paper saepulah
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sulitnya menentukan target hasil produksi yang tepat salah satunya disebabkan oleh sistem kerja alat-alat mekanis yang tidak efisien, misalnya adanya waktu yang hilang percuma karena kondisi alat-alat angkut yang mesti menunggu (antri), adanya kondisi peralatan yang rusak menunggu perbaikan dan kondisi-kondisi lainnya yang tidak terduga, jalan yang sempit sehingga alat (dumptruck) harus menunggu agar alat lain lewat, grade jalan yang cukup curam akan mengurangi kinerja alat dan mempercepat konsumsi bahan bakar, jalan licin akan berpengaruh terhadap keselamatan alat dan operator, kelihaian operator/driver yang senior atau yunior, penguasaan medan kerja, Masih rendahnya kemampuan produksi alat mekanis saat ini disebabkan berkurangnya waktu kerja efektif, sehingga efesiensi kerja alat menurun yang ditimbulkan oleh adanya waktu hambatan pada saat jam kerja dan juga belum baiknya sistem penjadwalan yang dibuat. secara langsung akan berdampak pada borosnya konsumsi bahan bakar. Ditambah lagi sering terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap penggunaan bahan bakar yang kadang hilang dari pantauan pengawas dan kejadian ini sering terjadi di lapangan baik ulah operator atau oknum. Untuk mengatasi hal ini maka perlu diadakan penjadwalan pelayanan keberangkatan dan kedatangan agar alat muat dan alat angkut dapat bekerja secara efektif serta pantauan pengawas agar sering memonitoring para pekerja di jam-jam yang sering di manfaatkan oleh para pekerja yang melakukan kecurangan. Maka untuk mengetahui sejauh mana kondisi diatas dapat teratasi maka dilakukan suatu analisa yang tepat dan akurat yakni salah satunya dengan melakukan analisis mengenai fuel ratio agar terjadi balancing antara konsumsi bahan bakar dan target produksi alat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara meminimalisir konsumsi bahan bakar untuk target produksi yang maksimal.?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan konsumsi BBM menjadi tidak efisien terhadap target produksi.?
C. TUJUAN
1. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan konsumsi bahan bakar terhadap target produksi yang tidak efisien.
2. Menemukan faktor-faktor lain diluar faktor kondisi medan kerja yang menyebabkan kebutuhan bahan bakar tidak seimbang terhadap target produksi.
3. Menemukan solusi untuk meminimalisir konsumsi bahan bakar dan memaksimalkan produksi sesuai target.
BAB II
PEMBAHASAN
Bahan bakar solar (fuel) adalah salah satu element penting yang tak bisa lepas dari kebutuhan kerja suatu perusahaan pertambangan untuk mengoperasikan alat-alat kerja mekanis yang berada di area tambang terbuka (openpit) atau tambang bawah tanah (underground) untuk mencapai target produksi perusahaan, hal ini disebabkan karena hampir sebagian besar operasi penambangan yang menggunakan alat kerja mekanis akan membutuhkan bahan bakar (solar). Dan akhir-akhir ini harga bahan bakar solar meningkat signifikan sehingga berdampak pada meningkatnya biaya pengeluaran perusahaan untuk membeli solar agar operasi penambangan terus berjalan, maka dari itu perlu kiranya ada kajian yang menganalisa terhadap penggunaan bahan bakar(solar) dengan perbandingan produktivitas alat-alat kerja mekanis guna meminimalisir biaya.
Peralatan kerja mekanis pada operasi penambangan merupakan sarana peralatan kerja yang vital untuk menunjang target produksi akhir yang telah ditentukan oleh manajemen perusahaan. Ditinjau dari fungsinya, peralatan produksi dapat diklasifikasikan sebagai :
1. alat gali isi, adalah alat-alat produksi untuk menggali dan mengisikan material hasil; galiannya ke alat angkut.
2. alat angkut, adalah alat-alat produksi untuk mengangkut material menuju proses berikutnya.
3. alat bantu, adalah alat-alat berat yang digunakan untuk kelancaran produksi
Beberapa factor yang harus dipertimbangkan di dalam memilih alat berat guna mengoptimalisasi kerja dan konsumsi bahan bakar antara lain: jenis material, altitude, kapasitas, system penambangan, medan kerja dan ketersediaan dana
I. JOB SITE COMPONENT TRAFFICABILITY
a. Jalan Angkut, Kemiringan dan Jarak (Haul road, grade and distance)Keadaan jalan,jarak,kemiringan dan daya dukung jalan akan sangat
mempengaruhi kemampuan produksi alat berat,terutama produksi alat angkut. Sehingga sebelum dilaksanakan suatu pekerjaan penggalian tanah atau pekerjaan yang menggunakan alat berat, perlu diketahui keadaan tempat kerja. Karena hal tersebut berkaitan dengan daya dukung lokasi terhadap kegiatan yang akan dilakukan
b. Jalan Angkut (Haul Road)
Haul road adalah jalan angkut. Jalan angkut ini haurs dilihat keberadaannya, apakah becek ataukah kuat, atau cukup besar permukaannya. Ini semua perlu di tinjau, karena keadaan jalan angkut akan mempengaruhi besar kecilnya rolling ristance yang ditimbulkan oleh permukaan jalan angkut terhadap roda/ban peralatan pemindahan tanah mekanis.
c. Kemiringan (Grade)
Grade adalah tanjakan dari jalan angkut, kelandaian atau kecuramannya sangat mempengaruhi produksi (output) alat angkut, sebab adanya kemiringan jalan (grade) menimbulkan tahanan tanjakan (grade resistance) yang harus diatasi oleh mesin alat angkut.
d. Jarak Angkut (Distance)
Jarak angkut juga harus dipertimbangkan dalam menentukan kecepatan laju alat angkut tersebut. Kecepatan laju alat angkut makin cepat, maka produksi (output) alat angkut juga semakin besar. Dan ini bergantung pada gaya tarik (Rimpull – RP) yang tersedia pada mesin. Sedangkan gaya tarik (RP) besaranya ditentukan oleh adanya tahanan glinding (rolling resistence – RR) dan tahanan tanjakan (grade resistence – GR). Makin besar RP yang bisa tersedia pada mesin maka kecepatan laju alat angkut juga makin cepat, sehingga produksi (output) alat angkut semakin besar. Kecepatan laju alat angkut disamping ditentukan oleh tersedianya gaya tarik (RP) pada mesin,juga dibatasi oleh panjang maupun pendeknya jarak jalan angkut.
e. Siklus Produksi (Production cycle component)
Untuk memperoleh produksi (output) tertentu harus diperhatikan siklus produksi. Pada Pemindahan Tanah Mekanis siklus produksi dapat meliputi :
a. Pemuatan (Loading).
b. Pengangkutan (Hauling).
c. Penimbunan (Dumping).
d. Kembali (Return).
e. Menempatkan diri (Spot).
f. Pemuatan (Loading)
Merupakan proses pemuatan material hasil galian oleh alat muat-loading equipment (power shovel,back hoe, drag line) yang dimuatkan pada alat angkut (hauling equipment).
g. Pengangkutan (Hauling)
Merupakan pekerjaan pengangkutan material dari loading point ke stockfile atau ke area timbunan/dissposal
h. Kembali (Return)
Merupakan pekerjaan dari alat-alat angkut untuk kembali lagi ke tempat pemuatan setelah menumpahkan muatan pada dumping site (tempat penimbunan).
i. Penempatan diri (Spot)
Merupakan penempatan diri dari alat angkut (haulage unit).
k. Cuaca (Climatic Condition)
Pengaruh cuaca pada suatu daerah kerja (dimana akan berlangsung penggunaan peralatan mekanis) perlu diketahui, karena akan dipakai untuk memperkirakan dalam satu tahun berlangsung hujan selama berapa hari.
II. ELEMEN-ELEMEN PRODUKSI
Produksi adalah laju material yang dapat dipindahkan atau dialirkan per satuan waktu (biasanya per jam). Untuk memperoleh angka produksi ada emnpat parameter yang harus diperrhitungkan, yaitu :(1) kapasitas alat, (2) tenaga kendaraan atau alat, (3) waktu edar (cycle time) dan (4) efisiensi kerja.
a. KAPASITAS ALAT
Kapasitas alat adalah jumlah material yang diisi, dimuat atau diangkut oleh suatu alat berat
b. Volume Material
Dikenal ada tiga bentuk volume material yang mempengaruhio perhitungan pemindahannya, yaitu dinyatakan dalam bank cubic meter (BCM), loose cubic meter (LCM) dan compacted cubic meter (CCM).
c. Pemberaian (swell)
Adalah persentase pemberaian volume material dari volume asli yang dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah material yang harus dipindahkan dari kedudukan aslinya.
d. Faktor Muat (load Factor)
Pada saat material sebanyak 1 BCM dimuatkan kedalam sebuah mangkok (bucket), material yang terangkat oleh mangkok tersebut akan kurang dari 1 BCM karena sepanjang proses penggalian terjadi pengurangan volume akibat adanya pemberaian.
e. Densitas Material
Densitas adalah berat per unit volume dari suatu material. Material mempunyai densitas yang berbeda karena dipengaruhi sifat-sifat fisiknya, antara lain: ukuran partikel, kandungan air, pori-pori dan kondisi fisik lainnya.
f. Faktor Isi (Fill Factor)
Adalah persentase volume yang sesuai atau sesungguhnya dapat diisikan ke dalam bak truck atau mangkok dibandingkan dengan kapasitas teoritisnya
g. Tenaga kendaraan (alat)
Didalam memilih suatu alat untuk pekerjaan penggalian material, bijih, atau overburden harus dipertimbangkan tenaga kendaraan yang mampu mengatasi medan kerja.
h. Waktu edar
Waktu edar atau cycle time maksudnya adalah waktu yang diperlukan alat mulai dari aktifitas pengisian atau pemuatan (loading), pengangkutan (hauling) untuk truck dan sejenisnya atau swing backhoe dan power shovel, pengosongan (dumping(, kembali kosong, dan mempersiapkan posisi (maneuver) untuk diisi.
i. Efisiensi kerja
Efisiensi kerja merupakan elemen produksi yang harus diperhitungkan di dalam upaya mendapatkan harga produksi alat per satuan waktu yang akurat
III. ESTIMASI PRODUKSI ALAT BERAT
Secara umum perhitungan untuk memperkirakan produksi alat berat dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dimana : P = Produksi alat, m3/jam atau ton/jam
E = Efisiensi kerja, menit/jam
I = Faktor Berai (swell Faktor)
H = Kapasitas Alat, m3 atau ton
C = Waktu edar, menit
IxH
P=Ex------------
C
III.1 Keseimbangan truck dan alat muat
Untuk menghitung jumlah truck, disamping berdasarkan target seperti pada persamaan
(2), dapat pula dihitung berdasarka data waktu edar tanpa komponen waktu tunggu.
Jadi rumusnya :
Dimana: NT = jumlah truck
T tc = Total waktu edar truck teoritis tanpa waktu tunggu
Td = Waktu pemuatan termasuk maneuver truck
Perlu dicatat bahwa harga Td adalah lama waktu sebuah truck dimuati material
termasuk maneuver atau spoting time truck agar siap diisi.
III.2 Mengukur Probabilitas
Waktu operasi nyata sebuah truck ditandai dengan aktifitas pemuatan ,
pengangkutan, pengosongan muatan, kembali kosong, tunggu dimuat, dan waktu tunda
lainya.
Apabila ketersediaan (avaibilitas) sebuah truck tertentu untuk beroperasi bebas
dari ketersediaan truck lainnya dalam armada, maka probabilitas sejumlah truck
lainnya atau sisanya (k truck) ditentukan sbb:
Dimana: Pk = Probabilitas truck sisa sejumlah k truck
p = Probabilitas ketersediaan sebuah truck
n = Jumlah total truck dalam armada
k = sejumlah truck sisa
Ttc
NT = --------- Td
Waktu operasi tersedia
P = --------------------------------
Waktu operasi terjadwal
Pk = Pk x (1-p)n-k x Cnk
n! Cn
k = -------------------- k! (n-k)!
IV. ANALISA PENYELESAIAN MASALAH
Permasalahan yang ada di lapangan selanjutnya dipelajari dan dikaji berdasarkan data
yang ada, baik data yang dikumpulkan dari hasil penyelidikan maupun data penunjang dan
didukung berbagai teori yang menunjang permasalahan tersebut, selanjutnya dicarikan
alternatif penyelesaiannnya.
Adapun rincian dari analisa penyelesaian analisis mengenai fuel ratio terhadap produktivitas
alat adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Untuk dapat menganalisa konsumsi bahan bakar alat yang bekerja di suatu lokasi
pada suatu tambang terbuka, maka perlu dipelajari tentang metoda operasi, jenis material,
target produksi perusahaan, jumlah dan spesifikasi dari alat muat-angkut.
2. Tahap Penyelidikan pendahuluan
Tahap penyelidikan pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan deskripsi umum
daerah dan berbagai aktivitas yang dilakukan alat berat menyangkut kajian mengenai fuel
ratio yang akan diselidiki meliputi kondisi jalan, Lebar jalan angkut, kemiringan jalan angkut
dan lebar tikungan, dimensi jenjang,data curah hujan, jarak lokasi pengisian material ke
dumpingan, grade jalan, serta beberapa kegiatan yang berhubungan langsung dengan analisis
fuel ratio.
3.Tahap Penyelidikan Terinci
Tahap penyelidikan terinci dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan untuk penyelesaian masalah , adapun data yang akan diambil, yaitu:
a. Waktu edar dari suatu alat, baik waktu untuk manufer waktu tunggu,
waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu penumpahan dan waktu
antri.
b. Kapasitas alat muat dan alat angkut
c. Kecepatan rata-rata dump truck
d. Waktu kerja efektif
e. Penentuan effisiensi kerja dari alat
f. Swell factor
Sehingga dengan mengetahui parameter-parameter diatas diharapkan didapatkan alternative
penyelesain masalah
ORIENTASI- metoda operasi- jenis material- target produksi-jumlah alat muat dan angkut-spesifikasi alat
penyelidikan Monitoring
- kondisi jalan- Lebar jalan - kemiringan jalan- lebar tikungan- dimensi jenjang-data curah hujan-jarak loading poin ke lokasi dump-slipery-grade jalan-aktivitas lain
Penyelidikan terinci fokus
-Waktu edar-Kapasitas alat muat/angkut -Kecepatan rata-rata dumptruck-Waktu kerja efektif-Penentuan effisiensi kerja-Swell factor
Kesimpulan
Pengolahan data danPenyusunan Laporan dari data-data yang di dapat
IV.I DIAGRAM ALIR ANALISA FUEL RATIO
Tahap Persiapan
BAB III
KESIMPULAN
Analasisi fuel ratio adalah analisis mengenai perbandingan konsumsi bahan
bakar, dengan mengenalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kajian analisis
fuel ratio diharapkan bisa menemukan solusi untuk mengoptimalisasi produktivitas
alat dengan memperkecil biaya pengeluaran untuk kebutuhan solar tanpa mengurangi
kerja optimal alat berat guna mencapai target produksi. Semakin besar potensi
kebutuhan bahan bakar (solar) yang tidak efisien terhadap target pencapaian produksi
maka biaya tambahan untuk pembelian solar pun akan bertambah sehingga berdampak
langsung pada cost recovery perusahaan.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Frederic.S. Hiller & Gerald J. Lieberman.(1981), Introduction to Operation Research, 3rd Edition,
Holden-Day,Inc., Sanfrancisco.
2. Hamdy.A. Taha.(1990), Operation Research An Introduction, 3rd Edition , Macmillan Publishing
Co.,Inc.,New York.
3. Pangestu Subagio, SE, MBA.(1983), Dasar-dasar Operasi Riset (Operation Research), BPFE,
Yogyakarta.
4. Partanto Prodjosumarto.(1995), Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Pertambangan, ITB,
Bandung.
5. Ir. Edy Purwanto ME. (2002), Diktat Perencanaan Tambang Terbuka, Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Teknologi Mineral dan Batubara, Bandung.
6. Indonesianto Yanto, Ir,M.sc (2007), Pemindahan Tanah Mekanis, jurusan Teknik Pertambangan,
UPN, jogjakarta.