukan hubungan keijasama dengan masyarakat
dalam rangka membantu masyarakat menolong mereka sendiri dalam bidang kesehatan.
Khususnya dengan para pemuka masyarakat dalam rangka memperbaiki nasib mereka
baik dalam ruang lingkup kesehatan maupun dalam hal-hal yang berhubungan dengan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Seringkali masyarakat belum dapat mengenal masalah yang mereka hadapi, dan belum
bisa menentukan prioritas masalah yang perlu ditanggulangi. Kepala Puskesmas beserta
segenap stafnya bekerjasama dengan instansi-instansi lain di tingkat kecamatan, perlu
memberi bimbingan kepada masyarakat untuk mengenal masalahnya dan menentukan
prioritas masalah yang perlu ditanggulangi sesuai dengan kemampuan swadaya mereka
sendiri.
18
Untuk itu perlu dilakukan pertemuan-pertemuan baik secara individu dengan pemuka
masyarakat, maupun secara kelompok. Pertemuan ini biasanya dilakukan di luar jam
kerja, sore atau malam. Bilamana diperlukan latihan, maka Kepala Puskesmas dan
segenap stafnya harus dapat melayaninya.
4) Dokter Kepala Puskesmas sebagai tenaga ahli dan pendamping Camat
Program pemerintah pada saat ini baru bisa menempatkan dokter Puskesmas sebagai
seorang sarjana secara merata di kecamatan-kecamatan. Dengan sendirinya harapan dari
seluruh masyarakat kecamatan adalah untuk mendapatkan manfaat dari keahliannya
dalam bidang kesehatan masyarakat maupun pandangan dan cara berfikir yang luas dan
kreatif dari seorang saijana. Maka peranan dokter Puskesmas di kecamatan disamping
sebagai pemimpin Puskesmas, juga merupakan tenaga ahli dan pendamping Camat.
POSYANDU7
A. Pengertian
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah suatu upaya mensinergikan berbagai
layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi perbaikan kesehatan dan gizi, pendidikan dan
perkembangan anak, peningkatan ekonomi keluarga, ketahanan pangan keluarga dan
kesejahteraan sosial.
UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan
masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas
Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. Pemberdayaan masyarakat adalah segala
upaya fasilitasi yang bersifat non instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah
yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan
memanfaatkan potensi setempat.
19
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah proses pemberian informasi kepada
individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti
perkembangan klien, serta proses membantu klien, agar klien tersebut berubah dari tidak tahu
menjadi tahu atau sadar (aspek pengetahuan atau knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek
sikap atau attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan
(aspek tindakan atau practice).
Pelayanan kesehatan dasar di Posyandu adalah pelayanan kesehatan yang mencakup sekurang-
kurangnya 5 (lima) kegiatan, yakni Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB),
imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB)
dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan
masyarakat.
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama
yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama berkaitan
dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang
berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
C. Sasaran
Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya:
Bayi
Anak balita
Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
Pasangan Usia Subur (PUS)
20
D. Fungsi
1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari
petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepat
penurunan AKI, AKB dan AKABA.
2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan
dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
E. Lokasi
Posyandu berada di setiap desa/kelurahan atau sebutan lainnya yang sesuai. Bila diperlukan dan
memiliki kemampuan, dimungkinkan untuk didirikan di RW, dusun, atau sebutan lainnya yang
sesuai.
F. Kedudukan
1. Kedudukan Posyandu Terhadap Pemerintahan Desa/Kelurahan
Pemerintahan desa/kelurahan adalah instansi pemerintah yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan di desa/kelurahan. Kedudukan Posyandu terhadap
pemerintahan desa/kelurahan adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan dan social dasar lainnya yang secara kelembagaan dibina oleh pemerintahan
desa/kelurahan.
2. Kedudukan Posyandu Terhadap Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu
Pokja Posyandu adalah kelompok kerja yang tugas dan fungsinya mempunyai keterkaitan dalam
pembinaan, penyelenggaran/pengelolaan Posyandu yang berkedudukan di desa/kelurahan.
Kedudukan Posyandu terhadap Pokja adalah sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan
aspek administratif, keuangan, dan program dari Pokja.
3. Kedudukan Posyandu Terhadap Berbagai UKBM
UKBM adalah bentuk umum wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, yang salah
satu di antaranya adalah Posyandu. Kedudukan Posyandu terhadap UKBM dan berbagai lembaga
kemasyarakatan /LSM desa/kelurahan yang bergerak di bidang kesehatan adalah sebagai mitra.
4. Kedudukan Posyandu Terhadap Forum Peduli Kesehatan Kecamatan
Forum Peduli Kesehatan Kecamatan adalah wadah pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat di kecamatan yang berfungsi menaungi
dan mengkoordinasikan setiap UKBM. Kedudukan Posyandu terhadap Forum Peduli
21
Kesehatan Kecamatan adalah sebagai satuan organisasi yang mendapat arahan dan dukungan
sumberdaya dari Forum Peduli Kesehatan Kecamatan.
5. Kedudukan Posyandu Terhadap Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung
jawab melaksanakan pembangunan kesehatan di kecamatan. Kedudukan Posyandu terhadap
Puskesmas adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara
teknis medis dibina oleh Puskesmas.
G. Pengorganisasian
Pengelola Posyandu
Pengelola Posyandu adalah unsur masyarakat, lembaga kemasyarakatan, organisasi
kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga mitra pemerintah, dan dunia usaha yang
dipilih, bersedia, mampu, dan memiliki waktu dan kepedulian terhadap pelayanan sosial dasar
masyarakat di Posyandu. Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat
musyawarah pembentukan Posyandu. Kriteria pengelola Posyandu antara lain sebagai berikut:
a. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat.
b. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi masyarakat.
c. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.
Kegiatan Posyandu7
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan. Secara rinci
kegiatan Posyandu adalah sebagai berikut:
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah,
pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas), pemberian tablet besi,
pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri, temu wicara
(konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB
pasca pesalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu oleh kader. Apabila ditemukan
kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
22
2) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan Kelas Ibu Hamil pada
setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan Kelas Ibu
Hamil antara lain sebagai berikut:
Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB
dan gizi
Perawatan payudara dan pemberian ASI
Peragaan pola makan ibu hamil
Peragaan perawatan bayi baru lahir
b. Ibu Nifas dan Menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:
1) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca persalinan, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan
ASI eksklusif dan gizi.
2) Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1 kapsul segera setelah melahirkan
dan 1 kapsul lagi 24 jam setelah pemberian kapsul pertama).
3) Perawatan payudara.
4) Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundus
uteri (rahim). Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
c. Bayi dan Anak balita
Pelayanan Posyandu untuk bayi dan anak balita harus dilaksanakan secara menyenangkan dan
memacu kreativitas tumbuh kembangnya. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu
giliran pelayanan anak balita sebaiknya tidak digendong melainkan dilepas bermain sesama
balita dengan pengawasan orangtua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu disediakan
sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan
Posyandu untuk balita mencakup:
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan dan konseling
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan
deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
23
2. Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah pemberian kondom dan
pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan
KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang serta tenaga
yang terlatih dapat dilakukan pemasangan IUD dan implant.
3. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas Puskesmas. Jenis imunisasi
yang diberikan disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu hamil.
4. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi
penimbangan berat.
Kader Posyandu8
Kader Posyandu yang selanjutnya disebut kader adalah anggota masyarakat yang bersedia,
mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara sukarela.
Tugas kegiatan kader
Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah tenaga
profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya
pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan. Adapun
kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh dokter kader dan semua pihak dalam rangka
melaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang menyangkut didalam maupun diluar Posyandu antara
lain:
a. Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah:
Melaksanan pendaftaran.
Melaksanakan penimbangan bayi dan balita.
Melaksanakan pencatatan hassil penimbangan.
Memberikan penyuluhan.
Memberi dan membantu pelayanan.
Merujuk.
24
b. Kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu KB-kesehatan adalah:
1. Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan penanggulan diare.
2. Mengajak ibi-ibu untuk datang para hari kegiatan Posyandu.
3. Kegiatan yang menunjang upanya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan
yang ada:
pemberantasan penyakit menular.
Penyehatan rumah.
Pembersihan sarang nyamuk.
Pembuangan sampah.
Penyediaan sarana air bersih.
Menyediakan sarana jamban keluarga.
Pembuatan sarana pembuangan air limbah.
Pemberian pertolongan pertama pada penyakit.
P3K
Dana sehat.
Kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.
c. Peranan Kader diluar Posyandu KB-kesehatan:
Merencanakan kegiatan, antara lain: menyiapkan dan melaksanakan survey mawas diri,
membahas hasil survei, menyajikan dalam MMd, menentukan masalah dan kebutuhan
kesehatan masyarakat desa, menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan
bersama masyarakat, membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja.
Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi wawan muka (kunjungan), alat peraga
dan percontohan.
Menggerakkan masyarakat: mendorong masyarakat untuk gotng ronyong, memberikan
informasi dan mengadakan kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lain-
lain.
Memberikan pelayanan yaitu, :
Membagi obat
Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan
Mengawasi pendatang didesanya dan melapor
25
Memberikan pertolongan pemantauan penyakit
Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya
Melakukan pencatatan, yaitu:
KB atau jumlah Pus, jumlah peserta aktif dsb
KIA : jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan dan sebagainya
Imunisasi : jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan jumlah bayi dan balita yang
diimunisasikan
Gizi: jumlah bayi yang ada, mempunyai KMS, balita yang ditimbang dan yang naik
timbangan
Diare: jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang ditemukan dan dirujuk
Melakukan pembinaan mengenai laima program keterpaduan KB-kesehatan dan upanya
kesehatan lainnya.
Keluarga pembinaan yang untuk masing-masing untuk berjumlah 10-20KK atau
diserahkan dengan kader setempat hal ini dilakukan dengan memberikan informasi
tentang upanya kesehatan dilaksanakan.
Melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama keluarga binaan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANTE NATAL CARE (ANC)
1. Pengetahuan
Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.
2. Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan. Tingkat ekonomi rendah, keluarga tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan. Masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu hamil kekurangan energi dan protein, hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.
3. Sosial Budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita
26
meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.
4. Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan. Di tempat yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transpontasi yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil. Sesuai dengan keadaan geografis, luas wilayah dan sarana perhubungan dalam wilayah puskesmas, tidak semua penduduk dapat dengan mudah mendapatkan pelayanan puskesmas. Agar jangkauan pelayanan puskesmas lebih merata dan meluas, puskesmas perlu ditunjang dengan puskesmas pembantu, penempatan bidan di desa yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kondisi geografis yang menantang ini menyebabkan terjadinya peningkatan akses pada pelayanan kesehatan, bahkan di daerah-daerah terpencil.
PROBLEM SOLVING
Prioritas Masalah
Kurangnya peran serta masyarakat dalam kegiatan Puskesmas, disertai faktor lingkungan dan
kebiasaan hidup atau perilaku masyarakat.
Jalan Keluar
Lakukan penyuluhan
Mengubah perilaku masyarakan dan kebiasaan hidup
Mengerti, memahami dan mampu memanfaatkan lingkungan sebaik mungkin
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Dari kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa peran serta masyarakat dalam program yang
diadakan puskesmas serta peranan lingkungan dan tingkah laku masyarakan yang menjadi
target program puskesmas sangat berpengaruh terhadap suksesnya program tersebut.
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Program pedoman kerja puskesmas jilid II. 1999
2. Kanwil Departemen Kesehatan DKI Jakarta. Stratafikasi Puskesmas 2003.Jakarta : 2003
3. Azwar A. Sistem Kesehatan. Dalam: Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi 3.
Jakarta:Bina Rupa Aksara, 1998. h30-34.
4. Departemen Kesehatan RI. Kepmenkes RI No. 1216/ MENKES/ SK/ XI/ 2001 Tentang
Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Edisi ke-4, Jakarta:Depkes RI,2005.
5. Yulifah, Rita,dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Salemba Medika: Jakarta.1996.
6. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
Jakarta : Departemen Kesehatan
7. Gunawan S. Kepala Direktorat Epim Depkes RI. Pertemuan Nasional Program Imunisasi.
Jakarta, tahun 1989.
8. Indonesia Depkes. Posyandu, Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jakarta,1987.
28