para parese
TRANSCRIPT
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 1/34
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Paresis memiliki arti kelemahan dan paraparesis digunakan untuk mendeskripsikan
kelemahan pada kedua tungkai. Pengertian ini kemudian meluas dengan memasukkan
kelainan pola jalan yang disebabkan oleh lesi UMN, bahkan pada keadaan yang tidak disertai
dengan kelemahan pada pemeriksaan otot secara manual. Gangguan ini kemudian dikaitkan
dengan adanya spastisitas yang diinduksi oleh adanya gangguan fungsi dari traktus kortiko
spinalis. Pada orang dewasa, penyebab tersering dari sindroma ini adalah multiple sclerosis
dengan diagnosis banding berupa tumor pada daerah foramen magnum, Chiari malformation,
spondylosis cer ical, arterio enous malformation, dan lateral sclerosis primer.!iagnosis
untuk penyebab sindroma ini tidak bisa ditegakkan dengan melihat gejala klinisnya saja,
tetapi memerlukan pemeriksaan lanjutan seperti " pemeriksaan cairan serebrospinalis, C#
scan, M$%, dan myelography. &,'
(pabila terdapat tanda)tanda cerebellar ataupun tanda)tanda lain selain dari tanda)
tanda gangguan pada kortikospinal bilateral, kemungkinan gangguan yang mendasarinya
adalah multiple sclerosis ataupun penyakit bawaan lain seperti oli opontocerebellar
degeneration. *ombinasi antara tanda)tanda +MN pada lengan dan UMN pada tungkai
menjadi suatu karakteristik dari amyotrophic lateral sclerosis. &,'
1
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 2/34
1.2 Tujuan
Penyusunan referat ini untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap
paraparese inferior
1.3; Manfaat
Manfaat Keilmuan
ebagai tambahan ilmu pengetahuan mengenai paraparese inferior
Manfaat Prakti
ebagai tambahan ilmu dalam menghadapi kasus paraparese inferior
2
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 3/34
BAB II
TIN!AUAN PU"TAKA
2.1 Anat#mi $erte%ra
#ulang belakang atau ertebra adalah tulang tak beraturan yang membentukpunggung
yang mudah digerakkan. terdapat -- tulang punggung pada manusia, tulangcer ical, &'
tulang thora/ 0thoraks atau dada1, 2 tulang lumbal, 2 tulang sacral, dan 3tulang membentuk
tulang ekor 0coccy/1. ebuah tulang punggung terdiri atas duabagian yakni bagian anterior
yang terdiri dari badan tulang atau corpus ertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari
arcus ertebrae. -
Gam%ar 2.1 Tulan& Belakan&
Medula spinalis mulai dari akhir medulla oblongata di foramenmagnum sampaikonus
medullaris di le el #ulang 4elakang +&)+'. Medulla pinalis berlanjut menjadi*auda 56uina
0di 4okong1 yang lebih tahan terhadap cedera. Medula spinalis terdiri atas traktus ascenden
0yang membawa informasi di tubuh menuju ke otak seperti rangsang raba, suhu, nyeri dan
3
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 4/34
gerak posisi1 dan traktus descenden 0yang membawa informasi dari otak ke anggota gerak
dan mengontrol fungsi tubuh1. *etika tulang belakang disusun, foramen ini akan membentuk
saluran sebagai tempat sumsum tulang belakang atau medulla spinalis. !ari otak medula
spinalis turun ke bawah kira)kira ditengah punggung dan dilindungi oleh cairan jernih yaitu
cairan serebrospinal. Medula spinalis terdiri dari berjuta)juta saraf yang mentransmisikan
informasi elektrik dari danke ekstremitas, badan, organ tubuh dan kembali ke otak. 7tak dan
medula spinalismerupakan sistem saraf pusat dan yang mehubungkan saraf)saraf medula
spinalis ketubuh adalah sistem saraf perifer. -
Medula spinalis diperdarahi oleh ' susunan arteri yang mempunyai hubungan
istemewa, yaitu arteri spinalis dan arteri radikularis. (rteri spinalis dibagi menjadi arteri
spinalis anterior dan posterior yang berasal dari arteri ertebralis, sedangkan arteri radikularis
dibagi menjadi arteri radikularis posterior dan anterior yang dikenal juga ramus
ertebromedularis arteria interkostalis. Medula pinalis disuplai oleh arteris pinalis anterior
dan arteri spinalis posterior. Ner us spinalis8akar ner us yang berasal dari medula spinalis
melewati suatu lubang di ertebra yang disebut foramen dan membawa informasi dari medula
spinalis samapi ke bagian tubuh dan dari tubuh ke otak. -
(da -& pasang ner us spinalis dan dibagi dalam empat kelompok ner us spinalis, yaitu 9a. ner us ser ikal 9 pada ner us ini berperan dalam pergerakan dan perabaan pada
lengan, leher, dan anggota tubuh bagian pada bagian sebelah atas
b. ner us thorak 9 mempersarafi tubuh dan perutc. ner us lumbal dan ner us sakral 9
mempersarafi tungkai, kandung kencing, ususdan genitalia.
c. ner us lumbal dan ner us sakral 9 mempersarafi tungkai, kandung kencing, usus
dan genitalia.
4
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 5/34
Gam%ar 2.2 Peta Dermat#mal i tem en #rik araf
2.2 'i i#l#&i "i tem "araf
istem motorik berhubungan dengan sistem neuromuskular terdiri atas Upper motor
neurons 0UMN1 dan lower motor neuron (LMN). Upper motor neurons 0UMN1 merupakan
kumpulan saraf)saraf motorik yang menyalurkan impuls dan area motorik di korteks motorik
sampai inti)inti motorik di saraf kranial di batang otak atau kornuanterior medula spinalis.
4erdasarkan perbedaan anatomik dan fisiologik kelompok UMN dibagi dalamsusunan
piramidal dan susunan ekstrapiramidal. usunan piramidal terdiri dari traktuskortikospinal
5
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 6/34
dan traktus kortikobulbar. Melalui lower motor neuron (LMN) , yangmerupakan kumpulan
saraf motorik yang berasal dari batang otak, pesan tersebut dariotak dilanjutkan ke berbagai
otot dalam tubuh seseorang. *edua saraf motorik tersebutmempunyai peranan penting di
dalam sistem neuromuscular tubuh. istem ini yang memungkinkan tubuh kita untuk
bergerak secara terencana dan terukur. 2
2.2.1 U((er M#t#r Neur#n
#raktus kortiko spinalis berfungsi menyalurkan impuls motorik pada sel)selmotorik
batang otak dan medula spinalis untuk gerakan)gerakan otot kepala dan leher. #raktus
kortikobulber membentuk traktus piramidalis, mempersarafi sel)sel motorik batang otak
secara bilateral, kecuali ner us :%% ; <%%, berfungsi untuk menyalurkan impuls motorik
untuk gerak otot tangkas. !alam klinik gangguan traktus piramidalis memberikan
kelumpuhan tipe UMN berupa parese8paralisis spastis disertai dengan tonus meninggi,
hiperrefleksi, klonus, refleks patologis positif, tak ada atrofi. 2
*elainan traktus piramidalis setinggi 9
) =emisfer 9 memberikan gejala)gejala hemiparesi tipika
) etinggi batang otak 9 hemiparese alternans.
) etinggi medulla spinalis 9 tetra8paraparese.
2.2.2 L#)er M#t#r Neur#n
Merupakan neuron yang langsung berhubungan dgn otot, dapat dijumpai padabatang
otak dan kornu anterior medulla spinalis. Gangguan pada +MN memberikankelumpuhan tipe
+MN yaitu parese yang sifatnya flaccid, arefleksi, tak ada reflekspatologis, atrofi cepat
terjadi. 2
2.* Defini i
6
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 7/34
Paraparesis merupakan lesi intraspinal setinggi atau dibawah le el medulla spinalis
thorakalis dengan deficit sensoris yang dapat diidentifikasi setinggi dermatom medulla
spinalis yang terkena lesi. Paraparesis juga dapat berasal dari lesi pada lokasi lain yang
mempengaruhi UMN 0terutama lesi parasagital dan hidrocepalus1 dan +MN 0lesi pada cornu
anterior, kauda e6uina, dan neuropati perifer1. >
2.+ Eti#l#&i
Paraparesis akut 0lebih sering terjadi pada hitungan hari daripada hitungan jam atau
minggu1 merupakan permasalahan dalam diagnosis. #erjadinya nyeri punggung dan adanya
refleks tendon atau tanda)tanda lesi upper motor neuron 0tabel'1 berarti telah munculnya lesi
kompresif. 3
#abel &. #anda)tanda lesi Upper Motor Neuron 4
Karakteri tik Upper Motor Neuron ,UMN-!eni an i tri%u i
kelema/an
T#nu
Ma a #t#tReflek fi i#l#&iReflek (at#l#&i'a ikula iKl#nu
+esi di otak9 ?distribusi piramidalis@ yaitu bagian distal
terutama otot)otot tangan" ekstensor lengan dan fleksor
tungkai lebih lemah.+esi di medula spinalis9 ber ariasi, bergantung lokasi
lesi.pastisitas9 lebih nyata pada fleksor lengan dan ekstensor
tungkai=anya sedikit mengalami disuse atrophyMeninggi(da#idak ada
eringkali ada
4erdasarkan umur, populasi lebih tua, penyebab terseringnya adalah metastase tumor.
Pada anak)anak atau dewasa muda, sindrom ini lebih tidak menyenangkan karena disertai
dengan nyeri yang penyebab terseringnya adalah mielitis trans ersa akut. Pada anak)anak dan
dewasa, selain gangguan motorik, timbul pula gangguan sensorik. M$% spinal atau mielografi
7
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 8/34
diperlukan sebagai diferensiasi. Pada orang tua, kasus akut paraplegia pada spinal cord jarang
terjadi. indrom tersebut biasanya terjadi setelah operasi klem aorta. 3
Aika refleks tendon hilang disertai tidak adanya sensorik pada pasien dengan paraparesis akut
maka kasus yang sering terjadi adalah sindrom Guillain 4arre. %ni terjadi pada semua umur.=ilangnya sensorik merupakan gejala yang mengarah ke diagnosis sindrom Guillain 4arrenamun, kadang)kadang tidak selalu demikian. !iagnosis pasti ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan C B dan elektromiografi 05MG1. Pada negara berkembang, akut paralisis poliomyelitis juga merupakan penyebab akut paraplegia. 3
5pisode rekuren paraparesis biasanya disebabkan oleh adanya multiple sklerosis atau
adanya malformasi ascular medulla spinalis. 3
*elainan akut pada medulla spinalis dengan deficit UMN biasanya menunjukkan
gejala inkontinensia, hilangnya sensoris dari ekstremitas bawah yang menjalar kearah rostral
tubuh setinggi dermatom medulla spinalis yang terkena lesi, tonus otot bersifat flaccid dan
refle/ tendon menghilang, pada beberapa kasus, penegakan diagnosis didasarkan pada
pencitraan radiologis pada medulla spinalis. 3
*elainan)kelainan UMN tersebut dapat berupa9 3
1; +esi kompresif 0seperti tumor epidural, abscess, ataupun hematoma1
2; %nfark medulla spinalis 0propriosepsi biasanya terganggu1
3; Bistula arterio enous atau kelainan askular lainnya 0trombosis arteri spinalis
anterior1 3
4; Mielitis trans ersa
*elainan pada hemisfer serebral yang dapat menyebabkan paraparesis akut yakni
anterior cerebral artery ischemia 0refle/ mengangkat bahu dapat terganggu1, superior sagittal
sinus atau cortical enous thrombosis, dan acute hydrocephalus. Aika tanda UMN disertai
adanya drowsiness, confusion, seizures, atau tanda hemisferik lainnya tanpa adanya gangguan
sensoris maka penegakan diagnosis dimulai menggunakan M$% otak. Paraparesis merupakan
bagian dari sindrom kauda e6uine yang dapat disebabkan oleh trauma pada punggung bawah,
=NP, dan tumor intraspinal.3
8
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 9/34
Meskipun jarang paraparesis dapat disebabkan oleh neuropati perifer yang
berkembang dengan cepat seperti pada indrom Guillain)4arre atau oleh miopati dan pada
kasus ini studi elektrofisiologis dapat membantu penegakan diagnosa.
2.0 Kla ifika i Para(are e
; Pembagian paraparese berdasarkan kerusakan topisnya 9
a; Paraparese spastik
Parapeaese spastik terjadi kerusakan yang mengenai upper motor neuron 0UMN1,
sehingga menyebabkan peningkatan tonus otot atau hipertoni.
b; Paraparese Blaksid
Paraparese flaksid terjadi karena krusakan yang mengenai lower motor neuron
0+MN1, sehingga menyebabkan penurunan tonus otot atau hipotoni.
; *lasifikasi berdasarkan 7nset 9
Paraparese inferior lesi tipe UMN 9
) (kut 9
%nfeksi non spesifik 0e/9myelitis trans ersa1.
#rauma 0e/9 kontusio, whisplash injury1.
#umor 0tu tumor ganas ; metastasis1
) *ronik 9
%nfeksi spesifik 0#4c1
#umor 0tu tumor jinak1.
Penyakit !egeneratif.
2. Pat#fi i#l#&i
+esi yang mendesak medula spinalis sehingga merusak daerah jaras kortikospinalis
lateral dapat menimbulkan kelumpuhan UMN pada otot otot bagian tubuh yang terletak di
9
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 10/34
bawah tingakt lesi. +esi yang memotong melintang 0trans ersal1 medula spinalis pada tingkat
ser ikal, misalnya C2 dapat mengakibatkan kelumpuhan UMN pada otot yang berada di
bawah C2, yaitu sebagian dari kedua otot otot kedua lengan yang berasal dari miotoma C>
sampai miotoma CD, kemudian otot otot thora/ dan abdomen serta segenap muskular kedua
tungkai. *elumpuhan semacam ini disebut sebagai paraplegi. ,D,E,&F
(kibat terputusnya lintasan somatosensorik dan lintasan autonom neuro egetatif
asenden dan desenden, maka tingkat dari lesi kebawah, penderita tidak merasakan buang air
besar dan buang air kecil serta tidak memperlihatkan reaksi nuero egetatif. ,D,E,&F
+esi trans ersal yang memotong medula spinalis pada tingkat seluler atau tingkat
lumbal yang mengakibatkan kelumpuhan yang pada dasarnya yang serupa denga lesi yang
terjadi pada daerah ser ikal, yaitu pada tingkat lesi dan dibawah tingkat lesi terdapat
kelumpuhan UMN. *elumpuhan +MN pada tingkat lesi melibatkan kelompok otot yang
merupakan sebagian kecil dari muskular toraks dan abdomen, namun kelumpuhan tidak
begitu jelas dikarenakan peranan dari muskular tersebut tidak begitu jelas.
#ingkat lesi trans ersal di medula spinalis mudah terungkap oleh batas defisit
sensorik. !ibawah batas tersebut, tanda tanda UMN dapat ditemukan pada kedua tungkai
secara lengkap.
Paraplalegi dapat disebabkan oleh suatu infeksi, satu hingga dua segmen dari medula
spinalis dapat dirusak secara sekaligus. %nfeksi langsung dapat terjadi melalui emboli septik,
luka terbuka dari tulang belakang, penjalaran osteomielitis, atau perluasan dari proses
meningitis piogenik. %stilah myelitis tidak saja digunakan untuk proses peradangan pada
medula spinalis,namun juga digunkan untuk lesi yang menyerupai proses peradangan dan
proses patologi yang mempunyai hubungan dengan infeksi , adanya tumor, baik tumor
intramedular atau ekstramedular, maupun trauma yang menyederai medula spinalis. ,D,E,&F
2. Pen3akit en&an (ara(ere e
10
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 11/34
2. .1 Multi(le "4ler# i
a; !efinisi
Multiple sclerosis 0M 1 adalah suatu penyakit kronis yang biasanya muncul pada usia
dewasa muda. ecara patologis, penyakit ini dikarakteristikkan sebagai suatu inflamasi,
demyelnisasi dan terdapatnya jaringan parut 0sclerosis1 pada beberapa area 0multiple1 di
substansia alba dari susunan saraf pusat. ,D,E,&F
Penyebab M sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti, namun factor)faktor seperti
mekanisme autoimmune, factor pemicu dari lingkungan dan genetic oleh sebagian ahli dinilai
memiliki peranan penting dalam kejadian M .
b; 5pidemiologi
M menurut penelitian sering mengenai usia dewasa muda. Umur saat pertama kali
terserang M berpuncak pada kisaran '2)-F tahun, sangat jarang kejadian pada usia dibawah
&F tahun dan diatas >F tahun.
M lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria, dengan angka kejadian sekitar
&,3 sampai -,& lebih sering dibandingkan pada pria.
$as juga sangat mempengaruhi angka kejadian dari M . !ilaporkan bahwa populasi berkulit
putih 0kaukasoid1 sangat beresiko tinggi mengalami M dibandingkan dengan yang berkulit
kuning 0mongoloid1 maupun hitam 0negroid1 yang lebih rendah resiko terkena penyakit M
ini. ,D,E,&F
11
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 12/34
c; 5tiologi dan Patogenesis
Penyebab utama dari M sampai saat ini masih belum diketahui. #erdapat dalil yang
menyebutkan bahwa pada indi idu yang secara genetic beresiko, dapat memicu mekanisme
autoimun yang menyebabkan terjadinya demyelinisasi pada usia muda 0yang mungkin
disebabkan oleh irus1.
o Kecenderungan eneti!
eperti sudah sedikit disinggung di atas, disebutkan bahwa populasi berkulit putih lebih
rentan mengalami M , hal ini semakin diperkuat oleh data penelitian yang menyebutkan
bahwa angka kejadian tertinggi terletak pada daerah)daerah yang diin asi oleh bangsa Nordic
dahulu kala. #etapi hal ini tidak dapat menjadikan kesimpulan karena pre alensi menurut ras
sangat dipengaruhi oleh migrasi.
Penelitian pada keluarga yang memiliki lebih dari satu anggota yang terkena M
memberikan data bahwa terjadi predisposisi genetic pada penderita M . Ma"or
#istocompatibility $omple% 0M=C1 pada kromosom > telah diidentifikasikan sebagai gen
yang berperan pada kejadian M . M=C berfungsi untuk mengkode gen pada
#istocompatibility antigens 0=+( system1 yang terlibat pada presentasi antigen ke sel #. Gen
yang paling berperan dari tiga kelas gen)gen =+( adalah alel kelas %%. #erutama pada region
!$ dan ! . Pada orang berkulit putih, haplotipe kelas %% tersebut 0!$&2, ! >, !w'1
dihubungkan dengan peningkatan resiko terjadinya M . Namun, penggambaran haplotype
seperti ini baik pada pasien dengan M maupun pada orang normal tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan.
o &mmunology
12
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 13/34
Menurut bukti yang diambil dari hasil pemeriksaan terhadap darah, cairan C B pada
hewan percobaan yang telah mengalami demyelnisasi memberikan informasi bahwa
mekanisme autoimun terlibat dalam proses kejadian M . ,D,E,&F
Pada pemeriksaan darah tepi, beberapa perubahan non)spesifik terlihat. #erutama
pada M sekunder progresif. Perubahan ini sama seperti yang terjadi pada pasien dengan
penyakit autoimun lain seperti +5. Perubahan yang terjadi tersebut adalah penekanan pada
akti itas gen supresor C!D H sel # dan juga pada autologous mi%ed lymphocyte reaction
0(M+$1. Pada M , seperti juga pada +5, ditemukan penurunan jumlah
C!3HC!32$(Hsuppressor)inducer sel # yang berada pada darah tepi. ,D,E,&F
Pleositosis +C juga sangat umum terjadi, terutama pada fase M akut. el # yang
berfungsi sebagai helper'inducer 0C!3HC!w'EHsel)sel1 menyusun sebagian besar sel dan
ditemukan dengan jumlah yang tinggi pada +C dibandingkan dengan daerah lain.$eaktifitas
sel # ditemukan saat melawan beberapa epitop dari Myelin asic rotein 0M4P1 dan protein
proteolipid.
(ntibodi secreting 4)cells juga diaktifkan pada M , terjadi peningkatan jumlah %gG
pada +C dan sintesis %gG juga meningkat.
%nfiltrasi limfosit dan makrofag peri askuler menjadi suatu ciri dari immunitas P.
+imfosit yang predominan pada M adalah sel)sel helper'inducer 0C!3HC!w'E1. $eseptor %nterleukin)' 0%+)'1 juga dapat dibuktikan pada kebanyakan sel #, yang menjadi pertanda
bahwa sel)sel yang mensekresi sitokin telah diaktifkan secara immunologis.
itokin yang diproduksi oleh sel # yang diaktifkan dan makrofag memegang peranan
penting pada kerusakan jaringan. itokin tersebut akan memanggil tissue necrosis factor
13
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 14/34
0#NB1 yang bersifat toksik terhadap sel)sel oligodendroglial dan myelin, dan dapat ditemukan
pada plak M .
o *irus
!ata epidemiologi yang telah dibahas sebelumnya sempat menyinggung tentang
pajanan lingkungan pada M . 5ncephalitis iral pada anak)anak dapat diikuti oleh
demyelinisasi. Pada binatang percobaan, yang paling sering dipelajari adalah demyelinsasi
yang diinduksi oleh irus +heiler , suatu murine picorna irus.
(pabila terinfeksi oleh irus strain ini, maka dapat berujung pada infeksi
oligodendrosit dengan infiltrasi limfosit peri askuler dan demyelinisasi.
Baktor genetic member pengaruh pada kecenderungan pada terjadinya demyelinisasi
dan penyakit)penyakit klinis lain. *ecenderungan ini dihubungkan dengan pembentukan
respon imun pada hewan saat melawan irus. 7leh karena itu, pada M , demyelinisasi dapat
ditimbulkan oleh infeksi irus, seperti" Measles, rubella, mumps, corona irus, parainfluenIa,
herpes simple/, accinia, dan =#+:)&.
!ua irus yang sangat konsiten terlibat dalam pathogenesis M adalah 5pstein)4arr
irus 054:1 dan human herpes irus > 0==:>1.
o a!tor lainnya
Bactor)faktor lain yang sering disebut sebagai pemicu dari terjadinya M antara lain adala
:aksinasi yang tidak lengkap juga disebutkan sebagai factor yang dapat menyebabkan
terjadinya M .
d; #anda dan Gejala
14
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 15/34
*arena persarafan di otak dan medulla spinalis mengalami kerusakan, pasien dengan M
dapat memiliki gejala)gejala yang terlihat di seluruh tubuh. Gejala)gejala tersebut antara lain9
; Gejala)gejala pada otot9
o *ehilangan keseimbangan
o pasme otot
o Mati rasa pada beberapa anggota tubuh
o *esulitan dalam menggerakkan lengan dan tungkai
o *esulitan dalam berjalan
o *esulitan dalam melakukan gerakan koordinasi dan membuat pergerakan
ringan
o #remor
o Paraparesis 0superior8inferior1
; Gejala)gejala pada usus dan kandung kemih9
o *onstipasi
o *esulitan memulai berkemih
o %nkontinensia
; Gejala)gejala pada pengelihatan9
o Pengelihatan ganda
15
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 16/34
o $asa tidak nyaman pada mata
o Pergerakan mata yang tidak terkontrol
o *ehilangan pengelihatan
; Gejala)gejala seksual9
o !isfungsi ereksi
*elemahan pada tungkai merupakan gejala yang paling umum terjadi, dapat muncul
sebagai monoparesis, hemiparesis, atau tetraparesis, dan yang paling sering adalah
paraparesis asimetrik.
Pada beberapa pasien, terutama yang mengalami gejala late)onset, mungkin akan terjadi
suatu paraparesis spastic atau monoparesis yang berjalan progresif lambat, tanpa adanya
abnormalitas lain kecuali tanda)tanda kortikospinal 0spastisitas, hyperrefle/ia dan refle/
4abinski bilateral1 dan kelumpuhan ringan pada sensasi proprioseptif. Cerebellum dan
penghubungnya dengan batang otak biasanya ikut terlibat, sehingga menyebabkan dysartria,
ata/ia, tremor, dan inkoordinasi pada lengan atau tungkai. ,D,E,&F
e; Pemeriksaan !iagnostic
!alam menegakkan diagnosis multiple sklerosis dibutuhkan beberapa pemeriksaan
penunjang sebagai berikut 9
; Pemeriksaan elektroporesis susunan saraf pusat, antibody Ig dalam SSP yang
abnormal.
Pemeriksaan elektroforesis terhadap P biasanya mengungkap adanya ikatan oligoklonal
0beberapa pita imunoglobulin gamma J%gGK1, yang menunjukkan abnormalitas
16
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 17/34
imunoglobulin. !alam kenyataannya, hampir E2L antibodi %gG normal terlihat di P pada
klien dengan multipel skierosis. Pemeriksaan potensial bangkitan dilakukan untuk membantu
memastikan luasnya proses penyakit den memantau perubahan.
; MRI
C# scan dapat menunjukkan atrofi serebri. M$% menjadi alat diagnostik utama untuk
memperlihatkan plak kecil dan untuk menge aluasi perjalanan penyakit den efek pengobatan.
!isfungsi kandung kemih yang mendasari diagnosis dengan pemeriksaan urodinamik.
Pengujian neuropsikologis dapat diindikasikan untuk mengkaji kerusakan kognitif. $iwayat
seksual menbantu untuk mengindentifikasi hal)hal kekhawatiran khusus. Pemeriksaan M$%
menunukkan bahwa banyak plak tidak menimbulkan gejala serius, dan pasien dengan plak ini
tidak secara serius mengalami gangguan tetapi mengalami periode remisi yang panjang di
antara episode remisi. #erdapat bukti bahwa remielinasi secara actual terjadi pada beberapa
pasien. ,D,E,&F
f; Penatalaksanaan Medis
#ujuan pengobatan adalah menghilangkan gejala dan membantu fungsi klien.
Penatalaksanaan meliputi penatalaksanaan pada serangan akut dan kronik.
Program pengobatan sesuai dengan indi idu, kelompok, dan rasional yang menjadi indikasi
untuk mengurangi gejala dan memberikan dukungan secara terus menerus. 4anyak klien
multipel skierosis mengalami keadaan stabil dan hanya memerlukan pengobatan yang lebih
sering yang ditujukan pada pengontrolan gejala sedangkan yang lain mengalami progresi
penyakit yang mantap.
; Penatalaksanaan erangan (kut 0 Barmakoterapi 1
17
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 18/34
o *ortikosteroid dan (C#= digunakan sebagai agen anti)inflamasi yang
dapat meningkatkan konduksi saraf, menurunkan inflamasi, kekambuhan
dalam waktu singkat atau eksaserbasi 0e/acerbation1. *arena mekanisme
imun merupakan faktor patogenesis multipel sklerosis, make sejumlah
agen farmakologik dicoba untuk modulasi respons imun dan menurunkan
kecepatan perkembangan penyakit den serangan yang sering den
menurunkan keadaan yang semakin buruk. 7bat)obat ini mencakup
aIatioprin, sikiofosfamid, dan interferon.
o 4eta interferon 04etaseron1 telah disetujui untuk digunakan dalam
perjalanan relapsing)remitting. 4eta interferon 04etaseron 1 digunakan
untuk mempercepat penurunan gejala. 4etaseron telah diketahui efektif
dalam menurunkan secara signifikan jumlah dan beratnya eksaserbasi akut
dengan pemindaian M$% yang menunjukkan area demielinisasi yang lebih
kecil pada jaringan otak. %ni merupakan obat baru yang dapat menjanjikan
untuk pengobatan multipel skierosis meskipun telah ratusan kali dicoba.
o Modalitas lain 0misalnya radiasi, kopolimer &, dan kladribin1 sekarang
masih diteliti sebagai pengobatan yang mungkin untuk bentuk multipel
sklerosis progresif.
o 4aklofen sebagai agen antispasmodik merupakan pengobatan yang dipilih
untuk spastisitas. *lien dengan spastisitas beret dan kontraktur
memerlukan blok saraf dan inter ensi pembedahan untuk mencegah
kecacatan lebih lanjut.
o %munosupresan 0immunosuppressant1 dapat menstabilkan kondisi penyakit
18
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 19/34
; Penatalaksanaan Gejala *ronik
o Pengobatan spastic dengan bacloferen 0+ioresal 1, dantrolene
0!antrium 1, diaIepam 0:alim 1, terapi fisik, inter ensi pembedahan.
o *ontrol kelelahan dengan namatidin 0 immetrel 1.
o Pengobatan depresi dengan antidepresan dan konseling.
o Penatalaksanaan kandung kemih dengan antikolinergik dan pemasangan
kateter tetap.
o Penatalaksanaan terhadap kontrol berkemih dan defekasi pada kebanyakan
masalah sulit klien. Umumnya, gejala disfungsi kandung kemih dibagi
menjadi beberapa kategori, yaitu ketidakmampuan untuk menyimpan urine
0hiperefleksi " tidal tertahan1, ketidakmarnpuan mengosongkan kandung
kemih 0hiporefleksi, hipotonik1, dan campuran kedua tipe. 4erbagai ariasi
pengobatan digunakan untuk mengatasi masalah masalah ini. *ateterisasi
sendiri yang dilakukan secara sering efektif digunakan untuk disfungsi
kandung kemih.
o %nfeksi saluran kemih sering terjadi akibat disfungsi neurologis. (sam
askorbat dapat diberikan untuk mengasamkan urine, sehingga menurunkan
kemungkinan bakteri untuk bertumbuh. (ntibiotik diberikan bile
dibutuhkan,
o Penatalaksanaan 4(4 dengan laksatif dan supositoria.
o Penatalaksanaan rehabilitasi dengan terapi fisik dan terapi kerja.
19
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 20/34
o *ontrol distonia dengan karbamaIim 0#reganol 1.
o Penatalaksanaan gejala nyeri dengan karbamaIepin 0#egratol 1, feniton
0!ilantin 1, perfenaIin dengan amitriptilin 0#ria ili 1
2. .2 Tum#r Me ulla "(inali
Defini i
#umor medula spinalis adalah tumor di daerah spinal yang dapat terjadi pada daerah
cer-ical pertama hingga sacral , yang dapat dibedakan atas"
; #umor primer9
o Ainak yang berasal dari
; tulang" osteoma dan !ondroma ,
; serabut saraf disebut neurinoma (.chwannoma 1,
; berasal dari selaput otak disebut Meningioma "
; jaringan otak" lioma, /pendimoma .
o Ganas yang berasal dari
; jaringan saraf seperti" 0strocytoma, Neuroblastoma,
; sel muda seperti Kordoma1
; #umor sekunder9 merupakan anak sebar 0metastase1 dari tumor ganas di daerah
rongga dada, perut , pel-is dan tumor payudara.
E(i emi#l#&i
20
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 21/34
!i %ndonesia. jumlah penderita tumor medula spinalis belum diketahui secara pasti.
Aumah kasus tumor medula spinalis di (merika erikat mencapai &2L dari total jumlah
tumor yang terjadi pada susunan saraf pusat dengan perkiraan insidensi sekitar F,2)',2 kasus
per &FF.FFF penduduk per tahun. Aumlah penderita pria hampir sama dengan wanita dengan
sebaran usia antara -F hingga 2F tahun. !iperkirakan '2L tumor terletak di segmen ser ikal,
22L di segmen thorakal dan 'FL terletak di segmen lumbosakral. ,D,E,&F
#umor intradural intramedular yang tersering adalah ependymoma, astrositoma danhemangioblastoma. 5pendimoma lebih sering didapatkan pada orang dewasa pada usia
pertengahan 0-F)-E tahun1 dan jarang terjadi pada usia anak)anak. %nsidensi ependidoma kira)
kira sama dengan astrositoma. !ua per tiga dari ependydoma muncul pada daerahlumbosakral. ,D,E,&F
!iperkirakan -L dari frekuensi astrositoma pada susunan saraf pusat tumbuh pada
medula spinalis. #umor ini dapat muncul pada semua umur, tetapi yang tersering pada tiga
dekade pertama. (strositoma juga merupakan tumor spinal intramedular yang tersering pada
usia anak)anak, tercatat sekitar EFL dari tumor intramedular pada anak)anak dibawah umur
&F tahun, dan sekitar >FL pada remaja. !iperkirakan >FL dari astrositoma spinalis berlokasi
di segmen ser ikal dan ser ikotorakal. #umor ini jarang ditemukan pada segmen torakal,
lumbosakral atau pada conus medularis. =emangioblastoma merupakan tumor askular yang
tumbuh lambat dengan pre alensi -L sampai &-L dari semua tumor intramedular medula
spinalis. $ata)rata terdapat pada usia -> tahun, namun pada pasien dengan -on #ippel'
Lindau syndrome 0:=+ 1 biasanya muncul pada dekade awal dan mempunyai tumor yang
multipel. $asio laki)laki dengan perempuan &,D 9 &. ,D,E,&F
#umor intradural ekstramedular yang tersering adalah schwanoma, dan meningioma.
chwanoma merupakan jenis yang tersering 02-, L1 dengan insidensi laki)laki lebih sering
dari pada perempuan, pada usia 3F)>F tahun dan tersering pada daerah lumbal. Meningioma
merupakan tumor kedua tersering pada kelompok intradural)ekstramedullar tumor.
Meningioma menempati kira)kira '2L dari semua tumor spinal. ekitar DFL dari spinal
21
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 22/34
meningioma terlokasi pada segmen thorakal, '2L pada daerah ser ikal, -L pada daerah
lumbal, dan 'L pada foramen magnum. ,D,E,&F
Kla ifika i
4erdasarkan asal dan sifat selnya, tumor pada medula spinalis dapat dibagi menjadi
tumor primer dan tumor sekunder. #umor primer dapat bersifat jinak maupun ganas,
sementara tumor sekunder selalu bersifat ganas karena merupakan metastasis dari proses
keganasan di tempat lain seperti kanker paru)paru, payudara, kelenjar prostat, ginjal, kelenjar
tiroid atau limfoma. #umor primer yang bersifat ganas contohnya adalah astrositoma,
neuroblastoma, dan kordoma, sedangkan yang bersifat jinak contohnya neurinoma, glioma,
dan ependimoma. ,D,E,&F
4erdasarkan lokasinya, tumor medula spinalis dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
tumor intradural dan ekstradural, di mana tumor intradural itu sendiri dibagi lagi menjadi
tumor intramedular dan ekstramedular. Macam)macam tumor medula spinalis berdasarkan
lokasinya dapat dilihat pada #abel &.
Gam%ar 2.* ,A- Tum#r intra ural5intrame ular6 ,B- Tum#r intra ural5ek trame ular6
an ,7- Tum#r Ek tra ura
#abel '. #umor Medula pinalis 4erdasarkan Gambaran =istologisnya
22
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 23/34
Ek tra ural Intra ural ek trame ularIntra ural
intrame ular
Chondroblastoma
Chondroma
=emangioma
+ipoma
+ymphoma
Meningioma
Metastasis
Neuroblastoma
Neurofibroma
7steoblastoma
7steochondroma
7steosarcoma
arcoma
:ertebral hemangioma
5pendymoma, tipe my/opapillary
5pidermoid
+ipoma
Meningioma
Neurofibroma
Paraganglioma
chwanoma
(strocytoma
5pendymoma
Ganglioglioma
=emangioblastoma
=emangioma
+ipoma
Medulloblastoma
Neuroblastoma
Neurofibroma
7ligodendroglioma
#eratoma
Eti#l#&i an Pat#&ene i
Penyebab tumor medula spinalis primer sampai saat ini belum diketahui secara
pasti.4eberapa penyebab yang mungkin dan hingga saat ini masih dalam tahap penelitian
adalah irus, kelainan genetik, dan bahan)bahan kimia yang bersifat karsinogenik. (dapun
tumor sekunder 0metastasis1 disebabkan oleh sel)sel kanker yang menyebar dari bagian tubuh
lain melalui aliran darah yang kemudian menembus dinding pembuluh darah, melekat pada
jaringan medula spinalis yang normal dan membentuk jaringan tumor baru di daerah tersebut.
Patogenesis dari neoplasma medula spinalis belum diketahui, tetapi kebanyakan
muncul dari pertumbuhan sel normal pada lokasi tersebut. $iwayat genetik kemungkinan
besar sangat berperan dalam peningkatan insiden pada anggota keluarga 0 syndromic group)
23
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 24/34
misal pada neurofibromatosis. (strositoma dan neuroependimoma merupakan jenis yang
tersering pada pasien dengan neurofibromatosis tipe ' 0NB'1, di mana pasien dengan NB'
memiliki kelainan pada kromosom ''. pinal hemangioblastoma dapat terjadi pada -FL
pasien dengan *on #ippel'Lindou .yndrome sebelumnya, yang merupakan abnormalitas dari
kromosom -. ,D,E,&F
Manife ta i Klini
*eluhan pertama dari tumor medula spinalis dapat berupa nyeri radikuler, nyeri
ertebrae, atau nyeri funikuler. ecara statistik adanya nyeri radikuler merupakan indikasi
pertama adanya space occupying lesion pada kanalis spinalis dan disebut pseudo neuralgia
pre phase . !ilaporkan >DL kasus tumor spinal sifat nyerinya radikuler, laporan lain
menyebutkan >FL berupa nyeri radikuler, '3L nyeri funikuler dan &>L nyerinya tidak jelas - .
Nyeri radikuler dicurigai disebabkan oleh tumor medula spinalis bila9
; Nyeri radikuler hebat dan berkepanjangan, disertai gejala traktus piramidalis; +okasi nyeri radikuler diluar daerah predileksi =NP
seperti C2) , +-)3, +2 dan &
#umor medula spinalis yang sering menyebabkan nyeri radikuler adalah tumor yang
terletak intradural)ekstramedular, sedang tumor intramedular jarang menyebabkan nyeri
radikuler. Pada tumor ekstradural sifat nyeri radikulernya biasanya hebat dan mengenai
beberapa radiks. ,D,E,&F
#umor)tumor intrameduler dan intradural)ekstrameduler dapat juga diawali dengan
gejala ##%* seperti9 hidrosefalus, nyeri kepala, mual dan muntah, papiledema, gangguan penglihatan, dan gangguan gaya berjalan. #umor)tumor neurinoma dan ependimoma
mensekresi sejumlah besar protein ke dalam likuor, yang dapat menghambat aliran likuor di
dalam kompartemen subarakhnoid spinal, dan kejadian ini dikemukakan sebagai suatu
hipotesa yang menerangkan kejadian hidrosefalus sebagai gejala klinis dari neoplasma
intraspinal primer.
4agian tubuh yang menimbulkan gejala ber ariasi tergantung letak tumor di
sepanjang medula spinalis. Pada umumnya, gejala tampak pada bagian tubuh yang sele el
24
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 25/34
dengan lokasi tumor atau di bawah lokasi tumor. Contohnya, pada tumor di tengah medula
spinalis 0pada segmen thorakal1 dapat menyebabkan nyeri yang menyebar ke dada depan
0 girdleshape pattern 1 dan bertambah nyeri saat batuk, bersin, atau membungkuk. #umor yang
tumbuh pada segmen cer ical dapat menyebabkan nyeri yang dapat dirasakan hingga ke
lengan, sedangkan tumor yang tumbuh pada segmen lumbosacral dapat memicu terjadinya
nyeri punggung atau nyeri pada tungkai. ,D,E,&F
Dia&n# i
elain dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis tumor medula spinalis dapat
ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan penunjang seperti di bawah ini.a; +aboratorium
Cairan spinal 0C B1 dapat menunjukkan peningkatan protein dan /antokhrom, dan
kadang)kadang ditemukan sel keganasan. !alam mengambil dan memperoleh cairan
spinal dari pasien dengan tumor medula spinalis harus berhati)hati karena blok
sebagian dapat berubah menjadi blok komplit cairan spinal dan menyebabkan
paralisis yang komplit.
b; Boto Polos :ertebraeBoto polos seluruh tulang belakang > )D2L abnormal. *emungkinan ditemukan erosi
pedikel 0defek menyerupai ?mata burung hantu@ pada tulang belakang lumbosakral
(P1 atau pelebaran, fraktur kompresi patologis, scalloping badan ertebra, sklerosis,
perubahan osteoblastik 0mungkin terajdi mieloma, Ca prostat, hodgkin, dan biasanya
Ca payudara.
c; C#)scan
C#)scan dapat memberikan informasi mengenai lokasi tumor, bahkan terkadang dapat
memberikan informasi mengenai tipe tumor. Pemeriksaan ini juga dapat membantu
dokter mendeteksi adanya edema, perdarahan dan keadaan lain yang berhubungan.
C#)scan juga dapat membantu dokter menge aluasi hasil terapi dan melihat
progresifitas tumor.
d; M$%
Pemeriksaan ini dapat membedakan jaringan sehat dan jaringan yang mengalami
kelainan secara akurat. M$% juga dapat memperlihatkan gambar tumor yang letaknya berada di dekat tulang lebih jelas dibandingkan dengan C#)scan.
25
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 26/34
Dia&n# i Ban in&; (myotrophic +ateral clerosis 0(+ 1; +umbar 0%nter ertebral1 !isk !isorders; Mechanical 4ack Pain; 4rown) e6uard yndrome; %nfeksi Medula pinalis; Cauda 56uina yndrome
Penatalak anaan
Penatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular maupun ekstramedular
adalah dengan pembedahan. #ujuannya adalah untuk menghilangkan tumor secara total
dengan menyelamatkan fungsi neurologis secara maksimal. *ebanyakan tumor intradural)
ekstramedular dapat direseksi secara total dengan gangguan neurologis yang minimal atau
bahkan tidak ada post operatif. #umor)tumor yang mempunyai pola pertumbuhan yang cepat
dan agresif secara histologis dan tidak secara total dihilangkan melalui operasi dapat diterapi
dengan terapi radiasi post operasi.
#erapi yang dapat dilakukan pada tumor medulla spinalis adalah 9
a; Dek amet/a #n 9 &FF mg 0mengurangi nyeri pada D2 L kasus, mungkin juga
menghasilkan perbaikan neurologis1.b; Penatalak anaan %er a ar e8alua i ra i#&rafik
; 4ila tidak ada massa epidural9 rawat tumor primer 0misalnya dengan sistemik
kemoterapi1" terapi radiasi lokal pada lesi bertulang" analgesik untuk nyeri.
; 4ila ada lesi epidural, lakukan bedah atau radiasi 0biasanya -FFF)3FFF cGy
pada &F/ perawatan dengan perluasan dua le el di atas dan di bawah lesi1"
radiasi biasanya seefektif seperti laminektomi dengan komplikasi yang lebih
sedikit.
c; Penatalak anaan arurat ,(em%e a/an9 ra ia i- %er a arkan erajat %l#k an
ke4e(atan eteri#ra i
; bila O DF L blok komplit atau perburukan yang cepat9 penatalaksanaan
sesegera mungkin 0bila merawat dengan radiasi, teruskan deksamethason
keesokan harinya dengan '3 mg %: setiap > jam selama ' hari, lalu
diturunkan 0tappering1 selama radiasi, selama ' minggu.
; bila DF L blok9 perawatan rutin 0untuk radiasi, lanjutkan deksamethason 3
mg selama > jam, diturunkan 0tappering1 selama perawatan sesuai toleransi.
26
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 27/34
. Ra ia i
#erapi radiasi direkomendasikan umtuk tumor intramedular yang tidak dapat
diangkat dengan sempurna. !osisnya antara 32 dan 23 Gy.
e. Pem%e a/an
#umor biasanya diangkat dengan sedikit jaringan sekelilingnya dengan teknik
myelotomy. (spirasi ultrasonik, laser, dan mikroskop digunakan pada pembedahan
tumor medula spinalis.
&ndi!asi pembedahan2
; #umor dan jaringan tidak dapat didiagnosis 0pertimbangkan biopsi bila lesi
dapat dijangkau1. Catatan9 lesi seperti abses epidural dapat terjadi pada pasien
dengan riwayat tumor dan dapat disalahartikan sebagai metastase.
; Medula spinalis yang tidak stabil 0unstable spinal1.
; *egagalan radiasi 0percobaan radiasi biasanya selama 3D jam, kecuali
signifikan atau terdapat deteriorasi yang cepat1" biasanya terjadi dengan tumor
yang radioresisten seperti karsinoma sel ginjal atau melanoma.
; $ekurensi 0kekambuhan kembali1 setelah radiasi maksimal.
K#m(lika i
*omplikasi yang mungkin pada tumor medula spinalis antara lain9
; Paraplegia
; uadriplegia
; %nfeksi saluran kemih
; *erusakan jaringan lunak
; *omplikasi pernapasan
*omplikasi yang muncul akibat pembedahan adalah9
27
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 28/34
; !eformitas pada tulang belakang post operasi lebih sering terjadi pada anak)
anak dibanding orang dewasa. !eformitas pada tulang belakang tersebut dapat
menyebabkan kompresi medula spinalis.
;etelah pembedahan tumor medula spinalis pada ser ikal, dapat terjadi
obstruksi foramen +uschka sehingga menyebabkan hidrosefalus.
Pr#&n# i#umor dengan gambaran histopatologi dan klinik yang agresif mempunyai prognosis
yang buruk terhadap terapi. Pembedahan radikal mungkin dilakukan pada kasus)kasus ini.
Pengangkatan total dapat menyembuhkan atau setidaknya pasien dapat terkontrol dalam
waktu yang lama. Bungsi neurologis setelah pembedahan sangat bergantung pada status pre
operatif pasien. Prognosis semakin buruk seiring meningkatnya umur 0O>F tahun1. ,D,E,&F
2. .* Gan&&uan $a kulari a i Me ulla "(inali
; (natomi
Pembuluh yang mengantar darah pada medulla spinalis berasal dari cabang arteri
ertebralis, arteria intercostalis dan arteria lumbalis. #iga arteri yang membujur memasok
darah pada medulla spinalis yaitu" sebuah arteri spinalis anterior dan dua arteri spinalis
posterior. Pembuluh)pembuluh ini memperoleh bantuan memasok darah oleh segmental yang
dikenal sebagai arteria radicularis. (rteria radicularis anterior dan posterior berjalan
mengiringi radi/ anterior dan posterior ner i spinalis. 4eberapa arteri ini kecil dan hanya
mengantar darah pada akar saraf dan piamater spinalis, yang lain berukuran besar dan
mengadakan hubungan dengan arteria spinalis anterior dan posterior. eluruhnya terdapat
sekitar &3 arteria radicularis yang besar dan &' arteria radicularis yang beranastomosis
dengan arteria spinalis.
28
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 29/34
(rteria radicularis anterior magna 0(damkiewicI1 mengantar darah pada medulla
spinalis daerah torakal sebelah kaudal dan daerah lumbal sebelah cranial, termasuk
intumescentia lumbosacralis. (rteri ini biasanya lebih besar daripada arteria radicularis
lainnya. (rteria radicularis magna ini lebih sering berasal di sebelah kiri dari arteria
intercostalis atau arteria lumbalis. Pembuluh ini sangat penting secara klinis karena
membantu memasok cukup banyak darah pada arteria spinalis anterior yang merupakan
sumber pemasok utama pada medulla spinalisbagian dua pertiga kaudal.
4iasanya terdapat tiga -ena spinalis anterior dan tiga -ena spinais posterior1 :ena)
ena ini melintas membujur, berhubungan bebas satu sama lain dan darah di dalamnya
disalurkan melalui banyak ena radicularis. :ena) ena penyalur darah medulla spinalis dan
ertebra membentuk ple%us -enosi -ertebrales interni , terdiri dari ena) ena yang berdinding
tipis dan tidak berkatup sekeliling dura mater spinalis. :ena) ena ini berhubungan melalui
sinus longitudinal anterior dan sinus longitudinal posterior dengan sinus -enosus durae
matris spinalis crania . :ena spinalis anterior dan posterior dan ple/us enosi ertebrales
menyalurkan isinya ke dalam ena inter ertebralis dan lalu ke dalam ena ertebralis, ena
lumbalis ascendens dan sistem ena aIygos.
Infark Medulla Spinalis
Q 5tiologi
%nfark medulla spinalis biasanya terjadi pada segmen #3)#E dan biasanya disebabkan oleh
ateroma yang melibatkan aorta dan menjadi komplikasi yang paling potensial dari
pembedahan aneurisma torakoabdominal.
Penyebab lain dari infark medulla spinalis yang jarang terjadi diantaranya adalah" gangguan
kolagen pada pembuluh darah, syphilitic angiitis, dissecting aortic aneurysm, embolic
29
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 30/34
infarction, kehamilan, sickle cell disease dan penyakit lainnya. %skemia pada medulla spinalis
dapat terjadi sebagai komplikasi awal dari pembedahan spinal arterio enosus malformation
0(:M1.
Q #anda dan Gejala
#anda dan gejala pada stroke medulla spinalis biasanya muncul dalam hitungan menit atau
jam sejak iskemia berlangsung. Gejala pertama adalah nyeri punggung radicular, nyeri yang
menyebar, dalam pada kedua tungkai atau sensasi terbakar pada kaki. Gejala)gejala sensorik
ini kemudian diikuti oleh munculnya kelemahan yang cepat pada tungkai. 7klusi pembuluh
darah pada arteri spinalis anterior region ser ikal dapat menimbulkan tetraplegia
inkontinensia urin dan feses dan penurunan fungsi sensorik pada daerah di bawah lesi. Pada
lesi ser ikal dapat terjadi depresi pernapasan. *elemahan spastic yang terjadi dapat
disebabkan karena oleh lesi pada traktus kortikospinalis lateralis.
eringnya, stroke medulla spinalsi terjadi pada region midthoracic, yang dapat menyebabkan
munculnya paraplegia, inkontinensia urin, hilangnya sensasi nyeri dan suhu, dan
terganggunya fungsi proprioseptif. *elemahan yang terjadi diikuti oleh munculnya refle/
babinsky. pastisitas dan hiperrefle/ia biasanya muncul dalam beberapa minggu. %nsufisiensi
arteri pada region lumbar menyebabkan terjadinya paraplegia.
Q !iagnosis
!iagnosis stroke medulla spinalis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan M$%, selain dapat
menentukan letak lesi, M$% juga dapat menentukan apakah terdapat kelainan lain seperti
neoplasma atau spondilosis ser ikal.
30
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 31/34
Pemeriksaan punksi lumbal juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah terjadi infeksi
atau perdarahan pada medulla spinalis.
Q Penatalaksanaan
Prinsip umum penatalaksanaan pasien dengan 6uadriplegia atau paraplegia harus dilakukan,
dapat juga diberikan antiplatelet dan antikoagulan, namun belum ada study yang
menunjukkan keefektifitasan penggunaan kedua jenis obat ini sampai sekarang.
Q Prognosis
Prognosis pada pasien dengan stroke medulla spinalis menurut sebuah studi dinyatakan
bahwa tingkat mortalitas pasien dengan stroke medulla spinalis adalah ''L, 2 L mengalami
kelumpuhan sehingga harus menggunakan kursi roda dan '2L harus menggunakan dirawat
menggunakan alat bantu, dan &DL pasien dirawat jalan. ,D,E,&F
31
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 32/34
BAB III
PENUTUP
*.1 KE"IMPULAN
Paraparesis adalah suatu keadaan berupa kelemahan pada ekstremitas. Paraparesis
bukan merupakan suatu penyakit yang berdiri sendiri, namun merupakan suatu gejala yang
disebabkan oleh adanya kelainan patologis pada medulla spinalis.
*elainan) kelainan pada medulla spinalis tersebut diantaranya adalah Multiple
clerosis, suatu penyakit inflamasi dan demyelinisasi yang disebabkan oleh berbagai macam
hal. !iantaranya adalah kelainan genetic, infeksi dari irus dan factor lingkungan. elain itu,
paraparesis juga dapat disebabkan oleh tumor yang menekan medulla spinalis, baik primer
maupun sekunder. Auga dapat disebabkan oleh kelainan ascular pada pembuluh darah
medulla spinalis, yang bisa berujung pada stroke medulla spinalis.
emua keadaan tersebut dapat menyebabkan terjadinya paraparesis inferior, yang
apabila tidak segera ditangani akan memperburuk keadaan penderita. ehingga, diagnosis dan
penanganan yang tepat pada kelainan)kelaianan di atas diharapkan dapat membantu penderita
paraparesis untuk mewujudkan kondisi yang optimal.
32
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 33/34
DA'TAR PU"TAKA
1; $owland +P. yndrome Caused by Reak Muscles. %n9 MerritSs Neurology. && th ed.
New Tork9 +ippincott Rilliams ; Rilkins" 'FF2.
2; adi6 (. Multiple clerosis. %n9 MerritSs Neurology. && th ed. New Tork9 +ippincott
Rilliams ; Rilkins" 'FF2.
3; $. PutI, $. Pabst. 'FF>.(tlas (natomi Manusia obotta 5disi '&.Ailid '. Aakarta9
5GC.
4; !iana *ohnle. 'F&&.Paraplegia. *eck Medical Center of Uni ersity 7f ourthern
California. !iakses dari http988www.keck medical center of usc .org 8 condition 8document 8 '-F>>-diakses 2 !esember'F&'
5; herwood +. 'FF . =uman physiology from cells to system 5disi ke)>. Canada9
#homson4rooks8 Cole".p. )'&&.
6; $owland +P. yndrome Caused by Reak Muscles. %n9 MerritSs Neurology. &&th ed.
New Tork9 +ippincott Rilliams ; Rilkins" 'FF2.
7; =arrop, !. . and haran, (.!. 'FFE. pinal Cord #umors ) Management of %ntradural
%ntramedullary Neoplasms. Jserial onlineK.
http988emedicine.medscape.com8article8'3E-F>)print. J& (pril 'F&&K.
8; mith *A, Mc!onald R%. #he pathophysiology of multiple sclerosis9 the mechanisms
underlying the production of symptoms and the natural history of the disease. Philos
#rans $ oc +ond 4 4iol ci. &EEE 7ctober 'E" -230&-EF19 &>3E &> -.
9; Reisberg +(. :ascular !isease of the pinal Cord. %n9 MerritSs Neurology. &&th ed.
New Tork9 +ippincott Riliams ; Rilkins" 'FF2.
33
8/18/2019 Para Parese
http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 34/34
10; mith *A, Mc!onald R%. #he pathophysiology of multiple sclerosis9 the mechanisms
underlying the production of symptoms and the natural history of the disease. Philos
#rans $ oc +ond 4 4iol ci. &EEE 7ctober 'E" -230&-EF19 &>3E &> -.